bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · 2020. 3. 5. · 1 bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan
dengan mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua
kandung, wali yang sah ataupun orang lain yang bertanggung jawab atasnya.
Pengangakatan anak tidak diatur didalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata melainkan diatur dalam hukum perdata materiil, adopsi terletak
didalam Hukum Keluarga. Hukum Keluarga adalah semua kaidah-kaidah
yang mengatur dan menentukan syarat-syarat dan acara mengadakan
hubungan pribadi serta seluruh akibat hukumnya1. Pengangkatan anak ini
terdapat akibat hukum dari pengangkatan anak yaitu tentang hal tentang
kekuasaan orang tua (ouderlijke macht), hak waris, hak alimentasi dan juga
hak soal nama2.
Dari segi perkembangan hukum nasional, pengangkatan anak di
Indonesia dilakukan dengan secara formal dan berlaku bagi seluruh
1 Djaja Meliala, Pengangkatan Anak di Indonesia, Penerbit Tarsito, Bandung, 1982, h. 5.
2 Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional Indonesia, Penerbit Kinta, Jakarta, 1969, h. 117.
2
pengangkatan anak di Indonesia tanpa membedakan golongan penduduk yang
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Pengangkatan Anak3. Pengangkatan anak dengan demikian
adalah suatu perbuatan hukum pengalihan seorang anak dari suatu lingkungan
(semula) ke lingkungan keluarga orang tua angkatnya. Peraturan Pemerintah
Pengangkatan Anak ini diadakan dalam rangka melaksanakan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Anak Angkat
menurut Undang-Undang Perlindungan Anak adalah anak yang haknya
dialihkan dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah atau orang lain
yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan pembesaran anak
tersebut ke lingkungan keluarga orang tua angkatnya dengan berdasarkan
putusan atau penetapan pengadilan (Pasal 2 butir 9).
Terdapatnya gagasan bahwa Pengangkatan Anak harus dilakukan
dengan formal melalui hukum yang ada maka hal ini dilakukan dengan tujuan
memberikan perlindungan kepada anak angkat. Pengangkatan anak juga harus
memberikan kepastian hukum kepada anak yaitu memiliki hubungan multi
aspek, terutama dengan aspek hukum kekeluargaan, hukum harta kekayaan
serta hukum waris. Permohonan pengangkatan anak yang diajukan di
Pengadilan Negeri memiliki tujuan yang berbeda-beda dan permohonan dapat
dilakukan baik oleh keluarga sedarah ataupun dari orang lain. Meskipun
alasan dan tujuan permohonan pengangkatan anak berbeda-beda tetapi hal ini
3 Rusli Pandika, Hukum Pengangkatan Anak, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2014, h. 105.
3
tidak akan berpengaruh pada kedudukan anak angkat tersebut yang sama
kedudukannya dengan anak sah seperti memperhatikan dari akibat hukum dari
pengangkatan anak yaitu tentang hak alimentasi, hak kekuasaan orang tua dan
khususnya hak waris terhadap anak angkat. Pada Penetapan Pengadilan
tentang Pengangkatan Anak didalamnya terdapat penjelasan tentang motivasi
yang berbeda-beda disetiap pengangkatannya yang digunakan sebagai
pertimbangan hakim dalam menetapkan putusan, tetapi satu yang ditegaskan
adalah tentang tujuan dari pengangkatan anak yaitu mengutamakan
kepentingan dari anak angkat dan juga memberikan kedudukan anak angkat
seperti halnya anak anak kandung yang hal ini seharusnya dimasukan sebagai
salah satu pertimbangan hukum dalam tujuan pengangkan anak.
Beberapa peraturan pengangkatan anak yang ada dianggap kurang
memenuhi kebutuhan praktis bagi anak angkat terhadap hak warisnya karena
serta tidak adanya kejelasan dan lembaga pengangkatan anak yang
memberikan perlindungan hukum bagi anak angkat terhadap kedudukannya
yang sama seperti anak sah terhadap hak warisnya. Pengaturan pengangkatan
anak bukan sekadar diperlukan untuk memberi kepastian dan kejelasan
mengenai pengangkatan anak, tetapi dibutuhkan untuk menjamin kepentingan
calon anak angkat, jaminan atas kepastian, keselamatan, pemeliharaan dan
4
serta pertumbuhan anak angkat, sehingga pengangkatan seharusnya
memberikan peluang pada anak untuk hidup lebih sejahtera4.
Dalam putusan hakim dalam penetapan anak angkat yang hanya
memperhatikan dalil pemohon tentang alasan pengangkatan anak dan tidak
menyinggung bagaimana akibat hukum anak angkat terhadap hak mewaris
dari orang tua angkatnya sehingga dalam putusan hakim terhadap penetapan
pengadilan dalam pengangkatan anak yang kurang memperhatikan
kepentingan dan kedudukan anak angkat yang secara hukum sama dengan
anak kandung sebagaimana hal ini diatur dalam Staatsblaad 1917 No. 129
sehingga putusan hakim dalam memutuskan penetapan pengangkatan anak
perlu dipertanyakan apa sudah tepat atau sebaliknya.
4 Rusli Pandika, Hukum Pengangkatan Anak, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2014, h. 10.
5
Tabel 1 Penetapan Pengadilan No.14/Pdt.P/2000/PN.Sal, Penetapan
Pengadilan No.21 /Pdt.P/2002/PN.Sal dan Penetapan Pengadilan No.
32/Pdt.P/2008/PN. Sal.
N
o
Item
Penetapan
Pengadilan Nomor
21 /Pdt.P/2002/PN.Sal
Penetapan
Pengadilan Nomor
14/Pdt.P/2000/PN.Sal
Penetapan
Pengadilan Nomor
32/Pdt.P/2008/PN.Sal
1. Alasan
/Dalil
Permo
honan
Kondisi ibu dari
anak yang belum
siap dan tidak
mampu untuk
memberikan
perawatan dan
perlindungan dan
juga kondisi anak
tersebut adalah anak
yatim.
Kondisi ibu kandung
yang tunggal yang
tidak atau belum
mampu untuk
memelihara anak
tersebut.
Kondisi para
pemohon yang
belum dikaruniai
anak dalam 9
(sembilan) tahun
perkawinannya.
2. Pertimb
angan
Hakim
Motivasi pemohon
yang jelas untuk
menyalurkan rasa
kasih sayang kepada
anak tersebut dan
kondisi ibu dari anak
tersebut yang belum
matang dan belum
siap merawat dan
membesarkan.
Tujuan dan motivasi
pemohon jelas dna
kondisi sosial dan
ekonomi pemohon
yang cukup untuk
merawat dan
memelihara anak
tersebut.
Alasan dan tujuan
para pemohon baik
dan jelas, kondisi
dari para pemohon
yang mampu untuk
mengangkat anak
serta kondisi orang
tua anak yang tidak
mampu
membesarkan anak
tersebut.
3. Putusan Pengadilan
memutuskan dan
menyatakan sah
pengangkatan anak
Dengan fakta-fakta
diatas Pengadilan
berkesimpulan
bahwa permohonan
Dengan fakta-fakta
diatas Pengadilan
berpendapat bahwa
permohonan
6
tersebut. pengangkatan anak
dikabulkan dan
disahkan.
pengangkatan anak
ini dikabulkan dan
disahkan.
Dalam tabel tersebut dapat di lihat bahwa dalam ketiga putusan
Penetapan Pengadilan, hakim mengabulkan permohonan dari pemohon untuk
mengajukan pengangkatan anak atas pertimbangan hukum dengan melihat
juga dalil permohonan atau alasan dari pemohon, tetapi dalam putusan hakim
ini kurang tepat karena belum memperhatikan kedudukan anak angkat
tersebut yang sama kedudukannya dengan anak kandung terhadap hak
warisnya.
Atas dasar itulah, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam
terhadap hak waris anak dalam pengangkatan anak dalam penulisan skripsi
yang berjudul,
“ANALISIS HAK WARIS ANAK DALAM PENGANGKATAN ANAK”
(Studi Putusan Penetapan Pengadilan Nomor 14/Pdt.P/2000/PN.Sal, Penetapan
Pengadilan Nomor 21 /Pdt.P/2002/PN.Sal dan Penetapan Pengadilan Nomor
32/Pdt.P/2008/PN. Sal)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
menemukan masalah sebagai berikut :
7
1. Apakah hal-hal yang dipertimbangkan hakim dalam memutuskan
penetapan pengangkatan anak?
2. Bagaimana hak waris anak angkat dalam pengangkatan anak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas,maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dasar hukum yang digunakan hakim dalam
menetapkan penetapan pengangkatan anak
2. Untuk mengetahui sudah tepat atau tidaknya putusan hakim dalam
pengangkatan anak.
3. Untuk menggambarkan dan mengetahui aspek-aspek pewarisan
dalam pengangkatan anak.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalah yang menjadi fokus kajian penelitian dan
tujuan yang ingin dicapai maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan ilmu
Hukum Perdata khususnya dalam pengangkatan anak terhadap kedudukan hak
waris bagi anak angkat dan juga soal pelaksanaan secara nyata dari tujuan
8
dalam hak waris angkat di dalam masyarakat. Penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan permasalahan mengenai
pengangkatan anak hak waris bagi anak angkat dan juga soal pelaksanaannya
dapat sesuai dengan hukum yang memberikan kepastian serta perlindungan
bagi kedudukan anak angkat dan juga diharapkan memberikan wawasan
kepada masyarakat umum tentang tujuan kesejahteraan anak di dalam
pengangkatan anak dan pelaksanannya.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah pedoman cara
seseorang ilmuwan mempelajari,menganalisa dan memahami lingkungan-
lingkungan yang dihadapi dan bersifat mutlak yang harus ada didalam
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan5. Dalam halnya pembuatan
penelitian ini penulis berupaya mencari jawaban atas pertanyaan yang
berkaitan penelitian ini secara jelas, padat dan bersifat objektif, sehingga tidak
menghasilkan penelitian yang dapat membuat kerancuan ataupun
5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta 1994, h.7.
9
menyimpang dari kebenarannya. Upaya penulis ini dalam memperoleh
jawaban atas isu hukum yang dibahas, akan menggunakan:
1. Jenis Penelitian
Penelitian dalam penulisan ini termasuk kedalam penelitian
yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum
yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka ataupun bahan
sekunder yang dikumpulkan untuk menyusun dan menghubungkan
berbagai bahan hukum yang dikumpulkan6. Pendekatan ini juga
dikenal dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari
buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2. Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Pendekatan undang-undang. Pendekatan undang-undang (statute
approach) adalah pendekatan yang digunakan untuk keperluan
praktik hukum dan penelitian untuk karya akademik pada level
teori atau filsafat hukum yang menggunakan ketentuan perundang-
undangan untuk memecahkan isu hukum yang diajukan7.
6 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum edisi revisi, Kencana, Jakarta, 2014, h. 47.
7 Ibid., h. 136.
10
Pendekatan perundang-undangan ini dilakukan dengan menelaah
semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan
isu hukum yang digunakan didalam penelitian ini.
- Pendekatan kasus. Dalam menggunakan pendekatan kasus yang
perlu dipahami oleh peneliti adalah ratio decidendi, yaitu alasan-
alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada
putusannya8. Hal pokok yang dikaji pada setiap putusan tersebut
adalah perimbangan hakim samapai pada suatu keputusan sehingga
dapat digunakan sebagai agumentasi dalam memecahkan isu
hukum yang dihadapi.
3. Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama berupa peraturan perundang-undangan,catatan-
catatan resmi atau risalah dalam suatu pembuatan undang-undang
yang berupa legislasi dan regulasi, yaitu :
- Penetapan Pengadilan Nomor 21/Pdt.P/ 2002/PN. Sal.
- Penetapan Pengadilan Nomor 14/Pdt.P/2000/PN.Sal.
- Penetapan Pengadilan Nomor 32/Pdt.P/2008/Pn.Sal.
8 Ibid., h. 158.
11
- Staatsblad 1917 Nomor 129 (Bab II Pengangkatan Anak)
- Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
- Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 1979 tentang
Pengangkatan Anak.
- Undang-Undang No. 4 Tahun 1989 tentang Pengangkatan Anak.
- Surat Edaran Mahkamah Agung No.6 Tahun 1983 tentang
Penyempurnaan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 1979.
- Undang-Undang No. 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan
Pengangkatan Anak
- Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 110/HUK/2009
tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.
- Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2005 tentang
Pengangkatan Anak.
- Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia No.
41/HUK/KEP/VII/1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perizinan
Pengangkatan Anak.
- Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang
hubungannya erat dengan bahan hukum primer yang ini diperoleh
12
dari literatur, jurnal, dokumentasi tertulis lainnya berkaitan dengan
tujuan hak waris anak dalam pengangkatan anak.
4. Unit Analisa
Unit analisa dalam penelitian ini berisi hal-hal yang
dipertimbangkan hakim dalam memutuskan penetapan pengangkatan
anak dan hak waris anak angkat dalam pengangkatan anak.
5. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran secara luas dan
memudahkan pembaca dalam memahami keseluruhan isi dari skripsi
ini maka penulis membuat susunan skripsi ini terdiri dari beberapa
bagian yang masing-masing diuraikan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang
masalah yakni alasan pemilihan judul, gambaran permasalahan,
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
metode penelitian.
BAB II : Tinjauan Pustaka
13
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan mengenai teori
pembahasan yang merupakan tinjauan pustaka..
BAB III : Hasil Penelitian dan Analisis
Dalam bab ini, penulis menguraikan hasil penelitian dan
analisis. Hasil penelitian berisi rumusan masalah dan tujuan penelitian
dan poin-poin tersebut akan menjadi sub bab dari penelitian.
BAB IV: Penutup
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan mengenai
kesimpulan, saran dan daftar pustaka.