bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota adalah satu istilah administratif untuk mengacu area dengan dominasi
kegiatan nonpertanian. Di dalamnya terdapat ruang, manusia, serta aktivitas yang
dijalani manusia dalam ruang yang berkait dalam suatu sistem. Secara internal
kota merupakan satu kesatuan sistem kegiatan fungsional di dalamnya, sementara
secara eksternal, kota dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya (Kustiwan &
Pontoh, 2008).
Kota dan perkotaan sebagai wadah aktivitas manusia berkembang
bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kota
menawarkan berbagai kesempatan bagi masyarakat untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan mudah. Dari sinilah muncul daya tarik, yang
menjadikan banyak orang nyaman tinggal di kota.
Kawasan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan bagian
dari Kabupaten Sleman yang memiliki ciri-ciri perkotaan, yang tidak dapat lepas
dari kehidupan sekitarnya. Kegiatan pendidikan di bagian dalam kampus, serta
aktivitas dan pergerakan manusia di sekitarnya membuat kawasan tersebut
menjadi ruang yang dinamis. Perubahan yang terjadi di kawasan kampus UGM
juga didasari atas fungsi kawasan untuk pergerakan manusia dan barang di
dalamnya.
UGM berdiri sejak tahun 1949. Saat ini kampus UGM berlokasi di
Bulaksumur, Sleman. Kampus UGM yang terdiri dari 18 fakultas S1 serta
memiliki jumlah mahasiswa lebih dari 50.000 mahasiswa ini dibagi menjadi
beberapa kluster. Lokasi kampus di area perkotaan membuat UGM bersinggungan
langsung dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial penting perkotaan. Kampus
UGM tidak hanya berupa banyak fakultas dengan fasilitas penunjang kegiatan
perkuliahan, tetapi juga terdapat perumahan dosen serta beberapa rumah sakit. Di
antaranya RSUP Dr. Sardjito, RSGM Prof. Soedomo, serta RSH Soeparwi.
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Dengan kesempatan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan tinggi serta
fasilitas penunjang lainnya, daya tarik kawasan semakin tinggi. Daya tarik ini
kemudian menimbulkan berbagai potensi dan permasalahan seiring dengan
semakin kompleks dan banyaknya kebutuhan manusia saat ini. Muncul pula
tuntutan adanya kawasan yang berkelanjutan agar dapat bertahan dari kerusakan
lingkungan.
Kondisi lalu lintas saat ini, terutama di ruas-ruas jalan utama menunjukkan
perlunya penanganan serius pada isu-isu klasik seperti kemacetan, keamanan bagi
pejalan kaki dan pesepeda, keamanan bagi pengguna kendaraan bermotor, serta
kenyamanan pergerakan dan kemudahan akses bagi semua kalangan. Selain itu,
pertumbuhan penduduk, tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas, meningkatnya
jumlah kendaraan pribadi, tidak amannya jalanan bagi pejalan kaki dan pesepeda,
dan kurang terintegrasinya sistem transportasi di area perkotaan Yogyakarta,
termasuk kampus UGM, adalah sedikit permasalahan yang perlu ditangani.
Permasalahan tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi
juga masyarakat yang menggunakan kawasan tersebut.
Secara legal, pengelolaan kawasan tersebut merupakan tanggung jawab
pihak UGM. Hal ini dikarenakan UGM menjadi salah satu Perguruan Tinggi yang
ditetapkan menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Pergantian status
tersebut membuat UGM mendapat tanggung jawab untuk mengatur sendiri
masalah kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, serta informasi. Saat ini
istilah BHMN diganti menjadi Badan Hukum Pendidikan (BHP), yang tugas dan
kewenangannya diatur dalam Undang-undang No.9 tahun 2009. Sebelum undang-
undang tersebut berlaku, UGM telah mengejawantahkan tanggung jawab untuk
mengelola kampusnya dalam aspek pendanaan, manajemen, dan penyusunan
AD/ART UGM yang mengamanatkan adanya Rencana Induk Pengembangan
Kampus (RIPK) untuk jangka waktu 10 tahun.
Dalam RIPK Kampus UGM 2005-2015, dinyatakan bahwa UGM
memiliki visi pengembangan menjadi kampus educopolis, yaitu suatu lingkungan
yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan
kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi demi mencapai visi
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
universitas (Direktorat Renbang UGM, 2005). Pada tingkat yang lebih detil, UGM
merencanakan akan mengaktifkan dua jalur lingkar sebagai akses utama menuju
kawasan kampus UGM.
