bab i pengertian - bpsdm.pu.go.id · tetapi yang dipentingkan adalah apakah pemerintah yang sering...
TRANSCRIPT
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
1
BAB I
PENGERTIAN
A. Pengertian Good Governance
Good Governance secara harfiah diterjemahkan bahwa good adalah baik,
sedang governance/bukan goverment, adalah kepemerintahan yang baik.
Dalam kaosa kata disini diartikan bahwa good governance diartikan dengan
kepemerintahan yang baik.
Pengertian good governance bukan dimaksudkan secara fisik bahwa
pemerintah harus punya gedung yang mentereng dan bagus ataupun mobil
para pejabat birokrasinya harus model dan tahun terbaru ataupun para
pejabat birokrasi secara fisik harus ganteng –ganteng dan cantik-cantik
semuanya. Tetapi yang dipentingkan adalah apakah pemerintah yang sering
diwakili sosok suatu instansi tertentu sudah mempunyai dasar kepemerintahan
yang betul-betul dekat pada masyarakat dan sudah melakukan tugasnya
dalam melayani rakyat banyak sebagaimana mestinya sebagai public servants.
Dalam beberapa literatur dijumpai bahwa good governance diartikan sebagai
pengelolaan yang baik ataupun pengelolaan pemerintahan yang penuh
amanah.
Ataupun kadang-kadang kita sering bertanya apakah kita sudah melakukan
azas good governance dengan baik? Untuk itu perlu dimunculkan definisi yang
secara kasar dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab keseharian kita.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa good
governance adalah penyelenggaran pemerintahan/ pekerjaan yang dilakukan
secara baik sesuai aturan dan peraturan yang berlaku baik secara tersurat
maupun tersirat.
Sering juga bahwa good governance disamakan dengan proses
penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public
goods and services secara baik, sesuai harapan masyarakat banyak. Sedang
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
2
bila mengacu ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam perjanjian
pinjaman/ loan dari luar negeri maka good governance didefinisikan
sebagai:”the exercise of economic, political and administrative authority to
manage a country’s affairs at all level and the means by which states to
promote social kohesian, integration, and ensure the well being of their
population”
Dari semua penjelasan atas pengertian good governance diatas dan bila
mengacu apa yang dikatakan Bapak Admistrasi Pembangunan Indonesia
Prof.H.Bintoro Tjokroamidjojo MA dalam bukunya” Reformasi Nasional
Penyelenggaraan Good Governance dan Perwujudan Masyarakat Madani”,
Jakarta, 2003, maka bagaimanapun juga good governance adalah suatu
paradigma baru yaitu suatu cara pandang baru yang perlu dilakukan oleh
bangsa Indonesia dan apalagi para birokratnya dalam rangka menapaki masa
depan bangsa dan utamanya dalam menyelesaikan permasalahan kompleks
yang dihadapi masyarakat dalam rangka mencapai cita-citanya menjadi
bangsa yang makmur, sejahtera, makmur, adil, kuat dan maju setara dengan
bangsa maju lainnya didunia.
B. Rangkuman
Banyak sekali definisi good governance namun semuanya itu adalah dalam
rangka membentuk sosok kepemerintahan yang baik, amanah, yang dekat
dengan rakyat, yang mau melayani rakyat dengan penuh kejujuran dan
keikhlasan para petugasnya. Dalam upaya membentuk pemerintah yang
efektif, efisien, bebas KKN menuju negara NKRI yang makmur, adil,
sejahtera, kuat, dan maju setara dengan negara maju lainnya didunia.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
3
C. Latihan
1. Coba jelaskan definisi good governance menurut salah satu pakar
Indonesia dan menurut salah satu institusi internasional donor kredit.
2. Sebutkan definisi menurut keseharian kita sebagai birokrat.
3. Apa benar good governance itu suatu paradigma?
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
4
BAB II
LATAR BELAKANG
A. Kondisi Ekonomi Sosial dan Kekeliruan Orde Baru
Sebetulnya good governance ini bukan sesuatu baru, mengingat konsep
seperti ini telah lama dilakukan bapak ibu kita, nenek moyang kita dan telah
lama tumbuh berkembang dibumi nusantara ini. Hanya selama ini konsepsi
tersebut tenggelam akibat dan bersamaan dengan hingar bingarnya dengan
apa yang dinamakan modernisasi.
Suatu konsepsi yang salah arah, suatu konsep yang mengatasnamakan bahwa
semua kemajuan, kenikmatan, kebahagian, kesuksesan hanya diukur berdasar
kebendaan semata. Ternyata falsafah semacam ini secara cepat atau lambat
berpengaruh pada kinerja para birokrat dan hal ini sangat mempengaruhi
kinerja bangsa.
