bab ii kajian pustaka a. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/1.jpg)
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Evaluasi
a. Hakikat Evaluasi
Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui dan mengukur sebuah kegiatan melalui prosedur-prosedur yang
ditentukan. sedangkan Sugiyono (2014:802) penelitian evaluasi merupakan bagian
dari evaluasi dan juga merupakan bagian dari penelitian. Sebagai bagian dari
evaluasi, penelitian evaluasi juga berfungsi sebagai evaluasi, yaitu proses untuk
mengetahui seberapa jauh perancanaan dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh
tujuan program telah dicapai.
Iqbal R (2016:3) menyimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pembuatan
keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses
tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan
standar tertentu dan membuat keputusan. Jadi pada dasarnya evaluasi merupakan
proses untuk membuat keputusan berdasarkan data yang diperoleh.Sedangkan
Norris. J. M (2016:105). The value of evaluation, then, is determined in large
part by the extent to which it helps specific people understand how and to what
ends programs are functioning, and by the degree to which that understanding is
put to use. “Nilai evaluasi, kemudian, ditentukan secara luas sebagian sejauh
![Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/2.jpg)
14
mana itu membantu orang-orang tertentu memahami bagaimana dan untuk apa
program berakhir berfungsi, dan sejauh mana itu pemahaman digunakan”
Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
Evaluasi formatif lebih menekankan dan untuk memperbaiki objek yang diteliti,
dengan cara menilai kualitas pelaksanaan program dan konteks organisasi, seperti
personil, prosedur kerja, input dan sebagainya. evaluasi formatif digunakan untuk
mendapatkan feedback dari suatu aktifitas dalam bentuk proses, sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas program atau produk yang berupa barang
atau jasa. Sedangkan evaluasi sumatif digunakan untuk mengetahui hais atau
outcome dari suatu program. Evaluasi dilakukan dengan cara mendiskripsikan apa
yang terjadi sebagi akibat dari pelaksnaan program, mendeskripsikan seluruh
dampak baik yang di targetkan maupun tidak. Dan megetimasi biaya yang terkait
dengan program yang telah dilaksanakan. Secara teoritis pelaksanaan antara
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif dilakukan seimbang. Evaluasi formatif
dilakukan sejak awal program dilaksanakan dan evaluasi sumatif dilaksankan
pada akhir program (Sugiyono, 2013:748)
b. Model Evaluasi
Ada banyak model evaluasi, Tayibnapis (2008:13-21) beberapa model yang
populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan
program yaitu diantaranya: (1) Model evaluasi CIPP, (2) Evaluasi Model UCLA
(3) Model Brinkerhoff, (4) Model stake atau model countenance. Selain itu,
beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi
![Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/3.jpg)
15
program adalah stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stake dan Gilaser dalam
Arikunto S dan Jabar., C.S.A (2009:40-41) membedakan model evaluasi menjadi
delapan, yaitu (1) Goal Oriented Evaluasi Model, (2) Goal Free evaluation
Model, (3) Formatif Sumatif Evaluation Model (4) Countennce Evaluation Model,
(5) Responsive Evaluation Model, (6) CSE-UCLA Evaluation Model, (7) CIPP
Evaluation Model, dan (8) Discrepancy Model.
Model yang dipilih dalam penelitian evalusi Manjemen Team Kota
Yogyakarta adalah CIPP Model, yang merupakan singkatan dari Contex, Input,
Process and Product, yang diseusikan dengan kebutuhan peneliti dengan tujuan
untuk mengambil keputusan dan mengetahui nilai dari suatu program.
c. Evaluasi CIPP
Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) merupakan model
evaluasi di mana evaluasi dilakukan secara keseluruhan sebagai suatu sistem.
Evaluasi model CIPP merupakan konsep yang ditawarkan oleh Stufflebeam
dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan
tetapi untuk memperbaiki. Stufflebeam, H McKee and B McKee (2003:118)
Evaluasi CIPP merupakan alat evaluasi yang menerapkan prosedur ilmiah
untuk menilai sebuah rancangan dan menyajikan informasi dalam rangaka
pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efefktifitas sebuah program.
Dari beberapa model diatas model CIPP memiliki kelebihan yang lebih
komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Menurut
Stufflebeam dalam Sugiyono (2013:749-750) ruang lingkup evaluasi program
![Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/4.jpg)
16
yang lengkap pada umumnya meliputi emapat tingkatan yaitu evaluasi konteks,
input, proses dan produk.
1. Evaluasi konteks (context)
Evaluasi konteks (context) dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah,
aset dan peluang guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan
prioritas, serta membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui
tujuan, peluang dan hasilnya (Muryadi. D. A, 2017:6-8). Evaluasi Konteks
pada tahap pertama adalah evaluasi konteks. Evaluasi ini terkait tentang dengan
tujuan dari suatu program. Evaluasi ini terkait dengan, mengapa program
tersebut diadakan? Apakah program tersebut dibuat berdasarkan visi, misi dan
tujuan suatu lembaga, atau program tersebut disusun berdasarkan anggaran
yang tersedia? Apakah tujuan program tersebut? Apakah tujuan program
tersebut? Apakah tujuan dirumuskan secara jelas dan spesifik atau tidak jelas?
Apakah tujuan program sesuai dengan kebutuhan lapangan? (Sugiyono,
2013:749-750).
2. Evaluasi masukan (input)
Evaluasi masukan (input) dilaksanakan untuk menilai alternatif
pendekatan, rencana tindak, rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan
program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasaran serta mencapai tujuan
yang ditetapkan. Evaluasi ini berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih
rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumberdaya, pelaksana dan jadwal
kegiatan yang paling sesuai bagi kelangsungan program. (Muryadi. D. A,
![Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/5.jpg)
17
2017:6). Evaluasi input terkait dengan berbagai input yang digunakan untuk
terpenuhinya proses yang selanjutnya dapat digunakan mencapai tujuan.
Evaluasi ini digunakan untuk menjawab mencapai tujuan sudah cukup
memadai? Bagaimana kualitas inputnya? Dari mana input di peroleh? Berapa
harganya? Siapa saja yang terlibat untuk melakukan proses? Bagaimana
kualifikasi dan kompetensinya, (Sugiyono, 2013:749-750).
3. Evaluasi proses (process)
Evaluasi proses (process) ditujukan untuk menilai implementasi dari
rencana yang telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam
menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna
lainnya untuk mengetahui kinerja program dan memperkirakan hasilnya.
(Muryadi. D. A, 2017:7). Evaluasi Proses terkait dengan kegiatan
melaksanakan rencana program dengan input yang telah disediakan. Evaluasi
ini digunakan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut, kapan program
dilaksankan? Bagaimana prosedur melaksankan program? Bagaimana
performa/kinerja orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan program?
Apakah program yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai program?
Apakah semua input yang digunakan mendukung proses pelaksanaan program?
Apakah kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan program? (Sugiyono, 2013:
749-750).
![Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/6.jpg)
18
4. Evaluasi hasil (product)
Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
dan menilai hasil yang dicapai, diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek
dan jangka panjang, baik bagi pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri
dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam
menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran. (Muryadi.
D. A, 2017:8). Evaluasi produk atau output terkait dengan evaluasi terhadap
hasil yang dicapai dari suatu program. Evaluasi output digunakan untuk
menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut, seberapa jauh tujuan program
telah tercapai? Program apakah yang tercapai dengan hasil yang tinggi dan
rendah? Bagaimana tingkat kepuasan orang-orang yang dikenai sasaran
pelaksanaan program? Apakah program tercapai tepat waktu? Apakah dampak
positif dan negatif dari program tersebut? Apakah program perlu dilanjutkan,
dilajutkan dengan revisi atau tidak dilanjutkan? (Sugiyono, 2013:749-750)
d. Pengertian Evaluasi Program
Widoyoko. E. P dalam Farida (2014:8) Program sebagai segala sesuatu yang
dilakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.
Program sebgai serangkaian kegiatan yang dirancang dengan seksama dan dalam
pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi
dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang. Selain itu, Sukardi
(2014:47) menambahkan Evaluasi program adalah metode untuk mengetahui dan
![Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/7.jpg)
19
menilai efektifitas suatu program dengan membandingkan kriteria yang telah di
tentukan atau tujuan yang inggin dicapai dengan hasil yang dicapai.
Sunarno. A, (2016:2) evaluasi program merupakan penelitian evaluatif.
Pada dasarnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari
adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu,
yang pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
Sedangkan Muryadi dalam Denzin and Lincoln, (2017:3-4) mengatakan bahwa
evaluasi program berorientasi sekitar perhatian dari penentu kebijakan dari
penyandang dana secara karakteristik memasukkan pertanyaan penyebab tentang
program mana yang telah mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut
Mulyatiningsih. E (2011:65) evaluasi program dilakukan untuk menunjukan
sumbangan program terhadap pencapaian organisasi untuk mengembangkan
program yang sama ditempat lain, dan juga mengambil keputusan tentang
keberlanjutan suatu program, apakah program perlu diteruskan atau diberhentikan.
Keputusan-keputusan yang diambil dijadikan sebagai indikator-indikator penilaian
kinerja atau assessment performance pada setiap tahapan evaluasi dalam tiga
kategori yaitu rendah, moderat, dan tinggi. Berangkat dari pengertian di atas maka
evaluasi program merupakan suatu proses. Secara eksplisit evaluasi mengacu pada
pencapaian tujuan sedangkan secara implisit evaluasi harus membandingkan apa
yang telah dicapai dari program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan
standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanaan program, kriteria yang
dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaan dan hal yang dinilai adalah hasil
![Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/8.jpg)
20
atau prosesnya itu sendiri dalam rangka pengambilan keputusan. Evaluasi dapat
digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan
lingkungan program dengan suatu ”judgement” apakah program diteruskan,
ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima, atau ditolak. Selain itu diperkuat
dengan pendapat Harsuki (2013:74) evaluasi diberikan pengertian sebagai kegiatan
untuk menganalisis “rencana yang disusun” dengan “hasil akhir yang dicapai”
sebagai contoh adalah event dalam Oympic Games, Asian Games, SEA Games dan
lain-lain.
2. Manajemen
a. Hakikat Manajemen
Susanto. N., & Lismadiana (2016:100) Managere diterjemahkan kedalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda
management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Berdasarkan
hal tersebut manajemen merupakan hal serangkaian kegiatan perencanaan,
menggorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan
terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya
manusia, sarana prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Bourgeois. I., & Cousins. J. B (2013:3)
Management is an part important of a new public management government
framework applied in service organizations around the world. Managing for
results requires a comprehensive system of performance measurement and
program evaluation to foster increased accountability in public organizations.
![Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/9.jpg)
21
”Manajemen adalah bagian penting dari pemerintahan manajemen publik yang
baru kerangka kerja yang diterapkan dalam organisasi layanan di seluruh dunia.
Mengelola hasil membutuhkan sistem pengukuran kinerja dan evaluasi program
yang komprehensif untuk mendukungnya peningkatan akuntabilitas dalam
organisasi public”
Menurut Teri dalam Sugiyono (2014:14) manajemen adalah management
is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and
controling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use
of human being and other ressources. Manajemen adalah suatu proses yang
khas, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, dan pengontrolan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengunakan sumber daya
manusia dan sumber daya lain. Selain itu, menurut Ahmad. B (2012:1)
management is nothing bat arranging and organizing the means to perform
better. It is intinctive to evey living being to organize on-self and arrange
surroundings to facilitate comfort living. Manajeman hanyalah mengatur dan
mengorganisir sarana untuk tampil lebih baik. Rahmat Z & Irfandi (2018:4)
menyimpulkan bahwa manajemen diartikan sama dengan administrasi atau
pengelolaan, meskipun kedua istilah ini sering diartikan berbeda. Sedangkan
menurut Prasetyo. D. E. (2018:37) mengemukakan bahwa manajemen adalah
merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian,
dan pemberian fasilitas olahraga dan lainnya.
![Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/10.jpg)
22
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan sebuah proses atau tahapan dalam mengatur secara sumber daya
manusia dan juga sumber daya alam dimulai dengan rangkaian perencanaan,
kegiatan perencanaan, menggorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan
mengembangkan.
b. Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen dilaksanakan agar suatu usaha dapat terencana secara
sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga
mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien, (Ansor. A. S
& Mutahidah 2016:10-12). Pelaksanaan dalam segala bidang memerlukan suatu
manajemen yang baik untuk efektifitas dan efisensi pada organisasi. Andrew . R
& Suryawan. N (2015:176) menurut Fayol prinsip dasar dalam manajemen yakni
pembagian kerja, otoritas dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan dalam perintah
dan arahan, penyelarasan dari kepentingan individu menjadi kepentingan
bersama, remunerasi, sentralisasi, rantai otoritas, instruksi, ekuitas, stabilitas
masa aktif sumberdaya manusia, inisiatif dan espirit de corps. Selain itu, menurut
Lunenburg, F. C. dalam Draft (2010:335) menyatakan bahwa manajemen yang
baik diperlukan untuk membantu organisasi memenuhi organisasi kedepan.
Sedangkan Harsuki (2013:18) memperjelas manajemen akan memperoleh 3
keuntungan yaitu, (1) Membantu mencapai tujuan efektif dari para pengikut.
Orang-orang dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang manejer dan
tindakan-tindakan umum apa yang kirannya akan dilakukan olehnya. (2)
![Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/11.jpg)
23
menyediakan petunjuk-petunjuk dan suatu landasan bagi pemikiran manajerial.
(3) merupakan sebuah kerangka dengan apa seorang manejer dapat
mengembangkan pemikirannya. Dasar inilah yang menjadi acuan bahwa
menajemen sangat berguna untuk seriap mahluk hidup maupun kelompok agar
dapat mengatur diri sendiri dan sebuah kelompok dalam lingkungan kehidupan
sosial. Kwok. A. C. F (2014:4) Bureaucratic management, as depicted by its
name, focuses on a rigid system which has a set hierarchy, a clear division of
labour, and detailed rules and procedures. It provides a blueprint of how an
organisation should operate in the most efficient manner. “Manajemen birokrasi,
sebagaimana digambarkan dengan namanya, berfokus pada sistem yang kaku
yang memiliki seperangkat hierarki, pembagian kerja yang jelas, dan aturan serta
prosedur terperinci. Ini memberikan cetak biru bagaimana suatu organisasi harus
beroperasi dengan cara yang paling efisien”. Selain itu menurut Siswanto
(2016:17) Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang
dan mempunyai mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulakan tujuan
manajemen dapat berguna pada organisasi atau kelompok dalam merencanakan,
mengorganisasikan, dan melakukan pengawsan yang sistematis dan terencana
sesuai dengan aturan dan prosedur yang jelas.
![Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/12.jpg)
24
c. Fungsi Manajemen
Terry. G. R dalam Harsuki (2013:79) dalam bukunya “Principles of
Management” Mengklarifikasikan fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam empat
bagian yaitu sebagai berikut, perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pengerakan (Actuating), pengawasan (Controlling). Menurutnya
pada dasarnya orang menyusun rencana atau sebuah pola tentang aktivitas –
aktivitas masa yang akan datang terintegritas dan dipredeterminasi. Hal tersebut
mengharuskan adanya kemampuan untuk meramalkan, memvisualisasikan,
melihat ke depan yang dilandasi dengan tujuan-tujuan tertentu. singkatnya
diperlukan adanya “perencanaan atau planning” planing merupakan sebuah fungsi
yang fundamental dari manajeman. Selain itu, Fattah dan Siagin dalam Akhmad.
N, (2017:110) Menekankan beberapa pendapat mengenai fungsi-fungsi
manajemen menurut Fayol (planning, organizing, commanding, dan controlling),
Terry (planning, organzing, commanding, actuating, dan controlling), Gullick
(planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting),
O’Donniell (planning, organizing, staffing, leading, controlling). Dari pendapat
mengenai fungsi manajemen diatas menunjukkan banyaknya aspek yang
dikerjakan oleh seorang manajer. terlihat adanya beberapa aspek penting dalam
manajemen, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengerakan (actuating), pengawasan (controlling).
![Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/13.jpg)
25
Gambar 1 Siklus POAC
(Sumber : Ansor. A. S &Mutahidah. 2016:10)
Fungsi manajemen merupakan komponen dasar dalam ilmu manajemen,
dimana proses manajemen akan berhasil dilaksanakan bila fungsi manajemen
berjalan dengan baik. Fungsi manajemen yang umum dilaksankan saat ini yaitu
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian, (organizing) Pelaksanaan
(actuating), pengendalian (controlling).
Aspek penting manajemen tersebut, Haryadi. W. M., dkk (2016:43)
menjelaskan ke fungsi manajemen sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) sangat penting karena banyak berperan dalam
menggerakan fungsi manajemen yang lain . Membuat keputusan biasanya
menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses
penyelesaian setiap rencana. Sedangkan menurut Susanto. N & Lismadiana.
(2016:100) Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan
SIKLUS POAC
FUNGSI MANAJEMEN
Planning
Actuating
Organizing Controlling
![Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/14.jpg)
26
dengan penentuan rencana yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah
ditentukan oleh karenanya perencanaan merupakan awal dalam melakukan proses
manajemen. Selain itu Perenencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi dan 2) penentuan strategis, kebijaksanaan,
proyek, program, metode, system, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. (Hani Handoko, 2016:8)
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses dalam memastikan kebutuhan
manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan
mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi
penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang
spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas ditambahkan fungsi pengorganisasian menurut Handoko. H (2016:9)
Pengorganisasian (organizing) adalah 1) penentuan sumber daya dan kegiatan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa
hal-hal tersebut kearah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan
kemudaian, 4) pendelegasian wewengan yang diperlukan individu-individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya.
![Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/15.jpg)
27
c. Pengerak (Actuating)
Pengerak (Actuating) adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang
sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda
dari planning dan organizing. Aktuating dilakukan dengan tujuan agar kegiatan
dilakukan tetap pada jalur yang telah ditetapkan. Aktuating secara operasional
adalah pemberian petunjuk dari atasan kepada bawahan, Bagaimana tugas harus
dilaksanakan, memberikan bimbingan dalam rangka perbaikan cara bekerja.
(Susanto. N & Lismadiana, 2016:101)
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (Controlling) memastikan bahwa kinerja sesuai dengan
rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang
diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya mengoreksi.
Sedangkan menurut Ansor. A. S & Mutahidah (2016:12) menyatakan bahwa
Pengawasan merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan
pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila
dibutuhkan. Kegiatan pengawasan tidak sekedar mengamati saja tetapi juga untuk
mengendalikan pekerjaan agar sesuai standar yang telah ditetapkan.
3. Pembinaan Prestasi
Mencapai sebuah prestasi yang baik dibidang keolahragaan tidaklah secara
instan. Namun diperlukan pembinaan yang teratur secara sistematis mulai dari latihan
dan dengan perlu adanya sistem pembinaan yang berkesinambungan, sehingga pada
![Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/16.jpg)
28
prosesnya dapat menghasilkan bibit atau atlet yang berpotensi dalam setiap kejuaraan,
baik itu ditingkat daerah, provinsi, nasional maupun dunia. Sujarwo (2012:2)
Pembinaan dan pengembangan yang di maksud adalah meliputi pengolahraga,
ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta
penghargaan keolahragaan. Pengembangan keolahragaa di laksanakan melalui tahap
pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan
pengembangan prestasi. sesuai dengan undang-undang Nomor 3 tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada pasal 21 pemerintah dan pemerintah
daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana
dimaksud meliputi pengolahraga, ketenagaan,pengorganisasian, pendanaan, metode,
prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan.
Pahlepi. S. M. R (2015:1789) mengatakan bahwa pembinaan adalah
merupakan suatu proses yang di lakukan untuk merubah tingkah laku individu serta
membentuk kepribadiannya, sehingga apa yang di cita-citakan dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Pembinaan yang baik dan terorganasir akan menghasilkan
sesuatu yang maksimal sesuai dengan apa yang ingin direncanakan dari awal. Proses
pengembangan dan pembinaan memiliki peran besar dalam memproduksi atlet dan
pelatih, sesuai dengan penjelasan Collinsa. D., & Baileyc. R. (2013:188) The talent
identification and development process, if led in an inclusive and evidence-based
manner, has the potential to make significant contributions to a number of levels of
participation and performance. “Identifikasi bakat dan proses pengembangan, jika
![Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/17.jpg)
29
dipimpin dengan cara yang inklusif dan berdasarkan bukti, memiliki potensi untuk
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sejumlah tingkat partisipasi dan
kinerja. Sedangkan Tangkudung. J, & Puspitorini. W (2012:16) menyimpulakan
bahwa pembinaan merupakan proses pembinaan olahraga yang harus sudah dimulai
sejak usia muda, sebab pada saat usia muda si anak mempunyai kadar fleksibilitas
yang tinggi, kondisi fisik dan mentalnya sedang berada dalam keadaan stabil dan
motivasinya untuk berolahraga tinggi, sehingga memungkinkan untuk dapat
meningkatkan kemampuannya kearah yang lebih tinggi, serta didalam mengambil
keputusannya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun perlu diingat pula
bahwa pada usia muda harus sudah memulai latihannya tergantung dari cabang
olahraganya. Sedangkan tambahan Jon Herman S (2015:377-385) Prestasi olahraga
dapat dicapai memerlukan manejerial atau manajemen yang baik efektivitas dalam
melaksanakan kegiatan merupakan tuntutan bagi setiap organisasi untuk mencapai
tujuan. Seluruh masyarakat baik di tingkat daerah maupun kabupatn/kota
berkewajiban menyelengarakan, mengawasi, mengendalikan seluruh kegiatan
olahraga prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Demi memajukan
prestasi olahraga nasional pemerintah pusat, pemerintah daerah,dan seluruh
masyarakat dapat mengembangkan : (1) Pengelolaan (2) sentra pembinaan olahraga
prestasi (3) pendidikan dan tenaga keolahragaan (4) sistem pemanduan bakat (5)
sarana dan pasarana. lebih jelasnya komponen-komponen system pembinaan
keolahragaan berdasarkan Undang-undang sistem keolahragaan nasional (SKN) NO.
3 tahun 2005 dapat dilihat pada table dibawah ini:
![Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/18.jpg)
30
Tabel. 4 : Komponen-komponen Olahraga prestasi Berdasarkan
UU SKN No 3 tahun 2015
NO Komponen Sub Komponen UU No. 3
Tahun
2005
1 Pelaku olahraga
dan Tenaga
Keolahragaan
1. Pelaku Olahraga terdiri dari olahragawan
amatir dan professional
2. Setiap olahragawan professional dan
amatir mempunyai hak sesuai ketentuan
yang ada dengan didampingi oleh, antara
lain, manajer, pelatih, tenaga medis,
psikolog, dan ahli hokum dengan
mengikuti kejuaraan pada semua
tingkatan sesuai dengan ketentuan.
mendapatkan pembinaan dan
pengembangan dari induk organisasi
cabang olahraga, organisasi olahraga
profesional, atau organisasi olahraga
fungsional dan mendapatkan pendapatan
yang layak.
3. Tenaga keolahragaan terdiri atas pelatih,
guru/dosen, wasit, juri, manajer,
promotor, administrator, pemandu,
penyuluh, instruktur, tenaga medis dan
para medis, ahli gizi, ahli biomekanika,
pisikolog, serta berpartisipasi dalam
penyelengaraan kegiatan olahraga
Pasal 53-
53 dan
pasal 63-
66
2 Pegelolah 1. Pemerintah kabupaten/kota Pasal 32-
![Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/19.jpg)
31
keolahragaan melaksanakan perencanaan, pembinaan,
pengembangan, penerapan standardisasi,
dan penggalangan sumber daya
keolahragaan yang berbasis keunggulan
lokal.
2. Pengelolaan olahraga pada tingkat
provinsi dilakukan oleh pemerintah
provinsi dengan dibantu oleh komite
olahraga provinsi dan pada tingkat
kabupaten/kota dilakukan oleh
pemerintah kabupaten/kota dengan
dibantu oleh komite olahraga
kabupaten/kota.
38 Ayat 1,
2, dan 3
3 Sarana dan
prasarana
1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas
perencanaan, pengadaan, pemanfaatan,
pemeliharaan, dan pengawasan prasarana
olahraga.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah
menjamin ketersediaan prasarana
olahraga sesuai dengan standar dan
kebutuhan pemerintah dan pemerintah
daerah.
3. Prasarana olahraga yang dibangun di
daerah wajib memenuhi jumlah dan
standar minimum yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Pasal 67
dan Pasal
68.
4 Pendanaan 1. Pendanaan keolahragaan menjadi Pasal 69,
ayat 1 dan
![Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/20.jpg)
32
tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengalokasikan anggaran keolahragaan
melalui (APBN) Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan (APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
2
5 Standardisasi,
Akreditasi, dan
Sertifikasi
1. Standar nasional keolahragaan digunakan
sebagai acuan pengembangan
keolahragaan nasional.
2. Akreditasi dilakukan untuk menentukan
kelayakan dan peringkat program
penataran atau pelatihan tenaga
keolahragaan dan organisasi olahraga.
3. Sertifikasi dilakukan untuk menentukan
kompetensi tenaga keolahragaan,
kelayakan prasarana dan sarana olahraga,
kelayakan organisasi olahraga dalam
melaksanakan kejuaraan.
Pasal 81,
82, 84.
6 Pengharagaan 1. Setiap pelaku olahraga, organisasi
olahraga, lembaga pemerintah atau
swasta, dan perseorangan yang
berprestasi dan/atau berjasa dalam
memajukan olahraga diberi penghargaan.
2. Penghargaan dapat berbentuk pemberian
kemudahan, beasiswa, asuransi,
Pasal 86
Ayat 1 dan
3
![Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/21.jpg)
33
pekerjaan, kenaikan pangkat luar biasa,
tanda kehormatan, jaminan hari tua,
kesejahteraan, atau bentuk penghargaan
lain yang bermanfaat bagi penerima
penghargaan.
7 Pengawasan 1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan keolahragaan dengan
dilakukan dengan prinsip transparansi
dan akuntabilitas.
2. Pengawasan dan pengendalian olahraga
profesional dilakukan oleh lembaga
mandiri yang dibentuk oleh Pemerintah.
Pasal 87,
Ayat 1-3
a. Sistem Pembinaan Prestasi
Konsep dari system pembinaan atlet untuk dapat mencapai prestasi yang
tinggi dan maksimal. Menurut Taks. M, et al (2014:214) Sport development is
about facilitating opportunities for people to get involved in sport and physical
activity. More specifically, sport development refers to the policies, processes,
and practice of facilitating opportunities for involvement in sport, from mass
participation to elite performance “Pengembangan olahraga adalah tentang
memfasilitasi peluang bagi orang untuk terlibat dalam olahraga dan aktivitas
fisik. Lebih khusus, pengembangan olahraga mengacu pada kebijakan, proses,
dan praktik memfasilitasi peluang untuk terlibat dalam olahraga, dari massa
partisipasi terhadap kinerja elit”
![Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/22.jpg)
34
Danardono (2012:78) pembinaan prestasi harus dilakukan secara
berjenjang dan berkelanjutan sampai tahapan maksimal dengan dikelolah secara
sistemik. Keberhasilan pembinaan prestasi atlet yang sistemik, terpadu, terarah
dan terprogram dengan jelas dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu :
1) Tersedianya atlet potensial (Talented Athletes) yang mencukupi.
