bab ii kajian pustaka a. deskripsi teorirepository.ump.ac.id/6629/3/bab...

41
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS Pembelajaran yang berjalan dengan lancar pasti didukung oleh perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat pembelajaran adalah bahan ajar. Guru sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS di sekolah dasar pada umumnya lebih sering digunakan sebagai acuan dalam mengajar selain buku paket. LKS yang digunakan biasanya membeli dari salah satu penerbit. Ada beberapa pandangan mengenai pengertian LKS yang dapat dijadikan rujukan. Trianto (2013:222) menyebutkan bahwa lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Diknas (dalam Prastowo, 2015:203) menyebutkan lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian LKS

Pembelajaran yang berjalan dengan lancar pasti didukung oleh

perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang

pembelajaran didalam perangkat pembelajaran adalah bahan ajar.

Guru sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak berupa Lembar

Kerja Siswa (LKS). LKS di sekolah dasar pada umumnya lebih sering

digunakan sebagai acuan dalam mengajar selain buku paket. LKS

yang digunakan biasanya membeli dari salah satu penerbit.

Ada beberapa pandangan mengenai pengertian LKS yang

dapat dijadikan rujukan. Trianto (2013:222) menyebutkan bahwa

lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Diknas

(dalam Prastowo, 2015:203) menyebutkan lembar kegiatan siswa

(student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi

dasar yang akan dicapai.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa LKS merupakan lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

11

dan petunjuk atau langkah-langkah untuk membantu siswa

menyelesaikan suatu tugas yang mengacu pada kompetensi dasar yang

akan dicapai. Penggunaan LKS ini dapat mempermudah kegiatan

pembelajaran yaitu membantu guru dalam mentransformasikan

pengetahuan kepada siswa sehingga siswa dapat memahami materi

yang diajarkan dengan baik.

LKS dapat dikembangkan oleh pengajar yaitu guru yang

berperan sebagai fasilitator pembelajaran. LKS yang disusun dan

dikembangkan oleh guru dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi

pembelajaran dan lingkungan siswa. LKS juga merupakan media

pembelajaran karena dapat digunakan secara bersamaan dengan media

atau sumber belajar yang lain. LKS dapat menjadi sumber belajar dan

media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang

dirancang (Widjajanti, 2008:1).

b. Fungsi LKS

LKS memiliki fungsi dalam pembelajaran. Prastowo

(2015:205) menyebutkan LKS memiliki empat fungsi sebagai berikut.

1) Sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik dan

lebih mengaktifkan peserta didik.

2) Sebagai bahan ajar yang dapat digunakan peserta didik untuk

memudahkan memahami materi yang diberikan.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan terdapat tugas atau latihan

soal.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

12

4) Memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran peserta didik.

c. Tujuan penyususan LKS

LKS disusun tentunya memiliki tujuan penyusunannya.

Prastowo (2015:206) mengemukakan ada empat poin yang menjadi

tujuan penyusunan LKS, yaitu:

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

memahami materi yang diberikan.

2) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan penguasaan

peserta didik terhadap materi yang diberikan.

3) Melatih kemandirian belajar peserta didik

4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta

didik.

d. Syarat-syarat LKS yang baik

Penyusunan LKS harus memenuhi syarat-syarat LKS yang

baik. Hendro Darmojo danJenny R.E Kaligis (dalam Widjajanti,

2008:2), menyebutkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi LKS

agar menjadi bahan ajar yang baik, diantaranya:

1) Syarat Didaktik

LKS merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran. Sumber belajar LKS harus memenuhi

syarat didaktif, artinya lembar kerja siswa (LKS) harus mengikuti

azas-azas pembelajaran efektif, yaitu:

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

13

a) LKS yang baik dapat digunakan oleh seluruh siswa yang

memiliki kemampuan berbeda.

b) LKS menekankan pada proses menemukan konsep-konsep.

c) LKS memiliki variasi stimulus melalui berbagai media.

d) LKS mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial,

emosional, moral, dan estetika pada diri anak, sehingga siswa

tidak hanya mengenal fakta dan konsep akademi, tetapi

memungkinkan siswa dapat mengomunikasikan pendapat dan

hasil kerjanya.

e) Pengalaman belajar dalam LKS memperhatikan tujuan

pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional) dan

bukan ditentukan oleh arti pembelajaran.

2) Syarat konstruksi

LKS yang akan dikembangkan harus memperhatikan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran,

dan kejelasan sehingga dapat dipahami oleh siswa. Syarat-syarat

konstruksi yang harus dipenuhi agar menjadi LKS yang baik

diantaranya:

a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

anak.

b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas, sederhana dan

pendek.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

14

c) Memiliki tata urutan yang sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa.

d) Hindari pertanyaan yang terlalu terbuka.

e) Mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan

keterbacaan siswa.

f) Memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis mampu

menggambarkan hal-hal yang ingin siswa sampaikan dengan

memberi bingkai tempat menulis dan mengambar jawaban.

g) Menggunakan lebih banyak ilustrasi dari pada kata-kata.

h) Menggunakan kalimat komunikatif dan interaktif.

i) Menggunakan kalimat dan kata sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif siswa.

j) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai

sumber motivasi.

k) Terdapat identitas (tujuan pembelajaran, identitas pemilik,

dsb).

3) Syarat teknis

Syarat teknis yang harus dipenuhi agar menjadi LKS yang

baik adalah sebagai berikut:

a) Tulisan, syarat teknis tulisan meliputi jenis dan ukuran huruf.

Penggunaan bingkai untuk membedakan kalimat perintah

dengan jawaban siswa bila perlu, serta membandingkan ukuran

huruf dan gambar dengan serasi.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

15

b) Gambar harus dapat menyampaikan pesan secara efektif pada

penggunaan LKS untuk mendukung kejelasan konsep.

c) Penampilan LKS dibuat menarik, meliputi ukuran dan desain,

baik isi maupun kulit buku yang meliputi tata letak dan

ilustrasi.

e. Langkah-langkah penyusunan LKS

Penyusunan LKS harus dilakukan secara bertahap sesuai

dengan langkah-langkah yang benar. Langkah-langkah penyusunan

LKS menurut Diknas (dalam Prastowo, 2015:211) adalah sebagai

berikut.

