bab i pendahuluan.pdf

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Negara kita saat ini masih jauh tertinggal jika dibanding dengan pendidikan di Negara-negara Asia. Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional adalaha usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal yang perlu dicermati dalam makna pendidikan adalah apa yang disebut usaha sadar yang semestinya melekat pada setiap proses pendidikan, termasuk Proses kegiatan Belajar Mengajar. Mutu pendidikan di negara kita pada umumnya masih menunjukkkan hasil yang rendah, mutu yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurang profesionalnya guru dalam mengajar. Ada umumnya guru dalam melaksanakan kegiatan belajar hanya menggunakan metode ceramah sehingga hasil pembelajaran kurang memuaskan. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran penulis mencoba memperbaiki sistem pembelajaran dengan penggunaan metode secara bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan metode yang bervariasi ini akan menambah daya tarik siswa terhadap penyampaian materi pelajaran baru yang akan disampaikan guru sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Secara umum penggunaan metode dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan murid sehingga kegiatan pembelajaran akan efektif dan efisien dapat memperjelas pemahaman materi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil bila siswa telah menguasai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai. Dari hasil pengalaman penulis nilai tes terendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terbukti dari 24 siswa hanya 6 anak yang mendapat nilai diatas 78, yang mendapat nilai 65-71 sebanyak 6 anak, kurang 65 sebanyak 10 anak.

Upload: jenny-queen

Post on 18-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan di Negara kita saat ini masih jauh tert inggal jika

    dibanding dengan pendid ikan di Negara-negara Asia. Pendid ikan dala m

    Sistem Pendidikan Nasiona l adalaha usaha sadar untuk menyiapkan

    peserta didik mela lui kegiatan bimbingan, pengajaran atau lat ihan. Hal

    yang per lu d icermat i dala m makna pendid ikan adalah apa yang disebut

    usaha sadar yang semest inya melekat pada set iap proses pendidikan,

    termasuk Proses kegiatan Belajar Mengajar.

    Mutu pendid ikan di negara kita pada umumnya masih menunjukkkan

    hasil yang rendah, mutu yang rendah disebabkan o leh beberapa faktor,

    salah satunya adalah kurang pro fesiona lnya guru dalam mengajar. Ada

    umumnya guru dalam melaksanakan kegiatan belajar hanya

    menggunakan metode ceramah sehingga hasil pembelajaran kurang

    memuaskan. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran penulis menc oba

    memperbaik i sistem pembelajaran dengan penggunaan metode secara

    bervar iasi dalam kegiatan bela jar mengajar. Dengan menggunakan

    metode yang bervar iasi ini akan menambah daya tar ik siswa terhadap

    penyampaian mater i pelajaran baru yang akan disampaikan guru

    sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

    Secara umum penggunaan met ode dalam proses pembelajaran adalah

    memper lancar int eraksi antara guru dengan murid sehingga kegiatan

    pembela jaran akan efekt if dan efis ien dapat memper jelas pemahaman

    mater i pembela jaran.

    Pembelajaran d ikatakan berhasil bila siswa telah menguasai mater i

    pembela jaran yang telah disampaikan. Tingkat penguasaan siswa

    terhadap mater i pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai.

    Dar i hasil pengalaman penulis nilai tes terendah pada mata

    pelajaran I lmu Pengetahuan Alam terbukt i dar i 2 4 siswa hanya 6 anak

    yang mendapat nilai diatas 78, yang mendapat nilai 65 -71 sebanyak 6

    anak, kurang 65 sebanyak 10 anak.

  • B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya

    1. Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan diatas muncul guru untuk mencari penyabab

    kurangnya respon terhadap materi pembelajaran sehingga dapat

    dirumuskan beberapa masalah antara lain :

    a) Apakah metode eksperimen bisa meningkatkan hasil belajar siswa?

    b) Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi

    pembelajaran?

    2. Pemecahan Masalah

    Berdasarkan rumusan masalah guru memecahkan masalah yaitu :

    a) Metode eksperimen mungkin bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

    b) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mungkin melalui metode

    eksperimen.

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditetapkan tujuan

    penelitian sebagai berikut :

    1. Mengetahui metode eksperimen bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

    2. Mengetahui untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode

    eksperimen.

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    1. Untuk Siswa

    a) Memberikan gambaran upaya untuk mengacu siswa dapat

    meningkatkan hasil belajar.

    b) Sebagai rangsangan bagi siswa untuk selalu akif dan bergairah dalam

    mengikuti proses belajar mengajar.

