bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/50332/2/bab i.pdfhasil belajar siswa pada...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik memiliki syarat kompetensi untuk dapat menjadi pendidik yang
profesional, pendidik profesional harus memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi personal, kompetensi professional serta kemampuan sosial Rusman
(2012.22). Pendidik profesional mempunyai tujuan untuk membangun
kemampuan diri siswa yang dapat menjadi daya saing dan untuk membangun
pendidikan yang bermutu. Masyarakat di Indonesia berhak memperoleh
pendidikan yang sama dan bermutu.
Pendidikan yang bermutu yaitu dilihat dari sekolah yang menyediakan jasa
pendidikan dan siswa menjadi penerima jasa untuk pendidikan. Sekolah
dijadikan sebagai tempat untuk memulai pendidikan. Orang tua, teman dan
masyarakat dapat membantu dalam proses pendidikan. Pendidikan dikatakan
bermutu karena terdapat proses pembelajaran atau proses interaksi antara guru
dan siswa. Keberhasilan proses dalam suatu pembelajaran tergantung pada
keberhasilan guru untuk mengolah kelas serta ditunjang dari kurikulum, sarana
prasarana dan model pembelajaran. Pembelajaran saat ini mengacu pada
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik menurut Majid (2014:80) yaitu pembelajaran terpadu yang
mengaitkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema, bertujuan dapat
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa dalam proses belajar.
2
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran secara faktual yang akan
membuat siswa lebih paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru,
serta pembelajaran tematik memudahkan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa.
Tujuan dalam pembelajaran tematik adalah untuk memberikan siswa
pengetahuan maupun keterampilan yang bermakna. Bermakna yang dimaksud
kan supaya siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran maupun konsep-
konsep yang diajarkan. Konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung
ataupun nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari Majid (2014:85). Selain itu,
tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu. Adapun mempermudah
guru dalam memilih media pembelajaran dan menyusun bahan ajar sesuai
kebutuhan siswa. Guru yang menjadi pusat kegiatan belajar. Peran guru di dalam
kelas memilki pengaruh maupun tanggung jawab yang besar. Guru harus dapat
membuat suatu kegiatan yang menyenangkan disetiap pelaksanaan proses
pembelajaran.
Observasi dan wawancara dilakukan pada hari senin, 08 Oktober 2018 di
kelas III SDN 4 Candirenggo Malang. Hasil observasi menunjukkan jumlah
siswa sebanyak 27 siswa terdiri dari laki-laki sebanyak 15 siswa dan perempuan
sebanyak 12 siswa. Sebagaimana proses pembelajaran di dalam kelas III SDN 4
Candirenggo Malang. Siswa yang duduk di kelas III masih susah untuk
berkonsentrasi. Selain itu siswa masih kesulitan merangkai jawaban dalam
bentuk kalimat. Hal tersebut dibuktikan adanya hasil wawancara dari guru bahwa
siswa belum mampu untuk merangkai sebuah kata dalam bentuk kalimat. Oleh
karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran Scramble untuk melihat
3
berpengaruh atau tidaknya suatu proses pembelajaran terhadap hasil belajar
siswa.
Model pembelajaran scramble merupakan permainan kata yang dapat
dilakukan di sekolah dasar pada saat pembelajaran berlangsung. Model
pembelajaran scramble ini adalah sebuah permainan berupa kegiatan menyusun
huruf yang acak menjadi suatu kata ataupun kalimat yang nantinya dapat dibaca.
Dapat diartikan kegitan menyusun kembali struktur bahasa yang sebelumnya
sudah dikacaukan untuk disusun kembali. Menurut Rober B. Taylor (dalam
Huda, 2013:303), scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa. Model
pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk melatih otak kanan dan otak kiri
bekerja dengan seimbang.
Penggunaan model scramble dalam proses pembelajaran akan membantu
penyampaian kepada siswa agar lebih menarik dan membuat siswa lebih antusias
mengikuti pembelajaran. Karena pada model pembelajaran scramble siswa diberi
lembar jawaban dan diminta untuk mengurutkan sesuai dengan pertanyaan yang
sudah disiapkan oleh guru menjadi seuatu kalimat. Kemudian siswa mengerjakan
soal tersebut dengan berkelompok untuk mempercepat saat pengerjaan
soal.Penelitian sebelumnya, model pembelajaran Scramble digunakan oleh
Widiantari,dkk (2013) dengan judul Pengaruh model pembelajaran Scramble
Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di
Gugus V Buleleng. Terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V,
akan tetapi hanya dalam 1 mata pelajaran. Terbukti hasil yang di dapat
mengalami kenaikan nilai. Penggunaan model pembelajaran Scramble
4
diharapkan dapat memberikan variasi baru dalam dunia pendidikan dan
khususnya dalam pembelajaran tematik.
Berdasarkan latar belakang diatas, Pembelajaran harus disampaikan dengan
baik supaya siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Selain itu,
dengan adanya model pembelajaran yang membuat siswa konsntrasi dalam
proses pembelajaran, juga dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi
yang disampaikan saat proses pembelajaran berlangsung. Menyelidiki hal
tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Model Scramble Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik
Tema 2 Subtema 2 Pembelajaran 5 Kelas III SDN 4 Cadirenggo Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, dapat dirumuskan
permasalahan yang didapat yaitu bagaimana pengaruh model scramble terhadap
hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 2 pembelajaran 5
kelas III di SDN 4 Candirenggo Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, jadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model scramble terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik tema 2 subtema 2 pembelajaran 5 kelas III di SDN 4
Candirenggo Malang.
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis
untuk kedepannya.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan
khusunya pada pembelajaran tematik melalui model pembelajaran scramble
pada tema 2 subtema 2 pembelajaran 5.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Mengharapkan siswa untuk lebih memperkarya motivasi pada
pembelajaran tematik
b. Bagi Guru
Sebagai salah satu alternatif dalam melakukan proses pembelajaran di
dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran scramble
c. Bagi peneliti
Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan di kegiatan hasil
pembelajaran tematik yang menggunakan model pembelajaran
scramble
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini hanya membahas tentang Tema Menyayangi Tumbuhan dan
Hewan dengan menerapkan model pembelajaran Scramble.
2. Subjek dalam penelitian ini kelas III, dengan jumlah siswa laki-laki
sebanyak 15 siswa dan siswa perempuan 12 siswa di SDN 4 Candirenggo
Malang.
6
3. Penelitian ini dilakasanakan di SDN 4 Candirenggo Malang yang tempat
di JL.Kertarejasa no.25 Singosari Malang.
F. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran yaitu digunakan unruk mendesain materi dan acuan
dalam proses pembelajaran pada saat di kelas.Tujuan model pembelajaran
untuk menentukan konsep pengajaran informasi, cara mengelola pemikiran
dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan kognitif, afektif
maupun psikomotor.
2. Model pembelajaran scramble ialah pembelajaran yang bersifat
menyenangkan. Model pembelajara scramble merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir
siswa. Siswa harus bekerja sama dengan teman untuk menyelesaikan kartu
soal dan menggabungkan jawaban yang masih acak sehingga menjadi
suatu kata ataupun kalimat.
3. Hasil belajar merupakan pencapaian siswa dalam penilaian pengetahuan /
kognitif dalam suatu proses pembelajaran. Maka dari itu diperlukan
perangkat pembelajaran untuk mengukur kognitif siswa dengan
menggunakan tes dari hasil belajar. iharapkan akan mengalami perubahan
setelah menggunakan model pembelajaran scramble.
4. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan antara
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Dengan begitu materi di
dalam mata pelajaran akan tersampaikan dengan mudah dan dapat diterima
oleh siswa dengan baik.