bab ii asean economic community (aec) ii.1 sejarah...

18
BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah Singkat ASEAN Economic Community (AEC) Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan (preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi (complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Pada KTT ke-5 ASEAN di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993 dengan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) sebagai mekanisme utama. Pendirian AFTA memberikan impikasi dalam bentuk pengurangan dan eliminasi tarif, penghapusan hambatan-hambatan non-tarif, dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: letuyen

Post on 05-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

BAB II

ASEAN Economic Community (AEC)

II.1 Sejarah Singkat ASEAN Economic Community (AEC)

Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967,

negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu

agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi

difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan

(preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi

(complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun

pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976),

Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation

scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced

Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika

negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk

menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN

menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka

perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.

Pada KTT ke-5 ASEAN di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani

Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation sekaligus

menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1

Januari 1993 dengan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) sebagai

mekanisme utama. Pendirian AFTA memberikan impikasi dalam bentuk

pengurangan dan eliminasi tarif, penghapusan hambatan-hambatan non-tarif, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan fasilitasi perdagangan. Dalam

perkembangannya, AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan

barang, tetapi juga perdagangan jasa dan investasi.22

22 Dian Triansyah Djani, MA, “ASEAN Selayang Pandang”, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Jakarta, 2008., hal., 32.

KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 menyepakati pembentukan

komunitas ASEAN yang salah satu pilarnya adalah Komunitas Ekonomi ASEAN

(AEC). AEC bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang

ditandai dengan bebasnya aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan

perpindahan barang modal secara lebih bebas. KTT juga menetapkan sektor-

sektor prioritas yang akan diintegrasikan, yaitu: produk-produk pertanian,

otomotif, elektronik, perikanan, produk-produk turunan dari karet, tekstil dan

pakaian, produk-produk turunan dari kayu, transportasi udara, e-ASEAN (ITC),

kesehatan, dan pariwisata. Dalam perkembangannya, pada tahun 2006 jasa

logistik dijadikan sektor prioritas yang ke-12.

KTT ke-10 ASEAN di Vientiene tahun 2004 antara lain menyepakati

Vientiane Action Program (VAP) yang merupakan panduan untuk mendukung

implementasi pencapaian AEC di tahun 2020. ASEAN Economic Ministers

Meeting (AEM) di Kuala Lumpur bulan Agustus 2006 menyetujui untuk

membuat suatu cetak biru (blueprint) untuk menindaklanjuti pembentukan AEC

dengan mengindentifikasi sifat-sifat dan elemen-elemen AEC pada tahun 2015

yang konsisten dengan Bali Concord II dan dengan target-target dan timelines

yang jelas serta pre-agreed flexibility untuk mengakomodir kepentingan negara-

negara anggota ASEAN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

KTT ke-12 ASEAN di Cebu bulan Januari 2007 telah menyepakati

”Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community

by 2015”. Dalam konteks tersebut, para Menteri Ekonomi ASEAN telah

menginstruksikan Sekretariat ASEAN untuk menyusun ”Cetak Biru ASEAN

Economic Community (AEC)”. Cetak Biru AEC tersebut berisi rencana kerja

strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 menuju

terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN, yaitu23

1. Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk

sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal);

:

2. Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi

(regional competition policy, IPRs action plan, infrastructure development,

ICT, energy cooperation, taxation, dan pengembangan UKM);

3. Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata

(region of equitable economic development) melalui pengembangan UKM

dan program-program Initiative for ASEAN Integration (IAI); dan

4. Menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan yang koheren

dalam hubungan ekonomi eksternal serta mendorong keikutsertaan dalam

global supply network).

Pelaksanaan rencana kerja strategis tersebut dijabarkan lebih lanjut melalui

priority actions yang pencapaiannya dievaluasi dan dimonitor dengan

menggunakan score card. Disamping itu, diperlukan dukungan berupa kemauan

politik, koordinasi dan mobilisasi sumber daya, pengaturan pelaksanaan,

23 Ibid., hal 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

peningkatan kemampuan (capacity building) dan penguatan institusi, serta

peningkatan konsultasi antara pemerintah dan sektor swasta. Pelaksanaan rencana

kerja strategis tersebut juga akan didukung dengan program pengembangan

sumber daya manusia dan kegiatan penelitian serta pengembangan di masing-

masing negara.

Pada KTT ASEAN Ke-13 di Singapura, bulan Nopember 2007, telah

disepakati Blueprint for the ASEAN Economic Community (AEC Blueprint)

yang akan digunakan sebagai peta kebijakan (roadmap) guna mentransformasikan

ASEAN menjadi suatu pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang kompetitif

dan terintegrasi dengan ekonomi global. AEC Blueprint juga akan mendukung

ASEAN menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi dengan tingkat pembangunan

ekonomi yang merata serta kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi yang

makin berkurang. Sebagai upaya untuk memfasilitasi perdagangan di tingkat

nasional dan ASEAN sebagaimana tertuang dalam AEC Blueprint 2015,

Indonesia telah melakukan peluncuran National Single Window (NSW) dalam

kerangka ASEAN Single Window (ASW) pada tanggal 17 Desember 2007.

Menurut rencana ASW akan diimplementasikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN sepakat bahwa Masyarakat

ASEAN harus terbentuk pada tahun 2020. Pada tahun 2007, para pemimpin

menegaskan komitmen kuat mereka untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN dan

mempercepat target waktunya menjadi tahun 2015. Masyarakat ASEAN terdiri

dari tiga pilar yang terkait satu dengan yang lain: Masyarakat Politik Keamanan

ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

Dengan demikian, para pemimpin sepakat untuk mentransformasi

ASEAN menjadi suatu kawasan yang ditandai oleh pergerakan bebas barang,

jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang lebih bebas.

Selanjutnya Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN disusun dan disahkan

pada tahun 2007. Cetak Biru MEA berfungsi sebagai rencana induk yang

koheren yang mengarahkan pembentukan MEA. Cetak Biru tersebut

mengidentifikasikan karakteristik dan elemen MEA dengan target dan batas

waktu yang jelas untuk pelaksanaan berbagai tindakan serta fleksibilitas yang

disepakati untuk mengakomodasi kepentingan seluruh negara anggota ASEAN.

Dengan mempertimbangkan pentingnya perdaganganeksternal bagi ASEAN

dan kebutuhan Masyarakat ASEANsecara keseluruhan untuk tetap

berpandangan terbuka, MEAmemiliki karakteristik utama sebagai berikut: (a)

pasar tunggaldan basis produksi; (b) kawasan ekonomi yang berdaya saingtinggi;

(c) kawasan pengembangan ekonomi yang merata; dan(d) kawasan yang secara

penuh terintegrasi ke dalamperekonomian global.

Dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi, pada awalnya kerjasama

difokuskan dengan pemberian prefensi perdagangan (Predential trade), usaha

patungan (Joint Venture) dan skema saling melengkapi (Complementation

scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di

kawasan ASEAN, seperti Industrial Project Plan (1976), Prefential Trading Area

(1977), ASEAN Industrial Complement Scheme (1981), ASEAN Joint Venture

Scheme (1981) dan Enhanched Prefential Trading Arengement (1987). Pada

dekade 80-an dan 90-an, ketika antar negara di berbagai belahan dunia melakukan

upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negaranegara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling

membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.

Pada KTT ke-5 di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani Framewok

Agreement Enchanching ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai

dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993

dengan Common Efective Prefential Tariff (CEPT) sebagai mekanisme utama.

Pendirian AFTA memberikan implementasi dalam bentuk pengurangan dan

eliminasi tarif, penghapusan hambatan-hambatan non-tarif, dan perbaikan

terhadap kebijakan-kebijakan fasilitas pedagangan. Dalam perkembangannya,

AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan barang, tetapi juga

perdagangan, jasa dan investasi. Sejalan dengan perkembangan konstelasi global,

ASEAN pun mengalami pengembangan pesat yang belum pernah terjadi

sebelumnya. Seperti yang telah dikemukakan di atas, pada awal berdirnya,

ASEAN mencurahkan perhatiannya untuk membangun rasa saling percaya

(confidence Bulding Measure), itikad baik dan mengembangkan kebiasaan secara

terbuka dan dinamis diantara sesama angotanya. Menjelang usianya yang ke-40,

ASEAN telah mencapai tingkat koefisitas dan memiliki rasa saling percaya yang

cukup tinggi dantara para anggotanya serta mulai menyentuh kerjasama di bidang-

bidang yang dianggap sensitif. Perkembangan ASEAN yang pesat tersebut tidak

terlepas dari pengaruh lingkungan baik di dalam maupun luar kawasan yang turut

membentuk dan memperkaya pola-pola kerjasama diantara negara anggota

ASEAN. Pengalaman kawasan Asia Tenggara semasa krisis keuangan dan

ekonomi Tahun 1997-1998 memicu kesadaran ASEAN mengenai pentingnya

peningkatan dan perluasan kejasama intra kawasan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi

ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN

sebagai Komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil,

sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun

2020. Selanjutnya ASEAN juga mengadopsi Bali Concord II pada KTT ke-9

ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN.

Pembentukan Komunitas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN

untuk lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu juga merupakan upaya

evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka

dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak pada kawasan tanpa

meninggalkan prinsp-prinsip utama ASEAN, yaitu: saling menghormati (Mutual

Respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri (Non-Interfence), konsensus,

diaog dan konsultasi. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar yang termasuk di

dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu: Komonitas Keamanan ASEAN

(ASEAN Security Comunity/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN

Economic Community/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN

Sosio-Cultural Community/ASCC).

Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya

”Cebu Declaration on the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015”

oleh para pemumpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13

Januari 2007. Dengan ditandatanganinya deklarasi ini, para pemimpin ASEAN

menyepakati percepatan pembentukan Komunitas ASEAN/ASEAN Community

dari tahun 2020 menjadi 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

Lalu komimen tersebut, khususnya di bidang ekonomi, dilanjutkan dengan

penandatanganan ASEAN Charter/Piagam ASEAN beserta cetak biru AEC 2015

pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura, pada tanggal 20 November 2007.

Penandatanganan Piagam ASEAN beserta cetak birunya AEC adalah merupakan

babak baru dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi diusianya yang kempat

puluh tahun.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah

satu dari tiga pilar utama dalam ASEAN Community 2015, yang ingin

membentuk integrasi ekonomi di kawasan ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima

plar utama, yakni:

1. Aliran bebas barang (free flow of goods),

2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice),

3. Aliran bebas investasi (free flof of investment),

4. Aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan

5. Aliran bebas modal ( free flow of capital)

Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk

berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil

dan pakaian, produk berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan,

pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor yang paling diminati, anggota

ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama lain. Gagasannya

adalah jika sektor-sektor ini diliberalisasikan secara penuh, sektor-sektor ini akan

berintegrasi (menyatu) anggota ASEAN akan mengembangkan keunggulan

sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangan di dalam ASEAN

(contohnya dengan saling melakukan outsourching) serta membantu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

mengembangkan produk-poduk buatan ASEAN. Selain itu dilakukan

pengembangan terhadap sektor prioritas pangan, pertanian dan kehutanan.

Gambar II.1 AEC dalam piagam ASEAN

Sumber : www.kemenlu.go.id

Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk

berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil

dan pakaian, produk berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan,

pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor yang paling diminati, anggota

ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama lain. Gagasannya

ASEAN

ASEAN Economic Community

Jadwal t t i

Cetak biru

Pasar tunggal dan basis produksi

Petumbuhan ekonomi yang

merata

Kawasan ekonomi yang berdaya saing

Integrasi ke perekonomian

global • Pengemban

gan UKM • inisiatif

integrasi

• Kebijakan Ekonomi yang berdaya saing

• Perlindungan konsumen-intelectual proverty rights

• Pengembanga n infrastruktur

• Perpajakan • E-Commerce

Melalui aliran bebas di: • Barang • Jasa • Investasi • TK

terampil • 12 sektor

prioritas • Pengemban

gan sector makanan

• Pendekatan koeheren hubungan ekonomi eksternal.