2) Tersedianya pelatih profesional dan dapat menerapkan IPTEK
3) Tersedianya sarana prasarana dan kelengkapan olahraga yang memadai.
4) Adanya program yang berjenjang dan berkelanjutan, ditunjang dengan
adanya anggaran yang mencukupi dan hubungan yang baik antara semua
pihak (atlet, pelatih, pembina, pengurus, Pengprov, KONI, dan Pemerintah)
5) Perlu diadakannya tes dan pengukuran kondisi atlet secara periodic.
Potensi pembinaan dan pembangunan olahraga mencakup olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga lingkup olahraga ini
melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik,
berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan
pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga
sebagai gaya hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan
sentra sentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan
olahraga unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak
pencapaian prestasi. menurut Zalaff. K., Hidayatullah, M. F, & Kristiyanto. A
![Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/23.jpg)
35
(2017:102-103) The improvement in sport development is not measured from
how much medals won from the national events like National Sport Week.
According to National Sport System, the improvement needs to be associated
with the human resource or the sport personnel participated in physical
activities, the open space, the citizen participation, and the physical fitness of the
citizens. “Peningkatan dalam perkembangan olahraga tidak diukur dari berapa
banyak medali dimenangkan dari acara nasional seperti Pekan Olahraga
Nasional. Menurut Olahraga Nasional Sistem, perbaikan perlu dikaitkan dengan
sumber daya manusia atau olahraga personel berpartisipasi dalam kegiatan fisik,
ruang terbuka, partisipasi warga, dan kebugaran fisik warga”
Sistem pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan
melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta
pengembangan bakat dan peningkatan prestasi, yang diselenggarakan oleh
pemerintah yang diwakili oleh kemenpora dan dibantu pelaksanaannya oleh
komite olahraga nasional indonesia (KONI). Organisasi KONI salah satu system
pembinaan dan pengembangan ditingkat Nasional, provinsi baik di Kab/Kota
yang memiliki tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan dan
melaksanakan pembinaan dan peningkatan prestasi Atlet, kinerja Wasit, Pelatih
dan Manajer,guna mewujudkan prestasi keolahragaan nasional menuju prestasi
internasional, serta turut memperkokoh persatuan dan kesatuan dan ketahanan
nasional dalam rangka mengangkat harkat serta martabat Indonesia (Rencana
Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018)
![Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/24.jpg)
36
4. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
KONI adalah kepanjangan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia. KONI
adalah sebuah organisasi non pemerintahan. dengan kata lain organisasi menurut
Covell & Walker (2013:12) organization is any grup of people working together to
achieve a common purpose or goals that could not be attained by individuals
working separately. “menyatakan organisasi adalah kelompok orang bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang sama atau tujuan yang tidak boleh dicapai oleh
perorangan yang berkerja secara terpisah” Pahlepi. S. M. P (2015:178) ialah saran
untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan
bersama, dengan mendayaguna sumber yang dimiliki. Sedangkan menurut Torang. S
(2014:165) organisasi merupakan wadah terhadap proses administrasi untuk
mencapai tujuan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan, organisasi membutuhkan
manajemen untuk meng-energize proses agar output dan outcome yang diinginkan
dapat dicapai.
Organisasi KONI adalah organisasi keolahragaan yang membantu pembinaan
dibidang prestasi ini sesuai Pada Perpres Nasional Nomor 95 Tahun 2017 tentang
Peningkatan Prestasi Olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat KONI adalah organisasi olahraga yang dibentuk berdasarkan musyawarah
Induk Organisasi Cabang Olahraga, dalam hal ini KONI membantu Menteri dalam
melakukan pengawasan dan pendampingan dalam pelaksanaan pengembangan bakat
calon Atlet Berprestasi yang dilakukan oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga.
![Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/25.jpg)
37
a. Tugas Pokok dan Fungsi KONI
KONI merupakan organisasi keolahragaan tertinggi nasional, sesuai pasal
36 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional mempunyai tugas diantaranya membantu pemerintah
dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan
pengembangan olahraga prestasi pada tingkat nasional, dan mengkoordinasikan
induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional serta komite
olahraga provinsi/kabupaten/kota. Selain itu KONI juga memiliki tugas pokok
merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan
peningkatan atlet, kinerja wasit, pelatih dan manajer, guna mewujudkan prestasi
keolahragaan nasional menuju prestasi internasional, serta turut memperkokoh
persatuan, kesatuan dan ketahanan nasional dalam rangka mengangkat harkat dan
martabat Indonesia.
b. Misi-Visi Dan Sasaran Strategis KONI
Sesuai dengan rencana strategis KONI Tahun 2014 – 2028 ini dijabarkan
dalam 3 (tiga) tahapan Renstra dimana masing-masing mempunyai visi dan misi
yang menjadi prioritas utama. Adapun misi KONI dalam rencana strategisnya
Bias dilihat table dibawah ini :
![Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/26.jpg)
38
Tabel.5 : Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia
Periode 2014-2018 2019-2023 2024-2028
Visi Peningkatan Daya
Saing Regional Melalui
Harmonisasi Pemangku
Kepentingan
Peningkatan
Daya Saing
Internasional
Pencapaian
Prestasi Global
Tema dari Visi 2014 – 2018 yaitu Peningkatan Daya Saing Regional
Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan sangat penting dan fundamental
menjadi utama disebabkan pada rentang waktu sekarang ini atau sebelumnya,
banyak terjadi disharmonisasi antara pemangku kepentingan di bidang olahraga
sehingga mengakibatkan terpuruknya prestasi olahraga di tingkat regional
maupun nasional. Disharmonisasi pemangku kepentingan bidang olahraga ini
melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, Kementerian Pemuda dan Olahraga,
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia
(KOI), Induk Organisasi Cabang Olahraga (PB/PP), KONI Daerah, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Sedangkan misi tersebut ialah meningkatkan prestasi olahraga indonesia,
melalui pembinaan organisasi dan peningkatan sumber daya olahraga yang
efektif, penggunaan sport science & technology, serta membangun karakter
olahragawan guna menciptakan atlet yang berprestasi di tingkat daerah, nasional
![Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/27.jpg)
39
dan internasional. Semntara dalam keputusan Rencana Strategis Komite
Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 misi KONI diantaranya:
1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan;
2. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni
(IPTEKS) Keolahragaan;
3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan;
4. Meningkatkan Dukungan Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi;
5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional
Berdasarkan urian diatas, maka Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) baik daerah maupun kab/kota diberikan amanat untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai prestasi olahraga di ajang Nasional dan
internasional. Selain itu, pemerintah pusat melalui UUD RI nomor 3 tahun 2015
tentang sistem keloahragaan menekankan pemerintah kabupaten/kota
melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengembangan, penerapan standardisasi,
dan penggalangan sumber daya keolahragaan yang berbasis keunggulan lokal.
