bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 konsep ... ii.pdf · serangkaian konsep dan azas...

22
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Kebijakan Publik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebijakan merupakan serangkaian konsep dan azas yang menjadi garis dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak. Menurut Koontz dan O’Donnel (1972:113) mendefinisikan kebijakan sebagai pertanyaan umum dari pengertian yang memandu pikiran dalam membuat keputusan. Anderson (1997:113) kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan seorang pelaku untuk memecahkan suatu masalah. Kebijakan dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu : kebijakan substantif yang merupakan kebijakan yang harus dikerjakan pemerintah, dan kebijakan procedural yaitu siapa dan bagaimana kebijakan tersebut dikerjakan. Ini berarti kebijakan publik merupaka kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh para pejabat dan badan pemerintah. Selanjutnya dikataka bahwa terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kebijakan publik. Pertama, tujuan atau kegiatan yang berorientasi tujuan haruslah menjadi perhatian utama prilaku acak. Kedua, kebijakan merupakan pola tindakan pejabat pemerintah mengenai keputusan-keputusan secara terpisah. Ketiga, kebijakan harus nyata dengan apa yang pemerintah perbuat. Keempat, bentuk kebijakan publik yang positif berdasarkan pada ketentuan hukum dan wewenang. Tujuan kebiajakn

Upload: trinhkien

Post on 05-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Kebijakan Publik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebijakan merupakan

serangkaian konsep dan azas yang menjadi garis dasar rencana dalam pelaksanaan

pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak. Menurut Koontz dan O’Donnel

(1972:113) mendefinisikan kebijakan sebagai pertanyaan umum dari pengertian yang

memandu pikiran dalam membuat keputusan. Anderson (1997:113) kebijakan adalah

suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan seorang pelaku untuk

memecahkan suatu masalah. Kebijakan dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu :

kebijakan substantif yang merupakan kebijakan yang harus dikerjakan pemerintah,

dan kebijakan procedural yaitu siapa dan bagaimana kebijakan tersebut dikerjakan.

Ini berarti kebijakan publik merupaka kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh para

pejabat dan badan pemerintah.

Selanjutnya dikataka bahwa terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan

kebijakan publik. Pertama, tujuan atau kegiatan yang berorientasi tujuan haruslah

menjadi perhatian utama prilaku acak. Kedua, kebijakan merupakan pola tindakan

pejabat pemerintah mengenai keputusan-keputusan secara terpisah. Ketiga, kebijakan

harus nyata dengan apa yang pemerintah perbuat. Keempat, bentuk kebijakan publik

yang positif berdasarkan pada ketentuan hukum dan wewenang. Tujuan kebiajakn

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

2

publik adalah tercapainya kesejahtraan masyarakat melalui produk kebijakan yang

dibuat pemerintah (Tahir,2014:22).

Dye (2008) mengemukakan kebijakan publik sebagai “Public policy is what

ever governments choose to do or not to do”, konsep ini dijelaskan bahwa kebijakan

publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak

dilakukan. Berdasarkan pandangan para ilmuan mengenai kebijakan publik dapat

disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan suatu tindakan yang memiliki

konsep dan tujuan dalam memecahkan masalah yang ditetapkan oleh para pejabat dan

badan pemerintah.

2.1.1.1 Peran Pemerintah

Pemerintah mempunyai peran penting dalam mengatur perekonomian pada

suatu negara. Teori pemerintahan yang dikemukan oleh Adam Smith, membahas

tentang tiga peran terpenting dari pemerintah. Peran penting tersebut digunakan

dalam sistem kemerdekaan yang mengharuskan pemerintah untuk menjalankan tiga

peran atau tugas utamanya tersebut yaitu : 1) Peran untuk memelihara keamanan

dalam negeri dan pertahanan. 2) Peran untuk menyelenggarakan peradilan yang

seadil-adilnya. 3) Peran untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan

sektor swasta. Dalam hal ini, Smith menyadari bahwa pasar tidak dapat menyediakan

beberapa barang publik yang mana terlalu mahal apabila diusahakan sendiri

penyediaannya oleh individu (Prasetyia,2012: 4) .

