bab i pendahuluan -...

3
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan unggul yang memiliki peranan penting dalam bidang perekonomian di Indonesia. Harga jual yang cukup tinggi membuat tanaman ini menjadi favorit oleh petani pada musim kemarau. Permintaan akan kebutuhan tembakau mencapai angka yang cukup tinggi untuk setiap tahunnya, karena tanaman ini merupakan bahan dasar dalam pembuatan rokok (cigarette) yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Selain sebagai bahan dasar rokok, daun tembakau yang didalamnya terdapat kandungan alkaloid nikotin dapat digunakan sebagai insektisida, sebagai obat luka dan sebagai zat pewarna alami contohnya zat pewarna baju (Santosa, 2007). Tanaman tembakau banyak dibudidayakan di Indonesia dengan berbagai varietas, salah satunya adalah tembakau Jawa yang digunakan sebagai bahan dasar rokok. Budidaya tanaman ini tidaklah mudah. Petani umumnya membudidayakan tembakau secara konvensional yakni menanam pada suatu lahan tanpa perlakuan khusus seperti irigasi ataupun selubung tunggal. Dalam hal ini petani belum memikirkan tentang kualitas tembakau yang dihasilkan. Selain varietas, mutu tembakau juga sangat dipengaruhi oleh iklim mikro lingkungan tempat tumbuhnya. Iklim mikro pada lingkungan tumbuh akan mempengaruhi nilai penguapan atau evapotranspirasi tanaman. Petani biasanya hanya memperhatikan faktor drainase lahan, karena tanaman tembakau tidak menyukai lingkungan yang tergenang.

Upload: ngokhanh

Post on 16-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan unggul yang

memiliki peranan penting dalam bidang perekonomian di Indonesia. Harga jual

yang cukup tinggi membuat tanaman ini menjadi favorit oleh petani pada musim

kemarau. Permintaan akan kebutuhan tembakau mencapai angka yang cukup

tinggi untuk setiap tahunnya, karena tanaman ini merupakan bahan dasar dalam

pembuatan rokok (cigarette) yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Selain

sebagai bahan dasar rokok, daun tembakau yang didalamnya terdapat kandungan

alkaloid nikotin dapat digunakan sebagai insektisida, sebagai obat luka dan

sebagai zat pewarna alami contohnya zat pewarna baju (Santosa, 2007).

Tanaman tembakau banyak dibudidayakan di Indonesia dengan berbagai

varietas, salah satunya adalah tembakau Jawa yang digunakan sebagai bahan dasar

rokok. Budidaya tanaman ini tidaklah mudah. Petani umumnya membudidayakan

tembakau secara konvensional yakni menanam pada suatu lahan tanpa perlakuan

khusus seperti irigasi ataupun selubung tunggal. Dalam hal ini petani belum

memikirkan tentang kualitas tembakau yang dihasilkan. Selain varietas, mutu

tembakau juga sangat dipengaruhi oleh iklim mikro lingkungan tempat

tumbuhnya. Iklim mikro pada lingkungan tumbuh akan mempengaruhi nilai

penguapan atau evapotranspirasi tanaman. Petani biasanya hanya memperhatikan

faktor drainase lahan, karena tanaman tembakau tidak menyukai lingkungan yang

tergenang.

2

Musim kemarau merupakan musim tanam untuk tembakau. Pada dasarnya

tembakau tidak menghendaki iklim yang kering dan iklim yang basah (curah

hujan tinggi). Keadaan produksi pada kondisi kering kekurangan air menyebabkan

penyerapan hara terhambat. Kerugian terbesar dari kekeringan adalah

berkurangnya tinggi dan luas daun. Sedangkan, produksi pada musim hujan

berlebih (basah), kualitas krosok yang dihasilkan tipis, lemas dan teksturnya tidak

berbutir, karena terjadinya pencucian terus menerus getah, lilin dan garam-garam

yang ada di permukaan helaian daun. Produksi tembakau akan mencapai puncak

apabila kondisi iklim dalam kondisi kering tanpa hujan akan tetapi kebutuhan air

tanaman tetap terpenuhi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi iklim mikro

akan mempengaruhi produktivitas tanaman tembakau.

Awalnya iklim mikro mempegaruhi evaporasi dan transpirasi tanaman.

Delapan puluh persen transpirasi terjadi melalui stomata. Dalam hal ini, iklim

mikro sangat berperan terhadap aktivitas pembukaan stomata untuk kelangsungan

proses transpirasi dan fotosintesis. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian

Sudiyastuti (1998), bahwa iklim mikro di dalam selubung tunggal telah

mempengaruhi laju transpirasi tanaman. Jika evapotranspirasi lebih besar dari

lengas tanah yang tersedia, maka akan menurunkan produktivitas tanaman.

Pada penelitian ini akan dilakukan karakterisasi iklim mikro pada variasi

selubung tunggal. Pemberian warna selubung tunggal mengakibatkan perbedaan

panjang gelombang matahari yang diterima oleh tanaman. Panjang gelombang

cahaya ini selajutnya akan membentuk suatu iklim mikro tertentu. Kondisi klim

mikro akan mempengaruhi proses evapotranspirasi.

3

1.2 Tujuan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui dinamika lengas tanah

pada berbagai perlakukan selubung tunggal tunggal. Beberapa kegiatan dilakukan

untuk mencapai tujuan tersebut, yakni:

a. Mengetahui karakteristik iklim mikro pada variasi selubung tunggal

b. Mengetahui laju evapotranspirasi tanaman tembakau

c. Mengetahui laju pertumbuhan tanaman tembakau

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dalam rekayasa lingkungan

untuk budidaya tanaman tembakau. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan teknologi budidaya tembakau hemat air.