bab ii a. kajian pustaka penelitian terdahulu no peneliti...
TRANSCRIPT
17
BAB II
a. Kajian Pustaka
i. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti dalam
melakukan penelitian, adapun bentuk-bentuk penelitian terdahulu yang
digunakan sebagai acuan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel .1 penelitian terdahulu
No Peneliti/judul Hasil Relevansi
1 Dara Nur Zakiyah
(2011), skripsi
Universitas Islam
Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta
dengan judul:
“Perubahan Sosial di
Desa Linggajati
Kecamatan Sukaratu
Kabupaten
Tasikmalaya”.
Adapun hasil penelitian
bahwa
Perubahan yang ada di desa
Linggajati mengalami
peningkatan setiap tahunya
dari rentang tahun 2016-
2011 karena pertambahan
penduduk akan
menyebabkan perubahan
karena masalah
kependudukan merupakan
maslah dasar terjadinya
masalah sosial yang lain.
Pertumbuhan suatu
kelompok penduduk diikuti
oleh pertumbuhan
kebutuhan hidupnya. tidak
terpenuhinya kebutuhan
hidup menyebabkan
terjadinya berbagai
ketimpangan, baik
ketimpangan Ekonomi,
Ekologi, dunia Pendidikan,
maupun ketimpangan sosial
lainya.
Perubahan Norma yang ada
di desa Linggajati perubhan
prilaku yang ada
dikalanagan remaja dan
masyarakat linggajati dan
masyarakat merasa resah
dengan keadaan seperti itu.
Yang di khawatirkan adalah
Penelitian yang
akan saya
laksanakan
mempunyai
kesamaan
bahwa
Perubahan sosial
pada masyarakat
yang di mulai
dari masuknya
budaya baru.
Perbedaan
mendasar
penelitian yang
akan saya
lakukan adalah
adanya
tingkatan
masyarakat di
desa Darek
dengan
berkembangnya
zaman.
18
remaja melakukan nhal-hal
yang meresahkan
masyarakat seperti main
Judi, mabuk-mabukan dan
lainya. Hal ini ditakutkan
karena secara langsung atau
tidak langsung akan
merubah pola pikir remaja
karena serinya melihat gaya
hidup yang di bawa oleh
para wisatawan. Karena
desa Linggajati mempunyai
wisata Cipanas Galunggung
yang memberikan
perubahan kepada warga
desa linggajati.
2 Sri Rahmah Rahayu
Nasir (2014) skripsi
Universitas
Hasanuddin Makasar
dengan judul: “
Perubahan sosial
masyarakat Lokal
Akibat perkembangan
Pariwisata Dusun
Wakka Kabupaten.
Pinarang (interaksi
antara wisatawan dan
masyarakat)
Adapun hasil penelitian
adalah Adat istiadat dan kebiasaan
yang begitu kuat sehingga
sulit untuk diubah seperti
masyarakat Dusun Wakka
yang masih menjaga adat-
istiadat kebiasaan lamanya
seperti membakar dupa di
malam jum‟at dan sikap
saling membantu
masyarakat lain jika
membuat kegiatan hajatan,
acara adat atau terkena
musibah tanpa disampaikan
kerumahnya pun ia
langsung datang kerumah
tetangga yang terkena
musibah itu untuk
membantu mengurangi
beban tetangga.
Dengan adanya saling
berinteraksi dengan
masyarakat lain
mengakibatkan terjadi
perubahan secara kecil yang
tidak membawa pengaruh
langsung atau berarti bagi
masyarakat seperti
perubahan gaya berbusana/
Penelitian yang
dilakukan Sri
Rahmah Rahayu
Nasir adalah
sama meneliti
tentang
Perubahan
Sosial budaya
yang terjadi di
masyarakat serta
buat bahan
refrensi dan
pendukung bagi
penelitian yang
dilakukan
terutama dalam
melihat
Lunturnya Nilai
Sosial dalam
Struktur Menak
pada suku Sasak
yang saat ini
sudah mulai
memudar di
masyarakat desa
Darek.
19
berpakaian pada anak-anak
di Dusun Wakka yang sudah
mulai mengikuti trend tapi
masih saja mempertahankan
kebudayaannya.
3 Nadhira Khalid
(2015), Lombok Barat
dengan judul
”Stratifikasi Sosial
Masyarakat Sasak
(dalam novel ketika
cinta tak mau pergi)”
Suku Sasak merupakan suku
yang kaya akan khazanah
sastra dan budaya.
Kesastraan Sasak
awal diturunkan di Pulau
Lombok dari generasi ke
generasi. Dari kajian yang
telah dilakukan,ada 4 hal
mengenai stratifikasi sosial
masyarakat Sasak yang
digambarkan Pertama,
pembagian strata sosial
masyarakat Sasak yang
terbagi atas dua golongan,
bangsawan (perwangsa) dan
orang biasa (jajarkarang).
Status sebagai seorang
perwangsa atau jajarkarang
diidentifikasi dari gelar
yang disandangnya, yaitu
Lalu, Baiq, dan Datu. Selain
dari gelar yang melekat
pada nama tokoh, identitas
sebagai seorang bangsawan
juga dimunculkan melalui
sifat-sifat tokoh Nining Nur
Alaini: Stratifikasi Sosial
Masyarakat Sasak. yang
sebagai seorang bangsawan
yang pemberani, berwibawa
dan percaya diri, sehingga
tidak mudah menyerah
menghadapi tantangan
hidup. Kedua, stratifikasi
sosial masyarakat Sasakjuga
berkaitan juga dengan
profesi, seperti Tuan Guru,
Ustad, dan Kyai. Ketiga,
masyarakat Sasak juga
mengenal sistem teknonim
Dalam jurnal
yang saya pilih
memiliki
kesamanan
dalam penelitian
yang akan
dilakukan
terutama pada
pembahasan
mengenai
stratifikasi sosial
Masyarakat
sasak terutama
yang ada di
Desa Darek
yang mengalami
perbedaan antra
bangsawan dan
non bangsawan,
yang dari zaman
kerjaan sampai
pada saat ini
masih terjadi
namun dengan
keadaan yang
berbeda dengan
zaman dahulu,
serta untuk
bahan refrensi
dan pendukung
bagi penelitian
yang dilakukan.
20
yang menempatkan nama
anak perempuan atau lelaki
tertua di
depan nama orang tua
mereka, antara lain, Amaq
Masitah, Amaq Pitri dll.
Keempat, status sosial
dalam masyarakat Sasak
diperoleh secara ascribed
status tetapi bersifat terbuka
(open social stratification).
Dalam sistem terbuka,
setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan
untuk berusaha dengan
kecakapannya sendiri untuk
naik lapisan. Stratifikasi
sosial dalam masyarakat
Sasak telah mulai bergeser
dari ascribed status menjadi
achieved status, meskipun
gelar bangsawan tetap
diperoleh melalui keturunan
ii. Tinjauan Pustaka
1. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar,
yang diidam-idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai social itu dapat
tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan
sanksi-sanksi sosial. Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan
masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas, dan
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan
hidup bersama. Misalnya: kegiatan menolong orang lain dianggap pantas
dan berguna, maka kegiatan tersebut diterima sebagai sesuatu yang
bernilai/berharga.Pengertian nilai sosial adalah penghargaan yang
21
diberikan mastarakat terhadap sesuatu yang dianggap baik, luhur, pantas,
dan mempunyai daya guna fungsional bagi masyarakat.1
Berikut ini definisi nilai sosial menurut pendapat para ahli.
a. Alvin L. Bertrand
Nilai sosial adalah suatu kesadaran yang disertai emosi yang relative
lama hilangnya terhadap suatu objek, gagasan, atau orang.
b. Robin Williams
Nilai sosial adalah hal yang menyangkut kesejahteraan bersama melalui
konsensus yang efektif di antara mereka, sehingga nilai-nilai sosial
dijunjung tinggi oleh banyak orang.
c. Young
Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang benar dan apa yang penting.
d. Clyde Kluckhohn
Dalam bukunya „Culture and Behavior‟, Kluckhohn menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang
diinginkan. Artinya nilai bukan hanya diharapkan, tetapi diusahakan
sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan orang lain.
Nilai Sosial adalah Suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai
pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.2
1 http://digilib.uinsby.ac.id/1289/5/Bab%202.pdf (diakses pada 27 Maret 2016 jam 22 : 00 WIB)) 2 http://eprints.ung.ac.id/4212/5/2012-115082012011310.pdf diakses pada 27 Maret 2016 jam 22 : 00 WIB)
22
Nilai sosial memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat, secara umum
berbagai fungsi tersebut yaitu :
a. Menyumbangkan seperangkat alat yang dapat digunakan untuk
menetapkan harga/derajat sosial dari orang-perorangan atau grup dalam
kehidupan masyarakat.
b. Berfungsi sebagai media pengawas, dengan daua tekan dan daya
ikat nilai dapat menuntun bahkan menekan manusia untuk berbuat
baik dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Sebagai alat solidaritas diantara anggota-anggota kelompok dalam
masyarakat.
d. Membentuk pola pikir dan pola tingkah laku diantara anggota-
anggota masyarakat.
e. Penentu terakhir bagi manusia orang-perorangan atau grup dalam
memenuhi peran-peran sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Ciri-ciri Nilai Sosial
Segala sesuatu memiliki penanda yang khas. Dengan memperhatikan
penanda tersebut, kita dapat membedakan sesuatu dengan yang lain. Begitu pula
nilai sosial. Nilai sosial mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat.
b. Bukan bawaan sejak lahir melainkan penularan dari orang lain.
Contohnya: seorang anak bisa menerima nilai menghargai waktu, karena
orang tua mengajarkan disiplin sejak kecil. Nilai ini bukan nilai bawaan
lahir dari sang anak.
23
c. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi). Contohnya: nilai
menghargai persahabatan dipelajari anak dari sosialisasinya dengan
teman-teman sekolah.
d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
sosial manusia.
e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
Contohnya: di negara-negara Barat waktu itu sangat dihargai sehingga
keterlambatan sulit diterima (ditoleransi). Sebaliknya di Indonesia,
keterlambatan dalam jangka waktu tertentu masih dapat dimaklumi.3
2. Menak Sebagai Struktur Sosial
Struktur sosial berasal dari bahasa latin “structum” yang berarti
“menyusun”, membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai
istilah “konstruksi” yang berarti “kerangka”. Secara harfiah, struktur bisa
diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk
fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu
sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang
membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya
bisa vertikal atau horizontal.
Menak yang sering disebut sebagai struktur sosial yang berada
pada masyarakat, umunya pada masyarakat Suku Sasak yang mendiami
pulau Lombok sejak bertahun – tahun lalu, Menak zaman dahulu yang
3http://pensa-sb.info/wp-content/uploads/2011/03/struktur-sosial.pdf
24
dianggap sebagagai kasta dibawah raja dan dianggap sebagai keluarga
kerajaan, atau orang yang diangkat untuk dijadikan contoh dalam
kehidupan seharai – hari oleh masyarakat yang bukan dari golongan
masyarakat Menak. Seiring berkembangnya zaman yang terus
berkembang yang menyebabkan strukur Menak menjadi Dua tingkatan
yang sebelumnya Lima tingkatan yaitu : Golongan Datu (raja), Golongan
Raden (ningrat), Golongan Purwangse, Golongan Jajar Karang dan
paling rendah Golongan Pengayah.
Struktur Menak yang berada di Desa Darek saat ini meninggalkan
dua tingkatan yaitu dari kalangan Raden untuk Laki – Laki, Dende untuk
Perempuan, kemudian untuk tingkatan kedua adalah Lalu untuk laki –
laki dan Baiq untuk Perempuan.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai beriku :
a. George Simmel
Struktur Sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
a. George C. Homans
Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat
dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
b. William Kornblum
Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya
pengulangan pola perilaku undividu.
25
c. Soerjono Soekanto
Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan
peranan-peranan sosial.
d. Raymond Firth
Struktur Sosial suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe
kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-
lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
Jadi struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat, yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara
status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial
yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.4
3. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial merupakan pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat (hirarkis). Sistem
lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertumbuhan
masyatakat tersebut) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk
mengejar suatu tujuan bersama.5
Stratifikasi Sosial menurut Karl Marx adalah pandangannya
tentang teori kelas. Teori kelas adalah sejarah dari segala bentuk
masyarakat atau sejarah peradaban umat manusia dari dulu hingga
4 Dhohiri.R. Taufik. 2007. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta : Yudhistira.hal 33 5 Haryanto, Dany. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.hal : 229
26
sekarang yang disebut dengan sejarah petikaian antar golongan / konflik
antar kelas.
a. Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat.
b. Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
c. Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku
dalam suatu masyarakat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas – kelas secara vertikal yang
diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih
tinggi sampai yang paling rendah.
4. Perubahan Sosial
Perubahan itu dapat berakibat positif dan negatif. Perubahan sosial
merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan manusia. Demikian Parson
berpendapat bahwa teori tindakan sama-sama memperhatikan prasyarat
stabilitas prasyarat perubahan, mustahil dapat mempelajari yang satu tanpa
perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam struktur dan
fungsi masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Selo Soemarjan
(Soekanto 1990) bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
27
sistem sosialnya, termasuk di dalam nilai-nilai sikap dan pola prilaku antar
kelompok-kelompok di dalam masyarakat.
Menurut Agus Salim, perubahan sosial adalah suatu bentuk
peradaban umat manusia akibat adanya pertambahan perubahan alam,
biologis, fisik yang terjadi sepanjang kehidupan manusia. Perubahan sosial
memiliki cakupan dari yang sederhana seperti dalam lingkungan keluarga
hingga yang paling lengkap seperti tarikan kelembagaan dalam
masyarakat. Perubahan sosial memiliki tiga kelompok teori yang bersifat
melingkar (cyclic theory) yaitu: a) kelompok teori yang didominasi oleh
perkembangan material dalam setiap pandangannya tentang realita,
b)kelompok teori yang didominasi oleh pandangan non-material dalam
setiap pandangannya tentang realita, c) kelompok teori yang didominasi
perpaduan wawasan antara material dan non-material dalam setiap
pandangannya tentang realita.6
a.Samuel Koenig Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi
yang terjadi pada pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut terjadi
akibat pengaruh intern dan ekstern.
c.William F. Ogburn mengemukakan bahwa runglingkup
perubahan sosial mencakup unsure-unsur kebudayaan yang materiil
maupun immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari
unsure-unsur immaterial.
6 Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia,
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002),
28
d.Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan
yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan sosial
dikatakannya sebagai peerubahan dalam hubungan sosial (social
relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial tersebut.
e. Mac lver Perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan yang
terjadi dalam hubungan sosial dan keseimbangan dalam hubungan sosial.
Hubungan antara anggota masyarakat dapat menimbulkan kerja sama
ataupun perselisihan yang menunjukkan keseimbangan dalam hubungan
sosial.7
5. Pergeseran Nilai Sosial
Pergeseran nilai dalam masyarakat terjadi seiring pengaruh dari globalisasi
dan pengaruh budaya lain. Perkembangan elektronik dan digital, ditemui dalam
kenyataan sering terlepas dari sistim nilai dan budaya. Perkembangan ini sangat
cepat terkesan oleh generasi muda yang cenderung cepat dipengaruhi oleh
elemen-elemen baru yang merangsang. Suka atau tidak bila tidak disikapi dengan
kearifan dan kesadaran pembentengan umat, pasti akan menampilkan benturan-
benturan psikologis dan sosiologis. Pada Era globalisasi telah terjadi perubahan
perubahan cepat. Dunia menjadi transparan, terasa sempit, hubungan menjadi
sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan seakan pula tanpa
7 Huldiya Syamsiar http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/305/jiptummpp-gdl-s1-2009-.com (diakses pada tanggal 6 Juli
2016 jam 21 : 30 WIB)
29
batas. Perubahan yang mendunia ini akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
budaya tersebut.
Perubahan-perubahan tersebut otomatis menggeser nilai-nilai dalam
masyarakat yang mengalami perubahan - perubahan. Pergeseran-pergeseran nilai
budaya adalah perubahan nilai budaya dari nilai yang kurang baik menjadi baik
ataupun sebaliknya. Salah astu aspek yang bergeser dalam kehidupan masyarakat
dewasa ini sistem nilai budaya yang menjadi ciri khas dari suatu keluarga tertentu.
Keluarga lebih banyak dimasuki oleh budaya dari luar sehingga nilai budaya yang
telah tertanam sejak dahulu kala dan merupakan warisan leluhur hampir-hampir
dilupakan oleh generasi sekarang ini. Hal ini disebabkan antara lain oleh
kemajuan teknologi dan pesatnya laju pembangunan yang membawa dampak
perubahan dan pergeseran nilai di masyarakat. Pergeseran nilai dalam masyarakat
kita perlu dilihat sebagai proses sosial. Artinya sebagai proses, ia belumlah
sebagai akhir dari tingkatan masyarakat. Masih ada lanjutan tingkatan yang terus
menjadi hingga sampai pada level terakhir.
Pergeseran ini agar berjalan dengan baik, maka perlu pengawasan dari kita
semua. Jangan sampai budaya luhur yang telah ada menjadi kabur dan tidak up to
date dengan lingkungan kekinian. Pergeseran nilai selain bisa berakibat positif
juga negatif. Tergantung cara kita dalam melihat ruh pergeseran itu. Agar budaya
massa kita menjadikan pergeseran ini sebagai unsur konstruktif, maka perlu ada
penyadaran seluruh lapisan masyarakat. Penyadaran ini bisa dilakukan dalam
skala struktur sosial kita. Pada masyarakat Bali contohnya yang selama ini dikenal
ramah, sopan, bersahaja dan tidak mudah terprovokasi kini mengalami pergeseran
30
nilai. "Tindakan perbuatan yang mengarah anarkis dan emosional dalam
memecahkan serta menghadapi suatu persoalan dalam kehidupan bermasyarakat,"
kecenderungan yang tidak patut terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat
Bali.
Begitupun yang terjadi dimasyarakat Suku Sasak di pulau Lombok
khususnya masyarakat Desa Darek yakni sudah mulai memasuki cara berpikir
orang kota yang secara tidak langsung menyebabkan tingkat kebangsawanan yang
berada di Desa Darekn sudah sedikit demi sedikit tidak sudah tidak bisa
membawa nama baik Menak yang seharusnya berperilaku seperti Menak pada
umunya, sangat terlihat perubahan nilai Menak yang saat ini bisa langsung
peneliti temui dimasyarakt Desa Darek kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten
Lombok Tengah yang anak muda sudah tidak peduli akan gelar Menak yang
disandangnya.
Nilai budaya yang berkaitan dengan hubungan antar manusia, terdapat tiga
kemungkinan, yaitu: nilai budaya yang lebih mementingkan hubungan vertikal
antara manusia dengan sesamanya. Nilai budaya seperti ini dicirikan oleh
kecenderungan masyarakat berpedoman pada tokoh-tokoh masyarakat, orang-
orang yang dianggap senior atau orang - orang yang menjadi atasannya.
Masyarakat lokal Suku Sasak yang ada di Desa Darek, nilai sosial yang
berkembang sebelum masuk pariwisata, cenderung lebih mementingkan hubungan
horizontal, dibandingkan hubungan vertikal atau individual. Dalam banyak hal
memang masyarakat masih banyak tergantung pada orang-orang yang ditokohkan,
31
seperti tokoh agama yang disebut Tuan Guru atau Ustaz, Kalangan Menak atau
tokoh - tokoh formal, seperti Kepala Desa, Camat atau Bupati. Namun
ketergantungan masyarakat terhadap tokoh-tokoh masyarakat tersebut, masih
dalam lingkup terbatas tergantung dari kepentingan yang dilaksanakan oleh tokoh
tersebut.
Banyak penyebab bergesernya nilai-nilai masyarakat tergantung dari
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat sebagai berikut :
a. Pengaruh Globalisasi
Globalisasi merupakan perkembangan kotemporer yang mempunyai
pengaruh dalam mendorong berbagai kemungkinan tentang perubahan dalam
masyarakat yang berlangsung. Pengaruh globalisasi akan dapat menghilangkan
berbagai halangan dan rintangan yang manjadikan masyarakat semakin terbuka
dan saling bergantung satu sama lainnya, globalisasi akan membawa masyarakat
khususnya kaum remaja menjadi lebih terbuka dengan nilai yang muncul yang
akan mempengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru.
Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada
masyarakat yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang
kemudian melupakan nilai sosial yang sudah ditanamkan sejak lahir oleh para
leluhur yang kemudian dilupakan dengan munculnya perkembangan zaman
seperti saat ini yang terjadi di Desa Darek yang anak muda dari kaum Menak
sudah tidak terlalu memandang gelar Menak sebagai suatu kehormatan memilki
gelar Menak tersebut.
32
Salah satu efek dari modernisasi adalah pergeseran nilai. Hal ini bisa
dilihat dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Ketika ada unsur baru yang
menarik di hati, maka masyarakat pun dengan perlahan tapi pasti akan mengikut
pada nilai tersebut.
Jika melihat perihal masyarakat saat ini, pergeseran nilai memang wajar
terjadi. Setidaknya ini terjadi karena efek dari modernisasi dan globalisasi.
Terkadang juga nilai budaya yang telah lama dipegang menjadi sedemikian
mudah untuk dilepaskan. Itu dikarena terlalu kerasnya tarikan modernitas.
Modernitas seharusnya dimaknai sebagai pertemuan dari berbagai unsur dalam
bumi. Ada kebaikan ada keburukan, ada tinggi ada rendah, ada atas ada bawah.
Kita perlu selektif dalam mengadopsi unsur budaya yang masuk. Jangan sampai
pranata sosial yang telah lama dibangun kemudian runtuh hanya persoalan
kemilau modernitas.
Kelompok yang paling mudah mendapat pengaruh modernitas adalah
golongan muda. Kaum muda biasanya ditandai dengan proses pencarian jati diri.
Dalam perjalanannya, kadang ada individu yang berhasil mendapatkan jati dirinya
dengan baik. Juga ada yang terperangkap dalam lorong gelap modernitas. Salah
satu pengaruh modernitas ada pada dunia entertainment. Dunia ini penuh dengan
lifestyle yang cenderung kebarat-baratan. Kiblat hidupnya selalu ke negara barat.
Persoalannya bukan pada geografis, akan tetapi pada nilai. Sebagaimana kita
ketahui, nilai barat cenderung liberal. Terutama dalam pergaulan.
33
b. Kemajuan Pariwisata
Paradigma pembangunan di banyak negara kini lebih berorientasi kepada
pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya adalah industri
pariwisata. Demikian juga halnya yang berlangsung di Pulau Lombok saat ini
yang sudah mulai dilirik oleh Investor dari dalam Negeri maupun Luar Negeri
yang sudah melihat keunggulan pariwisata yang ada di Pulau Lombok yang
dikenal dengan pulau Virgin karena masih banyak tempat wisata yang belum
terkenal yang menyebabkan banyak orang yang tertarik datang ke Lombok.
Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu
meningkatkan pendapatan masyarakat pulau Lombok.
Pariwisata secara sosiolosis terdiri atas tiga interaksi yaitu interaksi bisnis,
interaksi politik dan interaksi kultural, Interaksi bisnis adalah interaksi di mana
kegiatan ekonomi yang menjadi basis materialnya dan ukuran-ukuran yang
digunakannya adalah ukuran-ukuran yang bersifat ekonomi. Interaksi politik
adalah interaksi di mana hubungan budaya dapat membuat ketergantungan dari
satu budaya terhadap budaya lain atau dengan kata lain dapat menimbulkan
ketergantungan suatu bangsa terhadap bangsa lain yang dipicu oleh kegiatan
persentuhan aktivitas pariwisata dengan aktivitas eksistensial sebuah
negara. Sedangkan interaksi kultural adalah suatu bentuk hubungan di mana basis
sosial budaya yang menjadi modalnya.
Pertemuan ini mengakibatkan saling sentuh, saling pengaruh dan saling
memperkuat sehingga bisa terbentuk suatu kebudayaan baru, tanpa mengabaikan
34
keberadaan interaksi bisnis dan interaksi politik. Kontak ini apabila terjadi secara
massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan
budaya masyarakat setempat. Perubahan sosial adalah perubahan proses-proses
sosial atau mengenai susunan masyarakat. Sedangkan perubahan budaya lebih
luas dan mencakup segala segi kebudayaan, seperti kepercayaan, pengetahuan,
bahasa, teknologi. Perubahan dipermudah dengan adanya kontak dengan lain-lain
kebudayaan yang akhirnya akan terjadi difusi (percampuran budaya). Kita lihat
misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar
kawasan yang berada di kawasan panatai Kuta Lombok Tengah bagian selatan
yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan bertani dan betrnak yang
sekarang sudah mulai berkurang masyarakat memilih menjadi masyarakat
pedagang dan penjual jasa di kawasan pantai Kuta Lombok Tengah.
Dengan demikian pariwisata ditinjau dari dimensi kultural dapat
menumbuhkan suatu interaksi antara masyarakat tradisional agraris dengan
masyrakat modern industrial. Melalui proses interaksi itu maka memungkinkan
adanya suatu pola saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan mempengaruhi
struktur kehidupan atau pola budaya masyarakat khususnya masyarakat yang
menjadi tuan rumah. Dari dimensi struktural budaya, aktivitas industri
pariwisata memungkinkan terjadinya suatu perubahan pola budaya masyarakat
yang diakibatkan oleh penerimaan masyarakat akan pola-pola kebudayaan luar
yang dibawa oleh para pelancong. Pola-pola kebudayaan luar ini terekspresikan
melalui tingkah laku, cara berpakaian, penggunaan bahasa serta pola konsumsi
yang diadopsi dari wisatawan yang datang berkunjung.
35
Kemunculan hotel, cafe, maupun toko-toko cinderamata di sekitar
kawasan wisata adalah variabel yang turut membantu menjelaskan apa yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat sekitar kawasan
wisata. Dengan demikian sedikit banyak telah terjadi pergeseran budaya dan
tatanan sosial di masyarakat sekitar kawasan wisata. Artinya budaya-budaya lama
itu mengalami proses adaptasi yang diakibatkan oleh adanya interaksi dengan para
pelancong tersebut. Hal itu dimungkinkan juga karena sifat dari budaya itu sendiri
yang dinamis terhadap perubahan yang terjadi.
b. Landasan Teori : Teori Tindakan Sosial (Max Weber)
Penelitian mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma
definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif,
seperti struktur - struktur makro dan pranata - pranata sosial yang ada dalam
masyarakat.Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses berpikir manusia
itu sendiri sebagai individu. Dalam merancang dan mendefinisikan makna dan
interaksi sosial, individu dilihat sebagai pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap
bertanggung jawab.Artinya, di dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang
tetap dibawah pengaruh bayang - bayang struktur sosial dan pranata-pranata
dalam masyarakat,tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu dengan
tindakannya.
Tindakan sosial adalah semua tindakan manusia yang berkaitan dengan
sejauhmana individu yang bertindak itu memberinya suatu makna subyektif bagi
dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Dari sudut waktu tindakan
36
sosial dapat dibedakan menjadi tindakan yang diarahkan untuk waktu sekarang,
masa lalu dan masa yang akan datang. Dari sudut sasaran tindakan sosial dapat
berupa seseorang individu atau sekumpulan orang. Sebaliknya tindakan individu
yang diarahkan kepada benda mati atau objek fisik semata tanpa dihubungkannya
dengantindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial.
Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam
klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang
diberikan adalah tindakan rasional dan nonrasional. Tindakan rasional
berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu
dinyatakan.Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya ke
dalam empat tipe.Semakin rasional tindakan sosial itu semakin mudah pula
dipahami. Empat tipe tindakan sosial tersebut antara lain: Rasionalitas
instrumental, Rasionalitas berorientasi nilai, tindakan tradisonal dan tindakan
afektif.
1. Rasional Instrumental (Zwerkrationalitat) Tindakan diarahkan
apabila tujuan, alat dan akibatnya diperhitungkan dan dipertimbangkan
secara rasional. Tindakan ini ditentukan oleh harapan terhadap perilaku
objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain; harapan-harapan ini
digunakan sebagai „syarat‟ atau „sarana‟ untuk mencapai tujuan-tujuan aktor
lewat upaya dan perhitungan yang rasional”.
2. Rasionalitas Nilai yaitu Tindakan “yang ditentukan oleh
keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis,
37
religius atau bentuk perilaku lain, yang terlepas dari prospek
keberhasilannya”.
3. Tindakan afektif yaitu Tindakan yang dibuat-buat.Dipengaruhi
oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si aktor.Tindakan ini sukar
dipahami. Aksi adalah afektif manakala faktor emosional menetapkan
cara-cara dan tujujan-tujuan daripada aksi.
4. Tindakan Tradisional yaitu Tindakan yang dilakukan karena
kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.Menurut weber
tindakan ini bersifat non rasional.Tindakan ekonomi biasanya tidak berada
dalam ruang hampa, suatu ruang yang tidak melibatkan hubungan sosial
dengan orang atau kelompok lain. Tapi, pada umumnya sebuah tindakan
ekonomi terjadi dalam konteks hubungan sosial dengan orang lain. Oleh
sebab itu, tindakan ekonomi dapat berlangsung dengan melibatkan
kerjasama, kepercayaan, dan jaringan.Atau sebaliknya, suatu tindakan
ekonomi dapat menghasilkan perselisihan, ketidakpercayaan, dan
pemutusan hubungan.
Menurut Weber bentuk rasionalitas manusia meliputi mean (alat) yang
menjadi sasaran utama serta ends (tujuan) yang meliputi aspek kultural, sehingga
dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya orang besar mampu hidup dengan pola
pikir yang rasional yang ada pada seperangkat alat yang dimiliki dan kebudayaan
yang mendukung kehidupannya. Orang yang rasional akan memilih alat yang
paling benar untuk mencapai tujuan Sebagai mana tindakan sosial adalah tindakan
38
individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi
dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Tindakan sosial yang dimaksud
Weber dapat berupa tindakan yang nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat
berupa tindakan yang bersifat “ membatin “atau bersifat subyektif yang mungkin
terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu.8
Konsep yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah
Akulturasi kebudayaan. Pengertian Akulturasi adalah proses sosial yang timbul
apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan
saling memengaruhi. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit
atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu.
Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu
– Budha dan kebudayaan Islam dengan kebudayaan asli Indonesia.9
Menurut Koentjaraningrat, percampuran menyangkut konsep mengenai
proses sosial yang timbul jika sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing. Akibatnya, unsur-unsur
asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.
Menak yang ada di Desa Darek membuktikan bahwa tindakan rasionalitas
dari masyarakat bangsawan untuk tetap hidup dan tetap dihormati di kalangan
masyarakat yang diluar bangsawan maupun didalam masyarakat bangsawan,
tindakan rasionalitas ini menunjukan kemunculan dari kaum Purwangse yang saat
8 Prof.Dr.I.B. Wirawan, Teori-Teori Dalam Tiga Paradigma.(Jakarta:kencana prenadamedia,2012),Hlm:95. 9 Hariyanto.Arbi. Akulturasi dan Komunikasi Budaya. (https://protbrut.academia.edu/ArbiHartanto)
39
ini sudah mulai menunjukan bahwa nilai dari bangsawan sudah mulai luntur
karena dulunya bangsawan sangat kenal dengan beberapa karakter yang kemudian
membuat bangsawan itu tetap di hormati karena salah satu faktor yaitu gaya
bergaul masyarakat bangsawan, gaya hidup bangsawan, tutur kata dan gaya
penampilan bisa secara langsung kita ketahui bahwa masayarakat itu bangsawan,
tetapi tidak dengan zaman modern saat ini semua yang diukur dengan adanya
faktor pendukung yaitu dengan Ekonomi menengah keatasn bisa dihormati,
kemudian dengan memiliki pendidikan yang tinggi bisa dihormati. Beberapa hal
yang diatas secara langsung menjelaskan bahwa tidak perlu menjadi bangsawan
untuk dihormati, dan banyaknya bangsawan yang tidak berperilaku seperti
layaknya bangsawan pada umumnya karena menyandang gelar bangsawan sangat
berat apabila hidup di zaman yang modern seperti sekarang jadi tidak perlu
menjadi bangsawan yang menyandang gelar bangsawan hanya untuk dihormati
masyarakat.