bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · 1 1 bab i pendahuluan a. latar belakang masalah...
TRANSCRIPT
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra hadir dalam bentuk yang beraneka warna dan rupa, seperti
puisi, prosa, dan drama. Prosa dalam bentuk novel adalah salah satu yang paling
populer di kalangan masyarakat baik usia remaja, hingga usia dewasa. Karya
sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan
gagasan-gagasannya. Salah satu bentuk karya sastra yang banyak digemari oleh
pembaca adalah novel (Sugihastuti, 2007: 81).
Kesetiaan berasal dari kata setia. setia, yaitu setia terhadap atasan, guru,
teman dan kerabat. Kesetiaan juga berarti dapat melaksanakan apa yang telah
dijanjikan dan dapat memegang teguh janji yang diucapkan (Sudarman, 2000:23).
Seseorang yang penuh kesetiaan senantiasa menunjukkan kesungguhan hati dan
kerukunan terhadap gurunya, teman maupun saudaranya. Kesetiaan Prawita untuk
menjaga Marsini dan membendung rasa cintanya menunjukkan keteguhan seorang
laki-laki yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Janji merupakan hal yang sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu contoh dalam agama Islam, secara islami, semua janji, baik yang
dilakukan secara lisan maupun secara tertulis wajib dipatuhi dan ditunaikan
sebagaimana mestinya. Firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Isra' (17) ayat 34 yang
artinya sebagai berikut :
"... dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya..”.
2
Tokoh Prawita memegang teguh janjinya kepada Sudira, meskipun harus
mengorbankan perasaanya sendiri. Tidak pernah sekalipun ia mengingkari apa
yang dijanjikannya kepada orang lain.
Fisher (2001:4) membeikan definisi konflik sebagai hubungan antara dua
pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa
memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik yang muncul karena rumah
tangga yang dibangun atas dasar sandiwara menyebabkan hubungan antara
Prawita dengan Marsini tidak berjalan harmonis. Keduanya hidup dengan jarak
layaknya dua orang asing yang dipaksa hidup dalam satu atap dengan perasaan
cinta yang harus dikubur dalam-dalam.
Permasalahan rumah tangga yang menimpa Prawita menimbulkan
perubahan perilaku pada tokoh. Pendekatan psikologi adalah pendekatan yang
bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa
kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperhatikan perilaku yang beragam.
Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh diperlukan
psikologi. Di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini manusia mengalami
konflik kejiwaan yang bermula dari sikap kejiwaan tertentu bermuara pula
kepermasalahan kejiwaan (Semi, 1990:76).
Novel berjudul Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo
merupakan salah satu novel kesusastraan Jawa modern berupa buku yang terbit di
luar dinding Balai Pustaka. Novel ini pernah dimuat oleh majalah Gotong Royong
pada tahun 1965 dengan judul Ngrangsang Gumuk Sandi. Novel ini diterbikan
pada tahun 1963 dan dicetak kembali oleh Penerbit Kiblat Utama Bandung pada
3
tahun 2011. Karya beliau yang satu ini menceritakan konflik cinta segitiga di
antara tiga sekawan, yaitu Sudira, Marsini dan Prawita.
Kisah tiga sahabat dari desa Paron Gelung kabupaten Ngawi ini cukup
rumit karena hubungan Sudira dan Marsini ditentang habis-habisan. Orang tua
Sudira yang masih keturunan ningrat belum bisa melepaskan diri dari pandangan
hidup feodalis yang mengutamakan material bibit, bebet, bobot sebagai modal
pemilihan calon pendamping. Marsini yang hanya anak dari petani biasa sudah
tentu tidak memenuhi kriteria di atas. Permasalahan ini membuat sepasang
kekasih yang tak bisa bersatu itu harus mengorbankan sahabat, yaitu Prawita
sebagai tumbal untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.
Berpegangkan janji kepada Sudira untuk menjaga Marsini hingga ia bisa kembali
untuk menjadi pendamping yang baik, Prawita menikahi sahabatnya. Seiring
berjalannya waktu mulai timbul benih cinta di hati Prawita dan Marsini, namun
harus dipendam karena adanya janji di antara mereka. Kesabaran Prawita
menemui titik akhir. Perasaannya sudah tidak karuan.
Janji Sudira untuk kembali tak kunjung ditepati. Sandiwara rumah tangga
itu tidak bisa Prawita lanjutkan tanpa ada penyelesaian di antara ketiganya,
sehingga ia memutuskan bahwa sudah saatnya mereka bertiga menyelesaikan
urusan mereka untuk mendapatkan kejelasan bagi kehidupan yang lebih baik.
Novel Gumuk Sandhi ini merupakan novel psikologi sosial. Tokoh terasa
hidup karena kecakapan pengarang melukiskan lekuk liku jiwa para pelakunya
dengan bahasa yang plastis. Bahasa narrative terasa puitis, bahasa percakapan
terasa hidup sekali sebab pengarang pandai sekali merekam bahasa sehari-hari
penduduk desa Paron Gelung kabupaten Ngawi. Novel ini memakai latar belakang
4
kehidupan masyarakat desa yang belum begitu banyak digarap oleh para
pengarang Indonesia (Suripan Sadi Hutomo, 1975:65). Poerwadhie Atmodihardjo
adalah pengarang yang selama hidupnya malang melintang di berbagai lapangan
pekerjaan, mulai dari menjadi seorang guru, pegawai kantor irigasi, juru ukur
tanah, letnan satu TKR, pegawai Dinas Bangunan Tentara, hingga redaktur di
beberapa majalah terkemuka layaknya Jaya Baya, Panyebar Semangat, Cerita
Cerkak (CC), Gotong Royong, dan Mekar Sari. Beliau adalah sastrawan Jawa
yang benar-benar menganut prinsip „bebas merdeka‟.
Poerwadhie Atmodihardjo lahir di Purwodadi, Juni 1919 dan
menghembuskan nafas terakhirnya di Semarang pada 28 Oktober 1989. Karya-
karya cerkak yang ia tulis kebanyakan dimuat di majalah tempat beliau menjabat
sebagai redaktur. Selain Gumuk Sandhi, beliau juga mengarang beberapa judu
lainnya seperti “Suwung Plung” (1953), “Kumandhanging Asmara” (1956-1957),
“Tumiyunge Ati Mulus” (1968), “Gumerite Rodha Revolusi” (1972),
menggunakan dialek Jawa Timuran, novel berbahasa Jawa “Ibu” diterbitkan
Organisasi Pengarang Sastra Jawa (OPSJ, Februari 2013), serta roman sejarah
berjudul “Ki Derpayuda” dan “Sing Menang ing Pucuking Kanisthan”.
Memandang kehidupan masyarakat Indonesia saat ini banyak fenomena-
fenomena yang dapat menggugah hati kita. Definisi konflik sebagai hubungan
antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang
merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan (Fisher, 2001:4) menunjukkan
bahwa konflik bisa muncul dari siapa saja, di mana saja, dan dalam keadaan
apapun. Banyak kasus yang berhubungan dengan pertentangan antar anak dengan
orang tua, kelompok perseorangan, bahkan antar sahabat yang tentunya eksis di
5
dunia nyata. Persoalan yang tadinya hanya menyangkut dua individu nyatanya
bisa melibatkan orang-orang di sekitarnya merasakan kerugian, atau bahkan turut
menanggung akibat dari pertentangan yang terjadi.
Novel Gumuk Sandhi merupakan karya sastra yang cukup lama. Novel ini
sudah pernah diteliti dengan kajian lain, di antaranya:
1. Skripsi dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Gumuk
Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo oleh Susi Susanti dari Universitas
Negeri Semarang ( Unnes) pada tahun 2013 yang mengungkapkan nilai
pendidi karakter yang bisa dijadikan tauladan dalam kehidupan.
2. kripsi dengan judul Kajian Struktural dan Sosiologis novel Gumuk Sandhi
karya Poerwadhie Atmodiharjo dan Pembelajaran di kelas XI SMA oleh
Nurul Anwar dari fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas
Muhammadiyah Purworejo pada tahun 2012.
3. Skripsi berjudul Studi Komparatif Novel Djodo Kang Pinasti karya Sri
Hadijojo dan Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo oleh
Wahyuni Ekawati dari Universitas Muhammadiyah Puworejo pada tahun
2014.
4. Skripsi dengan judul Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya
Poerwadhie Atmodihardjo oleh Rinda Aprilia Eka Wati dari fakultas
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa Universitas Muhammadiyah
Purworejo pada tahun 2015. Berisi tentang jenis kata sapaan yang
digunakan dalam novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo
dan faktor yang melatarbelakanginya penggunaan kata sapaan dalam novel
Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo.
6
Penelitian sejenis dengan menggunakan kajian psikologi antara lain;
1. Skripsi dengan judul Hubungan Komunikasi Interpersonal antara Karyawan di
Perusahaan Kompor “Kupu Mas” Malang oleh Aminatur Rif‟ah dari
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang tahun 2007 yang mengungkapkan
bahwa untuk menjadi produktif tidak sekedar bekerja keras atau terus
menyibukkan diri. Untuk menjadi karyawan yang produktif, kita harus
belajar dan menguasai sejumlah ketrampilan dan sikap yang nantinya akan
mendatangkan kepuasan kerja dan produktivitas yang lebih tinggi.
2. Penelitian Siti Halimah dari Universitas Ahmad Dahlan tahun 2010, skripsi
dengan judul “Kepribadian dan konflik batin tokoh laki-laki dalam novel
Jangan Miringkan Sajadahmu karya Muhamaad B. Dalam penelitian tersebut
membahas masalah (1) kepribadian tokoh laki-laki dalam novel Jangan
Miringkan Sajadahmu karya Muhammad B. Anggoro, (2) faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian tokoh laki-laki dalam novel Jangan
Miringkan Sajadahmu karya Muhamaad B. Anggoro, dan (3) konflik batin
yang dialami tokoh laki-laki dalam novel Jangan Miringkan Sajadahmu karya
Muhammad B. Anggoro.
3. Skripsi dari Laila Mutia Hariani, Fakultas Psikologi UIN pada tahun 2007
berjudul Hubungan antara Presepsi Karyawan tentang Kondisi Lingkungan
Kerja terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada PT. PLN (Persero) Unit
Pelayanan Blimbing Malang) berisi mengenai Kondisi lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Kondisi lingkungan kerja memiliki tiga indikator yaitu kebisingan,
7
temperatur udara dan sirkulasi udara. Sedangkan produktivitas kerja adalah
hasil kerja yang diperoleh oleh suatu perusahaan yang menghasilkan lebih
banyak dan berkualitas lebih baik dengan usaha yang sama. Dengan
demikian produktivitas tenaga kerja adalah efisiensi proses menghasilkan
sumberdaya yang digunakan.
4. Abnormalitas Tokoh-Tokoh dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari:
Analisis Psikologi Sastra (Skripsi) oleh Vika Widiastuti Sastra Indonesia
UGM 2015 yang berisi Penelitian terhadap novel Pasung Jiwa ini
menggunakan teori psikologi sastra karena permasalahan yang paling dominan
dalam novel tersebut adalah permasalahan psikologis. Teori psikologi sastra
digunakan untuk mengetahui keadaan kejiwaan tokoh-tokoh dalam novel
Pasung Jiwa. Tokoh-tokoh dalam Pasung Jiwa diceritakan memiliki gangguan
jiwa dan perilaku yang abnormal. Abnormalitas yang dialami oleh tokoh-
tokoh dalam novel Pasung Jiwa adalah perilaku transgender sebagai bentuk
gangguan identitas gender, persepsi yang salah tentang lingkungan sebagai
bentuk gangguan skizofrenia, dan mengingat kembali kejadian traumatis yang
pernah dialaminya sebagai bentuk gangguan stres pascatrauma, tindakan
bunuh diri, tindakan perkosaan sadistik, perilaku menghindari hubungan sosial
sebagai bentuk gangguan kepribadian skizoid, dan prostitusi.
5. Penyesuaian Diri (Personal Adjustment) Akibat Benturan Budaya Barat-
Timur dalam Novel Arrajulu Allazi Amana Karya Najib Kaylani Analisis
Psikologi Sastra(Thesis) oleh Mela Yunanda dari prodi Kajian Timur Tengah
Universitas Gajah Mada tahun 2013 yang berisi tentang Penyesuaian diri
merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan
8
usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam
dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat
keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan
dari lingkungan di tempat ia tinggal. Penyesuaian diri (Personal Adjustment)
merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. Hal ini dapat dialami oleh seseorang yang berada pada
lingkungan baru. Jika tokoh memiliki kesiapan mental sebelum berpindah ke
suatu tempat baru, maka ia dianggap berhasil menyesuaikan diri dengan baik
(well adjusment).
6. Deviasi kepribadian dalam Novel Detik Terakhir karya Alberthiene Endah:
Kajian Psikologi Sastra yang ditulis oleh Ali Mohamad dari S2 Ilmu Sastra
UGM tahun 2009 yang menceritakan tentang seorang gadis muda dalam
melawan atau melindungi dirinya dari kehidupan yang sangat ia benci. Ia
berjuang mendapatkan kemenangan yang ia yakini dengan mencintai sesama
perempuan. Ia bergulat dalam proses pengenalan dirinya di tengah situasi yang
bagi orang kebanyakan adalah proses tak sadar. Teori psikoanalisis digunakan
untuk mengetahui aspek kepribadian, mengungkap penyebab deviasi
kepribadian dan respon tokoh utama terhadap lingkungan. Penulis
mendeskripsikan fenomena sosial dan psikologis yang terjadi dalam
kehidupan di tengah masyarakat, khususnya masyarakat metropolitan dalam
menghadapi konflik, baik dalam keluarga maupun lingkungan sosial.
Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa setiap orang memiliki
9
kepribadian unik dan pada kondisi tertentu terdapat aspek kepribadian yang
muncul dominan.
Kebanyakan penelitian lain sejenis membahas novel bernafaskan islami atau
novel terjemahan. Penggunaan novel berbahasa daerah sudah jarang ditemui.
Pemilihan novel “Gumuk Sandhi” ini merupakan salah satu bentuk usaha agar
novel- novel berbahasa Jawa lainnya bisa menarik minat pembaca di masa kini
untuk mencintai dan membudayakan kembali bahasa daerah yang sudah mulai
terkikis zaman.
Alasan pemilihan novel ini sebagai objek penelitian adalah dinamika dan
pengaruh konflik terhadap sifat kesetiaan tokoh Prawita. Permasalahan rumah
tangga dan konflik batin yang terjadi dalam diri tokoh tersirat jelas dari dialog
dalam novel. Konflik yang terjadi pada tokoh akan mempengaruhi sifat keseharian
dan cara untuk menghindari rasa sakit yang diakibatkan. Sikap masyarakat yang
tidak fleksibel dan memaksakan kehendak masih bisa ditemukan pada masa
modern ini. Keharusan anak untuk mematuhi perintah orang tua, tekanan ekonomi,
serta pandangan ideal masyarakat membuat tokoh-tokoh harus menggunakan
mekanisme pertahanan untuk terus menjalankan kehidupan.
Kesetiaan, keteguhan dan sifat lapang dada adalah jenis-jenis sifat yang sangat
diperlukan oleh setiap individu dalam masyarakat era masa kini. Tokoh Prawita
adalah sosok yang sangat sulit ditemukan di zaman manapun. Setia, sabar,
bijaksana, serta bertanggung jawab adalah satuan sifat yang didapatkan dengan
mengorbankan serta memendam berbagai emosi pribadi demi membahagiakan
10
orang disekitarnya. Terbukti individu dengan kepribadian semacam ini sangat
langka di masyarakat.
Alasan menggunakan pendekatan psikologi sastra sebagai dasar kajian
penelitian ini, karena permasalahan yang ditampilkan dalam novel Gumuk Sandhi
ini bersumber dari kegoisan Sudira yang menyebabkan Prawita menanggung
kesalahan sahabatnya, sedangkan Sudira malah melarikan diri entah ke mana
setelah diusir oleh orang tuanya. Manusia yang merupakan mahluk sosial
menganggap bahwa kontak sosial antar individu merupakan sebuah kebutuhan
primer dalam kehidupan. Bentuk interaksi dan reaksi masyarakat yang cenderung
negatif memberikan tekanan pada Prawita yang menjalankan tugasnya sebagai
suami untuk menggantikan Sudira, sehingga ketika janji sudira untuk kembali tak
kunjung terjadi, Prawita pun memutuskan untuk menagih janji Sudira yang sudah
kadaluarsa. Prawita menuntut kejelasan untuk dirinya dan juga Marsini, yang
mulai merasakan cinta kepada suaminya.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka perlu diadakan penelitian terhadap novel
Gumuk Sandhi, terutama pada tokoh Prawita dengan menggunakan pendekatan
psikologi mekanisme pertahanan dan konflik. Sumardjo mengungkapkan bahwa
sastra adalah produk masyarakat. Ia berada di tengah masyarakat karena
dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan
emosional atau rasional dari masyarakatnya. (Sumardjo, 1979:12).
Psikologi berasal dari kata Yunani kuno, psyche yang berarti “jiwa” dan logos
yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Secara definisi psikologi dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku dan proses mental. Artinya,
11
psikologi adalah ilmu yang berusaha menjelaskan gejala perilaku manusia
(Jaenudin, 2012:1).
Psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa, sedangkan
sastra adalah ilmu tentang karya seni dengan tulis-menulis. Diartikan secara
keseluruhan, psikologi sastra merupakan ilmu yang mengkaji karya sastra dari
sudut kejiwaannya. Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan
pengertian. Pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai
pribadi. Kedua adalah studi proseskreatif. Ketiga studi tipe dan hukum-hukum
psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Keempat mempelajari dampak sastra
pada pembaca atau psikologi pembaca (Wellek & Austin, 1989:90). Psikologi
sastra adalah teori telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan
aktivitas kejiwaan. Hal penting yang perlu dipahami dalam menelaah secara
psikologis adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan
pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan
(Minderop, 2010:54-55).
Penelitian psikologi sastra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama,
melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian dilakukanan analisis terhadap
suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra
sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap
relevan untuk melakukan analisis. Psiko analisis dalam karya sastra berguna untuk
menganalisis tokoh-tokoh dalam drama secara psikologis. Tokoh-tokoh tersebut
umumnya merupakan imajinasi atau khayalan pengarang / penulis yang berada
dalam kondisi jiwa yang sehat maupun terganggu, lalu dituangkan menjadi sebuah
karya yang indah.
12
Untuk mengulas konflik batin yang dialami oleh Prawita, digunakan teori
mekanisme pertahanan dan konflik. Mekanisme pertahanan terjadi karena adanya
dorongan atau perasaan beralih untuk mencari objek pengganti, misalnya impuls
agresif yang ditujukan kepada pihak lain yang dianggap aman untuk diserang.
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan mengacu pada proses bawah
sadar seseorang yang mempertahankannya terhadap anxitas; mekanisme ini
melindunginya dari ancaman-ancaman eksternal atau adanya impuls-impuls yang
timbul dari anxitas internal dengan mendistorsi realitas dengan berbagai cara
(Hilgard, et al., 1975:442).
Membahas psikologi sastra merupakan hal yang sangat menarik. Melalui
karya yang dihasilkan, kita mampu menelusuri jejak peristiwa yang terjadi,
keadaan serta permasalahan dan sikap masyarakat yang bergolak di sekitar masa
penulisan yang mengilhami terciptanya karya sastra, seperti apakah reaksi dan
tanggapan pengarang, dan bagaimanakah solusi yang dianggap ideal oleh salah
seorang anggota masyarakat yang terikat oleh sebuah status sosial untuk
memecahkan masalah yang terjadi, dan bagaimanakah pengaruhnya terhadap
kondisi kejiwaan si pelaku pada akhirnya. Diharapkan dengan mengangkat
tinjauan psikologi sastra, dapat membantu masyarakat untuk memandang dan
menilai segala sesuatu peristiwa yang terjadi melalui stereotipe yang berbeda.
B. Batasan masalah
Secara praktis, penelitian ini merupakan data sebagai bahan pengembangan
ilmu pengetahuan umum yang mencakup aspek sastra dan psikologi. Agar
13
penulisan makalah ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang
direncanakan, maka batasan- batasan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Unsur-unsur struktural dalam novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie
Atmodihardjo dengan teori struktural Robert Stanton.
2. Pengaruh konflik rumah tangga dan kesetiaan tokoh Prawita dalam
pembentukan mekanisme pertahanan.
3. Penerapan teori mekanisme pertahanan dan konflik sesuai teori psikologi
Sigmund Freud.
4. Dampak mekanisme pertahanan pada tokoh Prawita
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adanya pengaruh dan peran masing-masing
individu dalam membentuk karakter dan kondisi masyarakat, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah struktur intrinsik novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie
Atmodihardjo?
2. Apakah faktor yang menyebabkan konflik rumah tangga dalam novel
Gumuk Sandhi?
3. Bagaimana pengaruh konflik rumah tangga dan kesetiaan tokoh Prawita
dalam pembentukan mekanisme pertahanan?
4. Bagaimanakah dampak mekanisme pertahanan tokoh Prawita?
14
D. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Mendeskripsikan keterkaitan antarunsur struktural novel Gumuk Sandhi
karya Poerwadhie Atmodihardjo.
2. Mendeskripsikan faktor penyebab konflik rumah tangga yang terjadi
dalam keluarga Prawita.
3. Mendeskripsikan pengaruh konflik rumah tangga dan kesetiaan tokoh
Prawita dalam pembentukan mekanisme pertahanan.
4. Mendeskripsikan dampak mekanisme pertahanan tokoh Prawita.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik, mampu menghasilkan
laporan yang sistematis dan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis
a. Manfaat penelitian secara teoritis diharapkan mampu menambah
pengetahuan mengenai kajian psikologi terutama psikologi sastra.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kultur dan budaya yang
berkembang di era tahun penulisan novel.
c. Penguasaan situasi dan kondisi untuk menghadapi masalah dengan pikiran
terbuka seperti yang dilakukan oleh tokoh Prawita.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi penulis
15
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan penguasaan mekanisme
pertahanan dengan salah satu contoh kasus pengaruh desakan situasi dan
kondisi sekitar terhadap insting mempertahankan diri yang dimiliki oleh
setiap individu.
b. Bagi pihak lain
Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
F. Landasan Teori
1. Teori Psikologi Sastra
Manusia menurut Freud adalah mahluk yang seimbang. Hal ini
dikarenakan manusia memiliki id, ego, dan superego. Manusia tidak dibatasi oleh
naluri tertentu yang spesifik, akibatnya manusia dapat dibanjiri oleh semua
rangsangan. Dorongan (drive) untuk memenuhi atau mendapatkan rangsangan
tersebut muncul berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle) yang
dimiliki oleh Id. Namun, sebagai manusia tidak bisa begitu saja mengikuti semua
dorongan naluri yang dimiliki untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Maka,
disinilah peran ego dan superego menjadi penting. Ego berperan dengan menunda
ketegangan sampai ditemukannya pemenuhan secara objektif (reality principle).
Prinsip ego ini juga didukung oleh adanya superego yang berfungsi untuk
merintangi impuls-impuls id dan mendorong ego untuk mengganti tujuan realistis
dengan moralitis.
16
2. Teori Mekanisme Pertahanan
Mekanisme pertahanan diri atau yang biasa disebut "Defence
Mechanisms" merupakan bentuk pertahanan diri dari setiap individu. Sebagian
dari cara individu untuk mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress ataupun
konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang dia
lakukan secara sadar ataupun tidak. Sigmund Freud menggunakan istilah
mekanisme pertahanan diri (Defence Mechanisms) untuk menunjukkan proses
tdak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikkan
kenyataan. Artinya mekanisme pertahanan diri ini merupakan bentuk penipuan
diri.
Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu adalah
mekanisme yang rumit dan banyak macamnya. Berikut ini 7 macam mekanisme
pertahanan ego yang menurut Freud umum dijumpai :
1. Represi (Repression)
Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan,
impuls-impuls pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu
kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam
bawah sadar.
Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai
atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar. Repression yang
terus menerus akan menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi
“kompleks terdesak”
Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan yang penting
dalam terjadinya neurosis. Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah
17
istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan mental yang menyebabkan
stress, tapi tidak memengaruhi pemikiran rasional.
Contoh : Seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan,
kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang
psikogenik, bila lupa karena gegar otak maka disebut amnesia organik).
2. Sublimasi (Sublimation)
Proses dengan apa kehendak-kehendak tidak sadar dan tidak dapat
diterima, disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi.
Dorongan atau kehendak-kehendak yang tidak dapat disalurkan menjadi
aktivitas yang memiliki nilai sosial.
Contoh : Seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi atlet petinju.
3. Proyeksi (Projection)
Adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi dirinya dari
kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan
dengan menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai
kesulitannya sendiri yang tidak baik. Atau dengan kata lain, proyeksi merupakan
usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau
keinginan yang tidak baik.
Contoh : Seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada
dia.
4. Pengelakan atau Pemindahan (Displacement)
Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan
yang lain ke arah ideide, objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber primer
18
emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang
atau objek yang lain.
Contoh : Seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya
atau menendang kucingnya.
5. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu
masuk akal (rasional) dan dianggap rasional adanya, dapat disetujui, dapat
dibenarkan, dan dapat diterima oleh dirinya sendiri dan masyarakat.
Contoh: Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.
6. Pembentukan reaksi (Reaction Formation)
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang
berbahaya baik yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan
prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk
dilakukannya.
Contoh : Seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap
yang sebaliknya, yaitu sangat menyayangi secara berlebihan.
7. Regresi (Regression)
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih awal dan
kurang matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku
infantile (kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat
perkembangan yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh : Seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak ngompol lagi
karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap jempol lagi setelah ia
memiliki adik, karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
19
8. Agresi dan Apatis
Agresi langsung adalah agresi yang diungkapkan secara langsung kepada
seseorang atau objek yang merupakan sumber frustasi. Agresi yang dialihkan
adalah bila seseorang mengalami frustasi namun tidak dapat mengungkapkan
secara puas kepada sumber frustasi. Apatis adalah bentuk lain dari reaksi
terhadap frustasi yaitu sikap menarik diri dan bersikap seakan-akan pasrah.
9. Fantasi dan Stereotype
Fantasi yaitu cara penyelesaian masalah dengan masuk ke dunia khayal.
Stereotype adalah konsekuensi lain dari frustasi yaitu memperlihatkan perilaku
pengulangan terus menerus.
Menurut Iman Setiadi Arif (2011:32-41) teori mekanisme pertahanan pada
ilmu psikologi murni dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Mekanisme pertahanan yang tergolong matang (mature). Mekanisme
pertahanan ini meliputi: Sublimasi, yaitu mengubah atau mentransformasi
dorongan primitive menjadi dorongan yang lebih sesuai dengan budaya dan
norma-norma yang berlaku di realitas eksternal. Kompensasi, yaitu upaya
untuk mengatasi suatu inferiority (kekurangan) dalam suatu bidang dengan
cara mengupayakan superiority (keunggulan) dalam bidang yang lain. Supresi,
adalah upaya meredam kembali suatu dorongan libidinal yang berpotensi
konflik dengan realitas eksternal, setelah menyadari dorongan tersebut. Humor,
adalah mengubah penghayatan akan suatu peristiwa dari tidak menyenangkan
menjadi menyenangkan.
2. Mekanisme pertahanan yang tergolong tidak matang (immature). Mekanisme
pertahanan ini meliputi: represi, adalah upaya meredam suatu dorongan
20
libidinal yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal tanpa membiarkan
sadar terlebih dahulu. Proyeksi, yaitu suatu mekanisme pertahanan dimana
seseorang secara psikis menolak dan mengeluarkan bagian dari dirinya yang
tidak dikehendaki. Introyeksi, adalah suatu mekanisme pertahanan dimana
seseorang mengambil alih suatu ciri kepribadian yang ditemuinya pada orang
lain menjadi miliknya sendiri. Reaksi formasi, yaitu upaya untuk melawan
suatu dorongan libidinal yang dipersepsikan dapat menimbulkan konflik,
dengan cara melakukan kebalikannya. Undoing adalah upaya simbolik untuk
membatalkan suatu impuls yang telah terwujud menjadi tingkah laku.
Displacement, yaitu mengganti objek yang menjadi sasaran. Denial, adalah
menyangkal bahwa suatu peristiwa benar-benar terjadi. Regresi, yaitu sebagai
proses yang sangat menentukan dalam kemunculan psikopatologi.
3. Mekanisme pertahanan yang tergolong primitif (archaic). Mekanisme
pertahanan ini meliputi: splitting, adalah mekanisme yang dilakukan bayi
untuk memudahkan mengorganisir dan menangani berbagai pengalaman yang
dialaminya. Projective identification, yaitu salah satu mekanisme pertahanan
primitif yang biasanya ditemui pada kepribadian yang terganggu. Primitive
idealization, dilakukan seseorang untuk mempertahankan harga diri
mendasarnya ketika mengalami ancaman dengan cara mengidealisasi orang
lain dan kemudian mengembangkan fantasi kesatuan dengan orang tersebut.
Dampak mekanisme pertahanan yang dikutip dari Semiun (2006) dalam Geliy
Nurmuray Idzha (2013: 116) diantaranya yaitu reaksi-reaksi mekanisme
pertahanan ego mungkin sangat konstruktif, tekanan tetap melindungi diri secara
21
psikologis menyebabkan tidak relaks, usaha pada mekanisme pertahanan ego
mempengaruhi keadaan sekitar (manipulatif), cenderung akan diterapkan lagi bila
dirasa menguntungkan.
Dampak mekanisme pertahanan yang lain menurut McGill (2008) dalam Geliy
Nurmuray Idzha (2013: 116) yang terjadi dalam diri seseorang antara lain,
mekanisme pertahanan melibatkan penipuan dan distorsi realitas, ketika
kecemasan ditekan, diwujudkan dengan cara lain seperti fobia, serangan
kecemasan atau gangguan obsesif-kompulsif, mengurangi kecemasan dan
mempertahankan citra diri yang positif, mengurangi aktivitas fisiologis yang tidak
sehat.
Kepribadian menurut psikologi bisa mengacu pada pola karakteristik perilaku
dan pola pikir yang menentukan penilaian seseorang terhadap lingkungan
(Minderop, 2011: 4). Salah satu unsur kepribadian adalah perasaan. Perasaan
adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Perasaan dapat
menimbulkan kehendak yaitu keadaan untuk mendapatkan suatu kenikmatan
(kehendak positif) atau menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan
membawa perasaan tidak nikmat (kehendak negatif) (Koentjaranigrat, 1986: 106-
108)
Metode dasar yang dipakai untuk meneliti perubahan yang sangat banyak
dalam jiwa adalah introspeksi, yakni suatu observasi teliti dan sistematik yang
dilakukan oleh seseorang terhadap pengalaman diri sendiri. Introspeksi yang tidak
teliti dapat menimbulkan perkiraan bahwa suatu keadaan jiwa seperti hawa nafsu
22
dapat berlangsung tanpa putus-putus dalam jangka waktu lama (Kifudyartanto,
2003: 12).
Mekanisme pertahanan merupakan inti dari peneitian ini, sehingga teori
mekanisme pertahanan sangat diperlukan sebagai penunjang terhadap novel
Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo. Teori mekanisme pertahanan
juga digunakan untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan. Hal ini
dilakukan agar penelitian ini tidak diragukan kualitasnya.
3. Teori Strukturalisme
Secara etimologi struktural berasal dari kata structural, bahasa latin, yaitu
bentuk atau bangunan. Strukturalisme merupakan paham mengenai unsur-unsur,
yaitu struktur organisasi dengan mekanisme antar hubungannya, disatu pihak
antar hubungan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, dipihak lain
hubungan antar unsur dengan totalitasnya (Ratna, 2007:91). Hubungan tersebut
tidak semata-mata bersifat positif, seperti keselarasan, kesesuaian, kesepahaman,
tetapi juga negatif seperti konflik dan pertentangan.
Teori Sangidu (2004:16), strukturalisme sastra adalah suatu disiplin ilmu
yang memandang karya sastra sebagai suatu struktur yang terdiri dari beberapa
unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Tujuan metode analisis
strukturalisme karya sastra untuk membongkar dan memaparkan secermat
mungkin, semenditel, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan
semua unsur sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh
(Teeuw dalam Sangidu, 2004:17).
23
Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi
yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2007:37). Hal pertama yang dilakukan adalah
mendeskripsikan dan mengidentifikasi karya sastra seperti tema, alur, penokohan,
dan latar dengan mengacu pada teori Robert Stanton. Setelah itu, dengan
menjelaskan fungsi-fungsi yang menunjang makna keseluruhan sehingga
membentuk totalitas kemaknaan yang padu.
Analisis struktural merupakan pendekatan pertama yang digunakan untuk
menganalisis novel “Gumuk Sandhi”. Menganalisi unsur pembangun yang
terdapat dalam naskah monolog tersebut, kemudian penelitian ini menggunakan
analisis psikologi sastra untuk mengetahui makna yang mendalam mengenai
pergolakan hati tokoh Prawita.
a. Tema
Menurut Stanaton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2007: 67), tema
(Theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema walaupun
sulit ditentukan secara pasti, namun maknanya tidak disembunyikan walaupun
tidak dilukiskan secara eksplisit. Tema sebagai pokok bahasan sebuah karya
fiksi tidak sengaja disembunyikan karena hal ini lah yang ditawarkan kepada
pembaca.
b. Alur
Alur hakikatnya adalah apa yang dilakukan oleh tokoh dan peristiwa
apa yang dialami tokoh (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2007:75). Alur
menentukan pemahaman kita terhadap jalan cerita yang ditampilkan oleh
24
seorang tokoh. Alur sangat berkaitan dengan tokoh, bagaimana seorang tokoh
membawakan cerita dengan alur yang baik.
c. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2007:165). Penokohan
merupakan faktor terpenting dalam pementasan drama. Seorang tokoh harus
mampu memerankan orang lain dalam cerita. Menurut Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 2007:165), tokoh cerita (Character) adalah orang (-orang) yang
ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
d. Latar
Latar merupakan tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi wadah
tempat tokoh melakukan dan dikenai sesuatu kejadian. Latar memberikan
“aturan” permainan terhadap tokoh. Latar akan memberikan pengaruh tingkah
laku dan cara berpikir tokoh (Nurgiyantoro, 2007:75). Latar menurut
Nurgiyantoro (2007:227) dibagi menjadi tiga, yaitu: latar tempat, latar waktu,
dan latar sosial.
G. Metode Penelitian
Metode dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan, karena berhasil
tidaknya suatu penelitan dipengaruhi oleh tepat tidaknya metode yang dipakai.
Metode adalah suatu cara kerja untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif untuk menjelaskan perilaku antar individu
dengan perannya masing dalam kehidupan, serta cara-cara yang dilakukan untuk
25
menghadapi konflik kehidupannya. Data deskriptif dalam penelitian ini berupa
analisis kutipan-kutipan wacana pada “Gumuk Sandhi” untuk memberi gambaran.
Strategi penelitian yang digunakan peneliti adalah strategi penelitian
terpancang (embedded Research). Penelitian terpancang adalah penelitian yang
sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utama (Sutopo,
2002:112). Variabel utama dalam penelitian ini adalah mekanisme pertahanan
tokoh Prawita dalam novel “Gumuk Sandhi” yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kasusnya merupakan studi kasus tunggal (case study). Studi kasus
tunggal yaitu penelitian terarah hanya pada satu karakteristik (Sutopo, 2002:112).
Studi kasus tunggal dalam penelitian ini hanya pada suntingan dialog dan teks
dalam novel “Gumuk Sandhi”. Penelitian ini menggunakan metode embedded
research and case study.
