bab ii 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · tujuan...

50
9 BAB II PENGAJIAN DAN ETOS KERJA 2.1.PENGAJIAN 2.1.1. Pengertian Pengajian Pengajian berasal dari kata kaji yang artinya meneliti atau mempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam. 1 Maksudnya adalah membimbing sesering mungkin terhadap umat manusia yang sudah memeluk agama Islam pada khususnya, agar keberagamaan semakin meningkat.Jadi pengajian merupakan pengajaran agama Islam dan menanamkan norma-norma agama melalui media tertentu. 2 Pengajian ini biasa diselenggarakan oleh masyarakat baik di masjid, mushala, madrasah-madrasah, perumahan bahkan perkantoran. Pengajian yang kita ketahui sebagai sistem tradisional, telah menyumbangkan hasil yang tidak bisa dianggap sepele di Indonesia, seperti aktifitas yang dilakukan oleh sejumlah Walisongo. Karena pada dasarnya sistem yang diterapkan dalam pengajian tidak saklek pada satu model saja. Akan tetapi guna tercapainya sebuah dakwah, maka disesuaikan dengan kondisi sosial yang ada pada waktu itu. Tujuan mengkaji suatu ilmu adalah mendapatkan suatu ilmu yang benar. Esensi dari ilmu itu akan ada bila dirinya ada iman dan 1 Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994, hlm. 431. 2 Ibid.

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

9

BAB II

PENGAJIAN DAN ETOS KERJA

2.1.PENGAJIAN

2.1.1. Pengertian Pengajian

Pengajian berasal dari kata kaji yang artinya meneliti atau

mempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam.1 Maksudnya adalah

membimbing sesering mungkin terhadap umat manusia yang sudah

memeluk agama Islam pada khususnya, agar keberagamaan semakin

meningkat.Jadi pengajian merupakan pengajaran agama Islam dan

menanamkan norma-norma agama melalui media tertentu.2 Pengajian

ini biasa diselenggarakan oleh masyarakat baik di masjid, mushala,

madrasah-madrasah, perumahan bahkan perkantoran.

Pengajian yang kita ketahui sebagai sistem tradisional, telah

menyumbangkan hasil yang tidak bisa dianggap sepele di Indonesia,

seperti aktifitas yang dilakukan oleh sejumlah Walisongo. Karena pada

dasarnya sistem yang diterapkan dalam pengajian tidak saklek pada satu

model saja. Akan tetapi guna tercapainya sebuah dakwah, maka

disesuaikan dengan kondisi sosial yang ada pada waktu itu.

Tujuan mengkaji suatu ilmu adalah mendapatkan suatu ilmu

yang benar. Esensi dari ilmu itu akan ada bila dirinya ada iman dan

1 Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994, hlm. 431.

2 Ibid.

Page 2: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

10

amal saleh, sehingga terwujudnya suatu kehidupan yang bahagia dan

sejahtera dunia dan akhirat dalam ridha Allah.

Berpijak pada hal di atas, maka pengajian juga disebut

dakwah, bukan sekedar tabligh tetapi merupakan salah satu bentuk

usaha untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam menyiapkan mutu SDM yang produktif terdapat parameter yang

digunakan dengan rumusan konseptual, salah satuya adalah

peningkatan kualitas iman dan taqwa. Jadi untuk menciptakan SDM

dalam artian manusia secara utuh, tidak cukup hanya meningkatkan

kekuatan jasmani dan ketajaman akal (pendidikan formal), namun

keduanya harus diimbangi dengan kesucian hati nurani. Hal ini ada bila

terdapat pembinaan keimanan dan ketaqwaan (pendidikan informal).

Salah satunya adalah dengan pengajian ini. Dengan adanya kesucian

hati nurani, dapat membimbing akal dan jasmani dalam usaha manusia

mencari kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. 3

2.1.2. Tujuan Pengajian

Tujuan pengajian merupakan tujuan dakwah juga, karena di

dalam pengajian antara lain berisi muatan-muatan ajaran Islam. Oleh

karena itu, tujuan untuk menyebarkan Islam, begitu pula untuk

merealisir ajarannya di tengah-tengah kehidupan umat manusia adalah

merupakan usaha dakwah, yang dalam keadaan bagaimanapun dan di

manapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.

3 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ediologi Strategi sampai Tradisi, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2001, hlm. 152-154

Page 3: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

11

Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur

dakwah yang lain. Karena tujuan merupakan nilai akhir dari sebuah

aktifitas. Adapun tujuan pengajian atau dakwah pada hakekatnya adalah

juga merupakan tujuan hidup manusia sesuai dengan ajaran al-Quran

senantiasa menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan

akhirat. 4

Sedangkan Asmuni Syukir membagi tujuan dakwah menjadi

dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dakwah adalah

mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir

atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar

dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.

Sedangkan tujuan khusus dakwah yaitu :

a. Mengajar umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk

selalu menigkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih mu’alaf.

c. Mengajar umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada

Allah (memeluk agama Islam).

d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari

fitrahnya.5

4 Abd. Rosyad Saleh, op.cit , hlm. 24. 5 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya, al-Ikhlas, 1983, hlm.

51-60.

Page 4: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

12

2.1.3. Bentuk-bentuk pengajian

Adapun penyampaian hal-hal yang berkaitan dengan Islam

khususnya melalui pengajian, dapat dilakukan dengan berbagai

model pengajian yang ada. Adapun bentuk-bentuk pengajian itu

sendiri antara lain:

2.1.3.1. Dilihat dari segi waktu

Pengajian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pengajian mingguan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan seminggu sekali, bisa

ditempatkan setiap hari senin, atau setiap jum’at dan

sebagainya.

b. Pengajian bulanan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap sebulan sekali,

bisa minggu pertama, atau minggu kedua dan seterusnya,

atau 2 bulan sekali dan ada juga yang tiga bulan sekali.

c. Pengajian selapanan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap 40 hari sekali.

2.1.3.2.Dilihat dari anggota/peserta

Peserta pengajian satu dengan yang lainnya masing-masing

berbeda sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pengajian Thoriqoh

Biasanya dalam pengajian ini materi yang disampaikan

adalah berkisar pada permasalahan yang berkaitan

dengan ukhrawi, berpijak pada masalah di atas, berarti

Page 5: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

13

secara otomatis pengajian ini memotivasi pada

pesertanya untuk selalu ingat akan akhirat, yaitu mengisi

kehidupan ini dengan cara beribadah kepada Allah SWT

dan berbuat baik antar sesama pada umumnya.

b. Pengajian Remaja

Pengajian ini biasanya terdiri dari para remaja yang

berinisiatif mengadakan pengajian, yang biasanya selain

materi dakwah juga diisi dengan kreatifitas lain untuk

mengembangkan bakat dan potensi remaja.

c. Pengajian ibu-ibu

Pengajian ibu-ibu sebagai bentuk pengajian yang

dilakukan atau diikuti dari kalangan orang tua, ibu muda.

Adapun yang dibahas adalah masalah-masalah yang

berkaitan dengan agama islam, dan materi atau kegiatan

lain yang sifatnya menunjang pembangunan baik pribadi

maupun lingkungan sekitar.

d. Pengajian bapak-bapak

Pengajian ini anggotanya terdiri dari bapak-bapak atau

kepala keluarga

e. Pengajian umum

Yaitu pengajian yang dihadiri oleh berbagai kalangan

baik tua maupun muda, laki-laki ataupun perempuan

biasanya diadakan pada peristiwa tertentu.

f. Khutbah-khutbah

Page 6: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

14

Biasanya disampaikan oleh khotib atau tokoh agama,

dalam kesempatan shalat Jum’at, sholat Id, pernikahan

atau juga dalam kesempatan lainnya. 6

2.1.3.3.Dilihat dari materi pengajian

Dari berbagai pengajian yang ada, masing-masing berbeda

materi satu dengan yang lain. Namun ada intinya satu yaitu

seputar ajaran Islam. Sehingga dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Pengajian yasinan

Yaitu pengajian yang materi utamanya yasinan adapun

yang lain sebagai tambahan.

b. Pengajian tahlilan

Yaitu pengajian yang materinya adalah tahlilan sebagai

materi utama dan ini biasanya dilakukan umat islam

dengan aliran tertentu, adapun materi lainnya sebagai

tambahan

c. Yasin Syifa’

Yaitu pengajian yang materi utamanya yaitu yasin sifa’

beserta do’a yang biasanya setelah pembacaan yasin

syifa’ disajikan materi-materi umum sebagai tambahan

d. Pengajian umum

6 Haffi Anshari, op.cit, hlm 24 .

Page 7: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

15

Yaitu pengajian yang biasanya materi umum artinya

berisi penyampaian ajaran-ajaran islam secara

menyeluruh biasanya berisi ceramah seorang da’i.

Adakalanya diadakan semacam dialog bersama mad’u.

2.1.3.4.Ditinjau dari segi penyelenggara

Penyelenggaraan dakwah yang membutuhkan dana tidak

sedikit, mengharuskan dibuatnya pengorganisasian supaya

lancar. Penyelenggaraan pengajian ini dikatakan dapat

berjalan dengan baik dan efektif, bila mana tugas-tugas

dakwah yang telah diserahkan, kepada pelaksanana itu

benar-benar dilaksanakan dan pelaksanaannya sesuai dengan

rencana dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 7

Adapun penyelenggara pengajian dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Instansi pemerintah

Pengajian yang diadakan oleh instansi pemerintah,

biasanya pada hari-hari besar atau peristiwa-peristiwa

penting dalam suatu negara.

b. BUMN, Swasta

Yaitu pengajian yang diadakan oleh pihak swasta, yaitu

semacam di perusahaan-perusahaan swasta untuk para

karyawan sekaligus menejernya. Salah satu tujuannya

7 Nasruddin Harahap, Dakwah Pembangunan, Cet ke I, DIY, DPD Golongan Karya Tingkat I 1992, hlm. 24.

Page 8: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

16

yaitu mengarahkan motif para karyawan, yang pada

akhirnya dapat mencapai dimensi produktifitas, yaitu

kemampuan untuk menghasilkan output marginal dalam

kehidupan melalui kegiatan-kegiatan yang produktif.8

Sehingga terbentuk SDM yang beriman dan bertaqwa

yang akan menghasilkan output dan input yang balance.

c. Organisasi keagamaan

Yaitu pengajian yang diadakan oleh organisasi

keagamaan yang ada seperti Muhamadiyyah, NU, IPNU-

IPPNU, Fatayat, Majlis Ta’lim, SDI (Syarikat Dagang

Islam) yang sekarang menjadi Syarikat Islam,

Penggerakan Tarbiyah Islamiah (PERTI), Persatuan

Islam (PERSIS), Al-Irsyad, Persatuan Muslimin

Indonesia (PERMI), Aljami’atul Washliyah, Dewan

dakwah Islamiyah, Majlis Dakwah Islamiyah,dan lain-

lain. 9

d. Masyarakat

Yaitu pengajian yang diadakan oleh masyarakat itu

sendiri baik antar RT RW maupun yang lebih luas yaitu

tingkat kelurahan.

8 Ibid, hlm. 130. 9 Haffi Anshari, op.cit,. hlm. 116.

Page 9: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

17

2.1.4. Unsur-Unsur Pengajian

Sebagaimana tujuan, unsur-unsur pengajian sama dengan

unsur-unsur dakwah di mana terdiri dari Da’i, Mad’u, Materi, Media

dan Metode.

2.1.4.1.Da’i (subyek dakwah)

Yaitu orang yang handal menyampaikan, mengajak orang ke

jalan Allah. Berhasil tidaknya dalam berdakwah, kepribadian

da’i sangat berpengaruh.

Sifat-sifat da’i :

1. Iman dan taqwa kepada Allah

2. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri

pribadi

3. Ramah dan penuh pengertian

4. Tawadhu’

5. Sederhana

6. Sabar dan tawakal

7. Memiliki jiwa tolerans

8. Sifat terbuka (demokrasi)

9. Tidak memiliki penyakit hati

Sedangkan da’i diharapkan mempunyai sikap-sikap:

1. Berakhlak mulia

2. Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, tut

wuri handayani

3. Disiplin dan bijaksana

Page 10: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

18

4. Wira’i dan berwibawa

5. Tanggung jawab

6. Berpandangan yang luas

7. Berpengatahuan yang cukup.10

2.1.4.2.Obyek pengajian

Mad’u merupakan sasaran yang akan dijadikan obyek

dakwah dalam pelaksanaan dakwah Islam, sasaran dakwah

dalam hal ini adalah seluruh umat manusia tanpa terkecuali.

Seperti halnya tugas yang diperintahkan Allah SWT kepada

rasul kita baginda nabi besar Muhammad SAW dan perintah

ini seperti yang termaktub dalam al-Qur’an surat Saba’ ayat

28 :

����������������� �� ������ ������� ��������� ������������� ����� ��!"#�$� �%�&��'()*��"+� ��������������, ��$�

Artinya : Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui�-11

Dengan adanya firman Allah tersebut di atas, maka

jelas bahwa sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia

tanpa terkecuali. Agar seorang juru dakwah dapat mencapai

hasil yang efektif dalam menyampaikan dakwahnya, maka

10 Asmuni Syukir, op.cit., hlm. 34-47. 11 Depag RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, PT. Intermassa, 1985-1986, hlm. 688.�

Page 11: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

19

sudah barang tentu dia harus mengetahui kondisi sasaran

dakwahnya. Hal ini bisa ditinjau dari pemikiran mereka,

pendidikan, unsur daerah maupun yang lainnya.

Menurut derajat cara berfikirnya, maka masyarakat

dapat dibagi sebagai berikut :

1) Umat yang berfikir kritis, dalam kelompok ini

diantaranya terdapat orang yang berpendidikan dan

orang yang berpengalaman. Orang yang hanya dapat

dipengaruhi, jika fikirannya menerima dengan baik.

Golongan ini sebelum menerima sesuatu biasanya

berfikir terlebih dulu secara mendalam dan tidak mudah

menelan begitu saja yang dikemukakan padanya.

2) Umat yang mudah terpengaruh, adalah suatu masyarakat

yang mudah dipengaruhi oleh faham baru (Sugestibel)

tanpa memikirkan secara matang apa yang dikemukakan

padanya, apa yang dilakukan oleh orang banyak dengan

mudah diikutinya tanpa memikirkan salah benarnya

masalah itu.

3) Umat bertaqlid, yaitu golongan yang bersifat fanatik buta

pada tradisi dan kebiasaan turun temurun yang

dipandang benar adalah hanya kebiasaan yang

diwariskan oleh nenek moyangnya. Sebaliknya segala

yang bertentangan dianggap salah, ada pula dari mereka

yang bertaqlid pada satu faham atau pendirian suatu

Page 12: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

20

agama atau suatu aliran, yaitu mengikuti suatu tanpa

pemikiran dan fanatik pada suatu pendirian itu.

Sebaliknya argumen luas tidak diterimanya walaupun

nyata-nyata benar.12

Obyek Pengajian sama halnya dengan obyek dakwah,

sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Obyek ditinjau dari segi jumlahnya dapat di bagi :

1. Individu (perorangan)

2. Kelompok dimana sasarannya adalah orang banyak dan

ini bisa dalam jumlah sedikit (terbatas) atau umum

(tidak terbatas). Terbatas, misalnya : pengajian dalam

kelompok-kelompok tertentu atau disebut pembinaan

mental atau santapan rohani. Tak tebatas, misalnya :

pengajian umum, tabligh akbar dan sebagainya.

b. Obyek ditinjau dari segi profesinya :

1. Sebagai petani/nelayan

2. Sebagai pedagang

3. Sebagai buruh

4. Sebagai ABRI

5. Sebagai pegawai negeri

6. Sebagai pekerja swasta

7. Sebagai pendidik

12Hamzah Ya’qub, Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung, CV. Diponegoro, 1992, hlm. 33.

