bab i pendahuluan i.1. latar...

28
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota dalam perjalanannya selalu tumbuh dan berkembang, salah satu penyebab terjadinya pertumbuhan dan perkembangan kota adalah adanya pertumbuhan ekonomi. Kota selalu mengalami perubahan aspek fisik atau non fisik dari waktu ke waktu. Faktor yang sangat berperan dalam perubahan tersebut adalah penduduk dan aspek-aspek kependudukan. Faktor kependudukan yang paling penting adalah segi kuantitasnya (Branch, 1995). Perkembangan kota-kota di Indonesia dalam akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Pada abad millenium ketiga, diperkirakan lebih dari 45% penduduk Indonesia tinggal diperkotaan (Eko Budiharjo,1997). Pembahasan mengenai kota sangat menarik karena hal tersebut selaras adanya fungsi kota sebagai pusat kegiatan dan pemerintahan atau tempat menggantungkan harapan untuk hidup secara lebih baik bagi sekelompok orang dan merupakan tempat yang menarik bagi penduduk dari pinggiran kota dari waktu ke waktu (Branch,1995). Pertambahan penduduk ini akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana kota, yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan lahan. Selain itu semakin meningkatnya kegiatan sosial ekonomi diperkotaan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan kota juga akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan lahan. Peningkatan kebutuhan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan (lahan pertanian ke non pertanian).

Upload: duongdan

Post on 06-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kota dalam perjalanannya selalu tumbuh dan berkembang, salah satu

penyebab terjadinya pertumbuhan dan perkembangan kota adalah adanya

pertumbuhan ekonomi. Kota selalu mengalami perubahan aspek fisik atau non

fisik dari waktu ke waktu. Faktor yang sangat berperan dalam perubahan tersebut

adalah penduduk dan aspek-aspek kependudukan. Faktor kependudukan yang

paling penting adalah segi kuantitasnya (Branch, 1995). Perkembangan kota-kota

di Indonesia dalam akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.

Pada abad millenium ketiga, diperkirakan lebih dari 45% penduduk Indonesia

tinggal diperkotaan (Eko Budiharjo,1997). Pembahasan mengenai kota sangat

menarik karena hal tersebut selaras adanya fungsi kota sebagai pusat kegiatan dan

pemerintahan atau tempat menggantungkan harapan untuk hidup secara lebih baik

bagi sekelompok orang dan merupakan tempat yang menarik bagi penduduk dari

pinggiran kota dari waktu ke waktu (Branch,1995). Pertambahan penduduk ini

akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana

kota, yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan lahan. Selain itu semakin

meningkatnya kegiatan sosial ekonomi diperkotaan sebagai bagian dari

pertumbuhan dan perkembangan kota juga akan berpengaruh terhadap

peningkatan permintaan lahan. Peningkatan kebutuhan lahan akan menyebabkan

terjadinya perubahan penggunaan lahan (lahan pertanian ke non pertanian).

2

Adanya penduduk menjadi salah satu kontribusi terbesar bagi terbentuknya

aktivitas perkotaan. Untuk menampung aktivitas penduduk membutuhkan lahan

yang tidak sedi kit, hingga pada akhirnya terjadi persaingan lahan kota yang

luasannya terbatas. Terdapat berbagai macam aktivitas yang menjadi ciri

perkotaan, antara lain permukiman, industri, komersial, dan lain lain. Dalam

perkembangannya tiap aktivitas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-

beda, sehingga mempengaruhi pemilihan ruang dan lokasi aktivitasnya. Sistem

aktivitas kota adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan

lembaga yang menjadi wadah bagi kegiatan manusia, dengan kata lain sistem

aktivitas merupakan perwujudan dari kegiatan penduduk kota yang kemudian

akan membentuk suatu penggunaan lahan tertentu. Sistem lingkungan lebih

mengarah pada aspek internal yang dimiliki suatu lahan, dan sistem

pengembangan cenderung pada pembangunan sarana dan prasarana serta

penetapan kebijakan untuk mengatur lahan tersebut. Sistem lingkungan dan sistem

pengembangan ini mengakibatkan berkembangnya fungsi suatu lahan, dan akan

memicu perubahan guna lahan jika bertemu dengan sisi sistem aktivitas yang

sesuai dengan kriteria kawasan tersebut.

Aktivitas perkotaan akan semakin berkembang jika jumlah penduduknya

semakin banyak. Karena lahan bersifat permanen, suatu lahan akan diperebutkan

oleh aktivitas yang memiliki kriteria berlokasi sesuai dengan lahan tersebut.

Akumulasi dari persaingan dalam penggunaan lahan tersebut menyebabkan

lahan–lahan yang semula telah dialokasikan untuk suatu kegiatan tertentu dalam

rencana kota, pada saat diimplementasikan sering telah digunakan oleh jenis

3

kegiatan lainnya. Dalam perkembangannya, gejala perubahan pemanfaatan lahan,

justru menjadi gejala alamiah dalam suatu evolusi kota.

Bentuk perubahan ini tidak terjadi di setiap lokasi secara seragam, karena

setiap lahan memiliki tingkat kestrategisan dan potensi yang berbeda.

