bab ii - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8950/3/bab 2 -07402241044.pdf · henry fayol yang...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Dalam pengelolaanya, Bursa Kerja Khusus membutuhkan perencanaan
dan pengorganisasian untuk menjalankan tugas dan kewajibannya. Setiap
organisasi pasti membutuhkan manajemen yang baik untuk mengatur aktivitas
yang dikerjakan, penanggug jawab dan waktu pelaksanaan programnya. Selain
itu juga dibutuhkan dorongan atau motivasi untuk anggotanya dalam
menjalankan tugas organisasi agar dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh
sebab itu, maka akan diuraikan secara singkat mengenai Fungsi-fungsi
Manajemen dan Teori Motivasi.
1. Fungsi-fungsi Manajemen
Salah satu klasifikasi dari fungsi-fungsi manajemen yang dibuat oleh
Henry Fayol yang dikuti dan diterjemahkan oleh Hani Handoko (1984:23)
adalah “Planning, Organizing, Actuating dan controlling”, berikut
uraiannya:
a. Perencanaan (Planning)
Kata plan memiliki arti rencana, rancangan, maksud maupun
niat. Menurut Ibnu Syamsi (1993:74) “Perencanaan berarti kegiatan
untuk melihat jauh ke depan, menyiapkan keputusan untuk
mengantisipasi masalah yang memungkinkan akan terjadi”.
Merencanakan dapat berarti memikirkan dan membuat langkah-
langkah yang harus dilakukan sebelum memulai pelaksanaan. Dengan
8
9
demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa suatu kegiatan
dilaksanakan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:23) adalah:
Suatu proses penentuan pengelompokan dan pengaturanbermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapaitujuan, menempatkan orang-orang pada wewenang yang secararelatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukanaktivitas-aktivitas tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa organisasi terdiri dari beberapa bagian
yang memiliki masing-masing fungsi yang saling berkaitan dan
membentuk sistem untuk mendukung kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan diselenggarakannya pengorganisasian adalah
untuk membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Menurut
Hani Handoko (1984:167) bahwa:
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunanstruktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yangmelingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan strukturorganisasi adalah departemenealisasi dan pembagian kerja.
Aspek-aspek dalam pengorganisasian (organizing) menurut Hani
Handoko (1984:24) adalah:
1) Penentuan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untukmencapai tujuan organisasi.
2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi ataukelompok yang akan “membawa” hal-hal tersebut kearahtujuan.
10
3) Pendelegasian wewenang yang diperlukan individu-individuuntuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakanstruktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi dandikoordinasikan.
Sumber daya yang paling penting adalah orang-orang yang
memberikan tenaga, bakat, kreatifitas dan usaha mereka kepada
organisasi.
c. Pengarahan (actuating)
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
interaksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,
agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Menurut Hani
Handoko (1984:27) dalam fungsi pengarahan harus terdapat unsur-
unsur:
1) Motivating (dorongan), yakni menggerakan orang-orangdengan memberikan motif-motif, alasan yang mendorongtimbulnya kemauan mereka untuk bekerja dengan lebih baik.
2) Leading (bimbingan, pimpinan) yakni membimbing orangdengan memberi teladan.
3) Directing (pengarahan), yakni mengarahkan orang-orangdengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dantegas.
d. Pengawasan (controlling)
Pengawasan meliputi tindakan mengkaji apakah kegiatan yang
dilakukan anggota sudah sesuai dengan perencanaan. Pada hakekatnya
pengawasan merupakan proses pemantauan kegiatan untuk menjaga
bahwa suatu kegiatan dilakukan terarah dan menuju pencapaian tujuan
11
yang direncanakan dan mengadakan koreksi terhadap kegiatan-
kegiatan yang menyimpang atau kurang tepat sasaran yang dituju.
Pengawasan menurut Hani Handoko (1984:25) adalah sebagai berikut:
Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan caradan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah ditetapkan.Pengawasan mencakup unsur penetapan standar pelaksanaan,penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, pengukuran pelaksanaannyata dan membandingkannya dengan standar yang telahditetapkan dan pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bilapelaksanaan menyimpang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah
tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan,
kesalahan, kegagalan untuk kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah
agar hal tersebut tidak terulang kembali.
2. Teori Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, yang berarti menggerakkan atau
mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan, yang berhubungan
dengan jawaban pertanyaan mengapa tingkah laku seseorang demikian.
Motivasi diperlukan dalam setiap kegiatan atau pekerjaan yang kita
lakukan sebagai daya pikat dan dorongan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik. Menurut Manullang (2006:147):
Motivasi, daya perangsang yang merangsang pegawai untuk maubekerja segiat-giatnya berbeda antara satu dengan yang lainnya.Perbedaan ini disebabkan oleh motif, tujuan dan kebutuhan darimasing-masing pegawai untuk bekerja. Dalam garis besarnya, jenis-jenis insentif dapat digolongkan ke dalam 3 gologan, yaitu:a. Material incentive
Segala daya perangsang yang dapat dinilai dengan uangb. Semi material incentive
Segala daya perangsang yang tidak dapat dinilai dengan uangc. Nonmaterial incentive
12
Segala daya perangsang yang dinilai tidak dari uang atau bukan,melainkan berupa penempatan yang tepat, latihan sistematik,promosi yang obyektif, dan sebagainya.
3. Bursa Kerja Khusus (BKK)
Bursa kerja adalah suatu lembaga yang mempunyai fungsi untuk
merekrut tenaga kerja baru dan kemudian disalurkan atau ditempatkan ke
dunia kerja atau dunia industri sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya. Penyelenggaraan bursa kerja merupakan upaya
untuk mendekatkan antara peluang kerja yang ada dengan SDM yang
tersedia. Hal ini sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Kementrian
Transmigrasi bahwa “Bursa Kerja adalah lembaga yang menjalankan
fungsi penempatan untuk mempertemukan antara pencari kerja dengan
pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun diluar hubungan”
Depnakertrans RI, Dirjen Binapenta (2001: 2). Menurut Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Depnakertrans RI, Dirjen Binapenta
(2001:3) “Bursa Kerja Khusus adalah Bursa Kerja di Satuan Pendidikan
Menengah, di Satuan Pendidikan Tinggi dan di Lembaga kerja,
pendaftaran pencari kerja, memberi penyuluhan dan bimbingan jabatan
serta penyaluran dan penempatan pencari kerja”.
Sebagai salah satu bentuk nyata dari pemerintah dalam memperluas
kesempatan pencari kerja untuk mendapatkan informasi dan lowongan
pekerjaan, maka dibentuklah bursa kerja. Kali ini pemerintah
mengikutsertakan lembaga pendidikan sebagai pihak yang diberi
keistimewaan dan wewenang dalam penyaluran tenaga kerja melalui Bursa
13
Kerja Khusus. Bursa Kerja Khusus yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan menengah terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
bertugas memberikan pelayanan antar kerja kepada alumni SMK yang
bersangkutan.
Izin penyelengaaraan BKK di tingkat pendidikan menengah ini
merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah yang dimaksudkan
sebagai upaya untuk mendekatkan antara peluang kerja yang ada dengan
sumber daya manusia yang tersedia pada khususnya adalah lulusan SMK
sebagai calon tenaga kerja. Dengan adanya kebijaksanaan ini diharapkan
lebih memudahkan lulusan SMK dalam memasuki dunia kerja karena
informasi tentang kesempatan kerja menjadi lebih mudah didapatkan.
Secara yuridis penyelenggaraan BKK ini dikuatkan dengan
perjanjian kerjasama Mendikbud dan Menaker No. 076/ U/ 1993 dan No.
Kep.215/MEN/1993 tentang pembentukan Bursa Kerja dan Panduan
Penyelenggaraan Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Tinggi. Selain itu, juga keputusan bersama Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah dengan Dirjen Binapenta No. 009/KEP/U/1994 dan
No. KEP.02/bp/1994 tentang pembentukan Bursa Kerja di Satuan
Pendidikan Menengah dan Panduan Penyelenggaraan Bursa Kerja.
Departemen tenaga kerja mengemukakan beberapa tugas dan fungsi
dari Bursa Kerja Khusus di Satuan Pendidikan Menengah menurut Triani
Puji A, sebagaimana dikutip oleh Karyanto (1996) menyatakan:
14
1) Memberikan layanan informasi ketenagakerjaan pada pelajardan alumni yang akan memasuki dunia kerja
2) Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama denganlembaga pemerintah dan swasta termasuk dunia kerja danalumni yang telah bekerja dalam pengadaan informasi tentanglatihan kerja dan penyalurannya sebagai tenaga kerja
3) Mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan rekruitmen danseleksi calon tenaga kerja atas permintaan Depnaker ataulembaga pemerintah lain atau swasta atas bimbingan dariDepnaker.
4) Membina hubungan dengan alumni yang telah bekerja danberhasil dalam bidang usaha untuk membantu memberikanpeluang menyalurkan, menempatkan alumni baru darialmamaternya yang memerlukan pekerjaan.
5) Membantu mengembangkan dan menyempurnakan programpendidikan dan memperhatikan tuntutan lapangan kerja sertameningkatkan peran tenaga pengajar dalam pembinaan karirsiswa alumni
Bursa kerja khusus mempunyai peran penting dalam layanan antar
kerja diantaranya dengan memberikan informasi ketenagakerjaan,
membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga
pemerintah dan swasta, melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
rekruitmen dan seleksi, membina hubungan dengan alumni yang sudah
bekerja serta membantu usaha pengembangan dan penyempurnaan
program pendidikan yang membawa manfaat yang sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan.
BKK memberikan informasi mengenai ketenagakerjaan mulai dari
menerima, menampung, mengidentifikasi dan mendata jenis-jenis
informasi yang didapat dari dunia kerja kemudian menyampaikan
informasi tersebut kepada siswa dan alumni sekolah yang bersangkutan.
Selain itu, BKK juga memiliki andil dalam pelaksanaan pengembangan
15
karir siswa dan lulusannya, dalam hal ini BKK bekerjasama dengan pihak
bimbingan konseling yang ada di sekolah.
Dalam Bursa Kerja khusus didalamnya terdapat sistem
pelaksanaan BKK. Sistem Pelaksanaan BKK adalah sekelompok bagian
atau unsur atau komponen BKK yang mempunyai hubungan fungsional
yang teratur untuk melaksanakan aktivitas BKK agar dapat mencapai
maksud dan tujuan BKK.
4. Sistem Pelaksanaan Bursa Kerja Khusus (BKK)
a. Dasar Hukum Pelaksanaan Bursa Kerja Khusus (BKK)
Dasar hukum pelaksanaan BKK adalah landasan yuridis yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuannya. Menurut
Depnakertrans RI Dirjen Binapenta (2001:1) dalam kegiatannya, Bursa
Kerja Khusus harus memperhatikan dasar-dasar hukumnya, yaitu:
1) Undang-undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
2) Undang-Undang No.7 Tahun 1981 tentang Wajib LaporKetenagakerjaan di Perusahaan.
3) Keputusan Presiden RI No.4 Tahun 1980 tentang wajib LaporLowongan Pekerjaan.
4) Keputusan Menaker No. Kep-207/MEN/1990 tentang SistemAntar Kerja.
5) Perjanjian kerjasama antara Depdikbud dan Depnaker No.076/U/1993 dan Kep-215/MEN/1993 tentang pembentukanBursa Kerja di satuan Pendidikan Menengah dan PendidikanTinggi.
6) Keputusan bersama Dirjen Pendidikan Dasar dan MenengahDepdikbud dan Dirjen Binapenta Depnaker No.009/C/KEP/U/1994 dan KEP. 02/BP/1994 tentangPembentukan Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah danPemanduan Penyelenggaraan Bursa Kerja.
7) Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang PemerintahanDaerah.
16
8) Peraturan Menaker No. PER-203/MEN/1999 tentangPenempatan Tenaga Kerja di Dalam Negeri.
9) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP/23/MEN/2001 tentang tata kerja dan Struktur OrganisasiDepartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Berdasarkan pedoman dasar hukum tersebut, maka BKK dapat
melaksanakan aktivitasnya secara teratur dan sistematis, mulai dari
perencanaan, pengelolaan sampai evaluasi.
b. Ruang lingkup Kegiatan Bursa Kerja Khusus (BKK)
Dalam rangka melaksanakan segala aktivitas pelayanan antar
kerja, ruang lingkup kegiatan BKK menurut Depnakertrans RI
Dirjen Binapenta (2001: 7) adalah sebagai berikut:
1) Mendaftar dan mendata pencari kerja lulusannya danmengupayakan penempatannya
2) Mencari dan mendata lowongan kesempatan kerja yangditerima serta melaksanakan kerjasama dengan penggunatenaga kerja yang ada
3) Melakukakn bimbingan kepada pencari kerja lulusannyauntuk mengetahui bakat, minat dan kemampuannya sesuaikebutuhan pengguna tenaga kerja atau untuk berusahamandiri
4) Melakukan penawaran kepada pengguna tenaga kerja atauuntuk berusaha mandiri
5) Melakukan penawaran kepada pengguna tenaga kerjamengenai persediaan tenaga kerja
6) Melakakukan pengiriman untuk memenuhi permintaantenaga kerja
7) Mengadakan verifikasi sebagai tindak lanjut dari pengirimandan penempatan yang telah dilakukan
8) Mencetak bentuk-bentuk formulir kartu antar kerja9) Melakukan kerjasama dengan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja
Indonesia (PJTKI) untuk penempatan tenaga kerja ke luarnegeri
10) Melakukan kerjasama dengan instansi/badan/lembagamasyarakat dalam rangka pembinaan kepada pencari kerjauntuk berusaha mandiri
11) Melakukan kerjasama dengan kantor instansi yangberwenang di bidang ketenagakerjaan baik propinsi maupun
17
kabupaten/kota serta instansi terkait dalam rangka mencariinformasi pasar kerja, bursa kerja dan informasiketenagakerjaan lainnya.
Setelah semua informasi tersebut didapat, selanjutnya diberikan
kepada alumni yang belum mendapatkan pekerjaan agar dapat
mendaftar dan mengikuti rekruitmen sebagai calon tenaga kerja. BKK
memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada calon tenaga kerja
tersebut agar diketahui bakat, minat, dan kemampuan lulusan yang
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Selanjutnya, penyaluran lulusan sebagai calon tenaga kerja yang
disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuannya sehingga calon
tenaga kerja tersebut siap dikirim ke dunia usaha dan industri. Setelah
penyaluran dan penempatan, kemudian BKK melakukan verifikasi
dengan industri tempat kerja sebagai tindak lanjut dari pengiriman dan
penempatan yang telah dilakukan.
c. Program Bursa Kerja Khusus (BKK)
Tolak ukur dari keberhasilan dari program penyelenggaraan
BKK dapat dilihat dari keberhasilan atau tercapainya tujuan-tujuan
dari pelaksanaan BKK. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai
indikator keberhasilan BKK, menurut Suwardi (1999) menyatakan:
1) Pemenuhan kelengkapan perizinan dan legalitas. Program inikeberhasilannya dapat diindikasikan dengan adanya SK darikepala sekolah dan terbitnya surat ijin dari Depnaker.
2) Kelengkapan fasilitas BKK, merupakan program yangbertujuan untuk melengkapi fasilitas fisik BKK untukmemperlancar kegiatannya seperti misalnya, kelengkapanruangan, meja, kursi, alat tulis dan sebagainya.
18
3) Pendaftaran alumni lulusan SMK. Diindikasikan dengantersedianya data tentang nama dan alamat lengkap darilulusan yang dipergunakan untuk perekrutan calon tenagakerja ketika ada lowongan atau kesempatan kerja yangditawarkan melalui BKK.
4) Kunjungan dan penawaran kerjasama ke DUDI.Diindikasikan dengan banyaknya jumlah industri yang maubekerjasama dengan BKK SMK dari seluruh industri yangdikunjungi.
5) Pengiriman/penyaluran lulusan ke dunia kerja, indikasikeberhasilan program ini dapat diketahui dengan banyaknyalulusan atau alumni SMK tersebut yang dapat tersalur kedunia kerja melalui BKK.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan program Bursa Kerja
Khusus (BKK) ini di SMK, harus memenuhi persyaratan dan
memperhatikan hal-hal yang dijelaskan di atas.
d. Pertanggungjawaban Kegiatan Bursa Kerja Khusus (BKK)
Dalam setiap periode tertentu, BKK melaporkan dan
mempertanggungjawabkan semua kegiatannya dengan format tertentu
kepada Kepala Kantor Menakertrans dan Kepala Kantor Mendiknas
Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Kandis Menakertrans dan
Kepala Kandis Mendiknas. Dalam pertanggungjawaban tersebut
disertakan data hasil kerja dari BKK disertai dengan analisis yang
diperlukan. Sesuai dengan petunjuk Teknis Bursa Kerja Khusus tahun
2011, bahwa pelaporan atau pertanggungjawaban BKK dilaksanakan
setiap minggu, bulan triwulan, dan tahunan kepada instansi yang
berwenang di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat.
