bab i pendahuluan - agmasu.files.wordpress.com · dilaksanakan para siswa pun kasak kusuk untuk...
TRANSCRIPT
Syahrul AR-Power Of Two
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang Undang Pendidikan Nasional telah mengisyaratkan bahwa
tujuan pendidikan negara kita adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebagaimana yang sudah dimaklumi bersama bahwa mutu pendidikan
kita masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Sebagai guru tentunya kita belum puas menyaksikan keberadaan para peserta
didik, khususnya kemampuan dan prestasi belajar mereka dalam bidang sains
termasuk matematika. Rendahnya mutu dan prestasi belajar matematika para
siswa tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara internal maupun
secara eksternal.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar
matematika para siswa, diantaranya citra matematika yang kurang enak di mata
para siswa, seperti apa yang telah dikemukakan oleh Deking
(http://Deking.Wordpress.com) bahwa :
Ada tiga faktor yang menyebabkan citra matematika yang begitu buruk di
mata siswa, yaitu :
1. Faktor Matematika itu sendiri
2. Faktor guru
3. Faktor siswa itu sendiri
Syahrul AR-Power Of Two
2
Faktor lain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar
matematika adalah kurangnya motivasi, seperti yang dikemukakan oleh Yuti
(http://myscienceblogs.com) bahwa :
Ada beberapa alasan yang menyebabkan pelajar menghadapi kesulitan
dalam belajar matematika, yaitu :
1. Kurangnya interaksi yang lengkap dan tepat
2. Generalisasi
3. Aspek mental
4. Kurang latihan
5. Kurangnya pemahaman
6. Kurang motivasi
Secara umum hal ini dapat juga dirasakan di SMA Negeri 2 Medan,
dimana para siswa belajar kurang serius, menganggap enteng pelajaran yang
diberikan guru. Para siswa menganggap yang terpenting adalah nilai, masalah
belajar selalu dikesampingkan. Perubahan sikap demikian sudah merambah di
kalangan para siswa, mereka menunggu saat ujian diberikan guru. Ketika ujian
dilaksanakan para siswa pun kasak kusuk untuk mencari kunci jawaban,
mereka kurang percaya diri, di dalam kelas para siswa menyontek dan bertanya
ke pada teman.
Kesenjangan antara nilai yang diperoleh para peserta didik dengan
kemampuan (kompetensi) yang dimilikinya menunjukkan perbedaan yang
sangat menyolok. Hal ini terjadi bagi para siswa baru kelas X SMA Negeri 2
Medan, dimana nilai hasil ujian akhir nasional (nilai SKHUN SMP/MTs) mereka
cukup tinggi, sementara nilai kemampuan rata-rata setelah dilakukan ujian
sangat rendah. Peneliti telah melakukan uji coba terhadap 80 (delapan puluh)
orang siswa di kelas X-7 dan kelas X-8 SMA Negeri 2 Medan pada awal
Syahrul AR-Power Of Two
3
semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dimana peneliti sebagai guru
matematika di kelas tersebut.
Dalam hal ini peneliti melakukan ujian matematika terhadap siswa yang
naskahnya diambil dari ujian nasional matematika SMP/MTs tahun pelajaran
2008/2009. Hasil ujian kemudian dikoreksi, dianalisis, kemudian dibandingkan
dengan nilai matematika perolehan siswa berdasarkan SKHUN, seperti pada
tabel berikut ini :
Statistik Nilai matematika berdasarkan
SKHUN
Nilai matematika berdasarkan
uji coba
Selisih perbedaan
Nilai tertinggi 10 6,50 3,50
Nilai terendah 7,25 2,00 5,25
Rata-rata 8,70 3,75 4,95
Simpangan baku 6,78 12,36 5,58
Tabel 1.1 : Kesenjangan nilai matematika berdasarkan SKHUN dan Nilai uji coba
Dari kenyataan di atas menunjukkan kurangnya kemampuan
(kompetensi) matematika siswa yang disebabkan oleh faktor motivasi belajar
siswa, kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran dan sistem
pendidikan yang berlaku, termasuk lemahnya pengawasan dalam ujian
nasional. Namun yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana usaha
guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Langkah berikutnya yang
dilakukan peneliti adalah melakukan pembelajaran biasa terhadap siswa kelas
X, kemudian memberikan ujian (tes awal), setelah itu baru dilakukan tindakan
kelas dengan melakukan pembelajaran inovatif untuk meningkatkan mutu
(prestasi) belajar siswa.
Sejalan dengan itu dalam meningkatkan mutu pembelajaran tersebut
diperlukan pendidikan yang bersifat dinamis, demokratis dan keterbukaan yang
menuntut adanya kemampuan untuk berpikir logis, trampil dan memiliki budi
Syahrul AR-Power Of Two
4
pekerti. Bagaimana sebenarnya pelaksanaan proses pembelajaran di dalam
kelas dilakukan ?. Dalam hal ini diperlukan pengembangan kemampuan
berpikir kritis, berpikir kreatif serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan
berbagai persoalan . Oleh sebab itu siswa harus terlatih untuk bersifat aktif di
dalam kelas, bertindak secara kreatif serta memiliki kemampuan dalam
pemecahan masalah, dengan menggunakan berbagai strategi yang dapat
mendukung proses pembelajaran berjalan secara menyenangkan .
Menyikapi kegiatan pembelajaran di dalam kelas guru harus mampu
merangsang keterlibatan aktif dan kreatifitas siswa, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara dinamis dan menyenangkan. Untuk
merangsang aktifitas dan kreatifitas para siswa, guru dituntut untuk mengurangi
model dan strategi pembelajaran yang monoton. Guru harus menggantinya
dengan model dan strategi pembelajaran yang aktif (aktif learning) dengan
mengkombinasikan beberapa strategi pembelajaran yang dapat merangsang
aktifitas dan kreatifitas siswa di dalam kelas. .
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
penting di SMA. Karena mata pelajaran ini sangat berhubungan langsung
dengan kehidupan manusia sehari-hari.. Tanpa mengenal matematika maka
kita tidak akan dapat mengenal alam, teknologi tidak akan berkembang jika
tidak didukung oleh mata pelajaran matematika.
Sejalan dengan kondisi yang dikemukakan di atas kiranya perlu
dikembangkan model pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa melalui penerapan pengetahuan, melakukan pemecahan
masalah, bekerja sama secara demokratis dan saling tolong menolong baik
untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Metode yang tepat dan menjadi
Syahrul AR-Power Of Two
5
pilihan adalah model pembelajaran Power of Two yang menjadi penelitian
dalam tulisan ini.
Model pembelajaran Kekuatan berdua (Power of Two) menurut Mafatih
(2007) ”termasuk bagian dari belajar kooperatif, yaitu belajar dalam kelompok
kecil dengan membutuhkan kerjasama secara maksimal melalui kegiatan
pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota 2 (dua) orang di dalamnya
untuk mencapai kompetensi dasar”. Sementara itu model Pembelajaran
Kooperatif (Cooperatif learning) dikembangkan berdasarkan teori belajar
kognitif/konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada
hakikat sosio kultural dari pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) dilakukan dalam
rangka untuk meningkatkan aktifitas bersama sejumlah siswa dalam satu
kelompok selama pembelajaran berlangsung. Aktifitas pembelajaran kooperatif
menekankan pada kesadaran siswa untuk belajar berfikir, memecahkan
masalah sebagai aplikasi dari pengetahuan dan ketrampilan dan satu sama
lainnya saling berbagi pengetahuan, konsep, ketrampilan kepada siswa lain
yang membutuhkan. Dengan kata lain dalam pembelajaran kooperatif siswa
saling tolong menolong dan bekerja sama untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang sudah dimaklumi bersama bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit dan sangat ditakuti oleh pada siswa,
secara kenyataan mutu pembelajaran mata pelajaran ini pun perlu ditingkatkan.
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas adapun yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan
prestasi hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas X di SMA Negeri 2
Medan.
Syahrul AR-Power Of Two
6
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini hanya dibatasi
pada metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika yang dapat
meningkatkan hasil prsetasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Power of Two.
D. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran Power of Two dapat berjalan dengan lancar dan
membawa hasil yang baik ? .
2. Apakah dengan model Power of Two siswa dapat termotivasi dan
merasa senang dalam mengikuti pembelajaran matematika di dalam
kelas ?.
3. Apakah terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik bagi para
siswa di kelas X setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan
model Power of Two ?
4. Apakah prestasi belajar mata pelajaran matematika di kelas X akan
lebih meningkat setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Power of Two ?.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Ingin mengetahui kelancaran proses pembelajaran matematika yang
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Power of Two.
Syahrul AR-Power Of Two
7
2. Ingin mengetahui sejauh mana minat dan kemauan siswa dalam
belajar matematika dengan diterapkannya model pembelajaran
Power of Two
3. Peneliti ingin mengetahui tingkat perubahan tingkah laku yang terjadi
terhadap siswa dengan menerapkan model pembelajaran Power of
Two.
4. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar tingkat prestasi hasil
belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran model
Power of Two.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat terhadap materi
tertentu untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik.
2. Dengan penelitian tindakan kelas ini bagi peneliti dapat mengetahui
strategi atau model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta didik.
3. Dalam mengembangkan profesinya para guru agar dapat
meningkatkan inovasi mengajar dengan menerapkan berbagai
bentuk pendekatan / metode atau model pembelajaran yang
bervariasi.
4. Sebagai pendekatan yang lebih baik bagi siswa untuk lebih
memahami konsep matematika secara benar dan oprerasional.
5. Sebagai bahan kajian dan perbandingan bagi para peneliti lainnya
untuk mengembangkan model pembelajaran khususnya mata
pelajaran matematika di dalam kelas.
6. Bagi semua pihak bermanfaat untuk menambah perbendaharaan
karya tulis ilmiah guru sebagai bahan bacaan.
Syahrul AR-Power Of Two
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pemahaman tentang Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari bagi para
peserta didik di sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di dalam
kelas, di rumah, ataupun di tempat lain seperti di museum, perpustakaan,
rumah ibadah, di lapangan terbuka dan lain-lain. Hal-hal yang terkait dalam
belajar adalah adanya perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar serta
pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain. Hal ini diungkapkan
oleh Selameto (2003: 2) bahwa : ”Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Pembelajaran berasal dari kata ajar, kemudian dari kata ini muncullah
kata belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut sebagai hasil dari belajar
dan dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perilaku, sikap, kemampuan,
ketrampilan serta kebiasaan-kebiasaan lain dalam dirinya. Seorang ahli
psikologi pendidikan Mouly (1973) menyatakan bahwa : ”Belajar pada
hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku dengan adanya
pengalaman”. Sejalan dengan itu Sudjana (1989) mengutip pendapat Kirable
mengatakan bahwa ” belajar adalah perbaikan tingkah laku yang relatif
permanen dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman”.
Syahrul AR-Power Of Two
9
Pembelajaran merupakan proses intraksi antara peserta didik dengan
lingkungan belajar (termasuk guru). Hanya saja pembelajaran yang dilakukan
tanpa mengindahkan aktifitas siswa dengan pola lama masih juga banyak
terjadi. Situasi pembelajaran seperti ini tentu saja menciptakan suasana kelas
yang statis dan membosankan. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi akan
mematikan aktivitas dan kreativitas siswa. Model pembelajaran seperti ini
dikenal dengan ” banking concept learning”. Dalam hal ini siswa diberikan
berbagai pengetahuan dan informasi oleh guru begitu saja, kenudian siswa
dianggap sebagai objek penampung wawasan pengetahuan guru, yang
hasilnya akan dapat dilihat setelah proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Purwanto (1990), ”Belajar merupakan perubahan yang terjadi
melalui latihan dan pengalaman, dalam arti perubahan - perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap sebagai hasil
belajar, seperti perubahan perubahan yang terjadi pada seorang bayi. Untuk
dapat disebut belajar , maka perubahan itu harus relatif mantap, harus
merupakan akhir dari suatu priode yang cukup panjang. Berapa lama priode itu
berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya
merupakan akhir dari suatu priode yang mungkin berlangsung berhari hari,
berbulan bulan bahkan bertahun tahun. Berarti kita harus mengabaikan
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi,
ketajaman perhatian, atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya
berlangsung sementara. Tingkah laku yang mengakhiri perubahan karena
belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis
seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan ataupun sikap sehari- hari”.
Pengertian mengajar menurut Ibrahim dan Syaodih (2003) menyatakan ”
Mengajar dalam arti sempit diartikan sebagai proses penyampaian
pengetahuan kepada siswa. Dalam pengertian yang lebih luas , mengajar
mencakup segala kegiatan menciptakan situasi agar para siswa dapat belajar.
