bab i. pendahuluan - · pdf filesebagai contoh, melalui program bimbingan ... yang...
TRANSCRIPT
Laporan Penelitian Efektivitas Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sumber perekonomian utama Provinsi Jambi.
Sektor ini memberikan kontribusi tertinggi dari sembilan sektor pembentuk PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Jambi pada tahun 2008 yaitu sebesar
Rp 4.658.838 juta atau 30,45 persen (berdasarkan harga konstan). Selain itu
sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar yaitu 58,22 persen
dari total angkatan kerja berumur 15 tahun keatas (Anonim, 2009). Oleh karena
itu keberhasilan pembangunan pertanian sangat menentukan peningkatan
aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jambi. Hal ini hanya
dapat dicapai apabila pelaku utama dan pelaku usaha pertanian memiliki
kemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis yang handal
sehingga pelaku pembangunan pertanian mampu membangun usaha dari hulu
sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam
melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Untuk itulah dibutuhkan dukungan dari sistem penyuluhan yang
handal sebagaimana yang diamanatkan di dalam Undang-undang nomor 16 tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).
Pengalaman menunjukkan bahwa penyuluhan pertanian di Indonesia telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap keberhasilan berbagai
program pembangunan pertanian. Sebagai contoh, melalui program Bimbingan
Massal (Bimas) penyuluhan pertanian dapat menghantarkan bangsa Indonesia
mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Penyelenggaraan penyuluhan
pertanian pada waktu itu yang dilakukan melalui koordinasi yang ketat antar
instansi terkait dengan menggunakan pendekatan dari atas (top-down) yang
dimodifikasi. Sistem Bimas dilaksanakan hanya pada beberapa komoditi tertentu
saja, terutama padi, yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Badan Pengendali
Bimas di pusat dan di daerah oleh Satuan Pembina Bimas Provinsi serta Satuan
Pelaksana Bimas Kabupaten. Sekretariat Badan Pengendali Bimas di pusat juga
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Laporan Penelitian Efektivitas Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan 2
berfungsi sebagai satuan administrasi pangkal para penyuluh pertanian seluruh
Indonesia. Penyuluh pertanian, yang pada waktu itu dikenal dengan Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL), dilatih untuk mengajar petani dan menyampaikan
rekomendasi yang telah disusun dalam paket-paket teknologi, melalui sistem
latihan dan kunjungan (LAKU). Sistem ini merupakan sistem kerja yang bertujuan
untuk mengalihkan teknologi, dimana petani hanya dianggap sebagai pengguna
teknologi yang dihasilkan lembaga penelitian (Anonim, 2005).
Pasca diberlakukannya otonomi daerah, terjadi perubahan yang mendasar
terhadap pembinaan penyuluh pertanian, yang semula dilaksanakan oleh pusat
bergeser ke daerah. Beban biaya operasional pembinaan penyuluh yang semula
ditanggung oleh pusat kemudian dialihkan ke kabupaten/kota. Dengan segala
keterbatasan yang dimiliki oleh daerah, baik dari aspek pembiayaan dan
sumberdaya aparatur, terdapat kecenderungan pembinaan terhadap penyuluh
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sementara itu kebutuhan masyarakat akan
kegiatan penyuluhan pertanian cenderung berubah sangat cepat, yang menuntut
peningkatan kemampuan penyuluh lebih baik. Kesenjangan antara pembinaan
terhadap penyuluh dengan tuntutan masyarakat terhadap aktivitas penyuluhan
pertanian dewasa ini disinyalir memberikan kesan bahwa penyuluh dianggap tidak
lagi bekerja dengan baik. Hal ini dinyatakan oleh Menteri Pertanian RI bahwa
kinerja penyuluh pertanian di seluruh wilayah Indonesia hingga saat ini masih
rendah (Sinar Harapan, 2008). Jika pernyataan Menteri Pertanian tersebut juga
terjadi di Provinsi Jambi maka dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap
pembangunan pertanian dan perekonomian daerah. Oleh karena itu diperlukan
suatu kajian untuk mengetahui sejauhmana efektivitas kerja penyuluh pertanian
lapangan yang ada di Provinsi Jambi saat ini. Dengan mengetahui efektivitas
kerja penyuluh pertanian ini diharapkan akan dapat disusun langkah pembinaan
yang lebih terarah terhadap penyuluh pertanian sehingga kegiatan penyuluhan
pertanian ke depan dapat dilaksanakan secara lebih tepat guna dan berhasilguna.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Laporan Penelitian Efektivitas Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan 3
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian tentang efektivitas kerja penyuluh pertanian lapangan
di Provinsi Jambi ini adalah:
a. Diketahuinya efektivitas kerja penyuluh pertanian lapangan dalam
menyelenggarakan kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya di Provinsi Jambi.
b. Diketahuinya sejumlah faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja penyuluh
pertanian lapangan di Provinsi Jambi.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
acuan bagi:
a. Instansi teknis pusat dan daerah yang menangani pembinaan penyuluhan
pertanian dalam menyusun kebijakan guna perbaikan sistem penyuluhan
pertanian selanjutnya, khususnya di Provinsi Jambi.
b. Instansi pendidikan dan latihan penyuluh guna menyusun kurikulum pelatihan
yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian yang ada saat ini.
c. Peneliti guna merancang penelitian yang lebih mendalam untuk menggali
berbagai informasi terkait dengan upaya mendukung peningkatan efektivitas
penyuluhan pertanian.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Laporan Penelitian Efektivitas Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; penyuluhan didefinisikan
sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup (Anonim, 2006). Kata penyuluhan diyakini mengacu dari istilah bahasa
Belanda voorlichting yaitu memberikan penerangan kepada orang agar dapat
menemukan jalan. Atas dasar pengertian tersebut maka penyuluhan dapat
diartikan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi
secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat
sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Oleh sebab itu tugas utama
seorang penyuluh pertanian adalah membantu petani dalam mengambil
keputusan (van den Ban dan Hawkin, 1999). Dari pengertian diatas terlihat
bahwa fungsi penyuluhan yang sesungguhnya relatif berbeda dengan pemahaman
yang selama ini ada di masyarakat, dimana penyuluhan hanya dianggap sebagai
proses mengajarkan teknologi kepada petani.
Penyuluhan pertanian diyakini sangat terkait erat dengan keberhasilan
pembangunan pertanian (Anonim, 2005). Namun, penyuluhan pertanian tidak
bisa bekerja sendiri. Keberhasilan penyuluhan tidak bisa dilepaskan dari dukungan
teknologi tepat guna yang disertai dengan kebijakan harga, ketersediaan saprodi
dan modal yang kondusif bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
(Pickering, 1983). Oleh karena itu pelaksanaan penyuluhan hanya akan
memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan kesejahteraan petani apabila
disertai dengan dukungan sistem agribisnis yang menyeluruh dari hulu sampai ke
hilir.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Laporan Penelitian Efektivitas Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan 5
Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) bahwa prinsip utama
penyuluhan adalah bekerja dengan masyarakat, bukan untuk masyarakat. Oleh
karena itu prinsip utama penyuluhan modern diharapkan mencakup empat aspek
yaitu:
a. Saran dan informasi. Saran teknis dan informasi mengenai berbagai aktivitas
mendukung usahatani seperti harga pasar dan sumber permodalan sangat
bermanfaat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
b. Keterampilan dan ilmu. Petani membutuhkan ilmu dan keterampilan dalam
mengelola usahataninya agar dapat memberikan manfaat secara optimal dan
berkelanjutan.
c. Organisasi petani. Efektivitas dan produktivitas petani akan dapat ditingkatkan
apabila mereka memiliki saluran aspirasi dan wadah kerjasama melalui
organisasi yang baik. Penyuluh diharapkan mampu mendorong untuk
memperkuat organisasi petani.
d. Membangun kepercayaan diri. Berbagai ketertinggal dan keterkucilan sosial
mengakibatkan petani sering tidak memiliki rasa percaya diri. Tugas pokok
penyuluh adalah meyakinkan petani bahwa merek