bab ii kajian pustaka a. 1. pengertian dan histori...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakekat Futsal
a. Pengertian dan Histori Futsal
Kata Futsal, yang juga merupakan istilah internasional ini,
berasal dari bahasa Spanyol atau Portugis, yaitu Futbol (sepak bola) dan
Sala (ruangan), jika digabungkan artinya menjadi “Sepak Bola dalam
Ruangan”. Menurut FIFA asal mula Futsal ini mulai pada tahun 1930 di
Montevideo, Uruguay. Pertama Futsal ini diperkenalkan oleh Juan Carlos
Ceriani, seorang pelatih sepakbola asal Argentina. Keunikan futsal
mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil.
Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat
dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di
luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal
Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil
terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di
bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di
seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara
serta Afrika, Asia, dan Oseania.
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965,
Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan
Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979,
dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan
dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan
memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984. Kejuaraan
Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-
anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo,
Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil
mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di
8
Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan
Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal internasional
pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri
Sonoma di Rohnert Park, California. Futsal The Rule of The Game.
Olahraga futsal merupakan olahraga yang tergolong baru untuk
masyarakat Indonesia. Perkembangan futsal di Indonesia tidak lepas dari
perkembangan olahraga ini di kalangan mahasiswa di Jakarta yang sangat
pesat. Karakteristik olahraga futsal adalah membutuhkan kecepatan, daya
tahan kekuatan, dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama karena
futsal memerlukan teknik dan taktik khusus begitu pula dalam hal
kondisi fisik. Segi fisik yang kadang kala menjadi persoalan dalam
persaingan perebutan prestasi tertinggi dalam bidang olahraga di
Indonesia pada umumnya. Menurut Lhaksana (2011:17) ada 5 komponen
yang dominan dalam latihan fisik untuk olahraga futsal yaitu daya tahan,
kecepatan, kekuatan, koordinasi dan kelincahan.
Melihat dari karakteristik cabang olahraga futsal, dapat
disimpulkan bahwa komponen yang harus lebih dominan dimiliki pemain
futsal adalah daya tahan (endurance), kekuatan (strength), kecepatan
(speed) dan tanpa meniggalkan komponen lain.
b. Teknik Dasar dalam Futsal
Teknik dasar dalam futsal pada umumnya sama halnya dengan
permainan sepak bola, teknik dasar bermain futsal meliputi:
1) Teknik dasar mengumpan (passing),
2) Teknik dasar menahan bola (control),
3) Teknik dasar mengumpan lambung (chipping),
4) Teknik dasar menggiring bola (dribbling), dan
5) Teknik dasar menembak bola (shooting).
c. Perlengkapan Futsal
1) Lapangan Permainan
a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m.
b) Garis Batas: garis selebar 8 cm.
9
c) Lingkaran tengah: berdiameter 6 m.
d) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari titik pos.
e) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang.
f) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang.
g) Zona pergantian pemain: daerah 6 m ( 3 m pada setiap garis
tengah lapangan) pada posisi tribun dari pelemparan.
h) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m.
Gambar 2.1 Lapangan Futsal (Lhaksana, 2011:7)
2) Bola
a) Ukuran: nomor 4.
b) Keliling: 62-64 cm.
c) Berat: 390-430 gram.
d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama.
e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yang tidak
berbahaya).
3) Jumlah Pemain (per tim)
a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah
satunya penjaga gawang
b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2
c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
d) Jumlah wasit: 2
10
e) Jumlah hakim garis: 0
f) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas.
g) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain
kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan
lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat
dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan
persetujuan wasit)
4) Lama Permainan
a) Lama normal: 2x20 menit.
b) Lama istirahat: 10 menit
c) Lama perpanjangan waktu: 2x5 menit.
d) Ada adu penalti jika hasil imbang saat perpanjangan waktu usai.
e) Time-out: 1 kali per tim per babak dalam waktu normal (tidak
ada dalam waktu tambahan).
f) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit
2. Kecepatan dan Permainan Futsal
a. Pengertian Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan organisme gerak seseorang untuk
melakukan gerakan dengan waktu yang paling singkat agar mencapai
hasil yang sebaik mungkin. Lari cepat (sprint) sangat memerlukan
kondisi fisik yang prima, oleh karena itu perlu dicari suatu metode yang
cocok dan pas untuk tiap-tiap atlit sesuai dengan karakteristik masing-
maasing atlit. Sebagai dasar pengembangan metode latihan yang baik
perlu diketahui bahwa kualitas fisik dasar sangatlah penting diketahui
oleh setiap pelatih atau guru olahraga. Menurut Suharno (1985:43),
kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari satu
tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat atau secepat-cepatnya.
Sebagaimana diketahui bahwa olahraga futsal sangat mengandalkan
kecepatan. Itulah sebabnya latihan kecepatan harus diperhitungkan
dengan baik. Ada beberapa prinsip dalam latihan kecepatan, yaitu:
a) Jarak yang dekat.
11
b) Kecepatan yang maksimal
c) Jumlah repetisi, dan
d) Istirahat yang cukup (minimal 1 kali setiap 5 kali repetisi dan
maksimal 1 kali setiap 10 kali repetisi).
Menurut Ismaryati (2008:57) yaitu “kecepatan adalah
kemapuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat”. Ditinjau
dari sistem gerak, kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas system
saraf pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada
kecepatan tertentu. Dari sudut pandang mekanika, kecepatan
diekspresikan sebagai rasio antara jarak dan waktu (Bompa: 1990:177).
b. Macam-macam Kecepatan
Menurut Ismaryati (2008:57), kecepatan dibedakan menjadi dua
macam, yakni kecepatan umum dan kecepatan khusus.
1) Kecepatan umum
Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam
gerakan (reaksi motorik) dengan cara yang cepat.
2) Kecepatan khusus
Kecepatan khusus adalah kapasitas untuk melakukan suatu latihan
atau ketrampilan pada kecepatan tertentu, biasanya sangat tingggi.
Kecepatan khusus adalah khusus untuk cabang olahraga dan
sebagian besar tidak dapat ditransferkan, dan hanya mungkin
dikembangkan melalui metode khusus.
Sedangkan menurut Sarwono (1993:19), kecepatan ada dua macam yaitu
kecepatan asiklis dan kecepatan siklis.
1) Kecepatan Asiklis
Kecepatan ini mengenai kecepatan gerak yang dibatasi oleh faktor-
faktor yang terletak pada otot, yakni ; kekuatan statis dan kecepatan
kontraksi otot. Kedua faktor ini sangat tergantung pada viskositas
dan tonus otot. Faktor pembatas selain faktor kekuatan statis dan
kecepatan kontraksi otot adalah faktor kerja antagonis otot, panjang
pengungkit dan massa yang digerakkan. Sedangkan faktor-faktor
12
yang menentukan prestasinya adalah tenaga dinamis (perbandingan
tubuh-pengungkit) dan massa (perbandingan beban-tenaga).
2) Kecepatan Siklis
Kecepatan ini adalah produk yang dihitung dari frekuensi gerak
(frekuensi langkah) dan amplitude gerak (panjang langkah). Bila
gerak siklis mulai dengan kecepatan nol pada pemberian
isyarat/tanda mulai, dan jika waktunya dihitung dari pemberian
isyarat, maka kecepatannya dapat dibedakan menjadi empat faktor,
yakni; kecepatan reaksi (pada start), percepatan gerak (pada meter-
meter pertama), kecepatan dasar (sebagai kecepatan maksimal), dan
stamina kecepatan (daya tahan kecepatan).
c. Faktor yang Memengaruhi Kecepatan
Dalam mengembangkan kecepatan, pelatih dan atlet harus
memahami faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghasilkan gerakan kecepatan tinggi. Kemampuan berlari cepat
dipengaruhi oleh beberapa faktor fisiologis dan kinerja.
Menurut Bompa (1994:310-312) bahwa ada 6 faktor yang
mempengaruhi kecepatan yaitu:
1) Keturunan (heredity)
2) Waktu reaksi
3) Kemampuan untuk mengatasi tahanan luar
4) Teknik
5) Konsentrasi dan semangat
6) Elastisitas otot
3. Kelincahan dan Permainan Futsal
a. Pengertian Kelincahan
Kelincahan secara umum diartikan sebagai kemampuan untuk
merubah arah secara cepat tanpa menimbulkan gangguan pada
keseimbangan. Kelincahan merupakan kemampuan biomotor dari unsur-
unsur kemampuan fisik secara umum, yaitu keterampilan untuk
mengubah arah gerakan tubuh atau bagian tubuh secara tiba tiba (Irianto,
13
2009:68). kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani
yang sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan
kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Disamping itu
kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki
keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang
membutuhkan koordinasi gerak. Menurut Suharno (1985:47) bahwa,
”kelincahan adalah kemampuan gerak atlit untuk mengubah posisi badan
dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang dikehendaki”. Kelincahan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah kecepatan dan arah
posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat (Ismaryati,
2008:76).
Berdasarkan pengertian kelincahan yang dikemukakan di atas
dapat disimpulkan bahwa, kelincahan merupakan kemampuan untuk
mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu
bergerak sesuai situasi yang dihadapi tanpa kehilangan keseimbangan.
Seseorang dapat dikatakan lincah jika orang tersebut memiliki
kemampuan melakukan gerakan dengan kecepatan tinggi dan dengan
koordinasi gerak yang baik tanpa kehilangan keseimbangan dan
kesadaran akan posisi tubuhnya. Seseorang yang memiliki kemampuan
merubah arah dari satu posisi tertentu ke posisi yang berbeda dengan
kecepatan tinggi dan dengan koordinasi yang baik, berarti memiliki
kelincahan yang cukup tinggi.
b. Manfaat Kelincahan
Kelincahan pada prinsipnya berperan untuk aktivitas yang
melibatkan gerak tubuh yang berubah-ubah dengan tetap memelihara
keseimbangan. Dengan memiliki kelincahan, maka gerakan dapat
dilakukan lebih efektif dan efisien. Menurut Suharno (1985:24)
kegunaan kelincahan yaitu:
1) Mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda (stimulasi)
2) Mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi
3) Mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan bertanding
14
4) Gerakan dapat efisien dan efektif.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan
memiliki kegunaan yang cukup besar dalam aktivitas olahraga. Dengan
memiliki kelincahan yang baik akan mendukung pencapaian prestasi
lebih optimal.
c. Bentuk-bentuk Latihan Kelincahan
Adapun bentuk bentuk latihan kelincahan,yaitu latihan
mengubah arah tubuh secara berulang ulang. Dengan adanya bentuk
latihan diharapkan dapat terbiasa bergerak mengubah posisi tubuh
dengan cepat. Bentuk latihannya adalah:
1) Latihan mengubah arah gerak lurus (shutle run).