Pengalokasian guna lahan di perkotaan akan mengarah ke lokasi yang dapat

memberikan keuntungan tertinggi sehingga lahan–lahan yang memiliki tingkat

kestrategisan dan potensi yang lebih besar akan lebih berpeluang mengalami

proses perubahan pemanfaatan lahan. Pada umumnya gejala ini terjadi di jalan–

jalan utama atau kawasan–kawasan tertentu yang memiliki keunikan dan

karakteristik tersendiri. Perubahan pemanfaatan lahan dari fungsi pertanian

menjadi non pertanian yang semakin merajalela di kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta. Sehingga perekonomian masyarakat kecamatan depok pun menjadi

berkurang serta sedikitnya masyarakat yang mengelola pertanianya. Melihat hal

tersebut, perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi tersebut telah mengalami

perkembangan secara signifikan. Perubahan ini seringkali menimbulkan beberapa

dampak, baik dampak positif maupun negatif. Dilihat dari sisi positifnya selain

bisa meningkatkan aksesibilitas di pusat kota, dan banyaknya pembangunan untuk

para pekerja kantoran dan para investor untuk meningkatkan bisni serta banyak

perubahan pemanfaatan lahan yang menguntungkan dari segi pengembangan kota

dan peningkatan pendapatan daerah. Sedangkan dari sisi dampak negatifnya,

perubahan pemanfaatan lahan seringkali menimbulkan konflik antar pihak yang

berkepentingan, yaitu antara investor, masyarakat dan pemerintah, antara lain

4

berupa perijinan, ketidaknyamanan yang ditimbulkan, penyimpangan kebijakan,

dan lain–lain.

Masyarakat umum adalah yang paling sering menderita dampak negatif

suatu perubahan fungsi lahan perkotaan. Seperti kemacetan lalu lintas,

berkurangnya kenyamanan dan privasi, serta berkurangnya lahan pertanian untuk

produktifitas pertaniannya pada masyrakat depok. Lahan merupakan suatu

lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan

yang sampai batas tertentu yang akan mempengaruhi kemampuan penggunaan

lahan. Untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan maka

informasi dan data yang akurat tentang potensi, keragaan, ketersediaan, dan

kebutuhan terhadap sumberdaya lahan sangat penting . Penggunaan lahan ialah

segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-

pindah, terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang

secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik

material maupun spiritual, ataupun kedua-duanya (Harini, R. 2005).

Penggunaan lahan pada umumnya digunakan untuk mengacu pemanfaatan

lahan masa kini karena aktivitas manusia bersifat dinamis. Sehingga perhatian

kajian seringkali diarahkan pada perubahan penggunaan lahan (baik secara

kualitatif maupun kuantitatif) atau segala sesuatu yang berpengaruh terhadap

lahan (Harini, R.2005). Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha atau

campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya.

Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mencakup semua

komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada

5

diatas dan dibawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk,

relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh

aktivitas manusia dimasa lalu dan sekarang yang kesemuanya itu berpengaruh

terhadap penggunaan lahan oleh aktivitas manusia dimasa lalu dan sekarang dan

dimasa yang akan datang.

Penelitian dipilih Kecamatan Depok Kabupaten Sleman D.I.Yogyakarta

karena di Kecamatan Depok tingkat usaha pertaniannya semakin tahun semakin

berkurang karena adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian

dengan banyaknya pembangunan hotel, supermarket, swalayan, serta permukiman

yang digunakan untuk kost kostan, toko, dan warung makan sehingga lahan untuk

pertaniannya pun hanya sedikit. Kota Yogyakarta sendiri dari tahun ke tahun

tingkat pertumbuhan penduduknya semakin meningkat yaitu 452.390 jiwa dengan

proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan

penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2

menurut sensus tahun 2010.

Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian membuat masyarakat

resah, karena lahan yang seharusnya menjadi lumbung penghijauan di perkotaan

menjadi daerah yang penuh dengan bangunan bangunan berjejer seperti kota serta

menjadikan Kecamatan Depok Kabupatem Sleman D.I.Yogyakarta menjadi

suatu kawasan yang penuh dengan kemacematan lalu lintas dan tingkat

pendapatan petani semakin menurun.

6

I.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi pada penelitian tentang dampak aktivitas

pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi petani di perkotaan Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman D.I.Yogyakarta adalah semakin menurunnya kegiatan

pertanian yang ditunjukkan semakin berkurangnya luas lahan sawah dan

menurunnya produktivitas lahan. Aktivitas pertanian di perkotaan yang terus

mengalami penurunan baik dari segi penurunan pola tanam tiap tahun,

pengurangan luas lahan yang dialih fungsikan menjadi non petanian, serta

penurunan produktivitas lahan yang membawa dampak kondisi sosial ekonomi

petani terutama dalam penurunan tingkat pendapatan.

