bab i pendahuluan a. latar belakang masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/bab i.pdf · salah satu kota...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam negara hukum, hukum
merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, salah satu ciri utama dari suatu negara
hukum terletak pada kecenderungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum. Artinya bahwa
sebuah negara dengan konsep negara hukum selalu mengatur setiap tindakan dan
tingkah laku masyarakatnya berdasarkan atas undang-undang yang berlaku untuk
menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup, agar
sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945 yaitu setiap
negara berhak atas rasa aman dan bebas dari segala bentuk kejahatan.1
Masyarakat menginginkan untuk mendapatkan dan mendambakan kehidupan
yang tertib dan damai dalam bermasyarakat. Hal tersebut salah satunya diupayakan
melalui penegakan hukum. Dengan penegak hukum yang baik diharapkan akan
menimbulkan ketertiban, keamanan, dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat.
1 Jimly Asshiddiqie, 2006 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jendral dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, hlm. 69
![Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/2.jpg)
Penegakan hukum dapat dilakukan melalui usaha pencegahan, pemberantasan, dan
penindakan.
Dalam penegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu
kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan. Hukum harus dilaksanakan dan
ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi
peristiwa yang konkrit. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena
dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas
menciptakan kepastian hukum karena bertujuan ketertiban masyarakat. Sebaliknya
masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Hukum
adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus
memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat.2
Di dalam Negara Indonesia sendiri penegakan hukum dalam masyarakat selalu
dibebankan kepada aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang mempunyai
peran penting menjalankan penegakan hukum salah satunya adalah Kepolisian.
Institusi Kepolisian merupakan suatu institusi yang dibentuk negara guna menciptakan
ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat baik dalam pencegahan,
pemberantasan, dan penindakan dalam hal terjadinya pelanggaran hukum.
Kepolisian sebagai pihak yang memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian.
2 Sudikno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm.
160
![Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/3.jpg)
Menjelaskan bahwa Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi
dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan
pengertian kepolisian tersebut kepolisian sebagai pihak yang memelihara ketertiban
dan keamanan masyarakat tercantum dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2002 Tentang Kepolisian yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, dan memberi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.3 Tugas pokok kepolisian memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
tersebut dimana aman dan tertib itu adalah kondisi dinamis masyarakat sebagai salah
satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka
tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan dan ketertiban
masyarakat.
Kepolisian sebagai penegak hukum adalah melakukan penyidikan dan
penyelidikan pada suatu tindak pidana. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Tentang Hukum Acara Pidana Pasal 1 Angka 2, menjelaskan bahwa Penyidikan adalah
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Sedangkan penyelidikan menurut Pasal 1 angka 5 adalah serangkaian tindakan
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
3 Sadjijono, 2010, Memahami Hukum Kepolisian, LakBang Pressindo, Yogyakarta, hlm. 109
![Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/4.jpg)
pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini. Dari penjelasan Pasal tersebut dapat
disimpulkan bahwa institusi Kepolisian merupakan suatu lembaga yang diberi
wewenang oleh negara yang diharapkan mampu membantu proses penyelesaian tindak
pidana.
Melakukan penyelidikan dan penyidikan pada suatu tindak pidana oleh
Kepolisian, yaitu dalam jajaran Kepolisian Resort yang menugaskan kepada Satuan
Reserse Kriminal untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan tersebut. Yang
dimaksud dengan Satuan Reserse Kriminal adalah unsur pelaksana utama di tingkat
Kepolisian Resort yang berada di bawah Kapolres yang bertugas membina fungsi dan
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
dalam rangka penegakan hukum, koordinasi dan pengawasan operasional dan
administrasi penyidikan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.4 Untuk
melakukan penyelidikan dan penyidikan tersebut Satuan Reserse Kriminal
berpedoman kepada wewenang kepolisian yaitu dalam pasal 15 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian yaitu menerima laporan dan/atau
pengaduan, membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketertiban umum, mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit
masyarakat, mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
4 http://www.suduthukum.com/2017/04/pengertian-satuan-reserse-kriminal.html, diakses pada
tanggal 18 April 2017
![Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/5.jpg)
persatuan dan kesatuan bangsa, mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup
kewenangan administratif kepolisian, melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai
bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan, melakukan tindakan
pertama di tempat kejadian, mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret
seseorang, mencari keterangan dan barang bukti, menyelenggarakan Pusat Informasi
Kriminal Nasional, mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan
dalam rangka pelayanan masyarakat, memberikan bantuan pengamanan dalam sidang
dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat,
menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 berisikan antara lain yaitu,
melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa peran
kepolisian sebagai suatu alat keamanan negara sangat penting. Khususnya dalam upaya
pencegahan, penanggulangan, dan pengungkapan jaringan pelaku kejahatan dalam hal
ini, tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Salah satu caranya, dengan
membentuk jaringan informasi dibidang keamanan khususnya dalam kasus tindak
pidana pencurian kendaraan bermotor dan memberikan masukan kepada para Satuan
Reserse Kriminal Polres Tanah Datar khususnya pada unit Jatandras (Kejahatan dan
Kekerasan) yang memang bertugas mengatur mengenai situasi, lokasi, dan jam rawan
serta jaringan pelaku kasus pencurian kendaraan bermotor.
Dengan adanya aturan hukum pidana serta penegakan terhadap hukum yang
dilakukan oleh kepolisian tersebut, bukan berarti masalah kejahatan semata-mata
![Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/6.jpg)
menjadi teratasi dengan sendirinya. Kenyataan telah membuktikan, bahwa kejahatan
hanya dapat dicegah dan dikurangi, tetapi sulit diberantas secara tuntas.5 Salah satu
penyebab terjadinya kejahatan adalah keadaan perekonomian masyarakat yang
cenderung semakin sulit, sangat memprihatinkan dan menyulitkan masyarakat akibat
kurangnya lapangan kerja, serta rendahnya tingkat penghasilan masyarakat merupakan
beban yang dialami sebagian besar masyarakat saat ini. Berbagai hal tersebut
menyebabkan mereka berusaha untuk menutupi kekurangan uang untuk memenuhi
kebutuhan hidup, termasuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan aturan
hukum yaitu dengan cara melakukan suatu tindak pidana. Tindak pidana yang sering
terjadi ditengah-tengah masyarakat saat ini adalah tindak pidana pencurian khususnya
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor atau yang sering dikenal dengan istilah
Curanmor yang banyak meresahkan masyarakat saat ini.
Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor tergolong dalam tindak pidana
pencurian di dalam hukum pidana. Tindak pidana pencurian biasa atau dalam bentuk
pokok diatur di dalam Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi
:
“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
denda paling banyak enam puluh.”
5 Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 2
![Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/7.jpg)
Tindak pidana pencurian banyak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana dengan beberapa macam pembagian atau jenis-jenis pencurian yang antara lain,
Pencurian dengan pemberatan diatur dalam Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, pencurian ringan diatur dalam Pasal 364 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, pencurian dengan kekerasan diatur dalam Pasal 365 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, dan pencurian dalam keluarga diatur dalam Pasal 367 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.
Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor banyak terjadi di kota- kota besar
di Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada
tahun 2016 tindak pidana yang paling sering terjadi adalah kasus tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor. Hingga pada bulan Desember tahun 2016 kasusnya
mencapai 2.830 kasus. Kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor mengalami
peningkatan dibanding tahun lalu. Pada tahun 2015 terjadi sekitar 2.657 kasus,
sedangkan pada tahun 2016 terjadi 2.830 kasus.6
Tidak hanya di kota-kota besar seperti Kota Padang yang banyak terjadi tindak
pidana pencurian kendaraan bermotor. Bahkan di daerah-daerah kecil pun banyak
terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Salah satu daerah yang banyak
terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor adalah Kabupaten Tanah Datar
Provinsi Sumatera Barat. Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Datar dalam
6 http://www.beritasatu.com/nasional/407244-polda-sumbar-tindak-pidana-di-tahun-2016-
turun.html, diakses pada tanggal 17 Februari 2017
![Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/8.jpg)
menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor menggunakan
penanggulangan preventif dan represif.
Penanggulangan preventif, yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah
sebelum terjadinya tindak pidana seperti melakukan himbauan kepada masyarakat
berupa memasang kunci ganda pada kendaraannya ketika di parkir dan memarkir
kendaraannya di tempat yang telah disediakan untuk parkir, hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya pencurian kendaraan bermotor agar masyarakat lebih
berhati-hati dalam menjaga kendaraan bermotornya serta mempersempit peluang
pelaku dalam melakukan pencurian kendaraan bermotor. 7
Penanggulangan represif yaitu penanggulangan yang dilakukan setelah
terjadinya tindak pidana, berupa menerima laporan bahwa telah terjadi pencurian
kendaraan bermotor dan pencurian kendaraan bermotor ini ditangani oleh Penyidik
Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Datar, selanjutnya Penyidik Satuan Reserse
Kriminal Polres Tanah Datar dalam melakukan penyidikan menyeluruh terhadap suatu
tindak pidana khususnya tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dan kemudian
menindak pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor sesuai dengan prosedur.
Bentuk penanggulangan yang dilakukan oleh Penyidik Satuan Reserse
Kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor, nyatanya tindak pidana pencurian kendaraan bermotor semakin meningkat
7 Hasil Wawancara dengan Bripka Nurman, SH, Pada hari Senin pukul 16.00 WIB Tanggal 3
April 2017
![Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/9.jpg)
dari tahun ketahun di Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan hasil pra-penelitian yang
penulis lakukan di Polres Kabupaten Tanah Datar, jumlah kasus tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan yaitu, pada tahun 2014
sebanyak 17 kasus, pada tahun 2015 meningkat menjadi 41 kasus, dan pada tahun 2016
meningkat menjadi 47 kasus.8 Maka dari pada itu untuk menanggulangi tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini perlu
diberikan perhatian khusus dari penegak hukum khususnya dari aparat Satuan Reserse
Kriminal Polres Tanah Datar untuk menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di Kabupaten Tanah Datar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “UPAYA PENYIDIK SATUAN RESERSE KRIMINAL POLRES
TANAH DATAR DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA
PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANAH DATAR
(Studi di Polres Tanah Datar)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas agar penulisan ini menjadi lebih terarah dan
mencapai tujuan maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
8 Berdasarkan data dari GK Sat Reskrim Polres Tanah Datar, Pada hari Selasa pukul 11.00 WIB
Tanggal 28 Februari 2017
![Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/10.jpg)
1. Bagaimanakah Upaya Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Datar
dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di
Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar)?
2. Apakah yang menjadi Kendala oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres
Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar) ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang diuraikan di atas,
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Upaya Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah
Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar)
2. Untuk Mengetahui Kendala oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres
Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar)
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi penulis, pembaca, maupun masyarakat, diantranya :
![Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/11.jpg)
1. Manfaat Teoritis
Adapun penelitian ini dilakukan untuk melatih kemampuan penulis dalam
melakukan penelitian dan dapat merumuskan hasil penelitian tersebut ke dalam bentuk
tulisan.
a. Menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.
b. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan dibidang hukum, yakni dilakukan
dengan mempelajari catatan, dokumen-dokumen, buku-buku, dan juga
literatur-literatur yang ada.
c. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain sesuai dengan
bidang penelitian yang penulis teliti.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan informasi, baik kepada kalangan akademis maupun
kepada kalangan masyarakat bagaimanakah Upaya Penyidik Satuan
Reserse Kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres
Tanah Datar).
b. Dapat memberikan informasi, baik kepada kalangan akademisi maupun
kalangan masyarakat apakah Kendala oleh Penyidik Satuan Reserse
Kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres
Tanah Datar).
![Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/12.jpg)
E. Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat
ataupun teori mengenai suatu permasalahan yang terjadi, bahan perbandingan
dan menjadi pegangan teoritis.9 Kerangka teori juga merupakan pemikiran
teori, tesis, mengenai suatu kasus atas permasalahan (problem) yang dapat
dijadikan bahan perbandingan yang mungkin disetujui ataupun tidak dan
merupakan masukan eksternal bagi pembaca.10 Teori-teori yang digunakan
dalam melakukan penelitian ini dan juga teori yang memiliki pengaruh terhadap
isi penelitian, yaitu :
a. Penegakan Hukum
Menurut Soerjono Soekanto, secara konsepsional, maka inti dan arti
penegak hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai
yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan
mengejawantahan dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai
tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan
kedamaian pergaulan hidup. Konsepsi yang mempunyai dasar filosofis
tersebut, memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih
konkret.11
9 M. Solly Lubis, 1994, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, CV Mandar Maju, Bandung, hlm. 27 10 Bambang Waluyo, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 43 11 Soerjono Seokanto, 2011, Faktor-Faktor Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hlm. 5
![Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/13.jpg)
Masalah Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-
faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif dan negatifnya
terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut :12
1. Faktor hukumnya sendiri, yang di dalam tulisan ini akan dibatasi
pada undang-undang saja.
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk dan
menerapkan hukum..
3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut
berlaku dan diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan erat, oleh karena itu
merupakan esensi dari penegak hukum, juga merupakan tolak ukur dari
pada efektivitas penegakan hukum.
Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk menanggulangi
kejahatan secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna.
Dalam rangka menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana
12 Ibid, hlm. 8
![Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/14.jpg)
sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa
sarana pidana maupun non hukum pidana, yang dapat di integrasikan
satu dengan yang lainnya. Apabila sarana pidana dipanggil untuk
menanggulangi kejahatan, berarti akan dilaksanakan politik hukum
pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil perundang-
undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu
waktu dan untuk masa-masa yang akan datang.13
Penegakan hukum itu sendiri harus diartikan dalam kerangka tiga
konsep yaitu dengan sebagai berikut :
a. Konsep penegakan hukum yang bersifat total (total enforcement
concept) yang menuntut agar semua nilai yang ada di belakang
norma hukum tersebut ditegakkan tanpa terkecuali.
b. Konsep penegakan hukum yang bersifat penuh (full
enforcement concept) yang menyadari bahwa konsep total perlu
dibatasi dengan hukum acara dan sebagainya demi
perlindungan kepentingan individual.
c. Konsep penegakan hukum actual (actual enforcement concept)
yang muncul setelah diyakini adanya diskresi dalam penegakan
hukum karena keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan
dengan sarana-prasarana, kualitas sumber daya manusianya,
13 Barda Nawawi Arif, 2002, Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.
109
![Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/15.jpg)
kualitas perundang-undangannya dan kurangnya partisipasi
masyarakat.14
b. Penanggulangan Kejahatan
Secara sosiologis kejahatan juga meliputi segala tingkah laku manusia,
walaupun tidak atau belum ditentukan dalam undang-undang, toh pada
hakikatnya oleh warga masyarakat dirasakan dan ditafsirkan sebagai
tingkah laku atau perbuatan secara ekonomis, maupun psikologis,
menyerang atau merugikan masyarakat, dan melukai perasaan susila dalam
kehidupan bersama.15
Menyadari tingginya tingkat kejahatan, maka secara tidak langsung
mendorong pula perkembangan dari pemberian reaksi terhadap kejahatan
dan pelaku pada hakikatnya berkaitan dengan maksud dan tujuan dari
usaha penanggulangan kejahatan tersebut. Upaya penanggulangan
kejahatan telah dilakukan semua pihak, baik pemerintah maupun
masyarakat pada umumnya. Berbagai program serta kegiatan yang telah
dilakukan sambil terus mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam
mengatasi masalah tersebut. Salah satunya usaha Kepolisian Republik
14 Marjono Reksodipuro, 1997, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana Kumpulan Karangan
Buku Kedua, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Lembaga Kriminologi Universitas
Indonesia, Jakarta, hlm. 120 15 R. Soesilo, 1976, Kriminologi (Pengetahuan Tentang Sebab-Sebab Kejahatan), Pelita,
Bogor, hlm. 13
![Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/16.jpg)
Indonesia dalam pengendalian dan penanggulangan kejahatan yang
berkisar pada masalah-masalah :
1. Penanggulangan kejahatan oleh instansi pemerintah dengan bantuan
seluruh masyarakat, baik yang bersifat preventif, represif, maupun
reformatif (Memperbaiki Narapidana).
2. Memperbaiki susunan, tugas dan pekerjaan instansi-instansi yang
bersangkutan dengan penanggulangan kejahatan agar supaya dapat bekerja
dengan efektif seperti kepolisian yang baik, kejaksaan yang tangguh,
pengadilan yang representatif, lembaga pemasyarakatan yang efektif, dan
pembinaan hukum yang berwibawa.
3. Penanggulangan kejahatan melalui pencegahan dan jalan usaha pembinaan
masyarakat seperti dalam bidang-bidang penghidupan, pendidikan agama,
kesenian, olahraga, rekreasi, dan lain-lain.
4. Penanggulangan kenakalan anak-anak yang dalam bahasa asing disebut
“Juvenile delinquency”.16
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa upaya penanggulangan
kejahatan mencakup aktivitas preventif dan sekaligus berupaya untuk
memperbaiki perilaku seseorang yang telah dinyatakan bersalah (sebagai
seorang narapidana) dilembaga pemasyarakatan. Dengan kata lain upaya
penanggulangang kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif.
16 Ibid, hlm. 90
![Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/17.jpg)
a. Upaya Preventif
Penanggulangan kejahatan secara preventif dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali.
Menurut A. Qirom Samsudin M, dalam kaitannya untuk
melakukan tindakan preventif adalah pencegahan kejahatan lebih
baik dari pada mendidik penjahat menjadi baik kembali, sebab
bukan saja diperhitungkan segi biaya tapi usaha ini lebih mudah
dan akan mendapat hasil yang memuaskan atau mencapai tujuan.17
b. Upaya Represif
Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan
secara konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan.18
Penanggulangan dengan upaya represif dimaksudkan untuk
menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya yang
dilakukannya merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan
merugikan masyarakat, sehingga tidak akan mengulanginya dan
orang lain juga tidak akan melakukannya mengingat sanksi yang
akan ditanggungnya sangat berat.
17 A. Qirom Samsudin M, Sumaryo E, 1985, Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari Segi
Psikolog dan Hukum, Liberti, Yogyakarta, hlm. 46 18 Soedjono D 1976, Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention), Alumni, Bandung, hlm.
32
![Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/18.jpg)
2. Kerangka Konseptual
a. Upaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata upaya
mempunyai arti usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya) daya upaya
menegakkan keamanan patut dibanggakan.19
b. Penyidik
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Penyidik adalah
pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk
melakukan penyidikan
c. Satuan Reserse Kriminal
Satuan Reserse Kriminal adalah unsur pelaksana utama di tingkat
Kepolisian Resort yang berada dibawah Kapolres. Satuan Reserse
Kriminal bertugas membina fungsi dan menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dalam rangka
penegakan hukum, koordinasi dan pengawasan operasional dan
19 http://kbbi.co.id/arti-kata/upaya, diakses pada tanggal 7 Maret 2017
![Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/19.jpg)
administrasi penyidikan sesuai ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku.20
d. Menanggulangi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menanggulangi berasal dari
kata tanggulang yang berarti menghadapi atau mengatasi. Sedangkan
penanggulangan mengandung arti proses dan cara perbuatan
menanggulangi.21
e. Tindak Pidana
Menurut Moeljatno adalah perbuatan yang oleh aturan hukum pidana
dilarang dan diancam dengan pidana, barang siapa yang melanggar
larangan tersebut.22
f. Pencurian
Pengertian pencurian menurut pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana yang menegaskan bahwa pencurian adalah “Barang siapa
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.
20 http://www.suduthukum.com/2017/04/pengertian-satuan-reserse-kriminal.html, diakses
pada tanggal 18 April 2017 21 http://kbbi.web.id/tanggulang, diakses pada tanggal 7 Maret 2017 22 Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 54
![Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/20.jpg)
g. Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor dalam Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap
kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
kendaraan yang berjalan di atas rel.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtut dan baik
dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan maupun guna menguji kebenaran maupun ketidakbenaran dari suatu
pengetahuan, gejala atau hipotesa. Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan
baik maka perlu menggunakan suatu metode penelitian yang baik dan tepat.
Metodologi merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada di dalam penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.23
1. Metode Pendekatan
Pendekatan masalah yang penulis gunakan dalam penelitian hukum ini
termasuk dalam penelitian hukum yuridis empiris, maka yang diteliti pada
awalnya adalah data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan penelitian
terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat.24 Penelitian yang
dilakukan di lapangan untuk memperoleh data sehingga dapat menjawab
23 Soerjono Soekanto, 2006, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 7 24 Soerjono Soekanto, 2012, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.
52
![Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/21.jpg)
permasalahan yang dihadapi dalam menanggulangi tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk menjelaskan
bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum (law
enforcement). Penelitian jenis ini dapat mengungkapkan permasalahan-
permasalahan yang ada dibalik pelaksanaan dan penegakan hukum.25 Dalam
penelitian ini penulis mencoba mengambarkan tentang bagaimana upaya
penyidik satuan reserse kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Tanah, dan Kendala
oleh penyidik satuan reserse kriminal Polres Tanah Datar dalam
menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten
Tanah Datar.
3. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
25 Amiruddin & Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hlm. 134-135
![Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/22.jpg)
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
penelitian di lapangan.26 Yaitu di Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah
Datar.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari penelitian ke
perpustakaan dan juga buku-buku yang penulis miliki sendiri maupun
sumber bacaan lain yang berkaitan dengan judul skipsi penulis untuk
mencari dan mengumpulkan bahan-bahan hukum seperti :
1) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.27 Bahan hukum
primer berupa ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang
ada kaitannya dengan materi skripsi penulis dan kaitan dengan
permasalahan hukum yang akan dipecahkan. Bahan hukum primer
diantaranya adalah :
a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981
Tentang Hukum Acara Pidana
26 Ibid, hlm. 12 27 Ibid, hlm. 31
![Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/23.jpg)
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat
hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu
dalam menganalisis dan memahami peraturan perundang-
undangan.28 Bahan hukum sekunder ini terdiri dari tulisan-tulisan
yang tidak berbentuk peraturan perundang-undangan baik yang
telah di publikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Bahan
hukum sekunder ini di antaranya seperti buku atau literatur,
seminar, simposium, lokakarya, skripsi, dan juga artikel-artikel
serta jurnal hukum yang dapat dipertanggungjawabkan
keilmiahannya.
3) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
sekunder seperti Kamus Bahasa Indonesia dan kamus hukum,
ensilopedia, dan sebagainya.
28 Ibid, hlm. 32
![Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/24.jpg)
4. Sumber Data
Adapun sumber untuk mendapatkan data-data yang diperlukan maka
penulis melakukan penelitian dengan 2 cara :
a. Penelitian Kepustakaan
Dalam tahap penelitian ke perpustakaan ini penulis berusaha
menghimpun data seperti buku-buku, undang-undang atau sumber bacaan
lain yang ada kaitannya dengan penelitian penulis.
b. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan
erat dengan permasalahan yang akan dibahas, dengan melakukan
wawancara dengan penyidik di Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah
Datar.
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis dapat memanfaatkan data yang didapat
di sumber data, data tersebut kemudian dikumpulkan dengan metode sebagai
berikut :
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara
menggunakan metode Pengambilan Sampel (Sampling) dengan
responden beberapa orang polisi Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah
![Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/25.jpg)
Datar yang mewakili seluruh populasi yang ada secara terstruktur yaitu di
samping penulis menyusun pertanyaan, penulis juga mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan masalah yang telah
penulis rumuskan.
b. Studi Dokumen
Pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan
menganalisis data tersebut. Dalam studi dokumen atau bahan pustaka ini
penulis menggunakan buku, peraturan perundang-undangan, dan sumber
tertulis lain yang berhubungan dengan penelitian penulis. Pengumpulan
data juga dilakukan penulis di lapangan dengan mengolah dokumen-
dokumen yang penulis dapatkan di lapangan.
6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan editing, yaitu proses penelitian
kembali terhadap catatan, berkas-berkas, informasi yang dikumpulkan oleh
para pencari data.29
b. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dengan melakukan studi dokumen dan
wawancara, kemudian disusun dan di analisa dengan menggunakan metode
kualitatif yaitu analisis yang dilakukan melalui penjelasan dengan
29 Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 168
![Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022040700/5d506a1588c993554d8b6999/html5/thumbnails/26.jpg)
menggunakan kalimat yang menghubungkan peraturan perundangan-
undangan terkait dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Sehingga
diperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap, sistematis, dan akan
mendapatkan kesimpulan.30
30 Ibid, hlm. 169