bab i.docx

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ménière disease ditandai dengan serangan vertigo yang berulang, serta tinitus dan ketulian. Perubahan patologis utama pada Ménière disease adalah terjadinya peningkatan volume endolymph dan distensi sistem endolimfatik (hydrops endolymphatic). Serangan vertigo berulang diduga terkait dengan pecahnya membranosa dari labirin dan terbuangnya kalium didalam endolymph ke perilymph. Perubahan itu memberikan efek kelumpuhan pada serabut saraf vestibular dan menyebabkan degenerasi sel sel-sel rambut halus koklea.( Adams and Victor's Principles of Neurology 9th Edition) Ménière disease terjadi pada penderita usia 30-60 tahun, bersifat paroksismal dan disertai tinitus serta hilangnya pendengaran setelah berulang kali serangan. Vertigo pada Ménière disease terjadi mendadak, berulang, dan berat, biasanya hilang dalam 1-2 jam bukan detik atau hari. (neurologi buku saku) Insiden dan prevalensi Ménière disease bervariasi diseluruh dunia, dilaporkan prevalensi Ménière disease di Amerika Serikat adalah sekitar 200 per 100.000 orang dan kejadian sekitar 15 per 100.000 orang per tahun. (Guidelines_2007_06) Tinitus dan rasa penuh pada telinga timbul mendahului vertigo pada pasien Ménière disease, hal ini biasanya tidak dirasakan mengganggu oleh penderita diikuti oleh mual muntah, berkeringat serta penurunan pendengaran. Penderita sering

Upload: ervina-pratiwi-simangunsong-ii

Post on 14-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ménière disease ditandai dengan serangan vertigo yang berulang, serta tinitus dan

ketulian. Perubahan patologis utama pada Ménière disease adalah terjadinya peningkatan

volume endolymph dan distensi sistem endolimfatik (hydrops endolymphatic). Serangan

vertigo berulang diduga terkait dengan pecahnya membranosa dari labirin dan terbuangnya

kalium didalam endolymph ke perilymph. Perubahan itu memberikan efek kelumpuhan pada

serabut saraf vestibular dan menyebabkan degenerasi sel sel-sel rambut halus koklea.(

Adams and Victor's Principles of Neurology 9th Edition)

Ménière disease terjadi pada penderita usia 30-60 tahun, bersifat paroksismal dan

disertai tinitus serta hilangnya pendengaran setelah berulang kali serangan. Vertigo pada

Ménière disease terjadi mendadak, berulang, dan berat, biasanya hilang dalam 1-2 jam bukan

detik atau hari. (neurologi buku saku) Insiden dan prevalensi Ménière disease bervariasi

diseluruh dunia, dilaporkan prevalensi Ménière disease di Amerika Serikat adalah sekitar 200

per 100.000 orang dan kejadian sekitar 15 per 100.000 orang per tahun.

(Guidelines_2007_06)

Tinitus dan rasa penuh pada telinga timbul mendahului vertigo pada pasien Ménière

disease, hal ini biasanya tidak dirasakan mengganggu oleh penderita diikuti oleh mual

muntah, berkeringat serta penurunan pendengaran. Penderita sering pengetahui adanya rasa

penuh pada telinga yang mengalami kelainan. (neurologi buku saku)

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 2: BAB I.docx

2.1 Definisi

Ménière disease adalah gangguan klinis yang dijelaskan untuk pertama kalinya oleh

Prosper Ménière (1861). Ménière disease didefinisikan sebagai sindrom idiopatik dari

hidrops endolymphatic, yang ditandai dengan beberapa gejala utama yaitu tinnitus, gangguan

pendengaran yang fluktuatif dan serangan vertigo berulang.( isbn9514271130)

Terdapat kriteria diagnostik untuk Ménière disease yang dikeluarkan 3 kali (1972,

1985, dan 1995) oleh AAO-HNS. Kriteria terakhir yang dikeluarkan adalah: (

isbn9514271130)

Diagnosis Ménière disease

2.2 Epidemiologi

2.3 Etiologi

Penatalaksanaan

Medikamentosa

1. Bedrest : merupakan terapi yang efektiv, karena pasien menemukan posisi dimana vertigo

bisa berkurang.

BAB III

KESIMPULAN