bab ii kajian pustaka a. 1. a) pengertian kinerja keuangan

13
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kinerja Keuangan Perusahaan a) Pengertian Kinerja Keuangan Fahmi (2011:2) dalam bukunya Analisis Kinerja Kuangan, kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan. Sujarweni (2017: 72) menyatakan beberapa manfaat dengan diadakannya pengukuran kinerja diantaranya sebagai berikut: 1) Untuk mengukur prestasi yang telah dicapai perusahaan dan untuk melihat seberapa besar tingkat keberhasilan pelaksanaan perusahaan. 2) Sebagai dasar bagi perusahaan untuk menetapkan strategi di masa depan.

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kinerja Keuangan Perusahaan

a) Pengertian Kinerja Keuangan

Fahmi (2011:2) dalam bukunya Analisis Kinerja Kuangan,

kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar.

Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah

dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya

mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.

Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk

mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan

perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

Sujarweni (2017: 72) menyatakan beberapa manfaat dengan

diadakannya pengukuran kinerja diantaranya sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang telah dicapai perusahaan dan untuk

melihat seberapa besar tingkat keberhasilan pelaksanaan

perusahaan.

2) Sebagai dasar bagi perusahaan untuk menetapkan strategi di masa

depan.

8

3) Sebagai dasar pengambilan bagi pihak manajemen perusahaan

dalam berbagai aspek.

4) Untuk penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar mampu

memperbesar efisiensi dan produktifitas perusahaan.

b) Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan

Prestasi suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara penilaian

atau pengukuran kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja adalah proses

untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis

dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi

pemborosan, dan menyajikan informasi tepat waktu untuk

melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan (Ribo, 2013).

Pengertian pengukuran kinerja menurut General Accounting Office

(GAO) dalam Ribo (2013)adalah “proses monitoring dan pelaporan

dari keberhasilan suatu program yang dilakukan secara terus menerus

terutama kemajuan yang mengarah pada tujuan berdirinya organisasi

atau perusahaan”.

Berdasarkan penjelasan tersebut penilaian kinerja perusahaan

adalah proses untuk mengetahui prestasi kinerja perusahaan dan untuk

evaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan secara terus menerus

untuk kemajuan perusahaan.

9

2. Economic Value Added (EVA)

a. Pengertian Economic Value Added (EVA)

Menurut Budiprayitno (2013), EVA adalah cara untuk menilai

kinerja keuangan dengan melihat indikator adanya penambahan nilai suatu

investasi. Dalam perhitungannya, EVA adalah laba tertinggal setelah

dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk

menghasilkan laba tersebut, sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur

kinerja keuangan berbasis nilai.

Sedangkan pendapat lain menyataka, EVA adalah perbedaan antara

laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu

estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu

(Ribo, 2013)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas EVA adalah sistem

manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi perusahaan yang

didapat dari laba bersih dikurangi biaya modal dan menjadi tolok ukur

kinerja keuangan berbasis nilai.

a. Manfaat Economic Value Added (EVA)

Manfaat yang diperoleh dari penerapan model EVA di dalam suatu

perusahaan menurut Abdullah dalam Ribo (2013)meliputi:

1) Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai

pengukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah

penciptaan nilai (value creation).

2) Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA

10

menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan

pemegang saham. Metode EVA membuat para manajer akan berpikir

dan bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi

yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat

biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

3) EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan

struktur modalnya.

4) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan

yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya

modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari

total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari

proyek tersebut dan dengan demikian sebaiknya diambil, begitu pula

sebaliknya.

b. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Menurut Rudianto (2006), EVA dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

EVA = NOPAT – Capital Charge

Keterangan:

NOPAT = Net Operating Profit After Tax

Capital Charge = Invested Capital x Cost Of Capital

NOPAT atau laba bersih setelah pajak dapat diketahui dari

laporan laba rugi yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan biaya modal

dapat diketahui dengan melihat komposisi modal yang dimiliki

11

perusahaan, seperti yang tercantum di sisi pasiva neraca yang disajikan

perusahaan.

Rumusan EVA dapat pula ditulis dengan cara yang berbeda

walaupun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, yaitu:

EVA = EBIT - Tax – WACC

Keterangan:

EBIT = Earning Before Interest and Tax

Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan

WACC = Weighted Average Cost of Capital (Biaya rata-rata modal

tertimbang)

Sebelum menghitung EVA, terdapat beberapa langkah untuk

dihitung terlebih dahulu antara lain(Kartikasari & Hubeis, 2014):

1. Menghitung biaya modal utang

2. Menghitung biaya modal saham

3. Menghitung struktur modal

4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang

5. Menghitung EVA

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi

sebagai berikut:

1. Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

2. Jika EVA <0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis

bagi perusahaan.

