bab i pendahuluan- polihidramnion
DESCRIPTION
Pendahuluan PolihidramnionTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cairan amnion memiliki peranan penting dalam menunjang proses
kehamilan dan persalinan. Kompartemen dari cairan amnion menyediakan ruang
bagi janin untuk tumbuh, bergerak dan berkembang. Tanpa cairan amnion rahim
akan mengerut dan menekan janin, pada kasus-kasus dimana tejadi kebocoran
cairan amnion pada awal trimester pertama janin dapat mengalami kelainan
struktur termasuk distorsi muka, reduksi tungkai dan cacat dinding perut akibat
kompresi rahim.1,2
Menjelang pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi semakin
penting untuk perkembangan dan pertumbuhan janin, antara lain perkembangan
paru-parunya, bila tidak ada cairan amnion yang cukup selama pertengahan
kehamilan janin akan sering disertai hipoplasia paru dan berlanjut pada kematian.
Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin. Cairan ini
mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat pertumbuhan
bakteri yang memiliki potensi patogen. Selama proses persalinan dan kelahiran
cairan amnion terus bertindak sebagai medium protektif pada janin untuk
memantu dilatasi servik.1,2
Fungsi cairan amnion yang lain adalah sarana komunikasi anatara janin
dan ibu. Kematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon
urin janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion. Cairan amnion juga dapat
digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya kelainan-kelainan pada
proses pertumbuhan dan perkembangan janin dengan melakukan kultur sel atau
melakukan spektrometer. Jadi, cairan amnion memegang peranan yang cukup
penting dalam proses kehamilan dan persalinan serta melindungi janin.
Cairan amnion yang mengelilingi janin dalam kandungan diperlukan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Cairan ini merupakan
pelindung janin dari trauma fisik, membantu pertumbuhan paru janin, dan
memberikan penghalang terhadap infeksi. Volume cairan ketuban yang normal
bervariasi. Volume rata-rata meningkat dengan usia kehamilan, memuncak
sampai 800-1000 ml, yang bertepatan dengan usia kehamilan 36-37 minggu.
Peningkatan abnormal dari cairan ketuban, polihidramnion, dapat memperlihatkan
suatu anomali janin yang mungkin terjadi. Volume cairan amniotik tidak cukup,
oligohidramnion, menjadikan perkembangan jaringan paru-paru janin tidak
sempurna dan dapat menyebabkan kematian janin.4
Hidramnion atau polihidramnion adalah keadaan dimana banyaknya air
ketuban melebihi 2000cc. Penambahan air ketuban ini bisa mendariak dalam
beberapa hari disebut hidramnion akut, atau secara perlahan-lahan disebut
hidramnion kronis. Insidennya berkisar antar 1:62 dan 1:754 persalinan, tetapi
bentuk yang menyebabkan gangguan lebih jarang (1:1000 persalinan).
Hidramnion yang disertai dengan kelainan konginital, terutama dari susunan saraf
sentral dan traktus gastrointestinal, cukup tinggi. Di samping itu, sering
ditemukan pada kehamilan ganda dan beberapa penyakit ibu seperti diabetes
mellitus, preeklampsia.
Sampai sekarang etiologi hidramnion belum jelas, tetapi diketahui bahwa
hidramnion terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila pengaliran air
ketuban terganggu atau kedua-¬duanya. Diriuga air ketuban dibentuk dari sel-sel
amnion. Di samping itu ditambah oleh air seni janin dan cairan otak pada
anensefalus. Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti
dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran ialah ditelan oleh janin, diabsorpsi
oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk peredaran darah
ibu. Ekskresi air ketuban akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti
pada atresia esophagus atau tumor-tumor plasenta (Rachimharihi, Trijatmo,
2005). Hidramnion dapat memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga
membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya.
Pada kehamilan yang dipengaruhi oleh polihidramnion, sekitar 20% dari
neonatus lahir dengan anomali kongenital, sehingga proses persalinan pada bayi
tersebut lebih dipilih dengan perawatan yang lebih intensif.
I.2 Batasan Masalah
Pembahasan presentasi kasus ini dibatasi pada analisis kasus dan materi
mengenai polihidramnion yang mencakup fisiologi cairan amnion, definisi,
epidemiologi, etiologi, gejala dan tanda, diagnosis, penatalaksanaan
polihidramnion.
I.3 Tujuan Penulisan
Presentasi kasus inibertujuan untuk menambah pengetahuan dan
memahami mengenai polihidramnion.
I.4 Metode Penulisan
Presentasi kasus ini merupakan analisis kasus dan tinjauan kepustakaan
yang merujuk kepada berbagai literatur.