Kawasan kampus UGM memiliki dua jalur lingkar, yaitu Jalur Lingkar
Barat dan Jalur Lingkar Timur UGM. Jalur Lingkar Barat UGM menjadi kawasan
perencanaan karena sifat dan karakternya yang unik. Di Jalur Lingkar Barat
UGM, terdapat pusat-pusat fasilitas umum dan sosial seperti Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, akses menuju lingkungan Klaster Saintek, SD
Percobaan 2, serta memiliki akses menuju swalayan Mirota Kampus. Kemudahan
akses melalui Jalan Lingkar Barat terhadap beberapa fasilitas tersebut
menjadikannya salah satu pusat perjalanan di Kabupaten Sleman. Karakteristik di
tiap ruas jalan yang dipisahkan oleh simpang sangat berbeda. Satu ruas
didominasi area komersial, sedangkan ruas yang lain didominasi area
permukiman. Keunikan tersebut merupakan nilai tambah kawasan, sekaligus
masalah untuk penataan ruang jalan.
Oleh karena itu, perlu ada inovasi dalam perencanaan kawasan tersebut
untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, perencanaan kampus
harus sesuai dengan kebutuhan, salah satunya adalah untuk mengembalikan
kenyamanan kampus sebagai tempat beraktivitas masyarakat luas secara umum
dan sivitas akademika UGM secara khusus.
Salah satu cara dalam mewujudkannya adalah adanya perencanaan ruas-
ruas jalan, dengan konsep sustainable streets. Konsep yang digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan ini yaitu konsep yang diperkenalkan oleh Smart
Growth. Sustainable Street Concept atau konsep jalan berkelanjutan terdiri atas
aspek movement/mobility (pergerakan), ecology (ekologi), dan community
(komunitas).
Penerapannya di beberapa negara lain telah menunjukkan dampak positif
terhadap ruang dan lingkungan sekitarnya. Konsep tersebut mendukung aktivitas
dan pergerakan manusia dan barang, dengan tetap memperhatikan aspek
lingkungan untuk mendukung keberlanjutan.
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Polusi, macet, rambu yang sering dilanggar, serta tingginya angka
kecelakaan lalu lintas merupakan sedikit permasalahan transportasi di perkotaan
Yogyakarta, yang dahulu juga terjadi di Kota New York dan Vancouver—dua
kota yang berhasil menerapkan konsep tersebut—dan sangat mungkin terjadi di
kawasan UGM bila tidak ada intervensi sejak dini.
Kebijakan dan penerapan konsep sustainable streets pada tahun 2011
diklaim telah berhasil menurunkan 1,8% volume lalu lintas pada hari kerja di
perkotaan, serta menaikkan 58% tingkat pemakaian sepeda tahunan untuk kurun
tahun 2008-2012 di area Kota New York, Amerika Serikat. Pada tinjauan pustaka
akan dibahas lebih lanjut mengenai best practice yang ada di Indonesia dan
seluruh dunia.
Inti dari konsep sustainable streets akan dijadikan acuan dan dimodifikasi
sesuai kebutuhan kawasan jalur lingkar barat UGM. Fokus perencanaan adalah
penerapan konsep sustainable streets di kawasan tersebut. Hasil dari perencanaan
ini diharapkan mampu memberi rekomendasi dan gambaran apabila konsep
sustainable streets diterapkan agar tercipta iklim jalan yang aman, nyaman, hijau,
dan berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan utama yang tertera pada latar belakang adalah perlunya
penataan ruang dalam bentuk urban design untuk mendukung keberlanjutan
dalam kampus UGM. Jalur Lingkar Barat memiliki karakter yang unik pada tiap
ruas jalannya. Masalah yang ada antara lain jalur pejalan kaki dan jalur sepeda
yang tidak berfungsi, aktivitas PKL di Jl. Kesehatan yang mengokupasi jalur
pejalan kaki, kantong parkir di tepi Jl. Kesehatan yang mengokupasi hampir
setengah jalur, serta simpang yang kurang aman.
Perencanaan jalan yang ada dapat dikembangkan dengan merujuk pada
konsep yang berkelanjutan dengan mengakomodasi kepentingan berbagai elemen
pengguna jalan, baik pengendara kendaraan bermotor (pribadi dan umum),
pesepeda, hingga pejalan kaki.
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan kawasan ruas jalan, dalam hal ini
adalah Jalur Lingkar Barat UGM yang tidak hanya sebatas kebijakan saja, tetapi
juga arahan desain serta pembangunan fisik yang mencakup aspek
movement/mobility (pergerakan), ecology (ekologi), dan community
(komunitas/masyarakat).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari perencanaan ini adalah untuk menghadirkan aspek
keberlanjutan dalam bentuk desain ruang jalan di Jalur Lingkar Barat UGM,
sebagai salah satu alternatif untuk mewujudkan ruang jalan yang dinamis, aman
dan nyaman. Hal ini sesuai pula dengan visi UGM sebagai kampus educopolis.
Tujuan dari adanya perencanaan dengan konsep sustainable streets ini adalah
sebagai berikut.
1. Memberikan kenyamanan pengguna jalan dari berbagai usia dan berbagai
moda
2. Membuat alternatif desain jalan berkelanjutan untuk menjawab persoalan dan
potensi masalah yang ada di Jalur Lingkar Barat UGM
3. Mengaktifkan fungsi jalan dengan memperhatikan aspek-aspek pembangunan
berkelanjutan untuk pejalan kaki dan pesepeda, juga pengguna kendaraan
bermotor serta transportasi umum
4. Membangun citra/image Jalur Lingkar Barat sesuai dengan fungsinya, sebagai
upaya penataan kawasan
5. Menerapkan konsep sustainable streets di Indonesia, yaitu perancangan jalan
dengan memperhatikan aspek movement (pergerakan), ecology (ekologi), dan
community (komunitas/masyarakat).
1.4 Sasaran
Sasaran dari perencanaan Jalur Lingkar Barat dengan Konsep Sustainable
Streets ini adalah:
1. Elemen fisik Jalur Lingkar Barat UGM
2. Aktivitas yang menonjol di kawasan Jalur Lingkar Barat UGM
3. Pergerakan manusia dan kendaraan di kawasan Jalur Lingkar Barat UGM
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
4. Penerapan konsep sustainable streets untuk lingkungan yang nyaman dan
berkelanjutan.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Lingkup Spasial
Lokasi perencanaan adalah kawasan jalur lingkar barat UGM seperti
terlihat pada gambar 1.1.
Jalur Lingkar Barat UGM meliputi kawasan simpang Blimbingsari –
simpang RSH Soeparwi – simpang SD Percobaan 2 – simpang Toko Bali
Sendowo – simpang Teknik – bundaran Teknik.
1.5.2 Lingkup Aspasial
Perencanaan Jalur Lingkar Barat UGM ini termasuk dalam urban design/
rancang kota. Oleh karena itu, pembuatan perencanaan ini didahului dengan
kajian teori mengenai rancang kota. Fokus yang dibahas pada perencanaan ini
berkaitan dengan:
a. Karakteristik kawasan ruas jalan luar UGM, baik fisik maupun nonfisik
seperti aktivitas dominan dan pola pergerakan.
b. Perencanaan dengan konsep sustainable streets yang pada praktiknya akan
juga mencakup revitalisasi infrastruktur ruas jalan, optimalisasi sepeda
kampus untuk transportasi, rekayasa transit kawasan, rekonstruksi fisik jalan,
rekomendasi kebijakan parkir, efisiensi energy, penghijauan, dan peningkatan
pelayanan bagi pengguna jalan.
1.6 Manfaat Perencanaan
Manfaat dari perencanaan ini antara lain yaitu:
1. Menjadi masukan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam
merencanakan daerahnya.
2. Menjadi masukan bagi Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM
untuk merencanakan kawasan jalur lingkar barat kampus UGM.
3. Menjadi masukan bagi perencana, sekaligus contoh alternatif desain
perencanaan yang berkelanjutan.
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
Gambar I. 1 Peta Kawasan UGM Sumber: Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Universitas Gadjah Mada, 2010
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
1.7 Kerangka Pikir
Gambar I. 2 Kerangka Pikir Perencanaan
Sumber: Pemikiran Penulis, 2014
Kerangka Pikir Perencanaan
Perlunya perencanaan Jalur Lingkar Barat UGM dalam bentuk urban
design yang mengacu konsep sustainable streets
Menghadirkan aspek keberlanjutan dalam bentuk desain ruang jalan di Jalur
Lingkar Barat UGM, sebagai salah satu alternatif untuk mewujudkan ruang
jalan yang dinamis, aman dan nyaman
Tujuan:
a. Memberikan kenyamanan untuk pengguna jalan
b. Alternatif desain untuk menjawab permasalahan
c. Mengaktifkan fungsi jalan
d. Membangun citra jalur lingkar barat
e. Menerapkan konsep sustainable streets di Indonesia
Kriteria Konsep:
Movement, Ecology, Community
analisis elemen fisik
elemen nonfisik
Penerapan konsep sustainable streets untuk lingkungan jalan yang
nyaman dan berkelanjutan
Latar Belakang
Perencanaan Jalur Lingkar Barat UGM dengan Konsep Sustainable
Streets
Permasalahan:
1. Jalur pejalan kaki kurang berfungsi
2. Transit kawasan kurang baik
3. Kondisi visual jalan tidak indah
4. Okupasi ruang jalan oleh PKL
5. Penggunaan jalan kurang mengakomodasi beragam kepentingan
Lata
r B
ela
kan
g
Hip
ote
sis
Maksu
d
Tu
juan
K
rite
ria
An
alisi
s Sin
tesi
s O
utp
ut
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
1.8 Penelitian dan Perencanaan Terkait
Sebelum perencanaan yang dibuat oleh penulis, terdapat penelitian dan
perencanaan yang berkaitan dengan topic yaitu jalan berkelanjutan. Di antaranya
adalah sebagai berikut.
Tabel I. 1 Penelitian dan Perencanaan Terkait
Nama Penulis Tahun Judul Lokus Fokus
Yenny Yuliza 2003 Arahan Penataan
Pedestrian Jalan C.
Simanjuntak
Yogyakarta yang
Manusiawi
Berdasarkan
Persepsi Pejalan
Kaki
Ruas Jalan C.
Simanjuntak,
Yogyakarta
Pembuatan
arahan penataan
pedestrian yang
manusiawi
menurut
persepsi pejalan
kaki (Yuliza, 2003)
Tri Yuni Astuti 2003 Rancangan
Pengembangan
Jalur Pedestrian
dengan Perilaku
Wisatawan dan
Masyarakat
sebagai Tolok
Ukur Rancangan
Ruas Jalan
K.H. Agus
Salim – Jalan
Kauman,
Yogyakarta
Pembuatan
desain guideline
menjadi desain
fisik jalur
pedestrian di
ruas jalan
(Astuti, 2003)
Prita Pranata
Riyani Putri
2013 Perencanaan
Kawasan Ramah
Pejalan Kaki
dengan Konsep
Walkable
Communities di
Kota Baru
Yogyakarta
Kawasan
Kota Baru,
Yogyakarta
(Putri, 2013)
Pembuatan
rencana
kawasan ramah
pejalan kaki
dengan
menerapkan
konsep
walkability pada
desain rencana
Aulia Sabrina
Gayatri
2013 Penataan Ruang
Terbuka Publik
dengan Konsep
Pedestrian Mall di
Jalan Kepatihan
Bandung
Kawasan
Jalan
Kepatihan,
Bandung
Pembuatan
arahan desain
dan guideline
RTP
berdasarkan
konsep
pedestrian mall
untuk ruas jalan
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
lanjutan…
Nama Tahun Judul Lokus Fokus
Muhamad
Arifudin
2014 Perencanaan
Kampus Ramah
Pejalan Kaki di
Universitas Gadjah
Mada (Walkable
Campus)
Kawasan
Kampus
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta
Pembuatan
arahan desain
dan guideline
kawasan
berdasarkan
konsep
walkable
campus
Sumber: Berbagai sumber, 2014
Perbedaan dengan perencanaan-perencanaan sebelumnya yang paling
mendasar adalah lokus serta fokus dari perencanaan. Pada perencanaan ini,
digunakan prinsip-prinsip sustainable streets sebagai tolok ukur criteria
perencanaan yang akan dituangkan pada desain 2D dan guideline kawasan ruas
jalan. Fokus perencanaan tidak hanya untuk pejalan kaki tetapi juga untuk seluruh
elemen pengguna jalan agar dapat secara harmonis memanfaatkan jalan yang
berkelanjutan.
PERENCANAAN KAWASAN JALUR LINGKAR BARAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGANKONSEP SUSTAINABLE STREETSCHAIRUMI TYAS SATITIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/