bab i pendahuluan - bandungkab.go.id · secara umum tujuan yang akan dicapai oleh badan keluarga...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2014 merupakan kewajiban bagi
setiap lembaga pemerintah seperti Badan, Dinas, Kantor serta Instansi Pemerintah yang lain.
RENJA SKPD disamping berfungsi sebagai pedoman kerja dan dokumen, juga diharapkan
menyatukan visi,misi, persepsi, strategi seluruh aparat Pemerintahan dalam membina,
melayani, dan memfasilitasi pembangunan dan pemberdayaan menuju masyarakat yang
mandiri, serta untuk dapat mengevaluasi kinerja SKPD ditahun-tahun sebelumnya dan
diharapkan untuk bisa memacu kinerja pada tahun yang akan datang, terutama peningkatan
kualitas sumber daya manusia pada SKPD.
RENJA SKPD BADAN KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BANDUNG Tahun 2014 merupakan
program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan oleh Kantor BADAN KELUARGA
BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BANDUNG
untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2014. Adapun keberhasilan dan
tidaknya RENJA SKPD ini tidak lepas dari integritas moral dan kerjasama dari semua pihak,
termasuk peran serta masyarakat.
1.2 LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Kabupaten Bandung;
2. Undang – undang Nomor. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencananan Pembangunan
Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4421 );
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lebaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, tentang Perubahan Kedua atas Undan-
undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 59, Tambahan Lebaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 –2025;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan
2
Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007, Nomor 82, Tambahan Lebaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007, Nomor 89, Tambahan Lebaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan
Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 40, Tambahan Lebaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4826);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Pemerintah Daerah;
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Secara umum tujuan yang akan dicapai oleh Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung adalah untuk meningkatkan sumber daya
manusia yang memadai melalui program Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan upaya yaitu :
a. Meningkatkan Indek pembangunan Gender (IPG), di dukung dengan menurunnya Net
Reproduksi Rate (NRR) = 1,0 dan TFR 2,10 atau Penduduk Tumbuh Seimbang.
b. Tujuan tersebut sebagai upaya untuk mencapai misi Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan. Untuk mengukur pencapaian program dan kegiatan yang telah
dilakukan maka sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dilakukan penilaian capaian melalui laporan tahunan yang bertujuan untuk :
c. Mengidentifikasi Program Badan terhadap capaian kinerja Program SKPD periode
sebelumnya.
d. Merumuskan kesimpulan sebagai bahan dalam pembahasan rancangan awal Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan penyusunan rancangan Rencana
Strategis Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan.
e. Merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), sebagai
dokumen perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 tahunan.
f. Merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai Badan Keluarga Berencana dan
3
Pemberdayaan Perempuan dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan.
g. Sebagai alat tolak ukur untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja tahunan setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ).
h. Memudahkan seluruh jajaran Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program mulai dari aspek perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pembiayaan pembangunan secara terpadu terarah dan
terukur
i. Memudahkan seluruh jajaran Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional
tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dicapai oleh setiap SKPD
dalam jangka waktu bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan, oleh Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan telah merumuskan sasaran sebagai berikut:
a. Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) dari 2,35 menjadi 2,25 .
b. Meningkatnya kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam program KB.
c. Meningkatkan rata-rata usia kawin wanita menjadi 20 tahun.
d. Meningkatnya penyelenggaraan Advokasi dan KIE pada semua tingkatan pelayanan dan
pemangku kepentingan pemerintah Kabupaten Bandung.
e. Meningkatnya kesertaan Ber-KB aktif dari PPM 82 %
f. Meningkatnya peserta KB baru dari PPM 97.000 akseptor
g. Meningkakan validitas Data Basis Keluarga dan Penduduk sebagai bahan pengolahan,
analisa, evaluasi program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
h. Terbinanya Pusat Informasi Konsultasi Remaja (PIKR) di 31 kecamatan
i. Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan perlindungan anak.
j. Menurunkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
k. Terwujudnya kebijakan terpadu antara sektor untuk peningkatan kualitas SDM
perempuan, kedudukan dan peranan perempuan termasuk dalam perumusan kebijakan dan
mengambil keputusan secara adil dan proposional dalam berbagai bidang.
l. Terwujudnya kesadaran, kepekaan dan kepedulian terhadap kesetaraan gender di seluruh
lapisan masyarakat, terutama dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan,
perencanaan dan penegakan hukum di semua tingkat dan segenap objek pembangunan.
4
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BKBPP TAHUN LALU
2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BKBPP TAHUN LALU
1. KEGIATAN PENGENDALIAN LAPANGAN (DALLAP)
A. Cakupan Laporan
a. Laporan Bulanan Institusi di Lapangan
Dari jumlah Desa yang ada sebanyak 276 Desa / Keluarahan melapor sebanyak
276Desa / Kelurahan atau 100 %.
b. Laporan Bulanan Petugas Pengelola KB tingkat Desa ( PLKB )
Petugas Pengelola KB tingkat desa yang ada sebanyak 215 orang yang melapor sebanyak
186 orang atau 86,51 %.
c. Laporan Bulanan PPKBD
PPKBD yang ada sebanyak 315orangdan yang menyampaikan laporan sebanyak 313
orang atau 99,37 %.
d. Laporan Bulanan SUB PPKBD
Jumlah Sub PPKBD yang ada sebanyak 4.299 dan yang melapor sebanyak 4.092 atau
95,18 % .
e. Laporan Bulanan Kelompok KB
Kelompok KB yang ada sebanyak 16.076 kelompok, dan yang melapor sebanyak 15.634
atau 97,25 %.
B. Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Kelompok Bina-Bina
a. Laporan Bulanan Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita ( BKB ) Jumlah kelompok BKB yang ada tercatat sebanyak483 kelompok dan yang aktif melapor
sebanyak 479 klp atau 99,17 %.
b. Laporan Bulanan Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Remaja ( BKR ) Jumlah kelompok BKR yang ada tercatat sebanyak239 klp dan melapor sebanyak 235 klp
atau 78,10 %,
c. Laporan Bulanan Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia ( BKL )
Jumlah kelompok BKL yang ada tercatat sebanyak 310 klp dan melapor 306Klp atau
98,71 %.
d. Laporan Bulanan Kelompok Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS ).
5
Jumlah kelompok kegiatan UPPKS yang ada tercatat sebanyak 350 kelompok dan yang
melapor sebanyak 347 klp atau 99,14 %.
e. Jumlah Kelompok Kegiatan Pusat Informasi Konsultasi Remaja (PIKR)
Jumlah Kelompok Kegiatan PIK Remaja tercatat sebanyak 134 klp dan yang melapor
sebanyak 95 klp atau 70,90 %,
C. Hasil Pengendalian Lapangan
1. Kegiatan Oprasional Kegiatan Rapat Koordinasi Program KB Nasional yang dilaksanakan di tingkat
Kecamatan tercatat sebanyak 31 kali dari jumlah kecamatan sebanyak 31 atau 100,00 %,
sedangkan rapat koordinasi program KB Nasional tingkat desa dilaksanakan sebanyak
273 kali dari jumlah desa sebanyak 276 desa / kelurahan atau 98,91 %, kegiatan
penyuluhan oleh PKB/TPD di tingkat desa tercatat sebanyak 1.102 kali atau rata-rata tiap
desa melaksanakan sebanyak 4 sampai dengan 5 kali dalam satu bulan dari jumlah desa
sebanyak 276 desa,dan kegiatan TKBK dari tingkat kecamatan ke tingkat desa tercatat
187 kali atau rata-rata tiap kecamatan melaksanakan 1 kali, Jumlah Tokoh masyarakat/
Agama yang aktif melakukan KIE KB sebanyak 560 kali atau tiap desa rata-rata
melaksanakan kegiatan 2 kali dan Frekwensi KIE dengan menggunakan KIE Kit sebanyak
750 kali.
2. Pembinaan Ketahanan Keluarga ( Bina – Bina ) Kegiatan pembinaan Kelompok Bina Keluarga meliputi Kelompok – kelompok sebagai
berikut :
a. Bina Keluarga Balita ( BKB )
Jumlah Keluarga yang menjadi Sasaran Kelompok Kegiatan BKB sebanyak 52.509
sedang keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan sebanyak 36.819 ( 70,12
% ).
Rata – rata jumlah anggota per Kelompok Kegiatan BKB sebanyak 76 keluarga,
sedangkan jumlah pertemuan/penyuluhan poktan BKB sebanyak 404 kali , rata-rata
setiap Kelompok Kegiatan BKB melaksanakan pertemuan/penyuluhan 1 (satu ) kali.
Untuk jumlah anggota keluarga Poktan BKB yang hadir dalam
pertemuan/penyuluhan pada bulan Desember 2012 sebanyak 27.494 keluarga(
74,67% ).Jumlah keluarga yang hadir dalam setiap pertemuan/penyuluhan sebanyak
68 keluarga.
Hal ini berarti partisipasi anggota Poktan BKB yang mengikuti
pertemuan/penyuluhan secara administratif sudah cukup menggembirakan , untuk
itu agar menjadi perhatian para pengelola program KB Kecamatan agar terus
diadakan pembinaan secara terpadu dan teratur .
Dan Keluarga anggota Kelompok Kegiatan BKB yang menggunakan KKA sebanyak
21.410( 58,15 % ).
6
b. Bina Keluarga Remaja ( BKR )
Jumlah Keluarga yang menjadi Sasaran Kelompok Kegiatan BKR sebanyak 39.468
sedang keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan sebanyak 23.371 ( 59,22
% ).
Rata – rata jumlah anggota per Kelompok Kegiatan BKR sebanyak 98 keluarga,
sedangkan jumlah pertemuan / penyuluhan poktan BKR sebanyak 240 kali , rata-rata
setiap Kelompok Kegiatan BKR melaksanakan pertemuan/penyuluhan 1 (satu ) kali.
Untuk jumlah anggota keluarga Poktan BKR yang hadir dalam
pertemuan/penyuluhan sebanyak 18.153 keluarga ( 77,67 % ).Jumlah keluarga yang
hadir dalam setiap pertemuan/penyuluhan sebanyak 76 keluarga.
Hal ini berarti partisipasi anggota Poktan BKR yang mengikuti
pertemuan/penyuluhan cukup baik , namun tetap agar menjadi perhatian para
pengelola program KB Kecamatan untuk terus mengadakan pembinaan secara
terpadu dan teratur .
c. Bina Keluarga Lansia ( BKL )
Jumlah Keluarga yang menjadi Sasaran Kelompok Kegiatan BKL sebanyak 24.406
sedang keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan sebanyak 17.617 ( 72,18
% ).
Rata – rata jumlah anggota per Kelompok Kegiatan BKL sebanyak 57 keluarga,
sedangkan jumlah pertemuan/penyuluhan poktan BKL sebanyak 271 kali ,rata-rata
setiap Kelompok Kegiatan BKR melaksanakan pertemuan/penyuluhan 1 (satu ) kali.
Untuk jumlah anggota keluarga Poktan BKR yang hadir dalam
pertemuan/penyuluhan sebanyak 13.695 keluarga( 77,74%).Jumlah keluarga yang
hadir dalam setiap pertemuan/penyuluhan sebanyak 51 keluarga.
Hal ini berarti partisipasi anggota Poktan BKL yang mengikuti
pertemuan/penyuluhan sudah cukup baik , namun perlu menjadi perhatian para
pengelola program KB Kecamatan agar terus diadakan pembinaan secara terpadu dan
teratur.
7
GRAFIK I
3. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dan Kesertaan ber KB
a. Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Jumlah keluarga yang menjadi anggota UPPKS sebanyak 6.844keluarga, sedang
Keluarga Pra KS dan KS I yang menjadi anggota UPPKS tercatat sebanyak 4.447
keluarga ( 64,98 % ). Ini menunjukkanbahwa anggota Kelompok UPPKS di
dominasi oleh para keluarga yang tingkat ekonominya masih lemah . Hal ini sejalan
dengan program pemerintah yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi
keluarga.Jumlah anggota UPPKS yang status PUS sebanyak 4.884 yang sudah
menjadi peserta KB sebanyak 4.363 keluarga / Akseptor atau 89,33 % , sedangkan
anggota UPPKS dari keluarga Pra KS dan KS I berstatus PUS sudah menjadi peserta
KB aktif sebanyak 3.181 keluarga / Akseptor atau 87,56 % dari PUS Keluarga Pra
KS dan KS I sejumlah 3.633 keluarga.
b. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR ) Salah satu kegiatan yang dinilai kenerjanya dan mendukung keberhasilan Program
Keluarga Berencana adalah pembinaaan PIK Remaja yang harus terus ditingkatkan
secara terpadu dengan sektor lain.Jumlah PIK Remaja yang ada tercatat sebanyak
134 kelompok terdiri dari Tumbuh 78 Klp, Tegak 44 Klp dan Tegar 12 Klp. Dan
yang melapor sebanyak 95 Klp.( 70,90 % ), terdiri dari Tumbuh 56 Klp (71,79 %),
Tegak 29 Klp (65,91 %) dan Tegar 10 Klp.(83,33 %).
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
JAN FEB MAR APL MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DESBKB 80.4 80.5 79.9 77.6 74.6 74.9 74.8 74.8 68.7 72.6 77.5 74.6
BKR 48.5 72.4 73.9 73.5 73.0 72.8 73.4 74.7 72.3 72.9 81.7 77.6
BKL 76.3 73.9 74.2 78.1 79.2 77.7 73.7 75.0 75.5 78.6 82.5 77.7
TREN
D
Prosentase Kehadiran Anggota Keluarga dalam Pertemuan/Penyuluhan
Kelompok Kegiatan BKB, BKR dan BKL Tahun 2012
8
GARFIK II
CAKUPAN LAPORAN PIK REMAJA
4. Kesertaan ber KB
a. Pencapaian Peserta KB aktif Jumlah peserta KB aktif tercatat sebanyak 517.007 akseptor atau 81,02 % dari PUS
sebesar 638.141.
Sedangkan Pencapaian peserta KB aktif jika dibanding PPM CU (528.149) tahun
2012 sebesar 97,89 %.
NO. MIX
KONTRASEPSI
PPM PA
N - 1
PENC. PA S.D
BLN
DESEMBER
N - 1
% PENC.
THD. PPM
PA N-1
% PENC.
TRHD.
TOTAL PA
1 2 3 4 5 6
1 IUD 89.504 81.313 90,85% 15,73%
2 MOW 13.563 13.098 96,57% 2,53%
3 MOP 6.456 5.427 84,06% 1,05%
4 KONDOM 8.066 6.774 83,98% 1,31%
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
TREND
JAN FEB MAR APL MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
PIK REMAJA TEGAR 55.56 58.33 50.00 50.00 88.89 100.0 88.89 75.00 58.33 83.33 91.67 83.33
PIK REMAJA TEGAK 81.25 70.00 62.50 60.71 92.00 92.00 96.00 60.53 63.16 76.92 65.91 65.91
PIK REMAJA TUMBUH 57.14 70.15 67.65 84.62 91.80 91.80 77.05 52.81 65.17 80.00 75.64 71.79
9
NON HORMONAL 117.589 106.612 90,66% 20,62%
5 IMPLANT 17.851 18.475 103,50% 3,57%
6 SUNTIKAN 272.633 282.774 103,72% 54,69%
7 PIL 120.076 109.146 90,90% 21,11%
HORMONAL 410.560 410.395 99,96% 79,38%
JML TOTAL 528.149 517.007 97,89% 100,00%
a) Partisipasi Pria dalam Program KB
Jumlah peserta KB aktif Pria tercatat sebanyak :12.201 akseptor atau 2,36 % dari
total peserta KB aktif 517.007akseptor dengan metoda kontrasepsi MOP : 5.427
akseptor ( 44,48 % ),dan Kondom sebanyak :6.774 akseptor ( 55,52 % ).
b) Peserta KB Wanita dalam Program KB Jumlah peserta KB aktif Wanita tercatat sebanyak :504.806 akseptor atau 97,64 %
dari total peserta KB aktif 517.007akseptor dengan metoda kontrasepsi IUD:
81.313( 16,11 %) akseptor, MOW : 13.098akseptor ( 2,59 % ),IMPLANT :
18.475akseptor ( 3,66 %),SUNTIKAN : 282.774akseptor ( 56,02 % ), dan PIL
:109.146 akseptor ( 21,62 % ).
GRAFIK III
Peserta KB Aktif Menurut Peran Suami – Istri
PA PRIA12201
2%
PA WANITA 504806
98%
PA PRIA PA WANITA
10
b. Pelayanan Peserta KB Aktif menurut cara dan tempat pelayanan KKB
Pemerintah dan KKB Swasta )
Peserta KB aktif sebanyak 517.007akseptor, dengan menggunakan pasilitas sarana
pelayanan KKB Pemerintah sebanyak 215.240 Akseptor ( 41,63 % ) dan melalui
KKB Swasta sebanyak 301.767 akseptor ( 58,37 % ) , hal ini menunjukan bahwa
tingkat kemandirian masyarakat dalam ber KB sudah cukup baik atau KB sudah
merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat Kabupaten Bandung.
GRAFIK IV
Peserta KB Aktif Menurut Tempat / Jenis Pelayanan
c. Pasangan Usia Subur yang belum ber KB (UNMET NEED)
Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada sebanyak 638.141 sedangkan yang sudah ber
KB sebanyak :517.007akseptor (81,02%) dan yang belum ber KB tercatat sebanyak
: 121.134 atau 18,98 % pasangan dengan alasan
1. PUS Hamil sebanyak : 21.938 Orang ( 18,11 % )
2. Ingin anak segera : 38.675 Orang ( 31,93 % )
3. Ingin anak ditunda : 26.885 Orang ( 22,19 % )
4. Tidak ingin anak lagi : 33.636 Orang ( 27,77 % )
Point 1 , 3 dan 4 merupakan unmet need ( sasaran untuk di motivasi menjadi peserta
KB baru )
KKB PEMERINTAH
21524042%
KKB SWASTA301767
58%
11
GRAFIK V
Pasangan Usia Subur yang belum ber KB (UNMET NEED)
2. KEGIATAN PELAYANAN KONTRASEPSI
A. Cakupan Laporan
a. Laporan Klinik KB Pemerintah Laporan yang masuk sebanyak87 klinik dari 87 klinik yang ada atau 100,00 % .
b. Laporan Klinik KB Swasta Laporan yang masuk sebanyak 164 klinik dari 164 klinik yang ada atau 100,00 %.
B. HASIL PELAYANAN KONTRASEPSI
a. Pelayanan Peserta KB Baru Hasil Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi khususnya pelayanan peserta KB Baru sebanyak
89.777 akseptor atau 115,54 % dari PPM tahun 2012 sebanyak 77.699 akseptor.
Adapun rincian pencapaian Peserta KB Baru per Mix Kontrasepsi sebagai berikut
:
No Mix Kontrasepsi
PPM Peserta
KB Baru
Tahun N-1
Realisasi Peserta
KB Baru s.d Bln
Desember N-1
% Pencapaian
dibanding PPM PB
1 2 3 4 5
1. IUD 10344 14.323 138,46%
2. MOW 915 1.484 162,13%
3. MOP 1103 1.104 100,06%
4. IMPLANT 3617 5.696 157,47%
HAMIL21,93818.11%
INGIN ANAK SEGERA38,67531.93%
INGIN ANAK DITUNDA
26,88522.19%
TIDAK INGIN ANAK LAGI
33,63627.77%
HAMIL INGIN ANAK SEGERA INGIN ANAK DITUNDA TIDAK INGIN ANAK LAGI
12
5. SUNTIKAN 36550 50.830 139,07%
6. PIL 20219 12.681 62,72%
7. KONDOM 4949 3.659 73,93%
JUMLAH 77.699 89.777 115,54%
Adapun pencapaian PB secara terinci dapat dilihat pada lampiran.
b. Pelayanan Peserta KB Ulang Jumlah Komplikasi tidak ada
Jumlah Kegagalan ada 2 terdiri : IUD 1 akseptor, MOP 1 akseptor
Jumlah pencabutan IUD 43 akseptor dan Implant 88 akseptor.
Jumlah Peserta Ganti Cara ke IUD 25 akseptor, Kondom 6, Implant 87 akseptor, Suntik
22 akseptor, Pil 5 akseptor.
Jumlah Pemasangan Ulang IUD 47 Akseptor dan Implant 89 Akseptor.
c. Peserta KB Drop Out ( DO ) Keadaan Peserta KB Drop Out s.d bulan Desember 2012 tercatat sebanyak 115.528
akseptor atau 18,26 % dengan rincian sebagai berikut :
NO.
MIX
KONTRASEPS
I
PA / CU
S.D
DESEMBE
R N-1
Realisasi
Peserta
KB Baru
s.d Bln
Desember
Peserta KB
Aktif (PA)
SEHARUSN
YA Desember
N-1
PA / CU
Desember
N-1
Perkiraan
Drop Out
(DO)
%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 IUD 83.041 14.323 97.364 81.313 16.051 16,49
2 MOW 13.245 1.484 14.729 13.098 1.631 11,07
3 MOP 5.620 1.104 6.724 5.427 1.297 19,29
4 IMP 16.513 5.696 22.209 18.475 3.734 16,81
5 STK 291.922 50.830 342.752 282.774 59.978 17,50
6 PIL 124.451 12.681 137.132 109.146 27.986 20,41
7 KDM 7.966 3.659 11.625 6.774 4.851 41,73
JUMLAH 542.758 89.777 632.535 517.007 115.528 18,26
13
Dari data tersebut diatas dapat dilihat peserta KB drop out per Mix Kontrasepsi Bulan
Desember 2012 di atas rata-rata Kabupaten terdapat pada kontrasepsi seperti : MOP
19,29, Pil 20,41 %, , Kondom 41,73 % .
Hal ini kemungkinan besar terjadi karena adanya kesalahan administrasi pencatatan dan
pelaporan yang masih belum rapih di setiap tingkatan ( Klpk Akseptor, Sub PPKBD
,PPKBD dan PKB/PLKB ) dan Akseptor Ganti Cara dianggap sebagai Peserta KB Baru.
d. Pengeluaran dan Persediaan Alat Kontrasepsi
NO Persediaan alat
Kontrasepsi IUD (Unit)
Kondom
(Lusin)
Implant
(Set)
Suntikan
(Vial) Pil (Strip)
1 2 3 4 5 6 7
1 Sisa Akhir bulan
ini 2.109 2.208 2.151 29.575 40.033
2 Diterima bulan ini 623 36 472 6.632 7.260
3 Dikeluarkan bulan
ini 918 405 632 18.744 29.658
4 SisaAkhir bulan
ini 1.814 1.839 1.991 17.463 17.635
3. PROGRAM KEGIATAN PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI Pelaksanaan system Informasi dan manajemen Program KB selama ini telah dilakukan
dengan menyediakan data dan informasi Program KB yang cepat, tepat, akurat, berkualitas dan
konverhensif serta berkelanjutan di semua tingkatan, mulai tingkat RT,RW,Desa/Kelurahan,
Kecamatan dan Kabupaten yang dapat memberikan gambaran keadaan di lapangan sebagai modal
dasar untuk mendukung terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
System Informasi dan manajemen Program KB meliputi Sub System Pencatatan
Pelaporan Pengendalian lapangan (Dallap), Sub System Pelayanan Kontrasepsi (Pelkon) dan Sub
System Pendataan Keluarga.
Sub System Pencatatan Pelaporan dallap dan Pelkon telah sedang dan tetap akan
dilaksanakan secara rutin setiap bulan melalui website. Aplikasi.bkkbn.go.id / sr. untuk
menyediakan data dan informasi program KB bulanan; sedangkan Pendataan Keluarga
dilaksanakan setiap tahun.
Pendataan Keluarga secara umum bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai keluarga dan perkembangan pelaksanaan program KB di tinjau dari asfek Demografi,
asfek Keluarga Berencana dan asfek Keluarga Sejahtera, sebagai bahan masukan dan
pertimbangan penentuan kebijakan dan penyusunan program yang sedang dan akan dilaksanakan.
14
Proses pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga dilakukan melalui kunjungan rumah
ke rumah oleh PKB, Kader Pendata dan Tokoh Masyarakat selama 3 (tiga) bulan ( mulai bulan
Juli s.d September 2012 ).
Dengan memperhatikan berbagai tuntutan dan perkembangan pemanfaatan teknologi
informasi, pengembangan sistem pengumpulan serta pengolahan data hasil pendataan keluarga
dilakukan dengan membangun satu instrumen pengumpulan data terpadu yaitu satu lembar untuk
satu keluarga (form F/I/MDK/II), sehingga data keluarga ini dapat tercatat secara utuh dan
mempermudah perekaman / pemutakhiran data keluarga ke dalam media komputer menjadi
Database Keluarga.
Dengan telah terbangun system aplikasi Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data
Keluarga tahun 2012 di harapkan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang berkaitan
dengan parameter kependudukan dalam berbagai program pembangunan berwawasan
kependudukan dan keluarga disemua tingkatan wilayah, sejalan dengan amanat UU No. 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
a. Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Evaluasi pencapaian program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
b) Pembuatan Laporan Umpan Balik (Feedback) Program KB dan KS
c) Bimbingan Teknis Pencatatan Pelaporan Dallap maupun Pelkon
d) Diseminasi Pendataan Keluarga.
e) Sosialisasi Pendataan Keluarga.
f) Monitoring pelaksanaan Pendataan Keluarga.
g) Expose Hasil Pendataan Keluarga
h) Saresehan Hasil Pendataan Keluarga
i) Updating Data Keluarga
j) Orientasi aplikasi MDK yang baru (MDK versi Kab.Bandung)
b. Sasaran :
a) Para Pengelola program terdiri dari UPTKB, Subag TU dan PLKB/PKB baik berkaitan
dengan operasiional kegiatan maupun keuangan.
b) Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dan Kelompok Kegiatan (Poktan) seperti PPKBD,
Sub PPKBD, Kelompok BKB,BKR,BKL dan UPPKS.
c) Para Petugas Pencatatan Pelaporan Klinik KB (KKB) baik KKB Pemerintah maupun
KKB Swasta.
c. Indikator Kinerja.
a) Tersedianya Database Keluarga yang akurat, lengkap dan berkualitas, meliputi : asfek
Demografi, asfek Keluarga Berencana dan asfek Keluarga Sejahtera.
b) Tertib adminstrasi UPTKB, Subag TU dan PLKB/PKB baik berkaitan dengan
operasiional kegiatan maupun keuangan.
c) Tertib administrasi Pencatatan Pelaporan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dan
Kelompok Kegiatan (Poktan) seperti PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok BKB,BKR,BKL
dan UPPKS.
15
d) Tertib administrasi Pencatatan Pelaporan Klinik KB (KKB) baik KKB Pemerintah
maupun KKB Swasta.
4. PROGRAM KEGIATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutaan Gender dan Anak melalui Fasilitasi
Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayuaan Perempuan (P2TP2). Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Sosialisasi Pendampingan Korban KDRT dan Trafficing Tingkat Kecamatan.
b) Study banding daerah khusus ke Prop.Bangka Belitung.
Sasaran :
a) Memberi pelayanan dan pendampingan terhadap korban trafficing dan KDRT.
b) Meningkatkan pengetahuan Tim P2TP2A dalam menangani kasus trafficing dan
KDRT.
Indikator Kinerja :
a) Adanya penurunan angka korban trafficing dan KDRT.
b) Dapat terfasilitasinya korban trafficing dan KDRT sesuai prosedur yang ada.
2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan melalui Kegiatan
Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Perempuan di daerah.
Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Sosialisasi pembentukan Kelompok Usaha Perempuan Kepala Keluarga tingkat
kecamatan.
b) Pembentukan Kelompok Usaha Perempuan Kepala Keluarga.
c) Pembinaan Kelompok Usaha Perempuan Kepala Keluarga.
Sasaran :
a) Meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan.
b) Terbentuknya Kelompok Usaha Perempuan Kepala Keluarga di 31 kecamatan.
c) Terbinanya Kelompok Usaha Perempuan Kepala Keluarga di 31 kecamatan.
Indikator Kinerja :
a) Meningkatnya ekonomi dan kesejahteran keluarga.
b) Terbentuknya kelompok usaha dari perempuan kepala keluarga sehingga mudah
dalam peningkatan mutu usaha.
c) Meningkatkan hasil dan kualitas produk yang dapat meningkatkan ekonomi
perempuan kepala keluarga.
3. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
melalui Kegiatan Penyuluhan bagi Ibu Rumah Tangga dalam membangun Keluarga
Sejahtera. Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Survey Calon Lokasi P2WKSS.
16
b) Evaluasi penilaian awal P2WKSS.
c) Evaluasi penilaian akhir P2WKSS.
d) Sosialisasi program terpadu P2WKSS.
e) Sosialisasi pencegahan KDRT.
f) Sosialisasi Keadilan dan Kesetaraan Gender.
g) Pelatihan ketrampilan Ibu Rumah Tangga Keluarga Miskin.
Sasaran :
a) Mengetahui kondisi calon lokasi P2WKSS.
b) Mengetahui kondisi awal yang ada di lokasi P2WKSS.
c) Mengetahui hasil akhir dari pembinaan yang sudah dilaksanakan oleh SKPD terkait
dalam Tim P2WKSS.
d) Terlaksananya progra P2WKSS kepada 100 KK binaan di lokasi P2WKSS.
e) Tersosialisasikannya pencegahan KDRT kepada 100 KK binaan di lokasi P2WKSS.
f) Tersosialisasikannya tentang Keadilan dan Kesetaraan Gender kepada 100 KK
binaan di lokasi P2WKSS.
g) Terlatihnya ketrampilan ibu-ibu Rumah Tangga Keluarga Miskin di 100 KK binaan
di lokasi P2WKSS.
Indikator Kinerja :
a) Dapat menentukan lokasi P2WKSS sesuai indikator yang yelah ditetapkan.
b) Dapat menentukan langkah-langkah pekerjaan yang akan dilaksanakan Tim
P2WKSS.
c) Terwujudnya Desa Binaan P2WKSS yang berhasil dalam meningkatkan SDM
maupun SDA.
d) Terwujudnya 1 Desa Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera
(P2WKSS).
e) Meningkatnya wawasan 100 KK binaan dalam hal pencegahan KDRT.
f) Meningkatnya wawasan 100 KK binaan dalam hal Keadilan dan Kesetaraan Gender.
g) Meningkatnya ketrampilan ibu-ibu Rumah Tangga Keluarga Miskin 100 KK binaan
di lokasi P2WKSS.
4. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan melalui Kegiatan
Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan di daerah. Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Momentum kegiatan Peringatan Hari Ibu.
Sasaran :
a) 150 orang ibu-ibu Gabungan Organisasi Wanita (GOW).
Indikator Kinerja :
a) Terlaksananya Peringatan Hari Ibu oleh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) se
Kabupaten Bandung
17
5. PROGRAM KEGIATAN PERLINDUNGAN ANAK.
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutaan Gender dan Anak melalui :
a. Pemetaan PotensiOrganisasi dan LembagaMasyarakat YangBerperan Dalamdan Anak
Kegiatan yang telah dilaksanakan :
b) Pertemuan Rutin Forum Anak Daerah Kab. Bandung.
c) Diskusi Anak dan Remaja.
d) Sosialisasi Desa LayakAnak.
e) Pembentukan ForumAnak Daerah Tk. Desa.
f) Sosialisasi KesehatanReproduksi Anak dan Remaja.
g) Peringatan Hari AnakNasional.
Sasaran :
a) 62 org siswa SMP & SMA yg merupakanperwakilan Kecamatan.
b) 50 org siswa SMP & SMA yg merupakanperwakilansetiap RW di LokasiDesa Layak
Anak.
c) 30 orang terdiri dari Tokoh agama,Tokoh Masyarakat,dan TP PKK Desa.
d) 62 org siswa SMP & SMA yg merupakanperwakilan setiap RW.
e) 60 org siswa SMP & SMA yg merupakanperwakilan setiap RW atau anggota FAD
Desa.
f) 200 orang anak Kab.Bandung.
Indikator Kinerja :
a) Terbentuknya pengetahuanmengenai Hak Anak,Permasalahan Anak sertaKonsolidasi
di TubuhOrganisasi FAD.
b) Terbentuknya pengetahuanmengenai Hak-hak Anak dan Permasalahan Anak di
Kab.Bandung.
c) Terbentuknya pengetahuansecara utuh mengenai DesaLayak Anak.
d) Terbentuknya Forum AnakDaerah Desa di lokasi DesaLayak Anak.
e) Terbentuknya pengetahuansecara utuh mengenaikesehatan reproduksi.
f) Terbentuknya KesadaranAkan Hak dan KewajibanAnak.
b. Koordinasi Program Bidang PerlindunganAnak dan FasilitasiKorban Kekerasan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Konsolidasi Program PA Prov. Jabar dgnKebijakan Bidang PA Kab.Bandung.
b) Survey Lokasi DesaLayak Anak.
c) Pembinaan Desa Layak Anak.
d) Rapat Gugus TugasKota Layak anak.
e) Bantuan Alat PermainanEdukasi Luar.
f) Bantuan Bahan Informasidan Karakter Anak.
Sasaran :
a) Program PA Prov. Jabar.
b) 23 orang yang tergabungdalam Tim Gugus TugasKota Layak Anak.
c) 23 orang yang tergabungdalam Tim Gugus TugasKota Layak Anak.
18
d) 30 orang anggota gugus30 orang anggota gugus tugas kota layak anak.
e) 1 set APE Luar
f) 100 buah bahan informasi bagi anak.
Indikator Kinerja :
a) Adanya Sinergitas Kebijakan Program PA Prov. Jabar dgnKebijakan Bidang PA
Kab.Bandung.
b) Terpilihnya 1 Desa Layak Anak Tingkat Kab. Bandung.
c) Terbentuknya 1 Desa Layak Anak Tingkat Kab. Bandung.
d) Terbentuknya konsolidasiprogram di masing-masingSKPD yang akandialokasikan
untuk DesaLayak Anak.
e) Terolahnya psikomotorik anak.
f) Terolahnya kognitif danafektif anak.
c. Pengembangan system Informasi Gender dan Anak. Kegiatan yang telah dilaksanakan :
a) Saresehan Anak Kab. Bandung.
b) Pendataan Pemetaan Potensi Anak Kab. Bandung.
Sasaran :
a) 110 orang anak Kab.Bandung dan forum anak daerah Kab. Bandung.
b) 276 Desa di wilayah Kab.Bandung.
Indikator Kinerja :
c) Terbentuknya kepengurusan Forum Anak Daerah Yangbaru serta serta
terbentuknyapemahaman mengeni hak-hak anak.
d) Tersedianya data potensianak Kabupaten Bandungtahun 2012.
2.2 ANALISIS KINERJA PELAYANAN BKBPP
Keberhasilan program KB tidak terlepas dari pengaruh situasi kondisi masalah kependudukan
Kabupaten Bandung saat inidan telah menunjukkan hasil – hasilnya yang semakin menggembirakan
dengan karakteristik potensi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada. Sasaran program
kegiatan tahun 2012 telah terlaksana dengan baik meski dengan beberapa catatan untuk perbaikan
tahun berikutnya.
Secara umum BKBPP telah merumuskan permasalahan pembangunan keluarga berencana,
pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan perempuan sebagai berikut:
a. Angka Kelahiran ( TFR ) dari 2,17
b. Meningkatnya kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan keluarga dan
masyarakat sebesar 97,25 %
c. Rata – rata usia kawin wanita masih berkisar antara 19 - 20 tahun
d. Laju Pertumbuhan Penduduk dari 2,56
19
e. Masih rendahnya frekuensi penyelenggaraan Advokasi dan KIE yang lebih terbuka oleh
TOGA/TOMA baru sebesar 38,89 %
f. Peningkatan tertibnya Data Basis Keluarga dan penduduk melalui aplikasi MDK baru 98,73 %
g. Peningkatan Jumlah Peserta KB Aktif Mandiri 58,37 %
h. Pembinaan jumlah Peserta KB Aktif 81,02%
i. Unmet need masih tinggi (18,98 %)
j. Angka peserta KB yang Drop Out (DO) masih tinggi (18,26 %).
k. Peningkatan kualitas Pusat Informasi konsultasi Remaja ( PIKPR ) di 31 Kecamatan.
l. Petugas lapangan KB PLKB dan PKB berkurang (1:3 desa), (1:4 desa) idealnya 1:1 PLKB
m. Pemahaman dan pengamalan remaja tentang KB dan KRR masih rendah
n. Pemahaman masyarakat tentang gender masih rendah
o. Pemahaman masyarakat tentang perlindungan anak masih rendah
p. Kasus traffiking dan KDRT masih tinggi
q. Program ketahanan Keluarga belum optimal.
r. Peserta KB metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET) masih rendah 22,88 %.
Analisis permasalahan di atas menjadi dasar penentuan sasaran pokok dalam rencana
kegiatan pembangunan keluarga berencana tahun 2014.
2.3 ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BKBPP
Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan melalui tugas pokok dan fungsi Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan sebagai berikut:
a. Tugas Pokok :
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Bandung bahwa Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan mempunyai Tugas Pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina,
mengendalikan mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera serta Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
b. Fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
2. Pembinaan dukungan atas Penyelenggaraan Pemerintah daerah sesuai dengan lingkup
tugasnya
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
20
Untuk melaksanakan tugasnya Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
membawahi satu bagian sekretariat, 3 sub bagian, 5 bidang, 10 sub bidang, 31 UPT dan 31 Kasubag
TU serta Jabatan Fungsional ( Penyuluh KB ) yaitu:
1. Bagian Sekretariat
a. Sub Bagian Penyusunan Program
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Informasi dan Data Keluarga
a. Sub Bidang Data Mikro Keluarga
b. Sub Bidang Analisa, Evaluasi dan Pelaporan
3. Bidang Keluarga Berencana
a. Sub Bidang Pengendalian KBKR
b. Sub Bidang Reproduksi Remaja
4. Bidang Keluarga Sejahtera
a. Sub Bidang Ketahanan Keluarga
b. Sub Bidang Advokasi dan Pembinaan Institusi Masyarakat
5. Bidang Pemberdayaan Perempuan
a. Sub Bidang Pengurusutamaan Gender
b. Sub Bidang Perlindungan Perempuan
6. Bidang Perlindungan Anak
a. Sub Bidang Kesejahteraan Anak
b. Sub Bidang Integrasi hak anak
7. UPT Pengendali Program KB, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha.
8. Penyuluh KB (PKB) dan PLKB
21
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. TELAAH TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL
Tujuan Penyusunan Rencana Kerja SKPD tahun 2014 ini adalah sebagai wujud
pertanggung jawaban atas pelaksanaan pencapaian kinerja, Tugas pokok dan fungsi Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung dalam mewujukan
Visi dan Misi yang telah ditetapkan sebagai tujuan yang akan dicapai oleh Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Tujuan yang tertuang dalam visi BKBPP harus
dicapai melalui program dan kegiatan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi satuan Kerja
Perangkat daerah (SKPD) sebagai berikut:
1. Rencana Kerja Tahun 2014 merupakan bagian dari Perencanaan Strategis Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung dalam upaya
pencapaian kinerja selama 5 tahun.
2. Rencana Kerja 2014 ini merupakan kelanjutan daripada capaian kinerja tahun 2013
3. Rencana Kerja 2014 adalah alat ukur sekaligus pedoman pelaksanaan kegiatan yang
sudah digariskan dalam rencana stategis Badan keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Bandung yang didasarkan kepada situasi, kondisi, dan potensi
Badan.
SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis merupakan pokok kegiatan dan program yang akan dicapai oleh
Badan Keluarga berencana dan Pemberdayaan Perempuan mengarah pada meningkatkan
Indek pembangunan Manusia (IPM) dengan indikator peningkatan Pendidikan, Kesehatan
dan Daya Beli. Berdasarkan kondisi di atas maka sasaran strategis dituangkan dalam
rencana kegiatan jangka waktu bulanan, semesteran, triwulan dan tahunan. Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan telah merumuskan sasaran untuk tahun 2014
sebagai berikut:
1. Menurunnya TFR=2,10 melalui CPR=70%, Unmetneed 33%,
Do=15%CU/Pus=78,5%Rata-rata anak dalam keluarga 2,43 (2-3).
2. Meningkatnya keperdulian dan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan keluarga
dan masyarakat dalam program Keluarga Berencana sehingga lebih optimal.
3. Meningkatnya rata-rata usia kawin dari 19 tahun menjadi 20 tahun
4. Meningkatnya peran serta keluarga dalam kegiatan-kegiatan kelompok Bina Keluarga
(BKB,BKR,BKL,BLK dan UPPKS) sebagai ketahanan keluarga dalam pembinaan
kemandirian keluarga
5. Meningkatnya aktivitas kegiatan kelompok Bina Keluarga agar lebih efektif
22
6. Meningkatnya pengetahuan dan peran serta intitusi masyarakat pedesaan dalam kegiatan
Bina Keluarga sehingga terbentuk keluarga yang berkualitas
7. Meningkatnya penyelenggaraan advokasi dan KIE yang lebih terbuka sehingga program
KB secara edukasi dapat dipahami oleh masyarakat.
8. Pencapaian target kesertaan ber KB aktif tahun 2013 sebanyak 594.770 akseptor KB
9. Pencapaian target peserta KB baru sebanyak 85.000 akseptor dengan focus penggarapan
pada kontrasepsi IUD, MOP dan MOW.
10. Menurunnya jumlah Pra KS dan KS I,
11. Pembinaan pusat informasi konsultasi remaja (FIKR) di 31 kecamatan dengan materi
reproduksi sehat, tentang pendewasaan usia perkawinan dan penundaan anak pertama.
12. Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak
13. Pembinaan 100 KK miskin secara terpadu untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan
dan ekonomi sehingga keluarga miskin dapat berdaya dan mandiri.
14. Menurunnya angka traffiking, kekerasan dalam rumah tangga serta meningkatkan
keberpihakan kepada kaum perempuan
15. Terbentukan kota layak anak,tersedianya data potensi anak, meningkatnya pemahaman
tentang hak-hak anak dan perlindungan anak
3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPD
Didalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung yang selanjutnya dituangkan
dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Program Prioritas Anggaran terdapat 14 program
prioritas anggaran pembangunan untuk dilaksanakan pada tahun 2014.Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014 disusun berdasarkan hasil analisa
untuk kemudian disusun isu strategis dan prioritas pembangunan daerah dalam rangka
mendukung pencapaian Visi dan Misi pembangunan Daerah Kabupaten Bandung
sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana penganggaran pada tahun 2014
direncanakan untuk biaya program dan kegiatan prioritas Kabupaten Bandung sebesar Rp.
737.900.480.799,- sedangkan untuk anggran Badan Keluarga Berencana dan pemberdayaan
perempuan mendapat alokasi anggaran pada perencanaan anggaran tahun 2013 sebesar Rp.
7.315.785.500.
Jika kita melihat komposisi anggaran perurusan sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, maka Urusan Pekerjaan Umum merupakan urusan
yang paling besar mendapatkan porsi anggaran pada Tahun 2013 mencapai 27,94%, hal ini
terkait dengan agenda peningkatan kualitas infrastruktur sebagai daya dukung penunjang
roda perekonomian masyarakat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat. Urusan Wajib Pendidikan menempati urutan kedua mencapai
21,86%, hal ini sesuai dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
23
dan Nasional serta sejalan dengan fokus pembangunan Kabupaten Bandung Tahun 2012
yaitu meningkatkan IPM. dan Urusan Wajib Kesehatan menempati urutan ketiga mencapai
15,19% dalam rangka meningkatkan kualitas fisik dan kemampuan SDM, sehingga
diharapkan kualitas SDM Kabupaten Bandung meningkat dari sisi kualitas derajat
kesehatannya. sedangkan anggaran untuk Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan untuk belanja SKPD sebesar Rp.3.160.785.000 atau 43,%, sedang untuk belanja
langsung Rp. 4.155.000.000 atau 56,79% dari total anggaran sebesar Rp. 7.315.785.500
untuk tahun anggran 2013.
3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN
Menindaklanjuti Program Prioritas Anggaran tahun 2013 sebagai rencana kegiatan
Pemerintah Kabupaten bandung, maka kebijakan Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan
masuk dalam prioritas kesehatan. Kebijakan tersebut dituangkan dalam rencana kerja 2014
sebagai berikut:
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan keluarga berencana melalui
keterlibatan masyarakat dalam pembinaan ketahanan keluarga. Diharapkan tingkat
pertisipasi masyarakat dengan pelaksanaan delapan fungsi keluarga sebagai pelaksanaan
program Ketahanan keluarga melalui kegiatan :
1. Peningkatan Kinerja melalui Pembinaan kelompok BKB, BKR,BKL dan UPPKS
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas institusi penggerak program KB tingkat desa
dengan focus terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga melalui keterlibatan
institusi menjadi anggota UPPKS.
b. Meningkatkan program pengaturan kelahiran melalui peningkatan kualitas kesertaan ber
KB sehingga TFR turun menjadi 2.10 atau penduduk tampak pertumbuhan tahun 2015
kondisi ini dapat dicapai apabila jumlah pencapaian peserta KB aktif terus meningkat.
c. Meningkatan program kesehatan reproduksi, yang bertujuan memberikan pemahaman
kepada remaja untuk mengetahui tentang pendewasaan usia perkawinan sehingga dapat
merencana kapan dia harus menikah dan punya anak. Dengan demikian diharapkan usia
kawin pertama atau rata-rata usia kawin di Kabupaten Bandung naik dari 19 tahun
menjadi 20 tahun. Program kesehatan reproduksi dilakasanakan melalui pembinaan
kualitas dan kuantitas Pusat informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR) yang tersebar di 31
kecamatan.
d. Peningkatan validitas data mikro keluarga agar dapat dipertanggungjawabkan sehingga
dapat menjadi data mikro untuk pembangunan di Kabupaten Bandung. Penyediaan data
keluarga dilakukan melalui :
1. Kegiatan Pendataan Keluarga sejahtera dan memutakhiran data keluarga yang
dilanjutkan dengan updating data sehingga validitasnya lebih tepat sasaran.
2. tersedianya data PraKS dan KS I alasan ekonomi sebagai indicator Keluarga sejahtera.
24
e. Meningkatkan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam upaya
mewujudkan penegakan, kesetaraan, keadilan Gender, menurunkan kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), trafficking melalui kegiatan:
a. Pelaksanaan P2WKSS sebagai program terpadu dengan instansi terkait melalui
membinaan 100 KK miskin yang dibina tentang Kesehatan, Pendidikan, dan
kemandirian melalui kegiatan ekonomi.
b. Terwujudnya pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak ( P2TP2A )
untuk tingkat Kabupaten
c. Pembentukan kota layak anak
d. Penguatan kelembagaan pengarus utamaan gender dan anak
Rencana kerja merupakan bagian dari proses perencanaan pembangunan dalam
upaya mencapai visi dan misi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
sebagai pedoman oprasional program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja
tersebut menggambarkan tentang Program dan kegiatan, Anggaran, sarana dan prasarana
tempat dan waktu kegiatan serta penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Program yang akan dilaksanakan oleh
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung pada periode
tahun 2014 adalah kumpulan kegiatan-kegiatan yang merupakan rencana yang tertuang
dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Program Prioritas Anggaran tahun 2014.
Beberapa Program Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Program Kerja Bagian Sekretariat
Bidang sekretariatan memiliki 3 bagian yaitu :
1. Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Bagian Keuangan
3. Bagian Penyusunan Program
Yang mempunyai Program-program dan kegiatan Sbb:
1. Program Pelayanan Administrasi perkantoran
a. Penyediaan jasa surat menyurat.
b. Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air,dan listrik
c. Penyediaan jasa kebersihan kantor
d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
e. Penyediaan alat tulis kantor
f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
g. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
h. Penyediaan makanan dan minuman
i. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
25
j. Penyediaan jasa pendukung teknis perkantoran
k. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah
l. Penunjang perayaan hari-hari bersejarah
2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
a. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
c. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dinas/Operasional
3. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
a. Sosialisasi peraturan perundang-undangan
4. Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
b. Penyusunan laporan keuangan semesteran
c. Penyusunan laporan keuangan akhir tahun
Program kerja keluarga berencana
1. Program keluarga berencana melalui kegiatannya :
a. Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
b. Pelayanan KIE (komunikasi informasi dan edukasi)
c. Peningkatan perlindungan hak reproduksi individu
d. Promosi pelayanan KHIBA
e. Pembinaan peserta keluarga berencana
f. Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling
g. DstKsi
2. Program kesehatan reproduksi remaja
a. Advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR)
b. Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
c. Dst..
3. Program pelayanan kontrasepsi melalui kegiatannya :
a. Pelayanan konseling KB
b. Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
c. Pengadaan alat kontrasepsi
d. Pelayanan KB medis operasi
e. Dst…
26
4. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
melalui kegiatannya :
a. Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB
b. Dst..
5. Program promosi kegiatan ibu,bayi dan anak melalui kelompok di masyarakat,
kegiatnya:
a. Penyuluhan kesehatn ibu,bayi dan anak melalu kelompok kegiatan di
masyarakat.
b. Dst..
6. Program pembangunan pusat pelayanan informasi dan konseling (KRR) melalui
kegiatanya :
a. Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling (KRR)
b. Fasilitasi forum pelayanan (KRR) bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya
diluar sekolah.
7. Program peningkatan penanggulangan Narkoba, PMS, dan HIV/AIDS
a. Penyuluhan penanggulangan Narkoba dan PMS di sekolah
b. Dst
8. Penyedian data mikro keluarga melalui kegiatan:
a. Pengumpulan data/analisa data/evaluasi data
b. Pendataan penduduk,keluarga,warga prasejahtera dan sejahtera 1,(keluarga
miskin)
c. Pembinaan dan monitoring/bimbingan teknis dari tingkat
kabupaten,kecamatan,dan desa/kelurahan.
d. Pembuatan data-base melalui visualisasi data yang
dinamis,profil,leafleath,spanduk keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
Program Keluarga Sejahtera
1. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan
tumbuh kembang anak melalui kegiatannya:
a. Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak
b. Pengumpulan bahan materi tentang pola asuh dan pembinaan tumbuh kembang
anak
c. Penyusunan materi tentang pola asuh dan pembinaan tumbuh kembang anak
d. Penyebarluasan materi tentang pola asuh dan pembinaan tumbuh kembang anak
terhadap tokoh masyarakat, kader dan keluarga
e. Penguatan materi tentang pola asuh dan pembinaan tumbuh kembang anak
terhadap tugas
f. Pengumpulan bahan informasi tentang pembentukan karakter sejak usia dini
27
g. Penyebarluasan materi tentang pembentukan karakter sejak usia dini.
2. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
a. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
b. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga bagi petugas
c. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di desa (kader
BKB,BKR,BKL,institusi,PKK)
3. Program pengembangan model operasional BKB-posyandu-PADU
a. Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu PADU
b. Penyusunan strategi pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
tingkat kecamatan
c. Pembentukan model operasional BKB-operasional BKB-Posyandu-PADU di
desa,
Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Memperhatikan kondisi kabupaten bandung yang memiliki potensi permasalahan
dan peluang, maka dengan memperhatikan nilai-nilai dasar, asprasi dan dinamika yang
berkembang, program pemberdayaan perempuan tahun 2013 meliputi:
1. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
2. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
Sedangkan sasaran program tahun 2014 meliputi :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan perilaku perempuan dalam pengembangan potensi.
2. Meningkatkan status kesehatan dan kesejaheraan keluarga
3. Meningkatkan kualiatas hidup.
4. Meningkatnya peran ibu dalam keluarga
5. Menurunya tingkat kekerasan di dalam keluarga
6. Meningkatnya peran perempuan dalam perlindungan anak
7. Meningkatnya peran perempuan dalam usaha ekonomi produktif
8. Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan
jabatan politik.
9. Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kestaraan gender, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak
10. Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam
peberdayaan perempuan dan anak.
11. Pengembangan system informasi gender dan anak.
Dengan demikian program dan kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Bandung
secara strategis untuk mendukung Program Prioritas Anggaran yang secara umum untuk
dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Program kegiatan yang dilaksanakan oleh
28
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung tahun 2014
meliputi:
1. Program Keluarga Berencana
2. Program Kesehatan Re-produksi Remaja
3. Program Pembinaan Peranserta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
4. Program peningkatan Penanggulangan narkoba, PMS, termasuk HIV/AIDs
5. Program Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh
Kembang Anak
6. Program Penyiapan Tenaga Pendamping kelompok Bina Keluarga
7. Program Penguatan Kelembagaan Pengurusutamaan Gender dan Anak
8. Program Peningkatan Kualitas hidup dan Perlindungan Perempuan
9. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.
Dengan demikian diharapkan melalui program dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung dapat
mendukung keberhasilan program pembangunan secara keseluruhan.
a. VISI
Tujuan Pemerintah Kabupaten Bandung tertuang dalam Visi dan Misi yang
harus dicapai yaitu dengan Visi “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju
Mandiri dan Berdaya Saing, Melalui Tatakelola Pemerintahan Yang Baik dan
Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan, ”.
b. MISI
Berdasarkan Visi yang harus dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Bandung
maka diimplentasikan melalui Misi yaitu:
1. Meningkatkan Profesionalisme Birokrasi.
2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) (pendidikan dan Kesehatan),
yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan Budaya Sunda.
3. Memantapkan Pembangunan Perdesaan.
4. Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah.
5. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur dan Keterpaduan tata Ruang Wilayah.
6. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan Yang Berdaya Saing.
7. Memulihkan Keseimbangan Lingkungan dan Menerapkan Pembangunan yang
Berkelanjutan.
Berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung maka tujuan
yang akan dicapai oleh Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan dituangkan dalam
Visi dan Misi yang mendukung keberhasilan pembangunan Pemerintahan Kabupaten
Bandung adalah sebagai berikut:
29
Visi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan yaitu:
“Terwujudkan Keluarga Sejahtera yang Maju, Mandiri dan Berkualitas tahun 2015”.
Dengan Visi tersebut diharapkan tujuan Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan
dalam mendukung pembangunan dapat terwujud.
Sedang untuk mewujudkan Visi Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan akan dicapai melalui Misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga serta peningkatan
Kesejahteraan Keluarga.
2. Menyediakan data dan informasi Keluarga berskala mikro untuk pengembangan
program di daerah
3. Meningkatkan Kualitas Kesertaan Peserta KB.
4. Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak Melalui Penegakan,
Kesetaraan, Keadilan Gender, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak.
5. Meningkatkan Peran serta Swasta/Steak Holder Dalam Pembangunan Keluarga
Berencana.
30
BAB IV
PENUTUP
Rencana kerja tahun 2014 Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan
Perempuan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kinerja dalam upaya mencapai
Visi dan Misi. Melalui perencanaan yang baik diharapkan akan mencapai output kinerja sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan rencana kerja dapat dilakukan pengawasan dan
evaluasi kinerja bila terjadi penyimpangan yang selanjutnya dibuat strategi untuk mengatasi
masalah yang terjadi sehingga program dan kegiatan berhasil dilaksanakan
Sumber dana realisasi tahun anggaran 2014 berasal dari APBD dan APBN yang di
gunakan untuk program dan kegiatan rutin dalam pembangunan. Pelaksanaan topuksi merupakan
upaya pengembangan system akuntabilitas kinerja intansi pemerintah di usahakan dapat
membantu dan mensosialisasikan kinerja pemerintah.
Dengan demikian akan terwujud pemerintah yang baik melalui pengawasan dan
proposional.upaya lain adalah meningkatkan sumber daya manusia dengan melaksanakan
pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi pegawai baik teknis maupun non teknis,
dengan renstra dan rencana kerja 2014 diharapkan dapat memacu pelaksanaan akuntabilitas
kinerja pemerintah dengan melihatkan stockholder sehingga nantinya akan tercipta sasaran dan
hasil kinerja yang dapat di pertanggung jawabkan.
Secara umum keberhasilan program KB dan pemberdayaan perempun telah
memberikan kontribusi untuk pembangunan di Kabupaten Bandung. Walaupun dengan
keterbatasan anggaran sehingga masih banyak yang perlu ditingkatkan.
Penduduk tanpa pertumbuhan atau Net Reproduksi Rate samadengan satu (NRR =
1) tahun 2015 akan tercapai bila Total Fertility Rate (TFR) berada pada anggka 2,10 sehingga
rata-rata kelahiran di Indonesia hanya 2 orang anak, kondisi ini akan terwujud apabila seluruh
keluarga ikut KB dan memakai alat kontrasepsi. Tentunya untuk mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan anggaran serta kebijakan dari pemerintah yang cukup besar untuk mendukung
program dan kegiatan
Demikian yang dapat kami sampaikan dalam penyusunan rencana kerja SKPD
tahun 2014 ini. Diharapkan penyusunan rencana Kerja Badan Keluarga Berencana dan
31
Pemberdayaan Perempuan dapat memberikan gambaran yang jelas, transparan dan akuntabel
yang mampu mendorong aparatur pemerintah untuk selalu meningkatkan kinerja dalam upaya
pencapaian tujuan dari pembangunan yang lebih efektif dan efisien.
Soreang, Mei 2013
BADAN KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
KABUPATEN BANDUNG
KEPALA,
Drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes
Penata Utama Muda III-b
NIP. 19621214 198803 2 004
32
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………
1.2 LANDASAN HUKUM ……………………………………………………………...
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN …………………………………………………………..
1
1
1
2
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BKBPP TAHUN LALU ………………………
2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BKBPP TAHUN LALU …………………..
2.2 ANALISIS KINERJA PELAYANAN BKBPP ……………………………………...
2.3 ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BKBPP……
4
4
18
19
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN ………………………………...
3.1 TELAAH TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL ………………………………...
3.2 TUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPD …………………………………………
3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN ……………………………………………………...
21
21
22
23
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………………….. 30