bab ii kajian pustakaeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · dalam...

26
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan teori dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Big Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Bahasa Inggris Kelas III SDN Kalirejo 03 Lawang2.1 Pengertian Pembelajaran Berbagai definisi mengenai pembelajaran dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan member informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa dalam menghadapi tujuan. Definisi pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari beberapa definisi pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori

yang menjadi landasan teori dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Media

Big Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Bahasa Inggris Kelas III

SDN Kalirejo 03 Lawang”

2.1 Pengertian Pembelajaran

Berbagai definisi mengenai pembelajaran dikemukakan oleh para ahli.

Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik

dan member informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang

oleh guru dapat membantu siswa dalam menghadapi tujuan. Definisi

pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005: 57) adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam UU No. 20

Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.

Dari beberapa definisi pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik

dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

10

Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam pembelajaran

yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan belajar.

2.1.1 Pembelajaran Bahasa Inggris

Pembelajaran Bahasa Inggris bukanlah hal baru dalam sistem pendidikan

di Indonesia. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Bahasa Inggris secara resmi bisa

diajarkan di sekolah dasar sejak tahun ajaran 1994 sebagai mata pelajaran muatan

lokal. Walaupun dalam kenyataannya ada sekolah dasar yang sudah

memprogramkan pelajaran Bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut,

terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajaran dan

bahan ajarnya (Suyanto, 2010: 1)

Dalam pembelajaran Bahasa Inggris kematangan siswa di kelas tidak

hanya ditentukan oleh usia atau jenjang kelas mereka saja, tetapi juga oleh banyak

faktor lain, seperti lingkungan (perkotaan atau pedesaan), budaya setempat, minat,

dan pengaruh orang tua. Yang perlu diingat sebagai salah satu tujuan penting

dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar adalah menumbuhkan minat

anak dalam belajar Bahasa Inggris. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut kita

perlu memahami karakteristik anak sehingga bisa memilih metode dan bahan

pembelajaran yang tepat bagi mereka (Suyanto, 2010: 15)

Jadi pembelajaran Bahasa Inggris adalah usaha sadar yang dilakukan guru

untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar bahasa Inggris, serta pemahaman

karakteristik siswa sehingga guru dapat memilih metode dan bahan pembelajaran

yang tepat bagi siswa.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

11

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006,

yaitu tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP)

dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan. Untuk matapelajaran

bahasa Inggris, ruang lingkup yang dipelajari yaitu sebagai berikut (Haryati,

2009:285) :

1. Mendengarkan

Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang disampaikan

secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar

2. Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan

transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam

konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

3. Membaca

Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks

fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang

disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan

sekitar.

4. Menulis

Menulis kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan

ejaan dan tanda baca yang tepat.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

12

2.1.2 Materi Pembelajaran Bahasa Inggris

Materi pembelajaran adalah apa saja yang digunakan guru untuk diberikan

kepada siswa agar dapat mencapai kompetensi atau kemampuan tertentu, seperti

yang telah direncanakan sebelumnya (Suyanto, 2002: 23). Materi pembelajaran

Bahasa Inggris SD yang akan dikembangkan tergantung pada tujuan kegiatan dan

jenis keterampilan berbahasa yang akan diajarkan. Keempat keterampilan

berbahasa (listening, speaking, reading,dan writting) dan tiga komponen bahasa

(structure,vocabulary, dan pronounciation) menentukan bentuk materi

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.

Berikut ini adalah materi pembelajaran Bahasa Inggris kelas 3 yang

dikembangkan melalui SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar)

berdasarkan Peraturan Mendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006.

Tabel 2.1 SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) Bahasa Inggris

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

Mendengarkan

1. Kemampuan memahami wacana

lisan yang berbentuk dialog atau

monolog pendek yang sederhana.

1.1 Memahami kata-kata dan kalimat

sederhana yang berhubungan dengan

tema.

1.2 Menirukan kata-kata atau kalimat

sederhana sesuai dengan tema.

Berbicara

2. Kemampuan menghafal dialog atau

monolog pendek dan sederhana

2.1 Menghafalkan dialog atau monolog

pendek.

2.2 Melakukan percakapan pendek

sederhana sesuai dengan tema.

Membaca

3. Kemampuan memahami makna

tertulis yang berbentuk dialog atau

monolog pendek dan sederhana.

3.1 Membaca teks sederhana dengan

lafal dan intonasi yang benar sesuai

dengan tema.

Menulis

4. Kemampuan mengungkapkan

gagasan secara tertulis dengan ejaan

yang benar pada tingkat kata, frasa,

dan kalimat sederhana.

4.1 Membuat dan melengkapi kalimat

atau huruf sederhana dengan benar.

(Sumber : Silabus Bahasa Inggris kelas 3 SDN Kalirejo 03 Lawang, 2016/2017)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

13

Pelaksanaan penggunaan media Big Book dalam pembelajaran Bahasa

Inggris sebagai berikut:

A. Standar Kompetensi

3. Kemampuan memahami makna tertulis yang berbentuk dialog atau

monolog pendek dan sederhana.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Membaca teks sederhana dengan lafal dan intonasi yang benar sesuai

dengan tema.

C. Indikator

1. Membaca teks pendek sangat sederhana dengan lafal dan intonasi yang

benar.

2. Mengeja kosa kata dalam teks dengan benar.

3. Memahami kosa kata dalam teks sesuai dengan tema.

D. Materi Pembelajaran

Number ( angka )

a. Kegiatan Awal (10’)

1) Guru memberikan salam dan do’a.

2) Guru mengecek daftar hadir siswa.

3) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan materi number (angka) sekaligus mengarahkan

dan memfokuskan siswa pada materi.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

14

b. Kegiatan Inti (55’):

1) Guru mengatur tempat duduk siswa sebelum kegiatan membaca

menggunakan media Big Book dimulai, agar mereka lebih mudah

mengikuti kalimat yang diucapkan oleh guru.

2) Pada saat membaca dengan media Big Book guru menggunakan sebuah

alat penunjuk (stick) untuk menunujuk kalimat pada saat membaca.

3) Guru memperkenalkan gambar pelaku dalam cerita yang ada pada Big

Book seperti menyebutkan nama pelaku.

4) Guru membuka halaman cerita satu persatu mulai halaman pertama,

kemudian guru mengajarkan cara mengeja huruf dari kata perkata dan

melafalkan kata, frasa, dan kalimat yang ada pada teks cerita Big Book.

5) Guru membacakan kata, frasa, dan kalimat yang ada pada teks media Big

Book dengan intonasi yang benar dan suara yang keras.

6) Siswa diminta secara bersama-sama membaca kata, frasa, dan kalimat

yang ada pada teks media Big Book dengan intonasi yang benar.

7) Siswa diminta maju satu persatu untuk membaca nyaring menggunakan

media Big Book dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang benar.

8) Guru memberikan penilaian membaca kepada siswa yang sudah maju.

c. Kegiatan Akhir (5’)

1) Guru memberikan refleksi dan penguatan tentang pelaksanaan tes

menggunakan media Big Book.

2) Guru menutup pelajaran dengan salam dan do’a.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

15

2.2 Desain Media Big Book

Big Book atau buku besar adalah buku bacaan yang memiliki ukuran,

tulisan, dan gambar yang besar. Ukuran Big Book beragam mulai dari ukuran A3,

A4, A5 atau dengan ukuran yang lebih besar lagi. Ukuran Big Book harus

mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh peserta didik di kelas.

Big Book dapat dibuat sendiri oleh guru. Berikut adalah langkah-langkah

membuat Big Book:

1. Siapkan kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman atau 10-15

halaman, spidol warna, lem dan kertas HVS.

2. Tentukan topik cerita.

3. Kembangkan topik cerita menjadi cerita utuh dalam kalimat-kalimat singkat.

4. Tentukan gambar atau ilustrasi untuk setiap halaman.

5. Buatlah desain cerita dan gambar/ilustrasi.

6. Tuliskan kalimat singkat di atas kertas HVS.

7. Tempelkan setiap kalimat tersebut di halaman yang sesuai dengan

gambar/ilustrasi.

8. Ide cerita Big Book dapat diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi sehari-

hari di kehidupan peserta didik. Ide yang lain juga bisa diambil dari informasi

penting yang berisi pengetahuan, prosedur, atau jenis teks lainnya yang sesuai

dengan tema di setiap kelas yang sesuai dengan kurikulum yang

dikembangkan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

16

2.3 Hasil Belajar Membaca Bahasa Inggris

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2006: 22). Belajar itu sendiri

merupakan suatu proses seseorang memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Bloom (1976) dalam Haryati (2009: 22) ranah psikomotor

berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan

manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah kognitif berhubungan

erat dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemam[uan menghafal,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan

mengevaluasi. Sedangkan ranah afektif mencakup watak prilaku seperti sikap,

minat, konsep diri, nilai, dan moral.