Semakin banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi lahan

terbangun semakin sempit lahan pertanian. Alih fungsi lahan menyebabkan

penyusutan lahan dikota besar dan kemudian melebar ke daerah pinggiran kota

yang menunjukkan adanya perubahan penggunaa lahan menjadi intensif dengan

semakin berkembangnya perekonomian daerah. Peningkatan jumlah penduduk

merupakan salah satu faktor penyebab tingginya konversi suatu lahan pertanian

karena peningkatan kebutuhan lahan untuk perumahan atau industri.

Berdasarkan permasalahan tersebut timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Depok ?

2. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan ?

3. Bagaimana pengaruh alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi yang

terjadi di Kecamatan Depok ?

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Depok.

2. Mengetahui faktor – faktor yang menjadi penyebab alih fungsi lahan.

3. Mengetahui pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial

ekonomi dan pendapatan Petani di Kecamatan Depok.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian

terhadap kondisi sosial ekonomi petani perkotaan yang diharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi perencana tata ruang wilayah terutama di

Kecamatan Depok.

2. Sebagai informasi bagi peneliti sejenis mengenai perubahan penggunaan

lahan pertanian.

3. Memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan Ilmu

khususnya pada ilmu Geografi dan Ilmu Lingkungan yang dapat

memberikan perkembangan pertanian masyarakat khususnya dalam hal

pertanian dan lingkungan.

8

1.5 Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya

1.5.1 Tinjauan Pustaka

1.5.1.1 Konsep Geografi dalam Pertanian

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antar

ruang,waktu, dan ekologi dan perubahan yang terjadi di muka bumi. Pendekatan

dalam geografi ada 3 yaitu pendekatan spasial, ekologi, dan kompleks wilayah

untuk kepentingan suatu program, proses dan keberhasilan pembangunan

(Bintarto, 1984).

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan spasial dengan

memperhatikan perubahan lahan disetiap desa. Dengan adanya pendekatan spasial

peneliti dapat mengetahui berapa besar perubahan penggunaan lahan yang berada

di daerah Depok.

Pendekatan spasial merupakan pendekatan yang digunakan untuk

mengidentifikasi penyebaran penggunaan ruang, penyediaan ruang dalam

melakukan rancangan. Pendekatan spasial menggunakan data lokasiyang terdiri

dari data titik (point data) dan data bidang (areal data). Kelompok dalam data

bidang adalah data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang-

alang dan sebagainya.

Pendekatan Ekologi adalah studi mengenai interaksi antara organisme

hidup dengan lingkungan (Clarke, 1954). Mempelajari ekologi seseorang harus

mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan serta

lingkungan seperti litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

9

Pendekatan kompleks wilayah merupakan studi mengenai kombinasi antara

analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisa keruangan ini terdapat wilayah-

wilayah tertentu yang didekati dengan areal differentiation, yaitu suatu anggapan

bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu

wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh karena terdapat permintaan dan

penawaran antar wilayah (Bintarto, 1976).

Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu

bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar mata

pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia adalah sebagai petani, sehingga

sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Jumlah

penduduk yang meningkat berdampak pada kebutuhan lahan, seperti

permukiman,industri, jasa sehingga terjadi alih fungsi lahan pertanian karena

lahan terbatas. Harga jual lahan berpengaruh terhadap alih fungsi lahan, dan

pendapatan cenderung menurun, terutama pemilik lahan sempit dan

menggantungkan usahanya di sektor pertanian. Strategi bertahan hidup dengan

lahan sempit yaitu mengusahakan lahan yang masih dimilikinya sehingga

usahatani terus berlanjut. Keinginan mengalihfungsikan lahan pertanian

berbanding terbalik terhadap keberlangsungan usahatani. Pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat akan berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan ruang untuk

mewadahi kegiatannya, dan salah satunya dimanifestasikan dalam wujud lahan.

Lahan penduduk yang melakukan berbagai kegiatan, baik secara individual

maupun kelompok. Untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut terdapat

keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki suatu kota, baik secara fisik dan

10

geografis, maupun kemampuan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan

pelayanan kota.

Pertumbuhan penduduk yang pesat juga berakibat pada tuntutan

pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan, salah satu penyedianya adalah sektor

industri. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-

bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4 % dari PDB

dunia. Geografi pertanian yang merupakan cabang yang menghubungkan sistem

pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian, serta

pembangunan pertanian (Sri Setyati Haryadi, 1975).

Sektor Pertanian merupakan suatu sektor yang mampu bertahan disaat

terjadi krisis. Dibandingkan sektor lainnya diluar sektor pertanian seperti sektor

industri, perdagangan, perhubungan jasa. Perkembangan pengetahuan dan

informasi pertanian yang cukup pesat menyebabkan perubahan usaha tani

terutama diluar usaha tani padi banyak dilakukan oleh petani. Perubahan usaha

tani padi yang terus menerus jika tidak dikendalikan akan berkaitan buruk bagi

masyarakat maupun pemerintah, karena negara akan menjadi sangat tergantung

pada luar negeri yaitu harus melakuakan impor beras untuk mencukupi kebutuhan

beras nasional (Harini R, 2003).