Proses pembinaan dan pengembangan dilakukan salah satunya dengan
menyelengarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Di tambah
dengan adanya lembaga-lembaga keolahragaan di Indonesia dapat memberikan
upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga dan meningkatkan performa dan
kualitas para pelaku olahraga.
Komite Olahraga Nasional Indonesia diprovinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan salah satu perwakilan komite olahraga yang diharapkan
![Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/28.jpg)
40
mampu memprogramkan, dan mengkoordinasikan penyelengaraan dalam
meningkatkan olahraga prestasinya. Sejauh ini pelaksanaan pembinaan di
Daerah Istimewa Yogyakarta telah memiliki segudang prestasi. Bantuan dari
empat kabupaten dan satu kota diantaranya Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo,
Sleman, dan Kota Yogyakarta telah mengupayakan pencapaian yang maksimal.
masing-masing daerah telah memberikan prestasi diberbagai penyelengaran yang
ada baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini terbukti bahwa
program kegiatan olahraga prestasi Pekan Olahraga Daerah (PORDA) yang
berjenjang dan berkelanjutan telah berlangsung selama XIV kali di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
5. Pekan Olahraga Daerah (PORDA) XIV Tahun 2017 DIY
Pekan Olahraga Daerah atau di singkat PORDA merupakan pertandingan
melibatkan banyak olahraga didaerah yang diikuti oleh Kab/Kota. PORDA
merupakan even yang dilakukan pemerintah DIY dalam meningkatkan prestasi
olahraga. Hal ini sejalan dengan pendapat Kristiyanto. A (2012:67) Penyelengaraan
event olahraga merupakan sebuah bagian integral dari upaya pembinaan olahraga.
Bahkan penyelengaraan tersebut merupakan sebuah titik kulminasi dari upaya
pembinaan secara menyeluruh.
Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan
sebagai amanat AD/ART KONI dengan tujuan adalah untuk memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa, meningkatkan prestasi olahraga, meningkatkan ketahanan nasional,
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, menjaring bibit-bibit
![Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/29.jpg)
41
atlet potensial. Penyelenggaraan Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah tanggungjawab KONI DIY yang pelaksanaannya dilimpahkan
kepada KONI Kabupaten/Kota atau Pemerintah Kabupaten/Kota. Pekan Olahraga
Daerah (PORDA) telah berlangsung sebanyak 14 kali di Daerah Istimewa
Yogyakarta. PORDA Daerah Istimewa Yogyakarta yang diikuti oleh 4 KONI
Kabupaten dan 1 KONI Kota Yogyakarta.
Sesuai dengan kesepakatan Pengurus KONI DIY dan KONI Kabupaten/Kota
sejak PORDA VI/2001 di Sleman, PORDA DIY dilaksanakan secara gotong-royong
dalam arti tuan rumah PORDA dilakukan secara bergiliran. Tuan rumah diharapkan
dapat melaksanakan pertandingan untuk cabang olahraga dalam jumlah yang relatif
lebih banyak sesuai dengan kemampuan daerah yang bersangkutan, sedangkan
sisanya dibagi di Kabupaten lain sesuai ketersediaan tempat pertandingan yang
memenuhi syarat. Cabang olahraga yang dipertandingkan berdasarkan ketentuan
sekurang-kurangnya diikuti 4 (empat) peserta yang berasal dari 3 (tiga) KONI
Kabupaten/Kota. Dari hasil koordinasi dengan Pengurus KONI Kab/Kota telah
ditetapkan 41 cabang olahraga. Nomor-nomor pertandingan dari setiap cabang
olahraga ditetapkan dengan berpedoman pada nomor-nomor yang akan
dipertandingkan dalam PON XX / 2020.
6. Team Kota Yogyakarta
Team/Tim adalah merupakan sekelompok orang bekerja yang memiliki tujuan.
Arham A (2012:3) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli bahwa tim/team
merupakan sekelompok individu, yang bekerja untuk tujuan yang sama, individu-
![Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/30.jpg)
42
individu yang terdiri dari team idealnya memiliki tujuan bersama, dan kurang lebih
berpikir dengan ideologi yang sama. Team Kota Yogyakarta merupakan kepanitiaan
yang dibuat untuk bekerja dalam pelaksanaan kegiatan PORDA DIY. Team kota
yogyakarta merupakan keterwakilan KONI kota dalam keikutsertaan kegiatan
PORDA 2017 yang diselengarakan dibantul. Berdasarkan hasil keputusan rapat
pengurus KONI kota yogyakarta tanggal 15 juli 2017 tentang koordinasi persiapan
pelaksanaan PORDA XIV tahun 2017 yang diselengarakan di bantul memutuskan
diantaranya:
A. Menyelengarakan pendamping PORDA XIV untuk menghadapi
pelaksanaan PORDA XIV tahun 2017.
B. Membentuk TIM pendamping PORDA XIV tahun 2017 dengan susunan
pengurus harian.
C. Tim pendamping bertugas sejak persipan sampai dengan pelaksanaan dan
melaporkan hasil pendampingan kepada KONI Kota yogyakarta.
Berdasarkan kajian penjelasan diatas maka, secara keseluruhan bahwa
tujuan penelitian evaluasi manajemen team kota yogyakarta pada penyelengaraan
PORDA XIV tahun 2017 untuk melihat bagaimana program itu dilaksankan dan
seberapa jauh program terlaksana oleh Team Kota Yogyakarta.
7. Evaluasi Manajemen Team KOTA Yogyakarta
Evaluasi manajemen team yang dimaksudkan disini adalah bagaimana
pelaksanaan suatu program kerja agar sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan
![Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/31.jpg)
43
dan ingin dicapai sebelumnya. Menururt Trenberth & Hassan, (2012:181)
“Evaluation is fundamental to the performance management proccess and is reliant
on good and appropriately developed performance indicator. Performance indicators
must have a purpose and be clearly linked to the organization’s objectives, and
organization should have a balance set”. “Evaluasi penting dilakukan untuk proses
kinerja manajemen dan tergantung pada indikator kinerja yang baik dan tepat.
Indikator kinerja harus memiliki tujuan yang jelas terkait dengan tujuan organisasi”
Sedangkan menurut Topno. H, (2012:17) defined evaluation as the systematic
process of collecting and analyzing data in order to determine whether and to what
degree objectives were or are being achieved. “mendefinisikan evaluasi sebagai
proses sistematis mengumpulkan dan menganalisis data untuk menentukan apakah
dan sejauh mana tujuan atau sedang tercapai”
Chalip. L (2006:12) Chambliss argues, then sport management can contribute
in pivotal ways to the design and implementation of systems for producing
outstanding athletes. “Chambliss berpendapat, maka manajemen olahraga dapat
berkontribusi dalam berbagai cara penting desain dan implementasi sistem untuk
menghasilkan atlet yang luar biasa”. Pada proses ini manajemen berfungsi untuk
sebagai evaluasi. Hal ini dijelaskan Ansor. A. S dan Mutahidah (2016:10) Evaluasi
Merupakan fungsi menajemen yang bertugas untuk menilai suatu pekerjaan atau
pekerjaannya melalui proses pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai dan
membandingkan dengan kerja yang menjadi target yang seharusnya dicapai
dilanjutkan dengan Harsuki (2013:79) menyatakan pada umumnya fungsi terakhir
![Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/32.jpg)
44
yang banyak dikemukakan oleh para pakar manajemen adalah evaluasi. evaluasi
diberikan pengertian sebagai kegiatan untuk menganalisis “rencana yang disusun”
dengan “hasil akhir yang dicapai” sebagai contoh adalah event dalam Oympic
Games, Asian Games, SEA Games dan lain-lain.
Manajemen merupakan bagian yang sangat penting dilakukan dalam
kepengurusan. menurut Sunarno. A. (2018:2) Tujuan akhir dari manajemenolahraga
adalah kesuksesan para atletnya dalam mengikuti kejuaraan baik itu secara nasional
maupun internasional. System tata kelolah dalam manajemen dapat dievaluasi
berdasarkan fungsi-fungsi manajemen tersebut. Organisasi olahraga sebaikanya dapat
menjalankan fungsi manajemen agar tujuan tercapai. Maka proses evaluasi dengan
mengunakan context, input, proccess, dan product (CIPP) dapat membantu
mengetahui hasil planning, organizing, actuating, controlling (POAC), dalam
manajemen team Kota Yogyakarta pada penyelengaraan PORDA VIX tahun 2017
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini komponen dari fungsi manajemen yang
terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang akan dievaluasi
melalui context, input, proccess, dan product pada team kota Yogyakarta yang
disesuikan dengan kebutuhan dan acuan teori/reverensi diatas :
a. Konteks (team kota Yogyakarta)
1) Context pada planning team kota Yogyakarta
a) Perencanaan program pembinaan
b) Strategi peningkatan prestasi. meliputi : meliputi latihan teknik,
taktik, fisik, dan mental.
![Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/33.jpg)
45
c) Pelaksnaan PORDA 2017 meliputi: bentuk gerakan kompetisi
PORDA 2017.
2) Context pada organizing team kota Yogyakarta
a) Kejelasan visi dan misi Organisasi
b) Pembagian tugas (Job Description) Team Kota Yogyakarta sesuai
ketentuan peraturan PORDA 2017
3) Context pada actuating team kota Yogyakarta
a) Kebijakan pemerintah kota dalam mendukung peningkatan prestasi
atlet
b) Arahan KONI kota yogyakarta dalam pelaksanaan PORDA
4) Context pada controlling team kota Yogyakarta
a. Pengawasan dalam proses pembinaan prestasi
b. laporan team Kota Yogyakarta
b. Input (team kota Yogyakarta)
1) Input pada planning team kota Yogyakarta
a) Sumber daya manusia meliputi tenaga kepengurusan, pelatih, dan atlet
b) Nomor/Cabang Olahraga yang dipertandingkan pada PORDA
c) Bantua biaya opresional (anggaran)
d) Sarana dan prasarana
2) Input pada organizing team kota Yogyakarta
a) Tenaga keolahragaan (ahli) sesuai bidang yang ditentukan.
b) Standarisasi, sertifikasi, lisensi
![Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/34.jpg)
46
c) SK kepengurusan team
3) Input pada actuating team kota Yogyakarta
a) Kebijakan team kota Pada Persiapan PORDA 2017
b) Koordinasi pengurus, pelatih dan atlet
4) Input pada controlling team kota Yogyakarta
a) Pengawasan team kota kota Yogyakarta
b) Laporan Team Kota Yogyakarta
c. Proses (team kota Yogyakarta)
1) Process pada planning team kota Yogyakarta
a) Peraturan umum dan khusus PORDA 2017
b) Nomor-nomor cabang olahraga
c) Sertifikasi/lisensi pelatih.
2) Process pada organizing team kota Yogyakarta
d) Program pembinaan, meliputi sistem rekrutmen pelatih.
e) Program latihan pelatih
f) Pelaksanaan PORDA 2017 meliputi:
Jadwal pelaksanaan
Fasilitas pendukung (uang saku, konsumsi, transportasi, kostum,
pembekalan)
3) Process pada actuating team kota Yogyakarta
a) Kebijakan Pengurus Team Kota Yogyakarta.
b) Arahan pelatih
![Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/35.jpg)
47
c) Hubungan Pengurus, Pelatih dan Atlet
4) Process pada controlling team kota Yogyakarta
a) Pengawasan Pengurus pembinaan.
b) Evaluasi Program latihan atlet Oleh pelatih
d. Produk (team kota Yogyakarta)
1) Product pada planning team kota Yogyakarta
a) Target team kota Yogyakarta pada pelaksanaan PORDA 2017
b) Prestasi team kota Yogyakarta
2) Product pada organizing team kota Yogyakarta
a) Rincihan Team/Kontingen PORDA 2017
b) Rincihan Nomor/Cabor Yang dipertandingan Team Kota Yogyakarta
3) Product pada actuating team kota Yogyakarta
a) Kepuasan team kota Yogyakarta
b) Dampak postif dan negative
4) Product pada controlling team kota Yogyakarta
a) Paporan hasil pelaksanan PORDA 2017 DIY
b) Pengawasan hasil PORDA XIV 2017
B. Kajian Penelitian Evaluasi Yang Relevan
1. Hasil penelitian evaluasi oleh Johan Irwansyah pada tahun 2015 dijadikan
bahan rujukan dan perbandingan pada penelitian relevan. Judul penelitian ini
ialah evaluasi program pembinaan prestasi cabang olahraga bola voli pantai
diprovinsi Nusa Tenggara Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan
![Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/36.jpg)
48
penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan program pembinaan prestasi
cabang olahraga bola voli pantai di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan mengunakan model CIPP (Conteks, input, process,
dan produc). Penelitian ini penelitian evaluasi. Subjek penelitian ini adalah atlet,
orang tua, pelatih, pengurus PBVSI NTB dan DIY, pengurus KONI dalam
bidang pembinaan prestasi yang jumlah keseluruhannya 59 orang. Data
dikumpulakan melalui observasi, wawancara, angket, dokumentasi. Tehnik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskritif
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara
keseluruhan hasil evaluasi program pembinaan prestasi cabang olahraga bola
voli pantai di Nusa Tenggara Barat masih kurang baik dan di Daerah Istimewah
Yogyakarta sudah berjalan dengan baik. Pada evalausi program pembinaan
prestasi di NTB dari segi Contexs sudah berjalan baik. Dari segi input masih
kurang baik dikarenakan sarana dan prasarana di NTB masih sangat kurang.
