bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
a) Belajar dan Pembelajaran
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku.pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan li gkungannya”.
Dari definisi belajar di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian
belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai beberapa
kompetensi serta perubahan tingkah laku seseorang dari hal yang belum tahu menjadi
tahu.
Pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan
melalui belajar, mengajar, dan pengalaman (Slameto,2007:4). Sedangkan menurut
Poerwadarminta (2005:7) menyebutkan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“Instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti
menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian pikiran
atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih
mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahwa pembelajaran itu ialah suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
7
72922292
Senada dengan pengertian pembelajaran tersebut, Sudjana (1991:2) menyatakan
bahwa pada dasarnya ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran
yaitu :
a. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku . Prinsip ini
mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya
perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku
individu merupakan hasil pembelajaran.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan ,
perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku
dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif
,afektif dan motorik.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses, prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa
pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam
aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya
suatu tujuan yang akan dicapai . Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran
itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang
ingin dicapai. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman . Pengalaman pada dasarnya adalah
kehidupan melalui situasi yang ternyata dengan tujuan tertentu , pembelajaran
merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak
memberikan pengalaman diri situasi nyata.
Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut dikatakan
sebagai kondisi pembelajaran yang berkualitas lebih lanjut. Sudjana (1991:5) mengatakan
bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodologi pengajaran
yang tepat dan cara penilaian yang baik. Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek
yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu
mengajar, dimana metode mengajar dan media pengajaran ini merupakan salah satu
lingkungan belajar yang di kondisikan oleh guru dan dapat memberikan motivasi dalam
mengikuti pelajaran.
8
82922292
b) Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan
(GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-
konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
gagasan-gagasan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)
bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep,
atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam.
Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi
juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses
diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses
bagaimana cara produk sains ditemukan.
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003:
11).
IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan,
dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian
pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
9
92922292
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains
diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004:33).
Lebih lanjut pengertian IPA menurut Fisher (1975) yang dikutip oleh Muh. Amin
(1987:3) mengatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam”.
Menurut Sumaji (1998:31), IPA (sains) berupaya untuk membangkitkan minat manusia
agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai alam sekitarnya. Mata
pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai
kebesaran Sang pencipta (Depdikbud 1993/1994: 97).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan salah satu
kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang
mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan
mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.
c) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja
ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan,
berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai
ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara
terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup
dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi:
cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi,
tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah
diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
10
102922292
d) Tujuan Pelajaran IPA di SD
Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang
ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang
tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA,
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus
mengacu pada kurikulum tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum
KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan
alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4)
mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
e) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tersurat dalam standar isi
merupakan batas minimal yang harus dicapai peserta didik dalam proses belajarnya.
Artinya pesan yang tersurat dalam SK dan KD tersebut tidak dapat ditawar lagi oleh guru
dalam hal penyajiannya di kelas maupun di luar kelas. Hal tersebut mempunyai implikasi
terhadap kompetensi guru. Jika guru merasa kurang kompeten dalam SK dan atau/ KD
tertentu maka wajib mempelajarinya. Hal tersebut perlu dilakukan agar dapat memfasilitsi
belajar siswa secara maksimal, jangan sampai dilewati untuk tidak dibelajarkan.
11
112922292
Setiap SK dan KD perlu dimaknai dulu secara tepat, sebelum dijabarkan menjadi
indikator dan tujuan pembelajaran, agar pesan edukatif dari SK dan KD tersebut dapat
tercapai.
Pada penelitian ini SK dan KD yang dikehendaki dapat dijelaskan dalam tabel 2.1
dibawah ini:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator IPA Kelas V Sekolah Dasar
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1 Memahami perubahan
yang terjadi di alam
dan hubungannya
dengan penggunaan
sumber alam
Mendiskripsikan struktur
bumi
Memahami peta
konsep bumi
Menggambarkan
secara sederhana
lapisan-lapisan bumi
(lapisan inti, lapisan luar
dan kerak).
Mengetahui lapisan-
lapisan pada bumi
- Lapisan Atmosfer
- Lapisan Kerak Bumi
- Lapisan Mantel Bumi
- Lapisan Inti Bumi
Luar
Lapisan Inti Bumi Dalam
Memahami fungsi dari
lapisan atmosfer
Mengetahui bahwa
12
122922292
lapisan atmosfer
tersusun dari lapisan
i) Lapisan Troposfer
ii) Lapisan Stratosfer
iii)Lapisan Mesosfer
iv) Lapisan
Termosfer
Mengetahui unsur
pembentukan
v) Lapisan Mantel bumi
terbentuk dari
mineral silikat
vi) Lapisan Inti bumi
luar terbentuk dari
besi, nikel dan zat
lain.
Lapisan inti bumi
terbentuk dari besi
dan nikel padat
2.1.2 Media Realia
a. Hakikat Media
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat
bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar
mengajar akan mencakup beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan media
serta evaluasi. Penggunaan metode dan media dalam proses belajar mengajar sangat
diperlukan dalam usaha membuat proses belajar mengajar yang efektif. Penggunaan
metode dan media ini bertujuan agar siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien sehingga
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “ Medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
13
132922292
pesan dengan penerima pesan. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman, Rahardja, Haryono dan Rahardjito,
1984: 6)
Media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk: memotivasi belajar peserta
didik, memperjelas informasi/pesan pengajaran, memberi tekanan pada bagian-bagian
yang penting, memberi variasi pengajaran, memperjelas struktur pengajaran.
Media pendidikan memegang peranan penting dalam pembelajaran. Penggunaan
media pembelajaran yang tepat akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari
pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagaian yang harus mendapatkan perhatian guru dalam setiap kegiatan
pembelajarn. Namun kenyataannya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk
membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,
dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran.
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.
Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai
dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari pemilihan media adalah
penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan
siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih. Apabila kita telah menentukan
alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya
adalah sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran? Jika sudah tersedia,
maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya.
Jika media yang kita butuhkan temyata belum tersedia, mau tak mau kita harus membuat
sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah alat untuk
mempermudah guru dalam pembelajaran serta dapat mempermudah peserta didik dalam
menangkap pelajaran.
14
142922292
Hal ini sejalan dengan Sadiman, Rahardja, Haryono dan Rahardjito, 1984 yang
mengatakan bahwa Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”
yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan
membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik
sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu
dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran,
sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya
dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa
yang dilihat dan didengar.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan alat yang
dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain. Sebuah pesan
yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan tersebut dapat dipahami
dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media dalam penyampaian pesan
sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media yang menarik penerima pesan akan
lebih cepat memahami pesan tersebut.
b. Fungsi Media
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat
mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknya lah yang dibawa ke peserta didik. Obyek
dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar
yang dapat disajikan secara audiovisual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang
suatu obyek, yang disebabkan karena : obyek terlalu besar, obyek terlalu kecil,obyek
yang bergerak terlalu lambat, obyek yang bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu
15
152922292
kompleks, obyek yang bunyinya terlalu halus, obyek mengandung berbahaya dan
resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat
disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai
dengan abstrak.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk
membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul
dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam
Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan
kembali suatu obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,
kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati
kembali seperti kejadian aslinya.
2. Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau
kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan,
misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang
penyajiannya.
3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar
jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau radio.
Menggunakan media realia tidak selalu tepat dan baik, karena terkadang terhambat
dengan biaya dan benda aslinya. Sebagai contoh untuk menunjukkan bentuk bumi,
16
162922292
tentunya akan merasa kesulitan apabila tanpa adanya bantuan media lainnya seperti
media gambar (globe).
Media di sini memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan
membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik
sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu
dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran,
sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya
dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa
yang dilihat dan didengar.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan alat yang
dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain. Sebuah pesan
yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan tersebut dapat dipahami
dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media dalam penyampaian pesan
sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media yang menarik penerima pesan akan
lebih cepat memahami pesan tersebut.
c. Jenis – jenis Media
Media cukup banyak macamnya, Raharjo (1991) menyatakan bahwa ada media
yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Dari berbagai ragam
dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber belajar
ekonomi dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media
visual, media audio-visual, dan media serba neka. Contoh macam-macam media :
1. Media Audio : radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon.
2. Media Visual :
Media visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi
dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai
(film stip), transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram, sketsa,
poster, gambar kartun, peta, dan globe.
Media visual gerak : film bisu.
17
172922292
3. Media Audio-visual
Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan suara, film rangkai dan suara , buku
dan suara.
Media audiovisual gerak : video, CD, film rangkai dan suara, televisi, gambar dan
suara.
4. Media Serba aneka :
- Papan dan display : papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding,
papan magnetik, white board, mesin pangganda.
- Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama, display.
- Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, bermain peran, demonstrasi,
pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi.
- Sumber belajar pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.
- Belajar terprogram Komputer
5. Media yang tidak memerlukan keahlian khusus misalnya : Papan tulis / whiteboard,
Transparansi (OHT), Bahan cetak ( buku, modul, handout ).
6. Media yang memerlukan keahlian khusus : Program audio visual Program slide,
Microsoft Powerpoint, Program internet.
d. Kreteria Pemilihan Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis
media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang
tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum
kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
1) Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang ingin
dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau kombinasinya?
Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau
kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas
18
182922292
pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia,
audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
2) Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik
mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, bagaimana motivasi dan
minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang
kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya
sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu,
media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
3) Karakteristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya,
sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan
dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik
masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasamya adalah kegiatan
membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang
lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik
bagaimana karaktristik media tersebut.
4) Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang
tersedia/yang kita memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia
dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita
tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah
kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran
temyata kita kekurangan waktu.
5) Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya
justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita
19
192922292
pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau menyewa
media tersebut? Bisakah kita mengusahakan biaya tersebut/apakah besarnya biaya
seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu
tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih
murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih
efektif untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.
6) Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah
media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus
membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya?
Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah tersediakah sarana yang diperlukan
untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya
gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video. Namun karena di
sekolah tidak ada video player, maka sudah cukup bila digunakan media realia gerhana
matahari.
7) Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana
media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil,
kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran
secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga
tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam
pembelajaran.
8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada,
misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis
media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan cocok? Apakah suaranya jelas dan enak
didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja,
lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.
e. Pengertian Media Realia
Realia adalah suatu kenyata yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Yang dimaksud dengan Media realia adalah media yang ditampilkan merupakan benda
20
202922292
nyatanya. Dalam pembelajaran IPA mengenai struktur bumi disini di pakai media kongrit
yang berupa tiruan bola bumi. Pengguanaan media realia lebih mendekatkan peserta didik
(penerima pesan) dengan benda nyatanya sehingga akan semakin mudah memahaminya.
”Akan tetapi sebenarnya suatu benda asli merupakan benda yang paling tepat guna,
dibandingkan tiruannya”. (Latuheru, 1988:52).
Media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi nyata atau merupakan
benda nyata akan memberikan pengalaman tersendiri bagi peserta didik yang tidak akan
mudah dilupakan. Dengan melihat sendiri benda nyatanya maka diharapkan peserta didik
akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bukan hanya secara teori
yang dipahaminya, namun benda sendiri hanya dilihat melalui gambar. Sebagai ilustrasi
seorang pilot yang diberikan pembelajaran praktek langsung dengan yang hanya diberikan
teori dan melihat gambarnya, tentunya akan mampu dilihat hasilnya. Seorang pilot yang
sudah terbiasa praktek langsung akan lebih terampil dalam menjalankan pesawatnya.
”Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang dikumpulkan dari hasil
perjalanan karya wisata, dibandingkan dengan melihat difilm strip mengenai kehidupan
binatang tersebut”. (Sudjana, dan Rival, 1990:196).
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan opersi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut : (1) Mulai memandang
dunia secara obyektif, bergeser dari suatu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan
memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)
Mempergunakan hubungan sebab-akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume
zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir
tersebut. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,
CV. Timur Putra Mandiri, 2006). Kecenderungan belajar anak usia SD memiliki tiga ciri,
yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
21
212922292
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga
lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu,
hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal yang umum ke bagian
demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap
mulai dari hal-hal yang sederhana kehal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal
tersebut maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan dan kedalaman materi.
Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA
merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di
harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan
berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus. S, 2003: 11).
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, IPA merupakan ilmu yang mempelajari
tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala
yang terdapat di alam. IPA merupakan pengetahuan mempunyai kebenaran melalui
metode ilmiah baik secara induktif ataupun deduktif.
Dalam penggunaan media realia/benda nyata ini terdapat kelebihan Menurut Anderson
(1987). Diantara kelebihan-kelebihan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Dapat memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan yang relevan dari
kerja, dengan biaya yang sedikit.
b. Dapat memberikan kesempatan yang semaksimal mungkin pada siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas nyata, atau tuga-tugas simulasi dan mengurangi transfer
belajar.
c. Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau
ketrampilan koordinasi diperlukan dalam pekerjaan.
22
222922292
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih ketrampilan
manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.
Dari kelebihan-kelebihan penggunaan media realia, ada kelemahan-kelemaha dalam
penggunaan media diantaranya:
a. Tidak selalu memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti
pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran
harus didukung dengan media lain.
b. Sulit untuk mengontrol hasil belajar, karena konflik-konflik yang mungkin terjadi
dengan pekerjaan atau dengan lingkungan kelas.
c. Seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam lingkungan
kerja.
d. Mahal, karena biaya yang diperlukan untuk peralatan tidak sedikit.
e. Seringkali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani latihan kerja, mengambil
tenaga ahli dari pekerjaannya untuk melatih yang lain dapat menurunkan
produktivitasnya.
Dalam penelitian media realia yang digunakan adalah bentuk tiruan bumi yang akan
digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik dalam
mengingat materi tersebut.
f. Pembelajaran IPA Dengan Media Realia
Langkah – langkah Pembelajaran Media Realia
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta membentuk kelompok (kelompok 6-7 orang) dan mengutarakan hasil
pemikiran masing – masing dalam percobaan
4. Guru Guru bersama siswa mengamati hasil percobaan tersebut
5. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan dan menutup pembelajaran
23
232922292
2.1.3 Hasil Belajar
a. Hakikat Hasil Belajar
Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. (Muhibbin Syah
1997).
Hasil adalah perolehan yang dicapai. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang
utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang hasil belajarnya
tinggi dapat dikatakan, bahwa dia telah berhasil dalam belajar. Demikian pula sebaliknya.
Sedangkan dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari proses belajar mengajar,
seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor
eksternal.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat diartikan sebagai hasil dari
proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan
tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Yang diungkap dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa kelas V di SD N 1 Pilang Kecamatan Randublatung Kabupaten
Blora .
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu keberhasilan belajar, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern yang ada dalam diri siswa. Faktor inter dapat dikelompokkan, yaitu
faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah meliput faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses kegiatan
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan
cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik, kesehatan badanya harus tetap terjamin. Keadaan
cacat tubuh mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
24
242922292
b) Faktor pikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Faktor intelegensi atau
kecerdasan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar siswa. Siswa yang intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai hasil
belajar yang baik. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki
perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik kesimpulan dan
melakukan abstraksi. Sebaliknya siswa yang kurang cerdas menunjukkan cirri-ciri belajar
lebih lamban, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu yang lama untuk maju,
tidak mampu melakukan abstraksi (Hamalik, 2001 : 59).
Faktor Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek
pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
aktivitas belajar (Sardiman, 1992 : 44).
Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi, sangat penting untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan pelajaran yang tidak menarik perhatian
siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak ingin belajar dan sebagai akibat,
hasil belajarnya menjadi rendah atau menurun. Untuk menimbulkan perhatian diperlukan
dorongan atau moivasi. Dalam hal ini orang tua di rumah, sangat diharapkan peranannya.
Jika kebosanan terjadi di sekolah, maka guru dapat mengarahkan siswa untuk
memperhatikan pelajaran.
Minat belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, memiliki
pengaruh yang besar. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai hasil belajar
dalam suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat motif-
motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan
dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring). Dari manipulasi dan explorasi yang
dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan akan timbul minat terhadap sesuatu. Apa
yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik
(Purwanto, 1990 : 56).
25
252922292
Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar.
Motif yang kuat sangatlah perlu didalam belajar, didalam membentuk motif yang
kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan dan pengruh lingkungan yang
memperkuat, jadi latihan sangat perlu dalam belajar.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ekstern
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
Keluarga lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan siswa. Salah satu faktor
penentu dalam keluarga adalah orang tua.orang tua harus dapat menciptakan suatu
keadaan dimana si anak berkembang dalam suasana ramah tamah, kejujuran dan
kerjasama yang diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka
setiap hari. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar anak dalam keluarga, meliputi
cara mendidik, hubungan orang tua dengan anak dan ekonomi keluarga.
Sekolah sebagai tempat dimana siswa menuntut ilmu juga ikut menentukan hasil
belajar siswa. Hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan siswa lain,
kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia dan lain-lain.
Masalah-masalah yang ada di sekolah dan kurang menarik bagi siswa akan mengurangi
minat belajar siswa di sekolah. Dan hasil belajar yang diperoleh tidak akan maksimal.
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Jika masyarakat di sekitar siswa melakukan kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh
jelek pada siswa yang ada di lingkungan itu. Akibatnya belajarnya terganggu dab bahkan
siswa kehilangan semangat belajar. Sebaliknya sebaliknya jika lingkungan siswa adalah
orang yang baik-baik, siswa terpngaruh ke hal-hal baik. Pengaruh itu dapat mendorong
siswa untuk belajar lebih giat, dan hasil belajar yang diperoleh akan baik.
26
262922292
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Parmin, 2009 dalam penelitiannya “Pengaruh penggunaan media model dan
gambar terhadap Prestasi belajar ilmu pengetahuan alam ditinjau dari Motivasi belajar
siswa”. Menyimpulkan bahwa : Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara
penggunaan media model dan media gambar terhadap prestasi belajar IPA, ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar IPA, dan
ada interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar IPA.
Johar Makmun, 2007 dalam penelitiannya “Studi Komparasi Penggunaan Media
Realia Dan Media Grafis Bidang Diklat Menggambar Teknik Dalam Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa Ranah Kognitif”. Menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan
signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan media realia dengan kelompok
siswa yang menggunakan media grafis terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam
ranah kognitif.
Ami Sulistyowati, 2010 dalam penelitiannya “Studi Komparatif Tentang Efektivitas
Media Pembelajaran Realia Dan Flash Cards Dalam Proses Belajar Mengajar Vocabulary
Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Brebes Tahun Pelajaran 2009/2010”. Menyimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam penguasaan vocabulary antara siswa yang
diajar menggunakan media pembelajaran realia dengan siswa yang diajar menggunakan
media pembelajaran flash card pada siswa SD N Brebes.
2.3 Kerangka Berfikir
Untuk memperoleh ketrampilan dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk membelajarkan peserta didik. Keberhasilan
proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar
yang maksimal diperlukan berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum,
metode belajar, media serta sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
27
272922292
Pembelajaran dengan menggunakan media dapat mengurangi kondisi yang
monoton/menjenuhkan sehingga pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik. Salah
satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA adalah dengan
media realia/benda nyata, dengan alasan IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang
segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang
terdapat di alam. Sehingga dengan diterapkannya media yang tepat dalam pembelajaran
IPA diharapkan peserta didik mampu menerima pengetahuan yang disampaikan.
Berikut bagan kerangka berfikir Evektifitas Penggunaan Media Realia Pada Mata
Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N 01 Pilang Kecamatan Randu
Blatung Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012.
Bagan 2.2 Kerangka Berfikir Evektifitas Penggunaan Media Realia
Terhadap Hasil Belajar
Pre Test
Kelompok kelas kontrol
menggunakan
pembelajaran konvensional
Kelompok kelas
eksperimen menggunakan
media realia
penggunakan media realia lebih positif dan signifikan
daripada pembelajaran konfensional dalam pembelajaran
IPA
Post Test
28
282922292
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas penulis dapat merumuskan
hipotesis bahwa peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan media realita
lebih positif dan signifikan di bandingkan penggunaan pembelajaran konfensional
dalam pembelajaran IPA.