bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/9327/2/wulan fatwa hidayah bab i.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pengalaman penulis dalam melakukan observasi atau melakukan
praktek klinik di Rumah Sakit, dalam observasi tersebut di beberapa rumah
sakit yang terakreditasi cukup baik di daerah kabupaten Banyumas, masih
banyak juga kejadian- kejadian yang menyebabkan risiko dan hazard dalam
melakukan implementasi keperawatan, seperti cara pemindahan pasien dari
ruang IGD ke ruang rawat inap atau setelah di lakukan tindakan operasi dari
ruang IBS ke ruang rawat inap. Masih banyak cara pemindahan pasien dari
bed satu ke bed lain dalam ruang rawat inap, tidak sesuai dengan SOP
pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional, seperti perawat yang
minta bantuan kepada keluarga pasien untuk memindahkan pasien dari bed
satu ke bed lain. Cara pemindahan dari bed satu ke bed ruang rawat inap,
perawat lupa menggunakan teknik yang sesuai dengan SOP, sehingga
menyebabkan perawat sakit punggung atau dislokasi tulang punggung.
Pengalaman peneliti dalam melakukan observasi di salah satu rumah
sakit yang ada di kabupaten Banyumas ini. Berdasarkan pengalaman peneliti
dalam observasi praktek klinik di dapat bahwa saat perawat melakukan
pengkajian atau melakukan perawatan kepada pasien, perawat lupa memakai
2
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
APD seperti sarung tangan ataupun masker. Pada saat akan melakukan
persiapan untuk obat anestesi yang seharusnya memakai sarung tangan,
terkadang perawat lupa memakainya. Apabila tidak menggunakan sarung
tangan saat menyiapkan obat-obat anestesi yang diberikan melalui vena atau
selang infus perawat berisiko terkena serpihan ampul dan menyebabkan
terluka. Kelalaian ini menyebabkan banyak perawat yang terluka akibat
tertusuk jarum suntik pasien.
Keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang memberikan yang merugikan bagi
rumah saki, staff dan pasien pada khususnya karena sebagai penerima
pelayanan. Adapun dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Rendahnya kualitas
atau mutu asuhan yang diberikan, karena keselamatan pasien merupakan
bagian dari mutu (Dede Sri Mulyana, 2013).
Menurut laporan Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
dibeberapa provinsi di Indonesia pada bulan Januari 2014 sampai April 2015,
insiden keselamatan pasien yang dilaporkan sebanyak 5597 insiden. Laporan
IKP oleh KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien-Rumah Sakit) di Indonesia
pada bulan Januari-April 2015, menemukan bahwa adanya pelaporan kasus
KTD 1884 insiden (33,60%), KNC 1856 insiden (33,16%) dan KTC 1857
insiden (33,17%) yang disebabkan karena proses atau prosedur klinik,
3
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
medikasi, dan pasien jatuh. Berdasarkan akibat kejadian, dari 5597 insiden
terdapat 188 kematian, 65 cedera berat, 350 cedera sedang, 849 cedera ringan
dan 4145 tidak ada cedera. Berdasarkan laporan KKP-RS bahwa KNC lebih
banyak di sebabkan oleh proses atau prosedur perawat dalam melakukan
pelaksanaan keperawatan yang kurang profesional dan tidak patuh terhadap
SOP yang tersedia.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang peneliti tulis dan hasil
data yang tertulis, menarik untuk dibahas guna meminimalkan risiko dan
hazard (bahaya) tentang implementasi keperawatan agar tidak keliru dalam
pelayanan yang profesional. Peneliti akan menganalisis faktor risiko dan
hazard (bahaya) dalam pelaksanaan keperawatan yang ada di rumah sakit.