3. Jika EVA= 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah

12

digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditor maupun pemegang saham.

c. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Dari penjelasan tentang EVA sebagai alat penilai kinerja

perusahaan, terlihat beberapa nilai unggul EVA disbanding ukuran kinerja

konvensional lainnya. Menurut Rudianto (2013), beberapa keunggulan

yang dimiliki EVA antara lain:

1. EVA dapat menyeleraskan tujuan manajemen dan kepentingan

pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasi dari

manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam

menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau investor.

2. EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba

operasi tanpa tambahan dana/modal, mengeksposur pemberian

pinjaman (piutang), dan menginvestasikan dana yang memberikan

imbalan tinggi.

3. EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan

semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai

keputusan operasi sehari-hari.

Tetapi di samping memiliki keunggulan, EVA juga memiliki

beberapa kelemahan, antara lain:

a. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya

biaya modal sendiri. Dalam perusahaan go public biasanya mengalami

kesulitan ketika melakukan perhitungan sahamnya.

13

b. Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja, sedangkan untuk

mengukur kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus diukur

berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.

c. Market Value Added (MVA)

a. Pengertian Market Value Added (MVA)

(Brigham dan Houston,2014:11) Market Value Added (MVA)

adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah

ekuitas modal investor yang diberikan. MVA merupakan perbedaan antara

nilai perusahaan dan modal yang dikontribusikan (capital contributed)

dalam bentuk saham dan obligasi. Sedangkan pendapat lain menyatakan,

MVA merupakan perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dengan

jumlah moal ekuitas yang telah diinvestasikan investor(Sonia R., 2014).

Menurut Sartono (2012), tujuan utama perusahaan adalah

memaksimalkan kemakmuran bagi pemegang saham. Selain memberikan

manfaat bagi pemegang saham, tujuan ini menjamin sumber daya

perusahaan yang langka dialokasikan secara efisien dan mampu memberi

manfaat ekonomi. Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimalkan

dengan cara memaksimalkan kenaikan nilai pasar perusahaan di atas nilai

modal yang disetor oleh pemegang saham.

Apabila nilai EVA dan MVA suatu perusahaan positif, maka ada

nilai tambah bagi perusahaan yang umumnya direspon oleh meningkatnya

harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return

saham) akan mengalami peningkatan atau dengan kata lain perusahaan

3.

14

berhasil menciptakan nilai tambah bagi investor. Sebaliknya, jika EVA

dan MVA negatif, berarti perusahaan mengalami penurunan kinerja yang

biasanya akan direspon dengan penurunan harga saham perusahaan dan

tingkat pengembalian saham (teturn saham) akan mengalami penurunan.

Return pemegang saham akan menyangkut dengan prestasi perusahaan di

masa depan, karena harga saham (dan juga deviden) yang diharapkan oleh

pemodal merupakan nilai intrinsik yang menunjukkan prestasi dari risiko

saham tersebut di masa yang akan datang.

b. Perhitungan Market Value Added (MVA)

Market Value Added mempunyai dua komponen yaitu nilai pasar

saham dan modal yang diinvestasikan. Rumus untuk mencari

Market Value added dihitung dengan cara:

MVA = Nilai pasar saham ekuitas – Modal ekuitas yang disetor

pemegang saham

MVA = ( Jumlah saham yang beredar )(Harga saham) – Total

ekuitas

Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran Market

Value Added (MVA) adalah sebagai berikut:

1) Jika Market Value Added (MVA) > 0, atau bernilai positif, hal

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan nilai

modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.

2) Jika Market Value Added (MVA) < 0, atau bernilai negatif, hal

15

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak berhasil meningkatkan

nilai modal yang telh diinvestasikan oleh penyandang dana.

d. Kelebihan dan Kelemahan Market Value Added (MVA)

Market Value Adde (MVA) merupakan ukuran tunggal dan dapat

berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend, sehingga bagi

pihak manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai

kinerja perusahaan. Hal tersebut menjadi kelebihan dalam penggunaan

Market Value Added (MVA). Sedangkan kelemahan MVA yaitu hanya

dapat diaplikasiksan pada perusahaan yang sudah go public.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian Crysdayanti (2019) yang berjudul Analisis Kinerja

Keuangan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Market

Value Added (MVA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan

PT. Indosat Tbk. Periode 2013-2017 dari hasil penelitian menggunakan

metode EVA dan MVA, hasil yang didapat bahwa PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk merupakan peusahaan yang mampu memberikan nilai EVA

yang positif (EVA>0) selama lima tahun berturut-turut dan memberikan nilai

pasar saham yang positif ditunjukkan dengan nilai MVA yang positif

(MVA>0) pada 2013-2017. Diikuti dengan PT. Indosat, Tbk yang hanya

mampu nilai memberikan nilai EVA positif(EVA>0) pada tahun 2016-2017

saja dan memberikan nilai tambah pasar positif (MVA>0) pertahunnya dari

periode 2013-2017.

