bab i pendahuluan a. latar belakang teknis... · 1 bab i pendahuluan ... pambahan bahan kimia...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung
adalah salah satu dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bandung,
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009, tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun
2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota
Bandung.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di
bidang pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan asas otonomi dan
pembantuan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan ketahanan
pangan;
2. Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dan
Pelayanan umum di bidang pertanian dan ketahanan pangan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian yang
meliputi Produksi, Bina Usaha, Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, serta
Ketahanan Pangan;
4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas, dan;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian mempunyai tugas
untuk mengawasi komoditas pangan segar yang beredar di Kota
Bandung antara lain : daging, susu, telur,ikan, beras, sayuran, dan
buah-buahan.
Untuk melaksanakan tupoksi tersebut diperlukan adanya
laboratorium pemeriksaan pangan segar. Dengan adanya beberapa
2
permasalahan seperti kurangnya sumberdaya manusia petugas
pengawasan mutu dan banyaknya tempat pengawasan yang harus
diawasi, maka diperlukan adanya partisipasi aktif dari semua stake
holder yang terkait. Untuk itu dirasa perlu dibuat laboratorium
mini Food Scurity di tempat pemasaran komoditi pangan segar
(pasar modern dan pasar tradisional).
DASAR HUKUM
1. Undang undang N0.18 Tahun 2012 tentang Pangan;
2. Undang undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen;
4. PP No.2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan
Pangan;
5. PP No.28 Tahun 2004 Tentang Keamanan Mutu, dan Gizi
Pangan;
6. Peraturan Menteri Pertanian No.44/Permentan/OT.140/5/2007
Tentang Pedoman Berlaboratorium Veteriner yang baik (Good
Vetereniry Laboratory Practice).
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
No.HK.00.06.1.54.2797 tahun 2009 tentang Tatacara
Pengambilan Contoh Makanan, Pengujian Laboratorium dan
Pelaporan Penyebab Kejadian Luar Biasa dan Keracunan
Makanan;
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi :
a) Pengelola Pasar Modern dan Pasar Tradisional dalam
penyediaan Mini Lab Food Security
3
b) Petugas pemeriksa pada Mini Lab Food Security dalam
melaksanakan kegiatan pengambilan sampel pangan segar,
pemeriksaan pangan segar yang dijual di pasar Modern dan
Pasar Tradisional agar terbebas dari residu , cemaran fisik dan
pambahan bahan kimia berbahaya pada komoditi pangan
segar;
c) Pengawas Mini Lab Food Security oleh petugas Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam pengambilan contoh
untuk pengujian pangan segar dalam rangka monitoring,
pengawasan, pemeriksaan.
2. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk :
1) Memberi petunjuk cara mengambil sampel, memeriksa pangan
segar di Pasar Modern dan Pasar Tradisional
2) Memperoleh data hasil monitoring, pemeriksaan, pengawasan
terhadap pangan segar yang beredar di pasar modern dan
tradisional;
3) Memetakan kejadian residu pestisida dan penambahan bahan
pengawet bahan berbahaya pada pangan segar;
4) Memberikan ketenangan pada konsumen untuk
mengkonsumsi pangan segar yang dijual di Pasar Modern dan
Pasar tradisional
5) Memberikan rekomendasi teknis kepada pelaku usaha dalam
mewujudkan jaminan keamanan pangan segar.
3. Fungsi Mini Lab Food Security
a. Tempat dilaksanakannya kegiatan pemeriksaan keamanan
pangan segar yang memerlukan peralatan khusus dan bahan
kimia,
b. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan bahan kimia
berbahaya, pemalsuan pangan segar, dan residu pestisida
4
c. Sebagai early warning (filter awal) pemeriksaan keamanan
pangan segar di tempat penjualan (pasar modern dan pasar
tradisional).
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang diatur dalam pedoman ini meliputi strategi
perencanaan monitoring pengawasan dan pemeriksaan sampel pangan
segar yang beredar di pasar modern dan tradisional di Kota Bandung.
