bab i pendahuluan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/bab...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
I.1.1. Peningkatan Sektor Resto di Indonesia
Dewasa ini, pertumbuhan bisnis dalam bidang makanan dan minuman
di Indonesia melonjak cukup signifikan. Menurut Gabungan Pengusaha
Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), pada tahun 2012 pertumbuhan
industri makanan dan minuman mencapai 8% hingga 10%, mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2011 yang pertumbuhannya sebesar 7% sampai
8%. Berdasarkan data dari BPS, pada tahun 2007-2009, total pertumbuhan
restoran dan rumah makan di Indonesia telah mencapai lebih dari 59%
(Manopol, 2011).
Perhitungan indeks tendensi bisnis triwulan pertama Indonesia tahun
2012 yang dipublikasikan oleh BPS (Gambar I.1) menunjukkan bahwa
pertumbuhan industri perdagangan, hotel dan restoran masih cukup signifikan,
walaupun dengan tingkat optimisme pelaku industri yang sedikit menurun
pada triwulan pertama 2012. Namun, pada triwulan kedua, diprediksi bahwa
kondisi bisnis akan meningkat sekitar 6,03% dibandingkan dengan triwulan
pertama 2012.
2
Ket.: *prediksi, sumber: diolah dari data BPS.
Gambar I.1. Indeks Tendensi Bisnis Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
pada T1 2011 – T2 2012
Kenyataan bahwa makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia
yang tidak mungkin diabaikan membuat masyarakat mulai menekuni bisnis
ini sebagai peluang usaha yang sangat potensial bagi mereka. Selain itu,
tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang melaju pesat (8% pada
akhir 2011, dan 6.3% pada kuartal pertama 2012) juga ikut berkontribusi atas
peningkatan konsumsi restoran oleh masyarakat (Noviani, 2012).
Makanan dan minuman sendiri adalah produk yang dapat dengan cepat
dan mudah dikembangkan sekaligus menjanjikan karena permintaan pasar
yang cenderung stabil untuk produk ini dibandingkan dengan produk-produk
lainnya. Jenis-jenis usaha dalam bidang ini pun bervariasi, mulai dari katering,
rumah makan, kedai minuman, atau hanya dalam penyediaan manajemen
106.19 107.64
106.94
104.29
113.42
98
100
102
104
106
108
110
112
114
116
T2-2011 T3-2011 T4-2011 T1-2012 T2-2012*
Indeks Tendensi Bisnis Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran pada T1 2011 - T2 2012
3
0
500
1000
1500
2009 2010 2011
744.5 882.5 1022.1
Nilai PDB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Tahun 2009-2011
operasional dan tempat usaha. Dilihat dari data BPS (Gambar I.2), nilai
pendapatan domestik bruto (PDB) untuk lapangan usaha restoran pun semakin
meningkat per tahunnya. Data tabel terlampir pada lampiran 2.
Sumber: diolah dari data BPS
Gambar I.2. Nilai PDB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2009-2011
Selain melihat adanya peningkatan pada sektor restoran, terlihat pula
bahwa konsumsi rumah tangga akan makanan jadi juga mengalami
peningkatan. Pada salah satu artikel online Koran Kompas, disebutkan bahwa
total konsumsi rumah tangga adalah sebesar 532 triliun rupiah dan 15%-nya
merupakan konsumsi makanan jadi. Ini artinya, rumah tangga membelanjakan
79 triliun rupiah untuk makanan jadi (Soebijoto, 2012).
% pertumbuhan 18.54% 15.82%
4
I.1.2. Semaraknya Bisnis Kuliner Indonesia
Bisnis kuliner bukan merupakan bisnis yang baru, namun saat ini di
Indonesia, bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang sangat
menjanjikan. “Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Sangat
potensial dikembangkan menjadi tulang punggung industri kreatif. Dan,
terpenting: selalu menawarkan peluang bisnis baru dan menantang”, itulah
yang ditulis oleh Hermanto Eddy Djatmiko dalam artikelnya di Majalah
SWA.
Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, masyarakat dapat
menemukan berbagai jenis restoran atau makanan, mulai dari yang bertema
makanan Eropa, Cina, Timur Tengah, Thailand, India, Korea, Jepang hingga
tradisional Indonesia; mulai dari fast food hingga slow food; vegetarian
maupun non-vegetarian. Didukung pula oleh jumlah penduduk Indonesia yang
sangat tinggi dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, bisnis dalam
industri kuliner merupakan salah satu bisnis yang potensial.
Potensi yang ada harus diimbangi dengan pemasaran untuk
meningkatkan awareness, karena pada dasarnya semua bisnis atau usaha
memerlukan promosi dan pemasaran agar namanya dikenal luas oleh
masyarakat dan dapat bersaing dengan begitu banyak kompetitor dalam
industri sejenis. Oleh karena itulah, penulis juga mengambil peluang ini untuk
menciptakan suatu wadah promosi bagi para rekan restoran untuk dapat
langsung mencapai target sasarannya dengan tepat dan terjangkau.
5
I.1.3. Peluang Layanan Pesan-Antar Restoran
Seperti yang dikatakan dalam sub-bab di atas, animo masyarakat untuk
menjalankan peluang bisnis mereka dalam industri kuliner sangat tinggi saat
ini. Menurut data terakhir di DISPARBUD DKI Jakarta sendiri, jumlah
restoran, bar, pusat jajan dan kafetaria se-DKI mencapai sejumlah 3523
perusahaan (www.jakarta.go.id). Berdasarkan data BPS, pada tahun 2007-
2009, total pertumbuhan jumlah restoran atau rumah makan di Indonesia
mencapai lebih dari 59% (Manopol, 2011). Angka ini diprediksi akan terus
tumbuh kedepannya, melihat dari tren bisnis kuliner yang semakin semarak
serta nilai PDB yang dirilis oleh BPS yang menunjukkan pertumbuhan sekitar
9% pada tahun 2011, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Namun, belum seluruh pelaku bisnis memiliki kompetensi operasional
yang baik di luar pembuatan dan penyajian makanan, terutama kompetensi
pesan antar yang dewasa ini juga menjadi kebutuhan bagi konsumen di daerah
perkotaan. Melihat gambar I.3., jumlah keseluruhan restoran dengan jumlah
restoran yang memiliki layanan pesan-antar di Jabodetabek memiliki jurang
yang sangat besar. Jumlah restoran yang memiliki layanan pesan-antar
terhitung hanya 11% dari total restoran di Jabodetabek. Sebagian besar dari
total restoran yang memiliki fasilitas pesan-antar tersebut adalah restoran fast-
food dengan toko pengecer yang tersebar di beberapa titik daerah.
6
Sumber: diolah dari http://www.id.openrice.com, per tanggal 15 Mei 2012
Gambar I.3. Jumlah Restoran dan Pengadaan Pesan Antar di Jabodetabek
dikelompokkan berdasarkan Harga Makanan
Dalam salah satu artikel Majalah SWA, terungkap bahwa perkembangan
tren kuliner yang semakin semarak ini diikuti pula oleh kesadaran masyarakat
dalam mengkonsumsi makanan yang sehat. Hal tersebut memicu munculnya
tren baru akan slow food yang makin marak (Djatmiko, 2011). Namun tren
baru akan slow food ini tidak dibarengi dengan fasilitas pesan-antar dari
restoran yang memiliki kompetensi tersebut.
Berangkat dari hal ini, penulis melihat bahwa hal ini dapat
dimaksimalkan sebagai peluang bisnis, terutama dalam bidang penyediaan
0
5000
10000
15000
20000 16367
4893
1927 405 63 28
975 1183 430 69 16 5
Jumlah Resto
Pesan Antar
7
kompetensi yang masih belum dimiliki oleh para perintis bisnis makanan dan
minuman, khususnya layanan pesan-antar.
I.1.4. Pertumbuhan Internet di Indonesia
Melihat pertumbuhan Internet di Indonesia pada saat ini, penggunaan
media Internet atau media online sangatlah menjanjikan. Seperti yang
dikatakan oleh Wee (2012) dalam situs www.techinasia.com, disebutkan
bahwa berdasarkan data dari IDC (Indonesia Data Center), pada tahun 2012,
jumlah pengguna Internet di Indonesia akan melebihi angka 30 juta jiwa.
