bab i pendahuluan - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b....

22
1 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3 BAB I PENDAHULUAN 1. Dokumen “International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards: A Revised Framework” atau yang lebih dikenal dengan Kerangka Basel II yang diterbitkan oleh BCBS (Basel Committee on Banking Supervision) pada Juni 2004 serta edisi revisi pada Juni 2006, berisikan 3 (tiga) Pilar yang saling melengkapi dalam rangka perhitungan modal sesuai dengan profil risiko bank serta memberikan insentif terhadap bank-bank yang mempunyai manajemen risiko yang lebih baik. Adapun tiga Pilar tersebut adalah sebagai berikut : a. Pilar 1 Persyaratan Modal Minimum (Minimum Capital Requirements) yaitu persyaratan modal minimum yang harus dipenuhi oleh bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional b. Pilar 2 Proses Review Pengawas (Supervisory Review Process) yaitu proses review yang dilakukan oleh pengawas untuk memastikan bahwa modal bank dan proses perhitungan modal yang digunakan sudah memadai untuk menggambarkan profil risiko bank secara utuh; dan c. Pilar 3 Disiplin Pasar (Market Discipline) yaitu terkait dengan disiplin pasar melalui transparansi dan pengungkapan (disclosure) yang memungkinkan para pelaku pasar untuk melakukan penilaian terhadap profil risiko dan kecukupan modal bank 2. Pilar 3 bertujuan untuk menciptakan transparansi kondisi keuangan bank sebagai salah satu aspek penting dalam rangka memperkuat perbankan. Sebagaimana diketahui bahwa ketiga pilar dalam Basel II saling mempengaruhi satu sama lain, dan Pilar 3 merupakan pendukung terhadap pemenuhan persyaratan modal minimum dan pelaksanaan proses review dalam rangka pengawasan (supervisory review process). 3. Peningkatan disiplin pasar dilakukan dengan merumuskan persyaratan dan kriteria transparansi dalam rangka meminimalisasi kesenjangan informasi untuk dapat memberikan penilaian yang wajar dan obyektif terhadap bank-bank. Secara prinsip, pengungkapan informasi oleh bank harus konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam Pilar 1 dan Pilar 2 untuk mengukur berbagai risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap kebutuhan modal bank. Kerangka pengungkapan harus konsisten dan mudah dipahami serta dapat diperbandingkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengevaluasi informasi penting dari bank. 4. Bagi bank, pengungkapan informasi merupakan sarana efektif untuk menginformasikan kepada pasar mengenai eksposur risiko yang ada pada bank. Pengungkapan Pilar 3 akan menjadi sarana untuk menunjukkan keunggulan dalam mengelola risiko, hal ini dapat berdampak positif terhadap hasil kinerja bank, sehingga dapat meningkatkan daya kompetisi bank dalam industri.

Upload: lytram

Post on 09-May-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

1 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Dokumen “International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards:

A Revised Framework” atau yang lebih dikenal dengan Kerangka Basel II yang

diterbitkan oleh BCBS (Basel Committee on Banking Supervision) pada Juni 2004 serta

edisi revisi pada Juni 2006, berisikan 3 (tiga) Pilar yang saling melengkapi dalam

rangka perhitungan modal sesuai dengan profil risiko bank serta memberikan insentif

terhadap bank-bank yang mempunyai manajemen risiko yang lebih baik. Adapun tiga

Pilar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pilar 1 – Persyaratan Modal Minimum (Minimum Capital Requirements) yaitu

persyaratan modal minimum yang harus dipenuhi oleh bank dengan

memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional

b. Pilar 2 – Proses Review Pengawas (Supervisory Review Process) yaitu proses

review yang dilakukan oleh pengawas untuk memastikan bahwa modal bank dan

proses perhitungan modal yang digunakan sudah memadai untuk menggambarkan

profil risiko bank secara utuh; dan

c. Pilar 3 – Disiplin Pasar (Market Discipline) yaitu terkait dengan disiplin pasar

melalui transparansi dan pengungkapan (disclosure) yang memungkinkan para

pelaku pasar untuk melakukan penilaian terhadap profil risiko dan kecukupan

modal bank

2. Pilar 3 bertujuan untuk menciptakan transparansi kondisi keuangan bank sebagai salah

satu aspek penting dalam rangka memperkuat perbankan. Sebagaimana diketahui

bahwa ketiga pilar dalam Basel II saling mempengaruhi satu sama lain, dan Pilar 3

merupakan pendukung terhadap pemenuhan persyaratan modal minimum dan

pelaksanaan proses review dalam rangka pengawasan (supervisory review process).

3. Peningkatan disiplin pasar dilakukan dengan merumuskan persyaratan dan kriteria

transparansi dalam rangka meminimalisasi kesenjangan informasi untuk dapat

memberikan penilaian yang wajar dan obyektif terhadap bank-bank. Secara prinsip,

pengungkapan informasi oleh bank harus konsisten dengan pendekatan yang digunakan

dalam Pilar 1 dan Pilar 2 untuk mengukur berbagai risiko yang dihadapi dan

dampaknya terhadap kebutuhan modal bank. Kerangka pengungkapan harus konsisten

dan mudah dipahami serta dapat diperbandingkan agar pihak-pihak yang

berkepentingan dapat mengevaluasi informasi penting dari bank.

4. Bagi bank, pengungkapan informasi merupakan sarana efektif untuk menginformasikan

kepada pasar mengenai eksposur risiko yang ada pada bank. Pengungkapan Pilar 3 akan

menjadi sarana untuk menunjukkan keunggulan dalam mengelola risiko, hal ini dapat

berdampak positif terhadap hasil kinerja bank, sehingga dapat meningkatkan daya

kompetisi bank dalam industri.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

2 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

5. Bagi pengguna informasi, pengungkapan Pilar 3 akan memberikan akses yang sama

untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan bank serta risiko yang

dihadapi. Sehingga pengguna informasi dapat melakukan perbandingan antar bank

untuk menilai bank yang berkinerja baik dan yang kinerjanya kurang baik. Evaluasi

tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan oleh pengguna informasi.

Bagi pengawas, pengungkapan Pilar 3 akan menjadi sumber informasi yang bermanfaat

dalam melakukan tugas-tugas pengawasan.

6. Disadari bahwa pemenuhan terhadap tujuan penerapan Pilar 3 secara komprehensif

akan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu penerapan yang memadai

memerlukan komitmen yang kuat dari dewan komisaris dan direksi bank. Untuk

memfasilitasi rencana implementasi Pilar 3, Bank Indonesia menerbitkan Consultative

Paper (CP) ini guna memberikan arah dan gambaran rencana penerapan dan

selanjutnya untuk memperoleh tanggapan dari seluruh stakeholders.

7. CP ini memuat berbagai kriteria dan persyaratan pengungkapan (Disclosure Pilar 3)

yang wajib dipenuhi bank dalam mempublikasikan hal-hal yang berkaitan dengan

kerangka Basel 2 khususnya mengenai permodalan, profil risiko dan proses manajemen

risiko. Tanggapan publik atas CP ini akan menjadi masukan bagi Bank Indonesia untuk

melakukan penyesuaian atas ketentuan mengenai Transparansi Kondisi Keuangan Bank

yang berlaku saat ini.

8. CP Pengungkapan Pilar 3 ini merupakan fase kedua dari fase pertama berdasarkan

Kerangka Basel II yang diterbitkan tahun 2004. Substansi CP Pengungkapan Pilar 3 ini

akan terus disesuaikan dengan perkembangan penerapan Basel 2. Adapun sistematika

penulisan CP ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, Bab II Ketentuan

Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bab III Persyaratan Umum, dan Bab IV

Persyaratan Khusus serta Lampiran.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

3 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

BAB II

KETENTUAN TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK

9. Dalam rangka menciptakan disiplin pasar dari peserta pasar, bank didorong untuk

meningkatkan transparansi kondisi keuangan dan kinerja bank melalui publikasi

laporan kepada masyarakat. Peraturan mengenai transparansi kondisi keuangan bank

telah diterbitkan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2001 yaitu dengan diterbitkannya

Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang

Transparansi Kondisi Keuangan Bank serta ketentuan turunannya yaitu: SE Bank

Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan

Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum Serta Laporan tertentu Yang

Disampaikan Kepada Bank Indonesia; SE Bank Indonesia No. 3/31/DPNP tanggal 14

Desember 2001 tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan tertentu

Yang Disampaikan Kepada Bank Indonesia; SE Bank Indonesia No.3/32/DPNP tanggal

14 Desember 2001 tentang Hubungan Antar Bank, Akuntan Publik dan Bank

Indonesia.

10. Bagi Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), harus pula memenuhi

ketentuan transparansi kondisi keuangan yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal

(BAPEPAM) dan ketentuan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia.

11. Dari sisi standar akuntansi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengeluarkan

standar pengungkapan yaitu: PSAK 50 (2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan

Pengungkapan, yang merupakan adopsi dari International Accounting Standar (IAS) 32

serta Exposure Draft (ED) PSAK 60 (Revisi 2009), Instrumen Keuangan :

Pengungkapan, yang merupakan adopsi dari International Financial Reporting

Standars (IFRS) 7.

12. Meskipun dalam beberapa hal ada persamaan persyaratan pengungkapan yang

diwajibkan oleh regulasi otoritas lain dan standar akuntansi misalnya persyaratan

pengungkapan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas, bank diharapkan

menyadari perbedaan pengungkapan berdasarkan kedua standar tersebut. Bank wajib

untuk melakukan pengungkapan sebagaimana yang diatur dalam standar akuntansi

maupun kerangka Basel II.

13. Pengungkapan Pilar 3 dan standar akuntansi yang memungkinkan untuk disinergikan

hanyalah pengungkapan kualitatif seperti kebijakan dan prosedur manajemen risiko,

proses pengendalian intern, dll. Sinergi pengungkapan kuantitatif akan cukup sulit

dilakukan mengingat perbedaan dasar pengukuran dan pengakuan berdasarkan kedua

standar tersebut.

14. Menyadari terdapatnya perbedaan pengungkapan yang dipersyaratkan oleh standar

akuntansi dan Basel II yang tidak dapat disinergikan terutama pengungkapan

kuantitatif, maka Bank Indonesia berpendapat pengaturan pengungkapan Pilar 3 perlu

diatur tersendiri dan dipisahkan baik format maupun media pelaporan dari

pengungkapan yang disyaratkan oleh standar akuntansi.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

4 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

BAB III

PERSYARATAN UMUM

A. Kewenangan Pengawas

15. Pengawas memiliki wewenang untuk meminta bank mengungkapkan tambahan

informasi dan/atau informasi diluar ketentuan dan peraturan yang berlaku.

B. Kebijakan dan Prosedur

16. Bank harus mendefinisikan dengan jelas kebijakan dan prosedur pengungkapan Pilar 3

secara tertulis, disetujui oleh dewan direksi dan sekurang-kurangnya mencakup:

a. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan hal-hal yang diungkapkan dalam

pengungkapan Pilar 3 termasuk di dalamnya definisi relevan, kewajaran, signifikansi

dan materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan;

b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses

verifikasi/evaluasi terhadap akurasi informasi yang dipublikasikan; dan

c. Frekuensi publikasi laporan.

C. Media Pengungkapan

17. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 yang bersifat kuantitatif dan

kualitatif melalui media publikasi baik cetak nasional, laporan tahunan, maupun media

elektronik atau website eksternal bank

18. Media publikasi lain, selain yang disebutkan pada paragraf 17, mengacu pada ketentuan

transparansi kondisi keuangan Bank.

19. Pengungkapan informasi sedapat mungkin disajikan dalam satu lokasi yang sama, jika

tidak terdapat dalam satu lokasi, maka bank harus memberikan informasi mengenai

dimana informasi tersebut dapat diperoleh/diakses oleh pengguna.

20. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 secara triwulanan, pada website

eskternal bank dan media cetak nasional yang berperedaran luas, serta harus

menyampaikan compact disc (CD) yang berisi pengungkapan Pilar 3 secara triwulanan

kepada Bank Indonesia.

21. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 secara semesteran pada website

eksternal bank, media cetak nasional yang berperedaran luas, serta harus

menyampaikan kepada Bank Indonesia pengungkapan Pilar 3 secara semesteran dalam

media CD.

22. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 secara tahunan pada website

eksternal bank, laporan tahunan dan harus menyampaikan CD yang berisi

pengungkapan Pilar 3 kepada Bank Indonesia.

23. Untuk meningkatkan transparansi kepada publik, bank wajib memiliki website

eksternal.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

5 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

24. Dalam mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 melalui website dan media cetak, bank

perlu memperhatikan berbagai aspek untuk menjamin tidak terjadi misleading terhadap

informasi penting yang akan mempengaruhi pemahaman publik terhadap kondisi bank.

25. Apabila laporan keuangan yang dipublikasikan disusun oleh perusahaan induk di luar

negeri, maka laporan keuangan yang terkait dengan operasional bank di Indonesia

harus mencantumkan alamat website yang memuat laporan keuangan perusahaan induk

secara konsolidasi.

26. Bank wajib menginformasikan referensi tempat data keuangan dan informasi lain

dicantumkan apabila terdapat pengungkapan yang lebih detail sebagaimana yang

disyaratkan oleh Pengungkapan Pilar 3.

D. Ruang Lingkup Penerapan

27. Pengungkapan Pilar 3 wajib diimplementasikan oleh seluruh bank yang melakukan

kegiatan usaha secara konvensional yaitu Bank Umum dan Kantor Cabang Bank Asing.

Cakupan ini dimaksudkan agar pelaku pasar memiliki akses informasi yang setara

terhadap seluruh bank di Indonesia.

28. Pengungkapan Pilar 3 diterapkan pada level konsolidasi. Kerangka konsolidasi yang

dimaksud pada ketentuan ini mengacu pada definisi kerangka konsolidasi sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia. Bagi bank yang tidak menerapkan kerangka

konsolidasi wajib untuk mengaplikasikan Pengungkapan Pilar 3 secara individu.

E. Perbedaan Material antara Prinsip Akuntansi dengan Prinsip Pilar 3

29. Kerangka pengungkapan Pilar 3 ditegaskan tidak bertentangan dengan standar

akuntansi. Jika terdapat persyaratan dalam ketentuan Pilar 3 yang secara substansi

menyerupai dengan yang dipersyaratkan dalam standar akuntansi ataupun terdapat

pengungkapan yang disyaratkan bagi entitas yang telah mencatatkan sahamnya di bursa

berdasarkan ketentuan otoritas pasar modal, maka bank dapat menggunakan

pengungkapan tersebut untuk pemenuhan persyaratan Pengungkapan Pilar 3. Dalam hal

ini, Bank harus menjelaskan perbedaan material antara Pengungkapan Pilar 3 dengan

pengungkapan lainnya.

F. Validasi dan Verifikasi

30. Bank Indonesia tidak mensyaratkan Pengungkapan Pilar 3 wajib diaudit oleh auditor

eksternal namun apabila Bank Indonesia menilai bahwa informasi yang diungkapkan

oleh Bank tidak akurat, tidak lengkap dan misleading, Bank Indonesia dapat meminta

bank untuk melakukan audit independen dari eksternal audit terhadap Pengungkapan

Pilar 3 atas beban bank.

31. Bank harus melakukan review secara internal terhadap data dan informasi yang

tercantum di dalam Pengungkapan Pilar 3. Yang dimaksud dengan review adalah

proses validasi dan verifikasi yang dilakukan oleh pegawai/unit kerja bank yang

kompeten dan independen.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

6 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

32. Validasi dan verifikasi bertujuan untuk memastikan konsistensi informasi yang

diungkapkan dengan publikasi lain yang dihasilkan oleh bank, misalnya kewajiban

pengungkapan berdasarkan standar akuntansi atau kewajiban pengungkapan

berdasarkan standar lainnya. Validasi dan verifikasi juga dimaksudkan untuk

memastikan bahwa ketidakkonsistenan informasi adalah dikarenakan perbedaan dasar

pengukuran atau penyajian sebagaimana yang diatur dalam standar-standar tersebut.

33. Manajemen bank bertanggungjawab terhadap keakuratan dan kelengkapan

Pengungkapan Pilar 3 serta menjamin bahwa informasi yang disajikan tersebut tidak

menyesatkan.

34. Untuk memastikan akuntabilitas Pengungkapan Pilar 3 yang dibuat oleh Bank,

pengesahan terhadap pengungkapan pilar 3 harus dilakukan oleh pihak manajemen

senior (Chief Executive Officer) Bank.

G. Konsistensi

35. Pengungkapan Pilar 3 harus konsisten dengan bagaimana senior manajemen dan dewan

direksi mengelola risiko bank. Pengungkapan Pilar 3 juga harus konsisten dengan

informasi lain yang diterbitkan atau disampaikan kepada Bank Indonesia maupun yang

disampaikan kepada otoritas lain dan telah direview oleh auditor eksternal.

H. Materialitas

36. Bank harus menentukan informasi-informasi yang bersifat material dalam rangka

pengungkapan Pilar 3. Oleh karena itu, Bank wajib memiliki pedoman tentang

kebijakan untuk mempublikasikan informasi yang dipandang material (materiality

concept).

37. Suatu Informasi dikatakan material apabila terdapat ketiadaan atau kesalahan

pencatatan informasi tersebut, dapat mengubah atau mempengaruhi penilaian atau

keputusan yang diambil oleh pengguna informasi tersebut. Namun demikian, definisi

mengenai informasi yang bersifat material yang digunakan dalam pengungkapan Pilar 3

mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.

I. Informasi Eksklusif (Proprietary) dan Rahasia (Confidential)

38. Dalam rangka menjaga keseimbangan antara pentingnya pengungkapan yang

bermanfaat/berarti dengan perlindungan terhadap informasi yang eksklusif dan rahasia,

bank dapat untuk tidak mengungkapkan informasi yang dipandang rahasia dan

eksklusif. Namun demikian, bank tetap wajib untuk mengungkapkan informasi terkait

secara umum disertai dengan fakta dan alasan mengapa informasi tersebut tidak dapat

diungkapkan.

39. Informasi eksklusif adalah informasi yang apabila diketahui oleh pesaing akan

mengakibatkan penurunan nilai pada investasi bank dan dapat melemahkan daya saing

bank. Contoh informasi yang bersifat eksklusif adalah informasi tentang suatu produk

atau sistem yang apabila diketahui oleh kompetitor akan menyebabkan investasi bank

pada produk/sistem tersebut menjadi kurang berharga dan melemahkan daya saing.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

7 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

40. Informasi yang bersifat rahasia adalah sesuai dengan definisi sebagaimana dijelaskan di

dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah pada

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.

41. Bank harus mendapat persetujuan dari pengawas mengenai informasi-informasi yang

dipandang rahasia dan eksklusif untuk dapat dikecualikan dari informasi yang

diungkapkan kepada publik.

J. Cakupan Pengungkapan

42. Bank wajib mempublikasikan Pengungkapan Pilar 3, sekurang-kurangnya meliputi :

a. Permodalan, yang mencakup struktur permodalan dan kecukupan modal sesuai

dengan ketentuan persyaratan modal minimum

b. Proses manajemen risiko dan penilaian profil risiko, yang meliputi :

1) Risiko Kredit, termasuk mitigasi risiko kredit, transaksi rekening

administratif dan tagihan counterparty credit risk serta transaksi sekuritisasi

2) Risiko Pasar

3) Risiko Operasional

4) Risiko Ekuitas

5) Risiko Suku Bunga Pada Banking Book (IRRBB)

c. Pengungkapan lain yang akan diatur oleh Bank Indonesia.

43. Cakupan informasi harus diterapkan oleh bank, baik yang menggunakan pendekatan

sederhana maupun yang menggunakan pendekatan yang lebih kompleks. Cakupan

informasi transparansi yang lebih luas dan detail diberlakukan bagi bank yang

menggunakan pendekatan yang lebih kompleks agar pihak-pihak yang berkepentingan

dapat mengukur akurasi dan efektivitas dari pendekatan yang digunakan.

44. Persyaratan pengungkapan Pilar 3 ini akan menjadi bagian dari ketentuan mengenai

Transparansi Kondisi Keuangan Bank, oleh karena itu persyaratan pengungkapan lain

yang diatur oleh ketentuan Bank Indonesia selain yang diatur dalam persyaratan ini

tetap wajib untuk dipenuhi oleh bank.

45. Dengan diberlakukan persyaratan pengungkapan Pilar 3 ini maka sistematika isi

laporan tahunan bank sekurang-kurangnya menjadi sebagai berikut :

a. Informasi Umum

b. Management Discussion & Analysis

c. Pengungkapan Pilar 3

d. Laporan Keuangan

46. Selain persyaratan pengungkapan yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia, bank

juga wajib untuk memenuhi persyaratan pengungkapan yang tercantum di dalam

standar akuntansi dan ketentuan Bapepam-LK khususnya informasi yang dimuat dalam

Laporan Tahunan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

8 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

K. Perbandingan Informasi

47. Untuk tujuan perbandingan, bank wajib menyajikan perbandingan pengungkapan

kuantitatif dengan laporan periode sebelumnya serta menjelaskan hal-hal yang berbeda

secara material dan atau signifikan.

48. Bank wajib memberikan penjelasan bila terdapat perbedaan informasi yang disebabkan

perbedaan dasar konsolidasi untuk kepentingan akuntansi dan regulasi.

49. Pengecualian untuk tidak membandingkan pengungkapan Pilar 3 apabila :

a. Pengungkapan Pilar 3 adalah untuk yang pertama kali dilakukan.

b. Bank mengadopsi model yang berbeda (tergantung pada persetujuan yang diberikan

oleh Bank Indonesia) untuk menghitung besarnya modal untuk mengcover risiko

kredit, risiko pasar, risiko operasional dari laporan periode sebelumnya.

L. Kepatuhan

50. Bank wajib memenuhi seluruh persyaratan pengungkapan Pilar 3 serta permintaan

pengungkapan lain yang diminta oleh pengawas.

51. Kepatuhan bank untuk melakukan pengungkapan berdasarkan ketentuan Bank

Indonesia akan menjadi salah satu objek dalam melakukan pemeriksaan oleh pengawas.

M. Sanksi

52. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 sesuai dengan ketentuan tentang

Transparansi Kondisi Keuangan Bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

53. Dalam hal isi pengungkapan Pilar 3 secara material tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya maka bank dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan yang

berlaku.

N. Frekuensi Pengungkapan

54. Bank harus mengungkapkan semua informasi sebagaimana dipersyaratkan dalam CP

ini setiap tahun dan semesteran, kecuali persyaratan pengungkapan pada paragraf 58

dan 59 dan semua pengungkapan kualitatif yang hanya dipublikasikan setiap tahun

apabila tidak ada perubahan yang material signifikan pada periode interim.

55. Untuk publikasi triwulan hanya mengungkapkan informasi kuantitatif tentang

permodalan sebagaimana tercantum pada tabel 2 dan tabel 3. Ilustrasi pengungkapan

informasi kuantitatif permodalan ini dapat dilihat pada lampiran 1. Pengungkapan ini

nantinya akan menjadi bagian dari laporan publikasi triwulan sebagaimana tercantum

pada ketentuan yang berlaku.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

9 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

BAB IV

PERSYARATAN KHUSUS

A. Ruang Lingkup Penerapan

56. Persyaratan pengungkapan dalam CP ini harus diterapkan secara individual atau secara

konsolidasi untuk bank-bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap

Perusahaan Anak.

Tabel 1

Ruang Lingkup Penerapan

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 Nama entitas tertinggi dalam grup usaha yang

mengaplikasikan Kerangka Basel II

2 Penjelasan secara garis besar mengenai perbedaan

konsolidasi untuk tujuan akuntasi dan regulasi

(penerapan Basel II) temasuk deskripsi singkat

mengenai entitas dalam grup usaha yang i)

dikonsolidasikan secara penuh; ii) dikonsolidasikan

secara pro-rata; iii) diperlakukan sebagai pengurang dari

modal; iv) merupakan sumber kelebihan/surplus modal

yang diakui; dan v) tidak dikonsolidasikan dan tidak

diperlakukan sebagai pengurang modal (misal ketika

investasi dikenakan bobot risiko).

3 Setiap pembatasan atau larangan/hambatan utama

lainnya dalam hal perpindahan/transfer dana atau

modal berdasarkan ketentuan (regulatory capital) dalam

grup usaha.

Pengungkapan Kuantitatif 4 Total kekurangan modal dari seluruh perusahaan anak

yang tidak diperhitungkan/ tidak termasuk dalam

konsolidasi, yang dikurangkan/dikeluarkan dari

perhitungan modal serta nama dari perusahaan anak

tersebut.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

10 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

B. Permodalan

57. Bank harus mengungkapkan data dan informasi mengenai permodalan. Bagi bank yang

memiliki dan/atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, kewajiban

pengungkapan berlaku bagi Bank secara individual dan Bank secara konsolidasi dengan

Perusahaan Anak.

Tabel 2

Kecukupan Modal

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 Deskripsi singkat mengenai perbedaan perhitungan

kecukupan modal berdasarkan ketentuan dan

perhitungan kecukupan modal dengan menggunakan

internal capital adequacy assessment process (ICAAP)

yang dibangun oleh bank. *)

2 Deskripsi singkat mengenai pendekatan yang digunakan

bank dalam menilai kecukupan modal untuk

mendukung aktivitasnya sekarang dan yang akan datang

(ICAAP) yang meliputi, namun tidak terbatas pada :

i) pengawasan dari direksi dan manajemen bank;

ii) penilaian yang komprehensif dalam

mengidentifikai dan mengukur inherent risk,

kebijakan dan upaya paripurna untuk menilai

seluruh risiko, termasuk pengendalian internal,

review dan audit; serta

iii) jumlah modal yang diperlukan untuk mengcover

seluruh risiko.

3 Ringkasan hasil review pengawas terhadap pendekatan

ICAAP yang digunakan oleh bank yang meliputi

kecukupan metode/pendekatan yang digunakan oleh

bank untuk mengukur kecukupan modal serta alasan

jika terdapat perbedaan hasil perhitungan yang

signifikan.

4 Informasi mengenai tindakan pengawasan yang

dilakukan antara lain perbaikan manajemen risiko dan

penetapan kebutuhan modal oleh individual bank

sepanjang tidak melanggar asas proprietary dan

confidential information.

5 Informasi dan latar belakang bank menyediakan modal

diatas batas minimum.

Pengungkapan Kuantitatif 6 KPMM dan rasio modal inti :

secara konsolidasi, sebelum dan setelah pembayaran

dividen,

secara global (termasuk kantor cabang di negara

lain), sebelum dan setelah pembayaran dividen

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

11 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

Masing-masing perusahaan anak sebelum dan setelah

pembayaran dividen

Ilustrasi pada lampiran 1

7 Jumlah ATMR dan jumlah modal untuk mengcover

risiko kredit dirinci sebagai berikut:

Tagihan bruto berdasarkan kategori portfolio,

tagihan bersih setelah mitigasi risiko dan netting,

sesuai dengan ketentuan Risiko Kredit Pendekatan

Standar.

Ilustrasi pada lampiran 1

8 Jumlah ATMR dan jumlah modal untuk mengcover

risiko pasar dirinci sebagai berikut:

Jumlah eksposur pada Trading Book dan ATMR

Risiko Pasar dari Metode Standar atau Metode

Internal, yang mana diantara dua metode tersebut

yang diterapkan bank.

Ilustrasi pada lampiran 1

9 Jumlah ATMR dan jumlah modal untuk mengcover

risiko operasional sesuai dengan salah satu pendekatan

yang digunakan oleh bank:

Pendekatan Indikator Dasar

Pendekatan Standar

Ilustrasi pada lampiran 1

*) Pengungkapan yang berkaitan dengan ICAAP mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Tabel 3

Struktur Permodalan

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 Deskripsi singkat mengenai instrumen modal yang

diterbitkan oleh bank antara lain meliputi namun tidak

terbatas pada: karakteristik, jangka waktu instrumen,

data mengenai investor/kreditur, fitur opsi beli, fitur

step-up, tingkat imbal hasil, hasil peringkat (apabila

diterbitkan melalui pasar modal), dan lain-lain.

Pengungkapan Kuantitatif 2 a. Jumlah Modal Inti dengan rincian sebagai berikut :

Modal disetor

Cadangan tambahan modal

Modal inovatif

b. Komponen dan jumlah modal pelengkap

c. Pengurang modal bank

d. Jumlah modal bank

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

12 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

C. Manajemen Risiko

58. Untuk setiap jenis risiko (kredit, pasar, operasional, IRRBB, ekuitas), bank harus

menjelaskan tujuan dan kebijakan manajemen risiko yang meliputi :

a. Strategi dan proses

b. Struktur dan organisasi dari fungsi manajemen risiko yang relevan

c. Cakupan pelaporan risiko serta sistem pengukuran

d. Kebijakan untuk lindung nilai dan atau mitigasi risiko dan strategi dan proses untuk

pemantauan kelangsungan efektivitas dari lindung nilai/mitigasi

59. Bank harus mengungkapkan mengenai risk strategy yaitu strategi yang dijalankan

untuk memastikan kecukupan modal sesuai dengan bagaimana bank menyikapi risiko

yang diambil dan manajemen risiko. Hal ini dicerminkan oleh kebijakan bank

mengenai risiko, risk appetite, struktur risiko (saat ini dan masa datang) dan struktur

manajemen risiko bank.

D. Pengungkapan Risiko kredit

1) Persyaratan Pengungkapan Umum Risiko Kredit

Tabel 4

Pengungkapan Umum Risiko Kredit

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 a. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan

yang mengalami penurunan nilai/ impairment (untuk

tujuan akuntansi)

b. Deskripsi dari pendekatan yang digunakan untuk

cadangan khusus dan umum. Bagi bank yang sudah

menggunakan pendekatan lebih maju diminta untuk

memberikan deskripsi mengenai metode yang

digunakan.

c. Kebijakan dan tujuan manajemen risiko kredit, yang

meliputi namun tidak terbatas pada :

1) Struktur organisasi fungsi manajemen risiko

2) Cakupan pelaporan risiko

3) Sistem pengukuran

4) Kebijakan mitigasi risiko, serta strategi dan

prosedur yang digunakan untuk memantau

keefektifan mitigasi, yang meliputi namun tidak

terbatas pada :

a) Instrumen yang digunakan, strategi dan

objective

b) Pencatatan akuntansi

c) Kebijakan atas valuasi agunan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

13 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

Pengungkapan Kuantitatif 2 a. Total tagihan bruto yaitu sebelum memperhitungkan

instrumen mitigasi risiko kredit namun setelah

memperhitungkan cadangan kerugian penurunan

nilai yang dirinci berdasarkan:

1) Kategori portofolio

2) Lokasi geografis

3) Counterparty signifikan.

4) Industri

5) Sisa jangka waktu kontrak

b. Bank wajib mengungkapkan 25 terbesar debitur

berkolektibilitas macet, dengan mencantumkan nama

debitur dan atau group, jumlah fasilitas dan jumlah

baki debet.

c. Informasi berikut ini diungkapkan secara terperinci

berdasarkan geografis dan sektor ekonomi:

1) Tagihan yang mengalami penurunan nilai

(impaired loans) dan tagihan yang telah jatuh

tempo (past due loans)

2) Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai

(CKPN) baik yang dihitung secara individual

maupun kolektif.

3) Cadangan penyisihan umum (untuk masing-

masing area)

4) Cadangan penyisihan khusus (untuk masing-

masing area)

5) Jumlah tagihan yang dihapusbuku

d. Rekonsiliasi nilai CKPN yang dirinci secara terpisah

untuk individual dan kolektif yang meliputi :

1) Saldo awal CKPN

2) Jumlah hapus tagih

3) Tambahan CKPN

4) Kredit macet yang tertagih

5) Penyesuaian lain-lain, misal perubahan nilai

tukar, akuisisi, penjualan anak perusahaan, dll

(termasuk perpindahan antar CKPN)

6) Saldo akhir CKPN

e. Penghapusan biaya dan perbaikan/ pemulihan yang

telah dicatat secara langsung ke laporan laba rugi

harus diungkapkan secara terpisah

60. Jika posisi akhir periode merepresentasi posisi risiko bank selama periode tersebut,

maka eksposur rata-rata bruto tidak perlu untuk diungkapkan.

61. Jika jumlah rata-rata diungkapkan sesuai standar akuntansi atau persyaratan lain yang

menetapkan metode perhitungan untuk digunakan, maka metode tersebut harus (dapat)

digunakan. Jika tidak, eksposur rata-rata harus dihitung menggunakan interval

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

14 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

frekuensi yang paling sering dihasilkan dari sistem entitas untuk manajemen, peraturan

atau alasan lain, sepanjang rata-rata yang dihasilkan mewakili operasional bank. Dasar

yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus dinyatakan apabila tidak dilakukan

secara harian.

62. Perincian berdasarkan tipe utama dari eksposur kredit, dapat merupakan perincian yang

diaplikasikan berdasarkan standar akuntasi, dan dapat berupa misalnya, i) pinjaman,

komitmen dan eksposur neraca non-derivatif off balance sheet lainnya, ii) efek utang,

iii) OTC derivatif.

63. Area/wilayah geografi dapat terdiri dari negara tertentu, kelompok negara atau daerah

dalam negara. Bank dapat memilih mendefinisikan wilayah geografis berdasarkan

portofolio bank yang dikelola dengan memperhatikan lokasi geografis. Kriteria yang

digunakan untuk mengalokasikan pinjaman berdasarkan wilayah geografis harus

ditentukan.

64. Bank dapat menggunakan pengelompokan maturitas/jatuh tempo yang sama dengan

yang digunakan pada akuntansi (berdasarkan standar akuntasi)

65. Bank didorong untuk menyajikan analisis pinjaman yang telah jatuh tempo.

2) Persyaratan Pengungkapan Khusus Risiko Kredit Metode Standar

Tabel 5

Pengungkapan Risiko Kredit Metode Standar

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 a. Bagi bank yang menggunakan pendekatan standar

wajib mengungkapkan :

1) Nama lembaga pemeringkat yang digunakan

yaitu lembaga pemeringkat yang diakui oleh

Bank Indonesia dan bersifat solicited, serta alasan

bila terjadi penggantian sebelum waktu yang

diharuskan (berakhirnya jangka waktu);

2) Jenis/tipe eksposur yang menggunakan peringkat

dari masing-masing lembaga pemeringkat;

3) Deskripsi proses yang digunakan untuk

mentransfer peringkat yang diterbitkan oleh

lembaga pemeringkat ke aset (comparable assets)

dalam banking book;

4) Penyelarasan skala/peringkat dari masing-masing

lembaga pemeringkat yang digunakan dengan

risk buckets;

5) Penjelasan mengenai peringkat yang digunakan

yaitu peringkat domestik atau peringkat global,

peringkat instrumen atau peringkat debitur,

peringkat jangka pendek atau peringkat jangka

panjang.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

15 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

Pengungkapan Kuantatif 2 a. Mengacu pada SE ATMR Risiko Kredit Dengan

Menggunakan Pendekatan Standar, bank wajib

mengungkapkan :

1) Pengungkapan berdasarkan bobot risiko

(termasuk eksposur yang dikurangkan) :

Semua jumlah tagihan yang diperingkat dan

tidak diperingkat setelah mitigasi risiko

Eksposur kredit berdasarkan

Pembiayaan/Investasi yang dikelompokkan

berdasarkan kriteria pengawas.

Ilustrasi pada lampiran 2

2) Pengungkapan tagihan yang berperingkat dan

tidak berperingkat sesuai dengan peringkat yang

diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat.

Ilustrasi pada lampiran 3a, 3b dan 3c

3) Persyaratan Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit Metode Standar

Tabel 6 :

Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit (MRK)-Metode Standar

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 Selain merujuk pada paragraf 58 dan 59 tentang

Pengungkapan Manajemen Risiko Kredit secara umum,

bank juga diminta untuk mengungkapkan mengenai ;

a. Kebijakan, prosedur serta indikasi penggunaan

netting pada on dan off balance sheet;

b. Kebijakan dan proses untuk penilaian dan

manajemen agunan;

c. Jenis dan deskripsi dari tipe utama agunan yang

diminta oleh bank;

d. Jenis utama garantor/credit derivative counterparty

serta kelayakannya/ reputasinya; dan

e. Informasi terkait konsentrasi risiko (kredit dan pasar)

pada mitigasi yang digunakan

Pengungkapan

Kuantitatif

2 Untuk setiap portofolio yang diungkapkan secara

terpisah berdasarkan pendekatan standar, bank wajib

mengungkapkan total tagihan masing-masing

portofolio/tagihan setelah aplikasi netting on dan off

balance sheet (apabila dapat diterapkan) dan hair cut

(apabila dapat diterapkan), yang dicover dengan:

1) Agunan keuangan yang memenuhi syarat dan

credit derivative; dan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

16 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

2) Agunan lain yang memenuhi syarat setelah

haircuts, yang diperbolehkan dalam perhitungan

kerangka perhitungan ATMR.

Ilustrasi pada lampiran 4

4) Persyaratan Pengungkapan Transaksi Rekening Administratif dan Risiko Kredit

Counterparty (Counterparty Credit Risk/CCR)

Tabel 7 :

Pengungkapan atas Transaksi Rekening Administratif

dan Risiko Kredit Counterparty.

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 Terkait dengan persyaratan pengungkapan umum

sebagaimana tercantum pada paragraf 58 dan 59 di atas,

bank harus mengungkapkan :

Limit kredit untuk eksposur kredit counterparty

untuk transaksi derivatif OTC, transaksi Repo dan

kontrak derivatif yang dibukukan pada trading dan

banking book;

Kebijakan untuk pengamanan agunan dan penetapan

credit reserve.

Penjelasan dampak terhadap jumlah agunan yang

harus disediakan oleh bank jika terjadi penurunan

peringkat kredit

Pengungkapan

Kuantitatif

2 Bank harus mengungkapkan informasi sebagai berikut :

Nilai nominal, gross positif dari nilai wajar dari

kontrak, jumlah ekuivalen kredit, dan ATMR

kontrak derivatif dan

Jumlah nominal, jumlah ekuivalen kredit dan ATMR

Rekening Administratif.

Ilustrasi pada lampiran 5

5) Persyaratan Pengungkapan Sekuritisasi

66. Bank yang melakukan transaksi sekuritisasi, harus melakukan pengungkapan kualitatif

dan kuantitatif sebagaimana tercantum pada tabel sebagai berikut :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

17 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

Tabel 8 :

Sekuritisasi : Pengungkapan berdasarkan pendekatan standar

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1

Disamping pengungkapan kualitatif pada paragraf 58

dan 59, bank juga diminta untuk mengungkapkan :

tujuan bank berkaitan dengan aktivitas sekuritisasi,

termasuk sejauh mana aktivitas ini mengalihkan

risiko kredit dari aset yang disekuritisasi kepada

entitas lain;

terhadap risiko lain yang melekat pada aset yang

disekuritisasi (mis. risiko likuiditas)

fungsi yang dijalankan bank dalam aktivitas

sekuritisasi aset dan penjelasan mengenai

keterlibatan bank dalam setiap fungsi; dan

penjelasan mengenai proses untuk memantau

perubahan risiko kredit dan risiko pasar karena

aktivitas sekuritisasi (misalnya bagaimana perilaku

underlying asset berdampak terhadap eksposur

sekuritisasi); dan

deskripsi mengenai kebijakan bank mengenai

mitigasi risiko kredit yang digunakan untuk

memitigasi risiko yang tidak dialihkan bank dalam

eksposur sekuritisasi.

2 Rincian dari :

penerbit dalam aktivitas sekuritisasi aset, termasuk

apakah bank mempunyai eksposur di penerbit

tersebut baik pada neraca maupun item rekening

administratif.

Pihak terafiliasi : (i) dimana bank bertindak sebagai

pengelola atau penasehat (ii) yang bertindak sebagai

investor baik pada eksposur sekuritisasi yang atau

dari penerbit yang menerbitkan EBA.

3 Ringkasan dari kebijakan akuntansi untuk aktivitas

sekuritisasi aset, termasuk :

apakah transaksi diperlakukan sebagai penjualan atau

pembiayaan

pengakuan keuntungan dari hasil penjualan

metode dan asumsi utama untuk valuasi terhadap

kepemilikan yang ditahan (retained position) atau

posisi yang dibeli (purchased position), termasuk

perubahan metode dan asumsi utama yang signifikan

dibandingkan periode pelaporan terakhir serta

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

18 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

dampak dari perubahan tersebut; dan

bagaimana valuasi eksposur yang akan disekuritisasi

dan apakah pencatatan dilakukan pada banking book

atau trading book.

kebijakan untuk mengakui kewajiban pada neraca

jika bank memberikan dukungan keuangan pada

aktivitas sekuritisasi aset.

4 Nama lembaga pemeringkat (ECAI) yang digunakan

untuk transaksi sekuritisasi dan jenis eksposur

sekuritisasi yang menggunakan jasa lembaga tersebut.

5 Penjelasan atas perubahan signifikan atas informasi

kuantitatif (misal; jumlah aset yang disekuritisasi,

perpindahan aset antara banking book dan trading book)

sejak periode sebelumnya.

Pengungkapan Kuantitatif

(posisi trading dan banking

book)

6 Total eksposur yang disekuritisasi oleh bank dan dirinci

berdasarkan jenis eksposur dan dipisahkan berdasarkan

sekuritisasi yang dilakukan oleh pihak ketiga dimana

bank bertindak sebagai pendukung aktivitas sekuritisasi.

7 Untuk eksposur yang disekuritisasi oleh bank dan

mengacu pada kerangka sekuritisasi dan apakah ada

beban modal berdasarkan pilar 1:

nilai aset bermasalah/telah jatuh tempo yang

disekuritisasi, dan;

kerugian yang diakui oleh bank pd periode berjalan

dirinci berdasarkan jenis eksposur

8 Ringkasan aktivitas sekuritisasi pada tahun berjalan

termasuk jumlah eksposur yang disekuritisasi (jenis

eksposur) dan pengakuan keuntungan atau kerugian

penjualan berdasarkan jenis aset.

9

Jumlah agregat eksposur sekuritisasi dari item neraca

dan item rekening administratif yang tetap dimiliki atau

dibeli, dirinci berdasarkan ; jenis eksposur, bobot risiko

dan eksposur yang menjadi faktor pengurang modal.

10

Untuk sekuritisasi yang memiliki fitur pembelian

kembali, harus diungkapkan hal-hal berikut:

total eksposur yang dibeli kembali berdasarkan

kepentingan penerbit dan investor

total beban modal terhadap kepemilikan terhadap

pembalian kembali yang dilakukan bank untuk

fasilitas yang telah maupun belum ditarik; dan

total beban modal yang disediakan untuk pembelian

kembali yang dilakukan investor baik untuk fasilitas

yang telah maupun belum ditarik; dan

dirinci berdasarkan jenis eksposur

Ilustrasi pada lampiran 6, 7 dan 8

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

19 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

E. Persyaratan Pengungkapan Risiko Pasar

67. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar,

bank yang memenuhi kriteria tertentu diwajibkan untuk menghitung beban modal risiko

pasar. Untuk perhitungan risiko pasar dalam KPMM, bank diperkenankan

menggunakan Pendekatan Standar maupun Model Internal.

68. Bank yang terkena eksposur risiko pasar harus melakukan pengungkapan sesuai dengan

pendekatan yang digunakan untuk perhitungan bobot risiko pasar. Pengungkapan dapat

bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

1) Pendekatan Standar

69. Baik untuk bank yang menggunakan pendekatan standar maupun model internal,

pengungkapan yang diperlukan meliputi:

Tabel 9

Pengungkapan Risiko Pasar Pendekatan Standar

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif 1 Persyaratan umum pengungkapan kualitatif (paragraf 58

dan 59) untuk risiko pasar termasuk portfolio yang

tercakup dalam metode standar.