D. Pengertian
Dalam Pendoman ini yang dimaksud dengan:
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan
dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman;
2. Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan
yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi
bahan baku pengolahan pangan;
3. Sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengaturan, pembinaan, dan/atau pengawasan terhadap kegiatan
atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan
siap dikonsumsi manusia;
4. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia;
5. Persyaratan keamanan pangan adalah standar dan ketentuan-
ketentuan lain yang harus dipenuhi untuk mencegah pangan dari
kemungkinan adanya bahaya, baik karena cemaran biologis, kimia
5
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia;
6. Sanitasi pangan adalah upaya untuk pencegahan terhadap
kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik
pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan dan
bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia;
7. Persyaratan sanitasi adalah standar kebersihan dan kesehatan
yang harus dipenuhi sebagai upaya mematikan atau mencegah
hidupnya jasad renik patogen dan mengurangi jumlah jasad renik
lainnya agar pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi tidak
membahayakan kesehatan dan jiwa manusia;
8. Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan,
menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas,
mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan;
9. Peredaran pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka penyaluran pangan kepada masyarakat,
baik untuk diperdagangkan maupun tidak;
10. Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka penjualan dan/atau pembelian pangan,
termasuk penawaran untuk menjual pangan, dan kegiatan lain
yang berkenaan dengan pemindahtanganan pangan dengan
memperoleh imbalan.;
11. Penyimpanan pangan adalah proses, cara dan/atau kegiatan
menyimpan pangan baik di sarana produksi maupun distribusi;
12. Pengangkutan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka memindahkan pangan dari satu tempat ke
tempat lain dengan cara atau sarana angkutan apapun dalam
rangka produksi, peredaran dan/atau perdagangan pangan;
13. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan;
6
14. Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan
terhadap bahan makanan, makanan dan minuman;
15. Standar adalah spesifikasi atau persyaratan teknis yang dibakukan,
termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengalaman perkembangan masa kini dan masa yang akan datang
untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya;
16. Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan
yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral;
17. Mini Lab adalah tempat dimana dilakukan pemeriksaan, percobaan,
dan pelatihan dengan mempergunakan peralatan dan bahan kimia
untuk menguji keamanan pangan segar (daging, susu, telur, beras,
ikan, sayuran, dan buah-buahan), dengan skala kecil dan
pemeriksaan yang sederhana dan cepat;
18. Food Security adalah terpenuhinya pangan dengan kondisi yang
aman diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia serta aman dari kaidah agama;
19. Pasar Tradisional adalah Pasar yag dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta berupa
tempat usaha yang berbentuk ook, kios, los, dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh Pedagang Kecil, Menengah, Koperasi dengan
usaha skala kecil, modal kecil, dan melalui proses jual beli barang
dagangan dengan tawar-menawar;
20. Pasar Modern adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa
Pusat Perbelanjaan, seperti Mall, Plaza, dan Shopping Centre serta
sejenisnya dimana pengelolaannya dengan manajemen berada
7
disatu tangan, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga
yang pasti;
21. Food Security adalah Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang
aman diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia serta aman dari kaidah agama;
22. Pasar Tradisional adalah Pasar yag dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta berupa
tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh Pedagang Kecil, Menengah, Koperasi dengan
usaha skala kecil, modal kecil, dan melalui proses jual beli barang
dagangan dengan tawar-menawar;
23. Pasar Modern adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa
Pusat Perbelanjaan, seperti Mall, Plaza, dan Shopping Centre serta
sejenisnya dimana pengelolaannya dengan manajemen berada
disatu tangan, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga
yang pasti.
8
BAB II
TEKNIS MINI LAB FOOD SECURITY
A. Persyaratan Mini Lab
1. RUANG MINI LAB FOOD SECURITY
Ruang Mini Lab Food Security berada di Pusat Swalayan Holding
Company, diperlukan sebagai :
- Tempat untuk menyimpan peralatan laboratorium, bahan kimia
dan sample yang akan diperiksa;
- Tempat dilaksanakannya pemeriksaan;
- Ada Petunjuk atau Papan Nama pada ruangan tersebut “ Mini
Lab Food Security”;
Peralatan dalam ruangan Mini Lab Food Security :
- Lemari tempat penyimpanan alat dan bahan Kimia;
- Meja Untuk Pemeriksaan;
- Lemari es tempat penyimpanan sampel;
- Kursi.
Alat Mini Lab Food Security
- Pisau/Scalpel
- Pinset
- Gunting
- Tabung reaksi
- Rak tabung Reaksi
- Cawan Petri
- Pipet Sedot
- Tas
9
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Petugas Mini Lab Food Security
1. Petugas Mini Lab Food Security adalah Pegawai dari Pasar
Modern dan Pasar Tradisional tersebut
2. Petugas Mini Lab Food Security ini adalah pegawai yang akan
mengoperasionalkan Mini Lab Food Security
3. Jumlah Petugas Mini Lab Food Security minimal 2 orang
4. Petugas Mini Lab Food Security adalah petugas yang sudah
mendapatkan Pelatihan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kota Bandung atau laboratorium lain yang terakreditasi.