Syahrul AR-Power Of Two
10
Pengertian belajar cukup luas, mencakup upaya guru mendorong siswa agar
belajar, menata ruang atau tempat duduk siswa, mengelompokkan siswa,
menciptakan berbagai kegiatan kelompok, memberikan berbagai bentuk tugas
dan kegiatan siswa”.
Kegiatan pembelajaran sesungguhnya tidak terlepas dari kegiatan
belajar mengajar. Di satu sisi siswa melakukan kegiatan belajar karena guru
memberikan pelajarannya (mengajar), sebaliknya guru pun mengajar karena
anak didiknya memang mau belajar. Oleh karena itu keduanya tidak dapat
dipisahkan, satu sama lainnya harus saling berbarengan dan saling isi mengisi.
Pendekatan atau metode mengajar dari guru sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran.
B. Pembelajaran Matematika di SMA
Hendaknya dapat disadari bahwa belajar merupakan proses
pendewasaan diri, dengan belajar manusia akan dapat mengenal diri dan
lingkungannya. Belajar matematika merupakan suatu keharusan bagi manusia,
karena ilmu matematika merupakan ilmu yang sangat penting dan sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari
Dalam belajar matematika salah satu setrateginya adalah pembelajaran
aktif (active learning). Pembelajaran sistem ini sering dikenal dengan istilah
”Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)”, atau Student Active Learning (SAL).
Pengertian CBSA sendiri tidak mudah didefinisikan secara tegas. Sebab
bukanlah belajar itu sendiri merupakan wujud dari keaktifan siswa, walaupun
derajad keaktifan bisa saja tidak sama. Disamping banyak sekali keaktifan yang
tidak dapat diukur atau diamati, misalnya menggunakan khasanah
pengetahuannya untuk memecahkan beberapa masalah, memilih teorema,
rumus-rumus atau konsep-konsep untuk membuktikan suatu proposisi,
Syahrul AR-Power Of Two
11
melakukan assimilasi dan akomodasi dalam rangka memahami pelajaran dan
sebagainya. Pembelajaran aktif lebih banyak berupa keaktifan mental meskipun
dalam beberapa hal ada juga yang diwujudkan dengan keaktifan fisik.
Ada beberapa strategi pembelajaran matematika di SMA menganut
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh para guru matematika antara
lain sebagai berikut :
a. Beralihnya pendidikan matematika dari bentuk formal (teori dan latihan)
ke bentuk proses, penerapan dan pemecahan masalah.
b. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar
bersama (cooperatif learning).
c. Perubahan pardigma dari guru mengajar (teaching) kepada aktivitas
siswa belajar (learning).
d. Peralihan dari dasar positif (behaviorist) ke bentuk konstruktivisme atau
dari terkontruksinya pengetahuan , yaitu teori baru yang menyatakan
bahwa pengetahuan terbentuk di dalam pikiran sendiri oleh siswa
berdasarkan pada pengetahuan yang sudah dimiliki.
e. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge transmited) ke
bentuk interaktif, investigative, eksploratif, kegiatan terbuka , ketrampilan
proses dan pemecahan masalah.
f. Peralihan dari belajar menghafal (rote learning) ke belajar pemahaman
(learning of under standing).
g. Beralihnya bentuk evaluasi ke bentuk assesment, seperti misalnya
penilaian portofolio, jurnal, proyek, laporan siswa, penampilan
(performance) dan sebagainya.
Syahrul AR-Power Of Two
12
Ilmu matematika telah lama dipelajari orang, jadi dapat dikatakan
matematika merupakan ilmu kelasik. Oleh sebab itu mata pelajaran matematika
di SMA sangat penting untuk dipelajari, mengingat ilmu ini memuat berbagai
persoalan di alam semesta yang harus dipecahkan secara empirik. Rumus-
rumus dan teorema dalam matematika harus diaplikasikan di dalam kehidupan
sehari-hari. Namun secara kenyataan banyak kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran matematika di sekolah lanjutan antara lain kurangnya sarana
penunjang, kurangnya minat anak dalam pembelajaran matematika juga
sangat mempengaruhi.
Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarckis, abstrak,
memiliki bahasa simbul yang padat arti. Sehingga para ahli matematika dapat
mengembangkan sebuah sistem matematika . Mengingat adanya perbedaan
karekteristik itu, maka diperlukan adanya kemampuan khusus dari seorang
guru untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir secara
deduktif untuk dapat mengerti dunia matematika yang sebenarnya.
Menurut Karsono ”Dari dunia matematika yang merupakan sebuah
sistem yang deduktif telah mampu mengembangkan model-model yang
merupakan contoh dari sistem itu. Model-model matematika sebagai suatu
interpretasi dari sistem matematika ini kemudian ternyata dapat digunakan
untuk mengatasi persoalan-persoalan dunia nyata. Manfaat lain yang menonjol
adalah dengan matematika dapat membentuk pola pikir orang yang
mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistemetis, logis, kritis
dengan penuh kecermatan. Namun sayangnya pengembangan sistem atau
model matematika itu tidak selalu sejalan dengan perkembangan berpikir anak”.
Berangkat dari pandangan ini, maka seorang siswa akan dapat
memahami matematika hanya apabila siswa tersebut secara aktif
mengkontruksikan pengetahuan yang dimilikinya lewat pengalaman dengan
lingkungannya. Dalam pembelajaran aktif, siswa lebih berpartisipasi aktif
Syahrul AR-Power Of Two
13
sedemikian sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari
kegiatan guru dalam mengajar.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
Para pakar pendidikan saat ini telah mengembangkan berbagai model
pembelajaran dengan harapan akan dapat lebih meningkatkan mutu proses
dan hasil belajar. Model menurut kamus W.J.S. Poerwadarminta adalah salah
satu yang patut ditiru, sedanglan arti lain dari model adalah pola atau contoh.
Dengan demikian model pembelajaran adalah pola komprehensif yang patut
dicontoh, menyangkut bentuk utuh pembelajaran yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan pendekatan pembelajaran
adalah cara pandang terhadap pembelajaran dari sudut tertentu untuk
memudahkan pemahaman terhadap pembelajaran yang selanjutnya diikuti
dengan perlakuan pada pembelajaran tersebut. Sedangkan metode
pembelajaran adalah cara mengatur pembelajaran dalam lingkup mikro meliputi
cara penyajian atau tahap pelaksanaan pembelajaran.
Dalam mengembangkan metode atau model pembelajaran diperlukan
suatu strategi pembelajaran yang akurat. Menurut Tarmizi (2009) ”Strategi
belajar adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat
belajar mengolah pikiran sendiri”. Selanjutnya dinyatakan bahwa ”guru
diharapkan mengembangkan atau mencari alternatif yang digunakan untuk
membimbing strategi belajar siswa. Pada dasarnya tak ada strategi yang paling
ideal, masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.
Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi,
ketersediaan fasilitas dan kondisi siswa”
Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan salah satu
metode atau model pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan. Menurut
Tarigan, (1999) ”Pembelajaran kooperatif adalah merupakan strategi belajar
mengajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
Syahrul AR-Power Of Two
14
kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok dimana
setiap anggota saling bekerja sama dalam membantu untuk memahami suatu
bahan pembelajaran”. Model pembelajaran kooperatif membagi setiap siswa
dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda,
menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap topik/materi yang diajarkan. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang diajarkan,
tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok belajarnya,
dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan.
Berdasarkan Depdiknas (2006) dinyatakan bahawa tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah :
1. Belajar akademik
2. Penerimaan terhadap keragaman
3. Pengembangan keterampilan sosial
Selanjutnya dikemukakan pula terdapat beberapa prinsip dasar dalam
model pembelajaran kooperatif antara lain :
1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
sehidup dan sepenanggungan.
2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya.
3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
4. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
5. Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses pembelajaran
berlangsung.
7. Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang
dipelajari dalam kelompoknya.
Syahrul AR-Power Of Two
15
Menurut Tarigan (1999), keuntungan dari pembelajaran kooperatif
adalah :
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk bersama-
sama berhasil.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompoknya.
4. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan
intelektual yang non konservatif menjadi konservatif.
5. Para siswa akan diminta untuk mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang akan ditangani didalam kelompoknya.
Abdurrahman, (1999) mengemukakan terdapat 4 (empat) unsur dalam
pembelajaran kooperatif , yaitu :
1. Saling ketergantungan positif
2. Interaksi tatap muka
3. Akuntabilitas (peranan individual)
4. Keterampilan menjalin hubungan interpesonal
Ada beberapa prosedur yang dilakukan melalui model pembelajaran
kooperatif , yaitu dengan :
1. Memilih pendekatan
2. Memilih materi yang sesuai
3. Membentuk kelompok siswa
4. Mengembangkan materi dan tujuan
5. Mengenalkan tugas dan peran siswa
6. Merencanakan waktu dan tempat
Selanjutnya Ibrahim, (2000) mengemukakan langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu :
Syahrul AR-Power Of Two
16
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan
semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demokrasi atau dengan bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas.
5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing kelompok mem- presentasikan hasil
kerjanya.
6. Memberikan penghargaan atau reward. Guru mencari cara untuk
memberikan penghargaan hasil belajar baik secara individu ataupun
kelompok.
Beberapa pandangan para pakar pendidikan dalam pembelajaran
kooperatif, yaitu Dewey (1916) dan Arends (1917) memiliki pandangan bahwa :
a. Guru harus menciptakan suatu sistem sosial dalam lingkungan
belajarnya yang dicirikan dengan prosedur demokrasi.
b. Guru bertanggung jawab untuk memotivasi siswa untuk bekerja secara
kooperatif dan untuk memikirkan masalah sosial penting yang muncul
pada hari itu.
c. Siswa selain memecahkan masalah di dalam kelompoknya mereka juga
belajar prinsip demokrasi melalui interaksi satu sama lainnya.
D. Pembelajaran Model Power of Two
Model pembelajaran Power of Two atau kekuatan berdua termasuk
model pembelajaran yang dibangun dengan sistem pembelajaran bersama
(kolaborasi) dengan kekuatan dua orang . Namun demikian sebagai aplikasinya
Syahrul AR-Power Of Two
17
model ini dapat terjadi secara berantai atau multi level. Menurut Moqowin
(2007) “Strategi belajar kekuatan berdua (Power of Two) adalah kegiatan
dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dengan mendorong
munculnya keuntungan dari strategi ini, sebab dua orang tentu lebih baik dari
satu orang”.
Namun demikian sebagai aplikasinya model ini dapat terjadi secara
berantai atau multi level. Power Two artinya kekuatan dua-dua atau 2n (dua
pangkat n). Model ini dibangun dari diri sendiri satu orang = 20. Kemudian
berkolaborasi dengan teman satu meja atau 21 = 2 orang, dari pasangan satu
meja berkolaborasi dengan pasangan satu meja yang lain sehingga menjadi 4
orang atau 22. Kelompok empat orang ini kemudian bergabung dengan
kelompok empat lainnya sehingga jumlahnya menjadi 8 (delapan) orang = 23,
begitu seterusnya.
Menurut Syahrul (2008,14) “Pola yang dibangun dari sistem ini dapat
ditunjukkan seperti pada tabel berikut :”
No n Pola Jumlah Kelompok
1 0 20 1 Satu
2 1 21 2 Dua
3 2 22 4 Empat
4 3 23 8 Delapan
5 4 24 16 Enambelas
6 5 25 32 Tigapuluh dua
7 6 26 64 Enampuluh empat
dst 2n Dua pangkat n
Tabel 2.1 : Pola model Power Two
Syahrul AR-Power Of Two
18
Selanjutnya Tarmizi (2009) mengemukakan, prosedur atau strategi
pembelajaran model ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan
refleksi dan pikiran. Sebagai contoh pertanyaannya Mengapa bangun kubus
membentuk segi empat ?. Bagaimana cara menentukan luas segitiga ?
Mengapa disebut segitiga sama kaki ?.
2. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
3. Setelah semua melengkapi jawaban, guru membentuk siswa ke dalam
pasangan dan meminta mereka untuk membagi (sharing) jawabannya
dengan yang dibuat teman lainnya.
4. Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-
masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-masing individu.
5. Ketika semua pasangan selesai menuliskan jawaban baru, guru
membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan
lainnya.
Menurut Sanaky (2006), penerapan strategi belajar kekuatan berdua
(Power of Two) dengan langkah-langkah prosedur yang dilakukan guru, seperti
berikut ini :
1. Langkah pertama, membuat problem. Dalam proses pembelajaran guru
memberikan satu atau beberapa pertanyaan (soal) kepada peserta didik
yang membutuhkan refleksi dalam menentukan jawaban.
2. Langkah kedua, guru meminta peserta didik merenung dan menjawab
pertanyaan tersebut secara sendiri-sendiri.
3. Langkah ketiga, guru membagi peserta didik berpasang-pasangan,
dimana pasangan kelompok ditentukan menurut daftar absensi atau
diacak. Dalam proses pembelajaran ini setelah semua peserta didik
melengkapi jawaban, masing-masing pasangan melakukan berbagi
(sharing) jawaban dengan pasangan lainnya.
4. Langkah keempat, guru meminta pasangan untuk berdiskusi mencari
jawaban baru. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru meminta siswa
untuk membuat jawaban dan memberikan respon masing-masing
individu.
Syahrul AR-Power Of Two
19
5. Langkah kelima, guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan hasil
sharingnya . Dalam proses ini siswa diajak untuk mendiskusikan hasil
jawaban masing-masing secara klasikal (keseluruhan). Setelah dibuat
perbandingannya guru menyimpulkan jawaban dari materi tersebut.
Dengan menggunakan model pembelajaran Power of Two guru telah
menggunakan pendekatan belajar dengan sistem PAKIEM (Pembelajaran
secara Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan). Karena dengan pola
ini siswa diberikan keleluasaan beraktivitas secara aktif dan kreatif dalam
pembelajaran. Sebagaimana yang dimaklumi pada kenyataannya masih
banyak guru matematika yang mengajar dengan pola konvensional. Pada
hakekatnya pembelajaran menurut Syahrul (2006 : 13) menyatakan ” Proses
pembelajaran pada prinsifnya merupakan proses mengembangkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Namun demikian dalam implementasinya masih banyak kegiatan
pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik
tersebut. Hal ini disebabkan oleh model dan sistem pembelajaran yang lebih
menekankan pada penguasaan kemampuan intelektual (kognitif) saja, serta
proses pembelajaran terpusat pada guru (teacher centre learning) di dalam
kelas. Sehingga keberadaan peserta didik di dalam kelas hanya menunggu
uraian guru kemudian mencatat dan menghafalkannya”.
E. Hipotesis Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian perlu dibuat suatu hipotesis sebagai
dugaan atau asumsi dari penelirtian ini. Apakah hipotesis ini benar akan
disesuaikan dengan hasil dan pembahasan dalam bab IV penelitian ini. Adapun
hipotesis penelitian yang dinyatakan dalam penelitian ini adalah ” Melalui
penerapan Pembelajaran model Power of Two aktivitas belajar matematika
siswa SMA kelas X dapat berkembang dan mempunyai prestasi hasil belajar
yang meningkat”.
Syahrul AR-Power Of Two
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian Tindakan Kelas
(Class Room Action Reseach). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negri 2
Medan, Jalan Karang Sari Nomor 435 Kecamatan Medan Polonia Kota Medan
Propinsi Sumatera Utara. Yang menjadi objek penelitian tindakan kelas dalam
penelitian ini terpilih kelas X-8 dengan jumlah siswa keseluruhan 40 orang yang
terdiri dari siswa laki-laki 19 orang dan siswa perempuan 21 orang. Waktu
penelitian dilaksanakan selama lebih kurang 1 (satu) bulan atau 10 kali
pertemuan di semester I tahun pelajaran 2009/2010, yaitu dari tanggal 23 Juli
sampai 25 Agustus 2009 .
B. Faktor Yang Diselidiki
Ada beberapa faktor yang harus diselidiki dan menjadi perhatian dalam
penelitian ini
1. Faktor Siswa :
Faktor yang diselidiki dari siswa dalam penelitian ini adalah sejauh
mana minat dan kemauan siswa dalam belajar matematika.
Bagaimana prestasi belajarnya, kehadiran, keaktifan dalam
memecahkan berbagai persoalan, aktifitas dan kreatifitas siswa
dalam kelompok belajar.
Syahrul AR-Power Of Two
21
2. Faktor Guru :
Faktor yang menjadi perhatian dalam hal ini sejauh mana guru
mampu memberikan suatu bentuk pembelajaran yang menarik
kepada siswa sehingga timbul minat dan gairah siswa untuk lebih
giat dan aktif dalam pembelajaran matematika.
3. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan yang diselidiki bagaimana sebenarnya kultur
atau kebiasaan yang dilakukan disekolah, bagaimana keadaan
sekolah. Apakah semua unsur terlibat di dalam aktifitas
pembelajaran dan saling mendukung.
C. Prosedur Kerja
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan ini terdiri dari 2 (dua)
siklus, yaitu dua kegiatan perputaran waktu yang merupakan rangkain kegiatan
yang saling berkaitan. Setelah kegiatan pada siklus I berlangsung diikuti oleh
kegiatan pada siklus II, dimana tindakan yang dilakukan pada siklus II
merupakan refleksi (cerminan) dari kegiatan pada siklus II.
Kegiatan pada siklus I dilaksanakan selama 2 minggu atau 5 kali
pertemuan, sedangkan pada siklus II juga dilaksanakan selama 2 minggu
dengan 5 kali pertemuan.
Kegiatan Siklus I :
Tahap Kegiatan Sasaran
Permasalahan
I
Menemukan masalah penelitian
yang ada di lapangan. Pada tahap
ini dilakukan dengan wawancara
dengan guru maupun tes penelitian
Alternatif 1. Membuat Rencana Pelaksanaan 1. Agar pembelajaran
Syahrul AR-Power Of Two
22
permasalahan
I (Rencana
Tindakan I)
Pembelajaran yang berisi langkah
langkah pembelajaran model power
of two.
2. Mempersiapkan sarana
pendukung pembelajaran dalam
pelaksanaan tindakan berupa
media, hand out, buku, kartu soal,
dll.
3. Mempersiapkan instrumen
penilaian berupa lembar observasi,
tes hasil belajar siswa berupa soal
uraian dan angket motivasi belajar.
berlangsung secara
terarah.
2. Untuk melihat
bagaimana kondisi
pembelajaran
berlangsung di dalam
kelas.
Pelaksanaan
Tindakan I
1. Pemberian angket motivasi
belajar siswa.
2. Melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan
pembelajaran model power of two
sesuai dengan rencana
pembelajaran yang ada.
3. Selama pelaksanaan tindakan
diadakan observasi terhadap siswa
yang dilakukan oleh observer (guru
matematika Lin Rismawati, M.Si).
4. Setelah pembelajaran dilakukan
pada siklus I diberikan tes hasil
belajar terhadap siswa
1. Untuk mengetahui
sejauh mana motivasi
belajar siswa.
2. Untuk melihat kondisi
belajar sesungguhnya
apakah sudah terlaksana
dengan baik.
3. Untuk mengetahui
hasil yang dicapai oleh
siswa setelah proses
pembelajaran
berlangsung.
Refleksi I Peneliti menganalisis, menyajikan
hasil data dan menginterpretasikan
data hasil observasi, pemberian
angket terhadap siswa, maupun
hasil tes yang dilakukan serta
menjelaskan semua informasi yang
Untuk memperoleh
kesimpulan apakah
kegiatan yang dilakukan
telah meningkatkan hasil
belajar dan memberikan
motivasi terhadap siswa
Syahrul AR-Power Of Two
23
diperoleh dari proses pembelajaran. dalam melakukan pem
belajaran matematika.
Kegiatan Siklus II :
Tahap Kegiatan Sasaran
Permasalahan
II
Data hasil refleksi pada siklus I
diidentifikasi dan dilakukan
perencanaan tindakan selanjutnya
Untuk mengetahui
kendala yang masih
dialami siswa.
Alternatif
Pemecahan II
(Rencana
tindakan II)
1. membuat RPP (skenario) yang
berisi langkah-langkah kegiatan
dalam pembelajaran secara
kooperatif (power of two).
2. mempersiapkan sarana
pendukung pembelajaran yang
sesuai untuk tindakan pada siklus II
setelah hasil refleksi diperoleh
3. Mempersiapkan instrumen
penelitian berupa lembar observasi
untuk mengamati kegiatan
pembelajaran, angket dan tes hasil
belajar siswa.
1. Melakukan perbaikan
pembelajaran sebagai
tindak lanjut dari siklus I
2. untuk melihat
bagaimana kondisi
belajar siswa yang
sesungguhnya.
Pelaksanaan
Tindakan II
1. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan model POWER OF
TWO sesuai dengan RPP yang
dipersiapkan.
2. Selama tindakan berlangsung
kegiatan siswa diobservasi baik
oleh peneliti sendiri maupun oleh
observer (LIN RISMAWATI, M.SI).
3. Setelah pembelajaran dilakukan
terhadap siswa diberikan tes akhir
siklus II
1. Untuk mengetahui
hasil yang dicapai siswa
setelah proses
pembelajaran
berlangsung
2. untuk mengetahui
motivasi akhir siswa.
Syahrul AR-Power Of Two
24
4. Pemberian angket motivasi
belajar siswa (motivasi akhir).
Observasi II Observer dilakukan oleh guru
matematika (Lin Rismawati M.Si),
yaitu mengamati kegiatan
pembelajaran sebagai tindakan
pada siklus II
Untuk melihat kondisi
belajar siswa apakah
sudah berlangsung
pembelajaran sesuai
dengan rencana yang
dipersiapkan.
Refleksi II Peneliti kembali menganalisis ,
menyajikan hasil data dan
menginterpretasikan data hasil, baik
dari hasil tes belajar, hasil
observasi, angket motivasi yang
diperoleh pada pembelajaran pada
siklus II
Untuk memperoleh
kesimpulan apakah
kegiatan yang dilakukan
telah dapat
meningkatkan hasil
belajar, perubahan
tingkah laku maupun
minat belajar siswa.
Menurut Surasimi Arikunto (2007), menyatakan secara garis besar
terdapat empat tahapan yang dilalui dalam PTK, yaitu : (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Berdasarkan tahapan ini
Kegiatan pada siklus pertama dilaksanakan selama 2 minggu atau 5 kali
pertemuan, demikian pula pada siklus dua dilaksanakan selama 2 minggu
dengan 5 kali pertemuan
Kegiatan Siklus I :
1. Perencanaan Tindakan.
a. Kegiatan pada siklus I rencana kegiatan tindakan dilaksanakan dengan
terlebih dahulu merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar menjadi
indikator di dalam silabus matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Syahrul AR-Power Of Two
25
Pendidikan (KTSP) di kelas X pada semester I (ganjil) yang disusun oleh
MGMP Matematika SMA Negeri 2 Medan.
b. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi pembelajaran
pada kelas X semester I dengan model pembelajaran Kooperatif, yang meliputi
- Tujuan dari pembelajaran
- Diskripsi materi pembelajaran
- Metode atau model pembelajaran.
- Strategi dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
- Menentukan sumber dan media pembelajaran.
- Menyusun penilaian.
RPP Matematika kelas X pada semester I dapat dilihat dalam lampiran
penelitian ini.
c. Mengembangkan alat bantu dan media pembelajaran yang sesuai dengan
model pembelajaran Kooperatif (Cooperatif learning) menurut pola sistem
berantai (Power of Two)..
d. Membuat pedoman observasi melalui pengamatan terhadap kegiatan siswa
di dalam kelas.
e. Membuat alat evaluasi untuk menilai siswa (Instrumen soal ujian terlampir).
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan meliputi :
a. Mengidentifikasikan keadaan siswa berupa minat dan kesiapannya dalam
pembelajaran dengan terlebih dahulu melakukan tes awal sebelum kegiatan
dilaksanakan.
b. Membahas materi pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Power
of Two, dengan cara :
Syahrul AR-Power Of Two
26
- Menentukan konsep yang akan diajarkan
- Menciptakan bentuk kelompok diskusi
- Menentukan arah berpikir siswa
c. Memberikan tugas masing-masing kelompok sesuai dengan bahan/ materi
yang diberikan. Kemudian siswa melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat
kelompok yang telah ditetapkan.
d. Pada setiap keadaan guru sebagai peneliti dan pengamat sekaligus
melakukan observasi terhadap kegiatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dan
dibantu oleh observer guru matematika lainnya..
f. Setelah melaksanakan aktifitas pembelajaran kepada siswa dilakukan tes
akhir (siklus I) untuk mengetahui tingkat prestasi yang dimiliki setelah dilakukan
tindakan kelas dengan model pembelajaran Power of Two.
3. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung di kelas X-8 dilakukan
pengamatan baik oleh peneliti sendiri yang bertindak sekaligus sebagai
observer, maupun guru matematika lainnya sebagai pengamat (observer).
Siswa diamati sikap dan tingkah lakunya dalam proses pembelajaran, apakah
proses pembelajaran berlangsung lancar (kondusif), siswa bergairah dalam
mengikuti pembelajaran, guru melaksanakan tindakan kelas sesuai dengan
rencana yang sudah dipersiapkan. Dalam pengamatan ini observer diberikan
lembar pengamatan sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan dalam penelitian
ini
Syahrul AR-Power Of Two
27
4. Refleksi
Refleksi dari penelitian tindakan kelas pada siklus ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kerjasama kelompok dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam mata pelajaran
matematika. Dari data-data yang diperoleh sebagai hasil observasi
dikumpulkan dan dianalisa, sehingga dapat disimpulkan langkah-langkah yang
akan diambil dalam siklus beruikutnya.
Kegiatan pada Siklus II :
Kegiatan yang dilakukan pada siklus ke II tidak jauh berbeda dengan
kegiatan pada siklus I, dimana dilakukan perbaikan dan penambahan kegiatan
yang dirasa perlu setelah mengevaluasi kegiatan pada siklus I.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dirumuskan tindakan yang akan
dilaksankan pada siklus II.
2. Melakukan pelaksanaan tindakan kelas
3. Melakukan analisa dari hasil kegiatan.
4. Refleksi terhadap kegiatan.
5. Pada akhir kegiatan dilaksanakan juga tes akhir (siklus II).
Hasil refleksi pada siklus I memperluas model pembelajaran power of two
pada siklus ke II yaitu dengan mengembangkan kekuatan dua menjadi empat,
kemudian menjadi delapan, menjadi enambelas dan seterusnya, seperti
langkah-langkah berikut : Membagi kelompok siswa, dimulai dengan kelompok
individu (1 orang), kemudian siswa bergabung dengan teman satu meja
(kelompok 2 orang), Kelompok satu meja bergabung dengan kelompok satu
meja dibelakangnya (menjadi kelompok yang terdiri dari 4 orang), kelompok ini
Syahrul AR-Power Of Two
28
kemudian bergabung dengan kelompok lainnya sehingga menjadi kelompok
lebih besar yang terdiri dari 8 orang. Kelompok 8 orang inipun kemudian
bergabung menjadi kelompok yang lebih besar lagi yang anggotanya terdiri dari
16 orang. Sehingga menjadi kelompok paripurna yang anggotanya semua
siswa di kelas tersebut.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam
pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan. Ada beberapa teknik yang
dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu berupa tes awal
pada awal kegiatan penelitian, tes akhir dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali
yaitu setelah selesai kegiatan pada siklus I dan akhir kegiatan pada siklus II.
Melakukan observasi melalui lembar pengamatan pada setiap kegiatan, dan
berupa tanggapan dari siswa terhadap kegiatan atau metode yang dilakukan
dalam pembelajaran.
Pemberian tes terhadap siswa dimaksudkan untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum dan setelah tindakan dilaksanakan. Selama proses
belajar berlangsung siswa diamati dengan mengisi lembar pengamatan
(observasi), sejauh mana aktifitas dan kreatifitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Demikian pula khusus tentang kehadiran siswa, dilakukan
absesnsi setiap kegiatan, sehingga dapat diketahui prosentasi kehadiran pada
setiap siklus. Sedangkan data tentang tanggapan siswa terhadap
model/metode pembelajaran diperoleh melalui angket yang diberikan terhadap
siswa setelah kegiatan berlangsung.
Syahrul AR-Power Of Two
29
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis
kualitatif dan kuantitatif,. Dimana analisis kuantitatif seperti biasanya dilakukan
dengan menggunakan statistik deskriptif. Sementara untuk analisis kualitatif,
data diperoleh dengan membuat data kategori (pengelompokan data
berdasarkan mastery level atau KKM). Hal ini sesuai dengan sistem penilaian
yang berlaku dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA.
Negeri 2 Medan pada mata pelajaran matematika di kelas X dengan batas
tuntas KKM = 70, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :
No Interval Nilai Kategori
1 0-35 Sangat Rendah
2 36-70 Rendah
3 70-79 Sedang
4 80-89 Tinggi
5 90-100 Sangat Tinggi
Tabel 3.2 : Katagori tingkatan nilai siswa mata pelajaran matematika di kelas X
Analisis data untuk tes awal dan tes akhir pada setiap siklus dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan soft ware program analisis butir
soal ”Excel”. Program ini dapat berfungsi untuk menganalisis perangkat soal
pilihan berganda dan soal uraian.
In put data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Isikan ke dalam format data pemeriksaaan siswa nama
sekolah, mata pelajaran yang diujikan, semester, tanggal ujian,
tanggal diperiksa, materi soal, jenis ujian, nama dan NIP
Syahrul AR-Power Of Two
30
pembuat soal, jumlah butir soal, skor tiap soal dan kunci
jawaban
b. Tulis nama siswa secara berurutan serta jawaban (option)
yang dipilih siswa dengan huruf kapital, bila ada jawaban yang
kosong tuliskan dengan huruf F,atau G, atau H dan
seterusnya.
c. Pada kolom yang disediakan jangan lupa tuliskan batas
kelulusan (matery Level) atau Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dari Kompetensi Dasar (KD)/Standar Kompetensi (SK)
atau mata pelajaran yang diujikan.
d. In put data selesai. Hasil (out put) yang diperoleh berupa hasil
data, proses data, analisis butir soal dan raport.
Dari analisis ini dapat diketahui antara lain rata-rata, simpangan baku,
nilai tertinggi, nilai terendah, nilai di atas rata-rata, nilai di bawah rata-rata,
jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas, soal yang valid, layak digunakan
atau pun tidak
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah karekteristik yang
ditunjukkan oleh suatu tindakan yang dapat membandingkan perubahan nilai
atau tingkah laku dari objek yang diteliti. Adapun yang menjadi indikator kinerja
sebagai keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya
perubahan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kenaikan hasil
belajar siswa secara rata-rata. Hal ini akan dapat dilihat setelah dilakukannya
tindakan kelas.
Syahrul AR-Power Of Two
31
Indikator kinerja dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila terjadi
peningkatan prestasi belajar dengan tindakan yang dilakukan pada setiap
siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil rata-rata tes awal dan tes akhir siklus I
maupun siklus II. Demikian pula perubahan tingkah laku dan aktivitas siswa
pada setiap siklus terjadi peningkatan yang berarti.
Syahrul AR-Power Of Two
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
A. Gambaran Hasil Penelitian
Gambaran hasil penelitian secara umum menunjukkan hasil yang sangat
menggembirakan. Setelah dilakukan tindakan kelas berupa penerapan model
Power of Two. Hasil belajar matematika dari siswa kelas X menunjukkan
peningkatan yang signifikan, demikian pula peningkatan perubahan keaktifan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar . Disamping itu pemahaman
siswa tentang belajar matematika khususnya dengan model pembelajaran
Power of Two semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan pendapat para siswa
tentang betapa pentingnya model Power of Two ini untuk dikembangkan dalam
pembelajaran matematika di SMA.
B. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
1. Analisis Deskriptif Hasil pada Tes Awal
Pada awal kegiatan, yaitu pada siklus I dilaksanakan tes awal yang
merupakan ulangan harian dari rangkain materi yang telah diajarkan. Sebagai
hasil analis deskriptif terhadap nilai yang diperoleh siswa (terlampir) dapat
disajikan di dalam tabel 4.1 berikut ini :
NO STATISTIK ANGKA STATISTIK 1 JUMLAH SISWA 40
2 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL 70
3 TUNTAS 1
4 BELUM TUNTAS 39
5 NILAI TERTINGGI 76
6 NILAI TERENDAH 28
7 RENTANG NILAI (JANGKAUAN) 49,00
8 RATA-RATA (MEAN) 48,50
9 SIMPANGAN BAKU 9,02 Tabel 4.1 : Statistik Hasil Belajar pada Tes awal
Syahrul AR-Power Of Two
33
Seperti yang terlihat dari tabel 4.1, menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika yang diperoleh siswa pada tes awal memiliki nilai rata-rata
(mean): 48,50 dan standar deviasi (simpangan baku) adalah 9,02. Siswa yang
tuntas hanya 1 orang, sedang yang belum tuntas ada sebanyak 39 orang dari
40 orang jumlah siswa yang ada. Nilai tertinggi perolehan siswa 76 dan nilai
terrendah 28, sedangkan Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata pelajaran
matematika di kelas X adalah 70
Dari data di atas bila nilai hasil belajar matematika di kelas X tersebut
dikelompokkan berdasarkan kategori (tingkatan), maka diperoleh distribusi nilai
seperti yang disajikan pada tabel 4.2 berikut ini :
RENTANG NILAI KATEGORI FREKUENSI (Orang)
PRESENTASE ( % )
0-35 36-69
Sangat Rendah Rendah
3 37
7,5 92,5
Tidak Tuntas 40 100
70-79 80-89
90-100
Sedang Tinggi Sangat Tinggi
1 0 0
2,5 0 0
Tuntas 1 2,5
Nilai Diatas Rata-Rata 21 52,5
Nilai Dibawah Rata-rata 19 47,5
TOTAL 40 100 Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi dan Presentaise Penguasaan siswa pada Tes Awal
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan belajar siswa
berada pada kategori rendah 48,50 dan dibawah nilai KKM. Dengan tingkat
ketuntasan 2,5 %, artinya siswa yang sudah tuntas belajar hanya 1 (satu)
orang saja , sedangkan yang belum tuntas adalah sebanyak 39 orang (97,5
%). Siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata ada sebanyak 15 orang (37,5 %)
dan nilai di bawah rata-rata sebanyak 25 orang (67,5 %).
Syahrul AR-Power Of Two
34
2. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir pada Siklus I :
Setelah selesai materi dengan 10 kali pertemuan (20 jam pelajaran)
dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan
tindakan pada siklus I. Sebagai hasil analisis deskriptif nilai perolehan siswa
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
NO STATISTIK ANGKA STATISTIK 1 JUMLAH SISWA 40
2 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL 70
3 TUNTAS 25
4 BELUM TUNTAS 15
5 NILAI TERTINGGI 88
6 NILAI TERENDAH 44
7 RENTANG NILAI (JANGKAUAN) 45,00
8 RATA-RATA (MEAN) 71,80
9 SIMPANGAN BAKU 10,79
Tabel 4.3 : Statistik Nilai Hasil belajar Siswa pada Siklus I
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa adalah 71,80
Nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 44 dengan rentang nilai 45, dan simpangan
bakunya adalah 10,79. Pada siklus I ini siswa yang sudah tuntas menjadi 25
orang. Dalam hal ini terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan kelas
sedangkan yang belum tuntas tinggal 15 orang saja. Bila nilai penguasaan
siswa seperti tabel 4.3 di atas dikelompokkan ke dalam kategori, maka
distribusi frekuensi nilai penguasaan siswa diperlihatkan pada tabel berikut ini
RENTANG NILAI KATEGORI FREKUENSI ( Orang)
PRESENTASE ( % )
0-35 36-69
Sangat Rendah Rendah
0 15
0 37,5
Tidak Tuntas 15 37,5
70-79 80-89
90-100
Sedang Tinggi Sangat Tinggi
12 13 0
30 32,5
0
Tuntas 25 62,5
Nilai Diatas Rata-Rata 25 62,5
Nilai Dibawah Rata-rata 15 37,5
TOTAL 40 100 Tabel. 4.4. Distribusi frekuensi dan prsentase penguasaan siswa pada silklus I
Syahrul AR-Power Of Two
35
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan siswa
pada siklus I berada pada kategori sedang (di atas nilai KKM). Setelah
dilakukan tindakan ternyata tidak ada lagi siswa yang berada pada kategori
sangat rendah, hanya 15 orang (37,5 %) siswa lagi yang berada pada kategori
rendah. Siswa yang tidak tuntas hanya 15 orang atau 37,5 % dan siswa yang
tuntas ada sebanyak 25 orang atau 62,5 % . Nilai di atas rata-rata 62,5% (25
orang) sedang nilai di bawah rata-rata 37,5% (15 orang).
3. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir pada Siklus II
Pada siklus II sebagai hasil refleksi tindakan kelas pada siklus I
diperoleh analisis deskriptif nilai hasil belajar siswa, seperti yang disajaikan
pada tabel 4.5 berikut ini :
NO STATISTIK ANGKA STATISTIK
1 JUMLAH SISWA 40
2 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL 70
3 TUNTAS 38
4 BELUM TUNTAS 2
5 NILAI TERTINGGI 100
6 NILAI TERENDAH 60
7 RENTANG NILAI (JANGKAUAN) 41,00
8 RATA-RATA (MEAN) 80,60
9 SIMPANGAN BAKU 8,18 Tabel 4.5 : Statistik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Dari tabel 4.5 sebagai hasil belajar siswa pada siklus II ini menujukkan
peningkatan yang signifikan dimana nilai rata-ratanya menjadi 80,60, ada 3
orang yang memperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60, rentang nilai
41,00 sehingga simpangan bakunya menjadi 8,18. Pada siklus II ini setelah
dilakukan tindakan sebagai hasil refleksi dari tindakan pada siklus I ternyata
siswa yang tuntas sudah mencapai 38 orang atau 95 % dan siswa yang tidak
tuntas tinggal 2 orang (5%) saja.
Syahrul AR-Power Of Two
36
Dari hasil belajar siswa seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.5 dapat
dikelompokkan menjadi kategorisasi sebagai distribusi frekuensi dan presentasi
nilai hasil belajar siswa pada siuklus II, seperti pada tabel 4.6 berikut ini :
RENTANG NILAI KATEGORI FREKUENSI ( Orang )
PRESENTASE ( % )
0-35 36-69
Sangat Rendah Rendah
0 2
0 5
Tidak Tuntas 2 5
70-79 80-89
90-100
Sedang Tinggi Sangat Tinggi
15 18 5
37,5 45
12,5
Tuntas 38 95
Nilai Diatas Rata-Rata 15 37,5
Nilai Dibawah Rata-rata 25 62,5
TOTAL 40 100 Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi dan Prsentase Nilai Penguasaan siswa pada Siklus II
Dari tabel 4.6: dapat dilihat bahwa tingkatan kategori hasil belajar siswa
pada siklus II menujukkan hasil yang cukup baik, dimana nilai rata- rata
penguasaan belajar siswa sudah mencapai kategori tinggi (tingkat penguasaan
80,60 %). Sedangkan siswa berada pada kategori sedang berjumlah 15 orang
(37,5 %) demikian pula pada kategori tinggi berjumlah 18 orang (45 %)
sedangkan kategori sangat tinggi ada sebanyak 5 orang atau 12,5 % ini
menunjukkan prestasi yang cukup baik. Nilai di atas rata-rata ada sebanyak 15
orang atau 37,5% sedang di bawah rata-rata ada 25 orang (62,5%).
Tingkat ketuntasan belajar siswa pada tes awal, tes akhir siklus I dan tes akhir
pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
NO KEGIATAN JUMLAH YANG
TUNTAS
PRESENTASE ( % )
JUMLAH TDK
TUNTAS
PRESENTASE ( % )
1 TES AWAL 1 2,5 39 97,5
2 TES AKHIR SIKLUS I
25 62,5 15 37,5
3 TES AKHIR SIKLUS II
38 95 2 5
Tabel 4,7 : Tingkat ketuntasan belajar siswa
Syahrul AR-Power Of Two
37
Tingkat ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.7 dapat juga diperlihatkan
dengan diagram batang seperti pada gambar berikut ini :
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
TES AWAL TES AKHIR SIKLUS I TES AKHIR SIKLUS II
JUMLAH TUNTAS
JUMLAH TDK TUNTAS
Gambar 1 : Diagram batang tingkat ketuntasan belajar siswa
Dari tabel 4.7 dan diagram batang pada gambar 1 menunjukkan tingkat
ketuntasan belajar siswa terjadi peningkatan. Hasil tes akhir siswa yang tuntas
hanya 1 orang, pada siklus I menjadi 25 orang dan pada siklus II siswa yang
tuntas menjadi 38 orang. Hal ini menunjukkan prestasi belajar siswa setelah
dilakukan tindakan kelas baik pada siklus I maupun siklus II terjadi peningkatan
yang sangat signifikan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan kelas khususnya penerapan model pembelajaran dengan
power of two dalam pelajaran matematika di kelas X telah terjadi peningkatan
yang signifikan. Dimana presentase nilai rata-rata penguasaan siswa dari
48,50 % (kategori kurang) meningkat menjadi 71,80 % (kategori sedang) pada
Syahrul AR-Power Of Two
38
siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 80,60 % (berada pada
kategori tinggi).
Sementara itu tingkat prestasi belajar siswa pada tes awal, tes akhir siklus I dan
tes akhir siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
NO STATISTIK TES AWAL TES AKHIR SIKLUS I
TES AKHIR SIKLUS II
1 Nilai rata-rata 48,50 71,80 80,60
2 Nilai tertinggi 76 88 100
3 Nilai Terendah 28 44 60
Tabel 4.8 : Tingkat prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II
Selanjutnya tingkat prestasi belajar siswa pada siklus I dan II sebagaimana
yang terdapat pada tabel 4.8 dapat juga ditunjukkan dengan grafik pada
gambar berikut ini :
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
TES AWAL TES AKHIR SIKLUS I TES AKHIR SIKLUS II
Nilai Rata-Rata
Nilai tertinggi
Nilai Terendah
Gambar 2 : Tingkat Prestasi Belajar Siswa
Syahrul AR-Power Of Two
39
Tabel 4.8 dan grafik pada gambar 2 menunjukkan gambaran prestasi siswa
yang meningkat. Nilai tertinggi yang diperoleh pada tes awal adalah 76, itupun
hanya 1 (satu) orang, nilai tertinggi pada tes akhir siklus I adalah 88 dan nilai
100 pada siklus II (ada sebanyak 3 orang). Demikian pula nilai terendah pada
tes awal adalah 28, pada tes akhir siklus I meningkat menjadi 44 dan pada
siklus II nilai terendah adalah 60.
C. Perubahan Keaktifan Siswa
Selama berlangsungnya penelitian yaitu pada siklus I dan siklus II, telah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan. Demikian pula
perubahan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. . Perubahan
ini telah dicatat melalui hasil observasi siswa selama berlangsungnya proses
belajar mengajar melalui lembar pengamatan. Adapun perubahan tersebut
pada siklus I dan II adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran
matematika. Pada awal pembelajaran siklus I masih banyak siswa yang
tidak hadir, setelah dilakukan tindakan kelas dengan menerapkan model
Power of Two ternyata siswa menjadi tertarik dan kehadirannya pun
menjadi meningkat.
2. Kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran pun semakin
meningkat, hal ini ditandai dengan keseriusan para siswa dalam
keaktifan memecahkan masalah (soal-soal) yang diberikan guru. Dengan
memberikan tanggung jawab kelompok kepada siswa, mereka lebih
bersungguh-sungguh belajar dan berkopentisi dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan.
Syahrul AR-Power Of Two
40
3. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan lisan juga semakin
meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang
memberikan jawaban benar, pada sikulus I siswa yang memberikan
jawaban benar hanya 13 orang tetapi pada siklus II meningkat menjadi
37 orang. Suatu hal yang sangat menggembirakan sejumlah siswa
secara berulang-ulang mengacungkan tangan untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Demikian pula keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas rumah
semankin meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi
siswa yang menyelesaikan tugas rumah tepat pada waktunya, dimana
pada siklus I tercatat sebanyak 86 kali meningkat menjadi 152 kali pada
siklus II.
5. Keaktifan siswa untuk tampil di depan kelas menyelesaikan soal di
papan tulis juga mengalami peningkatan. Para siswa mulai percaya diri
dan punya kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
Pada siklus I hanya beberapa orang saja yang sanggup dan mampu
menyelesaikan soal dengan baik (5 orang), tetapi pada siklus II ada
sebanyak 25 orang yang mampu menyelesaikan soal secara baik dan
cermat.
6. Perhatian siswa terhadap penggunaan buku pegangan (refrensi)
semakin meningkat. Pada siklus II para siswa banyak memiliki buku
bacaan sebagai penunjang proses belajar mengajar.
7. Perubahan yang juga menggembirakan juga dalam keterlibatan siswa
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan sesama teman dalam hal
Syahrul AR-Power Of Two
41
memecahkan masalah yang diberikan guru. Pada awal siklus II ini 90 %
siswa secara aktif memecahkan persoalan melalui kelompoknya.
D. Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Kelas
1. Kegiatan pada Siklus I :
Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan model Power of
Two peneliti melakukan tes awal mata pelajaran matematika, yang materinya
merupakan pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan belajar siswa sebelum
dilaksanakan tindakan. Disamping itu juga dilaksanakan wawancara terhadap
sejumlah siswa yang diambil secara random (acak) tentang pelajaran
matematika, cara mengajar guru serta masukan (saran) dari siswa tentang
kesenangan mereka dalam belajar.
Bebarapa hal yang perlu diungkap dalam proses tindakan kelas yang dilakukan
pada siklus I ini, yaitu:
1. Pada pertemuan I guru menjelaskan tentang Model Power of Two
terhadap siswa, serta kiat-kiat yang digunakan siswa dalam menerapkan
model pembelajaran tersebut.
2. Pada awal pertemuan para siswa belum terbiasa dengan model ini.
Karena para siswa sangat terbiasa dengan cara konvensional yaitu guru
menerangkan di depan kelas sementara siswa mendengar. Guru
memberikan contoh, siswa mencatat, guru memberikan soal sesuai
dengan contoh kemudian siswa menjawab soal-soal yang diberikan
guru, demikian seterusnya
Syahrul AR-Power Of Two
42
3. Para siswa banyak yang merasa ragu dan canggung dalam
mengemukakan pendapat dalam kerja kelompok yang diberikan..
Sebagai realisasinya guru memberikan pengertian dan memotivasi siswa
untuk berani mengemukakan pendapat dan jangan takut salah. Karena
satu kesalahan akan dapat diperbaiki dengan beberapa kebaikan pula.
Setelah tindakan dilakukan siswa mulai terbiasa dan kemudian tampil
untuk mengemukakan pendapatnya, dalam hal ini terbatas pada
beberapa siswa yang pintar saja.
4. Pada pertemuan ke tiga barulah siswa mulai terbiasa mengikuti model
Power of Two yaitu kelompok kecil kemudian membesar, sudah tidak
ada kecanggungan lagi, namun belum begitu biasa dalam kerja
bersama-sama. Disini guru memberikan beberapa strategi dan teknik,
serta motivasi kepada para siswa agar lebih giat dan teliti.
5. Memasuki pertemuan ke empat barulah pembelajaran menjadi terarah,
siswa sudah mampu memecahkan sendiri masalah-masalah yang ada,
bahkan siswa dapat membuat contoh-contoh soal sendiri kemudian
memecahkannya. Pada kesempatan ini para siswa sudah mempunyai
kepercayaan diri, ditandai semankin banyaknya siswa yang tampil untuk
meyelesaikan soal-soal yang diberikan.
6. Pada pertemuan ke lima dilaksanakan tes akhir kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran Power of
Two.
7. Nilai tes akhir pada siklus I ini cukup menggembirakan dengan nilai rata-
rata 71,80 berada pada kategori sedang di atas nilai Kriteria Ketuntasan
Syahrul AR-Power Of Two
43
Minimal (KKM) yang ditetapkan. Nilai di atas rata-rata adalah 62,5 % dan
nilai di bawah rata-rata 37,5 %.. Kalau pada tes awal hanya 1 (satu)
orang saja siswa yang tuntas (dari 40 orang siswa di kelas X-8) tetapi
pada siklus I siswa yang belajar tuntas ada sebanyak 25 orang atau 62,5
% dan yang belum tuntas sebanyak 15 orang atau 37,5 %.
2. Kegiatan pada Siklus II
.. Apa yang dilaksanakan pada siklus I tidak jauh berbeda dilakukan pada
kegiatan siklus II, namun dari evaluasi kegiatan pada siklus I dapat menjadi
perbaikan dan pemantapan teknik dan cara dalam pemecahan masalah pada
siklus II. Tindakan yang dilakukan pada siklus ke II ini memberikan keleluasaan
kepada siswa sendiri untuk belajar bersama secara bergotong royong. Tidak
harus lagi dibantu oleh guru, sehingga pada siklus ini siswa telah mandiri dalam
mengembangkan pembelajaran menurut mereka.
Hasil yang dicapai siswa dalam siklus II ini menujukkan peningkatan
secara signifikan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 71,80
berada pada kategori sedang meningkat menjadi 80,60 berada pada kategori
tinggi. Sementara itu tingkat ketuntasan siswa pada siklus II dari 40 orang siswa
tuntas 38 orang atau 95 % dibandingkan dengan siklus I dari 40 orang siswa
yang tuntas 25 orang (62,5 %), jadi masih ada 15 orang lagi (37,5 %) yang
belum tuntas.
Perubahan tingkah laku siswa dalam pembelajaran matematika pada
siklus II ini pun semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar Rata-rata kehadiran
siswa pada kegiatan di siklus I adalah 95,5 %, terjadi peningkatan pada siklus II
rata-rata kehadirannya menjadi 98,5 %. Demikian pula aktivitas lainnya seperti
Syahrul AR-Power Of Two
44
keaktifan dalam kerja kelompok, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-
tugas secara baik dan tepat waktu, serta perilaku dalam keberanian
mengemukakan pendapat.
E. Analisis Refleksi Siswa
Analisis refleksi siswa dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pendapat mereka tentang mata pelajaran matematika, metode dan cara yang
baik menurut mereka serta kebiasaan yang perlu diterapkan dalam
pembelajaran. Dari hasil observasi, baik berupa angket yang diberikan secara
langsung kepada siswa maupun hasil wawancara yang dilakukan dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pada umumnya siswa menyenangi belajar matematika apbila guru yang
mengajar pandai menyajikan pelajaran, dapat dimengerti oleh siswa dan
tidak terlalu kejam.
2. Ada beberapa siswa yang kurang menyenangi pelajaran matematika
karena bagi mereka pelajaran ini sulit dipahami dan dicerna, banyak teori
dan masalah yang sulit dipecahkan.
3. Beberapa siswa memang benar-benar menyenangi mata pelajaran ini
karena pelajaran ini sangat menantang dan menuntut siswa untuk lebih
teliti, bertindak aktif, berdisiplin dan mengikuti kaedah-kaedah yang
berlaku. Pada umumnya mereka adalah siswa yang aktif dalam
pembelajaran dan mempunyai kecerdasan yang lumayan.
4. Siswa sangat senang kepada guru yang pandai mengembangkan
metode mengajar, mampu membuat pembaharuan atau inovasi
Syahrul AR-Power Of Two
45
mengajar secara profesional. Tegasnya siswa senang kepada guru yang
mempunyai kemampuan (kompetensi) mengajar yang baik.
5. Para siswa akan bersikap aktif dan pro aktif dalam pembelajaran
matematika bila guru memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
memecahkan berbagai persoalan, tetapi harus dibarengi dengan konsep
yang terarah dari guru.
6. Model Pembelajaran Power of Two merupakan metode/model
pembelajaran yang sangat disenangi siswa karena model ini membuat
mereka dapat berkompetisi, lebih percaya diri, bersikap aktif, kreatif dan
menyenangkan.
7. Sebagai saran yang disampaikan siswa, hendaknya guru jangan terlalu
cepat memberikan penjelasan, menyampaikannya secara sistematis,
jangan melompat-lompat dan dalam memberikan contoh hendaklah dari
contoh yang mudah sampai kepada contoh yang agak sukar. Menurut
mereka guru yang baik apabila dapat bertanggung jawab dan
konsekwen dalam menjalankan tugas.
Syahrul AR-Power Of Two
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dirangkum dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan Model Power of Two merupakan
suatu cara yang baik dan perlu dikembangkan dalam pembelajaran
matematika di SMA.
2. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Power
Two menjadi meningkat. Sebelum dilaksanakan tindakan kelas nilai
rata-rata mata pelajaran matematika siswa di kelas X adalah 48,500
dengan simpangan baku 9,021. Setelah dilakukan tindakan pada siklus
I nilai hasil belajar siswa rata-ratanya menjadi 71,800 dan standar
deviasi 10,792. Demikian pula pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa
terjadi peningkatan, yaitu 80,600 berada pada kategori baik dengan
simpangan bakunya 8,180.
3. Sebelum dilakukan tindakan kategori rata-rata hasil belajar siswa
berada pada kategori rendah dengan tingkat ketuntasan 48,50 % (Dari
40 orang siswa hanya satu orang yang tuntas). Pada siklus I setelah
dilakukan tindakan hasil belajar siswa berada pada kategori sedang
dengan tingkat ketuntasan 71,80 % (25 orang yang tuntas dari 40
siswa). Pada siklus II setelah dilaksanakan tindakan lebih lanjut sebagai
hasil dari refleksi siklus I hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi
(nilai rata-rata 80,60) dengan presentase tingkat ketuntasan 95 %.
Syahrul AR-Power Of Two
47
4. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika setelah
dilakukan tindakan kelas baik pada siklus I dan siklus II semakin
meningkat. Hal ini ditandai dengan frekuensi kehadiran siswa
mengikuti pelajaran matematika semakin meningkat, pada siklus I rata-
rata kehadiran siswa 95,5 % dan pada siklus II menjadi 98,5 %.
Demikian pula dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas
dilakukan tepat waktu, semakin banyak siswa mengemukakan
pendapat dalam pemecahan masalah, terjadi peningkatan siswa yang
tampil dalam penyelesaian soal-soal, dan semakin banyak siswa yang
menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru.
B. Saran Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian ini, disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para guru dapat merubah paradigma mengajar dari pola
lama (konvensional) ke bentuk pembelajaran yang mengembangkan
berbagai bentuk metode atau model pembelajaran yang komprehensif
dan berhasil guna.
2. Model Pembelajaran Power of Two merupakan salah satu metode/model
inovatif yang sangat baik diterapkan dalam pembelajaran matematika di
SMA, untuk itu kepada rekan-rekan guru agar dapat menerapkan dan
mengembangkannya dalam pembelajaran di dalam kelas.
3. Kepada para peneliti lainnya, khususnya dalam bidang matematika agar
dapat meneliti lebih lanjut berbagai metode pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam belajar .
Syahrul AR-Power Of Two
48
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman,M, (1999), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Ahmadi. (2002). Transformasi Pendidikan Memasuki Milenium III. Kanisius;
Yogyakarta..
Daryanto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta; Jakarta.
Deking, (2007). Bagaimanakah Keadaan matematika Dalam kehidupan Kita
Sekarang ?, http://deking.woldpress.com
Depdiknas,(2006),.”Pedoman Pengembangan Model-Model Pembelajaran”,
PMPTK; Jakarta.
Ibrahim, M, (2000), Pembelajaran Cooperatif, Surabaya Press,UNS, Surabaya.
Ibrahim,R. & Syaodih, S. (2003). Perencanaan Pengajaran. Depdiknas &
Reneka Cipta; Jakarta.
Karsono (2007), Pendidikan Matematika I, Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Depdiknas: Jakarta.
Mafatih, Ahmad Bisyri Hadi, (2007). ”Makalah Strategi Belajar dengan Cara
Kooperatif”, http://Media-Diknas.go.id.
Muqowin, (2007). ”Strategi Pembelajaran”, http://Media-Diknas.go.id.
Mouly, George, J. (1973), Psychology for effective teaching, Newyork Holt
Rineehalt and Winston.
Purwadarminta,W.J.S,. ”Kamus Bahasa Indonesia”, Jakarta.
Purwanto,N. (1990). Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya; Bandung.
Syahrul AR-Power Of Two
49
Sanaky., (2006). “Metode dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi pada
Pemberdayaan Peserta Didik”. http://Sanaky.com.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sudjana,N (2002), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Suharsimi Arikunto., (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara; Jakarta
Syahrul,AR. (2006). Pakem Suatu Solusi dalam Pembelajaran Matematika di
SMA., SMAN.2 Medan; Medan.
Syahrul,AR., (2008). ”Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dengan Model
Pembelajaran Power Two di Kelas XII IPA SMA Negeri 2 Medan”., SMAN.2
Medan; Medan.
Tarigan R, (1999), Pembelajaran Kooperatif Type TGT, Balai Penerbit
UNIMED, Medan.
Tarmizi., (2009). ” Strategi Belajar Berdua The Power Of Two Dalam
Pembelajaran Matematika ” http://tarmizi,wordpress.com/2009/02/09/.
Yuti., (2007), Belajar Matematika, http://myscienceblogs.com .
Syahrul AR-Power Of Two
50
BIODATA PENELITI
No Data Identitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14
15
16
17
Nama NIP Lama/ Baru Jabatan Pangkat/Gol./Ruang Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Mata Pelajaran yang diajarkan Masa Kerja Guru Judul Karya Tulis Ilmiah Pendidikan terakhir Fakultas/Jurusan Status Perkawinan Sekolah : a. Nama Sekolah b. Jalan c. Kelurahan/Desa d. Kecamatan e. Kabupaten/Kota f. Telepon Sekolah Alamat Rumah : a. Jalan b. Kelurahan c. Kecamatan d. Kota f. Propinsi g. Telepon rumah h. Kontak Person/ HP Prestasi yang dicapai Lomba Keberhasilan Guru
Drs. Syahrul AR, SH, M.Si 131119922 /19560526 1982031 005 Guru Pembina Tingkat I Pembina Tk.I/ IV-B Medan, 26 Mei 1956 Laki-laki Islam Matematika 27 tahun 5 bulan Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Power of Two Di Kelas X SMA Negeri 2 Medan Megister Sain (S-2) SPS USU/ Matematika Kawin SMA Negeri 2 Medan Karang Sari No. 435 Medan Polonia Suka Damai (KP. 20157) Medan Polonia Medan (061) 7862140 Dwikora 3 No.14-E Harjosari Medan Harjosari II (KP.20147) Medan Amplas Medan Sumatera Utara (061) 7877842 06176713576 1. Guru Teladan Tk. Kota Medan 2. Guru Berprestasi3Tk.Kota Medan Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Guru Tk.Propinsi SUMUT (2006)
Medan, 22 Agustus 2009
Peneliti
Drs. Syahrul AR, SH, M.Si
Syahrul AR-Power Of Two
51
LAMPIRAN 2
PENGAMATAN TENTANG SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN Mat Pel : Matematika Kelas : X-8 Kegiatan : Siklus I Observer : Lin Rismawati, M.Si
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Adly Farizan
2 Aprilla Miranty
3 Akhmad Khadafi Lubis
4 Alfinaldo
5 Andri Febrian
6 Annisa Winda Nirwana
7 Apri Yuna Syahputra
8 Avilla Rafani Santri
9 Dewi Loriana Nasution
10 Aka Fariyah Dewi
11 Faisal Ersyad
12 Indah Aknia
13 Juanita Riska Naduma
14 Juwita Dwi Fani
15 Mardiana
16 Melsa Pratiwi
17 Mustaqsyidin Hidayat
18 M.Anugrah Rivaldi
19 M.Sultan Nadhar
20 M.Nur Iqbal
21 Muhammad Yunus
22 Obby Muliadi Putra
23 Putra Aesthetica
24 Putri Hanna Pertiwi
25 Rayanna yusa Alysa
26 Rio Martua
Syahrul AR-Power Of Two
52
27 Rumindri
28 Syahra Mutia Ulfa
29 Syaira Alizar
30 Septriana Zuliati
31 Suci Augustira
32 TesarWahyudi Tanjung
33 Titik Susanti
34 Tri Pramuadi
35 TR.M.Habib Arsyad
36 Vika Ariyanti
37 Wayuni
38 Widya Irfina Rizky
39 Wisnu Wibisona
40 Yudi Bayu Pratma
Medan, 28 Juli 2009
Observer :
Lin Rismawati, M.Si
CATATAN :
1=Kehadiran 2=.Kerjasama 3=Aktivitas 4=Tugas 5=Kelengkapan
6=Pendapat 7=Gagasan 8=Kreativitas
PENILAIAN :
A = Amat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Syahrul AR-Power Of Two
53
LAMPIRAN 3
PENGAMATAN TENTANG SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Matpel : Matematika Kelas : X-8 Kegiatan : Siklus I (Pertama) Orbserver/Peneliti : Drs.Syahrul AR,M.Si
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Adly Farizan B B B B C B B B
2 Aprilla Miranty C B C C C B C C
3 Akhmad Khadafi Lubis B B B B B B B B
4 Alfinaldo B B B B B B B B
5 Andri Febrian B B B B B B B C
6 Annisa Winda Nirwana C B B B B B C B
7 Apri Yuna Syahputra B B B B B B B B
8 Avilla Rafani Santri B B B B B B B C
9 Dewi Loriana Nasution B B B B B B B B
10 Aka Fariyah Dewi C C B B C B C C
11 Faisal Ersyad B B B B B B B B
12 Indah Aknia B C B B B B B B
13 Juanita Riska Naduma B B B B B B B C
14 Juwita Dwi Fani B B B B C B B B
15 Mardiana B B B B B B B B
16 Melsa Pratiwi B C B B B B B C
17 Mustaqsyidin Hidayat B B B B C B B C
18 M.Anugrah Rivaldi B B B B B B B B
19 M.Sultan Nadhar B B B B B B B C
20 M.Nur Iqbal B B B B B B B B
21 Muhammad Yunus B B B B B B B B
22 Obby Muliadi Putra C B B B B B B C
23 Putra Aesthetica B B B B C B B B
24 Putri Hanna Pertiwi B B B B C B B C
25 Rayanna yusa Alysa B B B B B B B C
Syahrul AR-Power Of Two
54
26 Rio Martua B B B B B B B C
27 Rumindri B B B B B B B B
28 Syahra Mutia Ulfa C B B B B B B C
29 Syaira Alizar B B B C B B B B
30 Septriana Zuliati B B B B B B B B
31 Suci Augustira B B B B B B B C
32 TesarWahyudi Tanjung B B B B B B B B
33 Titik Susanti B B B B B B C B
34 Tri Pramuadi B B B B B B B C
35 TR.M.Habib Arsyad C B B B B B C B
36 Vika Ariyanti B B B B B B B C
37 Wayuni B B B B B B B C
38 Widya Irfina Rizky C B B C B B B B
39 Wisnu Wibisono B B B B C B C B
40 Yudi Bayu Pratama B C B B C B B C
Medan, 4 Agustus 2009
Observer :
Drs.Syahrul AR, SH.M.Si
CATATAN :
1=Kehadiran 2=.Kerjasama 3=Aktivitas 4=Tugas 5=Kelengkapan
6=Pendapat 7=Gagasan 8=Kreativitas
PENILAIAN :
A = Amat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Syahrul AR-Power Of Two
55
LAMPIRAN 4
PENGAMATAN TENTANG SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN Matpel : Matematika Kelas : X-8 Kegiatan : Siklus II (DUA) Observer : Lin Rismawati, M.Si
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Adly Farizan
2 Aprilla Miranty
3 Akhmad Khadafi Lubis
4 Alfinaldo
5 Andri Febrian
6 Annisa Winda Nirwana
7 Apri Yuna Syahputra
8 Avilla Rafani Santri
9 Dewi Loriana Nasution
10 Aka Fariyah Dewi
11 Faisal Ersyad
12 Indah Aknia
13 Juanita Riska Naduma
14 Juwita Dwi Fani
15 Mardiana
16 Melsa Pratiwi
17 Mustaqsyidin Hidayat
18 M.Anugrah Rivaldi
19 M.Sultan Nadhar
20 M.Nur Iqbal
21 Muhammad Yunus
22 Obby Muliadi Putra
23 Putra Aesthetica
24 Putri Hanna Pertiwi
25 Rayanna yusa Alysa
Syahrul AR-Power Of Two
56
26 Rio Martua
27 Rumindri
28 Syahra Mutia Ulfa
29 Syaira Alizar
30 Septriana Zuliati
31 Suci Augustira
32 TesarWahyudi Tanjung
33 Titik Susanti
34 Tri Pramuadi
35 TR.M.Habib Arsyad
36 Vika Ariyanti
37 Wayuni
38 Widya Irfina Rizky
39 Wisnu Wibisono
40 Yudi Bayu Pratama
Medan, 13 Agustus 2009
Observer / Peneliti:
Lin Rismawati, M.Si
CATATAN :
1=Kehadiran 2=.Kerjasama 3=Aktivitas 4=Tugas 5=Kelengkapan
6=Pendapat 7=Gagasan 8=Kreativitas
PENILAIAN :
A = Amat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Syahrul AR-Power Of Two
57
LAMPIRAN 5
PENGAMATAN TENTANG SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN Matpel : Matematika Kelas : X-8 Kegiatan : Siklus II (dua) Observer/Peneliti : Drs.Syahrul AR, SH.M.Si
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Adly Farizan A B B B B B B C
2 Aprilla Miranty A B B B B B B C
3 Akhmad Khadafi Lubis B B B B B B B B
4 Alfinaldo C B C B B C B B
5 Andri Febrian B B B B B B B B
6 Annisa Winda Nirwana B B B B C B B B
7 Apri Yuna Syahputra A A B A B B A C
8 Avilla Rafani Santri A B B B B B B B
9 Dewi Loriana Nasution A B A B B B B B
10 Aka Fariyah Dewi B B B B C B B B
11 Faisal Ersyad B B B B B B B B
12 Indah Aknia B B B B C B B B
13 Juanita Riska Naduma A B A B A B B C
14 Juwita Dwi Fani B B B B B B B B
15 Mardiana A B B B B B B B
16 Melsa Pratiwi B B B B B B B B
17 Mustaqsyidin Hidayat B B B B B B B B
18 M.Anugrah Rivaldi C B B B B B B B
19 M.Sultan Nadhar B B B C B B B B
20 M.Nur Iqbal B B B B B B B C
21 Muhammad Yunus A B B B B B B B
22 Obby Muliadi Putra A B A B B B B A
23 Putra Aesthetica B B B C C B B B
24 Putri Hanna Pertiwi A A B B A B B B
25 Rayanna yusa Alysa A A B A B B A C
Syahrul AR-Power Of Two
58
26 Rio Martua B B B B B B B B
27 Rumindri B B B B B B B B
28 Syahra Mutia Ulfa A A B B A B B A
29 Syaira Alizar B B B B B B B B
30 Septriana Zuliati A B A B C A B B
31 Suci Augustira A A B A B A B A
32 TesarWahyudi Tanjung C B B B B B B B
33 Titik Susanti A B A B B B A C
34 Tri Pramuadi B B B B B B B B
35 TR.M.Habib Arsyad A B B B B B B B
36 Vika Ariyanti A B A A B A B B
37 Wayuni B B B B B B B B
38 Widya Irfina Rizky A A B A B A B C
39 Wisnu Wibisono B B B B B B B B
40 Yudi Bayu Pratama C B B B B B B C
Medan, 20 Agustus 2009
Observer/Peneliti :
Drs.Syahrul AR, SH, M.Si
CATATAN :
1=Kehadiran 2=.Kerjasama 3=Aktivitas 4=Tugas 5=Kelengkapan
6=Pendapat 7=Gagasan 8=Kreativitas
PENILAIAN :
A = Amat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Syahrul AR-Power Of Two
59
Lampiran 6 :
DAFTAR KEHADIRAN SISWA KELAS X-8 PADA SIKLUS I DAN II
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jlh %
1 Adly Farizan h h h h h h h h h h 9 100
2 Aprilla Miranty h h h h h h h h h h 9 100
3 Akhmad Khadafi Lubis th h h h h h th h h h 8 80
4 Alfinaldo h th h h h h h h h h 9 90
5 Andri Febrian th h h h h h h h h h 8 90
6 Annisa Winda Nirwana h h h h h h h h h h 10 100
7 Apri Yuna Syahputra h h h h h h h h h h 10 100
8 Avilla Rafani Santri h h h h h h h h h h 10 100
9 Dewi Loriana Nasution h h h h h h h h h h 10 100
10 Aka Fariyah Dewi h h h h h h h h h h 10 100
11 Faisal Ersyad th h h h h th h h h h 8 80
12 Indah Aknia h h h h h h h h h h 10 100
13 Juanita Riska Naduma h h h h h h h h h h 10 100
14 Juwita Dwi Fani h h h h h h h h h h 10 100
15 Mardiana h th h h h h h h h h 9 90
16 Melsa Pratiwi h h h h h h h h h h 9 100
17 Mustaqsyidin Hidayat h h h h h h h h h h 9 100
18 M.Anugrah Rivaldi h h h h h h h h h h 10 100
19 M.Sultan Nadhar h h h h h h h h h h 10 100
20 M.Nur Iqbal h h h h h h h h h h 10 100
21 Muhammad Yunus h h h h h h h h h h 10 100
22 Obby Muliadi Putra h h h h h h h h h h 10 100
23 Putra Aesthetica h h h h h h h h h h 10 100
24 Putri Hanna Pertiwi th h h h h h h h h h 9 90
25 Rayanna yusa Alysa h th h h h h h h h h 8 90
26 Rio Martua h h h h h h h h h h 10 100
27 Rumindri h h h h h h h h h h 10 100
28 Syahra Mutia Ulfa h h h h h h h h h h 10 100
29 Syaira Alizar h h h h h h h h h h 9 100
30 Septriana Zuliati h h h h h h h h h h 10 100
31 Suci Augustira h h h h h h h h h h 10 100
32 Tesar W Tanjung h h h h h h h h h h 10 100
33 Titik Susanti h h h h h th h h h h 9 90
34 Tri Pramuadi h h h h h h h h h h 10 100
35 TR.M.Habib Arsyad h h h h h h h h h h 10 100
36 Vika Ariyanti h th h h h h h h h h 9 90
37 Wayuni h h h h h h h h h h 10 100
38 Widya Irfina Rizky h h h h h h h h h h 10 100
39 Wisnu Wibisono h h h h th h h h h h 9 90
40 Yudi Bayu Pratama h h h h h h h h h h 10 100
Syahrul AR-Power Of Two
60
Lampiran 7 :
ANGKET TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP SISWA
No URAIAN YA TIDAK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Apakah belajar matematika menyenangkan bagi
Anda?
Apakah Anda sering mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru ?
Apakah Anda senang kepada guru yang pandai
mengembangkan metode mengajar?
Apakah Anda akan lebih giat belajar jika gurunya
tegas dan disiplin ?
Apakah guru sangat menentukan minat belajar
matematika bagi para siswa?
Apakah Anda akan rajin belajar jika gurunya pintar
dan berwibawa ?
Apakah belajar matematika akan lebih mudah jika
penyajiaanya dilakukan secara sistematis,
bertahap dari mudah sampai kepada yang sukar ?
Apakah senang dengan metode Power Of Two?
Apakah Anda senang terhadap guru yang
mempunyai metode mengajar yang baik ?
Apakah Anda senang terhadap model
pembelajaran lain selain dari Power of Two?
Apakah Anda mempunyai buku refrensi lebih dari 1
buah ?
Apakah Anda mempunyai buku catatan yang
lengkap ?
Apakah Anda sering mengerjakan soal yang
diberikan guru di papan tulis ?
Apakah Anda sering menjawab pertanyaan yang
diberikan guru ?
Apakah Anda merasa puas jika guru memberikan
Syahrul AR-Power Of Two
61
16
17
18
19
20
pujian terhadap prestasi Anda ?
Apakah Anda mampu menyelesaikan setiap soal
yang diberikan guru ?
Apakah metode mengajar guru akan mengubah
kebiasaan Anda dalam belajar ?
Apakah Anda selalu memperoleh nilai yang tinggi
?
Apakah Anda termasuk anak yang pintar ?
Apakah Anda akan tetap belajar seandainya guru
tidak dapat melaksanakan tugas di sekolah?
Catatan : Berikan cek lis (v) pada kolom yang tersedia.
Medan, Siswa Ybs, (___________________)
Syahrul AR-Power Of Two
62
Lampiran 8 :
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Program : X-8 Digunakan untuk : Kegiatan Siklus I Nama guru : Drs.Syahrul AR, M.Si
Petunjuk : Berilah tanda (v) pada kolom huruf 1 (kurang sekali) atau 2 (kurang) atau 3 (baik) atau 4 (baik sekali) menurut hasil pendapat dan pengamatan Anda !
NO KEGIATAN 1 2 3 4
I
1
2
3
Membuka Pelajaran :
Menarik perhatian
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi terhadap siswa
II
1
2
3
Mengelola waktu dan Strategi Pembelajaran :
Mempersiapkan materi pelajaran dengan rapi dan
baik
Menggunakan waktu pembelajaran secara
efektif/efisien
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran dalam urutan yang jelas
III
1
2
Mengaktifkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
:
Memotivasi seluruh siswa agar berperan dalam
diskusi
Mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan
tugas (LKS) yang diberikan pada kelompoknya
masing-masing
IV
1
2
3
4
Berkomunikasi dengan Siswa :
Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan singkat
Pemberian waktu berpikir bagi siswa
Memotivasi siswa untuk belajar
Memberikan respon atas pertanyaan siswa
V Aktifitas Siswa :
Syahrul AR-Power Of Two
63
1
2
3
4
5
Berpartisipasi dalam dalam kegiatan kelompok
Aktif berdiskusi delam kelompoknya
Bertanya kepada guru
Mendengarkan dan memperhatikan yg disampaikan
guru
Menjawab dan menyelesaikan pertanyaan yang
diberikan oleh guru
VI
1
2
3
Melaksanakan Evaluasi :
Memuji kelompok yang hasil kerjanya baik
Memotivasi kelompok yang kerjasaamanya kurang
Memberikan rangsangan kepada siswa untuk lebih
giat belajar secara bersunguh-sungguh.
VII
1
2
3
Merangkum Isi Pelajaran :
Merangkum isi pelajaran
Memberikan PR pada siswa
Menginformasikan materi berikutnya
Medan, 28 Juli 2009
Observer
(Lin Rismawati, S.Pd, M.Si)
Syahrul AR-Power Of Two
64
Lampiran 9 :
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Program : X-8 Digunakan untuk : Kegiatan Siklus II Nama guru : Drs.Syahrul AR, SH, M.Si
Petunjuk : Berilah tanda (v) pada kolom huruf 1 (kurang sekali) atau 2 (kurang) atau 3 (baik) atau 4 (baik sekali) menurut hasil pendapat dan pengamatan Anda !
NO KEGIATAN 1 2 3 4
I
1
2
3
Membuka Pelajaran :
Menarik perhatian
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Memberikan motivasi terhadap siswa
II
1
2
3
Mengelola waktu dan Strategi Pembelajaran :
Mempersiapkan materi pelajaran dengan rapi dan
baik
Menggunakan waktu pembelajaran secara
efektif/efisien
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran dalam urutan yang jelas
III
1
2
Mengaktifkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
:
Memotivasi seluruh siswa agar berperan dalam
diskusi
Mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan
tugas (LKS) yang diberikan pada kelompoknya
masing-masing
IV
1
2
3
4
Berkomunikasi dengan Siswa :
Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan singkat
Pemberian waktu berpikir bagi siswa
Memotivasi siswa untuk belajar
Memberikan respon atas pertanyaan siswa
V Aktifitas Siswa :
Syahrul AR-Power Of Two
65
1
2
3
4
5
Berpartisipasi dalam dalam kegiatan kelompok
Aktif berdiskusi delam kelompoknya
Bertanya kepada guru
Mendengarkan dan memperhatikan yg disampaikan
guru
Menjawab dan menyelesaikan pertanyaan yang
diberikan oleh guru
VI
1
2
3
Melaksanakan Evaluasi :
Memuji kelompok yang hasil kerjanya baik
Memotivasi kelompok yang kerjasaamanya kurang
Memberikan rangsangan kepada siswa untuk lebih
giat belajar secara bersunguh-sungguh.
VII
1
2
3
Merangkum Isi Pelajaran :
Merangkum isi pelajaran
Memberikan PR pada siswa
Menginformasikan materi berikutnya
Medan, 18 Agustus 2009
Observer
(Lin Rismawati, S.Pd, M.Si)
Syahrul AR-Power Of Two
66
Lampiran 10 :
FOTO DAN DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN DI KELAS X-8
SMA NEGERI 2 MEDAN
(1). Inilah SMA Negeri 2 Medan yang terletak di jalan Karangsari Nomor 435 Kecamatan
Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara
Saat berlangsung pembelajaran di kelas X-8 dengan menerapkan model Power
of Two, dimana setiap siswa diskusi berdua (kekuatan dua)---------(2)
Syahrul AR-Power Of Two
67
FOTO DAN DOKUMENTASI
Dibawah bimbingan guru Drs.Syahrul AR, M.Si siswa di kelas X-8 sedang asyik
membahas materi yang diberikan guru matematika--------- foto 3
Suasana yang cukup tenang dalam belajar matematika
Membuat para siswa lebih bergairah--------- foto 4
Syahrul AR-Power Of Two
68
FOTO DAN DOKUMENTASI
Ternyata model pembelajaran Power of Two membawa keasyikan juga Foto 5
Peneliti (Drs.Syahrul AR, SH, M.Si) sedang menyampaikan
materi pembelajaran melalui lap top---------Foto 9
Syahrul AR-Power Of Two
70
Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Ganjil Tahun Pelajaran : 2009/2010
Standar Kompetensi :
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan logaritma. Kompetensi Dasar :
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma Indikator :
- Mengubah bentuk akar ke bentuk pangkat dan sebaliknya - Menentukan operasi aljabar untuk bentuk akar - Merasionalkan bentuk akar - Menentukan syarat dalam penarikan akar
Alakosi Waktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melakukan perhitungan operasi bentuk akar B. Materi Ajar:
- Pengertian bentuk akar - Bentuk akar merupakan pangkat rasional - Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar - Perkalian bentuk akar - Pembagian bentuk akar - Menyederhanakan bentuk akar - Merasionalakan penyebut bentuk akar - Menentukan syarat dalam penarikan akar.
C. Metode Pembelajaran :
Pembelajaran Koperatif dengan Model Power of Two D. Langkah-Langkah Kegiatan : I. Pertemuan I : Kegiatan Pendahuluan : 10 menit
a. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran
dengan model power of two. Kegiatan Inti : 70 menit
c. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap.
Syahrul AR-Power Of Two
71
d. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 5 soal tentang akar bilangan
e. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
f. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
g. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
h. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
i. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
j. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar :
1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian :
Teknik : kuis dan tes
Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen :
1. Ubahlah bentuk akar berikut ke bentuk pangkat rasional’ 4 16 25 144 8 64 13 a 2ab
2. Manakah bentuk akar berikut yang tidak rasional 2 3 9 27 11 125 0,04 1/25 0,144
3. Sederhanakanlah 28 18 3 44 5 75 29 300 2 50 3 90 30 243 12 20 123 120
4. Sederhanakan bentuk akar berikut : a. 5 8 b. 12 28 c. -3 80 d. -15 88 e. -13 12 – 20 28
Syahrul AR-Power Of Two
72
2. Pertemuan II
Kegiatan Pendahuluan : 10 menit a. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran dengan
model power of two pada pertemuan kedua Kegiatan Inti : 70 menit
c. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap.
d. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 7 soal tentang operasi penjumlahan dan pengurangan serta perkalian bentuk akar
e. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
f. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
g. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan (presentasi di depan kelas).
h. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
i. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
j. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar :
1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian :
Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen : Jawablah soal-soal berikut ini : 1. Hitunglah 2 3 + 5 3 3 5 - 3 5 5 7 + 10 13 2. Sederhanakanlah : 2 a - a 3 b + 5 a 11 x - 12 y 3. Hitunglah : (2+ 3) + (5 3) (a- 5)+(a= 5) (10 x + 7)-a 5 4. Sedrhanakanlah : (2+ 7)(3- 7) + (3 5)(12+ 5)-(2+ 5)( 3+ 5) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Syahrul AR-Power Of Two
73
Iii. Pertemuan III :
Kegiatan Pendahuluan : 10 menit 1. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran sebagai lanjutan 2. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran dengan
model power of two. Kegiatan Inti : 70 menit
1. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap.
2. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 10 soal tentang penyederhanaan bentuk akar
3. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
4. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
5. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
6. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
7. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
8. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar : 1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian : Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian ------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. Pertemuan IV : Kegiatan Pendahuluan : 10 menit
a. Guru melanjutkan pertemuan dengan bimbingan b. Guru menjelaskan aturan yang akan digunakan dalam
memecahkan persoalan. Kegiatan Inti : 70 menit
c. Siswa tetap dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan nama yang diacak.
d. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 10 soal tentang perhitungan bentuk akar dengan mengkombinasikan soal di dalam buku paket
Syahrul AR-Power Of Two
74
e. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
f. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
g. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
h. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
i. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
j. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar : 1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian : Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen : Tes akhir siklus I (terlampir) Diketahui Oleh Medan, 23 Juli 2009
Kepala SMA Negeri 2 Medan Guru Matematika
Drs.Muhammad Daud, MM Drs. Syahrul AR, SH, M.Si Pembina NIP.19571217 197803 1 001
i
Syahrul AR-Power Of Two
75
Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Ganjil Tahun Pelajaran : 2009/2010
Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.2 Melakukan manipulasi alajabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar dan logaritma. Indikator :
- Menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma
- Membuktikan siafat-sifat sederhana tentang bentuk-bentuj pangkat, akar dan logaritma.
- Menentukan operasi aljabar tentang logaritma Alakosi Waktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melakukan manipulasi dalam pemecahan masalah logaritma B. Materi Ajar:
- Pengertian logaritma - Bentuk pangkat merupakan kebalikan dari logaritma - Menentukan nilai logaritma dengan alat bantu - Menyelesaikan soal-soal logaritma dengan menggunakan sifat-sifat logaritma yang ada - Mengubah nilai logaritma ke basis lain - Menggunakan logaritma untuk menghitung perkalian dan pembagian
C. Metode Pembelajaran :
Pembelajaran Koperatif dengan Model Power of Two (hasil refleksi Siklus I) D. Langkah-Langkah Kegiatan : I. Pertemuan I : Kegiatan Pendahuluan : 10 menit
a. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran, target yanga akan dicapai dalam pembelajaran
b. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran dengan model power of two dengahn refleksi.
Syahrul AR-Power Of Two
76
Kegiatan Inti : 70 menit c. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang
ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap. d. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan
siswa sebanyak 5 soal tentang Logaritma e. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang
diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
f. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
g. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
h. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
i. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
j. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa. E. Alat dan Sumber belajar : 1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian : Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen :
1. Ubahlah bentuk pangkat ke bentuk logaritma seperti yang ada dalam contoh dan petunjuk sebelumnya.
2. Gambarkan grafik fungsi logaritma berbasis 2 : y= 2Log x Tentukan paling sedikit nilai 10 nilai logaritma dari penelitian terhadap grafik tersebut !.
3. ’Tentukan nilai dari 2log8; 2log32; 3log27; 5log125 4log 64 2log 1/2 3log1/3 10log100 log0,001
4. Dengan menggunakan alat batu carilah nilai logaritma berikut : log12 log24 log23,1 log35,6 log49,12 log124 log245 log 4000 log876 log2345
Syahrul AR-Power Of Two
77
II. Pertemuan II :
Kegiatan Pendahuluan : 10 menit a. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran
dengan model power of two. Kegiatan Inti : 70 menit
c. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap.
d. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 10 soal tentang Menghitung nilai logaritma.
e. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
f. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
g. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
h. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
i. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
j. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar : 1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian : Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen : Tes akhir siklus Ii (terlampir) Iii. Pertemuan III :
Kegiatan Pendahuluan : 10 menit a. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran
dengan model power of two. Kegiatan Inti : 70 menit
a. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap.
Syahrul AR-Power Of Two
78
b. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 10 soal tentang mengubah logaritma ke bentuk logaritma dengan basis lain.
c. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
d. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
e. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
f. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
g. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
h. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar :
1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian :
Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen : Tes akhir siklus II (terlampir) IV. Pertemuan IV : Kegiatan Pendahuluan : 10 menit
1. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran 2. Guru menjelaskan tentang tata cara sistem pembelajaran
dengan model power of two. Kegiatan Inti : 70 menit
3. Siswa dibagi menjadi dua-dua (saling berpasangan) yang ditentukan berdasarkan absensi nomor ganjil dan genap.
4. Guru memberikan masalah / soal yang harus direfleksikan siswa sebanyak 15 soal tentang perhitungan manipulasi logaritma.
5. Siswa melakukan kegiatan dengan menjawab soal-soal yang diberikan guru berdasarkan pengetahuan mereka sendiri-sendiri.
Syahrul AR-Power Of Two
79
6. Siswa yang satu dengan siswa lainnya melakukan sharing dalam menjawab soal yang diberikan guru, kemudian secara sepakat menentukan jawaban hasil berdua (kekuatan berdua).
7. Masing-masing kelompok power of two menyampaikan hasil ke depan kelas, setiap kelompok membandingkan jawaban tentang soal yang diberikan.
8. Guru bersama dengan seluruh siswa di dalam kelas melakukan kesepakatan sebagai kesimpulan dari materi yang sedang dibahas.
Kegiatan Penutup : 10 menit
a. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman materi pembelajaran
b. Guru memberikan tugas (PR) Kepada siswa.
E. Alat dan Sumber belajar :
1. Alat tulis, sepidol untuk white board 2. Lap top 3. LCD, VCD Player. 4. Buku Pelajaran Matematika Jilid I F. Penilaian :
Teknik : kuis dan tes Bentuk Instrumen : tes tertulis, soal uraian Contoh instrumen : Tes akhir siklus II (terlampir)
Diketahui Oleh Medan, 11 Agustus 2009
Kepala SMA Negeri 2 Medan Guru Matematika
Drs.Muhammad Daud, MM Drs. Syahrul AR, SH, M.Si Pembina NIP.19571217 197803 1 001
Syahrul AR-Power Of Two
80
DOKUMENTASI PENELITIAN
Suasana belajar di kelas XII IPA-2
Para siswa sedang mengikuti pembelajaran dengan Model Power Two