bab ii dasar teori 2.1 fiber optic

30
Laporan Tugas Akhir BAB II STT Telematika Telkom Purwokerto 7 D311042 BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC Fiber optic (serat optik) merupakan helaian optik murni berdiameter sangat tipis yang memiliki fungsi sebagai sebuah media transmisi dalam sistem komunikasi serat optik. Serat optik memiliki beberapa lapisan yang tersusun dan membungkus kabel serat optik yang berguna untuk melindungi serat dari tekanan mekanis. Serat optik memiliki sifat yang rentan terhadap tekanan mekanis yang dapat menyebabkan serat mudah patah. Serat optik memanfaatkan cahaya sebagai sinyal transmisi yang memungkinkan terjadinya transfer data berkecepatan tinggi. 2.1.1 Struktur Umum Serat Optik [1] Gambar 2.1. Struktur Serat Optik [1] Gambar 2.1 merupakan gambar struktur serat optik dengan tiga buah bagian yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Coating (jaket) Coating ini merupakan bagian / lapisan terluar dari sebuah serat optik yang terbuat dari bahan plastik. Bagian ini memiliki fungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan dan sebagai identitas kode warna. b. Cladding (lapisan) Dapat dilihat pada gambar 2.1 bahwa bagian cladding ini merupakan selubung dari bagian inti (core) serat optik yang terbuat dari bahan gelas.

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

Laporan Tugas Akhir BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto 7 D311042

BAB II

DASAR TEORI

2.1 FIBER OPTIC

Fiber optic (serat optik) merupakan helaian optik murni berdiameter sangat

tipis yang memiliki fungsi sebagai sebuah media transmisi dalam sistem komunikasi

serat optik. Serat optik memiliki beberapa lapisan yang tersusun dan membungkus

kabel serat optik yang berguna untuk melindungi serat dari tekanan mekanis. Serat

optik memiliki sifat yang rentan terhadap tekanan mekanis yang dapat menyebabkan

serat mudah patah. Serat optik memanfaatkan cahaya sebagai sinyal transmisi yang

memungkinkan terjadinya transfer data berkecepatan tinggi.

2.1.1 Struktur Umum Serat Optik [1]

Gambar 2.1. Struktur Serat Optik [1]

Gambar 2.1 merupakan gambar struktur serat optik dengan tiga buah bagian

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Coating (jaket)

Coating ini merupakan bagian / lapisan terluar dari sebuah serat optik

yang terbuat dari bahan plastik. Bagian ini memiliki fungsi untuk

melindungi serat optik dari kerusakan dan sebagai identitas kode warna.

b. Cladding (lapisan)

Dapat dilihat pada gambar 2.1 bahwa bagian cladding ini merupakan

selubung dari bagian inti (core) serat optik yang terbuat dari bahan gelas.

Page 2: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

8 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Bagian ini memiliki fungsi untuk memantulkan cahaya agar dapat

merambat ke ujung lainnya. cladding memiliki diameter yang berkisar

antara 5 μm – 250 μm.

c. Core (inti)

Core merupakan inti dari sebuah serat optik dimana bagian ini

menentukan cahaya yang merambat pada serat optik dari ujung satu ke

ujung lainnya. Core terbuat dari bahan hasil campuran antara silica dan

glass dengan kualitas yang sangat tinggi. Core memiliki diameter yang

berkisar antara 10 μm – 50 μm.

2.1.2 Jenis Fiber Optic

Berdasarkan faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang

banyak diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas tiga tipe yaitu

[2] :

a. Fiber Optik Step Index Single Mode

Dewasa ini kebutuhan akan transmisi dengan bandwidth yang

lebar semakin meningkat. Sehingga dikembangkan tipe fiber optik yang

dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dapat dilihat bahwa semakin rendah

jumlah mode, semakin tinggi bandwidthnya. Idealnya cahaya

berpropagasi hanya melalui satu mode saja, yang paralel dengan sumbu

serat [2].

Inti mempunyai diameter diantara 2 sampai dengan 10 m dan

selubung telah distandarisasi pada 125 m. Redaman serat Step Index

Single Mode adalah 2 sampai dengan 5 dB/km, dan dengan bandwidth 50

GHz/km [2].

Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih

besar dibandingkan dengan fiber optik multi mode, tetapi teknologi ini

membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil

pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat

membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan

dengan fiber optik multi mode [3].

Page 3: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

9 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Gambar 2.2 Fiber Optik Step Index Single Mode [2]

b. Fiber Optik Step Index Multi Mode [2]

Fiber optik Step Index Multi Mode dibuat dari inti (core) yang

relatif besar, dengan diselimuti cladding. Intinya mempunyai diameter

antara 50 sampai dengan 200 m, dimana selubung sangat tipis. Inti dan

selubung mempunyai indeks bias yang berbeda. Kabel ini mudah dibuat,

sehingga kabel fiber optik tipe inilah pertama kali yang ada di pasaran.

Serat Step Index Multi Mode digunakan untuk jarak yang pendek

dengan bit rate yang relatif rendah. Kabel ini cocok untuk transmisi

medium. Redaman dari serat Step Index Multi Mode adalah antara 5

sampai dengan 30 dB/km, dan bandwidth antara 10 sampai dengan 100

MHz/km.