2) Latihan berlari dengn rintngan berkelok kelok atau zigzag.
3) Latihan mengubah posisi jongkok-berdiri / squat trust.
4) Latihan Ladder Drill
Untuk meningkatkan kecepatan lari dan kelincahan perlu
diperhatikan faktor kondisi fisik lain yaitu kelentukan. Kelentukan
sangantlah penting, karena apabila seseorang mengalami kurang luas
gerak dalam persendiannya, dapat menimbulkan gangguan kurang gerak
dan menimbulkan cedera (Sajoto, 1998:51). Dengan kurang lenturnya
bagian tubuh, maka aktivitas atau gerak seseorang menjadi terbatas, dan
beban otot menjadi berat.
4. Latihan Ladder Drill
a. Definisi Latihan
Latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis
dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan,
bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan
psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas (Bompa, 2009: 3). Agar
dapat mencapai hasil yang optimal maka latihan harus disusun dan
direncanakan dengan baik. Diantaranya dengan membuat dan menyusun
program latihan agar tujuan latihan dapat dikontrol dan dievaluasi bila
terdapat kekurangan. Proses perencanaan dalam latihan haarus
15
menunjukkan organisasi, metodologi dan prosedur khusus yang baik
yang akan mengarahkan atlet kepada indeks prestasi yang tinggi.
Dapat ditarik suatu pemahaman dari pendapat diatas mengenai
pengertian latihan fisik yaitu meliputi:
1) Suatu proses
2) Dilakukan secara sistematis
3) Berulang-ulang
4) Dilaksanakan secara berulang-ulang dan berkelanjutan
5) Ada peningkatan beban latihan
6) Dalam jangka waktu yang panjang
b. Dosis Latihan
Menurut Nossek (1982:81), dosis latihan lompat untuk
meningkatkan power otot tungkai adalah dengan intensitas 30%-50%,
repetisinya 6-12, antara 4-6 seri, interval istirahat 2-5 menit dengan irama
latihan cepat dan eksplosif. Penentuan dosis latihan adalah menetapkan
tentang ukuran beban latihan yang harus dilakukan oleh atlet untuk
jangka waktu tertentu. Ada dua bentuk dosis latihan yaitu dosis ekternal
dan dosis internal. Dosis ekternal (outer load) adalah jumlah beban kerja
yang dirancang bagi seorang atlet yang menyusun kerangka sesi dari
suatu program latihan. Untuk menyusun program latihan yang benar,
seorang pelatih perlu mengenal karakteristik dosis eksternal. Komponen
dosis ekternal adalah volume yaitu jumlah kerja yang ditampilkan selama
satu sesi latihan atau suatu fase latihan. Menurut Bompa (2009:82),
Volume latihan dapat berupa durasi, jarak tempuh dan jumlah
pengulangan/repetisi. Beban latihan dapat dikatakan sebagai dosis latihan
fisik. Yang dimaksud dosis latihan antara lain:
1) Intensitas latihan dapat diartikan sebagai kualitas beban (ringan,
sedang, berat atau low moderate, sub maximal, maximal, super
maximal),
2) Frekuensi latihan merupakan jumlah kejadian/ulangan,
3) Durasi latihan diartikan sebagai lamanya latihan dilaksanakan.
Durasi latihan juga akan mempengaruhi perubahan adaptasi tubuh,
16
4) Jenis latihan atau bentuk latihan. Yang dimaksud jenis adalah
karakteristik latihan dari intensitas, frekuensi dan durasi latihan Fox
(1984:131).
Menurut Sukadiyanto (2010:27), adapun cara meningkatkan beban
latihan dapat dengan cara diperbanyak, dipercepat, diperberat, dan
diperlama. Lebih lanjut, untuk menentukan beban latihan adalah
dengan menggunakan repetisi. Repetisi adalah jumlah ulangan yang
dilakukan untuk setiap butir atau item latihan.
c. Prinsip-prinsip Dasar Latihan.
Menurut Irianto (2002:43- 47), prinsip latihan yang harus
diperhatikan oleh seorang pelatih antara lain: Prinsip beban lebih
(overload), prinsip kekhususan (specifity), prinsip beban latihan
meningkat bertahap (the tprinciples of progressive increase load) dan
prinsip kembali asal (reversibel). Program latihan hendaknya
menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik
yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar latihan yang secara
umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Prinsip beban berlebih (the overload principles).
Pendapat Fox (1984:124), intensitas kerja harus bertambah
secara bertahap melebihi ketentuan program latihan merupakan
kapasitas kebugaranyang bertambah baik. Bompa (2009:38) bahwa
pemberian beban latihan yangmelebihi kebiasaan kegiatan sehari-
hari secara teratur. Hal itu bertujuan agar sistemfisiologis dapat
menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk tingkat
kemampuan tinggi.
2) Prinsip kekhususan (the principles of specificity).
Pendapat Fox (1984:126), latihan harus bersifat khusus
sesuai dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan yang akan
dilakukan. Perubahan anatomis dan fisiologis dikaitkan dengan
kebutuhanolahraga dan pertandingan tersebut .
17
3) Prinsip beban latihan meningkat bertahap (the tprinciples of
progressive increase load).
Seseorang yang melakukan latihan, pemberian beban harus
ditingkatkan secarabertahap, teratur dan ajeg hingga mencapai beban
maksimum.
4) Prinsip Kembali Asal (the principles of reversibility).
Menurut Irianto (2002:43), kebugaran yang telah dicapai
seseorang akan berangsur angsur menurun bahkan bisa hilang sama
sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran
yang tepat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip latihan
adalah pedoman dan peraturan yang sistematis yang berlangsung dalam
proses latihan dengan mengedepankan prinsip-prinsip dalam latihan agar
latihan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
d. Komponen-komponen dalam Latihan
Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seorang atlet, akan
mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis,
biokimia dan kejiwaan. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat
dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jarak pengulangan
(volume) beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan
(densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang
dinamis, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi
komponen latihan tersebut diatas.
Komponen latihan merupakan kunci atau hal penting yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan dosis dan beban latihan. Selain itu
komponen latihan adalah sebagai tolok ukur yang sangat menentukan
untuk tercapai atau tidaknya suatu tujuan latihan yang disusun dan
dilaksanakan. Menurut Bompa (2009:79) bahwa komponen dalam latihan
meliputi volume latihan (durasi, jarak, repetisi, jumlah beban), intensitas,
densitas (frekuensi). Semua komponen dibuat sedemikian dalam berbagai
model yang sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari
18
cabanng olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus
menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi
tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah
direncanakan. Cabang olahraga yang banyak menentukan ketrampilan
yang tinggi, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat
diutamakan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Volume Latihan
Sebagai komponen utama dalam latihan, volume ialah gabungan dari
waktu atau durasi latihan, jarak dan jumlah pengulangan dari latihan
(Bompa, 1990:77). Volume latihan adalah beban latihan yang biasa
dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis
latihan, total waktu latihan,beban berat yang diangkat, jumlah set
dalam latihan interval dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik
dalam suatu unit latihan (Suharno, 1985:29). Dengan demikian,
gagasan volume menyiratkan jumlah total kegiatan yang dilakukan
dalam pelatihan. Volume juga mengacu pada jumlah pekerjaan yang
dilakukan selama pelajaran pelatihan atau fase pelatihan. Menurut
Sarwono (1993:66) menyatakan bahwa untuk peningkatan
kecepatan, baik untuk kecepatan siklis maupun non-siklis, penentuan
beban latihannya mengikuti aturan sebagai berikut:
a) Jangka waktu kerjanya sekitar 10 detik
b) Dikerjakan dengan intensitas submaksimal dan maksimal
c) Jarak yang ditempuh antara 30 – 80 meter
d) Jumlah volumenya antara 10 – 16 ulangan dalam 3 – 4 set.
2) Frekuensi Latihan
Frekuensi adalah jumlah beberapa kali latihan dilakukan tiap
minggunya. Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan
untuk melatih hingga terjadi perubahan yang nyata. Menurut E.L Fox
dalam buku Sajoto (1995:70) lamanya kegiatan latihan hendaknya
19
berada dalam kurun waktu antara 40-60 menit. Frekuensi latihan
seyogyanya dilakukan 3-5 kali dalam seminggu. Karena atlet yang
tidak berlatih selama 48 jam maka daya tahannya sudah menurun.
3) Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat
penting. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu
akan lebih tinggi pula intensitasnya. Intensitas latihan adalah takaran
yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet
dalam aktivitas jasmani yang baik dalam latihan maupun
pertandingan (Suharno, 1992:15). Menurut Sajoto (1995:15) bahwa,
“intensitas latihan adalah takaran kesungguhan pengeluaran tenaga
atlet dalam melakukan aktivitas jasmani”. Ukuran kesungguhan
dalam pelaksanaan latihan merupakan faktor yang penting dalam
latihan ini. Pelaksanaan yang cepat dengan usaha yang maksimal
adalah penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dengan
demikian latihan ini dilaksanakan dalam intensitas yang tinggi atau
maksimal. Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung
denyut jantung/nadi dengan rumus: denyut nadi maksimum (DNM)
= 220 – umur. Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya =
220 – 20 = 200. Sedangkan untuk olahraga prestasi adalah 90%-
100% dari DNM. Jadi bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut
takaran intensitas yang harus dicapainya dalam latihan adalah 90%-
100% dari 200 = 180 sampai dengan 200 denyut nadi per menit.
4) Densitas Latihan
Densitas latihan dapat diartikan sebagai kepadatan latihan atau
Frekuensi di mana seorang atlet melakukan serangkaian pengulangan
kerja per unit waktu (Bompa, 2009:90).
5) Kompleksitas Latihan
Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang
dilaksanakan dalam latihan. Menurut Bompa (2009:84),
kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,
20
dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.
Ketrampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan
menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan
tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana
koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran
kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat
membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang
baik dan yang jelek. Semakin sulit bentuk laatihan semakin besar
juga perbedaan individual serta efisiensi mekanismenya.
Dalam hal ini, E.L Fox dalam buku Sajoto (1995:70)
menyatakan bahwa frekuensi 3/5 per minggu ,tetapi penting lama
latihannya adalah antara 4-8 minggu.Frekuensi latihan berhubungan erat
dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dari penelitian dapat
disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per minggu, baik
untuk olahraga kesehatan maupun olahraga prestasi. Hal ini disebabkan
ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan
latihan. Jadi diusahakan sebelum ketahanan menurun, harus sudah
berlatih lagi.
e. Definisi Ladder Drill
1) Pengertian Ladder Drill
Ladder Drill adalah suatu bentuk alat latihan melompat
menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati tali yang berbentuk
tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder Drill biasa digunakan
para atlet untuk meningkatkan kelincahan maupun koordinasi
(www.quickness-drillss.com). Latihan ini tidak terlepas dari kekuatan otot
tungkai karena latihan ini banyak menggunakan otot tungkai selain
menggunakan otot kaki saja. Berikut adalah contoh gambar seorang yang
sedang melompati tangga Ladder Drill:
21
Gambar 2.2 Atlet yang sedang melompati tangga Ladder.
(Tsivkin, 2011:3)
Menurut Lee Brown & Vance Ferrigno, dalam bukunya
Training For Speed, Agility, And Quickness untuk dapat meningkatkan
kecepatan, kelincahan dan koordinasi salah satunya dapat dengan
menggunakan alat ladder. Banyak atlet serius menggunakan ladder untuk
melatih, berfokus pada gerakan cepat dan reaksi cepat. Ladder adalah
salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kelincahan kaki
dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Untuk berlatih gerak ini yang
dibutuhkan adalah alat berupa tali lentur yang meyerupai anak tangga
yang berukuran 50 cm x 520 cm, dengan jarak antar bilah 50 cm, dan
kemudian di letakkan pada bidang datar atau lantai.
Latihan Ladder Drill membantu kita dalam improvisasi berbagai
aspek gerakan., meningkatkan keseimbangan, daya tahan otot, waktu
reaksi dan koordinasi antara berbagai bagian tubuh, dan agar pemain
dapat mengubah arah lebih cepat, meski dalam kecepatan tinggi (saat
sprint). Selain manfaat fisik, latihan dengan alat ini juga dapat
meningkatkan sistem saraf dan kelompok otot yang terkait. Latihan
menggunkaan alat Ladder Drill dapat diterapkan pada semua cabang
olahraga, dan karenanya telah menjadi salah satu program pelatihan yang
cukup populer di dunia olahraga.
22
Ladder merupakan salah satu bentuk alat latihan fisik yang
meyerupai anak tangga yang di letakkan pada bidang datar atau lantai.
Dibawah ini akan dijelaskan secara detail beberapa contoh latihan Ladder
(Tony Reynolds : 2010: 20-27):
Gambar 2.3. Contoh Bentuk Latihan 1 Foot In Each
(1) Berlari melalui Ladder dengan satu kaki pada setiap kotak.
(2) Ditekankan pada ayunan lengan dan gerakan knee yang tinggi secara
kuat serta kontak dengan tanah secara cepat.
Gambar 2.4. Contoh Bentuk Latihan 2 Feet In Each
(1) Berlari melalui ladder dengan kedua kaki pada setiap kotak
(2) Ditekankan pada ayunan lengan dan gerakan knee yang tinggi secara
kuat serta kontak dengan tanah secara cepat.
Gambar 2.5. Contoh Bentuk Latihan In In Out Out
(1) Mulai dengan berdiri disamping ladder
(2) Bergerak dalam pola lateral ke kanan, melangkah kedalam kotak
pertama dengan kaki kanan
(3) Kemudian diikuti dengan langkah kaki kiri kedalam kotak pertama
(4) Berikutnya, melangkah ke belakang dengan kaki kanan
23
(5) Kemudian diikuti dengan langkah kaki kiri ke belakang.
Gambar 2.6. Contoh Bentuk Latihan X-Over Zig Zag
(1) Mulai dengan posisi kedua kaki disamping ladder
(2) Lakukan lakukan gerakan zig-zag kesamping dengan masuk ke dalam
kotak pertama
(3) Ulangi urutan latihan ini dari kotak 2 – 5 dan sepanjang ladder.
Dalam permainan futsal untuk meningkatkan kecepatan gerakan
lari yakni harus memperhatikan komponen biomotor, adapun komponen
dasar biomotor adalah ketahanan, kekuatan, kecepatan dan kelentukan.
Didalam futsal atau kecepatan lari jarak pendek kemampuan biomotor
yang paling dasar adalah kecepatan otot tungkai saat kontraksi, hingga
menghasilkan banyaknya frekuensi langkah. Adapun dalam pelatihan
Ladder Drill ini untuk meningkatkan kecepatan lari menggunakan model
pelatihan Ladder Drill One Foot Runs dan Ladder Drill Two Foot runs.
Pemilihan kedua model tersebut didasari kelompok-kelompok otot yang
difungsikan saat seseorang berlari cepat atau gerakan yang dilakukan
kedua bentuk latihan tersebut menyerupai gerakan pada waktu berlari.
a) Pelatihan Ladder Drill One Foot Run
Latihan Ladder Drill One Foot Run adalah suatu bentuk
latihan untuk meningkatkan frekuensi dan jumlah langkah dalam
berlatih berlari (Brown, 2005:33). Prosedur pelaksanaannya berlari
dengan menggunakan satu kaki secara bergantian antara kaki kiri dan
kaki kanan pada tiap-tiap kotak tangga atau ladder yang berukuran
18 inchi dengan berurutan tanpa ada kotak tangga yang terlewatkan.
Adapun gerakannya seperti gambar dibawah ini:
24
Gambar 2.7 Ladder Drill One Foot Run
(Triharsono, 2015).
b) Pelatihan Ladder Drill Two Foot Run
Latihan Ladder Drill Two Foot Run adalah suatu bentuk
latihan yang sangat dasar dan sederhana untuk meningkatkan
frekuensi dan jumlah langkah dalam berlatih dan berlari (Brown,
2005:32). Berlari melewati tangga atau ladder denggan
menginjakkan kedua kaki tidak secara bersamaan antara kaki kiri dan
kaki kanan pada tiap-tiap kotak atau ladder yang berukuran 18 inchi
dengan berurutan, tanpa ada kotak tangga yang terlewatkan. Adapun
gerakannya seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.8 Ladder Drill Two Foot Run
(Triharsono, 2015)
Diantara kedua variasi Ladder Drill tersebut terdapat
perbedaan, yakni dari cara melakukan gerakan-gerakannya sudah
berbeda. Untuk Ladder Drill One Foot Run lebih sedikit
menggunakan tenaga karena dalam pelaksanaanya lebih sedikit
melakukan lompatan. Ssedangkan Ladder Drill Two Foot Run lebih
banyak menggunakan tenaga dikarenakan lompatan yang dilakukan
lebih banyak.
25
2) Kegunaan Ladder Drill
Istilah Ladder Drill merupakan suatu bentuk latihan yang
sangat baik dalam meningkatkan kecepatan, koordinasi dan
kelincahan kaki secara keseluruhan (Tsivkin, 2011:7). Lebih lanjut
mengenai pelatihan Ladder Drill ialah sebuah pelatihan dengan
menggunakan alat fitness berupa tangga dimana nantinya seorang
calon atlet berlari, melompat dan meloncat dengan menggerakkan
kakiknya dengan cepat melewati tangga tersebut sehingga dapat
membantu mengembangkan kecepatan dan kelincahan atlet.
Kegunaan pelatihan Ladder Drill yaitu:
a) Merangsang kerja otak agar sinergi dengan kerja gerak.
Dalam artian setiap gerak yang dilakukan berdasarkan perintah
otak, kemudian didapat sinergi antara otak dan gerak.
b) Membiasakan melakukan kerja yang kontinu daan konsisten pada
diri si atlet atau calon atlet. Dalam latihan Ladder, gerakan yang
dilakukan memiliki pengulangan yang konsisten dapatdilihat dari
lubang yang terdapat pada ladder itu sendiri, maka tingkat
kontinu dan konsisten dalam setiap gerakan, akan mempengaruhi
kebiasaan diri si atlet atau calon atlet, atau memiliki dapak bagi
prestasinya.
c) Memperkaya gerakan kaki atau tangan.
Latihan ladder membuat kita mempunyai banyak gerak dari
pengulangan yang dilakukan, sehingga atlet atau calon atlet dapat
beradaptasi dari suatu rangkaian gerak dalam cabangnya, karena
banyaknya gerakan yang dimiliki dalm latihan ladder.
d) Menghindarkan dari resiko cedera, karena kebiasaan gerak yang
cepat pada latihan ladder.
f. Pengaruh Latihan
Telah diketahui bahwa latihan fisik yang dilakukan secara
teratur dan terukur dengan dosis dan waktu yang cukup, menyebabkan
perubahan fisiologis yang mengarah pada kemampuan menghasilkan
26
energi yang lebih besar dan memperbaiki penampilan atau prestasi fisik.
Menurut Sarwono (1993:70) perubahan fisologis yang terjadi akibat
latihan fisik diklasifikasikan menjadi tiga macam perubahan antara lain:
1) Perubahan yang terjadi pada tingkat jaringan, yakni perubahan yang
berhubungan dengan biokimia.
2) Perubahan yang terjadi secara sistimatik, yankni perubahan pada
sistem sirkulasi dan respirasi, termasuk sistem pengangkutan oksigen.
3) Perubahn lain yang terjadi pada komposisi tubuh, kadar kolesterol
darah dan trigliserida, perubahan tekanan darah, dan perubahan yang
berkenan dengan aklimatisasi panas.
Permainan futsal sangat membutuhkan kecepatan dan
kelincahan baik kecepatan gerak maupun kecepatan lari atau kelincahan
yang digunakan untuk merubah arah dengan cepat. Oleh karena itu
bermain futsal juag termasuk olahraga anaerobik. Olahraga anaerobik
adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi
seluruhnya oleh tubuh. Ketika terjadi pertukaran energi dalam jaringan
tubuh anda tanpa menggunakan oksigen, ini adalah proses anaerobik.
Latihan anaerobik secara sungguh-sungguh menyebabkan atlet dapat
merasa benar-benar terkuras keluar semua baik secara fisik dan mental
setelah sesi latihan. Pada dasarnya latihan Ladder Drill atau melompat
termasuk juga latihan anaerobik, karena pada umumnya daftar latihan
anaerobik adalah angkat berat, melompat dan berlari. Latihan anaerobik
akan mempercepat metabolisme sedangkan manfaat utama dari latihan
anaerobik adalah kemampuannya untuk membangun otot yang lebih
kuat. Ketika melakukan latihan anaerobik, energi yang tersimpan dalam
otot akan digunakan sebagai sumber energi. Selain itu, latihan anaerobik
juga berguna untuk meningkatkan kecepatan. Hal ini terutama diperlukan
oleh pemain yang selalu bergerak aktif seperti halnya permainan futsal.
27
5. Ekstrakurikuler Futsal di SMA N 1 Karangdowo
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kelompok pendidikan
dasar dan menengah di jajaran kementrian pendidikan nasional. Kegiatan
utama di lembaga ini adalah penyelenggaraan proses belajar dan
mengajar, di ruang kelas maupun luar ruang kelas. Bentuk pelaksanaanya
berupa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan
intrakurikuler merupakan kegiatan belajar tatap muka dalam alokasi
waktu yang sudah diatur dalam struktur dan muatan kurikulum.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang
pembelajaran yang dilaksanakan diluar jam tatap muka. Meksipun
demikian, kegiatan ekstrakurikuler futsal yang berjalan di SMA N 1
Karangdowo ini mendatangkan kesenangan dan keasyikan tersendiri bagi
siswa. Boleh jadi sebagai ajang dan wahana menciptakan suasana dan
nuansa baru bagi siswa untuk meningkatkan prestasi didunia olahraga.
Pada hakekatnya kegiatan ini bertujuan untuk membantu perkembangan
siswa sesuai kebutuhan, potensi, bakat dan minat siswa. Diasumsikan
bahwa setiap siswa akan memiliki kebutuhan, potensi, bakat dan minat
yang berbeda. Oleh sebab itu siswa boleh memilih kegiatan apa yang
cocok dengan dirinya. Namun demikian, sekolah telah melakukan
penelusuran dan penjaringan terhadap kebutuhan siswa tersebut sehingga
sekolah bisa menentukan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di
sekolah.
b. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun manfaat kegiatan ekstrakurikuler antara lain:
1) Wadah untuk mengembangkan potensi, bakat dan minat yang sudah
dimiliki siswa.
2) Upaya memupuk dan mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi
dan sosial siswa.
3) Dapat menciptakan suasana rileks, gembira dan menyenangkan.
4) Dapat memberikan bekal untuk mempersiapkan karir siswa.
28
Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan disekolah juga
mempertimbangkan kondisi dan sarana prasarana yang ada. Misalnya
kegiatan ekstrakurikuler olahraga prestasi dipilih yang memiliki sarana
yang memadai. Volleyball, badminton, tenis meja, futsal dan lain
sebagainya merupakan contoh sederhana. Dapat pula kegiatan yang
berkaitan dengan dunia tulis menulis, internet dan blogging. Atau, saat ini
yang lagi populer olimpiade mata pelajaran seperti olimpiade matematika,
fisika, biologi, ilmu pengetahuan sosial dan lain sebagainya. Semua ini
bisa diterapkan dengan membentuk kelompok olimpiade mata pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, kegiatan ekstrakurikuler telah
menciptakan suasana dan nuansa pembelajaran yang bervariasi di sekolah.
Kebosanan belajar dapat direduksi sedemikian rupa sehingga prestasi
belajar anak dapat ditingkatkan secara optimal.
6. Hasil Penelitian yang Relevan
Pasma Triharsono (2015:144) menyimpulkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan Ladder Drill One Foot Run
dan Ladder Drill Two Foot Run terhadap kecepatan lari 30 meter pada siswa
yang memiliki tingkat kelentukan tinggi. Selanjutnya pemberian pelatihan
Ladder Drill One Foot Run dan Ladder Drill Two Foot Run memberikan
pengaruh yang sama terhadap hasil kecepatan lari 30 meter pada siswa yang
memiliki tingkat kelentukan rendah
Menurut Ismoyo melakukan penelitian eksperimen korelasional
pengaruh latihan variasi speed Ladder Drill terhadap kemampuan dribbling,
kelincahan, dan koordinasi siswa SSB angkatan muda tridadi kelompok umur
11-12 tahun. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan latihan variasi Ladder Drill terhadap kemampuan dribbling
pada atlet usia 11-12tahun, yaitu sebesar 2,77%, selain itu terdapat pengaruh
yang signifikan latihan variasi Ladder Drill terhadap kemampuan kelincahan
pada atlet usia 11-12tahun, yaitu sebesar 1,56% serta terdapat pengaruh yang
signifikan latihan variasi Ladder Drill terhadap kemampuan koordinasi pada
atlet usia 11-12tahun, yaitu sebesar 5,82%.
29
Menurut penelitian Qurniadi menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan Latihan Ladder Drill: two feet each square laterally
terhadap kecepatan lari 60 meter pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK
Abdurrab Pekanbaru. Dalam penelitian tersebut juga terdapat pengaruh yang
signifikan Latihan Ladder Drill: two feet each square terhadap kecepatan lari
60 meter pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Abdurrab Pekanbaru.
Kemudian terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Ladder
Drill: two feet each square laterally dan latihan Ladder Drill: two feet each
square terhadap kecepatan lari 60 meter pada siswa ekstrakurikuler sepakbola
SMK Abdurrab Pekanbaru.
B. Kerangka Berpikir
Permainan futsal merupakan olahraga yang sangat kompleks karena
memerlukan teknik dan taktik khusus. Begitu pula dalam hal kondisi fisik,
permainan futsal memiliki perbedaan dengan olahraga-olahraga yang lain.
Karakteristik olahraga futsal adalah membutuhkan daya tahan kecepatan, daya
tahan kekuatan dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama. Sehingga
hendaknya bentuk latihan dengan menggunakan alat ladder dapat mempengaruhi
komponen-komponen kondisi fisik dalam permainan futsal dan dapat memberikan
perubahan seperti yang diharapkan.
Kecepatan dan kelincahan merupakan komponen atau teknik dasar dalam
permainan futsal di era modern ini. Untuk memperoleh kecepatan dan kelincahan
yang baik harus didukung penguasaan teknik yang benar, kemampuan fisik yang
baik latihan yang teratur dan terprogram. Dalam pelaksanaan ini akan diterapkan
latihan variasi Ladder Drill.