19
e. Kemitraan dalam Bursa Kerja Khusus
Dalam peraturan pemerintah Nomor. 14 th 1997 tentang
kemitraan pada pasal 1 angka 1 pengertian kemitraan merupakan
kerjasama usaha kecil dan usaha menengah dan atau usaha besar
dengan memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan.
Menurut Muhammad Jafar Hafsah (1999:43):
Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh duapihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraihkeuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dansaling membesarkan karena merupakan strategi bisnis makakeberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanyakepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etikabisnis.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kata mitra
berarti teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan”. Berdasarkan
beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemitraan
adalah suatu usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang orang
atau lebih dengan memperlihatkan prinsip saling membutuhkan dan
saling menguntungkan.
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tugas dan tanggung
jawab dalam menyiapkan lulusannya untuk memasuki dunia kerja,
SMK melakukan berbagai usaha untuk menyiapkan calon tenaga kerja
yang kompeten dengan membekali berbagai kompetensi selama proses
diklat. Selanjutnya SMK juga bertanggung jawab untuk menyalurkan
20
lulusannya ke dunia kerja melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) yang
ada di sekolah. BKK merupakan salah satu lembaga pelaksana
penempatan/ penyaluran tenaga kerja. Di dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI NO. PER-02/MEN/1994 pasal 5 tentang penempatan
tenaga kerja di dalam dan di luar negeri yang disebutkan bahwa BKK
dapat melaksanakan penempatan atau penyaluran tenaga kerja di
dalam negeri dan melaksanakan penempatan ke luar negeri dengan
cara bekerjasama dengan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).
Menurut Depnaker dan Dirjen Binapenta (2003:10), BKK
mempunyai ruang lingkup kegiatan BKK yang intinya adalah BKK
dapat membina kerjasama dengan kantor instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan baik propinsi maupun
kabupaten/kota, PJTKI (Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia), dan
serta instansi terkait lainnya. Dalam rangka mencari informasi maka
BKK dapat bekerjasama dengan LPPS (Lembaga Pelayanan
Penempatan Tenaga Kerja Swasta) untuk mencari informasi bursa
kerja, pembinaan untuk berusaha mandiri dan informasi
ketenagakerjaan lainnya.
5. Tenaga Kerja
Dalam penyaluran tenaga kerja, tenaga kerja sendiri merupakan
bagian yang integral dalam pelaksanaanya. Oleh sebab itu akan diuraikan
secara singkat mengenai tenaga kerja, analisis jabatan dan rekruitmen
tenaga kerja.
21
Tenaga kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang
yang bekerja atau mengerjakan sesuatu, orang yang mampu melakukan
pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Dengan
demikian, tenaga kerja dapat didefiniskan sebagai orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata
lain, individu yang berada dalam usia kerja dianggap mampu bekerja.
Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja
atau manpower. Secara singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai
penduduk usia kerja (working age population).
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/ atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri
ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau
mereka sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti
mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.
Sedangkan Badan Pusat Statistik memberikan definisi tenaga kerja
(manpower) sebagai seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun
atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.
22
a. Analisis Jabatan
Sebelum proses penyaluran tenaga kerja dilakukan, Bursa Kerja
Khusus (BKK) perlu mengadakan analisis jabatan terlebih dahulu.
menurut Moekijat (1992:25) “Analisis jabatan adalah suatu kegiatan
yang mempelajari, mengumpulkan, dan mencatat informasi-informasi
atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan
secara sistematis dan teratur” .
Mengenai analisis jabatan ini, Manullang (2008:38)
menjelaskan bahwa analisis jabatan dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu meliputi:
1) Job analysis for personal specification (analisis jabatan untuk
spesifikasi pribadi)
Job analysis for personal spesification bertujuan untuk
meningkatkan syarat mental yang dibutuhkan dari seseorang untuk
dapat sukses dalam memangku suatu jabatan.
2) Job analysis for training purpose (analisis jabatan untuk tujuan
pelatihan)
Job analysis for training purposre bertujuan untuk menentukan
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengajarkan suatu
pekerjaan pada seorang pegawai baru.
3) Job analysis for setting rates (analisis jabatan untuk menentukan
nilai)
23
Job analysis for setting rates bertujuan untuk menentukan nilai
masing-masing jabatan suatu badan usaha.
4) Job analysis for method improvement (analisis jabatan untuk
perbaikan metode)
Job analysis for method improvement bertujuan untuk
mempermudah cara bekerja pegawai pada suatu jabatan tertentu,
yang bermaksud untuk menghilangkan segala gerak-gerik pegawai
yang tidak perlu.
Informasi yang diperoleh dari analisis jabatan tersebut
digunakan sebagai dasar dalam menyusun job description dan job
specification. Pada umumnya keterangan yang diperoleh dari job
description meliputi dua hal yaitu sifat pekerjaan yang bersangkutan
dan tipe pekerjaan yang cocok untuk jabatan itu.
b. Rekruitmen Tenaga Kerja
1) Pengertian Rekruitmen
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2004:33) bahwa:
Rekruitmen adalah salah satu proses atau tindakan yangdilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahanpegawai yang melalui tahapan-tahaoan yang mencakupidentifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenagakerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukanoleh perusahaan, proses seleksi, penempatan dan orientasitenaga kerja.
Sedangkan menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2007:
96) “Rekruitmen diartikan sebagai proses penarikan sejumlah calon
yang berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai”.
24
2) Sumber Rekruitmen tenaga kerja
Pelaksanaan rekruitmen tenaga kerja dapat berasal dari
berbagai sumber. Berbagai ahli mengungkapkan pendapatnya
mengenai sumber rekruitmen tenaga kerja. Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2004: 34-35) mengemukakan ada dua sumber
dalam penarikan tenaga kerja yaitu:
a) Sumber dari dalam perusahaan yang mencakup promosijabatan, transfer pekerjaan dan demosi jabatan.
b) Sumber dari luar perusahaan yang mencakup iklanmedia massa, lembaga pendidikan Depnaker danlamaran kerja yang sudah masuk di perusahaan.
Sedangkan Menurut Malayu. S.P Hasibuan (2007: 42-43)
ada dua sumber penarikan atau rekruitmen tenaga kerja yaitu:
a) Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisilowongan kerja yang lowong diambil dari dalamperusahaan tersebut yakni dengan cara memutasikankaryawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatantersebut.
b) Sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisijabatan yang lowong yang dilakukan penarikan darisumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan lain,nepotisme, pasar tenaga kerja dengan memasang iklanmelalui media massa dan sumber-sumber lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
sumber penarikan tenaga kerja dari dalam perusahaan berupa
promosi jabatan, mutasi dan sumber dari luar perusahaan dapat
berupa iklan, lembaga pendidikan, serikat buruh dan lain
sebagainya.
25
6. Penelusuran Lulusan
Pelaksanaan kegiatan penelusuran akan sangat bermanfaat bagi
lulusan maupun bagi sekolah. Kegiatan ini bermanfaat mencari pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan bagi para lulusan yang
sedang mencari pekerjaan. Sedangkan manfaat bagi sekolah adalah dapat
mengukur keberhasilan dalam melaksanakan program pendidikan. Selain
itu penelurusan lulusan khususnya di SMK juga memiliki tujuan. Menurut
Musaffir yang dikutip oleh Totok Daniyanta (2001:25) yang intinya bahwa
dengan melaksanakan penelusuran lulusan SMK diharapkan dapat:
a. Untuk memperbaiki pengajaran dan pembelajaran di sekolah
b. Untuk membantu alumni dalam mencari kerja
c. Untuk mengumpulkan informasi yang penting sehingga bisa digunakan
untuk memperbaiki program
Sedangkan menurut Totok Daniyanta (2001:23) pelaksanaan
penelusuran lulusan di SMK bertujuan untuk :
a. Memperoleh data riil mengenai kondisi lulusan maksimal 10bulan setelah siswa lulus.
b. Mengklasifikasikan kondisi lulusan:1) Sudah bekerja2) Bekerja mandiri3) Melanjutkan belajar4) Belum bekerja
c. Menginformasikan lapangan pekerjaan di industri melalui BursaKerja,
d. Memberikan motivasi lulusan dalam memperoleh kesempatankerja dan melanjutkan belajar/kuliah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelusuran
lulusan merupakan bagian integral dari proses penyelenggaraan
26
pendidikan untuk memperoleh data riil mengenai kondisi lulusan sehingga
dapat digunakan untuk memperbaiki pengajaran dan membantu alumni
dalam mencari kerja.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilaksanakan oleh Istianingsih (2010) dalam skripsinya
yang berjudul Hambatan-hambatan Penyaluran Tenaga Kerja di Bursa Kerja
Khusus SMK Negeri 1 Tempel Sleman menyimpulkan bahwa BKK memiliki
berbagai hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, antara lain hambatan
dalam mencari dan memberi informasi ketenagakerjaan, hambatan dalam
bimbingan jabatan, hambatan dalam seleksi calon tenaga kerja, hambatan
dalam melaksanakan penyaluran tenaga kerja, hambatan dalam kegiatan
penelusuran lulusan SMK Negeri 1 Tempel serta berbagai upaya yang
dilakukan BKK SMK Negeri 1 Tempel untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Rina Maresha (2009)
dalam laporan penelitiannya yang berjudul Peran Bursa Kerja Khusus SMK
Negeri 1 Pedan dalam penyediaan peluang kerja menyimpulkan bahwa
terdapat beberapa gambaran yang menonjol dalam pelaksanaan penyaluran
tenaga kerja melalui BKK diantaranya adalah kebanyakan orang tua tidak
mengijinkan anaknya bekerja di tempat yang jauh, selain itu juga adanya
keterbatasan dana untuk memberangkatkan anaknya bekerja di luar negeri,
adanya ketidaksesuaian antara kemampuan lulusan dengan kriteria lowongan
pekerjaan, kurangnya waktu yang dimiliki pengurus BKK untuk mencari
27
informasi mengenai lowongan pekerjaan, padahal intensitas kerja sekolah
cukup tinggi dan kurangnya dana untuk kegiatan BKK dan tidak adanya dana
intensif.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian teoritik dapat dikatakan bahwa
Pelaksanaan Penyaluran Tenaga Kerja melalui BKK di SMK Negeri 1
Pemalang belum optimal. Melihat situasi yang demikian, perlu dilakukan
upaya pemecahan masalah melalui pelaksanaan kegiatan BKK sesuai dengan
mekanisme kerja yang baik.
Gambar 1. Kerangka Pikir
Setelah lulus dari SMK Negeri 1 Pemalang, lulusan tidak serta merta
mendapatkan pekerjaan melainkan mencari informasi pekerjaan dan mengikuti
serangkaian persyaratan tertentu. Hal inilah yang menjadi kendala tersendiri bagi
Penyaluran Tenaga Kerja melaluiBKK SMK Negeri 1 Pemalang
- Lulusan dapat lebih mudah mengakses informasilowongan pekerjaan melalui BKK
- Lulusan yang menganggur dapat memperoleh pekerjaan
- Informasi pekerjaan yang datang dipilah dan dipilih sesuai kriteria BKK- Informasi lowongan pekerjaan diberikan kepada lulusan- BKK mengadakan seleksi sesuai- Memberi bimbingan karir kepada lulusan yang lulus seleksi perusahaan- Penempatan kerja
BKK dapat lebih optimal dalammenjalankan tugas dan fungsinya
Lulusan SMK Negeri 1 Pemalang
- Masih banyak yang menganggur- Kurangnya relevansi kompetensi lulusan- Kesulitan mendapat informasi lowongan pekerjaan- Belum memanfaatkan BKK secara maksimal untuk
mencari informasi pekerjaan
BKK belum optimal dalammenjalankan tugas dan fungsinya
28
lulusan agar segera terserap dalam dunia kerja. Oleh sebab itu lulusan
membutuhkan badan/ lembaga yang dapat membantu dalam penyalurannya
sebagai tenaga kerja yaitu dengan Bursa Kerja Khusus(BKK). BKK memiliki
tugas dan fungsi sebagai penyalur lulusan ke DUDI. Dalam menjalankannya BKK
memiliki mekanisme kerja dan tahapan yang harus dilalui. Diharapkan dengan
adanya mekanisme kerja yang baik dan benar, maka lulusan dapat segera
tersalurkan ke dunia kerja sesuai minat, bakat dan kriteria yang telah ditentukan
sehingga BKK dapat dikatakan telah berhasil dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Penelitian ini memberikan gambaran secara sederhana mengenai
mekanisme pelaksanaan penyaluran melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK
Negeri 1 Pemalang.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana struktur organisasi dan pembagian kerja di BKK SMK Negeri
1 Pemalang?
2. Apa saja program kerja yang dimiliki BKK SMK Negeri 1 Pemalang?
3. Bagaimana mekanisme kerja yang dilakukan dalam mencari dan
mengelola informasi pekerjaan yang didapat, menelusuri para lulusan serta
penempatan kerja?
4. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam mengelola dan menjalankan
BKK?
5. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?