Pengungkapan kuantitatif

2 Kebutuhan modal untuk mengcover :

Risiko suku bunga

Risiko nilai tukar

Risiko ekuitas

Risiko komoditi

Ilustrasi pada lampiran 1

2) Pendekatan Model Internal

70. Untuk bank yang menggunakan pendekatan model internal dalam perhitungan bobot

risiko pasar, pengungkapan meliputi:

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

20 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

Tabel 10

Pengungkapan Risiko Pasar Pendekatan Model Internal

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan kualitatif

1 Persyaratan umum pengungkapan kualitatif (paragraf 58

dan 59) untuk risiko pasar termasuk

portfolio yang tercakup dalam model internal, dan

metodologi model internal yang digunakan untuk

menghitung posisi trading

2 Portfolio yang dicover oleh model internal yang telah

disetujui oleh Bank Indonesia

3 Untuk setiap portofolio yang dicover oleh model

internal :

1) Karakteristik model yang digunakan;

2) Deskripsi stress testing yang digunakan terhadap

portofolio; dan

3) Deskripsi pendekatan yang digunakan untuk

becktesting/validasi terhadap akurasi dan

konsistensi model internal dan proses permodelan.

Pengungkapan kuantitatif

1 Untuk trading portofolio yang dihitung dengan metode

internal:

a. VaR tertinggi, rata-rata dan terendah selama

periode pelaporan dan pada akhir periode; dan

b. Perbandingan antara perkiraan VaR dengan

laba/rugi aktual yang dialami bank, dengan analisis

penyimpangan (outliers) pada hasil backtesting.

Ilustrasi pada lampiran 1

F. Persyaratan Pengungkapan Risiko Operasional

71. Pengungkapan risiko operasional dibagi menjadi dua yaitu aspek kualitatif dan aspek

kuantitatif berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh bank.

Tabel 11

Pengungkapan Risiko Operasional

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif

1 a. Ringkasan obyektif dan kebijakan manajemen risiko

operasional bank, sebagaimana yagn dipersyaratkan

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

manajemen risiko serta ketentuan SE Ekstern

mengenai Risiko Operasional untuk masing-masing

pendekatan yang digunakan.

b. Struktur organisasi fungsi manajemen risiko

c. Cakupan pelaporan risiko

d. Sistem pengukuran

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

21 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

e. Kebijakan mitigasi risiko, serta strategi dan prosedur

yang digunakan untuk memantau keefektifan

mitigasi :

1) Instrumen yang digunakan, strategi dan obyektif

2) Kebijakan atas valuasi agunan

3) Penggunaan asuransi (bagi bank yang

menggunakan pendekatan AMA)

Pendekatan yang digunakan oleh bank untuk mengukur

ATMR/beban modal risiko operasional

Pengungkapan Kuantitatif 2 a. Jumlah modal yang dibutuhkan untuk mengcover

risiko operasional, sesuai dengan metode yang

digunakan.

Ilustrasi pada lampiran 1

G. Persyaratan Pengungkapan Risiko Ekuitas pada posisi Banking Book

72. Pengungkapan risiko ekuitas pada posisi banking book dibagi menjadi dua yaitu ; aspek

kualitatif dan aspek kuantitatif dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 12

Pengungkapan Risiko Ekuitas pada posisi Banking Book

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Pengungkapan Kualitatif

1 Persyaratan pengungkapan kualitatif umum (paragraf 58

dan 59), termasuk pengungkapan mengenai:

1) Perbedaan antara ekuitas yang dimiliki untuk

mendapatkan capital gain dan yang dimiliki untuk

tujuan lain termasuk alasan strategis dan

pengembangannya

2) Pembahasan/penjelasan mengenai kebijakan

penting yang mencakup valuasi dan akuntansi

terhadap ekuitas yang dicatat pada banking book,

termasuk teknik akuntansi dan metodologi valuasi

yang digunakan, asumsi kunci dan praktek yang

mempengaruhi valuasi serta perubahan yang

signifikan pada praktek tersebut.

Pengungkapan Kuantitatif 2 Nilai investasi yang dicatat dalam neraca dan nilai wajar

dari investasi tersebut. Untuk sekuritas yang nilainya

dikuotasi wajib pula mengungkapkan perbandingan nilai

saham yang dikuotasi (publicly quoted) jika nilai saham

berbeda secara signifikan dengan nilai wajar

3 Jenis dan sifat investasi, termasuk jumlah yang dapat

diklasifikasikan sbb :

a) Diperdagangkan secara umum

b) Dimiliki secara pribadi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - bi.go.id materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan; b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses verifikasi/evaluasi

22 | Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3

4 Nilai kumulatif dari realisasi keuntungan/ kerugian

yang timbul dari penjualan dan likuidasi pada periode

pelaporan

5 Keuntungan atau kerugian

Total keuntungan dan kerugian yang belum

direalisasikan yang diakui sebagai comprehensive

income.

6 Suatu analisis investasi ekuitas dengan

mengelompokkan ATMR dan ekuitas yang sama,

konsisten dengan praktek manajemen risiko.

H. Persyaratan Pengungkapan Risiko Suku Bunga Pada Banking Book (IRRBB)

73. Pengungkapan risiko suku bunga pada banking book (IRRBB) dibagi menjadi dua yaitu

aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 13

Pengungkapan Risiko Suku Bunga pada banking Book (IRRBB)

Jenis Pengungkapan Item Persyaratan Pengungkapan

Persyaratan Kualitatif 1 Disamping memenuhi persyaratan pengungkapan

kualitatif umum pada paragraf 58 dan 59, bank juga

mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :

asumsi mengenai proses repricing untuk non

maturity deposit seperti giro dan tabungan

metode pengukuran IRRBB yang digunakan

dan asumsi-asumsi yang mendasarinya

frekuensi pengukuran dan pemantauan IRRBB

Persyaratan Kuantitatif 2 Peningkatan dan penurunan earning atau economic

value sebagai akibat skenario perubahan suku

bunga yang diterapkan di dalam stress test bank

untuk mengukur eksposur IRRBB, dirinci

berdasarkan mata uang.

Ilustrasi pada lampiran 9