Berdasarkan penelitian Winata et al. (2016)yang berjudul Analisis

16

Kinerja Keuangan perusahaan dengan pendekatan Economic Value Added

(EVA) dan Market Value Added (MVA) pada perusahaan manufaktur yang

go public di Bursa Efek Indonesia 2012-2015 disimpulkan bahwa

pengukuran bedasarkan Economi Value Added (EVA) pada tahun 2012,

terdapat dua perusahaan yang bernilai positif dan 25 perusahaan yang

bernilai negatif, sedangkan tahun 2013 seluruh perusahaan bernilai negatif.

Pada tahun 2014, dua perusahaan bernilai positif dan 25 perusahaan bernilai

negatif. Pada tahun 2015, satu perusahaan yang bernilai positif dan 26

perusahaan bernilai negatif. pada perhitungan Market Value Added (MVA)

tahun 2012, 25 perusahaan bernilai positif dan dua perusahaan bernilai

negatif, tahun 2013-2014 perusahaan bernilai positif sebanyak 24, dan

bernilai negatif sebanyak 3 perusahaan, pada tahun 2015, 21 perusahaan

bernilai positif dan 6 bernilai negatif.

Berdasarkan penelitian Gulo & Ermawati (2016)tentang Analisis

Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai alat

pengukur kinerja PT SA disimpulkan bahwa PT SA pada tahun 2008

memiliki nilai EVA negatif dan hal ini berarti mengalami penurunan. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomi

pada tahun 2008 dan 2009. Sedangkan nilai MVA pada tahun 2008 dan 2009

sama-sama bernilai positif. Ini membuktikan bahwa perusahaan telah

berhasil menciptakan kekayaan kepada pemegang sahamnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Melinda Kountur & Untu

(2015)dalam jurnal dengan judul AnalisisEconomic Value Added sebagai

17

Alat Perbandingan Kinerja Keuangan pada PT. XL Axiata dan PT Indosat

Tbk periode Tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan EVA pada PT.

XL Axiata Tbk selama kurun waktu 5 tahun (periode 2009-2013) memiliki

nilai EVA positif atau EVA > 0. Ini berarti manajemen perusahaan pada PT.

XL Axiata Tbk telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan dan juga mampu memberikan tingkat pengembalian bagi para

investor. PT Indosat Tbk mampu menciptakan EVA positif atau EVA > 0

selama kurun waktu 4 tahun (periode 2009-2012). Pada tahun 2013 EVA PT.

Indosat Tbk bernilai negatif atau EVA < 0 yag berarti tidak terjadi proses

penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang

dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham

perusahaan (investor). Hasil analisis uji beda t-test menunjukkan bahwa ada

perbedaan kinerja keuagan yang signifikan antara PT. XL Axiata Tbk dan

PT. Indosat Tbk.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

penelitian ini menggunakan objek penelitian perusahaan Telekomunikasi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan laporan

keuangan perusahaan tahun 2017-2019.

C. KerangkaBerpikir

Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antara variabel

yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Dalam penelitian ini

yang menjadi obyek penelitian adalah PT. Telekomunikasi Indonesia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang yang digunakan adalah laporan

18

keuangan perusahaan dari tahun 2017-2019.

Economic Value Added (EVA) adalah metode pengukuran kinerja yang

menggabungkan nilai tambah ekonomis, dengan kinerja jika Nilai EVA > 0. Hal

ini berarti menajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah

ekonomis bagi perusahaan. Nilai EVA = 0. Hal ini berarti manajemen perusahaan

berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi

sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi. Nilai EVA < 0 atau EVA

bernilai negatif hal ini berarti tidak terjadi proses penambahan nilai ekonomis

bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi haraan

para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).

Market Value Adde ( MVA) adalah selisih antara harga pasar per lembar

saham perusahaan dengan nilai nominal per lembar saham dikalikan dengan

jumlah saham yang beredar. Hal tersebut dilakukan jika perusahaan hanya

memiliki surat berharga hanya dalam bentuk saham biasa. Jika surat berharga

perusahaan terdiri dari saham biasa, obligasi, surat berharga lainnya, MVA

diperoleh dengan menghitung nilai perusahaan (penjumlahan harga pasar seluruh

saham, surat utang dan surat berharga lainnya) dikurangi nilai buku ( book value)

atau modal yang di investasikan. Dalam menghitung nilai MVA tiga

kemungkinan hasil yang akan diperoleh yaitu: MVA postif, nilai tersebut

menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil dalam memaksimalkan

kekayaan pemegang saham perusahaan. MVA negatif, nilai tersebut menunjukkan

kinerja yang buruk dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan tidak

berhasil dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham perusahaan. Dan

19

MVA impas, nilai tersebut tidak dan berhasil dalam memaksimalkan kekayaan

pemegang saham perusahaan. Untuk melengkapi penjelasan tersebut maka dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

Metode EVA

EVA > 0 Positif

EVA = 0

EVA < 0 Negatif

Kinerja Keuangan

Laporan KeuanganPerusahaan telekomunikasi

Indonesia di Bursa Efek Indonesia

Metode MVA

MVA > 0 Positif

MVA = 0

MVA < 0 Negatif

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir