bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/dwi ranto bab i.pdf ·...

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang telah dikenal secara alamiah sejak peradaban manusia ada di bumi meskipun pergerakan atau perpindahan itu masih dilakukan secara sederhana. Manusia zaman batu berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam mencari makanan sambil membawa barang mereka yang masih relatif sedikit (Morlok, 1995: 34). Perpindahan yang terbatas dan primitif itu merupakan suatu awal dari cara hidup yang sekarang. Sepanjang sejarah transportasi, baik volume maupun teknologinya berkembang sangat pesat, tetapi dengan perkembangan teknologi, sarana transportasi yang ada saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman dahulu. Jumlah sarana transportasi yang ada sekarang terus meningkat setiap tahunnya, memiliki daya angkut dalam jumlah yang besar dan waktu tempuh yang lebih singkat. Namun, perkembangan sarana transportasi tersebut perlu diimbangi dengan prasarana yang memadai, seperti terminal, jalan, dan jembatan yang mampu mendukung mobilisasi perpindahan manusia, barang, dan jasa serta mampu memberikan pelayanan terhadap peningkatan jumlah sarana transportasi. Penyelenggaraan transportasi nasional mengarah pada penyediaan jasa transportasi terpadu antarmoda, yang efektif serta efisien yang mampu mengintegrasikan dengan moda transformasi yang ada. Transformasi antarmoda transportasi di Indonesia saat ini baru berkembang pada angkutan barang dan pada tahap konsolidasi serta belum berjalan dengan baik sebagaimana di negara-negara 1 Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan

barang telah dikenal secara alamiah sejak peradaban manusia ada di bumi

meskipun pergerakan atau perpindahan itu masih dilakukan secara sederhana.

Manusia zaman batu berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam

mencari makanan sambil membawa barang mereka yang masih relatif sedikit

(Morlok, 1995: 34). Perpindahan yang terbatas dan primitif itu merupakan suatu

awal dari cara hidup yang sekarang. Sepanjang sejarah transportasi, baik volume

maupun teknologinya berkembang sangat pesat, tetapi dengan perkembangan

teknologi, sarana transportasi yang ada saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman

dahulu. Jumlah sarana transportasi yang ada sekarang terus meningkat setiap

tahunnya, memiliki daya angkut dalam jumlah yang besar dan waktu tempuh yang

lebih singkat. Namun, perkembangan sarana transportasi tersebut perlu diimbangi

dengan prasarana yang memadai, seperti terminal, jalan, dan jembatan yang

mampu mendukung mobilisasi perpindahan manusia, barang, dan jasa serta

mampu memberikan pelayanan terhadap peningkatan jumlah sarana transportasi.

Penyelenggaraan transportasi nasional mengarah pada penyediaan jasa

transportasi terpadu antarmoda, yang efektif serta efisien yang mampu

mengintegrasikan dengan moda transformasi yang ada. Transformasi antarmoda

transportasi di Indonesia saat ini baru berkembang pada angkutan barang dan pada

tahap konsolidasi serta belum berjalan dengan baik sebagaimana di negara-negara

1

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

2

maju. Pelayanan angkutan penumpang umum sangat bervariasi antara daerah yang

satu dengan daerah lain dan belum sepenuhnya terpadu. Moda yang digunakan

adalah transportasi jalan raya, transportasi jalan rel kereta api, transportasi sungai,

dan transportasi udara. Angkutan umum perkotaan masih didominasi oleh

angkutan jalan raya (bus), sementara angkutan kereta api di perkotaan hanya

terdapat di Jakarta (Munawar, 2011: 107).

Moda transportasi darat di kota Purwokerto, selain kereta api adalah bus,

taksi, becak, ojek, dan angkutan kota. Bus merupakan moda transportasi yang

murah, relatif nyaman, dan efisien waktu. Banyak ragam bus atau perusahaan

otomitif yang melayani trayek dengan tujuan ke berbagai kota di Pulau Jawa,

Madura, Bali, dan sebagaian kota besar di Pulau Sumatera, yang memudahkan

masyarakat Purwokerto untuk melakukan aktivitas perjalanan keluar kota

Purwokerto. Transportasi darat sangat di butuhkan untuk melakukan perjalanan

menuju kota di sekitar Purwokerto, bus merupakan sarana utama yang mampu

menjangkau secara langsung daerah di sekitar kota Purwokerto. Di samping itu,

bus merupakan moda transportasi yang menghubungkan antarkota dan

antarprovinsi, misalnya, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan

Yogyakarta.

Bus menjadikan terminal sebagai prasarana transportasi yang utama,

terminal menjadi pusat kegiatan, baik menaikkan maupun menurunkan

penumpang, perpindahan, baik intra maupun antarmoda, pengaturan kedatangan,

dan keberangkatan. Terminal merupakan titik penumpang dan barang, baik

memasuki maupun meninggalkan suatu sistem transportasi. Sebagai tempat

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

3

berpindahnya penumpang, baik intra maupun antarmoda transportasi yang terjadi

sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta adanya tuntutan

efisien transportasi. Pada daerah yang masih sepi biasanya angkutan umum

berhenti, seperti kereta api, bus, truk, dan angkutan kota serta taksi berhenti

apabila ada penumpang yang mau naik. Hal di atas tidak dapat dilakukan pada

setiap tempat karena mungkin dapat mengakibatkan kelambatan dan kemacetan

pada titik lalu lintas tertentu dan oleh karena itu mungkin lebih ekonomis bila

pada tempat tertentu disediakan fasilitas untuk berhenti sehingga keamanan dan

kenyamanan penumpang terjamin (Morlok, 1995: 91)