5. Tugas dari Petugas Mini Lab Food Security adalah mengambil
sample pangan segar yang akan diperiksa dan memeriksa sample
tersebut baik di tempat penjualan ataupun di ruang Mini Lab
Food Security serta mencatat dan melaporkan hasil
pemeriksaannya.
B. Mekanisme Kerja Mini Lab Food Security adalah sebagai berikut:
1. Mini Lab Food Security berada di lokasi Pasar Modern atau Pasar
Tradisional Kota Bandung;
2. Pengambilan sampel pangan segar (daging, susu, telur, beras, ikan,
sayuran, dan buah-buahan) yang dikirim oleh suplier baru dan
sampel pangan segar yang ada di show case pasar modern dan
pasar tradisional;
3. Sampel pangan segar yang diambil dapat diperiksa di tempat
penjualan/show case atau di ruang Mini Lab Food Security;
4. Dilakukan pemeriksaan secara cepat dengan mempergunakan
rapid-test untuk screening test (pemisahan) terhadap sampel yang
telah diambil, untuk mengetahui ada tidaknya residu pestisida,
kandungan bahan kimia berbahaya, dan pemalsuan pangan segar;
5. Apabila ditemukan pangan segar yang positif mengandung bahan
kimia berbahaya, residu pestisida dan pemalsuan, wajib
mengirimkan sampelnya ke Laboratorium Pengawasan Mutu Dinas
10
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung untuk diperiksa
lebih lanjut ke Laboratorium yang terakreditasi;
6. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan dan
melaporkannya paling lambat tanggal 5 setiap bulannya kepada
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.
C. Monitoring pengawasan dan pembinaan Mini Lab Food Security oleh
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung
1. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan
a. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melaksanakan :
- Monitoring terkait dengan keberadaan Mini Lab Food
Security pada Pasar Modern dan Pasar Tradisional.
Aspek-aspek yang dimonitor terdiri dari : Kelengkapan
sarana dan prasarana Mini Lab Food Security, SDM
petugas Mini Lab Food Security;
- melaksanakan pengamatan lebih lanjut terkait dengan
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Mini Lab
Security pada Pasar Modern dan Pasar Tradisional.
- Apabila ditemukan hasil pemeriksaan yang positif pada Mini
Lab Food Security maka petugas Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Bandung harus mengirimkan
sampel bahan dimaksud kepada Laboratorium
Terakreditasi.
- Hasil Pemeriksaan dari laboratorium terakreditasi
disampaikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan kepada Pasar Modern dan Pasar Tradisional
sebagai bahan pembinaan lebih lanjut.
11
BAB III
JENIS PEMERIKSAAN DAN CARA PEMERIKSAAN PANGAN SEGAR DI
MINI LAB FOOD SECURITY
A. JENIS PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN MINI LAB FOOD
SECURITY MELIPUTI :
NO KOMODITI JENIS PEMERIKSAAN
1. Daging Organoleptik, pH, pengeluaran darah sempurna
(durante), formalin, boraks, H2O2, species
babi (Halal Test),
2. Ikan pH, Formalin, boraks, rhodamin B
3. Susu Bj, Alkohol
4. Telur pH, organoleptic ( teropong )
5 Sayuran Residu pestisida, formalin
6. Buah-buahan Residu pestisida, formalin,
7 Rempah/bumbu-
bumbuan
Residu pestisida, formalin, klorin
8 Beras dan Palawija Klorin dan Formalin
B. BAHAN KIMIA, PERALATAN DAN CARA/PROSEDUR KERJA MINI
LAB FOOD SECURITY.
1. Formaline Test
Untuk pemeriksaan daging, susu, ikan, buah-buahan, palawija
FORMALDEHIDE
(E- Merk) , 1 pak untuk 100 sampel
Cara Kerja
1. Potong dan Ekstrak sampel dengan Aquabidest
2. Ambil 1 ml dalam tabung reaksi tetesi Dengan Reagent 1 sebanyak
5 tetes dan Reagent 2 sebanayak 1 tetes
3. Amati jika perubahan sesuai dengan kadar Formalinya
12
2. Pork Detection Kit
Untuk pemeriksaan daging
Xema, untuk pemeriksaan 10 sampel
Cara Kerja :
1. Potong 1 gram daging
2. Masukan ke dalam tabung
3. Tambahkan air hangat diatas 35 derajat Celsius sebanyak 2 strip
atau 2,5 ml.