• Partisipasi di global supply

Penelitian

Pengembangan SDM

Political will dan implementasi

Kerangka institusi regional

(Sekretariat, Dispute l HAM)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

adalah jika sektor-sektor ini diliberalisasikan secara penuh, sektor-sektor ini akan

berintegrasi (menyatu) anggota ASEAN akan mengembangkan keunggulan

sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangan di dalam ASEAN

(contohnya dengan saling melakukan outsourching) serta membantu

mengembangkan produk-poduk buatan ASEAN. Selain itu dilakukan

pengembangan terhadap sektor prioritas pangan, pertanian dan kehutanan.

II.2 ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint

Pada pertemuan ke-39 ASEAN Economic Ministers (AEM) tahun 2007,

disepakati mengenai naskah ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint

beserta Strategic Schedule-nya, yang mencakup inisiatif-inisiatif baru serta

roadmap yang jelas untuk mencapai pembentukan ASEAN Economic Community

tahun 2015.24

ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint tersebut kemudian

disahkan pada Rangkaian Pertemuan KTT ASEAN ke-13. AEC Blueprint

Berkaitan dengan disepakatinya draft AEC Blueprint, pada pertemuan ke-

39 AEM juga disepakati mengenai Roadmap for ASEAN integration of the

Logistics Services Sector sebagai priotitas ke-12 untuk integrasi ASEAN dan

menandatangani “Protocol to Amend Article 3 of the ASEAN Framework

(Amandment) Agreement for the Integration of the Priority Sectors”. Dengan

demikian, ke-12 Priority sectors dimaksud adalah agro-based products, air-travel,

automotivr, e-ASEAN, electronics, fisheries, healthcare, rubber-based products,

textiles & apparels, tourism, wood-based products, logistics services.

24 http://www.scribd.com/doc/83165104/Kerjasama-Ekonomi-ASEAN. “Kerjasama Ekonomi ASEAN.” diakses pada 27 february 2012.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN lebih stabil, sejahtera dan sangat

kompetitif, memungkinkan bebasnya lalu lintas barang, jasa, investasi dan aliran

modal. Selain itu, juga akan diupayakan kesetaraan pembangunan ekonomi dan

pengurangan kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015.

AEC Blueprint merupakan suatu master plan bagi ASEAN untuk

membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan

mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui

implementasi berbagai komitmen yang rinci, dengan sasaran dan jangka waktu

yang jelas.

Terkait dengan AEC Blueprint, ASEAN juga telah mengembangkan

mekanisme Scorecard untuk mencatat implementasi dan komitmen-komitmen

negara anggota sebagaimana yang telah disepakati di dalam AEC Blueprint.

Scorecard dimaksud akan memberikan gambaran komprehensif bagaimana

kemajuan ASEAN untuk mengimplementasikan AEC pada tahun 2015. Dalam

kaitan ini negara-negara ASEAN telah menyepakati bahwa AEC Scorecard yang

diusulkan akan dilaporkan pada KTT ke-14 ASEAN, Desember 2008 di

Thailand.

Berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan “AEC awareness Year

2008”, para pertemuan ke-40 AEM, para Menteri Ekonomi ASEAN mengesahkan

AEC Communication Plan dan menekankan pentingnya untuk melibatkan

berbagai stakeholders dalam proses komunikasi, yaitu Badan-badan sektoral

ASEAN, sektor swasta, otoritas di tingkat lokal dan nasional di negara-negara

ASEAN, kalangan akademi serta tokoh-tokoh masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

Terkait dengan implmentasi AEC Bluepint, pada tahun 2007-2008, Ditjen

Kerjasama ASEAN telah melakukan sosialisasi AEC Blueprint bersamaan dengan

sosialisasi ASEAN Charter, baik di tingkat pusat, khususnya kepada asosiasi-

asosiasi bisnis maupun di daerah-daerah di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi dan Irian. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk seminar, workshop,

lokakarya maupun Kuliah Umum, wawancara di media massa cetak dan

elektronik lokal di pusat dan daerah. Salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah

untuk memicu kesiapan masyarakat serta menimbulkan mengenai “public

awareness” mengenai ASEAN.

II.3 Struktur Kelembagaan ASEAN Economic Community

Dalam melaksanakan proses intergrasi ekonomi ASEAN menuju AEC

2015, sesuai dengan Piagam ASEAN, dibentuk struktur kelembagan ASEAN

yang terdiri dari ASEAN Summit, ASEAN Coordinating Council, ASEAN

Community Council, ASEAN Economic Ministers, ASEAN Free Trade Area

Council, ASEAN Investment Area Council, Senior Economic Officials Meeting,

dan Coordinating Committee.25

25 Outline Book, Menuju ASEAN Economic Commonity 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia, www.ditjenkpi.depdag.go.id., hal. 11

Langkah awal kesiapan ASEAN dalam

menjalankan integrasi ekonominya setelah diberlakukannya Piagam ASEAN

(ASEAN Charter) adalah dengan ditetapkannya Wakil Sekretaris Jenderal

ASEAN bidang ASEAN Economic Community/AEC dengan tugas mengawasi

implementasi AEC Blueprint, memantau dan menfasilitasi proses kesiapan

kawasan menghadapi perekonomian global, serta mendukung pelaksanaan

inisiatif lainnya dalam rangka integrasi ekonomi ASEAN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

ASEAN Summit.

a) Merupakan badan pengambil kebijakan tertinggi ASEAN

ASEAN Summit merupakan pertemuan tingkat Kepala

Negara/Pemerintahan ASEAN, yang berlangsung 2 (dua) kali dalam setahun dan

diselenggarakan secara bergilir berdasarkan alfabet di Negara yang sedang

menjabat sebagai Ketua ASEAN. Secara rinci dijelaskan dalam Piagam

ASEANPasal 7 bahwa ASEAN Summit adalah:

b) Membahas, memberikan arah kebijakan dan mengambil keptusan atas isu-

isuutama yang menyangkut realisasi tujuan-tujuan ASEAN, hal-hal pokok

yangmenjadi kepentingan Negara-Negara Anggota dan segala isu yang

dirujukkepadanya oleh ASEAN Coordinating Council (Dewan Koordinasi

ASEAN),ASEAN Community Council (Dewan Komunitas ASEAN) dan

ASEAN SectoralMinisterial Bodies (Badan Kementerian Sektoral

ASEAN).

c) Menginstruksikan para Menteri yang relevan di tiap-tiap Dewan Terkait

untukmenyelenggarakan pertemuan-pertemuan antar-Menteri yang bersifat

ad hoc,dan membahas isu-isu penting ASEAN yang bersifat lintas Dewan

Komunitas.Aturan pelaksanaan pertemuan dimaksud diadopsi oleh Dewan

KoordinasiASEAN, dalam hal di Indonesia, koordinasikan oleh

Departemen Luar Negeridengan mengundang departemen terkait dibidang

masing-masing.

d) Menangani situasi darurat yang berdampak pada ASEAN dengan

mengambiltindakan yang tepat

e) Memutuskan hal-hal yang dirujuk kepadanya berdasarkan Bab VII dan

VIII diPiagam ASEAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

f) Mengesahkan pembentukan dan pembubaran Badan-badan Kementerian

Sektoral dan lembaga-lembaga ASEAN

g) Mengangkat Sekretaris Jenderal ASEAN, dengan pangkat dan status

setingkatMenteri, yang akan bertugas atas kepercayaan dan persetujuan

para Kepala Negara/Pemerintahan berdasarkan rekomendasi pertemuan

para Menteri LuarNegeri ASEAN.

ASEAN Coordinating Council (ACC).

a) menyiapkan pertemuan ASEAN Summit;

ASEAN Coordinating Council

adalah dewan yang dibentuk untuk mengkoordinasikan seluruh pertemuan tingkat

Menteri ASEAN yang membawahi ketiga ASEAN Community Council yaitu

ASEAN Political Security Community Council, ASEAN Economic Community

Council, dan ASEAN Socio-cultural Community Council. ACC melakukan

pertemuan sekurang-kurangnya dua kali setahun sebelum ASEAN Summit

berlangsung. Berdasarkan amanat Piagam ASEAN Pasal 8 tugas dan fungsi

ASEAN Coordinating Council adalah untuk:

b) mengkoordinasikan pelaksanaan perjanjian dan keputusan ASEAN

Summit;

c) berkoodinasi dengan ASEANCommunity Council untuk meningkatkan

keterpaduan kebijakan, efisiensi dan kerjasama antar mereka;

d) mengkoordinasikan laporan ASEAN Community Council kepada

ASEANSummit;

e) mempertimbangkan laporan tahunan Sekretaris Jenderal ASEAN

mengenai hasilkerja ASEAN;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

f) mempertimbangkan laporan Sekretaris Jenderal ASEAN mengenai fungsi-

fungsidan kegiatan Sekretariat ASEAN serta badan relevan lainnya;

g) menyetujui pengangkatan dan pengakhiran para Deputi Sekretaris

JenderalASEAN berdasarkan rekomendasi Sekretaris Jenderal; dan

h) menjalankan tugas lain yang diatur dalam Piagam ASEAN atau fungsi lain

yangditetapkan oleh ASEAN Summit.

ASEAN Economic Community Council (AEC Council). ASEAN

Economic Community Council merupakan Dewan yang mengkoordinasikan

semua economicsectoral ministers seperti bidang perdagangan, keuangan,

pertanian dan kehutanan, energi, perhubungan, pariwisata dan telekomunikasi dan

lain-lain. Pertemuan AEC Council berlangsung sekurang-kurangnya 2 (dua) kali

dalam setahun yang dirangkaikan dengan pertemuan ASEAN Summit.Wakil

Indonesia untuk pertemuan AEC Council adalah Menteri Koordinator

BidangPerekonomian dengan Menteri Perdagangan sebagai alternate. AEC

Councilbertugas untuk melaporkan kemajuan di bidang kerjasama ekonomi

kepada KepalaPemerintahan/ Negara ASEAN.

ASEAN Economic Ministers (AEM). ASEAN Economic Ministers

(AEM) merupakan dewan Menteri yang mengkoordinasikan negosiasi dan proses

implementasi integrasi ekonomi. Para AEM melakukan pertemuan AEM, AEM

Retreat, dan dalam rangkaian ASEAN Summit. AEM menyampaikan laporannya

kepada AEC Council, dan selanjutnya AEC Council melaporkan semua hasil-hasil

implementasi ASEAN Blueprint kepada ASEAN Summit. Di bawah koordinasi

AEM, terdapat AFTA Council dan AIA Council, masing-masing dewan Menteri

yang membidangi bidang barang dan investasi. AEM dalam setiap pertemuannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

menerima laporan serta membahas isu-isu yang masih pending di tingkat SEOM.

AEM selanjutnya menyampaikan laporan secara komprehensif implementasi

ASEAN Blueprint kepada AEC Council pada pertemuan ASEAN Summit.

Menteri

Ekonomi yang mewakili Indonesia dalam AEM adalah Menteri Perdagangan.

ASEAN Free Trade Area Council (AFTA Council). AFTA Council

adalah dewan menteri ASEAN yang pada umumnya diwakili oleh Menteri

Ekonomi masing-masing Negara Anggota bertanggungjawab atas proses

negosiasi dan implementasi komitmen di bidang perdagangan barang ASEAN.

AFTA Council melakukan pertemuan tahunan para Menteri Ekonomi ASEAN

dalam rangkaian pertemuan sebelum AEM. Dalam pertemuannya, AFTA Council

pada umumnya menerima laporan dari Coordinating Committee on the

Implementation on the CEPT Scheme for AFTA (CCCA) dan membahas isu-isu

yang masih pending di tingkat SEOM. Koordinator AFTA Council untuk

Indonesia adalah Menteri Perdagangan.

ASEAN Investment Area Council (AIA Council). AIA Council adalah

dewan menteri ASEAN yang bertanggungjawab atas proses negosiasi dan

implementasi komitmen di bidang investasi ASEAN. Pada umumnya, AIA

Council mengadakan pertemuan tahunan dalam rangkaian dengan pertemuan

AEM. AIA Council menerima laporan dari pertemuan Coordinating Committee

on Investment (CCI) dan membahas isu-isu yang masih pending di tingkat SEOM.

Koordinator Indonesia untuk AIA Council adalah Kepala BKPM yang didampingi

oleh Menteri Perdagangan pada setiap pertemuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

Senior Economic Official Meeting (SEOM).

Coodinating Commitees / Working Groups. Coordinating Committee /

Working Groups merupakan pertemuan teknis setingkat pejabat Eselon 2 atau

Pejabat Eselon 3 di instansi terkait masing-masing Negara Anggota ASEAN.

Pertemuan ini diadakan 4 (empat) kali dalam setahun, dimana hasil pertemuannya

akan dilaporkan kepada SEOM untuk diteruskan kepada AEM, AEC Council,

ASEAN Coordinating Council dan ASEAN Summit. Saat ini, ada 22 (dua puluh

dua) Coordinating Committee/Working Groups di bidang ekonomi yaitu

SEOM merupakan

pertemuan ASEAN di tingkat pejabat Eselon 1 yang menangani bidang ekonomi.

Pertemuan diadakan 4 (empat) kali dalam setahun, SEOM 1, 2, 3, dan 4. Dalam 2

(dua) pertemuan SEOM (1 dan 3), pertemuan fokus pada isu intra ASEAN

sedangkan pada 2 (dua) pertemuan SEOM lainnya (2 dan 4), ASEAN

mengundang Negara Mitra Dialog yaitu China, Jepang, Korea, India, Australia &

New Zealand untuk melakukan konsultasi dengan SEOM ASEAN. SEOM dalam

pertemuannya menerima laporan hasil pertemuan dari dan membahas isu yang

masih pending di tingkat Coordinating Committee/ Working Group. Selain

SEOM, ASEAN membentuk task force tingkat pejabat Eselon 1, High Level Task

Force (HLTF). HLTF dalam pertemuannya membahas isu-isu penting yang masih

pending dan memerlukan pertimbangan khusus untuk dilaporkan ke tingkat

Menteri. Pertemuan HLTF biasanya hanya dihadiri oleh SEOM+1.

26

26 Ibid.,hal. 15

:

1. ACCCQ : ASEAN Consultative Committee on Standards and

Quality

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37384/3/Chapter II.pdf · pengurangan dan eliminasi tarif, ... Menuju penciptaaan kawasan

2. ACCCP : ASEAN Coordinating Protection Committee On

Consumer

3. AEGC : ASEAN Experts Group on Competition

4. AFDM : Finance Ministers and Deputies Meeting

5. AHSOM : ASEAN Heads of Statistical Office Meeting

6. ASOMM : ASEAN Senior Official Meeting on Minerals

7. ASOF : ASEAN Senior Officials on Forestry

8. CCC : Coordinating Committee on Customs

9. CCCA : Coordinating Committee on the Implementation on the

CEPT Scheme for AFTA

10. CCI : Coordinating Committee on Investment

11. CCS : Coordinating Committee on Services

12. COST : ASEAN Committee on Science and Technology

13. DG of Customs : ASEAN Directors General of Customs Meeting

14. IAI Task Force : Initiative for ASEAN Integration Task Force

15. NTOs : National Tourism Organizations

16. SLOM : Senior Labour Officials Meeting

17. SMEWG : ASEAN SME Working Group

18. SOM AMAF : Senior Official Meeting-ASEAN Ministries on

Agriculture and Forestry

19. SOME : Senior Officials Meeting on Energy

20. STOM : Senior Transport Officials Meeting

21. TELSOM : Telecommunications and IT Senior Officials Meeting

22. WGIPC : Working Group on Intellectual Property Cooperation

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA