bab i pendahuluan a. latar belakang -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa “Kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam Liingkungan Peradilan Umum,Lingkungan Peradilan Agama,
Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi”.
Dengan dicantumkannya Peradilan Agama dalam konstitusi tersebut sudah
tidak dapat diragukan lagi keberadaan Pengadilan Agama di Republik Indonesia sebagai
salah satu Badan Kekuasaan Kehakiman.
Sebagai pelaksanaan dari pasal 24 ayat (2) undang-undang dasar tersebut,
lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dimana
dalam pasal 13 ayat (1) undang-undang tersebut dinyatakan bahwa orgasinasi,
administrasi dan finansial Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya berada di
bawah kekuasaan Mahkamah Agung, dan sejak saat itu Peradilan Agama berada dalam
satu atap dalam lingkungan kekuasaan Mahkamah Agung.
Perubahan besar telah terjadi pula pada lingkungan Peradilan Agama yaitu
dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dimana ditegaskan
kembali tentang pembinaan tehnis peradilan, organisasi, administrasi dan finansial
Pengadilan Agama dilakukan oleh Mahkamah Agung, tetapi yang tidak kalah
pentingnya yaitu ditambahnya tugas dan wewenang Pengadilan Agama yaitu dapat
mengadili perkara Zakat, Infaq, dan Ekonomi Syari’ah.
Untuk adanya pengaturan yang lebih komprehensif terutama tentang
pengaturan pengawasan hakim dan sebagainya maka undang-undang nomor 4 tahun
2004 teleh diganti dengan undang-undang nomor 48 tahun 2009.
2
Sedangkan untuk Pengadilan Agama, undang-undang nomor 7 tahun 1989 telah
diubah untuk kedua kalinya yaitu dengan undang-undang nomor 50 tahun 2009 yang
dimaksudkan untuk memperkuat prinsip dasar dalam penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman, yaitu agar prinsip kemandirian peradilan dan prinsip kebebasan hakim dapat
berjalan paralel dengan prinsip integritas dan akuntabilitas hakim.
Prinsip pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip
pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya
akuntabilitas (pertanggungjawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan
pegawai pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Untuk itu sudah merupakan suatu keharusan adanya akuntabilitas kinerja pada
setiap instansi pemerintah.
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
1. KEDUDUKAN PERADILAN AGAMA
Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di
lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.
Pengadilan Agama Tabanan Pengadilan Agama Tabanan merupakan Pengadilan
Agama Tingkat Pertama kelas II B dibawah Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama
Mataram. Pengadilan Agama Tabanan terletak di Jalan Pulau Batam No. 12B Tabanan,
Bali yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 95 dan 96 Tahun 1982
tanggal 28 Oktober 1982 dan secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 16 Oktober
1985. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tabanan meliputi seluruh Wilayah
Kabupaten Tabanan yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 100 Desa, yaitu : Kecamatan
Tabanan, Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kecamatan Selemadeg Tengah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Marga,
Kecamatan Baturiti, Kecamatan Penebel, Kecamatan Pupuan.
3
2. TUGAS POKOK
Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan
ekonomi syari’ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun
2006 tentang Peradilan Agama.
3. FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas pokok dan wewenang tersebut, Pengadilan Agama
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara
tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi;
b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan
peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya;
c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan
Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara);
d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada
Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur
dalam pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan
Agama;
e. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta
peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang
dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat (2)
Undang-undang Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
f. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti memberikan pertimbangan
hukum agama, pelayanan riset/penelitian, pengawasan terhadap advokat/penasehat
hukum dan sebagainya, dan;
g. Memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun
hijriyah.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Pengadilan Agama yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara
4
orang-orang yang beragama Islam di bidang : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,
zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari’ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun
1989 Tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
Struktur Organisasi (Susunan) Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim
Anggota, Panitera/ Sekretaris, Wakil Panitera, Sekretaris, Panmud, Kasubbag, Jurusita
dan Jurusita Pengganti.
1. Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.
2. Hakim adalah Pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman.
3. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin oleh
seorang Panitera.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh seorang
Wakil Panitera dan 3 (orang) Panitera Muda yaitu Panitera Muda Hukum, Panitera
Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan. Disamping itu Panitera juga
dibantu oleh beberapa orang Panitera Pengganti dan beberapa orang
Jurusita/Jurusita Pengganti.
5. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh
oleh seorang Sekretaris.
6. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh seorang Sekretaris dan 3
(orang) Kasubbag. Yaitu Kasubbag Kepegawaian adan Ortala, Kasubbag. Umum
dan Keuangan, dan Kasubbag. Perencanaan, Pelaporan dan IT.
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya laporan akuntabiltas kinerja ini untuk mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Pengadilan Agama Tabanan dalam tahun 2016. Analisa atas capaian
kinerja terhadap rencana kinerja ini akan dapat mengindentifikasi sejumlah celah kinerja
bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Dengan pola pikir sebagaimana tersebut di atas, sistematika Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Tabanan disusun sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Tugas Pokok dan
Fungsi, dan Struktur Organsisasi.
5
Bab II – Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tahun 2016, menjelaskan berbagai
Program Prioritas Peradilan Agama untuk periode tahun 2010-2016 dan Penetapan Kinerja
Pengadilan Agama Tabanan untuk Tahun 2016.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisa pencapaian kinerja Pengadilan
Agama Tabanan dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian
sasaran strategis untuk tahun 2016.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pengadilan Agama Tabanan tahun 2016, dan menguraikan rekomendasi yang
diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
6
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Pengadilan Agama Tabanan Tahun 2010 – 2016 merupakan
komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan
terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian,
pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk
mencapai efektivas dan efesiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman
dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Tabanan diselaraskan dengan arah kebijakan dan
program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP)
2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2016, sebagai
pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan
dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2016.
1. Visi dan Misi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama
Tabanan. Adapun Misi dari Pengadilan Agama Tabanan, adalah:
“Terwujudnya Pengadilan Agama Tabanan yang Agung”
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Tabanan menetapkan misi yang
menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama Tabanan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.
Pengadilan Agama Tabanan percaya dan memiliki keyakinan bahwa keempat pilar
misi ini akan membawa pada visi yang telah ditetapkan.
2. Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam rangka mencapai
visi dan misi Pengadilan Agama Tabanan. Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama
Tabanan adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan
7
2. Keterjangkauan pelayanan peradilan
3. Meningkatnya kepastian hukum.
3. Program dan Kegiatan Pokok
Pengadilan Agama Tabanan memiliki sejumlah program dan kegiatan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis yang dimilikinya. Program dan kegiatan
tersebut antara lain:
1. Program peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan. Program ini untuk
mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, peningkatan
akseptabilitas putusan hakim, efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara,
aksepibilitas masyarakat terhadap peradilan, kepatuhan terhadap putusan
pengadilan dan kualitas pengawasan baik dari internal maupun eksternal
Pengadilan Agama Tabanan. Kagiatan yang dilakukan dalam program ini adalah
kegiatan peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan.
2. Program dukungan menajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Program ini
bersifat mendukung tercapainya sasaran strategis yang telah ditetapkan. Kegiatan
yang dilakukan adalah dukungan terhadap manajemen dan pelaksaan tugas teknis
lainnya.
3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pengadilan Agama Tabanan.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan sarana dan prasaran dalam mencapai
sasaran strategis Pengadilan Agama Tabanan. Kegiatan yang dilakukan adalah
peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pengadilan Agama Tabanan.
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA TABANAN
Pengadilan Agama Tabanan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama sebagai
berikut :
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya penyelesaian
perkara
a. Persentase perkara yang dilakukan mediasi
b. Persentase mediasi yang berhasil
c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan:
Perdata :
- Gugatan dan
- Permohonan
d. Persentase perkara yang diselesaikan:
8
Perdata :
- Gugatan
- Permohonan
d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka
waktu maksimal 5 bulan
e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka
waktu lebih dari 5 bulan
Peningkatan aksepbilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum:
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase berkas yang diregister dan siap
didistribusikan ke Majelis
b. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas
putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan
(acces to justice)
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan
cara zitting plaatz
c. Persentase publikasi putusan perkara diunggah ke
website.
Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan.
Persentase perkara yang tidak mengajukan
permohonan eksekusi atas putusan yang berkekuatan
hukum tetap yang ditindaklanjuti
Meningkatnya kualitas
pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang
ditindaklanjuti
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan
eksternal yang ditindaklanjuti.
C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.
Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Tabanan,
menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Penetapan Kinerja Tahun 2016 Pengadilan Agama Tabanan, sebagai berikut:
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1. Meningkatnya penyelesaian
perkara
a. Persentase mediasi yang
menjadi akta perdamaian
5%
b. Persentase sisa perkara yang
9
diselesaikan
Perdata
- Gugatan
- Permohonan
100%
100%
c. Persentase perkara yang
diselesaikan
Perdata
- Gugatan
- Permohonan
100%
100%
d. Persentase perkara yang
diselesaikan dalam jangka
waktu maksimal 5 bulan
100%
e. Persentase perkara yang
diselesaikan dalam jangka
waktu lebih dari 5 bulan
100%
2. Peningkatan aksepbilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum:
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
100%
100%
100%
3. Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase berkas yang
diregister dan siap
didistribusikan ke Majelis
100%
b. Persentase penyampaian
pemberitahuan relaas putusan
tepat waktu, tempat dan para
pihak.
100%
4. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan
(acces to justice)
a. Persentase yang diselesaikan
secara prodeo
100%
b. Persentase perkara yang dapat
diselesaikan dengan cara zitting
plaatz
100%
c. Persentase putusan yang dapat
diakses secara online
100%
5. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan.
Persentase perkara yang tidak
mengajukan permohonan eksekusi
atas putusan perkara berkekuatan
hukum tetap
100%
6. Meningkatnya kualitas
pengawasan
a. Persentase pengaduan
masyarakat yang ditindaklanjuti
100%
b. Persentase temuan hasil
pemeriksaan internal dan
eksternal yang ditindaklanjuti.
100%
10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA.
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi
organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang
telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran
kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment,
melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja
organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Tabanan tahun 2017,
dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang
telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah
ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian
target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam
tahun 2016 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut
diuraikan dalam tabel dibawah ini.
NO
SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
1. Meningkatnya
penyelesaian
perkara
a. Persentase perkara
yang dilakukan
mediasi
100 %
100 %
100 %
b. Persentase mediasi
yang berhasil
5 %
0 %
0 %
c. Persentase sisa
perkara yang
diselesaikan :
Perdata
- Gugatan
100 %
100 %
100 %
d. Persentase perkara
yang diselesaikan
11
- Gugatan
- Permohonan
90%
100%
86%
100%
96%
100%
e. Persentase perkara
yang diselesaikan
dalam jangka waktu
maksimal 5 bulan
100 %
100%
100%
f. Persentase perkara
yang diselesaikan
dalam jangka waktu
lebih dari 5 bulan
100%
100%
100%
2. Peningkatan
aksepbilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang
tidak mengajukan
upaya hukum:
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
100%
100%
100%
3. Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
a. Persentase berkas
yang diregister dan
siap didistribusikan
ke Majelis
100%
100%
100%
b. Persentase
penyampaian
pemberitahuan
relaas putusan tepat
waktu, tempat dan
para pihak.
100%
100%
100%
4. Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
peradilan
(acces to
justice)
a. Persentase perkara
prodeo yang
diselesaikan
100% 100% 100%
b. Persentase perkara
yang dapat
diselesaikan dengan
cara sidang keliling
100%
100%
100%
c. Persentase publikasi
putusan perkara
yang dapat diakses
secara online.