Gambar 2.1 Langkah Penyusunan LKS

1) Melakukan analisis kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah awal dalam

menyusun LKS. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui materi-

materi yang memerlukan bahan ajar LKS. Menentukan materi

Analisis Kurikulum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul-Judul LKS

Menuliskan LKS

Merumuskan KD

Menyusun Materi

Memperhatikan Struktur Bahan Ajar

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

16

dalam LKS dilakukan dengan cara melihat materi pokok,

pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan serta

kompetensi yang dimiliki peserta didik.

2) Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui

jumlah LKS yang harus ditulis sesuai dengan kebutuhan belajar

siswa. Langkah awal yang dilakukan dalam menyusun peta

kebutuhan LKS yaitu menganalisis kurikulum dan analisis sumber

belajar sehingga dapat mengetahui berapa jumlah LKS yang akan

dibuat.

3) Menentukan judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi

dasar, materi-materi atau pengalaman belajar yang terdapat dalam

kurikulum. Satu KD dapat dijadikan judul apabila kompetensi

tersebut tidak terlalu besar.

4) Penulisan LKS

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penulisan

LKS yaitu sebagai berikut:

a) Merumuskan kompetensi dasar

Merumuskan KD dapat dilakukan dengan cara menurunkan

Standar Kompetensi (SK) langsung dari kurikulum yang

berlaku seperti kompetensi dasar yang diturunkan dari KTSP

2006.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

17

b) Menentukan alat penilaian

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penguasaan

kompetensi sehingga alat penilaian yang cocok dan sesuai

adalah menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan

(PAP).

c) Penyusunan materi

Menyusun materi LKS harus memperhatikan hal yang

berkaitan dengan isi kompetensi dasar yang akan dicapai.

Materi LKS dapat berupa gambaran umum atau ruang lingkup

yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai

sumber yang relevan.

d) Memperhatikan struktur LKS

Struktur LKS merupakan langkah terakhir dalam penyusunan

sebuah LKS. Sktruktur LKS terdiri atas enam komponen yaitu

judul, petunjuk penggunaan LKS, kompetensi yang akan

dicapai tugas-tugas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah dalam menyususn LKS terdapat empat tahap yaitu

melakukan analisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan, menentukan

judul LKS, dan penulisan LKS. Langkah-langkah tersebut merupakan hal

penting dalam menyusun LKS untuk dapat menghasilkan produk LKS

yang sesuai dengan standar persyaratan LKS yang baik serta dapat

membantu siswa dalam proses belajar mengajar.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

18

2. Kalkulator

a. Pengertian kalkulator

Kemajuan teknologi elektronika menuntut kita untuk dapat

memanfaatkannya dalam pemecahan masalah pada kehidupan sehari-

hari. Kemajuan teknologi elektronika salah satunya yaitu kalkulator.

Penggunaannya dalam kehidupan sehari banyak dijumpai dimasya-

rakat dengan berbagai tipe.

Winarni, E.S., Harmini, S (2012:68) mengemukakan bahwa

kalkulator merupakan suatu hasil kepandaian manusia yang

diwujudkan dalam ragkaian elektronika. Pengertian kalkulator

menurut kamus umum bahasa Indonesia diartikan sebagai alat hitung

atau juru hitung. Winarno (2003:1) menerangkan kalkulator

merupakan alat hitung elektronika yang jauh lebih sederhana

dibandingkaan dengan komputer, dan saat ini sudah beredar banyak

dikalangan masyarakat yang digunakan sebagai alat hitung yang

praktis dan cepat. Putra, S.R., (2012:26) mengemukakan kalkulator

adalah suatu alat elektronik yang berfungsi untuk mengkalkulasi atau

menentukan hasil perhitungan. Artinya, kalkulator adalah alat bantu

hitung.

Berdasarkan pengertian kalkulator di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kalkulator adalah alat bantu hitung yang

diciptakan manusia untuk membantu melakukan perhitungan dalam

kehidupan sehari-hari. Penggunaan teknologi seperti kalkulator

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

19

merupakan sarana penting untuk mengajar dan belajar matematika

secara efektif. Teknologi dapat memperluas matematika yang dapat

diajarkan dan meningkatkan belajar siswa. Kalkulator yang tidak

dimanfaatkan secara tepat benar, maka produk kepandaian manusia itu

akan hilang begitu saja tanpa manfaat.

b. Kalkulator dalam pembelajaran matematika

Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran masih kurang

mendapat dukungan profesional dan kurang mendapat sambutan

penggunaannya di kelas matematika terutama di sekolah dasar. Hal ini

karena banyak muncul anggapan penggunaan kalkulator sebagai

pembuat bodoh kurikulum. Pandangan ini turut mempengaruhi orang

tua yang menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Penggunaan

kalkulator menurut para ahli tidak dapat mengganti pemahaman

karena kalkulator hanya mengitung sesuai dengan input yang masuk.

Calculators do not replace fluency with basic number

combinations, conceptual understanding, or the ability to

formulate and use efficient and accurate methods for computing.

Rather, the calculator should support these goals by enhancing

and stimulating learning (NCTM, 2000:145).

Maksud dari pendapat tersebut adalah kalkulator dalam

pembelajaran di sekolah tidak akan mengantikan kefasihan siswa

dalam kemampuan berhitung dasar, pemahaman konseptual, atau

kemampuan untuk merumuskan dan menggunakan metode yang

efisien dan akurat untuk menghitung. Kalkulator justru dapat

membantu siswa untuk merangsang kegiatan pembelajaran matema-

tika, membantu siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam memahami

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

20

dan mempelajari konsep-konsep matematika dan menolong siswa

dalam mengerjakan soal matematika yang rumit.

Pengguaan kalkulator dalam pembelajaran dapat memberikan

manfaat positif bagi siswa maupun guru. Walle (2008: 112)

mengemukakan kalkulator mempunyai banyak kegunaan didalam

pembelajaran, yaitu:

1) Kalkulator dapat digunakan untuk mengembangkan konsep

Kalkulator bisa berarti lebih dari sekedar alat untuk

menghitung. Kalkulator juga dapat digunakan secara efektif untuk

mengembangkan konsep. Kegiatan untuk mengembangkan konsep

dengan kalkulator disarankan terutama dalam lingkup bilangan

dan perhitungan. Contoh untuk mengembangkan konsep terhadap

siswa menggunakan kalkulator pada materi pecahan yaitu guru

akan menjelaskan cara membandingkan pecahan =...

yaitu:

Siswa yang baru mengenal pecahan akan segera memahami bahwa

sama artinya dengan 1 : 4 dan sama artinya dengan 3 : 4.

2) Kalkulator dapat digunakan untuk drill

Kalkulator adalah alat yang sangat baik untuk drill.

Misalnya dalam pembelajaran dikelas siswa dibagi menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama mengerjakan soal menggunakan

1 : 4 = 0, 25

3 : 4 = 0, 75

1

4 dan

3

4

1

4<

3

4

1

4

3

4

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

21

kalkulator sedangkan kelompok kedua menggunakan perhitungan

langsung. Kelompok yang menggunakan perhitungan langsung

pada soal akan selesai lebih dulu. Kelompok yang

menggunakan kalkulator pada soal akan selesai lebih dulu.

Hal ini dilakukan untuk membuat siswa dengan kemampuan

rendah dapat meningkatkan keterampilan dasar. Hal ini dapat

menunjukkan pada siswa bahwa kalkulator tidak selalau tepat

untuk digunakan.

3) Kalkulator meningkatkan pemecahan soal

Siswa dapat enggan mengerjakan dan menyelesaikan soal

karena mekanisme perhitungan. Siswa harus memahami arti dari

operasi dan diperkenalkan dengan soal nyata dengan bilangan-

bilangan yang realistis. Bilangannya mungkin di atas kemampuan

mereka untuk menghitung, tetapi melalui kalkulator membantu

siswa menyelesaikan soal ini.

4) Kalkulator menghemat waktu

Beberapa soal matematika terdapat banyak cara dalam

melakukan perhitungan. Perhitungan dengan tangan akan

memakan banyak waktu, terutama untuk siswa usia dini yang

belum mengembangkan penguasaan teknik-teknik perhitungan.

Penggunaan kalkulator dapat membantu siswa menghemat waktu.

1

4+

1

4

1

4+

5

10

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

22

5) Kalkulator banyak digunakan dalam pembelajaran

Hampir setiap orang menggunakan kalkulator dalam

kehidupannya untuk melakukan perhitungan kecuali anak-anak

sekolah. Siswa harus diajarkan bagaimana menggunakan

kalkulator sebagai alat efektif yang mudah digunakan dan juga

belajar untuk menguji kebenaran dengan kalkulator apabila

diperlukan. Penggunaan kalkulator secara efektif adalah sebuah

keterampilan yang paling penting.

National Council of Teacher of Mathematic (NCTM)

(dalam Uno dan Kuadrat, 2009: 111) menganjurkan agar semua

siswa menggunakan kalkulator untuk

(1) konsentrasi pada proses pemecahan masalah, (2)

memperoleh akses untuk matematika melebihi tingkat atau

level siswa pada keterampilan perhitungan, (3) menggali,

mengembangkan, memperkuat konsep termasuk penaksiran,

perhitungan, perkiraan dan ketetapan.

c. Mitos dan kekawatiran penggunaan kalkulator

Mitos dan kekawatiran penggunaan kakulator disebabkan

karena salah pengertian. Walle (2008:114) mengungkapkan mitos

yang berkembang jika anak mengunakan kalkulator yaitu, mereka

tidak akan belajar “dasar”, membuat malas siswa, siswa harus belajar

cara yang nyata sebelum menggunakan kalkulator, dan mitos bahwa

siswa akan sangat tergantung pada kalkulator.

Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran masih diperdebat-

kan, banyak pihak yang mengatakan bahwa kalkulator membuat siswa

tidak belajar mengenai konsep dasar dan menghambat siswa dalam

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

23

menemukan dan memahami konsep matematika. Kalkulator hanya

mendorong siswa untuk mencoba berbagai operasai matematika tetapi

mereka tidak memahami apa yang mereka lakukan. Kalkulator

menghalangai siswa untuk mendapatkan salah satu manfaat penting

dari belajar matematika yaitu melatih dan disiplin pikiran siswa serta

melatih penalaran siswa menggunakan kalkulator.

Penguasaan fakta-fakta dasar, perhitungan, mental dan

perhatian kepada teknik perhitungan dengan tangan tetap penting bagi

semua siswa. Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran hanya

sebagai keterampilan sehingga kalkulator digunakan secara terbatas.

Guru harus menyediakan soal yang hanya dikerjakaan dengan

perhitungan langsung dan dengan menggunakan kalkulator. Guru

perlu memperhatikan batasan dalam menggunakan kalkulator pada

pembelajaran dengan menggunaan kalkulator sehingga keberadaan

kalkulator tidak menyimpang dari penerapan konsep dasar. Kalkulator

yang dijauhkan dari siswa maka siswa akan beranggapan bahwa

penggunaan kalkulator dalam pembelajaran dilarang sehingga siswa

tidak akan selamanya menjauhi kalkulator.

d. Jenis kalkulator

Perluasan penggunaan kalkulator mengakibatkan semakin

banyak pula jenis kalkulator yang beredar dimasyarakat. Berbagai

jenis kalkulator menurut Lesarto (2012) diantaranya yaitu:

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

24

1) Office calculator adalah kalkulator yang banyak digunakan di

kantor atau dunia perdagangan. Kalkulator ini hanya digunakan

untuk operasi sederhana seperti menambah, menurang, mengali

dan membagi.

Gambar 2.2 Kalkulator Kantor

2) Scientific calculator adalah kalkulator yang memiliki tombol-

tombol khusus yang hanya digunakan untuk hitungan matematika.

Gambar 2.3 Kalkulator Ilmiah

3) Financial calculator adalah kalkulator yang memiliki tombol-

tombol yang dapat digunakan untuk menyimpan hitungan dan

menampilkan kembali hitungan yang biasa digunakan untuk

hitungan keuangan.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

25

Gambar 2.4 Kalkulator Keuangan

e. Kalkulator dalam pembelajaran matematika materi pecahan

Jenis kalkulator yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan

matematika di sekolah dasar adalah kalkulator ilmiah atau scientific

calculator. Kalkulator jenis ini sangat cocok untuk digunakan dalam

pembelajaran karena jenis kalkulator ini dapat membedakan tanda

operasi yang harus didahulukan dalam perhitungan matematika. Guru

dapat memberikan pemahanan dan keterampilan menggunakan

kalkulator terutama pada materi pecahan di kelas IV dengan

menggunakan jenis kalkulator ini.

Kalkulator ilmiah memiliki cara kerja yang mengikuti aturan-

aturan pengajaran dalam matematika. Kalkulator ilmilah terdapat

tombol khusus untuk menghitung pecahan dan melambangkan

pecahan biasa maupun camuran yaitu tombol . Untuk lebih

jelas dalam mengoperasikan pecahan menggunakan kalkulator adalah

sebagai berikut:

Langkah memulai pengoperasian, pertama harus menyalakan

kalkulator terlebih dahulu dengan menekan tombol . ON

𝑎 𝑏 𝑐

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

26

1) Contoh 1:

Menjumlahkan/mengurangkan pecahan.

Maka dengan menggunakan kalkulator ilmiah yaitu:

7 10 adalah hasil penjumlahan yang muncul di layar kalkulator

dan menggambarkan .

2) Contoh 2:

Menyederhanakan pecahan.

Maka dengan menggunakan kalkulator ilmiah yaitu:

1 2 merupakan hasil yang muncul di layar kalkulator dan

menggambarkan .

Pembelajaran matematika materi pecahan di kelas IV,

pengenalkan kalkulator dilakukan setelah melalui tahap

penanaman konsep dan pemahaman konsep yaitu pada tahap

pembinaan keterampilan dan penerapan konsep. Hal ini bertujuan

agar siswa dapat menguasai konsep pecahan dengan cara

peghitungan langsung terlebih dahulu. Siswa tidak akan

menyalahgunakan kalkulator dalam pembelajaran.

1 2 + 1 5 = 7 10

2 4 = 1 2

1

2+

1

5=

7

10

𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏 𝑐

𝑎 𝑏 𝑐

7

10

2

4=

1

2

1

2

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

27

Siswa menggunakan LKS yang telah didesain dalam

pembelajaran kalkulator. Tahap pembelajaran yang ada dalam

LKS berpedoman pada model Delikan. Penggunaan kalkulator

terlebih dulu dicontohkan oleh guru selanjutnya siswa mencoba

menggunakan kalkulator pada tahap kerjakan. Siswa diharapkan

memiliki kemampuan peng-hitungan langsung dan keterampilan

menggunakan kalkulator pada materi pecahan kelas IV.

3. Model Pembelajaran Delikan

Delikan merupakan akronim dari dengar (de), lihat (li), kerjakan

(kan). Model ini termasuk dalam model pembelajaran cara belajar siswa

aktif (CBSA) yang paling sederhana karena mudah untuk dipraktekkan.

Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah

mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan

menerapkan. Model pembelajaran ini menekankan informasi-partisipasi.

Model Delikan terdapat tiga aktivitas belajar siswa sesuai dengan

namanya. Sudjana dan Suwariyah (1991:59) menuturkan aktivitas yang

terdapat dalam model pembelajaran Delikan yaitu menyimak (dengar),

meihat dan kerja. Menyimak artinya memperlihatkan dan menangkap

makna uraian yang diberikan oleh guru tentang bahan pengajaran. Proses

dengar tidak terbatas pada uraian guru, tetapi juga uraian-uraian dari media

instruksional lainnya, yaitu dari kaset (rekaman), diskusi, sandiwara atau

sosiodrama yang dilakukan oleh siswa dan kegiatan lain yang sejenis.

Proses lihat adalah aktivitas siswa dalam mengamati peragaan guru,

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

28

mengamati cara kerja, mengamati contoh pemecahan masalah yang

dikerjakan oleh guru, membaca buku atau bacaan lainnya. Proses kerja

adalah aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang

diberikan oleh guru dalam rangka penerapan atau penggunaan konsep-

konsep bahan pengajaran. Guru dapat memberikan tugas untuk

mengerjakan soal, mendiskusikan pemecahan masalah, mengisi lembaran

kerja, atau menulis karangan. Siswa diharapkan dapat lebih menguasai

konsep-konsep bahan pengajaran yang telah dijelaskan oleh guru melalui

proses kerja.

Model pembelajaran mempunyai prosedur sebagai acuan dalam

pelakasanaannya. Langkah model Delikan menurut Sudjana dan

Suwariyah (1991:59) yaitu sebagai berikut ini.

1. Prainstruksional: tahap ini kegiatan yang harus dikerjakan oleh guru

sebelum membahas bahan pengajaran adalah untuk mengondisikan

kesiapan belajar dan memotivasi belajar. Kegiatan apersepsi

(mengulang bahan lama), memberitahukan TIK dan bahan pokok

pengajaran serta informasi kegiatan belajar merupakan aktivitas yang

harus dikerjakan oleh guru sebelum membahas bahan pengajaran.

2. Instruksional. Langkah pembelajaran yang harus ditempuh pada fase

kegiatan instruksional ada tiga tahapan, yaitu:

a) Proses dengar

Tahap ini bertujuan mengantarkan siswa kepada bahan

pengajaran. Guru memberikan uraian materi tentang bahan

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

29

pengajaran sedangkan siswa menyimak pembahasan guru menge-

nai bahan pengajaran. Materi harus sistematis. Isi materi dimulai

dari informasi konsep yang ada dalam bahan pengajaran, kemudian

memberikan contoh-contohnya. Guru dapat menggunakan alat

peraga untuk membantu penyampaian materi, memberi kesem-

patan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum jelas.

Aktivtas siswa belum optimal sebab terbatas pada menyimak,

menulis, dan bertanya. Guru dapat menggunakan metode mengajar

ceramah dan tanya jawab.

b) Proses lihat

Tahap ini bertujuan memperjelas pemahaman bahan penga-

jaran yang telah dibahas pada langkah pertama. Guru memperlihat-

kan contoh penggunaan konsep bahan pengajaran dalam bentuk

pemecahan masalah. Guru dapat menjelaskan contoh pemecahan

masalah seperti cara menggunakan rumus, proses kerja dan

pemecahan soal-soal. Siswa dituntut untuk mengamatinya atau

membaca uraian yang ada pada buku sumber. Guru menunjuk

siswa lain untuk mengerjakan contoh soal lain di papan tulis

apabila siswa masih belum jelas. Guru dapat menggunakan metode

mengajar peragaan dan pelatihan-tugas.

c) Proses kerja

Siswa melakukan aktivitas belajar yang optimal pada tahap

ini. Guru memberikan soal atau tugas pemecahan masalah dengan

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

30

pola seperti dicontohkan dalam langkah kedua (proses lihat). Guru

dapat memberikan tugas seperti tugas mengerjakan soal hitungan,

menggunakan rumus dalam pemecahan masalah, mencari contoh

lain, mengisi lembar kerja, mendiskusikan pemecahan masalah,

mengamati suatu proses untuk dilaporkan, membaca buku dan

melaporkannya dan menjawab soal atau latihan yang ada pada

buku pelajaran. Kegiatan belajar siswa bisa individual (perseorang-

an), bisa pula dalam bentuk kelompok. Siswa melakukan kegiatan

belajar di luar kelas, di perpustakan atau laboratorium apabila

diperlukan.

Peran guru dalam tahap ini adalah memberikan bantuan dan

bimbingan serta memberikan kemudahan belajar seperti menyedia-

kan bahan belajar yang diperlukan (fasilitas belajar). Sangat keliru

apabila dalam CBSA hanya siswa yang aktif, dan guru

meninggalkan kelas. Ketika siswa bekerja atau belajar, guru

melakukan pemantauan dan penilaian terhadap aktivitas belajar

siswa (penilaian proses). Metode mengajar yang dapat digunakan

guru antara lain adalah tugas, kerja kelompok, eksperimen, diskusi

dan simulasi.

3. Evaluasi. Evaluasi meliputi tiga aspek. Pertama aspek proses.

Pelaksanaan kegiatan pada aspek proses dibutuhkan bimbingan guru,

pemantauan belajar, dan perbaikan belajar. Kedua aspek hasil. Guru

melakukan perbaikan hasil belajar maupun pengajuan pertanyaa-

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

31

an. Ketiga kesimpulan. Guru membeimbing siswa untuk membuat

kesimpulan dari hasil belajar yang telah dilakukan.

4. Tindak lanjut. Tindak lanjut di sini adalah berupa pemberian tugas

berupa pekerjaan rumah (PR) untuk hasil pembelajaran yang belum

berhasil dan pengayaan untuk hasil belajar yang sudah berasil supaya

penguasaan bahan pengajaran bisa lebih medalam dan luas.

Gambar 2.5 Model Pembelajaran Delikan

1. Prainstruksional

Absensi siswa, kegiatan apersepsi,

informasi TIK dan pokok-pokok bahan

pengajaran, informasi kegiatan belajar yang

akan dilakukan oleh siswa

Siswa menyimak bahan pengajaran

yang dijelaskan oleh guru, bertanya

kepada guru bila belum jelas

Siswa melihat pengarahan guru,

contoh-contoh yang dibuat oleh guru,

membaca buku, dll

Siswa mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru

Bimbingan guru, pemantauan belajar,

perbaikan belajar

Pemeriksaan hasil belajar, pengajuan

pertanyaan

Guru + siswa membuat kesimpulan

Penugasan dan pengayaan belajar

2. Instruksional

3. Evaluasi

4. Tindak Lanjut

Dengar

Lihat

Kerja

Proses

Hasil

Kesimpulan/

rangkuman

Tindak

lanjut

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

32

Langkah-langkah pengajaran di atas sangat sederhana sehingga

guru dapat mempaktekkanya dan menyesuaikannya dengan situasi dan

kondisi yang dihadapinya. Model pembelajaran sesuai digunakan untuk

menyampaikan bahan pengajaran baru, bukan untuk mengulang bahan

pengajaran yang sudah diberikan. Beberapa syarat harus dipenuhi untuk

mencapai hasil yang maksimal dalam penggunaan model pembelajaran

Delikan. Persyaratan yang dimaksud menurut Sudjana dan Suwariyah

(1991:64) adalah sebagai berikut.

a. Guru. Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam hal:

1) Menyajikan bahan pengajaran yang dapat dipahami oleh semua

siswa.

2) Menggunakan alat peraga, terutama dalam proses lihat untuk

memperjelas uraian materi yang disampaikan melalui metode

ceramah.

3) Menentukan tugas belajar yang akan diberikan kepada siswa dalam

proses kerja.

4) Memimpin kelas, terutama dalam memantau kegiatan belajar

siswa, memotivasi siswa, membantu belajar siswa, mengaktifkan

belajar siswa, memberi petunjuk cara belajar dan menilai hasil

proses belajar siswa.

5) Mengenal pribadi dan kararkterstik siswa agar dapat menyesuaikan

tugas-tugas belajar dengan minat dan kemampuan siswa, dapat

membina hubungan yang baik dengan siswa.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

33

b. Sarana belajar. Sarana belajar yang harus disiapkan antara lain:

1) Buku pelajaran dan atau bahan tertulis lainnya.

2) Alat peraga yang sesuai dan mendukung bahan pengajaran.

3) Waktu yang cukup untuk aktivitas belajar siswa, terutama untuk

proses kerja.

4) Tempat belajar yang dapat diatur secara fleksibel sesuai kebutuhan.

5) Suasana yang kondusif.

c. Bahan pengajaran. Bahan pengajaran yang akan dibahas hendaknya

memenuhi persyaratan sebagai berikut.

1) Disusun secara sistemais.

2) Harus disiapkan contoh-contoh terkait materi dan cara mengguna-

kan konsep tersebut dalam pemecahan masalah.

3) Guru mempersiapkan langkah-langkah simulasi, apabila ada

konsep yang harus disimulasikan.

4) Konsep atau prinsip yang perlu dipecahkan melalui diskusi

hendaknya ditentukan tema dan masalahnya serta ruang lingkup

pembahasannya.

5) Kesimpulan materi harus disiapkan sebelumnya serta mengetahui

hubunganya satu sama lain.

6) Pengembangan materi bersumber dari kurikulum dengan pengaya-

an dari buku sumber dan lingkungan atau pengalaman anak.

d. Penilaian. Guru perlu mempersiapkan bebrapa hal untuk memper-

mudah pelaksanaan model pembelajaran ini, yaitu:

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

34

1) Alat-alat penilaian proses belajar siswa, yaiu pedoman observasi,

daftar cek, dan alat penilaiaan lain yang sesuai.

2) Soal-soal untuk menilai hasil belajar siswa, baik hasil belajar

kelompok (diskusi) maupun perorangan.

