bab ii kajian pustaka a. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah...

40
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Evaluasi a. Hakikat Evaluasi Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sebuah kegiatan melalui prosedur-prosedur yang ditentukan. sedangkan Sugiyono (2014:802) penelitian evaluasi merupakan bagian dari evaluasi dan juga merupakan bagian dari penelitian. Sebagai bagian dari evaluasi, penelitian evaluasi juga berfungsi sebagai evaluasi, yaitu proses untuk mengetahui seberapa jauh perancanaan dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh tujuan program telah dicapai. Iqbal R (2016:3) menyimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pembuatan keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan standar tertentu dan membuat keputusan. Jadi pada dasarnya evaluasi merupakan proses untuk membuat keputusan berdasarkan data yang diperoleh.Sedangkan Norris. J. M (2016:105). The value of evaluation, then, is determined in large part by the extent to which it helps specific people understand how and to what ends programs are functioning, and by the degree to which that understanding is put to use. Nilai evaluasi, kemudian, ditentukan secara luas sebagian sejauh

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Evaluasi

a. Hakikat Evaluasi

Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui dan mengukur sebuah kegiatan melalui prosedur-prosedur yang

ditentukan. sedangkan Sugiyono (2014:802) penelitian evaluasi merupakan bagian

dari evaluasi dan juga merupakan bagian dari penelitian. Sebagai bagian dari

evaluasi, penelitian evaluasi juga berfungsi sebagai evaluasi, yaitu proses untuk

mengetahui seberapa jauh perancanaan dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh

tujuan program telah dicapai.

Iqbal R (2016:3) menyimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pembuatan

keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses

tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

standar tertentu dan membuat keputusan. Jadi pada dasarnya evaluasi merupakan

proses untuk membuat keputusan berdasarkan data yang diperoleh.Sedangkan

Norris. J. M (2016:105). The value of evaluation, then, is determined in large

part by the extent to which it helps specific people understand how and to what

ends programs are functioning, and by the degree to which that understanding is

put to use. “Nilai evaluasi, kemudian, ditentukan secara luas sebagian sejauh

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

14

mana itu membantu orang-orang tertentu memahami bagaimana dan untuk apa

program berakhir berfungsi, dan sejauh mana itu pemahaman digunakan”

Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif

Evaluasi formatif lebih menekankan dan untuk memperbaiki objek yang diteliti,

dengan cara menilai kualitas pelaksanaan program dan konteks organisasi, seperti

personil, prosedur kerja, input dan sebagainya. evaluasi formatif digunakan untuk

mendapatkan feedback dari suatu aktifitas dalam bentuk proses, sehingga dapat

digunakan untuk meningkatkan kualitas program atau produk yang berupa barang

atau jasa. Sedangkan evaluasi sumatif digunakan untuk mengetahui hais atau

outcome dari suatu program. Evaluasi dilakukan dengan cara mendiskripsikan apa

yang terjadi sebagi akibat dari pelaksnaan program, mendeskripsikan seluruh

dampak baik yang di targetkan maupun tidak. Dan megetimasi biaya yang terkait

dengan program yang telah dilaksanakan. Secara teoritis pelaksanaan antara

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif dilakukan seimbang. Evaluasi formatif

dilakukan sejak awal program dilaksanakan dan evaluasi sumatif dilaksankan

pada akhir program (Sugiyono, 2013:748)

b. Model Evaluasi

Ada banyak model evaluasi, Tayibnapis (2008:13-21) beberapa model yang

populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan

program yaitu diantaranya: (1) Model evaluasi CIPP, (2) Evaluasi Model UCLA

(3) Model Brinkerhoff, (4) Model stake atau model countenance. Selain itu,

beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

15

program adalah stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stake dan Gilaser dalam

Arikunto S dan Jabar., C.S.A (2009:40-41) membedakan model evaluasi menjadi

delapan, yaitu (1) Goal Oriented Evaluasi Model, (2) Goal Free evaluation

Model, (3) Formatif Sumatif Evaluation Model (4) Countennce Evaluation Model,

(5) Responsive Evaluation Model, (6) CSE-UCLA Evaluation Model, (7) CIPP

Evaluation Model, dan (8) Discrepancy Model.

Model yang dipilih dalam penelitian evalusi Manjemen Team Kota

Yogyakarta adalah CIPP Model, yang merupakan singkatan dari Contex, Input,

Process and Product, yang diseusikan dengan kebutuhan peneliti dengan tujuan

untuk mengambil keputusan dan mengetahui nilai dari suatu program.

c. Evaluasi CIPP

Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) merupakan model

evaluasi di mana evaluasi dilakukan secara keseluruhan sebagai suatu sistem.

Evaluasi model CIPP merupakan konsep yang ditawarkan oleh Stufflebeam

dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan

tetapi untuk memperbaiki. Stufflebeam, H McKee and B McKee (2003:118)

Evaluasi CIPP merupakan alat evaluasi yang menerapkan prosedur ilmiah

untuk menilai sebuah rancangan dan menyajikan informasi dalam rangaka

pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efefktifitas sebuah program.

Dari beberapa model diatas model CIPP memiliki kelebihan yang lebih

komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Menurut

Stufflebeam dalam Sugiyono (2013:749-750) ruang lingkup evaluasi program

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

16

yang lengkap pada umumnya meliputi emapat tingkatan yaitu evaluasi konteks,

input, proses dan produk.

1. Evaluasi konteks (context)

Evaluasi konteks (context) dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah,

aset dan peluang guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan

prioritas, serta membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui

tujuan, peluang dan hasilnya (Muryadi. D. A, 2017:6-8). Evaluasi Konteks

pada tahap pertama adalah evaluasi konteks. Evaluasi ini terkait tentang dengan

tujuan dari suatu program. Evaluasi ini terkait dengan, mengapa program

tersebut diadakan? Apakah program tersebut dibuat berdasarkan visi, misi dan

tujuan suatu lembaga, atau program tersebut disusun berdasarkan anggaran

yang tersedia? Apakah tujuan program tersebut? Apakah tujuan program

tersebut? Apakah tujuan dirumuskan secara jelas dan spesifik atau tidak jelas?

Apakah tujuan program sesuai dengan kebutuhan lapangan? (Sugiyono,

2013:749-750).

2. Evaluasi masukan (input)

Evaluasi masukan (input) dilaksanakan untuk menilai alternatif

pendekatan, rencana tindak, rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan

program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasaran serta mencapai tujuan

yang ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih

rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumberdaya, pelaksana dan jadwal

kegiatan yang paling sesuai bagi kelangsungan program. (Muryadi. D. A,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

17

2017:6). Evaluasi input terkait dengan berbagai input yang digunakan untuk

terpenuhinya proses yang selanjutnya dapat digunakan mencapai tujuan.

Evaluasi ini digunakan untuk menjawab mencapai tujuan sudah cukup

memadai? Bagaimana kualitas inputnya? Dari mana input di peroleh? Berapa

harganya? Siapa saja yang terlibat untuk melakukan proses? Bagaimana

kualifikasi dan kompetensinya, (Sugiyono, 2013:749-750).

3. Evaluasi proses (process)

Evaluasi proses (process) ditujukan untuk menilai implementasi dari

rencana yang telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam

menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna

lainnya untuk mengetahui kinerja program dan memperkirakan hasilnya.

(Muryadi. D. A, 2017:7). Evaluasi Proses terkait dengan kegiatan

melaksanakan rencana program dengan input yang telah disediakan. Evaluasi

ini digunakan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut, kapan program

dilaksankan? Bagaimana prosedur melaksankan program? Bagaimana

performa/kinerja orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan program?

Apakah program yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai program?

Apakah semua input yang digunakan mendukung proses pelaksanaan program?

Apakah kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan program? (Sugiyono, 2013:

749-750).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

18

4. Evaluasi hasil (product)

Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi

dan menilai hasil yang dicapai, diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek

dan jangka panjang, baik bagi pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri

dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam

menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran. (Muryadi.

D. A, 2017:8). Evaluasi produk atau output terkait dengan evaluasi terhadap

hasil yang dicapai dari suatu program. Evaluasi output digunakan untuk

menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut, seberapa jauh tujuan program

telah tercapai? Program apakah yang tercapai dengan hasil yang tinggi dan

rendah? Bagaimana tingkat kepuasan orang-orang yang dikenai sasaran

pelaksanaan program? Apakah program tercapai tepat waktu? Apakah dampak

positif dan negatif dari program tersebut? Apakah program perlu dilanjutkan,

dilajutkan dengan revisi atau tidak dilanjutkan? (Sugiyono, 2013:749-750)

d. Pengertian Evaluasi Program

Widoyoko. E. P dalam Farida (2014:8) Program sebagai segala sesuatu yang

dilakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.

Program sebgai serangkaian kegiatan yang dirancang dengan seksama dan dalam

pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi

dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang. Selain itu, Sukardi

(2014:47) menambahkan Evaluasi program adalah metode untuk mengetahui dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

19

menilai efektifitas suatu program dengan membandingkan kriteria yang telah di

tentukan atau tujuan yang inggin dicapai dengan hasil yang dicapai.

Sunarno. A, (2016:2) evaluasi program merupakan penelitian evaluatif.

Pada dasarnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari

adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu,

yang pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

Sedangkan Muryadi dalam Denzin and Lincoln, (2017:3-4) mengatakan bahwa

evaluasi program berorientasi sekitar perhatian dari penentu kebijakan dari

penyandang dana secara karakteristik memasukkan pertanyaan penyebab tentang

program mana yang telah mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut

Mulyatiningsih. E (2011:65) evaluasi program dilakukan untuk menunjukan

sumbangan program terhadap pencapaian organisasi untuk mengembangkan

program yang sama ditempat lain, dan juga mengambil keputusan tentang

keberlanjutan suatu program, apakah program perlu diteruskan atau diberhentikan.

Keputusan-keputusan yang diambil dijadikan sebagai indikator-indikator penilaian

kinerja atau assessment performance pada setiap tahapan evaluasi dalam tiga

kategori yaitu rendah, moderat, dan tinggi. Berangkat dari pengertian di atas maka

evaluasi program merupakan suatu proses. Secara eksplisit evaluasi mengacu pada

pencapaian tujuan sedangkan secara implisit evaluasi harus membandingkan apa

yang telah dicapai dari program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan

standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanaan program, kriteria yang

dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaan dan hal yang dinilai adalah hasil

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

20

atau prosesnya itu sendiri dalam rangka pengambilan keputusan. Evaluasi dapat

digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan

lingkungan program dengan suatu ”judgement” apakah program diteruskan,

ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima, atau ditolak. Selain itu diperkuat

dengan pendapat Harsuki (2013:74) evaluasi diberikan pengertian sebagai kegiatan

untuk menganalisis “rencana yang disusun” dengan “hasil akhir yang dicapai”

sebagai contoh adalah event dalam Oympic Games, Asian Games, SEA Games dan

lain-lain.

2. Manajemen

a. Hakikat Manajemen

Susanto. N., & Lismadiana (2016:100) Managere diterjemahkan kedalam

bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Berdasarkan

hal tersebut manajemen merupakan hal serangkaian kegiatan perencanaan,

menggorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan

terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya

manusia, sarana prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Bourgeois. I., & Cousins. J. B (2013:3)

Management is an part important of a new public management government

framework applied in service organizations around the world. Managing for

results requires a comprehensive system of performance measurement and

program evaluation to foster increased accountability in public organizations.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

21

”Manajemen adalah bagian penting dari pemerintahan manajemen publik yang

baru kerangka kerja yang diterapkan dalam organisasi layanan di seluruh dunia.

Mengelola hasil membutuhkan sistem pengukuran kinerja dan evaluasi program

yang komprehensif untuk mendukungnya peningkatan akuntabilitas dalam

organisasi public”

Menurut Teri dalam Sugiyono (2014:14) manajemen adalah management

is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and

controling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use

of human being and other ressources. Manajemen adalah suatu proses yang

khas, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, dan pengontrolan

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengunakan sumber daya

manusia dan sumber daya lain. Selain itu, menurut Ahmad. B (2012:1)

management is nothing bat arranging and organizing the means to perform

better. It is intinctive to evey living being to organize on-self and arrange

surroundings to facilitate comfort living. Manajeman hanyalah mengatur dan

mengorganisir sarana untuk tampil lebih baik. Rahmat Z & Irfandi (2018:4)

menyimpulkan bahwa manajemen diartikan sama dengan administrasi atau

pengelolaan, meskipun kedua istilah ini sering diartikan berbeda. Sedangkan

menurut Prasetyo. D. E. (2018:37) mengemukakan bahwa manajemen adalah

merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian,

dan pemberian fasilitas olahraga dan lainnya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

22

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

merupakan sebuah proses atau tahapan dalam mengatur secara sumber daya

manusia dan juga sumber daya alam dimulai dengan rangkaian perencanaan,

kegiatan perencanaan, menggorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan

mengembangkan.

b. Tujuan Manajemen

Tujuan manajemen dilaksanakan agar suatu usaha dapat terencana secara

sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga

mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien, (Ansor. A. S

& Mutahidah 2016:10-12). Pelaksanaan dalam segala bidang memerlukan suatu

manajemen yang baik untuk efektifitas dan efisensi pada organisasi. Andrew . R

& Suryawan. N (2015:176) menurut Fayol prinsip dasar dalam manajemen yakni

pembagian kerja, otoritas dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan dalam perintah

dan arahan, penyelarasan dari kepentingan individu menjadi kepentingan

bersama, remunerasi, sentralisasi, rantai otoritas, instruksi, ekuitas, stabilitas

masa aktif sumberdaya manusia, inisiatif dan espirit de corps. Selain itu, menurut

Lunenburg, F. C. dalam Draft (2010:335) menyatakan bahwa manajemen yang

baik diperlukan untuk membantu organisasi memenuhi organisasi kedepan.

Sedangkan Harsuki (2013:18) memperjelas manajemen akan memperoleh 3

keuntungan yaitu, (1) Membantu mencapai tujuan efektif dari para pengikut.

Orang-orang dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang manejer dan

tindakan-tindakan umum apa yang kirannya akan dilakukan olehnya. (2)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

23

menyediakan petunjuk-petunjuk dan suatu landasan bagi pemikiran manajerial.

(3) merupakan sebuah kerangka dengan apa seorang manejer dapat

mengembangkan pemikirannya. Dasar inilah yang menjadi acuan bahwa

menajemen sangat berguna untuk seriap mahluk hidup maupun kelompok agar

dapat mengatur diri sendiri dan sebuah kelompok dalam lingkungan kehidupan

sosial. Kwok. A. C. F (2014:4) Bureaucratic management, as depicted by its

name, focuses on a rigid system which has a set hierarchy, a clear division of

labour, and detailed rules and procedures. It provides a blueprint of how an

organisation should operate in the most efficient manner. “Manajemen birokrasi,

sebagaimana digambarkan dengan namanya, berfokus pada sistem yang kaku

yang memiliki seperangkat hierarki, pembagian kerja yang jelas, dan aturan serta

prosedur terperinci. Ini memberikan cetak biru bagaimana suatu organisasi harus

beroperasi dengan cara yang paling efisien”. Selain itu menurut Siswanto

(2016:17) Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,

pengorganisasian pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang

dan mempunyai mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulakan tujuan

manajemen dapat berguna pada organisasi atau kelompok dalam merencanakan,

mengorganisasikan, dan melakukan pengawsan yang sistematis dan terencana

sesuai dengan aturan dan prosedur yang jelas.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

24

c. Fungsi Manajemen

Terry. G. R dalam Harsuki (2013:79) dalam bukunya “Principles of

Management” Mengklarifikasikan fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam empat

bagian yaitu sebagai berikut, perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pengerakan (Actuating), pengawasan (Controlling). Menurutnya

pada dasarnya orang menyusun rencana atau sebuah pola tentang aktivitas –

aktivitas masa yang akan datang terintegritas dan dipredeterminasi. Hal tersebut

mengharuskan adanya kemampuan untuk meramalkan, memvisualisasikan,

melihat ke depan yang dilandasi dengan tujuan-tujuan tertentu. singkatnya

diperlukan adanya “perencanaan atau planning” planing merupakan sebuah fungsi

yang fundamental dari manajeman. Selain itu, Fattah dan Siagin dalam Akhmad.

N, (2017:110) Menekankan beberapa pendapat mengenai fungsi-fungsi

manajemen menurut Fayol (planning, organizing, commanding, dan controlling),

Terry (planning, organzing, commanding, actuating, dan controlling), Gullick

(planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting),

O’Donniell (planning, organizing, staffing, leading, controlling). Dari pendapat

mengenai fungsi manajemen diatas menunjukkan banyaknya aspek yang

dikerjakan oleh seorang manajer. terlihat adanya beberapa aspek penting dalam

manajemen, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pengerakan (actuating), pengawasan (controlling).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

25

Gambar 1 Siklus POAC

(Sumber : Ansor. A. S &Mutahidah. 2016:10)

Fungsi manajemen merupakan komponen dasar dalam ilmu manajemen,

dimana proses manajemen akan berhasil dilaksanakan bila fungsi manajemen

berjalan dengan baik. Fungsi manajemen yang umum dilaksankan saat ini yaitu

fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian, (organizing) Pelaksanaan

(actuating), pengendalian (controlling).

Aspek penting manajemen tersebut, Haryadi. W. M., dkk (2016:43)

menjelaskan ke fungsi manajemen sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) sangat penting karena banyak berperan dalam

menggerakan fungsi manajemen yang lain . Membuat keputusan biasanya

menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses

penyelesaian setiap rencana. Sedangkan menurut Susanto. N & Lismadiana.

(2016:100) Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan

SIKLUS POAC

FUNGSI MANAJEMEN

Planning

Actuating

Organizing Controlling

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

26

dengan penentuan rencana yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah

ditentukan oleh karenanya perencanaan merupakan awal dalam melakukan proses

manajemen. Selain itu Perenencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau

penetapan tujuan-tujuan organisasi dan 2) penentuan strategis, kebijaksanaan,

proyek, program, metode, system, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan. (Hani Handoko, 2016:8)

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (Organizing) adalah proses dalam memastikan kebutuhan

manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan

mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi

penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang

spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa

tugas ditambahkan fungsi pengorganisasian menurut Handoko. H (2016:9)

Pengorganisasian (organizing) adalah 1) penentuan sumber daya dan kegiatan

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan

pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa

hal-hal tersebut kearah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan

kemudaian, 4) pendelegasian wewengan yang diperlukan individu-individu untuk

melaksanakan tugas-tugasnya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

27

c. Pengerak (Actuating)

Pengerak (Actuating) adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang

sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda

dari planning dan organizing. Aktuating dilakukan dengan tujuan agar kegiatan

dilakukan tetap pada jalur yang telah ditetapkan. Aktuating secara operasional

adalah pemberian petunjuk dari atasan kepada bawahan, Bagaimana tugas harus

dilaksanakan, memberikan bimbingan dalam rangka perbaikan cara bekerja.

(Susanto. N & Lismadiana, 2016:101)

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (Controlling) memastikan bahwa kinerja sesuai dengan

rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah

ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang

diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi.

Sedangkan menurut Ansor. A. S & Mutahidah (2016:12) menyatakan bahwa

Pengawasan merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan

pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila

dibutuhkan. Kegiatan pengawasan tidak sekedar mengamati saja tetapi juga untuk

mengendalikan pekerjaan agar sesuai standar yang telah ditetapkan.

3. Pembinaan Prestasi

Mencapai sebuah prestasi yang baik dibidang keolahragaan tidaklah secara

instan. Namun diperlukan pembinaan yang teratur secara sistematis mulai dari latihan

dan dengan perlu adanya sistem pembinaan yang berkesinambungan, sehingga pada

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

28

prosesnya dapat menghasilkan bibit atau atlet yang berpotensi dalam setiap kejuaraan,

baik itu ditingkat daerah, provinsi, nasional maupun dunia. Sujarwo (2012:2)

Pembinaan dan pengembangan yang di maksud adalah meliputi pengolahraga,

ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta

penghargaan keolahragaan. Pengembangan keolahragaa di laksanakan melalui tahap

pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan

pengembangan prestasi. sesuai dengan undang-undang Nomor 3 tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada pasal 21 pemerintah dan pemerintah

daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan

kewenangan dan tanggung jawabnya. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana

dimaksud meliputi pengolahraga, ketenagaan,pengorganisasian, pendanaan, metode,

prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan.

Pahlepi. S. M. R (2015:1789) mengatakan bahwa pembinaan adalah

merupakan suatu proses yang di lakukan untuk merubah tingkah laku individu serta

membentuk kepribadiannya, sehingga apa yang di cita-citakan dapat tercapai sesuai

dengan yang diharapkan. Pembinaan yang baik dan terorganasir akan menghasilkan

sesuatu yang maksimal sesuai dengan apa yang ingin direncanakan dari awal. Proses

pengembangan dan pembinaan memiliki peran besar dalam memproduksi atlet dan

pelatih, sesuai dengan penjelasan Collinsa. D., & Baileyc. R. (2013:188) The talent

identification and development process, if led in an inclusive and evidence-based

manner, has the potential to make significant contributions to a number of levels of

participation and performance. “Identifikasi bakat dan proses pengembangan, jika

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

29

dipimpin dengan cara yang inklusif dan berdasarkan bukti, memiliki potensi untuk

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sejumlah tingkat partisipasi dan

kinerja. Sedangkan Tangkudung. J, & Puspitorini. W (2012:16) menyimpulakan

bahwa pembinaan merupakan proses pembinaan olahraga yang harus sudah dimulai

sejak usia muda, sebab pada saat usia muda si anak mempunyai kadar fleksibilitas

yang tinggi, kondisi fisik dan mentalnya sedang berada dalam keadaan stabil dan

motivasinya untuk berolahraga tinggi, sehingga memungkinkan untuk dapat

meningkatkan kemampuannya kearah yang lebih tinggi, serta didalam mengambil

keputusannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun perlu diingat pula

bahwa pada usia muda harus sudah memulai latihannya tergantung dari cabang

olahraganya. Sedangkan tambahan Jon Herman S (2015:377-385) Prestasi olahraga

dapat dicapai memerlukan manejerial atau manajemen yang baik efektivitas dalam

melaksanakan kegiatan merupakan tuntutan bagi setiap organisasi untuk mencapai

tujuan. Seluruh masyarakat baik di tingkat daerah maupun kabupatn/kota

berkewajiban menyelengarakan, mengawasi, mengendalikan seluruh kegiatan

olahraga prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Demi memajukan

prestasi olahraga nasional pemerintah pusat, pemerintah daerah,dan seluruh

masyarakat dapat mengembangkan : (1) Pengelolaan (2) sentra pembinaan olahraga

prestasi (3) pendidikan dan tenaga keolahragaan (4) sistem pemanduan bakat (5)

sarana dan pasarana. lebih jelasnya komponen-komponen system pembinaan

keolahragaan berdasarkan Undang-undang sistem keolahragaan nasional (SKN) NO.

3 tahun 2005 dapat dilihat pada table dibawah ini:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

30

Tabel. 4 : Komponen-komponen Olahraga prestasi Berdasarkan

UU SKN No 3 tahun 2015

NO Komponen Sub Komponen UU No. 3

Tahun

2005

1 Pelaku olahraga

dan Tenaga

Keolahragaan

1. Pelaku Olahraga terdiri dari olahragawan

amatir dan professional

2. Setiap olahragawan professional dan

amatir mempunyai hak sesuai ketentuan

yang ada dengan didampingi oleh, antara

lain, manajer, pelatih, tenaga medis,

psikolog, dan ahli hokum dengan

mengikuti kejuaraan pada semua

tingkatan sesuai dengan ketentuan.

mendapatkan pembinaan dan

pengembangan dari induk organisasi

cabang olahraga, organisasi olahraga

profesional, atau organisasi olahraga

fungsional dan mendapatkan pendapatan

yang layak.

3. Tenaga keolahragaan terdiri atas pelatih,

guru/dosen, wasit, juri, manajer,

promotor, administrator, pemandu,

penyuluh, instruktur, tenaga medis dan

para medis, ahli gizi, ahli biomekanika,

pisikolog, serta berpartisipasi dalam

penyelengaraan kegiatan olahraga

Pasal 53-

53 dan

pasal 63-

66

2 Pegelolah 1. Pemerintah kabupaten/kota Pasal 32-

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

31

keolahragaan melaksanakan perencanaan, pembinaan,

pengembangan, penerapan standardisasi,

dan penggalangan sumber daya

keolahragaan yang berbasis keunggulan

lokal.

2. Pengelolaan olahraga pada tingkat

provinsi dilakukan oleh pemerintah

provinsi dengan dibantu oleh komite

olahraga provinsi dan pada tingkat

kabupaten/kota dilakukan oleh

pemerintah kabupaten/kota dengan

dibantu oleh komite olahraga

kabupaten/kota.

38 Ayat 1,

2, dan 3

3 Sarana dan

prasarana

1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat bertanggung jawab atas

perencanaan, pengadaan, pemanfaatan,

pemeliharaan, dan pengawasan prasarana

olahraga.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah

menjamin ketersediaan prasarana

olahraga sesuai dengan standar dan

kebutuhan pemerintah dan pemerintah

daerah.

3. Prasarana olahraga yang dibangun di

daerah wajib memenuhi jumlah dan

standar minimum yang ditetapkan oleh

Pemerintah.

Pasal 67

dan Pasal

68.

4 Pendanaan 1. Pendanaan keolahragaan menjadi Pasal 69,

ayat 1 dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

32

tanggung jawab bersama antara

Pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib

mengalokasikan anggaran keolahragaan

melalui (APBN) Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara dan (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

2

5 Standardisasi,

Akreditasi, dan

Sertifikasi

1. Standar nasional keolahragaan digunakan

sebagai acuan pengembangan

keolahragaan nasional.

2. Akreditasi dilakukan untuk menentukan

kelayakan dan peringkat program

penataran atau pelatihan tenaga

keolahragaan dan organisasi olahraga.

3. Sertifikasi dilakukan untuk menentukan

kompetensi tenaga keolahragaan,

kelayakan prasarana dan sarana olahraga,

kelayakan organisasi olahraga dalam

melaksanakan kejuaraan.

Pasal 81,

82, 84.

6 Pengharagaan 1. Setiap pelaku olahraga, organisasi

olahraga, lembaga pemerintah atau

swasta, dan perseorangan yang

berprestasi dan/atau berjasa dalam

memajukan olahraga diberi penghargaan.

2. Penghargaan dapat berbentuk pemberian

kemudahan, beasiswa, asuransi,

Pasal 86

Ayat 1 dan

3

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

33

pekerjaan, kenaikan pangkat luar biasa,

tanda kehormatan, jaminan hari tua,

kesejahteraan, atau bentuk penghargaan

lain yang bermanfaat bagi penerima

penghargaan.

7 Pengawasan 1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat melakukan pengawasan atas

penyelenggaraan keolahragaan dengan

dilakukan dengan prinsip transparansi

dan akuntabilitas.

2. Pengawasan dan pengendalian olahraga

profesional dilakukan oleh lembaga

mandiri yang dibentuk oleh Pemerintah.

Pasal 87,

Ayat 1-3

a. Sistem Pembinaan Prestasi

Konsep dari system pembinaan atlet untuk dapat mencapai prestasi yang

tinggi dan maksimal. Menurut Taks. M, et al (2014:214) Sport development is

about facilitating opportunities for people to get involved in sport and physical

activity. More specifically, sport development refers to the policies, processes,

and practice of facilitating opportunities for involvement in sport, from mass

participation to elite performance “Pengembangan olahraga adalah tentang

memfasilitasi peluang bagi orang untuk terlibat dalam olahraga dan aktivitas

fisik. Lebih khusus, pengembangan olahraga mengacu pada kebijakan, proses,

dan praktik memfasilitasi peluang untuk terlibat dalam olahraga, dari massa

partisipasi terhadap kinerja elit”

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

34

Danardono (2012:78) pembinaan prestasi harus dilakukan secara

berjenjang dan berkelanjutan sampai tahapan maksimal dengan dikelolah secara

sistemik. Keberhasilan pembinaan prestasi atlet yang sistemik, terpadu, terarah

dan terprogram dengan jelas dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi

yaitu :

1) Tersedianya atlet potensial (Talented Athletes) yang mencukupi.

2) Tersedianya pelatih profesional dan dapat menerapkan IPTEK

3) Tersedianya sarana prasarana dan kelengkapan olahraga yang memadai.

4) Adanya program yang berjenjang dan berkelanjutan, ditunjang dengan

adanya anggaran yang mencukupi dan hubungan yang baik antara semua

pihak (atlet, pelatih, pembina, pengurus, Pengprov, KONI, dan Pemerintah)

5) Perlu diadakannya tes dan pengukuran kondisi atlet secara periodic.

Potensi pembinaan dan pembangunan olahraga mencakup olahraga

pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga lingkup olahraga ini

melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik,

berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan

pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga

sebagai gaya hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan

sentra sentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan

olahraga unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak

pencapaian prestasi. menurut Zalaff. K., Hidayatullah, M. F, & Kristiyanto. A

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

35

(2017:102-103) The improvement in sport development is not measured from

how much medals won from the national events like National Sport Week.

According to National Sport System, the improvement needs to be associated

with the human resource or the sport personnel participated in physical

activities, the open space, the citizen participation, and the physical fitness of the

citizens. “Peningkatan dalam perkembangan olahraga tidak diukur dari berapa

banyak medali dimenangkan dari acara nasional seperti Pekan Olahraga

Nasional. Menurut Olahraga Nasional Sistem, perbaikan perlu dikaitkan dengan

sumber daya manusia atau olahraga personel berpartisipasi dalam kegiatan fisik,

ruang terbuka, partisipasi warga, dan kebugaran fisik warga”

Sistem pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan

melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta

pengembangan bakat dan peningkatan prestasi, yang diselenggarakan oleh

pemerintah yang diwakili oleh kemenpora dan dibantu pelaksanaannya oleh

komite olahraga nasional indonesia (KONI). Organisasi KONI salah satu system

pembinaan dan pengembangan ditingkat Nasional, provinsi baik di Kab/Kota

yang memiliki tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan dan

melaksanakan pembinaan dan peningkatan prestasi Atlet, kinerja Wasit, Pelatih

dan Manajer,guna mewujudkan prestasi keolahragaan nasional menuju prestasi

internasional, serta turut memperkokoh persatuan dan kesatuan dan ketahanan

nasional dalam rangka mengangkat harkat serta martabat Indonesia (Rencana

Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

36

4. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

KONI adalah kepanjangan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia. KONI

adalah sebuah organisasi non pemerintahan. dengan kata lain organisasi menurut

Covell & Walker (2013:12) organization is any grup of people working together to

achieve a common purpose or goals that could not be attained by individuals

working separately. “menyatakan organisasi adalah kelompok orang bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang sama atau tujuan yang tidak boleh dicapai oleh

perorangan yang berkerja secara terpisah” Pahlepi. S. M. P (2015:178) ialah saran

untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan

bersama, dengan mendayaguna sumber yang dimiliki. Sedangkan menurut Torang. S

(2014:165) organisasi merupakan wadah terhadap proses administrasi untuk

mencapai tujuan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan, organisasi membutuhkan

manajemen untuk meng-energize proses agar output dan outcome yang diinginkan

dapat dicapai.

Organisasi KONI adalah organisasi keolahragaan yang membantu pembinaan

dibidang prestasi ini sesuai Pada Perpres Nasional Nomor 95 Tahun 2017 tentang

Peningkatan Prestasi Olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia yang selanjutnya

disingkat KONI adalah organisasi olahraga yang dibentuk berdasarkan musyawarah

Induk Organisasi Cabang Olahraga, dalam hal ini KONI membantu Menteri dalam

melakukan pengawasan dan pendampingan dalam pelaksanaan pengembangan bakat

calon Atlet Berprestasi yang dilakukan oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

37

a. Tugas Pokok dan Fungsi KONI

KONI merupakan organisasi keolahragaan tertinggi nasional, sesuai pasal

36 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional mempunyai tugas diantaranya membantu pemerintah

dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan

pengembangan olahraga prestasi pada tingkat nasional, dan mengkoordinasikan

induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional serta komite

olahraga provinsi/kabupaten/kota. Selain itu KONI juga memiliki tugas pokok

merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan

peningkatan atlet, kinerja wasit, pelatih dan manajer, guna mewujudkan prestasi

keolahragaan nasional menuju prestasi internasional, serta turut memperkokoh

persatuan, kesatuan dan ketahanan nasional dalam rangka mengangkat harkat dan

martabat Indonesia.

b. Misi-Visi Dan Sasaran Strategis KONI

Sesuai dengan rencana strategis KONI Tahun 2014 – 2028 ini dijabarkan

dalam 3 (tiga) tahapan Renstra dimana masing-masing mempunyai visi dan misi

yang menjadi prioritas utama. Adapun misi KONI dalam rencana strategisnya

Bias dilihat table dibawah ini :

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

38

Tabel.5 : Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

Periode 2014-2018 2019-2023 2024-2028

Visi Peningkatan Daya

Saing Regional Melalui

Harmonisasi Pemangku

Kepentingan

Peningkatan

Daya Saing

Internasional

Pencapaian

Prestasi Global

Tema dari Visi 2014 – 2018 yaitu Peningkatan Daya Saing Regional

Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan sangat penting dan fundamental

menjadi utama disebabkan pada rentang waktu sekarang ini atau sebelumnya,

banyak terjadi disharmonisasi antara pemangku kepentingan di bidang olahraga

sehingga mengakibatkan terpuruknya prestasi olahraga di tingkat regional

maupun nasional. Disharmonisasi pemangku kepentingan bidang olahraga ini

melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, Kementerian Pemuda dan Olahraga,

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia

(KOI), Induk Organisasi Cabang Olahraga (PB/PP), KONI Daerah, dan

pemangku kepentingan lainnya.

Sedangkan misi tersebut ialah meningkatkan prestasi olahraga indonesia,

melalui pembinaan organisasi dan peningkatan sumber daya olahraga yang

efektif, penggunaan sport science & technology, serta membangun karakter

olahragawan guna menciptakan atlet yang berprestasi di tingkat daerah, nasional

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

39

dan internasional. Semntara dalam keputusan Rencana Strategis Komite

Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 misi KONI diantaranya:

1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan;

2. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni

(IPTEKS) Keolahragaan;

3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan;

4. Meningkatkan Dukungan Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi;

5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional

Berdasarkan urian diatas, maka Komite Olahraga Nasional Indonesia

(KONI) baik daerah maupun kab/kota diberikan amanat untuk mewujudkan

aspirasi masyarakat dalam mencapai prestasi olahraga di ajang Nasional dan

internasional. Selain itu, pemerintah pusat melalui UUD RI nomor 3 tahun 2015

tentang sistem keloahragaan menekankan pemerintah kabupaten/kota

melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengembangan, penerapan standardisasi,

dan penggalangan sumber daya keolahragaan yang berbasis keunggulan lokal.

Proses pembinaan dan pengembangan dilakukan salah satunya dengan

menyelengarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Di tambah

dengan adanya lembaga-lembaga keolahragaan di Indonesia dapat memberikan

upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga dan meningkatkan performa dan

kualitas para pelaku olahraga.

Komite Olahraga Nasional Indonesia diprovinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan salah satu perwakilan komite olahraga yang diharapkan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

40

mampu memprogramkan, dan mengkoordinasikan penyelengaraan dalam

meningkatkan olahraga prestasinya. Sejauh ini pelaksanaan pembinaan di

Daerah Istimewa Yogyakarta telah memiliki segudang prestasi. Bantuan dari

empat kabupaten dan satu kota diantaranya Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo,

Sleman, dan Kota Yogyakarta telah mengupayakan pencapaian yang maksimal.

masing-masing daerah telah memberikan prestasi diberbagai penyelengaran yang

ada baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini terbukti bahwa

program kegiatan olahraga prestasi Pekan Olahraga Daerah (PORDA) yang

berjenjang dan berkelanjutan telah berlangsung selama XIV kali di Daerah

Istimewa Yogyakarta.

5. Pekan Olahraga Daerah (PORDA) XIV Tahun 2017 DIY

Pekan Olahraga Daerah atau di singkat PORDA merupakan pertandingan

melibatkan banyak olahraga didaerah yang diikuti oleh Kab/Kota. PORDA

merupakan even yang dilakukan pemerintah DIY dalam meningkatkan prestasi

olahraga. Hal ini sejalan dengan pendapat Kristiyanto. A (2012:67) Penyelengaraan

event olahraga merupakan sebuah bagian integral dari upaya pembinaan olahraga.

Bahkan penyelengaraan tersebut merupakan sebuah titik kulminasi dari upaya

pembinaan secara menyeluruh.

Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan

sebagai amanat AD/ART KONI dengan tujuan adalah untuk memupuk persatuan dan

kesatuan bangsa, meningkatkan prestasi olahraga, meningkatkan ketahanan nasional,

memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, menjaring bibit-bibit

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

41

atlet potensial. Penyelenggaraan Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah tanggungjawab KONI DIY yang pelaksanaannya dilimpahkan

kepada KONI Kabupaten/Kota atau Pemerintah Kabupaten/Kota. Pekan Olahraga

Daerah (PORDA) telah berlangsung sebanyak 14 kali di Daerah Istimewa

Yogyakarta. PORDA Daerah Istimewa Yogyakarta yang diikuti oleh 4 KONI

Kabupaten dan 1 KONI Kota Yogyakarta.

Sesuai dengan kesepakatan Pengurus KONI DIY dan KONI Kabupaten/Kota

sejak PORDA VI/2001 di Sleman, PORDA DIY dilaksanakan secara gotong-royong

dalam arti tuan rumah PORDA dilakukan secara bergiliran. Tuan rumah diharapkan

dapat melaksanakan pertandingan untuk cabang olahraga dalam jumlah yang relatif

lebih banyak sesuai dengan kemampuan daerah yang bersangkutan, sedangkan

sisanya dibagi di Kabupaten lain sesuai ketersediaan tempat pertandingan yang

memenuhi syarat. Cabang olahraga yang dipertandingkan berdasarkan ketentuan

sekurang-kurangnya diikuti 4 (empat) peserta yang berasal dari 3 (tiga) KONI

Kabupaten/Kota. Dari hasil koordinasi dengan Pengurus KONI Kab/Kota telah

ditetapkan 41 cabang olahraga. Nomor-nomor pertandingan dari setiap cabang

olahraga ditetapkan dengan berpedoman pada nomor-nomor yang akan

dipertandingkan dalam PON XX / 2020.

6. Team Kota Yogyakarta

Team/Tim adalah merupakan sekelompok orang bekerja yang memiliki tujuan.

Arham A (2012:3) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli bahwa tim/team

merupakan sekelompok individu, yang bekerja untuk tujuan yang sama, individu-

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

42

individu yang terdiri dari team idealnya memiliki tujuan bersama, dan kurang lebih

berpikir dengan ideologi yang sama. Team Kota Yogyakarta merupakan kepanitiaan

yang dibuat untuk bekerja dalam pelaksanaan kegiatan PORDA DIY. Team kota

yogyakarta merupakan keterwakilan KONI kota dalam keikutsertaan kegiatan

PORDA 2017 yang diselengarakan dibantul. Berdasarkan hasil keputusan rapat

pengurus KONI kota yogyakarta tanggal 15 juli 2017 tentang koordinasi persiapan

pelaksanaan PORDA XIV tahun 2017 yang diselengarakan di bantul memutuskan

diantaranya:

A. Menyelengarakan pendamping PORDA XIV untuk menghadapi

pelaksanaan PORDA XIV tahun 2017.

B. Membentuk TIM pendamping PORDA XIV tahun 2017 dengan susunan

pengurus harian.

C. Tim pendamping bertugas sejak persipan sampai dengan pelaksanaan dan

melaporkan hasil pendampingan kepada KONI Kota yogyakarta.

Berdasarkan kajian penjelasan diatas maka, secara keseluruhan bahwa

tujuan penelitian evaluasi manajemen team kota yogyakarta pada penyelengaraan

PORDA XIV tahun 2017 untuk melihat bagaimana program itu dilaksankan dan

seberapa jauh program terlaksana oleh Team Kota Yogyakarta.

7. Evaluasi Manajemen Team KOTA Yogyakarta

Evaluasi manajemen team yang dimaksudkan disini adalah bagaimana

pelaksanaan suatu program kerja agar sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

43

dan ingin dicapai sebelumnya. Menururt Trenberth & Hassan, (2012:181)

“Evaluation is fundamental to the performance management proccess and is reliant

on good and appropriately developed performance indicator. Performance indicators

must have a purpose and be clearly linked to the organization’s objectives, and

organization should have a balance set”. “Evaluasi penting dilakukan untuk proses

kinerja manajemen dan tergantung pada indikator kinerja yang baik dan tepat.

Indikator kinerja harus memiliki tujuan yang jelas terkait dengan tujuan organisasi”

Sedangkan menurut Topno. H, (2012:17) defined evaluation as the systematic

process of collecting and analyzing data in order to determine whether and to what

degree objectives were or are being achieved. “mendefinisikan evaluasi sebagai

proses sistematis mengumpulkan dan menganalisis data untuk menentukan apakah

dan sejauh mana tujuan atau sedang tercapai”

Chalip. L (2006:12) Chambliss argues, then sport management can contribute

in pivotal ways to the design and implementation of systems for producing

outstanding athletes. “Chambliss berpendapat, maka manajemen olahraga dapat

berkontribusi dalam berbagai cara penting desain dan implementasi sistem untuk

menghasilkan atlet yang luar biasa”. Pada proses ini manajemen berfungsi untuk

sebagai evaluasi. Hal ini dijelaskan Ansor. A. S dan Mutahidah (2016:10) Evaluasi

Merupakan fungsi menajemen yang bertugas untuk menilai suatu pekerjaan atau

pekerjaannya melalui proses pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai dan

membandingkan dengan kerja yang menjadi target yang seharusnya dicapai

dilanjutkan dengan Harsuki (2013:79) menyatakan pada umumnya fungsi terakhir

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

44

yang banyak dikemukakan oleh para pakar manajemen adalah evaluasi. evaluasi

diberikan pengertian sebagai kegiatan untuk menganalisis “rencana yang disusun”

dengan “hasil akhir yang dicapai” sebagai contoh adalah event dalam Oympic

Games, Asian Games, SEA Games dan lain-lain.

Manajemen merupakan bagian yang sangat penting dilakukan dalam

kepengurusan. menurut Sunarno. A. (2018:2) Tujuan akhir dari manajemenolahraga

adalah kesuksesan para atletnya dalam mengikuti kejuaraan baik itu secara nasional

maupun internasional. System tata kelolah dalam manajemen dapat dievaluasi

berdasarkan fungsi-fungsi manajemen tersebut. Organisasi olahraga sebaikanya dapat

menjalankan fungsi manajemen agar tujuan tercapai. Maka proses evaluasi dengan

mengunakan context, input, proccess, dan product (CIPP) dapat membantu

mengetahui hasil planning, organizing, actuating, controlling (POAC), dalam

manajemen team Kota Yogyakarta pada penyelengaraan PORDA VIX tahun 2017

Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini komponen dari fungsi manajemen yang

terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang akan dievaluasi

melalui context, input, proccess, dan product pada team kota Yogyakarta yang

disesuikan dengan kebutuhan dan acuan teori/reverensi diatas :

a. Konteks (team kota Yogyakarta)

1) Context pada planning team kota Yogyakarta

a) Perencanaan program pembinaan

b) Strategi peningkatan prestasi. meliputi : meliputi latihan teknik,

taktik, fisik, dan mental.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

45

c) Pelaksnaan PORDA 2017 meliputi: bentuk gerakan kompetisi

PORDA 2017.

2) Context pada organizing team kota Yogyakarta

a) Kejelasan visi dan misi Organisasi

b) Pembagian tugas (Job Description) Team Kota Yogyakarta sesuai

ketentuan peraturan PORDA 2017

3) Context pada actuating team kota Yogyakarta

a) Kebijakan pemerintah kota dalam mendukung peningkatan prestasi

atlet

b) Arahan KONI kota yogyakarta dalam pelaksanaan PORDA

4) Context pada controlling team kota Yogyakarta

a. Pengawasan dalam proses pembinaan prestasi

b. laporan team Kota Yogyakarta

b. Input (team kota Yogyakarta)

1) Input pada planning team kota Yogyakarta

a) Sumber daya manusia meliputi tenaga kepengurusan, pelatih, dan atlet

b) Nomor/Cabang Olahraga yang dipertandingkan pada PORDA

c) Bantua biaya opresional (anggaran)

d) Sarana dan prasarana

2) Input pada organizing team kota Yogyakarta

a) Tenaga keolahragaan (ahli) sesuai bidang yang ditentukan.

b) Standarisasi, sertifikasi, lisensi

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

46

c) SK kepengurusan team

3) Input pada actuating team kota Yogyakarta

a) Kebijakan team kota Pada Persiapan PORDA 2017

b) Koordinasi pengurus, pelatih dan atlet

4) Input pada controlling team kota Yogyakarta

a) Pengawasan team kota kota Yogyakarta

b) Laporan Team Kota Yogyakarta

c. Proses (team kota Yogyakarta)

1) Process pada planning team kota Yogyakarta

a) Peraturan umum dan khusus PORDA 2017

b) Nomor-nomor cabang olahraga

c) Sertifikasi/lisensi pelatih.

2) Process pada organizing team kota Yogyakarta

d) Program pembinaan, meliputi sistem rekrutmen pelatih.

e) Program latihan pelatih

f) Pelaksanaan PORDA 2017 meliputi:

Jadwal pelaksanaan

Fasilitas pendukung (uang saku, konsumsi, transportasi, kostum,

pembekalan)

3) Process pada actuating team kota Yogyakarta

a) Kebijakan Pengurus Team Kota Yogyakarta.

b) Arahan pelatih

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

47

c) Hubungan Pengurus, Pelatih dan Atlet

4) Process pada controlling team kota Yogyakarta

a) Pengawasan Pengurus pembinaan.

b) Evaluasi Program latihan atlet Oleh pelatih

d. Produk (team kota Yogyakarta)

1) Product pada planning team kota Yogyakarta

a) Target team kota Yogyakarta pada pelaksanaan PORDA 2017

b) Prestasi team kota Yogyakarta

2) Product pada organizing team kota Yogyakarta

a) Rincihan Team/Kontingen PORDA 2017

b) Rincihan Nomor/Cabor Yang dipertandingan Team Kota Yogyakarta

3) Product pada actuating team kota Yogyakarta

a) Kepuasan team kota Yogyakarta

b) Dampak postif dan negative

4) Product pada controlling team kota Yogyakarta

a) Paporan hasil pelaksanan PORDA 2017 DIY

b) Pengawasan hasil PORDA XIV 2017

B. Kajian Penelitian Evaluasi Yang Relevan

1. Hasil penelitian evaluasi oleh Johan Irwansyah pada tahun 2015 dijadikan

bahan rujukan dan perbandingan pada penelitian relevan. Judul penelitian ini

ialah evaluasi program pembinaan prestasi cabang olahraga bola voli pantai

diprovinsi Nusa Tenggara Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

48

penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan program pembinaan prestasi

cabang olahraga bola voli pantai di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan mengunakan model CIPP (Conteks, input, process,

dan produc). Penelitian ini penelitian evaluasi. Subjek penelitian ini adalah atlet,

orang tua, pelatih, pengurus PBVSI NTB dan DIY, pengurus KONI dalam

bidang pembinaan prestasi yang jumlah keseluruhannya 59 orang. Data

dikumpulakan melalui observasi, wawancara, angket, dokumentasi. Tehnik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskritif

kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara

keseluruhan hasil evaluasi program pembinaan prestasi cabang olahraga bola

voli pantai di Nusa Tenggara Barat masih kurang baik dan di Daerah Istimewah

Yogyakarta sudah berjalan dengan baik. Pada evalausi program pembinaan

prestasi di NTB dari segi Contexs sudah berjalan baik. Dari segi input masih

kurang baik dikarenakan sarana dan prasarana di NTB masih sangat kurang.

Begitu juga dengan pendanaan yang belum tersalurkan secara menyeluruh,

walapun dari segi input terdapat pelatih, atlet, dan dukungan orang tua sudah

sesuai dengan yang diharpakan. Dari segi process masih sangat kurang

dikarenakan pelaksanaan program pembinaan dan monev (monitoring dan

evaluasi) belum terlaksanakan sesuai dengan ketentuan. Walaupun program

latihan latihannya sudah berjalan dengan baik. Segi product secara garis besar

prestasi yang diraih sudah baik, dan dapat dilihat dari hasil dokumentasi prestasi-

prestasi yang pernah diraih oleh atlet NTB. Sedangkan di DIY, evalausi program

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

49

pembinaan prestasi dari segi contexs sudah berjalan dengan baik. Dari segi input

sudah berjalan dengan baik, dapat dilihat melalui kerjasama antar pengurus,

pelatih, atlet dan ornag tua tlet dalam memajukan bola voli pantai di DIY. Dari

segi process sudah berjalan dengan sangat baik. Dukungan positif diberikan oleh

pemerintah daerah maupun provinsi dalam pelaksanaan program latihan dan

program pembinaan begitu juga dengan monev, yang dilakukan oleh pengurus

PBVSI DIY sudah berjalan dengan sangat baik. Dari segi product secara garis

besar prestasi yang diraih sudah baik, dapat dilihat dari hasil dokumentasi

prestasi-prestasi yang pernah diraih atlet DIY.

2. Hasil penelitian evaluasi yang dilakukan oleh Destriani pada tahun 2015

dijadikan sebagai bahan perbandingan pada penelitian relevan. Judul penelitian

ialah evaluasi manajemen organisasi-organisasi cabang olahraga pada program

Puslatda di DIY dalam menghadapi PON XIX 2016. Tujuen penelitian ini adalah

untuk mengevaluasi konteks, input, proses, dan produk manajemen organisasi-

organisasi cabang olahraga pada program Puslatda di DIY dalam PON XIX

2016. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Subjek penelitian yaitu

pengurus KONI DIY, cabang olahraga, pelatih, dan atlet cabang olahraga wushu,

panahan, pencak silat, karate, sepatu roda, dan atletik yang masuk program

Puslatda DIY dengan jumlah 48 orang, dengan rincian jumlah sampel 3 orang

pengurus KONI DIY, 12 orang pengurus WI DIY, PERPANI DIY, IPSI DIY,

FORKI DIY, PORSEROSI DIY, PASI DIY, 6 pelatih ,dan 27 atlet dari olahraga

wushu, panahan, pencak silat, karate, sepatu roda, dan atletik. Teknik

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

50

pengumpulan data menggunakan wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik

pengambilan sampel dalam evaluasi ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian ini

menyimpulkan bahwa secara keseluruhan hasil evaluasi manajemen organisasi-

organisasi cabang olahraga pada program Puslatda di DIY dalam menghadapi

PON XIX 2016 adalah pada kategori baik. Dengan penjelasan hasil sebagai

berikut ini: (1) evaluasi konteks menunjukkan semua organisasi memiliki

organisasi, SK Puslatda, pembagaian tugas yang jelas, adanya sasaran dan tujuan

pada program Puslatda, dan program latihan selama Puslatda, dan sebagian

organisasi belum memiliki struktur organisasi, (2) evaluasi input pada pelatih

yang terdiri dari tingkat pendidikan sudah ideal yaitu memiliki pendidikan rata-

rata pada jenjang S1, memiliki sertifikat nasional, dan rata-rata mantan atlet di

cabang olahraganya, kemudian atlet yang masuk Puslatda merupakan atlet yang

sudah diseleksi sesuai standar yang telah ditetapkan KONI DIY, memiliki

kondisi fisik yang baik, dan atlet potensial di cabang olahraga, semua sarana

telah tersedia dengan baik, dan masih ada hambatan dibeberapa cabang olahraga

pada prasarana latihan. Untuk kualifikasi pelatihan sudah baik karena KONI DIY

dan induk organisasi masing-masing cabang olahraga mengadakan pelatihan dan

workshop untuk penyegaran pelatih yang ada (3) evaluasi proses menunjukkan

kesesuaian rincian pelaksanaan program dan aktivitas pelaksanaan sesuai dengan

uraian dari tugas program, dan (4) evaluasi produk menunjukkan ketercapaian

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

51

pelaksanaan manajemen organisasi dalam program Puslatda secara keseluruhan

adalah baik, dengan pencapaian berbagai prestasi atlet di tingkat nasional dan

internasional.

C. Kerangka Berfikir

Proses evaluasi harus dilakukan agar benar-benar dapat dijadikan dasar dalam

menentukan kualitas dari suatu program. evaluasi manajemen yang terarah,

terstruktur dan terencana dengan baik dapat meningkatkan potensi prestasi di bidang

olahraga. Oleh karnanya, Sebuah organisasi ataupun kelompok dapat memenuhi

tujuan secara optimal apabila penerapan ilmu manajemen yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengerakan dan pengawasan di lakukan secara terukur. Team kota

yogyakarta merupakan bagian dari keterwakilan KONI kota dalam megikuti

kejuaraan PORDA di provinsi DIY. Dengan hal ini, perlu adanya evalusi pada

manajemen team kota yogyakarta, untuk mengetahui seberapa jauh perancanaan

dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh tujuan program telah dicapai.

Evaluasi penelitian ini, membahas tentang aspek yang mendukung program

yang telah dilakukan. Evaluasi CIPP merupakan sebuah alat atau model penelitian

evaluasi yang dapat mengetahui kondisi program sebuah organisasi dalam

perencanaan, pengorganisasian, penggerak, dan pengawasan oleh karna itu peneliti

mengunakan model evaluasi CIPP merupakan salah satu model riset evaluasi yang

paling komperhesif untuk mendapatkan data yang sesuai.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan

52

D. Pertanyaan Penelitian

Adapaun yang menjadi pertanyaan dalam peneltian penelitian ini menggunakan

model evaluasi CIPP terhadap Manajemen Team Kota Yogyakarta pada PORDA Ke-

XIV 2017 daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun rumusan masalahnya sebagi berikut:

a. Bagaimana evaluasi conteks Team Kota Yogyakarta pada PORDA XIV

tahun 2017 di DIY?

b. Bagaimana evaluasi input manajemen Team Kota Yogyakarta pada

Persiapan dan pelaksnaan PORDA XIV tahun 2017 di DIY?

c. Bagaimana evaluasi proses tata kelolah manajemen Team Kota Yogyakrta

pada PORDA 2017?

d. Bagaimana evaluasi produk pada manajemen POAC Team Kota Yogyakarta

Pada PORDA XIV 2017 di DIY?

Manajemen Team KONI Kota

Yogyakarta Pada Pembinaan PORDA

Perencanaan Pengorganisasian Penggerak Pengawasan

Evaluasi CIPP

Baik/Terlaksana Belum Baik/Tidak

Terlaksana