bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/3516/2/dwi ranto bab i.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan
barang telah dikenal secara alamiah sejak peradaban manusia ada di bumi
meskipun pergerakan atau perpindahan itu masih dilakukan secara sederhana.
Manusia zaman batu berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam
mencari makanan sambil membawa barang mereka yang masih relatif sedikit
(Morlok, 1995: 34). Perpindahan yang terbatas dan primitif itu merupakan suatu
awal dari cara hidup yang sekarang. Sepanjang sejarah transportasi, baik volume
maupun teknologinya berkembang sangat pesat, tetapi dengan perkembangan
teknologi, sarana transportasi yang ada saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman
dahulu. Jumlah sarana transportasi yang ada sekarang terus meningkat setiap
tahunnya, memiliki daya angkut dalam jumlah yang besar dan waktu tempuh yang
lebih singkat. Namun, perkembangan sarana transportasi tersebut perlu diimbangi
dengan prasarana yang memadai, seperti terminal, jalan, dan jembatan yang
mampu mendukung mobilisasi perpindahan manusia, barang, dan jasa serta
mampu memberikan pelayanan terhadap peningkatan jumlah sarana transportasi.
Penyelenggaraan transportasi nasional mengarah pada penyediaan jasa
transportasi terpadu antarmoda, yang efektif serta efisien yang mampu
mengintegrasikan dengan moda transformasi yang ada. Transformasi antarmoda
transportasi di Indonesia saat ini baru berkembang pada angkutan barang dan pada
tahap konsolidasi serta belum berjalan dengan baik sebagaimana di negara-negara
1
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
2
maju. Pelayanan angkutan penumpang umum sangat bervariasi antara daerah yang
satu dengan daerah lain dan belum sepenuhnya terpadu. Moda yang digunakan
adalah transportasi jalan raya, transportasi jalan rel kereta api, transportasi sungai,
dan transportasi udara. Angkutan umum perkotaan masih didominasi oleh
angkutan jalan raya (bus), sementara angkutan kereta api di perkotaan hanya
terdapat di Jakarta (Munawar, 2011: 107).
Moda transportasi darat di kota Purwokerto, selain kereta api adalah bus,
taksi, becak, ojek, dan angkutan kota. Bus merupakan moda transportasi yang
murah, relatif nyaman, dan efisien waktu. Banyak ragam bus atau perusahaan
otomitif yang melayani trayek dengan tujuan ke berbagai kota di Pulau Jawa,
Madura, Bali, dan sebagaian kota besar di Pulau Sumatera, yang memudahkan
masyarakat Purwokerto untuk melakukan aktivitas perjalanan keluar kota
Purwokerto. Transportasi darat sangat di butuhkan untuk melakukan perjalanan
menuju kota di sekitar Purwokerto, bus merupakan sarana utama yang mampu
menjangkau secara langsung daerah di sekitar kota Purwokerto. Di samping itu,
bus merupakan moda transportasi yang menghubungkan antarkota dan
antarprovinsi, misalnya, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan
Yogyakarta.
Bus menjadikan terminal sebagai prasarana transportasi yang utama,
terminal menjadi pusat kegiatan, baik menaikkan maupun menurunkan
penumpang, perpindahan, baik intra maupun antarmoda, pengaturan kedatangan,
dan keberangkatan. Terminal merupakan titik penumpang dan barang, baik
memasuki maupun meninggalkan suatu sistem transportasi. Sebagai tempat
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
3
berpindahnya penumpang, baik intra maupun antarmoda transportasi yang terjadi
sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta adanya tuntutan
efisien transportasi. Pada daerah yang masih sepi biasanya angkutan umum
berhenti, seperti kereta api, bus, truk, dan angkutan kota serta taksi berhenti
apabila ada penumpang yang mau naik. Hal di atas tidak dapat dilakukan pada
setiap tempat karena mungkin dapat mengakibatkan kelambatan dan kemacetan
pada titik lalu lintas tertentu dan oleh karena itu mungkin lebih ekonomis bila
pada tempat tertentu disediakan fasilitas untuk berhenti sehingga keamanan dan
kenyamanan penumpang terjamin (Morlok, 1995: 91)
Awal sejarah berdirinya terminal bus di kota Purwokerto terletak di
Kebondalem yang sudah ada sejak tahun 1960. Daerah ini ramai karena ada
terminal bus, kurang terkontrolnya pembangunan kios-kios disekitar terminal
yang mengakibatkan adanya pergeseran terminal dari Kebondalem dipindah ke
daerah Karangklesem pada tahun 1982. Pemerintah kota Purwokerto pada tahun
2006 melakukan relokasi terminal dari Kelurahan Karangklesem yang berada di
bunderan Jl. Gerilya yang sekarang ini menjadi Taman Rekreasi Andhang
Pangrenan (TRAP) ke Jl. Suwatio Kecamatan Purwokerto Selatan, yang sekarang
lebih dikenal dengan terminal Bulupitu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kesemrawutan lalu lintas yang terjadi pada bunderan Gerilya, luas terminal
Karangklesem yang terbatas dan daya tampung yang kurang memadai. Saat ini,
terminal Bulupitu menjadi pusat angkutan AKAP (angkutan antarkota
antarprovinsi), AKDP (angkutan antarkota dalam provinsi), angkutan perkotaan
dan angkutan pedesaan.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
4
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkat, atau mengalihkan suatu objek dari satu ke tempat lain, dimana
ditempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-
tujuan tertentu. Transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah,
proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak bisa
dilepaskan dari keperluan dengan adanya alat pendukung untuk menjamin
lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Alat
pendukung apa yang dipakai untuk melakukan proses pindah, gerak, angkut, dan
alih ini, bisa bervariasi tergantung pada bentuk objek yang akan dipindahkan,
jarak antara suatu tempat ketempat lain, dan maksud objek yang akan dipindahkan
(Miro, 2004: 5).
Sistem transportasi yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang
penting dalam menunjang perkembangan dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi
pada suatu kota, transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan
keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota.
Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk terkendalinya
keseimbangan antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem kelembangan.
Sistem transportasi kota merupakan satu kesatuan dari pada elemen-elemen,
komponen-komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan
transportasi yang melayani wilayah perkotaan. Komponen-komponen transportasi
kota yang pertama, langsung bersangkutan dengan gerakan suatu benda dari suatu
tempat ketempat lainnya secara alami atau buatan manusia. Kedua, benda dan
jalur di mana benda tadi bergerak. Benda tadi ialah suatu yang harus digerakkan
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
5
penumpang atau barang dan jalur gerak ialah lokasi dalam ruang di mana gerakan
terjadi (Morlok, 1995 : 87).
Kebutuhan terminal bagi suatu kota sangat dipengaruhi oleh beberapa hal,
khususnya karakteristik sistem transportasi kota yang juga dipengaruhi oleh
sistem aktivitas (tata guna lahan), sistem pergerakan, dan sistem jaringan jalan.
Sebagai fasilitas perpindahan (transfer) lokasi terminal harus sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan tata ruang kota untuk menjamin terciptanya struktur kota
yang baik dan harus sesuai dengan keinginan pengguna untuk menjamin
pemanfaatan terminal tersebut secara optimal. Selain itu, keberadaan terminal
diharapkan dapat mampu memacu perkembangan dan pertumbuhan wilayah suatu
kota.
Terminal bus merupakan salah satu sarana infrastruktur yang memberikan
efek pemecahan masalah transportasi angkutan darat, dalam rangka pengaturan
dan pengendalian sirkulasi angkutan umum, khususnya bus. Permasalahan pada
bidang transportasi pada zaman sekarang bukanlah hal yang baru karena pada
zaman sebelumnya permasalahan di bidang transportasi adalah hal yang wajar
terjadi. Transportasi selalu berkaitan dengan masyarakat luas sebagai peggunanya.
Moda transportasi merupakan alat, teknik untuk mempersingkat waktu tempuh
yang dipergunakan oleh manusia dalam menjalankan segala macam dan bentuk
aktivitas kehidupannya. Sistem transportasi merupakan kegiatan profesional yang
tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu lintas tertentu dan transportasi.
Kota yang sedang berkembang menuju pembangunannya tidak lepas dari
sebuah sistem transportasi massal. Sistem ini harus dapat bersinergi dengan
pembangunan kota sehingga setiap tahap pembangunan menjadi efektif dan
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
6
efisien, sebagai salah satu prasyarat demi terjaminnya pelaksanaan pembangunan.
Transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, timbul
tuntutan untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi agar pergerakan
mereka dapat berlangsung secara aman, nyaman, teratur, dan lancar serta
ekonomis dari segi waktu dan biaya. Pembangunan terminal Bulupitu yang
terletak di Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan merupakan bagian
dari perkembangan untuk kota Purwokerto. Pembangunan terminal sangat
berpotensi untuk pengembangan bangunan kota Purwokerto.
Terminal Bulupitu merupakan salah satu terminal bus antarkota dan
antarprovinsi (AKAP) yang ada di kota Purwokerto sangat penting keberadaan
serta letaknya yang strategis. Menyikapi dan mencermati terkait perkembangan
akan permintaan masyarakat terhadap transportasi, baik secara kuantitas maupun
kualitas saat ini, seiring dengan meningkatnya taraf hidup kehidupan masyarakat,
baik pemerintah maupun pihak swasta untuk sementara ini belum mampu untuk
memenuhinya. Mengingat keterbatasan yang ada dalam pertumbuhan untuk
penyediaan sarana ataupun prasarananya. Lebih jauh untuk pertumbuhan sarana
(khususnya angkutan umum) juga lebih besar bila dibanding dengan pertumbuhan
prasarananya. Sebagai sarana dan fasilitas penunjang dibutuhkan suatu alternatif
transportasi, yaitu pengembangan terminal. Pembangunan terminal di kota
Purwokerto dengan konsep yang representatif, dapat mendukung tersedianya
fasilitas yang memadai sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
7
Secara fisik kawasan perencanaan terminal Bulupitu memiliki lingkungan
yang dapat menunjang perkembangan kota Purwokerto. Terminal Bulupitu
mempunyai posisi yang strategis dilalui oleh sirkulasi transportasi, baik skala
lokal maupun regional letaknya berada di jalan arteri. Faktor yang paling
berpengaruh terhadap perubahan komposisi penggunaan lahan adalah adanya
fasilitas terminal yang ditunjang dengan jalur penghubung antara terminal sebagai
simpul pergerakan orang dan barang dengan kawasan, baik di dalam maupun di
luar kota Purwokerto. Hal demikian dapat memicu tumbuh dan berkembangnya
bangunan-bangunan disekitarnya, terutama sarana perdagangan dan jasa.
