bab i pendidikan karakter

13
RISET DESAIN Perancangan komik nabi sebagai media pendidikan karakter Oleh : Al Indy M. ( 3408 100 146 ) Desain Produk Industri Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Upload: satanic

Post on 18-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penelitian tentang pendidikan karakter untuk mata kuliah riset desain

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pendidikan Karakter

RISET DESAIN

Perancangan komik nabi sebagai media pendidikan karakter

Oleh :

Al Indy M. ( 3408 100 146 )

Desain Produk Industri

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I

Page 2: BAB I Pendidikan Karakter

1.1 Latar belakang

Melihat negara Indonesia hari ini masih banyak hal yang perlu dibenahi agar tercapainya kemakmuran rakyatnya, dan salah satu masalah yang paling terlihat adalah masalah korupsi. Dilakukannya korupsi oleh orang-orang di pucuk kekuasaan membuat masyarakat dibawahnya menderita. Penderitaan itulah yang membuat masyarakat Indonesia saat ini sangat sensitive.

Kekayaan alam di Indonesia sangatlah banyak, tapi sayangnya korupsi di Indonesia sampai pada tingkat yang memperihatinkan sehingga kekayaan alam milik Negara pun disedot untuk keuntungan pribadi. Pada table dibawah kita bisa membandingkan menurut survey internasional Indonesia ada di urutan no.111 dengan beberapa Negara miskin.

Tabel: Corruption Perceptions Index (CPI) 2009By: Transparency International

Rank Country/Territory CPI 2009 Score

Surveys Used

Confidence Range

1 New Zealand 9.4 6 9.1 – 9.5

2 Denmark 9.3 6 9.1 – 9.5

3 Singapore 9.2 9 9.0 – 9.4

… … .. … …

30 Malaysia 6 9 6.0 – 7.1

79 China 3.6 9 3.0 – 4.2

… ….

111 Indonesia 2.8 9 2.4 – 3.2

111 Kiribati 2.8 3 2.3 – 3.3

Table 1.1 peringkat CPI

Bahkan dibandingkan dengan Negara tetangga kita Malaysia yang notabene masih dalam satu rumpun melayu pun kita jauh tertinggal, apalagi dengan Negara Singapore yang merupakan Negara yang sangat kecil.

Masalah korupsi tidak dilakukan begitu saja tanpa ada sesuatu dibaliknya, akan tetapi melewati proses panjang dalam hidup seseorang yang menyebabkan para pelaku berani untuk mengambil satu keputusan yang sangat merugikan.

Menurut penelitian terhadap Negara China hukuman mati yang diterapkan dinegara tersebut tidak membuat peringkat CPI china menjadi lebih baik secara signifikan.

Tahun Indeks Korupsi

2002 3,5

2003 3,4

Page 3: BAB I Pendidikan Karakter

2004 3,5

2005 3,2

2006 3,3

2007 3,5

2008 3,6

2009 3,6

2010 3,5

Rata-rata 3 (buruk)

Table 1.2 laporan CPI China

Dari table diatas terlihat tidak adanya kenaikan yang signifikan dengan diberlakukannya hukuman mati disana. Maka hukuman mati bukanlah langkah yang

efektif untuk mengurangi angka korupsi. Dibutuhkan langkah yang lebih efektif untuk mencegah korupsi di Indonesia yang sudah parah ini.

Respondents' perceptions of morals, ethics and commitment as anti-corruption strategies

Page 4: BAB I Pendidikan Karakter

Published in Monograph No 65, September 2001Corruption in South Africa, Results of an Expert Panel Survey

Gambar 1.1 strategi paling efektif anti-korupsi di afrika selatan

berdasar penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan didapat bahwa strategi pemberantasan korupsi yang paling efektif adalah penempatan pada tingkat sekolah, kedua adalah melalui perjanjian kerja yang ada, ketiga adalah dari komunitas agama dan tempat tinggal yang menekankan pada nilai moral, dan paling akhir adalah instrument-nstrumen pemerintahan.

Berdasar gambar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu proses yang membuat koruptor mengambil keputusan merugikan tersebut dimulai dari sewaktu mereka masih anak-anak. Karena pada masa anak-anak disitulah sebenarnya persimpangan jalan dimana mereka akan dilatih untuk mulai mengambil keputusan. Dimana keputusan-keputusan yang diambil merupakan hasil dari pembelajaran yang didapatnya, maka pendidikan yang salah membuat mereka memlih jalan yang salah pula.

Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang cerdas dan memiliki kepribadian yang baik, berbudi pekerti luhur, dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional itulah maka  pendidikan karakter bangsa memegang peranan yang sangat penting.

Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya. Dengan pendidikan Karakter/Budi Pekerti inilah diharapkan bangsa Indonesia mampu mengejar ketertinggalannya, sehinggaIndonesia tidak lagi dikategorikan sbg negara  berkembang (terbelakang/miskin) tetapi sbg negara yang maju/modern.

Pancasila dibagi menjadi 5 Sila yang dibuat berurutan berdasar keutamaanya. Sila yang pertama yang dianggap adalah sangat tinggi keutamaannya adalah ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ dimana di Indonesia terdapat 5 agama besar yang dipeluk oleh seluruh rakyat Indonesia.

Dari sekitar 241 juta penduduk Indonesia 85% adalah pemeluk agama Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha1. Maka dapat dipastikan menyasar masyarakat dengan agama Islam akan berdampak sangat besar terhadap kemajuan Indonesia.

Selama ini diseluruh sekolah formal, pendidikan agama sudah dimasukkan dalam kurikulumnya. Menurut Kepala Kurikulum Departemen Agama Jatim Abdul

1 (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/07/05/lnua4p-prediksi-bkkbn-2011-penduduk-indonesia-241-juta-jiwa Jumat, 23 Rabiul Akhir 1433 / 16 Maret

2012 | 10:57)

Page 5: BAB I Pendidikan Karakter

Hakim,Spd seluruh siswa memiliki nilai yang cukup bagus pada mata pelajaran Agama Islam. Belum pernah ditemukan seorang anak yang tidak naik kelas karena nilai Agama nya bermasalah.

Menurut data tersebut maka didapat satu ironi bagaimana anak-anak yang tidak bermasalh pada nilai agamanya, pada saat sudah dewasa melakukan hal- hal yang sudah pasti dilarang oleh agamanya. Abdul Hakim menyatakan, bahwa kekuasaan guru hanya ada di wilayah sekitar sekolah sedangkan sebagian besar waktu murid kebanyakan ada di rumah yang guru sudah tidak mempunyai kuasa.

Pernyataan adanya lingkungan yang berperan pada anak di sekolah dan dirumah membuat satu perbedaan besar. Dari data nilai sekolah yang tidak ada masalah, membuat permasalahan dialihkan pada bagaimana pendidikan dirumah.

Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar2. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari.

Menyadari bahwa karakter individu tidak bisa dibentuk hanya melalui pendidikan formal saja maka pembinaan karakter yang berkesinambungan dan terintegrasi dalam keseharian anak yang sebisa mungkin selalu menyentuh mereka dengan pendidikan yang membentuk karakter, dimana proses tersebut juga melibatkan peran keluarga sehingga pembinaan karakter dapat dirasakan.

“Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character is the inward motivation to do what is right, according to the highest standard of behaviour, inevery situation” (Hill, 2002)

Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak (Oxford). Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Definisi dari “The stamp of individually or group impressed by nature, education or habit”

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik.

Pendidikan sendiri menurut Sisdiknas UU no 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

2 Hal 9, Agustiani,Hendrianti. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama

Page 6: BAB I Pendidikan Karakter

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara.Penanganan pendidikan Informal atau pendidikan dirumah juga sebaiknya disamakan dengan apa yang telah dimasukkan dalam kurikulum agar selaras dan tidak saling tarik-menarik,

kata abdul Hakim sebagai Kepala kurikulum Kemenag.Gambar 1.2 Strategi Mikro di Sekolah menurut Prof.Dede

Menurut Prof Dede Rosyada yang mengisi materi tentang pendidikan karakter bangsa yang diadakan oleh Kemenag, selain dari 3 lapisan campur tangan guru pada akhirnya kegiatan keseharian dirmah juga diperlukan. Dalam gambar juga disebutkan bahwa penerapan pembiasaan juga harus sama dengan di satuan pendidikan.

Sejalan dengan strategi tersebut juga diterangkan bahwa Perubahan mental adalah suatu perubahan yang sistematis dan tersusun oleh kesatuan budaya, masyarakat, kelompok atau individu itu sendiri3. Maka penerapan dan pembiasaan dilingkungan dan kebiasaaan sangatlah berprngaruh.

Abdul Hakim juga mengatakan adanya suatu masalah saat IPTEK yang sangat maju pada para siswa tapi tidak dibarengi dengan majunya IMTAK (Iman dan takwa). Maka masa yang paling baik suatu pendidikan yang dimulai dari umur awal perkembangan pada masa TK dan SD.

Saat Indonesia kini baru sadar akan pentingnya pendidikan karakter ditanamkan pada tiap masyarakat, sesungguhnya dalam Islam sendiri sejak 1400 tahun yang lalu saat pertama kali turun sudah mengajarkan tentang pentingnya pendidikan karakter. Perbedaannya hanya dalam agama Islam tidak disebut pendidikan karakter, melainkan Akhlak seperti tertera dalam Al Quran surat Ali Imran, ayat 164, Allah swt berfirman,

"Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang

3 Hal 3, Agustiani,Hendrianti. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama

Page 7: BAB I Pendidikan Karakter

membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata." Akhlak dalam Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW seperti yang tertera pada surat Al Ahzab ayat 21 “ Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut allah “

Nabi Muhammad SAW sendiri dalam buku Michael J Hart yang berjudul ‘100 Orang Paling Berpengaruh dalam Sejarah’ ditempatkan pada urutan pertama diatas pembawa agama lain, ilmuwan, filusuf dan pemimpin. Jelas selain Islam yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang terbaik, ternyata orang selain Islam pun mengakuinya.

“Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.” Michael J Hart dalam bukunya ‘100 Orang Paling Berpengaruh dalam Sejarah’.

Buku anak yang ada di took buku disekitar Surabaya pun saat ini dikuasai oleh buku asing. Alih-alih membaca buku tentang nabi, anak-anak saat ini lebih memilih untuk membaca komik Jepang. Dilihat dari data penjualan buku anak-anak di TB Gramedia Royal Plaza pada bulan Juli - September, urutan teratas ditempati oleh komik jepang seperti Naruto,One piece dan detektif Conan.

Kekurangan lain dari buku tentang nabi Muhammad SAW adalah mereka tidak adaptif dengan perkembangan jaman. Bisa dilihat dari buku yang menceritakan tentang nabi Muhammad SAW, seluruhnya merupakan karya tulis. Saat anak-anak sangat tertarik dengan komik, komik tentang nabi Muhammad SAW sama sekali tidak ada.

Salah satu kesulitan dalam memberikan pendidikan saat ini adalah tidak dapatnya media pendidikan tersebut melingkupi semua aspek anak, terutama tentang bacaan. Salah satu kelebihan anak jaman sekarang adalah gempuran informasi dari berbagai media. Akan tetapi saying sekali apabila lewat media konvensional yang paling mudah didapat pun anak tidak diperkenalkan dengan karakter nabi Muhammad SAW.

1.2 Identifikasi Masalah

pada masalah tentang pendidikan karakter seperti yang sudah dicontohkan agama ada beberapa aspek yang menentukan. Anak umur 6-10 adalah masa sekolah, maka sebelum dipecah menjadi banyak aspek kecil identifikasi dapat dibagi menjadi 2 hal yaitu; pendidikan formal dan lingkungan.

Pendidikan formal

Page 8: BAB I Pendidikan Karakter

Pada masa sekolah tentunya anak akan menghabiskan sekitar 4-6 jam berada disekolah. Maka pendidikan disekolah menjadi salah satu aspek yang harus dilihat. Pada aspek ini yang berpengaruh adalah guru dan pelajaran.

Pada aspek guru dan cara mengajar mereka kita tidak bisa mengintervensi terlalu banyak, karena semua tergantung dari sifat masing-masing guru. Akan tetapi seperti yang sudah dikatakan abdul hakim sebagai kepala kurikulum, bahwa sudah sering diadakan acara untuk menaikkan mutu guru dalam mengajar. Standarisasi output adalah salah satu contohnya.

Pada aspek pelajaran sudah selalu dibahas dan sudah menjadi ketetapan. Penelitian pada tiap kelas juga sudah dilakukan. Semua sudah ditetapkan melalui penyesuaian daya tangkap siswa dengan pelajaran yang diberikan. Pelajaran yang diberikan juga disesuaikan dengan ajaran agama, maka kemungkinan kesalahannya sangat kecil.

Sebagai bukti tidak adanya masalah pada pendidikan sekolah dapat dilihat dari nilai. Abdl hakim mengatakan bahwa nilai agama adalah minimal baik. Sedangkan minimal angka yang harus didapat adalah 75. Maka dapat dilihat bahwa pada pendidikan formal hamper tidak ada masalah.

lingkungan

Menurut Abdul Hakim permasalahan pendidikan karakter tidak dapat dilihat dari nilai. Lebih penting lagi dalam kesehariannya, nilai hanya sebagai variabel. Maka pada lingkungan diluar sekolah lah yang membentuk anak. Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan rumah dan luar rumah.

Lingkungan rumah adalah tempat anak paling banyak meluangkan waktunya. Di lingkungan ini elemennya adalah orang tua dan kebiasaan. Orang tua tidak bisa hanya mendidik secara lisan anaknya, tapi juga harus memiliki kebiasaan yang mempengaruhi anaknya.

Menurut teori Gestalt tingkah laku dasarnya dalam proses kognitif, tidak dibentuk atau ditentukan oleh rangsang tetapi sebagai akibat yang timbul dari presepsi thd bbrp tata letak, objek, manusia atau kejadian. Dalam arti ini lingkungan tidak hanya punya struktur tapi jg makna. Lingkungan yang berbeda dalam pengaruh atau lingkungan yang sama pada waktu yang berbeda dapat berubah maknanya dan membangkitkan perubahan pada tingkah laku4.

Lingkungan lain yang berpengaruh adalah lingkunangan teman. Aspek yang berpengaruh disana adalah kesenangan. Kesenangan yang ada disana adalah tentang bermain dan persamaan pengetahuan atau bahan pembicaraan. Anak selalu berusaha menyamakan frekwensi mereka dengan teman-temannya. Informasi yang didapat oleh seseorang mempengaruhi anak lain.

Hal yang mempengaruhi dari mana datangnya informasi adalah tontonan, bacaan dan permainan. Dalam hal tontonan sudah banyak acara yang

4 hal 98, Agustiani,Hendrianti. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama

Page 9: BAB I Pendidikan Karakter

ditujukan untuk anak dan mendidik, akan tetapi yang berpengaruh negative adalah tontonan yang ditujukan untuk orang dewasa yang ditonton oleh anak. Maka menurut saya kekurangan dari tontonan adalah masalah waktu penayangan, peran orang tua untuk memilah tontonan untuk anak, dan tanggung jawab dari stasiun TV terhadap anak.

Aspek bacaan pada saat ini sangatlah terlihat bagaimana efeknya. Bagaimana Naruto sangat besar pengaruhnya terhadap anak. Dilihat dari asesoris anak seperti tas, baju dan bahkan kelakuan dari cerita naruto diperagakan dan digunakan sebagai permainan oleh mereka.

Pada saat ini penyebaran komik sangatlah kuat. Anak lebih memilih membaca komik naruto disbanding membaca buku visual untuk anak. Maka efek dari komik sangatlah kuat tidak hanya pada anak kecil, bahkan hingga pada umur 20an pun masih ska membaca komik.

1.3 Batasan MasalahMasalah ini dibatasi hanya pada penyelesaian masalah pendidikan karakter berdasar agama untuk anak. Output yang diselesaikan juga adalah merupakan media buku komik tentang cerita nabi .

1.4 Rumusan Masalah1. Bagaimana penggambaran yang tepat untuk menyampaikan pendidikan karakter

lewat buku komik dengan dasar agama pada anak umur 6 -10 tahun?2. Bagaimanakah membuat buku komik tentang nabi Muhammad SAW yang sesuai

untuk anak dengan konsep biografi petualangan yang berisi informasi dan petuah?

1.5 Ruang lingkupRuang lingkup kajian media komik dengan konsep biografi petualangan yang berisi informasi dan petuah ini ada pada konten biografi nabi Muhammad SAW yang banyak mengalami masa sulit dan senang yang berisi banyak pelajaran hidup.

1.6 Tujuan penelitian1. Menemukan cara paling tepat dalam memberikan pendidikan karakter agama

islam pada anak usia 6-10 tahun2. Membuat komik dengan konsep biografi petualangan yang berisi informasi dan

petuah yang sesuai dengan daya tangkap anak usia 6-10 tahun.

Page 10: BAB I Pendidikan Karakter

1.7 Manfaat penelitian1. Bagi pemerintah adalah agar meningkatnya moral dan kinerja dari SDM yang

ada sehingga terwujud pemerintahan yang baik dan masyarakat yang

sejahtera

2. Bagi mahasiswa digunakan untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat ilmu

yang bermanfaat tentang permasalahan.