bab ii dasar teori 2.1 fiber optic
TRANSCRIPT
Laporan Tugas Akhir BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto 7 D311042
BAB II
DASAR TEORI
2.1 FIBER OPTIC
Fiber optic (serat optik) merupakan helaian optik murni berdiameter sangat
tipis yang memiliki fungsi sebagai sebuah media transmisi dalam sistem komunikasi
serat optik. Serat optik memiliki beberapa lapisan yang tersusun dan membungkus
kabel serat optik yang berguna untuk melindungi serat dari tekanan mekanis. Serat
optik memiliki sifat yang rentan terhadap tekanan mekanis yang dapat menyebabkan
serat mudah patah. Serat optik memanfaatkan cahaya sebagai sinyal transmisi yang
memungkinkan terjadinya transfer data berkecepatan tinggi.
2.1.1 Struktur Umum Serat Optik [1]
Gambar 2.1. Struktur Serat Optik [1]
Gambar 2.1 merupakan gambar struktur serat optik dengan tiga buah bagian
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Coating (jaket)
Coating ini merupakan bagian / lapisan terluar dari sebuah serat optik
yang terbuat dari bahan plastik. Bagian ini memiliki fungsi untuk
melindungi serat optik dari kerusakan dan sebagai identitas kode warna.
b. Cladding (lapisan)
Dapat dilihat pada gambar 2.1 bahwa bagian cladding ini merupakan
selubung dari bagian inti (core) serat optik yang terbuat dari bahan gelas.
8 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Bagian ini memiliki fungsi untuk memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya. cladding memiliki diameter yang berkisar
antara 5 μm – 250 μm.
c. Core (inti)
Core merupakan inti dari sebuah serat optik dimana bagian ini
menentukan cahaya yang merambat pada serat optik dari ujung satu ke
ujung lainnya. Core terbuat dari bahan hasil campuran antara silica dan
glass dengan kualitas yang sangat tinggi. Core memiliki diameter yang
berkisar antara 10 μm – 50 μm.
2.1.2 Jenis Fiber Optic
Berdasarkan faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang
banyak diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas tiga tipe yaitu
[2] :
a. Fiber Optik Step Index Single Mode
Dewasa ini kebutuhan akan transmisi dengan bandwidth yang
lebar semakin meningkat. Sehingga dikembangkan tipe fiber optik yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dapat dilihat bahwa semakin rendah
jumlah mode, semakin tinggi bandwidthnya. Idealnya cahaya
berpropagasi hanya melalui satu mode saja, yang paralel dengan sumbu
serat [2].
Inti mempunyai diameter diantara 2 sampai dengan 10 m dan
selubung telah distandarisasi pada 125 m. Redaman serat Step Index
Single Mode adalah 2 sampai dengan 5 dB/km, dan dengan bandwidth 50
GHz/km [2].
Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih
besar dibandingkan dengan fiber optik multi mode, tetapi teknologi ini
membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil
pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat
membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan
dengan fiber optik multi mode [3].
9 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Gambar 2.2 Fiber Optik Step Index Single Mode [2]
b. Fiber Optik Step Index Multi Mode [2]
Fiber optik Step Index Multi Mode dibuat dari inti (core) yang
relatif besar, dengan diselimuti cladding. Intinya mempunyai diameter
antara 50 sampai dengan 200 m, dimana selubung sangat tipis. Inti dan
selubung mempunyai indeks bias yang berbeda. Kabel ini mudah dibuat,
sehingga kabel fiber optik tipe inilah pertama kali yang ada di pasaran.
Serat Step Index Multi Mode digunakan untuk jarak yang pendek
dengan bit rate yang relatif rendah. Kabel ini cocok untuk transmisi
medium. Redaman dari serat Step Index Multi Mode adalah antara 5
sampai dengan 30 dB/km, dan bandwidth antara 10 sampai dengan 100
MHz/km.
Gambar 2.3 Fiber Optik Step Index Multi Mode [2]
10 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
c. Fiber Optik Graded Index Multi Mode [2]
Tipe ketiga dari fiber optik adalah fiber optik Graded Index Multi
Mode. Kabel ini terdiri dari inti yang mempunyai indeks bias berkurang
sedikit demi sedikit secara step by step mulai dari pusat inti sampai batas
antara inti dengan selubung. Inti tersebut terdiri dari lapisan - lapisan
gelas, masing - masing lapisan mempunyai indeks bias yang berbeda.
Umumnya diameter inti 50 m dan untuk selubung 125 m.
Berkas cahaya yang merambat melalui kabel ini dibelokan sampai
propagasinya sejajar dengan sumbu serat. Di tempat titik pantul tersebut
propagasi diarahkan ke arah sumbu serat.
Serat Graded Index Multli Mode mempunyai redaman mulai dari 3
sampai dengan 10 dB/km dan bandwidth 1 GHz. Meskipun mempunyai
banyak keuntungan, serat Graded Index Multi Mode sukar pembuatannya
dan oleh karena itu harganya menjadi lebih mahal dari pada serat Step
Index Multi Mode.
Gambar 2.4 Fiber Optik Graded Index Multi Mode [2]
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Serat Optik [4]
Sebuah teknologi akan memberikan inovasi baru terhadap kemajuan
zaman. Begitu pula pada teknologi serat yang tentunya memiliki kelebihan
dan kekurangan tersendiri. Adapun beberapa kelebihan dari serat optik
adalah sebagai berikut :
11 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
a. Bandwidth Lebar dan Memiliki Kapasitas Besar
Dalam komunikasi serat optik, cahaya sebagai carrier menggunakan
frekuensi sebesar 103
- 1016
Hz. Cahaya ini merupakan cahaya / sinar infra
merah.
b. Ukuran dan Berat Serat Optik Kecil dan Ringan
Diameter serat optik sangat kecil antara 3 m - 50 m. Sehingga
walaupun dibungkus dengan pengaman, kabel optik akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan kabel tembaga.
c. Isolator Listrik
Bahan serat optik yang terbuat dari bahan gelas atau polimer merupakan
bahan yang tidak menghantarkan listrik.
d. Tahan Terhadap Interferensi
Serat optik bersifat dielektrik yang tidak terpengaruh oleh induksi
elektromagnetik atau interferensi frekuensi dari perangkat komunikasi
seperti radio.
e. Loss rendah
Sebuah serat optik kini sudah ada yang diproduksi dengan redaman yang
sangat kecil sampai dengan 0.2 dB/Km pada panjang gelombang 1.6 m.
f. Keamanan Sinyal
Serat optik memiliki tingkat keamanan sinyal yang sangat tinggi karena
pada serat optik, cahaya yang tersalur tidak akan terpencar.
g. Harga Cenderung Murah
Serat optik yang terbuat dari gelas yang mana bahan baku tersebut
memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan tembaga.
Point diatas merupakan kelebihan dari serat optik. Namun serat optik
juga memiliki beberapa kekurangan seperti :
a. Perangkat Sambung dan Terminasi Lebih Mahal
Jika dilihat dari segi perangkat dalam komunikasi serat optik, maka hal
hal tersebut akan memiliki nilai yang relatif sangat mahal dibanding pada
jaringan tembaga.
b. Perbaikan dan Pemeliharaan Relatif Lebih Sulit
12 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Perbaikan, penyambungan, atau pemeliharaan sistem komunikasi serat
optik jauh lebih sulit dibandingkan dengan kawat tembaga. Perbaikan
pada jaringan optik membutuhkan tenaga khusus yang sudah bisa
dikatakan expert.
c. Perlu Adanya Catuan Listrik Dari Luar
Serat optik tidak dapat menyalurkan energi listrik sendiri, sehingga
diperlukam catuan listrik dari luar untuk mencatu repeater, transmitter,
dan receiver.
d. Perangkat Sambung Relatif Lebih Sulit
Bahan serat optik yang terbuat dari gelas silika memerlukan penanganan
yang lebih hati-hati. Proses penyambungan yang relatif lebih sulit, maka
diperlukan kehati-hatian pada saat menyambung, karena akan
berpengaruh terhadap kualitas transmisi sinyal optik.
e. Rentan Terhadap Tekanan Mekanis
Serat optik yang terbuat dari gelas, memiliki karakter yang sangat rentan
terhadap tekanan, sehingga diperlukan proteksi terhadap tekanan
mekanik.
f. Radiasi Sinar Infra Merahnya Dapat Membahayakan Mata
Sinar infra merah sebagai cahaya carrier dalam komunkasi serat optik
memiliki frekuensi yang besar yang dapat membahayakan mata.
2.1.4 Bending Loss [5]
Kabel yang dibengkokkan secara ekstrim (bending) dapat membuat
fiber optik yang ada di dalamnya patah atau data yang ditransmisikan dalam
bentuk cahaya mengalami pemantulan yang tidak teratur sehingga
berpengaruh terhadap data yang akan dikirim atau diterima nantinya.
Dalam kondisi bending, kabel tidak terputus namun tidak mampu
menjadi media transmisi secara semestinya. Perbaikan kabel bending akan
jauh lebih sulit dari pada penyambungan kabel yang terputus. Rugi-rugi
kelengkungan (bending) ada dua macam :
a. Macrobending yang diakibatkan karena penanganan dan instalasi yang
kurang baik saat pergelaran kabel di lapangan. Macrobending dapat
13 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
diartikan sebagai rugi-rugi yang terjadi saat jari-jari kelengkungan jauh
lebih besar dari jari-jari inti fiber optik .
b. Microbending diakibatkan karena fabrikasi kabel yang kurang baik.
Microbending terjadi karena jari-jari kelengkungan mendekati jari-jari inti
fiber optik, sehingga mengakibatkan adanya kopling daya antar mode.
Gambar 2.5 Microbending [5]
Gambar 2.6 Macrobending [5]
2.1.5 Penyambungan serat optik
Sambungan (splice) adalah peralatan untuk menghubungkan satu kabel
serat optik dengan yang lainnya secara permanen. Splice merupakan
perlengkapan tetap yang menyambungkan konektor.
Teknik penyambungan serat optik ada 2 buah cara, yaitu :
a. Peleburan (Fusion Splice)
Teknik penyambungan jenis ini menggunakan alat yang dinamakan
fusion splicer dengan meleburkan ujung core yang satu dengan ujung
14 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
yang lainnya. Core yang akan disambung tersebut harus berada pada
kondisi yang sudah dikupas dan panjang core yang akan disambung
tersebut juga sudah ditentukan sebelumnya.
b. Penyambungan Mekanis (Mechanical Splice)
Penyambungan mekanis ini merupakan penyambungan yang
dilakukan secara manual, dimana kedua ujung core yang telah dikupas
didempetkan dengan kerapatan yang ditentukan lalu dijepit dengan alat
sambung standar pabrikan serat optik. Penyambungan ini biasanya
dilakukan karena kondisi darurat dengan alasan serat optik yang akan
disambung memiliki panjang kabel yang pendek sehingga tidak
memungkinkan dilakukan fusion splicing.
Gambar 2.7 Proses Penyambungan Core Menggunakan Fusion Splicer
2.2 ARSITEKTUR JARINGAN FTTX
Sebuah sistem Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) memiliki 2 buah
perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu
perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi
pelanggan disebut dengan Titik Konversi Optik (TKO). TKO ini juga merupakan
batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang memiliki fungsi merubah sinyal
optik ke dalam bentuk sinyal elektronik. Berikut ini adalah beberapa arsitektur
jaringan FTTX :
15 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
a. Fiber To The Buliding (FTTB)
Jaringan FTTB ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik di
sisi pelanggan berada di dalam suatu gedung (biasanya terletak di basement
ruang telekomunikasi). Pada gambar 2.8 di bawah, dapat dilihat bahwa pada
jaringan FTTB, kabel optik di pasang dari sentral lokal (LE) sampai dengan
berakhir pada TKO yang diletakkan di dalam gedung.
Gambar 2.8 Jaringan FTTB (Fiber To The Building) [6]
b. Fiber To The Zone (FTTZ)
Jaringan FTTZ ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik di
sisi pelanggan diletakkan di suatu tempat di luar bangunan (baik di dalam kabinet
ataupun manhole). Jaringan FTTZ ini dapat dilihat pada gambar 2.9. Pada
gambar 2.9, terlihat jelas bahwa TKO terletak di luar bangunan. Jarak dari TKO
ke bangunan pada jaringan FTTZ ini adalah dalam satuan kilometer dan
dihubungkan oleh kabel tembaga.
Gambar 2.9 Jaringan FTTZ (Fiber To The Zone) [6]
16 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
c. Fiber To The Curb (FTTC)
Jaringan FTTC ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik
pada sisi pelanggan (TKO) diletakkan diluar bangunan (baik di dalam kabinet
ataupun manhole). Jaringan FTTC ini hampir mirip dengan jaringan FTTZ,
perbedaan antara kedua jaringan ini adalah pada letak TKO. Jika pada jaringan
FTTZ letak TKO sampai dengan terminal pelanggan dihubungkan dengan kabel
hingga beberapa kilometer, pada jaringan FTTC ini letak TKO dengan terminal
pelanggan dihubungkan dengan kabel hingga beberapa ratus meter. Untuk
arsitekur jaringan FTTC dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini :
Gambar 2.10 Jaringan FTTC (Fiber To The Curb) [6]
d. Fiber To The Home (FTTH)
Jaringan FTTH ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik
pada sisi pelanggan (biasanya berupa ONU) terletak di dalam rumah pelanggan.
Gambar 2.11 Jaringan FTTH (Fiber To The Home) [6]
17 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
2.3 FTTH (FIBER TO THE HOME)
Semakin banyaknya kebutuhan akses internet dan bertambahnya bermacam-
macam jenis layanan multimedia, maka dibutuhkan sebuah teknologi yang mampu
memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik. Salah satu teknologi arsitektur jaringan
yang nantinya diyakini akan mampu mengatasi berbagai macam kebutuhan para
konsumen akan kebutuhan dalam internet, telepon, dan jenis layanan multimedia
lainnya yaitu teknologi FTTH.
FTTH ini merupakan sebuah teknologi arsitektur jaringan yang menggunakan
serat optik sebagai media saluran transmisinya sampai dengan titik pelanggan. FTTH
yang menggunakan serat optik sebagai media utamanya, tentunya memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan teknologi jaringan lain yang masih menggunakan
kabel tembaga. Serat optik sebagai media transmisi dari teknologi FTTH mampu
menyalurkan data dalam jumlah yang besar dikarenakan serat optik memiliki lebar
pita (bandwidth) yang besar.
2.3.1 Segmentasi Jaringan FTTH
Gambar 2.12 Segmentasi Jaringan FTTH [7]
Sebuah jaringan FTTH secara umum memiliki 4 segmen berdasarkan
catuan kabel nya.
Dari gambar 2.12 di atas dapat dijelaskan bahwa sebuah jaringan FTTH
terbagi menjadi 4 bagian / segmen. Dimana pada segmen A adalah segmen
catuan kabel feeder, segmen B adalah segmen catuan kabel distribusi, segmen
18 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
C adalah segmen catuan kabel drop / penanggal, dan segmen D adalah
segmen catuan kabel rumah / gedung.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kabel feeder berfungsi
meneruskan sinyal optik dari ODF ke ODC. Biasanya kabel serat optik yang
digunakan sebagai kabel feeder terdiri dari 2 jenis kabel, yaitu kabel duct dan
kabel udara (aerial). Penggunaan jenis kabel ini didasarkan pada kondisi
dilapangan. Jika terdapat potensi duct existing maka diutamakan
menggunakan jenis kabel duct, sedangkan jika kabel duct tidak
memungkinkan dipasang karena tidak adanya duct existing, maka kabel aerial
menjadi solusi dalam pemilihan jenis kabel. Sedangkan kabel distribusi
adalah kabel yang berfungsi untuk meneruskan sinyal optik dari ODC ke
ODP. Untuk kabel distribusi ini pada umum nya menggunakan kabel serat
optik single mode tipe G652D, sedangkan untuk proses instalasinya hampir
sama dengan instalasi pada kabel feeder yaitu apakah menggunakan duct,
micro duct, atau aerial. Selanjutnya yaitu kabel drop (penanggal). Kabel drop
ini berfungsi dalam meneruskan sinyal optik dari perangkat ODP menuju ke
rumah-rumah pelanggan. Kabel drop yang biasa digunakan adalah kabel serat
optik tipe G657A. Pemilihan kabel serat optik G657A sebagai kabel drop
dikarenakan kabel tipe ini mampu menahan lengkungan (bending) yang
disebabkan oleh instalasi kabel drop terhadap belokan-belokan yang ada pada
suatu wilayah tertentu.
2.3.2 Perangkat Penyusun Jaringan FTTH
Dalam desain perencanaan jaringan FTTH yang dibuat oleh penulis,
dibutuhkan beberapa perangkat yang dimulai dari sentral sampai dengan
menuju ke pelanggan. Berikut ini adalah beberapa perangkat tersebut :
1. OLT (Optical Line Terminal)
Perangkat OLT ini merupakan suatu perangkat opto elektronik pada
teknologi PON yang menyediakan antarmuka jaringan ke arah sentral
lokal dan dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik
(ODN)[2].
2. ODF (Optical Distribution Frame)[8]
19 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
ODF ini merupakan titik terminasi kabel fiber optik, sebagai tempat
peralihan dari kabel fiber optik outdoor dengan kabel fiber optik indoor
dan begitu juga sebaliknya. ODF juga berfungsi sebagai titik koneksi
perangkat ke ODN dan sebagai titik cross connect antar ODF. Wujud dari
perangkat ini adalah berupa rak yang dipasang pada sisi sentral ataupun
pada sisi pelanggan.
3. ODC (Optical Distribution Cabinet)
Perangkat ODC merupakan sebuah jaringan optik pasif yang
menghubungkan sentral dengan perangkat ODP. Instalasi ODC diletakkan
diluar STO baik itu didalam ruangan (indoor ) ataupun luar ruangan
(outdoor). Berikut ini beberapa fungsi dari ODC [7] :
a. Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangka kabel distribusi.
b. Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi
beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi untuk fleksibilitas.
c. Sebagai tempat splitter.
d. Sebagai tempat penyambungan.
Dalam desain perancangan jaringan FTTH ini, ODC sebisa mungkin
diletakkan di daerah yang paling dekat jaraknya dengan sentral. Selain itu
peletakkan ODC ini juga bisa diletakkan di centralized dari boundary
ODC yang suda dibuat dengan alasan agar seluruh homepass dan ODP
yang ada dalam satu boundary dapat terjangkau oleh ODC. Jarak
maksimal ODC ke ODP dalam desain ini adalah 2 Kilometer (Km).
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi ODC ini
adalah sebagai tempat splitter dan penyambungan. Maka berikut ini
adalah perangkat interior dari ODC[6] :
a. Splitter
Komponen splitter ini merupakan sebuah komponen yang dapat
membagi daya optik dari satu input menuju ke dua atau lebih output
serat optik.
20 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Pada desain jaringan FTTH di Tugas Akhir ini, splitter yang
digunakan adalah passive splitter. Splitter ini dikatakan pasif
dikarenakan splitter jenis ini tidak memerlukan sumber energi
eksternal dan prinsip kerja dari passive splitter ini adalah membagi
daya optik dengan besaran yang sama.