Berdasarkan observasi awal pada tanggal 30 oktober 2018 pada hari
selasa di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto di salah satu ruang rawat
inap, didapat data ada 14 orang perawat yang ada di ruang tersebut, dan
didominasi laki-laki, 3 orang laki-laki dan 11 perempuan. Pendidikan terakhir
perawat ruangan tersebut di dominasi 40% lulusan keperawatan S1 dan 60%
lulusan keperawatan D3. Di ruangan tersebut baru dua orang yang
pengalaman kerjanya lebih dari 10 tahun. Kebanyakan perawat yang ada di
ruang tersebut pengalaman kerjanya 2 tahun – 5 tahun. Dalam wawancara
dari salah satu perawat ruangan tersebut, didapat bahwa diruangan tersebut
melakukan tindakan keperawatan langsung ke ruangan pasien atau di bed
pasien, dan di dapatkan juga bahwa di ruangan tersebut penerapan safetynya
4
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
95%, tetapi dari hasil wawancara masih ada perawat yang terkena serpihan
ampul. Berdasarkan pengalaman dan tindakan yang akan di lakukan kepada
pasien harus sesuai SOP. Pengalaman yang banyak, pasti akan menghasilkan
pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional. Dari hasil observasi yang
dilakukan peneliti, di ruangan tersebut tidak terdapat alat-alat untuk pemadam
kebakaran dan juga tidak ada seperti sirine untuk pertanda bahwa tejadi
kebakaran atau terjadi bahaya, seharusnya di setiap ruangan pasti harus ada
alat untuk pertanda bahaya, karena untuk mengantisipasi terjadi kejadian
yang tidak di inginkan di rumah sakit tersebut.
Perawat dalam melaksanakan tugasnya menerapkan proses
keperawatan dan pelayanan yang profesional sebagai pendekatan sistematis
dalam memberikan pelayanan keperawatan yang profesional yang meliputi
lima langkah dalam lingkup praktik keperawatan berdasarkan perkembangan
praktik keperawatan di Indonesia yaitu, pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Berdasarkan hal ini sangat terkait dengan
komponen sebagai persyaratan akreditasi dalam suatu peraturan pemeritah,
perubahan sistem pendidikan keperawatan, dengan demikian juga dengan
meningkatkan masalah klien yang semakin kompleks serta berkembangnya
praktik keperawatan secara mandiri dan kolaborasi sehingga persyaratan
pencatatan keperawatan harus sesuai dalam pelayanannya harus profesional,
akibatnya data yang diperoleh oleh perawat harus semakin lengkap dan akurat
dan juga pelayanan keperawatannya harus sesuai standar operasional agar
tidak terjadi resiko-resiko yang akan membahayakan perawat sendiri maupun
5
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
klien. Dari situlah pelayanan dan pelaksanaan asuhan keperawatan sebagai
manifestasi suatu tanggung jawab yang merupakan bukti dasar dalam lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. Kemampuan perawat sering disamakan
dengan kemampuan dalam membuat keputusan dan kegiatan lainnya yang
dapat dilihat dalam sistem dokumentasi (Alimun Aziz, 2009).
Dalam dunia keperawatan, perawat yang profesional akan
memberikan mutu pelayanan yang profesional. Pelayanan profesional
tersebut didapat karena adanya ilmu-ilmu yang dipelajari sebelum melakukan
praktik pelayanan profesional, yaitu ilmu keperawatan. Ilmu keperawatan itu
sendiri di dasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan
adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan.
Hal ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan untuk memecahkan masalah
(problem-solving) yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan
interpersonal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien dan kepuasan
klien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2012).
Dari hasil penelitian dari beberapa negara membuktikan bahwa rumah
sakit adalah salah satu tempat kerja yang berbahaya dan perawat adalah salah
satu petugas kesehatan yang berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan
dan keselamatan kerja akibat dari pekerjaannya. Sebagai gambaran,
birostatistik ketenagakerjaan dan Konsil Nasional Asuransi Amerika (2013)
menyimpulkan pada rumah sakit di Amerika setiap 100 jam kerja terjadi 6,8
kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Angka ini
6
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menempatkan kecelakaan kerja dan PAK di rumah sakit sedikit lebih tinggi
dibanding dengan kecelakaan kerja dan PAK di sektor lainnya, seperti sektor
konstruksi, manufaktur, dan pelayanan profesional dan bisnis lainnya.
Sebanyak 48% kecelakaan kerja disebabkan karena penggunaan tenaga/otot
yang berlebihan oleh perawat ketika menangani pasien, seperti mengangkat,
memindahkan atau menjangkau pasien, dan peralatan medis lainnya. Selain
itu, 54% jenis kecelakaan yang dialami berhubungan dengan gangguan
musculoskeletal, seperti sprain dan strain otot, dan hal ini menempatkan
gangguan muskuloskeletal sebagai penerima klaim kompensasi terbesar dari
biaya rumah sakit. Kerugian material yang harus dikeluarkan dari kecelakaan
kerja dan PAK setiap tahunnya sekitar 2 Milyar US$ (OSHA:3689, 2013).
Penelitian lainnya di negara berkembang seperti India juga
menyimpulkan hasil yang sama. Sandeep, Shreemathi, Kalyan, Teddy, Kapil,
dan Prachi (2016) melaporkan dalam 1 tahun terakhir 5,4% perawat rumah
sakit di India mengalami luka akibat tertusuk jarum suntik, 7,4% mengalami
varises, dan 56,9% mengalami stres kerja. Situasi menegangkan yang sering
dialami perawat adalah tindakan kekerasan dan pelecehan dari pasien.
Sementara itu data-data tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
pada petugas kesehatan rumah sakit di Indonesia belum tercatat dan
dilaporkan dengan baik, hal ini mengindikasikan penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di rumah sakit di Indonesia masih memerlukan upaya
perbaikan.
7
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Dalam perkembangan era globalisasi ini, rumah sakit mengalami
perkembangan kuantitas yang cukup pesat. Berdasarkan hal ini dapat dilihat
dari semakin banyaknya badan atau institusi yang berusaha mendirikan
rumah sakit, baik yang dibiayai oleh dalam negeri maupun dibiayai oleh luar
negeri. Namun peningkatan kuantitas rumah sakit belum diikuti oleh
peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit sehingga timbul
kontradiksi, dimana rumah sakit banyak mendapat sorotan dan keluhan dari
masyarakat sebagai ungkapan rasa tidak puas ataupun komplain masalah
kecelakaan kerja yang di lakukan perawat karena akibat kurangnya tingkat
pelayanan yang diberikan (Nugraha, 2012).
Upaya untuk meningkatkan kesehatan secara optimal menuntut
profesi keperawatan yang menembangkan mutu pelayanan keperawatan yang
profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era globalisasi ini.
Keperawatan menjadi salah satu profesi yang terdepan bagi tenaga kesehatan
selain dokter dalam upaya menjaga mutu tempat pelayanan kesehatan baik di
masyarakat baik yang negeri maupun swasta. Standar Pelayanan Keperawatan
di Rumah Sakit Khusus bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di rumah sakit khusus dan rumah sakit umum yang memiliki
pelayanan keperawatan kekhususan yang disusun berdasarkan kompetensi
dan kewenangan perawat dengan memperhatikan keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang
(PERMENKES RI No.10, 2015)
8
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Memininalkan risiko-risiko dan bahaya (hazard) dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan, khususnya dalam pelayanan keperawatan yang
diberikan perawat kepada klien dapat dilakukan secara profesional, namun
hasilnya masih ada yang belum dicapai dan masih berisiko dalam
pelaksanaannya. Hal ini dapat dilihat dari keluhan ketidakpuasan klien
terhadap pelayanannya dan kejadian-kejadian yang sering terjadi di beberapa
rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menarik untuk membahas tentang
faktor risiko dan hazard dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
B. Perumusan Masalah
Dalam asuhan keperawatan bagian terpenting dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan medik. Dalam asuhan keperawatan yang ada di
Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto merupakan pelayanan dan catatan
atau dokumentasi tentang intervensi perawat terhadap pasien yang dirawat di
rumah sakit, yang mencakup: pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi
dan evaluasi.
Dalam pelayanan asuhan keperawatan juga banyak risiko-risiko yang
akan terjadi yaitu tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam setiap
rumah sakit pasti terdapat asuransi atau jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja bagi perawat.
9
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Dari data atau identifikasi masalah di latarbelakang diatas, maka
rumusan masalah di penelitian ini adalah “Bagaimana Analisis Faktor Risiko
dan Hazard Dalam Implementasi Keperawatan di Rumah Sakit
Wijayakusuma Purwokerto?”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Menganalisis faktor risiko dan hazard dalam implementasi
keperawatan di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
b. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan karakteristik perawat rawat inap dan IGD di Rumah
Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
b. Menggambarkan pengetahuan perawat tentang risiko dalam
implementasi keperawatan oleh perawat kepada pasien di rawat inap
dan rawat jalan Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
c. Menggambarkan pengetahuan perawat tentang hazard (bahaya) dalam
implementasi keperawatan oleh perawat kepada pasien di rawat inap
dan rawat jalan Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
d. Menggali sikap perawat tentang risiko dan hazard dalam implementasi
keperawatan oleh perawat kepada pasien di rawat inap dan rawat jalan
Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
10
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e. Menggali pengalaman perawat terhadap pelayanan keperawatan dalam
risiko dan hazard pelaksanaan keperawatan oleh perawat kepada pasien
di rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang risiko dan hazard dalam pelaksanaan
keperawatan di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto.
2. Bagi Perawat
Mengaplikasikan pentingnya pelaksanaan keperawatan yang sesuai
SOP dalam mengurangi faktor – faktor risiko dan hazard yang
mempengaruhi sehingga akan mampu meningkatkan profesionalisme dalam
kinerja keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
Mengaplikasikan dan meminimalkan faktor risiko dan hazard dalam
pelaksanaan keperawatan bagi tenaga profesional keperawatan sehingga
rumah sakit dapat memberikan fasilitas dan peningkatan sumber daya tenaga
keperawatan sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
11
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
E. Keaslian Peneliti
1. Penelitian yang dilakukan oleh Iwan M. Ramdan, dkk (2017) “Analisis
Resiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)”. Penelitian ini dilakukan
di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
Soemarmo Sosroatmodjo dengan perawat. Penelitian ini menggunakan
metode campuran dari kuantitatif dan kualitatif, pengambilan datanya
bebas sesuai data yang di butuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis risiko K3 pada perawat di instalasi gawat darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soemarmo Sosroatmodjo dalam rangka
mencari upaya pengendalian risiko yang tepat sehingga perawat terhindar
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian mixed method
telah dilakukan pada seluruh perawat di IGD yang berjumlah 20 orang
(total sampling), penilaian risiko mengacu pada standar AS/NZS
4360:2004 tentang Risk Management. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa karekteristik informan dalam penelitian ini meliputi jenis
kelamin, usia, pendidikan, dan lama bekerja. Informan yang berumur
antara 20–25 tahun sebanyak dua orang (10%), 26–30 tahun sebanyak
lima orang (25%), 31–35 tahun sebanyak enam orang (30%), dan ≥ 36
tahun berjumlah tujuh orang (35%). Pendidikan perawat mayoritas
Diploma III Keperawatan sebesar 89% (16 orang) dan Diploma IV Gawat
Darurat 1% (2 orang). Kriteria lama kerja terendah adalah 3 bulan dan
tertinggi adalah 13 tahun. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah :
1. penelitian ini menggunakan metode mix method atau menggabungkan
12
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
metode kualitatif dan kuantitatif sedangan peneliti menggunkan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, 2. Penelitian ini tempat
pelaksanaannya hanya di IGD rumah sakit sedangkan peneliti tempat
pelaksanaannya di ruangan rawat inap kelas 3, 3. Penelitian ini meneliti
tentang resiko K3 sedangkan peneliti meneliti atau menganalisis faktor
risiko dan hazard dalam pelaksanaan keperawatan, 4. Penelitian ini
pengambilan data yaitu dengan random sampling atau pengambilan data
dengan bebas sedangkan peneliti menggunakan teknik pengambilan data
snowball sampling. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang di buat oleh peneliti adalah respondennya sama yaitu perawat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sukesi, Ida, dkk(2015) “Analisis Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Melaksanakan Keselamatan
Pasien”. Penelitian ini dengan metode desain deskriptif analitik dengan
pendekatan crosss sectional. Jumlah sampel 23 responden dengan teknik
total sampling.. Hasil penghitungan analisis regresi berganda faktor
pengetahuan patient safety memiliki pengaruh paling dominan dengan
koefisien standarized ß 0,678 dan komitmen organisasi sebesar 0,329
artinya mempunyai pengaruh yang signifikan sedangkan supervisi tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan. Optimalisasi perkembangan
individu perawat memerlukan upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan dalam lingkup keselamatan pasien sehingga mampu
menampilkan kinerja yang bermutu tinggi. Perbedaan penelitian yang di
lakukan adalah : 1. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan
13
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pendekatan cross-sectional sedangkan peneliti dengan menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, 2. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan datanya dengan total sampling
sedangkan peneliti menggunakan teknik snowball sampling. Sedangkan
persamaan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini sama menggunakan
metode deskriptif, 2. Penelitian ini mengambil responden perawat di rawat
inap rumah sakit sama seperti peneliti.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti R, dkk (2017) “Identifikasi
Bahaya, Penilaian Risiko dan Penentuan Kontrol di Puskesmas Gambirsari
Surakarta Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control
in Gambirsari Public Health Center Surakarta”. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif (mix method) dengan penelitian deskriptif.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas
kegiatan petugas kesehatan dan pasien sudah tertata sesuai alur pelayanan
pasien. Potensi bahaya di Puskesmas Gambirsari antara lain: 1)
Pemanfaatan tempat sampah belum optimal, 2) Letak APAR kurang
mudah dijangkau, 3) Kabel kurang tertata rapi, 4) Kipas angin belum
terawat kebersihannya, 5) Atap Poli terdapat lubang, 6) Alas kursi yang
sudah rusak, 7) Kamar mandi licin dan kurang terawat, 8) Penggunaan
arus listrik berlebihan. Semua hasil penilaian risiko bahaya yang
ditemukan adalah medium. Perbedaan penelitian ini adalah : 1. Penelitian
ini menggunakan metode desriptif dan kualitatif sedangkan peneliti
14
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menggunakan metode kualitatif, 2. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan data observasi dan wawancara sedangkan peneliti dengan
teknik pengumpulan data observasi dan wawancara dengan menggunakan
snowball sampling, 3. Penelitian ini menggunakan tempat di puskemas
sedangkan peneliti meneliti di rumah sakit, 4. Penelitian ini menggunakan
responden seluruh petugas di puskesmas. Sedangkan persamannya adalah :
1. Penelitian ini menggunakan kualitatif.
4. Penelitian ini di lakukan oleh Welmin M.E Lumi, dkk (2016) “Analisis
Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon”. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan data observasi dan wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon. Data primer
penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam pada 7 informan. Data
sekunder dari telaah dokumen asuhan keperawatan dengan menggunakan
panduan observasi. Informan penelitian ini yaitu Direktur SDM, Sarana
Penunjang dan Pengembanan (1 orang), Kepala Bidang Keperawatan (1
orang), Kepala Instalasi Rawat Inap (1 orang), Kepala Ruangan Rawat
Inap (2 orang) dan Perawat Pelaksana (2 orang). Beradasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM
Tomohon pada tahap pengkajian keperawatan sampai tahap evaluasi
15
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
keperawatan semua ruangan rawat inap sudah melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku dan
akurat. Hasil observasi berkas menunjukkan tidak semua berkas
terdokumentasi dengan lengkap dan sesuai, karena sesuai hasil wawancara
dengan kepala ruangan dan perawat pelaksana kendala yang ada saat
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan antara lain tenaga kurang
dan waktu tidak cukup karena pasien yang banyak. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon sudah
dilaksanakan dengan baik, tapi masih belum maksimal sesuai dengan
standar asuhan keperawatan. Perbedaan penelitian ini adalah : 1. Penelitian
ini hanya menganalisis pelaksanaan keperawatan saja sedangkan peneliti
menganalisis juga faktor risiko dan hazard, 2. Penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan data observasi dan wawancara saja sedangkan peneliti
menggunakan teknik pengambilan data observasi dan tekniknya
menggunakan snowball sampling. Persamaan penelitian ini adalah : 1.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, 2. Penelitian ini
menggunakan responden perawat.
5. Penelitian ini di lakukan oleh Anna L. Barker et al (2017) National Health
& Medical Research “Acceptability of the 6-PACK falls prevention
program: A pre-implementation study in hospitals participating in a
cluster randomized controlled trial”. Penelitian ini menggunakan metode
mix method tentang Studi pra-implementasi di rumah sakit yang
16
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
berpartisipasi dalam cluster secara acak percobaan terkontrol. Dengan
jenis penelitian sebuah studi pra-implementasi metode multi-center
campuran dilakukan sesuai dengan COREQ pedoman. Berdasarkan hasil
studi ini mengeksplorasi penerimaan program 6-PACK dari perspektif
perawat dan staf senior sebelum pelaksanaannya dalam uji coba terkontrol
secara acak. Pendekatan mixed-methods diterapkan 24 bangsal akut dari
enam rumah sakit Australia. Partisipan adalah perawat yang bekerja untuk
berpartisipasi bangsal dan staf rumah sakit senior termasuk: Manajer Unit
Perawat; dokter senior; Direksi PT Perawatan; dan personil senior yang
terlibat dalam pencegahan kualitas dan keamanan atau jatuh. Informasi
tentang penerimaan program (kesesuaian, kepraktisan dan manfaat)
diperoleh dengan survei, fokus kelompok dan wawancara. Data survei
dianalisis secara deskriptif, dan kelompok fokus dan wawancara data
secara tematis. Tingkat respons survei adalah 60%. Dua belas kelompok
fokus (n = 96 perawat) dan 24 wawancara dengan staf senior dilakukan.
Air terjun diidentifikasi sebagai prioritas masalah keselamatan pasien dan
perawat sebagai pemain kunci dalam pencegahan jatuh. Program 6-PACK
adalah dianggap menawarkan manfaat praktis dibandingkan dengan
praktik saat ini. Perawat setuju dengan risiko jatuh peralatan, tempat tidur
rendah dan tanda peringatan berguna untuk mencegah jatuh (> 70%).
Tampilan diramu mengenai pemosisian alat bantu berjalan pasien dalam
jangkauan. Isu praktis yang diangkat termasuk akses ke peralatan; dan
risiko cedera staf dengan penggunaan tempat tidur rendah-rendah.
17
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Pengawasan kamar mandi adalah terlihat bermanfaat, namun tidak selalu
praktis. Tampilan pada kelayakan program dan manfaatnya konsisten di
seluruh perawat dan staf senior. Staf merasakan program 6-PACK sebagai
cocok, praktis dan bermanfaat, dan terbuka untuk mengadopsi program.
Beberapa praktis kekhawatiran dibangkitkan menyoroti masalah yang
harus ditangani oleh rencana implementasi. Perbedaan penelitian ini
adalah : 1. Penelitian ini menggunakan mix method sedangkan peneliti
hanya menggunakan metode kualitatif saja, 2. Peneilitian ini menggunakan
teknik pengambilan data random sampling atau secara acak
pengambilannya sedangkan peneliti menggunakan teknik pengambilan
data yaitu dengan teknik pengambilan snowball sampling. Persamaan
penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini menggunakan responden perawat
sama dengan peneliti, 2. Penelitian ini tempat penelitiannya sama di rumah
sakit sama dengan peneliti.
6. Penelitian ini di lakukan oleh Rawlance Ndejjo et al (2015) Journal Of
Environmental and Public Health “Occupational Health Hazards among
Healthcare Workers in Kampala, Uganda”. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Penelitian ini menjelaskan tentang Bahaya Kesehatan Kerja di antara
Tenaga Kesehatan di Kampala, Uganda. Berdasarkan hasil penelitian ini
Secara keseluruhan, 50,0% responden melaporkan mengalami bahaya
kesehatan kerja. Antara ini, 39,5% mengalami bahaya biologis sementara
31,5% mengalami bahaya nonbiologis. Prediktor untuk mengalami bahaya
18
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
termasuk tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan,
kerja lembur, tekanan terkait pekerjaan, dan bekerja di banyak fasilitas
kesehatan. Langkah-langkah pengendalian untuk mengurangi bahaya
adalah availing area yang terpisah dan wadah untuk menyimpan medis
limbah dan penyediaan alat dan peralatan keamanan. Kesimpulan. Petugas
kesehatan dalam pengaturan ini mengalami beberapa bahaya di tempat
kerja mereka. Faktor terkait termasuk tidak memakai semua peralatan
pelindung yang diperlukan, bekerja lembur, mengalami pekerjaan tekanan
terkait, dan bekerja di berbagai fasilitas. Intervensi harus dilembagakan
untuk mengurangi bahaya. Khusus APD kesenjangan pasokan, tekanan
terkait pekerjaan, dan rasa puas dalam mematuhi langkah-langkah mitigasi
harus diatasi. Perbedaan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode
kualitatif, 2. Penelitian ini membahas atau meneliti tentang bahaya
kesehatan kerja di lingkungan tenaga kesehatan. Persamaan penelitian ini
adalah : 1. Penelitian ini menggunakan responden tenaga kesehatan sama
dengan responden peneliti.
7. Penelitian ini di lakukan oleh Iram Manzoor et al (2010) Journal Ayub
Med Coll Abbottabad “Needle Stick Injuries In Nurses At A Tertiary
Health Care Facility”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
cross-sectional, penelitian ini dilakukan di Ghurki Trust Teaching
Hospital, Lahore dari Oktober 2009 hingga Januari 2010. Hasil dari
penelitian ini adalah Dari 77 perawat yang berpartisipasi dalam penelitian
19
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kami, hanya 33 (42%) perawat menyadari bahaya pekerjaan dari profesi
mereka ketika mereka bergabung keperawatan. Cedera jarum suntik
dilaporkan oleh 40 (71,9%) dari perawat dalam satu tahun terakhir. Sekitar
17 (31,5%) terluka di saat menyusun kembali jarum suntik. Ketersediaan
pemotong jarum di rumah sakit dilaporkan oleh 75 (97,4%) perawat
sementara hanya 46 (60%) dari mereka telah melakukan pelatihan
manajemen yang tajam. Sekitar 50 (64,9%) perawat gagal menggunakan
sarung tangan saat memberikan suntikan. Setelah selesai terjebak oleh
jarum yang terkontaminasi 71 (92%) dari para perawat membersihkan luka
dengan swab roh, 67 (87%) mencuci daerah tersebut dengan sabun dan air
dan 58 (75%) menggunakan perban yang tersedia. Hanya 38 (49%)
melanjutkan untuk menginformasikan pejabat yang lebih tinggi tentang
cedera jarum suntik. Lima puluh tujuh (74%) dari perawat divaksinasi
terhadap HBV, dan 56 (72,2%) dari tongkat jarum yang terluka perawat
melanjutkan untuk skrining HBV, sementara 53 (68,6%) untuk HCV dan
37 (48,5%) untuk HIV. Kesimpulan: Cedera jarum suntik adalah yang
paling banyak bahaya kesehatan kerja yang penting pada perawat dengan
tingkat yang sangat tinggi. Melapor kepada yang bersangkutan otoritas,
penyaringan perawat setelah cedera jarum suntik dan promosi tindakan
keamanan terhadapnya harus sangat didorong. Perbedaan penelitian ini
adalah : 1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross-sectional
sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Persamaan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini menggunakan
20
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
responden perawat sama dengan peneliti menggunakan responden perawat
juga. 2. Penelitian ini lokasi penelitian di rumah sakit sama dengan peneliti
lokasi penelitian di rumah sakit.
8. Penelitian di lakukan oleh Shani, P.B et al (2016) Nursing Research and
Practice “Mind-Body Exercises For Nurses With Chronic Low Back Pain:
An Evidence-Based Review”. Penelitian ini menggunakan metode
pencarian literatur elektronik dilakukan dengan menggunakan PubMed /
MEDLINE, Web of Science, dan Science Direct database dari awal
sampai Januari 2015. Istilah pencarian adalah nyeri pinggang, perawat,
faktor risiko, pikiran-tubuh, integratif, biopsikososial, tai chi, dan yoga.
Pencarian terbatas bahasa Inggris. Daftar referensi dari artikel yang
diambil adalah kemudian diperiksa untuk mengidentifikasi referensi
tambahan yang relevan untuk dimasukkan yang tidak diambil dengan
pencarian online strategi. Untuk studi yang berkaitan dengan prevalensi,
beban, dan faktor risiko nyeri punggung bawah di antara perawat, kami
termasuk epidemiologi studi, survei, studi observasional, dan cross-
sectional studi dengan penekanan terbesar ditempatkan pada artikel yang
diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil dari penelitian ini adalah
Perkiraan prevalensi CLBP (Cronic Low Back Pain) di antara perawat
berkisar dari 50% hingga 80%. Faktor risiko terkait untuk CLBP (Cronic
Low Back Pain) termasuk gaya hidup dan fisik, psikologis, psikososial,
dan pekerjaan faktor-faktor. Tidak ada studi yang dipublikasikan yang
mengidentifikasi bahwa yoga atau tai chi dievaluasi untuk perawat dengan
21
Analisis Faktor Risiko ..., Wulan Fatwa Hidayah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
CLBP (Cronic Low Back Pain). Studi pada populasi umum menyarankan
bahwa intervensi ini efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kecacatan
dan dapat meningkatkan faktor / proses prediksi CLBP (Cronic Low Back
Pain). Kesimpulan, ulasan ini menunjukkan bahwa mengevaluasi dampak
intervensi multimodal seperti yoga dan tai chi untuk perawat dengan
investigasi CLBP (Cronic Low Back Pain). Perbedaan penelitian ini
adalah : 1. Penelitian ini menggunakan metode pencarian literatur
elektronik dilakukan dengan menggunakan PubMed / MEDLINE, Web of
Science, dan Science Direct database sedangkan peneliti menggunakan
penelitian metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Persamaan
penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini menggunakan responden perawat
sama dengan peneliti dengan responden perawat.