bab i · web viewgeologi, studi tentang bumi astronomi, studi tentang tata surya fisika, studi...
TRANSCRIPT
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
BAB I
SISTEM SATUAN, BESARAN FISIS DAN VEKTOR
Kita selalu ingin tahu tentang dunia di sekitar kita. Kita telah berupaya mencari cara
untuk menerapkan keteraturan pada keanekaragaman yang luar biasa dari kejadian yang
kita amati. Pencarian keteraturan ini terwujud dalam berbagai bentuk yaitu Agama, Seni,
dan Sains. Sains berasal dari bahasa latin yaitu mengetahui, artinya sains tidak berarti
sekedar pengetahuan, tetapi pengetahuan tentang dunia alamiah. Pengetahuan di atur
dengan cara sistematis dan rasional.
Biasanya kita berpikir tentang sains yang terbagi-bagi menjadi beberapa bidang yang
terpisah namun saling berhubungan :
1. Biologi, studi tentang makhluk hidup
2. Kimia, interaksi unsur dan senyawa
3. Geologi, studi tentang bumi
4. Astronomi, studi tentang tata surya
5. Fisika, studi tentang materi dan energi dengan hukum-hukum yang mengatur gerakan
partikel dan gelombang, interaksi antar partikel dan sifat-sifat molekul, atom dan inti
atom, dengan sistem berskala besar (gas, zat cair, dan zat padat). Anggapan orang,
fisika adalah sains paling fundamental karena merupakan dasar dari semua bidang
sains yang lain.
1.1 Sistem Satuan
Hukum-hukum fisika menyatakan bahwa hubungan antara besaran-besaran fisika seperti
panjang, waktu, gaya, energi dan suhu.
Contoh :
a. mengukur jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak itu dengan satuan jarak
standar misalnya meter. Hasil pengukuran jarak = 25 meter.
b. Mengukur kecepatan/ kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan waktu misal
meter per detik. Hasil pengukuran kecepatan = 25 meter/detik
1
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
c. Gaya, momentum, kerja, energi, dan daya dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok
yaitu panjang, massa, dan waktu.
Sistem Satuan Internasional (SI)
Besaran
PokokPanjang
Wakt
uMassa
Temperatu
r
Jumlah
zatArus
Intensitas
penyinaran
Standar cgs cm detik gr - - - -
Standar mks m detik kg 0C mole Ampere Candela
Standar fps
(inggris)ft second
Slug
atau
pound
0C mole Ampere
Candela
Standar
satuanmeter detik
kilogra
mCelsius mole Ampere
Candela
Besaran
Turunancgs mks Inggris Notasi Rumus
Kecepatan cm/dtk dtk gr v v=v0+at
Percepatan m/dtk dtk kg a a=F/m
Gayagr.cm/dtk
(dyne)
Kg.m/
dtk2
(newton
)
Slug.ft/s2 F F= m.a
Momentum gr.cm/dtkKg.m/
dtkSlug.ft/s p p=mv
Usaha dan
Energi
dyne.cm
(erg)
Nm
(Joule)lb.ft W W=F.s
Daya erg/dtkJ/dtk
(Watt)lb.ft/s P P=W/t
2
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Sistem Desimal dalam satuan SI
Kelipatan Awalan Singkatan
1018 eksa E
1015 Peta P
1012 Tera T
1019 Giga G
106 Mega M
103 Kilo K
102 Hekto h
101 deka da
10-1 Desi d
10-2 senti c
10-3 Mili m
10-6 Mikro
10-9 Nano n
10-12 Piko p
10-15 Femto f
10-18 Atto a
1.2 Standar Satuan
Panjang (Indonesia)
1 Angstrom =1 =10-10 m
1 nanometer =1 nm =10-9 m
1 mikrometer = 1 = 10-6 m
1 milimeter = 1 mm = 10-3 m
1 sentimeter = 1 cm = 10-2 m
1 kilometer = 1 km = 103 m
Panjang (standar USA) 1 inci = 1 in = 2,54 cm
1 feet = 1 ft = 12 in
1 yard = 1 yd = 3 ft
3
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
1 mil = 1 mi = 5280 ft
Massa (Indonesia)
1 mikrogram = 1 = 10-9 kg
1 miligram = 1 mg = 10-6 kg
1 gram = 1 gr = 10-3 kg
Massa (standar USA) 1 poundmassa = 1 lbm = 0,45 kg
Waktu
1 nanosekon = 1 ns = 10-9 s
1 mikrosekon = 1 = 10-6 s
1 milisekon = 1 ms = 10-3 s
1 menit = 1 mnt = 60 s
1 jam = 1 j = 3600 s
1 hari = 1 hr = 86400 s
1.3 Konversi Satuan
Besar suatu besaran fisika harus terdiri dari suatu bilangan dan satuan. Jika besaran itu
dijumlahkan, dikurangkan, dikalikan atau dibagi dalam suatu persamaan aljabar, maka
satuannya harus diperlakukan sama seperti bilangan lainnya.
Contoh :
1. Diketahui :
Kita ingin menghitung jarak yang ditempuh oleh sebuah mobil yang bergerak dengan
kecepatan konstan 80 km/jam setelah 3 jam.
Jawab :
Jarak adalah hasil kali antara kecepatan v dengan waktu t:
2. Diketahui :
kita ingin mengubah satuan mil menjadi km dimana 1 mil = 1,6 km, misalkan jarak yang
telah ditempuh 150 mil, maka konversi satuan menjadi
Jawab
4
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Semua faktor konversi mempunyai nilai 1, contoh di atas :
1 mil = 1,6 km berubah menjadi
1.4 Dimensi Besaran Fisika
Luas suatu permukaan diperoleh dengan mengalikan panjang satu sisi dengan sisi
lainnya.
Contoh :
1. luas suatu persegi panjang dengan sisi 2 m dan 3 m adalah :
A= 2 m x 3 m =6 m2
Satuan luas adalah meter persegi. Karena luas merupakan hasil kali dua besaran
panjang, maka dikatakan bahwa luas mempunyai dimensi panjang kali panjang atau
panjang pangkat dua, ditulis sebagai : L2
2. Kecepatan mempunyai dimensi panjang dibagi waktu atau L/T.
3. Gaya dan Energi, dll
Penjumlahan dua besaran fisika hanya berarti jika besaran itu mempunyai dimensi yang
sama.
Contoh :
1. Kita tidak bisa menjumlahkan besaran luas dengan besaran kecepatan untuk
memperoleh suatu besaran yang berarti. Jika kita mempunyai persamaan:
A=B+C
Maka besaran A, B, dan C semuanya harus mempunyai dimensi yang
sama.
2. Jika B adalah luas sebesar 500 in2 dan C adalah luas sebesar 4 ft2, maka kita harus
mengubah B menjadi ft2 atau mengubah C menjadi in2.
5
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
3. Jika kita salah menggunakan rumus luas lingkaran : . Kita dapat segera
mengetahui rumus ini salah, karena ruas kiri berdimensi panjang kuadrat, sedangkan
ruas kanan berdimensi panjang saja. Sedangkan luas berdimensi panjang kuadrat.
4. Rumus jarak : dengan t adalah waktu, v kecepatan, dan a percepatan. Kita
tahu dimensi x adalah L, suku vt mempunyai dimensi (L/T)Xt = L (benar), tapi suku
ke dua salah karena dimensi (L/T2)xT = L/T. Berarti rumus ada yang salah.
5.
X dinyatakan dalam m (meter), t dalam s (second atau detik), maka satuan untuk
adalah m juga untuk juga sama dengan m.
Jadi : = m = m
=
jadi satuan untuk adalah dan satuan untuk a adalah .
1.5 Notasi Ilmiah
Perhitungan bilangan-bilangan yang sangat besar atau sangat kecil dapat disederhanakan
dengan menggunakan notasi ilmiah. Dalam notasi ini, suatu bilangan ditulis sebagai hasil
kali suatu bilangan antara 1 dan 10 dengan pangkat dari bilangan 10, seperti 102(=100)
atau 103(=1000).
Contoh :
1. 12.000.000 dapat ditulis sebagai 1,2 x 107
2. 150.000.000.000 m (jarak bumi-matahari) ????
3. 0,1 = 10-1
4. 0,0001 = 10-4
5. 0,00000001 m (diameter sebuah virus) ????
Bilangan 7, -1, -4 , dll disebut eksponen.
6
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Dalam perkalian, eksponen dijumlahkan. Dalam pembagian, eksponen dikurangkan.
Contoh:
1. 102 x 103 = 100 x 1000 = 100.000 = 102+3 = 105
2.
Kita harus hati-hati dalam menjumlahkan atau mengurangkan bilangan yang ditulis
dalam notasi ilmiah tetapi eksponennya tidak sama.
Contoh :
1. (1,200 x 102) + (8 x 10-1) = 120 + 0,8 = 120,8
2. atau menjadikan salah satu bilangan bereksponen sama dengan bilangan yang
lainnya. Untuk contoh di atas : 1,200 x 102 = 1200 x 10-1. Kemudian
dijumlahkan : (1200 x 10-1) + (8 x 10-1) = 1208 x 10-1=120,8
3. kalau eksponennya jauh berbeda, sering diabaikan. Contoh : (2 x 106) +(9 x 10-3)
= 2.000.000 + 0,009 =
1.6 Angka Signifikan dan Orde Magnitudo
Banyak bilangan-bilangan dalam sains merupakan hasil pengukuran, dan oleh karenanya,
bilangan-bilangan itu diketahui hanya dalam batas-batas beberapa ketidakpastian
percobaan. Besarnya ketidakpastian tergantung pada keahlian praktikan dan peralatan
yang digunakan., yang sering ditaksir. Indikasi adanya ketidakpastian dalam pengukuran
dinyatakan secara tidak langsung oleh jumlah angka dalam penulisan bilangan.
Contoh :
Jika panjang meja 2,5 m, secara tidak langsung bahwa panjangnya mungkin antara 2,495
m dan 2,505 m. Artinya : panjangnya berada dalam batas kira-kira 0,005 m = 0,5 cm
dari panjang yang ditentukan.
Digit yang diketahui yang dapat dipastikan (selain angka nol yang dipakai untuk
menetapkan letak koma) disebut angka signifikan.
a. Bilangan 2,50 mempunyai tiga angka signifikan
b. Sedangkan 2,503 mempunyai empat angka signifikan.
c. Bilangan 0,00103 mempunyai tiga angka signifikan.
7
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Kesalahan mahasiswa yang umum (sejak berkenalan dengan kalkulator) adalah memakai
lebih banyak angka dalam jawaban yang diperlukan.
Contoh:
Menghitung luas suatu lapangan dengan rumus dengan jari-jari 8 m, dengan
kalkulator 10-digit anda mendapatkan hasil = 201,0619298 m2. Angka-angka setelah
koma menyesatkan ketelitian pengukuran luas. Makanya ada aturan umum untuk
perkalian atau pembagian yaitu:
“Jumlah angka signifikan pada hasil perkalian atau pembagian tidaklah lebih besar
daripada jumlah terkecil angka signifikan dalam masing-masing bilangan yang terlibat
dalam perkalian atau pembagian”
Contoh di atas jari-jari lapangan hanya sampai satu angka signifikan, maka luasnya pun
harus dalam satu angka signifikan yaitu 2 x 102 m2.
Ketelitian dari penjumlahan dan pengurangan adalah mengikuti aturan umum yaitu :
“Hasil dari penjumlahan atau pengurangan dua bilangan tidak mempunyai angka
signifikan di luar tempat desimal terakhir di mana kedua bilangan asal mempunyai
angka signifikan”
Contoh : Hitung jumlah 1,040 + 0,2134
Jawab:
Bilangan pertama mempunyai tiga angka signifikan dibelakang koma, sedangkan
bilangan yang kedua mempunyai empat angka signifikan dibelakang koma, maka
menurut aturan hasil penjumlahan harus dalam bentuk tiga angka dibelakang koma
1,040 + 0,2134 = 1,2534 menjadi = 1,253
1.7 Vektor dan SkalarPerubahan posisi suatu partikel disebut pergeseran (displacement). Jika sebuah partikel
berpindah dari posisi A ke posisi B, pergeserannya dapat dinyatakan dengan menarik
8
'
B
'
A
B
A
C
B
A
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
garis dari A ke B. Arah pergeseran dengan memasang ujung anak panah di B yang
menyatakan pergeseran dimulai dari A ke B (gambar 1.1a). Identik dengan garis dari A ’
ke B’, karena memiliki panjang yang sama dan menunjuk ke arah yang sama. Pergeseran
dicirikan oleh panjang dan arahnya.
(a) (b)
Gambar 1.1 Vektor pergeseran
Gambar 1.1b, partikel mengalami pergeseran dari A ke B, kemudian dari B ke C. Hasil
total kedua pergeseran ini sama dengan pergeseran dari A ke C. Karena itu AC disebut
sebagai jumlah atau resultan pergeseran AB dan BC.
Besaran-besaran yang memiliki sifat seperti pergeseran disebut vektor. Jadi vektor
adalah besaran yang memiliki besar (magnitude) dan arah serta memenuhi aturan
penjumlahan tertentu.
Contoh vektor :
pergeseran, gaya, kecepatan, percepatan, medan listrik dan medan magnet.
Kata vektor berasal dari bahasa latin yang artinya pembawa (carrier), yang ada
hubungannya dengan pergeseran.
Besaran yang hanya dinyatakan secara tepat hanya oleh sebuah bilangan dan satuannya
saja disebut skalar. Perhitungan dengan skalar dilakukan dengan aturan aljabar biasa.
Contoh skalar :
9
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Massa, panjang, waktu, rapat (density), tenaga (energi) suhu (temperatur), jumlah siswa
dalam kelas, banyak gula dalam tempat gula, harga rumah, dan penjumlahan biasa seperti
2 kelereng + 7 kelereng = 9 kelereng.
1.8 Penjumlahan Vektor
Untuk menyatakan vektor dengan diagram digunakan gambar anak-panah. Panjang anak
panah dipilih sebanding dengan besar (magnitude) vektor (artinya, pilih skalanya) dan
arah anak-panah, yang ditunjukkan oleh arah ujungnya (kepalanya) menyatakan arah
vektor.
Contoh :
Perpindahan sebesar 40 meter dalam arah timur laut, bila digambarkan dalam skala 1 cm
tiap 1 m, dinyatakan dengan sebuah anak panah yang panjangnya 4 cm dan membentuk
sudut 450 dengan garis mengarah ke timur dan ujung (kepala) anak-panah terletak pada
ujung kanan yang mengarah ke atas.
Vektor biasanya dinyatakan dengan simbol huruf tebal, misalnya s. Atau dengan anak
panah, misalnya . Seringkali hanya besar vektor saja yang dibutuhkan, sedangkan
arahnya tidak. Besar vektor s dapat ditulis sebagai dan disebut juga harga mutlak s.
Hubungan antara ketiga vektor pada gambar 1.1b di atas :
(1.1)
Ada beberapa metoda dalam penjumlahan vektor ini yaitu :
A. Metoda Geometris
Aturan yang harus diikuti dalam menjumlahkan vektor secara geometris (gambar 1.1b)
adalah sebagai berikut :
1. Sesuaikan diagram dengan skalanya
2. Letakkan vektor pergeseran
3. Gambarkan vektor dengan pangkalnya terletak pada ujung .
10
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
4. Tarik garis dari pangkal ke ujung yang menyatakan vektor hasil penjumlahan
Cara lain :
Gambar 1.2 Penjumlahan dua buah vektor
(a) (b)
Gambar 1.3 (a).Hukum komutatif (b).Hukum asosiatif
Pada gambar 1.3, ada dua sifat penting dalam penjumlahan vektor :
a+b=b+a (hukum komutatif) (1.2)
d+(e+f)=(d+e)+f (hukum asosiatif) (1.3)
B. Metoda Segitiga
11
A2S
7S
C
5S
B3S
A2S
5S
B
C
A
C
A
d+e+f
e+fd+ e
fe
db+aa+b
b
ba
a
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Gambar 1.4 Penggabungan dua buah vektor dengan titik tangkap yang sama
Gambar di atas memenuhi suatu hukum komutatif:
Gambar 1.5 Penggabungan beberapa buah vektor
Gambar di atas memenuhi suatu hokum asosiatif :
C. Metoda trigonometri
Gambar 1.6 Penjumlahan vektor dengan metoda trigonometri
(1.4)
(1.5)
D. Metoda Poligon
12
C
A
A
C
B
A
D
C
B
A
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Gambar 1.7 Penjumlahan vektor dengan metoda poligon
E. Metoda Analitik
Misal : Komponen vektor
Gambar 1.8 Penjumlahan vektor dengan metoda analitik
(1.6)
(1.7)
Tabel 1.1 Nilai sin-
cos-tg pada
sudut- sudut
istimewa
0 0 1 0
30
45 1
60
90 1 0
13
A
B
C
D
E
Ax
Ay
A
Y
X
Kuadran I
Kuadran IVKuadran III
Kuadran II
sin
tg cos
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Gambar 1.9 Nilai sin-cos-tg positif bagi beberapa kuadran
Gambar 1.10 Contoh soal metoda analitik
14
F y2
F y1
F x2
F x1
X
202
F101
F
303
F
45 30
Y
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
1.9 Selisih VektorOperasi pengurangan vektor didefinisikan negatif suatu vektor sebagai sebuah
vektor lain yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
a-b=a+(-b) (1.8)
Gambar 1.11 Selisih dua vektor cara pertama
Atau :
Gambar 1.12 Selisih dua vektor cara kedua
15
BA-
B
B
A
A
??
C
A
B
-b
a-b
a
a
b
-b
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
1.10 Komponen Vektor
(1.9)
dengan i,j, dan k adalah vektor satuan searah sumbu x,y dan z
Besar vektor adalah A atau :
(1.10)
Contoh soal :
1.
jawab :
vektor satuan
1.11 Perkalian vektor
Perkalian dot
(1.11)
Perkalian cross
(1.12)
16
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
LATIHAN SOAL:
1. Gunakan notasi ilmiah, hitunglah :
a. 120 x 6000
b. 3.000.000 / 0,00015
c. (2,5 x 107) (1,9 x 10-3)
2. Satu liter adalah volume dari suatu kubus berukuran 10 cm kali 10 cm kali 10 cm.
Nyatakan satu liter tersebut dalam sentimeter kubik dan dalam meter kubik.
3. Gunakan aturan umum untuk menentukan banyaknya angka signifikan dalam
perhitungan di bawah ini
a) 1,58 x 0,03
b) 1,4 + 2,53
c) (2,34 x 102) + 4,93
4. Nyatakanlah lambang fisika berikut ini termasuk dalam besaran vektor (v) atau
skalar (s)
a. Percepatan b. Kecepatan c. Massa d. Usaha
e. Temperatur f. Volume g. Medan Listrik h.MedanMagnet
i. Waktu j. Rapat Massa k. Gaya l. Perpindahan
5. Sungai dengan lebar K, arah kecepatan arus sungai V. Kecepatan perahu W. Agar
perahu dapat menyeberangi sungai dalam waktu yang minimum, berapa sudut
yang dibentuk antara W dan V ?
6. Tentukanlah dengan grafik besar dan arah dalam gambar di bawah ini. Pakai
metode poligon
17
Bab I. Sistem Satuan,Besaran Fisis dan Vektor
Y
300 N 200 N
450 300 x
600
155 N
7. Tentukanlah dengan grafik penjumlahan vektor A + B dan selisih vektor A-B
dimana A = 7 N (sudut 1800 dari arah sumbu x) dan B = 20 N (sudut 300 dari arah
sumbu x) .
8. Vektor A panjang 2 cm dan membentuk sudut 600 diatas sumbu – x di dalam
kuadran pertama.Vektor B panjang 2 cm dan 600 di bawah sumbu – x di dalam
kuadran keempat. Hitunglah secara grafik (a) jumlah vektor A + B dan (b) selisih
vektor A – B dan B – A
9. Ada 4 gaya yang resultannya 1000 N dan arahnya condong 300 ke dari utara.
Tiga dari gaya yang empat ialah : 400 N, condong 600 ke utara dari timur : 300 N,
tempat selatan : dan 400 N, condong 450 ke barat dari selatan. Tentukanlah
komponen-komponen tegak lurus gaya yang satu lagi.
18