Pembagian berdasarkan kombinasi splitter pada instalasi
jaringan FTTH ini adalah sebagai berikut : Single Stage menggunakan
kombinasi splitter 1 : 32 dan two Stage menggunakan kombinasi
splitter 1 : 4 dan 1 : 8 atau 1 : 2 dan 1 : 16.
b. Konektor
Konektor merupakan salah satu komponen perlengkapan
penyambungan kabel serat optik yang memiliki fungsi sebagai media
penghubung antar serat.
4. ODP (Optical Distribution Point)
Perangkat ODP merupakan sebuah perangkat terminasi antara ODC
dengan OTP yang dipasan pada rumah pelanggan.
Jumlah ODP dalam sebuah desain jaringan FTTH dapat diketahui
berdasarkan jumlah homepass yang ada. Selain itu juga diperhitungkan
dari kombinasi PS (Passive Splitter) yang digunakan. Semisal di dalam
sebuah wilayah tertentu yang telah di survey terdapat sekitar kurang lebih
ada 400 homepass dan kombinasi PS yang digunakan dalam desain
jaringan FTTH adalah 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP, maka dari data
tersebut dapat diketahui kebutuhan jumlah ODP dalam wilayah tersebut
dengan cara membagi jumlah homepass dengan kapasitas PS di ODP (400
: 8) maka dapat diketahui kebutuhan ODP di wilayah tersebut sejumlah 50
ODP. Peraturan peletakkan ODP di dalam desain jaringan FTTH pada
Tugas Akhir ini adalah maksimal jarak antar ODP yaitu 45 meter.
5. OTP (Optical Terminal Premises)
Dari gambar 2.8 dapat dilihat bahwa Optical Terminal Premises
(OTP) masuk ke dalam segmen C. OTP ini merupakan sebuah perangkat
21 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
pasif yang dipasang di dalam rumah pelanggan. Berikut ini adalah
beberapa fungsi dari OTP [7] :
a. Sebagai titik terminasi akhir dari sebuah kabel drop
b. Sebagai tempat penyambungan core optik dari kabel outdoor ke kabel
indoor .
6. Roset
Perangkat ini juga merupakan perangkat pasif yand diletakkan di
dalam rumah pelanggan dan merupakan titik terminasi akhir dari kabel
serat optik. Pada umumnya roset ini memiliki 1 sampai dengan 2 port. [7]
7. ONT (Optical Network Termination)
ONT diletakkan pada sisi pelanggan di sebuah jaringan FTTH yang
berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik yang dapat
digunakan untuk service pengguna.
2.4 METODE SURVEY
2.4.1 Pengertian Survey
Survey merupakan proses kegiatan yang dilakukan guna untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan tujuan perencanaan jaringan di
suatu wilayah tertentu.
2.4.2 Survey Berdasarkan pelaksanaan
Dilihat dari segi pelaksanaan, maka survey dibagi menjadi 2 macam
jenis, yaitu : On Desk Survey dan On Site Survey.
a. On Desk Survey
Di dalam sebuah perencanaan desain jaringan FTTH diperlukan
beberapa metode survey, salah satu diantaranya adalah On Desk Survey. On
Desk Survey dilakukan sebelum dan sesudah On Site Survey dilaksanakan.
Tugas dari tim On Desk adalah menentukan poligonisasi sebuah wilayah yang
akan di survey oleh tim surveyor. Selain itu tim On Desk juga melakukan
input data dari homepass yang sudah dilakukan oleh tim On Site untuk
kemudian di olah ke dalam tabel excel dan diinput ke dalam google earth.
22 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
b. On Site Survey
On Site Survey ini seluruhnya dilakukan di luar kantor. Tugas dari tim
On Site ini adalah melakukan survey ke wilayah yang sudah tentukan dan
dibuat poligon boundary nya. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan On
Site Survey ini, masing-masing dari tim surveyor harus mempersiapkan
peralatan yang menunjang ketika berada dilapangan. On Site Survey yang
dilakukan penulis untuk mengumpulkan data Tugas Akhir ini adalah dengan
mengkategorikan rumah-rumah yang terdapat dalam sebuah boundary ke
dalam kategori-kategori tertentu.
Dari kedua macam survey berdasarkan pelaksanaannya di atas, kunci
keberhasilan dalam pembuatan desain perencanaan jaringan FTTH di sebuah
wilayah di pegang oleh kedua macam survey tersebut. Namun berdasarkan
pengalaman penulis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa On Desk
Survey memiliki kontribusi yang lebih besar dalam keberhasilan perencanaan
FTTH, disebabkan oleh pekerjaannya yang lebih spesifik dan hasil harus bisa
sesuai dengan yang diinginkan.
2.4.3 Tabel On Site Survey
Gambar 2.13 Tabel Excel Untuk Mengkategorikan Homepass
Dalam melaksanakan On Site Survey, tim surveyor harus memiliki tabel
survey yang digunakan dalam mengkategorikan masing-masing homepass yang
disurvey.
23 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Pada kolom Alamat diisikan alamat masing-masing rumah yang akan di
survey. Kemudian pada kolom tipe rumah diisikan tipe rumah yang disurvey,
apakah termasuk ke dalam kategori R1,R2, atau R3. Pada kolom Telkom
diisikan apakah rumah tersebut sudah berlangganan telpon atau belum, jika
sudah maka pada kolom telkom diisi tanda checklist (√), jika tidak / belum
berlangganan maka kolom tersebut diisi dengan tanda strip ( - ) atau bisa
dikosongi saja. Begitu juga dengan kolom Huni. Jika rumah yang disurvey
terdapat penghuninya maka kolom tersebut diisi dengan tanda checklist (√), jika
tidak berpenghuni maka kolom tersebut diisi dengan tanda strip ( - ) atau bisa
dikosongi saja. Untuk kolom Tv Kabel Telkom dan Tv Kabel Lain diisi dengan
tanda checklist (√) atau tanda strip ( - ) sesuai dengan kondisi rumah yang
disurvey apakah berlangganan Tv kabel Telkom atau Tv kabel lain.
2.4.4 Print out Polygon / Boundary ODC
Gambar 2.14 Print out Polygon ODC
Selain tabel survey, tim On Site tentunya juga harus membawa print out
poligon / boundary ODC yang sudah dibuat oleh tim On Desk.
Dari sebuah STO yang mempu melayani sampai dengan beribu-ribu
rumah, maka untuk memudahkan proses On Site Survey maka perlu dilakukan
pembagian wilayah menggunakan google earth dengan cara membagi satu
wilayah dalam satu STO ke dalam beberapa wilayah berdasarkan Polygon /
24 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
boundary ODC. Gambar 2.14 diatas merupakan contoh dari hasil pembagian
wilayah dalam satu STO. Pemberian nomor pada masing-masing Polygon
bertujuan untuk memudahkan surveyor dalam melakukan survey. Dalam sebuah
Polygon yang sudah terbagi seperti gambar 2.14 di atas, Polygon tersebut di
bagi lagi menjadi beberapa Polygon yang lebih kecil lagi agar juga lebih
memudahkan tim surveyor.
2.5 APLIKASI GOOGLE EARTH SEBAGAI MEDIA DESAIN PERENCANAAN
JARINGAN FTTH
Tugas dari On Desk Survey adalah membuat Polygon wilayah yang akan di
survey, kemudian hasil survey berupa tabel excel dari tim survey On Site diinput ke
dalam file excel dan juga google earth. Pada pembuatan desain perencanaan jaringan
FTTH pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan aplikasi google earth untuk
membuat desain perencanaan jaringan FTTH. Alasannya adalah karena aplikasi
google earth ini adalah aplikasi gratis yang dapat di download di internet melalui
web google dan untuk penggunaan aplikasi ini untuk mendesain jaringan FTTH
lebih mudah dipakai ketimbang aplikasi desain lain seperti misalnya Autocad.
Aplikasi google earth akan memudahkan tim On Desk Survey dalam melakukan
tugasnya, sehingga proses pembuatan desain jaringan FTTH diharapkan berhasil dan
sesuai dengan keinginan.
2.5.1 Pengenalan Tampilan Utama Aplikasi Google Earth
Gambar 2.15 Tampilan Utama Aplikasi Google Earth
25 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Dari gambar 2.15 di atas dapat dijelaskan beberapa menu yang tampak di
tampilan utama aplikasi google earth :
1. Kolom Pencarian
Pada kolom pencarian ini, pengguna aplikasi google earth dapat
mencari sebuah lokasi di seluruh dunia. Cara untuk mencari lokasi yang
diinginkan adalah hanya dengan mengetikkan nama jalan, alamat, atau
nama sebuah wilayah pada kolom pencarian kemudian tekan enter atau
dengan menekan tombol search. Namun untuk menggunakan fitur
pencarian ini, diharuskan untuk terhubung / terkoneksi dengan jaringan
internet terlebih dahulu.
2. Tempat Penyimpanan Folder dan Objek
Pada bagian Places ini, pengguna dapat menambahkan folder serta
objek yang berisi simbol-simbol kemudian dapat juga disimpan dengan
format KML atau KMZ.
Setelah folder berhasil dibuat, maka pengguna dapat menambahkan
beberapa fitur seperti : Folder, Path, Polygon, Placemark, Photo, dan lain
sebagainya dengan cara meng-klik kanan pada folder tersebut.
3. Layer
Pada menu tampilan Layers pada aplikasi google earth ini pengguna
dapat memilih tampilan layer mana saja yang ingin ditampilkan pada menu
google earth. Beberapa layer yang terdapat pada tampila menu Layers
termuat dalam satu tempat yaitu Primary Database. Dari Primary
Database tersebut, pengguna dapat memilih layer seperti : Borders and
Labels, Places, Photos, Roads, 3D Building, Ocean, Weather, Gallery,
Global Awareness, dan lain sebagainya.
4. Navigasi
Fungsi utama dari menu Navigasi pada aplikasi google earth adalah
untuk melakukan pembesaran (Zoom In) atau pengecilan (Zoom Out) pada
tampilan google earth. Selain fungsi tersebut, pengguna juga dapat
26 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
menggeser tampilan google earth dengan mengeklik menu navigasi yang
terletak di atas Zoom.
5. Toolbar
Menu toolbar di dalam aplikasi google earth ini memiliki fungsi
untuk menambahkan beberapa tampilan atau mengatur tampilan google
earth sesuai dengan fungsi dari masing-masing menu yang ada di bagian
toolbar. Contoh nya adalah menu ruller yang berfungsi untuk mengukur
jarak dari satu tempat ke tempat yang lain. Bagian toolbar yang lain adalah
menu Add Placemark, Add Polygon, Add Path, dan lain sebagainya.
2.5.2 Pembuatan Polygon Suatu Wilayah
Keberhasilan dari tim On Site tentunya bergantung pada tim On Desk
dalam pembuatan Polygon dalam suatu wilayah tertentu. Berikut ini akan
dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan Polygon menggunakan aplikasi
google earth :
1. Menentukan Wilayah Yang Akan Di Survey
Untuk menentukan wilayah mana yang akan di survey, tentunya
dibutuhkan aplikasi google earth untuk menampilkan wilayah tersebut.
Misal wilayah yang akan di survey adalah wilayah Mojosongo Solo. Maka
langkah pertama yang dilakukan yaitu mencari wilayah Mojosongo di
dalam menu pencarian seperti yang tertera pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.16 Tampilan Pencarian Wilayah Dalam Aplikasi Google Earth
27 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
2. Membuat Polygon
Langkah selanjutnya apabila penentuan suatu lokasi yang akan di
survey sudah ditemukan pada aplikasi google earth yaitu membuat sebuah
folder pada kolom Places dengan cara klik kanan pada My Places
kemudian pilih Add > folder. Langkah ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 2.17 Membuat New Folder Pada Aplikasi Google Earth
Fungsi dari pembuatan folder ini adalah untuk menjaga keamanan
data yang nanti nya akan pengguna simpan, serta memudahkan pengguna
untuk mencari pekerjaan desain yang sudah selesai dilaksanakan.
Kemudian langkah selanjutnya dalam membuat Polygon adalah
dengan cara klik kanan pada folder yang sudah dibuat sebelumnya
28 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
kemudian pilih Add > Polygon. Atau langkah ini juga dapat dilakukan
dengan cara memilih menu Add Polygon pada menu toolbar aplikasi
google earth. Langkah ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.18 Menambahkan Polygon Pada Google Earth
Setelah memilih Add > Polygon, kemudian akan tampil dialog
seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.19 Tampilan Kotak Dialog Pembuatan Polygon Baru
29 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Setelah gambar di atas muncul, isikan nama Polygon, kemudian jika
ingin menambahkan deskripsi tentang Polygon yang akan dibuat ketikkan
deskripsi nya di kolom Description. Polygon yang akan dibuat juga dapat
di modifikasi (customize) agar terlihat lebih menarik atau sekedar untuk
membedakan antara Polygon yang satu dengan Polygon yang lainnya. Hal
tersebut dapat dilakukan pada kolom Style, Colour seperti yang tampak
pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.20 Menu Cuztomise Pembuatan Polygon Baru
Untuk mengubah warna dan ketebalan garis pinggir dari Polygon
maka ubah aturan pada kolom Lines. Sedangkan untuk mengubah warna
area Polygon dan Opacity untuk mengatur ketebalan warna area Polygon
dapat dilakukan dengan cara merubah aturan pada kolom Area.
30 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Langkah selanjutnya adalah mulai mendesain Polygon. Cara ini
dapat dilakukan dengan cara membuat titik demi titik pada tampilan google
earth sampai dengan satu boundary penuh berhasil di buat. Langkah ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.21 Tampilan Dalam Melakukan Desain Polygon
Sebelum satu Polygon penuh berhasil di buat, jangan mengklik OK pada
kotak dialog New Polygon seperti pada gambar 2.21. Jika sudah selesai
melakukan desain pada satu area penuh baru diselesaikan dengan memilih
OK pada kotak dialog tersebut. Berikut ini adalah contoh dari pembuatan
Polygon / boundary ODC yang telah selesai :
31 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Gambar 2.22 Contoh Boundary ODC Yang Telah Selesai Dibuat
2.6 APLIKASI KMLCSV CONVERTER
Gambar 2.23 KMLCSV Converter
KMLCSV converter merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk meng
convert file dengan ekstensi kml yang merupakan hasil simpanan dari aplikasi google
earth ke dalam file dengan ekstensi csv yang merupakan hasil simpanan dari file
32 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
microsoft excel. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan aplikasi KMLSCV converter:
Gambar 2.24 Toolbar KMLCSV Converter
Dari toolbar KMLCSV seperti pada gambar di atas terdapat menu File, Quick
Launch, dan Help. Di bawah menu file terdapat icon seperti dua buah roda yang
merupakan simbol dari menu Configure. Sedangkan gambar disamping menu
configure adalah icon google earth yang merupakan simbol dari menu Launch
Google Earth. dan icon disamping menu Launch Google Earth adalah simbol dari
menu Launch Garmin POI Loader.
Gambar 2.25 Tampilan Pada Menu File
Menu Configure berfungsi sebagai menu untuk melakukan beberapa pengaturan
pada aplikasi KMLCSV converter seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:
33 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Gambar 2.26 Tampilan Pada Menu Configure
Untuk mengatur lokasi pada watched folder, maka dapat dilakukan dengan
memilih menu Browse > memilih lokasi folder > OK. Kemudian pada menu Content
Mapping, Miscellaneous, dan Launcher, biarkan pada pengaturan default.
Gambar 2.27 Tampilan Pada Menu File Content
34 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
Menu file content ini akan menampilkan parameter-parameter dari sebuah file
kml atau csv yang akan di convert. Jika file berhasil dimuat pada menu ini, maka
langkah untuk meng convert file ke dalam bentuk kml atau csv tinggal tekan tombol
Create File saja dan tunggulah sampai proses selesai. Jika proses selesai, maka akan
ada pemberitahuan pada menu Console Log. Berikut ini adalah tampilan dari menu
Console Log:
Gambar 2.28 Tampilan Pada Menu Console Log
Jika aplikasi KMLCSV converter ini digunakan pada saat PC / laptop
terhubung ke jaringan internet, maka aplikasi KMLCSV ini dapat menampilkan
placemark pada menu Map seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.29 Tampilan Pada Menu Map
35 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
2.7 LINK BUDGET
Link sistem komunikasi serat optik adalah suatu jaringan transmisi dengan
menggunakan serat optik sebagai media transmisi dan optik (cahaya) sebagai sinyal
pembawa (carrier) informasi [9].
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu link sistem komunikasi
serat optik, yaitu [9] :
1. Transmitter (Tx)
Pada sistem komunikasi serat optik, perangkat transmitter memiliki fungsi
sebagai pengirim sinyal informasi. Dalam memilih suatu Tx ini harus
mempertimbangkan beberapa hal seperti: panjang gelombang, lebar
spektral, daya maksimum, dan rise time.
2. Receiver (Rx)
Pada sistem komunikasi serat optik, receiver sangat penting perannya dalam
menerima sinyal yang dikirim oleh perangkat Tx.
3. Serat Optik
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa serat optik memiliki dua
jenis yaitu singlemode dan multimode dengan panjang gelombang tertentu.
Serat optik memiliki fungsi sebagai media transmisi di dala sistem
komunikasi serat optik.
4. Redaman
Redaman merupakan rugi-rugi yang terjadi pada sebuah link komunikasi
serat optik yang timbul dari perangkat-perangkat pada komunikasi serat
optik seperti : konektor, passive splitter, dan dari serat optik itu sendiri.
Berikut ini adalah tabel redaman pada perangkat penyusun jaringan FTTH :
Tabel 2.1 Redaman Maksimum Perangkat Penyusun Jaringan FTTH [8]
No. Network Element Batasan Ukuran
1 Kabel Max 0.35 dB / Km
2 Splicing Max 0.1 dB
3 Connector Loss (SC/UPC) Max 0.25 dB
4 Splitter 1:2 Max 3.70 dB
5 Splitter 1:4 Max 7.25 dB
36 BAB II
STT Telematika Telkom Purwokerto D311042
Laporan Tugas Akhir
6 Splitter 1:8 Max 10.38 dB
7 Splitter 1:16 Max 14.10 dB
8 Splitter 1:32 Max 17.45 dB
2.8 TABEL BILL OF QUANTITY (BoQ)
Perencanaan jaringan FTTH di suatu wilayah tertentu memerlukan banyak
sekali material penyusun jaringan FTTH itu sendiri. Untuk melihat kebutuhan
material tersebut, maka sangat diperlukan sebuah tabel Bill of Quantity (BoQ).
Tabel BoQ pada umumnya berisi tentang uraian pekerjaan, nama material yang
dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan, dan satuan dari material tersebut yang dapat
dilihat pada gambar contoh tabel BoQ berikut ini:
Gambar 2.30 Contoh Tabel BoQ FTTH [8]
Dalam desain perencanaan jaringan FTTH pada Tugas Akhir ini, parameter
dalam tabel BoQ yang berisi nama material dan jumlah kebutuhan nya sangat
dipengaruhi oleh banyak nya jumlah homepass dalam suatu boundary dan skenario
desain yang dipakai. Pada boundary yang memiliki jumlah homepass yang padat
maka jumlah kebutuhan perangkat tersebut juga akan berjumlah banyak atau begitu
juga sebalik nya.