100%
100%
100%
5. Meningkatnya
kepatuhan
terhadap
putusan
pengadilan.
Persentase perkara yang
tidak mengajukan
eksekusi atas putusan
perkara yang
berkekuatan hukum.
100%
100%
100%
6. Meningkatnya
kualitas
pengawasan
a. Persentase
pengaduan
masyarakat yang
ditindaklanjuti
100%
100%
100%
b. Persentase temuan
hasil pemeriksaan
internal dan eksternal
yang ditindaklanjuti.
100%
100%
100%
12
B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja Pengadilan Agama Tabanan Tahun 2016 mengacu pada indikator
kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Pada akhir tahun 2016, Pengadilan Agama Tabanan telah melaksanakan
seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai
sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :
Sasaran 1. Meningkatnya penyelesaian perkara
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini ada 6 indikator adalah sebagai berikut:
SASARAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
%
a. Persentase perkara yang dilakukan
mediasi
100 %
100 %
100 %
b. Persentase mediasi yang berhasil
5%
5 %
90 %
c. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan:
Perdata
- Gugatan
100%
100%
100%
d. Persentase perkara yang diselesaikan:
Perdata
- Gugatan
- Permohonan
90 %
100%
86%
100%
96%
100%
e. Persentase perkara yang diselesaikan
dalam jangka waktu maksimal 5
bulan
100% 100% 100%
f. Persentase perkara yang diselesaikan
dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan
100% 100% 100%
Persentase perkara yang dilakukan mediasi
Berdasarkan PERMA No. I tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
perkara gugatan perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi
agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan.
Berdasarkan laporan perkara jumlah perkara yang harus dimediasi adalah 5 perkara
dan kelima perkara tersebut telah dimediasi. Berdasarkan data tersebut
akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Tabanan mencapai 100% karena target
yang diinginkan dapat terealisasi.
13
Persentase mediasi yang berhasil
Pada tahun 2016 Pengadilan Agama Tabanan menerima perkara yang dimediasi
sebanyak 9 perkara. Dari perkara-perakara yang dimediasi tersebut tidak ada yang
berhasil didamaikan. Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian secara mediasi
tidak tercapai adalah karena para pihak tetap pada pendiriannya untuk meneruskan
perkaranya. Tidak adanya perkara yang berhasil dimediasi membuat target
akuntabilitas yang telah ditetapkan tidak tercapai.
Sebagai bahan perbandingan perkara gugatan perdata yang berhasil sebagai
berikut:
Perkara Capaian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perkara
Gugatan
0% 0% 0 % 0% 0 % 0% 0%
Persentase sisa perkara yang diselesaikan:
Perkara gugatan yang masuk tahun 2015 dan tidak dapat diselesaikan pada
tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun
berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk
pada bulan Desember 2015 dan baru disidangkan pada Tahun 2016, sedangkan
yang masuk di bawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada
yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi.
Sisa perkara gugatan perdata Tahun 2015 sebanyak 9 (sembilan) perkara dan
pada Tahun 2015 diselesaikan seluruhnya sebanyak 9 (sembilan) perkara
sehingga capaiannya 100%.
Penyelesaian perkara Tahun 2015 yang diselesaikan pada tahun 2016
mencapai target yang ditetapkan yaitu 100 % menunjukan bahwa sistem kerja
yang berlaku di lingkungan Pengadilan Agama Tabanan telah berjalan dengan
baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak
selesai pada tahun berikutnya. Sebagai bahan perbandingan persentase sisa
perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:
Perkara
Tahun
2010
Capaian
%
2011
Capaian
%
2012
Capaian
%
2013
Capaian
%
2014
Capaian
%
2015 2016
Sisa
Gugatan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100 %
14
Perdata
Berdasarkan data tersebut di atas adanya, akuntabilitas kinerja pada sisa
perkara yang diselesaikan dari capaian tahun 2010 sampai dengan tahun 2016
sebanyak 100 %.