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

3

Musgrave (1959) mengidentifikasi tiga jenis fungsi dari pemerintah: 1) Fungsi

alokasi, 2) Fungsi distribusi, 3) Fungsi stabilisasi. Fungsi alokasi terjadi ketika

pemerintah turut serta dalam memperbaiki distorsi ekonomi yang disebabkan oleh

kegagalan pasar. Pemerintah bertugas untuk mengadakan kembali distribusi disaat

pasar gagal untuk melakukan tugasnya tersebut. Peran alokasi pemerintah berkaitan

dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. Pengalokasian sumberdaya

ini harus dilakukan secara merata. Pemerintah harus mengoreksi dan menyediakan

barang dan jasa publik yang mungkin tidak dapat disediakan secara efisien oleh

sektor swasta. Pengalokasian sumberdaya berhubungan dengan teori tentang hak

milik. Salah satu teori alokasi yang efisien dikemukakan oleh Ronald Coase, yang

teorinya disebut sebagai “The Coase Theorem”. Teori ini menjelaskan tentang cara

mengalokasikan sumber daya secara efisien melalu pertukaran individual dan jika tak

ada biaya transaksi maka pengalokasian sumberdaya tidak akan bergantung pada

keberadaan hak milik individual. Artinya semakin sedikit biaya transaksi maka

memungkinkan untuk semakin efisien pengalokasiannya.

Fungsi selanjutnya adalah fungsi distribusi, dalam mempertimbangkan

distribusi pendapatan pemerintah menggunakan konsep ekuitas dan keadilan.

Pendapatan didistribusikan dengan melihat pada sejarah, hukum warisan, pendidikan,

mobilitas sosial, kesempatan ekonomi dan beberapa faktor-faktor lainnya pada suatu

negara. Pemerintah dalam hal ini menggunakan kebijakan fiskal yang lebih luas

cakupannya untuk mengadakan kembali proses distribusi. Pemerintah juga

mendistribusikan kembali pendapatan melalui kebijakan pengeluaran yang telah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

4

dikeluarkan pemerintah. Selain itu, negara juga dapat ikut serta dalam mekanisme

pasar melalui pemberian subsidi, kontrol terhadap harga, dan pengenaan pajak pada

barang mewah Fungsi yang ketiga adalah fungsi stabilisasi. Fungsi stabilisasi adalah

fungsi jangka pendek dari pemerintah. Stabilisasi sangat penting 11 dalam ekonomi

terbuka, yang dapat dilihat sebagai ketidakseimbangan sistem (Balassa 1982). Oleh

karena itu, pemerintah harus membuat kebijakan untuk memperbaiki kondisi

ketidakseimbangan tersebut agar tidak berdampak buruk kedepannya.

2.1.2 Konsep Partisipasi Masyarakat

Partisipasi dapat diartikan sebagai kemampuan masyarakat dalam mendukung

secara mutlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan tujuannya

oleh pemerintah, serta terjadinya kerjasama antar pemerintah dalam merencanakan,

melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan (Soetrisno, 1995:89).

Pengertian tersebut memiliki makna bahwa masyarakat ikutserta dalam program-

program pemerintahan berarti masyarakat secara langsung telah mendukung program

pemerintah. Partisipasi telah terbentuk apabila adanya keikutsertaan masyarakat

dalam menjalankan program-program pemerintah. Tanpa pastisipasi dari masyarakat

program-program yang telah dibuat pemerintah tidak akan berjalan karna masyarakat

merupakan subyek atau peran utama dalam pembangunan.

Menurut Siagian (1985:2) partisipasi dapat bersifat pasif maupun aktif,

partisipasi bersifat pasif berarti sikap, prilaku, dan tidakan yang dilakukan seseorang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

5

dengan tidak mengganggu kegiatan pembangunan. Sedangkan partisipasi aktif dapat

berwujud berupa :

1. Ikut berpartisipasi dengan memanfaatkan lembaga-lembaga yang ada di

masyarakat sebagai saluran inspirasi.

2. Menunjukan adanya kesadaran bermasyarakat dan bernegara yang tinggi dengan

tidak menyerahkan penentuan nasib kepada orang lain baik bersifat formal

maupun informal.

3. Memenuhi kewajiban sebagai warga Negara yang bertanggung jawab seperti

membayar pajak yang rutin.

4. Ketaatan kepada berbagai undang-undang yang berlaku.

5. Kerelaan melakukan pengorbanan yang dituntut oleh pembangunan demi

kepentingan bersama yang lebih luas dan penting.

Partisipasi masyarakat mempunyai fungsi yang sangat penting dalam

pemerintahan, karna tanpa adanya partisipasi masyarakat maka penyelenggaraan

pemerintahan tidak akan berjalan secara maksimal. Tujuan dari partisipasi

masyarakat adalah untuk meningkatkan komunikasi antara pelaku kepentingan dalam

memfasilitasi pengambilan keputusan yang baik dan berkelanjutan dalam

pembangunan (Ernovianthy,2014).

Menurut Pangestu (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat terdiri dari faktor dari dalam diri masyarakat (internal) dan faktor dari

luar masyarakat (eksternal) sebagai berikut :

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

6

1. Faktor internal, yang mencangkup karakteristik individu yang dapat

mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

Karakteristik individu mencangkup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban

keluarga, jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok.

2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek

dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi karna sasaran akan dengan

sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan

menguntungkan mereka.

2.1.3 Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah

Dalam Konteks bank sampah, partisipasi masyarakat dapat berupa pemilahan

sampah anorganik yang berbentuk kaleng, pastik, kertas, dll, dalam proses

pewadahan (Yolarita, 2011). Candra (2012) mengungkapkan bahwa konsep

partisipasi dapat diukur melalui tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap

pemanfaatan. Bila dikaitkan dengan bank sampah , maka partisipasi masyarakat

dalam program bank sampah tidak hanya dilihat dari ikut sertanya masyarakat dalam

proses pelaksanaan mengelola sampah, tetapi keaktifan anggota dalam membawa dan

memilah sampah setiap datang ke bank sampah. Banyak cara yang dapat dilakukan

oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam program bank sampah, baik dalam bentuk

sumbangan tenaga, ide, pikiran, maupun materi.

Partisipasi merupakan modal yang penting bagi program bank sampah untuk

dapat berhasil mengatasi permasalahan mengenai sampah rumah tangga yang banyak

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

7

terdapat di lingkungan masyarakat, terutama di perkotaan. Pada penelitian ini,

partisipasi masyarakat dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu partisipasi

aktif dan partisipasi tidak aktif. Partisipasi aktif dilihat dari kehadiran anggota atau

nasabah dalam membawa sampah setiap bulannya. Sedangkan partisipasi tidak akfit

dilihat dari kehadiran anggota atau nasabah yang kurang dalam satu bulan dalam

membawa sampah.

2.1.4 Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang

keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Menurut Zaki Oktama (2013)

sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam suatu kelompok yang

ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis

rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki. Sedangkan sosial ekonomi adalah posisi

seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan

sumber daya. Menurut Conyers (1991:5) kata sosial ekonomi mengandung pengertian

sebagai sesuatu yang bersifat non moneter yang bertalian dengan kualitas kehidupan

insani. Sedangkan ekonomi dijelaskan sebagai lawan dari pengertian sosial yaitu

dilibatkan kaitannya dengan uang. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat

disimpulkan pengertian kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah

kedudukan atau posisi seseorang dalam bermasyarakat yang berkaitan dengan tingkat

pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

8

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan, serta memperluas wawasan. Pendidikan mempunyai peran

penting bagi suatu bangsa karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap

kemajuan bangsa, baik secara ekonomi maupun sosial. Pertama dan paling penting

adalah pendidikan harus dapat mengembangkan, menjawab rasa ingin tahu

intelektual manusia, sehingga pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup dan

memperdayakan manusia dalam mengembangkan semua masalah sosial dan

lingkungan. Oleh karenanya, pendidikan merupakan proses untuk mempengaruhi

sejumlah aspek perlilaku individu (Mar’at, 1984: 12 ). Status pendidikan penduduk

dibagi menjadi tiga komponen yaitu tidak/belum pernah sekolah, masih sekolah

dan tidak sekolah lagi (Agustinus, 2007). Sedangkan Muchsin (2004: 14)

menyatakan bahwa tingkat pendidikan dihitung dari lamanya mengikuti

pendidikan.

b) Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan adalah jumlah penerimaan berupa uang atau barang yang

dihasilkan oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor

produksi. Ada 3 sumber penerimaan rumah tangga yaitu: 1) Pendapatan dari gaji dan

upah yaitu balas jasa terhadap kesediaan orang menjadi tenaga kerja 2) Pendapatan

dari asset produktif yaitu asset yang memberikan pemasukan atas balas jasa

penggunaanya. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

9

pendapatan yang di terima bukan sebagai balas jasa atau input yang di berikan.