Gambar 2.3 Fiber Optik Step Index Multi Mode [2]

Page 4: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

10 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

c. Fiber Optik Graded Index Multi Mode [2]

Tipe ketiga dari fiber optik adalah fiber optik Graded Index Multi

Mode. Kabel ini terdiri dari inti yang mempunyai indeks bias berkurang

sedikit demi sedikit secara step by step mulai dari pusat inti sampai batas

antara inti dengan selubung. Inti tersebut terdiri dari lapisan - lapisan

gelas, masing - masing lapisan mempunyai indeks bias yang berbeda.

Umumnya diameter inti 50 m dan untuk selubung 125 m.

Berkas cahaya yang merambat melalui kabel ini dibelokan sampai

propagasinya sejajar dengan sumbu serat. Di tempat titik pantul tersebut

propagasi diarahkan ke arah sumbu serat.

Serat Graded Index Multli Mode mempunyai redaman mulai dari 3

sampai dengan 10 dB/km dan bandwidth 1 GHz. Meskipun mempunyai

banyak keuntungan, serat Graded Index Multi Mode sukar pembuatannya

dan oleh karena itu harganya menjadi lebih mahal dari pada serat Step

Index Multi Mode.

Gambar 2.4 Fiber Optik Graded Index Multi Mode [2]

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Serat Optik [4]

Sebuah teknologi akan memberikan inovasi baru terhadap kemajuan

zaman. Begitu pula pada teknologi serat yang tentunya memiliki kelebihan

dan kekurangan tersendiri. Adapun beberapa kelebihan dari serat optik

adalah sebagai berikut :

Page 5: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

11 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

a. Bandwidth Lebar dan Memiliki Kapasitas Besar

Dalam komunikasi serat optik, cahaya sebagai carrier menggunakan

frekuensi sebesar 103

- 1016

Hz. Cahaya ini merupakan cahaya / sinar infra

merah.

b. Ukuran dan Berat Serat Optik Kecil dan Ringan

Diameter serat optik sangat kecil antara 3 m - 50 m. Sehingga

walaupun dibungkus dengan pengaman, kabel optik akan jauh lebih kecil

dibandingkan dengan kabel tembaga.

c. Isolator Listrik

Bahan serat optik yang terbuat dari bahan gelas atau polimer merupakan

bahan yang tidak menghantarkan listrik.

d. Tahan Terhadap Interferensi

Serat optik bersifat dielektrik yang tidak terpengaruh oleh induksi

elektromagnetik atau interferensi frekuensi dari perangkat komunikasi

seperti radio.

e. Loss rendah

Sebuah serat optik kini sudah ada yang diproduksi dengan redaman yang

sangat kecil sampai dengan 0.2 dB/Km pada panjang gelombang 1.6 m.

f. Keamanan Sinyal

Serat optik memiliki tingkat keamanan sinyal yang sangat tinggi karena

pada serat optik, cahaya yang tersalur tidak akan terpencar.

g. Harga Cenderung Murah

Serat optik yang terbuat dari gelas yang mana bahan baku tersebut

memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan tembaga.

Point diatas merupakan kelebihan dari serat optik. Namun serat optik

juga memiliki beberapa kekurangan seperti :

a. Perangkat Sambung dan Terminasi Lebih Mahal

Jika dilihat dari segi perangkat dalam komunikasi serat optik, maka hal

hal tersebut akan memiliki nilai yang relatif sangat mahal dibanding pada

jaringan tembaga.

b. Perbaikan dan Pemeliharaan Relatif Lebih Sulit

Page 6: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

12 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Perbaikan, penyambungan, atau pemeliharaan sistem komunikasi serat

optik jauh lebih sulit dibandingkan dengan kawat tembaga. Perbaikan

pada jaringan optik membutuhkan tenaga khusus yang sudah bisa

dikatakan expert.

c. Perlu Adanya Catuan Listrik Dari Luar

Serat optik tidak dapat menyalurkan energi listrik sendiri, sehingga

diperlukam catuan listrik dari luar untuk mencatu repeater, transmitter,

dan receiver.

d. Perangkat Sambung Relatif Lebih Sulit

Bahan serat optik yang terbuat dari gelas silika memerlukan penanganan

yang lebih hati-hati. Proses penyambungan yang relatif lebih sulit, maka

diperlukan kehati-hatian pada saat menyambung, karena akan

berpengaruh terhadap kualitas transmisi sinyal optik.

e. Rentan Terhadap Tekanan Mekanis

Serat optik yang terbuat dari gelas, memiliki karakter yang sangat rentan

terhadap tekanan, sehingga diperlukan proteksi terhadap tekanan

mekanik.

f. Radiasi Sinar Infra Merahnya Dapat Membahayakan Mata

Sinar infra merah sebagai cahaya carrier dalam komunkasi serat optik

memiliki frekuensi yang besar yang dapat membahayakan mata.

2.1.4 Bending Loss [5]

Kabel yang dibengkokkan secara ekstrim (bending) dapat membuat

fiber optik yang ada di dalamnya patah atau data yang ditransmisikan dalam

bentuk cahaya mengalami pemantulan yang tidak teratur sehingga

berpengaruh terhadap data yang akan dikirim atau diterima nantinya.

Dalam kondisi bending, kabel tidak terputus namun tidak mampu

menjadi media transmisi secara semestinya. Perbaikan kabel bending akan

jauh lebih sulit dari pada penyambungan kabel yang terputus. Rugi-rugi

kelengkungan (bending) ada dua macam :

a. Macrobending yang diakibatkan karena penanganan dan instalasi yang

kurang baik saat pergelaran kabel di lapangan. Macrobending dapat

Page 7: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

13 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

diartikan sebagai rugi-rugi yang terjadi saat jari-jari kelengkungan jauh

lebih besar dari jari-jari inti fiber optik .

b. Microbending diakibatkan karena fabrikasi kabel yang kurang baik.

Microbending terjadi karena jari-jari kelengkungan mendekati jari-jari inti

fiber optik, sehingga mengakibatkan adanya kopling daya antar mode.

Gambar 2.5 Microbending [5]

Gambar 2.6 Macrobending [5]

2.1.5 Penyambungan serat optik

Sambungan (splice) adalah peralatan untuk menghubungkan satu kabel

serat optik dengan yang lainnya secara permanen. Splice merupakan

perlengkapan tetap yang menyambungkan konektor.

Teknik penyambungan serat optik ada 2 buah cara, yaitu :

a. Peleburan (Fusion Splice)

Teknik penyambungan jenis ini menggunakan alat yang dinamakan

fusion splicer dengan meleburkan ujung core yang satu dengan ujung

Page 8: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

14 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

yang lainnya. Core yang akan disambung tersebut harus berada pada

kondisi yang sudah dikupas dan panjang core yang akan disambung

tersebut juga sudah ditentukan sebelumnya.

b. Penyambungan Mekanis (Mechanical Splice)

Penyambungan mekanis ini merupakan penyambungan yang

dilakukan secara manual, dimana kedua ujung core yang telah dikupas

didempetkan dengan kerapatan yang ditentukan lalu dijepit dengan alat

sambung standar pabrikan serat optik. Penyambungan ini biasanya

dilakukan karena kondisi darurat dengan alasan serat optik yang akan

disambung memiliki panjang kabel yang pendek sehingga tidak

memungkinkan dilakukan fusion splicing.

Gambar 2.7 Proses Penyambungan Core Menggunakan Fusion Splicer

2.2 ARSITEKTUR JARINGAN FTTX

Sebuah sistem Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) memiliki 2 buah

perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu

perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi

pelanggan disebut dengan Titik Konversi Optik (TKO). TKO ini juga merupakan

batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang memiliki fungsi merubah sinyal

optik ke dalam bentuk sinyal elektronik. Berikut ini adalah beberapa arsitektur

jaringan FTTX :

Page 9: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

15 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

a. Fiber To The Buliding (FTTB)

Jaringan FTTB ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik di

sisi pelanggan berada di dalam suatu gedung (biasanya terletak di basement

ruang telekomunikasi). Pada gambar 2.8 di bawah, dapat dilihat bahwa pada

jaringan FTTB, kabel optik di pasang dari sentral lokal (LE) sampai dengan

berakhir pada TKO yang diletakkan di dalam gedung.

Gambar 2.8 Jaringan FTTB (Fiber To The Building) [6]

b. Fiber To The Zone (FTTZ)

Jaringan FTTZ ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik di

sisi pelanggan diletakkan di suatu tempat di luar bangunan (baik di dalam kabinet

ataupun manhole). Jaringan FTTZ ini dapat dilihat pada gambar 2.9. Pada

gambar 2.9, terlihat jelas bahwa TKO terletak di luar bangunan. Jarak dari TKO

ke bangunan pada jaringan FTTZ ini adalah dalam satuan kilometer dan

dihubungkan oleh kabel tembaga.

Gambar 2.9 Jaringan FTTZ (Fiber To The Zone) [6]

Page 10: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

16 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

c. Fiber To The Curb (FTTC)

Jaringan FTTC ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik

pada sisi pelanggan (TKO) diletakkan diluar bangunan (baik di dalam kabinet

ataupun manhole). Jaringan FTTC ini hampir mirip dengan jaringan FTTZ,

perbedaan antara kedua jaringan ini adalah pada letak TKO. Jika pada jaringan

FTTZ letak TKO sampai dengan terminal pelanggan dihubungkan dengan kabel

hingga beberapa kilometer, pada jaringan FTTC ini letak TKO dengan terminal

pelanggan dihubungkan dengan kabel hingga beberapa ratus meter. Untuk

arsitekur jaringan FTTC dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini :

Gambar 2.10 Jaringan FTTC (Fiber To The Curb) [6]

d. Fiber To The Home (FTTH)

Jaringan FTTH ini merupakan jaringan dimana perangkat opto elektronik

pada sisi pelanggan (biasanya berupa ONU) terletak di dalam rumah pelanggan.

Gambar 2.11 Jaringan FTTH (Fiber To The Home) [6]

Page 11: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

17 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

2.3 FTTH (FIBER TO THE HOME)

Semakin banyaknya kebutuhan akses internet dan bertambahnya bermacam-

macam jenis layanan multimedia, maka dibutuhkan sebuah teknologi yang mampu

memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik. Salah satu teknologi arsitektur jaringan

yang nantinya diyakini akan mampu mengatasi berbagai macam kebutuhan para

konsumen akan kebutuhan dalam internet, telepon, dan jenis layanan multimedia

lainnya yaitu teknologi FTTH.

FTTH ini merupakan sebuah teknologi arsitektur jaringan yang menggunakan

serat optik sebagai media saluran transmisinya sampai dengan titik pelanggan. FTTH

yang menggunakan serat optik sebagai media utamanya, tentunya memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan teknologi jaringan lain yang masih menggunakan

kabel tembaga. Serat optik sebagai media transmisi dari teknologi FTTH mampu

menyalurkan data dalam jumlah yang besar dikarenakan serat optik memiliki lebar

pita (bandwidth) yang besar.

2.3.1 Segmentasi Jaringan FTTH

Gambar 2.12 Segmentasi Jaringan FTTH [7]

Sebuah jaringan FTTH secara umum memiliki 4 segmen berdasarkan

catuan kabel nya.

Dari gambar 2.12 di atas dapat dijelaskan bahwa sebuah jaringan FTTH

terbagi menjadi 4 bagian / segmen. Dimana pada segmen A adalah segmen

catuan kabel feeder, segmen B adalah segmen catuan kabel distribusi, segmen

Page 12: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

18 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

C adalah segmen catuan kabel drop / penanggal, dan segmen D adalah

segmen catuan kabel rumah / gedung.

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kabel feeder berfungsi

meneruskan sinyal optik dari ODF ke ODC. Biasanya kabel serat optik yang

digunakan sebagai kabel feeder terdiri dari 2 jenis kabel, yaitu kabel duct dan

kabel udara (aerial). Penggunaan jenis kabel ini didasarkan pada kondisi

dilapangan. Jika terdapat potensi duct existing maka diutamakan

menggunakan jenis kabel duct, sedangkan jika kabel duct tidak

memungkinkan dipasang karena tidak adanya duct existing, maka kabel aerial

menjadi solusi dalam pemilihan jenis kabel. Sedangkan kabel distribusi

adalah kabel yang berfungsi untuk meneruskan sinyal optik dari ODC ke

ODP. Untuk kabel distribusi ini pada umum nya menggunakan kabel serat

optik single mode tipe G652D, sedangkan untuk proses instalasinya hampir

sama dengan instalasi pada kabel feeder yaitu apakah menggunakan duct,

micro duct, atau aerial. Selanjutnya yaitu kabel drop (penanggal). Kabel drop

ini berfungsi dalam meneruskan sinyal optik dari perangkat ODP menuju ke

rumah-rumah pelanggan. Kabel drop yang biasa digunakan adalah kabel serat

optik tipe G657A. Pemilihan kabel serat optik G657A sebagai kabel drop

dikarenakan kabel tipe ini mampu menahan lengkungan (bending) yang

disebabkan oleh instalasi kabel drop terhadap belokan-belokan yang ada pada

suatu wilayah tertentu.

2.3.2 Perangkat Penyusun Jaringan FTTH

Dalam desain perencanaan jaringan FTTH yang dibuat oleh penulis,

dibutuhkan beberapa perangkat yang dimulai dari sentral sampai dengan

menuju ke pelanggan. Berikut ini adalah beberapa perangkat tersebut :

1. OLT (Optical Line Terminal)

Perangkat OLT ini merupakan suatu perangkat opto elektronik pada

teknologi PON yang menyediakan antarmuka jaringan ke arah sentral

lokal dan dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik

(ODN)[2].

2. ODF (Optical Distribution Frame)[8]

Page 13: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

19 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

ODF ini merupakan titik terminasi kabel fiber optik, sebagai tempat

peralihan dari kabel fiber optik outdoor dengan kabel fiber optik indoor

dan begitu juga sebaliknya. ODF juga berfungsi sebagai titik koneksi

perangkat ke ODN dan sebagai titik cross connect antar ODF. Wujud dari

perangkat ini adalah berupa rak yang dipasang pada sisi sentral ataupun

pada sisi pelanggan.

3. ODC (Optical Distribution Cabinet)

Perangkat ODC merupakan sebuah jaringan optik pasif yang

menghubungkan sentral dengan perangkat ODP. Instalasi ODC diletakkan

diluar STO baik itu didalam ruangan (indoor ) ataupun luar ruangan

(outdoor). Berikut ini beberapa fungsi dari ODC [7] :

a. Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangka kabel distribusi.

b. Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi

beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi untuk fleksibilitas.

c. Sebagai tempat splitter.

d. Sebagai tempat penyambungan.

Dalam desain perancangan jaringan FTTH ini, ODC sebisa mungkin

diletakkan di daerah yang paling dekat jaraknya dengan sentral. Selain itu

peletakkan ODC ini juga bisa diletakkan di centralized dari boundary

ODC yang suda dibuat dengan alasan agar seluruh homepass dan ODP

yang ada dalam satu boundary dapat terjangkau oleh ODC. Jarak

maksimal ODC ke ODP dalam desain ini adalah 2 Kilometer (Km).

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi ODC ini

adalah sebagai tempat splitter dan penyambungan. Maka berikut ini

adalah perangkat interior dari ODC[6] :

a. Splitter

Komponen splitter ini merupakan sebuah komponen yang dapat

membagi daya optik dari satu input menuju ke dua atau lebih output

serat optik.

Page 14: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

20 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Pada desain jaringan FTTH di Tugas Akhir ini, splitter yang

digunakan adalah passive splitter. Splitter ini dikatakan pasif

dikarenakan splitter jenis ini tidak memerlukan sumber energi

eksternal dan prinsip kerja dari passive splitter ini adalah membagi

daya optik dengan besaran yang sama.

Pembagian berdasarkan kombinasi splitter pada instalasi

jaringan FTTH ini adalah sebagai berikut : Single Stage menggunakan

kombinasi splitter 1 : 32 dan two Stage menggunakan kombinasi

splitter 1 : 4 dan 1 : 8 atau 1 : 2 dan 1 : 16.

b. Konektor

Konektor merupakan salah satu komponen perlengkapan

penyambungan kabel serat optik yang memiliki fungsi sebagai media

penghubung antar serat.

4. ODP (Optical Distribution Point)

Perangkat ODP merupakan sebuah perangkat terminasi antara ODC

dengan OTP yang dipasan pada rumah pelanggan.

Jumlah ODP dalam sebuah desain jaringan FTTH dapat diketahui

berdasarkan jumlah homepass yang ada. Selain itu juga diperhitungkan

dari kombinasi PS (Passive Splitter) yang digunakan. Semisal di dalam

sebuah wilayah tertentu yang telah di survey terdapat sekitar kurang lebih

ada 400 homepass dan kombinasi PS yang digunakan dalam desain

jaringan FTTH adalah 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP, maka dari data

tersebut dapat diketahui kebutuhan jumlah ODP dalam wilayah tersebut

dengan cara membagi jumlah homepass dengan kapasitas PS di ODP (400

: 8) maka dapat diketahui kebutuhan ODP di wilayah tersebut sejumlah 50

ODP. Peraturan peletakkan ODP di dalam desain jaringan FTTH pada

Tugas Akhir ini adalah maksimal jarak antar ODP yaitu 45 meter.

5. OTP (Optical Terminal Premises)

Dari gambar 2.8 dapat dilihat bahwa Optical Terminal Premises

(OTP) masuk ke dalam segmen C. OTP ini merupakan sebuah perangkat

Page 15: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

21 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

pasif yang dipasang di dalam rumah pelanggan. Berikut ini adalah

beberapa fungsi dari OTP [7] :

a. Sebagai titik terminasi akhir dari sebuah kabel drop

b. Sebagai tempat penyambungan core optik dari kabel outdoor ke kabel

indoor .

6. Roset

Perangkat ini juga merupakan perangkat pasif yand diletakkan di

dalam rumah pelanggan dan merupakan titik terminasi akhir dari kabel

serat optik. Pada umumnya roset ini memiliki 1 sampai dengan 2 port. [7]

7. ONT (Optical Network Termination)

ONT diletakkan pada sisi pelanggan di sebuah jaringan FTTH yang

berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik yang dapat

digunakan untuk service pengguna.

2.4 METODE SURVEY

2.4.1 Pengertian Survey

Survey merupakan proses kegiatan yang dilakukan guna untuk

mengumpulkan data dan informasi dengan tujuan perencanaan jaringan di

suatu wilayah tertentu.

2.4.2 Survey Berdasarkan pelaksanaan

Dilihat dari segi pelaksanaan, maka survey dibagi menjadi 2 macam

jenis, yaitu : On Desk Survey dan On Site Survey.

a. On Desk Survey

Di dalam sebuah perencanaan desain jaringan FTTH diperlukan

beberapa metode survey, salah satu diantaranya adalah On Desk Survey. On

Desk Survey dilakukan sebelum dan sesudah On Site Survey dilaksanakan.

Tugas dari tim On Desk adalah menentukan poligonisasi sebuah wilayah yang

akan di survey oleh tim surveyor. Selain itu tim On Desk juga melakukan

input data dari homepass yang sudah dilakukan oleh tim On Site untuk

kemudian di olah ke dalam tabel excel dan diinput ke dalam google earth.

Page 16: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

22 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

b. On Site Survey

On Site Survey ini seluruhnya dilakukan di luar kantor. Tugas dari tim

On Site ini adalah melakukan survey ke wilayah yang sudah tentukan dan

dibuat poligon boundary nya. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan On

Site Survey ini, masing-masing dari tim surveyor harus mempersiapkan

peralatan yang menunjang ketika berada dilapangan. On Site Survey yang

dilakukan penulis untuk mengumpulkan data Tugas Akhir ini adalah dengan

mengkategorikan rumah-rumah yang terdapat dalam sebuah boundary ke

dalam kategori-kategori tertentu.

Dari kedua macam survey berdasarkan pelaksanaannya di atas, kunci

keberhasilan dalam pembuatan desain perencanaan jaringan FTTH di sebuah

wilayah di pegang oleh kedua macam survey tersebut. Namun berdasarkan

pengalaman penulis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa On Desk

Survey memiliki kontribusi yang lebih besar dalam keberhasilan perencanaan

FTTH, disebabkan oleh pekerjaannya yang lebih spesifik dan hasil harus bisa

sesuai dengan yang diinginkan.

2.4.3 Tabel On Site Survey

Gambar 2.13 Tabel Excel Untuk Mengkategorikan Homepass

Dalam melaksanakan On Site Survey, tim surveyor harus memiliki tabel

survey yang digunakan dalam mengkategorikan masing-masing homepass yang

disurvey.

Page 17: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

23 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Pada kolom Alamat diisikan alamat masing-masing rumah yang akan di

survey. Kemudian pada kolom tipe rumah diisikan tipe rumah yang disurvey,

apakah termasuk ke dalam kategori R1,R2, atau R3. Pada kolom Telkom

diisikan apakah rumah tersebut sudah berlangganan telpon atau belum, jika

sudah maka pada kolom telkom diisi tanda checklist (√), jika tidak / belum

berlangganan maka kolom tersebut diisi dengan tanda strip ( - ) atau bisa

dikosongi saja. Begitu juga dengan kolom Huni. Jika rumah yang disurvey

terdapat penghuninya maka kolom tersebut diisi dengan tanda checklist (√), jika

tidak berpenghuni maka kolom tersebut diisi dengan tanda strip ( - ) atau bisa

dikosongi saja. Untuk kolom Tv Kabel Telkom dan Tv Kabel Lain diisi dengan

tanda checklist (√) atau tanda strip ( - ) sesuai dengan kondisi rumah yang

disurvey apakah berlangganan Tv kabel Telkom atau Tv kabel lain.

2.4.4 Print out Polygon / Boundary ODC

Gambar 2.14 Print out Polygon ODC

Selain tabel survey, tim On Site tentunya juga harus membawa print out

poligon / boundary ODC yang sudah dibuat oleh tim On Desk.

Dari sebuah STO yang mempu melayani sampai dengan beribu-ribu

rumah, maka untuk memudahkan proses On Site Survey maka perlu dilakukan

pembagian wilayah menggunakan google earth dengan cara membagi satu

wilayah dalam satu STO ke dalam beberapa wilayah berdasarkan Polygon /

Page 18: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

24 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

boundary ODC. Gambar 2.14 diatas merupakan contoh dari hasil pembagian

wilayah dalam satu STO. Pemberian nomor pada masing-masing Polygon

bertujuan untuk memudahkan surveyor dalam melakukan survey. Dalam sebuah

Polygon yang sudah terbagi seperti gambar 2.14 di atas, Polygon tersebut di

bagi lagi menjadi beberapa Polygon yang lebih kecil lagi agar juga lebih

memudahkan tim surveyor.

2.5 APLIKASI GOOGLE EARTH SEBAGAI MEDIA DESAIN PERENCANAAN

JARINGAN FTTH

Tugas dari On Desk Survey adalah membuat Polygon wilayah yang akan di

survey, kemudian hasil survey berupa tabel excel dari tim survey On Site diinput ke

dalam file excel dan juga google earth. Pada pembuatan desain perencanaan jaringan

FTTH pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan aplikasi google earth untuk

membuat desain perencanaan jaringan FTTH. Alasannya adalah karena aplikasi

google earth ini adalah aplikasi gratis yang dapat di download di internet melalui

web google dan untuk penggunaan aplikasi ini untuk mendesain jaringan FTTH

lebih mudah dipakai ketimbang aplikasi desain lain seperti misalnya Autocad.

Aplikasi google earth akan memudahkan tim On Desk Survey dalam melakukan

tugasnya, sehingga proses pembuatan desain jaringan FTTH diharapkan berhasil dan

sesuai dengan keinginan.

2.5.1 Pengenalan Tampilan Utama Aplikasi Google Earth

Gambar 2.15 Tampilan Utama Aplikasi Google Earth

Page 19: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

25 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Dari gambar 2.15 di atas dapat dijelaskan beberapa menu yang tampak di

tampilan utama aplikasi google earth :

1. Kolom Pencarian

Pada kolom pencarian ini, pengguna aplikasi google earth dapat

mencari sebuah lokasi di seluruh dunia. Cara untuk mencari lokasi yang

diinginkan adalah hanya dengan mengetikkan nama jalan, alamat, atau

nama sebuah wilayah pada kolom pencarian kemudian tekan enter atau

dengan menekan tombol search. Namun untuk menggunakan fitur

pencarian ini, diharuskan untuk terhubung / terkoneksi dengan jaringan

internet terlebih dahulu.

2. Tempat Penyimpanan Folder dan Objek

Pada bagian Places ini, pengguna dapat menambahkan folder serta

objek yang berisi simbol-simbol kemudian dapat juga disimpan dengan

format KML atau KMZ.

Setelah folder berhasil dibuat, maka pengguna dapat menambahkan

beberapa fitur seperti : Folder, Path, Polygon, Placemark, Photo, dan lain

sebagainya dengan cara meng-klik kanan pada folder tersebut.