    2. Untuk Guru

    a) Guru dapat berkembang aktif dan kreatif dalam mengembangkan

    pengetahuan dan ketrampilan sendiri.

    b) Memberi wawasan pada guru dengan menggunakan metode dalam

    mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.

    3. Untuk Sekolah

    Bagi sekolah dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah dan

    guru lainya dalam perbaikan proses belajar mengajar sehingga

    pendidikan di sekolah dapat meningkat lebih baik.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Pengert ian Belajar

    Belajar adalah suatu akt ivit as yang disengaja dilakukan o leh

    individu agar ter jadi perubahan kemampuan dir i, dengan belajar

    anak yang tadinya t idak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu

    melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya t idak terampil

    menjadi terampil. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang

    terjadi pada semua orang dan ber langsung seumur hidup, sejak dia

    masih bayi hingga ke liang lahat (Ar ief Sadiman, 1986 : 1).

    Dalam pengert ian yang sangat luas, Anit a E. Woollfo lk (1993)

    menegaskan bahwa belajar ter jadi ket ika pengalaman menyebabkan

    suatu perubahan pengetahuan dan per ilaku yang relat if permanen

    pada individu.

    Abin Syamsud in (1981) mendefinisikan bahwa bela jar adalah

    perubahan yang menghasilkan perubahan per ilaku dan pr ibadi. Dar i

    definisi di atas sebenarnya dar i empat kata kunci di balik definis i

    kata belajar, yaitu : perubahan, pengetahuan, perubaha n per ilaku-

    pr ibadi, permanen dan pengalaman Jika dirumuskan secara

    komprehensif bahwa bela jar merupakan, per ilaku dan pr ibadi yang

    bersifat permanen. Perubahan pengetahuan, Perubahan itu dapat

    bersifat penambahan atau atau pengayaan pengetahuan, per ilaku

    atau keper ibadian. Mungk in juga dapat bersifat pengurangan atau

    reduksi pengetahuan, per ilaku atau keper ibadian yang dikehendaki.

    2. Pengert ian Hasil

    Hasil belajar adalah segala perilaku siswa baik berupa pengetahuan,

    sikap, nilai, dan keterampilan berkat latihan dan pengalaman. Hasil belajar

    merupakan tolok ukur keberhasilan siswa di dalam memahami materi yang telah

    disampaikan oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

    Seseorang dikatakan telah belajar apabila ia telah memperoleh hasil belajar

    yang telah dicapai yakni perubahan tingkah laku. Hasil belajar sangat tergantung

    pada proses belajar yang dilaksanakan. Hasil belajar tersebut akan terlihat setelah

    diberikan perlakuan pada proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian

    pengalaman belajar.

  • Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan

    kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator

    adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

    Menurut Nasution ( 2006:36 ) hasil belajar adalah hasil dari suatu

    interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes

    yang diberikan guru.

    Sedangkan menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002 : 36 ) hasil

    belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan

    biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran

    yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai

    memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

    3. Belajar IPA

    Berkait an dengan kecakapan ilmiah, sejumlah penelit ian

    mengarahkan perhat iannya pada kemampuan mengingat kembali

    pengetahuan factual dan ketrampilan berpikir abstrak. Selain it u

    juga ada sejumlah penelit ian yang mempelajar i kemampuan

    mengatur dir i sendir i dan ketrampilan meta kognit if. Salah satu

    cara mengukur kacakapan ilmiah yang ser ing digunakan adalah tes

    hasil bela jar (Sternberg, 1985) . Cara pengukuran ini dapat

    dipertanyakan karena kecakapan ilmiah mempengaruhi hasil bela jar.

    Namun, kecakapan ilmiah bukan satu-satunya factor yang

    mempengaruhi hasil belajar seseorang. Dengan demik ian, hasil

    belajar semest inya t idak dapat langsung menggambarkan kecakapan

    ilmiahnya.

    Di samping itu kecakapan ilmiah me liput i ketrampilan

    berpikir abstrak, kemampuan untuk mengint egrasikan pengetahuan,

    serta kemampuan untuk menerapkan pengetahuannya dalam situaas i

    yang baru. Lawson, (1983) menggunakan adaptasi tes Piaget untuk

    mengukur kecakapan ilmiah siswa. Adaptasi diper lukan karena ada

    beberapa but ir soal yang memerlukan pengetahuan khusus bidang

    studi.

    Penelit ian dalam perspekt if d iferensial juga menyelid ik i

    hubungan antara kemampuan ilmiah dengan kacakapan dalam bidang

    IPA ( jinn, 1982). Ditemukan bahwa has il belajara IPA berhubungan

    erat dengan pengetahuan deklarat if (Anderson, 1984).

