bab i universitas gunadarma hpp konvensional · bab iii estimasi tingkah laku biaya menurut l.m....

52
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020 1 BAB I HPP KONVENSIONAL Harga Pokok Produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Sedangkan untuk menghitung harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan, dapat dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Unsur- unsur biaya produksi yaitu : 1. Biaya Bahan Baku 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya Overhead Pabrik. Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi yaitu : 1. FULL COSTING Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya berikut ini : Biaya bahan baku Rp XXX Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX Biaya overhead pabrik variable Rp XXX Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX + Harga Pokok Produksi Rp XXX Laba besih yang dihitung dengan pendekatan full costing merupakan Penjualan dikurangi Harga Pokok Produksi (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variable + Biaya Overhead Pabrik Tetap) di kurang dengan Total Biaya Non produksi (Biaya Administrasi & Umum + Biaya Pemasaran).

Upload: others

Post on 08-Jul-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

1

BAB I

HPP KONVENSIONAL

Harga Pokok Produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi sebuah produk. Sedangkan untuk menghitung harga pokok produksi

per satuan produk yang dihasilkan, dapat dihitung dengan cara membagi total biaya

produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Unsur- unsur biaya produksi yaitu :

1. Biaya Bahan Baku

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

3. Biaya Overhead Pabrik.

Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi

yaitu :

1. FULL COSTING

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap. Dengan demikian harga pokok

produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya berikut ini :

Biaya bahan baku Rp XXX

Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Biaya overhead pabrik variable Rp XXX

Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

Laba besih yang dihitung dengan pendekatan full costing merupakan

Penjualan dikurangi Harga Pokok Produksi (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga

Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variable + Biaya Overhead Pabrik Tetap)

di kurang dengan Total Biaya Non produksi (Biaya Administrasi & Umum + Biaya

Pemasaran).

Page 2: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

2

2. VARIABLE COSTING

Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variable ke dalam harga pokok

produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik variable. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode

variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku Rp XXX

Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Biaya overhead pabrik variable Rp XXX +

Harga pokok produksi Rp XXX

Laba bersih yang dihitung dengan pendekatan variable costing merupakan

Penjualan dikurangi Total Biaya Variable (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga

Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variable + Biaya Administrasi & Umum

Variable + biaya pemasaran Variable) dikurangi dengan Total Biaya Tetap (Biaya

Overhead Pabrik Tetap + Biaya Administrasi & Umum Tetap + Biaya Pemasaran

Tetap).

(Sumber : Akuntansi Manajemen, Mulyadi Edisi 3)

Page 3: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

3

BAB I

CONTOH KASUS

HPP KONVENSIONAL

PT. SANGKOLO adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku

menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang

dikumpulkan pada akhir periode 2017.

1. Biaya Produksi :

Biaya bahan baku (raw material) Rp 8.000 /unit Biaya

tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp 6.000 /unit Total

biaya overhead pabrik (BOP) Rp 500.000.000/thn

(Variabel 60%, Tetap 40%)

Total biaya administrasi dan umum Rp 80.000.000 /thn

(Variabel 40%, Tetap 60%)

Total biaya pemasaran Rp 70.000.000/thn

(Variabel 80%, Tetap 20%)

2. Harga jual produk jadi sebesar Rp 70.000/unit

3. Data penjualan dan produksi :

Persediaan awal 35.000 unit

Produksi 80.000 unit

Penjualan 90.000 unit

Persediaan akhir 25.000 unit

Diminta :

1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing !

2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing!

3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya

Page 4: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

4

JAWABAN

CONTOH KASUS

1. Biaya Produksi per Unit

BOP Tetap/unit = 40% x Rp 500.000.000

80.000

= Rp 2.500

BOP Variabel / unit = 60% x Rp 500.000.000

80.000

= Rp 3.750

BIAYA PRODUKSI /

UNIT

METODE FULL

COSTING

METODE

VARIABEL

COSTING

BBB 8.000 8.000

BTKL 6.000 6.000

BOP VARIABEL 3.750 3.750

BOP TETAP 2.500 -

TOTAL BIAYA PRODUKSI 20.250 17.750

Page 5: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

5

2. Laporan Laba Rugi

A. Full Costing

PT. SANGKOLO

INCOME STATEMENT

Penjualan ( 90.000 x Rp 70.000) Rp 6.300.000.000

HPP

Persediaan Awal (35.000 x Rp 20.250) Rp 708.750.000

BBB ( 80.000 x Rp 8.000 ) Rp 640.000.000

BTKL (80.000 x Rp 6.000) Rp 480.000.000

BOP Variabel (80.000 x Rp3.750) Rp 300.000.000

BOP Tetap (80.000 x Rp 2.500) Rp 200.000.000+

Biaya produksi Rp 1.620.000.000 +

BTUD Rp 2.328.750.000

Persediaan akhir (25.000 x Rp 20.250) (Rp 506.250.000)-

HPP (Rp 1.822.500.000)-

Laba kotor Rp 4.477.500.000

BiayaOperasi :

Biaya administrasi dan umum

- Variabel (40% x 80.000.000) = Rp 32.000.000

- Tetap (60% x 80.000.000) = Rp 48.000.000 +

Rp 80.000.000

Biaya Pemasaran

- Variabel (80% x 70.000.000) = Rp 56.000.000

- Tetap (20% x 70.000.000 = Rp 14.000.000 +

Rp 70.000.000 +

Total biaya operasi (Rp 150.000.000)-

Laba Bersih Rp 4.327.500.000

Page 6: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

6

B. Variabel Costing

PT. SANGKOLO

INCOME STATEMENT

Penjualan ( 90.000 x Rp 70.000) Rp 6.300.000.000

HPP

Persediaan Awal ( 35.000 x Rp. 17.750) Rp 621.250.000

BBB ( 80.000 x Rp 8.000 ) Rp 640.000.000

BTKL (80.000 x Rp 6.000) Rp 480.000.000

BOP Variabel (80.000 x Rp 3.750) Rp 300.000.000 +

Biaya produksi Rp 1.420.000.000 +

BTUD Rp 2.041.250.000

Persediaan akhir (25.000 x Rp 17.750) (Rp 443.750.000) -

HPP Rp 1.597.500.000

Biaya Adm & Umum V (40% x 80.000.000) Rp 32.000.000

Biaya Pemasaran V (80% x 70.000.000) Rp 56.000.000 +

Total Biaya Variabel (Rp 1.685.500.000)

Laba Kontribusi Rp 4.614.500.000

BiayaTetap :

- BOP Tetap (80.000 x Rp 2.500) Rp 200.000.000

- Biaya Adm & Umum T (60% x 80.000.000) Rp 48.000.000

- Biaya Pemasaran T (20% x 70.000.000) Rp 14.000.000 +

Total Biaya Tetap (Rp 262.000.000)

Laba Bersih Rp 4.352.500.000

Page 7: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

7

1. Analisis:

Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa laba usaha dengan metode full costing

sebesar Rp 4.327.500.000, lebih kecil dari pada menggunakan metode variabel costing

sebesar Rp 4.352.500.000. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan dalam

penentuan biaya produksi per unit dimana dalam metode full costing biaya produksi/unit

sebesar Rp20.250 dan pada metode variabel costing sebesarRp 17.750, sehingga berpengaruh

pada nilai persediaan awal dan persediaan akhir pada kedua metodetersebut, yang pada

akhirnya menyebabkan perbedaan pada besarnya laba usaha.

Page 8: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

8

KASUS I

PENENTUAN HPP KONVENSIONAL

PT. SAKKULU adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku

menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang

dikumpulkan pada akhir periode 2017.

1. Biaya Produksi

Biaya bahan baku (raw material) Rp30.000/unit

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp10.000/unit

Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp500.000.000/th

(Variabel 70%, Tetap 30%)

Total biaya administrasi dan umum Rp70.000.000/th

(Variabel 40%, Tetap 60%)

Total biaya pemasaran Rp65.000.000/th

(Variabel 80%, Tetap 20%)

2. Hargajual produkjadisebesarRp70.000/unit

3. Data penjualan dan produksi:

Persediaan awal 8.000 unit

Produksi 100.000 unit

Penjualan 80.000 unit

Persediaan akhir 28.000 unit

Diminta :

1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing!

2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing!

3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya!

Page 9: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

9

KASUS II

PENENTUAN HPP KONVENSIONAL

PT. JUKU EJA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku

menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang

dikumpulkan pada akhir periode 2017.

1. Biaya Produksi

Biaya bahan baku (raw material) Rp10.000 /unit

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp 8.000 /unit

Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp600.000.000/th

(Variabel 70%, Tetap 30%)

Total biaya administrasi dan umum Rp70.000.000/th

(Variabel35%, Tetap 65%)

Total biaya pemasaran Rp80.000.000/th

(Variabel 80%, Tetap 20%)

2. Harga jual produk jadi sebesar Rp75.000/unit

3. Data penjualan dan produksi:

Persediaan awal 8.000 unit

Produksi 100.000 unit

Penjualan 80.000 unit

Persediaan akhir 28.000 unit

Diminta :

1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing!

2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing!

3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya!

Page 10: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

10

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

Page 11: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

11

FORM 3

CONTOH KASUS FORM 1

Page 12: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

12

CONTOH KASUS FORM 2

Page 13: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

13

BAB III

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat

diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya sebagai respons atas perubahan tingkat

aktivitas dalam bisnis (2012 : 46). Perilaku biaya merupakan pola perubahan biaya dalam

kaitannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, seperti volume produksi, volume

penjualan dan sebagainya. Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan

antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan.

Estimasi tingkah laku biaya bertujuan untuk menguraikan berbagai macam sifat

dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume

kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah dibawah berbagai

macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan, estimasi

biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya

dapat dibagi menjadi tiga golongan :

1. Biaya Variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) tidak mengalami

perubahan dengan adanya perubahan volume kegiatan.

Contoh : Biaya bahan baku, Biaya tenaga kerja langsung

2. Biaya Tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan

volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per unit berubah dengan adanya perubahan

volume kegiatan.

Contoh : Biaya gaji pimpinan, Gaji direktur produksi dsb.

3. Biaya semi variable merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini memiliki unsur tetap dan variabel di

dalamnya.

Contoh : Biaya Listrik, Biaya pemeliharaan kendaraan.

Page 14: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

14

Pada umumnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh

dengan menggunakan pendekatan analisis biaya masa lalu, dengan beberapa metode yaitu :

1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High And Low Point Method)

Maksud dari titik tertinggi dan terendah disini adalah titik tertinggi adalah suatu titik

dengan tingkat output dan aktivitas tertinggi, sedangkan titik terendah adalah titik dengan

tingkat output dan aktivitas yang terendah. Jadi dalam metode ini suatu biaya pada tingkat

aktivitas tertinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat aktivitas terendah dimasa

yang lalu. Selisih biaya yang dihitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut.

Rumus :

Y = a + bx

Dimana :

Y = Total biaya b = Biaya variabel per satuan a = Biaya tetap x = Volume

kegiatan

Rumus perhitungan a dan b tersebut adalah sebagai berikut :

a = Y1 – bX1 atau a = Y2 – bX2, dan

Dimana:

a = Biaya tetap Y2 = Perubahan biaya tertinggi

b = Biaya variabel X1= Perubahan aktivitas terendah

Y1 = Perubahan biaya terendah X2 = Perubahan aktivitas tertinggi

2. Metode Biaya Berjaga (Stand By Cost Method)

Metode ini digunakan untuk menaksir biaya tetap dan biaya variabel bila sebuah

perusahaan menutup kegiatannya untuk sementara. (L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., 2012 :

51). Metode ini disebut biaya berjaga karena dimaksudkan untuk menghitung cadangan

Page 15: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

15

dana yang harus disiapkan untuk berjaga-jaga selama tenggang waktu tanpa kegiatan

normal.

Biaya ini merupakan unsur bagian yang berperilaku tetap. Perbedaan antara biaya

yang dikeluarkan selama kegiatan berjalan dengan biaya berjaga merupakan unsur biaya

yang berperilaku variabel.

Rumus :

Y = a + bx

Dimana :

Y = Total biaya

a = Biaya tetap

b = Biaya variabel per satuan

x = Volume kegiatan

Rumus perhitungan b adalah sebagai berikut :

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least-square Method)

Metode ini merupakan pengukuran dari jumlah biaya yang ada untuk mengetahui

rata–rata biaya tetap dan rata-rata biaya variabel.

Rumus :

Y = a + bx

Dimana :

Y = Total biaya

a = Biaya tetap

b = Biaya variabel per satuan

x = Volume kegiatan

Page 16: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

16

Rumus perhitungan a dan b adalah sebagai berikut :

𝒃 = 𝒏.𝚺𝐱𝐲− 𝚺𝐱.𝚺𝐲

𝒏.𝚺𝒙𝟐−(𝚺𝒙)𝟐 dan 𝒂 = 𝚺𝐲−𝐛(𝚺𝐱)

𝐧

Dimana:

a = Biaya tetap

b = Biaya variabel per satuan

x = Unit yang terjual

y = Biaya sesungguhnya

n = Jumlah data

Page 17: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

17

BAB III

CONTOH KASUS

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

PT. BIMA adalah sebuah perusahaan yang memproduksi bakso dengan kualitas

tinggi akan mengamati biaya penjualannya selama 4 bulan terakhir untuk

merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan dimasa yang akan datang.

Berikut data biaya penjualan PT. BIMA:

TABEL DATA BIAYA PENJUALAN PT. BIMA

Bulan Unit yang Terjual Biaya Penjualan

Januari 100 Rp 300.000

Februari 200 Rp 400.000

Maret 300 Rp 500.000

April 400 Rp 600.000

Pertanyaan :

1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik

terendah (high and low point method) jika dalam anggaran PT. BIMA merencanakan

menaikkan penjualan sebesar 250 unit yang terjual. Berapakah jumlah biaya

penjualan yang harus dikeluarkan ?

2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby

method), dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp. 400.000,- per

bulan. Jika perusahaan merencanakan menaikkan penjualan sebesar 250 unit yang

terjual, berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan oleh PT. BIMA?

3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (leastsquare

method) jika perusahaan merencanakan menaikkan penjualan sebesar 250 unit yang

terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?

Page 18: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

18

JAWABAN

CONTOH KASUS

1. METODE HIGH AND LOW POINT

Titik Tertinggi Titik Terendah Selisih

Unit yang Terjual 400 100 300

Biaya Penjualan Rp 600.000 Rp 300.000 Rp 300.000

Biaya Variabel (b) = Rp 300.000 /300 = Rp 1.000

TITIK KEGIATAN

Tertinggi Terendah

By penjualan yg sering terjadi Rp 600.000 Rp 300.000

By penjualan variable

Rp 1000 x 400 Rp 400.000

Rp 1000 x 100 Rp 100.000

By penjualan tetap Rp 200.000 Rp 200.000

Persamaan Linear :

Y = a+bx

Y = Rp 200.000 + Rp 1000x

Jika Perusahaan ingin merencanakan kenaikan 250 unit yang

terjual maka : Y = Rp 200.000 + Rp 1000 (250)

Y = Rp 450.000

Jadi biaya penjualan yang harus dikeluarkan jika perusahaan ingin

menaikkan penjualan 250 unit adalah sebesar Rp 450.000

2. METODE BERJAGA-JAGA

Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 400 unit Rp 600.000

Biaya tetap (fixed cost) Rp 400.000 -

Selisih (Variance) Rp 200.000

Biaya variabel = Rp 200.000 / 400 = Rp 500 per unit yang terjual

Page 19: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

19

Persamaan garis linear :

Y = a + b X

Y = 400.000 + 500 X

Jika perusahaan ingin merencanakan kenaikan sebesar 250 unit yang

terjual, maka : Y = 400.000 + 500 (250)

Y = Rp 525.000

Jadi biaya penjualan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menaikkan

penjualan 250 unit adalah sebesar Rp 525.000

3. METODE LEAST-SQUARE

BULAN UNIT YANG

TERJUAL (X)

BIAYA

PENJUALAN (Y)

XY X2

JANUARI 100 Rp 300.000 Rp 30.000.000 10.000

FEBRUARI 200 Rp 400.000 Rp 80.000.000 40.000

MARET 300 Rp 500.000 Rp 150.000.000 90.000

APRIL 400 Rp 600.000 Rp 240.000.000 160.000

TOTAL 1000 Rp 1.800.000 Rp 500.000.000 300.000

b = 4 x 500.000.000 – 1000 x 1.800.000

4 x 300.000 – (1.000)2

b = 2.000.000.000 - 1.800.000.000

1.200.000 – 1.000.000

b = 200.000.000

200.000

b = Rp 1.000

a = ∑y – b (∑x)

n

Page 20: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

20

a = 1.800.000 – 1000 (1000)

4

a = 800.000

4

a = Rp 200.000

Jadi, persamaan garis linear:

Y = a + bx

Y = Rp 200.000 + Rp 1000 X

Jika perusahaan ingin merencanakan kenaikan sebesar 250 unit yang terjual

maka :

Y = Rp 200.000 + Rp 1000 X

Y = Rp 200.000 + Rp 1000 (250) Y = Rp 450.000

Jadi biaya produksi yang harus dikeluarkan jika perusahaan ingin menaikkan penjualan

250 unit adalah sebesar Rp 450.000

Page 21: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

21

KASUS I

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

PT. JOKER akan bekerja sama dengan PT KING. Sebelum memutuskan untuk

bekerja sama, PT. JOKER akan mengamati biaya penjualannya selama 4 bulan

terakhir (tahun 2019). PT. JOKER adalah sebuah perusahaan yang

memproduksi jam tangan dengan kualitas tinggi. Data biaya penjualan sebagai

berikut:

BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN

JANUARI 200 Rp 400.000

FEBRUARI 300 Rp 500.000

MARET 400 Rp 600.000

APRIL 500 Rp 700.000

Pertanyaan :

1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik

terendah (high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2019

PT. JOKER merencanakan menaikkan penjualan sebesar 450 unit yang

terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?

2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby

method), dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp.

400.000,- per bulan. Jika perusahaan menaikkan penjualan sebesar 450 unit

yang terjual, berapakah jumlah biaya penjualan (total sales expence) yang

harus dikeluarkan oleh PT. JOKER?

3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil

(leastsquare method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 450 unit yang

terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?

Page 22: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

22

KASUS II

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

PT. SAMSUNG adalah sebuah perusahaan yang memproduksi televisi

berkualitas tinggi, akan mengamati biaya penjualan selama 5 bulan terakhir (tahun

2019). Data biaya penjualan sebagai berikut :

BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN

AGUSTUS 1.000 Rp 500.000

SEPTEMBER 3.000 Rp 700.000

OKTOBE 2.000 Rp 600.000

NOVEMBER 4.000 Rp 800.000

DESEMBER 5.000 Rp 900.000

Pertanyaan :

1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik terendah

(high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2019 PT. SAMSUNG

merencanakan menaikkan penjualan sebesar 2.500 unit yang terjual. Berapakah

jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?

2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby method),

dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp. 300.000,- per bulan.

Jika perusahaan menaikkan penjualan sebesar 2.500 unit yang terjual, berapakah

jumlah biaya penjualan (total sales expence) yang harus dikeluarkan oleh PT.

SAMSUNG?

3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (leastsquare

method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 2.500 unit yang terjual.

Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?

Page 23: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

23

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

Page 24: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

24

FORM 3

FORM 4

Page 25: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

25

Page 26: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

26

BAB V

ANALISIS CPV

Menurut Garrison/Noreen (2006:322) analisis CPV merupakan salah satu dari

beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah guna membantu

manajer untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba.

Analisis CPV merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk merencanakan

komposisi tingkat biaya, volume, dan laba yang menguntungkan bagi perusahaan. Ada 3

faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual, dan volume

(penjualan dan produksi).

Analisis biaya-volume-laba membantu manajer untuk melihat hubungan antara 5

unsur berikut:

1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan selama suatu periode tertentu secara konstan.

2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncakan

akan dijual selama suatu periode tertentu.

3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung

pada setiap unit barang yang diproduksi.

4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik selama suatu periode tertentu.

5. Bauran produk yang dijual yaitu proporsi relative produk-produk perusahaan yang akan

dijual.

Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan

tertentu.

3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita

kerugian.

4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan.

5. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang

ditargetkan.

Page 27: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

27

1. ANALISIS IMPAS

Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:170), “Break Even Point atau titik impas sebagai

sebuah titik di mana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah biaya. Dengan

demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun juga tidak menderita rugi

(laba=0).” Kondisi ini sangat penting untuk diketahui perusahaan guna merencanakan atau

bahkan menghentikan operasi.

Manfaat atau Kegunaan Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau

tujuan perusahaan, kegunaannya antara lain:

1. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha tertentu dan dapat

digunakan untuk perencanaan laba/profit planning.

2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan yaitu

untuk mencocokkan antara realisasi biaya dengan angka-angka dalam perhitungan

break even point sebagai pengendalian atau controlling.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah diketahui

hasil perhitungan menurut analisis break even point dan laba yang ditargetkan.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan

seorang manajer, misalnya seorang manajer akan mengambil suatu keputusan tertentu

terlebih dahulu menanyakan titik break even point.

Break Even Point (BEP)

A. Pendekatan Persamaan

Seperti pada artian titik impas bahwa:

Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi

Total penjualan sama dengan total biaya

Laba sama dengan nol

Maka persamaan titik impas dapat disajikan sebagai berikut:

Penjualan = Total Biaya

Page 28: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

28

Biaya Tetap Total

Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit

Dalam persamaan ini, total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya

variabel. Dengan demikian, persamaan yang lengkap adalah:

Dalam kondisi ini, laba sama dengan nol dan untuk perencanaan lebih lanjut

persamaan dapat dijadikan:

*)TI = Titik Impas

B. Pendekatan Margin Kontribusi

Margin Kontribusi (Contribution Margin) adalah sisa hasil penjualan setelah

dikurangi dengan biaya variabel. Jumlah margin kontribusi akan bisa digunakan untuk

menutup biaya tetap dan membentuk laba.

Titik impas yang dicari dengan metode margin kontribusi menetapkan seberapa besar

margin kontribusi cukup untuk menutup biaya tetap. atau titik impas dicapai ketika

jumlah margin kontribusi sama besarnya dengan jumlah biaya tetap. Dengan pendekatan

ini, titik impas dapat dijadikan dalam bentuk unit atau dalam bentuk Rupiah.

Unit

Titik impas dalam unit dicari dengan formula:

Rupiah

Titik impas dalam Rupiah dicari dengan formula:

*) Ratio margin kontribusi = (Margin Kontribusi/Penjualan)*100% Semakin besar

margin kontribusi perusahaan yang diperoleh dari setiap unit produk yang dijual

Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap

Penjualan TI*) = Biaya Variabel TI *) + Biaya Tetap

Biaya Tetap Total

Ratio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit

Page 29: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

29

maka semakin cepat perusahaan menutup biaya tetapnya dan mencapai laba yang

diingingkan.

2. Margin of Safety (Margin Pengamanan Penjualan)

Perhitungan Margin of Safety (MOS) adalah suatu angka atau nilai yang memberikan

informasi seberapa jauh tingkat produksi penjualan yang direncanakan dengan penjualan yang

direncanakan pada BEP.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Margin of Safety adalah :

A. Margin of Safety dalam Rupiah (Rp)

B. Margin of Safety dalam Persen (%)

Angka Margin of Safety ini memberikan informasi sampai seberapa jauh volume

penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian atau

dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum

penurunan volume yang direncanakan, yang tidak mengakibatkan kerugian.

3. Tuasan Operasi (Operating Leverage)

Tuasan operasi atau operating leverage adalah tingkat pengeluaran biaya tetap dalam

sebuah perusahaan. Bagi akuntan manajemen, tuasan operasi mengacu pada kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba bersih manakala volume penjualan melonjak.

Karena perbedaan margin kontribusi dengan laba bersih adalah biaya tetap, maka

perusahaan dengan biaya tetap yang tingi akan mempunyai tuasan operasi yang tinggi pula.

Tuasan operasi akan paling tinggi dalam suatu perusahaan jika biaya tetapnya lebih besar

dibandingkan dengan biaya variabelnya. Sebaliknya, tuasan operasi akan rendah di dalam

perusahaan dengan proporsi biaya tetap lebih kecil daripada biaya variabelnya.

𝑴𝑶𝑺 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒖𝒑𝒊𝒂𝒉

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

MOS = Penjualan – Penjualan Pada Titik Impas

Page 30: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

30

4. Faktor Tuasan Operasi

Faktor tuasan operasi adalah suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu, seberapa

besar presentase perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba. Semakin laba bersih

mendekati nol, maka semakin dekat perusahaan ke titik impas. Hal ini akan menyebabkan

faktor tuasan operasi yang tinggi. Pada saat volume penjualan menggelembung, margin

kontribusi dan laba bersih akan membengkak pula, konsekuensinya adalah faktor tuasan

operasi secara progresif menjadi lebih kecil.

Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus

berikut:

Faktor Tuasan Operasi = Margin Kontribusi

Laba Bersih

5. Laba Sasaran

Manfaat penentuan titik impas di antaranya perusahaan akan bisa memperkirakan

penjualan yang dilakukan agar laba tertentu dapat diperoleh. Dengan pendekatan persamaan

maupun pendekatan margin kontribusi, jumlah penjualan untuk mencapai laba diinginkan

dapat dicari dengan menambahkan laba pada unsur biaya tetap.

Analisis biaya-volume-laba dapat diterapkan untuk menentukan kuantitas barang

yang harus diproduksi atau nilai penjualan yang harus diraup perusahaan supaya mencapai

laba sasarannya. Dengan mengubah koneksi diantara biaya-volume-laba, manajemen dapat

menghitung volume penjualan sesuai dengan laba yang dikehendaki.

Sehingga persamaan atau formulanya akan menjadi sebagai berikut:

A. Pendekatan Persamaan

B. Pendekatan Margin Kontribusi

Penjualan = Biaya Variabel +Biaya Tetap + Laba

𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 =𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 + 𝐋𝐚𝐛𝐚

𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 𝐊𝐨𝐧𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐬𝐢

Page 31: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

31

BAB V

CONTOH KASUS

ANALISIS CPV

Seorang pengusaha X merencanakan menjual Gelang di toko. Perkiraan harga jual dan biaya

atas toko tersebut adalah:

Bahan pembuat Gelang per satuan Rp 3.000,00

Upah membuat Gelang per satuan Rp 2.000,00

Biaya sewa toko per hari Rp 15.000,00

Gaji penunggu toko per hari Rp 9.000,00

Harga jual per satuan Rp 10.000,00

Hitunglah:

1. Perhitungan Margin Contribusi

2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin kontribusi

3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit

4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha Y dengan L/R

sebagai berikut:

Pengusaha Y Jumlah:

Penjualan Rp1.000.000,00

100

%

Biaya Variabel (Rp200.000,00) 20%

Margin Kontribusi Rp 800.000,00 80%

Biaya Tetap (Rp324.000,00)

Laba Bersih Rp476.000,00

(dengan asumsi Pengusaha X dan Pengusaha Y penjualannya dinaikkan sebesar 20%)

5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp20.000,00

6. Analisis

Page 32: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

32

JAWABAN

CONTOH KASUS

Secara akuntansi data tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

Harga jual per satuan Rp 10.000,00

Biaya variabel per satuan:

Bahan pembuat Gelang per satuan Rp 3.000,00

Upah langsung Rp 2.000,00 +

Biaya variabel per satuan Rp 5.000,00

Biaya tetap per hari:

Sewa took Rp 15.000,00

Gaji tetap penunggu took Rp 9.000,00 +

Biaya tetap per hari Rp 24.000,00

1. Margin kontribusi dalam rupiah

Penjualan per unit Rp10.000,00

Biaya variabel per unit Rp 5.000,00 -

Margin kontribusi per unit Rp 5.000,00

*) Rasio margin

kontribusi

=

Margin Kontribusi

x 100% Penjualan

=

Rp 5.000

x 100% Rp 10.000

= 50 %

Page 33: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

33

1. Kemudian, titik impas bisa dikemukakan sebagai berikut:

a. Titik impas dalam unit

=

Biaya Tetap Total

Margin Kontribusi Dalam Rupiah Perunit

=

Rp 24.000

Rp 5.000

= 4,8 unit

b. Titik impas dalam rupiah

=

Biaya Tetap Total

Rasio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Perunit

=

Rp 24.000

50%

= Rp 48.000

Page 34: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

34

3. Margin Of Safety

Berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh Pengusaha X maka berapakah nilai

margin of safety?

Jumlah Persen

Penjualan (Rp10.000 × 100 unit) Rp. 1.000.000,00 100

Biaya Variabel (Rp5.000 × 100 unit) (Rp500.000,00) (50)

Margin Kontribusi (Rp 5.000 × 100 unit) Rp500.000,00 50

Biaya Tetap (Rp 24.000,00)

Laba Bersih Rp476.000,00

Titik Impas Rp 48.000,00

Rp 24.000,00

50%

MOS dalam Rupiah

(Penjualan - Titik Impas)

Rp1.000.000,00 – Rp 48.000,00 Rp 952.000,00

MOS dalam prosentase

Rp 952.000,00 / Rp 1.000.000,00 95,2%

Page 35: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

35

4. Tuasan Operasi

Agar konsep dapat lebih dipahami, berikut terdapat sajian data dari soal yang dibandingkan

dengan informasi Gelang lain.

Pengusaha X Pengusaha Y

Jumlah Persen Jumlah Persen

Penjualan Rp1.000.000,00 100 Rp1.000.000,00 100

Biaya Variabel (Rp500.000,00) (50) (Rp200.000,00) (20)

Margin Kontribusi Rp 500.000,00 50 Rp800.000,00 80

Biaya Tetap (Rp 24.000,00) (Rp 324.000,00)

Laba Bersih Rp 476.000,00 Rp476.000,00

Seorang pengusaha Y mempunyai proporsi biaya tetap yang lebih tinggi dari segi biaya

variabel dibandingkan dengan pengusaha X. Walaupun demikian, jumlah biaya kedua

pengusaha Gelang tersebut sama yakni Rp524.000,00(Rp 1.000.000,00 – Rp 476.000,00)

pada tingkat penjualan Rp1.000.000,00. Jika penjualan masing- masing pengusaha

dinaikkan sebesar 20% (dari Rp 1.000.000,00 menjadi Rp1.200.000,00) maka perhitungan

akan menjadi sebagai berikut:

Pengusaha X Pengusaha Y

Jumlah Persen Jumlah Persen

Penjualan Rp1.200.000,00 100 Rp1.200.000,00 100

BiayaVariabel (Rp600.000,00) 50 (R240.000,00) (20)

MarginKontribusi Rp600.000,00 Rp960.000,00 (80)

BiayaTetap (Rp24.000,00) (Rp324.000,00)

LabaBersih Rp 576.000,00 Rp636.000,00

Page 36: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

36

Faktor tuasan operasi = Margin Kontribusi

Laba Bersih

Untuk faktor tuasan operasi Pengusaha X dan Pengusaha Y pada tingkat penjualan Rp

1.000.000,00 adalah:

1) Pengusaha X =

Rp 500.000

= 1,05

Rp 476.000

2) Pengusaha Y =

Rp 800.000

= 1,68

Rp 476.000

(A) (B) (C)

Presentase Faktor Tuasan Presentase

Kenaikan Operasi Kenaikan Laba

Penjualan Bersih

Pengusaha X 20 1,05 21

Pengusaha Y 20 1,68 33,6

Bagan diatas menjelaskan mengapa kenaikan penjualan sebesar 20% menyebabkan kenaikan

laba bersih Pengusaha X dari Rp476.000,00 menjadi Rp576.000,00 (kenaikan 21%) dan laba

Pengusaha Y meningkat dari Rp476.000,00 menjadi Rp636.000 (kenaikan 33,6%).

Page 37: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

37

5. Laba Sasaran

Pengusaha yang dipakai sebagai contoh sebelumnya, menginginkan laba per hari

Rp20.000,00. (perlu dikemukakan kembali bahwa biaya tetap Rp24.000,00; biaya variabel

per unit Rp5.000,00; penjualan per unit Rp10.000,00; margin kontribusi per unit Rp5.000,00;

dan ratio margin kontribusi 50%). Berdasarkan data tersebut maka penjualan yang harus

dilakukan agar laba Rp20.000,00 dapat dicapai adalah:

a. Pendekatan Persamaan

10.000x = 5.000x + 24.000 + 20.000

5.000x = 44.000

Rp44.000

Rp5.000

x = 8,8 unit

b. Pendekatan Margin Kontribusi

Dalam Unit

= 8,8 unit atau 8 unit

Dalam Rupiah

= 8 unit x Rp 10.000

= Rp 80.000,00

b. Analisis

Berdasarkan informasi di atas, jika pengusaha ingin mencapai titik impas maka

jumlah unit yang harus terjual adalah 8 unit Gelang atau harus memperoleh hasil

penjualan sebesar Rp 80.000,00.

Penjualan =

Rp 24.000 + Rp 20.000

Rp 10.000 – Rp 5.000

Penjualan = (

Rp 24.000 + Rp 20.000

) x Rp 10.000

Rp 10.000 – Rp 5.000

Page 38: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

38

KASUS I

ANALISIS CPV

Seorang pengusaha A merencanakan menjual Tas di toko. Perkiraan harga jual dan biaya atas

Tas tersebut adalah:

Bahan pembuat Tas per satuan Rp 10.000,00

Upah membuat Tas per satuan Rp 5.000,00

Biaya sewa toko per hari Rp 10.000,00

Gaji penunggu toko per hari Rp 5.000,00

Harga jual per satuan Rp 25.000,00

Hitunglah:

1. Perhitungan Margin Contribusi

2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan pendekatan

margin kontribusi

3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit

4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha B dengan L/R

sebagai berikut:

Pengusaha B Jumlah

Penjualan Rp2.500.000,00 100%

Biaya Variabel (Rp 750.000,00) 30%

Margin Kontribusi Rp 1.750.000,00 70%

Biaya Tetap (Rp765.000,00)

Laba Bersih Rp985.000,00

(dengan asumsi Pengusaha A dan Pengusaha B penjualannya dinaikkan sebesar 10%)

5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp30.000,00

6. Analisis

Page 39: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

39

KASUS II

ANALISIS CPV

Seorang pengusaha C merencanakan menjual Yogurt di toko. Perkiraan harga jual dan biaya

atas Yogurt tersebut adalah:

Bahan pembuat Yogurt per satuan Rp 7.000,00

Upah membuat Yogurt per satuan Rp 5.000,00

Biaya sewa toko per hari Rp 8.000,00

Gaji penunggu toko per hari Rp 7.000,00

Harga jual per satuan Rp 20.000,00

Hitunglah:

1. Perhitungan Margin Contribusi

2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan pendekatan

margin kontribusi

3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit

4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha D dengan L/R

sebagai berikut:

Pengusaha D Jumlah

Penjualan Rp2.000.000,00 100%

Biaya Variabel (Rp 500.000,00) 25%

Margin Kontribusi Rp 1.500.000,00 75%

Biaya Tetap (Rp715.000,00)

Laba Bersih Rp785.000,00

(dengan asumsi Pengusaha A dan Pengusaha B penjualannya dinaikkan sebesar 10%)

5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp30.000,00

6. Analisis

Page 40: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

40

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

Page 41: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

41

FORM 3

CONTOH KASUS FORM 1

Page 42: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

42

CONTOH KASUS FORM 2

CONTOH KASUS FORM 3

Page 43: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

43

BAB VII

TIME VALUE OF MONEY

Time value of money merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang

sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang masa yang akan datang. Hal ini disebabkan

karena perbedaan waktu. Nilai waktu uang merupakan akibat dari adanya peluang investasi,

peminjaman, pemberian pinjaman, dan preferensi konsumsi pada saat kini ketimbang pada

masa depan, serta ekspektasi inflasi.

Sebagai contoh uang Rp 1.000.000,00 saat ini tidak sama dengan Rp. 1.000.000,00

setelah 1 tahun mendatang. Seorang individu yang rasional akan lelbih memilih uang

sejumlah Rp. 1.000.000,00 saat ini dibandingkan dengan Rp. 1.000.00,00 1 tahun lagi.

Alasan penalarannya adalah apabila seseorang menerima Rp. 1.000.000,00 hari ini,

maka ia dapat menginvetasikannya (menabung di bank) dengan tingkat keuntungan tetap

sebesar 10% misalnya, sehingga dia akan mendapatkan uang Rp 100.000,00 sebagai bunga

selama 1 tahun. Oleh karena itu, Rp. 1.000.000,00 saat ini setara dengan Rp. 1.100.000,00

setelah 1 tahun kemudian ketika tingkat bunganya 10%. Dengan demikian, uang dianggap

memiliki nilai waktu

Manfaat time value of money

Manfaat dari time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang

dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa time

value of money sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang

masa kini dan yang akan datang.

Keterbatasan time value of money

Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya

apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka

uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi.

Metode yang digunakan

1. Future Value ( Nilai yang Akan Datang )

Page 44: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

44

Future value adalah banyaknya sejumlah uang saat ini yang diperoleh pada tingkat

suku bunga tertentu akan berakumulasi pada akhir periode masa depan. Jumlah

penerimaan yang akan datang dari jumlah saat ini (Po) yang akan tumbuh selama n

tahun dengan tingkat bunga sebesar r per tahun.

Rumus:

Keterangan :

FV : Future Value

Po : jumlah nilai sekarang r : tingkat bunga/tahun

n : Jangka waktu

2. Present Value (Nilai Sekarang)

Present value adalah besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar

tingkat bunga tertentu dari sejumlah yang baru akan diterima beberapa waktu atau

periode yang akan datang.

Keterangan:

Po : jumlah nilai sekarang

FV : Future Value

r : tingkat bunga/tahun

n : jangka waktu

3. Anuitas

Anuitas adalah serangkain arus kas sama yang diterima atau dibayar selama interval

waktu yang sama. Untuk mencari rumus anuitas, diasumsikan bahwa fv menunjuk ke

arus kas tahunan yang diterima pada setiap akhir tahun untuk n tahun berikutnya.

(Simamora:293).

Rumus untuk mencari pembayaran atau penerimaan setiap periode (PV) :

FV ( r, n )

= Po ( 1 + r )n

PO = FV ( r, n ) [ 1/ ( 1 + r )n ]

𝐏𝐕𝑨𝑵=𝐅𝐕 .[ (𝟏 + 𝒓)𝒏 − 𝟏

𝒓(𝟏 + 𝒓)𝒏 ]

Page 45: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

45

Rumus untuk mencari nilai sekarang anuitas sampai periode ke-n (FV) :

4. Payback period (Periode Pengembalian)

Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk

menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi tidak akan menutup investasinya

sebelum mencapai periode pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian,

semakin tinggi pula risikonya. Ketentuan keputusan pengembalian menyatakan bahwa

proyek yang dapat diterima haruslah mempunyai periode pengembalian yang lebih

singkat daripada periode yang ditetapkan oleh manajemen.

Kelemahan:

Mengabaikan lamanya investasi dan nilai waktu uang.

Tidak memperlihatkan profitabilitas sebuah investasi.

Mengabaikan imbalan investasi.

Kelebihan:

Metode periode pengembalian lebih mudah dihitung dan dipahami.

Periode pengembalian berfungsi sebagai indicator likuiditas yang tersedia bagi

perusahaan.

Semakin cepat kas menutupi investasi perdana, semakin lekas pula

dapat di investasikan kembali dalam aktiva produktif lain.

Periode pengembalian yang singkat dapat mengurangi resiko investasi

karena ketidakpastian biasanya meningkat seiring dengan berlalunya

waktu.

Periode pengembalian lebih mementingkan hasil segera, suatu pertimbangan bagi

beberapa perusahaan.

Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang periode, maka rumus

berikut dapat dipakai untuk menghitung periode pengembalian:

𝐏𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 =

𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐝𝐚𝐧𝐚

𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐊𝐚𝐬 𝐌𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧𝐚𝐧

𝐅𝐕𝑨𝑵=𝐏𝐕 .[ (𝟏 + 𝒓)𝒏 − 𝟏

𝒓 ]

Page 46: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

46

CONTOH KASUS

TIME VALUE OF MONEY

Metode Yang Digunakan

1. Future Value (Nilai yang akan datang)

PT. Sampoerna mengeluarkan sejumlah uang untuk investasi pada PT. Dji Sam Soe sebesar

Rp50.000.000 yang memberikan bunga 5% / tahun. Dalam waktu 4 tahun, berapakah jumlah

uang yang akan diterima?

Penyelesaian:

FV ( 5% , 4 ) = Rp50.000.000 ( 1 + 0,05 )4

= Rp50.000.000 (1,22)

= Rp 61.000.000

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan jika PT. Sampoerna berinvestasi

sebesar Rp50.000.000 selama 4 tahun dan dengan bunga 5% / tahun. Maka PT. Dji Sam Soe

akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 11.000.000 dan investasinya menjadi Rp

61.000.000 pada akhir tahun ke 4.

2. Present Value ( Nilai sekarang )

PT. Yamaha akan mendapatkan uang dari PT. Honda sebesar Rp70.000.000 pada 3 tahun

yang akan datang. Berapakah nilai yang setara pada saat ini jika bunganya 4%?

Penyelesaian:

PO = Rp 70.000.000 [ 1/ ( 1 + 0,04 )3]

= Rp 70.000.000 [1/1,12]

= Rp 70.000.000 [0.89]

= Rp 62.300.00

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan uang yang akan diterima

sejumlah Rp 70.000.000 memiliki nilai Rp 62.300.000 pada permulaan periode (sekarang).

Page 47: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

47

3. Anuitas (Annuity)

a. PT. Dardor ingin meminjam uang namun hanya sanggup membayar Rp 85.000.000 per

tahun selama 5 tahun. Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh PT. Dardor pada

saat ini? Dengan tingkat bunga 10%. Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan beri

kesimpulan.

Penyelesaian:

PV = Rp 85.000.000 ÷ [ (1+0,1)5−1

0,1]

= Rp 85.000.000 ÷ [0,61

0,1]

= Rp 85.000.000 ÷ [6,1]

= Rp 13.934.426

Kesimpulan:

Bank akan meminjamkan uang kepada PT. Dardor sebesar Rp 13.934.426 dengan

pembayaran yang dibayarkan sebanyak Rp 85.000.000 setiap tahun selama 5 tahun.

b. Tuan Hansom ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp35.000.000 per tahun

selama 4 tahun dengan suku bunga sebesar 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya

nanti?

Penyelesaian:

FV = Rp 35.000.000 [ (1+0,05)4−1

0,05]

= Rp 35.000.000 [0,22

0,05]

= Rp 35.000.000(4,4)

= Rp 154.000.000

Kesimpulan:

Dengan demikian, dengan menabung Rp 35.000.000 per tahun selama 4 tahun dengan

suku bunga 5%, maka Tn. Hansom akan memiliki dana Rp 154.000.000.

Page 48: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

48

4. Periode Pengembalian (Payback Period)

Sebuah perusahaan ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang

menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan usaha yang berbeda. Sebuah usaha A

memiliki nilai investasi Rp1.000.000, dengan masa manfaat 10 tahun, dan menghasilkan arus

kas sebesar Rp250.000. Sedangkan usaha B mempunyai nilai investasi Rp.500.000, dengan

masa manfaat 8 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp.250.000. Hitung

dan tentukanlah proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah.

Penyelesaian:

Keterangan Usaha A Usaha B

Investasi Rp 1.000.000 Rp. 500.000

Masa manfaat (dalam tahun) 10 tahun 8 tahun

Arus kas tahunan selama masa manfaaat Rp 250.000 Rp 250.000

Periode pengembalian (dalam tahun) 4 tahun 2 tahun

Analisis:

Investasi pada Usaha A mempunyai periode pengembalian 6 tahun lebih cepat dari 10

tahun masa manfaat diawalnya, sedangkan investasi dalam Usaha B mempunyai periode

pengembalian 6 tahun lebih cepat dari 8 tahun masa mafaat diawalnya. Jadi perusahaan

seharusnya lebih memilih Usaha B, karena periode pengembalian lebih cepat yaitu dalam

waktu 2 tahun lamanya.

Page 49: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

49

KASUS I

TIME VALUE OF MONEY

Metode Yang Digunakan

1. Future Value

Tn. Widada menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya

dalam bentuk deposito senilai Rp65.000.000 pada Bank Bing. Dengan tingkat suku bunga

8% per tahun. Berapa uang yang diterima Tn. Widada pada akhir tahun ke-5?

2. Present Value

Tentukan nilai sekarang dari uang Imam sejumlah Rp60.000.000 yang jatuh tempo 3 tahun

dengan tingkat bunga 5%?

3. Annuity (Anuitas)

a. Nona Nirna sanggup membayar Rp30.000.000 per tahun selama 10 tahun. Berapa banyak

pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Nirna pada saat ini? Dengan tingkat bunga 3%.

Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah.

b. Tuan Gorgeous ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp25.000.000 per tahun

selama 6 tahun dengan suku bunga sebesar 8%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya

nanti?\

4. Payback Period

PT. Ranarene ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang

menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah proyek

A memiliki nilai investasi Rp1.550.000, dengan masa manfaat 12 tahun, dan menghasilkan

arus kas sebesar Rp245.000. Sedangkan proyek B mempunyai nilai investasi Rp1.550.000,

dengan masa manfaat 13 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp260.000.

Hitung dan tentukan proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah!

Page 50: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A

UNIVERSITAS GUNADARMA

150

KASUS II

TIME VALUE OF MONEY

Metode yang digunakan

1. Future Value

Tn. Abdulah menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya

dalam bentuk deposito senilai Rp80.000.000 pada Bank Beng. Dengan tingkat suku bunga

3% per tahun. Berapa uang yang diterima Tn. Abdulah pada akhir tahun ke-3?

2. Present Value

Tentukan nilai sekarang dari uang Monica sejumlah Rp75.000.000 yang jatuh tempo 5 tahun

dengan tingkat bunga 7%?

3. Annuity (Anuitas)

a. Nona Aqila sanggup membayar Rp55.000.000 per tahun selama 5 tahun. Berapa banyak

pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Aqila pada saat ini? Dengan tingkat bunga 5%.

Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah!

b. Tuan Roy ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp40.000.000 per tahun selama 10

tahun dengan suku bunga sebesar 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya nanti?

4. Payback Periode

PT. Ambyar ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang

menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah proyek

A memiliki nilai investasi Rp2.200.000, dengan masa manfaat 10 tahun, dan menghasilkan

arus kas sebesar Rp330.000. Sedangkan proyek B mempunyai nilai investasi Rp2.200.000,

dengan masa manfaat 12 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp350.000.

Hitung dan tentukan proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah!

Page 51: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

151

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

Page 52: BAB I UNIVERSITAS GUNADARMA HPP KONVENSIONAL · BAB III ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan

LABORATORIUM

AKUNTANSI LANJUT A UNIVERSITAS GUNADARMA

PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020

152

CONTOH KASUS FORM 1

CONTOH KASUS FORM 2