3. Layer

Pada menu tampilan Layers pada aplikasi google earth ini pengguna

dapat memilih tampilan layer mana saja yang ingin ditampilkan pada menu

google earth. Beberapa layer yang terdapat pada tampila menu Layers

termuat dalam satu tempat yaitu Primary Database. Dari Primary

Database tersebut, pengguna dapat memilih layer seperti : Borders and

Labels, Places, Photos, Roads, 3D Building, Ocean, Weather, Gallery,

Global Awareness, dan lain sebagainya.

4. Navigasi

Fungsi utama dari menu Navigasi pada aplikasi google earth adalah

untuk melakukan pembesaran (Zoom In) atau pengecilan (Zoom Out) pada

tampilan google earth. Selain fungsi tersebut, pengguna juga dapat

Page 20: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

26 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

menggeser tampilan google earth dengan mengeklik menu navigasi yang

terletak di atas Zoom.

5. Toolbar

Menu toolbar di dalam aplikasi google earth ini memiliki fungsi

untuk menambahkan beberapa tampilan atau mengatur tampilan google

earth sesuai dengan fungsi dari masing-masing menu yang ada di bagian

toolbar. Contoh nya adalah menu ruller yang berfungsi untuk mengukur

jarak dari satu tempat ke tempat yang lain. Bagian toolbar yang lain adalah

menu Add Placemark, Add Polygon, Add Path, dan lain sebagainya.

2.5.2 Pembuatan Polygon Suatu Wilayah

Keberhasilan dari tim On Site tentunya bergantung pada tim On Desk

dalam pembuatan Polygon dalam suatu wilayah tertentu. Berikut ini akan

dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan Polygon menggunakan aplikasi

google earth :

1. Menentukan Wilayah Yang Akan Di Survey

Untuk menentukan wilayah mana yang akan di survey, tentunya

dibutuhkan aplikasi google earth untuk menampilkan wilayah tersebut.

Misal wilayah yang akan di survey adalah wilayah Mojosongo Solo. Maka

langkah pertama yang dilakukan yaitu mencari wilayah Mojosongo di

dalam menu pencarian seperti yang tertera pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.16 Tampilan Pencarian Wilayah Dalam Aplikasi Google Earth

Page 21: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

27 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

2. Membuat Polygon

Langkah selanjutnya apabila penentuan suatu lokasi yang akan di

survey sudah ditemukan pada aplikasi google earth yaitu membuat sebuah

folder pada kolom Places dengan cara klik kanan pada My Places

kemudian pilih Add > folder. Langkah ini dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Gambar 2.17 Membuat New Folder Pada Aplikasi Google Earth

Fungsi dari pembuatan folder ini adalah untuk menjaga keamanan

data yang nanti nya akan pengguna simpan, serta memudahkan pengguna

untuk mencari pekerjaan desain yang sudah selesai dilaksanakan.

Kemudian langkah selanjutnya dalam membuat Polygon adalah

dengan cara klik kanan pada folder yang sudah dibuat sebelumnya

Page 22: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

28 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

kemudian pilih Add > Polygon. Atau langkah ini juga dapat dilakukan

dengan cara memilih menu Add Polygon pada menu toolbar aplikasi

google earth. Langkah ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.18 Menambahkan Polygon Pada Google Earth

Setelah memilih Add > Polygon, kemudian akan tampil dialog

seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.19 Tampilan Kotak Dialog Pembuatan Polygon Baru

Page 23: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

29 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Setelah gambar di atas muncul, isikan nama Polygon, kemudian jika

ingin menambahkan deskripsi tentang Polygon yang akan dibuat ketikkan

deskripsi nya di kolom Description. Polygon yang akan dibuat juga dapat

di modifikasi (customize) agar terlihat lebih menarik atau sekedar untuk

membedakan antara Polygon yang satu dengan Polygon yang lainnya. Hal

tersebut dapat dilakukan pada kolom Style, Colour seperti yang tampak

pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.20 Menu Cuztomise Pembuatan Polygon Baru

Untuk mengubah warna dan ketebalan garis pinggir dari Polygon

maka ubah aturan pada kolom Lines. Sedangkan untuk mengubah warna

area Polygon dan Opacity untuk mengatur ketebalan warna area Polygon

dapat dilakukan dengan cara merubah aturan pada kolom Area.

Page 24: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

30 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Langkah selanjutnya adalah mulai mendesain Polygon. Cara ini

dapat dilakukan dengan cara membuat titik demi titik pada tampilan google

earth sampai dengan satu boundary penuh berhasil di buat. Langkah ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.21 Tampilan Dalam Melakukan Desain Polygon

Sebelum satu Polygon penuh berhasil di buat, jangan mengklik OK pada

kotak dialog New Polygon seperti pada gambar 2.21. Jika sudah selesai

melakukan desain pada satu area penuh baru diselesaikan dengan memilih

OK pada kotak dialog tersebut. Berikut ini adalah contoh dari pembuatan

Polygon / boundary ODC yang telah selesai :

Page 25: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

31 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Gambar 2.22 Contoh Boundary ODC Yang Telah Selesai Dibuat

2.6 APLIKASI KMLCSV CONVERTER

Gambar 2.23 KMLCSV Converter

KMLCSV converter merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk meng

convert file dengan ekstensi kml yang merupakan hasil simpanan dari aplikasi google

earth ke dalam file dengan ekstensi csv yang merupakan hasil simpanan dari file

Page 26: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

32 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

microsoft excel. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan aplikasi KMLSCV converter:

Gambar 2.24 Toolbar KMLCSV Converter

Dari toolbar KMLCSV seperti pada gambar di atas terdapat menu File, Quick

Launch, dan Help. Di bawah menu file terdapat icon seperti dua buah roda yang

merupakan simbol dari menu Configure. Sedangkan gambar disamping menu

configure adalah icon google earth yang merupakan simbol dari menu Launch

Google Earth. dan icon disamping menu Launch Google Earth adalah simbol dari

menu Launch Garmin POI Loader.

Gambar 2.25 Tampilan Pada Menu File

Menu Configure berfungsi sebagai menu untuk melakukan beberapa pengaturan

pada aplikasi KMLCSV converter seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:

Page 27: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

33 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Gambar 2.26 Tampilan Pada Menu Configure

Untuk mengatur lokasi pada watched folder, maka dapat dilakukan dengan

memilih menu Browse > memilih lokasi folder > OK. Kemudian pada menu Content

Mapping, Miscellaneous, dan Launcher, biarkan pada pengaturan default.

Gambar 2.27 Tampilan Pada Menu File Content

Page 28: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

34 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

Menu file content ini akan menampilkan parameter-parameter dari sebuah file

kml atau csv yang akan di convert. Jika file berhasil dimuat pada menu ini, maka

langkah untuk meng convert file ke dalam bentuk kml atau csv tinggal tekan tombol

Create File saja dan tunggulah sampai proses selesai. Jika proses selesai, maka akan

ada pemberitahuan pada menu Console Log. Berikut ini adalah tampilan dari menu

Console Log:

Gambar 2.28 Tampilan Pada Menu Console Log

Jika aplikasi KMLCSV converter ini digunakan pada saat PC / laptop

terhubung ke jaringan internet, maka aplikasi KMLCSV ini dapat menampilkan

placemark pada menu Map seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.29 Tampilan Pada Menu Map

Page 29: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

35 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

2.7 LINK BUDGET

Link sistem komunikasi serat optik adalah suatu jaringan transmisi dengan

menggunakan serat optik sebagai media transmisi dan optik (cahaya) sebagai sinyal

pembawa (carrier) informasi [9].

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu link sistem komunikasi

serat optik, yaitu [9] :

1. Transmitter (Tx)

Pada sistem komunikasi serat optik, perangkat transmitter memiliki fungsi

sebagai pengirim sinyal informasi. Dalam memilih suatu Tx ini harus

mempertimbangkan beberapa hal seperti: panjang gelombang, lebar

spektral, daya maksimum, dan rise time.

2. Receiver (Rx)

Pada sistem komunikasi serat optik, receiver sangat penting perannya dalam

menerima sinyal yang dikirim oleh perangkat Tx.

3. Serat Optik

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa serat optik memiliki dua

jenis yaitu singlemode dan multimode dengan panjang gelombang tertentu.

Serat optik memiliki fungsi sebagai media transmisi di dala sistem

komunikasi serat optik.

4. Redaman

Redaman merupakan rugi-rugi yang terjadi pada sebuah link komunikasi

serat optik yang timbul dari perangkat-perangkat pada komunikasi serat

optik seperti : konektor, passive splitter, dan dari serat optik itu sendiri.

Berikut ini adalah tabel redaman pada perangkat penyusun jaringan FTTH :

Tabel 2.1 Redaman Maksimum Perangkat Penyusun Jaringan FTTH [8]

No. Network Element Batasan Ukuran

1 Kabel Max 0.35 dB / Km

2 Splicing Max 0.1 dB

3 Connector Loss (SC/UPC) Max 0.25 dB

4 Splitter 1:2 Max 3.70 dB

5 Splitter 1:4 Max 7.25 dB

Page 30: BAB II DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIC

36 BAB II

STT Telematika Telkom Purwokerto D311042

Laporan Tugas Akhir

6 Splitter 1:8 Max 10.38 dB

7 Splitter 1:16 Max 14.10 dB

8 Splitter 1:32 Max 17.45 dB

2.8 TABEL BILL OF QUANTITY (BoQ)

Perencanaan jaringan FTTH di suatu wilayah tertentu memerlukan banyak

sekali material penyusun jaringan FTTH itu sendiri. Untuk melihat kebutuhan

material tersebut, maka sangat diperlukan sebuah tabel Bill of Quantity (BoQ).

Tabel BoQ pada umumnya berisi tentang uraian pekerjaan, nama material yang

dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan, dan satuan dari material tersebut yang dapat

dilihat pada gambar contoh tabel BoQ berikut ini:

Gambar 2.30 Contoh Tabel BoQ FTTH [8]

Dalam desain perencanaan jaringan FTTH pada Tugas Akhir ini, parameter

dalam tabel BoQ yang berisi nama material dan jumlah kebutuhan nya sangat

dipengaruhi oleh banyak nya jumlah homepass dalam suatu boundary dan skenario

desain yang dipakai. Pada boundary yang memiliki jumlah homepass yang padat

maka jumlah kebutuhan perangkat tersebut juga akan berjumlah banyak atau begitu

juga sebalik nya.