bab ii (2)

22
BAB II KERANGKA PIKIR PERAN PUSKESMAS DALAM UPAYA PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) A. Kerangka pikir Puskesmas Dalam Upaya Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia(IPM) Dalam Upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Majalengka di butuhkan masyarakat yang sehat,memiliki kemampuan,dan akses terhadap semua program pembangunan.Satunya terhadap pembangunan kesehatan.Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia melalui pembangunan kesehatan Kabupaten Majalengka di formulasikan dalam visi puskesmas Cigasong Kabupaten Manusia,yaitu: “MAJALENGKA SEHAT 2016. Gambar berikut ini adalah kerangka pikir upaya kesehatan dalam peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Majalengka. 6

Upload: aseptonihermawan

Post on 09-Jul-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LAP TAHUNAN BAB II

TRANSCRIPT

BAB II

KERANGKA PIKIR PERAN PUSKESMAS DALAM UPAYA PENINGKATAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

A. Kerangka pikir Puskesmas Dalam Upaya Peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia(IPM)

Dalam Upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Majalengka di butuhkan

masyarakat yang sehat,memiliki kemampuan,dan akses terhadap semua program

pembangunan.Satunya terhadap pembangunan kesehatan.Untuk meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia melalui pembangunan kesehatan Kabupaten Majalengka di

formulasikan dalam visi puskesmas Cigasong Kabupaten Manusia,yaitu:

“MAJALENGKA SEHAT 2016.

Gambar berikut ini adalah kerangka pikir upaya kesehatan dalam peningkatan

indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Majalengka.

6

Gambar 2.1

Dengan visi Majalengka sehat 2016 tidak berarti bahwa pada tahun 2016 tidak

ada lagi penduduk Majalengka yng sakit,namun diartikan bahwa pada tahun 2016 di

harapkan setiap penduduk di Kabupaten Majalengka sudah memiliki

keterjangkauan/aksesbilitas terhadap berbagai peluang untuk mengembangkan

kemampuan hidup sehat melalui kesadran berperilaku hudup sehat.

Keterjangkauan bukan hanya dekat pada sarana pelayanan kesehatan,tetapi

juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan terlepas dari

hambtan geografis,status sosial,psikologis maupun politis.Sarana pelayanan kesehatan

baik pemerintah maupun swasta di harapkan menyediakan berbagai upaya dan

peluang agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakat.

7

Visi

majalengka

Visi

Majalengka

Lingkungan Perilaku

9 paket pemberdayaan

1.Perencanan berdasarkan fakta2.Menejemen kesehatan yang akuntable3.Pelayanan Puskesmas yang efektif dan sensitif4.Pekayanan rumah sakit yang efektif dan sensetif5.Pengembangan sumber daya kesehatan6.Pemeliharaan mutu pelayanan kesehatan7.Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang efektif

Penurunan AKB Penurunan AKI Penurunan AKABA PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

Penyehatan Lingkungan Promosi kesehatan Pemberantasan penyakit menular Pengamtan dan pencegahan penyakit Gizi Kesehatan ibu dan anakKeturunan

IPM

Pencapaian 2016 sebagai Majalengka sehat bukan merpakan target,melainkan

merupakan suatu patok duga Benchmark Milestone yang akan memberikan arah agar

seluruh daya dan upaya yang di lakukan oleh sektor pembangunan kesehatan dalam

kemitraan dengan sektor lain dan dengan masyarakat dapat di arahkan untuk

mencapai indikator kesehatan yang di tetapkan secara bertahap untuk mencapai

indonesia sehat 2016.

Sejalan dengan indonesia sehat 2016 di rumuskan beberapa misi

pembangunan kesehatan sebagai berikut:

1. Menjamin keterjangkauan upaya kesehatan yang bernutu dan merata kepada

seluruh penduduk

2. Menciptakan peluang bagi setiap orang untuk mengembangkan kemampuan

hidup sehat.

3. Mendorong Kemampuan individu,keluarga,dan masyarakat untuk hidup sehat dan

produktif.

4. Mengembangkan kemampuan pemerintah Kabupaten untuk mencapai Kabupaten

sehat

5. Menjalin kemitraan untuk tercapainya peningkatan derajat kesehatan.

Dalam upaya mencapai misi dan melaksanakan misi yang di emban makadi

tetapkan kebijiksanaan yaitu melakukan pemberdayaan di Puskesmas Cigasong,

Ada 9 kebijakan yang telah di sosialisasikan dengan nam sembilan (9) paket

Sistem Pemberdayaan,yaitu :

1. Perencanan kesehatan berdasarkan berdasrkan fakta ( Efidence Base Palaning)

adalah upaya untuk menyusun perencanan kesehatan yang berdasrkan pada

“Akar” masalah yang ada.Sejalan dengan pelaksanan UU No.22 tahun 1999

tentang pemerintah daerah,maka perencanan yang berdasrkan fakta setempat

8

menjadi penting dan menjadi dasar intervensi yang lebih lokal spesifik sehingga

dapat memunculkan program-program inovatif sesuai situasi dan kondisi

setempat dan menjadi landasan pelaksanan program.

2. Manajemen kesehtan yang akuntable pada bebgai tingkat aadministratif

senantiasa didasarkan pada pengorganisasian kesehatan yang baik dan efektif

serta mampu memberikan pelayanan yang bermutu kepada

masyarakat,kepemimpinan kesehatan yang senantiasa berorientasi pada upaya

untuk menjamin keberhasilan pencapain visi misi kesehatan,keberpihakan kepada

masyarakat miskin dan kemampuan pengendalian kegiatan pelayanan kesehatan

yang bermutu sesuai dengan situasi dan kondisi wilaaya,serta senantiasa bersifat

transparan dan akuntabel dalam semangat ekonomi daerah yang bertanggung

jawab.

3. Pelayanan puskesmas yang efktif dan responsif yang senantiasa mampu

menampilkan kinerjanya dalam bentuk pencapaian cakupan program yang

bermakna sehingga terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya.Selain itu tanggap terhadap berbagai masalah kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya sehingga masyarakat terhindar dari resiko kejadian luar

biasa.Hal itu hanya mungkin terjadi apabila suveilens puskesmas di laksanakan

secara efektif dan berkesinambungan.

4. Pelayanan Puskesmas proaktif dan sensitif merupakan bentuk pelayanan

puskesmas yang lebih tanggap terhadap berbagai masalah kesehatan masyarakat

dan lebih proaktif untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat bukan

hanya di dalam pukesmasnya saja.Puskesmas juga proaktif terhadap

masyarakat,bekerja sama dengan unit kesehataan setempat lainnya,mampu

memberikan rujukan pengetahuan dan teknologi kepada unit pelayanan kesehatan

9

dasr lainnya.selain itu,puskesmas di tuntut untuk lebih sensitif terhadap

kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan bertanggung

jawab,tanpa mengabaikan hak-hak pasennya.Pengembangan manajemen

puskesmas senantiasa memperhatikan kemempuan masyarakat.dengan

demikian,puskesmas akan berkembang sejalan dengan pertumbuhan

perekonomian masyarakat tanpa mengabaikan fungsinya sebagai sranan

pelayanan kesehatan yang berorientasi sosial sekaligus jasa.

5. Pengembangan sumber daya kesehatan merupakan hal yang penting dalam

menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.oleh karena itu,ketersediaan

tenaga kesehatan perlu didasari pada kecukupan jumlah mutu tenaga kesehatan

dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas pelayanan.Penempatan tenaga

kesehatan senantiasa memperhatikan kebutuhan pelayanan kesehatan berdsarkan

analisa kebutuhan yang memadai.Pengembagan kemampuan dan keterampilan

terus di tingkatkan dan didasarkan kepada nalisa kebutuhan palatihan dan

pendidikan yang berkelanjutan untuk menjaga mutu pelayanan dan

fropesionalismenya.pengendalian fropesionalisme dan mutu tenaga kesehatan

senantiasa di lakukan secara bersama antara pemerintah dengan melibatkan

organisasi fropesi dan pengawasan publik.

6. Pemeliharaan mutu pelayanan kesehatan merupakan upaya yang harus di

laksanakan secara terus menerus bukan saja dari segi kemudahan jangkauan

geografis,melainkan juga ekonomi dan terutama psikologis dengan di landasi oleh

semangat pengabdian profesi kepada kepuasan pelanggan dan pemberian

pelayanan prima. Karena itu pengendalian mutu pelayanan kesehatan senantiasa

harus dijamin bukan oleh berbagai instrumen administratif seperti izin saja

melainkan juga penilaian akreditasi dari lembaga independen dan terampil.

10

7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang efektif, perubahan

epidemiologi pada akhir-akhir ini mengakibatkan kita dihadapkan pada pola

penyakit menular baik bersifat re-emerging maupun new-emerging disease.

Disisi lain pola hidup masyarakat dan perubahan sosial menimbulkan dampak

pada meningkatnya penyakit tidak menular pada semua lapisan masyarakat.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit senantiasa harus dilandasi

upaya bersamaantara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta. Dengan

demikian diharapkan beberapa kesepakatan nasional dan global dalam

mengeliminasi penyakit menular tertentu dapat dicapai. Upaya tersebut juga

tentunya perlu diimbangi dengan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan

dengan perubahan prilaku masyarakat yang positif.

8. Sistem informasi kesehatan yang efektif merupakan dukungan yang penting

terhadap penyediaan informasi bagi pengambilan keputusn maupun kebijakan

daerah. Selain itu juga untuk mendukung ketersediaan data dan informasi bagi

manajemen dan pelaksana pelayanan tentang tingkat perkembangan program

dan dampak upaya kesehatan yang dilaksanakan bagi masyarakat. Sistem

informasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk melihat sejauh mana upaya

kesehatan yang dilaksanakan apakah sudah mampu meningkatkan derajat

kesehatan mereka.

9. Pengembangan peran serta murni masyarakat sebagai sasaran sekaligus

sebagai pelaku pembangunan mempunyai peran penting dalam menentukan

keberhasilan upaya kesehatan. Peran serta masyarakat diharapkan adalah yang

didasari oleh kehendak masyarakat sendiri.Peran serta yang di harapkan

adalah pergerakan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berprilaku hidup

sehat.Masyarakat di harpkan mempunyai kesadaran bahwa kesehatan adalah

11

hak azasi yang sangat penting.Karena itu harus di jaga dan di tingkatkan untuk

mencapai tingkat produktifitas yang tinggi bagi setiap orang,keluarga dan

seluruh masyarakat.

Dalam upaya menuju masyarakat sehat dilakukan berbagai kegiatan/program

pembangunan sebagai berikut:

1. Penyehatan Lingkungan

a. Tujuan

Melakukan usahapencegahan penyakit melalui pengendalian faktor

lingkungan yang berpengaruh dalam penularan penyakit.

b. Kegiatan

1) Pengawasan air bersih

2) Penyehatan rumah

3) Pengawasan dan penyehatan tempat pengelolaan makanan

4) Penyehatan tempat-tempat umum

5) Pengelolaan sampah

6) Pengawasan jamban

7) Pengawasan tempat pengelolaan pestisida

8) Pengawasan industri

2. Promosi Kesehatan

a. Tujuan

Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui upaya promotif/penyuluhan

kesehatan baik pada individu, kelompok, dan masyarakat.

b. Kegiatan

1) Penyuluhan kesehatan PHBS melalui berbagai media (Rumah sakit,ASI

Eklusif,posyandu,Napza dll )

12

2) Pertemuan sosialisasi /Sosial Enforcement Garam Beryodium )

3) Kegiatan sosial ( pertemuan saka Bhakti Husada, Pertemuan santri,donor

darah,peringatan hari besar nasional dan kesehatan )

4) Pembinaan Poskentren

3. Pemberantasan Penyakit Menular

a. Tujuan

Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui upaya promotif/penyuluhan

kesehatan baik pada individu, kelompok maupun masyarakat.

b. Kegiatan

1) Pemberantasan penyakit Tuberkulosa

a) Penemuan suspek/kasus

b) Pemeriksaan mikroskopis

c) Pengobatan/pelayanan penderita TBC

d) Cross check slide di labkesda

e) CBA ( Community Based Approach)

f) Pembinaan petugas P2 TBC dan laboratorium

g) Penyuluhan TB

h) Pertemuan monitoring KPP PRM

i) Supervisi Kabupaten ke Puskesmas

2) Pemberantasan penyakit ISPA

a) Penemuan dan pemeriksaan penderita

b) Pengobatan/pelayanan penderita ISPA

c) Komunikasi,informasi dan edukasi

d) Pertemuan lintas program dan lintas sektor

e) Pemanpaatan MTBS

13

f) Pelaksanaan rafid survei

g) Pelaksanaan audit menajemen kesehatan masyarakat P2

ISPA

h) Kemitraan dalam rangka promosi penanggulangan

pnemonia

3) Pemberantasan penyakit diare

a) Penemuan dan kasus tatalaksanapenderita sesuai standar di

sarana pelayanan kesehatan

b) Mengupayakan tatlaksana standar penderita diare di rumah

tangga

c) Melakukan upaya promotif dan preventif melalui KIE

d) Meningkatkan manajemen pengadaan dan distribusi

logistik(oralit dan cairan infuse)

e) Penyebaran tatalaksana penderita diare dan petunjuk

SKDKLB diare ke tingkat puskesmas

f) Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas

sektoral,misalnya melalui pokjanal diare ISPA.

4) Penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

a) Penyelidikan epidemiologi

b) Abatisasi efektif

c) Pemantauan jentik berkala

d) Foging fokus dan abatisasi lokal

5) Pemberantasan penyakit kusta

a) Pertemuan petugas Kusta puskesmas

b) Pelaksanaan KEC Kusta di daerah endemis

14

6) Pemberantasan penyakit kelamin

a) Pencegahan penyakit menular seksual dan HIV AIDS

melalui:

Uji saring darah

Promosi kondom

Pemeriksaan kondom

Pemeriksaan kewaspadaan universal (pemakaian

sarung tangan,desinfektan dengan

klorin/baycline,dan sepatu but)

Pencegahan penularan vertikal,pencegahan

penularan pada penyalahgunan obat.

b) Pelayanan penyakit menular seksual dan HIV AIDS melalui

Penatalaksanaan kasus di sarana kesehatan

Perawatan kaus di masyarakat

Pelayanan testing dan konseling

Penyelidikan sarana penunjang

Peningkatan cakupan,jangkauan,mutu,dan

pemerataan pelayanan.

c) Komunikasi,informasi dan edukasi pada kelompok resiko

tinggi dan masyarakat umum.

d) Surveilans PMS dan HIV,survelans resistensi obat,dan

survei perilaku.

e) Monitoring dan evaluasi melalui pencatatan dan

pelaporan,suvervisi dan bimbingan teknis,tinjauan/review

pelaksanaan program,dan pertemuan berkala.

15

f) Penelitian,pengembangan dan kajian.

g) Pendididkan dan pelatihan,melalui:

Pelatihan pratugas (Pre servis training)

Pelatihan masa tugas (In servis trainaing)

7) Penanggulangan gigitan hewan tersangka rabies

a) Pemberantasan vektor

b) Penanggulangan penderita gigitan

4. Pengamatan dan Pencegahan Penyakit

a. Tujuan

Melakukan pencegahan penyakit yang dapat di cegah dengan

imunisasi(PD3I) dan melakukan pengamatan penyakit serta

penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)

b. Kegiatan

1) Pengamatan penyakit diare

2) Pengamatan penyakit difteri dan pertusis

3) Pengamatan penyakit tetanus

4) Pengamatan penyakit tetanus neotanatarum

5) Pengamatan penyakit poliomyelitis/AFP

6) Pengamatan penyakit campak

7) Pengamatan penyakit hepatitis

8) Pemberian imunisasi bayi

9) Pemberian imunisasi ibu hamil

10) Pemberian imunisasi calon pengantin

11) Pemberian imunisasi anak sekolah dasar/BIAS

12) Pemberian imunisasi crash program ( recam, eropa/PIN )

16

5. Gizi

a. Tujuani

Meningkatkan status gizi di masyarakat maupun di institusi dalam rangka

meningkatkan,dan kemandirian,intelektualitas dan produktivitas sumber

daya manusia.

b. Kegiatan

1) Gizi keluarga Upaya perbaikan ( UPGK )

2) Penanggulangan KEP pada balita

3) Penanggulangan GAKY

4) Penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil dan pada anak balita

5) Penanggulangan masalah kekurangan vitamin A

6) Peningkatan penggunaan ASI ekslusif

7) Sistem kewaspadaan pangan dan gizi

6. Kesehatan ibu dan Anak

a. Tujuan

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya pelayanan

kesehatan ibu dan anak,keluarga,usaha kesehatan sekolah, dan kesehatan

usia lanjut.

b. Kegiatan

1) Pelayanan ibu hamil/antenatal care

2) Pelayanan /pertolongan persalinan

3) Pelayanan post natal termasuk ibu meneteki

4) Pelayanan neonatal

5) Pelayanan akseptor KB

6) Pelayanan kesehatan peduli remaja

17

7) Pelayanan kesehatan pontren

7. Pelayanan Kesehatan

a. Tujuan

Meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan melakukan upaya

penanggulangan kesehatan / penyakit khusus dan rujukan.

b. Kegiatan

1) Pelayanan rawat jalan di puskesmas

2) Pelayanan rawat inap puskesmas

3) Pelayana kesehatan gigi dan mulut

4) Pelayanan kesehatan jiwa

5) Pelayanan kesehatan mata

6) Pelayanan laboratorium sederhana

B. Faktor kesehatan yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM )

Salah satu indikator yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia

( IPM)adalah indikator yang diwaikli oleh umur harapan hidup (UHH).UHH

merupakan indikator imposit dari berbagai indikator dampak keberhasilan

pembangunan kesehatan. Indikator dampak yang mempengaruhi peningkatan UHH

adalah kehamilan,angka kematian bayi (AKB) dan anka kematian ibu (AKI)

disamping angka kematian kasar (AKK) dan angka kematian balita (AKBA). Oleh

karena itu, agar UHH bisa meningkat maka harus ada upaya untuk menurunkan AKB

dan AKI melalui kegiatan yang terencana, terfokus dan tepat sasaran. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

18

Gambar 2.2Komponen Indeks pembangunan manusia (IPM )

Dalam Bidang Kesehatan

Berdasarkan teori HL.Blum,Derajat Kesehatan masyarakat dengan indikator

angka kematian (Mortalitas) dan angka kesakitan (Mordibitas) sangat di pengaruhi

oleh empat faktor lingkungan ,perilaku,faktor pelayanan kesehatan dan faktor

lingkungan.

Pelayanan kesehatan berpengaruh sebesar 20 %,dan apabila di bandingkan

dengan faktor lingkungan (45 %) termasuk di dalamnnyalingkungan

fisik,biologi,sosial,budaya,ekonomi,hukum,dan politik serta faktor perilaku (30

%),Maka peranan sektor kesehatan tampak kecil.

Pemenuhan kebutuhan rumah dan lingkungan pemukiman sehat,ketercukupan

air bersih,pengetahuan ibu tentang kehamilan dan perilaku keluarga dalam

19

IPM

PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI

AMH,Lama Sekolah UHH Daya Beli

AKABA(Kematian Balita)

AKI(Angka kematian

ibu)

AKB(Angka Kematian

AKK(Angka kematian kasar)

Pelayanan Kesehatan

Lingkungan Perilaku Genetik

menghadapi kehamilan seperti melakukan pemeriksaan kehamilan secara

teratur,pemberian imunisasi bagi bayi di harapkan dapat menurunkan angka kematian.

20