bab i pendahuluan a. latar belakang€¦ · latar belakang iptek atau ilmu pengetahuan dan...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang
tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena
pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah
SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah
akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan
ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.
Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek
itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.
Sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan tidak semua baik
untuk kita. Terkadang adapula yang menggunakan bahan–bahan berbahaya bagi
kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan
hasil penelitian tersebut. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat
pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A‟raf : 56).
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo‟alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang–orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali
lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran adam memiliki jabatan sebagai
khalifah.
Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34.Artinya:
“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada
Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis dimuka bumi ini jika dibandingkan
dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa. Bisa
disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut asma-
Nya tapi juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini
adkita bersyukur dan mampu memanfaatkannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hakikat pendidikan islam sebagai disiplin ilmu?
2. Bagaimanakahperkembangansainsdanteknologi, sertakarakteristikdansumbernya?
3. Apasajakahdisiplinilmu yang dipelajarioleh agama islam?
C. TujuanPenulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan hakikat islam sebagai disiplin ilmu
2. Menjelaskanperkembangansainsdanteknologi, sertakarakteristikdansumbernya
3. Menjelaskanberbagaidisiplinilmu yang di pelajarioleh agama islam
Manfaat:
Penyusunan makalah pengamatan ini untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk
menambah khazanah keilmuan tentang disiplin ilmu dalam islam sehingga dapat
mewarnai menambah pengetahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi
informasi tambahan atau pembanding bagi peneliti lain dengan masalah sejenis.
Manfaat penyusunan makalah pengamatan ini adalah untuk kepentingan praktis,
yaitu kontribusi terhadap pemikiran Islam serta menghadirkan Islam secara lebih
komprehensif.
BAB II
DISIPLIN ILMU DALAM ISLAM
A. Hakikat Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebelum membahas menganai hakikat pendidikan Islam sebagai disiplin
Ilmu, terlebih dahulu kita bahas arti pendidikan dalam syarat-syarat suatu ilmu
pengetahuan. Karena dari pembahasan ini akan muncul adanya benang merah
antara pendidikan, maupun pendidikan Islam dengan ilmu pengetahuan.
1. Menurut Dr. Sutari Barnadib ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap
dan tersusun tentang suatu obyek.
2. Menurut Drs. Amir Daien yang mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah
uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal atau masalah. Oleh karena
itu ilmu pengetahuan itu menguraikan tentang sesuatu, makaharuslah ilmu itu
mempunyai persoalan, mampunyai masalah yang akandibicarakan. Persoalan atau
masalah yang dibahas oleh suatu ilmu pengetahuan itulah yang merupakan obyek
atau sasaran dari ilmu pengetahuan tersebut.Dalam dunia ilmu pengetahuan ada
dua macam obyek yaitu:
a. Obyek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembicaraan
atau penyelidikan dari suatu ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia,
tentang ekonomi, tentang hukum, tentang alam dan sebagainya.
b. Obyek formal adalah sudut tinjauan dari penyelidikan atau pembicaraan suatu
ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia. Deri segi manakah kita
mengadakan penelaahan tentang manusia itu? Dari segi tubuhnya atau dari segi
jiwanya? Jika mengenai tubuhnya,mengenai bagian-bagian tubuhnya atau
mengenai fungsi bagian-bagian tubuh itu. Dua macam ilmu pengetahuan dapat
mempunyai obyek material yang sama. Tetapi obyek formalnya tidak boleh sama,
atau harus berbeda. Contoh ilmu psikologi dengan ilmu biologi manusia. Kedua
macam ilmu pengetahuan ini mempunyai obyek material yang sama yaitu
manusia, tetapi, kedua ilmu itu mempunyai obyek formal yang berbeda.
Obyek formal dari ilmu psikologi adalah keadaan atau kehidupan dari
jiwa manusia itu. Sedangkan, obyek formal dari ilmu biologi manusia adalah
keadaan atau kehidupan dari tubuh manusia itu.
Ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok(Ibid, hal. 122 Abu
Ahmadi, opcit hal. 80) yaitu:
1.Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek
formal).
2.Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu
yangsesuai.
3.Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.
Disamping ketiga macam syarat tersebut, maka dapat diajakukan syarat-syarat
tambahan bagi suatu ilmu pengetahuan ialah antara lain:
1.Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika, artinya ilmu
pengetahuanharus senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kesempurnaan diri.
2.Suatu ilmu pengetahuan harus praktis, artinya ilmu pengetahuan harus
bergunaatau dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari.
3.Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia.Oleh
kerena itu penyelidikan-penyelidikan suatu ilmu pengetahuan yangmempunyai
akibat kehancuran bagi manusia selalu mendapat tantangan-tantanan dan kutukan.
Ilmu pendidikan Islam itu telah memenuhi syarat-syaratnya untuk menjadi
suatu ilmu pengetahuan, dimulai dari obyeknya, metodenya, dan sistematikanya.
1. Obyek, dalam ilmu pendidikan Islam obyek materialnya yaitu peserta didik
(manusia). Sedangkan obyek formalnya yaitu problema-problem yang
menyangkut apa, siapa, mengapa yang berhubungan dengan usaha membawa
peserta didik kepada tujuan. Dengan kata lain, obyek formal dari ilmu
pengetahuan Islam adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa atau
membimbing menusia lain kepada daerah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai
Islam.
2. Metode pengembangan, banyak metode-metode yang dipergunakan dalam ilmu
pengetahuan Islam. Metode-metode yang digunakannya dapat
dipertanggungjawabkan, dapat dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya
untuk mengembangkan pendidikan Islam.Metode pengembangan yang kiranya
digunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview, metode
observasi, dan lain sebagainya.
3. Sistematika, mengenai sistematika pendidikan Islam dapat dapat diketahui dengan
adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah
demi masalah di dalam
pendidikan Islam, ini menunjukkan bahwa penyusunan ilmu pendidikan Islam itu
telah menggunakan sistematika.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu
pendidikan Islam telah memenuhi persyaratan-persyaratan pokok sebagai suatu
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Untuk lebih menegaskan lagi bahwa ilmu pendidikan Islam termasuk
dalam disiplin ilmu, kita melihat syarat tambahan dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
1. Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika, artinya ilmu
pengetahuanharus senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kesempurnaan diri.
2. Suatu ilmu pengetahuan harus praktis, artinya ilmu pengetahuan harus
bergunaatau dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari.
3. Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia. Ilmu
pendidikan Islam dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
ilmu pendidikan Islam, membawa peserta didik kepada tujuan yang lebih baik,
maka tidaklah benar kalau ilmu ini membawa kehancuran kepada umat manusia.
Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah
memenuhi persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
1. Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta didik,
dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya
membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-nilaiIslam.
2.Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang
kiranyadigunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview,
metode observasi, dan lain sebagainya.
3.Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut kadang
tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan adanya
penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi
masalah di dalam pendidikan Islam.
B. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik dan Sumbernya
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-
masalah sosial, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus
dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.
1. Objektif, ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari ularma pun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahun dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodisai adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi
dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Meto disberasaldari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan.
Secara umum meto disberartimetode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis, dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu
,mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan
yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat
ilmu yang ketiga.
4. Universal yaitu kebenaran yang hendakdicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semuasegitigabersudut 180º.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
social menyadarikadarkeumuman (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan
tertentu pula.
Usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-ayat Allah di
segenap penjuru alam semesta melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural
sciences),
sedangkan usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-ayat
Allah dalam kehidupan manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan
budaya (social and cultural sciences).
Pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang
yang beriman maupun yang tidak beriman, asalkan memiliki sikap intelektual dan
kemampuan metodologi ilmiah, sebab ayat-ayat Allah bersifat:
1. Pasti (Al-Furqan 2)
2. Tidak pernah berubah (Al-Fath 23)
3. Obyektif (Al-Anbiya‟ 105)
Dampak positif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :
1. Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.
2. Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang semakin langka.
3. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat.
4. Membawa manusia kearah lebih modern.
5. Menyadarkan kita akan keesaan Allah SWT.
6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita melalui
penelitian ilmiah.
Sedangkan dampak negatif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :
1. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan orang – orang
menjadi malas berusaha sendiri.
2. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh IPTEK itu sendiri.
3. Melupakan keindahan alam.
4. Masyarakat lebih menyukai yang instan.
5. Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan masyarakat kurang
gizi.
6. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang semakin maju menyebabkan
peradaban baru.
Sumber ilmu pengetahuan adalah alam. Alam adalah gudang inspirasi, ide, dan
motivasi untuk mengarahkan seseorang mencapai suatu peradaban yang lebih
tinggi. Dalam autobiografi seorang pelaut yang terkenal di zaman dynasti China
yaitu Laksamana Chengho (seorang jenderal) yang pernah melakukan pelayaran
ke Afrika dan Asia menyebutkan,
alam telah memberikan motivasi, semangat, dan arahan kepadanya untuk
melakukan penjelajahan ke dunia lain untuk menemukan hal-hal baru. Suatu ide,
gagasan, dan motivasi pada awalnya bersumber dari rasa keingintahuan kita akan
sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini kemudian dirangsang oleh alam melalui akal
pikiran kita sehingga timbul suatu ide, motivasi, dan semangat dalam diri. Rasa
keingintahuan inilah yang mendasari untuk berkembangnya ilmu dan
pengetahuan.
B. Akal dan Wahyu dalam Islam
Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal
yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
Materi “aql” dalam al-Qur‟an terulang sebanyak 49 kali, kecuali satu, semuanya
datang dalam bentuk kata kerja seperti dalam bentuk ta‟qilun atau ya‟qilun. Kata
kerja ta‟qilun terulang sebanyak 24 kali dan ya‟qilun sebanyak 22 kali, sedangkan
kata kerja a‟qala, na‟qilu dan ya‟qilu masing-masing satu kali (Qardawi, 1998:
19). Pengertian akal dapat dijumpai dalam penjelasan ibnu Taimiyah (2001: 18).
Lafadz akal adalah lafadz yang mujmal (bermakna ganda) sebab lafadz akal
mencakup tentang cara berfikir yang benar dan mencakup pula tentang cara
berfikir yang salah. Adapun cara berfikir yang benar adalah cara berpikir yang
mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan dalam syar‟a. Lebih lanjut, Ibnu
Taimiyah dalam bukunya yang berjudul Hukum Islam dalam Timbangan Akal
dan Hikmah juga menyinggung mengenai kesesuaian nash al-Qur‟an dengan akal,
jika ada pemikiran yang bertentangna dengan akal maka akal tersebutlah yang
salah karena mengikuti cara berpikir yang salah.
1. Definisi Akal
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk memahami
sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungannya. Dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah gabungan dari dua pengertian di
atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah dan menurut kamus, yakni daya pikir
untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya terdapat kemungkinan bahwa
pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya,
dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata akal.
Akal secara bahasa dari mashdar Ya‟qilu, „Aqala, „Aqlaa, jika dia menahan dan
memegang erat apa yang dia ketahui.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
„Kata akal, menahan, mengekang, menjaga dan semacamnya adalah lawan dari
kata melepas, membiarkan, menelantarkan, dan semacamnya. Keduanya nampak
pada jisim yang nampak untuk jisim yang nampak, dan terdapat pada hati untuk
ilmu batin, maka akal adalah menahan dan memegang erat ilmu, yang
mengharuskan untuk mengikutinya. Karena inilah maka lafadz akal dimuthlakkan
pada berakal dengan ilmu.
Syaikh Al Albani berkata,
“Akal menurut asal bahasa adalah At Tarbiyyah yaitu sesuatu yang mengekang
dan mengikatnya agar tidak lari kekanan dan kekiri. Dan tidak mungkin bagi
orang yang berakal tersebut tidak lari ke kanan dan kiri kecuali jika dia mengikuti
kitab dan sunnah dan mengikat dirinya dengan pemahaman salaf.”
Al Imam Abul Qosim Al Ashbahany berkata,
”akal ada dua macam yaitu : thabi‟i dan diusahakan. Yang thabi‟i adalah yang
datang bersamaan dengan yang kelahiran, seperti kemampuan untuk menyusu,
makan, tertawa bila senang, dan menangis bila tidak senang.
Kemudian seorang anak akan mendapat tambahan akal di fase kehidupannya
hingga usia 40 tahun. Saat itulah sempurna akalnya, kemudian sesudah itu
berkurang akalnya sampai ada yang menjadi pikun. Tambahan ini adalah akal
yang diusahakan.
Adapun ilmu maka setiap hari juga bertambah, batas akhir menuntut ilmu adalah
batas akhir umur manusia, maka seorang manusia akan selalu butuh kepada
tambahan ilmu selama masih bernyawa, dan kadang dia tidak butuh tambahan
akal jika sudah sampai puncaknya.
Hal ini menunjukan bahwa akal lebih lemah dibanding ilmu, dan bahwasanya
agama tidak bisa dijangkau dengan akal, tetapi agama dijangkau dengan ilmu.
2. Pemuliaan Islam Terhadap Akal
Islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, diantara hal yang menunjukan
perhatian dan penghormatan islam kepada akal adalah :
1. Islam memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dalam rangka
mendapatkan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Islam mengarahkan kekuatan akal kepada tafakkur (memikirkan) dan merenungi
(tadabbur) ciptaan-ciptaan Allah dan syari‟at-syari‟atnya sebagaimana dalam
firmanNya,
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadiaan) diri mereka? Allah
tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan
dengan (tujuan) benar dan waktu yang telah ditentukan, Dan sesungguhnya
kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan
Tuhannya. (QS. Ar-Rum)
“ Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal”, (Al Baqarah : 184),
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada
hari Jum‟at, maak bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS.
Jumu‟ah : 9).
2. Islam melarang manusia untuk taklid buta kepada adat istiadat dan pemikiran-
pemikiran yang bathil sebagaimana dalam firman Allah,
Dan apabila dikatakan kepada mereka, ”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab, “(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”, (Apakah mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui sesuatu apapun, dan
tidak mendapat petunjuk? (QS. Al Baqarah : 170).
3. Islam memerintahkan manusia agar belajar dan menuntut ilmu sebagaimana
dalam firman Allah,
”Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.”(QS. At Taubah : 122).
4. Islam memerintahkan manusia agar memuliakan dan menjaga akalnya, dan
melarang dari segala hal yang dapat merusak akal seperti khomr, Allah berfirman,
“Hai, orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah, 90).
3. Ruang Lingkup Akal Dalam Islam
Meskipun islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, tetapi tidak
menyerahkan segala sesuatu kepada akal, bahkan islam membatasi ruang lingkup
akal sesuai dengan
kemampuannya, karena akal terbatas jangkauannya, tidak akan mungkin bisa
menggapai hakekat segala sesuatu.
Maka Islam memerintahkan akal agar tunduk dan melaksanakan perintah syar‟i
walaupun belum sampai kepada hikmah dan sebab dari perintah itu.
Kemaksiatan yang pertama kali dilakukan oleh makhluk adalah ketika Iblis
menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam karena lebih mengutamakan
akalnya yang belum bisa menjangkau hikmah perintah Allah tersebut dengan
membandingkan penciptaannya dengan penciptaan Adam,
Iblis berkata: ”Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah..” (QS.Shaad ; 76).
Karena inilah islam melarang akal menggeluti bidang-bidang yang diluar
jangkauannya seperti pembicaraan tentang Dzat Allah, hakekat ruh, dan yang
semacamnya, Rasulullah bersabda,
”Pikirkanlah nikmat-nikmat Allah, janganlah memikirkan tentang Dzat Allah.
Allah berfirman,
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah,”Roh itu termasuk
urusan Tuhanku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”(QS.Al
Isra‟: 85).
Allah menyuruh kita untuk memaksimalkan kemampuan akal yang diberikan pada
kita. Salah satu cara, Ia menganjurkan pada kita untuk menuntut ilmu setinggi –
tingginya demi kemajuan umat bersama. Bahkan pernah dikatakan dalam suatu
hadits bahwa ada tiga peninggalan yang mampu menolong manusia untuk
terhindar dari api neraka yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do‟a anak
sholeh. Dengan kata lain, Allah hendak mengatakan bahwa ilmu sangatlah penting
untuk kita, sebagai umat islam, bukan hanya penting untuk kehidupan dunia,
tetapi juga kehidupan akhirat. Ilmu yang bermanfaat itu dapat kita bawa hingga ke
akhirat kelak.
Firman Allah dalam QS. Ali Imran : 110, “Kamu adalah umat yang paling baik
(khaira ummah, umat pilihan), yang dilahirkan untuk kepentingan manusia;
menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat salah, serta beriman
kepada Allah. Sekranya orang-orang keturunan Kitab itu beriman, sesungguhnya
itu baik untuk mereka. Sebahagian mereka beriman, tetapi kebanyakannya orang-
orang yang jahat”.
Sebenarnya umat yang menjadi pengamal wahyu Allah (Islam) memiliki identitas
(ciri, sibghah) yang jelas di antaranya menguasai ilmu pengetahuan.
Dalam mewujudkan keberadaannya ditengah masyarakat mereka menjadi
innovator dan memiliki daya saing serta memiliki imajinasi yang kuat disamping
kreatif dan memiliki pula inisiatif serta teguh dalam prinsip (istiqamah, consern),
bahkan senantiasa berfikir objektif dan mempunyai akal budi.
C. Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam
Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam, meliputi:
1. Islam untuk disiplin ilmu filsafat, merupakan suatu tinjauan tentang pendapat-
pendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan
pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang
didukung dengan bukti-bukti ilmiah.
Inti sari filsafat ilmu:
a. Kebenaran
b. Fakta
c. Logika
d. Konfirmasi
Fungsi filsafat ilmu:
a. Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan
panca indra dan dapt diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
b. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
c. Panduan tentang ajaran moral dan etika.
d. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
e. Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang, atau juga tidak
memihak terhadap pandangan filsafat lainnya.
2. Islam untuk disiplin ilmu hukum, sosial, dan politik
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau
sallenwissenschaft yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem
kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum. Dalam arti ini
hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science yang merupakan karya
manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang memiliki ciri-
ciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan akumulatif.
Ilmu sosial (Inggris:social science) adalah sekelompok disiplin akademis
yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan
lingkungan sosialnya.
Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan
metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan
kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan
yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada
masa kini dan masa lalu.
Ilmu politik adalah salah satu ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu yang
ada. Sejak orang mulai hidup bersama, masalah tentang pengaturan dan
pengawasan dimulai. Sejak itu para pemikir politik mulai membahas masalah-
masalah yang menyangkut batasan penerapan kekuasaan, hubungan antara yang
memerintah serta yang diperintah, serta sistem apa yang paling baik menjamin
adanya pemenuhan kebutuhan tentang pengaturan dan pengawasan.
Jadi islam untuk disiplin ilmu hukum, sosial, dan politik adalah sebagai
pedoman untuk mengatur tata kehidupan manusia agar sesuai dengan kaidah yang
ada dalam agama islam.
3. Islam untuk disiplin ilmu kedokteran dan kesehatan
Hubungan kedokteran dengan islam sangat erat, mungkin kita sering
melupakan itu, banyak juga cara pengobatan yang luar biasa yang di ajarkan islam
dan terkait sekali dengan ilmu kedokteran, contoh orang yang sakit di rumah sakit
, terbaring, saraf-sarafnya yang kaku, saat di bacakan ayat suci al qur'an maka
saraf sarafnya akan kembali aktif melalui pendengarannya yang mendengarkan
bacaan al qur'an, begitu luar biasanya al qur'an yang hanya di bacakan langsung
bisa menjadi pengobatan, hal hal seperti ini seharusnya juga disadari para dokter
muslim, alangkah baik dan indahnya apabila semua dokter bekerja dengan
berlandaskan islam, sehingga setiap apa yang dilakukannya, setiap yang di
putuskannya tidak merugikan orang lain, contoh kasus seorang dokter yang tidak
mau melakukan operasi kepada pasien yang belum menyelesaikan adminitrasi, ini
sering sekali terjadi sehingga merenggut nyawa si pasien, mungkin ini lah yang
dikatakan sudah jauh dari pedoman hidup kita yaitu Al qur'an, saya yakin mereka
yang berpedoman kepada Al qur'an tidak akan melakukan hal seperti itu .
Untuk lebih memperjelas bagaimana hubungan erat antara ilmu kedokteran
dengan islam.
Menurut al-Qayyim, dia seorang dokter wajib berlaku sesuai dengan duapuluh
hal. Perlu dicatat bahwa butir ke 20 merupakan enam prinsip pengobatan yang
menentukan apakah dia seorang dokter atau tidak.
1. Pertama melakukan diagnosa mengenai jenis penyakit.
2. Mencari penyebab yang ada dibalik penyakit tersebut.
3. Memeriksa pasien untuk menentukan kalau-kalau tubuhnya mampu mengatasi
penyakit atau keadaannya lebih lemah disbanding penyakitnya
4. Memeriksa pasien, perilaku dan kondisinya
5. Meneliti peruzat-peruzat kondisi pasien
6. Mencari tahu umur pasien
7. Meneliti kebiasaannya dan apa yang terbiasa baginya
8. Mengingat pengaruh musim
9. Memasukkan kedalam pertimbangan tempat asal si pasien
10. Mempertimbangkan kondisi atmosfir pada saat dia terserang penyakit
11. mencari obat yang tepat dan sesuai
12. Meneliti keefektifan dan ukuran banyaknya obat
13. Dokter tidak saja bertujuan menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegah apa-
apa yang lebih berat menjadi terjadi.
14. Memilih dan memberi resep dengan obat yang paling sederhana untuk
pengobatan, itu dibenarkan.
15. Dokter meneliti apakah penyakitnya dapat di obati atau tidak.
16. Dokter tersebut tidak boleh mengeluarkan dulu zat-zat busuk (beracun) sebelum
menjadi stabil dan matang
17. Dokter harus sangat luas pengetahuannya mengenai berbagai penyakit jantung
dan jiwa serta cara-cara untuk mengobati penyakit-penyakit semacam itu.
18. Bersikap lembut dan sabar kepada orang sakit, seperti seorang yang lapang dada
dan lembut kepada anak kecil.
19. Dokter harus menggunakan berbagai jenis obat biasa dan obat batin, sekalian
dengan menggunakan mata hatinya.
20. Dokter harus membuat pengobatannya berkisar disekitar enam prinsip utama,
yang merupakan landasan dari profesinya. Pertama, dokter harus memelihara
kesehatan. Kedua, dia harus berupaya dan mengembalikan kesehatan yang hilang.
Ketiga, dokter harus menyembuhkan penyakit. Keempat, setidaknya mengurangi
beratnya penyakit. Kelima, dokter harus mengabaikan mudarat yang lebih kecil
dan mengobati yang lebih besar. Keenam, dokter harus mengabaikan manfaat
yang lebih kecil untuk mendapatkan manfaat
yang lebih besar. Ilmu pengetahuan kedokteran berkisar di sekitar enam prinsip
dasar ini, dan dokter yang tidak berpegang kepada yang enam ini bukanlah dokter.
Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Ringkasnya: seorang dokter harus kompeten (butir 17). Ia dituntut untuk
mampu membuat diagnosa dan penyebabnya (butir 1-2). ia harus melihat
pasiennya secara holistik. Ia bukan hanya mengobati jasmani tetapi juga rohani
(butir 3 – 10). Ia harus berempati, memahami penderitaan pasien (butir 18-19).
Dan akhirnya ia harus mengobati pasien dengan efektif dan efisien (butir 11-16).
4. Islam untuk disiplin ilmu gizi
Allah berfirman yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS.
5:8)
Selanjutnya makanan yang thayyib artinya yang baik, tentunya dari segi ilmu
makanan/gizi yaitu makanan yang cukup mengandung unsur-unsur gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari:
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dli)
d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)
e. Susu
Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas
telah mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh kita seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Dengan memakan makanan
yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib) diharapkan tubuh akan berada dalam
keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan tubuh menjadi maksimal dalam
menolak segala macam penyakit seperti penyakit infeksi (Tifus, TBC, Demam
Berdarah, Desentri, Hepatitis dll), Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll),
Penyakit Degenerasi (Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan
Penyakit Keganasan / Kanker (Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl).
5. Islam untuk disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal
pengkajian berbagai fenomena alam.
Beberapa ilmuwan Muslim yang telah mengukir namanya dalam sejarah Ilmu
Pengetahuan Alam adalah merupakan bukti tentang bagaimana Islam sebagai
agama universal yang sangat konsen dengan pengembangan ilmu pengetahuan
dari zaman ke zaman. Agama Islam telah memberi pilihan dan panduan kepada
manusia tentang jalan hidup yang akan dilaluinya. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia akan lebih bijaksana untuk menentukan pilihan-pilihan hidup. Nabi
Muhammad SAW (Salallahu „Alaihi Wassalam) mengatakan bahwa “Ilmu tanpa
iman bencana, iman tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus dilakukan
pengkajian fenomena alam dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan alam
dalam konteks mempertebal iman, takwa, da sikap rohaniyah kepada Tuhan
dengan berpijak pada sejarah bagaimana kejayaan Islam dalam penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang
adalah merupakan kesinambungan dan perubahan.
a. Menurut ahli sosiologi Manuel Castells sepertidikutip Capra (2004, 107)
mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam
cara yang memungkinkan pengulangan. Teknologi bagai pisau bermata dua. Memiliki
dampak positif dan negatif. Dampak positifnya dapat member kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia, sedangkan dampak negatifnya adanya ketimpangan
dalam kehidupan manusia yang dapat menimbulkan kehancuran alam semesta.
6. Islam untuk disiplin ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa
diproduksi, misalnya teknik industri, manajemen atau pengembangan sumberdaya
baru. Islam tidak mengatur secara khusus tentang ilmu ekonomi.
Pilar Sistem Ekonomi Islam (SEI) meliputi:
a. konsep kepemilikan;
b. pengelolaan kepemilikan;
c. distribusi kekayaan di antara individu. Islam mengatur sedemikian rupa
kepemilikan yang memungkinkan individu untuk memuaskan kebutuhannya
seraya tetap menjaga hak-hak masyarakat. Islam membagi kepemilikan menjadi 3:
milikpribadi; milikumum; miliknegara.
7. Islam untuk disiplin ilmu pertanian
Mengkaitkan teknologi pertanian dan Islam bagi kami tidaklah hal yang mudah.
Hal ini disebabkan teknologi Pertanian merupakan ilmu pengetahuan terapan
sebagai cabang dari ilmu pertanian. Dalam Al Qur‟an perihal pertanian banyak
dibicarakan mulai dari macam tumbuhan hingga zakat yang harus dikeluarkan.
Teknologi pertanian sendiri diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam
rangka pendayagunaan sumber daya alam (pertanian) untuk kesejahteraan
manusia.
8. Islam untuk disiplin ilmu pendidikan
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi
ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi.
Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan
Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi lain juga ada
ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori itu.
3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.
9. Islam untuk disiplin ilmu sosiologi
Sebagai agama yang universal, ajaran Islam bersifat komprehensip dan global
dalam memberikan tuntunan kepada ummat manusia. Universalitas Islam
menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku universal, untuk seluruh umat manusia
di segala penjuru dunia sepanjang zaman. Universalitas Islam memberikan
peluang terbuka kepada umat Islam untuk beradaptasi di segala bidang sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat yang terus berkembang, sehingga ajaran
Islam tidak pernah usang di makan zaman, tetap aktual ditawarkan kepada
segenap umat manusia di manapun dan kapanpun waktunya. Hampir sebagian
besar ayat-ayat al-Quran mengandung makna global, sehingga ajaran Islam selalu
aktual menghadapi arus globalisasi sekalipun-yang sekarang ini banyak
dibanggakan orang.
Ajaran fundamental Islam yang terangkum dalam rukun Islam dan rukun Iman
banyak berimplikasi sosial.
Syahadat misalnya, dalam konteks sosial, pernyataan pengakuan sangat
diperlukan: saksikanlah bahwa saya seorang muslim, minimal untuk menunjukkan
kepada kelompok masyarakat yang bermaksud mengajak berbuat dosa,
melakukan perbuatan maksiat atau menyimpang dari ajaran Islam, agar tidak
memaksakan kehendaknya mendukung perbuatan dosanya. Inilah prinsip hidup
bermasyarakat secara islami, saling membantu dan menolong dalam hal kebaikan
dan taqwa, bkan dalam maksiat dan dosa.
10. Islam untuk disiplin ilmu sejarah
Sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu yang sistematis pertama kali disusun oleh
umat Islam. Merekalah yang pertama kali memandang sejarah sebagai sumber
ibrah dan pelajaran, untuk mengenal perjalanan waktu dan peristiwa yang terjadi
di dalamnya. Perspektif seperti ini diajarkan kepada mereka oleh al-Qur'an dan
Nabi Besar Muhammad Saw.
Al-Qur'an mengajarkan kepada umat Islam dasar dan metodelogi perjalanan
sejarah dan menetapkannya sebagai kisah perjalanan yang tersusun rapi dengan
berbagai ibrah dan pelajaran kehidupan. Kitab suci ini membawakan kisah-kisah
yang juga disinggung dalam kitab-kitab suci sebelumnya yang terkadang dengan
lebih rinci dan terkadang pula secara ringkas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi
persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
a. Pendidikan Islam mempunyaiobyek material yaitumanusiasebagaipesertadidik.
b. Pendidikan Islam mempunyaimetode.
c. Pendidikan Islam mempunyaisistematika.
2. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik dan Sumbernya
mempunyai dampak positif dan negatif bagi agama islam.
3. Ada sebelas hal yang dipelajari dalam disiplin ilmu menurut islam yaitu: dalam
bidang ilmu filsafat, ilmu hukum sosial politik, ilmu kedokteran dan kesehatan,
ilmu gizi, ilmu pengetahuan alam dan teknologi, ilmu ekonomi, ilmu pertanian,
ilmu pendidikan, ilmu sosiologi, dan ilmu sejarah.
Saran
1. Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya
merupakan sumber ilmu yang paling utama.
2. Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna
bagi umat manusia.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan
kemaslahatan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/13780963/Ilmu-Pendidikan-Islam-sebagai-
disiplin-Ilmu
http://asjanah.blogspot.com/2013/09/disiplin-ilmu-dalam-islam.html
http://inpasonline.com/new/disiplin-ilmu-dalam-islam-dan-problem-
studi-agama/
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam tentang “DISIPLIN ILMU DALAM ISLAM”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen serta orang tua,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan ilmu-ilmu
dalam islam
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas PGRI Yogyakarta. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.