bab i pendahuluan i.1. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kota dalam perjalanannya selalu tumbuh dan berkembang, salah satu
penyebab terjadinya pertumbuhan dan perkembangan kota adalah adanya
pertumbuhan ekonomi. Kota selalu mengalami perubahan aspek fisik atau non
fisik dari waktu ke waktu. Faktor yang sangat berperan dalam perubahan tersebut
adalah penduduk dan aspek-aspek kependudukan. Faktor kependudukan yang
paling penting adalah segi kuantitasnya (Branch, 1995). Perkembangan kota-kota
di Indonesia dalam akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.
Pada abad millenium ketiga, diperkirakan lebih dari 45% penduduk Indonesia
tinggal diperkotaan (Eko Budiharjo,1997). Pembahasan mengenai kota sangat
menarik karena hal tersebut selaras adanya fungsi kota sebagai pusat kegiatan dan
pemerintahan atau tempat menggantungkan harapan untuk hidup secara lebih baik
bagi sekelompok orang dan merupakan tempat yang menarik bagi penduduk dari
pinggiran kota dari waktu ke waktu (Branch,1995). Pertambahan penduduk ini
akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana
kota, yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan lahan. Selain itu semakin
meningkatnya kegiatan sosial ekonomi diperkotaan sebagai bagian dari
pertumbuhan dan perkembangan kota juga akan berpengaruh terhadap
peningkatan permintaan lahan. Peningkatan kebutuhan lahan akan menyebabkan
terjadinya perubahan penggunaan lahan (lahan pertanian ke non pertanian).
2
Adanya penduduk menjadi salah satu kontribusi terbesar bagi terbentuknya
aktivitas perkotaan. Untuk menampung aktivitas penduduk membutuhkan lahan
yang tidak sedi kit, hingga pada akhirnya terjadi persaingan lahan kota yang
luasannya terbatas. Terdapat berbagai macam aktivitas yang menjadi ciri
perkotaan, antara lain permukiman, industri, komersial, dan lain lain. Dalam
perkembangannya tiap aktivitas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga mempengaruhi pemilihan ruang dan lokasi aktivitasnya. Sistem
aktivitas kota adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan
lembaga yang menjadi wadah bagi kegiatan manusia, dengan kata lain sistem
aktivitas merupakan perwujudan dari kegiatan penduduk kota yang kemudian
akan membentuk suatu penggunaan lahan tertentu. Sistem lingkungan lebih
mengarah pada aspek internal yang dimiliki suatu lahan, dan sistem
pengembangan cenderung pada pembangunan sarana dan prasarana serta
penetapan kebijakan untuk mengatur lahan tersebut. Sistem lingkungan dan sistem
pengembangan ini mengakibatkan berkembangnya fungsi suatu lahan, dan akan
memicu perubahan guna lahan jika bertemu dengan sisi sistem aktivitas yang
sesuai dengan kriteria kawasan tersebut.
Aktivitas perkotaan akan semakin berkembang jika jumlah penduduknya
semakin banyak. Karena lahan bersifat permanen, suatu lahan akan diperebutkan
oleh aktivitas yang memiliki kriteria berlokasi sesuai dengan lahan tersebut.
Akumulasi dari persaingan dalam penggunaan lahan tersebut menyebabkan
lahan–lahan yang semula telah dialokasikan untuk suatu kegiatan tertentu dalam
rencana kota, pada saat diimplementasikan sering telah digunakan oleh jenis
3
kegiatan lainnya. Dalam perkembangannya, gejala perubahan pemanfaatan lahan,
justru menjadi gejala alamiah dalam suatu evolusi kota.
Bentuk perubahan ini tidak terjadi di setiap lokasi secara seragam, karena
setiap lahan memiliki tingkat kestrategisan dan potensi yang berbeda.
Pengalokasian guna lahan di perkotaan akan mengarah ke lokasi yang dapat
memberikan keuntungan tertinggi sehingga lahan–lahan yang memiliki tingkat
kestrategisan dan potensi yang lebih besar akan lebih berpeluang mengalami
proses perubahan pemanfaatan lahan. Pada umumnya gejala ini terjadi di jalan–
jalan utama atau kawasan–kawasan tertentu yang memiliki keunikan dan
karakteristik tersendiri. Perubahan pemanfaatan lahan dari fungsi pertanian
menjadi non pertanian yang semakin merajalela di kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta. Sehingga perekonomian masyarakat kecamatan depok pun menjadi
berkurang serta sedikitnya masyarakat yang mengelola pertanianya. Melihat hal
tersebut, perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi tersebut telah mengalami
perkembangan secara signifikan. Perubahan ini seringkali menimbulkan beberapa
dampak, baik dampak positif maupun negatif. Dilihat dari sisi positifnya selain
bisa meningkatkan aksesibilitas di pusat kota, dan banyaknya pembangunan untuk
para pekerja kantoran dan para investor untuk meningkatkan bisni serta banyak
perubahan pemanfaatan lahan yang menguntungkan dari segi pengembangan kota
dan peningkatan pendapatan daerah. Sedangkan dari sisi dampak negatifnya,
perubahan pemanfaatan lahan seringkali menimbulkan konflik antar pihak yang
berkepentingan, yaitu antara investor, masyarakat dan pemerintah, antara lain
4
berupa perijinan, ketidaknyamanan yang ditimbulkan, penyimpangan kebijakan,
dan lain–lain.
Masyarakat umum adalah yang paling sering menderita dampak negatif
suatu perubahan fungsi lahan perkotaan. Seperti kemacetan lalu lintas,
berkurangnya kenyamanan dan privasi, serta berkurangnya lahan pertanian untuk
produktifitas pertaniannya pada masyrakat depok. Lahan merupakan suatu
lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan
yang sampai batas tertentu yang akan mempengaruhi kemampuan penggunaan
lahan. Untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan maka
informasi dan data yang akurat tentang potensi, keragaan, ketersediaan, dan
kebutuhan terhadap sumberdaya lahan sangat penting . Penggunaan lahan ialah
segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-
pindah, terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang
secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik
material maupun spiritual, ataupun kedua-duanya (Harini, R. 2005).
Penggunaan lahan pada umumnya digunakan untuk mengacu pemanfaatan
lahan masa kini karena aktivitas manusia bersifat dinamis. Sehingga perhatian
kajian seringkali diarahkan pada perubahan penggunaan lahan (baik secara
kualitatif maupun kuantitatif) atau segala sesuatu yang berpengaruh terhadap
lahan (Harini, R.2005). Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha atau
campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya.
Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mencakup semua
komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada
5
diatas dan dibawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk,
relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh
aktivitas manusia dimasa lalu dan sekarang yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap penggunaan lahan oleh aktivitas manusia dimasa lalu dan sekarang dan
dimasa yang akan datang.
Penelitian dipilih Kecamatan Depok Kabupaten Sleman D.I.Yogyakarta
karena di Kecamatan Depok tingkat usaha pertaniannya semakin tahun semakin
berkurang karena adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian
dengan banyaknya pembangunan hotel, supermarket, swalayan, serta permukiman
yang digunakan untuk kost kostan, toko, dan warung makan sehingga lahan untuk
pertaniannya pun hanya sedikit. Kota Yogyakarta sendiri dari tahun ke tahun
tingkat pertumbuhan penduduknya semakin meningkat yaitu 452.390 jiwa dengan
proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan
penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2
menurut sensus tahun 2010.
Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian membuat masyarakat
resah, karena lahan yang seharusnya menjadi lumbung penghijauan di perkotaan
menjadi daerah yang penuh dengan bangunan bangunan berjejer seperti kota serta
menjadikan Kecamatan Depok Kabupatem Sleman D.I.Yogyakarta menjadi
suatu kawasan yang penuh dengan kemacematan lalu lintas dan tingkat
pendapatan petani semakin menurun.
6
I.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi pada penelitian tentang dampak aktivitas
pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi petani di perkotaan Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman D.I.Yogyakarta adalah semakin menurunnya kegiatan
pertanian yang ditunjukkan semakin berkurangnya luas lahan sawah dan
menurunnya produktivitas lahan. Aktivitas pertanian di perkotaan yang terus
mengalami penurunan baik dari segi penurunan pola tanam tiap tahun,
pengurangan luas lahan yang dialih fungsikan menjadi non petanian, serta
penurunan produktivitas lahan yang membawa dampak kondisi sosial ekonomi
petani terutama dalam penurunan tingkat pendapatan.
Semakin banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi lahan
terbangun semakin sempit lahan pertanian. Alih fungsi lahan menyebabkan
penyusutan lahan dikota besar dan kemudian melebar ke daerah pinggiran kota
yang menunjukkan adanya perubahan penggunaa lahan menjadi intensif dengan
semakin berkembangnya perekonomian daerah. Peningkatan jumlah penduduk
merupakan salah satu faktor penyebab tingginya konversi suatu lahan pertanian
karena peningkatan kebutuhan lahan untuk perumahan atau industri.
Berdasarkan permasalahan tersebut timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Depok ?
2. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan ?
3. Bagaimana pengaruh alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi yang
terjadi di Kecamatan Depok ?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Depok.
2. Mengetahui faktor – faktor yang menjadi penyebab alih fungsi lahan.
3. Mengetahui pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial
ekonomi dan pendapatan Petani di Kecamatan Depok.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian
terhadap kondisi sosial ekonomi petani perkotaan yang diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi perencana tata ruang wilayah terutama di
Kecamatan Depok.
2. Sebagai informasi bagi peneliti sejenis mengenai perubahan penggunaan
lahan pertanian.
3. Memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan Ilmu
khususnya pada ilmu Geografi dan Ilmu Lingkungan yang dapat
memberikan perkembangan pertanian masyarakat khususnya dalam hal
pertanian dan lingkungan.
8
1.5 Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya
1.5.1 Tinjauan Pustaka
1.5.1.1 Konsep Geografi dalam Pertanian
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antar
ruang,waktu, dan ekologi dan perubahan yang terjadi di muka bumi. Pendekatan
dalam geografi ada 3 yaitu pendekatan spasial, ekologi, dan kompleks wilayah
untuk kepentingan suatu program, proses dan keberhasilan pembangunan
(Bintarto, 1984).
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan spasial dengan
memperhatikan perubahan lahan disetiap desa. Dengan adanya pendekatan spasial
peneliti dapat mengetahui berapa besar perubahan penggunaan lahan yang berada
di daerah Depok.
Pendekatan spasial merupakan pendekatan yang digunakan untuk
mengidentifikasi penyebaran penggunaan ruang, penyediaan ruang dalam
melakukan rancangan. Pendekatan spasial menggunakan data lokasiyang terdiri
dari data titik (point data) dan data bidang (areal data). Kelompok dalam data
bidang adalah data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang-
alang dan sebagainya.
Pendekatan Ekologi adalah studi mengenai interaksi antara organisme
hidup dengan lingkungan (Clarke, 1954). Mempelajari ekologi seseorang harus
mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan serta
lingkungan seperti litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
9
Pendekatan kompleks wilayah merupakan studi mengenai kombinasi antara
analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisa keruangan ini terdapat wilayah-
wilayah tertentu yang didekati dengan areal differentiation, yaitu suatu anggapan
bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu
wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh karena terdapat permintaan dan
penawaran antar wilayah (Bintarto, 1976).
Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu
bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar mata
pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia adalah sebagai petani, sehingga
sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Jumlah
penduduk yang meningkat berdampak pada kebutuhan lahan, seperti
permukiman,industri, jasa sehingga terjadi alih fungsi lahan pertanian karena
lahan terbatas. Harga jual lahan berpengaruh terhadap alih fungsi lahan, dan
pendapatan cenderung menurun, terutama pemilik lahan sempit dan
menggantungkan usahanya di sektor pertanian. Strategi bertahan hidup dengan
lahan sempit yaitu mengusahakan lahan yang masih dimilikinya sehingga
usahatani terus berlanjut. Keinginan mengalihfungsikan lahan pertanian
berbanding terbalik terhadap keberlangsungan usahatani. Pertumbuhan penduduk
yang sangat pesat akan berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan ruang untuk
mewadahi kegiatannya, dan salah satunya dimanifestasikan dalam wujud lahan.
Lahan penduduk yang melakukan berbagai kegiatan, baik secara individual
maupun kelompok. Untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki suatu kota, baik secara fisik dan
10
geografis, maupun kemampuan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan
pelayanan kota.
Pertumbuhan penduduk yang pesat juga berakibat pada tuntutan
pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan, salah satu penyedianya adalah sektor
industri. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-
bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4 % dari PDB
dunia. Geografi pertanian yang merupakan cabang yang menghubungkan sistem
pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian, serta
pembangunan pertanian (Sri Setyati Haryadi, 1975).
Sektor Pertanian merupakan suatu sektor yang mampu bertahan disaat
terjadi krisis. Dibandingkan sektor lainnya diluar sektor pertanian seperti sektor
industri, perdagangan, perhubungan jasa. Perkembangan pengetahuan dan
informasi pertanian yang cukup pesat menyebabkan perubahan usaha tani
terutama diluar usaha tani padi banyak dilakukan oleh petani. Perubahan usaha
tani padi yang terus menerus jika tidak dikendalikan akan berkaitan buruk bagi
masyarakat maupun pemerintah, karena negara akan menjadi sangat tergantung
pada luar negeri yaitu harus melakuakan impor beras untuk mencukupi kebutuhan
beras nasional (Harini R, 2003).
Daya tarik sektor pertanian yang terus menerus semakin menurun da
kemiskinan yang menjerat petani akibat rendahnya penghasilan petani mendorong
mereka melepas kepemilikan lahannya. Alih fungsi lahan pertanian tidak boleh
terus dibiarkan karena alih fungsi lahan yang tidak terkendali, baik boleh
11
perorangan atau secara masal oleh pengembang yang merupakan ancaman serius
pada masa depan. Menurut kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), (Yuliana,
2007). Petani yang penguasaan dan kepemilikan lahannya dibawah skala ekonomi
cenderung menjual tanahnya kepada pihak lain. Pendapatan yang diterimanya dari
pertanian relatif sangat rendah. Alasan ekonomi sering kali melatar belakangi alih
fungsi lahan pertanian. Tingkat keuntungan yang diperoleh dari sektor non
pertanian lebih tinggi dari tingkat keuntungan disektor pertanian. Selama
keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan lahan untuk perkantoran, industri,
dan sebagainya yang lebih tinggi dari pada tetap diusahakan untuk pertanian, alih
fungsi lahan baik perorangan atau secara masal oleh pengembang perumahan atau
kawasan industri di sekitarnya akan mempercepat alih fungsi lahan.
1.5.1.2 Konsep Lahan
Lahan merupakan suatu daerah permukaan bumi yang ciri-cirinya
mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun dapat
diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi, dan
populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau
dan masa kini, sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh atas
penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa mendatang (FAO,
1977).
Keberadaan lahan pada suatu daerah apabila dikaitkan dengan kebutuhan
lahan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan, akan terjadi
benturan kepentingan. Hal ini disebabkan kabutuhan lahan oleh manusia dan
12
pembangunan semakin besar sedangkan lahan yang tersedia cenderung tetap
jumlahnya pada suatu daerah (Vink, 1984).
Kesesuaian lahan merupakan suatu kegiatan pengelompokan lahan
kedalam satuan-satuan khusus menurut kemampuannya untuk digunakan sebagai
penunjang produksi pertanian secara lestari. Dan merupakan pengaturan satuan-
satuan kedalam berbagai kategori berdasarkan sifat-sifat lahan atau keadannya
dalam berbagai penggunaan. Sifat lahan yaitu kualitatif karena atas dasar sifat
fisik lahan yang didukung oleh keterangan ekonomi. Lahan yang bersifat
kualitatif mencakup masukan yang banyak tentang informasi-informasi sosial,
ekonomi, dan lingkungan (FAO, 1976).
Nilai lahan adalah pengukuran nilai lahan yang didasarkan kepada
kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan
strategi ekonomis. Penilaian lahan yang didasarkan atas nilai nominal untuk
satuan luas pada pasaran lahan dalam suatu ruang dikatakan sebagai harga lahan
(Darin-Drabkin, 1997). Nilai lahan memiliki hubungan yang erat dengan
penggunaan lahan dalam kaitannya dengan kegiatan pertanian, variasinya sangat
dipengaruhi oleh kesuburan, drainase, faktor lingkungan pada suatu lokasi tertantu
(Yunus, 2006).
1.5.1.3 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan wujud tutupan permukaan bumi baik yang
terjadi karena proses alam maupun buatan manusia. Penggunaan lahan sendiri
memiliki fenomena yang berdimensi fisik, sosial, dan ekonomi yang
13
keberadaannya dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Keberadaan penggunaan lahan
sangat dinamis serta ketersediaannya terbatas dengan jumlah penduduk yang terus
bertambah terus menerus semakin kompleks aktivitas manusia menyebabkan
karakteristik penggunaan lahan semakin rumit.
Fenomena yang paling sering terjadi di daerah perkotaan. Penggunaan
lahan tersebut merupakan campur tangan manusia baik secara permanen atau
periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik
kebutuhan spiritual maupun gabungan keduanya serta merupakan unsur penting
dalam perencanaan wilayah (Malingreau, 1979).
Perkembangan penggunaan lahan pada suatu daerah harus dicirikan oleh
pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, pengembangan, dan
peningkatan pendapatan berkelanjutan. Dengan adanya tiga hal tersebut maka
perkembangan penggunaan lahan berkelanjutan suatu daerah akan tercapai apabila
penduduk mampu beradaptasi pada keadaan lingkungan dan penyebab
kemunduran sosial ekonomi. Pengelolaan sumberdaya berkelanjutan oleh
penduduk adalah inti dari strategi pengelolaan berkelanjutan (Kievlitz, 1999).
1.5.1.4 Perubahan Penggunaan Lahan
Perubahan penggunaan lahan merupakan peralihan dari penggunaan lahan
tertentu menjadi pengunaan lainnya. Proses penggunaan lahan yang dilakukan
manusia dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan peradaban dan kebutuhan manusia. Semakin tinggi kebutuhan
manusia akan semakin tinggi terhadap kebutuhan lahan. Lahan yang sering dialih
fungsikan adalah lahan pertanian dan hutan yang dijadikan sebagai lahan
14
permukiman. Akibat dari alih fungsi ini akan terjadi ketidakseimbangan alam,
maupun ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial. Misalnya lahan pertanian
yang tadinya sebagai tumpuan masyarakat dalam mata pencaharian, sekarang
sudah tidak bertumpu lagi pada pertanian. Perubahan fungsi lahan mengubah tata
ruang dengan keseimbangannnya. Pergeseran fungsi lahan dengan perubahan tata
ruang tanpa memperhatikan kondisi geografis yang meiputi segala aspek alamiah
dengan daya dukungnya dalam jangka panjang akan berdampak negative terhadap
lahan dan lingkungan bersangkutan yang akhirnya pada kehidupan khususnya
kehidupan manusia.
Gambar 1.1 Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian menjadi non
Pertanian
(Lokasi Desa Condongcatur, 2014)
1.5.1.5 Faktor Pengaruh Penggunaan Lahan Pertanian
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat dominan
terhadap penggunaan lahan. Pertumbuhan penduduk sangat meningkat karena
banyaknya pendatang yang menginginkan bertempat tinggal di daerah baik
berasal dari bagian dalam kota maupun luar kota (Yunus, 2008). Seiring dengan
15
pertumbuhan penduduk, terdapat perubahan-perubahan pada kondisi demografi,
sosial, dan ekonomi yang terbentuk dalam beberapa kurun waktu. Perubahan
perubahan pada demografi tersebut berhubungan dengan kehidupan sosial itu
sendiri dapat diartikan sebagai kesejahteraan masyarakat yang dapat diukur
dengan tingkat pendidikan yang cukup baik, maka tingkat kesejahteraan penduduk
turut meningkat. Tingkat pendidikan tersebut juga dapat diimbangi dengan tingkat
kesehatan penduduk yang tinggi.
Pertumbuhan Ekonomi mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Artinya bahwa pembangunan
ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui
serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu
adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam
jangka panjang. Dengan perekonomian yang dapat menjadi indikator salah
satunya adalah ketersediaan lapangan kerja, jenis mata pencaharian, dan
pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya hungga kebutuhan
sekunder dan tersier.
1.5.1.6 Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu yang sejenis sudah pernah dilakukan oleh Taher,
Alamsyah (1984), mengenai perubahan penggunaan lahandan kepemilikan lahan
tahun 1968-1983 di kelurahan sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Dati II
Sleman. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran perubahan
penggunaan lahan dan kepemilikan lahan selama 15 tahun terakhir, dari tahun
16
1968-1983, dan mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini
menggunakan metode survei responden adalah Kepala Keluarga atau pemilik
lahan yang pernah menjual lahannya selama 15 tahun terakhir. Jumlah responden
100 Kepala Keluarga, dipilih secara sampling. Metode analisis yang digunakan
adalah metode tabulasi frekuensi dan metode tabulasi silang. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah adanya pemilik lahan yang paling banyak menjual lahannya
adalah Kepala Keluarga. Penduduk pendatang penyebab terjadinya perubahan
penggunaan lahan. Kondisi tempat tinggal pemilik lahan lebih baik pada saat
menjual.
Peneliti kedua dilakukan oleh Barus, sedar (2005), mengetahui dampak
perubahan penggunaan lahan terhadap pemilikan dan penguasaan lahan,
perubahan bentuk penggunaan lahan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk
di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman DIY, dengan tujuan
untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap pemilikan dan
penguasaan lahan, perubahan mata pencaharian penduduk, perubahan tingkat
pendapatan,dan perubahan terhadap perilaku sosial kelembagaan penduduk.
Penelitian ini menggunakan pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
purposive. Responden adalah kepala keluarga yang melakukan perubahan bentuk
penggunaan lahan. Jumlah responden seluruhnya 80 Kepala Keluarga dari 412
Kepala Keluarga. Pengambilan sampel dilakukan secara snow ball sampling. Data
yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data
dilakukan secara deskriptif dengan tabel frekuensi dan data tabel silang. Hasil
penelitian ini menghasilkan terjadi perubahan pola kepemilikan dan penguasaan
17
lahan dimana kepala keluarga yang dulunya masih mengusahakan sendiri
lahannya berubah menjadi petani penyewa dan penyakap, perubahan mata
pencaharian penduduk yang dulunya sebagian besar bekerja disektor pertanian
beralih ke non pertanian, meningkatnya tingkat pendapatan penduduk setelah
melakukan perubahan bentuk penggunaan lahan karena dari usaha yang baru lebih
menguntungkan dari pada bertani, dan perilaku sosial kelembagaan penduduk
semakin baik, ditandai dengan kegiatan sosial dan gotong royong yang dilakukan
secara teratur.
Penelitian ketiga yaitu oleh Yuliana (2007), penelitian ini mengenai
Dampak perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi
penduduk di Desa Condongcatur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman D.IY
tahun 1992-2003. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik
petani yang melakukan perubahan bentuk penggunaan lahan, mengetahui
perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk, dan
mengetahui status penguasaan lahan petanian setelah terjadi perubahan
penggunaan lahan. Metode pada penelitian ini yaitu metode survei, responden
adalah kepala keluarga petani yang melakukan perubahan penggunaan lahan dari
pertanian menjadi non pertanian. Jumlah responden 40 kepala keluarga dari 102
kepala keluarga yang dipilih secara acak sederhana (simple random sampling).
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dari tabel silang dan
tabel Frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pola kepemilikan
dan penguasaan lahan dimana kepala keluarga yang dulunya masih
mengusahakan sendiri lahannya berubah menjadi petani penyewa dan penyakap,
18
perubahan mata pencaharian penduduk yang dulunya sebagian besar bekerja
disektor pertanian beralih ke non pertanian, meningkatnya tingkat pendapatan
penduduk setelah melakukan perubahan bentuk penggunaan lahan karena dari
usaha yang baru lebih menguntungkan dari pada bertani, dan perilaku sosial
kelembagaan penduduk semakin baik, ditandai dengan kegiatan sosial dan gotong
royong yang dilakukan secara teratur.
Penelitian ke empat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Taufik Hidayat A
(2010), mengenai pengaruh alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi
penduduk di Desa Sinduadi, Mlati Sleman Tahun 2001-2008. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui karakterk penduduk yang melakukan alih fungsi lahan di
Desa Sinduadi, mengetahui jenis lahan pertanian yang paling banyak dirubah
menjadi non petanian di Desa Sinduadi, mengetahui pengaruh alih fungsi lahan
terhadap kondisi perekonomian penduduk yaitu perubahan mata pencaharian dan
perubahan tingkat pendapatan penduduk di desa sinduadi, mengetahui pengaruh
alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial yaitu perubahan perilaku sosial
masyarakat di Desa Sinduadi. Pada Penelitian tersebut menggunakan metode
pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Responden adalah kepala
keluarga yang pekerja pokok atau pekerjaan sampingannya adalah petani yang
mengalih fungsikan lahannya menjadi lahan non pertanian sebanyak 50 orang dari
lima dusun atau 10 responden per dusun. Pengambilan sampel dilakukan secara
snow ball sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data
sekunder.Analisis data dilakukan secara deskriptif dari tabel frekuensi dan tabel
silang. Hasil penelitian ini adalah jenis lahan pertanian yang paling banyak
19
dirubah adalah lahan kebun menjadi lahan permukiman /kos-kosan,alih fungsi
lahan berpengaruh positif terhadap kondisi perekonomian yaitu terjadi pergeseran
mata pencaharian pendudukdi Desa Sinduadi berpengaruh positif terhadap kondisi
sosial (perubahan perilaku sosial masyarakat).
20
Tabel 1.1 Matriks Peneliti Sebelumnya
No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian
1. Taher
Alamsyah
(1984)
Perubahan Penggunaan
Lahan dan Kepemilikan
lahan tahun 1968-1983 di
kelurahan Sinduadi
Kecamatan Mlati
Kabupaten Dati II Sleman
Mengetahui gambaran
perubahan Penggunaan
Lahan dan kepemilikan
lahan selama 15 tahun
terkahir, dari tahun 1968-
1983, dan mengetahui
faktor yang
mempengaruhinya.
Metode Survei. Responden
adalah KK atau pemilik
lahan yang pernah menjual
lahannya selama 15 tahun
terkahir. Jumlah responden
100 KK, dipilih secara
sampling. Metode analisis
yang digunkaan adalah
metode tabulasi frekuensi
dan metode tabulasi
frekuensi dan metode
tabulasi silang.
Pemilik lahan yang paling bnayak menjual lahannya
adalah KK laki-laki. Penduduk pendatang penyebab
terjadinya perubahan penggunaan lahan. Kondisi tempat
tinggal pemilik lahan lebih baik pada saat menjual.
2
Sedar Barus
(2005)
Dampak perubahan bentuk
penggunaan lahan
terhadap kondisi sosial
ekonomi penduduk di
Desa Maguwoharjo
Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman DIY
Mengetahui dampak
perubahan penggunaan
lahan terhadap pemilikan
dan penguasaan lahan,
perubahan mata
pencaharian penduduk,
perubahan tingkat
pendapatan,dan
perubahan terhadap
perilaku sosial
Pemilihan Lokasi penelitian
dilakukan secara purposive.
Responden adalah kepala
keluarga yang melakukan
perubahan bentuk penggunaan
lahan. Jumlah responden
seluruhnya 80 KK dari 412 KK.
Pengambilan sampel dilakukan
secara snow ball sampling. Data
yang dikumpulkan terdiri dari
data primer dan data sekunder.
Analisis data dilakukan secara
deskriptif dengan tabel
Terjadi Perubahan pola kepemilikan dan penguasaan lahan
dimana kepala keluarga yang dulunya masih
mengusahakan sendiri lahannya berubah menjadi petani
penyewa dan penyakap, perubahan mata pencaharian
penduduk yang dulunya sebagian besar bekerja disektor
pertanian beralih ke non pertanian, meningkatnya
tingkat pendapatan penduduk setelah melakukan
perubahan bentuk penggunaan lahan karena dari usaha yang
baru lebih menguntungkan dari pada bertani , dan
perilaku sosial kelembagaan penduduk semakin baik,
21
kelembagaan penduduk. frekuensi dan data tabel silang. ditandai dengan kegiatan sosial dan gotong royong yang
dilakukan secara teratur.
3.
Yuliana
(2007)
Dampak perubahan
penggunaan lahan
pertanian terhadap kondisi
sosial ekonomi penduduk
di Desa Condongcatur
Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman D.IY
tahun 1992-2003
Mengetahui karakteristik
petani yang melakukan
perubahan bentuk
penggunaan lahan,
mengetahui perubahan
penggunaan lahan
terhadap kondisi sosial
ekonomi penduduk, dan
mengetahui status
penguasaan lahan
petanian setelah terjadi
perubahan penggunaan
lahan.
Metode Survei, responden
adalah kepala keluarga
petani yang melakukan
perubahan penggunaan lahan
dari pertanian menjadi non
pertanian. Jumlah responden
40 kepala keluarga dari 102
kepala keluarga yang dipilih
secara acak sederhana
( simple random sampling).
Metode analisis yang
digunakan adalah analisis
deskriptif dari tabel silang
dan tabel
Frekuensi.
Kepala keluarga petani yang banyak merubah lahannya
adalah petani yang memiliki lahan < 0,5 0,5 hektar
( petani yang berlahan sempit ), status usaha dalam
pertanian dan penguasaan lahan han mengalami pe-
rubahan, khususnya petani yang memiliki lahan
< 0,5 hektar, pasca perubahan penggunaan lahan banyak petani
yang tidak lagi memiliki lahan semakin semp it luas
pemilikan lahan.
4. Taufik
Hidayat A
( 2010 )
Pengaruh alih fungsi lahan
terhadap kondisi sosial
ekonomi penduduk di
Desa Sinduadi, Mlati
Sleman Tahun 2001-2008
Mengetahui karakterk
penduduk yang melakukan alih
fungsi lahan di Desa Sinduadi ,
Mengetahui jenis lahan
pertanian yang paling banyak
dirubah menjadi non petanian
Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara purposive.
Responden adalah kepala keluarga
yang pekerja pokok atau pekerjaan
sampingannya adalah petani yang
mengalih fungsikan lahannya
Jenis lahan pertanian yang paling banyak dirubah adalah
lahan kebun menjadi lahan permukiman /kos-kosan, alih
fungsi lahan berpengaruh positif terhadap kondisi
perekonomian yaitu terjadi pergeseran mata pencaharian
pendudukdi Desa Sinduadi berpengaruh positif terhadap
22
di Desa Sinduadi, Mengetahui
pengaruh alih fungsi lahan
terhadap kondisi perekonomian
penduduk yaitu perubahan mata
pencaharian dan perubahan
tingkat pendapatan penduduk di
desa sinduadi, Mengetahui
pengaruh alih fungsi lahan
terhadap kondisi sosial yaitu
perubahan perilaku sosial
masyarakat di Desa Sinduadi.
menjadi lahan non pertanian
sebanyak 50 orang dari lima dusun
atau 10 responden per dusun.
Pengambilan sampel dilakukan
secara snow ball sampling. Data
yang dikumpulkan terdiri dari data
primer dan data sekunder.Analisis
data dilakukan secara deskriptif
dari tabel frekuensi dan tabel silang
.
kondisi sosial (perubahan perilaku sosial masyarakat).
5. Luki Aprilia
(2014)
Dampak Alih Fungsi
Lahan Pertanian Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi
Perkotaan, Kecamatan
Depok, Kabupaten
Sleman, D.I.Yogyakarta.
Mengetahui perubahan
penggunaan lahan di
Kecamatan Depok, Mengetahui
faktor-faktor yang menjadi
penyebab alih fungsi lahan,
Mengetahui perubahan alih
fungsi lahan pertanian terhadap
kondisi sosial ekonomi dan
pendapatan petani di
Kecamatan Depok.
Pemiihan lokasi penelitian
dilakukan secara purposive.
Responden adalah kepala keluarga
petani yang mengalihfungsikan
lahannya menjadi lahan non
pertanian sebanyak 50 petani dari 3
Desa. Pengambilan sampel
dilakukan secara simple random
sampling. Data yang dikumpulkan
terdiri dari data primer dan data
sekunder. Analisis data dilakukan
secara deskriptif dari tabel
frekuensi dan tabel silang..
Perubahan penggunaan lahan terjadi pada lahan sawah
menjadi lahan permukiman/kos-kosan, dan tempat usaha,
faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan yaitu
pertumbuhan penduduk yang sangat meningkat terjadi
pada tahun 2002. Adanya alih fungsi lahan menyebabkan
mata pencaharian penduduk berubah yang semula
bergerak pada sektor pertanian beralih ke sektor non
pertanian. Pendapatan yang dihasilkan semakin
meningkat setelah melakukan alih fungsi lahan dan alih
fungsi lahan berpengaruh pada ekonomi dan perilaku
sosial, masyarakat yaitu menjadi baik, hal ini ditandai
dengan adanya ronda malam, dan kerja bakti secara
gotong royong.
23
1.6 Kerangka Pemikiran
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian ini menjadi
suatu kejadian yang sangat rentan dalam perekonomian dan berlangsung
secara cepat. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menambah
banyaknya alih fungsi lahan disuatu daerah, dimana penduduk tersebut akan
menjadikan alih fungsi lahan tersebut menjadi suatu investasi besar untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya perubahan penggunaan lahan
menyebabkan bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi
penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe
penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau
berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda.
Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan
pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung
pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada
sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur
tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi
yang telah terjadi. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan
pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal,
pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin
meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan
akan mutu kehidupan yang lebih baik. Seiring dengan kebutuhan manusia
yang semakin meningkat, maka mendorong masyarakat untuk melakukan alih
fungsi lahan dan lahan pertanianpun menjadi sangat berkurang. Kegiatan alih
24
fungsi lahan ini akan mempengaruhi kegiatan pertanian, dan berpengaruh juga
pada kondisi sosial ekonomi yang menyangkut proses perubahan mata
pencaharian, perubahan tingkat pendapatan, dan akan terjadinya konflik
sosial. Secara sistematik kerangka pemikiran dari penelitian ini terdapat pada
gambar 1.2.
Penggunaan Lahan
Lahan Pertanian
Alih fungsi lahan
1. Ekonomi
Pendapatan
Pola Konsumsi
2. Sosial
Perilaku Masyarakat
- Pertumbuhan Penduduk
- Pertumbuhan Ekonomi
- Perkembangan Fisik
1. Terbatasnya luas lahan
2. Sedikitnya masyarakat
yang bertani
25
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
1.7 Batas Operasional
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi,
dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976).
Penggunaan Lahan merupakan suatu bentuk pemanfaatan atau fungsi dari
perwujudan suatu bentuk penutup lahan. Istilah penggunaan lahan didasari
pada fungsi kenampakan penutup lahan bagi kehidupan, baik itu kenampakan
alami atau buatan manusia. Suatu kenampakan vegetasi rapat, dalam istilah
penggunaan lahan dapat dibedakan menjadi hutan maupun perkebunan.
Penyebutan tersebut tergantung pada perlakuan manusia terhadap penutup
lahan.
Alih Fungsi Lahan merupakan perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi non pertanian.
26
Pertanian Perkotaan merupakan pertanian yang berada di daerah kota yang
memiliki luas garapan yang diusahakan petani, status kepemilikan lahan, jenis
komoditas yang ditanam, serta cakupan pasar.
Lahan Pertanian adalah lahan yang digunakan untuk dijadikan lahan usaha
tani untukmemproduksi tanaman pertanian.
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan
dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari
tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang
lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti
serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk
penenunan dan pembuatan pakaian.
Petani Pemilik merupakan petani yang memiliki lahan pertanian.Petani
pemilik lebih bekerja sebagai petani tulen yang kurang tertarik sekitar lain.
Hal tersebut di dorong oleh kemampuan yang turun tenurun dari nenek
monyangnya.
Petani penyewa adalah petani yang mengerjakan lahan ornag lain dengan
sewa kepada pemilik lahan. Hubungan petani penyewa dengan petani pemilik
sebagai hubungan jual beli tahunan yaitu petani pemilik yang menjual
lahannya pada musim tanam tertentu sampai musim tanam berikutnya sesuai
dengan persetujuan yang ada.
Jenis Lahan merupakan Jenis Penggunaan Lahan ( Endang Sukaesih, 1978 ).
Jenis Lahan ini misanya Lahan Sawah, Kebun.
27
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu situasi atau keadaan yang dipengaruhi
oleh fakrtor-faktor sosial (kemasyarakatan) dan faktor-faktor ekonomi (yang
berhubungan dengan masalah keuangan). Dalam penelitian ini faktor-faktor
sosial ekonomi yang dimaksud adalah perubahan tingkat pendapatan,
perubahan mata pencaharian (KLBI,1995).
Dampak merupakan pengaruh yang bisa terjadi, baik yang bersifat negatif
maupun positif (KLBI, 1995).
Lahan Pertanian adalah lahan yang bentuk penggunaannya bertujuan untuk
bercocok tanam baik berupa lahan sawah maupun kebun (Su Ritoharjo, 2000).
Lahan non pertanian merupakan lahan yang bentuk penggunaannya
bertujuan bukan untuk produktifitas pertanian (Su Ritohardoyo, 2000).
Perilaku sosial adalah perilaku masyarakat dalam kehidupannya dengan
orang lain dalam suatu wilayah yang sama.
Tingkat pendidikan ialah jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh
seseorang, dihitung dalam jumlah tahun sukses mengikuti pendidikan (Endang
Sukaesih, 1987).
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang udara, dan ruang
lautan sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainnya
hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
Pertumbuhan penduduk adalah suatu perubahan populasi yang sewaktu-
waktu dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi.
28
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output (Produk
Domestik Bruto) dan pendapatan ril dalam meningkatkan pertumbuhan output
perlu dilakukan karena merupakan syarat penting untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung tujuan kebijakan
pembangunan lainnya.
Karakteristik Masyarakat adalah ciri-ciri ataupun perilaku masyarakat yang
dilakukan kesehariaanya.