Pendapatan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Pendapatan pokok, Pendapatan pokok yaitu pendapatan yang tiap bulan

diharapkan diterima, pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan utama yang bersifat

rutin.

2) Pendapatan sampingan, Pendapatan sampingan yaitu pendapatan yang diperoleh

dari pekerjaan di luar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang mempunyai

pendapatan sampingan.

3) Pendapatan lain-lain, Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang berasal dari

pemberian pihak lain, baik bentuk barang maupun bentuk uang, pendapatan bukan

dari usaha.

Menurut Sunardi dan Evers (1982:20) menyebutkan bahwa “pendapatan adalah

seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang baik dari pihak lain maupun

dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga yang berlaku

saat itu”. Uang atau barang tidak langsung kita terima sebagai pendapatan tanpa kita

melakukan suatu pekerjaan baik itu berupa jasa ataupun produksi. Pendapatan ini

digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari demi kelangsungan hidup.

Sedangkan pendapatan keluarga adalah semua hasil yang diterima seluruh anggota

keluarga dari bekerja baik dari pekerjaan pokok maupun pekerajaan sampingan

berupa uang atau barang yang dapat di nilai dengan uang.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

10

c) Status Pekerjaan

Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di

suatu unit usaha/kegiatan. Menurut Fridayanti (2010) mulai tahun 2001 status

pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori yaitu :

a. Berusaha sendiri adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko

secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah

dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja

tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau

keahlian khusus.

b. Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau

instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik

berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap,

tidak di golongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas.

Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 majikan

(orang/rumah tangga) yang sama sebulan terakhir, khusus pada sektor

bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/lembaga boleh

lebih dari satu.

c. Pekerja bebas di pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang

lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan

terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan

usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

11

baik berupa uang atau barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian

maupun borongan.

d. Pekerja bebas di non pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang

lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan

terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik

berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian

maupun borongan.

e. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang

berusaha dengan tidak mendapat upah atau gaji baik berupa uang maupun

barang

d) Jumlah Anggota Keluarga

Menurut Erwin Adiana (2012) Jumlah anggota keluarga sangat menentukan

jumlah kebutuhan keluarga. Semakin besar jumlah anggota keluarga berarti semakin

besar pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya,

semakin sedikit jumlah anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan

keluarga yang harus dipenuhi. Sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya

banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Semakin besar

ukuran rumah tangga berarti semakin banyak anggota rumah tangga yang pada

akhirnya akan semakin berat beban rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-

harinya. Demikian pula jumlah anak yang tertanggung dalam keluarga dan anggota-

anggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia akan berdampak pada besar kecilnya

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

12

pengeluaran suatu keluarga. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri

sehingga mereka bergantung pada kepala keluarga dan istrinya. Anak-anak yang

belum dewasa perlu di bantu biaya pendidikan, kesehatan, dan biaya hidup lainnya.

2.1.5 Undang – Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Menurut Wijaya (2014) mekanisme pengelolaan sampah dalam Undang-

Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi, kegiatan-kegiatan

berikut :

a). Pengurangan Sampah

Pengurangan Sampah merupakan kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah

(sampah rumah tangga, pasar,dll ), mengguna ulang dari sumbernya atau di tempat

pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri,

kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah :

1) Menetapkan sasaran pengurangan sampah.

2) Mengembangkan teknologi bersih dan label produk.

3) Menggunakan bahan produksi yang dapat didaur ulang.

4) Fasilitas kegiatan daur ulang.

5) Mengembangkan kesadaran program daur ulang.

b). Penanganan Sampah

Penanganan sampah merupakan serangkaian kegiatan penanganan sampah yang

mencangkup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah dari sumber sampah

ke TPS atau tempat pengelolaan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

13

memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengelolaan sampah terpadu),

pengolahan asil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah sampah

agar diproses lebih lanjut), dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemprosesan

aktif kegiatan pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sampah sebelumnya

agar dapat dikembalikan ke media lingkungan.

2.1.6 Bank Sampah

Menurut Suwerda (2012) Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi

kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank

sampah. Mekanisme pengelolaan sampah dalam bank sampah hampir sama dengan

bank konvensional pada umumnya. Bedanya, jika masyarakat menabung uang

dapatnya uang, maka melalui bank sampah masyarakat menabung sampah dapatnya

uang. Sistem seperti inilah yang telah diterapkan di bank sampah yang ada di Kota

Denpasar.

Menurut Novyanti (2013) cara kerja bank sampah pada umumnya hampir

sama dengan bank lainnya dimana, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan

manajemen pengelolaan. Pengelolaan sampah pada bank sampah berbasis rumah

tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan

sejumlah sampah. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan,

pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk

masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga berfungsi untuk

memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

14

Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2012, tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle. Melalui bank

sampah, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan bank sampah adalah tempat

pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang atau digunakan

kembali sehingga menghasilkan nilai ekonomis.

Bank sampah merupakan suatu proyek yang didirikan oleh komunitas yang

bertujuan sebagai wadah sampah yang telah dipilah-pilah. Hasil dari sampah

yang telah dipilah-pilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari

sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan

sistem seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan dan warga

berperan sebagai penyetor sampah dan mendapatkan buku tabungan seperti

menabung di bank. Tujuan bank sampah adalah untuk membantu menangani

pengolahan sampah di Indonesia dan menyadarkan masyarakat akan lingkungan

serta merubah paradigma masyarakat mengenai sampah (Setyaningrum, 2015).

2.1.6.1 Peranan Bank Sampah

Peranan Bank Sampah terdapat dalam teori pertukaran. “Teori pertukaran

menekankan kepada sosiologi prilaku agar memusatkan perhatian pada hubungan

antara pengaruh prilaku seseorang aktor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan

terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk pengkondisian opera atau proses

belajar yang melalui prilaku disebabkan oleh konsekuensinya” (Ritzer dan Douglas,

2007:356). Teori ini berkembang pada rewads and punishment. Bank Sampah tidak

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

15

dapat melakukan punishment kepada masyarakat, sehingga Bank sampah harus

menggunakan sistem rewads. Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan

sampah yang dinilai dengan uang atau rupiah merubah paradigma masyarakat tentang

sampah.

2.1.6.2 Mekanisme Pelaksanaan Bank Sampah

Menurut UU No. 13 tahun 2012 mekanisme kerja bank sampah meliputi :

pemilahan sampah, penyerapan sampah ke bank sampah, penimbangan sampah,

pencatatan, hasil penjualan sampah yang diserahkan dimasukan ke dalam buku

tabungan, dan yang terakhir bagi hasil penjualan sampah antar penabung dan

pelaksana. Berdasarkan uraian diatas untuk lebih jelanya akan dijelaskan pada Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Mekanisme Program Bank Sampah

PILAH SAMPAH

SESUAI JENIS DARI

RUMAH

SETORKAN KE BANK

SAMPAH

SAMPAH DIANGKUT

OLEH PETUGAS

BANK SAMPAH

DICATAT DAN

DIBUKUKAN

REGRISTASI/

PENDAFTARAN

SAMPAH DI

TIMBANG

NASABAH

MENERIMA BUKU

TABUNGAN

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

16

Berdasarkan Tabel 2.1 mekanisme dalam pelaksanaan bank sampah yang

pertama dilakukan yaitu : masyarakat memilah sampah sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh bank sampah, setelah sampah selesai dipilah masyarakat membawa

sampah ke bank sampah untuk ditimbang beratnya. Sebelum itu masyarakat harus

mengisi terlebih dahulu buku regristasi atau buku pendaftaran sebagi anggota bank

sampah. Jika sudah menjadi anggota bank sampah masyarakat akan diberikan buku

tabungan oleh petugas. Selanjutnya sampah yang dibawa masyarakat akan ditimbang

petugas dan hasilnya akan dimasukan ke dalam buku tabungan para anggota bank

sampah. Masyarakat hanya bisa mengambil atau menarik uang dari hasil menabung

sampah setiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali.