3) Kunci jawaban soal, lembar kerja, pemecahan masalah dalam

bentuk diskusi, tes yang diajukan pada akhir pembelajaran.

4) Soal atau tugas yang akaan diberikan kepada siswa sebagai

kegiatan tindak lanjut (pekerjaan rumah) baik remidial maupaun

pengayaan.

5) Kriteria yang akan digunakan dalam menentukan tingkat

keberhasilan proses pembelajaran serta cara-cara menentukannya.

4. Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil

usaha (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya bekenaan

dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak peserta didik (Arifin, Z., 2013:12). Mulyasa

(2014:189) mengemukakan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada

hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Siswa akan menghasilkan prestasi belajar yang

berupa perubahan perilaku pada setiap kegiatan yang dilakukan.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

35

Belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, sehingga untuk

meningkatkan prestasi perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dikelompokan

menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan;

(c) faktor instrumental; (d) kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut

baik secara terpisah maupun bersama dapat memberikan kontribusi

tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik (Mulyasa, 2014:190).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud prestasi belajar pada penelitian ini adalah hasil penguasaan

materi pembelajaran yang diperoleh dengan jalan usaha yang ditunjukan

dengan nilai tes atau angka. Faktor-faktor prestasi belajar baik secara

internal maupun eksternal dapat secara bersama memberikan kontribusi

untuk prestasi belajar peserta didik.

5. Matematika

a. Pengertian matematika

Banyak pengertian mengenai matematika yang dikemukakan

oleh para ahli. Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein

atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan

dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti,

yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam

Susanto, 2015:184). Matematika menurut Ruseffendi (dalam Heruman,

2007:1) “adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan...”.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

36

Matematika menurut Johnson dan Myklebust (dalam

Abdurrahman, M., 2003: 252) adalah bahasa simbolis yang berfungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.

Lerner (dalam Abdurrahman, M., 2003: 252) mengemukakan bahwa

matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan

bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,

dan mengomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Berdasar-

kan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan

bahasa simbolis yang menyiratkan tentang kuantitas dan memiliki

keterkaitan konsep sehingga pembuktian matematika perlu dibangun

melalui pelaran deduktif.

b. Pembelajaran matematika di SD

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari mulai dari

tingkat SD sampai dengan SMA/sederajat bahkan perguruan tinggi.

Cornelius (dalam Abdurrahman, M., 2003: 253) mengemukakan lima

alasan perlunya siswa belajar matematika, karena matematika

merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal

pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk

mengembangkan kreativitas, (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

37

Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa yang

akan datang tidak hanya untuk membantu menyelesaikaan masalah

dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dibutuhkan pula pada dunia kerja

dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Matematika

sebagai ilmu dasar perlu dikuasai baik oleh siswa terutama sejak usia

sekolah dasar. Depdiknas (2009:1) mengemukakan secara umum

terdapat empat tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi

pelajaran matematika di dalam pembelajaran. Tahapan aktivitas

tersebut adalah sebagai berikut.

1) Tahap penanaman konsep

Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan

awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Pengajaran pada

tahapan ini memerlukan penggunaan benda konkret sebagai alat

peraga. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan

jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif

siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

Kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga

diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola

pikir siswa.

2) Tahap pemahaman konsep

Tahap pemahaman konsep merupakan tahapan lanjutan

setelah konsep ditanamkan. Pengunaan alat peraga pada tahap ini

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

38

mulai dikurangi dan bentuknya semi konkret sampai pada akhirnya

tidak diperlukan lagi.

3) Tahap pembinaan keterampilan

Tahap pembinaan keterampilan merupakan tahap yang tidak

boleh dilupakan dalam rangka membina pengetahuan siap bagi

siswa. Tahap ini diwarnai dengan latihan-latihan seperti menco-

ngak dan berlomba. Alat peraga pada tahap pengajaran ini sudah

tidak boleh digunakan lagi.

4) Tahap penerapan konsep

Tahap penerapan konsep yang sudah dipelajari ke dalam

bentuk soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Tahap ini disebut juga sebagai pembinaan kemampuan

memecahkan masalah.

6. Materi Pecahan

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi

pecahan yang terdapat di kelas IV semester genap. Berikut adalah standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang digunakan:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

6. Menggunakan pecahan dalam

pemecahaan masalah

6.1 Menjelaskan arti pecahan

dan urutannya

6.2 Menyederhanakan berbagai

bentuk pecahan

6.3 Menjumlahkan pecahan

6.4 Mengurangkanpecahan

6.5 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pecahan.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

39

a. Arti pecahan dan urutannya

Pecahan diartikan sebagian bagian dari keseluruhan. Perhati-

kan gambar dibawah ini.

Cara menunjukkan letak suatu pecahan, mari kita gambarkan

garis bilangan antara bilangan 0 dan bilangan 1.

0 1

Cara menentukan letak pecahan , buatlah garis bilangan.

Bagilah ruas garis antara 0 dan 1 menjadi tiga ruas garis sama

panjang, maka akan diperoleh:

0 = 1

Pecahan terletak di antara dan atau 1.

Membandingkan pecahan dan mengurutkan pecahan

berpenyebut sama, perhatikan pembilangnya saja.

Contoh:

Membandingkan pecahan dan .

Buatlah ruas garis bilangan yang memuat seperlimaan dengan jarak

antara 0 sampai 1.

Bagian yang diarsir menunjukkan jumlah

pembilang yaitu 1. Satu lingkaran tersebut terdapat

dua bagian, hal ini menunjukkan jumlah penyebut

yaitu 2, sehingga ditulis bagian. 1

2

2

3

1

3

3

3

2

3

2

3

1

3

3

3

4

5

2

5

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

40

0

letaknya disebelah kanan .

Perhatikan pembilang pecahan 4 dan 2.

Jadi, karena 4 > 2, maka lebih besar , ditulis > .

Atau lebih kecil , ditulis < .

Cara membandingkan pecahan berpenyebut tidak sama dapat

digunakan perkalian silang.

Contoh:

Perkalian silang:

Jadi, karena 3 < 4, maka < .

Cara mengurutkan pecahan berpenyebut tidak sama dapat

dengan menyamakan penyebutnya dahulu.

Jadi, urutan pecahan dari yang terkecil adalah .

b. Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan

Pecahan senilai (ekivalen) artinya pecahan-pecahan tersebut

mempunyai nilai yang sama meskipun ditulis dalam bentuk pecahan

yang berbeda.

1 x 3 . . . 4 x 1

= 3 . . . = 4

1

5

2

5

3

5

4

5

5

5= 1

4

5

2

5

4

5

2

5

4

5

2

5

2

5

4

5

2

5

4

5

1

4 … .

1

3

1

4

1

3

1

4

1

3

3

4=

3x3

4x3=

9

12

1

6=

1x2

6x2=

2

12

3

4=

3x3

4x3=

9

12

1

6=

1x2

6x2=

2

12

1

6,

3

12,2

3,3

4

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

41

Perhatikan gambar berikut!

Sebuah pecahan tidak akan berubah nilainya jika pembilang dan

penyebutnya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.

Perhatikan operasi hitung berikut ini.

Jadi, pecahan 1

2 ,

2

4 ,

3

6 ,

4

8, dan

5

10 merupakan pecahan senilai.

Pecahan paling sederhana dapat diperoleh dengan membagi

pembilang dan penyebut dengan FPB kedua bilangan tersebut sampai

bilangan tersebut tidak dapat dibagi lagi.

Contoh:

Bentuk sederhana dari pecahan 12

16 adalah . . .

Faktor dari 12 (pembilang) adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12

Faktor dari 16 (penyebut) adalah 1, 2, 3, 4, 8, 16

1

2

2

4

3

6

4

8

5

10

1

2=

1x2

2x2=

2

4

1

2=

1x3

2x3=

3

6

1

2=

1x4

2x4=

4

8

1

2=

1x5

2x5=

5

10

2

4=

2: 2

4: 2=

1

2

4

8=

4: 4

8: 4=

1

2

3

6=

3: 3

6: 3=

1

2

5

10=

5: 5

10: 5=

1

2

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

42

FPB dari 12 adalah 4

12

16=

12∶4

16∶4=

3

4

Jadi, bentuk paling sederhana dari 12

16 adalah

3

4

c. Penjumlahan pecahan

Bilangan pecahan juga berlaku operasi hitung penjumlahan

tetapi aturannya sedikit berbeda. Penjumlahan pecahan yang

berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-

pembilangnya dan penyebutnya tidak dijumlahkan. Penjumlahan

pecahan yang penyebutnya berbeda dilakukan dengan (1) mengubah

ke bentuk pecahan lain yang senilai sehingga penyebutnya menjadi

sama, (2) samakan penyebut dengan KPK kedua bilangan (mencari

bentuk pecahan yang senilai).

Contoh:

1) Penjumlahan pecahan dengan penyebut sama.

1

4+

1

4= ⋯

1

4+

1

4=

1+1

4=

2

4=

1

2

2) Penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama.

1

2+

1

3= ⋯

a) Mengubah ke bentuk pecahan lain yang senilai sehingga

penyebutnya menjadi sama.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

43

Bentuk senilai 1

2 adalah

2

4 ,

3

6 ,

4

8 ,

5

10, ...

Bentuk senilai 1

3 adalah

2

6 ,

3

9 ,

4

12 ,

5

15, ...

Pecahan yang senilai dengan 1

2 dan

1

3 yang berpenyebut sama

adalah 3

6 dan

2

6.

1

2+

1

3=

3

6+

2

6=

5

6

Jadi, 1

2+

1

3=

5

6

b) Samakan penyebut dengan KPK kedua bilangan (mencari

bentuk pecahan yang senilai)

2

5+

5

10= ⋯

Penyebut kedua pecahan adalah 5 dan 10 dengan KPK 10.

2

5+

5

10=

2 𝑥 2

5 𝑥 2+

5

10=

4

40+

5

10=

9

10

Jadi, 2

5+

5

10=

9

10

d. Mengurangkan pecahan

Operasi hitung pengurangan dalam pecahan mempunyai aturan

yang serupa dengan penjumlahan dalam pecahan. Pengurangan

pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan mengurangkan

pembilang-pembilangnya sedangkan penyebutnya tidak dikurangkan.

Pengurangan pecahan dengan berpenyebut berbeda dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan mengubah ke bentuk pecahan lain yang

senilai sehingga penyebutnya menjadi sama dan menyamakan

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

44

penyebut dengan KPK kedua bilangan (mencari bentuk pecahan yang

senilai).

Perhatikan contoh berikut.

1) Pengurangan dengan penyebut sama.

3

4−

1

4= ⋯

3

4−

1

4=

3−1

4=

2

4=

1

2

Jadi, 3

4−

1

4=

1

2

2) Pengurangan dengan penyebut berbeda.

a) Mengubah bentuk pecahan lain sehingga penyebutnya menjadi

sama.

5

8−

1

6= ⋯

Bentuk senilai 5

8 adalah

10

16 ,

15

24 ,

20

32 ,

25

40 ,...

Bentuk senilai 1

6 adalah

2

12 ,

3

18 ,

4

24 ,

3

30 ,...

Pecahan 5

8 senilai dengan

15

24 dan pecahan

1

6 senilai dengan

4

24

5

8−

1

6=

15

24−

4

24=

15−4

24=

11

24

Jadi, 5

8−

1

6=

11

24

b) Menyamakan kedua penyebut dengan KPK

5

6−

1

4= ⋯

Penyebut kedua pecahan adalah 6 dan 4 dengan KPK 12.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

45

5

6−

1

4=

5 𝑥 2 − 1 𝑥 3

12=

10−3

12=

7

12

Jadi, 5

6−

1

4=

7

12

e. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan

Contoh:

Bibi mempunyai persediaan gula pasir kg. Bibi membeli gula pasir

di toko Anis kg. Kemudian bibi menggunakan gula pasir untuk

campuran membuat kue kg. Berapa persediaan gula pasir bibi

sekarang?

Jawab:

1

4+

2

5−

1

5 = ⋯

1

4+

1

5 =

1𝑥5

4𝑥5+

1𝑥4

5𝑥4=

5+4

20=

9

20

7. Media Pembelajaran Blok Pecahan Lingkaraan

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar

mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru dituntut untuk

dapat menggunakan berbagai media yang sudah tersedia maupun

membuat media yang baru. Arsyad, A., (2007:3) mengemukakan media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Gerlach & Ely (dalam Arsyad, A., 2007: 3) mengatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dari

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

46

pengertian ini maka guru, buku teks, maupun lingkungan sekolah

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam

proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau vebal.

Media pembelajaran dapat memberikan manfaat dalam proses

belajar siswa. Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, A., 2007:24) mengemuka-

kan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu;

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih bermakna sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi siswa juga dapat mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Penjelasan mengenai media diatas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk membantu siswa

dalam proses pembelajaran. Media sangat penting digunakan untuk

mempermudah siswa dalam memahami konsep materi yang diajarkan.

Penggunaan media memungkinkan pembelajaran menjadi menyenangkan

dan lebih bermakna.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

47

Media pembelajaran pada materi pecahan di kelas IV dalam

penelitian ini menggunakan media pembelajaran blok pecahan lingkaran

yang terbuat dari kardus dan kertas warna. Lingkaran tersebut dipotong

sesuai dengan nilai pecahan. Media pebelajaran pecahan yang digunakan

adalah sebagai berikut.

Gambar 2.6 Media Pembelajaran Blok Pecahan Lingkaran

Gambar 2.6 merupakan media pembelajaran materi pecahan

pembelajaran blok pecahan lingkaran dan bagian yang berwarana kuning

menunjukkan nilai pecahan dan . Media tersebut digunakan untuk

membantu siswa dalam menanamkan konsep dan pemahaman konsep

materi pecahan. Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dalam

rangka menemukan konsep dan pemahaman materi pecahan.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil peneltian yang mendukung yaitu oleh Winarni, S (2011:17-24)

pada jurnal edumatica dengan judul Penanaman Konsep Bilangan Desimal

dengan Menggunakan Kalkulator pada Siswa Kelas IV SD Negeri N0. 7

Ngulak. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kalkulator dapat

memudahkan siswa dalam menemukan pola bilangan pecahan yang

3

4

2

8

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

48

penyebutnya 10, 100, dan 1000 menjadi bilangan desimal dan sebaliknya,

mengerti konsep lambang biangan berbeda apabila dikalikan atau dibagikan

bilangan yang sama menghasilkan bilangan yang sama, dan konsep kesamaan

dan ketidaksamaan bilangan desimal. Penelitian selanjutnya yang mendukung

adalah penelitian yang dilakukan oleh Irianto,S dan Eka, K.I (2011:187-194)

yang termuat dalam jurnal internasional educare. Penelitian tersebut

menyebutkan bahwa adanya pengaruh motivasi belajar siswa setelah

diterapkanya model Delikan terhadap prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Tahap pembinaan keterampilan pada pembelajaran matematika

membutuhkan berbagai alat bantu. Penggunaan teknologi merupakan salah

satu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu siswa mempelajari

berbagai keterampilan berhitung matematika. Penggunaan teknologi dapat

diterapkan pada tahap ketiga dari tahap pembelajaran matematika yaitu tahap

pembinaan keterampilan.

Pembinaan keterampilan dalam pembelajaran matematika dapat

menggu-nakan alat bantu kalkulator. Mitos yang berkembang dalam

penggunaan kalkulator pada pembelajaran dapat membuat siswa menjadi

bodoh. Pendapat para ahli justru sebaliknya yaitu kalkulator tidak

menggantikan pemahaman berhitung karena kalkulator hanya menunjukan

hasil sesuai yang diinput. Guru dan siswa belum mampu menggunakan

kalkulator dalam menyelesaikan soal matematika. Hal ini diungkapkan pula

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

49

oleh guru dan wali murid saat wawancara. LKS yang digunakan siswa

sebelumnya setelah dievaluasi dengan mengisi angket penilaian. Hasil

penilaian diperoleh LKS belum memenuhi syarat LKS yang baik dan belum

ada petunjuk penggunaan kalkulator.

Berdasarkan uraian tersebut dibutuhkan pengembangan LKS

matematika menggunakan kalkulator berbasis model Delikan. LKS produk

yang dinyatakan valid setelah divalidasi oleh validator dan direvisi akan diuji

cobakan dalam pembelajaran. Pengembangan LKS matematika menggunakan

kalkulator bebasis model Delikan diharapkan dapat berpengaruh terhadap

prestasi belajar matematika siswa.

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir

Tahap pembinaan keterampilan

membutuhkan berbagai alat bantu.

Penggunaan teknologi seperti kalkulator

dianggap sebagai alat pembodohan siswa.

Guru dan siswa belum banyak

yang mampu menggunakan

kalkulator untuk menyelesaikan

perhitungan matematika.

Evaluasi LKS Matematika

Persyaratan LKS belum memenuhi syarat LKS yang baik dan

belum ada penggunaan kalkulator dalam pembelajaran.

Pengembangan LKS Matematika Menggunakan Kalkulator

Berbasis Model Delikan

Validasi

Layak

Digunakan dalam pembelajaran

untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa

Revisi

Tidak

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/6629/3/BAB II_SUSANTI_PGSD'16.pdf · perangkat pembelajaran yang sesuai. Salah satu penunjang pembelajaran didalam perangkat

50

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka hipotesis dari penelitian

ini yaitu:

1. Kondisi faktual penggunaan LKS Matematika di Sekolah Dasar masih

terdapat kekurangan.

2. Pengembangan LKS Matematika materi pecahan menggunakan kalkulator

berbasis model Delikan di kelas IV Sekolah Dasar sesuai dengan kriteria

syarat LKS yang baik.

3. Validitas pengembangan LKS Matematika materi pecahan menggunakan

kalkulator berbasis model Delikan di kelas IV Sekolah Dasar memperoleh

rata-rata valid.

4. Terdapat pengaruh penggunaan LKS Matematika materi pecahan menggu-

nakan kalkulator berbasis model Delikan di kelas IV Sekolah Dasar.

5. Respon guru terhadap LKS Matematika materi pecahan menggunakan

kalkulator berbasis model Delikan di kelas IV Sekolah Dasar memperoleh

rata-rata dengan kriteria setuju.

6. Respon siswa terhadap LKS Matematika materi pecahan menggunakan

kalkulator berbasis model Delikan di kelas IV Sekolah Dasar memperoleh

rata-rata dengan kriteria baik.

Pengembangan Lembar Kerja…, Susanti, FKIP UMP, 2016