bab ii kajian pustaka 3.1 landasan teori 3.1.1...

26
20 BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pengertian koperasi Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dalam melakukan kegiatannya berdasarkan pada prinsip koperasi, seperti tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dalam tata perekonomian nasional. Menurut Sudarsono (2002:1), koperasi yang dimaksud dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem pengelolaan, mempunyai tertib organisasi (mempunyai rules dan regulations) bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar. Jadi pengertian koperasi dapat disimpulkan sebagai organisasi yang terdiri dari beberapa orang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sesuai dengan demokrasi Pancasila. Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,koperasi produsen,dan koperasi kredit usaha (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya, yaitu sebagai berikut.

Upload: vuthuan

Post on 28-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian koperasi

Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

badan hukum koperasi, dalam melakukan kegiatannya berdasarkan pada prinsip

koperasi, seperti tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992

Tentang Perkoperasian, koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai

badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur dalam tata perekonomian nasional.

Menurut Sudarsono (2002:1), koperasi yang dimaksud dalam kaitannya

dengan demokrasi ekonomi adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga

ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem pengelolaan,

mempunyai tertib organisasi (mempunyai rules dan regulations) bahkan

mempunyai asas dan sendi-sendi dasar. Jadi pengertian koperasi dapat

disimpulkan sebagai organisasi yang terdiri dari beberapa orang yang mempunyai

tujuan dan kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sesuai dengan

demokrasi Pancasila.

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi

konsumen,koperasi produsen,dan koperasi kredit usaha (jasa keuangan). Koperasi

dapat pula dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya, yaitu sebagai berikut.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

21

1) Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani kegiatan

peminjaman dan penyimpanan uang para anggotanya.

2) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang usahanya memenuhi

kebutuhan sehari-hari anggota koperasi.

3) Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan

produk dan kemudian dijual atau dipasarkan melalui koperasi.

Berdasarkan keanggotaanyan koperasi dapat dibedakan:

1) Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan

masyarakat pedesaan dan melayani kebutuhannya, terutama kebutuhan

dibidang pertanian.

2) Koperasi Pasar adalah koperasi yang beranggotakan pedagang pasar.

3) Koperasi Sekolah adalah koperasi yang beranggotakan siswa-siswa

sekolah karyawan sekolah dan guru.

4) Koperasi pegawai Negeri adalah koperasi yang beranggotakan

pegawai negeri.

Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman .

Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan

hibah. Modal pinjaman berasal dari anggota dan calon anggota, koperasi lainnya/

anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi, bank atau

lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dan

sumber lain yang sah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

22

2.1.2 Pengertian modal kerja

Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2001:157), modal kerja

adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas

(surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Setiap perusahaan selalu

membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalnya

untuk memberikan persekot pembelian bahan baku, membayar upah buruh, gaji

pegawai dan lain sebagainya, dimana dana atau uang yang dikeluarkan diharapkan

dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui

hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan

produk akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan

demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya

selama hidupnya perusahaan.

Menurut Ganesan (2007) manajemen modal kerja adalah pengelolaan

kebutuhan pendanaan jangka pendek dari suatu perusahaan. Ini termasuk menjaga

keseimbangan optimum komponen modal kerja - piutang, persediaan dan hutang -

dan menggunakan uang tunai secara efisien untuk operasi sehari-hari.

Optimalisasi modal kerja keseimbangan berarti meminimalkan kebutuhan modal

kerja dan mewujudkan pendapatan maksimal. Menurut Zariyawati (2009) modal

kerja merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan keuangan

karena ini menjadi bagian dari investasi dalam aset yang membutuhkan

investasi pembiayaan yang sesuai. Modal kerja selalu diabaikan dalam keuangan

pengambilan keputusan karena melibatkan investasi dan pembiayaan dalam

jangka pendek. Dalam pandangan tradisional hubungan antara siklus konversi kas

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

23

(sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

atau berbanding lurus. Menurut Bambang Riyanto (2008:51) ada beberapa konsep

mengenai pengertian modal kerja, yaitu:

1) Konsep kuantitatif (Gross working capital)

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dana yang tertanaman dalam

unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang jika

berputar akan kembali lagi dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana

yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas kembali dalam waktu

pendek. Dengan demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah

keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.

2) Konsep kualitatif (Net Working Capital)

Pada konsep ini, pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah

utang lancar atau hutang yang harus segera diabayar. Dengan demikian

maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi

kewajiban financial yang harus segera dilakukan. Artinya membiayai

operasi perusahaan tanpa menganggu likuiditasnya (kelebihan aktiva

lancar diatas hutang lancar).

3) Konsep fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan

pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang

digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya

langsung menghasilkan pendapatanbagi periode tersebut (current income).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

24

Ada sebagian dana lain yang juga digunakan dalam periode tersebut tapi

tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current account,

melainkan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode

berikutnya (future income).

2.1.3 Komponen modal kerja

Komponen modal kerja secara umum merupakan bagian dari aktiva lancar.

Modal kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1) Kas

Kas atau uang tunai merupakan harta lancar dengan tingkat kecairan

yang paling tinggi yang dapat berupa uang tunai yang ada pada kas

perusahaann atau bank. Setiap perusahaan selalu menyediakan uang tunai

untuk keperluan pembayaran yang bersifat rutin atau mendesak. Misalnya

untuk pembayaran upah harian, pembayaran bahan, serta pengeluaran-

pengeluaran yang bersifat insidentil/mendesak.

Bambang Riyanto (2008:86) menyatakan bahwa kas adalah salah

satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Munawir

(2007:15) mendefinisikan kas sebagai semua mata uang kertas dan logam,

baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta surat-surat yang

mempunyai sifat seperti mata uang yaitu sifat segera dapat digunakan

untuk melakukan pembayaran pada setiap dikehendaki, termasuk dalam

pengertian kas adalah simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro

atau demand deposit yaitu simpanan di bank yang dapat diambil setiap

saat diperlukan oleh perusahaan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

25

Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin

tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai

risiko yang lebih kecil untuk dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk

mempertahankan persediaan kas yang sangat besar karena semakin besar

kas berarti semakin banyak uang yang menganggur sehingga dapat

memperkecil profitabilitasnya.

Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus

dipertahankan oleh suatu perusahaan, belum ada standar rasio yang

bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang

dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun utang

lancar. Kas dalam kegiatan operasional perusahaan diperlukan untuk

membiayai keseluruhan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari,

mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap, dan membayar bunga,

pajak dan pembayaran lainnya.

2) Piutang

Piutang merupakan salah satu unsur modal kerja yang juga dalam

keadaan darurat secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja.

Piutang merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan,

penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transaksi lainnya

yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada

pihak lain.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

26

Bambang Riyanto (2008:85) menyatakan bahwa dalam rangka usaha

untuk memperbesar volume penjualan, kebanyakan perusahaan besar

menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera

menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan

berubah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk yang

berasal dari pengumpulan piutang, yang merupakan elemen modal kerja

yang juga dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai

perputaran modal kerja yaitu kas–piutang–kas. Berdasarkan penjelasan

diatas maka dapat disimpulkan bahwa piutang meliputi segala macam

tuntutan atau klaim kepada pihak ketiga yang pada umumnya akan

mengakibatkan adanya penerimaan kas dimasa yang akan datang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam

piutang, dapat disebutkan sebagai berikut.

(1) Volume penjualan kredit

(2) Syarat pembayaran kredit

(3) Ketentuan tentang pembatasan kredit

(4) Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang

(5) Kebiasaan membayar dari para langganan.

3) Persediaan

Persediaan adalah bahan atau barang-barang yang pada saat akan

dijual kembali oleh perusahaan, tanpa atau setelah mengalami pengolahan.

Oleh sebab itu persediaan merupakan suatu unsur yang penting dalam

usaha mencapai tingkat penjualan yang dikehendaki. Menurut Nwankwo

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

27

(2010) persediaan adalah aktiva lancar dari suatu perusahaan dan

merupakan bagian penting dalam investasi perusahaan. Tiga jenis

persediaan meliputi bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

Tergantung dari sifat perusahaan, persediaan yang disimpanperusahaan

mungkin terdiri dari barang-barang tahan lama, barang-barang yang

mudah rusak, barang yang mahal dan yang murah.

Bambang Riyanto (2008:69) menyebutkan bahwa persediaan barang

sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu

dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami

perubahan. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal

dalam persediaan mempunyai efek langsung terhadap keuntungan

perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dibandingkan dengan

kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya

penyimpanan dan pemeliharaan di gudang serta memperbesar

kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas serta

keusangan sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan

adalah barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

formal, masih dalam proses produksi yang akan diolah lebih lanjut

menjadi barang jadi kemudian dijual (barang dalam proses) atau

digunakan dalam proses produksi menjadi barang jadi dan kemudian

dijual.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

28

2.1.4 Pentingnya modal kerja

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup besar agar

memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak

mengalami kesulitan keuangan serta dapat mengatasi krisis atau keadaan darurat

tanpa membahayakan keadaan perusahaan. Menurut Djarwanto (2001:87) manfaat

lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah:

1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva

lancar.

2) Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka

pendek tepat pada waktunya.

3) Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai

sehingga dapat menarik keuntungan berupa potongan harga.

4) Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi

peristiwa yang tidak terduga sebelumnya seperti kebakaran, pencurian, dan

lain sebagainya.

5) Memungkinkan perusahaan memiliki persediaan yang cukup guna

melayani permintaan konsumen.

6) Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang

menguntungkan kepada para pelanggan.

7) Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien

karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan

supplies yang dibutuhkan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

29

8) Memungkinkan perusahaan untuk dapat bertahan dalam periode resesi

atau depresi.

Penggunaan dana yang disesuaikan dengan kebutuhan tidak akan

menimbulkan pemborosan yang merupakan penyebab terjadinya kegagalan

perusahaan. Penggunaan dana yang efektif akan memungkinkan untuk

menjalankan kegiatannya secara normal.

2.1.5 Pengertian efektivitas

Efektivitas merupakan suatu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat

atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut

Supriyono (2000:67) efektivitas adalah hubungan antara keluaran pusat

pertanggungjawaban dengan tujuannya. Efektivitas dapat diukur dengan

menggunakan perputaran modal kerja yang meliputi kas, perputaran piutang dan

perputaran persediaan.

1) Perputaran Kas (Cash Turnover)

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas dimulai pada saat

dimana kas itu diinvestasikan dalam modal kerja yang tingkat

likuiditasnya paling tinggi. Ini berarti semakin besar jumlah kas yang

dimiliki perusahaan berarti besar kemungkinan akan semakin rendah

perputarannya. Hal ini akan mencerminkan adanya over investmen dalam

kas, begitu pula sebaliknya. Jumlah kas yang relatif kecil kemungkinan

besar akan menyebabkan diperolehnya tingkat perputaran kas yang tinggi.

Perputaran kas juga menunjukkan efisiensi penggunaannya. Oleh karena

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

30

itu, untuk mengetahui efisiensi penggunaan kas dapat diketahui melalui

tiga tingkat perputaran kasnya (Agus Sartono, 2008:98).

Susani (2005:15) menyatakan perputaran kas merupakan periode

berputarnya kas dimulai dari saat dimana kas itu diinvestasikan dalam

modal kerja sampai kembali menjadi kas. Kas sebagai unsur modal dengan

tingkat likuiditas paling tinggi, menunjukkan semakin besarnya jumalah

kas yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah perputarannya.

Menurut Bambang Riyanto (2008:95) perbandingan sales dengan jumlah

kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (turn over). Total

penjualan dalam menghitung tingkat perputaran kas ini disamakan dengan

total penjualan. Menurut Bambang Riyanto (2008:95) perputaran kas

dapat dihitung dengan membandingkan antara penjualan dengan jumlah

kas rata-rata.

Perputaran Kas = Kas rata-Rata

BersihPenjualan = .....(kali) ......................................(1)

Rata-rata kas dalam perhitungan ini adalah kas akhir yang diperoleh

ditambah dengan kas awal dibagi dua.

2) Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Pengelolaan piutang suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat perputaran

piutangnya, dimana tingkat perputaran piutang merupakan periode

terikatnya modal kerja dalam piutang. Semakin cepat periode berputarnya

piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali

menjadi kas (Bambang Riyanto, 2008:90). Adapun rumus yang dapat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

31

digunakan untuk menghitung tingkat perputaran piutang adalah sebagai

berikut :

Perputaran Piutang = Piutang rata-Rata

KreditPenjualan = ....(kali)...............................(2)

Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap

besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi

perputaran piutang, sehingga untuk dapat mempertahankan penjualan

kredit tertentu, dengan naiknya perputaran piutang, dibutuhkan jumlah

modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang (Bambang

Riyanto, 2008:91).

3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan persediaan dapat dilihat dari

perhitungan tingkat perputaran persediaannya karena semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi volume

penjualan tertentu dengan naiknya perputaran persediaan maka dibutuhkan

jumlah modal kerja yang lebih kecil. Adapun perhitungan tingkat

perputaran persediaan adalah sebagai berikut :

Perputaran Persediaan = Persediaan rata-Rata

PenjualanPokok Harga = ....(kali)...................(3)

Dalam upaya mencapai tujuan penelitian untuk mendapatkan jawaban atas

pokok permasalahan dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan perhitungan

standar rasio historis yaitu rasio yang membandingkan tahun sekarang dengan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

32

tahun sebelumnya, dimana untuk mencari standar rasio historis menurut Riyanto

(2008:329) digunakan dua langkah sebagai berikut:

1) Mencari nilai rata-rata. Nilai rata-rata dapat dicari dengan rumus :

X = n

X i..............................................................................(4)

Dimana:

X = Rata-rata rasio

1X = Jumlah rasio tiap tahun

n = Jumlah data

2) Mencari standar deviasi dengan menggunakan rumus :

S = 1n

)XX( 2

i

.................................................................(5)

Dimana :

S = Standar deviasi

X = Rata-rata rasio

iX = Rasio tiap tahun

N = Jumlah data

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian memberikan penilaian terhadap

hasil perhitungan yaitu :

Efektif : di atas ( X + S)

Cukup efektif : di antara ( X - S) sampai dengan ( X + S)

Kurang efektif : dibawah ( X - S)

2.1.6 Rasio keuangan

Rasio menurut Bambang Riyanto (2008:329) adalah ukuran yang sering

digunakan dalam analisis finansial. Penganalisa finansial dalam mengadakan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

33

analisis rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua cara

perbandingan, yaitu :

1) Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio diwaktu yang lain

(rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk yang

akan datang di perusahaan yang sama.

2) Membandingkan rasio-rasio di suatu perusahaan dengan rasio-rasio

sejenisnya dari perusahaan lain yang sejenis atau rasio industri untuk

waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan

rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang

bersangkutan dalam aspek finansial tertentu barada diatas rata-rata

industri (above average).

Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam kelompok dasar, yaitu likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Dari rasio-rasio tersebut selanjutnya

dalam penelitian ini penggunaan rasio akan dibatasi hanya pada rasio likuiditas,

rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

1) Rasio Likuiditas

Menurut Agnes Sawir (2001:8) rasio likuiditas adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Semakin tinggi likuiditas

berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Uang tunai merupakan tingkat likuiditas yang paling tinggi

karena diterima semua orang dan dapat ditukar dengan sesuatu dimana saja.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

34

Dimana rasio likuiditas mengukur kecepatan sebuah investasi (aset) untuk

dicairkan menjadi dana cash atau ditukar menjadi suatu nilai.

Rasio ini terdiri dari:

(1) Current Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.

(2) Quick Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang

harus segera dipenuhi aktiva lancar yang lebih likuid.

(3) Cash Ratio, yaitu kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya

dengan kas atau yang setara dengan kas.

Secara umum rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio, dimana

current ratio digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dimana semakin tinggi current ratio

maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

akan semakin baik.

2) Rasio Aktivitas

Agnes Sawir (2001:14) menyatakan bahwa rasio aktivitas mengukur

seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada

perusahaannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara

tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio

aktivitas yang umumnya digunakan adalah perputaran persediaan, periode

penagihan rata-rata, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap, dan rasio

perputaran total aktiva. Untuk mengukur efektivitas penggunaan modal kerja

dapat diukur dengan tingkat perputaran modal kerja serta tingkat perputaran

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

35

masing-masing komponen dalam modal kerja tersebut. Untuk selanjutnya

dalam penelitian ini rasio aktivitas yang akan digunakan untuk mengukur

tingkat efektivitas penggunaan modal kerja adalah

(1) Rasio Perputaran Kas

Menurut Bambang Riyanto (2008:95) makin tinggi tingkat perputaran kas

(cash turnover) maka makin baik, karena ini berarti makin tinggi efisiensi

penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan

membandingkan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata.

(2) Rasio Perputaran Piutang

Menurut Bambang Riyanto (2008:91) piutang sebagai elemen dari modal

kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau terikatnya

modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat pembayarannya.

Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin kecil jumlah modal yang

terikat dalam piutang sehingga mengurangi biaya modal dan akhirnya

dapat meningkatkan profitabilitas. Tingkat perputaran piutang (receivable

turnover) dapat diketahui dengan membandingkan penjualan kredit dengan

rata-rata piutang.

(3) Rasio Perputaran Persediaan

Agnes Sawir (2001:15) menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan

mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan berarti semakin pendek waktu terikatnya

modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi penjualan tertentu

dibutuhkan jumlah modal yang lebih baik. Jadi untuk memenuhi penjualan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

36

tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Tingkat perputaran

persediaan dapat dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan

dengan persediaan rata-rata.

3) Rasio Profitabilitas

Menurut Agnes Sawir (2001:17) profitabilitas merupakan hasil akhir bersih

berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan

memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Rasio

profitabilitas yang memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas

pengelolaan perusahaan dapat dianalisa dengan margin laba kotor (gross profit

margin), margin laba bersih (net profit margin), rentabilitas ekonomi (earning

power), hasil pengembalian atas investasi (return on investment) dan

pengembalian atas modal (return on equity).

Munawir (2007:33) menyatakan bahwa profitabilitas atau rentabilitas

adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu atau rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan

membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah

aktiva atau modal perusahaan tersebut, kemudian Simorangkir (2004:152)

menyatakan profitabilitas (profitability) atau rentabilitas adalah kemampuan

dalam memperoleh laba. Jadi berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat

dirumuskan bahwa profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu dengan

modal yang digunakan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

37

Rasio-rasio profitabilitas terdiri dari :

(1) Gross Profit Margin, yaitu laba bruto yang diperoleh perusahaan dari

penjualan.

(2) Basic Earning Power, yaitu laba operasi sebelum bunga dan pajak

yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.

(3) Net Profit Margin, yaitu keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan

dari setiap rupiah penjualan.

(4) Return On Investment, yaitu kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bagi semua investor.

(5) Return On Equity, yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham

biasa.

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

profitabilitas adalah Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI)

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang

dipergunakan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROI = Aktiva Total

PajakSetelah Labax100% ...........................................................(6)

2.1.7 Pengaruh perputaran kas pada profitabilitas

Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid dibandingkan dengan

aset yang lainnya sebab tanpa adanya kas suatu perusahaan tidak akan dapat

menjalankan kegiatan operasionalnya. Perputaran kas merupakan periode

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

38

berputarnya kas dimulai pada saat kas tersebut diinvestasikan pada komponen

modal kerja sampai kembali menjadi kas.

Perputaran kas menunjukkan efisiensi suatu perusahaan, dimana semakin

cepat perputaran kas menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin efisien.

Demikian pula jika dihubungkan dengan profitabilitas, perputaran kas

berpengaruh positif terhadap profitabilitas dimana semakin cepat perputaran kas

maka semakin besar kesempatan perusahaan di dalam menghasilkan laba sehingga

profitabilitas perusahaan semakin meningkat.

2.1.8 Pengaruh perputaran piutang pada profitabilitas

Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit

untuk meningkatkan volume usahanya. Perputaran piutang menunjukkan periode

terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya

menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan

secara kredit tersebut. Hal ini akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan keuntungan, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat.

Agus Sartono (2008:126) menyatakan bahwa jika perputaran piutang

terlalu tinggi berarti bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan terlalu bebas,

akibatnya akan timbul investasi dalam piutang menjadi terlalu besar, akibatnya

keuntungan akan menurun. Sebaliknya periode perputaran piutang yang terlalu

cepat akan menyebabkan besar kemungkinan perusahaan akan memiliki

kesempatan untuk memperoleh keuntungan dalam hal tersebut akan meningkatkan

profitabilitas perusahaan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

39

2.1.9 Pengaruh perputaran persediaan pada tingkat profitabilitas

Persediaan merupakan komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan

berputar. Pengelolaan persediaan merupakan suatu pekerjaan yang sulit, dimana

kesalahan dalam menentukan tingkat persediaan dapat berakibat fatal. Agus

Sartono (2008:126) menyatakan perusahaan yang perputaran persediaannya makin

tinggi berarti efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik.

Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas dimana

perputaran persediaan yang terlalu lama yang diakibatkan oleh jumlah persediaan

yang terlalu kecil akan menyebabkan hilangnya kesempatan menjual dan

memperoleh laba sehingga mengakibatkan profitabilitas perusahaan menjadi

rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran persediaan semakin cepat maka akan

meningkatkan kesempatan menjual sehingga menambah profitabilitas.

2.1.10 Pengaruh jumlah anggota pada tingkat profitabilitas

Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25 Tahun 1992,

salah satu syarat pendirian koperasi minimal terdiri dari 20 orang. Koperasi akan

semakin berkembang bila semakin banyak jumlah anggotanya. Anggota koperasi

merupakan sumber pendapatan koperasi baik berupa modal, simpanan, maupun

transaksi dalam koperasi tersebut. Dengan demikian, dengan meningkatnya

jumlah anggota koperasi akan meningkatkan modal dan volume transaksi

sehingga pendapatan meningkat dan secara langsung akan mempengaruhi

profitabilitas.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

40

2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya

1) Sarmi Wulanita (2007) dengan judul “Analisis Efektivitas Penggunaan

Modal Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Food And Baverage yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta periode 2002

– 2004. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian secara simultan

pada taraf nyata (α) = 0,05 menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas,

perputaran persediaan dan perputaran modal kerja secara simultan

mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan food

and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2002 – 2004, hal ini

terbukti dari nilai t hitung (20,828) > t tabel (3,48). Besarnya pengaruh

ketiga variabel terhadap profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh tingkat

perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja sebesar

70,6% dan sisanya sebesar 29,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model. Berdasarkan hasil pengolahan data secara

parsial pada taraf nyata 2

= 0,025 diperoleh hasil bahwa variabel

perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja

mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini dibuktikan

dari nilai t hitung masing-masing variabel bebasnya, yaitu : perputaran kas

t hitung (-2,844) < t tabel (2,052), perputaran persediaan t hitung (3,437) >

t tabel (2,052), dan perputaran modal kerja t hitung (3,663) > t tabel

(2,052). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada

penelitian sebelumnya menggunakan variabel perputaran modal kerja

sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel perputaran piutang.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

41

Pada penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan food and

beverages

2) Pramudita (2009) dengan judul “Pengaruh Efektivitas Penggunaan Modal

Kerja terhadap Profitabilitas KPN Werdhi Yasa Kecamatan Buleleng

Periode 2003-2008”. Variabel independen yang dipakai adalah tingkat

perputaran kas, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang

dan jumlah anggota., sedangkan variabel dependennya adalah profitabilitas

koperasi. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas penggunaan modal

kerja dilihat dari perputaran kas ( 1X ), perputaran piutang ( 2X ),

perputaran persediaan ( 3X ), secara serempak berpengaruh positif terhadap

profitabilitas, dengan koefisien determinasi atau 2R =0,996 mempunyai

arti bahwa 99,6% profitabilitas dipengaruhi oleh perputaran kas ditambah

bank ( 1X ), perputaran piutang ( 2X ), perputaran persediaan ( 3X ),

sedangkan sisanya 0,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3) Ayu Damayanti (2009) dengan judul “Tingkat perputaran Kas, Loan to

deposit ratio, Pertumbuhan Perusahaan, Intensitas Pengelolaan Utang dan

Profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Denpasar”. Hasil

penelitiannya adalah tingkat perputaran kas secara statistik berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas sedangkan loan to deposit ratio,

pertumbuhan perusahaan dan intensitas pengelolaan utang secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadapa profitabilitas. Secara serempak

tingkat perputaran kas, loan to deposit ratio, pertumbuhan perusahaan dan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

42

intensitas pengelolaan hutang memiliki pengaruh yang signifikan pada

profitabilitas.

4) Matrisyasi Dewi (2010) dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,

Tingkat Perputaran Kas, Jumlah Nasabah, Leverage Management dan

Spread Management pada Profitabilitas di Lembaga Perkreditan Desa

(LPD) Kabupaten Badung Selatan. Hasil penelitian adalah variabel

pertumbuhan perusahaan, tingkat perputaran kas dan jumlah nasabah

secara parsial berpengaruh tidak signifikan pada profitabilitas LPD di

Kabupaten Badung Selatan periode 2005-2009. Hipotesis kedua yaitu

pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan pada

profitabilitas, hipotesis ketiga yaitu tingkat perputran kas secara parsial

berpengaruh signifikan pada profitabilitas dan hipotesis keempat yaitu

jumlah nasabah secara parsial berpengaruh pada profitabilitas yang

diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti. Sedangkan variable leverage

management dan spread management secara parsial berpengaruh

signifikan pada profitabilitas LPD di Kabupaten Badung Selatan periode

2005-2009.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan

penelitian yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan masalah,

tujuan penelitian, dan kajian teori relevan atau hasil penelitian sebelumnya maka

hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

43

2.3.1 Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan dan jumlah anggota secara serempak pada profitabilitas

Pramudita (2009) menyatakan manajemen modal kerja yang efektif

menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka panjang. Pengelolaan manajemen modal kerja dapat dilihat dari

mengatur dan mengelola perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan dan jumlah anggota yang memberi kontribusi terhadap profitabilitas

koperasi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis penelitian

sebagai berikut.

H1 : perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan

jumlah anggota secara serempak berpengaruh signifikan pada

profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007–

2010.

2.3.2 Pengaruh perputaran kas secara parsial pada profitabilitas

Perputaran kas yang meningkat menyebabkan penyediaan dana dalam

bentuk pinjaman dapat dioptimalkan, sehingga menambah efisiensi dari keuangan

yang nantinya akan dapat meningkatkan profitabilitasnya (Susani, 2005:15).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H2 : perputaran kas secara parsial berpengaruh signifikan pada

profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 –

2010.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

44

2.3.3 Pengaruh perputaran piutang secara parsial pada profitabilitas

Sarmi (2007) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode

terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya

piutang semakin cepat perusahaan mendapat keuntungan dari penjualan kredit

tersebut. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan. Dari penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H3 : perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan pada

profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 –

2010.

2.3.4 Pengaruh perputaran persediaan secara parsial pada profitabilitas

Diah Martini dan Toto (2004) menyatakan perputaran persediaan dapat

dilihat dari perhitungan tingkat perputaran persediaannya karena semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam persediaan. Dari penjelasan diatas dapat dikembangkan

hipotesis sebagai berikut.

H4 : perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan pada

profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 –

2010.

2.3.5 Pengaruh jumlah anggota secara parsial pada profitabilitas

Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No.25/1992, salah satu

syarat pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya minimal 20 orang. Dari

penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 …erepo.unud.ac.id/16062/3/0806305136-3-BAB_II.pdf · 23 (sebagai ukuran modal kerja manajemen) dan profitabilitas adalah ceteris paribus

45

H5 : jumlah anggota secara parsial berpengaruh signifikan pada

profitabilitas Koperasi di Kecamatan Buleleng periode 2007 –

2010.