Hasil belajar membaca Bahasa Inggris diperoleh dari tes membaca yang

diukur dari ranah kognitif dan ranah psikomotor.

1. Ranah Kognitif

Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980) (dalam Haryati, 2009: 22)

kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hirarkis yang terdiri

dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan

kemampuan kognitif membaca menurut Nurgiyanto (2009: 226) adalah

aktivitas kognitif untuk memahami bacaan secara tepat dan kritis, atau berupa

kemampuan membaca. Hasil belajar membaca Bahasa Inggris yang bersifat

ranah kognitif dapat diukur melalui Performance Assessment yaitu tes

membaca secara individu. Performance Assessment merupakan hasil belajar

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

17

bentuk non tes, siswa diharapkan dapat menunjukkan keterampilan

berbahasanya dari sajian atau kinerjanya, misalnya membaca cerita, dan

menceritakan kembali secara lisan teks yang telah dibacakan guru (Kasihani,

2010: 143). Guru dapat melakukan observasi, merekam, atau mencatat serta

memberikan penilaian terhadap apa yang ditunjukkan siswa secara lisan. Pada

kegiatan ini guru mencatat hasil membaca siswa melalui lembar observasi

penilaian membaca yang meliputi pelafalan, intonasi, kelancaran, dan

kecepatan.

2. Ranah Psikomotor

Menurut Ryan (1980) dalam Haryati (2009: 26) penilaian hasil belajar

psikomotor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, pertama melalui pengamatan

langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar-mengajar

(praktek berlangsung). Kedua setelah proses belajar yaitu dengan cara

memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,

dan sikap. Ketiga beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak

dalam lingkungan kerjanya.

Menurut Nurgiyanto (2009: 227) penilaian membaca yang berkaitan

dengan ranah psikomotor dilakukan dengan mengamati aktivitas membaca

siswa. Hasil belajar membaca yang bersifat ranah psikomotor dinilai dengan

menggunakan lembar observasi psikomotor yang mengamati tentang aktivitas

membaca siswa selama kegiatan membaca menggunakan media big book

dengan memberikan tanda ceklist pada aspek yang diamati.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

18

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

2.4.1 Faktor Internal

1. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak

dalam keadaan lelah dan capek, dalam keadaan sehat jasmani, semuanya akan

membantu proses dan hasil belajar. Demikian juga kondisi saraf pengontrol

kesadaran dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar (Munadi, 2008: 24-

25).

Disamping kondisi-kondisi di atas, merupakan hal yang penting juga

memperhatikan kondisi pancaindera. Bahkan dikatakan oleh Aminun Rasyad

dalam (Munadi, 2008: 26) pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu

pengetahuan (five sense are the golden gate or knowledge). Artinya, kondisi

pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh proses dan hasil belajar.

Dengan memahami kelebihan dan kelemahan pancaindera dalam memperoleh

pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan

menentukan jenis rangsangan atau stimulasi dalam proses belajar.

2. Faktor Psikologis

Menurut Munadi (2008: 26) ada beberapa faktor psikologis yaitu:

a. Intelgensi

C. P. Chaplin dalam (Munadi, 2008: 26) mengartikan intelgensi

sebagai: (1) Kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap

situasi baru secara cepat dan efektif, (2) kemampuan menggunakan konsep

abstrak secara efektif, (3) kemampuan memahami pertalian-pertalian dan

belajar dengan cepat sekali.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

19

b. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertimggi, jiwa mata-mata

tertuju kepada suatu obyek (Slameto dalam Munadi, 2008: 27). Untuk

dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan

pada obyek-obyek yang dapat menarik perhatian siswa.

c. Minat dan bakat

Minat diartikan oleh Hilgrad dalam (Munadi, 2008: 27) sebagai

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan baru ini

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata melalui belajar dan

berlatih.

d. Motif dan motivasi

Menurut Aminuddin Rasyad dalam (Munadi, 2008: 28) setiap manusia

pada umumnya mempunyai dua motif atau dorongan, yaitu motif yang

sudah ada di dalam diri yang sewaktu-waktu akan muncul tanpa ada

pengaruh dari luar, disebut intrinsic motive. Bila motif dalam diri ini baik

dan berfungsi pada setiap siswa, maka tingkah laku belajarnya

menampakkan diri dalam bentuk aktif dan kreatif.