Sebagai gambaran pada tahap awal dapat disampaikan bahwa kondisi
perkembangan pembangunan yang cukup menggembirakan dan menjanjikan
yang pada mulanya sbb:
Th 1967 Th 1993
Income perkapita US $ 100 US$ 1200
Negara miskin Low middle income
Pertumbuhan Rata-rata 7%
Negara agraris Menuju negara industri
Kemiskinan absolut 60% 13%
Peluncuran satelit Pertama di Asia
Tak mungkin jalan darat Jakarta- Aceh Bisa ditempuh 3 hari
Telepon/ Listrik? Mulai masuk desa
Tingkat sakit/ kematian/ mortality Berkurang
Usaha harapan hidup ? Meningkat
Namun pada paruh ketiga masa Orde Baru( sesudah th 1993 ) kondisi
ekonomi sosial bangsa terjadi penurunan yang berjalan secara cukup
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
5
significan yang ditandai mulai naiknya harga kebutuhan barang pokok sehari-
hari, nilai dolar menguat secara drastis terhadap rupiah, neraca perdagangan
luar negeri yang kocar-kacir, terjadinya rush bank/ pengambilan uang nasabah
bank secara besar-besaran.
Kejadian ini diakibatkan adanya kesalahan orde baru dalam menyelenggarakan
kepemerintahan yang tidak berdasarkan azas-azas logis kepemerintahan yang
baik, kolusi-korupsi-nepotisme( KKN ) merajalela, birokrasi pemerintahan
dilakukan dengan azas otokratik demi membentuk pegawai negeri yang
berwibawa yang sebetulnya sangat bertentangan dengan azas birokrat
sebagai pamong/ public servant dan bukan pangreh praja. Demikian pula
pembangunan ekonomi didasarkan azas konglomerasi yang tidak membumi
kepada rakyat banyak serta pengelolaan hutang utamanya swasta yang
sangat keropos. Ternyata falsafah dan konsepsi yang dikembangkan orde baru
ini saat itu sangat bertentangan dengan ajaran Tuhan YME, yang sebetulnya
untuk segala sesuatunya harus dikembangkan berdasar azas kebenaran dan
keberpihakan kepada masyarakat banyak dan bukan atas segelintir orang
yang bernama konglomerat yang sudah sangat kaya dan yang jumlahnya
hanya sekitar 100 orang saja.
B. Krisis Moneter dan Krisis Ekonomi.
Bermula dari krisis ekonomi yang terjadi di negara Muangthai, menjalar
dengan cepat kenegara tetangga termasuk Indonesia. Perkembangan
terjadinya: medio 1997 mulai dari krisis moneter menjadi krisis ekonomi dan
selanjutnya berkembang menjadi krisis multidimensi.
Krisis lingkungan global ini gagal ditangkal Indonesia mengingat kondisi dalam
negeri tidak mendukung. Sebetulnya konsep pembangunan ekonomi berdasar
“konglomerasi dengan trickle down effect” ini diperuntukkan dalam rangka
menangkal bila mana ada krisis ekonomi semacam ini.
Namun mengingat konsepsi diatas tidak sejalan dengan ajaran hakiki Tuhan
YME sehingga Yang Empunya Dunia tidak meridhoi, ditambah lagi dengan
merajalelanya KKN hampir disegala bidang kehidupan, sistem perbankan yang
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
6
keropos ditandai antara lain dengan tanpa kendalinya pinjaman swasta
terhadap utang luar negeri, hutang jangka pendek dipakai untuk membiayai
investasi jangka panjang. Ternyata justru para konglomerat tersebut
kebanyakannya membawa lari duit dan modalnya keluar negeri, suatu kondisi
yang sangat ironis. Kondisi yang ironis lainnya adalah bahwa pemerintah juga
masih membantu mereka dengan BLBI( Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).
C. Reformasi Nasional
Melihat kondisi yang sangat mencekam bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara maka beberapa grup-grup dan golongan masyarakat tertentu mulai
mengadakan diskusi, rembugan, seminar , konsolidasi untuk menentukan apa
yang perlu dikerjakan dalam rangka memperbaiki kondisi nasib bangsa ini.
Akhirnya didapat suatu kesimpulan bahwa perlu diadakan REFORMASI dalam
menjalankan kehidupan politik, ekonomi, berbangsa, bermasyarakat dan
bernegara.
Kodisi ini dimatangkan dengan adanya desakan dari negara donor yang agar
konsep good governance segera dilaksanakan dalam sistem pembangunan di
Indonesia khususnya dalam 5 hal: public sector management, accountability,
the legal frame work for development, information and transparancy.
Namun kenyataan dilapangan terjadi adanya side effect yaitu semula pada
zaman orde baru jalannya politik kenegaraan cenderung lebih terkonsentrir
dan lebih berat ke eksekutif maka dengan adanya reformasi dominasi
kenegaraan lebih berat ke legislatif.
Tapi bagaimanapun juga nuansa adanya tuntutan agar penyelenggaran
kenegaraan berbasis demokrasi terus membahana dengan kuatnya.
Diharapkan dengan pendekatan demokrasi maka tujuan pembangunan akan
lebih cepat dan mudah digapai.
Pendekatan “positif thinking” perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya walaupun
pada awalnya terjadi banyak dekandensi tindakan dalam penyelenggaraan
reformasi. Tapi percayalah dengan pelaksanaan keperintahan yang baik secara
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
7
konsisten dan konsekuaen diharapkan kinerja bangsa akan semakin membaik
dan selanjutnya tujuan pembangunan akan lebih cepat datangnya.
D. Rangkuman
Pencetusan adanya ide pelaksanaan good governance dikarenakan kondisi
Indonesia yang selama 32 tahun lebih dipenuhi budaya KKN selama orde baru,
ditambah adanya krisis ekonomi & moneter serta desakan negara dan institusi
donor kredit.
Walaupun pada masa orde baru sampai dengan jilid dua(th1982) kinerjanya
cukup baik namun adanya pendekatan etika/ norma/ values yang serba KKN
secara eksponensial membawa kondisi yang sangat membahayakan bagi
bangsa dan negara.
Karenanya diperlukan adanya reformasi nasional pada tatacara penataan
penghidupan berbangsa dan bernegara pada bidang politik, ekonomi, sosial
agar tujuan nasional bisa cepat tercapai.
E. Latihan
1. Coba jelaskan secara rinci proses terjadinya reformasi nasional.
2. Bagaimana pendapat anda tentang orde baru?
3. Apa bedanya reformasi dan revolusi?
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
8
BAB III
PRINSIP DAN KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE
A. Domain Good Governance
Institusi Good Governance terdiri 3 domain yaitu masyarakat, swasta dan
birokrat. Menilik spesifikasinya maka domain masyarakat pada umumnya
adalah grup yang perlu dilayani dan umumnya terdiri masyarakat awam
dengan tingkat edukasinya yang rata-rata kecuali pada tataran tertentu.
Sedang swasta yang umumnya berjiwa bisnis yang lebih mengutamakan
bagaimana mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Tinggallah para birokrat
yang sebenarnya diharapkan benar-benar sebagai motor pembangunan.
B. Dasar Pertimbangan
Bagaimanapun juga pada suatu saat akan timbul pertanyaan dari negara yang
sedang membangun, model pembangunan negara yang bagaimana agar suatu
negara lebih cepat mengejar ketertinggalannya menjadi negara maju
sebagaimana negara maju lainnya.
Salah satu bentuk negara yang direkomendasikan adalah negara berdasar
demokrasi. Bentuk negara semacam ini belum tentu yang terbaik tapi
setidaknya lebih baik dari bentuk yang lainnya antara lain: kerajaan absolut,
negara otokratis, negara diktator dsb. Dengan paham demokratis diharapkan
akan tersaring adanya penyelenggaraan negara yahg benar-benar berdasar
keinginan rakyat banyak, lebih baik, lebih berpihak kepada rakyat banyak
serta good governance akan dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh
domain.
Bentuk masyarakat madani dengan model masyarakat dijazirah Arab empat
belas setengah abad yang lalu, khususnya masyarakat Madinah yang berkiblat
pada ajaran hakiki Tuhan YME, cepat atau lambat akan bisa terwujud, yaitu
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
9
masyarakat yang tidak mendasarkan pada azas tirani minoritas ataupun
diktator mayoritas.
Impilikasi dari hal tersebut diatas mulai berkembangnya azas pembangunan
yang dari dan untuk rakyat. Peran pemerintah perlu dikurangi. Pembangunan
tidak perlu serba pemerintah, yang dapat ditangani masyarakat dan atau
swasta serahkan kepada mereka sedang pemerintah cukup sebagai fasilitator,
regulator ataupun sebagai pengawas pembangunan . Uang pemerintah
diperuntukkan hanya bagi sesuatu yang benar-benar tidak bisa ditangani
rakyat dan atau swasta. Dengan ini jangkauan penanganan pembangunan
pemerintah akan lebih luas dan akhirnya kesejahteraan rakyat akan lebih
cepat digapai.
C. Orientasi Good Governance dan Sosok Birokrat
Good governance adalah suatu paradigma, suatu alat untuk mencapai suatu
tujuan dan khususnya dalam bidang pemerintahan diharapkan pelaksanaan
good governance dapat membentuk pemerintahan yang ideal, efektif, efisien ,
bebas KKN. Dengan kondisi ini akan terbentuk pemerintahan yang disayangi
rakyat yang akhirnya tujuan pembangunan bangsa akan cepat dapat dicapai.
Dari hasil diskusi dan kajian beberapa kelompok pakar dan golongan yang ada
di masyarakat disimpulkan bahwa demi membangun masyarakat madani
diperlukan pemerintahan yang mau dan mampu melaksanakan good
governance, efektif, efisien dan bebas dari kungkungan serta kebiasaan ber-
KKN. Akibatnya bagaimanapun juga penyelenggaraan negara harus dilakukan
secara demokratis namun yang beretika, bernilai/ values, yang bersumber
kepada ajaran-ajaran yang hakiki Tuhan YME. Karenanya sangat diperlukan
sosok pemimpin dan birokrat yang dapat bertindak sebagai motor
pembangunan dengan kriteria seperti tersbut diatas yaitu sosok pemimpin
yang berintegritas moral tinggi, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME ,
profesional, dapat bekerja secara efektif namun juga efisien, inovatif,
berdisiplin tinggi secara istiqomah, berdedikasi tinggi dan bebas dari kebiasaan
ber- KKN.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
10
D. Karakteristik Good Governance
Untuk mempermudah pelaksanaan good governance perlu dibuat
karakteristiknya. Dan berdasar penelitian beberapa pakar walaupun secara
harfiah berbeda namun sejatinya serupa. Antara lain dikatakan bahwa
karakteristik good governance adalah :
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Keterbukaan
4. Penegakan hukum atau rules of law.
Namun menurut UNDP(1997) adalah:
1. Participation
2. Tranparancy
3. Concencus orientation
4. Equity
5. Effectiveness and Efficiency
6. Strategic vision
7. Rules of law
8. Responsiveness
9. Acountability
10. Interrelated
Sedang menurut Prof.DR.Mustopadidjaja, ahli administrasi pembangunan dan
mantan Ketua Lembaga Administrasi Negara, karakteristik good governance
adalah:
1. Demokrasi dan pemberdayaan
2. Pelayanan
3. Transparansi dan akuntabilitas
4. Partisipasi
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
11
5. Kemitraan
6. Desentralisasi
7. Konsistensi kebijakan dan kepastian hukum
E. Rangkuman
Dalam pelaksanaan good governance harus diikut sertakan seluruh domain
swasta, rakyat dan birokrat.
Salah satu model yang dipakai sebagai rujukan dalam pelaksanaan good
governance adalah masyarakat madani yaitu pembentukan masyarakat
berdasar pluralisme mengacu pada ajaran hakiki Tuhan YME di Madinah
sekitar empat belas setengah abad yang lalu.
Karenanya diperlukan sosok birokrat yang beriman dan bertaqwa untuk
melaksanakannya. Tanpa integritas moral yang tinggi sulit good governance
dilaksanakan.
F. Latihan
1. Kalau pembuatan kebijakan pemerintah dilakukan pemerintah sendiri
dengan swasta apa itu sudah merupakan artikulasi pelaksanaan good
governance?
2. Sebutkan karakteristik good governance menurut beberapa versi yang
anda ketahui.
3. Bagaimana sosok birokrat yang diperlukan dalam pelaksanaan good
governance ini ?
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
12
BAB IV
ETIKA PROFESI
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian etika sebagai berikut:
1. Menurut kamus W.J.S Poerwadarminto etika adalah: Ilmu pengetahuan
tentang asas - asas akhlak dan moral.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(1989), etika adalah:
a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak
dan kewajiban moral & akhlak
b) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Sedang etika adalah bagian dari filsafat, dimana pada dasarnya etika
dimunculkan dalam rangka memberikan pedoman manusia dalam rangka
mencari kebenaran dan merupakan ukuran baik dan buruk, benar dan salah
atas sesuatu didalam tata pergaulan bermasyarakat, termasuk didalam
kehidupan keilmuan.
Etika juga memberikan ukuran terhadap tindakan manusia didalam tata
kehidupan sehari-hari antar pribadi, kelompok maupun antar profesi.
Sedang etiket dimaksudkan sebagai aturan-aturan kesopan-santunan dan
tatakrama.
Dilain sisi pengertian profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia 1999). Namun juga ada yang mengartikan pekerjaan tetap
bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara
bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan (Abdulkadir
Muhammad, 1997).
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
13
Oleh karenanya bila digabungkan maka pengertian etika profesi adalah
kumpulan asas/ nilai akhlak pada setiap pekerjaan tetap tertentu berdasarkan
keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab( dengan tujuan
untuk memperoleh penghasilan ).
B. Fungsi, Manfaat dan Etika Profesi
Adapun fungsi etika profesi adalah dalam rangka membantu mencari orientasi
secara kritis sewaktu manusia berhadapan dengan moralitas yang
membingungkan( Frans Magnis Suseno,1991). Utamanya manakala ada
pertanyaan yang harus dijawab antara lain berupa: apakah yang harus
dilakukan manusia manakala menghadapi situasi tertentu yang sulit untuk
dipecahkan, ataupun jadi manusia macam apa yang yang kita inginkan?
Sikap bagaimana yang kita kedepankan manakala kita mengerjakan sesuatu
yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus?.Ataupun taktik dan
strategi apa yang kita pakai dan dikedepankan dalam memenangkan
persaingan?
Sedang manfaat etika profesi diantaranya sebagai kendali, suatu
profesionalisme tanpa etika akan berjalan dengan guntai seperti yang pernah
dilakukan PKI dengan motonya “tujuan menghalalkan cara”.Demikian pula
etika tanpa profesionalisme tidak akan maju.
Pemakaian etika profesi dalam suatu organisasi akan berubah namanya secara
khusus menjad kode etik/ profesi yang berarti seperangkat kaidah perilaku
yang disusun secara tertulis dan sitematis serta dipakai sebagai pedoman yang
harus dipatuhi dalam mengembangkan suatu profesi bagi masyarakat profesi.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
14
C. Tujuan, dan Manfaat Kode Etik
Tujuan kode etik adalah:
1. Memberikan penjelasan standar-standar etika
2. Memberikan batasan kebolehan dan atau larangan
3. Memberikan himbauan moralitas
4. Sarana kontrol sosial
Sedang manfaat kode etik adalah:
1. Untuk sebagai dasar penyelesaian konflik secara formal
2. Sebagai alat pencegahan konflik
3. Sebagai alat dan pedoman dalam penyelesaian konflik
4. Dalam rangka penerapan hukum dan aturan main
D. Aktualisasi Kode Etik
Kode etik dari suatu organisasi biasanya selalu tercantum dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangganya mengingat kode etik merupakan salah
satu roh dari suatu organisasi.Sebagai contoh kalau melihat Buku Kode Etik
Profesi Akuntan Publik maka tercantum dalam :
1. Bab V: Tentang Kepribadian: tercantum dalam 3 pasal.
2. Bab VI: Kecakapan Profesional: tercantum dalam 4pasal
3. Bab VII: *Tanggung Jawab pada Kliennya: 2pasal
*Tanggung Jawab Profesi: 2 pasal
*Tanggun Jawab Lainnya: 3 pasal.
Di Departemen Pekerjaan Umum(Etika Profesi/Kode Etik/ Motto):
Bergerak cepat, Berpikir Teliti dan Bertindak Tepat, yang merupakan
artikulasi lambang propeler dari Dep PU.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
15
Perencanaan yang teliti, Pelaksanaan yang tepat dan Pengawasan yang
ketat.
E. Hubungan Etika Profesi dan Good Governance
Penentuan landasan idiil Pancasila sebagai landasan dalam berbangsa dan
bernegara oleh para ”founding fathers kita” bukan sesuatu yang tanpa makna.
Dengan sila pertama atas kepercayaan terhadap Tuhan YME maka
bagaimanapun juga yang merasa dirinya orang Indonesia mau tidak mau
harus punya Tuhan dan tuhan tersebut harus Tuhan YME.
Ternyata Kepercayaan Terhadap Tuhan YME akan mendorong keyakinan yang
luar biasa kuatnya dalam diri manusia Indonesia bahwa sejatinya keberadaan
manusia dihadapan Tuhan YME sebagai Penguasa Tunggal atas bumi seisinya
ini adalah sangat kecil. Sedang keberadaan manusia didunia serta kemampuan
yang ada pada diri seorang manusia itupun, juga hanya atas izin dan
ridhoNya. Selanjutnya tiada suatu kejadian dan peristiwa sekecil apapun
didunia ini tanpa sepengetahuanNya.
Komitmen ini akan menimbulkan “ KEIMANAN” yaitu suatu keyakinan dalam
diri manusia Indonesia bahwa manusia hidup itu perlu dan harus
memperhatikan serta melaksakan kaedah & hukum-hukum yang diberikanNya
bila manusia ingin hidup enak serta bahagia dunia dan diakherat kelak.
Keimanan ini akan menimbulkan motivasi dan optimisme yang tinggi bagi
manusia beriman. Karena kesulitan sebesar apapun , persoalan serumit
apapun manakala kita berusaha dengan keras dan selalu mohon
pertolonganNya disertai usaha yang tiada henti, selalu melaksanakan
firmanNya serta kita selalu berusaha dekat denganNya maka insyaAllah
persolan-persolan tersebut secara berangsur akan terselesaikan dengan baik.
Rangkaian sikap dan perilaku ini akan menimbulkan etoskerja dan etika profesi
bagi pelakunya yang akhirnya akan berpengaruh pada kesuksesan secara
pribadi dalam meniti karier maupun implikasi pelaksanaan good governance.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
16
Kumpulan pribadi warga bangsa semacam inilah yang akan memberikan andil
banyak atas keberhasilan pembangunan bangsa.
Keberhasilan pembangunan nasional yang disertai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME akan menyuburkan pengembangan agama serta umat
berimtaq. Sehingga dapat disimpulkan tampaknya hanya dengan jalan itulah
cita-cita bangsa ini akan segera terkabul.
F. Rangkuman
Beberapa definisi etika diluncurkan namun hal tersebut dapat disimpulkan
sebagai nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan masyarakat
tertentu.
Adapun etika profesi adalah sebagai kumpulan asas/ nilai akhlak pada setiap
pekerjaan tetap tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara
bertanggung jawab.
G. Latihan
1. Sebutkan salah satu definisi etika yang anda ketahui ?
2. Bagaimana untuk etika profesi?
3. Apa kegunaan etika profesi atau kode etik ?
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
17
BAB V
GOOD GOVERNANCE, APLIKASINYA DAN PERAN PENGAWASAN
A. Dengan Pendekatan SDM
Konsepsi good governance adalah sesuatu yang sangat baik. Sudah tentu
tidak boleh dibiarkan menjadi sekedar wacana saja. Karenanya perlu dicari
pendekatan pelaksanaan yang paling cocok untuknya. Diantaranya dengan
pendekatan pemberdayaan SDM lewat pendekatan kepercayaan atas adanya
sumber dari segala sumber yaitu Tuhan YME.
Keyakinan atas keberadaan Tuhan YME sebagai Penguasa Dunia seisinya
dengan segala KemahaanNya akan menimbulkan Keimanan dan Ketaqwaan.
Yaitu suatu derivasi kepercayaan dan semangat serta etos kerja yang dapat
menimbulkan keyakinan atas adanya Tuhan YME dengan segala hukum
hukum alam yang diturunkanNya. Dan kecenderungan manusia untuk
melakukan segala sesuatu yang diperintahkanNya serta menjauhi
laranganNya.
Sosok birokrat yang mempunyai kadar imtaq tinggi semacam inilah yang
dibutuhkan bangsa Indonesia utamanya dalam rangka pendongkrakan agar
NKRI secepat mungkin menjadi negara yang “gemah ripah loh jinawi,
kertoraharjo, tanduran tukul tanpa tinandur, tukule piyayi gung binatoro kang
sumrambah marang segalane kawulo”
Ataupun birokrat dengan segala kriteria yang telah dibicarakan didepan yang
diharapkan mewarnai segenap jajaran birokrasi/ jajaran Dep PU / Depdagri/
jajaran lainnya dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat banyak sang”boss:.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
18
B. Paradigma Pola Pikir dan Skenario Nasib Bangsa
Bila kita membuka UUD 45 termasuk 4 buah amandemennya khususnya pada
mukadimah serta beberapa pasalnya, mengatakan bahwa sejatinya yang
berkuasa di Indonesia ini bukan birokrat, bukan bupati, bukan gubernur,
bukan menteri ,bukan presiden dan bukan pula ketua DPR/ MPR. Tetapi yang
berkuasa adalah rakyat Indonesia. Rakyat adalah “boss” dan bukan bawahan
birokrat. Dari birokrat paling bawah sampai dengan presiden semuanya adalah
bawahan rakyat. Oleh karenanya birokrat harus melayani dengan sebaik-
baiknya masyarakat banyak. Apapun yang dilakukan oleh birokrat harus
dalam semangat ini. Sedang super boss adalah Tuhan YME.
Paradigma semacam ini akan berpengaruh pada nasib bangsa pada saat ini
dan saat mendatang. Bila kita memakai paradigma yang berdasar ajaran
hakiki yang diberikan Tuhan YME maka NKRI yang maju, kuat dan sejahtera
insyaAllah akan segera terwujud. Namun bila yang kita kembangkan mengacu
ajaran sekulair yang mengukur keberhasilan hanya berdasar perolehan sesaat
berdasar kebendaan , keduniaan semata dan
KKN maka eksistensi NKRI cepat atau lambat akan menjadi pertanyaan dan
keniscayaan.
Demikan pula bila launching paradigma baru dilakukan berdasar azas angin-
anginan dan atau hangat-hangat tahi ayam maka Indonesia akan menjadi
bangsa marjinal yaitu bangsa yang melakukan kegiatannya berkutat sekitar
perut semata dan naujubillah minzalig Indonesia tidak akan pernah menjadi
bangsa yang besar.
C. Aktualisasi Good Governance
Dalam pelaksanaan good governance perlu dilakukan secara terintegrasi,
melibatkan seluruh domain masyarakat, swasta dan birokrat agar tujuan good
governance dalam menyelesaikan permasalahan kompleks bangsa dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
19
Oleh karenanya pada tahap awal perlu kita inventarisasi daerah rawan KKN
yang biasanya terjadi disekitar pelaksanaan pengadaan pegawai baru dan
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Sedang indikator umum terjadinya KKN antara lain berupa tidak efektif dan
efisiennya pengendalian manajemen yang meliputi tidak jelasnya struktur
organisasi, kebijaksanaan yang amburadul, tidak adanya pelaksanaan dan
prosedur kerja yang jelas dan logis, tidak adanya pembinaan pegawai yang
baik.
D. Peran Pengawasan
Peran pengawasan bersifat preventif , represif serta sebagai masukan dalam
rangka perbaikan kinerja dari suatu organisasi.
Namun dalam pelaksanaan good governance sendiri banyak sekali hambatan-
hambatan yang perlu dicermati untuk diatasi agar niat baik aktualisasi good
governance tersebut segera dapat terwujud .
Adapun hambatan yang terjadi dalam pengadaan barang dan jasa antara lain
dalam pembuatan Surat Badan Usaha, cara pengadaan barang dan jasa,
pembentukan panitia lelang, penyiapan dokumen tender, pembukaan lelang,
evaluasi penawaran dan penetapan calon pemenang. Dengan adanya Keppres
80/2003 dengan empat buah perubahannya diharapkan hal-hal negatip akan
berkurang dan sokur-sokur dapat hilang sama sekali.
E. Rangkuman
Sebenarnya paradigma mengacu UUD 45 untuk para birokrat adalah pola pikir
yang sangat logis bahwa atasan mereka pada galibnya adalah rakyat banyak.
Sehingga apapun yang mereka kerjakan harus bermuara kesana.
Paradigma yang tidak mengacu atas pandangan hakiki yang berdasar ajaran
Tuhan YME akan memberika negatif yang sangat luas termasuk keniscayaan
negara dan bangsa dalam jangka panjang.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
20
F. Latihan
1. Jelaskan paradigma baru kaum birokrat menurut UUD 45?
2. Coba buat alternatif atas analisa nasib bangsa dan mana yang kita inginkan
dengan segala konsekuensinya?
3. Apa peran pengawasan dalam pelaksanaan good governance?
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
21
BAB VI
USAHA AGAR GOOD GOVERNANCE BERHASIL DILAKSANAKAN
A. Pendekatan Atas Beberapa Teori
Pertama-tama perlu kita lihat dahulu beberapa teori utamanya yang
berhubungan dengan timbulnya motivasi seseorang untuk melaksanakan
good governance. Diantaranya pendekatan “teori kesejahteraan” yang melihat
hubungan antara kesejahteraan dan timbulnya motivasi.
Teori” three satisfaction” dari Karl Mark mengatakan bahwa motivasi
melakukan sesuatu dengan baik manakala kebutuhan sandang, pangan,
papan dan terakhir seks telah terpenuhi dengan baik. Sedang Abraham
Maslow dengan “five satisfaction” mengatakan bahwa yang terpenting adalah
kebutuhan fisiologik, rasa aman, sosial, kebutuhan ego dan realisasi diri( self
actualization). Pakar dari Timur Murtada Mutahori menulis bahwa yang
penting untuk timbulnya motivasi seseorang adalah terpenuhinya kebutuhan
jasmani dan rochani.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dasar manusia
perlu dipenuhi dahulu bila kita menginginkan seseorang mau bekerja dengan
baik, demikan selanjutnya dalam pelaksanaan good governance.
Bila kita kaji dari azas “reward and punishment” dan kemudian kita lihat
referensi dari beberapa negara termasuk Indonesia dalam pelaksanaan azas
tersebut diatas maka terlihat bahwa Amerika maju karena pelaksanaan
penegakan hukum/ law enforcement telah berjalan dengan baik, Jepang
dengan budaya malu yang bersumber ajaran bushido, sedang di Indonesia
ada budaya” pemimpin sebagai panutan”, namun sayangnya yang terjadi
dilapangan tiadanya budaya malu dari para pemimpin atau yang menamakan
dirinya pemimpin pada setiap tingkatan, atas perbuatannya yang tidak
senonoh / tidak baik. Yang berkembang justru azas” maju terus pantang
mundur”, sambil mencari kambing hitam dimana azas tersebut sebetulnya
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
22
diciptakan oleh Bung Karno Presiden Pertama Republik Indonesia dalam
rangka menyongsong kegiatan olah raga Asian Games Pertama th 1962 di
Indonesia.
B. Dilematis Pegawai Negeri Dalam Pelaksanaan Good Governance
Dari beberapa teori diatas tampak bahwa faktor kesejahteraan merupakan
faktor yang sangat significan dan penting atas pelaksanaan good governance
dilingkungan birokrasi di Indonesia.
Persoalan kekurangan pendapatan yang merupakan gejala simptomatik dari
masalah kesejahteraan pegawai diselesaikan dengan pemberian gajih
seadanya oleh pemerintah. Begitu uangnya habis pada hari kesebelas maka
permasalahan kekurangan pendapatan tersebut muncul kembali. Mungkin hal
ini bisa diselesaikan oleh seseorang yang punya simpanan berasal dari warisan
orang tua . Namun penyelesaian semacam ini tidak bisa berlaku bagi setiap
orang dan hanya bersifat sementara serta tidak berlaku lagi manakala
warisannya telah habis untuk nomboki/ menutup kebutuhan sehari-hari.
Yang terjadi akibat kondisi ini karena berjalan secara terus menerus/ latent ,
adalah timbulnya akibat samping/ side effect berupa tindakan yang terpaksa
dia lakukan berupa KKN (sesuai kewenagan yang mereka miliki).
Oleh karenanya perlu kebijakan pemerintah secara serius agar kesejahteraan
pegawai negeri dapat diberikan dalam kondisi yang baik bila diinginkan good
governance dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Dengan kesejahteraan semakin baik maka good governance bisa berjalan
dengan baik, reward and punishment bisa dilakukan dengan lugas, contoh
pimpinan akan bermakna dan motivasi pegawai dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya akan berjalan dengan lancar dan tertib sehingga secara
berangsur KKN berkurang, malahan pada suatu ketika mungkin dapat
dihilangkan sama sekali.
Good Governance & Etika Profesi
PISK Bidang Jalan & Jembatan
23
C. Pola Pikir Pembangunan Bangsa
Dalam pembangunan bangsa memang mutlak diperlukan sosok pemimpin
yang kuat disertai adanya kemauan seluruh warga bangsa untuk berbuat yang
terbaik untuk tanah airnya, dimulai dari diri sendiri, mulai yang kecil-kecil ,
namun harus dimulai sekarang juga.
Dengan kondisi tersebut diatas disertai adanya manjemen nasional yang
handal maka good governance dapat dilakukan dengan tuntas dan diharapkan
dalam waktu relatif singkat tujuan pembangunan nasional Indonesia Raya
berupa NKRI yang makmur, adil, sejahtera, kuat dan maju segera kita capai,
semoga.
D. Rangkuman
Tampaknya pemenuhan kebutuhan dasar bagi para birokrat merupakan faktor
dominan dalam penyelenggaraan good governance. KKN adalah salah satu
Implikasi yang terjadi akibat tiadanya pemenuhan secara memadai atas
kebutuhan dasar bagi para birokrat tersebut diatas.
Dari sisi pembangunan secara nasional bila masalah ini tak terselesaikan akan
mengganjal proses pembangunan itu sendiri.
E. Latihan
1. Bilamana konsepsi reward & punishment bila berjalan dengan mulus?
2. Coba ceritakan adanya dilematis penyelenggaraan good governance
dikalangan birokrat ?
3. Banyak pendapat “para atasan” mengatakan seandainya gajih pegawai
negeri terpenuhi sebagaimana mestinya belum menjamin tiadanya KKN.
Bagaimana pendapat anda?