bab i pendahuluan a. latar belakang masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/bab i.pdf · salah satu kota...

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam negara hukum, hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, salah satu ciri utama dari suatu negara hukum terletak pada kecenderungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum. Artinya bahwa sebuah negara dengan konsep negara hukum selalu mengatur setiap tindakan dan tingkah laku masyarakatnya berdasarkan atas undang-undang yang berlaku untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup, agar sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945 yaitu setiap negara berhak atas rasa aman dan bebas dari segala bentuk kejahatan. 1 Masyarakat menginginkan untuk mendapatkan dan mendambakan kehidupan yang tertib dan damai dalam bermasyarakat. Hal tersebut salah satunya diupayakan melalui penegakan hukum. Dengan penegak hukum yang baik diharapkan akan menimbulkan ketertiban, keamanan, dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat. 1 Jimly Asshiddiqie, 2006 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, hlm. 69

Upload: halien

Post on 12-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam negara hukum, hukum

merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, salah satu ciri utama dari suatu negara

hukum terletak pada kecenderungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum. Artinya bahwa

sebuah negara dengan konsep negara hukum selalu mengatur setiap tindakan dan

tingkah laku masyarakatnya berdasarkan atas undang-undang yang berlaku untuk

menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup, agar

sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945 yaitu setiap

negara berhak atas rasa aman dan bebas dari segala bentuk kejahatan.1

Masyarakat menginginkan untuk mendapatkan dan mendambakan kehidupan

yang tertib dan damai dalam bermasyarakat. Hal tersebut salah satunya diupayakan

melalui penegakan hukum. Dengan penegak hukum yang baik diharapkan akan

menimbulkan ketertiban, keamanan, dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat.

1 Jimly Asshiddiqie, 2006 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jendral dan

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, hlm. 69

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

Penegakan hukum dapat dilakukan melalui usaha pencegahan, pemberantasan, dan

penindakan.

Dalam penegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu

kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan. Hukum harus dilaksanakan dan

ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi

peristiwa yang konkrit. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena

dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas

menciptakan kepastian hukum karena bertujuan ketertiban masyarakat. Sebaliknya

masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Hukum

adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus

memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat.2

Di dalam Negara Indonesia sendiri penegakan hukum dalam masyarakat selalu

dibebankan kepada aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang mempunyai

peran penting menjalankan penegakan hukum salah satunya adalah Kepolisian.

Institusi Kepolisian merupakan suatu institusi yang dibentuk negara guna menciptakan

ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat baik dalam pencegahan,

pemberantasan, dan penindakan dalam hal terjadinya pelanggaran hukum.

Kepolisian sebagai pihak yang memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian.

2 Sudikno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm.

160

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

Menjelaskan bahwa Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi

dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan

pengertian kepolisian tersebut kepolisian sebagai pihak yang memelihara ketertiban

dan keamanan masyarakat tercantum dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 Tentang Kepolisian yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum, dan memberi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat.3 Tugas pokok kepolisian memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

tersebut dimana aman dan tertib itu adalah kondisi dinamis masyarakat sebagai salah

satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka

tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan dan ketertiban

masyarakat.

Kepolisian sebagai penegak hukum adalah melakukan penyidikan dan

penyelidikan pada suatu tindak pidana. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

Tentang Hukum Acara Pidana Pasal 1 Angka 2, menjelaskan bahwa Penyidikan adalah

serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-

undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat

terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

Sedangkan penyelidikan menurut Pasal 1 angka 5 adalah serangkaian tindakan

penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak

3 Sadjijono, 2010, Memahami Hukum Kepolisian, LakBang Pressindo, Yogyakarta, hlm. 109

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan menurut cara

yang diatur dalam undang-undang ini. Dari penjelasan Pasal tersebut dapat

disimpulkan bahwa institusi Kepolisian merupakan suatu lembaga yang diberi

wewenang oleh negara yang diharapkan mampu membantu proses penyelesaian tindak

pidana.

Melakukan penyelidikan dan penyidikan pada suatu tindak pidana oleh

Kepolisian, yaitu dalam jajaran Kepolisian Resort yang menugaskan kepada Satuan

Reserse Kriminal untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan tersebut. Yang

dimaksud dengan Satuan Reserse Kriminal adalah unsur pelaksana utama di tingkat

Kepolisian Resort yang berada di bawah Kapolres yang bertugas membina fungsi dan

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

dalam rangka penegakan hukum, koordinasi dan pengawasan operasional dan

administrasi penyidikan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.4 Untuk

melakukan penyelidikan dan penyidikan tersebut Satuan Reserse Kriminal

berpedoman kepada wewenang kepolisian yaitu dalam pasal 15 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian yaitu menerima laporan dan/atau

pengaduan, membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat

mengganggu ketertiban umum, mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit

masyarakat, mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam

4 http://www.suduthukum.com/2017/04/pengertian-satuan-reserse-kriminal.html, diakses pada

tanggal 18 April 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

persatuan dan kesatuan bangsa, mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup

kewenangan administratif kepolisian, melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai

bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan, melakukan tindakan

pertama di tempat kejadian, mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret

seseorang, mencari keterangan dan barang bukti, menyelenggarakan Pusat Informasi

Kriminal Nasional, mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan

dalam rangka pelayanan masyarakat, memberikan bantuan pengamanan dalam sidang

dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat,

menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 berisikan antara lain yaitu,

melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa peran

kepolisian sebagai suatu alat keamanan negara sangat penting. Khususnya dalam upaya

pencegahan, penanggulangan, dan pengungkapan jaringan pelaku kejahatan dalam hal

ini, tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Salah satu caranya, dengan

membentuk jaringan informasi dibidang keamanan khususnya dalam kasus tindak

pidana pencurian kendaraan bermotor dan memberikan masukan kepada para Satuan

Reserse Kriminal Polres Tanah Datar khususnya pada unit Jatandras (Kejahatan dan

Kekerasan) yang memang bertugas mengatur mengenai situasi, lokasi, dan jam rawan

serta jaringan pelaku kasus pencurian kendaraan bermotor.

Dengan adanya aturan hukum pidana serta penegakan terhadap hukum yang

dilakukan oleh kepolisian tersebut, bukan berarti masalah kejahatan semata-mata

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

menjadi teratasi dengan sendirinya. Kenyataan telah membuktikan, bahwa kejahatan

hanya dapat dicegah dan dikurangi, tetapi sulit diberantas secara tuntas.5 Salah satu

penyebab terjadinya kejahatan adalah keadaan perekonomian masyarakat yang

cenderung semakin sulit, sangat memprihatinkan dan menyulitkan masyarakat akibat

kurangnya lapangan kerja, serta rendahnya tingkat penghasilan masyarakat merupakan

beban yang dialami sebagian besar masyarakat saat ini. Berbagai hal tersebut

menyebabkan mereka berusaha untuk menutupi kekurangan uang untuk memenuhi

kebutuhan hidup, termasuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan aturan

hukum yaitu dengan cara melakukan suatu tindak pidana. Tindak pidana yang sering

terjadi ditengah-tengah masyarakat saat ini adalah tindak pidana pencurian khususnya

tindak pidana pencurian kendaraan bermotor atau yang sering dikenal dengan istilah

Curanmor yang banyak meresahkan masyarakat saat ini.

Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor tergolong dalam tindak pidana

pencurian di dalam hukum pidana. Tindak pidana pencurian biasa atau dalam bentuk

pokok diatur di dalam Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi

:

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,

diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau

denda paling banyak enam puluh.”

5 Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 2

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

Tindak pidana pencurian banyak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana dengan beberapa macam pembagian atau jenis-jenis pencurian yang antara lain,

Pencurian dengan pemberatan diatur dalam Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, pencurian ringan diatur dalam Pasal 364 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana, pencurian dengan kekerasan diatur dalam Pasal 365 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana, dan pencurian dalam keluarga diatur dalam Pasal 367 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana.

Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor banyak terjadi di kota- kota besar

di Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada

tahun 2016 tindak pidana yang paling sering terjadi adalah kasus tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor. Hingga pada bulan Desember tahun 2016 kasusnya

mencapai 2.830 kasus. Kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor mengalami

peningkatan dibanding tahun lalu. Pada tahun 2015 terjadi sekitar 2.657 kasus,

sedangkan pada tahun 2016 terjadi 2.830 kasus.6

Tidak hanya di kota-kota besar seperti Kota Padang yang banyak terjadi tindak

pidana pencurian kendaraan bermotor. Bahkan di daerah-daerah kecil pun banyak

terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Salah satu daerah yang banyak

terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor adalah Kabupaten Tanah Datar

Provinsi Sumatera Barat. Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Datar dalam

6 http://www.beritasatu.com/nasional/407244-polda-sumbar-tindak-pidana-di-tahun-2016-

turun.html, diakses pada tanggal 17 Februari 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor menggunakan

penanggulangan preventif dan represif.

Penanggulangan preventif, yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah

sebelum terjadinya tindak pidana seperti melakukan himbauan kepada masyarakat

berupa memasang kunci ganda pada kendaraannya ketika di parkir dan memarkir

kendaraannya di tempat yang telah disediakan untuk parkir, hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi terjadinya pencurian kendaraan bermotor agar masyarakat lebih

berhati-hati dalam menjaga kendaraan bermotornya serta mempersempit peluang

pelaku dalam melakukan pencurian kendaraan bermotor. 7

Penanggulangan represif yaitu penanggulangan yang dilakukan setelah

terjadinya tindak pidana, berupa menerima laporan bahwa telah terjadi pencurian

kendaraan bermotor dan pencurian kendaraan bermotor ini ditangani oleh Penyidik

Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Datar, selanjutnya Penyidik Satuan Reserse

Kriminal Polres Tanah Datar dalam melakukan penyidikan menyeluruh terhadap suatu

tindak pidana khususnya tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dan kemudian

menindak pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor sesuai dengan prosedur.

Bentuk penanggulangan yang dilakukan oleh Penyidik Satuan Reserse

Kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan

bermotor, nyatanya tindak pidana pencurian kendaraan bermotor semakin meningkat

7 Hasil Wawancara dengan Bripka Nurman, SH, Pada hari Senin pukul 16.00 WIB Tanggal 3

April 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

dari tahun ketahun di Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan hasil pra-penelitian yang

penulis lakukan di Polres Kabupaten Tanah Datar, jumlah kasus tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan yaitu, pada tahun 2014

sebanyak 17 kasus, pada tahun 2015 meningkat menjadi 41 kasus, dan pada tahun 2016

meningkat menjadi 47 kasus.8 Maka dari pada itu untuk menanggulangi tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini perlu

diberikan perhatian khusus dari penegak hukum khususnya dari aparat Satuan Reserse

Kriminal Polres Tanah Datar untuk menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan

bermotor di Kabupaten Tanah Datar.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “UPAYA PENYIDIK SATUAN RESERSE KRIMINAL POLRES

TANAH DATAR DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA

PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANAH DATAR

(Studi di Polres Tanah Datar)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas agar penulisan ini menjadi lebih terarah dan

mencapai tujuan maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

8 Berdasarkan data dari GK Sat Reskrim Polres Tanah Datar, Pada hari Selasa pukul 11.00 WIB

Tanggal 28 Februari 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

1. Bagaimanakah Upaya Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Datar

dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di

Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar)?

2. Apakah yang menjadi Kendala oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres

Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan

bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang diuraikan di atas,

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Upaya Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah

Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar)

2. Untuk Mengetahui Kendala oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres

Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan

bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres Tanah Datar)

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat

dan berguna bagi penulis, pembaca, maupun masyarakat, diantranya :

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

1. Manfaat Teoritis

Adapun penelitian ini dilakukan untuk melatih kemampuan penulis dalam

melakukan penelitian dan dapat merumuskan hasil penelitian tersebut ke dalam bentuk

tulisan.

a. Menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.

b. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan dibidang hukum, yakni dilakukan

dengan mempelajari catatan, dokumen-dokumen, buku-buku, dan juga

literatur-literatur yang ada.

c. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain sesuai dengan

bidang penelitian yang penulis teliti.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan informasi, baik kepada kalangan akademis maupun

kepada kalangan masyarakat bagaimanakah Upaya Penyidik Satuan

Reserse Kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres

Tanah Datar).

b. Dapat memberikan informasi, baik kepada kalangan akademisi maupun

kalangan masyarakat apakah Kendala oleh Penyidik Satuan Reserse

Kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Tanah Datar (Studi di Polres

Tanah Datar).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

E. Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat

ataupun teori mengenai suatu permasalahan yang terjadi, bahan perbandingan

dan menjadi pegangan teoritis.9 Kerangka teori juga merupakan pemikiran

teori, tesis, mengenai suatu kasus atas permasalahan (problem) yang dapat

dijadikan bahan perbandingan yang mungkin disetujui ataupun tidak dan

merupakan masukan eksternal bagi pembaca.10 Teori-teori yang digunakan

dalam melakukan penelitian ini dan juga teori yang memiliki pengaruh terhadap

isi penelitian, yaitu :

a. Penegakan Hukum

Menurut Soerjono Soekanto, secara konsepsional, maka inti dan arti

penegak hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai

yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan

mengejawantahan dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai

tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan

kedamaian pergaulan hidup. Konsepsi yang mempunyai dasar filosofis

tersebut, memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih

konkret.11

9 M. Solly Lubis, 1994, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, CV Mandar Maju, Bandung, hlm. 27 10 Bambang Waluyo, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 43 11 Soerjono Seokanto, 2011, Faktor-Faktor Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 5

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

Masalah Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-

faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut

mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif dan negatifnya

terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut :12

1. Faktor hukumnya sendiri, yang di dalam tulisan ini akan dibatasi

pada undang-undang saja.

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk dan

menerapkan hukum..

3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut

berlaku dan diterapkan.

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan erat, oleh karena itu

merupakan esensi dari penegak hukum, juga merupakan tolak ukur dari

pada efektivitas penegakan hukum.

Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk menanggulangi

kejahatan secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna.

Dalam rangka menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana

12 Ibid, hlm. 8

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa

sarana pidana maupun non hukum pidana, yang dapat di integrasikan

satu dengan yang lainnya. Apabila sarana pidana dipanggil untuk

menanggulangi kejahatan, berarti akan dilaksanakan politik hukum

pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil perundang-

undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu

waktu dan untuk masa-masa yang akan datang.13

Penegakan hukum itu sendiri harus diartikan dalam kerangka tiga

konsep yaitu dengan sebagai berikut :

a. Konsep penegakan hukum yang bersifat total (total enforcement

concept) yang menuntut agar semua nilai yang ada di belakang

norma hukum tersebut ditegakkan tanpa terkecuali.

b. Konsep penegakan hukum yang bersifat penuh (full

enforcement concept) yang menyadari bahwa konsep total perlu

dibatasi dengan hukum acara dan sebagainya demi

perlindungan kepentingan individual.

c. Konsep penegakan hukum actual (actual enforcement concept)

yang muncul setelah diyakini adanya diskresi dalam penegakan

hukum karena keterbatasan-keterbatasan baik yang berkaitan

dengan sarana-prasarana, kualitas sumber daya manusianya,

13 Barda Nawawi Arif, 2002, Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.

109

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

kualitas perundang-undangannya dan kurangnya partisipasi

masyarakat.14

b. Penanggulangan Kejahatan

Secara sosiologis kejahatan juga meliputi segala tingkah laku manusia,

walaupun tidak atau belum ditentukan dalam undang-undang, toh pada

hakikatnya oleh warga masyarakat dirasakan dan ditafsirkan sebagai

tingkah laku atau perbuatan secara ekonomis, maupun psikologis,

menyerang atau merugikan masyarakat, dan melukai perasaan susila dalam

kehidupan bersama.15

Menyadari tingginya tingkat kejahatan, maka secara tidak langsung

mendorong pula perkembangan dari pemberian reaksi terhadap kejahatan

dan pelaku pada hakikatnya berkaitan dengan maksud dan tujuan dari

usaha penanggulangan kejahatan tersebut. Upaya penanggulangan

kejahatan telah dilakukan semua pihak, baik pemerintah maupun

masyarakat pada umumnya. Berbagai program serta kegiatan yang telah

dilakukan sambil terus mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam

mengatasi masalah tersebut. Salah satunya usaha Kepolisian Republik

14 Marjono Reksodipuro, 1997, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana Kumpulan Karangan

Buku Kedua, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Lembaga Kriminologi Universitas

Indonesia, Jakarta, hlm. 120 15 R. Soesilo, 1976, Kriminologi (Pengetahuan Tentang Sebab-Sebab Kejahatan), Pelita,

Bogor, hlm. 13

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

Indonesia dalam pengendalian dan penanggulangan kejahatan yang

berkisar pada masalah-masalah :

1. Penanggulangan kejahatan oleh instansi pemerintah dengan bantuan

seluruh masyarakat, baik yang bersifat preventif, represif, maupun

reformatif (Memperbaiki Narapidana).

2. Memperbaiki susunan, tugas dan pekerjaan instansi-instansi yang

bersangkutan dengan penanggulangan kejahatan agar supaya dapat bekerja

dengan efektif seperti kepolisian yang baik, kejaksaan yang tangguh,

pengadilan yang representatif, lembaga pemasyarakatan yang efektif, dan

pembinaan hukum yang berwibawa.

3. Penanggulangan kejahatan melalui pencegahan dan jalan usaha pembinaan

masyarakat seperti dalam bidang-bidang penghidupan, pendidikan agama,

kesenian, olahraga, rekreasi, dan lain-lain.

4. Penanggulangan kenakalan anak-anak yang dalam bahasa asing disebut

“Juvenile delinquency”.16

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa upaya penanggulangan

kejahatan mencakup aktivitas preventif dan sekaligus berupaya untuk

memperbaiki perilaku seseorang yang telah dinyatakan bersalah (sebagai

seorang narapidana) dilembaga pemasyarakatan. Dengan kata lain upaya

penanggulangang kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif.

16 Ibid, hlm. 90

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

a. Upaya Preventif

Penanggulangan kejahatan secara preventif dapat dilakukan untuk

mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali.

Menurut A. Qirom Samsudin M, dalam kaitannya untuk

melakukan tindakan preventif adalah pencegahan kejahatan lebih

baik dari pada mendidik penjahat menjadi baik kembali, sebab

bukan saja diperhitungkan segi biaya tapi usaha ini lebih mudah

dan akan mendapat hasil yang memuaskan atau mencapai tujuan.17

b. Upaya Represif

Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan

secara konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan.18

Penanggulangan dengan upaya represif dimaksudkan untuk

menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya yang

dilakukannya merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan

merugikan masyarakat, sehingga tidak akan mengulanginya dan

orang lain juga tidak akan melakukannya mengingat sanksi yang

akan ditanggungnya sangat berat.

17 A. Qirom Samsudin M, Sumaryo E, 1985, Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari Segi

Psikolog dan Hukum, Liberti, Yogyakarta, hlm. 46 18 Soedjono D 1976, Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention), Alumni, Bandung, hlm.

32

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

2. Kerangka Konseptual

a. Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata upaya

mempunyai arti usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya) daya upaya

menegakkan keamanan patut dibanggakan.19

b. Penyidik

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Penyidik adalah

pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil

tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk

melakukan penyidikan

c. Satuan Reserse Kriminal

Satuan Reserse Kriminal adalah unsur pelaksana utama di tingkat

Kepolisian Resort yang berada dibawah Kapolres. Satuan Reserse

Kriminal bertugas membina fungsi dan menyelenggarakan kegiatan-

kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dalam rangka

penegakan hukum, koordinasi dan pengawasan operasional dan

19 http://kbbi.co.id/arti-kata/upaya, diakses pada tanggal 7 Maret 2017

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

administrasi penyidikan sesuai ketentuan hukum dan peraturan yang

berlaku.20

d. Menanggulangi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menanggulangi berasal dari

kata tanggulang yang berarti menghadapi atau mengatasi. Sedangkan

penanggulangan mengandung arti proses dan cara perbuatan

menanggulangi.21

e. Tindak Pidana

Menurut Moeljatno adalah perbuatan yang oleh aturan hukum pidana

dilarang dan diancam dengan pidana, barang siapa yang melanggar

larangan tersebut.22

f. Pencurian

Pengertian pencurian menurut pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana yang menegaskan bahwa pencurian adalah “Barang siapa

mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan

orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam

karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau

pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.

20 http://www.suduthukum.com/2017/04/pengertian-satuan-reserse-kriminal.html, diakses

pada tanggal 18 April 2017 21 http://kbbi.web.id/tanggulang, diakses pada tanggal 7 Maret 2017 22 Moeljatno, 2000, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 54

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

g. Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor dalam Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang Nomor

22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap

kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain

kendaraan yang berjalan di atas rel.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtut dan baik

dengan menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk menemukan,

mengembangkan maupun guna menguji kebenaran maupun ketidakbenaran dari suatu

pengetahuan, gejala atau hipotesa. Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan

baik maka perlu menggunakan suatu metode penelitian yang baik dan tepat.

Metodologi merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada di dalam penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan.23

1. Metode Pendekatan

Pendekatan masalah yang penulis gunakan dalam penelitian hukum ini

termasuk dalam penelitian hukum yuridis empiris, maka yang diteliti pada

awalnya adalah data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan penelitian

terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat.24 Penelitian yang

dilakukan di lapangan untuk memperoleh data sehingga dapat menjawab

23 Soerjono Soekanto, 2006, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 7 24 Soerjono Soekanto, 2012, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, hlm.

52

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

permasalahan yang dihadapi dalam menanggulangi tindak pidana pencurian

kendaraan bermotor.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk menjelaskan

bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum (law

enforcement). Penelitian jenis ini dapat mengungkapkan permasalahan-

permasalahan yang ada dibalik pelaksanaan dan penegakan hukum.25 Dalam

penelitian ini penulis mencoba mengambarkan tentang bagaimana upaya

penyidik satuan reserse kriminal Polres Tanah Datar dalam menanggulangi

tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Tanah, dan Kendala

oleh penyidik satuan reserse kriminal Polres Tanah Datar dalam

menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten

Tanah Datar.

3. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

25 Amiruddin & Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 134-135

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

penelitian di lapangan.26 Yaitu di Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah

Datar.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari penelitian ke

perpustakaan dan juga buku-buku yang penulis miliki sendiri maupun

sumber bacaan lain yang berkaitan dengan judul skipsi penulis untuk

mencari dan mengumpulkan bahan-bahan hukum seperti :

1) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang

mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.27 Bahan hukum

primer berupa ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang

ada kaitannya dengan materi skripsi penulis dan kaitan dengan

permasalahan hukum yang akan dipecahkan. Bahan hukum primer

diantaranya adalah :

a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981

Tentang Hukum Acara Pidana

26 Ibid, hlm. 12 27 Ibid, hlm. 31

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002

Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat

hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu

dalam menganalisis dan memahami peraturan perundang-

undangan.28 Bahan hukum sekunder ini terdiri dari tulisan-tulisan

yang tidak berbentuk peraturan perundang-undangan baik yang

telah di publikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Bahan

hukum sekunder ini di antaranya seperti buku atau literatur,

seminar, simposium, lokakarya, skripsi, dan juga artikel-artikel

serta jurnal hukum yang dapat dipertanggungjawabkan

keilmiahannya.

3) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

sekunder seperti Kamus Bahasa Indonesia dan kamus hukum,

ensilopedia, dan sebagainya.

28 Ibid, hlm. 32

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

4. Sumber Data

Adapun sumber untuk mendapatkan data-data yang diperlukan maka

penulis melakukan penelitian dengan 2 cara :

a. Penelitian Kepustakaan

Dalam tahap penelitian ke perpustakaan ini penulis berusaha

menghimpun data seperti buku-buku, undang-undang atau sumber bacaan

lain yang ada kaitannya dengan penelitian penulis.

b. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan

erat dengan permasalahan yang akan dibahas, dengan melakukan

wawancara dengan penyidik di Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah

Datar.

5. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis dapat memanfaatkan data yang didapat

di sumber data, data tersebut kemudian dikumpulkan dengan metode sebagai

berikut :

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara

menggunakan metode Pengambilan Sampel (Sampling) dengan

responden beberapa orang polisi Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

Datar yang mewakili seluruh populasi yang ada secara terstruktur yaitu di

samping penulis menyusun pertanyaan, penulis juga mengembangkan

pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan masalah yang telah

penulis rumuskan.

b. Studi Dokumen

Pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan

menganalisis data tersebut. Dalam studi dokumen atau bahan pustaka ini

penulis menggunakan buku, peraturan perundang-undangan, dan sumber

tertulis lain yang berhubungan dengan penelitian penulis. Pengumpulan

data juga dilakukan penulis di lapangan dengan mengolah dokumen-

dokumen yang penulis dapatkan di lapangan.

6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan editing, yaitu proses penelitian

kembali terhadap catatan, berkas-berkas, informasi yang dikumpulkan oleh

para pencari data.29

b. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dengan melakukan studi dokumen dan

wawancara, kemudian disusun dan di analisa dengan menggunakan metode

kualitatif yaitu analisis yang dilakukan melalui penjelasan dengan

29 Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 168

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahscholar.unand.ac.id/29137/2/BAB I.pdf · Salah satu kota di Indonesia yang banyak terjadi di Kota Padang. Pada tahun 2016 tindak pidana

menggunakan kalimat yang menghubungkan peraturan perundangan-

undangan terkait dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Sehingga

diperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap, sistematis, dan akan

mendapatkan kesimpulan.30

30 Ibid, hlm. 169