4. Kocok 15 -30 detik
5. Layer atas dapat diuji dengan strip
6. Celupkan strip jangan melewati batas maksimum, tunggu sekitar
3 menit , lihat garis yang muncul. Strip 2 positif species babi,
strip 1 negatif spcies babi
13
Halal Test
3. Rhodamine B Test Kit, Chemtes
Untuk Pemeriksaan Buah buahan , ikan , udang , pangan segar yang
berwarna merah
Untuk pemeriksaan 100 sampel
Prinsip : Reaksi warna
14
Pembentukan senyawa kompleks berwarna ungu
lembayung dari rhodamine B dengan garam antimony yang
larut dengan pelarut organic
Kemasan : Doos karton, ukuran 15,5 cm x 12 cm x 3,5 cm label
bertuliskan “RHODAMINE B”
Berisi 3 (tiga) buah botol pereaksi : pereaksi 1, 2, 3
berlabel pereaksi 1,2,3
Cara Kerja :
1. Jika contoh berbentuk cairan, ambil 5 ml contoh dan
masukkan kedalam tabung reaksi. Jika sampel berbentuk
padatan, potong kecil kecil dan masukkan kedalam tabung
reaksi, tambahkan air 5 ml.
2. Tambahkan 2 tetes pereaksi 1 kocok hingga larut
3. Tambahkan 2 tetes pereaksi 2, kocok hingga larut
4. Tambahkan 5 tetes pereaksi 3, kocok hingga larut.
5. Amati perubahan yang terjadi, positif rhodamine B apabila
terbentuk lapisan warna ungu lembayung.
4. METHANIL YELLOW PRODUK CHEMTEST
Untuk pemeriksaan pewarna yang berwarna kuning
Digunakan untuk pengujian 100 sampel
15
Prinsip : Reaksi warna
Pembentukan warna ungu kecoklatan dari Methanil
Yellow dengan asam
Kemasan : Doos karton, ukuran 15,5 cm x 12 cm x 3,5 cm, label
bertuliskan “ METHANIL YELLOW “
Berisi 1 (satu) buah botol pereaksi :
Pereaksi 1 : botol tetes polipropilen berwarna putih,
tertutup rapat, berlabel, berisi cairan reagen methanyl
yellow.
Cara Kerja :
1. Jika contoh berbentuk cairan, ambil 5 ml contoh dan
masukkan kedalam botol sampel
Jika sampel berbentuk padatan, potong kecil-kecil dan
masukkan kedalam botol sampel tambahkan air 5 ml
2. Tambahkan 2-3 tetes pereaksi 1 tetes demi tetes, tutup segera
3. Larutkan dengan hati hati, lalu amati perubahan yang terjadi
4. Methanyl Yellow positif jika terbentuk warna Violet kecoklatan.
5. DURANTE / Ayam Tiren
Digunakan untuk pemeriksaan daging ayam
16
Cara Kerja :
1. Buat ekstrak daging 1 : 1 (gr/ml)
2. Ambil 1 ml ekstrak daging
3. Tambahkan 1-2 tetes DURANTE
4. Positif bangkai ditunjukkan warna hijau, negatif berwarna
biru.
6. Peroxide Test Kit, MN
Digunakan untuk memeriksa : kulit, babat, usus, kaki
Cara Kerja :
1. Potong dan Rendam sampel dengan Aquabides
2. Celupkan Lakmus Peroxide , amati perubahan kandungan
berwarna Biru
17
7. G9 FAST PESTICIDES DETECTION KIT
Digunakan untuk memeriksa buah-buahan, sayuran, beras dan
palawija
1 pak digunakan untuk 30 sampel
Cara Kerja :
1. Potong Sampel dan rendan dengan Aquabidest selama 5-10
menit
2. Amibil 6 tetes ke Welkl A dan B amati selama 10 menit
3. Amanti ke dua li\ubang jika satu / dua sumur tidak ada reaksi
maka di indikasikan POSITIF ( Mengandung Organopospat )
8. Chlorine pH Test, cat 111160
Digunakan untuk memeriksa beras
Cara Kerja :
18
1. Potong dan Ekstrak sampel dengan Aquabidest
2. Ambil 1 ml dalam tabung reaksi tetesi Dengan Reagent 1
sebanyak 5 tetes dan Reagent 2 sebanayak 1 tetes
3. Amati jika perubahan sesuai dengan kadar Clorine
9. Universal Indikator 5,2 - 7,0
Digunakan ntuk memeriksa daging, susu, telur dan ikan
Cara Kerja :
19
1. Sampel di potong kecil dan di beri Aquadest dengan konsentrasi
100 persen (daging : Aguadest = 100 gram : 100 ml atau 1
sendok makan daging cacah : 1 sendok makan air.
2. Ambil 1 ml ekstrak di masukan ke tabung reaksi
3. Ambil 1 Strip Kertas Lakmus /Universal Indicator 5,2 – 7,0 dan
celupkan ke ekstrak
4. Amati Jika perubahan warna
5. Sesuaikan dengan table warna
Alat pH Meter
20
10. Kertas Tumerik (untuk pemeriksaan borax)
Digunakan untuk memeriksa daging dan pangan segar produk
hewan lainnya, susu dan ikan.
Cara kerja :
1. Ekstrak sampel direndam dalam aquabides
2. Masukkan kertas lakmus
3. Jika positif, kertas akan berwarna orange.
21
BAB IV
PELAPORAN
Pengelola mini lab food security yang berada di pasar modern dan
tradisional harus melakukan pelaporan secara berkala paling lambat
tanggal 5 pada setiap bulannya mengenai hasil pemeriksaan pangan
segarnya kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.
Petugas Mini Lab Food Security juga harus merekapitulasi hasil laporannya
untuk dibuatkan laporan tahunan.
22
BAB V
PEMBINAAN, VERIFIKASI, DAN PENGAWASAN
Pembinaan, verifikasi dan pengawasan terhadap operasional mini lab food
security yang berada di pasar modern dan tradisonal dilakukan oleh Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung terhadap :
- Ruang Mini Lab Food Security
- Peralatan dalam Mini Lab Food Security
- Bahan Kimia Yang digunakan
- SDM Petugas Mini Lab Food Security
- Prosedur dan Cara Kerja Mini Lab Food Security
- Hasil Pemeriksaan
- Laporan Hasil Pemeriksaan
Sedangkan untuk pembinaan dan pengawasan operasional Mini Lab
Food Security dilakukan oleh pejabat berwenang dari pasar modern dan
tradisional tempat dimana ada mini lab tersebut.
23
BAB VI
PENUTUP
Pedoman ini ditetapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan Mini Lab Food
Security yang baik bagi petugas mini lab tersebut dalam melakukan
pemeriksaan sampel pangan segar di Pasar Modern dan Pasar Tradisional.
Pedoman ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan kembali apabila terjadi
perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bandung, Oktober 2016
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN
KETAHANAN PANGAN
KOTA BANDUNG
IR.HJ ELLY WASLIAH
NIP 19631229 198603 2 005
24
Lampiran-Lampiran
BAHAN KIMIA, PERALATAN DAN CARA/PROSEDUR KERJA MINI LAB
FOOD SECURITY.
N
o
Nama KIT bahan Pangan
Segar yang
Diperiksa
Cara Kerja
1 PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIK
Menggunakan Pancaindra
- Daging;
- Susu;
- Telur
- Ikan;
- Sayuran;
- Buah-
Buahan;
- Beras;
- Palawija
1. Pengamatan
menggunakan
panca indra
2. Dilihat warnanya
3. Dilihat tekstur
4. Dilihat
Penampakkan/ta
mpilan
5. Indra Penciuman
untuk Bau
6. Indra Peraba/
palvasi untuk
Konsistensi
2 PEMERIKSAAN PH
MENGGUNAKAN
LAKMUS
- Daging;
- Susu;
- Telur
- Ikan;
1. Sampel di
potong kecil
dan di beri
Aquadest
dengan
konsentrasi
25
100 persen
(daging :
Aguadest =
100 gram :
100 ml atau 1
sendok makan
daging cacah
: 1 sendok
makan air.
2. Ambil 1 ml
ekstrak di
masukan ke
tabung reaksi
3. Ambil 1 Strip
Kertas
Lakmus
/Universal
Indicator 5,2 –
7,0 dan
celupkan ke
ekstrak
4. Amati Jika
perubahan
warna
5. Sesuaikan
dengan table
warna
MENGGUNAKAN PH METER
- Daging;
- Susu;
- Telur
- Ikan;
1. Sampel di
potong kecil
dan di beri
Aquadest
dengan
26
konsentrasi
100 persen
(daging :
Aguadest =
100 gram :
100 ml atau 1
sendok makan
daging cacah
: 1 sendok
makan air.
2. Ambil 1 ml
ekstrak di
masukan ke
tabung reaksi
3. Masukkan
Elektroda pH
Meter lihat
berapa
angkanya
2 DURANTE / Ayam Tiren
Uji Bangkai/ Tiren
( Khusus Ayam )
Daging Ayam 1. Sampel di
potong kecil
dan di beri
Aquadest
dengan
konsentrasi
100 persen
(daging :
Aguadest =
100 gram :
100 ml atau 1
sendok makan
daging cacah
27
: 1 sendok
makan air.
2. Ambil 1 ml
ekstrak di
masukan ke
tabung reaksi
3. Tetesi oleh
Durante 2
tetes atau 1
sendok the
ekstrak
daging + 1
tetes durante.
4. Amati Jika
perubahan
warna Hijau
POSITIF
bangkai
5. Amati Jika
perubahan
warna Biru
Negatif
bangkai
Cat : uji ini tidak
cocok untuk
bangkai sapi atau
kambing.
3 FORMADEHIDE
(E- Merk)
Uji Formalin
Semua produk
1. Potong dan
Ekstrak
sampel
dengan
28
Aquabidest
2. Ambil 1 ml
dalam tabung
reaksi tetesi
Dengan
Reagent 1
sebanyak 5
tetes dan
Reagent 2
sebanayak 1
tetes
3. Amati jika
perubahan
sesuai dengan
kadar
Formalinya
4 Porchine Test
Test Halal kandungan Babi
Halal Test
- Daging
- Olahan
dari
daging
1. Potong 1
gram daging
2. Masukan ke
dalam tabung
3. Tambahkan
air hangat
diatas 35
derajat
Celsius
sebanyak 2
strip atau 2,5
ml.
4. Kocok 15 -30
detik
5. Layer atas
29
dapat diuji
dengan strip
6. Celupkan
strip jangan
melewati
batas
maksimum,
tunggu
sekitar 3
menit , lihat
garis yang
muncul. Strip
2 positif
species babi,
strip 1 negatif
spcies babi
5 CLORINE TEST
Uji Clorine
- Beras 1. Potong dan
Ekstrak
sampel
dengan
Aquabidest
2 Ambil 1 ml
dalam tabung
reaksi tetesi
Dengan
Reagent 1
sebanyak 5
tetes dan
Reagent 2
sebanayak 1
tetes
30
3 Amati jika
perubahan
sesuai dengan
kadar Clorine
6. G9 Fast Pestichides Detection
Strip Uji Pestisida
- Sayuran
- Buah-
buahan
- Beras
- Palawija
4. Potong Sampel
dan rendan
dengan
Aquabidest
selama 5-10
menit
5. Amibil 6 tetes
ke Welkl A
dan B amati
selama 10
menit
6. Amanti ke dua
li\ubang jika
satu / dua
sumur tidak
ada reaksi
maka di
indikasikan
POSITIF (
Mengandung
Organopospat
)
7 Lakmus Peroxide
Uji Peroksida / Pemutih/
Pengawet
- Kulit
- Babat
- Usus
- Kaki
1. Potong dan
Rendam
dengan
Aquabides
31
2. Celupkan
Lakmus
Peroxide ,
amati
perubahan
kandungan
berwarna Biru
8 LACTODENCIMETER Uji Kwalitas
Susu Segar
1. Masukan
Sampel Susu
Segar ke
Tabung Ukur
250 ml
2. Celupkan
Lactodencimet
er perhatikan
Skalanya
9 Rhodamine B Test Kit,
Chemtes
Cara Kerja :
6. Jika contoh
berbentuk cairan,
ambil 5 ml contoh
dan masukkan
kedalam tabung
reaksi. Jika
sampel berbentuk
padatan, potong
kecil kecil dan
masukkan kedalam
tabung reaksi,
tambahkan air 5
ml.
32
7. Tambahka
n 2 tetes
pereaksi 1
kocok
hingga
larut
8. Tambahka
n 2 tetes
pereaksi 2,
kocok
hingga
larut
9. Tambahka
n 5 tetes
pereaksi 3,
kocok
hingga
larut.
Amati perubahan
yang terjadi,
positif rhodamine
B apabila
terbentuk lapisan
warna ungu
lembayung