1. Data dan Sumber data
1.1 Data
Data pada dasarnya adalah bahan mentah yang dikumpulkan oleh peneliti
dari dunia yang dipelajarinya (Sutopo, 2002:73). Data dalam penelitian ini
berupa data kualitaitf. Data kualitatif adalah data yang tidak terukur secara
numerik, seperti jenis kelamin, agama, atau warna kulit. Data dalam penelitian
ini berupa teks yang terdapat pada novel “Gumuk Sandhi” yang berupa unsur
unsur struktural, unsur psikologi sastra, dan unsur mekanisme pertahanan dan
konflik tokoh.
1.2 Sumber Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah content analisis. Sumber
data adalah subjek penelitian dari mana data itu diperoleh (Siswantoro,
26
2010:63). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan
sumber data sekunder.
1.2.1 Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari
sumber data dan penyelidikan untuk tujuan penelitian (Surachmad, 1990:163).
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel “Gumuk Sandhi” yang
diterbitkan oleh Penerbit Kiblat pada tahun 2011 cetakan ke-3 ditulis oleh
Poerwadhie Atmodihardjo, dengan jumlah 101 halaman, format tulisan Times
New Roman ukuran 14, spasi 1 , cetakan kedua pada tahun 2011.
1.2.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang lebih dulu dikumpulkan orang di
luar penyidik, walaupun dikumpulkan orang itu termasuk data asli
(Surachmad, 1990:163). Data sekunder dalam penelitian ini adalah pendapat
para ahli yang relevan dengan penelitian. Pendapat yang dimaksudkan peneliti
meliputi pendapat mengenai psikologi, pengaruh konflik terhadap kepribadian
individu, dan teori mekanisme pertahanan.
2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik content analysis dan interview. Teknik content analysis adalah
metodelogi penelitian yang memanfaatkan prosedur untuk menarik
kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen (Lexy J. Moelong,
2011 : 163)
Melalui content analysis data yang diperoleh secara cermat untuk
dapat diambil kesimpulan mengenai data yang digunakan dalam penelitian ini,
27
serta hal penting yang menjadi pokok persoalan penelitian, dengan demikian
analisis tersebut mengacu pada beberapa dokumen atau yang relevan dengan
penelitian.
Teknik interview juga digunakan dalam penelitian ini. Interview adalah
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Lexy J. Moelong, 2007 : 186).
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, ini
bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian
besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi (Sulistyo-Basuki
2006:173).
Menghindari kasus kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin
kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan
wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas
gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik
penelitian.
Peneliti harus memperhatikan cara-cara yang benar dalam melakukan
wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki arti ganda,
taksa, atau pun yang bersifat ambiguitas.
b. Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung banyak
pertanyaan khusus. Pertanyaan yang panjang hendaknya dipecah menjadi
beberapa pertanyaan baru.
28
c. Pewawancara hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan
acuan waktu dan tempat yang jelas.
d. Pewawancara seyogyanya mengajukan pertanyaan dalam rangka
pengalaman konkrit si responden.
e. Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau
sama sekali tidak menyebutkan alternatif.
f. Dalam wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden
marah ,malu atau canggung, gunakan kata atau kalimat yang dapat
memperhalus.
3 Validitas Data
Validitas data dalam penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dengan berbagai teknik yang sesuai yang diperlukan untuk penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi, yaitu teknik yang didasari
pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik
kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang (Sutopo,
2002:78). Menurut Patton (dalam Sutopo, 2002:78) ada empat macam teknik
trianggulasi, yaitu: (1) trianggulasi data (data triangulation), (2) trianggulasi
peneliti (investigator triangulation), (3) trianggulasi metodologis
(methodoological triangulation), (4) trianggulasi teori (theoretical
triangulation).
Berdasarkan keempat teknik trianggulasi di atas, dalam penelitian ini
menggunakan model trianggulasi teori. Model trianggulasi teori delakukan
dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas
permasalahan yang dikaji (Sutopo, 2002:82). Dari berbagai perspektif teori
29
tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak
sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan yang utuh dan menyeluruh.
Dalam menggunakan trianggulasi ini, perlu memahami teori-teori yang
digunakan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga mampu
menghasilkan simpulan yang lebih mantap.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan tata urutan penulisan yang akan
disampaikan peneliti. Berikut sistematika penulisan penelitian Kesetiaan Janji
Tokoh Prawita Menghadapi Konflik Rumah tangga dalam Novel Gumuk Sandhi
Karya Poerwadhie Atmodihardjo:
1. Bagian Awal
Bagian ini mencakup 13 hal, yaitu : (a) sampul luar, (b) sampul dalam, (c)
persetujuan pembimbing, (d) pengesahan penguji, (e) halaman pernyataan,
(f) halaman motto, (g) halaman khusus/halaman persembahan, (h) kata
pengantar, (i) daftar isi, (j) daftar singkatan dan lambang, (k) daftar
lampiran, (l) daftar gambar, dan (m) abstrak.
2. Bagian Isi
Bagian isi mencakup 3 hal, yaitu:
a. Bagian pendahuluan meliputi : (1) latar belakang masalah, (2)
batasan masalah, (3) perumusan masalah, (4) tujuan pembahasan
masalah, (5) landasan teori, (6) metodologi penelitian, dan (7)
sistematika penulisan.
30
b. Bagian isi merupakan inti karya ilmiah yang memaparkan uraian
pokok masalah yang dibahas. Bagian isi terdiri dari : (1) sajian data,
(2) pembahsan masalah yang dirumuskan (3) resepsi sastra penulis
c. Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.