Jenis sampah yang dapat ditabung di bank sampah dikelompokan menjadi: 1)

Kertas, yang meliputi koran, majalah, kardus, buku tulis, kertas warna, dan dupleks.

2) Plastik, yang meliputi plastik bening, botol plastik, plastic campur, jerigen, mika,

dan plastik kertas lainnya. 3) Logam, yang meliputi besi, aluminium, zenk, kuningan,

tembaga dan timah. 4) Botol, yang meliputi: bir besar, bir kecil, kecap, sprite, the

botol, dan botol putih. Setiap sampah memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda.

Sampah kertas jika diuangkan bernilai antara harga Rp. 400 – 1.200,-/kg. Sampah

Plastik berkisar harga antara Rp. 400 – 4.000,-/kg. Sampah Botol dijual dengan harga

Rp. 100 – 1.000,-/btl dan sampah logam per kilo mencapai harga Rp. 1.200 –

50.000,-.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

17

2.1.6.3 Manfaat Bank Sampah

Menurut Suwerda (2012:33) manfaat yang dapat diperoleh dari adanya sistem

pengelolaan sampah yaitu:

a) Kesehatan Lingkungan

1. Dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan terhindar dari sampah.

2. Dapat mengurangi kebiasaan membakar sampah yang dapat merusak

kesehatan dan pencemaran udara.

3. Dapat mengurangi kebiasaan menimbun sampah (organik) yang dapat

mencemari tanah.

4. Masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan.

b) Sosial Ekonomi Masyarakat

1. Dapat menambah penghasilan keluarga yang diperoleh dari tabungan

sampah.

2. Dapat mengakrabkan hubungan antar anggota masyarakat.

3. Dapat menekan biaya transportasi yang harus dikeluarkan pengepul untuk

mengengkut sampah.

2.1.7 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Partisipasi Masyarakat

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat

yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup. Secara umum semakin

tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka akan semakin baik kualitas sumber

dayanya (Budhiati,2011). Sutami (2009) menyatakan bahwa salah satu karakteristik

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

18

partisipan dalam pembangunan partisifatif adalah tingkat pengetahuan masyarakat

tentang usaha-usaha partisipasi yang diberikan masyarakat dalam pembangunan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat pendidikan.

Sukirno (1985:195), menyatakan bahwa semakin tinggi latar belakang

pendidikannya, tentunya mempunyai pengetahuan yang luas tetang pembangunan dan

bentuk serta cara partisipasi yang dapat diberikan. Menurut Daud (2009:11), tingkat

pendidikan adalah jenjang pendidikan yang dimiliki seseorang. Tingkat pendidikan

suatu bangsa mempengaruhi prilaku masyarakat sebab makin tinggi pendidikan

masyarakat tingkat analisisnya lebih cepat dan lebih mudah menerima motivasi,

sehingga program yang sedang digalakan pemerintah dapat tercapai sesuai yang

diharapkan.

Menurut Erfinna (2013), tingkat pendidikan berhubungan secara signifikan

dengan partisipasi masyarakat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan

pengetahuan respondent, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka akan

semakin rendah juga pola pikirnya. Menurut Amini dan Yuliana (2015) Tingkat

pendidikan berhubungan secara signifikan terhadap partisipasi masyarakat, semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi peluang seseorang untuk

berpartisipasi. Hal ini dikarenakan seseorang yang berpendidikan lebih tinggi

memiliki wawasan lebih luas dan dapat memahami berbagai pelaksanaan program

pemerintah. Menurut Hamid (2013) tingkat pendidikan berpengaruh signifikan

terhadap partisipasi masyarakat. Tingkat pendidikan adalah tahun sukses yang

telah atau sedang ditempuh seseorang ,pendidikan memegang peranan yang sangat

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

19

menentukan didalam membawa masyarakat ke arah suatu kemajuan. Peningkatan

pendidikan akan membawa perubahan-perubahan nilai. Johan (2007) juga

menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap partisiapsi masyarakat.

Sedangkan menurut Hidayat (2009) tidak terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan partisipasi masyarakat.

2.1.8 Hubungan Pendapatan Keluarga terhadap Partisipasi Masyarakat

Pendapatan yang dimiliki anggota keluarga adalah pendapatan yang diperoleh

dalam kurun waktu satu bulan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Pendapatan adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat

kesejahtraan seseorang, keluarga atau masyarakat sehingga besar kecilnya pendapatan

mencerminkan kemajuan ekonomi keluarga masyarakat itu sendiri (Sukirno,1985).

Secara umum pengertian pendapatan dapat diartikan sebagai pendapatan baik berupa

uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun pihak sendiri dari pekerjaan atau

aktivitas yang dilakukan dan nilai dengan uang (rupiah) atas harga yang berlaku pada

saat ini (Nuryani,2012).

Menurut Sutami (2009), bahwa penduduk yang lebih kaya kebanyakan

membayar pengeluaran tunai dan jarang melakukan kerja fisik sendiri. Sementara

penduduk yang berpenghasilan pas-pasan akan cendrung berpartisipasi dalam hal

tenaga. Erwiantono (2006:46) menyatakan bahwa tingkat pendapatan adalah faktor

yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam setiap program. Selain

itu ambisi seseorang untuk mencapai tujuan tertentu juga mempunyai hubungan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

20

dengan tingkat ekonomi keluarganya. Jadi dengan tingkat pendapatan yang lebih

baik atau tinggi dapat mendorong seseorang berpartisipasi lebih baik atau tinggi

pula.

Menurut Yuliastuti (2013) pendapatan masyarakat secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat, jika pendapatan masyarakat

meningkat, maka partisipasi masyarakat juga meningkat. Hal ini berarti terdapat

hubungan searah antara pendapatan masyarakat dan partisipasi masyarakat.

Sedangkan menurut Erfinna (2013) pendapatan keluarga tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap partisipasi masyarakat. Hamid (2013) juga menyatakan bahwa

pendapatan tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, besar kecilnya tingkat

pendapatan masyarakat tidak mempengaruhi besar kecilnya partisipasi

masyarakat.

2.1.9 Hubungan Status Pekerjaan Terhadap Partisipasi Masyarakat

Pekerjaan sangat berkaitan dengan penghasilan masyarakat. Status pekerjaan

berpengaruh terhadap peran serta, karena mempengaruhi derajat aktifitas kelompok.

Seorang yang bekerja tentu memiliki kesadaran untuk berpartisipasi sebab seseorang

yang bekerja lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan dari pada orang yang

tidak bekerja (Ernovianthy,2012). Menurut Erfinna (2013), status pekerjaan

berhubungan secara signifikan dengan partisipasi masyarakat. Masyarakat yang

bekerja umumnya merasakan pentingnya menjaga kesehatan individu maupun

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

21

keluarga untuk tetap dapat hidup secara sehat dan dapat melaksanakan aktivitas

sesuai pekerjaan yang dimilikinya.

2.1.10 Hubungan Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Partisipasi Masyarakat

Menurut Mantra (2003) yang termasuk jumlah anggota keluarga adalah seluruh

jumlah anggota keluarga rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur

dengan kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga kerja.

Kelompok yang dimaksud makan dari satu dapur adalah bila pengurus kebutuhan

sehari-hari dikelola bersama-sama menjadi satu. Jadi, yang termasuk dalam jumlah

anggota keluarga adalah mereka yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari

karena belum bekerja (dalam umur non produktif) sehingga membutuhkan bantuan

orang lain (dalam hal ini orang tua).

Amini dan Yuliana (2015) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga

berpengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat. Semakin banyak jumlah

anggota keluarga, maka beban dan tanggung jawab dari kebutuhan keluarga yang

harus dipenuhi semakin besar, maka untuk memenuhi tanggung jawab kebutuhan

keluarganya masyarakat ikut berpartisipasi dalam suatu program.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep ... II.pdf · serangkaian konsep dan azas yang menjadi ... dengan pencapaian efisiensi statis alokasi sumber daya. ... sehingga

22

2.2 Hipotesis

Berdasarkan pada rumusan Masalah, tujuan penelitian, dan kajian-kajian teori

yang relevan ataupun hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Diduga bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam program bank sampah tinggi.

2) Diduga bahwa faktor kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendidikan,

pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh

signifikan terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah.