bab ii a. kajian pustaka penelitian terdahulu no peneliti...

23
17 BAB II a. Kajian Pustaka i. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian, adapun bentuk-bentuk penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel .1 penelitian terdahulu No Peneliti/judul Hasil Relevansi 1 Dara Nur Zakiyah (2011), skripsi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul: Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya”. Adapun hasil penelitian bahwa Perubahan yang ada di desa Linggajati mengalami peningkatan setiap tahunya dari rentang tahun 2016- 2011 karena pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan karena masalah kependudukan merupakan maslah dasar terjadinya masalah sosial yang lain. Pertumbuhan suatu kelompok penduduk diikuti oleh pertumbuhan kebutuhan hidupnya. tidak terpenuhinya kebutuhan hidup menyebabkan terjadinya berbagai ketimpangan, baik ketimpangan Ekonomi, Ekologi, dunia Pendidikan, maupun ketimpangan sosial lainya. Perubahan Norma yang ada di desa Linggajati perubhan prilaku yang ada dikalanagan remaja dan masyarakat linggajati dan masyarakat merasa resah dengan keadaan seperti itu. Yang di khawatirkan adalah Penelitian yang akan saya laksanakan mempunyai kesamaan bahwa Perubahan sosial pada masyarakat yang di mulai dari masuknya budaya baru. Perbedaan mendasar penelitian yang akan saya lakukan adalah adanya tingkatan masyarakat di desa Darek dengan berkembangnya zaman.

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

17

BAB II

a. Kajian Pustaka

i. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian, adapun bentuk-bentuk penelitian terdahulu yang

digunakan sebagai acuan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel .1 penelitian terdahulu

No Peneliti/judul Hasil Relevansi

1 Dara Nur Zakiyah

(2011), skripsi

Universitas Islam

Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta

dengan judul:

“Perubahan Sosial di

Desa Linggajati

Kecamatan Sukaratu

Kabupaten

Tasikmalaya”.

Adapun hasil penelitian

bahwa

Perubahan yang ada di desa

Linggajati mengalami

peningkatan setiap tahunya

dari rentang tahun 2016-

2011 karena pertambahan

penduduk akan

menyebabkan perubahan

karena masalah

kependudukan merupakan

maslah dasar terjadinya

masalah sosial yang lain.

Pertumbuhan suatu

kelompok penduduk diikuti

oleh pertumbuhan

kebutuhan hidupnya. tidak

terpenuhinya kebutuhan

hidup menyebabkan

terjadinya berbagai

ketimpangan, baik

ketimpangan Ekonomi,

Ekologi, dunia Pendidikan,

maupun ketimpangan sosial

lainya.

Perubahan Norma yang ada

di desa Linggajati perubhan

prilaku yang ada

dikalanagan remaja dan

masyarakat linggajati dan

masyarakat merasa resah

dengan keadaan seperti itu.

Yang di khawatirkan adalah

Penelitian yang

akan saya

laksanakan

mempunyai

kesamaan

bahwa

Perubahan sosial

pada masyarakat

yang di mulai

dari masuknya

budaya baru.

Perbedaan

mendasar

penelitian yang

akan saya

lakukan adalah

adanya

tingkatan

masyarakat di

desa Darek

dengan

berkembangnya

zaman.

Page 2: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

18

remaja melakukan nhal-hal

yang meresahkan

masyarakat seperti main

Judi, mabuk-mabukan dan

lainya. Hal ini ditakutkan

karena secara langsung atau

tidak langsung akan

merubah pola pikir remaja

karena serinya melihat gaya

hidup yang di bawa oleh

para wisatawan. Karena

desa Linggajati mempunyai

wisata Cipanas Galunggung

yang memberikan

perubahan kepada warga

desa linggajati.

2 Sri Rahmah Rahayu

Nasir (2014) skripsi

Universitas

Hasanuddin Makasar

dengan judul: “

Perubahan sosial

masyarakat Lokal

Akibat perkembangan

Pariwisata Dusun

Wakka Kabupaten.

Pinarang (interaksi

antara wisatawan dan

masyarakat)

Adapun hasil penelitian

adalah Adat istiadat dan kebiasaan

yang begitu kuat sehingga

sulit untuk diubah seperti

masyarakat Dusun Wakka

yang masih menjaga adat-

istiadat kebiasaan lamanya

seperti membakar dupa di

malam jum‟at dan sikap

saling membantu

masyarakat lain jika

membuat kegiatan hajatan,

acara adat atau terkena

musibah tanpa disampaikan

kerumahnya pun ia

langsung datang kerumah

tetangga yang terkena

musibah itu untuk

membantu mengurangi

beban tetangga.

Dengan adanya saling

berinteraksi dengan

masyarakat lain

mengakibatkan terjadi

perubahan secara kecil yang

tidak membawa pengaruh

langsung atau berarti bagi

masyarakat seperti

perubahan gaya berbusana/

Penelitian yang

dilakukan Sri

Rahmah Rahayu

Nasir adalah

sama meneliti

tentang

Perubahan

Sosial budaya

yang terjadi di

masyarakat serta

buat bahan

refrensi dan

pendukung bagi

penelitian yang

dilakukan

terutama dalam

melihat

Lunturnya Nilai

Sosial dalam

Struktur Menak

pada suku Sasak

yang saat ini

sudah mulai

memudar di

masyarakat desa

Darek.

Page 3: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

19

berpakaian pada anak-anak

di Dusun Wakka yang sudah

mulai mengikuti trend tapi

masih saja mempertahankan

kebudayaannya.

3 Nadhira Khalid

(2015), Lombok Barat

dengan judul

”Stratifikasi Sosial

Masyarakat Sasak

(dalam novel ketika

cinta tak mau pergi)”

Suku Sasak merupakan suku

yang kaya akan khazanah

sastra dan budaya.

Kesastraan Sasak

awal diturunkan di Pulau

Lombok dari generasi ke

generasi. Dari kajian yang

telah dilakukan,ada 4 hal

mengenai stratifikasi sosial

masyarakat Sasak yang

digambarkan Pertama,

pembagian strata sosial

masyarakat Sasak yang

terbagi atas dua golongan,

bangsawan (perwangsa) dan

orang biasa (jajarkarang).

Status sebagai seorang

perwangsa atau jajarkarang

diidentifikasi dari gelar

yang disandangnya, yaitu

Lalu, Baiq, dan Datu. Selain

dari gelar yang melekat

pada nama tokoh, identitas

sebagai seorang bangsawan

juga dimunculkan melalui

sifat-sifat tokoh Nining Nur

Alaini: Stratifikasi Sosial

Masyarakat Sasak. yang

sebagai seorang bangsawan

yang pemberani, berwibawa

dan percaya diri, sehingga

tidak mudah menyerah

menghadapi tantangan

hidup. Kedua, stratifikasi

sosial masyarakat Sasakjuga

berkaitan juga dengan

profesi, seperti Tuan Guru,

Ustad, dan Kyai. Ketiga,

masyarakat Sasak juga

mengenal sistem teknonim

Dalam jurnal

yang saya pilih

memiliki

kesamanan

dalam penelitian

yang akan

dilakukan

terutama pada

pembahasan

mengenai

stratifikasi sosial

Masyarakat

sasak terutama

yang ada di

Desa Darek

yang mengalami

perbedaan antra

bangsawan dan

non bangsawan,

yang dari zaman

kerjaan sampai

pada saat ini

masih terjadi

namun dengan

keadaan yang

berbeda dengan

zaman dahulu,

serta untuk

bahan refrensi

dan pendukung

bagi penelitian

yang dilakukan.

Page 4: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

20

yang menempatkan nama

anak perempuan atau lelaki

tertua di

depan nama orang tua

mereka, antara lain, Amaq

Masitah, Amaq Pitri dll.

Keempat, status sosial

dalam masyarakat Sasak

diperoleh secara ascribed

status tetapi bersifat terbuka

(open social stratification).

Dalam sistem terbuka,

setiap anggota masyarakat

mempunyai kesempatan

untuk berusaha dengan

kecakapannya sendiri untuk

naik lapisan. Stratifikasi

sosial dalam masyarakat

Sasak telah mulai bergeser

dari ascribed status menjadi

achieved status, meskipun

gelar bangsawan tetap

diperoleh melalui keturunan

ii. Tinjauan Pustaka

1. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar,

yang diidam-idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai social itu dapat

tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan

sanksi-sanksi sosial. Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan

masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas, dan

mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan

hidup bersama. Misalnya: kegiatan menolong orang lain dianggap pantas

dan berguna, maka kegiatan tersebut diterima sebagai sesuatu yang

bernilai/berharga.Pengertian nilai sosial adalah penghargaan yang

Page 5: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

21

diberikan mastarakat terhadap sesuatu yang dianggap baik, luhur, pantas,

dan mempunyai daya guna fungsional bagi masyarakat.1

Berikut ini definisi nilai sosial menurut pendapat para ahli.

a. Alvin L. Bertrand

Nilai sosial adalah suatu kesadaran yang disertai emosi yang relative

lama hilangnya terhadap suatu objek, gagasan, atau orang.

b. Robin Williams

Nilai sosial adalah hal yang menyangkut kesejahteraan bersama melalui

konsensus yang efektif di antara mereka, sehingga nilai-nilai sosial

dijunjung tinggi oleh banyak orang.

c. Young

Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari

tentang apa yang benar dan apa yang penting.

d. Clyde Kluckhohn

Dalam bukunya „Culture and Behavior‟, Kluckhohn menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang

diinginkan. Artinya nilai bukan hanya diharapkan, tetapi diusahakan

sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan orang lain.

Nilai Sosial adalah Suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai

pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.2

1 http://digilib.uinsby.ac.id/1289/5/Bab%202.pdf (diakses pada 27 Maret 2016 jam 22 : 00 WIB)) 2 http://eprints.ung.ac.id/4212/5/2012-115082012011310.pdf diakses pada 27 Maret 2016 jam 22 : 00 WIB)

Page 6: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

22

Nilai sosial memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat, secara umum

berbagai fungsi tersebut yaitu :

a. Menyumbangkan seperangkat alat yang dapat digunakan untuk

menetapkan harga/derajat sosial dari orang-perorangan atau grup dalam

kehidupan masyarakat.

b. Berfungsi sebagai media pengawas, dengan daua tekan dan daya

ikat nilai dapat menuntun bahkan menekan manusia untuk berbuat

baik dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Sebagai alat solidaritas diantara anggota-anggota kelompok dalam

masyarakat.

d. Membentuk pola pikir dan pola tingkah laku diantara anggota-

anggota masyarakat.

e. Penentu terakhir bagi manusia orang-perorangan atau grup dalam

memenuhi peran-peran sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Ciri-ciri Nilai Sosial

Segala sesuatu memiliki penanda yang khas. Dengan memperhatikan

penanda tersebut, kita dapat membedakan sesuatu dengan yang lain. Begitu pula

nilai sosial. Nilai sosial mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat.

b. Bukan bawaan sejak lahir melainkan penularan dari orang lain.

Contohnya: seorang anak bisa menerima nilai menghargai waktu, karena

orang tua mengajarkan disiplin sejak kecil. Nilai ini bukan nilai bawaan

lahir dari sang anak.

Page 7: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

23

c. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi). Contohnya: nilai

menghargai persahabatan dipelajari anak dari sosialisasinya dengan

teman-teman sekolah.

d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan

sosial manusia.

e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.

Contohnya: di negara-negara Barat waktu itu sangat dihargai sehingga

keterlambatan sulit diterima (ditoleransi). Sebaliknya di Indonesia,

keterlambatan dalam jangka waktu tertentu masih dapat dimaklumi.3

2. Menak Sebagai Struktur Sosial

Struktur sosial berasal dari bahasa latin “structum” yang berarti

“menyusun”, membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai

istilah “konstruksi” yang berarti “kerangka”. Secara harfiah, struktur bisa

diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk

fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu

sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang

membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya

bisa vertikal atau horizontal.

Menak yang sering disebut sebagai struktur sosial yang berada

pada masyarakat, umunya pada masyarakat Suku Sasak yang mendiami

pulau Lombok sejak bertahun – tahun lalu, Menak zaman dahulu yang

3http://pensa-sb.info/wp-content/uploads/2011/03/struktur-sosial.pdf

Page 8: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

24

dianggap sebagagai kasta dibawah raja dan dianggap sebagai keluarga

kerajaan, atau orang yang diangkat untuk dijadikan contoh dalam

kehidupan seharai – hari oleh masyarakat yang bukan dari golongan

masyarakat Menak. Seiring berkembangnya zaman yang terus

berkembang yang menyebabkan strukur Menak menjadi Dua tingkatan

yang sebelumnya Lima tingkatan yaitu : Golongan Datu (raja), Golongan

Raden (ningrat), Golongan Purwangse, Golongan Jajar Karang dan

paling rendah Golongan Pengayah.

Struktur Menak yang berada di Desa Darek saat ini meninggalkan

dua tingkatan yaitu dari kalangan Raden untuk Laki – Laki, Dende untuk

Perempuan, kemudian untuk tingkatan kedua adalah Lalu untuk laki –

laki dan Baiq untuk Perempuan.

Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai beriku :

a. George Simmel

Struktur Sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.

a. George C. Homans

Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat

dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.

b. William Kornblum

Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya

pengulangan pola perilaku undividu.

Page 9: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

25

c. Soerjono Soekanto

Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan

peranan-peranan sosial.

d. Raymond Firth

Struktur Sosial suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe

kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-

lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.

Jadi struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan

masyarakat, yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara

status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial

yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.4

3. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial merupakan pembedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat (hirarkis). Sistem

lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertumbuhan

masyatakat tersebut) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk

mengejar suatu tujuan bersama.5

Stratifikasi Sosial menurut Karl Marx adalah pandangannya

tentang teori kelas. Teori kelas adalah sejarah dari segala bentuk

masyarakat atau sejarah peradaban umat manusia dari dulu hingga

4 Dhohiri.R. Taufik. 2007. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta : Yudhistira.hal 33 5 Haryanto, Dany. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.hal : 229

Page 10: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

26

sekarang yang disebut dengan sejarah petikaian antar golongan / konflik

antar kelas.

a. Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat.

b. Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu

sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut

dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

c. Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku

dalam suatu masyarakat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas – kelas secara vertikal yang

diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih

tinggi sampai yang paling rendah.

4. Perubahan Sosial

Perubahan itu dapat berakibat positif dan negatif. Perubahan sosial

merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan manusia. Demikian Parson

berpendapat bahwa teori tindakan sama-sama memperhatikan prasyarat

stabilitas prasyarat perubahan, mustahil dapat mempelajari yang satu tanpa

perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam struktur dan

fungsi masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Selo Soemarjan

(Soekanto 1990) bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada

lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi

Page 11: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

27

sistem sosialnya, termasuk di dalam nilai-nilai sikap dan pola prilaku antar

kelompok-kelompok di dalam masyarakat.

Menurut Agus Salim, perubahan sosial adalah suatu bentuk

peradaban umat manusia akibat adanya pertambahan perubahan alam,

biologis, fisik yang terjadi sepanjang kehidupan manusia. Perubahan sosial

memiliki cakupan dari yang sederhana seperti dalam lingkungan keluarga

hingga yang paling lengkap seperti tarikan kelembagaan dalam

masyarakat. Perubahan sosial memiliki tiga kelompok teori yang bersifat

melingkar (cyclic theory) yaitu: a) kelompok teori yang didominasi oleh

perkembangan material dalam setiap pandangannya tentang realita,

b)kelompok teori yang didominasi oleh pandangan non-material dalam

setiap pandangannya tentang realita, c) kelompok teori yang didominasi

perpaduan wawasan antara material dan non-material dalam setiap

pandangannya tentang realita.6

a.Samuel Koenig Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi

yang terjadi pada pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut terjadi

akibat pengaruh intern dan ekstern.

c.William F. Ogburn mengemukakan bahwa runglingkup

perubahan sosial mencakup unsure-unsur kebudayaan yang materiil

maupun immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari

unsure-unsur immaterial.

6 Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia,

(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002),

Page 12: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

28

d.Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan

yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan sosial

dikatakannya sebagai peerubahan dalam hubungan sosial (social

relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)

hubungan sosial tersebut.

e. Mac lver Perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan yang

terjadi dalam hubungan sosial dan keseimbangan dalam hubungan sosial.

Hubungan antara anggota masyarakat dapat menimbulkan kerja sama

ataupun perselisihan yang menunjukkan keseimbangan dalam hubungan

sosial.7

5. Pergeseran Nilai Sosial

Pergeseran nilai dalam masyarakat terjadi seiring pengaruh dari globalisasi

dan pengaruh budaya lain. Perkembangan elektronik dan digital, ditemui dalam

kenyataan sering terlepas dari sistim nilai dan budaya. Perkembangan ini sangat

cepat terkesan oleh generasi muda yang cenderung cepat dipengaruhi oleh

elemen-elemen baru yang merangsang. Suka atau tidak bila tidak disikapi dengan

kearifan dan kesadaran pembentengan umat, pasti akan menampilkan benturan-

benturan psikologis dan sosiologis. Pada Era globalisasi telah terjadi perubahan

perubahan cepat. Dunia menjadi transparan, terasa sempit, hubungan menjadi

sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan seakan pula tanpa

7 Huldiya Syamsiar http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/305/jiptummpp-gdl-s1-2009-.com (diakses pada tanggal 6 Juli

2016 jam 21 : 30 WIB)

Page 13: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

29

batas. Perubahan yang mendunia ini akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai

budaya tersebut.

Perubahan-perubahan tersebut otomatis menggeser nilai-nilai dalam

masyarakat yang mengalami perubahan - perubahan. Pergeseran-pergeseran nilai

budaya adalah perubahan nilai budaya dari nilai yang kurang baik menjadi baik

ataupun sebaliknya. Salah astu aspek yang bergeser dalam kehidupan masyarakat

dewasa ini sistem nilai budaya yang menjadi ciri khas dari suatu keluarga tertentu.

Keluarga lebih banyak dimasuki oleh budaya dari luar sehingga nilai budaya yang

telah tertanam sejak dahulu kala dan merupakan warisan leluhur hampir-hampir

dilupakan oleh generasi sekarang ini. Hal ini disebabkan antara lain oleh

kemajuan teknologi dan pesatnya laju pembangunan yang membawa dampak

perubahan dan pergeseran nilai di masyarakat. Pergeseran nilai dalam masyarakat

kita perlu dilihat sebagai proses sosial. Artinya sebagai proses, ia belumlah

sebagai akhir dari tingkatan masyarakat. Masih ada lanjutan tingkatan yang terus

menjadi hingga sampai pada level terakhir.

Pergeseran ini agar berjalan dengan baik, maka perlu pengawasan dari kita

semua. Jangan sampai budaya luhur yang telah ada menjadi kabur dan tidak up to

date dengan lingkungan kekinian. Pergeseran nilai selain bisa berakibat positif

juga negatif. Tergantung cara kita dalam melihat ruh pergeseran itu. Agar budaya

massa kita menjadikan pergeseran ini sebagai unsur konstruktif, maka perlu ada

penyadaran seluruh lapisan masyarakat. Penyadaran ini bisa dilakukan dalam

skala struktur sosial kita. Pada masyarakat Bali contohnya yang selama ini dikenal

ramah, sopan, bersahaja dan tidak mudah terprovokasi kini mengalami pergeseran

Page 14: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

30

nilai. "Tindakan perbuatan yang mengarah anarkis dan emosional dalam

memecahkan serta menghadapi suatu persoalan dalam kehidupan bermasyarakat,"

kecenderungan yang tidak patut terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat

Bali.

Begitupun yang terjadi dimasyarakat Suku Sasak di pulau Lombok

khususnya masyarakat Desa Darek yakni sudah mulai memasuki cara berpikir

orang kota yang secara tidak langsung menyebabkan tingkat kebangsawanan yang

berada di Desa Darekn sudah sedikit demi sedikit tidak sudah tidak bisa

membawa nama baik Menak yang seharusnya berperilaku seperti Menak pada

umunya, sangat terlihat perubahan nilai Menak yang saat ini bisa langsung

peneliti temui dimasyarakt Desa Darek kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten

Lombok Tengah yang anak muda sudah tidak peduli akan gelar Menak yang

disandangnya.

Nilai budaya yang berkaitan dengan hubungan antar manusia, terdapat tiga

kemungkinan, yaitu: nilai budaya yang lebih mementingkan hubungan vertikal

antara manusia dengan sesamanya. Nilai budaya seperti ini dicirikan oleh

kecenderungan masyarakat berpedoman pada tokoh-tokoh masyarakat, orang-

orang yang dianggap senior atau orang - orang yang menjadi atasannya.

Masyarakat lokal Suku Sasak yang ada di Desa Darek, nilai sosial yang

berkembang sebelum masuk pariwisata, cenderung lebih mementingkan hubungan

horizontal, dibandingkan hubungan vertikal atau individual. Dalam banyak hal

memang masyarakat masih banyak tergantung pada orang-orang yang ditokohkan,

Page 15: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

31

seperti tokoh agama yang disebut Tuan Guru atau Ustaz, Kalangan Menak atau

tokoh - tokoh formal, seperti Kepala Desa, Camat atau Bupati. Namun

ketergantungan masyarakat terhadap tokoh-tokoh masyarakat tersebut, masih

dalam lingkup terbatas tergantung dari kepentingan yang dilaksanakan oleh tokoh

tersebut.

Banyak penyebab bergesernya nilai-nilai masyarakat tergantung dari

perubahan yang terjadi di dalam masyarakat sebagai berikut :

a. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi merupakan perkembangan kotemporer yang mempunyai

pengaruh dalam mendorong berbagai kemungkinan tentang perubahan dalam

masyarakat yang berlangsung. Pengaruh globalisasi akan dapat menghilangkan

berbagai halangan dan rintangan yang manjadikan masyarakat semakin terbuka

dan saling bergantung satu sama lainnya, globalisasi akan membawa masyarakat

khususnya kaum remaja menjadi lebih terbuka dengan nilai yang muncul yang

akan mempengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada

masyarakat yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang

kemudian melupakan nilai sosial yang sudah ditanamkan sejak lahir oleh para

leluhur yang kemudian dilupakan dengan munculnya perkembangan zaman

seperti saat ini yang terjadi di Desa Darek yang anak muda dari kaum Menak

sudah tidak terlalu memandang gelar Menak sebagai suatu kehormatan memilki

gelar Menak tersebut.

Page 16: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

32

Salah satu efek dari modernisasi adalah pergeseran nilai. Hal ini bisa

dilihat dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Ketika ada unsur baru yang

menarik di hati, maka masyarakat pun dengan perlahan tapi pasti akan mengikut

pada nilai tersebut.

Jika melihat perihal masyarakat saat ini, pergeseran nilai memang wajar

terjadi. Setidaknya ini terjadi karena efek dari modernisasi dan globalisasi.

Terkadang juga nilai budaya yang telah lama dipegang menjadi sedemikian

mudah untuk dilepaskan. Itu dikarena terlalu kerasnya tarikan modernitas.

Modernitas seharusnya dimaknai sebagai pertemuan dari berbagai unsur dalam

bumi. Ada kebaikan ada keburukan, ada tinggi ada rendah, ada atas ada bawah.

Kita perlu selektif dalam mengadopsi unsur budaya yang masuk. Jangan sampai

pranata sosial yang telah lama dibangun kemudian runtuh hanya persoalan

kemilau modernitas.

Kelompok yang paling mudah mendapat pengaruh modernitas adalah

golongan muda. Kaum muda biasanya ditandai dengan proses pencarian jati diri.

Dalam perjalanannya, kadang ada individu yang berhasil mendapatkan jati dirinya

dengan baik. Juga ada yang terperangkap dalam lorong gelap modernitas. Salah

satu pengaruh modernitas ada pada dunia entertainment. Dunia ini penuh dengan

lifestyle yang cenderung kebarat-baratan. Kiblat hidupnya selalu ke negara barat.

Persoalannya bukan pada geografis, akan tetapi pada nilai. Sebagaimana kita

ketahui, nilai barat cenderung liberal. Terutama dalam pergaulan.

Page 17: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

33

b. Kemajuan Pariwisata

Paradigma pembangunan di banyak negara kini lebih berorientasi kepada

pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya adalah industri

pariwisata. Demikian juga halnya yang berlangsung di Pulau Lombok saat ini

yang sudah mulai dilirik oleh Investor dari dalam Negeri maupun Luar Negeri

yang sudah melihat keunggulan pariwisata yang ada di Pulau Lombok yang

dikenal dengan pulau Virgin karena masih banyak tempat wisata yang belum

terkenal yang menyebabkan banyak orang yang tertarik datang ke Lombok.

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu

meningkatkan pendapatan masyarakat pulau Lombok.

Pariwisata secara sosiolosis terdiri atas tiga interaksi yaitu interaksi bisnis,

interaksi politik dan interaksi kultural, Interaksi bisnis adalah interaksi di mana

kegiatan ekonomi yang menjadi basis materialnya dan ukuran-ukuran yang

digunakannya adalah ukuran-ukuran yang bersifat ekonomi. Interaksi politik

adalah interaksi di mana hubungan budaya dapat membuat ketergantungan dari

satu budaya terhadap budaya lain atau dengan kata lain dapat menimbulkan

ketergantungan suatu bangsa terhadap bangsa lain yang dipicu oleh kegiatan

persentuhan aktivitas pariwisata dengan aktivitas eksistensial sebuah

negara. Sedangkan interaksi kultural adalah suatu bentuk hubungan di mana basis

sosial budaya yang menjadi modalnya.

Pertemuan ini mengakibatkan saling sentuh, saling pengaruh dan saling

memperkuat sehingga bisa terbentuk suatu kebudayaan baru, tanpa mengabaikan

Page 18: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

34

keberadaan interaksi bisnis dan interaksi politik. Kontak ini apabila terjadi secara

massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan

budaya masyarakat setempat. Perubahan sosial adalah perubahan proses-proses

sosial atau mengenai susunan masyarakat. Sedangkan perubahan budaya lebih

luas dan mencakup segala segi kebudayaan, seperti kepercayaan, pengetahuan,

bahasa, teknologi. Perubahan dipermudah dengan adanya kontak dengan lain-lain

kebudayaan yang akhirnya akan terjadi difusi (percampuran budaya). Kita lihat

misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar

kawasan yang berada di kawasan panatai Kuta Lombok Tengah bagian selatan

yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan bertani dan betrnak yang

sekarang sudah mulai berkurang masyarakat memilih menjadi masyarakat

pedagang dan penjual jasa di kawasan pantai Kuta Lombok Tengah.

Dengan demikian pariwisata ditinjau dari dimensi kultural dapat

menumbuhkan suatu interaksi antara masyarakat tradisional agraris dengan

masyrakat modern industrial. Melalui proses interaksi itu maka memungkinkan

adanya suatu pola saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan mempengaruhi

struktur kehidupan atau pola budaya masyarakat khususnya masyarakat yang

menjadi tuan rumah. Dari dimensi struktural budaya, aktivitas industri

pariwisata memungkinkan terjadinya suatu perubahan pola budaya masyarakat

yang diakibatkan oleh penerimaan masyarakat akan pola-pola kebudayaan luar

yang dibawa oleh para pelancong. Pola-pola kebudayaan luar ini terekspresikan

melalui tingkah laku, cara berpakaian, penggunaan bahasa serta pola konsumsi

yang diadopsi dari wisatawan yang datang berkunjung.

Page 19: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

35

Kemunculan hotel, cafe, maupun toko-toko cinderamata di sekitar

kawasan wisata adalah variabel yang turut membantu menjelaskan apa yang

menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat sekitar kawasan

wisata. Dengan demikian sedikit banyak telah terjadi pergeseran budaya dan

tatanan sosial di masyarakat sekitar kawasan wisata. Artinya budaya-budaya lama

itu mengalami proses adaptasi yang diakibatkan oleh adanya interaksi dengan para

pelancong tersebut. Hal itu dimungkinkan juga karena sifat dari budaya itu sendiri

yang dinamis terhadap perubahan yang terjadi.

b. Landasan Teori : Teori Tindakan Sosial (Max Weber)

Penelitian mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma

definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif,

seperti struktur - struktur makro dan pranata - pranata sosial yang ada dalam

masyarakat.Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses berpikir manusia

itu sendiri sebagai individu. Dalam merancang dan mendefinisikan makna dan

interaksi sosial, individu dilihat sebagai pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap

bertanggung jawab.Artinya, di dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang

tetap dibawah pengaruh bayang - bayang struktur sosial dan pranata-pranata

dalam masyarakat,tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu dengan

tindakannya.

Tindakan sosial adalah semua tindakan manusia yang berkaitan dengan

sejauhmana individu yang bertindak itu memberinya suatu makna subyektif bagi

dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Dari sudut waktu tindakan

Page 20: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

36

sosial dapat dibedakan menjadi tindakan yang diarahkan untuk waktu sekarang,

masa lalu dan masa yang akan datang. Dari sudut sasaran tindakan sosial dapat

berupa seseorang individu atau sekumpulan orang. Sebaliknya tindakan individu

yang diarahkan kepada benda mati atau objek fisik semata tanpa dihubungkannya

dengantindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial.

Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam

klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang

diberikan adalah tindakan rasional dan nonrasional. Tindakan rasional

berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu

dinyatakan.Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya ke

dalam empat tipe.Semakin rasional tindakan sosial itu semakin mudah pula

dipahami. Empat tipe tindakan sosial tersebut antara lain: Rasionalitas

instrumental, Rasionalitas berorientasi nilai, tindakan tradisonal dan tindakan

afektif.

1. Rasional Instrumental (Zwerkrationalitat) Tindakan diarahkan

apabila tujuan, alat dan akibatnya diperhitungkan dan dipertimbangkan

secara rasional. Tindakan ini ditentukan oleh harapan terhadap perilaku

objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain; harapan-harapan ini

digunakan sebagai „syarat‟ atau „sarana‟ untuk mencapai tujuan-tujuan aktor

lewat upaya dan perhitungan yang rasional”.

2. Rasionalitas Nilai yaitu Tindakan “yang ditentukan oleh

keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis,

Page 21: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

37

religius atau bentuk perilaku lain, yang terlepas dari prospek

keberhasilannya”.

3. Tindakan afektif yaitu Tindakan yang dibuat-buat.Dipengaruhi

oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si aktor.Tindakan ini sukar

dipahami. Aksi adalah afektif manakala faktor emosional menetapkan

cara-cara dan tujujan-tujuan daripada aksi.

4. Tindakan Tradisional yaitu Tindakan yang dilakukan karena

kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.Menurut weber

tindakan ini bersifat non rasional.Tindakan ekonomi biasanya tidak berada

dalam ruang hampa, suatu ruang yang tidak melibatkan hubungan sosial

dengan orang atau kelompok lain. Tapi, pada umumnya sebuah tindakan

ekonomi terjadi dalam konteks hubungan sosial dengan orang lain. Oleh

sebab itu, tindakan ekonomi dapat berlangsung dengan melibatkan

kerjasama, kepercayaan, dan jaringan.Atau sebaliknya, suatu tindakan

ekonomi dapat menghasilkan perselisihan, ketidakpercayaan, dan

pemutusan hubungan.

Menurut Weber bentuk rasionalitas manusia meliputi mean (alat) yang

menjadi sasaran utama serta ends (tujuan) yang meliputi aspek kultural, sehingga

dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya orang besar mampu hidup dengan pola

pikir yang rasional yang ada pada seperangkat alat yang dimiliki dan kebudayaan

yang mendukung kehidupannya. Orang yang rasional akan memilih alat yang

paling benar untuk mencapai tujuan Sebagai mana tindakan sosial adalah tindakan

Page 22: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

38

individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi

dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Tindakan sosial yang dimaksud

Weber dapat berupa tindakan yang nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat

berupa tindakan yang bersifat “ membatin “atau bersifat subyektif yang mungkin

terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu.8

Konsep yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah

Akulturasi kebudayaan. Pengertian Akulturasi adalah proses sosial yang timbul

apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan

saling memengaruhi. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit

atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu

– Budha dan kebudayaan Islam dengan kebudayaan asli Indonesia.9

Menurut Koentjaraningrat, percampuran menyangkut konsep mengenai

proses sosial yang timbul jika sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan

tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing. Akibatnya, unsur-unsur

asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa

menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.

Menak yang ada di Desa Darek membuktikan bahwa tindakan rasionalitas

dari masyarakat bangsawan untuk tetap hidup dan tetap dihormati di kalangan

masyarakat yang diluar bangsawan maupun didalam masyarakat bangsawan,

tindakan rasionalitas ini menunjukan kemunculan dari kaum Purwangse yang saat

8 Prof.Dr.I.B. Wirawan, Teori-Teori Dalam Tiga Paradigma.(Jakarta:kencana prenadamedia,2012),Hlm:95. 9 Hariyanto.Arbi. Akulturasi dan Komunikasi Budaya. (https://protbrut.academia.edu/ArbiHartanto)

Page 23: BAB II a. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Peneliti ...eprints.umm.ac.id/44201/3/jiptummpp-gdl-laluahmadf-48857-3-babii.pdf · Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul:

39

ini sudah mulai menunjukan bahwa nilai dari bangsawan sudah mulai luntur

karena dulunya bangsawan sangat kenal dengan beberapa karakter yang kemudian

membuat bangsawan itu tetap di hormati karena salah satu faktor yaitu gaya

bergaul masyarakat bangsawan, gaya hidup bangsawan, tutur kata dan gaya

penampilan bisa secara langsung kita ketahui bahwa masayarakat itu bangsawan,

tetapi tidak dengan zaman modern saat ini semua yang diukur dengan adanya

faktor pendukung yaitu dengan Ekonomi menengah keatasn bisa dihormati,

kemudian dengan memiliki pendidikan yang tinggi bisa dihormati. Beberapa hal

yang diatas secara langsung menjelaskan bahwa tidak perlu menjadi bangsawan

untuk dihormati, dan banyaknya bangsawan yang tidak berperilaku seperti

layaknya bangsawan pada umumnya karena menyandang gelar bangsawan sangat

berat apabila hidup di zaman yang modern seperti sekarang jadi tidak perlu

menjadi bangsawan yang menyandang gelar bangsawan hanya untuk dihormati

masyarakat.