Persentase perkara yang diselesaikan:
- Perdata yang terdiri dari Gugatan dan Permohonan :
Perkara gugatan dan Permohonan yang masuk pada tahun 2016 sebanyak
75 perkara dan jumlah sisa perkara tahun 2015 sebanyak 5 perkara, sehingga
jumlah perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 80 perkara.
Persentase capaian perkara yang diselesaikan pada tahun 2016 sebesar 96 %.
Capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 90%.
Sebagai bahan perbandingan persentase perkara gugatan perdata yang
diselesaikan, sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada
persentase perkara gugatan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan
capai tahun 2012 sebanyak 92 % dan 94 %. Capaian tahun 2012 dengan capaian
tahun 2013 sebanyak 95%. Dan capaian tahun 2014 sebanyak 96,0 Sementara
pada tahun 2015 capaian akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Tabanan
mengalami peningkatan yaitu sebesar 96 % dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Perkara permohonan yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 1 perkara.
Persentase capaian perkara yang diselesaikan pada tahun 2015 sebesar 100 %.
Penyelesaian perkara permohonan pada tahun 2016 mencapai target yang
ditetapkan yaitu 100 %. Hal ini menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di
lingkungan Pengadilan Agama Tabanan telah berjalan dengan baik dan sehingga
tidak ada sisa perkara tahun tersebut.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perkara yang harus diselesaikan 50 36 60 50 63 85 87
Perkara yang diselesaikan 46 32 50 43 53 73 75
Capaian Kinerja (%) 92.0 94.0 95.0 96.0 93.0 96 98
perbandingan capaian (%) 1.0 1.0 3.0 4.0 5.0
15
Sebagai bahan perbandingan persentase perkara permohonan perdata yang
diselesaikan, sebagai berikut:
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkara yang harus diselesaikan 17 17 10 11 6 17
Perkara yang diselesaikan 17 16 10 11 6 14
Capaian (%) 100.0 94.0 100.0 100.0 100.0 93
Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada
persentase perkara permohonan yang diselesaikan dari capaian tahun 2010
dengan capaian tahun 2011 sebanyak 100 % dan 94%. capaian tahun 2011
dengan capaian tahun 2012 sebanyak %. Capaian tahun 2012 Capaian 2013
sebanyak 100 % Capaian 2014 100 % dan Capaian tahun 2015 100%, dan
capaian tahun 2016 100 %.
Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan.
Berdasarkan KMA nomor 006 tahun 1992 tentang batas waktu dalam penyelesai
perkara yaitu maksimal 6 bulan setelah perkara diterima apabila lebih dari 6 bulan
maka perkara tersebut dianggap perkara sisa.
Keadaan Perkara Gugatan dan Permohonan yang diselesaikan dalam jangka
waktu maksimal 6 bulan
No Bulan Masuk Putus Sisa
1. Januari 10 10 12
2. Pebruari 3 5 10
3. Maret 8 5 13
4. April 6 4 13
5. Mei 13 8 18
6. Juni 3 9 12
7. Juli 3 7 8
8. Agustus 8 4 12
9. September 5 6 8
10. Oktober 6 8 9
11. Nopember 10 7 13
12. Desember 2 6 9
16
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu maksimal 5 sebanyak 66 perkara atau 100% dari target yang telah
ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kerja di Pengadilan Agama
Tabanan telah berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka
waktu maksimal 5 bulan, sebagai berikut:
Perkara
Tahun
2010
Capaian
%
2011
Capaian
%
2012
Capaian
%
2013
Capaian
%
2014
Capaian
%
2015 2016
Sisa
Perkara
gugatan
100 %
100%
100 %
100%
100%
100%
100%
Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada
perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan
dari capaian tahun 2010 dengan capaian tahun 2011 sebanyak 100 % dan capaian
tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 100 %. Capaian tahun 2012, 2013
dan 2014 100% dengan 2015 100%, dan capaian tahun 2016 100 %.
Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan.
Berdasarkan Laporan perkara bulanan maupun tahunan tidak ada perkara yang
diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan sehingga sehingga capaian
akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Tabanan pada tahun 2016 adalah 100%.
Sebagai bahan perbandingan Persentase yang diselesaikan dalam jangka waktu
lebih dari 5 bulan, sebagai berikut:
Tahun
2010
Capaian
%
2011
Capaian
%
2012
Capaian
%
2013
Capaian
%
2014
Capaian
%
2015 2016
perkara
yang
diselesaikan
dalam
jangka
waktu lebih
dari 6 bulan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
17
Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada
perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan yang diselesaikan
dari capaian tahun 2010 hingga 2016 sebanyak 100%.
Sasaran 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
2. Peningkatan
aksepbilitas
putusan Hakim
Persentase perkara yang
tidak mengajukan upaya
hukum:
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
100%
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat adanya akseptabilitas masyarakat terhadap putusan
hakim. Para pencari keadilan merasa puas dengan putusan yang diberikan oleh hakim
sehingga tidak ada yang mengajukan upaya-upaya hukum baik itu banding, kasasi
maupun Peninjauan Kembali.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
Pada tahun 2016 jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Agama
Tabanan sebanyak 85 dan diputus sebanyak 66 perkara, terdiri dari 53 perkara
gugatan dan 13 perkara permohonan. Semua perkara yang telah diputus tersebut
tidak ada yang mengajukan upaya hukum banding maupun kasasi.
Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
banding sebagai berikut:
Perkara
Tahun
2010
Capaian
%
2011
Capaia
n %
2012
Capaia
n %
2013
Capaia
n %
2014
Capaia
n %
2015 2016
Yang tidak
mengajuka
n Upaya
Hukum
100 %
100%
100%
100%
100%
100%
100
%
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada putusan perkara yang
tidak mengajukan upaya hukum baik banding maupun kasasi dari tahun 2010
18
sampai tahun 2015 sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tingkat
akseptabilitas terhadap putusan hakim di Pengadilan Agama Tabanan.
Sasaran 3 : Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO
SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
3. Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
a. Persentase
berkas yang
diregister dan
siap
didistribusikan
ke Majelis
100 %
100 %
100 %
b. Persentase
penyampaian
pemberitahuan
relaas putusan
tepat waktu,
tempat dan para
pihak.
100 %
100 %
100 %
Persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan kepada
majelis.
Pada tahun 2016 jumlah berkas perkara yang tercatat dalam buku register
Pengadilan Agama Tabanan sebanyak 85 perkara, terdiri dari 68 perkara gugatan
dan 17 perkara permohonan. Semua perkara yang diregister tersebut telah
didistribusikan kepada majelis hakim. Sehingga taget yang ditetapkan dalam hal ini
telah mencapai 100%. Hal ini menunjukkan adanya efektifitas dalam pengelolaan
dan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Tabanan.
Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat
dan para pihak.
Target yang ditetapkan dalam penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat
waktu, tempat dan para pihak adalah 100% dan capainnya juga 100%. hal ini
menandakan efektifitas pengelolaan perkara di Pengadilan Agama Tabanan.
Berdasarkan data laporan bulanan bulanan Pengadilan Agama Tabanan jumlah
perkara yang diputus pada tahun 2016 adalah sebanyak 66 perkara. Jumlah
19
putusan ini sama dengan jumlah pemberitahuan yang terdapat dalam laporan
maupun arsip jurusita Pengadilan Agama Tabanan.
Sasaran 4 : Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice).
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO
SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
4. Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
peradilan
(acces to
justice)
Persentase perkara
prodeo yang
diselesaikan
100 %
100 %
100 %
Persentase perkara
yang dapat
diselesaikan
dengan sidang
keliling
100 %
100 %
100 %
Persentase publikasi
putusan yang dapat
diakses secara online
100%
100%
100%
Persentase perkara Prodeo yang diselesaikan.
Capaian perkara prodeo yang diselesaikan pada pengadilan agama tabanan sebesar
100%. Capaian ini memperlihatkan bahwa tingginya tingkat aksesibilitas
masyarakat terhadap Pengadilan Agama Tabanan. Pengadilan Agama Tabanan
memberikan akses kepada masyarakat yang tidak miskin untuk dapat berperkara di
Pengadilan Agama Tabanan tanpa memungut biaya.
Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling.
Pada tahun 2016 Pengadilan Agama Tabanan menargetkan agar perkara yang
pihaknya berada jauh dari Pengadilan Agama Tabanan dapat diselesaikan dengan
sidang keliling. Berdasarkan laporan bulanan dan laporan tahunan Pengadilan
Agama Tabanan Tabanan relisasi persentase perkara yang diselesaikan melalui
sidang keliling sebesar 90%. Hal ini sesuai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 100%.
Persentase putusan perkara yang dapat diakses secara online.
Realisasi putusan yang dapat diakses secara online pada tahun 2016 adalah sebesar
100%. Hal ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 100%.
20
Sehingga capaian akuntabilitas Pengadilan Agama Tabanan sebesar 100%. Capaian
ini menunjukkan bahwa Pengadilan Agama Tabanan memberikan komitment untuk
menjalankan transaparansi dan keterbukaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.
Sasaran 5 : Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO
SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
5. Meningkatnya
kepatuhan
terhadap
putusan
pengadilan.
Persentase
permohonan yang
tidak mengajukan
eksekusi atas
putusan perkara
yang berkekuatan
hukum.
100 %
100 %
100 %
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa kepatuhan terhadap putusan Pengadilan
Agama Tabanan mencapai 100% persen dari target yang diharapkan. Hal ini
menunjukkan masyarakat pencari keadilan di Pengadilan Agama Tabanan patuh dengan
putusan Pengadilan dengan tidak mengajukan permohonan eksekusi.
Sasaran 6 : Meningkatnya kualitas pengawasan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO
SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
6. Meningkatnya
kualitas
pengawasan
Persentase
pengaduan
masyarakat yang
ditindaklanjuti
100 %
100 %
100 %
Persentase
temuan hasil
pemeriksaan
internal dan
eksternal yang
ditindaklanjuti.
100 %
100 %
100 %
Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
21
Persentase realisasi pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di Pengadilan
Agama Tabanan mencapai 100%. Sehingga target yang telah ditetapkan sebesar
100% telah tercapai. Hal ini menunjukkan respon yang cepat dari pengadilan
Agama Tabanan dalam menanggapi adanya pengaduan dari masyarakat.
Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang
ditindaklanjuti.
Pada tahun 2015 telah dilakukan pengawasan dari lingkungan internal Mahkamah
Agung baik oleh Hakim Pengawas Bidang, Hakim Pengawas Daerah, Badan
Pengawas Mahkamah Agung, maupun oleh BUA Mahkamah Agung di Pengadilan
Agama Tabanan. Berdasarkan laporan tindak lanjut dari hasil pengawasan tersebut,
semua temuan telah ditindak lanjuti. Sehingga capaian akuntabilitas kinerja
Pengadilan Agama Tabanan adalah sebesar 100%.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
1. Program peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan.
Realiasi program peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan pada tahun
2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Anggaran Realisasi Persentase
10.900.000 10.722.250 98.37
Realisasi anggaran adalah sebesar 83 %.
2. Program dukungan menajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Realisasi Program ini pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Anggaran Realisasi Persentase
- - -
Realisasi anggaran adalah sebesar 79 %.
22
BAB V
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Tabanan pada tahun 2016 ini
memperlihatkan kinerja yang cukup maksimal. Pada setiap indikator menunjukkan
nilai yang memuaskan. Namun demikian, diperlukan upaya-upaya perbaikan
terutama pada indikator kinerja yang nilai masih rendah. Sementara untuk indikator
yang nilainya tinggi perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi untuk tahun
berikutnya.