1) Pengaruh Ladder Drill terhadap kecepatan dan kelincahan
Dalam permainan futsal, kecepatan dan kelincahan sangat
dibutuhkan baik itu cepat bergerak, cepat berlari, cepat menggiring melewati
lawan atau membebaskan diri dari kawalan lawan. Pada permainan futsal,
otot tungkai sangat berpengaruh terhadap cepat pelannya melakukan
dribbling atau pergerakan.
30
Ladder Drill ini dilakukan dengan cara menlompati tali berbahan
lentur yang berbentuk seperti tangga dan diletakkan pada permukaan yang
datar. Latihan ini melatih otot tungkai agar lebih kuat karena pada saat kaki
satu melompat kaki yang satunya menahan berat tubuh walau hanya sebentar.
Sementara pada kaki latihan Ladder Drill berfokus pada gerakan cepat kaki
(footwork) agar kedua kaki menjadi lebih eksplosif.
Dengan uraian diatas latihan Ladder Drill dapat membantu
meningkatkan kecepatandan kelincahan pemain, karena latihan ladder
melatih otot tungkai dan juga kedua kaki agar lebih cepat dalam bergerak.
2) Ladder Drill One Foot Run dan Ladder Drill One Foot Run
Istilah Ladder Drill merupakan suatu bentuk latihan yang sangat
baik dalam meningkatkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan kaki secara
keseluruhan (Tsivkin, 2011:7). Lebih lanjut mengenai pelatihan Ladder Drill
ialah sebuah pelatihan dengan menggunakan alat fitness berupa tangga
dimana nantinya seorang calon atlet berlari, melompat dan meloncat dengan
menggerakkan kakiknya dengan cepat melewati tangga tersebut sehingga
dapat membantu mengembangkan kecepatan dan kelincahan atlet.
Variasi Ladder Drill dibagi menjadi dua yakni antara Ladder Drill
One Foot Run dan Ladder Drill Two Foot Run, pada hakekatnya variasi
Ladder Drill adalah suatu metode latihan melompat dengan menggunakan tali
berbentuk tangga. Dalam metode latihan ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan pada metode One Foot Run gerakannya lebih
bervariasi, sehingga banyak macam gerakan yang dapat diterapkan pada
latihan One Foot Run ini. Sedangkan kekurangan pada metode Two Foot Run
gerakan yang dilakukan tidak banyak variasinya dan lebih banyak menguras
tenaga.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Ladder
Drill One Foot Run diduga memiliki efektivitas yang lebih baik pengaruhnya
dalam meningkatkan kecepatan dan kelincahan. Kerangka berpikir juga
disajikan dalam bentuk gambar, skemanya lihat gambar 2.9 dibawah ini:
31
Gambar 2.9 Skema Kerangka Berpikir.
Latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang
sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan
secara bertahap dan perorangan, bertujuan membentuk
manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya
untuk memenuhi tuntutan tugas (Bompa, 2009: 3)
FUTSAL
Unsur yang akan diteliti:
Kecepatan dan Kelincahan
Metode latihan
Ladder Drill
Kelompok 2 (Two Foot Run)
Diketahui hasil dari
perlakuan
Kecepatan dan Kelincahan
meningkat setelah adanya
perlakuan (latihan variasi
Ladder Drill)
Subjek penelitian
dipasang-
pasangkan
menjadi 2
kelompok
LATIHAN
Komponen-komponen latihan:
1. Volume latihan
2. Frekuensi latihan
3. Intensitas latihan
4. Densitas latihan
5. Kompleksitas latihan
Dari komponen-komponen
latihan tersebut kemudian
dikemas menjadi “program
latihan” yang akan digunakan
untuk pedoman saat latihan.
Kelompok 1 (One Foot Run)
Kelompok 2 dengan
perlakuan Ladder Drill
Two Foot Run atau
latihan melompati tali
(berbentuk tangga)
dengan menggunakan dua
kaki secara bersamaan.
Latihan dengan
menggunakan dua kaki
tidak banyak variasinya,
dan tampak lebih cepat
lelah atau banyak
mengeluarkan tenaga
dibandingkan dengan One
Foot Run.
Kelompok 1 dengan
perlakuan Ladder Drill
One Foot Run atau
latihan melompati tali
(berbentuk tangga)
dengan menggunakan
satu kaki. Latihan ini
terlihat lebih bervariasi
karena dilakukan dengan
satu kaki secara
bergantian.
Ladder Drill adalah suatu bentuk alat
latihan melompat menggunakan satu
atau dua kaki dengan melompati tali
yang berbentuk tangga yang diletakkan
dilantai atau tanah. Ladder drill biasa
digunakan para atlet untuk
meningkatkan kelincahan maupun
koordinasi (www.quickness-drillss.com).
Latihan ini tidak terlepas dari kekuatan
otot tungkai karena latihan ini banyak
menggunakan otot tungkai selain
menggunakan otot kaki saja.
32
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka
dapat dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh dari latihan variasi Ladder Drill terhadap kecepatan dan
kelincahan pada siswa ekstrakurikuler futsal putra SMA N 1 Karangdowo
tahun pelajaran 2015/2016.
2. Hasil latihan variasi Ladder Drill One Foot Run lebih baik daripada Ladder
Drill Two Foot Run terhadap kecepatan dan kelincahan pada siswa
ekstrakurikuler futsal putra SMA N 1 Karangdowo tahun pelajaran 2015/2016.