Hal yang menarik dari keberadaan terminal Bulupitu di kota Purwokerto
adalah konsep ramah lingkungan serta menciptakan rasa aman dan nyaman bagi
pengguna terminal Bulupitu. Konsep ramah lingkungan terus dikembangkan
dalam proses pembenahan terminal yang dilakukan oleh pihak terminal tentunya
dengan dukungan dari pihak pemerintah dan masyarakat. Terminal Bulupitu
beberapa tahun belakangan ini sempat diapresiasi oleh pemerintah pusat, bahwa
terminal Bulupitu menjadi terminal terbaik dan percontohan di Indonesia. Hal
yang berbeda dari terminal lainnya adanya sebuah taman dan wahana permainan
anak ini yang jarang dijumpai di terminal lainnya. Taman yang ada di terminal
Bulupitu salah satu program jangka panjang terminal Bulupitu di kota
Purwokerto. Adanya taman di kawasan terminal juga menjadi keuntungan, baik
untuk pihak terminal maupun pengguna terminal. Taman di kawasan terminal
Bulupitu juga menjadi salah satu tempat bagi masyarakat sekitar untuk sekadar
bermain di kawasan terminal.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
8
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini ditinjau dari permasalahan secara umum berdasarkan latar
belakang adalah perkembangan terminal Bulupitu sebagai terminal utama di kota
Purwokerto. Pertanyaan yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sejarah ringkas keberadaan terminal di kota Purwokerto?
2. Perkembangan Terminal Bulupitu di kota Purwokerto?
3. Kendala-kendala apa saja yang menghambat perkembangan terminal Bulupitu
di kota Purwokerto?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian mengenai sejarah perkembangan Terminal
Bulupitu di kota Purwokerto pertama menjelaskan keberadaan terminal di kota
Purwokerto, kedua untuk menjelaskan Terminal Bulupitu di kota Purwokerto, dan
ketiga menjelaskan kendala-kendala yang menghambat perkembangan terminal
Bulupitu di kota Purwokerto. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hal
baru dalam penulisan sejarah Indonesia dan mampu melengkapi khasanah sejarah
transportasi di kota Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dibidang kajian mengenai terminal sekaligus menjadi referensi dan informasi
untuk pembaca khususnya yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai
perkembangan terminal Bulupitu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
dalam penulisan sejarah nasional.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
9
Secara praktis, sumbangan lain dari penelitian ini sebagai bahan acuan
untuk lebih mengoptimalkan fungsi terminal sehingga dapat meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat. Masyarakat dan pemerintah juga ikut berperan
serta meningkatkan kepedulian terhadap terminal untuk menciptakan terminal
yang aman, nyaman, dan bersih.
E. Tinjauan Pustaka
Keputusan Menteri Perhubungan No 31, Tahun 1995 tentang terminal
transportasi jalan terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan, baik menurunkan maupun menaikkan penumpang, perpindahan intra
atau antarmoda transportasi serta mengatur, baik kedatangan maupun
pemberangkatan kendaraan umum. Jalur pemberangkatan kendaraan umum
adalah pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan
umum untuk menaikkan penumpang. Jalur kedatangan kendaraan umum adalah
pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum
untuk menurunkan penumpang. Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran
di dalam terminal penumpang yang telah disediakan bagi kendaraan umum untuk
menunggu dan siap menuju jalur pemberangkatan. Tempat istirahat kendaraan
adalah pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobil bus dan mobil
barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelum
melakukan perjalanan. Tempat tunggu penumpang adalah bangunan berupa ruang
tunggu di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan
melakukan perjalanan.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
10
Terminal transportasi merupakan titik simpul dalam satu jaringan
transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Selain itu, terminal
juga merupakan tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian
lalu lintas dan juga merupakan prasarana angkutan yang merupakan bagian dari
sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang serta
merupakan unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisien
kehidupan dalam struktur wilayah (Munawar, 2011: 68). Dapat ditarik kesimpulan
bahwa terminal berarti suatu stasiun (station) tempat pemberangkatan,
pemberhentian terakhir atau persinggahan angkutan kereta api, bus, dan
penerbangan.
Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat hal
itu dapat di lihat dari sejarah transportasi di Indonesia. Kegiatan transportasi
sudah dilakukan sejak zaman dahulu, bahkan dapat dikatakan bahwa kegiatan
transportasi merupakan aktivitas yang sama tuanya dengan peradaban manusia itu
sendiri. Keterbatasan manusia dalam menjangkau jarak perjalanan yang ditempuh,
yang dahulu hanya dilakukan dengan berjalan kaki, dan keterbatasan dalam
membawa muatan yang dilakukan hanya dengan menjinjing, menjunjung di atas
kepala, ataupun dengan cara memikul telah mendorong manusia untuk membuat
penemuan baru di bidang transportasi, yang lebih maju. Kemajuan-kemajuan baru
tersebut telah dikembangkan dalam hal prasarana dan sarana transportasi (ways
and means of transportation). Usaha-usaha terus dilakukan, baik kendaraan
maupun sarana sesuai dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan peradaban
(Adisasmita, 2014: 5).
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
11
Hasil dari perkembangan dengan adanya penemuan baru khususnya di
bidang transportasi, baik transportasi darat, udara maupun laut, seperti kendaraan
bermotor, kereta api, kapal laut, dan pesawat telah mempermudah manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Kemajuan di bidang transportasi merupakan hal
yang nyata untuk menikmati hasil dari kemajuan-kemajuan di bidang transportasi.
Kemajuan-kemajuan tersebut terlihat jelas dalam perubahan dari yang awalnya
sederhana sampai yang canggih. Kemajuan tersebut telah berdampak terhadap
taraf hidup seseorang dan telah membantu manusia dalam segala bidang
kehidupan.
Terminal bus adalah tempat sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali
lintasan operasi pada trayeknya sesuai jadwal kedatangan dan keberangkatan.
Mengacu kepada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal, penumpang
dapat mengakhiri perjalanannya dengan mengganti lintasan bus lainnya. Di
terminal bus selalu bergantian, baik dalam menurunkan penumpang maupun
menaikkan hal tersebut bertujuan untuk menertibkan peraturan yang ada. Di lain
pihak, bagi pengemudi bus, bangunan terminal adalah tempat kendaraan-
kendaraan dapat beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga
kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin karena
mau tidak mau kendaraan tersebut tetap harus berhenti disana. Pada kasus
transportasi darat, terminal mungkin berada pada lokasi yang ramai dengan harga
tanah yang cukup tinggi, fasilitas untuk pemeliharaan biasanya cukup dekat
dengan terminal utama sehingga tidak terlalu banyak terjadi operasi kendaraan
dalam keadaan kosong (Morlok, 1995: 271).
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
12
Terminal dapat dianggap sebagai alat pemproses, di mana suatu urutan
kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas
(kendaraan, barang, dan orang) diproses penuh sehingga dapat meneruskan
perjalanan. Terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks. Banyak
kegiatan tertentu yang dilakukan di sana, terkadang secara bersamaan secara
paralel sering terjadi kemacetan yang cukup mengganggu. Terminal adalah titik
pertemuan antara penumpang dan barang yang memasuki serta meninggalkan
suatu sistem transportasi. Terminal bukan saja merupakan komponen fungsional
utama dari sistem transportasi, tetapi juga merupakan prasarana yang memerlukan
biaya yang besar dan titik kemacetan yang terjadi.
Di dalam peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan
sarana lalu lintas jalan, terminal diklasifikasikan menjadi 3 bagian, diantaranya
terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
antarkota antarprovinsi (AKAP), angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP),
angkutan kota (AK), dan angkutan pedesaan (ADES), Terminal penumpang tipe
B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi
(AKDP), angkutan kota (AK), dan angkutan pedesaan (ADES), dan penumpang
tipe C Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan (ADES).
Di antara ketiganya memiliki persamaan sebagai fasilitas umum yang melayani,
baik kedatangan maupun keberangkatan dan ketiganya juga memiliki perbedaan
dalam hal daya tampung angkutan umum dan trayek (Munawar, 2011: 68).
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31, Tahun 1995 menyatakan
bahwa terminal angkutan umum merupakan titik simpul dalam sistem jaringan
transportasi jalan tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
13
angkutan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum, berupa tempat
kendaraan umum, baik menaikkan maupun menurunkan penumpang dan barang,
bongkar muat barang, sebagai tempat berpindahnya penumpang, baik intra
maupun antarmoda transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya arus
pergerakan manusia dan barang serta adanya tuntutan efisien transportasi.
Secara umum, terminal (penumpang) mempunyai fungsi sebagai
penampung dan pendukung keberlangsungan aktivitas, baik pengakhiran maupun
pengawalan lintasan operasional bagi angkutan umum kota, berbagai aktivitas
yang terjadi di terminal seperti bongkar atau muat, serta transfer penumpang dan
barang, menampung penumpang dari waktu tiba sampai waktu pemberangkatan
sesuai tujuan dari penumpang yang ingin dituju. Terminal juga sebagai bagian
dari sistem transportasi dengan tujuan untuk melancarkan arus pergerkan
penumpang dan barang, serta tata ruang yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah kehidupan wilayah dan kota .
Terminal bus Bulupitu Purwokerto. Bulupitu adalah nama yang diambil
dari nama grumbul lokasi terminal tersebut yang berada di Jl. Suwatio, Kelurahan
Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan, merupakan salah satu terminal tipe A yang
ada di Jawa Tengah. Dibangun di atas tanah kurang lebih 10 hektar, yang
diresmikan pada 6 April 2006 oleh Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto,
bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Banyumas ke 424. Terminal tidak hanya
sebagai pusat pemberhentian bus antarkota, di terminal bus Bulupitu juga bisa
berekreasi sambil belajar. Terminal Bulupitu memiliki konsep bangunan yang
modern, luas, nyaman, bersih, dan ada beberapa wahana rekreasi edukasi di sana.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
14
Tersedianya taman di kawasan terminal Bulupitu merupakan salah satu yang
membedakan dengan terminal lainnya.
Purwokerto adalah ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,
Indonesia. Berbagai julukan di sandang kota di jalur selatan Jawa Tengah ini dari
kota wisata, kota kripik, kota translit, dan kota pendidikan. Purwokerto dikenal
sebagai salah satu kota pelajar di Pulau Jawa, ini karenakan banyaknya jumlah
sekolah dan perguruan tinggi di kota ini. Sebuah hal wajar jika Purwokerto
predikat sebagai kota pelajar karena memang Purwokerto merupakan kota yang
strategis untuk menimba ilmu. Selain itu, letak geografis yang mudah dijangkau
dari beberapa kota, khususnya Pulau Jawa. Pertumbuhan kota Purwokerto sangat
pesat disegala bidang, seperti pusat pendidikan, pusat kesehatan, perdagangan,
pusat perbelanjaan, perbankan, dan jasa. Meskipun belum terdapat spesifikasi arah
kebijakan pengembangan kawasan pertumbuhan tersebut secara khusus (Wibowo,
dkk, 2015: 224).
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perkembangan
terminal bus, antara lain yang pertama, Dadi Muradi (2005) dalam tesisnya yang
berjudul Pemanfaatan Terminal Angkutan Umum Regional Terkait dengan
Kebijakan Pengembangan Wilayah Kota Pangkalpinang. Penelitian untuk
mengetahui apakah penyebab kurang maksimalnya pemanfaatan fungsi terminal
serta bagaimana arahan pemanfaatan terminal terkait dengan kebijakan
pengembangan wilayah yang sudah dilakukan oleh pemeritah kota
Pangkalpinang. Selain tujuan tersebut diatas penelitian ini mempunyai sasaran
untuk mengindentifikasi sistem aktivitas, pola pergerakan, sistem jaringan,
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
15
pemanfaatan fungsi terminal dan kebijakan serta arah perkembangan kota
Pangkalpinang.
Kedua, Risa Amelia (2011) dalam skripsinya yang berjudul Dimamika
Keberadaan Terminal Bareh Solok (1994-2014). Penulisan skripsi ini
mengungkapkan tentang keberadaan sebuah terminal angkutan dalam
pertumbuhan dan perkembangan kota Solok. Pertumbuhan dan perkembangan
sebuah kota itu dapat dilihat dari berbagai sektor, salah satu di antaranya bidang
transportasi, yang berkaitan erat dengan aktivitas lalu lintas, sosial, dan
perekonomian.
Ketiga, Sudarsono (2015) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas
Pemungutan Retribusi Terminal di Terminal Regional Daya (Trd) Kota
Makassar. Penulisan skripsi ini mengungkapkan tentang pendapatan daerah
adalah retribusi terminal yang dilakukan oleh perusahaan daerah terminal regional
daya (TRD) kota Makassar tidak mengherankan apabila efektivitas dalam
pemungutan retribusi terminal harus dibenahi agar bisa memberikan pemasukan
bagi pendapatan asli daerah. Retribusi terminal yang dimaksud tentunya adalah
pemungutan yang cepat, tepat, dan sesuai dengan target yang direncanakan.
Keempat, Mujoko Raharjo (2005) dalam tesisnya yang berjudul Analisis
Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Terminal Terboyo. Dalam penulisan
tesisnya mengungkapkan variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja terminal
terboyo dengan melalui beberapa sarana penelitian yang mengidentifikasi fungsi
serta peran karakteristik fisik, pengelolaan, ketersediaan fasilitas, dan kinerja
terminal terboyo.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
16
Kelima, Galih Ragil Triatmojo (2016) dalam skripsinya yang berjudul
Analisis Kebutuhan Luas Parkir AKAP dan AKDP Terminal Purwokerto Sebagai
Terminal Tipe A. Penulisan skripsi ini mengungkapkan tentang perkembangan
kegiatan perekonomian merupakan faktor tarikan yang membuat tingkat mobilitas
penduduk yang memakai transportasi darat, khususnya bus juga mengalami
peningkatan. Penelitian ini menggunakan metode survai lapangan dengan
melakukan pengamataan secara langsung di terminal Purwokerto dengan
menempatkan surveyor pada titik-titik tertentu guna memudahkan dala pencatatan
sehingga diperoleh data yang valid.
Keenam, Anandha Pramuditha (2015) Kajian Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Partisi di Terminal Bus Purwokerto Kabupaten Banyumas. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pedagang partisi di
terminal bus Purwokerto Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan
metode survai, populasi dalam penelitian ini adalah pedagang partisi yang
berjualan di terminal bus Purwokerto sebanyak 73 pedagang.
Perbedaan dari penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
jelas memiliki perbedaan baik dari segi kajian yang di teliti. Penelitian sekarang
memfokuskan pada perkembangan terminal Bulupitu, penelitian dengan lokasi
yang sama di terminal Bulupitu membahas kondisi sosial ekonomi pedagang di
terminal Bulupitu dan membahas kebutuhan parkir di dalam kawasaan terminal
Bulupitu. Tentunya dengan lokasi yang sama namun dengan judul yang berbeda.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
17
F. Landasan Teori dan Pendekatan
Sosiologi menyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat
seperti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga
politik dengan lembaga keagamaan. Unsur-unsur masyarakat tadi mempunyai
hubungan yang tetap dan harmonis, serta merupakan unsur integrasi (Soekanto,
1982: 350). Di dalam tingkat perkembangan sosiologi yang demikian itu, di mana
teori yang diutamakan, sedangkan ilmunya belum dianggap untuk dipelajari
sendiri. Tidak dapat diharapkan perkembangaan penelitian sosiologis yang
mencoba menemukan kenyataan-kenyataan sosiologis dalam masyarakat
Indonesia.
Sejarah perkotaan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,
perkembangan tidak lepas dari pengaruh perkembangan masalah sosial, ekonomi,
politik, dan kebudayaan yang mulai bergeser ke wilayah perkotaan. Wilayah
perkotaan mempunyai keunikan dan karakteristik masing-masing, berbagai
aktivitas masyarakat telah membentuk sebuah pola kehidupan yang dinamis.
Daerah kota bisa sederhana dan juga bisa kompleks, daerah perkotaan dapat
mempunyai suasana pedesaan atau suasana perbengkelan industri, dapat
bersuasana damai atau penuh dengan segala macam pertentangan. Daerah
perkotaan bisa berukuran kecil dan mudah dipelihara ataupun sangat besar dan
dipenuhi dengan masalah-masalah ekonomi dan pertentangan.
Di masa depan, transportasi perkotaan dikembangkan dalam koridor
pelayanan yang cepat, andal, efisien, nyaman, ekonomis, dan aman. Seluruh
transportasi terpadu (integred) terkoneksi dengan sistem informasi dan data base
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
18
yang akurat dan reliable. Sistem mass rapid translit menghubungkan kawasan sub
urban dan rural urban kekawasan urban dan CBD (Central Business District) dan
juga terpadu dengan angkutan lain seperti bus dengan jadwal yang rapi dan
headway yang diatur ketat. Tidak terdapat bus yang berhenti di sembarang tempat
karena bus hanya berhenti di tempat pemberhentian bus seperti halte dan shelter.
Halte yang disediakan pun bersih, aman, dan nyaman. Sistem ticketing juga
berjalan baik, dengan cara manual ataupun otomatis (Munawar, 2011: 43).
Pengembangan wilayah (regional development) terjadi karena urbanisasi
atau arus perpindahan penduduk dari daerah pedalaman ke kota-kota. Banyaknya
gejala dalam perkembangan kota telah membawa perubahan pada tingkat
produktivitas wilayah, yang diukur melalui populasi, kesempatan kerja,
pendapatan dan nilai tambah industri. Selain itu, pengembangan wilayah juga
mencakup pengembangan sosial, seperti perbaikan derajat kesehatan dan
kesejahteraan, kualitas lingkungan, dan fasilitas umum (Muradi, 2005: 40).
Pembangunan terminal di wilayah pinggiran kota akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan wilayah disekitarnya. Keberadaan terminal dapat
menambah aktivitas, seperti perdagangan, jasa, dan transportasi di wilayah
tersebut sehingga mampu meningkatkan aksesbilitas serta dapat menyerap tenaga
kerja, ini dapat memberikan nilai tambah yang mampu menarik sumberdaya ke
sekitar lokasi tersebut. Apabila hal ini terus berkembang dapat menyebabkan
peningkatan kondisi wilayah tersebut.
Pengembangan pada wilayah baru akan mendorong perkembangan-
perkembangan baru dalam kehidupan manusia. Salah satu dengan adanya dampak
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
19
pengembangan wilayah adalah perkembangan transportasi, baik darat, udara,
maupun laut. Pada dasarnya perkembangan dalam bidang transportasi, baik sarana
maupun prasarana akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, baik
dalam bidang ekonomi maupun jasa. Perkembangan transpotasi itu seperti magnet
akan selalu menarik perhatian massyarakat dari yang tadinya sepi menjadi ramai
setelah adanya jalur transportasi. Perkembangan di bidang transportasi semakin
lama akan semakin meninggat hal demikian karena bertambah banyak pengguna
jasa transportasi yang membutuhkan.
Selain itu, peningkatan perdagangan dan transportasi yang ada pada
wilayah itu akan mempengaruhi hampir seluruh sektor. Perubahan ini
menyebabkan perkembangan wilayah kota secara keseluruhan. Di samping itu
karena terminal sebagai tempai transit, baik untuk angkutan umum penumpang
antarkota maupun antarwilayah, mempunyai peran yang penting. Terminal
sebagai simpul pertemuan angkutan umum penumpang menjadi titik potensial
pengembangan kawasan, pusat kegiatan, pertumbuhan, dan perkembangan
wilayah.
Hubungan antara transportasi dan pembangunan adalah sangat erat dan
sangat penting, baik dilihat dari segi teori maupun dari segi praktek. Hal ini telah
menarik perhatian para ahli peencana pembangunan semenjak beberapa tahun
yang lalu, baik di negara-negara yang telah maju maupun di negara-negara yang
sedang berkembang. Interaksi antara tingkat dan pola sumber daya transportasi
dengan tingkat rata-rata kehidupan penduduk suatu daerah merupakan faktor
penting yang mempengaruhi kemajuan ekonomi dan sosial, hal ini harus
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
20
senantiasa diperhatikan dalam setiap perencanaan pembangunan, baik secara
nasional maupun regional (Adisasmita, 2014: 6)
Untuk mengembangkan sebuah wilayah secara optimal, dibutuhkan
intervensi dan kebijakan pemerintah agar mekanisme pasar tidak menimbulkan
dampak-dampak negatif terhadap lingkungan. Kebijakan tersebut meliputi upaya-
upaya pengembangan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan yang
terdapat di dalam wilayah tersebut agar kegiatan-kegiatan tersebut tersebar sesuai
dengan potensi kawasan dan infrastruktur pendukungnya. Kebijakan
pengembangan wilayah adalah berupa arahan-arahan pengembangan kawasan-
kawasan produksi, pusat permukiman, simpul-simpul transportasi (laut, darat, dan
udara), serta jaringan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan tujuan sosial
ekonomi yang diharapkan. Perumusan kebijakan ini biasanya didasarkan pada
kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah.
Transportasi dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk memperbaiki
lokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi secara optimal, disamping untuk
melancarkan arus barang dan mobilitas manusia. Kontribusinya sangat penting
untuk menunjang pembangunan dan kesejahteraan. Fungsi transportasi sebagai
sektor pemberi jasa (the servicing sector) dan sebagai sektor penunjang
pembangunan (the promoting sector). Terdapat masalah dalam transportasi untuk
kota-kota besar, yang pertama, perlu mengintroduksikan lingkungan strategisnya,
sasaran dasar perencanaan pembangunan perkotaan secara luas, kemudian diikuti
oleh perangkat strategi umum (general). Sasaran strategi umum untuk seluruh
sektor kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan perkotaan, meliputi arahan
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
21
pembangunan fisik perkotaan, mengembangkan kaitan produktif antara kegiatan-
kegiatan ekonomi perkotaan, memperbaiki program tarif pelayanan perkotaan,
dan struktur pemerintah kota (Adisasmita, 2014: 106).
Pendekatan yang akan digunakan dalam menjawab berbagai masalah
dalam skripsi ini adalah menggunakan pendekatan sosiologi. Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-
ikatan antarmanusia yang menguasi kehidupan ini (Shadily,1993: 1). Sosiologi
mempelajarai manusia sebagai anggota masyarakat, maka dengan sendirinya ia
meliputi atau sedikitnya erat bertalian dengan ilmu-ilmu lain, seperti hukum,
ekonomi, ilmu-jiwa, antropologi, dan lainnya sehingga pendekatan sosiologis
akan memberikan gambaran secara sistematis perkembangan Terminal Bulupitu
di kota Purwokerto (2006-2016). Pendekatan sistem memusatkan memperhatikan
pada suatu kesatuaan yang mencakup unsur-unsur serta hubungan berpengaruh-
mempengaruhi. Sejarah struktural dengan pendekatan rangkap dapat melakukan
analisis dan mengungkapkan perubahan sosialnya (Kartodirdjo, 1992: 57).
G. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian pasti memerlukan suatu metode tertentu untuk
membantu penulis dalam melakukan penelitian yang bertujuan hasil yang
didapatkan sesuai dengan tujuan penelitian. Di dalam penelitian ini menggunakan
metode sejarah karena berkaitan dengan masa lampau yang sudah terjadi.
Pengertian metode sejarah disini, yaitu suatu proses menguji menganalisis secara
kritik rekaman dan peninggalan masa lampau. Ada empat tahapan dalam
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
22
penelitian sejarah yang meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi sejarah lisan, dan
historiografi (penulisan). Tahapan tersebut saling berkaitan, bersamaan waktu,
dan sekaligus tidak terpisahkan yang satu dengan lainnya (Daliman, 2012: 29).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode sejarah yang terdiri
dari empat langkah, sebagai berikut:
1. Heuristik
Sebagai langkah awal atau dalam bahasa Jerman quellenjunde, sebuah
kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data atau materi sejarah.
Tahap heuristik ini banyak menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran, dan juga
perasaan (Sjamsuddin, 2007: 86). Penulis harus mencari sebanyak-banyaknya
pelaku sejarah yang terlibat. Pencarian ini melibatkan seorang pelaku atau
beberapa pelaku yang mengetahui ada pelaku lain yang perlu diwawancarai.
Informan kunci melalui mulutnya dapat memberikan data atau sumber sejarah
lisan melalui wawancara (Priyadi, 2014: 12). Sumber sejarah lisan yang
difokuskan kepada informan kunci, yaitu pelaku sejarah dan penyaksi. Data
sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga untuk memperolehnya harus
mencari data lapangan, khususnya artifact, baik pada situs sejarah maupun
lembaga museum (milik pemerintah atau pribadi) atau mencari data sejarah lisan
yang menyangkut para pelaku dan penyaksi sejarah atau dokumen yang tersimpan
pada lembaga, dan perpustakaan (Priyadi, 2013: 112).
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
23
2. Kritik (verifikasi)
Setelah sumber dokumen dan sejarah lisan diperoleh, peneliti harus
melakukan langkah kritik atau verifikasi. Verifikasi berusaha menilai apakah
sumber ini asli selanjutnya bisa dipercaya. Di sini, ada dua hal yang dituntut, yaitu
keotentikan melalui kritik ekstern dan kekredibilitasan dengan cara kritik intern.
Keotentikan melihat dari sisi luar data, kekredibilitas mengkritisi hal-hal berkaitan
dengan isi data (Priyadi, 2013: 118). Dilakukan untuk mendapatkan keotentikan
sumber lisan, maka pelaku dan penyaksi harus diperhatikan apakah ia buta atau
tidak, tuli atau tidak, bisu atau tidak, dan pikun atau tidak cacat dan mundurnya
fisik seseorang berpengaruh dalam memberikan kesaksian. Masalah fisik tidak
menjadi masalah, maka mereka adalah sumber yang otentik (Priyadi, 2011: 75).
Mencari kekredibilitasan dengan cara kritik intern apakah data yang
diperoleh dapat dipercaya. Penulis mengumpulkan hasil dari wawancara
kemudian dinilai, diseleksi, dan diuji kebenarannya agar mendapat data yang valid
mengenai sejarah perkembangan terminal Bulupitu kota Purwokerto (2006-2016).
Keotentikan melihat dari sisi luar sumber, kekredibilitasan mengkritisi hal-hal
berkaitan dengan isi sumber. Keotentikan ini menyangkut data yang berupa
sumber tertulis dan sumber sejarah lisan.
3. Interpretasi (Penafsiran)
Penafsiran dalam pengelompokan fakta-fakta dalam berbagai hubungan
mereka yang dalam bahasa Jerman disebut Auffassung, formulasi dan prestsi
hasil-hasilnya dalam bahasa Jerman disebut Darstellung. Ketika sejarawan
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
24
memasuki tahapan menulis, maka ia mengerahkan segala daya pikirannya, bukan
saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi
yang utama penggunaan pikiran-pikiraan kritis dan analisisnya karena ia pada
akhirnya harus menghasilkan penelitiannya dan penemuannya dalam suatu
penulisan utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156). Dalam
penulisan sejarah diperlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan interpretasi
(penafsiran). Dalam menginterpretasikan fakta sejarah, peneliti berusaha
mendeskripsikan secara detail. Deskripsi ini dilakukan agar fakta-fakta yang
sudah diperoleh akan menampilkan jaringan antara fakta sehingga fakta-fakta itu
saling bersinergi. Fakta yang satu akan menjelaskan fakta yang lain. Setelah
dianalisis, peneliti akan mensintetiskan deskripsi dari hasil analisis. Sintetis
berarti merangkai hasil-hasil analisis fakta yang berdiri sendiri-sendiri sehingga
fakta-fakta itu saling bertautan, saling menyulam, dan saling membentuk jaring,
atau teks sejarah yang menguatkan (Priyadi, 2013: 122).
4. Penulisan (Historiografi)
Menulis penelitian sejarah tidak sekadar meringkas hasil-hasil penelitian,
menuliskan simpulan-simpulan tanpa memperhatikan gaya, strategi bagaimana
dapat menampilkan kemampuan penulisannya secara efektif sehingga pembaca
dapat diyakinkan dan mau menerima hasil pemahamannya melalui interpretasi
mengenai peristiwa, periode, individu, dan proses sejarah (Daliman, 2012: 100).
Pada tahap penulisan peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari awal
sampai akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Tujuan
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017
25
penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan. Pada
hakikatnya, penyajian historigrafi meliputi pengantar, hasil penelitian, dan
simpulan (Priyadi, 2011 : 92). Pada tahap ini peneliti berusaha menulis tentang
Perkembangan Terminal Bulupitu kota Purwokerto (2006-2012).
H. Sistematika Penyajian
Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematika, maka penulisan
skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama berisi tentang pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitin, kajian pustaka, penelitian relevan,
kajian teori, metodelogi penelitian, serta sistematika penyajian. Bab ini yang
menjadi kerangka dasar pemikiran dan kemungkinan menjadi pijakan penulis
untuk memulai penelitian dengan objek terminal Bulupitu di kota Purwokerto.
Bab kedua, merupakan awal bagi penulis untuk memulai mendiskripsikan
dan menganalisis hasil penelitian yang telah diperoleh. Pada bagian akan
membahas mengenai sejarah ringkas keberadaan terminal di kota Purwokerto,
yaitu, selayang pandang kota Purwokerto, terminal bus Kebondalem, dan terminal
bus Karangklesem.
Bab ketiga berisi tentang perkembangan terminal Bulupitu kota
Purwokerto, yaitu, Proses berdirinya terminal Bulupitu di kota Purwokerto. dan
perkembangan terminal Bulupitu 2006-2016. Bab keempat, Kendala-kendala yang
menghambat perkembangan terminal Bulupitu di kota Purwokerto, meliputi
perizinan, pendanaan dan pembebasan lahan. Bab kelima, berisi penutup yang
membahas simpulan dan saran.
Perkembangan Terminal Bulupitu..., Dwi Ranto Restuning Purba, FKIP UMP 2017