Sumber: http://www.techinasia.com/indonesia-tech-in-numbers, per 15 Mei 2012
Gambar I.4. Persentase Pengguna Internet di Indonesia
8
Menurut data lain yang diambil dari Yahoo! Dan TNS Data,
penggunaan Internet hanya sebesar 17% di Indonesia, namun masyarakat
Indonesia lebih banyak menggunakan Internet daripada mendengarkan radio
atau membaca koran (We Are Social, 2011).
Deloitte Access Economics mengatakan:
“The Internet account for 1,6% of Indonesia’s gross
domestic product (GDP). Its is forecast grow at a rate three
times that of the overall economy over the next fove years and
is expected to account for at least 2,5% of GDP by 2016”
(Ideosource, 2012).
Sumber: http://www.slideshare.net/andisboediman/indonesia-digital-landscape-study-
2012-by-ideosource, per 4 Juli 2012
Gambar I.5. GDP Indonesia Tahun 2007-2015
9
Nilai GDP Indonesia terus memperlihatkan pertumbuhan, seperti yang
ditunjukan oleh Nielsen. Ketika GDP Indonesia telah mencapai USD 3.000
per kapita, akan terbentuk sebuah kelas baru dalam masyarakat yaitu
Konsumen Kelas Menengah. Nielsen mendefinisikan Konsumen Kelas
Menengah sebagai konsumen dengan pengeluaran rumah tangga antara 1-2
juta rupiah. Penelitian yang dilakukan Nielsen juga mengungkapkan bahwa
Kelas Menengah baru ini menghabiskan waktu mereka dirumah dengan
menonton TV, mendengarkan radio, membaca koran, dan berinternet
(Ideosource, 2012).
Sumber: http://www.slideshare.net/andisboediman/indonesia-digital-landscape-study-
2012-by-ideosource, per 4 Juli 2012
Gambar I.6. Middle Class Media Spending
Dalam cakupan SEA (South East Asia), pada tahun 2012 Indonesia
menjadi negara dengan jumlah pengguna Internet terbanyak, seperti yang
terlihat pada gambar I.7. Rentang usia pengguna Internet terbanyak di
Indonesia adalah antara 10-19 tahun yaitu kelompok usia remaja (Ideosource,
2012).
10
Sumber: http://www.slideshare.net/andisboediman/indonesia-digital-landscape-study-
2012-by-ideosource, per 4 Juli 2012
Gambar I.7. Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia
Sumber: http://www.slideshare.net/andisboediman/indonesia-digital-landscape-study-
2012-by-ideosource, per 4 Juli 2012
Gambar I.8. Pengguna Internet pada Kelas Menengah
11
Pertumbuhan pengguna Internet ini juga mendorong peningkatan
transaksi online. Pada tahun 2007, pengguna Internet terhitung berjumlah 1,3
juta orang dan meningkat sebesar 320% pada tahun 2009 dengan jumlah 5,2
juta orang (Riset MARS). Sedangkan Nielsen mengungkapkan terjadi
peningkatkan yang signifikan pada jumlah transaksi e-commerce berikut nilai
transaksinya, seperti yang tergambar dalam grafik dibawah.
Sumber: http://www.slideshare.net/andisboediman/indonesia-digital-landscape-study-
2012-by-ideosource, per 4 Juli 2012
Gambar I.9. Jumlah dan nilai transaksi e-Commerce Tahun 2010-2014
Melihat pertumbuhan-pertumbuhan yang ada, maka penulis melihat
bahwa layanan pesan-antar dapat dimaksimalkan dengan penggunaan
12
teknologi Internet dan dikombinasikan dengan pengembangan komunitas
dunia maya, yang saat ini menjadi wadah yang sangat dicari oleh masyarakat.
Penggunaan teknologi internet untuk menjalankan usaha atau bisnis juga
dilakukan oleh restoran fast food, yaitu dengan layanan pemesanan online.
Menurut Dany I.A. Asmono, Manager Sistem Informasi MDI, penggunaan
media non-telepon dalam melakukan pemesanan memiliki alasan tersendiri,
yaitu meminimalisasi kekeliruan atau human-error yang dapat terjadi karena
kesalahan kru dalam menindaklanjuti pesanan, disamping itu informasi yang
dihasilkan oleh media non-telepon (fax atau Internet) dapat menjadi bukti
pemesanan yang dikirim ke pelanggan (Yudiman, 2002).
I.1.5. Perilaku Dan Aktifitas Masyarakat Indonesia Dalam
Dunia Maya
Masyarakat Indonesia dikenal dengan budaya mereka yang suka
berkomunikasi dan bercakap-cakap, berbagi atau membagi informasi dengan
orang lain, dan membentuk suatu komunitas. Salah satu buktinya dapat dilihat
melalui jumlah tweets di Indonesia, yakni sebanyak 1,3 juta tweets per hari,
yang artinya ada 15 tweets yang dikirim tiap detiknya (We Are Social, 2011).
Masyarakat Indonesia yang menjadi pengguna Internet, lebih memilih
untuk berkomunikasi melalui jaringan sosial. Menurut data yang diambil dari
Nielsen (We Are Social, 2011), sebesar 71% dari masyarakat pengguna
Internet di Indonesia mengirimkan pesan pribadi melalui jaringan sosial.
13
Ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan
untuk berkomunikasi melalui pesan pribadi atau melalui media sosial.
Menurut data yang diambil dari Comscore (We Are Social, 2011), sebanyak
90% dari pengguna Internet di Indonesia menggunakan situs berbagi foto,
yang didalamnya mereka dapat mengekspresikan diri melalui foto-foto yang
mereka unggah dan mendapat tanggapan dari teman atau orang lain.
I.1.6. Tren Komunitas Online Dalam Social Media
Makin bertambahnya tahun, terlihat semakin maraknya budaya
partisipasi, yang lebih sering dikenal dengan istilah social media. Suatu situs
disebut sebagai social media jika dalam situs tersebut para pengguna ikut
berpartisipasi aktif terutama pada aspek percakapan. Blog, Social Networking,
Social Blog, Forum, dan Micro-Blogging adalah beberapa contoh dari social
media yang sering ditemui dalam dunia maya (Primaretha, 2010).
Andi Primaretha, kepala divisi Social Media di Virtual Consulting,
mengemukakan 6 alasan yang ditulis oleh Shayne Bowman dan Chris Willis,
mengapa para pengguna Internet atau onliners bersedia untuk bergabung dan
berpartisipasi pada sebuah social media (Primaretha, 2010):
1. Untuk memperoleh status dan membangun reputasi dalam
komunitas orang itu berada,
2. Untuk menciptakan hubungan dengan orang lain yang memiliki hobi
dan ketertarikan yang sama, online maupun offline,
14
3. Masuk akal dan pengertian,
4. Agar dapat memberi informasi dan diberi informasi,
5. Agar dapat menghibur dan dihibur, dan
6. Untuk menciptakan sesuatu (mengekspresikan ide, cara,
pengetahuan seseorang).
Menurut data yang diambil dari Comscore (We Are Social, 2011),
sebanyak 89% dari pengguna Internet di Indonesia mengunjungi situs social
media. Nielsen (2011) mengemukakan beberapa fakta penemuan, antara lain:
Forum online dan message board, ditambah dengan situs jejaring
sosial dan situs ulasan (review sites), menyediakan suatu
mekanisme ideal untuk masuk ke dalam pendapat konsumen lain
dan mempublikasikan opini seseorang.
Rich Media, dalam bentuk video online tentang suatu produk atau
jasa, memainkan peran dalam pengambilan keputusan banyak
konsumen.
Perusahaan atau merek tidak hanya menggunakan social media
sebagai media untuk mengantar pesan atau konten kepada
pelanggannya, namun mereka juga menggunakan media tersebut
untuk mendengarkan opini-opini tentang merek mereka, sebagai
layanan online, dan menerima komentar yang datang.
15
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penulis menemukan peluang untuk
menggunakan suatu forum online sebagai wadah komunitas yang kini telah
menjadi tren dalam dunia maya, khususnya dalam social media. Wadah
komunitas online yang disebut forum inilah yang akan menjadi traffic bagi
perusahaan, sebagai tempat untuk bertukar informasi antar pelanggan dan
rekan restoran, menemukan wawasan pelanggan, dan wadah yang menyatukan
mereka, para pencinta makanan menjadi satu komunitas aktif yang positif.
I.1.7. Benchmarking
Dalam membuat kreasi model bisnis ini, penulis juga melakukan survey
terhadap beberapa situs yang dinilai dapat menjadi benchmark, untuk melihat
situs e-commerce dan situs komunitas apa saja yang telah terbentuk.
16
a. Situs Online Trading atau E-Commerce
Tabel I.1. Benchmarking Situs Online Trading atau E-Commerce
Adadiskon.com
Pemilik: Aswin Utomo
Berdiri: 2009
Portal yang memberitahukan diskon, promosi,
bazar dan event di Indonesia. Merchant-nya
mencapai puluhan: ritel, pusat perbelanjaan,
tempat hiburan, klinik, bank, dll. Meraih
Juara I Indigo Fellowship Award 2010
kategori Consumer Content & Application.
Bhineka.com
Pemilik: Hendrik Tio
Berdiri: 1999
Penjualan online komputer nomor satu di
Indonesia. Menurut Thewebprice.com,
nilainya diperkirakan US$ 1 juta dengan total
page view per hari 2,7 juta. Menjadi referensi
utama untuk produk TI di Indonesia.
Disdus
Pendiri: Jason Lamuda dan Ferry Tenka
Diluncurkan: 2010
Situs ini memberikan layanan diskon 50%
atau lebih melalui penawaran voucer berupa
potongan harga setiap dua hari sekali. Sampai
akhir Desember telah menjual 12.000 kupon
serta memiliki 70 ribu pengguna dari berbagai
kanal. Penawaran yang disediakannya antara
lain dari berbagai merchant yang sudah
17
populer, seperti Blitz Megaplex, Sushi Tei
dan Coldstone. Kreativitas duet Jason-Ferry
menarik East Ventures mengucurkan dananya
ke Disdus.
Hargagila.com
(Online Mega
Empire)
Pemilik: Shanx RS dan Hans Guritno
Menyediakan 36 macam gadget yang paling
digemari dan dibutuhkan semua kalangan
dengan harga diskon maksimal 95% sesuai
dengan ketentuan. Situs e-commerce ini
menggandeng Bank Mandiri, klik BCA, Visa,
Master Card, Amex dan PalPay.
Gantibaju.com
Pendiri : Anang Pradipta, Aria Rajasa, dan
Setyagus Sucipto
Berdiri : 2009
Awalnya didirikan untuk menyediakan kaos
dengan desain yang keren, kreatif serta
memberikan nilai kebaruan, termasuk untuk
kalangan turis. Gantibaju.com punya
keunikan, yakni mengangkat desain yang
khas Indonesia dan mengadopsi konsep
komunitas berbasis web 2.0. Kini
Gantibaju.com telah memiliki komunitas
desainer yang terdiri dari sekitar 8 ribu
desainer dan lebih dari 15 ribu member.
Omsetnya kini sudah melewati angka jutaan
rupiah per bulan
Grup Indo.com Pemilik: Eka Namara Ginting
18
Berdiri: 1995, dengan nama balionline
Menyeruak lewat e-travel. Menyediakan
akses pemesanan 300-an hotel di Bali dan
beberapa kawasan wisata lainnya. Karena
rating-nya tinggi, 4 juta pengunjung sebulan,
menjadi referensi bagi calon wisatawan asing
dari berbagai negara. Untuk mengelola pasar
lokal diluncurkan Paketrupiah.com.
Mobile Commerce
Indonesia
Pendiri: Dedi Yuspa
Berdiri: 2009
Perusahaan layanan jasa pembayaran semua
jenis transaksi yang dilakukan via ponsel.
Membentuk m-Community Nusantara serta
meluncurkan m-retail dan m-payment system.
M-payment yang diterapkan merupakan
sistem transaksi yang menghubungkan
operator (misalnya, T-Sel, Satelindo dan XL)
dengan merchant (misalnya, Alfamart,
Carrefour dan Starbucks).
Tokobagus.com
Pemilik: Remco Lupker
Salah satu situs e-commerce yang cukup besar
saat ini. Pada Desember 2010 saja terjadi 90
ribu transaksi dengan nilai Rp 300 miliar,
termasuk properti dan otomotif. Terpantau
42% pengunjung Tokobagus.com melakukan
transaksi.
Tokopedia.com Pemilik: East Ventures Singapura, Leontinus
19
Alpha Edison dan William Tanuwijaya
Berdiri: 1999
Situs ini dikunjungi sekitar 20.000 kali per
hari, sementara page view-nya mencapai 4
juta per bulan. Saat ini, memiliki 60.000
anggota aktif, dengan penjual (merchant)
aktif berjumlah sekitar 6.000. Dengan
menjual lebih dari 100.000 produk, selama
November 2010, ada lebih dari 100 transaksi
senilai Rp 2 miliar. Kerja keras duo sahabat
Leontinus-William ini menarik minat East
Ventures Singapura untuk mengucurkan
modal dengan sistem tukar saham pada 2010.
Sumber: Riset SWA
Sumber: www.bhinneka.com, per 9 Juli 2012
Gambar I.10. Screenshot Situs Bhinneka.com
20
Sumber: www.bhinneka.com, per 9 Juli 2012
Gambar I.11. Screenshot Shopping Cart Situs Bhinneka.com
b. Situs Komunitas
Tabel I.2. Benchmarking Situs Komunitas
Ayofoto.com (Jejala
Pararta
International)
Pemilik: Dibya Pradhana
Berdiri: 2005
Situs untuk dunia fotografi. Awalnya, hanya
menerima foto anggotanya yang diambil dari
kamera saku dan DSLR. Kemudian,
merambah dunia mobile untuk menggaet
member yang suka memotret dengan ponsel.
Awal 2011, meluncurkan produk baru bekerja
sama dengan operator (agar foto dapat
21
langsung diunggah dari ponsel). Lewat fee
keanggotaan, penjualan foto, iklan dll.
bisnisnya tumbuh 150% pada 2010.
Indonetwork.com
Situs perdagangan online. Menurut
Neatstat.com, harganya diperkirakan US$
1,04 juta. Menurut Alexa.com, traffic rank-
nya di peringkat 5.158 di dunia. Page view-
nya 2,57 juta per hari.
Indowebster
Pendiri: Juny Maimun
Berdiri: 2007, dengan nama Indofile
Situs berbagi file, foto, game dan musik.
Perpaduan Rapidshare, ImageShack dan
YouTube. Dalam waktu singkat, bertengger di
urutan ke-8 sebagai situs yang paling banyak
dikunjungi di Indonesia. Total besar file yang
diunggah anggotanya saja mencapai sekitar
15 terrabyre.
Infokost.net
Pendiri : Leo Ferdinand
Berdiri : 2008
Situs yang memberikan informasi hunian
sewa bulanan yang menyajikan berbagai
informasi rumah kost, guest house, hotel,
kontrakan dan apartemen sewa. Ada 2.000
kunjungan per hari dan page views per bulan
sekitar 300.000. Omsetnya kini mencapai
ratusan juta rupiah per tahun.
22
Kaskus
Pemilik: Andrew Darwis
Berdiri: 1999
Forum komunitas terbesar di Indonesia saat
ini. Menurut Alexa.com, traffic rank-nya
berada di urutan 246 di dunia. Kini
anggotanya hampir 2,5 juta orang dengan
posting 285,5 juta. Menurut Thewebprice,
harga Kaskus diperkirakan US$ 11,64 juta
dan total page view-nya 116,4 juta per hari.
Kayakarya.com
Pendiri : Jeannie Tan
Berdiri : 2009
Situs ini merupakan portal yang berusaha
menjadi marketplace sekaligus bridge antara
pekerja industri kreatif dengan konsumen
yang membutuhkan jasa mereka. Mulai dari
graphic designer, cartoonist, photographer ,
web designer, dll dapat membuat halaman
portfolio yang dapat dilihat oleh pengunjung
lain dan calon klien mereka. Sudah
menjangkau Malaysia, Vietnam, Singapura
dan AS. Memiliki 1.200 anggota dengan
3.500 portofolio.
Lewatmana.com
(Onehub Solution)
Pemilik: Ronny Hartono, dkk.
Menyediakan akses online tentang lalu-lintas
baik gambar, video, berita, maupun peta.
Layanan ini dapat diakses lewat Internet,
telepon seluler, atau alat telekomunikasi
23
lainnya seperti WAP. Selain Jakarta,
Lewatmana.com akan merambah Denpasar
untuk menyediakan layanan tentang lalu-
lintas di kota tersebut. Lewatmana.com
meraih SparxUp Award 2010 kategori Best
Use of Technology. Yang teranyar,
memenangi penghargaan di acara
Netexplorateur Award of the Year 2011 di
Paris.
Urbanesia (Ayoklik
Indonesia)
Pendiri: Selina Limman dan Natali Ardianto
Portal direktori gaya hidup kota, pionir di
Indonesia yang memuat hotel, restoran, mal,
dll. Juga mengembangkan konten yang sama
untuk BlackBerry, iPad dan ponsel android.
Mitra terbesar Google di Indonesia. Sejak
2010 jumlah pengunjungnya 3,5 juta. Kini
memiliki 15 ribu anggota dengan 20 juta
location based search digunakan.
Weddingku.com
Berdiri: 2002
Kekuatannya ada pada komunitas yang
dibentuk. Situs ini menyediakan panduan dan
inspirasi bagi calon pengantin beserta para
tamu. Saat ini ada 15 ribu lebih pengunjung
setiap hari, 3,5 juta halaman terakses setiap
minggu, 2.500 lebih calon pengantin baru
menjadi anggota setiap bulan, dan 100 ribu
lebih e-mail baru terdaftar setiap tahun.
Sumber: Riset SWA
24
Sumber: www.kaskus.co.id, per 9 Juli 2012
Gambar I.12. Screenshot Forum Kaskus
c. Web Feature Benchmarking
Selain melihat proses dan beberapa jenis situs serupa sebagai
benchmark, penulis juga menganalisa web feature dari beberapa situs
diatas yang dapat dijadikan benchmark bagi perusahaan.
25
Tabel I.3. E-Commerce Web Feature Benchmarking
Fitur Adadiskon Bhineka Disdus
Product List
Articles
Image
Video
Membership
Premium Membership
Advertising
Messaging
Friends Network
Favourite Listing
Member Review
Map
Related Product
Forum
Search Mode
Online Ordering
Order Tracking
Scheduled Order
Hotline Delivery
Voucher Gift
Social Media Integration
Sumber: survey dari banyak sumber, 2012
26
Tabel I.4. Community Web Feature Benchmarking
Fitur Kaskus Indowebster
Emoticon
Premium Membership
Search
History Tracking
Friends Network
Social Media Integration
Blog
Radio
Signature
Image & Video
Sumber: survey dari banyak sumber, 2012
27
I.2. TUJUAN
Sebuah model bisnis harus memiliki tujuan yang jelas bagi pihak-pihak
yang berkepentingan didalamnya. Model bisnis ini memiliki tujuan yang ingin
dicapai, antara lain:
1. Tujuan bagi konsumen:
a. Dapat menyediakan suatu wadah terpadu untuk para pencinta
kuliner dan mereka yang mencari informasi seputar kuliner, sarana
bersosialisasi, mengemukakan pendapat serta aspirasi mereka
mengenai kuliner.
b. Dapat memberikan pelayanan terbaik dalam segala fasilitas yang
diberikan seperti ketepatan dan kecepatan pengiriman dan
pelayanan pelanggan.
2. Tujuan bagi rekan bisnis:
a. Memberikan kesempatan untuk memajukan usaha dengan
memperluas jaringan pasar atau pelanggan sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang lebih baik dan lebih maksimal.
b. Menyediakan wadah untuk para rekan bisnis dalam melakukan
promosi dan beriklan untuk meningkatkan brand awareness.
28
I.3. MANFAAT
Manfaat dari kreasi model bisnis ini adalah untuk memperkenalkan
kepada masyarakat adanya model bisnis baru, yaitu e-commerce dalam
industri pemesanan dan layanan antar makanan dan minuman dengan basis
komunitas online.
I.4. RUANG LINGKUP
Pengerjaan tesis ini ditujukan agar dapat diterapkan dalam kehidupan
nyata. Namun, agar pembahasan tesis ini tetap fokus, maka ada batasan ruang
lingkup yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Model bisnis yang diajukan adalah pengadaan jasa pemesanan online dan
jasa pesan antar bagi restoran yang tidak / belum memiliki kompetensi
jasa tersebut.
2. Media utama yang digunakan untuk pemesanan adalah media online
(website).
3. Komunitas yang dihadirkan dan dibentuk ialah komunitas pencinta
makanan atau kuliner dengan media online.
4. Bisnis ini menggunakan sistem e-commerce, mulai dari pemesanan
hingga pembayaran secara online, kecuali pembayaran secara Cash on
Delivery (COD).
5. Dalam tesis ini, coverage area untuk layanan antar terbatas pada radius
yang ditentukan dari titik pilot project.