Page 13: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

21

8. Sebagai campuran

c. Obyek ditinjau dari segi pendidikannya

1. Tidak berpendidikan

2. Berpendidikan Sekolah Dasar

3. Berpendidikan sekolah menengah atas

4. Berpendidikan tinggi

5. Campuran

d. Obyek ditinjau dari segi tingkatan umur

1. Kalangan anak

2. Kalangan pemuda/i atau remaja

3. Kalangan dewasa

4. Kalangan tua

5. Campuran

e. Obyek ditinjau dari jenis kelamin

1. Orang wanita

2. Orang laki-laki

3. Campuran

f. Obyek ditinjau dari segi lingkungannya

1. Lingkungan rumah tangga

2. Lingkungan sekolah

3. Lingkungan masyarakat

g. Obyek ditinjau dari tingkatan ekonominya

1. Tingkat ekonomi rendah

2. Tingkat ekonomi cukup

Page 14: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

22

3. Tingkat ekonomi tinggi

4. Campuran

h. Obyek ditinjau dari segi macam keagamaanya

1. Terdiri dari orang muslim

2. Terdiri dari non muslim

3. Campuran

i. Obyek ditinjau dari tingkatan keagamaanya

1. Muslim sekedar nama

2. Muslim yang tidak aktif

3. Muslim yang aktif

4. Campuran

j. Obyek ditinjau dari segi daerah pemukimanya

1. Daerah pesisir

2. Daerah pegunungan, daerah transmigran

3. Daerah perkotaan 13

Kemungkinan-kemungkinan yang timbul dari obyek, ada dua

macam obyek yaitu :

1) Kemungkinan yang positif, antara lain :

b. Mereka ingin menjadi muslim yang baik

c. Mereka ingin meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman.

d. Mereka mendengar untuk mengambil hikmah.

13 Haffi Anshari, op.cit, hlm 119-121

Page 15: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

23

e. Mereka ingin mengadakan perbandingan.

2) Kemungkinan yang negatif, antara lain :

a. Ingin memperkuat atau mempertahankan

ketidakmuslimannya

b. Ingin mencoba da’i yang bersangkutan

c. Ingin membantah atau memberi sanggahan

d. Mendengarkan dengan terpaksa 14

2.1.4.3.Materi Pengajian

Materi pengajian sama halnya dengan materi dakwah

yang pada umumnya sangat luas sekali dalam arti tidak

terbatas pada satu term saja. Seperti yang dikatakan oleh

Hamzah Ya’qub di dalam bukunya Publistik Dakwah, bahwa

materi dakwah antara lain meliputi:

- Aqidah Islam Tauhid dan keimanan

- Pembentukan pribadi yang sempurna

- Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur

- Kemakmuran dan kesejahteraan dunia dan akhirat.15

Seperti yang penulis tahu, bahwa materi pengajian

adalah sangat luas sekali, maka dalam praktek dakwah

tersebut harus ada ketepatan pula dalam memilih materi yang

akan dijadikan dakwah. Hal semacam itu bisa kita sesuaikan

14 Ibid, hlm. 121 15 Hamzah Ya’qub, op.cit, hlm.30.

Page 16: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

24

dengan kondisi sosiokultural masyarakat yang ada sebagai

obyek dakwah, karena obyek dakwah yang tidak begitu fasih

dalam berbahasa akan sulit dimengerti hal-hal yang sifatnya

ilmiah. Sebaliknya kaum intelektual akan terasa

membosankan apabila terlalu banyak ungkapan dalil yang

mengarah pada doktrinisir, oleh sebab itulah maka sangat

penting sekali bagi seorang da’i di dalam memilih materi

yang akan disajikan kepada obyek dakwah.16

2.1.4.4.Media Pengajian

Media dapat diartikan sebagai sesuatu yag dapat

dijadikan sebagai alat atau perantara untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Dengan demikian media dakwah adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk

mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.17 Adapun

untuk dapat mencapai sasaran yang tepat dan sesuai dengan

tujuan yang dikehendaki, maka sudah tentu dakwah

memerlukan alat penghubung yang menjadi penghubung ide

pada masyarakat, sebab dakwah bukan hanya sekedar

menyampaikan pesan kepada orang lain akan tetapi

mempunyai tujuan dan sasaran yang lebih jauh yaitu agar

16 M. Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta, Wijaya, 1982, hlm. 107. 17 Asmuni Syukir, op.cit, hlm. 163.

Page 17: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

25

setiap anggota masyarakat menjadi penganut Islam yang

baik, berbuat sesuai dengan ajaran Islam.18

Seperti halnya telah dijelaskan di atas bahwa media

dakwah merupakan alat yang menjadi saluran yang

menghubungkan ide dengan umat, maka di bawah ini akan

kami kemukakan beberapa media dakwah yang menjadi

penghubung ide dengan masyarakat, yang antara lain :

- Lisan, sebagai misal adalah khutbah, pidato, ceramah,

diskusi, seminar, nasehat, ramah tamah dalam anjang

sama dan semuanya dilakukan dengan lidah atau

bersuara.

- Tulisan, dakwah yang dilakukan melalui perantara

tulisan, sebagai misal buku-buku, majalah, surat kabar,

buletin risalah, kuliah tertulis, pamflet, pengumuman-

pengumuman spanduk dan lain sebagainya.

- Audio visual, yaitu suatu cara penyampaian yang

sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran,

bentuk ini dilaksanakan dalam bentuk audio visual

seperti televisi, sandiwara, kethoprak, wayang dan lain

sebagainya.

- Lukisan, yaitu gambar-gambar hasil dari seni lukis,

seperti foto, film bentuk lukisan ini banyak menarik

18 M. Syafa’at Habib,op.cit. hlm.129.

Page 18: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

26

perhatian orang banyak dan banyak dipakai untuk

melukiskan maksud ajaran yang ditunjukkan pada orang

lain.

- Akhlak, yaitu suatu cara penyampaian langsung

ditunjukkan dalam perbuatan yang nyata, umpamanya

menjenguk seorang yang sedang sakit, bersilaturahmi,

dan lain sebagainya.19

2.1.4.5.Metode Pengajian

Merupakan hal yang urgen sekali jika dalam setiap

kegiatan pengajian da’i memperhatikan tentang masalah

metode, agar tujuan pengajian dapat diterima dan dipahami

oleh sasaran pengajian (masyarakat luas).

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Quran

surat An-Nahl ayat 125 yang bunyinya sebagai berikut :

�������������.�/ �����0�1"(�* ������* ��/ ������2 3��#��45�6�!�7%�����)8"9)��.":�$��;�<�;�=������">)? ��9��@�

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.” (Q.S. An-Nahl : 125)20

Berdasarkan firman Allah di atas, jelas bahwa prinsip

dakwah Islam tidak menunjukkan hanya pada satu metode

19 Hamzah Ya’qub, op.cit, hlm. 47-48. 20 Depag. RI, op. cit., hlm. 421.

Page 19: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

27

saja. Terlebih lagi bahwa dalam dakwah Islam tidak harus

langsung memenuhi titik vital keberhasilan dengan

menggunakan satu metode saja, terlebih-lebih bila seorang

da’i mampu menciptakan metode sendiri, kami kira

merupakan pengalaman yang berharga sekali bagi seorang

da’i.

Di sini akan kami uraikan satu persatu mengenai

metode dakwah/pengajian yang antara lain :

1. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah menyampaikan

dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk

menyampaikan suatu masalah yang dirasa belum

dimengerti dan da’i sebagai penjawabnya.21

Metode ini adalah bermaksud untuk melayani

mad’u sesuai dengan kebutuhannya, sebab mad’u yang

tadinya tidak mengerti akan berlanjut menanyakannya

kepada seorang da’i. Dalam hal ini biasanya benbentuk

langsung dalam arti seorang da’i berceramah lalu ia

mempersilahkan mad’u untuk bertanya bila ada

permasalahan yang kurang dipahami. Adapun metode ini

juga mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara

lain :

21 Asmuni Syukir,op. cit,, hlm. 123-124.

Page 20: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

28

��Kelebihan metode ini adalah :

a. Membiasakan mad’u menghafalkan fakta,

megembangkan ingatan tentang materi dakwah

b. Dapat mengurangi kesalahan

c. Dapat memperdalam tentang materi dakwah

d. Mad’u dapat ikut aktif dalam pertanyaan dan

jawaban

��Kelemahan metode ini adalah :

a. Dari segi motivasi bertanya, memungkinkan sering

digunakan untuk niat negatif, misalkan

pertanyaannya itu untuk mengoreksi kesalahan

orang lain dimuka umum

b. Metode ini sifatnya hanya sebagai pelengkap,

sehingga perlu dibarengi metode yang lainnya.

c. Materi pertanyaan sering menyimpang dari

permasalahan dan mungkin juga malah mengundang

persengketaan.22

2. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian keterangan

kepada orang lain dengan lisan, agar mereka mengerti

terhadap apa yang disampaikannya itu.23

22 Ibid, hlm. 126-127. 23 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Semarang, Dakwah IAIN Walisongo, 1987,

hlm.54.

Page 21: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

29

Metode ini dapat berlaku secara langsung dan juga

secara tidak langsung seperti lewat media audio visual dan

non visual seperti televisi dan radio

��Kelebihan dari metode ceramah, antara lain:

a. Dalam waktu yang relatif singkat dapat disampaikan

materi yang banyak.

b. Da’i lebih mudah menguasai audien

c. Memungkinkan mubaligh/da’i menggunakan

pengalamannya, kebijaksanaannya sehingga audien

mudah tertarik dan Lebih bersifat fleksibel, artinya

mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi.24

��Kelemahan metode ceramah menerima ajarannya

a. Dari segi materi, bahwa materi yang disampaikan

kurang terkontrol dan sering hanya itu-itu saja,

sehingga menimbulkan kebosanan.

b. Ada unsur paksaan, yakni da’i aktif ceramah dan

terkesan mengharuskan mad’unya untuk

mendengarkan, walaupun terkadang ada hal-hal

yang kurang cocok dengan hatinya.

c. Dari segi kegunaannya terbatas pada kalangan

masyarakat kehidupan menengah yang sudah tidak

terhimpit pencahariannya. Dan metode ini tidak

24 Asmuni Syukir, op.cit, hlm. 106.

Page 22: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

30

pernah memberikan jawaban yang konkrit atas

kemajuan dan perkembangan zaman.25

3. Metode Mujadalah atau diskusi

Mujadalah atau diskusi pada umumnya sebagai

pemecahan masalah secara bersama-sama baik dalam

kelompok kecil ataupun besar.26 Dan metode ini kalau kita

mau mengkaji lebih jauh akan banyak manfaatnya bila

dibandingkan dengan metode yang lain. Karena dengan

tercapainya mufakat berarti lebih condong tidak ada

pertengkaran yang terjadi antar audien pada khususnya

dan masyarakat luas pada umumnya. Dakwah dengan

metode tersebut diperuntukkan guna melawan isolasi buah

fikiran perorangan yang sangat mudah akan menjurus

pada prasangka dan penilaian yang berat sebelah tentang

pemahaman materi dakwah yang disajikan.

4. Metode mengunjungi rumah atau dikenal dengan metode

home visit.

Dalam metode ini pendakwah mengunjungi rumah-

rumah atau dalam hal ini disebut dengan audien, dan bila

kita mau menelaah lebih jauh, sebetulnya metode ini

banyak kelebihannya, akan tetapi seperti metode-metode

yang lain, metode ini juga ada kelemahannya. Hal

25 Ibid., hlm. 107-108 26 Asmuni Syukir, op. cit., hlm. 141-142

Page 23: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

31

semacam ini merupakan bukan sesuatu yang berlebihan

bila kita melakukannya karena dalam Islampun diajarkan

mengenai silaturahmi yaitu untuk menuatkan tali

persaudaraan sesama muslim.

Adapun metode ini dapat dilaksanakan dengan dua cara

yaitu :

a. Atas undangan tuan rumah : cara ini digunakan

biasanya tuan rumah sudah memeluk Islam, akan tetapi

dia belum sadar untuk berniat memperdalam

keIslamannya.

b. Atas kehendak seorang pendakwah itu sendiri : Cara ini

bisanya dilakukan terhadap orang yang belum memeluk

Islam.27

Di dalam pelaksanaan kedua metode tersebut,

hendaknya seorang da’i harus benar-benar mengetahui dan

memperhitungkan faktor dari obyek pengajian itu sendiri

yang antara lain mencakup tingkat usia-sebab tidak

mungkin dirasa bila kita harus berdakwah dengan orang

yang sudah pikun- tingkat pengetahuan, status sosial dan

keadaan ekonomi serta ideologi yang dianutnya. Karena

faktor-faktor tersebut akan sangat urgen sekali manakala

kita akan menggunakan metode tersebut.

27 Ibid., hlm. 160-162

Page 24: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

32

2.1.4.6.Manajemen Pengajian

Pengajian hanya akan tercapai arti penting yang sejati

“mengajar ke arah yang baik”. Jika ia dapat memfungsikan

kembali lembaga-lembaga agama yang telah diambil oleh

lembaga-lembaga sekuler.

Tujuan agama-agama memberikan tuntunan bagi

umat manusia dan menawarkan makna bagi hidup,

memajukan solidaritas manusia dan mendorong perubahan

sosial. Untuk itu dakwah harus menerapkan kaedah dan

fungsi manajemen : controling, planning, organizing,

actuating, evaluing.

Jadi manajemen pengajian yang dimaksud dalam hal

ini adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan

tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga

pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas itu, dan

kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan

pengajian.28

2.2. ETOS KERJA

2.2.1. Pengertian Tentang Etos Kerja

Etos kerja dari bahasa Yunani (Ethos) yang memberikan arti

sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap

ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan

28 Rosyad shaleh, op.cit, hlm. 34

Page 25: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

33

masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya,

serta sistem nilai yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau

nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral) sehingga dalam

etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk

mengerjakan sesuatu secara optimal. Lebih baik dan bahkan berupaya

untuk mencapai kualitas kerja yang sempurna mungkin dan

menghindari segala kerusakan (fasad) sehingga setiap pekerjaannya

diarahkan untuk menghindari bahkan menghilangkan sama sekali cacat

dari hasil pekerjaannya.29

Etos juga diartikan suatu pandangan hidup khas suatu golongan

sosial.30 Definisi lain menyebutkan sebagai “sikap dasar seseorang atau

kelompok orang dalam melakukan kegiatan tertentu.31

Sedangkan yang dimaksud kerja adalah suatu usaha yang

dilakukan seseorang, baik sendiri atau bersama orang lain, untuk

memproduksi suatu komoditi atau memberikan jasa.32

Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang

dilakukan manusia baik dalam hal materi atau non materi, intelektual

29 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, Gema Insani press, 2002, hlm. 15.

30 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., hlm. 309.

31 M. Dawan Raharjo, Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa, Mizan, Bandung, 1993, hlm. 390

32 Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Gema Insani Press, Jakarta, 1995, hlm. 51.

Page 26: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

34

atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan

dan keakhiratan.33

Makna “kerja” bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang

sungguh-sungguh, dengan menyerahkan seluruh aset, pikir, dan

dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya

sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan

menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat terbaik (khoiru

ummah).34

Dalam hal ini definisi etos kerja adalah sebagai totalitas

kepribadian dirinya caranya mengekpresikan, memandang, meyakini

dan memberikan makna ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk

(bertindak) dan meraih amal yang optimal (High performance).35

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang

dimaksud etos kerja adalah semangat yang kuat yang tertanam dalam

jiwa seseorang yang kemudian diaplikasikan dalam sikap kesehariannya

dalam melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani

serta tujuan tertentu dengan menyerahkan aset, pikir, dan dzikirnya

untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai

khalifah Allah.

33 Abdul Aziz Alkhayyat, Etika Bekerja dalam Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 1994, hlm. 13.

34 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, op.cit., hlm. 25. 35 Ibid., hlm. 20. �

Page 27: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

35

2.2.2. Ciri-Ciri Etos Kerja

Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan

tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu

keyakinan yang singkat mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan

berprestasi itu indah. Ada semacam panggilan dari hatinya untuk terus

menerus memperbaiki diri, mencari prestasi bukan prestise, dan tampil

sebagai bagian dari umat yang terbaik (khoirul ummah), jiwanya

gelisah apabila dirinya hampa tidak segera berbuat kesalehan. Ada

semacam dorongan yang sangat luar biasa untuk memenuhi hasrat

memuaskan dahaga jiwanya, yang terpenuhi dengan dia berbuat

kesalehan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang

mempunyai etos kerja, mempunyai kecanduan untuk beramal saleh

diantaranya yaitu:

2.2.2.1.Mereka Kecanduan Terhadap Waktu

Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara

seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa

berharganya waktu, waktu merupakan deposito paling berharga

yang dianugerahkan Allah SWT secara gratis kepada setiap

orang. Orang yang mempunyai etos kerja tinggi akan segera

menyusun tujuan, membuat perencanaan kerja, dan kemudian

melakukan evaluasi atas hasil kerjanya dan sadar untuk tidak

memboroskan waktu. Waktu adalah ladang kehidupan.

Page 28: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

36

2.2.2.2.Mereka mempunyai moralitas yang bersih (Ikhlas)

Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang

berbudaya kerja Islami itu adalah nilai keikhlasan, karenanya

ikhlas merupakan bentuk dari cinta bentuk kasih sayang, dan

pelayan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output dari

dirinya melayani, melainkan input atau masukan yang

membentuk kepribadianya didasarkan pada sikap yang bersih.

Bahkan, cara dirinya mencari rizki, makanan dan minuman yang

masuk kedalam tubuhnya, adalah bersih semata-mata. Ikhlas

merupakan energi batin yang akan membentengi diri dari segala

bentuk yang kotor (rizsun).

2.2.2.3.Mereka kecanduan kejujuran

Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti oleh

sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya tersebut atau

integritas.

Budaya kerja Islami sangat mendorong untuk melahirkan

seseorang yang profesional sekaligus memiliki integritas yang

tinggi

Jujur pada diri berarti dia memulai dari sikap disiplin,

taat, dan berani untuk mengakui kemampuannya sendiri. Dia

mampu mengendalikan diri dan kemampuan yang dimilikinya.

2.2.2.4.Mereka kecanduan disiplin

Erat kaitanya dengan konsisten adalah sikap berdisiplin

yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan

Page 29: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

37

tetap taat walaupun dengan situasi yang sangat menekan. Pribadi

yang berdisiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan

serta penuh tanggung jawab memenuhi kewajibannya. Mata hati

dan profesinya terarah pada hasil yang akan diraih sehingga

mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang.

Merekapun mempunyai daya adaptabilitas atau keluwesan untuk

menerima inovasi atau gagasan baru. Daya adaptabilitasnya

sangat luwes dalam cara dirinya menangani berbagai perubahan

yang menekan. Karena sikapnya yang konsisten itu pula, mereka

tidak tertutup terhadap gagasan-gagasan baru yang bersifat

inovatif.

2.2.2.5.Mereka bahagia karena melayani.

Melayani dengan cinta, bukan karena tugas atau

pengaruh dari luar, melainkan benar-benar obsesi yang sangat

mendalam bahwa “aku bahagia karena melayani”. Seseorang

yang amanah adalah orang-orang yang menjadikan dirinya sibuk

untuk memberikan pelayanan. Mereka merasa bahagia dan

memiliki makna apabila hidupnya dipenuhi dengan pelayanan.

Dan masih banyak ciri yang lain dari orang yang

menghayati dan memiliki etos kerja diantaranya :

2.2.2.6.Mereka memiliki komitmen (akidah, akad, i’tikad)

2.2.2.7.Istiqomah, kuat pendirian

2.2.2.8.Konsekuen dan berani menghadapi tantangan (challenge)

2.2.2.9.Mereka orang yang kreatif

Page 30: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

38

2.2.2.10. Mereka tipe orang yang bertanggung jawab

2.2.2.11. Mereka memiliki harga diri

2.2.2.12. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)

2.2.2.13. Mereka berorientasi kemasa depan

2.2.2.14. Hidup berhemat dan efisien

2.2.2.15. Memiliki jiwa wiraswasta

2.2.2.16. Memiliki insting bertanding (fastabiqulkhoirot)

2.2.2.17. Keinginan untuk mandiri (independent)

2.2.2.18. Mereka kecanduan belajar dan haus mencari ilmu

2.2.2.19. Memiliki semangat perantauan

2.2.2.20. Memperhatikan kesehatan dan gizi

2.2.2.21. Tangguh dan pantang menyerah

2.2.2.22. Berorientasi pada produktifitas

2.2.2.23. Memperkaya jaringan silaturahmi

2.2.2.24. Mereka memiliki semangat perubahan (spirit of change) 36

2.2.3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

M. Dawam Raharjo membaginya dalam 2 faktor:

2.2.3.1.Faktor Internal

1. Tujuan-tujuan (goals)

Tujuan ini tidak jauh dari motivasi seseorang itu

sendiri dalam bekerja. Motivasi kerja menempati posisi

sangat penting dalam psikologi kerja, sebab motivasi ini

36Ibid, hlm 73-134

Page 31: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

39

bertugas menjawab pertanyaan : “Mengapa kita bekerja?”

Dan juga menjawab persoalan tantangan dan metode

membangkitkan etos kerja karyawan untuk merealisasikan

produktivitas yang ideal. 37

Motivasi dapat didefinisikan sebagai keadaan internal

individu yang melahirkan kekuatan, kegairahan dan

dinamika, serta mengarahkan tingkah laku pada tujuan. Maka

ketika para direktur sedang membangkitkan motivasi para

pekerja, berarti mereka sedang melakukan sesuatu untuk

memberi kepuasan pada motif, kebutuhan dan keinginan para

pekerja sehingga mereka melakukan sesuatu yang menjadi

tujuan dan keinginan para direktur. Sehingga dapat dipahami

bahwa motivasi mengandung rangsangan suatu pihak kepada

individu sehingga ia melakukan sesuatu yang menjadi tujuan

pihak lain itu dan pada gilirannya juga dapat merealisasikan

keinginan-keinginan individu.

Motif disini diartikan sebagai ungkapan dari

kebutuhan-kebutuhan individu. Motif-motif ini merupakan

kepribadian dan aspek internalnya. Disisi lain, bagi individu,

stimulus merupakan dorongan-dorongan luar yang

merupakan faktor pembantu dalam merealisasikan tujuan.

Dengan demikian, merupakan keharusan bagi pimpinan

37 Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif, Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, Jakarta, Gema Insani Pres, 1997, hlm. 89.

Page 32: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

40

untuk mengenali motif-motif individu dengan cara

konstruktif dalam pelaksanaan kerja yang memberi kepuasan

pada kebutuhan individu. 38

Dimensi-dimensi terpenting motivasi kerja adalah

bagaimana membuat orang cenderung untuk tetap giat

bekerja, sehingga bersedia mendayagunakan kelebihan

waktunya dengan menambah volume kerja apabila kondisi

memungkinkan. Salah satu penggerak motivasi adalah

perasaan senang saat melihat hasil kerja yang berkualitas.

Sehinggga menjadikan pekerjaan sebagai tujuannya. Pekerja

yang bermotivasi lemah selalu mengharapkan imbalan atas

setiap tenaga yang dikeluarkannya. Sedangkan pekerja yang

bermotivasi tinggi, tidak mengharapkan dan tidak selalu

mengorientasikan setiap tenaganya untuk memperoleh

imbalan, baginya imbalan tidak mempunyai nilai validitas. Ia

memperoleh kepuasan dan kebahagiaan dalam mencari posisi

kerja yang menantang dan menikmati pekerjaan yang tinggi

tingkat kesulitannya. 39

Motivasi adalah kekuatan motorik yang

membangkitkan aktivitas kehidupan, menggerakkkan tingkah

laku dan mengarahkan ke tujuan tertentu. Motivasi

38 Ibid, hlm. 91-92. 39 Ibid, hlm. 103.

Page 33: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

41

melahirkan fungsi-fungsi penting dan strategis dalam realitas

kehidupan.

Motivasi memberi rangsangan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan primer yang penting bagi kehidupan,

motivasi juga mendorong individu melakukan pekerjaan-

pekerjaan penting dan berguna dalam kaitannya dengan

lingkungan.

Para pakar psikologi modern mengklasifikasikan

motivasi menjadi dua bagian penting, yaitu :

a. Motivasi fisiologis/biologis primer.

Yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan-

kebutuhan fisik-fisiologis dan kekurangan-kekurangnan

serta ketidakseimbangan yang terjadi dalam rangkaian

tubuh manusia. Motivasi ini mengarahkan pada individu

untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, atau menutupi

kekurangan pada tubuh, dan mengembalikannya pada

kondisi yang seimbang.

b. Motivasi psikologis/sosial sekunder

Yaitu motivasi yang didapatkan dari proses belajar

dimasa pertumbuhan sosial individu. 40

2. Kebutuhan-kebutuhan (needs)

3. Sikap (attitude)

40 Ibid, hlm. 105-106.

Page 34: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

42

4. Kemampuan-kemampuan (abilities)

2.2.3.2.Faktor eksternal

1. Struktur lingkungan

2. Pendidikan

3. Informasi

4. Komunikasi

Dalam hal ini pendidikan yang dimaksud baik

pendidikan umum maupun pendidikan agama, baik lembaga

formal maupun non formal. 41

2.2.4. Landasan Hukum Atas Etos Kerja

Untuk masalah etos kerja disebutkan dalam al-Quran surat al-

Jumuah ayat 10 sebagai berikut :42

�����������A��4"B ���"��&�()C�="����D "#EF�;���)����="�����GH�I�J ���K �5�B GL��M�N���'()/�� O)P�">G����+������,���EA�)�G� M�

Artinya : “Apabila ditunaikan sembayang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

Dalam surat at-Taubah ayat 105 juga disebutkan :43

41 M. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000, hlm. 257-287.

42 Depag RI, op-cit, hlm. 28 43 Ibid, hlm. 298.

Page 35: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

43

�����������'()��&"Q)* ���)RG�()!�#��">G����*�1�SA�T���5%�.���(%G��*"1��4%GL��������GU36��)5����H�9��?������V "5�C ���>����1�7%������'W9��)=%�!����">)="�G����*���">G�

�'(G��*"+�P

Artinya : “Dan katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Juga dalam hadits ini :

�����������#�:�#�:�X��Y (Z����'��0��T�&�4*1�4%*1�X[�Y (\�'�] �̂T(&_�1�`?56��a#��&$����b 44

Artinya : bekerjalah seperti kerja orang yang menyangka ia tidak akan mati selamanya, dan berhati-hatilah seperti hati orang yang kuwatir ia mati besok pagi. (HR Baihaqi dan ibn Amr).

Kitab suci Al-Qur’an baik secara eksplisit maupun implisit

memerintahkan umat manusia untuk memegang nilai-nilai Islam secara

total, menyeluruh, utuh (kaffah). Motivasi kerja dimiliki oleh setiap

manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada

yang lain.

Atas dasar itu ada tiga unsur yang menjadikan hidup manusia

positif dan berguna :

Pertama, mengimplementasikan potensi kerja yang dianugrahkan oleh

Allah.

44 Jalaludin Abdul Rahman as-Suyuti, Jami’us Shaghir, Daar al-Ihya’ al-Kitab al-Arabiyah Indonesia, t.t., hlm. 48.

Page 36: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

44

Kedua, bertawakal kepada Allah, dan mencari pertolongannya ketika

melaksanakan pekerjaan.

Ketiga, beriman kepada Allah untuk menolak bahaya, kediktatoran

dan kesombongan atas prestasi yang dicapai.45

Ajaran Islam tentang etos kerja, ajaran tentang tertib dan

disiplin kerja serta perintah bekerja keras, terbukti bahwa nilai Islam itu

relevan dengan usaha pembaharuan atau modernisasi dan sangat

menunjang upaya menumbuhkan mental pembangunan yang amat

dibutuhkan dalam era pembangunan dalam segala bidang dewasa ini.

Ciri-ciri mental pembangunan tersebut antara lain : 46

a. Orientasi ke masa depan

Artinya semua kegiatan harus direncanakan dan

diperhitungkan untuk menciptakan masa depan yang lebih maju,

lebih sejahtera dan lebih bahagia dari pada keadaan sekarang lebih-

lebih keadaan dimasa lampau.

b. Kerja keras dan teliti serta menghargai waktu

Kerja santai, tanpa rencana, malas, pemborosan tenaga, dana

dan waktu adalah bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Islam

mengajarkan agar setiap detik dari waktu harus diisi dengan 3 hal

yaitu untuk meningkatkan keimanan, beramal saleh ( membangun )

dan membina komunikasi sosial.

45 Abdul Hamid Mursi, op.cit, hlm. 116-119 46 Kafrawi Ridwan , Metode Dakwah Dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan,

Jakarta, PT. Golden Trayon, 1991, hlm. 28-37

Page 37: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

45

c. Penguasaan terhadap alam dan lingkungan.

Menurut ajaran Islam alam semesta ini diciptakan Allah

untuk dimanfaatkan dan disediakan untuk kesejahteraan umat

manusia.

d. Rasa tanggung jawab dan Achievement oriented.

Semua masalah yang diperbuat dan difikirkan harus dihadapi

dengan penuh tanggung jawab, baik keberhasilan maupun kegagalan,

tidak berwatak mencari perlindungan ke atas dan melemparkan

kesalahan ke bawah. Setiap orang dinilai sesuai dengan hasil

karyanya.

e. Hemat dan sederhana

Islam mengajarkan hidup sederhana, hemat tetapi tidak kikir.

f. Adanya iklim kopetensi atau bersaing secara jujur dan sehat.

Dalam surat al-Maidah ayat 48, dijelaskan tentang hal tersebut yang

artinya : “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan

dan jalan yang terang sekiranya allah menghendaki niscaya kamu

dijadikan satu umat saja. Tetapi Allah hendak menguji kamu

terhadap pemberiannya. Maka berlomba-lombalah berbuat

kebajikan hanya kepada Allah kamu dikembalikan lalu

diberitahukannya apa yang kamu perselisihkannya”.

Dengan memperkuat build-in mechanism dan ketaqwaan

beragama dan menyediakan sarana dan lingkungan agamis kepada

kelompok-kelompok masyarakat ini senantiasa menjaga homogenitas

kehidupan beragama bagi masyarakat, mereka dapat merealisasikan

Page 38: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

46

dengan politiknya yang terpadu bersifat lokal maupun nasional. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa dinamisme potensi pembangunan ini

terletak pada kemampuan struktural dalam memacu potensi itu sendiri.

Diharapkan mampu memelihara etos kerja.

2.2.5. Komponen Dasar Etos Kerja

2.2.5.1.Iman dan Taqwa

Iman merupakan kepercayaan, kerja keikhlasan.47

Sedangkan secara mudah pengertian iman adalah percaya dalam

hati diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dalam suatu

perbuatan. Sedangkan taqwa adalah mentaati Allah dan

menjauhi larangan-Nya agar terhindar dari hukuman Allah.

Setiap hari manusia menjalin hubungan dengan dirinya,

keluarga, masyarakat dan lingkungan alam guna memenuhi

kebutuhan hidupnya. Hal ini akan bernilai dan serasi jika

dilandasai iman dan taqwa.

Dalam khazanah peribadatan baik ubudiyyah maupun

muamalah harus dilandasi dua komponen tersebut yaitu iman

dan taqwa kepada Allah SWT.

Pada dasarnya, dalam suatu masyarakat, manusia

dihadapkan pada suatu realita yang selalu muncul ke permukaan

bahwa manusia selalu ingin mensejahterakan hidupnya yaitu

dengan bekerja. Namun perjalanan manusia dalam dirinya

47 yusuf al-Qardhawy,iman dan kehidupan, Jakarta, PT.Bulan Bintang, 1993, hlm.198.

Page 39: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

47

diliputi nafsu yang sulit dikuasai dan dikendalikan. Di sinilah

peran agama yang diyakininya menjadi sangat penting untuk

mengendalikan setiap langkah agar terhindar dari kejahatan

yang akan dilakukannya, karena dengan agama, tercipta suatu

sistem sosial, etika dan nilai baik dan buruk. Jika iman dan

taqwa sudah masuk dalam kalbu kita maka setiap langkah kita

akan merasa wajib untuk bertaqwa.

Dari pendapat yang penulis kemukakan di atas, jelaslah

bahwa dalam memenuhi hajat hidup, sebagai muslim harus

mendasarkan langkahnya dengan taqwa, agar supaya tidak

terjadi ketimpangan yang bisa mendatangkan kerugian bagi diri

dan lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain taqwa sangat

diperlukan agar bisa mendatangkan kebahagiaan dan ridha dari

Allah SWT.

2.2.5.2.Niat

Pembahasan mengenai pandangan umat Islam tentang

etos kerja ini barangkali dapat dimulai dengan usaha menangkap

makna sedalam-dalamnya. Sabda nabi yang amat terkenal

bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada niat-niat

yang dipunyai pelaku.

Niat adalah merupakan komponen dasar dari etos kerja

seorang mukmin, karena bagaimana setiap nilai suatu pekerjaan

tergantung daripada niatnya. Jika niatnya tinggi yaitu ingin

mencapai ridha Allah, maka iapun akan mendapatkan nilai-nilai

Page 40: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

48

kerja yang tinggi dan jika tujuannya rendah seperti ingin

memperoleh simpati, maka setingkat itu pulalah nilai kerjanya.

Nabi SAW telah menegaskan : “Bahwasannya segala amal

perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap

orang apa yang ia niatkan”.48

Suatu pekerjaan yang tidak berpusat pada usaha untuk

mencari/mencapai ridha Allah adalah bagaikan fatamorgana

yaitu tidak mempunyai nilai substansial apa-apa. Seperti

dijelaskan dalam al-Quran.

Jadi niat atau komitmen itu merupakan suatu keputusan

dan pilihan pribadi dan menunjukkan keterikatan kita kepada

nilai-nilai moral bersumber dari Allah dengan ridha atau

perkenankan-Nya. Maka secara keagamaan semua pekerjaan

harus dilakukan dengan tujuan memperoleh ridha dan perkenan

Allah.

Kesimpulannya bahwa kerja tanpa tujuan luhur atau niat

yang luhur, maka pekerjaan itu tidak akan bernilai dan tidak

akan memberi kebahagiaan atau rasa makna bagi pelakunya.

48 Dr. Nur Cholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Yayasan Wakaf Paradigma, Jakarta, 1992, hlm. 412.

Page 41: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

49

2.3. KETERKAITAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN

TERHADAP PENINGKATAN ETOS KERJA

Perangkat dari materi dakwah, sebagaimana telah dijelaskan di atas

bahwa salah satu materi dakwah adalah nyata dimanifestasikan dalam bentuk

amal saleh atau tindakan kreatif dan prestatif. Iman merupakan energi batin

yang memberi cahaya pelita untuk mewujudkan identitas dirinya sebagai

bagian dan umat yang terbaik.49

Para ulama sepakat bahwa pengertian iman bukanlah sebuah

pernyataan yang tersembunyi sebagaimana sabda nabi :

����������'��#����4*1�V �c���� ̀XJ P�'�.���#�L��A�%��'�%Z��_d Xeb50

Artinya : “Yang dinamakan iman itu ialah apabila kau meyakini di dalam hati, menyatakannya dengan lidah dan melaksanakannya dengan perbuatan.” (al-Hadits)

Perbuatan dalam hal ini lebih ditekankan pada amal saleh (etos kerja)

tinggi. Dari kata iman, dikenal juga kata aman (damai, tentram) sehingga

manusia yang beriman seharusnya mampu mengaktualisasikan suasana damai

dan selalu ingin menjadikan pelita kedamaian (rahmatan lil alamin)

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin meletakkan manusia

menjadi kholifah di muka bumi yang mempunyai amanah, manusia yang

menunjukkan sikap pengabdian karena mereka sadar bahwa kehadiran dirinya

di muka bumi tidak lain hanya untuk mengabdi. Sebagaimana firman Allah

49 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Op.Cit., hlm. 1 50 Jalaluddin Abdul Rohman As-Suyuthi, op.cit., hlm. 124

Page 42: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

50

�')X)6"+�5���������f "��g�����h ��)K c���i���&� Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku.”(Adz-Dzaariyat : 56).51

Ayat ini mengandung misi bagi setiap muslim yang harus

dilaksanakan yaitu sebagai pelayan Allah. Seorang muslim hanya bisa disebut

muslim yang kaffah bila memiliki jiwa melayani (stewardship) dalam

kehidupannya. Sehingga muncul panggilan suci untuk mengislamkan

kehidupannya dan menghidupkan nilai-nilai keislaman.52

Bekerja dan melayani itu adalah fitrah manusia, sehingga jelaslah

bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan

seluruh potensi dirinya untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal

prestatif, sesungguhnya manusia tersebut telah melawan fitrah sendiri.

Manusia hanya dapat memanusiakan dirinya dengan iman, ilmu dan amal.

Islam menempatkan budaya kerja bukan sekedar jargon, motto, atau

sekedar pernyataan, tetapi menempatkannya sebagai tema sentral dari

tindakan inovatif dan kreatif dalam pembangunan umat. Sehingga tercipta

keseimbangan dalam kehidupan ini. Bekerja untuk mencari fadhilah karunia

Allah, menjebol kemiskinan, meningkatkan taraf hidup dan martabat serta

harga diri adalah merupakan nilai ibadah yang esensial. Hanya setiap pribadi

muslim yang memiliki etos kerja yang bisa menjebol kemiskinan.53

51 Depag RI, op. cit., hlm. 862 52 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Op.Cit., hlm. 4 53 Ibid., hlm. 15.

Page 43: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

51

Oleh karena Islam telah meletakkan manusia pada posisi yang

berpengaruh terhadap lingkungan berhasilnya pembangunan, sehingga perlu

dikaji lebih dalam sifat-sifat yang terdapat dalam diri manusia. Khususnya

menyangkut produktivitas kerjanya. Karena hanya dengan etos kerja yang

tinggi, suatu proses pembangunan dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Mengingat Al-Qur’an dan Hadits banyak memberikan stimulasi dan

motivasi kepada manusia mengenai produktifitas kerja yang sangat

dipengaruhi oleh masalah-masalah yang menyangkut etos kerja, bahkan amal

shaleh (kerja) merupakan esensi dari iman itu sendiri. Oleh karena itu, Islam

menjadi relefan dalam hubungan ini.etos kerja yang dimaksud menyangkut

disiplin yang merupakan tiang utama etos kerja produktif.

Kafrawi Ridwan, memberikan suatu teori tentang hubungan timbal

balik antara etos kerja dengan intensitas penghayatan agama suatu umat sbb:

a. Kedalaman penghayatan agamalah yang mendorong tambah suburnya

etos kerja, sehingga kehidupan ekonomi umat berkembang maju. Ajaran

menolong yang lemah, zakat, infaq hanya mampu mungkin dilaksanakan

apabila mereka mampu dan mempunyai kelebihan.untuk itu mereka

harus kuat dalam bidang ekonomi dengan harus bekerja keras.

b. Kehidupan ekonomi yang berkembang maju dalam suatu kelompok umat

beragama akan menimbulkan hasrat untuk menghayati agama yang lebih

mendalam. sebab dengan ekonomi yang baik beribadah lebih lapang,

kesempatan untuk meningkatkan sarana keagamaan lebih dimungkinkan

dan kebanggaan sebagai umat beragama.

Page 44: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

52

c. Memang antara etos kerja dengan kenyataan beragama saling

mempengaruhi, namun tak perlu dipermasalahkan, maka yang lebih

dominan kenyataan menunjukkan umat yang berkecukupan, kehidupan

agama yang berkembang dengan baik, sebaliknya yang miskin dan

terbelakang akan sulit mengembangkan kehidupan agamanya.54

Dengan kehadiran para mubaligh di tengah masyarakat industri,

maupun perusahaan (diadakan pengajian) diharapkan: 55

1. Exces yang terjadi pada masyarakat industri barat tidak akan terjadi

atau setidak-tidaknya bisa ditekan karena tidak sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila

2. Pembangunan nasional akan tetap berlangsung dalam rangka

memelihara masyarakat yang sosialis religius untuk mencapai tujuan

tersebut maka pada setiap pemukiman dan daerah industri harus

tersedia sarana-sarana ibadah dan kegiatan pembinaan mental

3. Dengan gaya partisipasi yang demikian itu diharapkan tidak akan

lahir kegiatan kegiatan, peraturan/ketentuan-ketentuan yang

bertentangan dengan ajaran agama yang mutafaq.

4. Dengan karyawan-karyawan yang menghayati ajaran-ajaran agama

diharapkan akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, kejujuran,

dan keterlibatan yang biasanya terganggu karena alkohol, narkotika

dan pergaulan bebas.

54 Kafrawi Ridwan, op.cit. hlm. 22 55 Ibid, hlm 17-19

Page 45: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

53

5. Para mubaligh dapat menanamkan etos kerja dalam arti bahwa

bekerja adalah ibadah, agama harus menjadi motivator dan dorongan

produktifitas dan efisiensi, penghayatan agama harus mampu

menciptakan manusia yang jujur, amanah dan adil melalui lembaga

amar ma’ruf dan nahi munkar serta keyakinan akan adanya pahala

dan dosa.

Oleh karena itu tugas mubaligh pada masyarakat industri maupun

perusahaan-perusahaan tertentu mencakup dua hal : 56

a. Mendorong umat untuk mengambil bagian aktif dalam pembangunan

dalam segala bidang dengan mengaktualisasikan etos kerja Islam

yang pada hakekatnya sangat condusive dengan kemajuan termasuk

masyarakat industri.

b. Mencegah ekses-ekses masyarakat industri dengan meningkatkan

iman dan ketaqwaan dan menghidupkan lembaga amar ma’ruf nahi

munkar.

Keberhasilan suatu pengajian selain didukung oleh unsur-unsur

pengajian seperti yang telah dipaparkan di atas juga dipengaruhi faktor di

luar itu. Namun dari unsur-unsur tersebut, unsur yang paling berpengaruh

adalah pelaku pengajian itu sendiri yaitu da’i dan mad’u. Seorang da’i

harus mengetahui materi apa yang harus disampaikan dengan melihat

situasi dan kondisi mad’u atau audiens. Begitu juga mad’u, yang

56 Ibid, hlm 20

Page 46: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

54

menentukan berhasil tidaknya suatu pengajian. Dimana berhasilnya suatu

pengajian (dakwah) adalah adanya perubahan sikap oleh mad’u.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap seseorang :

1. Faktor ekstern (interaksi sosial) meliputi :

a. Bagaimana isi pesan yang diterimanya.

b. Siapakah orang yang menyokong isi pesan tersebut.

c. Bagaimanakah hubungan pesan yang diterima dengan norma-

norma kelompoknya, apakah cukup menguntungkan ataukah dapat

menimbulkan tantangan dari kelompoknya ?

d. Dalam situasi bagaimanakah pesan itu disampaikan, bagaimana

caranya ?

2. Faktor intern (daya selektifitas) meliputi :

a. Sikap merupakan hasil dari pengamatan atau perkembangan dari

proses pengalaman seseorang sehubungan dengan rangsangan dari

objek tertentu.

b. Sikap tidaklah berdiri sendiri melainkan selalu ada objeknya.

Artinya tidak mungkin ada sikap tanpa ada objeknya.

c. Pada dasarnya manusia hidup ditengah-tengah objek dan stimulus-

stimulus, hanya saja sehubungan dengan daya pengamatan

manusia, hanya rangsangan yang dominan saja yang mempu

menimbulkan sikap tertentu terhadap rangsangan tersebut.

d. Sikap merupakan suatu kecenderungan bertindak (predisposition to

act) terhadap suatu objek tertentu.

Page 47: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

55

e. Karena sikap merupakan hasil dari pengalaman seseorang maka

sikap itu bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir sehingga

karenanya sikap seseorang tersebut dapat dipelajari, pembentukan

dan perubahannya.57

Dengan demikian perubahan dan pembentukan sikap dapat

dilihat dari segi seberapa jauh intensitas dari seseorang dalam melakukan

interaksi sosialnya baik di luar maupun di dalam kelompoknya. Semakin

sering seseorang terlibat dalam komunikasi baik langsung maupun tidak

langsung akan bertambah reference dan pengalaman-pengalamannya,

sebagai dasar bagi dirinya dalam membentuk atau merubah sikapnya

yang ada.

Perubahan atau pembentukan sikap seseorang, baik yang bersifat

individual maupun sikap sosial dapat diketahui dan dilihat dari dua hal :

1. Perubahan sikap dapat dirubah karena adanya pengaruh dari pesan

(message) komunitas. Yang dapat dilakukan dengan dua cara :

- Ceramah yang berkisar one side argument

- Secara diskusi

2. Perubahan sikap karena situasi kelompok, antara lain :

- Pembentukan dan perubahan sikap seseorang sangat ditentukan

oleh derajat interaksi orang terebut dengan kelompoknya.

- Apabila interaksi cukup lama dan memenuhi interestnya serta tidak

bertentangan dengan interest kelompoknya maka norma-norma

57 Toto Tasmaro, Komunikasi Dakwah, Jakarta, Gaya Media Pertama, 1997, hlm. 22-23.

Page 48: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

56

kelompoknya dapat ikut membentuk sikap pada orang tersebut

sebagai anggota kelompok.

- Pada tingkat yang paling awal, pedoman (reference) tingkah laku,

atau sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh kelompok

keluarganya sebagai reference groupnya dimana dalam kelompok

ini terjalin suatu hubungan yang cukup mendalam.

- Sikap pandangan seseorang dapat beralih (shifting of reference)

kepada sikap pandangan yang lain, apabila seseorang tersebut

beralih atau hidup dalam kelompok reference tertentu dengan

interaksi yang cukup intensif dan berlangsung lama.58

Faktor-faktor tersebut di atas berlaku dalam suatu kehidupan

manusia disamping ada faktor-faktor spikologis yang terdapat di

dalam diri setiap individu yaitu :

- Faktor Imitasi adalah suatu proses dimana seseorang meniru

tingkah laku, maupun ide-ide tertentu dari orang lain yang

dianggap ideal menurut pandangan dirinya.

- Faktor Sugesti yaitu memberikan pandangan atau idea dari dirinya

kepada orang lain sehingga orang lain tersebut menerimanya tanpa

melalui kritik lebih dahulu.

- Faktor Identifikasi : suatu situasi di mana seseorang mempunyai

kecenderungan untuk menjadi indentik (sama) dengan orang lain

58 Ibid, hlm. 24-30.

Page 49: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

57

yang dianggapnya ideal atau tokoh tertentu dalam lapangan

tertentu.

- Faktor Simpati : suatu proses di mana seorang merasa begitu

tertarik akan keseluruhan pola tingkah laku orang lain, sehingga

dengan perasaan ini timbul pada dirinya untuk memahami atau

mengerti lebih mendalam untuk belajar dan kemudian bersedia

untuk melakukan kerjasama. 59

Dengan melihat tujuan dari dakwah adalah terjadinya perubahan

tingkah laku, sikap, atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan atau

risalah al-Qur’an dan sunnah (terwujudnya amal saleh), dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi perubahan sikap seperti yang telah dijelaskan di atas

maka orang yang aktif mengikuti pengajian, menghadiri, menyimak kajian-

kajian, akan kuat imannya, karena memperoleh siraman rohani, sehingga etos

kerja terangsang dengan baik dan tinggi.

2.4. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.60

Jawaban sementara ini diuji seara empiris di lapangan.

Berdasarkan kerangka teori di atas dapat diketahui bahwa seorang

yang aktif mengikuti pengajian serta memahami benar isi pengajian, maka

59 Ibid,hlm.57-64. 60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT.

Rineka Cipta, 1998, hlm. 67

Page 50: Bab II 1199168 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/... · Tujuan dakwah memberi pengaruh besar terhadap unsur-unsur dakwah yang lain. Karena tujuan

58

akan muncul dorongan yang kuat untuk mengamalkan ajaran agamanya

dengan ikhlas. Maka tidak hanya dalam ibadah ilahiyah yang dianggap suatu

ibadah. Namun apa yang difikirkan, dirasakan dan dikerjakan dalam setiap

waktu adalah suatu ibadah. Sehingga ajaran agamanya yang didapat dari hari

ke hari akan diimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari tak

terkecuali dalam dunia kerja yang digeluti. Maka, sesuai dengan penelitian

ini, hipotesis yang peneliti ajukan adalah adanya pengaruh pengajian Jum’at

pagi dalam meningkatkan etos kerja Karyawan Matahari Dept. Store Simpang

Lima Semarang.