Begitu juga dengan pendanaan yang belum tersalurkan secara menyeluruh,
walapun dari segi input terdapat pelatih, atlet, dan dukungan orang tua sudah
sesuai dengan yang diharpakan. Dari segi process masih sangat kurang
dikarenakan pelaksanaan program pembinaan dan monev (monitoring dan
evaluasi) belum terlaksanakan sesuai dengan ketentuan. Walaupun program
latihan latihannya sudah berjalan dengan baik. Segi product secara garis besar
prestasi yang diraih sudah baik, dan dapat dilihat dari hasil dokumentasi prestasi-
prestasi yang pernah diraih oleh atlet NTB. Sedangkan di DIY, evalausi program
![Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/37.jpg)
49
pembinaan prestasi dari segi contexs sudah berjalan dengan baik. Dari segi input
sudah berjalan dengan baik, dapat dilihat melalui kerjasama antar pengurus,
pelatih, atlet dan ornag tua tlet dalam memajukan bola voli pantai di DIY. Dari
segi process sudah berjalan dengan sangat baik. Dukungan positif diberikan oleh
pemerintah daerah maupun provinsi dalam pelaksanaan program latihan dan
program pembinaan begitu juga dengan monev, yang dilakukan oleh pengurus
PBVSI DIY sudah berjalan dengan sangat baik. Dari segi product secara garis
besar prestasi yang diraih sudah baik, dapat dilihat dari hasil dokumentasi
prestasi-prestasi yang pernah diraih atlet DIY.
2. Hasil penelitian evaluasi yang dilakukan oleh Destriani pada tahun 2015
dijadikan sebagai bahan perbandingan pada penelitian relevan. Judul penelitian
ialah evaluasi manajemen organisasi-organisasi cabang olahraga pada program
Puslatda di DIY dalam menghadapi PON XIX 2016. Tujuen penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi konteks, input, proses, dan produk manajemen organisasi-
organisasi cabang olahraga pada program Puslatda di DIY dalam PON XIX
2016. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Subjek penelitian yaitu
pengurus KONI DIY, cabang olahraga, pelatih, dan atlet cabang olahraga wushu,
panahan, pencak silat, karate, sepatu roda, dan atletik yang masuk program
Puslatda DIY dengan jumlah 48 orang, dengan rincian jumlah sampel 3 orang
pengurus KONI DIY, 12 orang pengurus WI DIY, PERPANI DIY, IPSI DIY,
FORKI DIY, PORSEROSI DIY, PASI DIY, 6 pelatih ,dan 27 atlet dari olahraga
wushu, panahan, pencak silat, karate, sepatu roda, dan atletik. Teknik
![Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/38.jpg)
50
pengumpulan data menggunakan wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik
pengambilan sampel dalam evaluasi ini menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan hasil evaluasi manajemen organisasi-
organisasi cabang olahraga pada program Puslatda di DIY dalam menghadapi
PON XIX 2016 adalah pada kategori baik. Dengan penjelasan hasil sebagai
berikut ini: (1) evaluasi konteks menunjukkan semua organisasi memiliki
organisasi, SK Puslatda, pembagaian tugas yang jelas, adanya sasaran dan tujuan
pada program Puslatda, dan program latihan selama Puslatda, dan sebagian
organisasi belum memiliki struktur organisasi, (2) evaluasi input pada pelatih
yang terdiri dari tingkat pendidikan sudah ideal yaitu memiliki pendidikan rata-
rata pada jenjang S1, memiliki sertifikat nasional, dan rata-rata mantan atlet di
cabang olahraganya, kemudian atlet yang masuk Puslatda merupakan atlet yang
sudah diseleksi sesuai standar yang telah ditetapkan KONI DIY, memiliki
kondisi fisik yang baik, dan atlet potensial di cabang olahraga, semua sarana
telah tersedia dengan baik, dan masih ada hambatan dibeberapa cabang olahraga
pada prasarana latihan. Untuk kualifikasi pelatihan sudah baik karena KONI DIY
dan induk organisasi masing-masing cabang olahraga mengadakan pelatihan dan
workshop untuk penyegaran pelatih yang ada (3) evaluasi proses menunjukkan
kesesuaian rincian pelaksanaan program dan aktivitas pelaksanaan sesuai dengan
uraian dari tugas program, dan (4) evaluasi produk menunjukkan ketercapaian
![Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/39.jpg)
51
pelaksanaan manajemen organisasi dalam program Puslatda secara keseluruhan
adalah baik, dengan pencapaian berbagai prestasi atlet di tingkat nasional dan
internasional.
C. Kerangka Berfikir
Proses evaluasi harus dilakukan agar benar-benar dapat dijadikan dasar dalam
menentukan kualitas dari suatu program. evaluasi manajemen yang terarah,
terstruktur dan terencana dengan baik dapat meningkatkan potensi prestasi di bidang
olahraga. Oleh karnanya, Sebuah organisasi ataupun kelompok dapat memenuhi
tujuan secara optimal apabila penerapan ilmu manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengerakan dan pengawasan di lakukan secara terukur. Team kota
yogyakarta merupakan bagian dari keterwakilan KONI kota dalam megikuti
kejuaraan PORDA di provinsi DIY. Dengan hal ini, perlu adanya evalusi pada
manajemen team kota yogyakarta, untuk mengetahui seberapa jauh perancanaan
dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh tujuan program telah dicapai.
Evaluasi penelitian ini, membahas tentang aspek yang mendukung program
yang telah dilakukan. Evaluasi CIPP merupakan sebuah alat atau model penelitian
evaluasi yang dapat mengetahui kondisi program sebuah organisasi dalam
perencanaan, pengorganisasian, penggerak, dan pengawasan oleh karna itu peneliti
mengunakan model evaluasi CIPP merupakan salah satu model riset evaluasi yang
paling komperhesif untuk mendapatkan data yang sesuai.
![Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. · keputusan dinamis yang memfokuskan pada pembakuan yang telah dibuat. Proses tersebut meliputi: mengumpulkan data, mempertimbangkan data sesuai dengan](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022060722/608299d33ebf754d7d25a136/html5/thumbnails/40.jpg)
52
D. Pertanyaan Penelitian
Adapaun yang menjadi pertanyaan dalam peneltian penelitian ini menggunakan
model evaluasi CIPP terhadap Manajemen Team Kota Yogyakarta pada PORDA Ke-
XIV 2017 daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun rumusan masalahnya sebagi berikut:
a. Bagaimana evaluasi conteks Team Kota Yogyakarta pada PORDA XIV
tahun 2017 di DIY?
b. Bagaimana evaluasi input manajemen Team Kota Yogyakarta pada
Persiapan dan pelaksnaan PORDA XIV tahun 2017 di DIY?
c. Bagaimana evaluasi proses tata kelolah manajemen Team Kota Yogyakrta
pada PORDA 2017?
d. Bagaimana evaluasi produk pada manajemen POAC Team Kota Yogyakarta
Pada PORDA XIV 2017 di DIY?
Manajemen Team KONI Kota
Yogyakarta Pada Pembinaan PORDA
Perencanaan Pengorganisasian Penggerak Pengawasan
Evaluasi CIPP
Baik/Terlaksana Belum Baik/Tidak
Terlaksana