    Pada bagian pengajaran, penelit ian dalam perspekt if

    diferensia l menyebutkan set iap model panga jaran akan

  • menguntungkan sebagian siswa dan t idak menguntungkan pada

    sebagian la in (Cornball & Snow, 1977). Sebagian siswa lebih

    senang dan mudah mengikut i pela jaran apabila digunakan berbagai

    media visual dan sebagian lain lebih baik dengan penyampaian

    secara verbal, Sebagian siswa yang lain lagi akan lebih mudah

    mengikut i pela jaran apabila d isajikan dengan berbagai cara

    penyajian secara simultan. Karena it u, penggunaan berbagai

    pendekatan dalam pengajaran secara bersama -sama akan lebih

    banyak siswa yang terbantu. Selain var iabel organismik yang

    tercakup pada kemampuan baik inte lektual maup un sosia l, juga

    dikembangkan penelit ian yang ingin menggali perbedaan yang

    terjadi dalam nuansa etnis ( leo Sutrisno, 1990) atau bernuansa

    gender (Leo Sutrisno, 2000).

    4. Metode Mengajar

    Mengajar-bela jar adalah kegiatan guru-murid untuk mencapai

    tujuan tertentu. Diduga, makin ja las tujuan makin besar

    kemungkinan ditemukan metode penyampaian yang paling seras i.

    Namun t idak ada pegangan yang past i tentang cara mendapatkan

    metode mengajar yang paling tepat . Tepat t idaknya suatu metode,

    baru terbukt i dar i hasil belajar mur id. Jadi yang dapat diketahu i

    adalah hasil atau produksnya Proses belajar itu sendir i tetap

    mengandung mist er i yang ter jadi dalam dir i seseorang. Bila hasil

    belajar tercapai, dianggap bahwa telah ter jadi proses belajar yang

    tepat .

    Rakajoni/1993. Metode sebagai cara ker ja yang bersifat

    relat ive umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu dengan

    demikian metode dapat di art ikan dalam sebagai cara/ jalan

    menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

    5. Metode Eksper imen

    a. Pengert ian

    Sagala (2006), Sumantr i dan Permana (1998/1999)

    menyatakan bahwa eksper ime n adalah percobaan untuk

    membukt ikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.

    Eksper imen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar

    laboratorium. Sedangkan metode eksper imen dalam pembelajaran

    adalah cara penyajian baha n pelajaran yang memungkinkan siswa

  • melakukan percobaan untuk membuktikan sendir i suatu

    pertanyaan atau hipotesis yang dipela jar i.

    Dalam proses pembelajaran dengan metode eksper imen siswa

    diber i kesempatan untuk mengalami sendir i atau melakukan

    sendir i, mengikut i proses, mengamat i suatu obyek, menganalisis,

    membukt ikan dan menar ik kesimpulan sendir i tentang suatu

    objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode

    eksper imen adalah member i bimbingan agar eksper imen it u

    dilakukan dengan telit i sehingga t idak terjadi kekeliruan atau

    kesa lahan.

    b. Tujuan

    Apa tujuan metode eksper imen ? Metode eksper imen bertujuan

    agar :

    1) Siswa mampu menyimpulkan fakta- fakta, informasi atau data

    yang dipero leh.

    2) Siswa mampu merancang, mempers iapkan melaksanakan dan

    melaporkan percobaannya.

    3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir indukt if untuk

    menar ik kesimpulan dar i fakta, informasi atau data yang

    dikumpulkan melalui percobaan.

    4) Siswa mampu berpikir sistemat is, dis iplin t inggi, hidup

    teratur dan rapi.

    c. Alasan Penggunaan Metode Eksper imen

    Apa a lasan guru menggunakan metode eksper imen? Beberapa

    alasan penggunaan metode eksper imen adalah :

    1) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.

    2) Dapat memungkinkan siswa belajar secara akt if dan mandir i.

    3) Dapat mengembangkan sikap dan per ilaku kr it is, t idak mudah

    percaya sebelum ada bukt i-bukt i nyata.

    d. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksper imen

    1) Kekuatan Metode Eksper imen

    a) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan

    percobaannya sendir i dar ipada menurut cer ita orang atau

    buku.

    b) Siswa mengumpulkan fakta, informas i atau data yang

    diper lukan melalui percobaan yang dilakukannya.

  • c) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode

    ilmiah dan berpik ir ilmiah.

    d) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama

    dalam ingatan.

    e) Menghilangkan verbalisms.

    2) Kelemahan Metode Eksper imen

    a) Memerlukan pera latan dan bahan percobaan yang lengkap

    serta umumnya mahal.

    b) Dapat menghambat lajunya pembela jaran sebab eksper imen

    umumnya memerlukan waktu lama.

    c) Kesalahan dalam eksper imen akan berakibat pada

    kesa lahan kesimpulannya.

    d) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode

    eksper imen.

    e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksper imen

    Bagaimana cara menguasai kelemahan metode eksper ime n ? Ada

    beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode eksper imen.

    1) Guru harus menje laskan secara gamblang hasil yang ingin

    dicapai dengan eksper imen.

    2) Guru harus menje laskan prosedur eksper imen, bahan-bahan

    eksper imen yang diper lukan, peralatan yang diper lukan dan

    cara penggunaannya, var iable yang per lu dikontrol, dan hal

    yang per lu dicatat selama eksper imen.

    3) Mengawasi pelaksanaan eksper imen dan member i bantuan

    jika siswa mengalami kesulitan.

    4) Meminta set iap siswa melaporkan proses dan hasi l

    eksper imennya, membanding-bandingkannya dan

    mendiskusikannya, untuk mengetahui kekurangan dan

    kekeliruan yang mungkin ter jadi.

    B. Temuan Hasi l Penelitian yang Releven

    Berdasarkan hasil pertemuan analis is data yang ada dapat dilihat

    adanya peningkatan akt ivit as siswa dalam pembelajaran serta

    perkembangan prestasi matemat ika dalam pembela jaran antara lain :

    1. Kelas tampak hidup dan penuh kecer iaan

  • Pemacahan masalah

    dengan menggunakan

    metode eksperimen

    Kondisi Awal

    Guru Belum

    menggunakan metode

    yang tepat

    Tindakan

    Kondisi Akhir

    Rendahnya Hasil

    belajar siswa

    Melalui metode eksperimen

    dapat meningkatkan hasil

    belajar dalam pembelajaran

    Siklus I

    Belum diberi

    bimbingan guru

    2. Siswa lebih akt if dalam me njawab pertanyaan guru

    3. Siswa lebih akt if memperhat ikan penjelasan guru

    4. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin

    meningkat .

    5. Siswa lebih akt if menger jakan tugas-tugas yang diber ikan guru .

    C. Kerangka Pikir

    Metode Eksper imen yang digunakan penelit i untuk mengupayakan

    agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat . Agar jelas

    penelit i menggambarkan skema sebagai ber ikut :

    D. Hipotesis

    Berdasarkan pembahasan teori dan kerangka berfikir tersebut maka

    dapat dirumuskan hipotesis t indakan sebagai ber ikut : dengan

    penggunaan metode eksper imen maka pembelajaran IPA dapat

    meningkatkan hasil bela jar siswa.

    Siklus II

    Dengan

    bimbingan guru

  • BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Tempat penelit ian

    Di Seko lah Dasar Inpres Papindung Kecamatan Kambera Kabupaten

    Sumba Timur tahun 2014/2015 sebanyak 24 siswa.

    2. Waktu penelit ian

    No

    Jenis Kegiatan

    Bulan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan

    - Konsultasi dengan

    dosen

    pembimbing - Membuat usulan

    penelitian

    - Mempresentasikan

    usulan penelitian

    2. Persiapan Tindakan - Perijinan

    - Rapat koordinasi - Penyiapan

    instrumen

    3. Siklus I - Rencana

    - Tindakan & observasi

    - Refleksi Siklus II

    - Rencana

    - Tindakan &

    Observasi - Refleksi

    4. Analisis data dan pembuatan laporan

    5. Seminar dan penggandaan laporan

    Waktu penelit ian dilaksanakan pada semester ganjil tahun

    2014/2015 bulan Juli sampai Desember 20 14yaitu :

    a. Siklus I : Selasa, 08 September 2014

    b. Siklus II : Selasa, 13 Oktober 2014

    3. Lama penelit ian

    Lama penelit ian 6 bulan pada semester ganjil tahun 2014/2015

  • B. Subjek Penelitian

    Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD

    Inpres Pap indung Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur tahun

    2014/2015 sebanyak 24 siswa. Pada mata pelajaran IPA, dengan

    Kompetensi dasar Mendiskr ipsikan Perubahan Wujud Benda Padat

    cair gas.

    Pelaksanaan kegiatan pembela jaran ini kami laksanakan sebanyak 2

    siklus agar mampu memot ivasi belajar siswa dan meningkatkan hasi l

    belajar yang lebih baik sepert i yang kita harapkan.

    C. Prosedur Penelitian

    a. Siklus I

    1. Perencanaan

    Dar i hasil pengamatan penelit i, t ingkat penguasaan mater i bagi

    siswa ditemukan tanggapan penguasaan masih rendah o leh karena

    itu penelit i mengambil kesimpulan membuat RPP (Rencana

    Persiapan Pembela jaran) dengan menggunakan metode eksper imen.

    2. Pelaksanaan t indakan

    Langkah- langkah pembela jaran :

    a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

    b) Tiap ke lompok diber i tugas yang sama

    c) Tiap ke lompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru

    d) Set iap kelompok mendiskusikan tugas yang diber ikan guru

    e) Tiap-t iap kelompok membacakan has il diskusi di depan kelas

    f) Siswa merangkum hasil diskusi berdasarkan kesimpulan

    3. Observasi t indakan

    Penelit i mengadakan pengamatan dar i hasil proses t indakan

    pembela jaran pada lembar pengamat .

    Contoh kolom observasi :

    NO Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ket

    1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

    2. Kerjasama siswa dalam kelompok

    3. Bimbingan dalam melakukan eksperimen

  • 4. Tahap Evaluasi dan refleksi

    Setelah mengadakan evaluasi penelit i mengetahui hasil penilaian

    pada siklus pertama, bersama ini penelit i dapat mengambil

    kesimpulan bahwa untuk memper jelas mater i pembelajaran pada

    siklus kedua menggunakan metode eksper imen.

    b. Siklus II

    a. Perencanaan t indakan

    Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama maka guru merencanakan

    perbaikan dengan membuat RPP menggunakan metoode eksper imen

    agar siswa memiliki daya serap dan meningkatkan hasil dalam

    belajar IPA.

    b. Pelaksanaan t indakan

    Langkah- langkah pembela jaran :

    a) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

    b) Tiap ke lompok diber i tugas yang sama

    c) Tiap ke lompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru

    d) Set iap kelompok mendiskusikan tugas yang diber ikan guru

    e) Tiap-t iap kelompok membacakan has il diskusi di depan kelas

    f) Siswa merangkum hasil diskusi berdasarkan kesimpulan

    c. Observasi t indakan

    Penelit i mengadakan pengamatan dar i proses t indakan

    pembela jaran pada lembar pengamat .

    Contoh kolom observasi :

    NO Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ket

    1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

    2. Kerjasama siswa dalam kelompok

    3. Bimbingan dalam melakukan eksperimen

    d. Tahap evaluas i dan refleksi

    a) Siswa menger jakan soal yang diber ikan guru.

    b) Bukt i keberhasilan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran

    terlihat pada hasil evaluasi mela lui PTK dengan menggunakan

    metode eksper imen.

    Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran

    dengan menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk

  • d iagram ber ikut :

    R R 1 R 2

    L 1 L 2

    M 1 M 2

    Keterangan :

    M : Merencanakan

    L : Melaksanakan

    R : Refleksi

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Keadaan siswa kelas IV Seko lah Dasar Inpres Papindung.

    Pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah siswa kelas IV Seko lah

    Dasar Inpres Papindung sebanyak 24 siswa, yang terdir i dar i laki- lak i

    16 siswa dan perempuan 8 siswa. Dar i 24 siswa ini sebagian besar

    mengangggap bahwa pela jaran IPA termasuk pela jaran yang sulit .

    Maka dar i sekian banyak siswa hanya sebagian kecil saja yang

    menyukai pelajaran IPA dan sebagian besar siswa menyatakan

    kesulit an untuk memahami mater i IPA, set inggi set iap akhir semester

    selalu memiliki rata-rata yang rendah dibandingkan dengan mata

    pelajaran lainnya, rendahnya prestasi IPA disebabkan banyak

    permasalahan, diantaranya cara belajar siswa yang kurang tepat dan

    cara penyampaikan guru yang juga kurang menggunakan metode

    dengan tepat . Sebag ian besar siswa dalam bela jar IPA khususnya pada

    mater i perubahan wujud benda hanya mela lui buku paket yang di

    sampaikan guru yang selama ini masih menggunakan metode ceramah

    saja sehingga pemahaman anak masih berbalisme dan hasil bela jar anak

    masih rendah.

    Melalu i penelit ian ini saya menggunakan metode eksper imen dalam

    menyempatkan pembela jaran IPA mater i perubahan wujud benda

    menambah semangat anak dan pembelajaran lebih menar ik karena

    siswa melakukan percobaan secara langsung sehingga hasil belajar

    pada pembelajaran IPA meningkat .

  • Tabel I

    Data Nilai Hasil Belajar sebelum diadakan perbaikan

    No Nama Siswa Nilai Keterangan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    Donatus Y. Beke

    Suryadi U. Panda

    Rizalda M. Panda

    Feronika K. Jawa

    Angelia M. Palid

    Klitus H. Banju

    Denisius Nggau Behar

    Margaretha R. Hurumbaya

    Iksan A. U. Ladi

    Marlon M. H. Puri

    Anjelita T. Inna

    Dedi B. Njurumanna

    Rinto Ng. Rangga

    Eunike P. Munggul

    Apri D. Wutu

    Yonathan N. Ndjaranikka

    Alfian Djara

    Yeremias N. Rangga

    Darlis T. Amah

    Yunita H. Bunga

    Alasius Nd. Hamandika

    Ardysanto U. Pindi

    Brigita O. Praing

    Romualdus R. Walot

    55

    60

    65

    68

    65

    55

    78

    80

    55

    71

    60

    78

    65

    50

    50

    65

    78

    50

    45

    80

    55

    50

    55

    60

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas Belum Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Jumlah Nilai 1493

    Rata-rata 64

    Daya Serap 64 %

    Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 6 anak

    c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 6 anak

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 10 anak

    e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan belelajar dengan nilai 75

    keatas. Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27, 27% sedangkan

    anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau

    72,73%.

  • Tabel II

    Rekap hasil ulangan IPA pada Kondisi Awal

    No Nilai Jumlah Siswa Presentase

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    96 10

    91 95

    86 90

    81 85

    76 80

    71 75

    66 70

    61 65

    56 60

    51 55

    46 50

    41 45

    0

    0

    0

    0

    6

    1

    1

    4

    2

    4

    3

    0

    0

    0

    0

    0

    27,27

    4,54

    4,54

    18,18

    9,09

    18,18

    13,63

    0

    Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 anak

    c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 8 anak

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 12 anak

    e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75

    keatas. Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27, 27% sedangkan anak

    yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau 72, 73%.

    10

    9

    8

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80

    Gambar 1. Grafik Sebelum Perbaikan

  • Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 anak

    c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 8 anak.

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 12 anak

    e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan belelajar dengan nilai 75

    keatas. Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27, 27% sedangkan

    anak yang belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau

    72,73%.

  • 18

    Tabel III

    Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA pada Siklus I

    Mata Pelajaran : IPA

    Kelas/Semester : IV/I

    Sekolah : SD Inpres Papindung

    No Nama Siswa Nilai Keterangan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    Donatus Y. Beke

    Suryadi U. Panda

    Rizalda M. Panda

    Feronika K. Jawa

    Angelia M. Palid

    Klitus H. Banju

    Denisius Nggau Behar

    Margaretha R. Hurumbaya

    Iksan A. U. Ladi

    Marlon M. H. Puri

    Anjelita T. Inna

    Dedi B. Njurumanna

    Rinto Ng. Rangga

    Eunike P. Munggul

    Apri D. Wutu

    Yonathan N. Ndjaranikka

    Alfian Djara

    Yeremias N. Rangga

    Darlis T. Amah

    Yunita H. Bunga

    Alasius Nd. Hamandika

    Ardysanto U. Pindi

    Brigita O. Praing

    Romualdus R. Walot

    65

    70

    70

    75

    70

    65

    80

    80

    70

    80

    60

    80

    75

    60

    65

    75

    80

    60

    57

    80

    65

    80

    70

    75

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Jumlah Nilai 1562

    Rata-rata 71

    Daya Serap 71 %

    Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :

    - Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%

    - Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 12 anak

    - Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak

    - Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)

    sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang

    belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.

  • 19

    Tabel IV

    Rekap hasil ulangan IPA pada siklus I

    No Nilai Jumlah Siswa Presentase

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    96 10

    91 95

    86 90

    81 85

    76 80

    71 75

    66 70

    61 65

    56 60

    51 55

    46 50

    41 45

    0

    0

    0

    0

    7

    3

    4

    4

    4

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    31,08

    13,63

    18,18

    18,18

    18,18

    0

    0

    0

    Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :

    - Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%

    - Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak

    - Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak

    - Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)

    sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang

    belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.

    10

    9

    8

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80

    Gambar 2. Grafik Pada Siklus I

  • 20

    Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :

    - Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%

    - Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 12 anak

    - Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak

    - Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)

    sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang

    belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.

    Tabel V

    Data Nilai Hasil Belajar dari Ulangan IPA pada Siklus II

    Mata Pelajaran : IPA

    Kelas/Semester : IV/I

    Sekolah : SD Inpres Papindung

    No Nama Siswa Nilai Keterangan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    Donatus Y. Beke

    Suryadi U. Panda

    Rizalda M. Panda

    Feronika K. Jawa

    Angelia M. Palid

    Klitus H. Banju

    Denisius Nggau Behar

    Margaretha R. Hurumbaya

    Iksan A. U. Ladi

    Marlon M. H. Puri

    Anjelita T. Inna

    Dedi B. Njurumanna

    Rinto Ng. Rangga

    Eunike P. Munggul

    Apri D. Wutu

    Yonathan N. Ndjaranikka

    Alfian Djara

    Yeremias N. Rangga

    Darlis T. Amah

    Yunita H. Bunga

    Alasius Nd. Hamandika

    Ardysanto U. Pindi

    Brigita O. Praing

    Romualdus R. Walot

    80

    80

    85

    80

    85

    80

    90

    80

    80

    80

    60

    80

    80

    85

    80

    80

    90

    75

    60

    85

    75

    90

    80

    75

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Belum Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Jumlah Nilai 1760

    Daya Serap 80%

    Nilai Ketuntasan 75

  • 21

    Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II

    menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.

    c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 4 orang.

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak siswa yang

    telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)

    sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90% sedangkan

    anak yang belum tuntas 4 anak dari jumlah 24 siswa atau 9,09%

    Tabel VI

    Rekap hasil ulangan IPA pada siklus II

    No Nilai Jumlah Siswa Presentase

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    96 10

    91 95

    86 90

    81 85

    76 80

    71 75

    66 70

    61 65

    56 60

    51 55

    46 50

    41 45

    0

    0

    3

    4

    11

    2

    0

    0

    2

    0

    0

    0

    0

    0

    13,63

    18,18

    50

    9,09

    0

    0

    9,09

    0

    0

    0

    Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II

    menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.

    c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang. d. Siswa

    yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.

    d. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai

  • 22

    75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90%

    sedangkan anak yang belum tuntas 4 anak dari jumlah 24 siswa atau

    9,09%.

    Dari Tabel Diatas Lihat Grafik Berikut

    11

    10

    9

    8

    7

    6 5

    4

    3

    2

    1

    0

    46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95

    Gambar 3. Grafik Pada Siklus II

    Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II

    menggunakan metode eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.

    c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 4 orang.

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.

    e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75

    keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90% sedangkan

    anak yang belum tuntas 4 anak dari jumlah 24 siswa atau 9,09%.

  • 23

    Tabel VII

    Rekapitulasi hasil tes dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II

    No Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Ket

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    Donatus Y. Beke

    Suryadi U. Panda

    Rizalda M. Panda

    Feronika K. Jawa

    Angelia M. Palid

    Klitus H. Banju

    Denisius Nggau Behar

    Margaretha R. Hurumbaya

    Iksan A. U. Ladi

    Marlon M. H. Puri

    Anjelita T. Inna

    Dedi B. Njurumanna

    Rinto Ng. Rangga

    Eunike P. Munggul

    Apri D. Wutu

    Yonathan N. Ndjaranikka

    Alfian Djara

    Yeremias N. Rangga

    Darlis T. Amah

    Yunita H. Bunga

    Alasius Nd. Hamandika

    Ardysanto U. Pindi

    Brigita O. Praing

    Romualdus R. Walot

    55

    60

    65

    68

    65

    55

    78

    80

    55

    71

    60

    78

    65

    50

    50

    65

    78

    50

    45

    80

    55

    50

    55

    60

    65

    70

    70

    75

    70

    65

    80

    80

    70

    80

    60

    80

    75

    60

    65

    75

    80

    60

    57

    80

    65

    80

    70

    75

    80

    80

    85

    80

    85

    80

    90

    80

    80

    80

    60

    80

    80

    85

    80

    80

    90

    75

    60

    85

    75

    90

    80

    75

    Jumlah Nilai 1408 1562 1760

    Nilai Rata-rata 64 71 80

    Daya Serap 64% 71% 75

  • 24

    Tabel VIII

    Rekap hasil ulangan IPA kondisi awal, Siklus I dan Siklus II

    No

    Nilai Jumlah Siswa

    Kondisi Awal Siklus I Siklus II

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    96 10

    91 95

    86 90

    81 85

    76 80

    71 75

    66 70

    61 65

    56 60

    51 55

    46 50

    41 45

    0

    0

    0

    0

    6

    1

    1

    4

    2

    4

    3

    0

    0

    0

    0

    0

    7

    3

    4

    4

    4

    0

    0

    0

    0

    0

    3

    4

    11

    2

    0

    0

    2

    0

    0

    0

    10 Kondisi Awal Siklus I

    9 Siklus II

    8

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0 96 - 100 91 - 95 86 - 90 81 - 85 76 - 80 71 - 75 66 - 70 61 - 65 56 - 60 51 - 55 46 - 50 41 - 45

    Gambar 4. Grafik Sebelum, Siklus I dan Siklus II

    B. Pembahasan

    Dari hasil yang diperoleh terlihat pada prasiklus (kondisi awal) bahwa

    sebagian besar siswa belum menjawab pertanyaan guru dengan benar di

    karenakan metode yang digunakan belum tepat, sehingga siswa belum mampu

    menyerap materi yang di berikan guru dengan baik dan benar. Setelah

  • 25

    melakukan refleksi dari guru menerapkan metode eksperimen siswa dalam

    memahami materi ternyata suasana belajar terlihat hidup dan siswa sangat

    bergairah dan hasilnya meningkat lebih baik kalu di tinjau dari hasil tes

    formaif ternyata ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64% menajdi 71% namun

    demikian masih ada juga beberapa siswa yang mendapat nilai belum memuaskan

    hasil refleksi guru mengambil kesimpulan ternyata perlu adanya perubahan teknis

    pelaksanaan pada pembelajaran. Akhirnya pada siklus II guru menggunakan

    metode eksperimen dengan bimbingan ternyata hasil tes formatif sangat

    menggembirikan nilai rata-rata kelas dapat mencapai 80%.

    Dalam pengolahan data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan

    sebagai berikut :

    Data nilai siswa telah setelah perencanana pengajaran pada kondisi awal

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64 dan daya serapnya 64%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 8 anak

    c. Siswa yang mendapat nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 8 anak

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 12 anak

    e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketunatsan bel dengan nilai 75 keatas.

    Sebanyak 8 anak dari jumlah 24 siswa atau 27,27% sedangkan anak yang

    belum tuntas sebanyak 16 anak dari jumlah 24 siswa atau 72,73%.

    Data nilai siswa setelah pembelajaran siklus I yang diperoleh :

    a. Rata-rata yang diperoleh 71 atau daya serapnya 71%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas sebanyak 10 anak

    c. Siswa yang mendapat nilai kurang 60 sebanyak 1 anak

    d. Siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 75 keatas)

    sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 45,45% sedangkan yang

    belum tuntas sebanyak 12 anak dari jumlah 24 siswa atau 54,56%.

    Data nilai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus II menggunakan metode

    eksperimen dengan bimbingan guru sebagai berikut :

    a. Rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 80 atau daya serapnya 80%

    b. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas 20 anak.

    c. Siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai 74 sebanyak 2 orang.

    d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 anak.

    e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai

  • 26

    75 keatas) sebanyak 20 anak dari jumlah 24 siswa atau 90.90%

    sedangkan anak yang belum tuntas 2 anak dari jumlah 24 siswa atau

    9,09%.

  • 27

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian lindakan kelas yang telah dilaksanakan di Kelas

    IV SD Inpres Papindung pada pembelajaran IPA materi perubahan wujud benda

    yang dilaksanakan dua siklus, dilihat hasil dari siklus awal satu dan siklus 2 nilai

    siswa meningkat. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang disarankan untuk

    dilakukan oleh guru sebagai pendidik profesional, utamanya guru dalam

    pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar antara lain :

    1. Guru hendaknya selalu berupaya menciptakan suasana kelas yang kondusif.

    2. Guru harus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan

    menyampaikan materi serta mengelola kelas, sehingga hasil pembelajaran

    meningkat.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Abin Syamsudin (1981) Psikologi Kependidikan, bandung CV. Ikip Bandung Anita E. Wolkfolk (1993) Educatinal psykology, Fifthedition, Baton Allyu And

    Bacom. Arif Sadiman (1986 :1) Media Pendidikan Jakarta, Rajawali Raka Joni (1993) Pendekatan Pembelajaran Jakarta Ditjen Dikti Depdikbud.

    Sagala (2006) Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung CV. Alvabeta.

    Sterberg, R.G (1985) Beyond IQ : The Triarchic Theirry Of Human Intelegmence.

    Cambridge, England. Sutrisno L (1990) Rememdiationa Of Weaknesses in physics Concepts Melbourne :

    Monas, Disertasi.

    http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar.