bab i-v.pdf
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada masa sekarang ini perusahaan di Indonesia dihadapkan pada
tantangan masa depan yang cukup berat, salah satunya adalah era globalisasi yang
semakin pesat dan persaingan yang semakin tajam khususnya pada dunia usaha
yang mengakibatkan bertambahnya masalah yang dihadapi manajemen, untuk
menghadapi jalannya operasi usaha secara langsung maupun tidak langsung hal
itu membawa pengaruh terhadap situasi dan aktivitas perusahaan.
Teknologi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, teknologi yang berkembang dengan baik akan
memudahkan kelancaran dalam semua aspek kehidupan, salah satunya dalam
aspek bisnis, perusahaan yang menjalankan kegiatan operasinya dengan dasar
teknologi khususnya komputer dapat meningkatkan mutu dan kepercayaan dari
konsumen.
Agar dapat bersaing dalam era globalisasi, setiap perusahaan harus
mampu meningkatkan kemajuan teknologinya dalam mencapai kinerja yang
maksimal, oleh karena itu penting bagi para pengusaha dan perusahaannya untuk
menyadari betapa pentingnya teknologi dalam membantu pelaksanaan aktivitas
perusahaan, salah satunya adalah dengan pelaksanaan sistem pengolahan data
elektronik.
Dengan adanya permasalahan dalam manajemen perusahaan, tentunya
masalah tersebut akan semakin kompleks dengan bertambahnya aktivitas dalam
perusahaan. Untuk mengatasi masalah yang dialaminya, perusahaan hendaknya
mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan akurat, langkah paling tepat yang
dapat diambil oleh pimpinan perusahaan adalah bagaimana seharusnya
menerapkan sistem akuntansi yang baik yaitu yang dapat mengatur pelaksanaan
kegiatan perusahaan dan dapat menunjang efektivitas pengendalian internal
penjualan sehingga dapat membantu pimpinan perusahaan dalam
menentukan kebijakan yang akan ditempuh selanjutnya.
Pengolahan Data Elektronik (PDE) merupakan suatu alat pendukung
dalam mengolah data secara tepat, cepat dan akurat dan memberikan dampak
yang baik dalam penghematan biaya, waktu dan tenaga. Pentingnya alat
pengolahan data elektronik yang berbasis komputer dalam suatu pengendalian
disebabkan karena volume data yang harus diolah pada perusahaan besar yang
tidak mungkin dilaksanakan secara manual.
PT. Galamedia Bandung Perkasa adalah salah satu perusahaan yang sudah
menggunakan sistem pengolahan data elektronik yang bergerak dalam bidang
penerbitan surat kabar, yaitu penjualan koran. Untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya, PT. Galamedia Bandung Perkasa perlu mempertahankan
eksistensi perusahaan khususnya penjualan koran didalam memberikan pelayanan
yang optimal kepada masyarakat dan mewujudkan tujuan perusahaan yang lebih
ditetapkan, oleh karena itu pimpinan perusahaan dihadapkan pada masalah untuk
mengambil keputusan yang tepat agar tujuan dapat tercapai, untuk tujuan tersebut
dibutuhkan suatu alat bantu manajemen yaitu informasi akuntansi. Informasi
akuntansi akan dihasilkan oleh sistem akuntansi, oleh sebab itu pimpinan
perusahaan harus mampu menciptakan suatu sistem akuntansi khususnya sistem
pengolahan data elektronik berbasis komputer yang memadai agar dapat
menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam membantu
pengambilan keputusan.
Sistem penjualan yang baik akan lebih tepat bila didukung oleh sistem
pengolahan data elektronik penjualan berbasis komputer dan pengendalian
internal, sistem pengendalian meliputi organisasi yang dikoordinasi untuk
menjaga kekayaan perusahaan mengecek keandalan data penjualan perusahaan,
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Jadi dengan adanya Sistem PDE Penjualan yang memadai diharapkan dapat
menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan.
Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Manikam (2009) dalam skripsi
yang berjudul “Manfaat Pengolahan Data Elektronik (PDE) Penjualan Atas
Pengendalian Penjualan” yang menyimpulkan bahwa sistem pengolahan data
elektronik penjualan yang dilaksanakan secara memadai, bermanfaat atas
pengendalian penjualan. Terdapat perbedaan dalam judul yang akan diteliti,
apabila penelitian yang dilakukan oleh Manikam meneliti tentang manfaat, maka
penulis dalam penelitian ini meneliti tentang pengaruh dan efektivitas
pengendalian internal penjualan, begitu juga dengan perbedaan lokasi dan waktu
penelitiannya.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul :
“PENGARUH SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK
PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL
PENJUALAN “
( Studi Kasus pada PT. Galamedia Bandung Perkasa )
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti
sebagai berikut :
1. Apakah Sistem PDE Penjualan yang diterapkan dan dijalankan PT.
Galamedia Bandung Perkasa telah memadai.
2. Bagaimana pengaruh Sistem PDE Penjualan terhadap efektivitas
pengendalian internal penjualan perusahaan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maksud dan tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui kememadaian Sistem PDE Penjualan yang
diterapkan dan dijalankan PT. Galamedia Bandung Perkasa.
2. Untuk mengetahui pengaruh Sistem PDE Penjualan terhadap
efektivitas pengendalian internal penjualan perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Data dan informasi serta hasil yang diperoleh dari penelitian ini
diharapkan bermanfaat terutama :
1. Bagi Perusahaan, dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai dokumentasi
dan dapat menjadi sumber informasi ketika dibutuhkan khususnya
mengenai Sistem Informasi Akuntansi Penjualan.
2. Bagi Penulis, penelitian ini merupakan sarana yang tepat untuk
mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat selama di bangku perkuliahan
serta dapat menjadi sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.
3. Bagi Pembaca, hasil laporan ini dapat dijadikan sarana penambah ilmu,
sumber informasi dan rujukan sehingga dapat membantu pembaca dalam
memahami Sistem Informasi Akuntansi Penjualan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Seorang manajer dituntut untuk dapat melakukan pengendalian dengan
baik, dengan cara mengawasi pekerjaan setiap bagian sehingga dapat mengetahui
semua aktivitas perusahaan, sebagian dari tugas dan wewenang manajemen harus
didelegasikan kepada beberapa pelaksana yang ada dibawahnya. Manajemen
membutuhkan alat dalam melaksanakan pengendaliannya agar tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dapat dicapai sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dalam kaitan dengan penjualan suatu Sistem Pengolahan Data Elektronik
Penjualan yang disertai dengan sistem pengendalian internal penjualan yang
memadai akan memungkinkan diterimanya pendapatan dari penjualan secara
lengkap dan utuh. Mengingat penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan
yang dapat menghasilkan penerimaan tunai maupun kredit. Menurut Kothler
(2000;120) pengertian penjualan adalah sebagai berikut :
“Sales is business transaction involving the delivery of a commodity, an
item, of the merchandtdise of property, a right, or a service, in exchange
for (the receipt of) cash, a promise to pay, or money equivalent, or for
any combination of this item : it is recorded and reported in terms of the
amount of such cash, promise yo pay, or money equivalent”
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan pemindahan
hak milik dari penjual kepada pembeli dengan mengganti sejumlah uang sebagai
penggantinya.
Alasan perlunya sistem penjualan dalam perusahaan didasarkan atas tujuan
penyusunan Sistem Informasi Akuntansi menurut Bodnar (2004;19) adalah
sebagai berikut :
1. To Improve the quality of information
2. To improve internal control
3. To minimize cost, where appropiate
Berdasarkan pernyataan diatas, jelas bahwa tujuan utama dalam
penyusunan sistem informasi akuntansi tersebut adalah untuk meningkatkan
kualitas informasi yang tepat waktu, relevan, akurat, lengkap dan untuk
meningkatkan pengendalian internal, serta untuk meminimalkan biaya dimana
sesuai.
Dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat, maka sistem
informasi akuntansi juga perlu mengikuti perkembangan teknologi yang ada yaitu
dengan pengolahan data secara elektronik. Penggunaan sistem Pengolahan Data
Elektronik penjualan akan memberikan suatu manfaat yang sangat berarti, hal ini
disebabkan karena pengolahan data secara manual sudah tidak up to date lagi.
Menurut Bodnar (2004;195) pengertian pengolahan data elektronik (electronic
data processing/EDP) adalah sebagai berikut :
“EDP vary in the degree to which they are computerized. Some system,
althought computerized, rely heavily on paper documents”.
Sistem penjualan menyediakan bukti pencatatan dan pelaporan yang
memadai atas seluruh aktivitas penjualan sehingga dapat menciptakan
pengendalian internal penjualan. Dalam mendukung pengendalian internal yang
efektif diperlukan suatu pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi yang efektif
pula. Pengertian pengendalian internal menurut COSO (2000;3) sebagai berikut :
“Internal control is process, effected by an entity’s board of directors,
management, and other personnel, designed to provide reasonable
assurance regarding the achievment of objectives in the following
categories : effectiveness and efficiency of operations, reliability of
financial reporting, compliance with applicable laws and regulation”.
Definisi diatas menjelaskan bahwa pengendalian internal merupakan suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan orang-orang lain
yang dirancang untuk memberikan jaminan secara wajar dari tujuan pengendalian
internal.
Romney dan Steinbart (2003;196) menetapkan tujuan pengendalian
sebagai berikut :
“1. Effectiveness and efficiency of operations
2. Reliability of financial reporting
3. Compliance with aplicable laws and regulations”.
Tujuan-tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan operasi yang efektif dan efisien
Tujuan pengendalian internal yang berhubungan dengan efisiensi dan
efektivitas operasi ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang
tidak perlu dalam segala kegiatan bisnis perusahaan.
2. Keandalan laporan keuangan
Pengendalian internal dirancang untuk memberikan jaminan proses data
akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal.
3. Kesesuaian hukum dan peraturan perundang-undangan
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen mentapkan kebijakan
dan prosedur.
Arren et al (2006;273) menetapkan tujuan pengendalian internal atas
penjualan sebagai berikut :
“1. Recorded sales are for shipments actually made to customers
(existence).
2. Existing sales transactions are recorded (completeness).
3. Recorded sales are for the amount of goods shipped and are
correctly billed and recorded (accuracy).
4. Sales transaction are properly classified (classification).
5. Sales are recorded on the correct dates (timing).
6. Sales transaction are properly included in the accounts receivable
master file and are correctly summarized (posting and
summarization)”.
Tujuan-tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman actual kepada pelanggan
non fiktif (keberadaan)
2. Penjualan yang telah dicatat (kelengkapan)
3. Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan
ditagih serta dicatat dengan benar (akurasi)
4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi)
5. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai (tepat waktu)
6. Transaksi penjualan dimasukan dengan pantas dalam berkas induk dan
ikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)
Sistem pengolahan data elektronik penjualan yang diterapkan dan
dijalankan secara memadai akan terkandung didalamnya pengendalian internal
penjualan yang memadai pula. Sistem pengolahan data elektronik dan
pengendalian internal yang memadai sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena
kedua hal tersebut sangat membantu pimpinan perusahaan dalam melakukan
pengendalian terhadap efektivitas penjualan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mengajukan hipotesis
untuk penelitian sebagai berikut :
“Sistem Pengolahan Data Elektronik Penjualan yang diterapkan dan
dijalankan secara memadai, berpengaruh terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal Penjualan”.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dan
asosiatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Teknik penelitian ini dilakukan dengan cara penulis mengadakan survey
langsung ke lokasi penelitian melalui :
a. observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati secara langsung
terhadap objek yang diteliti.
b. wawancara dengan pejabat yang berwenang serta dengan
mengumpulkan data lainnya yang bersumber dari dokumen dan catatan
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi
yang sebenarnya terjadi di tempat kejadian.
c. Kuesioner, yaitu alat bantu untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan data yang
terdaftar kepada responden.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mencari informasi
dari literatur, dan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.data-
data yang diperoleh kemudian digunakan dalam rumusan teori-teori dan
landasan bagi penganalisaan data di perusahaan.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,
Penelitian akan dilakukan pada PT. Galamedia Bandung Perkasa yang berlokasi
di jalan Blk Factory No 2-C Ruko Banceuy Bandung, Tlp 4210063 sedangkan
waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan selesai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002;849) yaitu :
“Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang”.
2.2 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu alat Setiap perusahaan
menggunakan sistem informasi yang berbeda, namun pada dasarnya sistem
informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat
efisiensi dan efektifitas, oleh karena itu manajemen perusahaan membuat sistem
informasi akuntansi dengan kebutuhan perusahaan, sistem informasi akuntansi
menghasilkan informasi yang dapat diandalkan, ditujukan untuk membantu
manajemen perusahaan dalam mengkoordinir, mengelola, serta menghindari
adanya kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan bagi
perusahaan.
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Informasi yang diperoleh dalam suatu perusahaan merupakan hasil dari
aktivitas akuntansi yang memerlukan suatu rancangan kerja agar informasi
tersebut dapat melaksanakan fungsinya secara efisien dan efektif. Untuk itu
diperlukan penerapan sistem informasi akuntansi yang dapat melayani seluruh
aktivitas perusahaan terutama dari segi akuntansinya.
Pendapat Bodnar dan Hopwood (2004;1) tentang sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berikut :
“Accounting information system is a collection of resources, such as
people and equipment, designed to transform financial and other
data into information. This information is communicated to a wide
variety of decision makers. Accounting informations system perform
this transformation whether they are essentially manuals systems or
thoroughly computerized”.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber seperti manusia, peralatan dan
berbagai laporan untuk mengubah data menjadi informasi yang berguna dan dapat
dijadikan sebagai dasar oleh para pemakai informasi untuk mengambil keputusan
dan merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan perusahaan dengan
sistem manual atau melalui sistem komputerisasi guna pencapaian tujuan.
2.2.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Fungsi sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2007;9)
adalah :
“Mendukung aktivitas sehari-hari perusahaan, mendukung proses
pengambilan keputusan, membantu dalam memenuhi tanggung
jawab pengelolaan perusahaan”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi sistem informasi
akuntansi adalah untuk mendukung aktivitas perusahaan, mendukung pimpinan
dalam mengambil keputusan, dan membantu dalam memenuhi pengelolaan
perusahaan.
2.2.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Didalam perusahaan pihak manajemen memerlukan sistem informasi
akuntansi untuk membantu dalam pencapaian tujuan perusahaannya. Dalam
memenuhi fungsinya, sistem informasi akuntansi harus mempunyai tujuan yang
dapat memberikan pedoman kepada pihak manajemen dalam merencanakan suatu
sistem yang dapat menghasilkan informasi yang berguna terutama dalam hal
pengelolaan penjualan.
Tujuan penyusunan Sistem Informasi Akuntansi menurut Bodnar dan
Hopwood (2004;19) adalah sebagai berikut :
“1. To improve the quality of information
2. To improve internal control
3. To minimize cost, where appropiate”.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi menurut Hall (2004;16) adalah
sebagai berikut :
“1. To support the stewardship function of management
2. To support management decision making
3. To support the firm’s day-to-day operations”.
Seluruh tujuan sistem informasi tersebut harus saling berhubungan,
peningkatan baik kualitas maupun kuantitas informasi yang diperlukan serta
metode internal check/pengendalian internal tidak dapat dilaksanakan apabila
mendorong kenaikan biaya yang lebih tinggi, sehingga harus meminimalisasikan
biaya tetapi pengendalian internal dan kualitas informasi yang dihasilkan bisa
diterima untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
2.3 Pengolahan Data Elektronik
Semakin berkembangnya kemajuan teknologi maka semakin kompleks
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan baik dalam bidang penjualan,
produksi, keuangan, pembelian, personalia maupun bidang akuntansi. Salah satu
permasalahan utamanya adalah sistem pengolahan data. Terutama dalam
pengolahan data transaksi yang semakin tinggi dan tidak mungkin dikerjakan
secara manual. Perusahaan sangat memerlukan suatu alat untuk mengolah data
tersebut dan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghasilkan informasi
yang cepat, relevan, lengkap, akurat. Alat pengolahan data tersebut adalah
komputer. Komputer merupakan unsur yang sangat penting dalam mengolah data
menjadi informasi yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya. Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan besar maupun menengah yang
telah memasang perangkat komputer didalam perusahaannya untuk mengolah
data.
2.3.1 Pengertian Pengolahan Data Elektronik
Pengolahan data elektronik terbagi dalam tiga unsur. Unsur yang pertama
adalah pengolahan yang merupakan suatu rangkaian kegiatan atau tindakan atas
operasi untuk tercapainya suatu tujuan. Unsur yang kedua adalah data yang
merupakan sekumpulan catatan-catatan tentang fakta yang belum terkoordinasi
yang nantinya dapat dikoordinasikan. Unsur yang terakhir adalah unsur elektronik
yang tentunya sangat erat kaitannya dengan komputer.
Pengolahan data elektronik/electronic data processing (EDP) terdiri dari
beberapa kata yang memiliki arti tersendiri. Definisi Pengolahan Data Elektronik
menurut Bodnar (2004;195) adalah sebagai berikut :
“EDP vary in the degree to which they are computerized. Some system,
althought computerized, rely heavily on paper documents”.
Pengertian Pengolahan Data Elektronik menurut Sondang P. Siagian
(2002;81) adalah sebagai berikut :
“Pengolahan data secara elektronik merupakan serangkaian kegiatan
yang dimaksudkan untuk penyediaan informasi dengan
menggunakan komputer yng mencakup pengumpulan, pemrosesan,
penyimpanan, dan pengawasan hasil olahan tersebut.
Dalam hubungannya dengan sistem informasi maupun pengolahan data
merupakan dasar kebutuhan manajemen untuk mendapatkan informasi yang
dijadikan landasan dengan pengambilan keputusan manajemen.
Untuk mendapatkan informasi tersebut dibutuhkan suatu data. Pengertian
Data menurut Romney dan Steinbart (2006;5) adalah :
“Data are facts that are collected, recorded, stored, and processed by
an information system”.
Jadi data adalah fakta, bagian atau apapun yang dapat digunakan sebagai
input dalam menghasilkan suatu informasi. Data bisa digunakan sebagai bahan
untuk diskusi, pengambilan keputusan, perhitungan, atau pengukuran.
Setelah data itu diproses, kemudian akan menghasilkan suatu informasi.
Pengertian Informasi menurut Hall (2007;4) adalah :
“Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk
pembuatan keputusan”.
Jadi informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang sangat berguna
bagi orang yang menerimanya. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan
bahwa data, pengolahan data, dan informasi merupakan suatu rangkaian yang
saling berhubungan.
Sistem pengolahan data secara manual tidak mungkin terlaksana dalam
waktu yang relatif singkat. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan
manusia dan juga volume data yang semakin besar dan kompleks. Sedangkan
informasi yang merupakan hasil dari pengolahan data harus memenuhi kriteria
tepat waktu. Waktu merupakan faktor penting sehingga harus digunakan suatu
alat bantu dalam pengolahan data dan juga harus menghasilkan suatu informasi
yang akurat. Alat bantu tersebut adalah komputer yang merupakan suatu alat
teknologi yang sekarang banyak digunakan untuk lebih memahami sistem
pengolahan data elektronik.
Istilah komputer berasal dari bahasa latin computare yang artinya dalam
bahasa inggris adalah to compute, sedangkan dalam bahasa indonesia berarti
menghitung.
Pengertian komputer menurut Bodnar dan Hopwood (2004;220) adalah :
“Computer processing of accounting data typically is a two step
procedure, the first step produces preliminary report, which are
forwarded to the accounting departement for review and audit
relative to the journal, voucher listings and general legder listing”.
Sedangkan menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001;104)
pengertian komputer adalah :
“Komputer adalah suatu alat elektronik yang memiliki kemampuan
mengolah data dengan kapasitas yang besar”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Komputer merupakan suatu alat elektronik yang mampu digunakan untuk
mengolah data menjadi suatu informasi melalui proses tertentu dengan
kapasitas yang besar.
2. Komputer merupakan suatu mesin yang bekerja dengan kecepatan tinggi
yang mempunyai ketepatan dan kemampuan menyimpan instruksi.
3. Komputer merupakan elektronik yang mampu melaksanakan tugas-tugas
pengendalian berdasarkan program-program yang tersimpan.
Berdasarkan pengertian pengolahan data elektronik dan pengertian
komputer, keduanya memiliki hubungan yang erat. Pengolahan data menjadi
informasi akan diubah melalui bantuan komputer sebagai alat elektronik dengan
cara mengubah data yang berupa angka maupun tulisan kedalam bahasa yang
dimengerti oleh komputer.
2.3.2 Tujuan Pengolahan Data Elektronik
Tujuan pengolahan data elektronik adalah untuk menghasilkan data yang
berguna bagi yang pemakainya. Azhar Susanto (2003;89) mengungkapkan
mengenai tujuan sistem pengolahan data elektronik antara lain :
“1. Relevansi
2. Jumlah data yang dapat dikumpulkan
3. Efisiensi
4. Ketepatan Waktu
5. Fleksibilitas
6. Ketelitian dan Keamanan
7. Ekonomis”.
Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Relevansi : Disebabkan adanya keterbatasan dalam mengolah dan
menyimpan, komputer tidak mempunyai kemampuan untuk menangani
semua data yang diperoleh. Oleh karena itu, hanya data yang sangat
berhubungan dengan pengolahan suatu transaksi pada suatu saat saja yang
akan diperhtikan dan data yang tidak ada relevansinya pada saat tersebut
sebaiknya diabaikan.
2. Jumlah data yang dapat dikumpulkan : Merupakan ukuran dari jumlah data
yang dapat dikumpulkan, diolah dan disediakan untuk pemakai selama
waktu tertentu. Ukuran tersebut sangat penting diperhatikan sebagai salah
satu tolak ukur dalam menilai kemampuan sistem komputer dalam
menangani jumlah data, dalam memasukan, mengolah dan menghasilkan
informasi yang berasal dari sejumlah transaksi.
3. Efisiensi : Dalam mengumpulkan dan mengolah data harus seefisien
mungkin. Efisien berhubungan dengan hasil yang dicapai dibandingkan
dengan pemasukannya. Meningkatkan efisiensi dalam mengkonversi data
pada umumnya akan meningkatkan tolak ukur keberhasilan suatu sistem.
4. Ketepatan Waktu : Ketepatan waktu dalam mengumpulkan dan mengolah
data dan menghasilkan informasi kepada pemakai merupakan tujuan yang
sangat penting dalam situasi tertentu.
5. Fleksibilitas : Merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan untuk
pemakai akan informasi secara lancar dan serbaguna dan dihubungkan
dengan perubahan dalam mengkonversi data. Hal ini disebabkan oleh
karena perusahaan dengan berbagai kebutuhan akan sistem informasi
memerlukan fleksibilitas yang tinggi.
6. Ketelitian dan Keamanan : Kesalahan dan kehilangan data merupakan
faktor yang menentukan dalam menilai dapat dipercayanya konversi data.
Oleh karena itu dalam mengkonversi data perlu tindakan dan ukuran-
ukuran pengamanan yang cukup.
7. Ekonomis : Perlu dipertimbangkan manfaat yang dicapai dibandingkan
dengan biaya yang dikorbankan dalam mengkonversi data.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan data
elektronik mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah :
1. Mengumpulkan data yaitu data yang di dapatkan dari sistem pengolahan
transaksi.
2. Memanipulasi data yaitu mengklasifikasikan, menyusun, memindah data
dari suatu tempat ke tempat lain, melakukan penghitungan, dan membuat
inti sarinya.
3. Menyimpan data yaitu data dapat disimpan dengan menggunakan flashdisk
atau perangkat penyimpanan lainnya.
4. Penyiapan laporan yaitu data dapat dikeluarkan ke dalam beberapa macam
bentuk laporan yang sudah di program sebelumnya.
2.3.3 Unsur-unsur Sistem Pengolahan Data Elektronik
Dalam suatu sistem komputer atau sistem pengolahan data elektronik
terdapat unsur-unsur yang sangat berpengaruh terhadap pengolahan data seperti
yang diungkapkan oleh Azhar Susanto (2007;207) adalah :
“1. Perangkat Keras (Hardware)
2. Perangkat Lunak (Software)
3. Perangkat Manusia (Brainware)”.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pengolahan data elektronik harus saling
berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Hardware tanpa adanya software
tidak dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Hardware yang sudah didukung
oleh software juga tidak akan berfungsi kalau tidak ada brainware yang
mengoperasikannya.
2.3.3.1 Perangkat Keras (Hardware)
Pengertian Hardware menurut Azhar Susanto (2007;207) adalah sebagai
berikut :
“Merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan
mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi”.
Hardware merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan pengolahan
data elektronik. Hardware terdiri dari lima unsur utama, yaitu :
Unsur unit masukan (input device) terdiri dari :
a. Metode Off-line
Dengan metode ini, dimana data dipersiapkan sebelum dimasukan
kepengolahan komputer dengan menggunakan media yang tidak
berhubungan langsung dan dikontrol oleh komputer.
Adapun media tersebut antara lain berupa mesin, yaitu :
Key-punch machine
Merupakan mesin yang mengolah kartu-kartu tekan dengan memasukan
data ke dalamnya melalui lubang-lubang yang diciptakannya dan
merupakan catatan.
Paper tape machine
Merupakan mesin yang lebih sederhana dan lebih kecil jika
dibandingkan dengan key-punch machine yang fungsinya untuk
mengolah data melaui gulungan kertas pita.
Key-to-tape and key-to-disk devices
Merupakan media “offline” yang umum digunakan sekarang. Data
dipersiapkan pada pita magnetik atau disket magnetik.
b. Metode On-line
Unsur memasukan data secara online melalui media yang telah diolah
terlebih dahulu antara lain kartu tekan (punched card), pita tape, pita
magnetik yaitu melalui : card reader, paper tape reader, magnetic disk
drive dan juga keyboard.
Adapun bentuk lainnya adalah :
Printer Terminal
Sama dengan mesin tik listrik dan merupakan kombinasi keyboard
dengan printer.
Video Terminals
Disebut juga Cathode Ray Tube (CRT) dengan bantuan keyboard
memasukan data. Video terminals berdasarkan kemampuannya dibagi
beberapa jenis yaitu :
- Video terminals yang pasif atau dumb yang memiliki tempat
penyimpanan data yang terbatas dan merupakan sirkuit yang
sederhana dan lebih banyak berfungsi untuk mengeluarkan
informasi dari CPU khususnya secara “real time”.
- Video terminals yang smart. Pada umumnya telah memiliki
kapasitas yang cukup untuk menyimpan data dan memiliki
kemampuan yang logis dan sederhana untuk mempersiapkan data
sebelum diteruskan ke CPU.
- Video terminals yang intelligence. Memiliki lebih banyak
kemampuan penyimpanan data dan kemampuan yang logis untuk
mempersiapkan dan mengolah data.
- Telephone oriented terminals yang merupakan terminal yang
menghubungkan melalui telepon ke sistem komputer.
- Character recognition devices. Ada dua jenis dari bentuk ini yaitu
Optical Character Recognition (OCR) dan Magnetic Ink Character
Recognition (MICR).
Unsur unit utama (central processing unit)
Merupakan jantungnya dari komputer dan merupakan unit intelligence dari
suatu sistem pengolahan data. Unit terdiri dari :
a. Control unit, yang digunakan untuk mengontrol seluruh kegiatan unsur
pengolahan data baik atas masukan, pengolahan (primary storage)
maupun atas kelauaran atru hasil.
b. Arithmetic logic unit yang digunakan untuk menyajikan perhitungan
arithmetic yang pokok dan operasi yang logis, misalnya
membandingkan dua angka.
c. Primary storage yang bersifat permanen yaitu data tetap tinggal begitu
diisi dan hanya dapat dihapus dengan suatu cara yang khusus.
Unsur unit pengeluaran (output device)
Merupakan fase terakhir dari pengolahan data, menciptakan informasi dan
sekaligus fase kontak antara alat menciptakan informasi dengan pemakai.
Unit ini terdiri dari :
a. Cathode Ray Tube (CRT)
Merupakan layar video terminal yang melayani pemasukan data dan
mengeluarkan informasi.
b. Hard copy output
Merupakan printer yang mengelarkan kertas tercetak (continous form)
Unsur unit penyimpanan kedua (secondary storage)
Digunakan untuk penyimpanan data yang jumlahnya cukup besar dan
kurang ekonomis apabila disimpan di main storage disamping
penyimpanan atas data yang untuk sementara tidak akan digunakan atau
berhubungan dengan CPU.
Unsur unit komunikasi (communication device)
Diperlukannya unit komunuikasi antara lain membentuk jaringan,
terutama disebabkan pengolahan data telah didistribusikan dan pemasukan
maupun pengeluaran data telah dipisahkan oleh jarak dan tempat.
2.3.3.2 Perangkat Lunak (Software)
Pengertian Software menurut Azhar Susanto (2007;234) adalah sebagai
berikut :
“Merupakan kumpulan dari program-program yang digunakan
untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer”.
Software terdiri dari :
System software, merupakan perangkat lunak yang lebih ditekankan
kepada langkah-langkah dimulainya pengoperasian komputer, jadi lebih
bersifat pendekatan atas pengoperasian mesin berupa kegiatan persiapan,
modifikasi dan mengeksekusi application software.
Application software, melakukan kegiatan pengolahan informasi yang
diperlukan pemakai.
2.3.3.3 Perangkat Manusia (Brainware)
Menurut Azhar Susanto (20047;254) pengertian brainware adalah
sebagai berikut :
“Brainware atau Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya
yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi, pengumpulan dan
pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi tersebut”.
Komponen brainware pada umumnya dibagi dalam bagian yang dapat
menunjang adanya internal check yang memadai menurut Azhar Susanto
(2004;187) yaitu :
“Information System Manager
System analist
Network administrator
Programmer
Computer operator
Librarian”.
Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Information System Manager : adalah seorang pemimpin departemen
sistem informasi atau sumber daya manusia.
System analist : adalah seorang yang bertanggung jawab untuk
menganalisis dan merancang sistem informasi.
Network administrator : adalah seseorang yang dapat menjamin database
dipakai sesuai kebutuhan.
Programmer : adalah seseorang yang bertugas untuk membuat program
sesuai arahan analis sistem.
Computer operator : adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk
mengoperasikan aplikasi sistem informasi.
Librarian : adalah seorang yang bertugas untuk menyimpan dan
mengamankan dokumen dan backup software.
2.3.4 Metode Pengolahan Data Elektronik
Metode pengolahan data dalam sistem pengolahan data elektronik menurut
Bodnar dan Hopwood (2004;201) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
“1. Paper – Based Processing System (Batch Processing)
2. Paperless Processing System (On-Line Processing)”.
Kedua cara metode pengolahan data diatas diuraikan sebagai berikut :
1. Sistem Pemrosesan Berbasis Kertas (Batch Processing)
Pada dasarnya seluruh sistem berdasarkan kertas untuk memproses
transaksi akan beorientasi batch. Dalam sistem ini, transaksi-transaksi
dimasukan ke dalam komputer dalam bentuk batch. Batch-batch ini
kemudian diproses secara periodik.
Pemrosesan secara batch dapat dilakukan dengan cara :
Pemrosesan batch dengan memperbaharui file berurutan.
Pemrosesan batch dengan memperbaharui file akses acak.
2. Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas (On-Line Processing)
Pemrosesan batch maupun real-time dapat digunakan dalam sistem
pemrosesan tanpa kertas. Pada pemrosesan real-time, kadang kala disebut
pemrosesan real-time online, transaksi diproses pada saat transaksi itu
diinputkan ke dalam sistem.
Metode ini terbagi menjadi dua yaitu :
Pemrosesan Batch dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas.
Pemrosesan Real-time dalam Sistem Pemrosesan Tanpa Kertas.
2.3.5 Keterbatasan Pengolahan Data Elektronik
Pengolahan data elektronik mempunyai keterbatasan, yaitu :
1. Membutuhkan tenaga yang memiliki kemampuan atau profesional
dibidang komputer.
2. Membutuhkan potensi manusia, tanpa adanya manusia yang menjalankan,
komputer adalah suatu benda mati yang tidak ada gunanya.
3. Komputer membutuhkan tenaga listrik, untuk pengoperasiannya.
4. Apabila terdapat kesalahan pada program atau proses pemasukan data
maka hasil yang akan diperoleh salah dan sangat sulit untuk melacaknya
kembali.
5. Pemeliharaan terhadap komponen-komponennya sangat sulit untuk
dilakukan dan membutuhkan biaya yang tidak kecil.
2.4 Penjualan
Salah satu aktivitas yang tidak kalah pentingnya adalah penjualan.
Penjualan merupakan titik sentral bagi suatu perusahaan. Tujuan perusahaan
untuk memperoleh laba dari hasil penjualan merupakan unsur terpenting untuk
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
2.4.1 Pengertian Penjualan
Menurut Kothler (2000;120) pengertian penjualan adalah sebagai berikut :
“Sales is business transaction involving the delivery of a commodity, an
item, of the merchandtdise of property, a right, or a service, in
exchange for (the receipt of) cash, a promise to pay, or money
equivalent, or for any combination of this item : it is recorded and
reported in terms of the amount of such cash, promise yo pay, or
money equivalent”
Pada umumnya kegiatan penjualan dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh laba tertentu (optimal) dan mempertahankan atau bahkan berusaha
meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama, tujuan tersebut dapat dicapai
apabila penjualan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
2.4.2 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Penjualan
Menurut Mulyadi (2001;462) menjelaskan fungsi yang terkait dalam
sistem penjualan tunai adalah :
“1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Akuntansi’.
Uraian fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Penjualan : Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order
dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur
untuk pembayaran ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas : Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pembeli.
3. Fungsi Gudang : Fungsi ini bertanggung jawab menyiapakan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang yang telah dibayar pada
pembeli.
4. Fungsi Pengiriman : Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus
barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli.
5. Fungsi Akuntansi : Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat
transaksi dan penerimaan kas untuk dibuat laporan penjualan.
Sedangkan fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit menurut
Bodnar dan Hopwood (2004;248) adalah sebagai berikut :
“1. Order Entry
2. Credit
3. Finished Goods
4. Shipping
5. Billing
6. Account Receivable and General Ledger”.
Uraian fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memasukan Pesanan (order entry) : Fungsi memasukan pesanan (order
entry) memulai proses pesanan pelanggan dengan menyiapkan dokume
pesanan penjualan. Pesanan penjualan berisi penjelasan mengenai produk
yang dipesan, harganya, data dan deskriptif mengenai pelanggan seperti
nama, alamat pengiriman, dan jika diperlukan alamat penagihan.
2. Kredit (Credit) : Kredit pelanggan yang masih ada sebaiknya diverifikasi
terlebih dahulu ke bagian pengiriman barang. Untuk pelanggan reguler,
pemeriksaan kredit meliputi menentukan jumlah total kredit yang disetujui
tidak melebihi yang diotorisasi dari manajemen secara umum atau khusus,
untuk pelanggan baru, pemeriksaan kredit diperlukan untuk menentukan
jangka waktu penjualan kepada pelanggan.
3. Barang Jadi (Finished Goods) : Barang jadi diambil sesuai dengan yang
ada pada picking list. Picking list disiapkan dari dokumen pengiriman yang
disiapkan denga database pesanan untuk memproses pesanan yang telah
disetujui.
4. Pengiriman (Shipping) : Bagian pengiriman menerima perintah pengiriman
setelah cocok dengan pesanan yang ada pada picking list bersama dengan
barang yang dipesan seperti yang ada pada daftar pengepakan barang,
Informasi yang ada pada daftar pengepakan disiapkan secara independen
karena didasarkan pada pesanan yang disiapkan oleh fungsi order entry
dan disetujui oleh fungsi kredit.
5. Penagihan (Billing) : Merupakan proses terakhir dari proses pesanan
dengan menyiapkan faktur untuk pesanan yang tampak pada daftar
penagihan. Bagian penagihan melakukan verifikasi pesanan dan kemudian
menyiapkan faktur.
6. Piutang Dagang dan Buku Besar (Account Receivable and General
Ledger) : Perbedaan antara penagihan dan piutang dagang penting untuk
mempertahankan pemisahan fungsi. Bagian penagihan bertanggung jawab
untuk membuat faktur pesanan secara individual dan piutang dagang
menangani informasi rekening pelanggan dan secara periodik
mengirimkan laporan piutang dagang kepada pelanggan.
2.4.3 Sistem Pengolahan Data Elektronik Penjualan
Istilah sistem PDE penjualan muncul setelah adanya penggunaan secara
luar dalam sistem informasi akuntansi. Dengan munculnya komputer sebagai alat
bantu dalam pemrosesan data, masalah ketepatan pengitungan, konsistensi dan
motivasi dalam pemrosesan data dalam sistem pengolahan secara manual dapat
diatasi. Sistem pengolahan data menggunakan elektronik khususnya komputer
dapat dilakukan dengan lebih mudah, lebih baik, dan lebih cepat.
Siklus akuntansi dalam sistem PDE penjualan tidak berbeda dengan sistem
pengolahan secara manual, dari adanya transaksi sampai dengan penyusunan
laporan keuangan. Perbedaan pokok hanya terdapat pada penangannya. Dalam
sistem PDE pemrosesan data dilakukan dengan menggunakan komputer secara
integrasi dengan satu kali pengerjaan saja.
Dalam sistem PDE penjualan, faktur penjualan, jurnal penjualan, buku
pembantu persediaan, dan buku pembantu piutang dihasilkan dengan komputer.
Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa arsip hard
copy, namun dalam bentuk komputer dan dapat ditayangkan oleh monitor
komputer saat diperlukan.
Bila suatu transaksi dimasukan ke dalam komputer, maka transaksi
tersebut akan terintegrasi pada seluruh bagian sistem yang terkait, misalnya untuk
mencatat transaksi penjualan, faktur penjualan akan diposting ke jurnal penjualan,
buku pembantu, dan buku besar penjualan. Dengan demikian data ini akan
langsung memperbaharui laporan penjualan, laporan piutang, laporan tagihan dan
laporan keuangan. Dalam sistem pengolahan manual tentunya hal ini dilakukan
tahap demi tahap dan menghabiskan waktu yang agak lama, tetapi dengan sistem
PDE hanya dibutuhkan satu langkah untuk memperbaharui semua komponen
sistem yang terkait.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa tujuan dari
sistem PDE penjualan diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pemrosesan data-data
penjualan.
2. Mempermudah pemrosesan data penjualan.
3. Meningkatkan volume data penjualan.
4. Menyediakan informasi penjualan secara cepat, tepat, dan akurat.
5. Memudahkan dalam melakukan penelusuran kredit.
6. Memudahkan dalam melakukan pengendalian internal.
2.4.4 Pengendalian Sistem Pengolahan Data Elektronik
Menurut Azhar Susanto (2007;119) pengendalian internal dalam
pengolahan data elektronik terdiri dari :
“Pengendalian umum dan pengendalian aplikasi’.
Pengendalian Diatas akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pengendalian umum
Pengendalian umum merupakan pengendalian yang menyeluruh, yang
bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa prosedur yang diprogram
(software) telah berjalan secara efektif pada seluruh aktivitas bisnis.
Pengendalian ini meliputi :
Pengendalian atas implementasi sistem
Pengendalian atas software yang digunakan
Pengendalian atas fisik hardware
Pengendalian atas pengoperasian komputer
Pengendalian atas keamanan data dan jaringan
Pengendalian atas aktivitas administrasi
2. Pengendalian aplikasi
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian khusus atas setiap aplikasi
komputer yang digunakan, seperti aplikasi penjualan dan pemrosesan
order. Pengendalian bagi setiap aplikasi harus melibatkan semua rangkaian
proses, baik secara manual maupun komputer, mulai dari langkah awal
persiapan transaksi, pelaksanaan transaksi hingga dihasilkannya output
dari transaksi yang dilakukan.
2.5 Pengertian Efektivitas
Pengertian efektivitas menurut Azhar Susanto (2004;47) adalah sebagai
berikut :
“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan
pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk didalamnya
informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format
yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format
sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu dihubungkan
dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis yang
didalamnya informasi harus disajikan dalam waktu dan format yang tepat
sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya yang isinya sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan, jadi suatu perusahaan dapat dikatakan
beroperasi secara efektif apabila dapat menjalankan sutu proses bisnis dengan
baik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.6 Pengertian Pengendalian Internal
Pengertian pengendalian internal menurut COSO (2000;3) adalah sebagai
berikut :
“Internal control is process, effected by an entity’s board of directors,
management, and other personnel, designed to provide reasonable
assurance regarding the achievment of objectives in the following
categories : effectiveness and efficiency of operations, reliability of
financial reporting, compliance with applicable laws and regulation”.
Pendapat Azhar Susanto (2007;103) mengenai pengendalian internal
adalah sebagai berikut :
“Pengendalian internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh
dewan direksi, manajemen, dan karyawan yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi
akan dapat dicapai melalui efisiensi dan efektivitas operasi,
penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, ketaatan
terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku”.
Dari pengertian diatas bahwa pengendalian internal adalah proses yang
dipengaruhi oleh pimpinan puncak, manajer serta personel lain dalam suatu
organisasi, yang dirancang untuk menjamin dan yang ada kaitannya dengan
pencapaian tujuan efisiensi dan efektivitas operasi, reliabilitas laporan keuangan
dan ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku.
2.6.1 Komponen Pengendalian Internal
Komponen pengendalian internal menurut Bodnar dan Hopwood
(2004;111) adalah sebagai berikut :
a. “Control Environment
b. Risk Assesment
c. Control Activities
d. Information and Communication
e. Monitoring”.
Komponen pengendalian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (control environment)
Pengendalian lingkungan merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor
untuk membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan
dan prosedur tertentu.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi pengendalian lingkungan :
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Filosofi manajemen dan gaya operasi
d. Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan
komitenya
e. Struktur organisasi
f. Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab
g. Kebijakan mengenai sumber daya manusia dan penerapannya.
2. Penilaian Resiko (risk assesment)
Penilaian resiko merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang
paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi perubahan
kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang
diperlukan.
3. Aktivitas Pengendalian (control activities)
Aktivitas pengendalian diantaranya meliputi berbagai kebijakan dan
prosedur dalam perusahaan. Secara umum aktivitas pengendalian
dikategorikan sebagai berikut :
Review kerja
Proses informasi
Pengendalian fisik
Pemisahan fungsi.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari
metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai,
menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan melaporkan transaksi
organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang
terkait.
5. Pengawasan (Monitoring)
Merupakan proses penilaian terhadap kualitas kinerja sistem pengendalian
intern. Seluruh proses harus dimonitor dan dimodifikasi, dalam hal ini
sistem dapat bersifat dinamis, berubah sesuai dengan kondisi yang ada.
2.6.2 Tujuan Pengendalian Internal
Romney dan Steinbart (2003;196) menetapkan tujuan pengendalian
sebagai berikut :
“1. Effectiveness and efficiency of operations
2. Reliability of financial reporting
3. Compliance with aplicable laws and regulations”.
Tujuan-tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :
4. Kegiatan operasi yang efektif dan efisien
Tujuan pengendalian internal yang berhubungan dengan efisiensi dan
efektivitas operasi ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang
tidak perlu dalam segala kegiatan bisnis perusahaan.
5. Keandalan laporan keuangan
Pengendalian internal dirancang untuk memberikan jaminan proses data
akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal.
6. Kesesuaian hukum dan peraturan perundang-undangan
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen mentapkan kebijakan
dan prosedur.
2.6.3 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan
Arrens et al (2006;273) menetapkan tujuan pengendalian internal atas
penjualan sebagai berikut :
“1. Recorded sales are for shipments actually made to customers
(existence).
2. Existing sales transactions are recorded (completeness).
3. Recorded sales are for the amount of goods shipped and are
correctly billed and recorded (accuracy).
4. Sales transaction are properly classified (classification).
5. Sales are recorded on the correct dates (timing).
6. Sales transaction are properly included in the accounts receivable
master file and are correctly summarized (posting and
summarization)”.
Tujuan-tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :
7. Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman actual kepada pelanggan
non fiktif (keberadaan).
8. Penjualan yang telah dicatat (kelengkapan).
9. Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan
ditagih serta dicatat dengan benar (akurasi).
10. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi).
11. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai (tepat waktu).
12. Transaksi penjualan dimasukan dengan pantas dalam berkas induk dan
ikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
2.7 Pengaruh Sistem PDE Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal Penjualan
Kebutuhan komputer dalam pengolahan data khususnya pengolahan data
elektronik di bidang penjualan merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakan.
Penggunaan komputer dalam bidang ini dirasakan perlu karena pada dasarnya
pengolahan data penjualan sangat sulit sekali dari apa yang dibayangkan, salah
satu penyebabnya adalah banyaknya jenis barang yang dijual, adanya potongan
penjualan dan lain-lain. Dengan menggunakan Sistem Pengolahan Data
Elektronik tentunya pengolahan data dan informasi yang dihasilkan akan cepat,
tepat, dan akurat.
Menurut Bodnar (2004;195) Sistem Pengolahan Data Elektronik adalah
sebagai berikut :
“EDP vary in the degree to which they are computerized. Some system,
althought computerized, rely heavily on paper documents”.
Pengendalian internal penjualan adalah kegiatan yang meliputi analisa,
penelaahan, dan penelitian yang dilakukan terhadap kebijaksanaan, prosedur,
metode, dan pelaksanaan kegiatan penjualan yang dikehendaki, dengan biaya
yang wajar, menghasilkan laba kotor, yang diperlukan untuk mencapai hasil
pengembalian yang diharapkan atas investasi.
Arrens et al (2006;273) menetapkan tujuan pengendalian internal atas
penjualan sebagai berikut :
“1. Recorded sales are for shipments actually made to customers
(existence).
2. Existing sales transactions are recorded (completeness).
3. Recorded sales are for the amount of goods shipped and are
correctly billed and recorded (accuracy).
4. Sales transaction are properly classified (classification).
5. Sales are recorded on the correct dates (timing).
6. Sales transaction are properly included in the accounts receivable
master file and are correctly summarized (posting and
summarization)”.
Tujuan-tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman actual kepada pelanggan
non fiktif (keberadaan).
2. Penjualan yang telah dicatat (kelengkapan).
3. Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan
ditagih serta dicatat dengan benar (akurasi).
4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi).
5. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai (tepat waktu).
6. Transaksi penjualan dimasukan dengan pantas dalam berkas induk dan
ikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
Walaupun pengeluaran dana untuk membuat Sistem Pengolahan Data
Elektronik sangat mahal, namun dari segi efektivitasnya sangat dirasakan
terutama dalam pengolahan data transaksi menjadi informasi yang berkualitas
serta dokumentasi terhadap penjualan yang lebih baik. Dengan menggunakan
Sistem Pengolahan Data Elektronik sebagai alat bantu di perusahaan, perlu
dirancang pengendalian internal khususnya bidang penjualan.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah “Pengaruh Sistem
Pengolahan Data Elektronik Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal Penjualan” pada PT. Galamedia Bandung Perkasa, yaitu perusahaan yang
bergerak dalam bidang penerbitan surat kabar yaitu Harian Umum Galamedia
yang beralamat di JL. Blk Factory No 2-C Ruko Banceuy Bandung.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Galamedia Bandung Perkasa didirikan di Bandung pada tahun 1968.
Perusahaan bergerak di bidang penerbitan surat kabar, yaitu Harian Umum Gala.
Harian Umum Gala semula muncul dari izin terbit majalah sunda Tjempaka yang
diterbitkan oleh CV. Tjempaka, pimpinan Sukandi Andrias Pasoma. Badan
penerbit diserahkan sekitar bulan Agustus 1968 kepada Syamsyar Adnan yang
kemudian mengubah majalah tersebut menjadi surat kabar dengan nama surat
kabar mingguan Gala. Direktur Pembinaan Pers Departemen Penerangan, Anwar
Cuttan (Alm), mengeluarkan SIT dengan nomor 0128/SK tanggal 16 Oktober
dengan persetujuan Menteri Penerangan H. Boediharjo. Surat kabar mingguan
Gala terbit dan beredar pertama kali pada hari jumat tanggal 20 Oktober 1968 dan
secara resmi terbit hari Minggu 22 Oktober 1968.
Surat kabar mingguan Gala pertama kali dicetak di percetakan Jakarta
Pers, Jl. Gunung Sahari Ancol, Jakarta. Percetakan ini dikelola oleh lima orang
dengan tiga orang direktur yang ditempatkan di Bandung, termasuk Pimpinan
Umum dan Redaksi. Di Jakarta, Sofyan Lubis memegang jabatan sebagai
Redaktur Pelaksana dan Chaerudin sebagai korektor. Selama dicetak di Jakarta,
peredaran Gala melebihi 50% oplah cetak yakni 20.000 eksemplar. Beberapa
waktu kemudian Gala pindah cetak ke Bandung sehingga peredaran Gala di
Jakarta merosot drastis hingga akhirnya hilang sama sekali. Setelah enam bulan
pindah ke Bandung, oplah Gala meningkat mendekati oplah tertinggi di Jakarta.
Perkembangan ini mendorong pengelola Gala untuk meningkatkan periode terbit
menjadi dua kali seminggu. Keputusan ini segera dilaksanakan setelah Gala
memproses SIT baru.
Pada tanggal 27 Desember 1971, surat kabar mingguan Gala beralih
menjadi surat kabar harian dengan SIT Nomor 0113/per-3/SK/Dirjen PG/SIT/71,
edisi pertama harian ini tertanggal 28 Desember 1971 sampai dengan edisi 31
Desember 1971 sebagai nomor perkenalan. Sejak terbit pertama kali sebagai surat
kabar mingguan, Gala diterbitkan oleh CV Tjempaka sampai perusahaan ini
menghentikan kegiatan produksinya pada tanggal 31 Desember 1971, seiring
dengan aktivitas CV Tjempaka, PT. Galamedia mengajukan permohonan kepada
Menteri untuk memperoleh pengambilan SIT Gala atas nama SIT CV Tjempaka
tersebut.
Setelah terbit lebih dari 13 tahun sebagai surat kabar harian, oplah Gala
mencapai 118.500 eksemplar. Ketika musim pembunuhan misterius pada tahun
1982-1983 oplah surat kabar ini diatas 100.000 eksemplar dan merupakan oplah
teringgi surat kabar harian daerah se-Indonesia saat itu. Pada tahun 1985 berlaku
peraturan Menteri Penerangan RI nomor 01/1984 tentang penghapusan SIT
diganti menjasi SIUPP, mengacu pada perubahan Undang-undang Pokok Pers
Nomor 21/1982 dengan SIUPP tersebut, jumlah halaman resmi harian Gala
menjadi 12 halaman dan terbit di Jawa Barat dengan SIUPP nomor
009/MenPen/SIUPP-7/85 tanggal 8 November 1985.
Penerbitan Gala dengan wajah baru mulai 10 Nobvember 1989, penuh
warna dua halaman, terbit 12 halaman, 7 kali seminggu. Penampilan redaksional
dan wajah Gala ini jauh berbeda dengan Gala manajemen lama. Pada tanggal 14
Oktober 1999, harian Gala beralih manajemen menjadi Harian Umum Galamedia
dibawah naungan Grup Galamedia Bandung.
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk mencapai tujuannya, maka perusahaan harus memiliki suatu
struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi perusahaan disusun dengan
mempertimbangkan bahwa organisasi itu harus flexibel dalam arti memungkinkan
adanya penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total, selain itu
pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab harus jelas dan benar-benar
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa terjadinya kesimpang-siuran dalam
pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Berikut adalah penjelasan tugas dan tanggung jawab Struktur Organisasi
PT. Galamedia Bandung Perkasa yang berhubungan dengan proses penjualan :
1. Asisten Pemasaran Bidang sirkulasi
Tugas dan tanggung jawab secara umum/organisasi :
a. Membantu Manajer Pemasaran merumuskan, menyusun program
perusahaan terutama yang berkaitan dengan Bidang Sirkulasi.
b. Membantu Manajer Pemasaran merumuskan peraturan-peraturan serta
kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan penyelenggara kerja
Bidang Sirkulasi.
c. Membantu Manajer Pemasaran merencanakan dan menyusun strategi
dan kebijakan pemasaran koran khususnya pendistribusian dan
penjualan.
d. Membantu Manajer Pemasaran menyususn, mengawasi, dan
melaporkan program kerja serta mengatur penggunaan anggaran
bulanan bidang Sirkulasi.
Tugas dan tanggung jawab secara khusus/administratif :
a. Menetapkan order cetak sesuai dengan permintaan jatah agen,
karyawan, barter, bukti iklan dan jatah lainnya yang disetujui Manajer
Pemasaran.
b. Memeriksa dan menandatangani Daftar Permintaan/Perubahan Jatah
Koran.
c. Memeriksa dan menandatangani laporan penjualan koran.
2. Administrasi Sirkulasi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menerima dan menyimpan surat perjanjian keagenan beserta
kelengkapannya.
b. Menerima dan menyimpan order cetak yang sudah diperbaharui oleh
staf pengepakan, kemudian menyerahkan copynya kepada Bidang
Akuntansi.
c. Menerbitkan nota pengiriman, nota penjualan dan daftar pendistribusian
koran untuk diserahkan kepada staf pengepakan.
3. Penjualan
Tugas dan tanggung jawab :
a. Melakukan pengamatan potensi pasar di suatu daerah/wilayah yang
memungkinkan dikembangkannya pemasaran.
b. Membuat laporan secara periodik kepada Asisten Manajer Pemasaran
Bidang Sirkulasi mengenai kinerja para agen.
c. Menyelenggarakan kegiatan operasional pemasaran sesuai dengan
program kerja Bidang Sirkulasi.
d. Membantu Asisten Manajer Pemasaran Bidang Sirkulasi melakukan
pembinaan terhadap agen.
4. Pengepakan
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menerima Order Cetak dari Asisten Manajer Pemasaran Bidang
Sirkulasi untuk disampaikan kepada percetakan melaui Bidang
Produksi.
b. Bekerja sama dengan Bidang Produksi dalam hal penambahan
/perubahan jatah koran dan order cetak.
c. Melaksanakan penghitungan dan pengepakan koran sesuai dengan Nota
Pengiriman.
5. Distribusi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menerbitkan surat jalan dan menandatanganinya bersama pengemudi.
b. Menerima koran dari staf pengepakan sesuai Daftar Pendistribusian
yang ditandatangani bersama dengan staf pengepakan.
c. Mengirimkan koran yang sudah dipak secara aman dan tepat waktu.
3.1.3 Kebijakan Penjualan Perusahaan
Setiap perusahaan pasti mengharapkan semua aktivitas perusahaannya
dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pimpinan perusahaan berusaha
menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat menunjang kelancaran aktivitas
perusahaan.
Kebijakan penjualan yang diterapkan oleh PT. Galamedia Bandung
Perkasa dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Wilayah Edar
Wilayah edar yang dilakukan oleh PT. Galamedia yaitu di daerah Bandung
Raya antara lain :
Kota Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung Barat
Kotif Cimahi
Kota-kota di Jawa Barat.
2. Ketentuan Penjualan
Perusahaan memberlakukan ketentuan penjualan yaitu dengan “Sistem
Jual Habis” artinya Agen wajib setor 87,50% dan sisanya 12,50% menjadi
milik Agen.
3. Syarat Pembayaran
Perusahaan menetapkan kebijakan penjualan dengan syarat pembayaran
di belakang yaitu tanggal 1 sampai dengan 30 setiap bulannya, terakhir
bayar setiap tanggal 15 bulan berikutnya kurang lebih selama 45 hari.
Setiap pembayaran yang dilakukan sebelum tanggal 5 akan diberikan
diskon sebesar 3%.
4. Harga Jual
Harga jual yang diterapkan perusahaan yaitu :
Cover price eceran Rp1000,.langganan Rp27.500.
Golongan I antara 1 sampai dengan 2500. Eksemplar Rp600/eks.
Golongan II yaitu 2501 dst, Rp580/eks.
3.1.4 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Galamedia :
1. Diharapkan dalam sepuluh tahun mendatang. Harian Umum Galamedia
menjadi pelopor koran lokal (community news paper) terkemuka ditanah
air.
2. Unggul dalam berita-berita Bandung Raya, dengan segmentasi pasar
menengah-bawah, berpengaruh dalam pemberitaan, menguasai pasar iklan
lokal dan menjadi institusi bisnis yang menguntungkan.
Misi PT. Galamedia :
1. Bersama Pikiran Rakyat menguasai pasar surat kabar baik sirkulasi
maupun iklan, khususnya di Bandung Raya, dan secara bertahap
menguasai pasar di Jawa Barat, dengan sasaran bukan saja untuk meraih
keuntungan sebesar-besarnya melainkan juga semakin memperkecil ruang
gerak pesaing.
2. Memberikan pelayanan informasi yang akurat dalam rangka turut andil
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
3.2 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif dan
asosiatif.
Penelitian deskriptif menurut M. Nazir (2003;54) yaitu :
“Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang”.
Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2004;11) yaitu :
“Suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih”.
Data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian akan disusun,
dianalisis, dan disimpulkan. Simpulkan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk
mengajukan saran.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :
3. Penelitian Lapangan (Field Research)
Teknik penelitian ini dilakukan dengan cara penulis mengadakan survey
langsung ke lokasi penelitian melalui :
d. Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati secara langsung
terhadap objek yang diteliti.
e. Wawancara dengan pejabat yang berwenang serta dengan
mengumpulkan data lainnya yang bersumber dari dokumen dan catatan
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi
yang sebenarnya terjadi di tempat kejadian.
f. Kuesioner, yaitu alat bantu untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan data yang terdaftar
kepada responden.
4. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mencari informasi
dari literatur, dan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.data-
data yang diperoleh kemudian digunakan dalam rumusan teori-teori dan
landasan bagi penganalisaan data di perusahaan., serta untuk menunjang
dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Moh. Nazir (2003;126) operasionalisasi variabel adalah:
“suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut”.
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah perlu ditentukan variabel-variabel
yang akan diteliti seperti yang telah dijelaskan dalam sub bab terdahulu, terdapat
variabel dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas.
Berdasarkan hipotesis di bawah maka Pengaruh Pengolahan Data
Elektronik Penjualan merupakan variabel bebas karena variabei ini berdiri
sendiri dan dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian internal
penjualan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yang sifatnya
bebas berdasarkan hipotesis di bawah maka efektivitas Pengendalian
Internal Penjualan disebut variabel terikat karena variabelnya dapat
dipengaruhi oleh Pengaruh Pengolahan Data Elektronik Penjualan.
Adapun yang menjadi indikator-indikator variabelnya adalah :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala
Pengukuran dan Instrumen
No Variabel Indikator Sub
Indikator
Skala
pengukuran Instrumen
1 Variabel
Independent :
Pengaruh
Sistem
Pengolahan
Data
Elektronik
Terdapat
unsur-unsur
Sistem
Pengolahan
Data
Elektronik
1.Hardware
2.Software
3.Brainware
Ordinal
Observasi,
Wawancara,
Kuesioner
Tercapainya
tujuan PDE
1.Relevan;
2.Meningkatkan
hasil;
3.Efisien;
4.Tepat waktu;
5.Flexibel;
6.Akurat dan
Aman;
7.Ekonomis
Metode
Pengolahan
Data Secara
Elektronik
1. Batch
Processing
2. On-Line
Processing
2 Variabel
Dependent :
Efektivitas
Pengendalian
Internal
Penjualan
Komponen
Pengendalia
n Internal
1.a.Control
Environment
b.Risk Assesment
c.Control
Activities
d.Information and
Communication
e.Monitoring
Ordinal Observasi,
Wawancara,
Kuesioner
Tujuan
Pengendalia
n Internal
Penjualan
2.a.Keberadaan
(existence)
b.Kelengkapan
(completeness)
c.Akurasi
(accuracy)
d.Klasifikasi
(clasification)
e.Tepat Waktu
(Timing)
f.Posting dan
Pengikhtisaran
(posting and
summarization)
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiono (2009:80), populasi adalah:
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Menurut Sugiono (2009:80), pengertian sampel adalah:
“Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Populasi dari penelitian ini adalah beberapa semua bidang yang berada di
PT. Galamedia Bandung Perkasa yang keseluruhannya berjumlah 44 bagian, dan
menurut Dean J. Champion (1990;31) penarikan sampel sebagai berikut:
Dimana:
N= Jumlah Populasi
n= Jumlah sampel
A= traksi sampling 10% dianggap layak, jika ukuran populasi tidak raksasa
Maka sampel yang diambil adalah:
10% X 44 = 4,4 ≈ 5
Mengingat tidak memungkinkan untuk diambil seluruh unit populasi dengan
mempertimbangkan kemampuan peneliti yang dipandang dari segi waktu, dana
dan fasilitas serta dukungan lainnya, berdasarkan pernyataan tersebut, maka
penulis akan mengambil sampel sebanyak 5 orang responden dengan pertanyaan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis.
3.2.4 Model Penelitian
Model penelitian adalah sekumpulan abstraksi dari fenomena-fenomena
yang sedang diteliti. Dalam hal ini, sesuai dengan judul skripsi yaitu Pengaruh
Pengolahan Data Elektronik Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal Penjualan, maka model penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Penelitian
Bila dijabarkan secara sistematis hubungan antar dua variabel adalah
sebagai berikut:
Y = f (x)
Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan (Y) = f Pengolahan Data
Elektronik Penjualan yang artinya bahwa Y adalah fungsi dari X, atau Y
dipengaruhi oleh X, dimana:
X = Pengolahan Data Elektronik Penjualan
Y = Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan
f = Fungsi
Hal ini berarti bahwa Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan
dipengaruhi oleh Pengolahan Data Elektronik Penjualan.
Pengolahan Data
Elektronik Penjualan
(X)
Efektivitas
Pengendalian Internal
Penjualan
(Y)
3.2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam memperjelas indikator yang telah dibuat maka penulis menyusun
pernyataan yang terdiri dari dua bagian yaitu pertanyaan umum dan pertanyaan
khusus. Untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan dan uji realibilitas. Sugiyono
(2005 : 137), menerangkan bahwa :
“Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauhmana suatu instrumen
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,
sedangkan uji realibilitas digunakan untuk melihat sejauh mana
suatu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan men ghasilkan data yang sama”.
3.2.5.1 Pengujian Validitas Instrumen
Instrument penelitian yang valid, berarti alat ukur yang dapat digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, data yang terkumpul dalam
penelitian dapat terpercaya apabila alat ukur yang dipakai memiliki tingkat
validitas yang tinggi, karena alat ukur yang tingkat validitasnya tinggi memiliki
varians kesalahan yang kecil.
Menurut Sugiono (2004:109) :
“Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa saja yang seharusnya diukur”.
Untuk uji validitas, dapat dilakukan dengan perhitungan korelasi antara
masing-masing item pertanyaan dengan skor total. Sugiyono (2004 : 151-152),
menerangkan bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta
korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut memiliki validitas yang
tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat antara
jika r kritis = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3
maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Tingkat signifikasi
yang dipilih dari penelitian ini adalah 5% (α = 0,05).
Oleh karena skor yang diperoleh tingkat pengukurannya ordinal maka
koefisien korelasi yang digunakan adalah koefisien korelasi Spearman dengan
rumus sebagai berikut :
1
61
2
nn
dirs
Dimana : rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman
di2
= Selisih ranking data variabel X dan Y
n = Banyak data/jumlah populasi
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Jika r hitung ≥ r kritis maka pernyataan dikatakan valid.
Jika r hitung ≤ r kritis maka pernyataan dikatakan tidak valid.
3.2.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiono (2005 : 153) menerangkan bahwa :
“Instrumen (kuesioner) yang andal berarti mampu mengungkapkan
data yang dapat dipercaya”.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistency dengan teknik
Belah Dua (Split Half) dengan rumus Spearman Brown. dimana penelitian
dilakukan dengan mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan
pertama dan kelompok skor butir genap sebagai belahan kedua. Untuk mencari
korelasi belahan ganjil dan genap rumus yang digunakan adalah korelasi Product
Moment yaitu sebagai berikut :
})(}{)({
))((
2222
Iiii
iiii
xy
YYnXXn
YXYXnr
Selanjutnya pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan mengunakan rumus
Spearman Brown, yaitu :
rb
rbri
1
2
Keterangan :
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi Product Moment antara belahan ganjil dan genap
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
jika r hitung ≥ r kritis maka pernyataan dinyatakan reliable.
Jika r hitung ≤ r kritis maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
3.2.6 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih di interpretasikan. Data yang dihimpun dari hasil penelitian akan penulis
bandingkan antara data yang ada dilapangan dengan data kepustakaan, kemudian
dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling dimana yang
diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah subhimpunan dari
pengukuran-pengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi
perhatian dalam penelitian.
2. Setelah metode pengumpulan data ditentukan kemudian ditentukan alat
untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki, alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah daftar angket.
3. Kuesioner tersebut kemudian disebar ke bagian-bagian yang telah
ditentukan.
Setiap item dari angket tersebut memiliki 5 jawaban dengan masing-
masing nilai yang berbeda, yaitu:
1. Jawaban “Sangat Setuju”, memiliki nilai = 5.
2. Jawaban “Setuju”, memiliki nilai = 4.
3. Jawaban “Ragu-ragu”, memiliki nilai = 3.
4. Jawaban “Tidak Setuju”, memiliki nilai = 2.
5. Jawaban “Sangat Tidak Setuju”, memiliki nilai = 1.
4. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan
dan dianalisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik.
Kemudian penulis menetukan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil
kuesioner tersebut.
Nilai terendah dan tertinggi itu masing-masing penulis ambil dari
banyaknya pertanyaan dalam angket (32 pertanyaan) dikalikan dengan skor
terendah (1) untuk nilai terendah dan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi. Untuk
variabel X nilai terendahnya adalah (1 x 32) = 32 dan nilai tertingginya adalah (5
x 32) = 160. Atas dasar nilai terendah dan tertinggi tersebut maka kriteria untuk
melihat Pengaruh Pengolahan Data Elektronik Penjualan (variabel X) penulis
tentukan sebagai berikut:
1. Nilai 32 – 57, dirancang untuk kriteria “Tidak Berpengaruh”.
2. Nilai 58 – 83, dirancang untuk kriteria “Kurang Berpengaruh”.
3. Nilai 84 – 109, dirancang untuk kriteria “Cukup Berpengaruh”.
4. Nilai 110 – 135, dirancang untuk kriteria “Berpengaruh”.
5. Nilai 136 – 161, dirancang untuk kriteria “Sangat Berpengaruh”.
Selanjutnya untuk melihat Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan
(variabel Y), caranya sama dengan penilaian variabel X, dimana nilai terendah
dari variabel Y adalah (1 x 34) = 34 dan nilai tertinggi adalah (5 x 34) = 170. Atas
dasar nilat terendah dan tertinggi tersebut maka criteria untuk melihat variabel Y,
ditentukan sebagai berikut:
1. Nilai 34 – 61, dirancang untuk kriteria “Tidak Efektif”.
2. Nilai 62 – 89, dirancang untuk kriteria “Kurang Efektif”.
3. Nilai 90 – 117, dirancang untuk kriteria “Cukup Efektif”.
4. Nilai 118 – 145, dirancang untuk kriteria “Efektif”.
5. Nilai 146 – 173, dirancang untuk kriteria “Sangat Efektif”.
Setelah adanya analisis data antara data lapangan dengan data kepustakaan
kemudian dilakukan perhitungan dari hasil angket agar hasil analisa dapat teruji
dan diandalkan.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini dimulai dengan
menetapkan hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternative (Ha) pemilihan tes
statistik dan penghitungan nilai statistik, dan penetapan tingkat signifikansi (α)
serta penetapan kriteria pengujian. Adapun penjelasannya dari langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha).
Penetapan hipotesis nol (Ho) dan penetapan hipotesis alternative (Ha)
digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua
variabel di atas. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah hipotesis alternative
(Ha), sedangkan untuk keperluan analisis statistik hipotesisnya berpasangan
antara hipotesis nol (Ho) denagn hipotesis alternativ (Ha). Hipotesis yang telah
secara konseptual penulis jelaskan pada bagian kerangka pemikiran, selanjutnya
penulis uraikan ke dalam hipotesis kerja menjadi sebagai berikut:
= 0 adalah tidak terdapat Pengaruh Pengolahan Data Elektronik
Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan.
≠ 0 adalah terdapat Pengaruh Pengolahan Data Elektronik Penjualan
Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan.
Pemilihan tes statistik dan penghitungan nilai tes statistik.
Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis berasal dari variabel X dan
variabel Y yang pengukurannya menggunakan skala ordinal, yaitu tingkat ukuran
yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat yang paling
rendah ke tingkat yang paling tinggi. Melalui pengukuran ini, peneliti dapat
membagi respondennya ke dalam urutan ranking atas dasar yang sesuai dengan
pengamatan pada objek atau tindakan tertentu. Oleh sebab itu, dalam pengujian
hipotesis ini digunakan teknik statistic nonparametric. Data tersebut diperoleh
melalui kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor
tersendiri.
Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman
dalam pengujian hipotesis, dan rumus sebagai berikut:
-
Dimana:
= Koefisien korelasi Rank Sperman yang menunjukan keeratan
hubungan antara unsur-unsur variabel X dan Y.
= Xi – Yi (selisih Ranking)
n = Jumlah responden.
Tabel 3.2
Derajat Hubungan antara variabel X dan Variabel Y
Internal Koefisien Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 + dan - Hubungan Sangat Rendah
0,20 – 0,399 + dan - Hubungan Rendah
0,40 – 0,599 + dan - Hubungan cukup Kuat
0,60 – 0,799 + dan - Sangat Kuat
0,80 – 1,000 + dan - Hubungan Sangat Kuat
Apabila dalam penelitian tersebut terdapat dua objek atau lebih pada
variabel X dan Y yang memiliki angka sama, maka subjek yang memiliki angka
yang sama tersebut diberikan ranking rata-rata dengan menggunakan faktor
koreksi sebagai berikut:
T =
Di mana:
T = Faktor koreksi
t = Jumlah variabel yang memiliki angka sama
Besarnya T menunjukan jumlah variasi nilai T dari semua kelompok nilai
kembar, sehingga penghitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana :
Keterangan :
= Banyaknya angka yang sama dalam variabel X
= banyaknya angka yang sama dalam variabel Y
Kemudian untuk menetukan seberapa jauh Pengaruh Pengolahan Data
Elektronik Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan, maka
digunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
Kd = r2x100%
Dimana: Kd = Koefisien determinan
= Koefisien Rank Spearman
2. Penetapan Tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang dipilih dalam penelitian ini adalah 0,05 (5%)
karena dinilai cukup mewakili hubungan antara kedua variabel dan merupakan
tingkat signifikansi yang umum digunakan, terutama dalam penelitian-penelitian
ilmu sosial.
Rumus sebagai berikut:
Dengan harga signifikan = 0.05 dan dk = n-2 (dk = derajat kepastian),
dimana:
= Koefisien korelasi Rank Spearman.
n = Jumlah sampel.
3. Penetapan Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung
dengan tabel dengan menggunakan harga-harga kritis koefisien korelasi Rank
Spearman dengan tingkat signifikansi (α=0,015), dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Jika > maka terdapat Pengaruh Pengolahan Data
Elektronik Penjualan Terhadap Pengendalian Internal Penjualan.
Atau ditolak maka diterima.
Jika < maka tidak ada Pengaruh Pengolahan Data
Elektronik Penjualan Terhadap Pengendalian Internal Penjualan.
Atau diterima maka ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari PT Galamedia Bandung
Perkasa, maka diperoleh hasil penelitian mengenai pengaruh sistem pengolahan
data elektronik penjualan terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan.
4.1.1 Sistem Pengolahan Data Elektronik Penjualan PT Galamedia
Bandung Perkasa
Sistem Pengolahan Data Elektronik yang dijalankan PT Galamedia
Bandung Perkasa terdiri atas :
1. Hardware (perangkat keras)
Perangkat keras yang digunakan dalam mengolah data penjualan yaitu
dengan menggunakan motherboard pentium 4 MSI, memori 256 MB DDR1,
Monitor Samsung 14”, Printer Canon Pixma IP. Pada tabel 4.2 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa CPU yang
digunakan perusahaan harus dilengkapi dengan kapasitas memori yang memadai.
Hardware yang dimiliki oleh PT Galamedia Bandung Perkasa dapat memenuhi
kebutuhan sistem pengolahan data elektronik penjualan dalam mengolah data
menjadi informasi. Didukung dari kapasitas Hardisk seagate 500Gb, pada tabel
4.3 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) menyatakan
sangat setuju bahwa kapasitas hardisk seagate 500Gb yang digunakan perusahaan
harus cukup memadai.
Server dan jaringan Local Area Network (LAN) yang digunakan
perusahaan sangat membantu dalam memperlancar dan mempercepat kegiatan
pengolahan data yang berlangsung dan memperkecil kesalahan yang terjadi.
Dengan menggunakan sistem LAN, input data hanya dilakukan satu kali,
misalnya dibagian penjualan cukup diinput dibagian penjualan saja. Pada tabel 4.4
berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) menyatakan sangat
setuju bahwa sistem LAN yang digunakan perusahaan menunjang dalam
pengolahan data elektronik. Hardware yang dimiliki perusahaan telah disesuaikan
dengan kemajuan dan perkembangan teknologi. Hardware tersebut sudah
diintegrasikan dengan komputer, contohnya dengan penggunaan infra merah dan
bluetooth. Pada tabel 4.5 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang
(80%) menyatakan sangat setuju bahwa hardware yang digunakan perusahaan
telah disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi.
2. Software (perangkat lunak)
Perangkat lunak atau software yang digunakan oleh PT Galamedia
Bandung Perkasa untuk melakukan pengolahan data elektronik penjualan yaitu
dengan menggunakan software visual basic, clipper dan SAP (System Aplication
Program). Pada tabel 4.6 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang
(80%) sangat setuju bahwa software yang digunakan perusahaan harus memadai
untuk pengolahan data elektronik penjualan.
Dalam sistem SAP yang dijalankan perusahaan proses bisnisnya dibagi
menjadi beberapa grup sebagai berikut :
- Sales planning
Perencanaan penjualan yang dibuat oleh bagian pemasaran untuk periode yang
telah ditentukan, yaitu menetapkan target penjualan, yang diuraikan ke dalam
rencana pendapatan.
- Sales order
Order penjualan yang masuk secara otomatis akan tercatat di komputer yang
bisa dimengerti oleh semua bagian yang terkait dengan proses penjualan yaitu
bagian asisten pemasaran bidang sirkulasi, bagian administrasi sirkulasi, bagian
penjualan, bagian distribusi. Sales order diproses secara harian antara barang
dengan order yang dikirim. Pada tabel 4.7 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa program yang
digunakan mudah dimengerti oleh semua bagian yang terkait dengan proses
penjualan. Penggunaan dari aplication software yaitu visual basic, clipper dan
SAP mudah dimengerti pemakaiannya. Pada tabel 4.8 berdasarkan jawaban
hasil responden sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju dan 2 orang (40%)
setuju bahwa Aplication Software penjualan yang digunakan perusahaan
mudah dimengerti pemakaiannya.
- Delivery order
Berdasarkan sales order yang masuk langsung memberi informasi kepada
bagian sirkulasi untuk menyiapkan pesanan, kemudian bagian penjualan
membuat surat jalan yang akan diberikan kepada bagian distribusi. Pada tabel
4.9 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju
bahwa program visual basic, clipper dan SAP yang digunakan memudahkan
dalam mencari dokumen penjualan yaitu nota penjualan dan nota kirim.
3. Brainware (sumber daya manusia)
Para karyawan dibagian pengolahan data elektronik sudah bekerja dengan
baik dan disiplin. Pada tabel 4.10 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak
4 orang (80%) sangat setuju bahwa para karyawan yang ditempatkan dibagian
pengolahan data elektronik seringkali datang kerja tepat waktu.
Perusahaan telah menempatkan karyawan yang berpengalaman untuk
melaksanakan pengolahan transaksi penjualan dengan menggunakan sistem
pengolahan data elektronik agar dapat berjalan dengan baik.
Tugas Brainware dibagian penjualan adalah :
1. Membuat laporan penjualan secara berkala dan melaksanakan tugas-
tugas dalam pengolahan data khususnya penjualan, karena
merupakan data-data rinci tentang penjualan. Pada tabel 4.11 hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa
karyawan dibagian penjualan selalu membuat laporan penjualan
secara berkala karena merupakan data-data rinci tentang penjualan.
2. Memasukan (input) data penjualan. Pada tabel 4.12 hasil jawaban
responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa operator
dibagian penjualan sudah mempunyai pengalaman dalam
memasukan (input) data penjualan. namun pada saat verifikasi input
data masih terjadi kesalahan yaitu sering adanya keterlambatan
dalam melakukan back up dikarenakan server dalam keadaan penuh
sehingga proses kerja sistem menjadi lambat.
3. Melakukan intruksi-intruksi program visual basic, clipper dan SAP
penjualan yang dibuat oleh programmer. Pada tabel 4.13
berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%)
sangat setuju bahwa programmer mampu membuat program yang
dibutuhkan perusahaan sesuai dengan keadaan perusahaan.
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa, sistem pengolahan data penjualan
yang digunakan untuk mengolah transaksi penjualan adalah dengan menggunakan
batch processing system dan on-line processing system. Dalam batch processing
system yang dilakukan oleh bagian penjualan, sistem pengolahan data diterima
secara entry manual yang berasal dari Order Entry. Pada tabel 4.28 berdasarkan
hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa dalam
batch processing system yang dilakukan oleh bagian penjualan, sistem pengolahan
data diterima secara entry manual yang berasal dari Order Entry yaitu pertama-
tama mengumpulkan data dari berbagai dokumen sumber untuk dibuat kelompok
kemudian diproses secara berkala per kelompok. Sistem ini digunakan oleh
perusahaan jika transaksi penjualan yang terjadi mempunyai volume yang besar
dan bersifat rutin. Batch-batch ini kemudian diproses secara periodik yang
menghasilkan output berupa order transaksi, faktur dan kwitansi dibagian kasir
Pada tabel 4.29 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%)
sangat setuju bahwa transaksi-transaksi dalam bentuk batch yang diproses secara
periodik menghasilkan output berupa order transaksi, faktur dan kwitansi dibagian
kasir. Dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronik, proses
pengolahan data penjualan dapat berjalan dengan cepat, akurat dan tepat. Pada
tabel 4.30 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat
setuju bahwa dalam batch processing system yang dijalankan perusahaan proses
pengolahan data penjualan berjalan dengat cepat, tepat dan akurat. Sedangkan
pengolahan data elektronik penjualan yang dilakukan oleh bagian penjualan
secara on-line processing system, transaksi yang terjadi diproses pada saat
transaksi itu diinputkan ke dalam sistem, proses secara on-line digunakan oleh
perusahaan untuk situasi yang bersifat dinamis, dimana informasi yang up to date
sangat dibutuhkan. Pada tabel 4.31 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju bahwa data yang dientry diolah secara on-
line processing system pada saat transaksi penjualan dilakukan transaksi langsung
diinputkan ke dalam sistem. Dalam penggunaan metode pengolahan data on-line
processing system yang dilakukan perusahaan ayat jurnal diganti dengan
ekuivalen elektroniknya prosesnya tidak diperlukan adanya media lain tetapi data
transaksi langsung masuk kedalam komputer dalam bentuk yang sudah dapat
dibaca komputer. Contohnya adalah penggunaan barcode, dalam penggunaan
barcode ini tidak perlu lagi melakukan pemasukkan data tapi scanner langsung
membaca data lalu di proses lebih lanjut. Pada tabel 4.32 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) setuju bahwa dalam menggunakan
on-line processing ayat jurnal diganti dengan ekuivalen elektroniknya. Dalam on-
line processing system, perusahaan melibatkan interaksi langsung dengan manusia
jadi pada saat transaksi dilakukan, informasi secara langsung dimasukan ke dalam
sistem tanpa menunggu waktu yang lama. Pada tabel 4.33 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) setuju bahwa informasi penjualan
yang dihasilkan dengan on-line processing system dapat diberikan secara
langsung.
4.1.2 Komponen Pengendalian Internal Penjualan PT Galamedia Bandung
Perkasa
Komponen Pengendalian internal penjualan yang dijalankan dan
diterapkan perusahaan terdiri atas :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah :
a. Integritas dan Nilai-nilai Etika
Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi dan merendam tindak
penyelewengan. Pada PT Galamedia Bandung Perkasa terdapat penilaian
terhadap kejujuran dari semua karyawan, selain itu penilaian juga dilakukan
terhadap kapasitas kerja, kemampuan bekerja dan semangat kerja para
karyawan. Pada tabel 4.34 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3
orang (60%) sangat setuju bahwa integritas dan nilai-nilai etika dalam
melakukan aktivitas kerja sesama karyawan dilakukan dengan baik.
b. Keinginan Untuk Maju
Perusahaan sangat membutuhkan orang-orang yang selalu berkeinginan untuk
maju, dalam hal ini perusahaan selalu membina, melatih dan mendidik
karyawannya serta mensejahterakan karyawan. Dengan usaha ini diharapkan
karyawan akan lebih terdorong untuk maju dan berkembang sehingga akan
meningkatkan motivasi kerjanya. Pada tabel 4.35 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 3 orang (60%) setuju bahwa karyawan perusahaan dituntut
untuk memberikan komitmen dan kompetensi dalam mengembangkan kegiatan
perusahaan dibidang penjualan.
c. Dewan Direksi dan Komite Audit
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa dewan direksi dan komite audit
bertanggungjawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang
mencakup pengendalian internal dan ketaatan terhadap peraturan yang
ditetapkan. Pada tabel 4.36 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3
orang (60%) setuju bahwa dewan direksi dan komite audit bertanggung jawab
untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang mencakup pengendalian
internal dan ketaatan.
d. Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi
Hal ini dilakukan perusahaan dengan menetapkan unsur-unsur pengendalian
internal dari adanya struktur organisasi yang jelas khususnya di bagian
penjualan sehingga tujuan perusahaan bisa terwujud.
e. Struktur Organisasi
PT Galamedia Bandung Perkasa memiliki struktur organisasi yang jelas dalam
suatu bagan untuk memudahkan proses pengawasan terhadap aktivitas
perusahaan. Adapun bagian-bagian yang berhubungan dengan penjualan yaitu,
bagian pemasaran, administrasi sirkulasi, bagian penjualan. Dengan adanya
struktur organisasi yang jelas maka tanggung jawab masing-masing karyawan
menjadi jelas serta menunjang kelancaran kerja.
f. Pelimpahan Wewenang dan Tanggung jawab
Dalam hal ini PT Galamedia Bandung Perkasa telah melaksanakan wewenang
dan tanggung jawab sesuai dengan tingkatan organisasi dalam perusahaan,
pembagian wewenang dan tanggung jawab karyawan dapat terlihat jelas sesuai
dengan bagian-bagian yang terkait dengan penjualan diantaranya asisten
manajer pemasaran bertugas dalam hal penerimaan order dari pelanggan,
bagian administrasi sirkulasi bertugas dalam menerbitkan nota penjualan, nota
pengiriman, bagian penjualan bertugas melakukan pengamatan potensi pasar
disuatu daerah / wilayah yang memungkinkan dikembangkannya pemasaran,
dan bagian distribusi bertugas menerbitkan surat jalan dan mengirimkan barang
kepada pelanggan. Pendelegasian wewenang dalam koridor penjualan
diperusahaan umumnya dalam hal diskon, tingkatan diskon diatur sampai
dengan 5% di tingkat asisten manajer, 5% ke atas untuk manajer. Pada tabel
4.37 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) setuju
bahwa perusahaan menetapkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
dari atasan kepada bawahan secara tegas.
g. Kebijakan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
Dalam hal ini perusahaan memperhitungkan kemampuan, kejujuran, disiplin,
ketaatan dan kesejahteraan para pegawainya. Perusahaan melakukan seleksi
penerimaan pegawai, pelatihan calon pegawai baru, serta memelihara
hubungan kerjasama yang baik.
2. Penilaian Resiko (Risk Asessment)
Dalam hal ini PT Galamedia Bandung Perkasa melakukan antisipasi dalam
pengolahan data penjualan dengan mempersiapkan dan mengembangkan sistem
yang dapat disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Pada tabel 4.38 berdasarkan
hasil penelitian sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju bahwa perusahaan perlu
melakukan penaksiran resiko yaitu mengidentifikasi perubahan kondisi internal
dan eksternal perusahaan dengan cara mempersiapkan dan mengembangkan
sistem yang sesuai dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu perusahaan
membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengantisipasi
segala resiko yang dihadapi perusahaan. Kalau dalam hal penjualan, perencanaan
jangka pendek dilakukan dengan cara mempertahankan tiras di kisaran 25.000
eksemplar per hari, sedangkan perencanaan jangka panjang mengusahakan tiras di
kisaran 50.00 / hari (market share 15%). Kalau untuk administrasi penjualan
mengantisipasi gangguan (virus) jadi update terus dilakukan. Pada tabel 4.39
berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju
bahwa perusahaan perlu membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
untuk mengantisipasi segala resiko yang akan dihadapi perusahaan.
Dengan sistem informasi yang memadai dan kemajuan teknologi yang
pesat, dapat merubah penilaian resiko atas pengendalian internal perusahaan. Pada
tabel 4.40 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) sangat
setuju bahwa sistem informasi yang memadai dan kemajuan teknologi yang pesat
di perusahaan dapat merubah penilaian resiko atas pengendalian internal dan hal
ini sudah dilakukan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa yaitu dengan
memperbaharui sistem yang lama. Hal lain yang dilakukan oleh perusahaan
adalah selalu mengantisipasi terhadap perubahan operasi yang bisa berubah secara
tiba-tiba, dalam administrasi tidak ada masalah, karena diciptakan sedemikian
rupa, kalau bisnis tergantung dari situasinya. Contoh kalau tiras turun, promosi di
tingkatkan. Pada tabel 4.41 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3
orang (60%) setuju bahwa perusahaan harus mengantisipasi terhadap perubahan
operasi yang bisa berubah secara tiba-tiba.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu manajemen untuk meredam terjadinya resiko dalam pencapaian tujuan
secara umum, kegiatan pengendalian dilakukan dengan cara membandingkan
antara kemampuan kerja actual dengan standar. Aktivitas pengendalian PT
Galamedia Bandung Perkasa terdiri dari unsur-unsur :
Review kerja.
Hal ini telah dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dibidang penjualan, dapat dilihat dari adanya pemisahan fungsi
otorisasi dan fungsi akuntansi. Pemisahan fungsi ini akan menciptakan
pengecekkan independen terhadap masing-masing fungsi dalam transaksi
penjualan PT Galamedia Bandung Perkasa. Pada tabel 4.42 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju bahwa perusahaan
melakukan review kerja untuk mengevaluasi hasil kinerja perusahaan
khususnya bidang penjualan.
b. Proses informasi
Hal ini dilakukan terhadap pemeliharaan sistem software dan hardware, akses
keamanan serta pengmbangan sistem aplikasi, diperusahaan juga terdapat
ruang penyimpanan yang memadai untuk perangkat lunak dan file data untuk
melindungi dari kehilangan yaitu server. Pada tabel 4.43 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa perusahaan
mempunyai ruang penyimpanan yang memadai untuk file dan perangkat lunak
agar tidak terjadi kehilangan.
c. Pengendalian fisik
PT Galamedia melakukan pengendalian fisik atas kekayaan persediaan dan
catatan perusahaan, dengan cara melakukan pengecekan langsung terhadap
persediaan yang ada. Pada tabel 4.44 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa perusahaan harus melakukan
pengendalian fisik atas kekayaan persediaan dan catatan perusahaan, dimana
penerimaan dan pengeluaran diotorisasi oleh bagian keuangan untuk mencegah
adanya kehilangan. Pada tabel 4.45 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa penerimaan dan pengeluaran
harus diotorisasi oleh bagian keuangan untuk mencegah adanya kehilangan.
d. Pemisahan Fungsi
Perusahaan melakukan pemisahan fungsi otorisasi kredit oleh bagian kredit,
fungsi akuntansi oleh bagian akuntansi. Pada tabel 4.46 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju bahwa pemisahan
fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi sudah dilakukan
oleh perusahaan dengan baik. Pemisahan fungsi ini akan menciptakan
pengecekkan independen terhadap masing-masing fungsi dalam transaksi
penjualan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Dalam hal ini informasi dan komunikasi mengacu pada sistem akuntansi
yang dilakukan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa, yang terdiri dari metode
dan pencatatan. Pada tabel 4.47 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4
0rang (80%) sangat setuju bahwa informasi dan komunikasi di perusahaan sudah
mengacu pada sistem akuntansi yang terdiri dari metode pencatatan. Informasi
yang dihasilkan mengenai permodalan, kegiatan usaha penjualan koran dan iklan
serta informasi biaya-biaya yang dikeluarkan yaitu biaya produksi dan beban
administrasi, metode pencatatan yang digunakan oleh perusahaan adalah cash
basis yaitu pendapatan dan beban diakui pada saat cash diterima. Pendapatan
meliputi koran dan iklan sedangkan beban meliputi beban administrasi.
5. Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan yang dilakukan dalam aktivitas penjualan PT Galamedia
Bandung Perkasa yaitu dilakukan oleh bagian akuntansi dan forum manajer
melalui rapat anggaran dengan cara mencocokan data yang ada dikomputer
dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses penjualan seperti faktur
penjualan, data pelanggan, nota penjualan dan nota kirim. Pada tabel 4.48
berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju
bahwa bagian akuntansi dan forum manajer selalu mengawasi proses penjualan
sehingga semua kegiatan dalam bagian penjualan dapat terawasi dengan baik.
Pada saat rapat anggaran diketahui adanya kesesuaian antara hasil proses
penjualan dengan target yang ingin dicapai manajemen
Tabel 4.1
LAPORAN PENJUALAN
PT. GALAMEDIA BANDUNG PERKASA
PERIODE 1-31 MEI 2010
URAIAN RAPP Mei 2010 Realisasi Mei
2010 Selisih
PENDAPATAN Sirkulasi 415.774.450,00 420.043.900,00 4.269.450,00
Iklan 600.000.000,00 653.020.940,00 53.020.940,00
Lain-lain :
Divisi Training 8.333.333,00 (8.333.333,00)
Gazes 8.333.333,00 (8.333.333,00)
Jasa Bank, Koperasi dll 7.200.000,00 10.062.082,79 2.862.082,79
Jumlah 23.866.666,00 10.062.082,79 (13.804.583,21)
Total Pendapatan 1.039.641.116,00 1.083.126.922,79 43.485.806,79
Sumber : PT Galamedia Bandung Perkasa
Pada table 4.49 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang
(80%) sangat setuju bahwa ada kesesuaian antara hasil proses penjualan dengan
target yang ingin dicapai manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan selalu ditindaklanjuti karena masih terdapat kesalahan
dalam mengawasi kinerja karyawan dibagian penjualan. Kesalahan yang sering
terjadi yaitu kesalahan pencatatan misalnya salah jumlah, salah nama penulisan
order. Kesalahan pencatatan selalu dilakukan koreksi melalui Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) kemudian dilakukan penyesuaian dibagian akuntansi. Pada
table 4.50 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat
setuju bahwa pengawasan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dibagian
penjualan selalu ditindaklanjuti bila terdapat kesalahan. Seluruh proses penjualan
selalu diawasi oleh manajer penjualan. Pada table 4.51 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 3 orang (60%) sangat setuju bahwa seluruh proses penjualan
selalu diawasi oleh menajer penjualan.
Pencapaian tujuan-tujuan pengendalian internal penjualan PT Galamedia
Bandung Perkasa sebagai berikut :
1. Keberadaan
Transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa
bukan transaksi fiktif, dokumen-dokumen bukti transaksi penjualan yang
dilakukan perusahaan selalu disimpan oleh bagian penjualan yaitu sales order,
faktur, nota penjualan dan nota kirim. Pada tabel 4.52 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa transaksi penjualan yang
dilakukan perusahaan bukan transaksi fiktif. General Manager selalu mengawasi
valid atau tidaknya dengan teliti dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses
penjualan yaitu sales order, nota kirim, nota penjualan dan faktur penjualan dan
telah sesuai dengan surat jalan yang sudah ditandatangani oleh bagian pemasaran.
Pada tabel 4.53 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%)
sangat setuju bahwa faktur penjualan harus sesuai dengan surat jalan yang sudah
ditandatangani.
2 Kelengkapan
Setiap transaksi penjualan yang dilakukan PT Galamedia Bandung Perkasa
sudah dicatat dengan benar dan lengkap oleh bagian penjualan, transaksi
penjualan dicatat dalam order penjualan, setelah diotorisasi oleh asisten/manajer
pemasaran baru dilakukan input data. Order transaksi ditandatangani oleh pembeli
order, barang yang dipesan dengan barang yang dikirim sama. Pada tabel 4.54
berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju
bahwa setiap transaksi penjualan yang terjadi dicatat secara benar dan lengkap.
Unit billing di bagian keuangan selalu membuatkan faktur untuk bukti transaksi
penjualan yang dilakukan perusahaan. Pada tabel 4.55 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa setiap transaksi penjualan
selalu dibuatkan faktur. Dokumen-dokumen seperti nota kirim, nota penjualan,
order transaksi diberi nomor urut yang tercetak sebelum digunakan oleh bagian
administrasi sirkulasi. Pada tabel 4.56 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa setiap dokumen diberi nomor urut
yang tercetak sebelum digunakan.
Dokumen-dokumen penjualan memiliki nomor yang sesuai dengan data
transaksi yang ada dikomputer untuk setiap transaksi penjualan hal ini dilakukan
oleh bagian administrasi sirkulasi untuk mempermudah proses penjualan. Pada
tabel 4.57 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) sangat
setuju bahwa dokumen penjualan memiliki nomor yang sesuai dengan data
dikomputer untuk transaksi penjualan. Data-data transaksi penjualan PT
Galamedia Bandung Perkasa selalu di cek terlebih dahulu sebelum dimasukan ke
dalam komputer kemudian diolah melalui sistem pengolahan data elektronik lalu
disimpan ke dalam magnetic disc sebagai back up data yang hilang yang
disebabkan oleh virus. Pada tabel 4.58 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa hasil pengolahan data elektronik
harus disimpan ke dalam magnetic disc sebagai back up apabila data hilang.
3. Akurasi
Dalam proses penjualan dan perhitungan yang dilakukan oleh PT
Galamedia Bandung Perkasa, perusahaan menjamin data-data transaksi penjualan
yang dilakukan sudah akurat sesuai dengan entry manual yang dicocokkan dengan
pengolahan data secara elektronik, dan adanya kecocokan laporan penjualan yang
dibuat dibagian penjualan dengan laporan penjualan yang dibuat oleh bagian
akuntansi. Pada tabel 4.59 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang
(80%) sangat setuju bahwa dalam melakukan proses penjualan perusahaan sudah
menjamin data-data transaksi sudah akurat dan sesuai dengan entry manual.
Jumlah barang yang dikirim kepada pelanggan sudah dicatat dengan benar oleh
bagian pengepakan kemudian diserahkan kepada bagian distribusi, berapa banyak
jumlah barang yang akan dikirim ke pelanggan sesuai dengan surat jalan yang
diberikan ke bagian distribusi. Pada tabel 4.60 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa jumlah barang yang
dikirim ke pelanggan sudah dicatat dengan benar oleh bagian pengepakan.
4. Klasifikasi
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa transaksi penjualan diklasifikasikan
dengan tepat termasuk penjualan tunai, penjualan kredit, dan adanya pemisahan
fungsi pencatatan penjualan tunai dan kredit. Untuk penjualan koran 1 bulan
dianggap penjualan tunai sedangkan untuk penjualan kredit selama 45 hari.
Tabel 4.61 berdasarkan jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) sangat
setuju bahwa perusahaan mengklasifikasikan transaksi penjualan tunai dan kredit
secara tepat. Setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan langsung
dijurnal oleh bagian akuntansi berdasarkan jenis transaksi penjualan tunai atau
penjualan kredit.
Penjualan tunai :
Cash xxx
Sales xxx
Penjualan kredit :
Account receivable xxx
Sales xxx
Pada tabel 4.62 berdasarkah hasil jawaban responden sebanyak 3 orang
(60%) sangat setuju bahwa setiap transaksi penjualan langsung dijurnal dengan
oleh bagian akuntansi.
5. Tepat Waktu
Dengan diterapkannya sistem pengolahan data elektronik penjualan akan
meningkatkan efektivitas kinerja, karena waktu yang diperlukan dalam mengolah
data penjualan lebih cepat dengan sistem pengolahan data elektronik
dibandingkan dengan cara manual, sehingga laporan penjualan selesai tepat pada
waktunya yaitu setiap akhir bulan. Pada tabel 4.63 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa dalam mengolah data
penjualan lebih cepat mengunakan pengolahan data elektronik dibandingkan
dengan manual.
Setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan selalu dicatat
oleh bagian penjualan sesuai dengan tanggal transaksi dilakukan. Pada tabel 4.64
berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju
bahwa transaksi penjualan dicatat sesuai tanggal transaksi penjualan. Penyerahan
barang kepada pelanggan diserahkan tepat waktu pada saat terjadinya transaksi
penjualan dan barang yang diserahkan habis terjual. Pada tabel 4.65 berdasarkan
hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa penyerahan
barang kepada pelanggan harus diserahkan tepat waktu.
6. Posting dan Pengikhtisaran
PT Galamedia Bandung Perkasa melakukan posting dan pengikhtisaran
secara berkala yaitu seminggu sekali menunggu data valid terlebih dahulu,
transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan diposting dengan benar oleh
bagian akuntansi. Pada tabel 4.66 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak
4 orang (80%) sangat setuju bahwa transaksi penjualan harus diposting dengan
benar.
Transaksi penjualan diikhtisarkan dalam bentuk jurnal oleh bagian
akuntansi, diantaranya jurnal penjualan tunai atau kredit. Hal ini dilakukan untuk
menjamin kebenaran klasifikasi dan pengikhtisaran. Pada tabel 4.67 berdasarkan
hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa transaksi
penjualan harus dimasukan ke dalam catatan akuntansi yang sesuai yaitu dengan
jenis transaksinya dan SAK.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan mempelajari buku-buku dan literatur
yang berkaitan dengan penelitian, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai
berikut.
4.2.1 Sistem Pengolahan Data Elektronik Pada PT Galamedia Bandung
Perkasa
PT Galamedia Bandung Perkasa telah melaksanakan unsur-unsur
pengolahan data elektronik penjualan sebagai berikut :
1. Hardware (perangkat keras)
Dalam pelaksanaan sistem pengolahan data elektronik penjualan, PT
Galamedia Bandung Perkasa telah menggunakan perangkat keras yang memadai
untuk melakukan proses transaksi penjualan pada saat mulai input data hingga
menghasilkan informasi. Perangkat keras yang digunakan adalah perangkat keras
yang dapat menunjang dalam pengolahan data penjualan secara elektronik. CPU
motherboard pentium 4 MSI dan hardisk seagate 500Gb yang digunakan sudah
mempunyai kapasitas yang besar, hal ini disebabkan karena banyaknya data yang
harus diolah dibagian pemasaran.
Untuk menunjang kegiatan pengolahan data elektronik penjualan dan
memperkecil kesalahan yang terjadi bagian penjualan menggunakan jaringan
sistem Local Area Network (LAN), jadi input data hanya dilakukan satu kali,
misalnya dibagian penjualan, cukup diinput dibagian penjualan saja. Sampai saat
ini Hardware yang dimiliki oleh PT Galamedia Bandung Perkasa dapat
memenuhi kebutuhan sistem pengolahan data elektronik penjualan dan telah
disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi. Hardware tersebut
sudah diintegrasikan dengan komputer, contohnya komputer sudah menggunakan
bluetooth dan inframerah.
Dengan adanya perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan maka dapat
dilihat perangkat keras yang dimiliki PT. Galamedia Bandung Perkasa yang
memadai dan dapat membantu perusahaan dalam melakukan proses pengolahan
data penjualan secara elektronik.
2. Software (perangkat lunak)
Perangkat lunak atau software yang digunakan oleh PT Galamedia
Bandung Perkasa untuk melakukan pengolahan data elektronik penjualan telah
memadai yaitu dengan menggunakan software visual basic, clipper dan SAP
(System Aplication Product).
Dalam sistem SAP yang dijalankan perusahaan proses bisnisnya dibagi
menjadi beberapa grup sebagai berikut :
- Sales planning
Perencanaan penjualan yang dibuat oleh bagian pemasaran untuk periode yang
telah ditentukan. Yaitu menetapkan target penjualan dari laporan penjualan
periode mei 2010, sirkulasi RAPP 415.774.450 target yang dicapai sebesar
420.043.900, iklan 600.000.000 target yang dicapai 653.020.940, jasa bank dan
koperasi 7.200.000 target yang dicapai 10.062.082,79 yang dituangkan dalam
rencana pendapatan.
- Sales order
Order penjualan yang masuk secara otomatis tercatat di komputer yang bisa
dibaca oleh semua bagian yang terkait dengan proses penjualan yaitu bagian
asisten pemasaran bidang sirkulasi, bagian administrasi sirkulasi, bagian
penjualan, bagian distribusi. Sales order diproses secara harian antara barang
dengan order yang dikirim. Penggunaan dari aplication software penjualan
yaitu visual basic, clipper dan SAP mudah dimengerti pemakaiannya.
- Delivery order
Berdasarkan sales order yang masuk langsung memberi informasi kepada
bagian sirkulasi untuk menyiapkan pesanan, kemudian bagian penjualan
membuat surat jalan yang akan diberikan kepada bagian distribusi. Jadi dengan
menggunakan software penjualan dapat memudahkan dalam mencari dokumen
tertentu.
3. Brainware (sumber daya manusia)
Para karyawan PT Galamedia Bandung Perkasa dibagian pengolahan data
elektronik seringkali datang kerja tepat waktu.
Tugas Brainware dibagian penjualan adalah :
1. Membuat laporan penjualan berkala dan melaksanakan tugas-tugas dalam
pengolahan data khususnya penjualan, karena merupakan data-data rinci
tentang penjualan.
2. Memasukan (input) data penjualan. Karyawan dibagian penjualan sudah
mempunyai pengalaman dalam memasukan (input) data penjualan. Selain itu
karyawan PT Galamedia yang ditempatkan dibagian pengolahan data
elektronik penjualan telah menjalankan tugasnya sesuai dengan keadaan di
perusahaaan. Karyawan dibagian pengolahan data elektronik penjualan telah
menjalankan tugasnya dengan baik yaitu mampu membuat program untuk
proses pengolahan data penjualan.
3. Melakukan intruksi-intruksi program visual basic, clipper dan SAP penjualan
yang dibuat oleh programmer.
Tujuan sistem pengolahan data elektronik penjualan PT Galamedia
Bandung Perkasa, yaitu :
1. Relevan : Sistem informasi mempunyai kemampuan pemrosesan terbatas.
Untuk mencapai tujuan pengolahan data elektronik yang relevan PT Galamedia
hanya memproses data yang relevan saja yaitu sales order dan delivery order.
Kalau untuk penjualan, sales order dibuat untuk satu bulan, sedangkan delivery
order, perusahaan hanya kirim ke tempat agen, tidak sampai ke pelanggan.
Pada tabel 4.14 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%)
sangat setuju bahwa perusahaan hanya memproses data yang relevan saja yaitu
sales order dan delivery order. Informasi penjualan yang dihasilkan PT
Galamedia Bandung Perkasa dapat diandalkan dan teruji kebenarannya, karena
perusahaan sudah menggunakan pengolahan data penjualan secara elektronik
jadi tingkat kesalahannya sudah diminimalisir Pada tabel 4.15 berdasarkan
hasil jawaban responden sebanyak 4 oarang (80%) sangat setuju bahwa
informasi penjualan yang dihasilkan dapat diandalkan dan harus teruji
kebenarannya.
2. Meningkatkan hasil : Untuk meningkatkan hasil yang maksimal dalam
pengolahan data elektronik penjualan maka perusahaan menyimpulkan kinerja
sistem informasi penjualan sudah memadai sebagai tolak ukur dalam menilai
kemampuan sistem informasi. Pada tabel 4.16 berdasarkan hasil jawaban
responden sebanyak 3 orang (60%) menyatakan ragu-ragu bahwa kinerja
sebagai salah satu tolak ukur dalam menilai kemampuan sistem informasi. Laju
konversi pada PT Galamedia Bandung Perkasa telah berjalan dengan baik
sehingga kinerja sistem informasi penjualan pada perusahaan harus lebih
ditingkatkan, di perusahaan secara harian bagian penjualan selalu menutup
buku penjualan, kemudian melakukan pengecekan ke bagian Akuntansi. Pada
tabel 4.17 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) setuju
bahwa kinerja sistem informasi penjualan harus lebih ditingkatkan.
3. Efisiensi : Dengan diterapkannya sistem pengolahan data elektronik penjualan
pada PT Galamedia Bandung Perkasa dapat meminimalkan jumlah Sumber
Daya Manusia yang melakukan proses pengolahan penjualan. Sumber daya
manusia yang melakukan proses pengolahan penjualan secara elektronik
sebanyak 2 orang, sebelum menggunakan sistem pengolahan data elektronik
penjualan, sumber daya manusia yang dibutuhkan perusahaan sebanyak 6
orang. Pada tabel 4.18 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 4 orang
(80%) setuju bahwa sistem pengolahan data elektronik penjualan dapat
meningkatkan efisiensi yaitu dengan meminimalkan jumlah sumber daya
manusia yang melakukan proses pengolahan data penjualan. Dengan adanya
konversi data dari sistem manual ke sistem pengolahan data elektronik pada PT
Galamedia Bandung Perkasa dapat menekan biaya operasional perusahaan
yang terjangkau. Pada tabel 4.19 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 4 orang (80%) setuju bahwa penggunaan konversi data penjualan dari
sistem manual ke sistem pengolahan data elektronik dapat menekan biaya
operasional perusahaan.
4. Ketepatan Waktu : Untuk menghasilkan informasi penjualan tunai dan kredit
secara tepat waktu yaitu pada saat tutup buku harian, karena kalau terlambat
proses laporan keuangan juga terlambat, artinya proses pengambilan keputusan
juga akan telat, PT Galamedia Bandung Perkasa menggunakan sistem
pengolahan data elektronik penjualan. Pada tabel 4.20 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) setuju bahwa setiap hari
perusahaan harus tepat waktu dalam mengumpulkan dan mengolah data
penjualan secara tunai dan kredit. Dengan menggunakan sistem pengolahan
data elektronik penjualan informasi penjualan yang dihasilkan tepat pada
waktunya. Pengolahan data elektronik penjualan secara tunai dan kredit di
bagian penjualan dilakukan secara tepat waktu dan informasi penjualan wajib
selesai setiap hari. Pada tabel 4.21 berdasarkan hasil jawaban responden
sebanyak 2 orang (40%) sangat setuju dan 2 orang (40%) setuju bahwa
perusahaan menggunakan sistem pengolahan data elektronik untuk
menghasilkan informasi penjualan secara tepat waktu.
5. Flexibel : PT Galamedia Bandung Perkasa telah menerapkan sistem
pengolahan data elektronik yang mengikuti perkembangan teknologi,
diperusahaan jaringan LAN yang merupakan integritas sistem sudah
menunjang dalam pengolahan data penjualan yang didukung oleh software
penjualan SAP yang mampu memenuhi kebutuhan para penggunanya. Pada
tabel 4.22 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) setuju
bahwa perusahaan telah menerapkan sistem pengolahan data elektronik dengan
mengikuti perkembangan teknologi sekarang. Selain sudah mengikuti
perkembangan teeknologi untuk mencapai tujuan pengolahan data elektronik
yang flexibel sistem pengolahan data elektronik yang dijalankan perusahaan
sudah mampu memenuhi kebutuhan para pemakainya yaitu user operator
bagian penjualan, para pengambil keputusan, dan pihak yang berkepentingan.
Pada tabel 4.23 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%)
sangat setuju bahwa sistem pengolahan data elektronik penjualan yang
diterapkan perusahaan sudah mampu memenuhi kebutuhan para pemakai.
6. Akurat dan Aman : Informasi penjualan yang dihasilkan sistem pengolahan
data elektronik pada PT Galamedia Bandung Perkasa sudah akurat, yaitu
laporan penjualan yang dikeluarkan oleh bagian penjualan sama dengan
laporan penjualan yg dibuat di bagian akuntansi. Pada tabel 4.24 berdasarkan
hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%) setuju bahwa informasi
penjualan yang dihasilkan oleh sistem pengolahan data elektronik sudah akurat.
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa keamanan informasi penjualan sudah
terjamin karena hanya orang-orang dibagian penjualan yang melakukan proses
penjualan dan juga tidak sembarang orang masuk ke bagian penjualan dan
perusahaan melakukan pengamanan password yang selalu diganti secara
berkala. Pada tabel 4.25 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3
orang (60%) setuju bahwa keamanan informasi penjualan diperusahaan sudah
terjamin.
7. Ekonomis : Biaya yang ekonomis merupakan tujuan dari sistem pengolahan
data elektronik yang diterapkan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa dalam
jangka panjang bisa memperoleh biaya yang ekonomis yaitu dalam hal biaya
murah, sumber daya manusia yang tidak terlalu banyak dan penggunaan waktu
yang efektif, jadi ada waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
Pada tabel 4.26 berdasarkan hasil jawaban responden sebanyak 3 orang (60%)
setuju bahwa sistem pengolahan data elektronik yang diterapkan perusahaan
dalam jangka panjang bertujuan untuk memperoleh manfaat biaya ekonomis.
Jadi dengan sistem pengolahan data elektronik yang dijalankan perusahaan
tidak membebankan biaya yang besar bagi perusahaan dan juga dapat
meminimalkan sumber daya manusia yang ada khususnya di bagian penjualan
dari asalnya 6 orang menjadi 2 orang. Pada tabel 4.27 berdasarkan hasil
jawaban responden sebanyak 4 orang (80%) sangat setuju bahwa sistem
pengolahan data elektronik tidak membebankan biaya yang besar bagi
perusahaan
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa, sistem pengolahan data penjualan
yang digunakan untuk mengolah transaksi penjualan adalah dengan menggunakan
batch processing system dan on-line processing system. Dalam batch processing
system yang dilakukan oleh bagian penjualan, sistem pengolahan data diterima
secara entry manual yang berasal dari Order Entry, yaitu pertama-tama
mengumpulkan data dari berbagai dokumen sumber untuk dibuat kelompok
kemudian diproses secara berkala per kelompok. Sistem ini digunakan oleh
perusahaan jika transaksi penjualan yang terjadi mempunyai volume yang besar
dan bersifat rutin. Batch-batch ini kemudian diproses secara periodik yang
menghasilkan output berupa order transaksi, faktur dan kwitansi dibagian kasir
Dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronik, proses pengolahan data
penjualan dapat berjalan dengan cepat, akurat dan tepat. Sedangkan pengolahan
data elektronik penjualan yang dilakukan oleh bagian penjualan secara on-line
processing system, transaksi yang terjadi diproses pada saat transaksi itu
diinputkan ke dalam sistem, proses secara on-line digunakan oleh perusahaan
untuk situasi yang bersifat dinamis, dimana informasi yang up to date sangat
dibutuhkan. Dalam penggunaan metode pengolahan data on-line processing
system yang dilakukan perusahaan ayat jurnal diganti dengan ekuivalen
elektroniknya prosesnya tidak diperlukan adanya media lain tetapi data transaksi
langsung masuk kedalam komputer dalam bentuk yang sudah dapat dibaca
komputer. Contohnya adalah penggunaan barcode, dalam penggunaan barcode ini
tidak perlu lagi melakukan pemasukkan data tapi scanner langsung membaca data
lalu di proses lebih lanjut. Dalam on-line processing system, perusahaan
melibatkan interaksi langsung dengan manusia jadi pada saat transaksi dilakukan,
informasi secara langsung dimasukan ke dalam sistem tanpa menunggu waktu
yang lama.
4.2.2 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Pada PT Galamedia
Bandung Perkasa
Pengendalian internal penjualan yang dijalankan perusahaan dinilai telah
memadai. Hal ini dapat ditunjukan dengan pelaksanaan komponen-komponen
pengendalian internal PT Galamedia Bandung Perkasa yang diuraikan sebagai
berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah :
a. Integritas dan Nilai-nilai Etika
Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi dan merendam tindak
penyelewengan. Pada PT Galamedia Bandung Perkasa terdapat penilaian
terhadap kejujuran dari semua karyawan, selain itu penilaian juga dilakukan
terhadap kapasitas kerja, kemampuan bekerja dan semangat kerja para
karyawan.
b. Keinginan Untuk Maju
Perusahaan sangat membutuhkan orang-orang yang selalu berkeinginan untuk
maju, dalam hal ini perusahaan selalu membina, melatih dan mendidik
karyawannya serta mensejahterakan karyawan. Dengan usaha ini diharapkan
karyawan akan lebih terdorong untuk maju dan berkembang sehingga akan
meningkatkan motivasi kerjanya.
c. Dewan Direksi dan Komite Audit
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa dewan direksi dan komite audit
bertanggungjawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang
mencakup pengendalian internal dan ketaatan terhadap peraturan yang
ditetapkan.
d. Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi
Hal ini dilakukan perusahaan dengan menetapkan unsur-unsur pengendalian
internal dari adanya struktur organisasi yang jelas khususnya di bagian
penjualan sehingga tujuan perusahaan bisa terwujud.
e. Struktur Organisasi
PT Galamedia Bandung Perkasa memiliki struktur organisasi yang jelas dalam
suatu bagan untuk memudahkan proses pengawasan terhadap aktivitas
perusahaan. Adapun bagian-bagian yang berhubungan dengan penjualan yaitu,
bagian pemasaran, administrasi sirkulasi, bagian penjualan. Dengan adanya
struktur organisasi yang jelas maka tanggung jawab masing-masing karyawan
menjadi jelas serta menunjang kelancaran kerja.
f. Pelimpahan Wewenang dan Tanggung jawab
Dalam hal ini PT Galamedia Bandung Perkasa telah melaksanakan wewenang
dan tanggung jawab sesuai dengan tingkatan organisasi dalam perusahaan,
pembagian wewenang dan tanggung jawab karyawan dapat terlihat jelas sesuai
dengan bagian-bagian yang terkait dengan penjualan diantaranya asisten
manajer pemasaran bertugas dalam hal penerimaan order dari pelanggan,
bagian administrasi sirkulasi bertugas dalam menerbitkan nota penjualan, nota
pengiriman, bagian penjualan bertugas melakukan pengamatan potensi pasar
disuatu daerah / wilayah yang memungkinkan dikembangkannya pemasaran,
dan bagian distribusi bertugas menerbitkan surat jalan dan mengirimkan barang
kepada pelanggan. Pendelegasian wewenang dalam koridor penjualan
diperusahaan umumnya dalam hal diskon, tingkatan diskon diatur sampai
dengan 5% di tingkat asisten manajer, 5% ke atas untuk manajer.
g. Kebijakan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
Dalam hal ini perusahaan memperhitungkan kemampuan, kejujuran, disiplin,
ketaatan dan kesejahteraan para pegawainya. Perusahaan melakukan seleksi
penerimaan pegawai, pelatihan calon pegawai baru, serta memelihara
hubungan kerjasama yang baik.
2. Penilaian Resiko (Risk Asessment)
PT Galamedia Bandung Perkasa melakukan antisipasi dalam pengolahan
data penjualan dengan mempersiapkan dan mengembangkan sistem yang dapat
disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu perusahaan membuat
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengantisipasi segala
resiko yang dihadapi perusahaan. Kalau dalam hal penjualan, perencanaan jangka
pendek dilakukan dengan cara mempertahankan tiras di kisaran 25.000 eksemplar
per hari, sedangkan perencanaan jangka panjang mengusahakan tiras di kisaran
50.00 / hari (market share 15%). Kalau untuk administrasi penjualan
mengantisipasi gangguan (virus) jadi update terus dilakukan. Dengan sistem
informasi yang memadai dan kemajuan teknologi yang pesat, dapat merubah
penilaian resiko atas pengendalian internal perusahaan. Hal lain yang dilakukan
oleh perusahaan adalah selalu mengantisipasi terhadap perubahan operasi yang
bisa berubah secara tiba-tiba, dalam administrasi tidak ada masalah, karena
diciptakan sedemikian rupa, kalau bisnis tergantung dari situasinya. Contoh kalau
tiras turun, promosi di tingkatkan.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu manajemen untuk meredam terjadinya resiko dalam pencapaian tujuan
secara umum, kegiatan pengendalian dilakukan dengan cara membandingkan
antara kemampuan kerja actual dengan standar. Aktivitas pengendalian PT
Galamedia Bandung Perkasa terdiri dari unsur-unsur :
a. Review kerja.
Hal ini telah dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dibidang penjualan, dapat dilihat dari adanya pemisahan fungsi
otorisasi dan fungsi akuntansi. Pemisahan fungsi ini akan menciptakan
pengecekkan independen terhadap masing-masing fungsi dalam transaksi
penjualan PT Galamedia Bandung Perkasa.
b. Proses informasi
Hal ini dilakukan terhadap pemeliharaan sistem software dan hardware, akses
keamanan serta pengmbangan sistem aplikasi, diperusahaan juga terdapat
ruang penyimpanan yang memadai untuk perangkat lunak dan file data untuk
melindungi dari kehilangan yaitu server.
c. Pengendalian fisik
PT Galamedia melakukan pengendalian fisik atas kekayaan persediaan dan
catatan perusahaan, dengan cara melakukan pengecekan langsung terhadap
persediaan yang ada, dimana penerimaan dan pengeluaran diotorisasi oleh
bagian keuangan untuk mencegah adanya kehilangan.
d. Pemisahan Fungsi
Perusahaan melakukan pemisahan fungsi otorisasi kredit oleh bagian kredit,
fungsi akuntansi oleh bagian akuntansi. Pemisahan fungsi ini akan
menciptakan pengecekkan independen terhadap masing-masing fungsi dalam
transaksi penjualan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Dalam hal ini informasi dan komunikasi mengacu pada sistem akuntansi
yang dilakukan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa, yang terdiri dari metode
dan pencatatan. Informasi yang dihasilkan mengenai permodalan, kegiatan usaha
penjualan koran dan iklan serta informasi biaya-biaya yang dikeluarkan yaitu
biaya produksi dan beban administrasi, metode pencatatan yang digunakan oleh
perusahaan adalah cash basis yaitu pendapatan dan beban diakui pada saat cash
diterima. Pendapatan meliputi koran dan iklan sedangkan beban meliputi beban
administrasi.
5. Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan yang dilakukan dalam aktivitas penjualan PT Galamedia
Bandung Perkasa yaitu dilakukan oleh bagian akuntansi dan forum manajer
melalui rapat anggaran dengan cara mencocokan data yang ada dikomputer
dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses penjualan seperti faktur
penjualan, data pelanggan, nota penjualan dan nota kirim. Pada saat rapat
anggaran diketahui adanya kesesuaian antara hasil proses penjualan dengan target
yang ingin dicapai manajemen yaitu sebesar 1.083.126.922,79 dari RAPP sebesar
1.039.641.116,00 jadi ada selisih lebih sebesar 43.485.806,79. Hal ini terjadi
karena adanya faktor persaingan dan daya beli pelanggan yang semakin tinggi.
Pengawasan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan selalu
ditindaklanjuti karena masih terdapat kesalahan dalam mengawasi kinerja
karyawan dibagian penjualan. Kesalahan yang sering terjadi yaitu kesalahan
pencatatan misalnya salah jumlah, salah nama penulisan order. Kesalahan
pencatatan selalu dilakukan koreksi melalui Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
kemudian dilakukan penyesuaian dibagian akuntansi.
Dengan diterapkannya komponen-komponen pengendalian internal diatas
maka PT. Galamedia Bandung Perkasa dinilai telah efektif dalam melaksanakan
pengendalian internal pada perusahaan. Hal ini didukung pula oleh pencapaian
tujuan-tujuan pengendalian internal penjualan sebagai berikut :
1. Keberadaan
Transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa
bukan transaksi fiktif, dokumen-dokumen bukti transaksi penjualan yang
dilakukan perusahaan selalu disimpan oleh bagian penjualan yaitu sales order,
faktur, nota penjualan dan nota kirim. General Manager selalu mengawasi valid
atau tidaknya dengan teliti dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses
penjualan yaitu sales order, nota kirim, nota penjualan dan faktur penjualan dan
telah sesuai dengan surat jalan yang sudah ditandatangani oleh bagian pemasaran.
2 Kelengkapan
Setiap transaksi penjualan yang dilakukan PT Galamedia Bandung Perkasa
sudah dicatat dengan benar dan lengkap oleh bagian penjualan, transaksi
penjualan dicatat dalam order penjualan, setelah diotorisasi oleh asisten/manajer
pemasaran baru dilakukan input data. Order transaksi ditandatangani oleh pembeli
order, barang yang dipesan dengan barang yang dikirim sama. Unit billing di
bagian keuangan selalu membuatkan faktur untuk bukti transaksi penjualan yang
dilakukan perusahaan. Dokumen-dokumen seperti nota kirim, nota penjualan,
order transaksi diberi nomor urut yang tercetak sebelum digunakan oleh bagian
administrasi sirkulasi. Dokumen-dokumen penjualan memiliki nomor yang sesuai
dengan data transaksi yang ada dikomputer untuk setiap transaksi penjualan hal
ini dilakukan oleh bagian administrasi sirkulasi untuk mempermudah proses
penjualan. Data-data transaksi penjualan PT Galamedia Bandung Perkasa selalu di
cek terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam komputer kemudian diolah
melalui sistem pengolahan data elektronik lalu disimpan ke dalam magnetic disc
sebagai back up data yang hilang yang disebabkan oleh virus.
3. Akurasi
Dalam proses penjualan dan perhitungan yang dilakukan oleh PT
Galamedia Bandung Perkasa, perusahaan menjamin data-data transaksi penjualan
yang dilakukan sudah akurat sesuai dengan entry manual yang dicocokkan dengan
pengolahan data secara elektronik, dan adanya kecocokan laporan penjualan yang
dibuat dibagian penjualan dengan laporan penjualan yang dibuat oleh bagian
akuntansi. Dari laporan penjualan untuk sirkulasi diketahui RAPP sebesar
415.774.450,00, target yang dicapai sebesar 420.043.900,00 dan selisihnya
sebesar 4.269.450,00, iklan RAPP sebesar 600.000.000,00, target yang dicapai
sebesar 653.020.940,00 dan selisihnya sebesar 53.020.940,00, divisi training dan
Gazes RAPP dan target tetap sebesar 8.333.333,00, untuk jasa bank, koperasi
RAPP sebesar 7.200.000,00, target yang dicapai 10.062.082,79, terdapat selisih
2.862.082,79. Total pendapatan RAPP sebesar 1.039.641.116,00 dan target yang
dicapai sebesar 1.083.126.922,79 terdapat selisih sebesar 43.485.806,79. Dari
hasil laporan penjualan bulan mei 2010 rancangan anggaran penerimaan dan
pengeluaran yang ditetapkan oleh perusahaan mencapai target penjualan terdapat
selisih lebih kecuali untuk divisi training dan gazes tidak terdapat selisih yaitu
tetap sebesar 8.333.333,00 ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi kenaikan penjualan. Kalau selisih plus biasanya ada momentum,
bisa saja berita lagi ramai, atau ada kegiatan yangg mendorong iklan ramai seperti
pilkada, kalau berita tidak ramai, tiras sedikit, iklan juga ikut mengecil. Jumlah
barang yang dikirim kepada pelanggan sudah dicatat dengan benar oleh bagian
pengepakan kemudian diserahkan kepada bagian distribusi, berapa banyak jumlah
barang yang akan dikirim ke pelanggan sesuai dengan surat jalan yang diberikan
ke bagian distribusi.
4. Klasifikasi
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa transaksi penjualan sudah
diklasifikasikan dengan tepat termasuk penjualan tunai, penjualan kredit, dan
adanya pemisahan fungsi pencatatan penjualan tunai dan kredit. Untuk penjualan
koran 1 bulan dianggap penjualan tunai sedangkan untuk penjualan kredit selama
45 hari.
Setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan langsung
dijurnal oleh bagian akuntansi berdasarkan jenis transaksi penjualan tunai atau
penjualan kredit.
Penjualan tunai :
Cash xxx
Sales xxx
Penjualan kredit :
Account receivable xxx
Sales xxx
5. Tepat Waktu
Dengan diterapkannya sistem pengolahan data elektronik penjualan akan
meningkatkan efektivitas kinerja, karena waktu yang diperlukan dalam mengolah
data penjualan lebih cepat dengan sistem pengolahan data elektronik
dibandingkan dengan cara manual, sehingga laporan penjualan selesai tepat pada
waktunya yaitu setiap akhir bulan. Setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan selalu dicatat oleh bagian penjualan sesuai dengan tanggal transaksi
dilakukan. Penyerahan barang kepada pelanggan diserahkan tepat waktu pada saat
terjadinya transaksi penjualan dan barang yang diserahkan habis terjual.
6. Posting dan Pengikhtisaran
PT Galamedia Bandung Perkasa melakukan posting dan pengikhtisaran
secara berkala yaitu seminggu sekali menunggu data valid terlebih dahulu,
transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan diposting dengan benar oleh
bagian akuntansi. Transaksi penjualan diikhtisarkan dalam bentuk jurnal oleh
bagian akuntansi, diantaranya jurnal penjualan tunai atau kredit. Hal ini
dilakukan untuk menjamin kebenaran klasifikasi dan pengikhtisaran. Transaksi
penjualan harus dimasukan ke dalam catatan akuntansi yang sesuai yaitu dengan
jenis transaksinya dan sesuai dengan SAK.
Dalam uji statistik diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 81%,
artinya bahwa sistem pengolahan data elektronik berpengaruh terhadap efektivitas
pengendalian internal penjualan sebesar 81%, sedangkan sisanya sebesar 19%
merupakan kontribusi variabel lain selain sistem pengolahan data elektronik.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban
responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu
variabel X (Pengaruh sistem pengolahan data elektronik) dan variabel Y
(Efektifitas pengendalian internal penjualan). Variabel tersebut dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dan analisis korelasi.
4.2.3.1 Analisis Deskriptif
Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok
subjek yang diteliti.
1. Pertanyaan Variabel X
Tabel 4.2
CPU yang digunakan perusahaan harus dilengkapi dengan kapasitas memori
yang memadai
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa CPU yang digunakan perusahaan sudah memadai, dengan
menggunakan motherboard pentium 4 MSI yang dilengkapai memori 256MB
DDR1 dapat menyimpan data yang besar dan kecepatan proses pengolahan data
yang tinggi khususnya untuk mengolah data-data penjualan.
Tabel 4.3
Kapasitas hardisk yang digunakan harus cukup memadai
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa kapasitas hardisk yang digunakan sudah cukup memadai yaitu
memakai hardisk seagate 500Gb sudah memadai untuk menyimpan data yang
diperlukan dalam proses pengolahan data penjualan.
Tabel 4.4
Sistem LAN yang digunakan perusahaan menunjang dalam pengolahan data
elektronik
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sistem LAN yang digunakan perusahaan sudah menunjang
dalam pengolahan data elektronik yaitu dengan menggunakan sistem LAN, input
data hanya dilakukan satu kali, misalnya dibagian penjualan cukup diinput
dibagian penjualan saja.
Tabel 4.5
Hardware yang digunakan perusahaan telah disesuaikan dengan kemajuan
dan perkembangan teknologi
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju hardware yang
digunakan perusahaan telah disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan
teknologi yaitu dengan penggunaan bluetooth dan inframerah yang sudah
terintegrasi dengan komputer.
Tabel 4.6
Software yang digunakan oleh perusahaan harus memadai untuk
pengolahan data elektronik penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju software yang
digunakan oleh perusahaan sudah memadai dalam mempercepat pembuatan
laporan penjualan perusahaan yaitu dengan menggunakan software SAP.
Tabel 4.7
Program yang digunakan mudah dimengerti oleh semua bagian yang terkait
dengan proses penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju program yang
digunakan perusahaan mudah dimengerti oleh semua bagian yang terkait dengan
proses penjualan yaitu bagian asisten pemasaran biadang sirkulasi, bagian
administrasi sirkulasi, bagian penjualan dan bagian distribusi.
Tabel 4.8
Aplication Software penjualan yang digunakan perusahaan mudah
dimengerti pemakaiannya
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju Aplication Software
visual basic, clipper dan SAP penjualan yang digunakan perusahaan mudah
dimengerti pemakaiannya.
Tabel 4.9
Program visual basic, clipper dan SAP yang digunakan memudahkan dalam
mencari dokumen penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju program visual basic,
clipper dan SAP yang digunakan memudahkan dalam mencari dokumen penjualan
yaitu nota penjualan dan nota kirim.
Tabel 4.10
Para karyawan yang ditempatkan pada bagian pengolahan data elektronik
seringkali datang kerja tepat waktu
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju Para karyawan yang
ditempatkan pada bagian pengolahan data elektronik seringkali datang kerja tepat
waktu sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Tabel 4.11
Karyawan dibagian penjualan selalu membuat laporan penjualan secara
berkala karena merupakan data-data rinci tentang penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bahwa karyawan yang
ada di bagian penjualan selalu membuat laporan penjualan berkala karena
merupakan data-data rinci tentang penjualan.
Tabel 4.12
Operator dibagian penjualan sudah mempunyai pengalaman dalam
memasukan (input) data penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bahwa operator
computer dibagian penjualan sudah mempunyai pengalaman untuk memasukan
(input) data. Sehingga jarang sekali terdapat kesalahan dalam penginputan data
penjualan.
Tabel 4.13
Programmer mampu membuat program yang dibutuhkan perusahaan sesuai
dengan keadaan perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju programmer
diperusahaan sudah mampu membuat program yang dibutuhkan perusahaan
sesuai dengan keadaan perusahaan khususnya program untuk proses pengolahan
data penjualan yaitu visual basic, clipper dan SAP.
Tabel 4.14
Perusahaan hanya memperoses data yang relevan saja yaitu sales order dan
delivery order
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat perusahaan hanya
memperoses data yang relevan saja yaitu sales order dan delivery order. Kalau
untuk penjualan, sales order itu di buat untuk satu bulan, sedangkan delivery
order, hanya mengirim ke tempat agen, tidak sampai ke pelanggan.
Tabel 4.15
Informasi penjulan yang dihasilkan dapat diandalkan dan harus teruji
kebenarannya
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju informasi penjulan
yang dihasilkan dapat diandalkan dan harus teruji kebenarannya karena
perusahaan sudah menggunakan pengolahan data penjualan secara elektronik jadi
tingkat kesalahannya sudah diminimalisir.
Tabel 4.16
Kinerja sebagai salah satu tolak ukur dalam menilai kemampuan sistem
informasi
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 3 60,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan ragu-ragu. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden menilai ragu-ragu kinerja sebagai
salah satu tolak ukur dalam menilai kemampuan sistem informasi.
Tabel 4.17
Kinerja sistem informasi penjualan harus ditingkatkan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 4 80,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar responden setuju kinerja sistem informasi penjualan harus
ditingkatkan. Diperusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja sistem informasi adalah secara harian bagian penjualan selalu menutup
buku penjualan, kemudian melakukan pengecekan ke bagian akuntansi.
Tabel 4.18
Sistem pengolahan data elektronik penjualan dapat meningkatkan efisiensi
yaitu dengan meminimalkan jumlah sumber daya manusia yang melakukan
proses pengolahan penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 4 80,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar responden setuju sistem pengolahan data elektronik penjualan
dapat meningkatkan efisiensi yaitu dengan meminimalkan jumlah sumber daya
manusia yang melakukan proses pengolahan penjualan. Diperusahaan sebelum
menggunakan proses pengolahan data elektronik sumber daya manusia yang
diperlukan sebanyak 6 orang tetapi setelah menggunakan sistem pengolahan data
elektronik perusahaan hanya memerluukan sumber daya manusia sebanyak 2
orang saja.
Tabel 4.19
Penggunaan sistem konversi data penjualan dari sistem manual ke sistem
pengolahan data elektronik dapat menekan biaya operasional perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 4 80,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju penggunaan sistem konversi data
penjualan dari sistem manual ke sistem pengolahan data elektronik dapat menekan
biaya operasional perusahaan. Dari segi biaya dengan menggunakan sistem
pengolahan data elektronik perusahaan mengeluarkan biaya operasional yang
terjangkau.
Tabel 4.20
Setiap hari perusahaan harus tepat waktu dalam mengumpulkan dan
mengolah data pejualan secara tunai dan kredit
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 4 80,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju setiap hari perusahaan harus tepat waktu
dalam mengumpulkan dan mengolah data pejualan secara tunai dan kredit yaitu
pada saat harus tutup buku harian, karena kalau terlambat proses laporan
keuangan juga terlambat yang artinya pengambilan keputusan juga akan telat.
Tabel 4.21
Perusahaan menggunakan sistem pengolahan data elektronik untuk
menghasilkan informasi penjualan secara tepat waktu
No Pilihan Jawaban F %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 1 20,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 2 responden (40,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa responden sangat setuju dan setuju perusahaan menggunakan sistem
pengolahan data elektronik untuk menghasilkan informasi penjualan secara tepat
waktu yaitu informasi penjualan harus selesai setiap hari.
Tabel 4.22
Perusahaan telah menerapkan sistem pengolahan data elektronik dengan
mengikuti perkembangan teknologi sekarang
No Pilihan Jawaban F %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju perusahaan telah menerapkan sistem
pengolahan data elektronik dengan mengikuti perkembangan teknologi sekarang.
Jaringan LAN yang merupakan integritas sistem sudah menunjang dalam
pengolahan data penjualan yang didukung oleh software SAP yang mampu
memenuhi kebutuhan para penggunanya.
Tabel 4.23
Sistem pengolahan data elektronik penjualan yang diterapkan perusahaan
sudah mampu memenuhi kebutuhan para pemakai
No Pilihan Jawaban F %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju sistem pengolahan
data elektronik penjualan yang diterapkan perusahaan sudah mampu memenuhi
kebutuhan para pemakainya yaitu user operator, bagian penjualan, pengambil
keputusan dan para pihak yang berkepentingan.
Tabel 4.24
Informasi penjualan yang dihasilkan oleh sistem pengolahan data elektronik
sudah akurat
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju informasi penjualan yang dihasilkan
sistem pengolahan data elektronik sudah akurat yaitu laporan penjualan yang
dikeluarkan oleh bagian penjualan sama dengan laporan penjualan yg dibuat di
bagian akuntansi.
Tabel 4.25
Keamanan informasi penjualan sudah terjamin
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju keamanan informasi penjualan sudah
terjamin karena hanya orang-orang dibagian penjualan yang melakukan proses
penjualan dan keamanan pasword yang selalu diganti secara berkala.
Tabel 4.26
Sistem pengolahan data elektronik penjualan yang diterapkan perusahaan
dalam jangka panjang bertujuan untuk memperoleh manfaat biaya
ekonomis
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju adanya sistem pengolahan data elektronik
penjualan yang diterapkan perusahaan dalam jangka panjang bertujuan untuk
memperoleh manfaat biaya ekonomis yaitu dalam hal biaya murah, tidak
memerlukan sumber daya manusia yang banyak dan penggunaan waktu yang
efektif, jadi ada waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
Tabel 4.27
Sistem pengolahan data elektronik tidak membebankan biaya yang besar
bagi perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan sistem
pengolahan data elektronik tidak membebankan biaya yang besar bagi
perusahaan, bandingannya dengan sistem manual yang membutuhkan biaya yang
besar dan sumber daya manusia sebanyak 6 orang dibagian penjualan.
Tabel 4.28
Dalam batch processing system yang dilakukan oleh bagian penjualan, sistem
pengolahan data diterima secara entry manual yang berasal dari Order Entry
No Pilihan Jawaban F %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa responden sangat setuju dalam batch processing system yang
dilakukan perusahaan sistem pengolahan data diterima secara entry manual yang
berasal dari order entry. Yaitu mengumpulkan data terlebih dahulu dari berbagai
sumber untuk dibuat kelompok dan kemudian diproses secara berkala per
kelompok. Sistem ini digunakan oleh perusahaan jika transaksi penjualan yang
terjadi mempunyai volume yang besar dan bersifat rutin.
Tabel 4.29
Transaksi-transaksi dalam bentuk batch yang diproses secara periodik
menghasilkan output berupa order transaksi, faktur dan kwitansi di bagian
kasir
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju transaksi-transaksi
dalam bentuk batch diproses secara periodik dan menghasilkan output berupa
order transaksi, faktur dan kwitansi di bagian kasir.
Tabel 4.30
Dalam batch processing system yang dijalankan perusahaan proses
pengolahan data penjualan berjalan dengat cepat, tepat dan akurat.
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dalam batch
processing system yang dijalankan perusahaan proses pengolahan data penjualan
berjalan dengan cepat, akurat dan tepat yaitu pada saat informasi penjulan
dibutuhkan perusahaan untuk digunakan sebagai dasar untuk kepentingan
pengambilan keputusan.
Tabel 4.31
Data yang dientry diolah secara on-line processing system
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju data yang di-entry
diolah secara langsung (on-line processing system) yaitu transaksi yang terjadi
diproses pada saat transaksi itu diinputkan ke dalam sistem, proses secara on-line
digunakan oleh perusahaan untuk situasi yang bersifat dinamis, dimana informasi
yang up to date sangat dibutuhkan.
Tabel 4.32
Dalam menggunakan metode on-line processing ayat jurnal diganti dengan
ekuivalen elektroniknya
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 4 80,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden setuju dalam menggunakan metode on-line
processing ayat jurnalnya diganti dengan ekuivalen elektronik hal yang dilakukan
oleh perusahaan adalah prosesnya tidak diperlukan adanya media lain tetapi data
transaksi langsung masuk ke dalam komputer dalam bentuk yang sudah terbaca
oleh komputer misalnya penggunaan barcode jadi tidak perlu lagi memasukan
data tapi scanner langsung membaca dan memproses lebih lanjut.
Tabel 4.33
Informasi penjualan yang dihasilkan dengan on-line processing system dapat
diberikan secara langsung
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 1 20,0
2 Setuju 4 80,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan setuju dan 1 responden
(20,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden setuju informasi penjualan yang dihasilkan dengan proses pengolahan
secara on-line processing system bisa diberikan kapan saja kalau perusahaan
membutuhkannya tanpa menunggu waktu yang lama.
2. Pertanyaan Variabel Y
Tabel 4.34
Integritas dan nilai-nilai etika dalam melakukan aktivitas kerja sesama
karyawan dilakukan dengan baik.
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju integritas dan nilai-
nilai etika dalam melakukan aktivitas kerja sesama karyawan harus dijaga dengan
baik. Diperusahaan karyawan sudah mempunyai karakteristik integritas dan nilai
etika diantaranya adalah mempunyai sifat jujur dalam bekerja, selalu
berpandangan ke depan untuk hal yang lebih baik dan selalu kompeten dalam
stiap aktivitasnya.
Tabel 4.35
Karyawan perusahaan dituntut untuk memberikan komitmen dan
kompetensi di dalam mengembangkan kegiatan perusahaan dibidang
penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 2 responden (40,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden setuju karyawan perusahaan
dituntut untuk memberikan komitmen dan kompetensi di dalam mengembangkan
kegiatan perusahaan dibidang penjualan. Karyawan diperusahaan sudah memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam melaksanakan tugasnya yaitu
sikap mau belajar terus menerus, sikap pengembangan diri untuk mengaitkan
kompetensi pekerjaan dengan kompetensi individu dan sikap untuk
mengoptimalkan pelayanan mutu terhadap pelanggan.
Tabel 4.36
Dewan direksi dan komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi proses
pelaporan keuangan yang mencakup pengendalian internal dan ketaatan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 2 responden (40,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden setuju dewan direksi dan komite
audit bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang
mencakup pengendalian internal dan ketaatan terhadap peraturan yang ditetapkan.
Tabel 4.37
Perusahaan menetapkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari
atasan kepada bawahan secara tegas
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40.0
2 Setuju 3 60.0
3 Ragu-ragu 0 0.0
4 Tidak setuju 0 0.0
5 Sangat tidak setuju 0 0.0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 2 responden (40,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden setuju perusahaan menetapkan
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari atasan kepada bawahan secara
tegas. Pendelegasian wewenang dalam penjualan diperusahaan umumnya dalam
hal diskon, tingkatan diskon diatur smpai dengan 5% di tingkat asisten manajer
dan diatas 5% untuk tingkat manajer.
Tabel 4.38
Perusahaan perlu melakukan penaksiran resiko yaitu mengidentifikasi
perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60.0
2 Setuju 2 40.0
3 Ragu-ragu 0 0.0
4 Tidak setuju 0 0.0
5 Sangat tidak setuju 0 0.0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju perusahaan sudah
melakukan penaksiran resiko yaitu mengidentifikasi perubahan kondisi internal
dan eksternal perusahaan dengan cara mempersiapkan dan mengembangkan
sistem yang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Tabel 4.39
Perusahaan perlu membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
untuk mengantisipasi segala resiko yang akan dihadapi perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju perusahaan perlu
membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengantisipasi
segala resiko yang akan dihadapi perusahaan yaitu kalau dalam hal penjualan,
perencanaan jangka pendek mempertahankan tiras di kisaran 25.000 eksemplar
per hari, sedangkan perencanaan jangka panjang mengusahakan tiras di kisaran
50.00 / hari (market share 15%). Kalau untuk administrasi penjualan selalu
mengantisipasi gangguan (virus) jadi update terus dilakukan.
Tabel 4.40
Dengan sistem informasi yang memadai dan kemajuan teknologi yang pesat
dapat merubah penilaian resiko atas pengendalian internal perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan sistem
informasi yang memadai dan kemajuan teknologi yang pesat dapat merubah
penilaian resiko atas pengendalian internal perusahaan jadi dengan kemajuan
teknologi yang semakin maju resiko perusahaan bisa dinilai memiliki resiko yg
rendah.
Tabel 4.41
Perusahaan harus mengantisipasi terhadap perubahan operasi yang
mungkin bisa terjadi secara tiba-tiba
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 2 40,0
2 Setuju 3 60,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 2 responden (40,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden setuju perusahaan harus
mengantisipasi terhadap perubahan operasi yang terjadi secara tiba-tiba,
diperusahaan administrasi tidak ada masalah, kalau dari segi bisnis tergantung
dari situasinya contoh kalau tiras turun maka promosi akan ditingkatkan.
Tabel 4.42
Perusahaan melakukan review kerja untuk mengevaluasi hasil kinerja
perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju perusahaan
melakukan review kerja untuk mengevaluasi hasil kinerja perusahaan dapat dilihat
dari adanya pemisahan fungsi otorisasi dan fungsi akuntansi. Pemisahan fungsi ini
akan menciptakan pengecekkan independen terhadap masing-masing fungsi
dalam transaksi penjualan PT Galamedia Bandung Perkasa
Tabel 4.43
Perusahaan mempunyai ruang peyimpanan yang memadai untuk file dan
perangkat lunak agar tidak terjadi kehilangan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju perusahaan
mempunyai ruang penyimpanan yang memadai untuk file dan perangkat lunak,
ruang penyimpanan tersebut adalah server khusus untuk menyimpan file data dan
perangkat lunak.
Tabel 4.44
Perusahaan harus melakukan pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
perusahaan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju perusahaan sudah
melakukan pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan perusahaan. Jadi
perusahaan selalu melakukan pengecekan langsung terhadap persediaan yang ada.
Tabel 4.45
Penerimaan dan pengeluaran harus diotorisasi oleh bagian keuangan untuk
mencegah adanya kehilangan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa penerimaan dan pengeluaran diperusahaan sudah diotorisasi
oleh bagian keuangan dengan baik untuk mencegah kehilangan.
Tabel 4.46
Pemisahan fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi sudah
dilakukan oleh perusahaan dengan baik
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bahwa pemisahan
fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi sudah dilakukan oleh
perusahaan dengan baik.
Tabel 4.47
Informasi dan komunikasi di perusahaan sudah mengacu pada sistem
akuntansi yang terdiri dari metode pencatatan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju informasi dan
komunikasi di perusahaan sudah mengacu pada sistem akuntansi yang terdiri dari
metode dan pencatatan. Metode pencatatan yang digunakan perusahaan adalah
cash basis yaitu pendapatan dan beban diakui pada saat kas diterima, yaitu
pendapatan koran dan iklan, sedangkan bebannya berasal dari beban administrasi.
Tabel 4.48
Bagian akuntansi dan forum manajer selalu mengawasi proses penjualan
sehingga semua kegiatan dalam bagian penjualan dapat terawasi dengan
baik
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bagian akuntansi dan
forum manajer selalu mengawasi proses penjualan sehingga semua kegiatan
dalam bagian penjualan dapat terpantau dengan baik. Hal ini dilakukan pada saat
rapat anggaran, dengan cara mencocokan data yang ada dalam komputer dengan
dokumen yang berkaitan dengan proses penjualan seperti faktur penjualan, data
pelanggan dan nota penjualan sehingga semua aktivitas penjualan bisa terawasi
dengan baik.
Tabel 4.49
Ada kesesuaian antara hasil proses penjualan dengan target yang ingin
dicapai manajemen
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80.0
2 Setuju 1 20.0
3 Ragu-ragu 0 0.0
4 Tidak setuju 0 0.0
5 Sangat tidak setuju 0 0.0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bahwa ada kesesuaian
antara hasil proses penjualan dengan target yang ingin dicapai manajemen. Hai ini
diketahui pada saat perusahaan melakukan rapat anggaran.
Tabel 4.50
Pengawasan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dibagian
penjualan selalu ditindak lanjuti apabila terdapat kesalahan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju pengawasan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan dibagian penjualan selalu ditindak lanjuti
pada saat terjadi kesalahan. Perusahaan selalu melakukan koreksi setiap ada
kesalahan catat melalui berita acara pemeriksaan (BAP) kemudian dilakukan
penyesuaian dibagian akuntansi.
Tabel 4.51
Seluruh proses penjualan selalu diawasi oleh manager penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 1 20,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju seluruh proses
penjualan selalu diawasi oleh manager penjualan.
Tabel 4.52
Transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan bukan transaksi fiktif
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju transaksi penjualan
yang dilakukan perusahaan bukan transaksi fiktif, karena dokumen-dokumen
bukti transaksi penjualan selalu disimpan oleh bagian akuntansi yaitu faktur, order
penjualan, dan nota kirim.
Tabel 4.53
Faktur penjualan harus sesuai dengan surat jalan yang sudah
ditandatangani
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju, dan 2 responden
(40,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden
sangat setuju faktur penjualan harus sesuai dengan surat jalan yang sudah
ditandatangani. Dalam perusahaan faktur penjualan telah sesuai dengan surat jalan
yang ditandatangani oleh manajer pemasaran.
Tabel 4.54
Setiap transaksi penjualan yang terjadi dicatat secara benar dan lengkap
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju setiap transaksi
penjualan yang terjadi sudah dicatat dengan benar oleh bagian penjualan. Setiap
transaksi penjualan dicatat dalam order penjualan setelah diotorisasi oleh
asisten/manager pemasaran baru dilakukan input data. Order transaksi
ditandatangani oleh pembeli order, barang yang dipesan sama dengan barang
yang dikirim.
Tabel 4.55
Setiap transaksi penjualan selalu dibuatkan faktur
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju, dan 1
responden (20,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden sangat setuju setiap transaksi penjualan harus dibuatkan faktur. Faktur
dibuat oleh unit billing yang ada dibagian keuangan sebagai alat penagihan yang
digunakan untuk melakukan transaksi penjualan oleh perusahaan.
Tabel 4.56
Setiap dokumen diberi nomor urut yang tercetak sebelum digunakan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju setiap dokumen diberi
nomor urut yang tercetak sebelum digunakan. Dokumen-dokumen tersebut diberi
nomor urut oleh bagian administrasi sirkulasi, yaitu dokumen order transaksi dan
nota kirim.
Tabel 4.57
Dokumen penjualan memiliki nomor yang sesuai dengan data dikomputer
untuk transaksi penjualan
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bahwa dokumen
penjualan memiliki nomor yang sesuai dengan data dikomputer untuk transaksi
penjualan.
Tabel 4.58
Hasil pengolahan data elektronik harus disimpan ke dalam magnetic disc
sebagai back up apabila data hilang
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju hasil pengolahan data
elektronik sudah disimpan ke dalam magnetic disc sebagai back up data yang
hilang yang disebabkan oleh virus.
Tabel 4.59
Dalam melakukan proses penjualan, perusahaan menjamin data-data
transaksi sudah akurat sesuai dengan entry manual
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dalam melakukan
proses penjualan, perusahaan menjamin data-data transaksi sudah akurat sesuai
dengan entry manual, yaitu adanya kecocokan antara laporan penjualan yang
dibuat dibagian penjualan dengan laporan penjualan yang dibuat dibagian
akuntansi.
Tabel 4.60
Jumlah barang yang dikirim ke pelanggan sudah dicatat dengan benar oleh
bagian pengepakan
No Pilihan Jawaban F %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju jumlah barang yang
dikirim ke pelanggan sudah dicatat dengan benar oleh bagian pengepakan. Berapa
besar jumlah barang yang akan dikirim ke pelanggan sudah sesuai dengan surat
jalan yang diberikan ke bagian distribusi.
Tabel 4.61
Perusahaan mengklasifikasikan transaksi penjualan tunai dan kredit secara
tepat
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju perusahaan telah
mengklasifikasikan transaksi penjualan tunai dan kredit secara tepat.
Tabel 4.62
Setiap transaksi penjualan langsung dijurnal oleh bagian akuntansi
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 3 60,0
2 Setuju 2 40,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 3 responden (60,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju setiap transaksi
penjualan langsung dijurnal oleh bagian akuntansi.
Jurnal penjualan tunai : Cash xxx
Sales xxx
Jurnal penjualan kredit : Account receivables xxx
Sales xxx
Tabel 4.63
Dalam mengolah data penjualan lebih cepat menggunakan pengolahan data
elektronik dibandingkan dengan manual
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dalam mengolah data
penjualan lebih cepat menggunakan pengolahan data elektronik dibandingkan
dengan manual. Karena dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronik
laporan penjualan yang dibutuhkan oleh perusahaan akan selesai tepat pada
waktunya setiap akhir bulan.
Tabel 4.64
Transaksi penjualan dicatat sesuai tanggal transaksi
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju, dan 1 responden
(20,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden
sangat setuju setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah
dicatat sesuai transaksi dengan tanggal transaksi oleh bagian penjualan.
Tabel 4.65
Penyerahan barang kepada pelanggan harus diserahkan tepat waktu
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju penyerahan barang
kepada pelanggan sudah diserahkan tepat waktu yaitu pada saat terjadinya
transaksi penjualan dan barang harus habis terjual pada waktu itu juga.
Tabel 4.66
Transaksi penjualan harus diposting dengan benar
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat setuju transaksi penjualan
sudah diposting dengan benar oleh bagian akuntansi yaitu seminggu sekali
menunggu data valid terlebih dahulu.
Tabel 4.67
Transaksi penjualan harus dimasukan ke dalam catatan akuntansi yang
sesuai
No Pilihan Jawaban f %
1 Sangat setuju 4 80,0
2 Setuju 1 20,0
3 Ragu-ragu 0 0,0
4 Tidak setuju 0 0,0
5 Sangat tidak setuju 0 0,0
Jumlah 5 100,0
Sebanyak 4 responden (80,0%) menyatakan sangat setuju, dan 1
responden (20,0%) menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden sangat setuju transaksi penjualan sudah dimasukan ke dalam catatan
akuntansi yang sesuai dengan jenis transaksinya.
4.2.3.2 Uji Validitas dan Realibilitas
1. Uji Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid atau invalid suatu
pernyataan kuesioner yang disebarkan kepada resonden, maka kuesioner dianggap
valid apabila pernyataan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini
menggunakan korelasi Rank Spearman.
Tabel 4.68
Uji Validitas untuk pernyataan No. 1 Variabel X
No resp X Y Rank X Rank Y di(rank X - rank Y) di2
1 5 60 3,5 5 -1,5 2,25 2 5 54 3,5 2 1,5 2,25 3 4 52 1 1 0 0 4 5 59 3,5 3,5 0 0 5 5 59 3,5 3,5 0 0
Jumlah 4,5
Karena terdapat nilai yang sama, maka nilai koefisien korelasi Rank
Spearman dihitung dengan persamaan:
rs = 22
2
i
22
yx2
dyx
Tabel 4.69
Nilai Koreksi : Tx
Angka yang sama t Tx = (t3-t)/12
5 4 5
Total 5
Maka:
xTNN
x12
32
= 5
35 55
12
Tabel 4.70
Nilai Koreksi : Ty
Angka yang sama t Ty = (t3-t)/12
59 2 0.5
Total 0.5
yTNN
y12
32
= 9,5
2
id = 4,5
rs = 22
2
i
22
yx2
dyx
rs = 5 9,5 4,5
2 (5)(9,5)
= 0.725 (valid)
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien validitas
bernilai 0,725. Karena koefisien validitasnya lebih besar dari 0,3, maka
pertanyaaan no.1 indikator Unsur Sistem Pengolahan Data Elektronik variabel X
pada kuesioner tersebut dapat dikatakan valid.
2. Uji Realibilitas
Uji reabilitas merupakan metode untuk mengukur suatu jawaban
pernyataan, suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban terhadap pernyataan
adalah konsisten. Pengujian reliabilitas ini menggunakan metode belah dua (Spit
Half Methode.)
Bagilah data setiap variabel menjadi dua belahan. Untuk Unsur Sistem
Pengolahan Data Elektronik variabel X, belahan pertama X (pertanyaan nomor
35 50.5
12
ganjil dan belahan kedua Y (pertanyaan nomor genap). Jumlahkan masing-
masing data tiap belahan untuk tiap responden, kemudian carilah korelasinya
dengan rumus korelasi Product Moment berikut:
Dengan:
n = Jumlah sampel
X = jumlah skor belahan 1
Y = jumlah skor belahan 2
Tabel 4.71
Uji Realibilitas
Resp Belahan Ganjil (X) Belahan Genap (Y) X2 Y2 XY
1 30 29 900 841 870
2 30 30 900 900 900
3 27 27 729 729 729
4 26 26 676 676 676
5 30 29 900 841 870
Jumlah 143 141 4105 3987 4045
Koefisien validitasnya adalah
22 )141()3987(5)143()4105(5
)141)(143()4045(5xyR
Rxy = 0.968
})(}{)({
))((
2222YYnXXn
YXYXnr
iii
iiii
xy
Hitung nilai r tot dengan rumus:
2
1
xy
total
xy
xrr
r
2 0.968
1 0.968total
xr
rtotal = 0,984
Karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,7, maka untuk
kuesioner Unsur Sistem Pengolahan Data Elektronik variabel X sudah reliabel.
4.2.3.3 Analisis Korelasi Rank Spearman
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara sistem pengolahan data
elektronik penjualan dan efektivitas pengendalian internal penjualan, ukuran yang
dipakai untuk menentukan derajat hubungan atau kekuatan korelasi dinamakan
korelasi rank spearman.
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang didapat dari 5 orang responden
adalah sebagai berikut :
05,0
Tabel 4.72
Hasil Tabulasi Data
No resp X Y Rank X Rank Y di(rank X - rank Y) di2
1 159 169 5 5 0 0
2 145 166 3 4 -1 1
3 139 151 2 2 0 0
4 137 149 1 1 0 0
5 146 161 4 3 1 1
Jumlah 2
Karena tidak terdapat nilai yang sama, maka nilai koefisien korelasi Rank
Spearman dihitung dengan persamaan (1).
2
id = 2
rs = )1n(n
d61
2
2
i
rs = )15(5
)2)(6(1
2
rs = 900,0
Uji Statistik :
2rs1
2n rst
= 2
0.900 5 2
1 0,900
= 3,576
dengan dk = 5 - 2 = 3 dan 05,0 , untuk tes dua sisi. Dalam tabel t didapatkan
nilai = 3,18.
Kriteria Uji : Tolak H0 jika nilai t hitung > t tabel, terima H0 dalam hal lainnya.
Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa t hitung (3,576) > t tabel
(3,18), maka Ho ditolak.
Dengan taraf signifikansi sebesar 5% atau dengan taraf kepercayaan
sebesar 95%, dan nilai koefisien korelasi yang telah kita hitung sebesar 0,900,
maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang sangat kuat antara sistem
pengolahan data elektronik dengan efektivitas pengendalian internal penjualan.
4.2.3.4 Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mencari seberapa besar pengaruh pengolahan data elektronik
penjualan (X) terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan (Y) dapat
dicari dengan menggunakan koefisien determinasi yang dapat mengetahui nilai
yang menyatakan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, hasil
perhitungannya sebagai beikut:
2 100%sKD r x
20,900 100x
= 81 %
Tabel 4.73
Pengaruh Sistem Pengolahan Data Elektronik Penjualan Terhadap
Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan
Variabel rxy t hitung t tabel Keputusan Keterangan Koefisien
Determinasi
X dan Y 0.900 3.576 3.18 Ho ditolak Signifikan 81.00%
Sumber : Data yang sudah diolah
Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara
sistem pengolahan data elektronik (X) dan efektivitas pengendalian internal
penjualan (Y) adalah 0.900. Hubungan ini termasuk kategori sangat kuat. Hasil
pengujian dengan statistik t didapat nilai t hitung (3,576) > t tabel (3,18).
Hal tersebut mengindikasikan penolakan Ho yang menunjukan bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara pengolahan data elektronik terhadap
efektivitas pengendalian internal penjualan. Koefisien determinasi dari hasil
perhitungan didapat sebesar 81%. Artinya bahwa sistem pengolahan data
elektronik berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan
sebesar 81%, sedangkan sisanya sebesar 19% merupakan kontribusi variabel lain
selain sistem pengolahan data elektronik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari PT Galamedia Bandung
Perkasa maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
Pengolahan data elektronik penjualan memberikan pengaruh terhadap
efektivitas pengendalian internal penjualan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
analisis korelasi pearson dan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 81%,
artinya bahwa sistem pengolahan data elektronik berpengaruh terhadap efektivitas
pengendalian internal penjualan sebesar 81%, sedangkan sisanya sebesar 19%
merupakan kontribusi variabel lain selain sistem pengolahan data elektronik. Hal
ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Adanya sistem pengolahan data elektronik yang memadai pada PT
Galamedia Bandung Perkasa. Hal ini dapat terlihat dari unsur-unsur sistem
pengolahan data elektronik sebagai berikut :
a. Terdapat perangkat keras yang memadai, yaitu CPU motherboard
pentium 4 MSI dan hardisk seagate dengan kapasitas besar 500Gb, sistem
LAN yang menunjang pengolahan data elektronik, hardware yang
disesuaikan dengan kemajuan teknologi menggunakan infra merah dan
bluetooth.
b. Terdapat perangkat lunak yang memadai, yaitu software yang digunakan
mempercepat pembuatan laporan penjualan, software SAP mudah
dimengerti oleh bagian yang terkait dengan penjualan yaitu bagian
pemasaran, administrasi sirkulasi, penjualan dan distribusi, aplication
software clipper, visual basic dan SAP yang mudah dimengerti
pemakaiannya.
c. Terdapat sumber daya manusia yang memadai, membuat laporan
penjualan berkala pada waktu selesai transaksi penjualan dan
melaksanakan tugas-tugas dalam pengolahan data khususnya penjualan,
karena merupakan data-data rinci tentang penjualan, memasukan (input)
data penjualan, namun pada saat verifikasi input data masih terjadi
kesalahan yaitu sering adanya keterlambatan dalam melakukan back up
dikarenakan server dalam keadaan penuh sehingga proses kerja sistem
menjadi lambat. Melakukan intruksi-intruksi program visual basic,
clipper dan SAP penjualan yang dibuat oleh programmer.
2. PT Galamedia Bandung Perkasa menggunakan batch processing system dan
on-line processing system untuk mengolah data transaksi penjualan sesuai
dengan cara kerjanya. Dalam batch processing system yang dilakukan oleh
bagian penjualan, sistem pengolahan data diterima secara entry manual yang
berasal dari Order Entry dimana transaksi-transaksi dimasukan ke dalam
komputer dalam bentuk batch. Batch-batch ini kemudian diproses secara
periodik yang menghasilkan output berupa order transaksi, faktur dan
kwitansi dibagian kasir. Sedangkan pengolahan data elektronik penjualan
yang dilakukan oleh bagian penjualan secara on-line processing system
transaksi yang terjadi diproses pada saat transaksi itu diinputkan ke dalam
sistem, pengolahan data elektroniknya hampir sama dengan batch processing
system, perbedaan utamanya adalah ayat jurnal diganti dengan ekuivalen
elektroniknya, dan buku besar diperbaharui secara otomatis pada saat
program batch dijalankan secara periodik
3. Dijalankannya komponen pengendalian internal dalam perusahaan dengan
baik, yaitu :
a. Lingkungan Pengendalian
Dasar dari pengendalian yang dilakukan adalah nilai-nilai integritas dan
etika, komitmen dan kompetensi, filosofi manajemen dan gaya opearasi,
struktur organisasi, perhatian dan pengarahan dewan direksi, pembagian
otoriasi, kebijakan sumber daya manusia.
b. Penilaian Resiko
Perusahaan membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang,
mengidentifikasi perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan,
mengantisipasi terhadap perubahan operasi yang sering terjadi secara
tiba-tiba yang dilakukan secara rutin, dimana aktivitas penjualan dapat
terkontrol dengan baik.
c. Aktivitas Pengendalian
PT Galamedia Bandung Perkasa telah melaksanakan unsur-unsur
aktivitas pengendalian yaitu :
a. Review kerja
Hal ini telah dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dibidang penjualan, dapat dilihat dari adanya pemisahan
fungsi otorisasi dan fungsi akuntansi. Pemisahan fungsi ini akan
menciptakan pengecekkan independen terhadap masing-masing
fungsi dalam transaksi penjualan PT Galamedia Bandung Perkasa.
b. Proses informasi
Hal ini dilakukan terhadap pemeliharaan sistem software dan
hardware, akses keamanan serta pengmbangan sistem aplikasi,
diperusahaan juga terdapat ruang penyimpanan yang memadai untuk
perangkat lunak dan file data untuk melindungi dari kehilangan yaitu
server.
c. Pengendalian fisik
PT Galamedia melakukan pengendalian fisik atas kekayaan
persediaan dan catatan perusahaan, dengan cara melakukan
pengecekan langsung terhadap persediaan yang ada.
d. Pemisahan Fungsi
Perusahaan melakukan pemisahan fungsi otorisasi kredit oleh bagian
kredit, fungsi akuntansi oleh bagian akuntansi. Pemisahan fungsi ini
akan menciptakan pengecekkan independen terhadap masing-masing
fungsi dalam transaksi penjualan.
d. Informasi dan Komunikasi
Dalam hal ini informasi dan komunikasi mengacu pada sistem
akuntansi yang dilakukan oleh PT Galamedia Bandung Perkasa, yang
terdiri dari metode dan pencatatan. Informasi yang dihasilkan mengenai
permodalan, kegiatan usaha penjualan koran dan iklan serta informasi
biaya-biaya yang dikeluarkan yaitu biaya produksi dan beban
administrasi, metode pencatatan yang digunakan oleh perusahaan
adalah cash basis yaitu pendapatan dan beban diakui pada saat cash
diterima. Pendapatan meliputi koran dan iklan sedangkan beban
meliputi beban administrasi.
e. Pengawasan
Dilakukan oleh bagian akuntansi dan forum manajer melalui rapat
anggaran dengan cara mencocokan data yang ada dikomputer dengan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses penjualan seperti
faktur penjualan, data pelanggan, nota penjualan dan nota kirim. Pada
saat rapat anggaran diketahui adanya kesesuaian antara hasil proses
penjualan dengan target yang ingin dicapai manajemen yaitu
mengalami kenaikan dan mencapai target penjualan. Pengawasan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan selalu ditindaklanjuti karena
masih terdapat kesalahan dalam mengawasi kinerja karyawan dibagian
penjualan. Kesalahan yang sering terjadi yaitu kesalahan pencatatan
misalnya salah jumlah, salah nama penulisan order. Kesalahan
pencatatan selalu dilakukan koreksi melalui Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) kemudian dilakukan penyesuaian dibagian akuntansi.
4. Tercapainya tujuan pengendalian internal atas penjualan dengan baik,
yaitu:
a. Keberadaan
Setiap faktur penjualan yang dibuat oleh bagian penjualan sesuai
dengan surat jalan yang sudah ditandatangani. Transaksi yang dicatat
benar-benar terjadi dan tidak fiktif.
b. Kelengkapan
Setiap transaksi penjualan yang terjadi dicatat secara benar dan
lengkap, Setiap transaksi penjualan selalu dibuatkan faktur, Setiap
dokumen diberi nomor urut yang tercetak sebelum digunakan, hasil
pengolahan data elektronik disimpan ke dalam magnetic disc sebagai
back up data yang hilang.
c. Akurasi
Dalam melakukan proses penjualan, perusahaan menjamin data-data
transaksi sudah akurat sesuai dengan entry manual yang dicocokkan
dengan pengolahan data secara elektronik, Jumlah barang yang
dikirim ke pelanggan sudah dicatat dengan benar oleh bagian
pengepakan.
d. Klasifikasi
Perusahaan mengklasifikasikan transaksi penjualan tunai dan kredit
secara tepat sesuai dengan transaksi penjualan yang dilakukan, setiap
transaksi penjualan langsung dijurnal oleh bagian akuntansi.
e. Tepat Waktu
Pada PT Galamedia Bandung Perkasa proses penjualan kepada
pelanggan habis terjual pada saat transaksi penjualan dilakukan..
f. Posting dan Pengikhtisaran
Perusahaan melakukan posting dan pengikhtisaran secara berkala
menunggu data valid, transaksi penjualan diikhtisarkan dalam bentuk
jurnal oleh bagian akuntansi, yaitu jurnal penjualan tunai atau kredit,
penerimaan kas, jurnal umum kemudian diposting ke buku besar
yaitu buku besar pembantu piutang.
Kelemahan yang ditemukan penulis temukan dari hasil penelitian PT
Galamedia Bandung Perkasa, yaitu :
- Brainware dibagian penjualan pada saat verifikasi data masih terdapat
kesalahan yaitu keterlambatan dalam melakukan back up data
dikarenakan server dalam keadaan penuh sehingga proses kerja
sistem menjadi lambat.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan
saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak-pihak
kepentingan sebagai berikut:
1. Bagi PT Galamedia Bandung Perkasa
Brainware dibagian penjualan pada saat verifikasi data agar lebih teliti
dan menghindari keterlambatan back up data yang dikarenakan server
dalam keadaan penuh sehingga proses kerja sistem menjadi lambat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya dapat memperluas bahasan mengenai pengaruh
pengolahan data elektronik penjualan terhadap efektivitas pengendalian
internal penjualan dengan beberapa perusahaan yang sejenis, sehingga
dapat memberikan perbandingan guna memperbaiki dan meningkatkan
kinerja perusahaan pada tahun berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaya Tunggal, Drs., AK., MBA. 2000. Coso-Based Auditing,
Harvarindo Jakarta.
Arens, Alvin A, Randal, Beasley, 2006, Auditing and Assurance Service an
Integrated Approach, Eleventh edition, Prentice hall.
Bodnar, George H, and Hopwood, William S, 2004, Accounting Information
System, Ninth Edition, New Jersey: Prentice Hall of International.
Champion, Dean J., 1990, Basic Statistic for Social Research, Second Edition,
New York: Mac Milliam Publishing Co.
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta,
Prehallindo.
La Midjan, dan Azhar Susanto, 2003, Sistem Informasi Akuntansi I: Pendekatan
Manual Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi ke-8,
Bandung, Lingga Jaya.
Mohamad Nazir., 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Mulyadi. 2001.,. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Jakarta :
Salemba Empat.
Romney, Marshall B., Steinbart, Paul John, 2006, Accounting Information
System, Edisi Ke Sembilan, Salemba Empat, Jakarta.
Sondang. P. Siagian, 2002., Sistem Informasi Manajemen., Bumi Aksara: Jakarta
Sugiyono., 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.
Susanto, Azhar, 2007, Sistem Informasi Akuntansi ; Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer, Bandung, Lingga Jaya.
SISTEM PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK
(VARIABEL X)
No PERNYATAAN SS S KS TS STS
Unsur Sistem Pengolahan Data Elektronik
Perangkat Keras (Hardware)
1 CPU yang digunakan perusahaan harus dilengkapi
dengan kapasitas memori yang memadai
2 Kapasitas hardisk yang digunakan harus cukup
memadai
3
Sistem LAN yang digunakan perusahaan
menunjang dalam pengolahan data elektronik
4
Hardware yang digunakan perusahaan telah
disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan
teknologi
Perangkat Lunak (Software)
5
Software yang digunakan oleh perusahaan harus
memadai untuk pengolahan data elektronik
penjualan
6
Program yang digunakan mudah dimengerti oleh
semua bagian yang terkait dengan proses
penjualan
7 Aplication Software penjualan yang digunakan
perusahaan mudah dimengerti pemakaiannya.
8
Program visual basic, clipper dan SAP yang
digunakan memudahkan dalam mencari dokumen
penjualan
Manusia (Brainware)
9
Para karyawan yang ditempatkan pada bagian
pengolahan data elektronik seringkali datang kerja
tepat waktu.
10
karyawan yang ada di bagian penjualan selalu
membuat laporan penjualan secara berkala karena
merupakan data-data rinci tentang penjualan
11 Operator dibagian penjualan sudah mempunyai
pengalaman dalam memasukan data penjualan
12 Programmer mampu membuat program yang
dibutuhkan perusahaan sesuai dengan keadaan
perusahaan
Tujuan Pengolahan Data Elektronik
Relevan
13
Perusahaan hanya memperoses data yang relevan
saja yaitu sales order dan delivery order
14 Informasi penjualan yang dihasilkan dapat
diandalkan dan harus teruji kebenarannya.
Meningkatkan Hasil
15 Kinerja sebagai salah satu tolak ukur dalam
menilai kemampuan sistem informasi
16
Kinerja sistem informasi penjualan harus
ditingkatkan
Efisien
17
Sistem pengolahan data elektronik penjualan dapat
meningkatkan efisiensi yaitu dengan
meminimalkan jumlah sumber daya manusia yang
melakukan proses pengolahan penjualan
18
Penggunaan sistem konversi data penjualan dari
sistem manual ke sistem pengolahan data
elektronik dapat menekan biaya operasional
perusahaan
Tepat Waktu
19
Setiap hari perusahaan harus tepat waktu dalam
mengumpulkan dan mengolah data pejualan
secara tunai dan kredit
20
Perusahaan menggunakan sistem pengolahan data
elektronik untuk menghasilkan informasi
penjualan secara tepat waktu
Flexibel
21
Perusahaan telah menerapkan sistem pengolahan
data elektronik dengan mengikuti perkembangan
teknologi sekarang
22
Sistem pengolahan data elektronik penjualan yang
diterapkan perusahaan sudah mampu memenuhi
kebutuhan para pemakai
Akurat dan Aman
23
Informasi penjualan yang dihasilkan sistem
pengolahan data elektronik sudah akurat
24 Keamanan informasi penjualan sudah terjamin.
Ekonomis
25
Sistem pengolahan data elektronik penjualan yang
diterapkan perusahaan dalam jangka panjang
bertujuan untuk memperoleh manfaat biaya
ekonomis
26 Sistem pengolahan data elektronik tidak
membebankan biaya yang besar bagi perusahaan
Metode Pengolahan Data Elektronik
Batch Processing
27
Dalam batch processing system yang dilakukan
perusahaan sistem pengolahan data diterima
secara entry manual yang berasal dari order entry
28
Transaksi-transaksi dalam bentuk batch diproses
secara periodik dan menghasilkan output berupa
order transaksi, faktur dan kwitansi di bagian
kasir.
29
Dalam batch processing system yang dijalankan
perusahaan proses pengolahan data penjualan
berjalan dengan cepat, akurat dan tepat
On-Line Processing
30 Data yang di-entry diolah secara on-line
processing system
31
Dalam menggunakan metode on-line processing
ayat jurnalny diganti dengan ekuivalen
elektronikny
32
Informasi penjualan yang dihasilkan dengan on-
line processing system dapat diberikan secara
langsung
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN
(VARIABEL Y)
No PERNYATAAN SS S KS TS STS
Komponen Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian
1
Integritas dan nilai-nilai etika dalam melakukan
aktivitas kerja sesama karyawan dilakukan
dengan baik..
2
Karyawan perusahaan dituntut untuk
memberikan komitmen dan kompetensi di dalam
mengembangkan kegiatan perusahaan dibidang
penjualan
3
Dewan direksi dan komite audit bertanggung
jawab untuk mengawasi proses pelaporan
keuangan yang mencakup pengendalian internal
dan ketaatan
4
Perusahaan menetapkan pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab dari atasan
kepada bawahan secara tegas
Penilaian Resiko
5
Perusahaan perlu melakukan penaksiran resiko
yaitu mengidentifikasi perubahan kondisi
internal dan eksternal perusahaan
6
Perusahaan perlu membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mengantisipasi
segala resiko yang akan dihadapi perusahaan
7
Dengan sistem informasi yang memadai dan
kemajuan teknologi yang pesat dapat merubah
penilaian resiko atas pengendalian internal
perusahaan
8
Perusahaan harus mengantisipasi terhadap
perubahan operasi yang mungkin bisa terjadi
secara tiba-tiba
Aktivitas Pengendalian
9 Perusahaan melakukan review kerja untuk
mengevaluasi hasil kinerja perusahaan
10
Perusahaan mempunyai ruang peyimpanan yang
memadai untuk file dan perangkat lunak agar
tidak terjadi kehilangan
11 Perusahaan harus melakukan pengendalian fisik
atas kekayaan dan catatan perusahaan
12 Penerimaan dan pengeluaran harus diotorisasi
oleh bagian keuangan untuk mencegah adanya
kehilangan
13
Pemisahan fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan
dan fungsi akuntansi sudah dilakukan oleh
perusahaan dengan baik
Informasi dan Komunikasi
14
Informasi dan komunikasi di perusahaan sudah
mengacu pada sistem akuntansi yang terdiri dari
metode dan pencatatan
Pengawasan
15
Bagian akuntansi dan forum manajer selalu
mengawasi proses penjualan sehingga semua
kegiatan dalam bagian penjualan dapat terawasi
dengan baik
16 Ada kesesuaian antara hasil proses penjualan
dengan target yang ingin dicapai manajemen
17
Pengawasan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan dibagian penjualan selalu ditindak
lanjuti apabila terdapat kesalahan
18 Seluruh proses penjualan selalu diawasi oleh
manager penjualan
Tujuan Pengendalian Internal Penjualan
Keberadaan
19 Transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan
bukan transaksi fiktif
20 Faktur penjualan harus sesuai dengan surat jalan
yang sudah ditandatangani
Kelengkapan
21 Setiap transaksi penjualan yang terjadi dicatat
secara benar dan lengkap
22 Setiap transaksi penjualan selalu dibuatkan
faktur
23 Setiap dokumen diberi nomor urut yang tercetak
sebelum digunakan
24
Dokumen penjualan memiliki nomor yang sesuai
dengan data dikomputer untuk transaksi
penjualan
25
Hasil pengolahan data elektronik harus disimpan
ke dalam magnetic disc sebagai back up apabila
data hilang
Akurasi
26
Dalam melakukan proses penjualan, perusahaan
menjamin data-data transaksi sudah akurat sesuai
dengan entry manual
27 Jumlah barang yang dikirim ke pelanggan sudah
dicatat dengan benar oleh bagian pengepakan
Klasifikasi
28 Perusahaan mengklasifikasikan transaksi
penjualan tunai dan kredit secara tepat
29 Setiap transaksi penjualan langsung dijurnal oleh
bagian akuntansi
Tepat Waktu
30
Dalam mengolah data penjualan lebih cepat
menggunakan pengolahan data elektronik
dibandingkan dengan manual
31 Transaksi penjualan dicatat sesuai tanggal
transaksi
32 Penyerahan barang kepada pelanggan harus
diserahkan tepat waktu.
Posting dan Pengikhtisaran
33 Transaksi penjualan harus diposting dengan
benar.
34 Transaksi penjualan harus dimasukan ke dalam
catatan akuntansi yang sesuai.