Daya tarik sektor pertanian yang terus menerus semakin menurun da

kemiskinan yang menjerat petani akibat rendahnya penghasilan petani mendorong

mereka melepas kepemilikan lahannya. Alih fungsi lahan pertanian tidak boleh

terus dibiarkan karena alih fungsi lahan yang tidak terkendali, baik boleh

11

perorangan atau secara masal oleh pengembang yang merupakan ancaman serius

pada masa depan. Menurut kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), (Yuliana,

2007). Petani yang penguasaan dan kepemilikan lahannya dibawah skala ekonomi

cenderung menjual tanahnya kepada pihak lain. Pendapatan yang diterimanya dari

pertanian relatif sangat rendah. Alasan ekonomi sering kali melatar belakangi alih

fungsi lahan pertanian. Tingkat keuntungan yang diperoleh dari sektor non

pertanian lebih tinggi dari tingkat keuntungan disektor pertanian. Selama

keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan lahan untuk perkantoran, industri,

dan sebagainya yang lebih tinggi dari pada tetap diusahakan untuk pertanian, alih

fungsi lahan baik perorangan atau secara masal oleh pengembang perumahan atau

kawasan industri di sekitarnya akan mempercepat alih fungsi lahan.

1.5.1.2 Konsep Lahan

Lahan merupakan suatu daerah permukaan bumi yang ciri-cirinya

mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun dapat

diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi, dan

populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau

dan masa kini, sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh atas

penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa mendatang (FAO,

1977).

Keberadaan lahan pada suatu daerah apabila dikaitkan dengan kebutuhan

lahan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan, akan terjadi

benturan kepentingan. Hal ini disebabkan kabutuhan lahan oleh manusia dan

12

pembangunan semakin besar sedangkan lahan yang tersedia cenderung tetap

jumlahnya pada suatu daerah (Vink, 1984).

Kesesuaian lahan merupakan suatu kegiatan pengelompokan lahan

kedalam satuan-satuan khusus menurut kemampuannya untuk digunakan sebagai

penunjang produksi pertanian secara lestari. Dan merupakan pengaturan satuan-

satuan kedalam berbagai kategori berdasarkan sifat-sifat lahan atau keadannya

dalam berbagai penggunaan. Sifat lahan yaitu kualitatif karena atas dasar sifat

fisik lahan yang didukung oleh keterangan ekonomi. Lahan yang bersifat

kualitatif mencakup masukan yang banyak tentang informasi-informasi sosial,

ekonomi, dan lingkungan (FAO, 1976).

Nilai lahan adalah pengukuran nilai lahan yang didasarkan kepada

kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan

strategi ekonomis. Penilaian lahan yang didasarkan atas nilai nominal untuk

satuan luas pada pasaran lahan dalam suatu ruang dikatakan sebagai harga lahan

(Darin-Drabkin, 1997). Nilai lahan memiliki hubungan yang erat dengan

penggunaan lahan dalam kaitannya dengan kegiatan pertanian, variasinya sangat

dipengaruhi oleh kesuburan, drainase, faktor lingkungan pada suatu lokasi tertantu

(Yunus, 2006).

1.5.1.3 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan wujud tutupan permukaan bumi baik yang

terjadi karena proses alam maupun buatan manusia. Penggunaan lahan sendiri

memiliki fenomena yang berdimensi fisik, sosial, dan ekonomi yang

13

keberadaannya dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Keberadaan penggunaan lahan

sangat dinamis serta ketersediaannya terbatas dengan jumlah penduduk yang terus

bertambah terus menerus semakin kompleks aktivitas manusia menyebabkan

karakteristik penggunaan lahan semakin rumit.

Fenomena yang paling sering terjadi di daerah perkotaan. Penggunaan

lahan tersebut merupakan campur tangan manusia baik secara permanen atau

periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik

kebutuhan spiritual maupun gabungan keduanya serta merupakan unsur penting

dalam perencanaan wilayah (Malingreau, 1979).

Perkembangan penggunaan lahan pada suatu daerah harus dicirikan oleh

pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, pengembangan, dan

peningkatan pendapatan berkelanjutan. Dengan adanya tiga hal tersebut maka

perkembangan penggunaan lahan berkelanjutan suatu daerah akan tercapai apabila

penduduk mampu beradaptasi pada keadaan lingkungan dan penyebab

kemunduran sosial ekonomi. Pengelolaan sumberdaya berkelanjutan oleh

penduduk adalah inti dari strategi pengelolaan berkelanjutan (Kievlitz, 1999).

1.5.1.4 Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan merupakan peralihan dari penggunaan lahan

tertentu menjadi pengunaan lainnya. Proses penggunaan lahan yang dilakukan

manusia dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan seiring dengan

perkembangan peradaban dan kebutuhan manusia. Semakin tinggi kebutuhan

manusia akan semakin tinggi terhadap kebutuhan lahan. Lahan yang sering dialih

fungsikan adalah lahan pertanian dan hutan yang dijadikan sebagai lahan

14

permukiman. Akibat dari alih fungsi ini akan terjadi ketidakseimbangan alam,

maupun ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial. Misalnya lahan pertanian

yang tadinya sebagai tumpuan masyarakat dalam mata pencaharian, sekarang

sudah tidak bertumpu lagi pada pertanian. Perubahan fungsi lahan mengubah tata

ruang dengan keseimbangannnya. Pergeseran fungsi lahan dengan perubahan tata

ruang tanpa memperhatikan kondisi geografis yang meiputi segala aspek alamiah

dengan daya dukungnya dalam jangka panjang akan berdampak negative terhadap

lahan dan lingkungan bersangkutan yang akhirnya pada kehidupan khususnya

kehidupan manusia.

Gambar 1.1 Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian menjadi non

Pertanian

(Lokasi Desa Condongcatur, 2014)

1.5.1.5 Faktor Pengaruh Penggunaan Lahan Pertanian

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat dominan

terhadap penggunaan lahan. Pertumbuhan penduduk sangat meningkat karena

banyaknya pendatang yang menginginkan bertempat tinggal di daerah baik

berasal dari bagian dalam kota maupun luar kota (Yunus, 2008). Seiring dengan

15

pertumbuhan penduduk, terdapat perubahan-perubahan pada kondisi demografi,

sosial, dan ekonomi yang terbentuk dalam beberapa kurun waktu. Perubahan

perubahan pada demografi tersebut berhubungan dengan kehidupan sosial itu

sendiri dapat diartikan sebagai kesejahteraan masyarakat yang dapat diukur

dengan tingkat pendidikan yang cukup baik, maka tingkat kesejahteraan penduduk

turut meningkat. Tingkat pendidikan tersebut juga dapat diimbangi dengan tingkat

kesehatan penduduk yang tinggi.

Pertumbuhan Ekonomi mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi

sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu

masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Artinya bahwa pembangunan

ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui

serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu

adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam

jangka panjang. Dengan perekonomian yang dapat menjadi indikator salah

satunya adalah ketersediaan lapangan kerja, jenis mata pencaharian, dan

pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya hungga kebutuhan

sekunder dan tersier.

1.5.1.6 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang sejenis sudah pernah dilakukan oleh Taher,

Alamsyah (1984), mengenai perubahan penggunaan lahandan kepemilikan lahan

tahun 1968-1983 di kelurahan sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Dati II

Sleman. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran perubahan

penggunaan lahan dan kepemilikan lahan selama 15 tahun terakhir, dari tahun

16

1968-1983, dan mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini

menggunakan metode survei responden adalah Kepala Keluarga atau pemilik

lahan yang pernah menjual lahannya selama 15 tahun terakhir. Jumlah responden

100 Kepala Keluarga, dipilih secara sampling. Metode analisis yang digunakan

adalah metode tabulasi frekuensi dan metode tabulasi silang. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah adanya pemilik lahan yang paling banyak menjual lahannya

adalah Kepala Keluarga. Penduduk pendatang penyebab terjadinya perubahan

penggunaan lahan. Kondisi tempat tinggal pemilik lahan lebih baik pada saat

menjual.

Peneliti kedua dilakukan oleh Barus, sedar (2005), mengetahui dampak

perubahan penggunaan lahan terhadap pemilikan dan penguasaan lahan,

perubahan bentuk penggunaan lahan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk

di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman DIY, dengan tujuan

untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap pemilikan dan

penguasaan lahan, perubahan mata pencaharian penduduk, perubahan tingkat

pendapatan,dan perubahan terhadap perilaku sosial kelembagaan penduduk.

Penelitian ini menggunakan pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

purposive. Responden adalah kepala keluarga yang melakukan perubahan bentuk

penggunaan lahan. Jumlah responden seluruhnya 80 Kepala Keluarga dari 412

Kepala Keluarga. Pengambilan sampel dilakukan secara snow ball sampling. Data

yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data

dilakukan secara deskriptif dengan tabel frekuensi dan data tabel silang. Hasil

penelitian ini menghasilkan terjadi perubahan pola kepemilikan dan penguasaan

17

lahan dimana kepala keluarga yang dulunya masih mengusahakan sendiri

lahannya berubah menjadi petani penyewa dan penyakap, perubahan mata

pencaharian penduduk yang dulunya sebagian besar bekerja disektor pertanian

beralih ke non pertanian, meningkatnya tingkat pendapatan penduduk setelah

melakukan perubahan bentuk penggunaan lahan karena dari usaha yang baru lebih

menguntungkan dari pada bertani, dan perilaku sosial kelembagaan penduduk

semakin baik, ditandai dengan kegiatan sosial dan gotong royong yang dilakukan

secara teratur.

Penelitian ketiga yaitu oleh Yuliana (2007), penelitian ini mengenai

Dampak perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi

penduduk di Desa Condongcatur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman D.IY

tahun 1992-2003. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik

petani yang melakukan perubahan bentuk penggunaan lahan, mengetahui

perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk, dan

mengetahui status penguasaan lahan petanian setelah terjadi perubahan

penggunaan lahan. Metode pada penelitian ini yaitu metode survei, responden

adalah kepala keluarga petani yang melakukan perubahan penggunaan lahan dari

pertanian menjadi non pertanian. Jumlah responden 40 kepala keluarga dari 102

kepala keluarga yang dipilih secara acak sederhana (simple random sampling).

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dari tabel silang dan

tabel Frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan pola kepemilikan

dan penguasaan lahan dimana kepala keluarga yang dulunya masih

mengusahakan sendiri lahannya berubah menjadi petani penyewa dan penyakap,

18

perubahan mata pencaharian penduduk yang dulunya sebagian besar bekerja

disektor pertanian beralih ke non pertanian, meningkatnya tingkat pendapatan

penduduk setelah melakukan perubahan bentuk penggunaan lahan karena dari

usaha yang baru lebih menguntungkan dari pada bertani, dan perilaku sosial

kelembagaan penduduk semakin baik, ditandai dengan kegiatan sosial dan gotong

royong yang dilakukan secara teratur.

Penelitian ke empat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Taufik Hidayat A

(2010), mengenai pengaruh alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi

penduduk di Desa Sinduadi, Mlati Sleman Tahun 2001-2008. Tujuan penelitian

ini adalah mengetahui karakterk penduduk yang melakukan alih fungsi lahan di

Desa Sinduadi, mengetahui jenis lahan pertanian yang paling banyak dirubah

menjadi non petanian di Desa Sinduadi, mengetahui pengaruh alih fungsi lahan

terhadap kondisi perekonomian penduduk yaitu perubahan mata pencaharian dan

perubahan tingkat pendapatan penduduk di desa sinduadi, mengetahui pengaruh

alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial yaitu perubahan perilaku sosial

masyarakat di Desa Sinduadi. Pada Penelitian tersebut menggunakan metode

pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Responden adalah kepala

keluarga yang pekerja pokok atau pekerjaan sampingannya adalah petani yang

mengalih fungsikan lahannya menjadi lahan non pertanian sebanyak 50 orang dari

lima dusun atau 10 responden per dusun. Pengambilan sampel dilakukan secara

snow ball sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data

sekunder.Analisis data dilakukan secara deskriptif dari tabel frekuensi dan tabel

silang. Hasil penelitian ini adalah jenis lahan pertanian yang paling banyak

19

dirubah adalah lahan kebun menjadi lahan permukiman /kos-kosan,alih fungsi

lahan berpengaruh positif terhadap kondisi perekonomian yaitu terjadi pergeseran

mata pencaharian pendudukdi Desa Sinduadi berpengaruh positif terhadap kondisi

sosial (perubahan perilaku sosial masyarakat).

20

Tabel 1.1 Matriks Peneliti Sebelumnya

No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian

1. Taher

Alamsyah

(1984)

Perubahan Penggunaan

Lahan dan Kepemilikan

lahan tahun 1968-1983 di

kelurahan Sinduadi

Kecamatan Mlati

Kabupaten Dati II Sleman

Mengetahui gambaran

perubahan Penggunaan

Lahan dan kepemilikan

lahan selama 15 tahun

terkahir, dari tahun 1968-

1983, dan mengetahui

faktor yang

mempengaruhinya.

Metode Survei. Responden

adalah KK atau pemilik

lahan yang pernah menjual

lahannya selama 15 tahun

terkahir. Jumlah responden

100 KK, dipilih secara

sampling. Metode analisis

yang digunkaan adalah

metode tabulasi frekuensi

dan metode tabulasi

frekuensi dan metode

tabulasi silang.

Pemilik lahan yang paling bnayak menjual lahannya

adalah KK laki-laki. Penduduk pendatang penyebab

terjadinya perubahan penggunaan lahan. Kondisi tempat

tinggal pemilik lahan lebih baik pada saat menjual.

2

Sedar Barus

(2005)

Dampak perubahan bentuk

penggunaan lahan

terhadap kondisi sosial

ekonomi penduduk di

Desa Maguwoharjo

Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman DIY

Mengetahui dampak

perubahan penggunaan

lahan terhadap pemilikan

dan penguasaan lahan,

perubahan mata

pencaharian penduduk,

perubahan tingkat

pendapatan,dan

perubahan terhadap

perilaku sosial

Pemilihan Lokasi penelitian

dilakukan secara purposive.

Responden adalah kepala

keluarga yang melakukan

perubahan bentuk penggunaan

lahan. Jumlah responden

seluruhnya 80 KK dari 412 KK.

Pengambilan sampel dilakukan

secara snow ball sampling. Data

yang dikumpulkan terdiri dari

data primer dan data sekunder.

Analisis data dilakukan secara

deskriptif dengan tabel

Terjadi Perubahan pola kepemilikan dan penguasaan lahan

dimana kepala keluarga yang dulunya masih

mengusahakan sendiri lahannya berubah menjadi petani

penyewa dan penyakap, perubahan mata pencaharian

penduduk yang dulunya sebagian besar bekerja disektor

pertanian beralih ke non pertanian, meningkatnya

tingkat pendapatan penduduk setelah melakukan

perubahan bentuk penggunaan lahan karena dari usaha yang

baru lebih menguntungkan dari pada bertani , dan

perilaku sosial kelembagaan penduduk semakin baik,

21

kelembagaan penduduk. frekuensi dan data tabel silang. ditandai dengan kegiatan sosial dan gotong royong yang

dilakukan secara teratur.

3.

Yuliana

(2007)

Dampak perubahan

penggunaan lahan

pertanian terhadap kondisi

sosial ekonomi penduduk

di Desa Condongcatur

Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman D.IY

tahun 1992-2003

Mengetahui karakteristik

petani yang melakukan

perubahan bentuk

penggunaan lahan,

mengetahui perubahan

penggunaan lahan

terhadap kondisi sosial

ekonomi penduduk, dan

mengetahui status

penguasaan lahan

petanian setelah terjadi

perubahan penggunaan

lahan.

Metode Survei, responden

adalah kepala keluarga

petani yang melakukan

perubahan penggunaan lahan

dari pertanian menjadi non

pertanian. Jumlah responden

40 kepala keluarga dari 102

kepala keluarga yang dipilih

secara acak sederhana

( simple random sampling).

Metode analisis yang

digunakan adalah analisis

deskriptif dari tabel silang

dan tabel

Frekuensi.

Kepala keluarga petani yang banyak merubah lahannya

adalah petani yang memiliki lahan < 0,5 0,5 hektar

( petani yang berlahan sempit ), status usaha dalam

pertanian dan penguasaan lahan han mengalami pe-

rubahan, khususnya petani yang memiliki lahan

< 0,5 hektar, pasca perubahan penggunaan lahan banyak petani

yang tidak lagi memiliki lahan semakin semp it luas

pemilikan lahan.

4. Taufik

Hidayat A

( 2010 )

Pengaruh alih fungsi lahan

terhadap kondisi sosial

ekonomi penduduk di

Desa Sinduadi, Mlati

Sleman Tahun 2001-2008

Mengetahui karakterk

penduduk yang melakukan alih

fungsi lahan di Desa Sinduadi ,

Mengetahui jenis lahan

pertanian yang paling banyak

dirubah menjadi non petanian

Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive.

Responden adalah kepala keluarga

yang pekerja pokok atau pekerjaan

sampingannya adalah petani yang

mengalih fungsikan lahannya

Jenis lahan pertanian yang paling banyak dirubah adalah

lahan kebun menjadi lahan permukiman /kos-kosan, alih

fungsi lahan berpengaruh positif terhadap kondisi

perekonomian yaitu terjadi pergeseran mata pencaharian

pendudukdi Desa Sinduadi berpengaruh positif terhadap

22

di Desa Sinduadi, Mengetahui

pengaruh alih fungsi lahan

terhadap kondisi perekonomian

penduduk yaitu perubahan mata

pencaharian dan perubahan

tingkat pendapatan penduduk di

desa sinduadi, Mengetahui

pengaruh alih fungsi lahan

terhadap kondisi sosial yaitu

perubahan perilaku sosial

masyarakat di Desa Sinduadi.

menjadi lahan non pertanian

sebanyak 50 orang dari lima dusun

atau 10 responden per dusun.

Pengambilan sampel dilakukan

secara snow ball sampling. Data

yang dikumpulkan terdiri dari data

primer dan data sekunder.Analisis

data dilakukan secara deskriptif

dari tabel frekuensi dan tabel silang

.

kondisi sosial (perubahan perilaku sosial masyarakat).

5. Luki Aprilia

(2014)

Dampak Alih Fungsi

Lahan Pertanian Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi

Perkotaan, Kecamatan

Depok, Kabupaten

Sleman, D.I.Yogyakarta.

Mengetahui perubahan

penggunaan lahan di

Kecamatan Depok, Mengetahui

faktor-faktor yang menjadi

penyebab alih fungsi lahan,

Mengetahui perubahan alih

fungsi lahan pertanian terhadap

kondisi sosial ekonomi dan

pendapatan petani di

Kecamatan Depok.

Pemiihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive.

Responden adalah kepala keluarga

petani yang mengalihfungsikan

lahannya menjadi lahan non

pertanian sebanyak 50 petani dari 3

Desa. Pengambilan sampel

dilakukan secara simple random

sampling. Data yang dikumpulkan

terdiri dari data primer dan data

sekunder. Analisis data dilakukan

secara deskriptif dari tabel

frekuensi dan tabel silang..

Perubahan penggunaan lahan terjadi pada lahan sawah

menjadi lahan permukiman/kos-kosan, dan tempat usaha,

faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan yaitu

pertumbuhan penduduk yang sangat meningkat terjadi

pada tahun 2002. Adanya alih fungsi lahan menyebabkan

mata pencaharian penduduk berubah yang semula

bergerak pada sektor pertanian beralih ke sektor non

pertanian. Pendapatan yang dihasilkan semakin

meningkat setelah melakukan alih fungsi lahan dan alih

fungsi lahan berpengaruh pada ekonomi dan perilaku

sosial, masyarakat yaitu menjadi baik, hal ini ditandai

dengan adanya ronda malam, dan kerja bakti secara

gotong royong.

23

1.6 Kerangka Pemikiran

Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian ini menjadi

suatu kejadian yang sangat rentan dalam perekonomian dan berlangsung

secara cepat. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menambah

banyaknya alih fungsi lahan disuatu daerah, dimana penduduk tersebut akan

menjadikan alih fungsi lahan tersebut menjadi suatu investasi besar untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya perubahan penggunaan lahan

menyebabkan bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi

penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe

penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau

berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda.

Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan

pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung

pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada

sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur

tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi

yang telah terjadi. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan

pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal,

pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin

meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan

akan mutu kehidupan yang lebih baik. Seiring dengan kebutuhan manusia

yang semakin meningkat, maka mendorong masyarakat untuk melakukan alih

fungsi lahan dan lahan pertanianpun menjadi sangat berkurang. Kegiatan alih

24

fungsi lahan ini akan mempengaruhi kegiatan pertanian, dan berpengaruh juga

pada kondisi sosial ekonomi yang menyangkut proses perubahan mata

pencaharian, perubahan tingkat pendapatan, dan akan terjadinya konflik

sosial. Secara sistematik kerangka pemikiran dari penelitian ini terdapat pada

gambar 1.2.

Penggunaan Lahan

Lahan Pertanian

Alih fungsi lahan

1. Ekonomi

Pendapatan

Pola Konsumsi

2. Sosial

Perilaku Masyarakat

- Pertumbuhan Penduduk

- Pertumbuhan Ekonomi

- Perkembangan Fisik

1. Terbatasnya luas lahan

2. Sedikitnya masyarakat

yang bertani

25

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

1.7 Batas Operasional

Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup

pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi,

dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara

potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976).

Penggunaan Lahan merupakan suatu bentuk pemanfaatan atau fungsi dari

perwujudan suatu bentuk penutup lahan. Istilah penggunaan lahan didasari

pada fungsi kenampakan penutup lahan bagi kehidupan, baik itu kenampakan

alami atau buatan manusia. Suatu kenampakan vegetasi rapat, dalam istilah

penggunaan lahan dapat dibedakan menjadi hutan maupun perkebunan.

Penyebutan tersebut tergantung pada perlakuan manusia terhadap penutup

lahan.

Alih Fungsi Lahan merupakan perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi non pertanian.

26

Pertanian Perkotaan merupakan pertanian yang berada di daerah kota yang

memiliki luas garapan yang diusahakan petani, status kepemilikan lahan, jenis

komoditas yang ditanam, serta cakupan pasar.

Lahan Pertanian adalah lahan yang digunakan untuk dijadikan lahan usaha

tani untukmemproduksi tanaman pertanian.

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya

dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan

dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari

tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang

lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti

serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk

penenunan dan pembuatan pakaian.

Petani Pemilik merupakan petani yang memiliki lahan pertanian.Petani

pemilik lebih bekerja sebagai petani tulen yang kurang tertarik sekitar lain.

Hal tersebut di dorong oleh kemampuan yang turun tenurun dari nenek

monyangnya.

Petani penyewa adalah petani yang mengerjakan lahan ornag lain dengan

sewa kepada pemilik lahan. Hubungan petani penyewa dengan petani pemilik

sebagai hubungan jual beli tahunan yaitu petani pemilik yang menjual

lahannya pada musim tanam tertentu sampai musim tanam berikutnya sesuai

dengan persetujuan yang ada.

Jenis Lahan merupakan Jenis Penggunaan Lahan ( Endang Sukaesih, 1978 ).

Jenis Lahan ini misanya Lahan Sawah, Kebun.

27

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu situasi atau keadaan yang dipengaruhi

oleh fakrtor-faktor sosial (kemasyarakatan) dan faktor-faktor ekonomi (yang

berhubungan dengan masalah keuangan). Dalam penelitian ini faktor-faktor

sosial ekonomi yang dimaksud adalah perubahan tingkat pendapatan,

perubahan mata pencaharian (KLBI,1995).

Dampak merupakan pengaruh yang bisa terjadi, baik yang bersifat negatif

maupun positif (KLBI, 1995).

Lahan Pertanian adalah lahan yang bentuk penggunaannya bertujuan untuk

bercocok tanam baik berupa lahan sawah maupun kebun (Su Ritoharjo, 2000).

Lahan non pertanian merupakan lahan yang bentuk penggunaannya

bertujuan bukan untuk produktifitas pertanian (Su Ritohardoyo, 2000).

Perilaku sosial adalah perilaku masyarakat dalam kehidupannya dengan

orang lain dalam suatu wilayah yang sama.

Tingkat pendidikan ialah jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh

seseorang, dihitung dalam jumlah tahun sukses mengikuti pendidikan (Endang

Sukaesih, 1987).

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang udara, dan ruang

lautan sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainnya

hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

Pertumbuhan penduduk adalah suatu perubahan populasi yang sewaktu-

waktu dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah

populasi.

28

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output (Produk

Domestik Bruto) dan pendapatan ril dalam meningkatkan pertumbuhan output

perlu dilakukan karena merupakan syarat penting untuk memperbaiki

kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung tujuan kebijakan

pembangunan lainnya.

Karakteristik Masyarakat adalah ciri-ciri ataupun perilaku masyarakat yang

dilakukan kesehariaanya.