bab i pendahuluan a. latar belakang penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_bab i.pdf · 2019. 7....

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral yang menimpa Indonesia berawal dari lemahnya penanaman nilai terhadap anak usia dini. Pada zaman sekarang banyak anak-anak yang menggunakan narkoba, bolos sekolah, tawuran, dan berandal motor, hamil diluar nikah, bahkan banyak anak pada zaman sekarang ini yang melawan orang tua dan menganiaya orang tuanya. Untuk membentuk akhlak seseorang terkait erat dengan kecerdasan emosi, sementara itu kecerdasan itu tidak berarti tanpa ditopangi oleh kecerdasan spiritual. Prasekolah atau masa balita adalah awal yang paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai pada anak karena masa ini yang adalah masa yang sangat berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, sosial, emosional, moral, agama, kepribadian, bahasa, kreatifitas, dan sebagainya. Namun yang terjadi malah sebaliknya, anak lebih banyak dipaksa untuk mengeksplorasi kecerdasan lainnya, khususnya kecerdasan intelektual, sehingga anak sejak awal sudah ditekankan untuk saling bersaing untuk menjadi yang terbaik. Sementara itu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat kurang memberikan dukungan terhadap kecerdasan spiritual pada anak. Anak perlu dibimbing yang berlandaskan pada nilai-nilai agama sebagai alat pengontrol dan pengendali hidup anak, yakni bimbingan agama yang menjadi pedoman dan petunjuk mengenai apa yang harus dilaksanakan didalam

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini krisis moral yang menimpa Indonesia berawal dari lemahnya

penanaman nilai terhadap anak usia dini. Pada zaman sekarang banyak anak-anak yang

menggunakan narkoba, bolos sekolah, tawuran, dan berandal motor, hamil diluar nikah,

bahkan banyak anak pada zaman sekarang ini yang melawan orang tua dan menganiaya

orang tuanya. Untuk membentuk akhlak seseorang terkait erat dengan kecerdasan emosi,

sementara itu kecerdasan itu tidak berarti tanpa ditopangi oleh kecerdasan spiritual.

Prasekolah atau masa balita adalah awal yang paling tepat untuk menanamkan

nilai-nilai pada anak karena masa ini yang adalah masa yang sangat berpengaruh terhadap

potensi pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, sosial, emosional, moral, agama,

kepribadian, bahasa, kreatifitas, dan sebagainya. Namun yang terjadi malah sebaliknya,

anak lebih banyak dipaksa untuk mengeksplorasi kecerdasan lainnya, khususnya

kecerdasan intelektual, sehingga anak sejak awal sudah ditekankan untuk saling bersaing

untuk menjadi yang terbaik. Sementara itu lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat kurang memberikan dukungan terhadap kecerdasan spiritual pada anak.

Anak perlu dibimbing yang berlandaskan pada nilai-nilai agama sebagai alat

pengontrol dan pengendali hidup anak, yakni bimbingan agama yang menjadi pedoman

dan petunjuk mengenai apa yang harus dilaksanakan didalam

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

menciptakan sikap dan prilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam serta membimbing anak

mempunyai akhlak yang mulia.

Karena anak merupakan penerus generasi bangsa serta menjadi tumpuan serta harapan orang tua

dan masa depan. Oleh karena itu, mereka perlu disiapkan sejak awal agar dapat menjadi sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas bagi keluarga, masyarakat, dan turut serta secara aktif dalam

pembangunan nasional. Untuk membentuk sumber daya yang baik haruslah diupayakan pendidikan sejak

dini dan menjadi tanggung jawab semua pihak, baik sekolah, keluarga, masyarakat, maupun pemerintah.

Karakter dan kecerdasan yang dimiliki anak haruslah diwarnai dan ditopangi oleh spiritual yang

bersumber dari nilai-nilai agama. Hal demikian tidak dimiliki secara instan tetapi tercipta melalui proses

panjang dan melibatkan banyak faktor baik faktor kompetensi diri, keluarga, masyarakat, maupun system

nilai yang dianut oleh peserta didik yaitu melalui Bimbingan Agama.

Perkembangan keagamaan atau religiusitas pada anak usia dini mempunyai peran yang sangat

penting, baik bagi perkembangan religiusitas pada anak itu sendiri maupun usia selanjutnya. Penanaman

nilai keagamaan menyangkut konsep tentang keTuhanan, ibadah, nilai, moral, yang berlangsung sejak

dini mampu membentuk religiusitas anak mengakar secara kuat dan mempunyai pengaruh sepanjang

hidup. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut dari anak belum mempunyai konsep-konsep dasar

yang dapat digunakan untuk menolak ataupun menyetujui segala yang masuk pada dirinya. Maka nilai-

nilai agama yang ditanamkan akan menjadi warna pertama dari dasar konsep diri anak. Pada proses

selanjutnya nilai-nilai agama yang telah mewarnai sang anak tersebut terbentuk menjadi kata hati yang

pada usia remaja akan menjadi dasar penilaian dan penyaringan terhadap nilai-nilai yang masuk pada

dirinya.

Kondisi spesial yang diakselerasikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

serta informasi yang begitu cepat dan mudah didapat, membawa perubahan besar diseluruh aspek

kehidupan. Fondasi mental, moral, dan spiritual yang kuat mutlak diperlukan sebagai antisipasi

kecenderungan imitasi (meniru) suatu prilaku.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

Pelaksanann bimbingan agama pada anak usia dini bertujuan untuk memberikan kristalisasi moral

dan norma kehidupan yang Islami yang akan menjadi sikap hidup anak. Selain itu juga pelaksanaan

bimbingan agama ini dimaksudkan untuk membantu, mengarahkan energi seorang anak dalam

pembelajarannya, dan untuk memahami lingkungannya. Anak-anak diberi kesempatan untuk berinteraksi

secara positif dan membangun lingkungan yang Islami, membantu anak memupuk perasaan mengharagai

dan kepercayaan terhadap diri sendiri, keluarga, dan agamanya.

Anak usia dini antara 2-6 tahun adalah fase yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai Islam.

Namun, masih terdapat masalah tersendiri bagi pendidik anak usia dini mengenai pelaksanaan bimbingan

agama anak pada anak usia dini. Untuk itu diperlukan metode penanaman nilai-nilai Islam bagi anak usia

dini yang efektif dan relevan mengikatnya mewrupakan tahapan perkembangan kognitif anak pada tahap

praoperasional. Seorang pendidk harus mengethaui kondisi perkembangan anak, lingkungannya, dan

kesukaannya, untuk memudahkan dalam menanamkan nilai-nilai Islami dalam diri anak. Selain itu

sesungguhnya masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur, paling panjang dan paling dominan

bagi seorang pendidik untuk menanamkan norma-norma (Islam). Pada fase fitrah kanak-kanak begitu

bersih, lugu, polos, jernih, lembut, dan keleturan tubuh yang belum tercemari, dan jiwa yang masih belum

terkontaminasi.

Salah satu tanggung jawab sekolah yaitu mempersiapkan siswa agar mampu mengembangkan

kepribadian yang selaras antara kecerdasan akal, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual sehingga

seimbang antara jasmani dan rohaninya. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan

usianya atau yang diharapkan yakni dapat menjadikan sumber daya mansusia yang berkualitas, sehat,

cerdas, dan terampil.

Untuk mencipatakan generasi penerus yang berkualitas, beriman, dan bertaqwa dalam rangka

menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di era global, pengembangan potensi keagamaan

anak usai dini dianggap begitu penting. Untuk itu, pendidikan guna mengembangkan keagamaan

(Religiusitas) pada anak usia dini sangatlah penting.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

TK Bunda Asuh Nanda adalah suatu lembaga pendidikan dan pengajaran untuk anak usia dini.

Meskipun TK Bunda Asuh Nanda bukan pendidikan yang berlembagakan Islam, tetapi TK Bunda Asuh

Nanda memuat berbagai macam kegiatan dan pelajaran tentang nilai-nilai keagamaan baik yang

dilaksanakan didalam kelas maupun diluar kelas. Lokasi TK Bunda Asuh Nanda di Ujungberung Indah

Raya No. 1 Bandung Ujungberung Indah Blok 15 No. 26 Bandung.

Visi dari TK Bunda Asuh Nanda adalah menjadi PAUD unggulan, holistic, instegratif menuju

terwujudnya anak Indonseia yang sehat, cerdas, ceria, berkarakter, berbudaya, beriman dan bertaqwa.

Dari penjabaran diatas penulis ingin meneliti bagaimana pelaksanaan bimbingan agama dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual anak yang ada di TK Bunda Asuh nanda ini. Dalam hal ini TK

Bunda Asuh Nanda yang akan diteliti, dan berdasarkan latang belakang diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Bimbingan Agama Dalam Mengembangkan

Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini di TK Bunda Asuh Nanda”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Proses Bimbingan Agama dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia

Dini di TK Bunda Asuh Nanda Ujungberung Kota Bandung ?

2. Bagaimana Pelaksanaan Metode Bimbingan Agama dalam Mengembangkan Kecerdasan

Spiritual Anak Usia Dini di TK Bunda Asuh Nanda Ujungberung Kota Bandung ?

3. Apa Media yang digunakan dalam Pelaksaan Bimbingan Agama dalam Mengembangkan

Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini di TK Bunda Asuh Nanda Ujungberung Kota Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan pijakan dari setiap kegiatan penulisan, sesuai dengan perumusan masalah yang

sudah dikemukakan di atas, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan :

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

1. Untuk mengetahui Proses Bimbingan Agama dalam Mengembangkan Kecerdasan Anak Usia

Dini

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam Pelaksaan Bimbingan Agama dalam

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini

3. Untuk mengetahui media yang digunakan Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Dapat memberikan wacana kepada para Guru tentang pengembangan keagamaan pada anak usia

dini, dan untuk menambah khasanah keilmuan dan wawasan bagi penyusun khususnya dan pembaca pada

umumya.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual

anak usia dini melalui bimbingan agama, dan diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan acuan

perbaikan bagi pihak-pihak yang terkait dalam pendidian anak usia dini.

E. Kerangka Berfikir

Pemikiran peneliti berpijak pada teori-teori serta konsep yang mendukung, maka penelitian ini

berpijak dari teori:

Pertama, tentang Bimbingan Keagamaan yang dapat diartikan sebagai usaha pemberian bantuan

kepada seorang yang mengalami kesulitan, baik lahir maupun batin yang menyangkut kehidupan dimasa

kini dan masa mendatang.

Bimbingan sebagai tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau

perkumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar

individu atau sekumpulan individu dapat mencari kesejahteraan hidupnya.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

Sedangkan Menurut M. Arifin (Amin, 2010: 19) bimbingan agama merupakan segala kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami

kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya

sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa sehingga

timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya.

Manusia yang merupakan makhluk religius, akan tetapi dalam perjalanan hidupnya manusia jauh

dari hakekatnya tersebut. Bahkan dalam kehidupan keagamaan pun kerapkali muncul pula berbagai

masalah yang menimpa dan menyulitkan individu, dalam hal ini setiap individu sangat membutuhkan

bimbingan agama sebagai sarana pencegahan terhadap permasalahan yang akan dihadapinya. Dalam

proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat .

Dengan demikian bimbingan keagamaan islam merupakan proses untuk membantu seseorang

agar : (1) memahami ketentuan dan petunjuk Allah tentang kehidupan beragama (2) menghayati

ketentuan dan petunjuk tersebut (3) mau dan mampu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah untuk

beragama dengan benar dan akan bisa hidup di dunia dan akhirat (Faqih, 2004 : 61-62).

Bimbingan agama dapat diberikan dengan berbagai metode, seperti dalam al-Quran surat an-Nahl

ayat 125 :

ن يى أىحسى لت ه م ب ل اد نىة وىجى ظىة الىسى وع مى ال ة وى لكمى يل رىبكى ب ب سى لى ادع إينى تىد ه م ل لىم ب وى أىع ه ه وى يل ب ل عىن سى لىم بىن ضى وى أىع ن رىبكى ه إ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk” (Depag, 2012: 281).

Adapun proses pemberian bantuan bimbingan agama yakni terhadap diri sendiri (Nafsiyyah),

individu (fardiyyah), atau kelompok kecil (Fiah Qolilah) agar dapat keluar dari berbagai kesulitan untuk

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

mewujudkan kehidupan pribadi, individu dan kelompok yang salam, hasanah Thoyyibah dan

memperoleh ridho Allah dan dunia akhirat (Arifin, 2009:8).

Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan keagamaan merupakan proses pemberian bantuan

terhadap individu atau kelompok agar mampu mengatasi kesulitan-kesulitan rohaniahnya dengan caranya

sendiri dan agar senantiasa dapat mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, sehingga akan timbul

harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya.

Tujuan bimbingan agama adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya, agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.

Fungsi bimbingan agama menurut Aunur Rahim (2002:35) ada 4 yaitu: Pertama, fungsi preventif

adalah mebantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Kedua, fungsi kuratif

adalah membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. Ketiga, fungsi

preservative adalah membantu individu agar situasi yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu

bertahan lama. Keempat, fungsi development adalah membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab

munculnya masalah baginya. Jadi, fungsi bimbingan adalah mengarahkan individu supaya terhindar dari

masalah dan berusaha untuk mengembalikan kondisinya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Metode bimbingan Agama menurut Aunur Rahim Faqih ada dua yaitu: pertama, metode

komunikasi langsung atau disingkat menjadi metode langsung yang meliputi metode individual, dan

metode kelompok. Kedua, metode tidak langsung.

Kedua, berpijak pada teori tentang kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshal Kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna kehidupan,

nilai-nilai, dan keutuhan diri yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

(Sukidi, 2004:4).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

Mujib dan Mudzakir mengungkapkan kecerdasan spiritual merupakan konsep yang

berhubungan dengan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan mendayagunakan makna-

makna, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan spiritualnya, kehidupan spiritual disini meliputi hasrat

untuk hidup bermakna yang memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari makna hidup dan

mendambakan hidup bermakna (Abdul Mujib & Mudzakir, 2001:13).

Kecerdasan spiritual menurut Khalil A Khavari di definisikan sebagai fakultas dimensi non-

material kita atau jiwa manusia. Ia menyebutnya sebagai intan yang belum terasah dan dimiliki oleh

setiap insan. Kita harus mengenali seperti adanya, menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekat

yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi (Sukidi,

2004 : 77).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah

kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna,

nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesame makhluk hidup, karena merasa

sebagai bagian dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih

positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan

seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat

kesadaran diri yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil

pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi,

mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang

mengerti akan makna hidupnya.

F. Langkah-langkah Penelitian

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di TK Bunda Asuh Nanda Ujungberung Kota Bandung. Alasan penelitian di

TK Bunda Asuh Nanda karena Penulis tertarik dengan Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual anak usia dini. Selain alasan diatas, yaitu karena lokasi penelitian

tersebut berdekatan dengan kampus, dengan demikian efektivitas penelitian ini memberikan kemudahan

pada penulis.

2. Metode Peneletian

Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah

menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting social, atau hubungan.

Sedangkan metode pendekatan yang digunakan dalam proposal skripsi ini adalah pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif sering digunakan dalam suatu fenomena social termasuk di dalamnya kajian

terhadap ilmu pendidikan, manajemen dan administrasi bisnis, kebijakan public, pembangunan, atau ilmu

hukum. Pendekatan kualitatif menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di lapangan secara empiris

mengenai pelaksaan bimbingan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini.

3. Jenis Data

Jenis data merupakan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang diajukan. Jenis data dalam

penelitian ini berupa data kualitatif yang berkaitan dengan proses Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan

penulis yaitu.

a. Data tentang pelaksanaan bimbingan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak

usia dini

b. Data tentang faktor penghambat pelaksanaan bimbingan agama dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual anak usia dini

c. Data tentang hasil bimbingan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak usia dini.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

4. Sumber Data

Data merupakan hasil dari fakta yang telah terjadi di lapangan. Maka sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer dalam peneltian ini adalah bersumber dari TK Bunda Asuh Nanda, alasannya mereka

dipandang mengetahui tentang permasalahan yang dicari.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah sejumlah data yang diperlukan dan memiliki hubungan

dengan masalah yang dibahas oleh penulis, namun berdasarkan literature dalam studi kepustakaan

mendayagunakan berbagai informas atau ilmu pengetahuan yang terdapat dalam buku-buku, artikel,

skripsi, jurnal, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

5. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah tekhnik yang digunakan untuk mengamati secara lansung peristiwa atau

kegiatan pelaksanaan bimbingan agama yang sedang dilaksanakan di TK Bunda Asuh Nanda.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu tekhnik pengumpulan data dengan penulis melakukan Tanya jawab dan

wawancara langsung dengan pihak yang diteliti. Adapun wawancara yang dilakukan pada penelitian

ini adalah wawancara secara langsung dengan Guru TK Bunda Asuh Nanda tentang pelaksanaan,

faktor penghambat, dan hasil yang dicapai dari pelaksanaan bimbingan agama dalam megembangkan

kecerdasan spiritual anak usia dini. Untuk kelancaran wawancara ini peneliti menggunakan alat

perekam, catatan, kamera, dan lain sebagainya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan oleh peneliti agar dapat menarik kesimpulan penelitian secara objektif,

tepat dan benar sehingga hasil penelitian tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan pembimbing dalam

menerapkan bimbingan agama bagi peserta didik dalam mengembangkan kecerdasan spiritual. Dalam hal

ini peneliti menganalisis data-data mengenai program keagamaan dan data-data perkembangan peserta

didik anak TK Bunda Asuh Nanda Ujungberung Kota Bandung.

Dalam hal ini peneliti menganalisis data dengan menggunakan analisis kualitatif melalui tahapan

sebagai berikut :

a. Inventaris data, penggabungan seluruh data baik yang diperoleh dari lapangan maupun dari

kepustakaan, yang ada hubungannya dengan bimbingan agama dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual anak usia dini.

b. Analisis selama di lapangan, yaitu mengklasifikasikan dan menafsirkan data yang diperoleh dari

hasil wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.

c. Display data, runtutan data yang telah dikumpulkan dan diklasifikasikan untuk mempermudah

penarikan kesimpulan dari data berupa tabel, lampiran, dan lain-lain.

d. Interpretasi data, yakni menafsirkan dan menjelaskan data dengan kerangka pemikiran dan teori

yang digunakan pada pembahasan dan kesimpulan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/21812/4/4_BAB I.pdf · 2019. 7. 15. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini krisis moral