Awal sejarah berdirinya terminal bus di kota Purwokerto terletak di

Kebondalem yang sudah ada sejak tahun 1960. Daerah ini ramai karena ada

terminal bus, kurang terkontrolnya pembangunan kios-kios disekitar terminal

yang mengakibatkan adanya pergeseran terminal dari Kebondalem dipindah ke

daerah Karangklesem pada tahun 1982. Pemerintah kota Purwokerto pada tahun

2006 melakukan relokasi terminal dari Kelurahan Karangklesem yang berada di

bunderan Jl. Gerilya yang sekarang ini menjadi Taman Rekreasi Andhang

Pangrenan (TRAP) ke Jl. Suwatio Kecamatan Purwokerto Selatan, yang sekarang

lebih dikenal dengan terminal Bulupitu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

kesemrawutan lalu lintas yang terjadi pada bunderan Gerilya, luas terminal

Karangklesem yang terbatas dan daya tampung yang kurang memadai. Saat ini,

terminal Bulupitu menjadi pusat angkutan AKAP (angkutan antarkota

antarprovinsi), AKDP (angkutan antarkota dalam provinsi), angkutan perkotaan

dan angkutan pedesaan.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

4

Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,

mengangkat, atau mengalihkan suatu objek dari satu ke tempat lain, dimana

ditempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-

tujuan tertentu. Transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah,

proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak bisa

dilepaskan dari keperluan dengan adanya alat pendukung untuk menjamin

lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Alat

pendukung apa yang dipakai untuk melakukan proses pindah, gerak, angkut, dan

alih ini, bisa bervariasi tergantung pada bentuk objek yang akan dipindahkan,

jarak antara suatu tempat ketempat lain, dan maksud objek yang akan dipindahkan

(Miro, 2004: 5).

Sistem transportasi yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang

penting dalam menunjang perkembangan dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi

pada suatu kota, transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan

keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota.

Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk terkendalinya

keseimbangan antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem kelembangan.

Sistem transportasi kota merupakan satu kesatuan dari pada elemen-elemen,

komponen-komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan

transportasi yang melayani wilayah perkotaan. Komponen-komponen transportasi

kota yang pertama, langsung bersangkutan dengan gerakan suatu benda dari suatu

tempat ketempat lainnya secara alami atau buatan manusia. Kedua, benda dan

jalur di mana benda tadi bergerak. Benda tadi ialah suatu yang harus digerakkan

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

5

penumpang atau barang dan jalur gerak ialah lokasi dalam ruang di mana gerakan

terjadi (Morlok, 1995 : 87).

Kebutuhan terminal bagi suatu kota sangat dipengaruhi oleh beberapa hal,

khususnya karakteristik sistem transportasi kota yang juga dipengaruhi oleh

sistem aktivitas (tata guna lahan), sistem pergerakan, dan sistem jaringan jalan.

Sebagai fasilitas perpindahan (transfer) lokasi terminal harus sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan tata ruang kota untuk menjamin terciptanya struktur kota

yang baik dan harus sesuai dengan keinginan pengguna untuk menjamin

pemanfaatan terminal tersebut secara optimal. Selain itu, keberadaan terminal

diharapkan dapat mampu memacu perkembangan dan pertumbuhan wilayah suatu

kota.

Terminal bus merupakan salah satu sarana infrastruktur yang memberikan

efek pemecahan masalah transportasi angkutan darat, dalam rangka pengaturan

dan pengendalian sirkulasi angkutan umum, khususnya bus. Permasalahan pada

bidang transportasi pada zaman sekarang bukanlah hal yang baru karena pada

zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar

terjadi. Transportasi selalu berkaitan dengan masyarakat luas sebagai peggunanya.

Moda transportasi merupakan alat, teknik untuk mempersingkat waktu tempuh

yang dipergunakan oleh manusia dalam menjalankan segala macam dan bentuk

aktivitas kehidupannya. Sistem transportasi merupakan kegiatan profesional yang

tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu lintas tertentu dan transportasi.

Kota yang sedang berkembang menuju pembangunannya tidak lepas dari

sebuah sistem transportasi massal. Sistem ini harus dapat bersinergi dengan

pembangunan kota sehingga setiap tahap pembangunan menjadi efektif dan

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

6

efisien, sebagai salah satu prasyarat demi terjaminnya pelaksanaan pembangunan.

Transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, timbul

tuntutan untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi agar pergerakan

mereka dapat berlangsung secara aman, nyaman, teratur, dan lancar serta

ekonomis dari segi waktu dan biaya. Pembangunan terminal Bulupitu yang

terletak di Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan merupakan bagian

dari perkembangan untuk kota Purwokerto. Pembangunan terminal sangat

berpotensi untuk pengembangan bangunan kota Purwokerto.

Terminal Bulupitu merupakan salah satu terminal bus antarkota dan

antarprovinsi (AKAP) yang ada di kota Purwokerto sangat penting keberadaan

serta letaknya yang strategis. Menyikapi dan mencermati terkait perkembangan

akan permintaan masyarakat terhadap transportasi, baik secara kuantitas maupun

kualitas saat ini, seiring dengan meningkatnya taraf hidup kehidupan masyarakat,

baik pemerintah maupun pihak swasta untuk sementara ini belum mampu untuk

memenuhinya. Mengingat keterbatasan yang ada dalam pertumbuhan untuk

penyediaan sarana ataupun prasarananya. Lebih jauh untuk pertumbuhan sarana

(khususnya angkutan umum) juga lebih besar bila dibanding dengan pertumbuhan

prasarananya. Sebagai sarana dan fasilitas penunjang dibutuhkan suatu alternatif

transportasi, yaitu pengembangan terminal. Pembangunan terminal di kota

Purwokerto dengan konsep yang representatif, dapat mendukung tersedianya

fasilitas yang memadai sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

7

Secara fisik kawasan perencanaan terminal Bulupitu memiliki lingkungan

yang dapat menunjang perkembangan kota Purwokerto. Terminal Bulupitu

mempunyai posisi yang strategis dilalui oleh sirkulasi transportasi, baik skala

lokal maupun regional letaknya berada di jalan arteri. Faktor yang paling

berpengaruh terhadap perubahan komposisi penggunaan lahan adalah adanya

fasilitas terminal yang ditunjang dengan jalur penghubung antara terminal sebagai

simpul pergerakan orang dan barang dengan kawasan, baik di dalam maupun di

luar kota Purwokerto. Hal demikian dapat memicu tumbuh dan berkembangnya

bangunan-bangunan disekitarnya, terutama sarana perdagangan dan jasa.

Hal yang menarik dari keberadaan terminal Bulupitu di kota Purwokerto

adalah konsep ramah lingkungan serta menciptakan rasa aman dan nyaman bagi

pengguna terminal Bulupitu. Konsep ramah lingkungan terus dikembangkan

dalam proses pembenahan terminal yang dilakukan oleh pihak terminal tentunya

dengan dukungan dari pihak pemerintah dan masyarakat. Terminal Bulupitu

beberapa tahun belakangan ini sempat diapresiasi oleh pemerintah pusat, bahwa

terminal Bulupitu menjadi terminal terbaik dan percontohan di Indonesia. Hal

yang berbeda dari terminal lainnya adanya sebuah taman dan wahana permainan

anak ini yang jarang dijumpai di terminal lainnya. Taman yang ada di terminal

Bulupitu salah satu program jangka panjang terminal Bulupitu di kota

Purwokerto. Adanya taman di kawasan terminal juga menjadi keuntungan, baik

untuk pihak terminal maupun pengguna terminal. Taman di kawasan terminal

Bulupitu juga menjadi salah satu tempat bagi masyarakat sekitar untuk sekadar

bermain di kawasan terminal.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

8

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini ditinjau dari permasalahan secara umum berdasarkan latar

belakang adalah perkembangan terminal Bulupitu sebagai terminal utama di kota

Purwokerto. Pertanyaan yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sejarah ringkas keberadaan terminal di kota Purwokerto?

2. Perkembangan Terminal Bulupitu di kota Purwokerto?

3. Kendala-kendala apa saja yang menghambat perkembangan terminal Bulupitu

di kota Purwokerto?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian mengenai sejarah perkembangan Terminal

Bulupitu di kota Purwokerto pertama menjelaskan keberadaan terminal di kota

Purwokerto, kedua untuk menjelaskan Terminal Bulupitu di kota Purwokerto, dan

ketiga menjelaskan kendala-kendala yang menghambat perkembangan terminal

Bulupitu di kota Purwokerto. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hal

baru dalam penulisan sejarah Indonesia dan mampu melengkapi khasanah sejarah

transportasi di kota Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dibidang kajian mengenai terminal sekaligus menjadi referensi dan informasi

untuk pembaca khususnya yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai

perkembangan terminal Bulupitu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

dalam penulisan sejarah nasional.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

9

Secara praktis, sumbangan lain dari penelitian ini sebagai bahan acuan

untuk lebih mengoptimalkan fungsi terminal sehingga dapat meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat. Masyarakat dan pemerintah juga ikut berperan

serta meningkatkan kepedulian terhadap terminal untuk menciptakan terminal

yang aman, nyaman, dan bersih.

E. Tinjauan Pustaka

Keputusan Menteri Perhubungan No 31, Tahun 1995 tentang terminal

transportasi jalan terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk

keperluan, baik menurunkan maupun menaikkan penumpang, perpindahan intra

atau antarmoda transportasi serta mengatur, baik kedatangan maupun

pemberangkatan kendaraan umum. Jalur pemberangkatan kendaraan umum

adalah pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan

umum untuk menaikkan penumpang. Jalur kedatangan kendaraan umum adalah

pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum

untuk menurunkan penumpang. Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran

di dalam terminal penumpang yang telah disediakan bagi kendaraan umum untuk

menunggu dan siap menuju jalur pemberangkatan. Tempat istirahat kendaraan

adalah pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobil bus dan mobil

barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelum

melakukan perjalanan. Tempat tunggu penumpang adalah bangunan berupa ruang

tunggu di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan

melakukan perjalanan.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

10

Terminal transportasi merupakan titik simpul dalam satu jaringan

transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Selain itu, terminal

juga merupakan tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian

lalu lintas dan juga merupakan prasarana angkutan yang merupakan bagian dari

sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang serta

merupakan unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisien

kehidupan dalam struktur wilayah (Munawar, 2011: 68). Dapat ditarik kesimpulan

bahwa terminal berarti suatu stasiun (station) tempat pemberangkatan,

pemberhentian terakhir atau persinggahan angkutan kereta api, bus, dan

penerbangan.

Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat hal

itu dapat di lihat dari sejarah transportasi di Indonesia. Kegiatan transportasi

sudah dilakukan sejak zaman dahulu, bahkan dapat dikatakan bahwa kegiatan

transportasi merupakan aktivitas yang sama tuanya dengan peradaban manusia itu

sendiri. Keterbatasan manusia dalam menjangkau jarak perjalanan yang ditempuh,

yang dahulu hanya dilakukan dengan berjalan kaki, dan keterbatasan dalam

membawa muatan yang dilakukan hanya dengan menjinjing, menjunjung di atas

kepala, ataupun dengan cara memikul telah mendorong manusia untuk membuat

penemuan baru di bidang transportasi, yang lebih maju. Kemajuan-kemajuan baru

tersebut telah dikembangkan dalam hal prasarana dan sarana transportasi (ways

and means of transportation). Usaha-usaha terus dilakukan, baik kendaraan

maupun sarana sesuai dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan peradaban

(Adisasmita, 2014: 5).

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

11

Hasil dari perkembangan dengan adanya penemuan baru khususnya di

bidang transportasi, baik transportasi darat, udara maupun laut, seperti kendaraan

bermotor, kereta api, kapal laut, dan pesawat telah mempermudah manusia dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Kemajuan di bidang transportasi merupakan hal

yang nyata untuk menikmati hasil dari kemajuan-kemajuan di bidang transportasi.

Kemajuan-kemajuan tersebut terlihat jelas dalam perubahan dari yang awalnya

sederhana sampai yang canggih. Kemajuan tersebut telah berdampak terhadap

taraf hidup seseorang dan telah membantu manusia dalam segala bidang

kehidupan.

Terminal bus adalah tempat sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali

lintasan operasi pada trayeknya sesuai jadwal kedatangan dan keberangkatan.

Mengacu kepada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal, penumpang

dapat mengakhiri perjalanannya dengan mengganti lintasan bus lainnya. Di

terminal bus selalu bergantian, baik dalam menurunkan penumpang maupun

menaikkan hal tersebut bertujuan untuk menertibkan peraturan yang ada. Di lain

pihak, bagi pengemudi bus, bangunan terminal adalah tempat kendaraan-

kendaraan dapat beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga

kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin karena

mau tidak mau kendaraan tersebut tetap harus berhenti disana. Pada kasus

transportasi darat, terminal mungkin berada pada lokasi yang ramai dengan harga

tanah yang cukup tinggi, fasilitas untuk pemeliharaan biasanya cukup dekat

dengan terminal utama sehingga tidak terlalu banyak terjadi operasi kendaraan

dalam keadaan kosong (Morlok, 1995: 271).

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

12

Terminal dapat dianggap sebagai alat pemproses, di mana suatu urutan

kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas

(kendaraan, barang, dan orang) diproses penuh sehingga dapat meneruskan

perjalanan. Terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks. Banyak

kegiatan tertentu yang dilakukan di sana, terkadang secara bersamaan secara

paralel sering terjadi kemacetan yang cukup mengganggu. Terminal adalah titik

pertemuan antara penumpang dan barang yang memasuki serta meninggalkan

suatu sistem transportasi. Terminal bukan saja merupakan komponen fungsional

utama dari sistem transportasi, tetapi juga merupakan prasarana yang memerlukan

biaya yang besar dan titik kemacetan yang terjadi.

Di dalam peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan

sarana lalu lintas jalan, terminal diklasifikasikan menjadi 3 bagian, diantaranya

terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan

antarkota antarprovinsi (AKAP), angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP),

angkutan kota (AK), dan angkutan pedesaan (ADES), Terminal penumpang tipe

B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi

(AKDP), angkutan kota (AK), dan angkutan pedesaan (ADES), dan penumpang

tipe C Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan (ADES).

Di antara ketiganya memiliki persamaan sebagai fasilitas umum yang melayani,

baik kedatangan maupun keberangkatan dan ketiganya juga memiliki perbedaan

dalam hal daya tampung angkutan umum dan trayek (Munawar, 2011: 68).

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31, Tahun 1995 menyatakan

bahwa terminal angkutan umum merupakan titik simpul dalam sistem jaringan

transportasi jalan tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

13

angkutan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum, berupa tempat

kendaraan umum, baik menaikkan maupun menurunkan penumpang dan barang,

bongkar muat barang, sebagai tempat berpindahnya penumpang, baik intra

maupun antarmoda transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya arus

pergerakan manusia dan barang serta adanya tuntutan efisien transportasi.

Secara umum, terminal (penumpang) mempunyai fungsi sebagai

penampung dan pendukung keberlangsungan aktivitas, baik pengakhiran maupun

pengawalan lintasan operasional bagi angkutan umum kota, berbagai aktivitas

yang terjadi di terminal seperti bongkar atau muat, serta transfer penumpang dan

barang, menampung penumpang dari waktu tiba sampai waktu pemberangkatan

sesuai tujuan dari penumpang yang ingin dituju. Terminal juga sebagai bagian

dari sistem transportasi dengan tujuan untuk melancarkan arus pergerkan

penumpang dan barang, serta tata ruang yang mempunyai peranan penting dalam

sebuah kehidupan wilayah dan kota .

Terminal bus Bulupitu Purwokerto. Bulupitu adalah nama yang diambil

dari nama grumbul lokasi terminal tersebut yang berada di Jl. Suwatio, Kelurahan

Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan, merupakan salah satu terminal tipe A yang

ada di Jawa Tengah. Dibangun di atas tanah kurang lebih 10 hektar, yang

diresmikan pada 6 April 2006 oleh Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto,

bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Banyumas ke 424. Terminal tidak hanya

sebagai pusat pemberhentian bus antarkota, di terminal bus Bulupitu juga bisa

berekreasi sambil belajar. Terminal Bulupitu memiliki konsep bangunan yang

modern, luas, nyaman, bersih, dan ada beberapa wahana rekreasi edukasi di sana.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

14

Tersedianya taman di kawasan terminal Bulupitu merupakan salah satu yang

membedakan dengan terminal lainnya.

Purwokerto adalah ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,

Indonesia. Berbagai julukan di sandang kota di jalur selatan Jawa Tengah ini dari

kota wisata, kota kripik, kota translit, dan kota pendidikan. Purwokerto dikenal

sebagai salah satu kota pelajar di Pulau Jawa, ini karenakan banyaknya jumlah

sekolah dan perguruan tinggi di kota ini. Sebuah hal wajar jika Purwokerto

predikat sebagai kota pelajar karena memang Purwokerto merupakan kota yang

strategis untuk menimba ilmu. Selain itu, letak geografis yang mudah dijangkau

dari beberapa kota, khususnya Pulau Jawa. Pertumbuhan kota Purwokerto sangat

pesat disegala bidang, seperti pusat pendidikan, pusat kesehatan, perdagangan,

pusat perbelanjaan, perbankan, dan jasa. Meskipun belum terdapat spesifikasi arah

kebijakan pengembangan kawasan pertumbuhan tersebut secara khusus (Wibowo,

dkk, 2015: 224).

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perkembangan

terminal bus, antara lain yang pertama, Dadi Muradi (2005) dalam tesisnya yang

berjudul Pemanfaatan Terminal Angkutan Umum Regional Terkait dengan

Kebijakan Pengembangan Wilayah Kota Pangkalpinang. Penelitian untuk

mengetahui apakah penyebab kurang maksimalnya pemanfaatan fungsi terminal

serta bagaimana arahan pemanfaatan terminal terkait dengan kebijakan

pengembangan wilayah yang sudah dilakukan oleh pemeritah kota

Pangkalpinang. Selain tujuan tersebut diatas penelitian ini mempunyai sasaran

untuk mengindentifikasi sistem aktivitas, pola pergerakan, sistem jaringan,

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

15

pemanfaatan fungsi terminal dan kebijakan serta arah perkembangan kota

Pangkalpinang.

Kedua, Risa Amelia (2011) dalam skripsinya yang berjudul Dimamika

Keberadaan Terminal Bareh Solok (1994-2014). Penulisan skripsi ini

mengungkapkan tentang keberadaan sebuah terminal angkutan dalam

pertumbuhan dan perkembangan kota Solok. Pertumbuhan dan perkembangan

sebuah kota itu dapat dilihat dari berbagai sektor, salah satu di antaranya bidang

transportasi, yang berkaitan erat dengan aktivitas lalu lintas, sosial, dan

perekonomian.

Ketiga, Sudarsono (2015) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas

Pemungutan Retribusi Terminal di Terminal Regional Daya (Trd) Kota

Makassar. Penulisan skripsi ini mengungkapkan tentang pendapatan daerah

adalah retribusi terminal yang dilakukan oleh perusahaan daerah terminal regional

daya (TRD) kota Makassar tidak mengherankan apabila efektivitas dalam

pemungutan retribusi terminal harus dibenahi agar bisa memberikan pemasukan

bagi pendapatan asli daerah. Retribusi terminal yang dimaksud tentunya adalah

pemungutan yang cepat, tepat, dan sesuai dengan target yang direncanakan.

Keempat, Mujoko Raharjo (2005) dalam tesisnya yang berjudul Analisis

Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Terminal Terboyo. Dalam penulisan

tesisnya mengungkapkan variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja terminal

terboyo dengan melalui beberapa sarana penelitian yang mengidentifikasi fungsi

serta peran karakteristik fisik, pengelolaan, ketersediaan fasilitas, dan kinerja

terminal terboyo.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

16

Kelima, Galih Ragil Triatmojo (2016) dalam skripsinya yang berjudul

Analisis Kebutuhan Luas Parkir AKAP dan AKDP Terminal Purwokerto Sebagai

Terminal Tipe A. Penulisan skripsi ini mengungkapkan tentang perkembangan

kegiatan perekonomian merupakan faktor tarikan yang membuat tingkat mobilitas

penduduk yang memakai transportasi darat, khususnya bus juga mengalami

peningkatan. Penelitian ini menggunakan metode survai lapangan dengan

melakukan pengamataan secara langsung di terminal Purwokerto dengan

menempatkan surveyor pada titik-titik tertentu guna memudahkan dala pencatatan

sehingga diperoleh data yang valid.

Keenam, Anandha Pramuditha (2015) Kajian Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Partisi di Terminal Bus Purwokerto Kabupaten Banyumas. Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pedagang partisi di

terminal bus Purwokerto Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan

metode survai, populasi dalam penelitian ini adalah pedagang partisi yang

berjualan di terminal bus Purwokerto sebanyak 73 pedagang.

Perbedaan dari penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang

jelas memiliki perbedaan baik dari segi kajian yang di teliti. Penelitian sekarang

memfokuskan pada perkembangan terminal Bulupitu, penelitian dengan lokasi

yang sama di terminal Bulupitu membahas kondisi sosial ekonomi pedagang di

terminal Bulupitu dan membahas kebutuhan parkir di dalam kawasaan terminal

Bulupitu. Tentunya dengan lokasi yang sama namun dengan judul yang berbeda.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

17

F. Landasan Teori dan Pendekatan

Sosiologi menyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat

seperti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga

politik dengan lembaga keagamaan. Unsur-unsur masyarakat tadi mempunyai

hubungan yang tetap dan harmonis, serta merupakan unsur integrasi (Soekanto,

1982: 350). Di dalam tingkat perkembangan sosiologi yang demikian itu, di mana

teori yang diutamakan, sedangkan ilmunya belum dianggap untuk dipelajari

sendiri. Tidak dapat diharapkan perkembangaan penelitian sosiologis yang

mencoba menemukan kenyataan-kenyataan sosiologis dalam masyarakat

Indonesia.

Sejarah perkotaan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,

perkembangan tidak lepas dari pengaruh perkembangan masalah sosial, ekonomi,

politik, dan kebudayaan yang mulai bergeser ke wilayah perkotaan. Wilayah

perkotaan mempunyai keunikan dan karakteristik masing-masing, berbagai

aktivitas masyarakat telah membentuk sebuah pola kehidupan yang dinamis.

Daerah kota bisa sederhana dan juga bisa kompleks, daerah perkotaan dapat

mempunyai suasana pedesaan atau suasana perbengkelan industri, dapat

bersuasana damai atau penuh dengan segala macam pertentangan. Daerah

perkotaan bisa berukuran kecil dan mudah dipelihara ataupun sangat besar dan

dipenuhi dengan masalah-masalah ekonomi dan pertentangan.

Di masa depan, transportasi perkotaan dikembangkan dalam koridor

pelayanan yang cepat, andal, efisien, nyaman, ekonomis, dan aman. Seluruh

transportasi terpadu (integred) terkoneksi dengan sistem informasi dan data base

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

18

yang akurat dan reliable. Sistem mass rapid translit menghubungkan kawasan sub

urban dan rural urban kekawasan urban dan CBD (Central Business District) dan

juga terpadu dengan angkutan lain seperti bus dengan jadwal yang rapi dan

headway yang diatur ketat. Tidak terdapat bus yang berhenti di sembarang tempat

karena bus hanya berhenti di tempat pemberhentian bus seperti halte dan shelter.

Halte yang disediakan pun bersih, aman, dan nyaman. Sistem ticketing juga

berjalan baik, dengan cara manual ataupun otomatis (Munawar, 2011: 43).

Pengembangan wilayah (regional development) terjadi karena urbanisasi

atau arus perpindahan penduduk dari daerah pedalaman ke kota-kota. Banyaknya

gejala dalam perkembangan kota telah membawa perubahan pada tingkat

produktivitas wilayah, yang diukur melalui populasi, kesempatan kerja,

pendapatan dan nilai tambah industri. Selain itu, pengembangan wilayah juga

mencakup pengembangan sosial, seperti perbaikan derajat kesehatan dan

kesejahteraan, kualitas lingkungan, dan fasilitas umum (Muradi, 2005: 40).

Pembangunan terminal di wilayah pinggiran kota akan sangat berpengaruh

terhadap perkembangan wilayah disekitarnya. Keberadaan terminal dapat

menambah aktivitas, seperti perdagangan, jasa, dan transportasi di wilayah

tersebut sehingga mampu meningkatkan aksesbilitas serta dapat menyerap tenaga

kerja, ini dapat memberikan nilai tambah yang mampu menarik sumberdaya ke

sekitar lokasi tersebut. Apabila hal ini terus berkembang dapat menyebabkan

peningkatan kondisi wilayah tersebut.

Pengembangan pada wilayah baru akan mendorong perkembangan-

perkembangan baru dalam kehidupan manusia. Salah satu dengan adanya dampak

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

19

pengembangan wilayah adalah perkembangan transportasi, baik darat, udara,

maupun laut. Pada dasarnya perkembangan dalam bidang transportasi, baik sarana

maupun prasarana akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, baik

dalam bidang ekonomi maupun jasa. Perkembangan transpotasi itu seperti magnet

akan selalu menarik perhatian massyarakat dari yang tadinya sepi menjadi ramai

setelah adanya jalur transportasi. Perkembangan di bidang transportasi semakin

lama akan semakin meninggat hal demikian karena bertambah banyak pengguna

jasa transportasi yang membutuhkan.

Selain itu, peningkatan perdagangan dan transportasi yang ada pada

wilayah itu akan mempengaruhi hampir seluruh sektor. Perubahan ini

menyebabkan perkembangan wilayah kota secara keseluruhan. Di samping itu

karena terminal sebagai tempai transit, baik untuk angkutan umum penumpang

antarkota maupun antarwilayah, mempunyai peran yang penting. Terminal

sebagai simpul pertemuan angkutan umum penumpang menjadi titik potensial

pengembangan kawasan, pusat kegiatan, pertumbuhan, dan perkembangan

wilayah.

Hubungan antara transportasi dan pembangunan adalah sangat erat dan

sangat penting, baik dilihat dari segi teori maupun dari segi praktek. Hal ini telah

menarik perhatian para ahli peencana pembangunan semenjak beberapa tahun

yang lalu, baik di negara-negara yang telah maju maupun di negara-negara yang

sedang berkembang. Interaksi antara tingkat dan pola sumber daya transportasi

dengan tingkat rata-rata kehidupan penduduk suatu daerah merupakan faktor

penting yang mempengaruhi kemajuan ekonomi dan sosial, hal ini harus

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

20

senantiasa diperhatikan dalam setiap perencanaan pembangunan, baik secara

nasional maupun regional (Adisasmita, 2014: 6)

Untuk mengembangkan sebuah wilayah secara optimal, dibutuhkan

intervensi dan kebijakan pemerintah agar mekanisme pasar tidak menimbulkan

dampak-dampak negatif terhadap lingkungan. Kebijakan tersebut meliputi upaya-

upaya pengembangan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan yang

terdapat di dalam wilayah tersebut agar kegiatan-kegiatan tersebut tersebar sesuai

dengan potensi kawasan dan infrastruktur pendukungnya. Kebijakan

pengembangan wilayah adalah berupa arahan-arahan pengembangan kawasan-

kawasan produksi, pusat permukiman, simpul-simpul transportasi (laut, darat, dan

udara), serta jaringan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan tujuan sosial

ekonomi yang diharapkan. Perumusan kebijakan ini biasanya didasarkan pada

kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah.

Transportasi dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk memperbaiki

lokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi secara optimal, disamping untuk

melancarkan arus barang dan mobilitas manusia. Kontribusinya sangat penting

untuk menunjang pembangunan dan kesejahteraan. Fungsi transportasi sebagai

sektor pemberi jasa (the servicing sector) dan sebagai sektor penunjang

pembangunan (the promoting sector). Terdapat masalah dalam transportasi untuk

kota-kota besar, yang pertama, perlu mengintroduksikan lingkungan strategisnya,

sasaran dasar perencanaan pembangunan perkotaan secara luas, kemudian diikuti

oleh perangkat strategi umum (general). Sasaran strategi umum untuk seluruh

sektor kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan perkotaan, meliputi arahan

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

21

pembangunan fisik perkotaan, mengembangkan kaitan produktif antara kegiatan-

kegiatan ekonomi perkotaan, memperbaiki program tarif pelayanan perkotaan,

dan struktur pemerintah kota (Adisasmita, 2014: 106).

Pendekatan yang akan digunakan dalam menjawab berbagai masalah

dalam skripsi ini adalah menggunakan pendekatan sosiologi. Sosiologi adalah

ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-

ikatan antarmanusia yang menguasi kehidupan ini (Shadily,1993: 1). Sosiologi

mempelajarai manusia sebagai anggota masyarakat, maka dengan sendirinya ia

meliputi atau sedikitnya erat bertalian dengan ilmu-ilmu lain, seperti hukum,

ekonomi, ilmu-jiwa, antropologi, dan lainnya sehingga pendekatan sosiologis

akan memberikan gambaran secara sistematis perkembangan Terminal Bulupitu

di kota Purwokerto (2006-2016). Pendekatan sistem memusatkan memperhatikan

pada suatu kesatuaan yang mencakup unsur-unsur serta hubungan berpengaruh-

mempengaruhi. Sejarah struktural dengan pendekatan rangkap dapat melakukan

analisis dan mengungkapkan perubahan sosialnya (Kartodirdjo, 1992: 57).

G. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian pasti memerlukan suatu metode tertentu untuk

membantu penulis dalam melakukan penelitian yang bertujuan hasil yang

didapatkan sesuai dengan tujuan penelitian. Di dalam penelitian ini menggunakan

metode sejarah karena berkaitan dengan masa lampau yang sudah terjadi.

Pengertian metode sejarah disini, yaitu suatu proses menguji menganalisis secara

kritik rekaman dan peninggalan masa lampau. Ada empat tahapan dalam

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

22

penelitian sejarah yang meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi sejarah lisan, dan

historiografi (penulisan). Tahapan tersebut saling berkaitan, bersamaan waktu,

dan sekaligus tidak terpisahkan yang satu dengan lainnya (Daliman, 2012: 29).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode sejarah yang terdiri

dari empat langkah, sebagai berikut:

1. Heuristik

Sebagai langkah awal atau dalam bahasa Jerman quellenjunde, sebuah

kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data atau materi sejarah.

Tahap heuristik ini banyak menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran, dan juga

perasaan (Sjamsuddin, 2007: 86). Penulis harus mencari sebanyak-banyaknya

pelaku sejarah yang terlibat. Pencarian ini melibatkan seorang pelaku atau

beberapa pelaku yang mengetahui ada pelaku lain yang perlu diwawancarai.

Informan kunci melalui mulutnya dapat memberikan data atau sumber sejarah

lisan melalui wawancara (Priyadi, 2014: 12). Sumber sejarah lisan yang

difokuskan kepada informan kunci, yaitu pelaku sejarah dan penyaksi. Data

sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga untuk memperolehnya harus

mencari data lapangan, khususnya artifact, baik pada situs sejarah maupun

lembaga museum (milik pemerintah atau pribadi) atau mencari data sejarah lisan

yang menyangkut para pelaku dan penyaksi sejarah atau dokumen yang tersimpan

pada lembaga, dan perpustakaan (Priyadi, 2013: 112).

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

23

2. Kritik (verifikasi)

Setelah sumber dokumen dan sejarah lisan diperoleh, peneliti harus

melakukan langkah kritik atau verifikasi. Verifikasi berusaha menilai apakah

sumber ini asli selanjutnya bisa dipercaya. Di sini, ada dua hal yang dituntut, yaitu

keotentikan melalui kritik ekstern dan kekredibilitasan dengan cara kritik intern.

Keotentikan melihat dari sisi luar data, kekredibilitas mengkritisi hal-hal berkaitan

dengan isi data (Priyadi, 2013: 118). Dilakukan untuk mendapatkan keotentikan

sumber lisan, maka pelaku dan penyaksi harus diperhatikan apakah ia buta atau

tidak, tuli atau tidak, bisu atau tidak, dan pikun atau tidak cacat dan mundurnya

fisik seseorang berpengaruh dalam memberikan kesaksian. Masalah fisik tidak

menjadi masalah, maka mereka adalah sumber yang otentik (Priyadi, 2011: 75).

Mencari kekredibilitasan dengan cara kritik intern apakah data yang

diperoleh dapat dipercaya. Penulis mengumpulkan hasil dari wawancara

kemudian dinilai, diseleksi, dan diuji kebenarannya agar mendapat data yang valid

mengenai sejarah perkembangan terminal Bulupitu kota Purwokerto (2006-2016).

Keotentikan melihat dari sisi luar sumber, kekredibilitasan mengkritisi hal-hal

berkaitan dengan isi sumber. Keotentikan ini menyangkut data yang berupa

sumber tertulis dan sumber sejarah lisan.

3. Interpretasi (Penafsiran)

Penafsiran dalam pengelompokan fakta-fakta dalam berbagai hubungan

mereka yang dalam bahasa Jerman disebut Auffassung, formulasi dan prestsi

hasil-hasilnya dalam bahasa Jerman disebut Darstellung. Ketika sejarawan

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

24

memasuki tahapan menulis, maka ia mengerahkan segala daya pikirannya, bukan

saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi

yang utama penggunaan pikiran-pikiraan kritis dan analisisnya karena ia pada

akhirnya harus menghasilkan penelitiannya dan penemuannya dalam suatu

penulisan utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156). Dalam

penulisan sejarah diperlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan interpretasi

(penafsiran). Dalam menginterpretasikan fakta sejarah, peneliti berusaha

mendeskripsikan secara detail. Deskripsi ini dilakukan agar fakta-fakta yang

sudah diperoleh akan menampilkan jaringan antara fakta sehingga fakta-fakta itu

saling bersinergi. Fakta yang satu akan menjelaskan fakta yang lain. Setelah

dianalisis, peneliti akan mensintetiskan deskripsi dari hasil analisis. Sintetis

berarti merangkai hasil-hasil analisis fakta yang berdiri sendiri-sendiri sehingga

fakta-fakta itu saling bertautan, saling menyulam, dan saling membentuk jaring,

atau teks sejarah yang menguatkan (Priyadi, 2013: 122).

4. Penulisan (Historiografi)

Menulis penelitian sejarah tidak sekadar meringkas hasil-hasil penelitian,

menuliskan simpulan-simpulan tanpa memperhatikan gaya, strategi bagaimana

dapat menampilkan kemampuan penulisannya secara efektif sehingga pembaca

dapat diyakinkan dan mau menerima hasil pemahamannya melalui interpretasi

mengenai peristiwa, periode, individu, dan proses sejarah (Daliman, 2012: 100).

Pada tahap penulisan peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari awal

sampai akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Tujuan

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/DWI RANTO BAB I.pdf · 2017-08-23 · zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar terjadi

25

penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan. Pada

hakikatnya, penyajian historigrafi meliputi pengantar, hasil penelitian, dan

simpulan (Priyadi, 2011 : 92). Pada tahap ini peneliti berusaha menulis tentang

Perkembangan Terminal Bulupitu kota Purwokerto (2006-2012).

H. Sistematika Penyajian

Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematika, maka penulisan

skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama berisi tentang pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitin, kajian pustaka, penelitian relevan,

kajian teori, metodelogi penelitian, serta sistematika penyajian. Bab ini yang

menjadi kerangka dasar pemikiran dan kemungkinan menjadi pijakan penulis

untuk memulai penelitian dengan objek terminal Bulupitu di kota Purwokerto.

Bab kedua, merupakan awal bagi penulis untuk memulai mendiskripsikan

dan menganalisis hasil penelitian yang telah diperoleh. Pada bagian akan

membahas mengenai sejarah ringkas keberadaan terminal di kota Purwokerto,

yaitu, selayang pandang kota Purwokerto, terminal bus Kebondalem, dan terminal

bus Karangklesem.

Bab ketiga berisi tentang perkembangan terminal Bulupitu kota

Purwokerto, yaitu, Proses berdirinya terminal Bulupitu di kota Purwokerto. dan

perkembangan terminal Bulupitu 2006-2016. Bab keempat, Kendala-kendala yang

menghambat perkembangan terminal Bulupitu di kota Purwokerto, meliputi

perizinan, pendanaan dan pembebasan lahan. Bab kelima, berisi penutup yang

membahas simpulan dan saran.

Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017