Motif yang datang dari luar diri, disebut extrinsic motive. Atas dasar

motif inilah dianjurkan kepada para guru dapat menciptakan suasana

belajar yang kondusif.

e. Kognitif dan daya nalar

Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi,

mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

20

kesan yang timbul dalam lingkungannya. Mengingat adalah suatu aktivitas

kognitif, dimana orang yang menyadari bahwa pengetahuannya berasal

dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui

pengalamannya di masa lampau (Munadi, 2008: 30).

Berfikir oleh Jalaludin Rakhmat dalam (Munadi, 2008: 30-31) dibagi

dua macam, yakni berpikir autistik (autistic) dan berpikir realistik

(realistic). Yang pertama (berpikir autistik) mungkin lebih tepat disebut

melamun, fantasi, menghayal, wishful thinking adalah contohnya. Berpikir

realistik, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka

menyesuaikan diri.

2.4.2 Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa

lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, dan

kepengatan udara. Lingkungan fisik baik yang berwujud manusia maupun hal-

hal yang lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar (Munadi,

2008: 31-32).

2. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

Faktor-faktor ini diharapkan berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

21

tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini

dapat berupa kurikulum, sarana, fasilitas, dan guru (Munadi, 2008:32).

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar membaca Bahasa

Inggris yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor

psikologis yang meliputi intelgensi, motivasi, dan perhatian. Sedangkan faktor

eksternal yaitu faktor instrumental yang meliputi sarana, fasilitas dan guru.

Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil belajar membaca yang baik

diperlukan media pembelajaran yaitu media big book.

2.5 Media Pembelajaran

Menurut Martin dan Briggs dalam (Wena, 2011: 9) media pembelajaran

adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan

siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti computer, televise, proyektor,

dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut. Sedangkan

menurut Gene L. Wilkinson dalam (Muslich, 2009: 133) media adalah segala alat

dan bahan selain buku teks, yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi

dalam suatu situasi belajar mengajar.

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian media di atas dapat

disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai

perantara atau saluran, atau jembatan, dalam kegiatan komunikasi, antara

komunikator (penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan) untuk

menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar (Muslich, 2009: 133).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

22

2.5.1 Fungsi Media Pembelajaran

Media merupakan alat bantu yang diperlukan untuk pembelajaran bahasa

Inggris terutama untuk anak-anak. Menurut Gene L. Wilkinson dalam (Muslich,

2009: 133) media memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa

2. Memenuhi keperluan siswa pada kegiatan pembelajaran

3. Memudahkan pemahaman materi pembelajaran, dan

4. Menambah kegembiraan

Menurut Suyanto (2010: 101) beberapa fungsi dari yaitu:

1. Membantu menyederhanakan proses pembelajaran bahasa dan

menyempurnakannya.

2. Mengurangi bahasa ibu atau bahasa pertama.

3. Membangkitkan motivasi atau minat belajar siswa.

4. Menjelaskan konsep baru agar siswa dapat memahami tanpa kesulitan dan

salah pengertian.

5. Menyamakan persepsi, apalagi kalau konsep baru tersebut mempunyai arti

lebih dari satu.

6. Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris.

7. Membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif.

2.5.2 Macam-Macam Media Pembelajaran

Menurut Suyanto (2010: 102) Secara umum, media dapat digolongkan

menjadi tiga jenis, yaitu: (1) visual media atau media pandang, (2) audio media

atau media dengar, dan (3) audio visual media atau media dengar dan pandang.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

23

Media pandang adalah media yang dapat dipandang atau dilihat dan dapat

disentuh oleh siswa, misalnya gambar, foto, benda sesungguhnya, peta, miniature,

dan realita.

Media pandang yang paling banyak digunakan guru antara lain adalah

gambar, flash cards, dan benda nyata. Sedangkan media dengar (audio) untuk

keterampilan menyimak adalah media yang wacana atau isinya direkam dan dapat

didengarkan. Media dengar digunakan untuk menyimak dan memahami wacana

lisan, misalnya radio dan cassette recorder.

Media dengar dan pandang yang sekaligus merupakan media yang dapat

dilihat dan juga dapat didengarkan, misalnya TV dan film. Media ini banyak

digunakan untuk menayangkan cerita, peristiwa, atau keadaan di tempat lain.

Menurut Suyanto (2010: 104-110) berikut beberapa media sederhana yang

dapat dikembangkan atau digunakan oleh guru EYL untuk mengajar:

1. Circular Cards

Media ini untuk memperkenalkan kosa kata baru atau pola kalimat baru

atau untuk mementapkan pemahaman tentang bahan yang sudah diajarkan.

Selain itu, penggunaan kartu itu bisa mendorong siswa menggunakan bahasa

Inggris dalam berdialog atau kegiatan interaktif berpasangan atau berbicara

secara berkelompok.

Dalam satu set circular cards terdiri dari dua lembar kertas tebal berbentuk

lingkaran dan memiliki dua buah “telinga” yang fungsinya sebagai pegangan.

Lembar pertama dibagi menjadi 6 atau 8 bagian, yang setiap bagiannya bisa

dimanfaatkan untuk menampilkan gambar dengan atau tanpa kata. Lembar

kedua dipotong 1/6 atau 1/8 untuk melihat gambar.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

24

2. Flip Cards

Media ini digunakan untuk menunjukkan benda singular dan plural, untuk

memperkenalkan konsep a few dan a lot of, untuk memperkenalkan numbers,

dan untuk menarik perhatian siswa dengan gambar yang menarik (pemantapan

kosa kata dan warna).

Media sederhana ini terbuat dari kertas tebal yang bentuknya bisa persegi

panjang dengan ukurannya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Bila flip

cards digunakan untuk kegiatan seluruh kelas, ukurannya sekitar 60 x 30 cm

yang bila dilipat menjadi dua bagian menjadi 30 x 30 cm.

3. Flash Cards

Media ini biasanya digunakan untuk memperkenalkan kosa kata baru,

dilafalkan, kemudian dilatihkan dengan melihat sepintas. Latihan untuk

pengayaan kosa kata sangat dianjurkan dengan menggunakan flash cards agar

siswa dapat menambah kosa kata dan mengingat dengan mudah karena sambil

melihat gambarnya. Untuk menghindari salah persepsi gambar-gambar yang

ada di flash cards, sebaiknya flash cards dicoba atau ditunjukkan dahulu

kepada orang lain sebelum dipakai mengajar anak-anak.

Flash cards adalah kartu ukuran besar, biasanya menggunakan kertas yang

agak tebal, kaku, dan ukuran A4. Flash cards memperlihatkan gambar atau

tulisan kata-kata. Biasanya flash cards terdiri atas perangkat yang

dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, Misalnya kelompok gambar

makanan, buah-buahan, sayuran, alat rumah tangga, alat transportasi, dan

pakaian.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

25

4. Realia

Merupakan alat bantu yang tepat untuk anak-anak belajar mendeskrisikan

suatu benda. Media ini merupakan media tiga dimensi yang dapat dibawa ke

kelas untuk alat bantu mengajar. Realita dapat berupa cangkir, kotak, mainan,

dan benda-benda dari plastic, misalnya buah-buahan, alat dapur, boneka, dan

mobil mainan.

5. Big Books

Media ini digunakan untuk memperkenalkan tata bahasa dan kosa kata

yang dapat dikemas dalam bentuk cerita. Pola-pola tertentu dalam cerita

sebaiknya diulang-ulang agar siswa menjadi biasa mendengarnya.

Big books merupakan media yang disenangi anak-anak dan dapat dibuat

sendiri oleh guru. Buku dengan ukuran besar ini biasanya untuk anak kelas

rendah. Di dalamnya ditulis wacana sederhana, singkat dengan huruf besar,

dan diberi atau ditempeli gambar-gambar berwarna. Siswa sambil membaca

atau mendengarkan cerita mereka juga melihat gambar-gambar yang dibuat

berwarna dengan ukuran cukup besar agar penggunaannya lebih komunikatif

dan mudah dilihat oleh siswa.

2.6 Media Big Book

Salah satu media yang bisa digunakan dalam proses belajar dan mengajar

membaca permulaan di kelas adalah Big Book. Big Book adalah salah satu media

dalam pembelajaran membaca dengan pendekatan shared reading atau membaca

bersama. Holdaway adalah orang pertama yang menciptakan Big Book sebagai

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

26

cara guru untuk menjadikan Big Book sebagai model yang bisa dilihat oleh peserta

didik.

Menurut Karges-Bone (2006), sebuah Big Book akan membuat

pembelajaran bahasa lebih efektif jika memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1. Cerita singkat (10-15 halaman)

2. Pola kalimat jelas

3. Gambar memiliki makna

4. Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca

5. Jalan cerita mudah dipahami

6. Terdapat humor dalam ceritanya

Big book memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai media pembelajaran.

Kelebihan menggunakan media big book yaitu bisa digunakan sebagai media

cerita untuk melancarkan membaca siswa dalam mengenal huruf, kata, dan

kalimat. Big book berisikan gambar-gambar dan tema-tema yang disukai peserta

didik sehingga peserta didik akan lebih tertarik untuk membaca. Disamping itu

big book memiliki kelemahan yaitu dalam pembuatan media membutuhkan waktu

yang cukup lama karena pembuatan media hanya dilakukan secara manual.

Sebelum media dilakukan memerlukan persiapan dan perencanaan sebaik

mungkin agar perhatian peserta didik terpusat pada media yang digunakan.

2.6.1 Pengertian Media Big Book

Big book atau buku besar merupakan media pembelajaran yang digunakan

untuk memperkenalkan tata bahasa dan kosakata yang dikemas dalam bentuk

cerita (Suyanto, 2010: 104). Dalam penggunaan big book sebagai media

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

27

pembelajaran harus dibuat sesuai dengan tema-tema yang akan diajarkan pada

siswa.

Big book merupakan buku berukuran besar mulai dari ukuran A3, A4, A5

atau dengan ukuran yang lebih besar lagi. Di dalamnya terdapat wacana sederhana

dengan ukuran huruf besar dan terdapat gambar-gambar yang penuh dengan

warna. Biasanya big book digunakan untuk siswa kelas rendah. Peserta didik

sambil membaca atau mendengarkan cerita, juga dapat melihat gambar-gambar

yang dibuat berwarna dengan ukuran cukup besar agar penggunaannya lebih

komunikatif dan mudah dilihat oleh anak (Suyanto, 2010: 104).

2.6.2 Penggunaan Media Big Book Pada Pembelajaran Membaca

Untuk menarik partisipasi siswa dalam kegiatan membaca, dapat

digunakan suatu media pembelajaran yaitu big book. Dalam kegiatan ini, guru

bercerita dengan bantuan buku besar atau big book yang dipegang atau diletakkan

di atas meja, kursi, atau sebuah alat penyangga khusus. Pada saat membaca, guru

menggunakan sebuah alat penunujuk (stick) untuk menunujuk kalimat yang

sedang dibaca. Guru membaca sebagian, diulangi lagi, dan bertanya pada siswa

untuk mengetahui apakah paham atau dapat mengikuti alur cerita (Suyanto, 2010:

128).

Agar siswa dapat mengikuti kalimat yang dibaca oleh guru, maka terlebih

dahulu tempat duduk siswa diatur dengan baik. Kemudian guru membacakan

cerita dengan tidak terlalu cepat dan apabila perlu berhenti sebentar, baru

dilanjutkan kembali. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui

pemahaman siswa tentang isi atau alur cerita (Suyanto, 2010: 128).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

28

Menurut Suyanto (2010: 129) dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris

untuk siswa sekolah dasar, kegiatan membacakan cerita merupakan kegiatan

dimana siswa menyimak bahasa lisan dengan pelafalan dan intonasi yang jelas

dan benar. Selain dibaca oleh guru, big book juga dapat dibaca oleh siswa bila

mereka menginginkannya. Biasanya cerita dalam big book mengenai binatang

dengan kegiatan sehari-harinya.

Kegiatan membaca cerita tidak memerlukan alat bantu seperti puppet

sebab biasanya big book sendiri sudah penuh gambar dan merupakan alat bantu

yang benar-benar tepat untuk kegiatan semacam ini. Selain tulisan dengan huruf

besar, buku didominasi dengan gambar yang besar dan berwarna. Siswa dapat

membaca bersama-sama atau per kelompok menirukan guru, bahkan bisa juga

untuk kegiatan membaca individual sesuai dengan minat siswa (Suyanto, 2010:

129).

Menurut Suyanto (2010: 129) pada saat membaca teks, guru melafalkan

dengan suara yang cukup keras agar seluruh siswa mendengar dengan baik. Selain

itu, guru perlu menyesuaikan suaranya dengan suara tokoh cerita, terutama kalau

ada dialog dalam cerita itu. Kalau perlu, nada suara guru berubah sesuai dengan

situasinya agar cerita terdengar lebih hidup. Biasanya dalam kegiatan membaca

ini guru duduk di tengah-tengah siswanya agar lebih akrab dengan mereka.

Menurut Suyanto (2010: 128-129) langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan media big book adalah sebagai berikut:

1. Guru mengatur tempat duduk siswa sehingga mereka dapat mengikuti kalimat

yang diucapkan oleh guru. Tempat duduk dapat diatur secara melingkar atau

dalam satu kelas dibagi menjadi dua baris.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

29

2. Pada saat membaca cerita guru menggunakan alat penunjuk (stick) untuk

menunjukkan kalimat yang sedang dibaca.

3. Guru memperkenalkan beberapa tokoh yang ada dalam cerita.

4. Guru membuka halaman cerita satu persatu, kemudian mengajarkan cara

mengeja huruf dari kata perkata dan melafalkan kata, frasa, dan kalimat yang

ada pada teks cerita big book.

5. Guru mengajarkan membaca teks cerita yang ada dalam big book dengan lafal

dan intonasi yang benar.

6. Guru melafalkan dengan suara yang yang cukup keras agar seluruh siswa

mendengar dengan baik.

7. Sebagai penutup, guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui

pemahaman siswa tentang isi atau alur cerita dalam big book.

Penggunaan Big Book dalam pembelajaran membaca memiliki beberapa

tujuan, yaitu:

1. Memberi pengalaman membaca.

2. Membantu siswa memahami buku.

3. Mengenalkan berbagai jenis bahan bacaan kepada siswa.

4. Memberi contoh bacaan yang baik.

5. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

6. Menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan siswa.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

30

2.7 Membaca

Menurut Tarigan (1990: 25), membaca adalah suatu proses yang dilakukan

serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.

Menurut Dalman (2013: 7) membaca merupakan suatu kegiatan atau

proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang

terdapat dalam tulisan. Membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf

yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraph dan wacana saja,

tetapi membaca juga merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan

lambang / tanda / tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan

penulis dapat diterima oleh pembaca.

Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan melihat

kumpulan huruf yang membentuk suatu kata atau kalimat yang bertujuan untuk

memperoleh suatu pesan atau informasi dari yang telah dibaca.

2.7.1 Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Menurut Suyanto (2010: 25) dalam melaksanakan kegiatan membaca,

siswa hendaknya paham tujuan dari kegiatan tersebut, apakah merekan membaca

untuk mengerti inti dari bacaan itu atau mereka harus membaca untuk

mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Siswa tidak harus mengerti arti kata

per kata, yang penting mereka bisa mengerti konteks dari suatu bacaan. Penting

bagi seorang guru untuk memberikan rambu-rambu agar siswa mempunyai

strategi dalam membaca suatu wacana.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

31

Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta

penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak dalam mengerti isi suatu

bacaan. Pengetahuan awal ini merupakan dasar yang kemudian ditambah dengan

pengalaman belajar, akhirnya dia akan mendapatkan pengetahuan baru.

Sebaiknya untuk kegiatan membaca dipilih topic yang berhubungan

dengan minat anak, sesuatu yang ada hubungan dengan lingkungannya, sesuatu

yang indah dan menarik serta berhubungan dengan topik yang dibahas saat itu.

Tingkat kesulitan maupun panjang bacaan hendaknya disesuaikan dengan

kemampuan siswa. Menurut Suyanto (2010: 26) beberapa hal yang dapat

membantu agar kegiatan membaca menjadi lebih menarik, antara lain:

1. Menggunakan gambar sebagai alat bantu.

2. Memberikan pertanyaan-pertanyaan.

3. Menunjukkan judul dan meminta siswa untuk menebaknya.

4. Kalimat-kalimat tidak terlalu panjang agar tidak membingungkan siswa.

Kegiatan membaca dalam kelas EYL biasanya meliputi kegiatan:

1. Membaca suatu wacana pendek dengan suara keras atau dalam hati.

2. Memasang kata atau kalimat pada gambar yang cocok.

3. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks yang sudah dibaca.

4. Melengkapi kalimat yang belum lengkap.

Jika dalam kegiatan listening dan speaking siswa mampu

menginterpretasikan konteks tanpa harus mengerti kata per kata dengan bantuan

ekspresi wajah, intonasi, maupun bahasa tubuh maka pada kegiatan reading

gambar yang tepat dan kata kunci akan banyak membantu siswa dalam memahami

wacana bahasa Inggris (Suyanto, 2010: 26).

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

32

2.7.2 Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Pada tingkat awal, kegiatan membaca biasanya dimulai dengan pengenalan

bunyi alfabet dengan lafal bahasa Inggris. Anak-anak Indonesia sejak awal sudah

belajar menulis bahasa Indonesia dengan huruf latin. Hal itu menguntungkan

siswa-siswa di Indonesia sama hurufnya dengan bahasa Inggris. Lain halnya

dengan anak-anak sekolah dasar di Jepang, Korea, dan Thailand yang belajar

menulis mulai dengan huruf asli yang berlaku di negaranya. Ketika mereka belajar

bahasa Inggris mereka masih harus belajar menulis huruf latin dahulu (Suyanto,

2010: 64-65)

Menurut Suyanto (2010: 64), proses belajar membaca pada umumnya

dapat melalui tahap-tahap berikut:

1. Membaca (melafalkan) alfabet dengan bahasa Inggris.

2. Membaca kata yang bisa juga dibarengi dengan melafalkan atau mengeja,

seperti:

apple a – p – p – l – e

horse h – o – r – s – e

3. Membaca frasa diteruskan ke kalimat pendek:

apple an apple It’s an apple

I have an apple

4. Membaca kalimat yang bermakna atau berisi pesan, baik berupa kalimat tanya

(question) maupun kalimat pernyataan (statement).

5. Membaca wacana, tulisan pendek, atau bahan-bahan lain, seperti dialog, puisi,

dan surat.

6. Membaca wacana, dialog lebih panjang, suatu cerita, atau peristiwa.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

33

Keterampilan membaca diajarkan dari kata, frasa, kemudian, wacana

dengan kosakat yang mudah ke kosakata yang lebih sulit, dari wacan yang pendek

ke yang lebih panjang dengan tata bahasa yang lebih banyak ragamnya. Tingkat

kesulitan dan panjangnya bahan bacaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan

bahasa anak dan tingkat kelasnya.

2.8 Kerangka Pikir

Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2008) Kerangka Berpikir adalah

suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Adapun

kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35523/3/jiptummpp-gdl-reniindria-48313-3-babii.pdf · Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan

34

Kondisi Awal

Kegiatan pembelajaran Bahasa

Inggris SDN Kalirejo 03 Lawang

tidak kondusif, siswa kurang

memperhatikan guru, kemampuan

siswa dalam membaca Bahasa

Inggris masih kurang, guru tidak

menggunakan media pembelajaran

yang tepat.

Permasalahan

Dalam memahami isi bacaan Bahasa

Inggris, siswa kelas III SDN Kalirejo 03

Lawang masih kurang. Sehingga hasil

belajar membaca dalam Bahasa Inggris

masih banyak yang belum mencapai

KKM yang ditentukan oleh sekolah SDN

Kalirejo 03 Lawang.

Solusi

Menerapkan media Big Book dalam pembelajaran

Bahasa Inggris untuk meningkatkan hasil belajar

membaca Bahasa Inggris siswa kelas III SDN

Kalirejo 03 Lawang. Karena Big Book memiliki alur

cerita yang mudah ditebak, terdapat gambar-gambar

yang menarik, dan penuh warna.

Tujuan

Untuk meningkatkan hasil belajar

membaca siswa kelas III SDN Kalirejo

03 Lawang digunakan media Big Book

agar siswa lebih memahami isi bacaan.

Dan gambar-gambar yang penuh warna

dapat menarik anak untuk membaca.

Hasil

Meningkatnya hasil belajar

membaca Bahasa Inggris siswa

kelas III SDN Kalirejo 03

Lawang dengan menerapkan

media Big Book.

Kondisi Ideal

Pembelajaran Bahasa Inggris

berlangsung secara kondusif, guru

menggunakan media pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan tema.

Siswa memperhatikan penjelasan

guru sehingga terjadi peningkatan

dalam hasil belajar.