bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan
Undang-Undang 1945 adalah untuk membentuk pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia berarti menjamin tiap bangsa Indonesia untuk memperoleh hak
dan kewajibannya masing-masing. Memajukan kesejahteraan umum merupakan
tugas Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk memajukan taraf kehidupan
dari masyarakat untuk mencapai suatu kemakmuran bagi rakyat seluruhnya.
Mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan agar para generasi muda dapat
menggantikan pemimpin pada masa sekarang. Hal tersebut dilakukan karena
suatu saat mereka akan turun jabatan dan digantikan dengan generasi yang baru.
Ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial merupakan cita-cita perdamaian dunia dengan cara melibatkan
semua elemen negara yang ada di dunia untuk mencapai suatu ketertiban dan
perdamaian. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dengan berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang 1945 maka dilaksanakan lah pembangunan
nasional di Indonesia. Agar tahap perencanaan sampai pelaksanaan tugas
2
pembangunan nasional dan tugas pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan, diperlukan adanya pengawasan yang efektif untuk mencegah
terjadinya penyelewengan sehingga dapat mengendalikan proyek-proyek dan
tindakan-tindakan yang dilakukan aparatur pemerintah.
Pengawasan dalam hukum administrasi negara sangat erat kaitannya
dengan peranan aparatur pemerintah sebagai penyelenggara tugas-tugas umum
pemerintahan dan pembangunan. Tugas umum aparatur pemerintah dan tugas
pembangunan dapat dipisahkan tetapi tidak dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya. Aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pemerintahan sekaligus
melaksanakan tugas pembangunan, begitu juga pemerintah dalam melaksanakan
tugas pembangunan juga melaksanakan tugas pemerintahan.
Istilah pengawasan lebih dikenal dan dikembangkan dalam ilmu
manajemen, karena memang pengawasan ini merupakan salah satu unsur dalam
kegiatan pengelolaan1. Dalam pokok bahasan manajemen, pengawasan menjadi
satu rangkaian proses manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, dan
pelaksanaan yang bertujuan untuk menjamin bahwa keberhasilan suatu kegiatan
sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Manajemen yang baik terdiri dari
beberapa unsur. Selain unsur perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan,
meliputi juga unsur pengawasan. Keempat unsur tersebut saling menyatu agar
tercapai tujuan cita-cita suatu institusi2. Pada dasarnya pengawasan memiliki tiga
1 Muchsan, S.H., 1992, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah Dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hlm. 36 2 Manualang, 1982, Dasar-dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hlm. 12
3
langkah. Tiga langkah tersebut adalah menentukan standar, mengukur hasil atas
dasar standar, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Kesehatan adalah hal penting dan menjadi hak setiap warga negara
Indonesia. Hal ini terkandung dalam Undang-Undang 1945 pasal 28 huruf F dan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Salah satu kebutuhan
manusia yang tidak bisa ditinggalkan adalah kesehatan. Bila sebelumnya sering
disebut bahwa kebutuhan pokok manusia adalah sandang (pakaian), pangan
(makanan) dan papan (rumah) maka selanjutnya kebutuhan manusia ditambah
satu hal lagi yang penting adalah kesehatan. Aktivitas seseorang akan terganggu
dan produktivitasnya akan menurun apabila mengalami gangguan kesehatan.
Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan akan mencari pengobatan agar
sembuh dari penyakit tersebut. Pada saat ini penyembuhan penyakit dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara tradisional, herbal, maupun
pengobatan yang dilakukan oleh dokter sebagai tenaga medis. Setiap bentuk
pengobatan yang dilakukan oleh pasien diharapkan mampu memberikan
penyembuhan terhadap penyakitnya. Begitu pula pengobatan yang dilakukan oleh
dokter diharapkan mampu mengembalikan pasien ke kondisi semula, yakni
kondisi tubuh yang sehat.
Obat merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kesehatan. Saat ini
variasi obat semakin beragam. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan semakin meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini
juga meliputi perkembangan obat. Kualitas dan kuantitas obat semakin meningkat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Saat ini obat
4
juga sudah menjadi komoditas atau industri yang harus mempertimbangkan biaya
riset, biaya produksi dan biaya distribusi. Elemen biaya-biaya tersebut memiliki
peran dalam menentukan harga jual obat nantinya. Selain biaya tersebut masih
ada biaya lain yang mempengaruhi harga obat itu sendiri yaitu biaya promosi.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
092/Meknes/SK/II/2012 Tentang Harga Eceran Tertinggi Obat Generik Tahun
2012 telah mengatur mengenai harga eceran tertinggi masing-masing obat
generik. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut sudah mengatur mengenai
harga eceran tertinggi obat generik yang boleh dijual. Harga Eceran Tertinggi
(HET) adalah harga jual apotek, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan
lainnya. Pada prinsipnya penentuan HET digunakan sebagai pengendalian harga
obat generik. Harga obat generik harus wajar dan tetap mempertimbangkan daya
beli masyarakat dan life saving health value. Pengendalian harga obat generik
tidak bisa diserahkan kepada mekanisme pasar karena kesehatan merupakan hak
yang dilindungi oleh negara. Pada saat seseorang mengalami sakit maka akan
menuju dokter untuk memeriksakan penyakitnya. Setelah dokter memeriksa
penyakit yang diderita oleh pasien selanjutnya akan memberikan resep obat yang
harus ditebus oleh pasien. Ada dokter yang langsung memberikan obat di tempat
praktek dan ada juga yang menyuruh pasien membeli obat sendiri di apotek. Pada
saat membeli obat di apotek inilah yang menimbulkan peluang adanya
pelanggaran harga jual obat generik. Harga obat generik yang dijual di apotek
akan lebih mahal dan tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan mengenai harga eceran obat generik.
5
Sebagai wujud implementasi dari regulasi yang diberlakukan oleh
pemerintah, pelaksanaan pengawasan secara teknis dilakukan oleh Dinas
Kesehatan. Dinas Kesehatan adalah lembaga yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap obat dan makanan baik yang akan beredar maupun yang
sudah beredar sebagai upaya follow up dari pemerintah untuk mengantisipasi
tindakan buruk pelaku usaha. Dinas Kesehatan melalui jajaran pegawainya adalah
lembaga yang menjadi ujung tombak dalam hal pelaksanaan pengawasan obat dan
makanan yang beredar di masyarakat termasuk berkaitan dengan harga eceran
tertinggi yang dijual oleh apotek dan jasa penawaran obat lainnya.
Perkembangan global yang dinamis dan kompleks harus diikuti juga oleh
pemerintah. Pemerintah memiliki lembaga-lembaga yang bertujuan untuk
mengawal perkembangan global agar ke arah yang positif. Salah satu lembaga
tersebut adalah Dinas Kesehatan. Dengan visi masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan. Dalam masyarakat yang sehat dibutuhkan sokongan sarana dan
prasarana yang mendukung. Salah satunya adalah ketersediaan obat yang
diperlukan masyarakat dengan harga terjangkau. Obat merupakan sarana vital
bagi masyarakat apabila ingin menyembuhkan penyakitnya. Perlindungan kepada
masyarakat dalam hal ini tidak hanya pada sektor intern (masyarakat sendiri)
tetapi juga pada sektor ekstern (pemerintah).
Senada dengan Undang-Undang 1945 pasal 28 huruf F dan Undang-
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menunjukkan bahwa masyarakat perlu
dilindungi segala kepentingannya untuk mendapat kehidupan yang sehat. Oleh
karena itu Dinas Kesehatan menjadi lembaga yang memegang peranan penting
6
dan menjadi pelaksana kegiatan pengawasan terhadap obat dan makanan yang
langsung bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan. Dengan adanya Dinas
Kesehatan, pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat karena
masyarakat juga dapat melakukan pengawasan dengan menyalurkan
pengaduannya kepada Dinas Kesehatan terkait dengan obat dan makanan yang
beredar di masyarakat. Upaya tersebut dapat juga mencegah pelaku usaha untuk
menjual obar generik melebihi harga eceran tertinggi obat tersebut.
Jumlah apotek di kota Yogyakarta yang banyak dan terbatasnya sumber
daya manusia menimbulkan kesulitan bagi Dinas Kesehatan untuk melakukan
pengawasan terkait dengan penerapan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
harga eceran tertinggi obat generik. Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil
judul mengenai “Pelaksanaan Pengawasan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Obat Generik Oleh Dinas Kesehatan di Kota Yogyakarta”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik rumusan masalah :
1. Bagaimanakah penerapan harga eceran tertinggi obat generik di kota
Yogyakarta ditinjau dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 092/Menkes/SK/II/2012 Tentang Harga Eceran
Tertinggi Obat Generik Tahun 2012 ?
2. Bagaimanakah pengawasan harga eceran tertinggi obat generik yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan di Kota Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka dapat diketahui tujuan penulisan
hukum ini sebagai berikut :
1. Tujuan obyektif
a. Untuk mengetahui harga obat generik di Kota Yogyakarta apakah
sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
b. Untuk mengetahui mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan terkait dengan harga eceran tertinggi obat generik
di Kota Yogyakarta
2. Tujuan subyektif
Penulisan hukum digunakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
D. Keaslian Penulisan
Untuk melihat keaslian penelitian, telah dilakukan penelusuran
penelitian berbagai referensi dan hasil penelitian, berdasarkan penelusuran
8
kepustakaan yang dilakukan di Perpustakaan fakultas hukum UGM, internet
tidak ditemukan penelitian yang mirip dengan penelitian ini. Adapun
penelitian mengenai pelaksanaan pengawasan tersebut adalah :
1. Judul : “Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Pelayanan Medis di
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang baji Makassar oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan” oleh Nurul Yunita, NIM :
03/169489/EHK/16490, bagian Hukum Administrasi Negara tahun
2011. Adapun rumusan masalahnya adalah3 :
a. Bagaimanakah pelaksanaan pengawasan pelayanan medis di
RSUD Labuang Baji oleh Dinas Kesehatan ?
b. Apa faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pengawasan
pelayanan medis di RSUD Labuang Baji oleh Dinas Kesehatan?
c. Apa upaya yang dapat dilakukan oleh dinas Kesehatan serta
RSUD Labuang Baji untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan pengawasan pelayanan medis ?
2. Judul : “Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat Jenderal Dalam
Rangka Optimalisasi Kinerja Departemen Komunikasi dan
Informatika” oleh Dianto Nugroho, NIM 02/156136/EHK/00332,
bagian Hukum Administrasi Negara tahun 2008. Adapun rumusan
masalahnya adalah4 :
3 Nurul Yunita, 2011, Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Pelayanan Medis di rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Skripsi, FH UGM 4 Dianto Nugroho, 2008, Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat Jendral Dalam Rangka Optimalisasi Kinerja Departemen Komunikasi dan Informatika, Skripsi, FH UGM
9
a. Bagaimana realisasi dan mekanisme pelaksanaan pengawasan
oleh Inspektorat Jenderal DEPKOMINFO dan apa saja faktor-
faktor penghambatnya ?
b. Apakah pelaksanaan pengawasan pada Inspektorat Jendral di
lingkungan DEPKOMINFO telah memenuhi harapan sesuai
peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor
03/PER/M.KOMINFO/1/2006 tentang Pokok-pokok
Pengawasan di Lingkungan DEPKOMINFO ?
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis,
penelitian mengenai pelaksanaan pengawasan harga eceran tertinggi
obat belum pernah dilakukan, penulisan hukum sebelumnya
mengenai pelaksanaan pengawasan layanan medis dan pelaksanaan
pengawasan Inspektorat Jendral dalam kinerja Depkominfo maka
dengan ini penulisan hukum dengan judul “Pelaksanaan
Pengawasan Harga Eceran Tertinggi (HET) Obat Generik Oleh
Dinas Kesehatan di Kota Yogyakarta”, adalah asli.
E. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penulisan hukum yang telah diketahui, maka
manfaat penulisan hukum antara lain :
1. Bagi penulis
Penelitian yang dilakukan penulis akan memberikan manfaat bagi
penulis sendiri yaitu menambah wawasan pengetahuan terkait
10
pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Yogyakarta
khususnya bagian Pengelolaan dan Regulasi.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran yang bermanfaat dalam perkembangan hukum secara umum
dan khususnya memberikan masukan kepada instansi pemerintah untuk
mengatur perihal pengawasan terhadap harga eceran tertinggi obat
generik.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi
pemerintah selaku pengatur dan pengawas yang memberikan edukasi
dan pelaksanaan perlindungan hukum bagi warga Negara pada
umumnya dan konsumen pada khususnya, sehingga konsumen dapat
menyadari hak dan kewajibannya untuk mewujudkan keseimbangan.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi masyarakat untuk
dapat lebih mengetahui mengenai harga eceran tertinggi obat generik
yang ada di pasaran.