bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. kebudayaanrepository.ump.ac.id/4342/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kebudayaan
a. Definisi Kebudayaan
Manusia sebagai mahluk hidup yang memiliki kebudayaan.
Kebudayaan tersebut mempengaruhi manusia yang menjadi bagian
dari masyarakat. Manusia sebagai bagian dari masyarakat marupakan
perseorangan (individual) yang membawa keunikan kepribadian.
Kepribadian ini tidak lepas dari masyarakat dan kebudayaan dimana
manusia itu hidup. Kebudayaan mempengaruhi tindakan manusia
yang terjadi dalam rangka mempertahankan dirinya demi
kelangsungan hidup di masyarakat. Manusia dan kebudayaan menjadi
satu kesatuan, karena antara manusia dan kebudyaan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
keanekaragaman kebudayaan yang berkembang. Kebudayaan yang
berkembang merupakan hasil dari budi, cipta, rasa, dan karya
manusia. Pengertian kebudayaan menurut Herusatoto (2008: 8-9)
adalah sebagai ukuran dalam hal hidup dan tingkah laku manusia di
dalamnya tercakup hal-hal tentang bagaimana tanggapan manusia
terhadap dunianya, lingkungan, dan masyarakatnya, seperangkat nilai-
12
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
13
nilai yang menjadi landasan pokok untuk menentukan sikap terhadap
dunia luarnya, bahkan untuk mendasari setiap langkah laku yang
hendak dan harus dilakukannya terkait dengan pola hidup dan cara
kemasyarakatannya. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa
manusia pada hakikatnya adalah mahluk budaya. Menurut beberapa
ahli tentang pengertian kebudayaan dapat didefinisikan bahwa
kebudayaan secara sempit mencakup kesenian dengan semua cabang-
cabangnya, dan definisi secara luas mencakup semua aspek kehidupan
manusia. Meinarno (2011: 90-91) mendefinisikan bahwa kebudayaan
berasal dari kata buddayah yang berarti akal, maka tentunya budaya
hanya dicapai dengan kemampuan akal yang tinggi tingkatannya yang
dalam hal ini dimiliki oleh manusia. Manusia yang memiliki
kebudayaan tinggi disebut sebagai insan berbudaya. Menurut
Depdikbud (1981) kebudayaan dalam arti sempit adalah kesenian
yang bertitik berat pada estetika. Dalam arti luas merupakan
perwujudan dan keseluruhan hasil logika, etika, dan estetika manusia
dalam rangka perkembangan kepribadiannya, hubungannya dengan
manusia lain, dengan alam sekitar dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat dalam Meinarno (2011:
90) mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat dan dijadikan manusia dengan belajar. Berdasarkan
definisi kebudayaan menurut pendapat beberapa tokoh diatas
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
14
membawa kita pada satu keadaan yang sama, yaitu kebudayaan ada
ditengah-tengah masyarakat, kebudayaan muncul karena adanya
tingkah laku dalam masyarakat dan yang utama kebudayaan adalah
untuk dipelajari. Kebudayaan terlahir karena adanya tingkah laku dari
masyarakat. Kebudayaan harus dipelajari melalui enkulturasi, yaitu
proses sosial budaya yang dipelajari dan ditransmisikan dari generasi
ke generasi. Tujuannya adalah agar kebudayaan tidak terpinggirkan
seiring dengan berkembangnya jaman. Kebudayaan yang ada
bukanlah milik seseorang saja, namun kebudayaan adalah milik
seluruh anggota masyarakat.
Indonesia merupakan negara kepulauan, negara kesatuan,
Bhineka Tunggal Ika, serta menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila.
Negara Indonesia berkembang bermacam-macam suku, ras, budaya,
agama, bahasa, kebiasaan, dan adat istiadat yang tersebar dari pulau
Sabang sampai pulau Marauke. Berbagai macam suku, ras, budaya,
agama, bahasa, kebiasaan, dan adat istiadat yang berkembang telah
mengantarkan Indonesia pada destinasi wisata budaya warisan dunia.
Berkembangnya berbagai macam suku, ras, budaya, agama, bahasa,
kebiasaan, dan adat istiadat berkembang di Indonesia tidak
menjadikan Indonesia saling terpecah-belah dengan perbedaan yang
ada. Berbagai macam perbedaan tersebut merupakan suatu hal yang
menjadikan masyarakat Indonesia dapat bersatu, hidup rukun, saling
menghormati perbedaan satu dengan yang lainnya sesuai dengan
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
15
semboyannya yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda
tetap satu yaitu Indonesia. Bercerita tentang kebudayaan yang
berkembang di Indonesia tidak akan ada habisnya dikarenakan
Indonesia memiliki macam suku, ras, budaya, agama, bahasa antara
daerah satu dengan daerah yang lain berbeda-beda.
b. Globalisasi dan Kearifan Lokal
Globalisasi dan kearifan lokal merupakan satu kesatuan
dimana dampak dari arus globalisasi akan berdampak pada kearifan
kebudayaan lokal yang berkembang pada suatu wilayah. Dampak
postif dan negatif dari globalisasi dapat berpengaruh pada penurunan
nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat. Globalisasi telah
banyak menimbulkan dampak negatif berupa pengikisan nilai-nilai
luhur budaya bangsa dengan digantikan dengan budaya asing yang
seringkali bertentangan dengan budaya masyarakat Indonesia.
Fenomena yang terjadi merupakan bentuk ketidakmampuan individu
masyarakat dalam menghadapi dinamika sosial budaya melalui proses
belajar dari budaya asing. Arus globalisasi merupakan ancaman bagi
budaya asli yang mencitrakan lokalitas khas daerah.
Mengetahui kearifan lokal di suatu wilayah hendaknya dapat
memahami nilai-nilai budaya yang berkembang pada wilayah
tersebut, mulai dari adat istiadat, budaya, bahasa, dan lain sebagainya.
Definisi kearifan lokal menurut Meinarno (2011: 98) adalah sesuatu
yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu dan
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
16
mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu. Kearifan lokal
merupakan cara-cara dan praktik-praktik yang dikembangkan oleh
sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam
mereka akan lingkungan setempat yang terbentuk dari tempat tinggal
di tempat tersebut secara turun-temurun. Kearifan lokal berasal dari
dalam masyarakat sendiri, disebarluaskan secara non formal, dimiliki
secara kolektif oleh masyarakat yang bersangkutan, dikembangkan
selama beberapa generasi dan mudah diadaptasi, dan tertanam di
dalam cara hidup masyarakat sebagai saranauntuk bertahan hidup.
Indonesia memiliki masyarakat yang terdiri atas bermacam-macam
suku dengan budayanya masing-masing, sehingga Indonesia memiliki
jumlah kearifan lokal yang sangat banyak.
c. Budaya Banyumasan
Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang ada di
provinsi Jawa Tengah bagian barat, salah satunya adalah budaya
Banyumasan. Budaya Banyumas menurut Fidiyani (2008: 23) adalah
sub kultur Jawa yang memiliki corak ragam tersendiri yang tumbuh
dan berkembang sebagai bagian dari pola kehidupan wong cilik yang
hidup di daerah pedalaman dengan ciri kultur agraris, sederhana,
egaliter, dan sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran kuno. Disisi lain
budaya Banyumas terbentuk sebagai akibat kondisi geografis yang
terletak diantara dua kekuatan budaya besar yakni budaya Jawa dan
budaya Sunda. Perpaduan dua budaya itu mengakibatkan corak
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
17
kebudayaan Banyumas yang tidak lepas dari kedua kutub besar
tersebut.
Berbicara mengenai budaya, setiap daerah pasti memiliki
kebudayaan masing-masing yang berbeda dengan daerah lain, seperti
halnya dengan Banyumas. Budaya Banyumaan adalah hasil budi dan
daya serta cipta, karsa, dan karya yang berupa barang bergerak atau
tidak termasuk kepercayaan yang khas dimiliki masyarakat banyumas
yang mungkin tidak terdapat di daerah lain.
Kebudayaan yang berkembang merupakan warisan asli
Banyumas dan dikembangkan oleh masyarakat terdahulu sebagai
tradisi yang mencerminkan kehidupan masyarakat tempo dulu.
Diharapkan kebudayaan yang telah ada jangan sampai terkikis seiring
berkembangnya jaman terhadap arus globalisasi. Dampak arus
globalisasi dapat menurunkan serta mempengaruhi kebudayaan
Banyumas apabila masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten
Banyumas tidak tanggap dengan kebudayaan. Dampak yang lain
adalah dampak kepada generasi penerus bangsa, bisa jadi generasi
penerus bangsa tidak dapat melihat dan merasakan budaya
Banyumasan.
2. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis dan syarat perkembangan, perubahan atau
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
18
perkembangan pendidikan merupakan hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan yang
dimaksud dalam artian perbaikan pendidikan pada semua jenjang
pendidikan yang ada dan perlu dilakukan perbaikan terus-menerus
sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan tidak akan
pernah berakhir karena pada dasarnya pendidikan akan berlangsung
secara kontinyu (terus-menerus) sampai akhir hayat. Kosasih (2010:
3) mendefinisikan pendidikan sebagai upaya yang terorganisir,
berencana, dan berulang kontinyu (terus-menerus sepanjang hayat) ke
arah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa,
dan berbudaya (civilized). Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Beberapa pengertian pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan
mencakup semua aspek yang ada dalam kehidupan bermasyarakat,
tidak hanya ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa namun siswa juga
memperoleh pengetahuan budaya untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan tempat siswa tinggal dan berlangsung terus-menerus
sepanjang hayat.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
19
Dunia pendidikan menurut Soleh (2011: 11) adalah dunia yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu
diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang ke arah
yang lebih baik. Pepatah mengatakan bahwa tidak ada zaman yang
tidak berkembang, tidak ada kehidupan manusia yang tidak bergerak,
dan tidak ada manusia pun yang hidup dalam strategi peradaban dan
semua itu bermuara pada pendidikan, karena pendidikan adalah
pencetak peradaban manusia. Penjelasan mengenai pendidikan dan
dunia pendidikan adalah bahwa antara pendidikan dan dunia
pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa dapat
memperoleh pendidikan lebih berupa ilmu pengetahuan sebagai bekal
dimasa yang akan datang. Pengertian sekolah menurut Kosasih (2010:
4) adalah salah satu lembaga pendidikan tempat belajar dimana siswa
akan berusaha membina, mengembangkan dan menyempurnakan
potensi dirinya serta dunia kehidupan dan masa depannya. Pendidikan
merupakan salah satu tempat mempersiapkan generasi muda menjadi
menusia dewasa dan berbudaya. Melalui sekolah diharapkan dapat:
1) Dibina hari esok kehidupannya (tomorrow’s life) anak, disiapkan
untuk hidup dalam dunia nyata (real life) yang didiami atau
dilakoninya hari ini dan yang diperkirakan masa mendatang.
Fungsi sekolah sebagai laboratorium atau stasiun transit benar-
benar terlaksana.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
20
2) Tertib sekolah, Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
setiap pelajaran, perilaku warga sekolah hendaknya memuat dan
mencerminkan nilai-nilai utama yang diinginkan mempribadi dan
menjadi budaya anak dikehidupan di hari esoknya. Nilai-nilai
luhur pancasila dan kepribadian Indonesia hendaknya terbaca
dalam kehidupan peraturan, TIK, dan budaya sekolah.
b. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah
berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan
kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan di luar
kegiatan intrakurikuler. Menurut Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional tahun 2014 menjelaskan bahwa pedoman khusus mengenai
kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah sudah diatur oleh undang-undang tahun 2003. Pasal 3
Undang-Undang Nomor 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta tanggung jawab. Pengembangan potensi siswa
sebagimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut
dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dapat menentukan dan
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
21
mengembangkan potensi siswa,serta memberikan manfaat sosial yang
besar dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dengan orang lain. Melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat
memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas siswa yang berbeda-beda.
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Peraturan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang
kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah adalah
kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh siswa di luar jam belajar
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian siswa secara optimal untuk mendukung pencapaian
tujuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
dikembangkan dengan dua prinsip: 1) partisipasi aktif yaitu bahwa
kegiatan ekstrakurikuler menurut keikutsertaan siswa secara penuh
sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing; dan 2)
menyenangkan uaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
dalam suasana yang menggembirakan bagi siswa. Ruang lingkup
kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara berkelompok, yaitu
berkelompok dalam datu kelas (klasikal), berkelompok dalam kelas
paralel, dan berkelompok antarkelas.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah merupakan
suatu bentuk perhatian sekolah kepada siswa supaya siswa dapat
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
22
melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Kegiatan
ekstrakurikuler menurut Arikunto (1998:57) dalam Suryosubroto
(2009: 287) adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang
pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam
pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan siswa. Tujuan dari ekstrakurikuler
adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Siswa dapat mengembangkan bakat dan
minat siswa dalam upaya membina pribadi menuju pembinaan
manusia seutuhnya yang positif.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan minat belajar siswa, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa. Sadiman (2008: 6-7)
mendefinisikan media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Media pembelajan menurut Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) dalam
Sadiman (2008: 7) adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
23
maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Batasan media
menurut pendapat di atas dapat disimpulan bahwa ada persamaan
media yaitu, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
b. Peranan Media
Peranan media menurut Herry, Badru, dan Cepi (2008: 4)
adalah dalam proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Proses komunikasi guru berperan sebagai komunikator
(communicator) yang bertugas menyampaikan pesan kepada siswa.
Siswa bertindak sebagai penerima pesan (communican). Media
pembelajaran memiliki tujuan agar pesan yang disampaikan guru
dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan.
Proses komunikasi divisualisasikan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1 Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
c. Fungsi Media
Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat untuk
mempermudah guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
24
Fungsi utama media pembelajaran Herry, Badru, dan Cepi (2008: 11)
adalah sebagai sarana untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif. Media pembelajaran bukan sebagai alat hiburan, dengan
demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk
permainan atau memancing perhatian siswa semata. Media
pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran itu sendiri. Fungsi lain dari media pembelajaran adalah
untuk mempercepat proses pembelajaran dan meminimalisir adanya
salah penafsiran.
d. Jenis –jenis Media Pembelajaran
Jenis media pembelajaran salah satunya adalah media visual
yang tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan menurut
Herry, Badru, dan Cepi (2008: 31) contohnya adalah media tiga
dimensi. Media tiga dimensi adalah media pembelajaran yang dapat
lihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Media tiga dimensi
ini ter diri atas media realita dan media model. Media realita adalah
alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman secara langsung kepada para siswa (direct experiences).
Media realita merupakan model dan objek nyata dari suatu benda.
Menggunakan benda nyata dalam proses pembelajaran merupakan hal
yang sangat dianjurkan, sebab siswa akan lebih memahami materi
yang diajarkan. Penggunaan benda atau objek nyata bisa dilakukan
melalui kegiatan pemeranan kelas atau sekolah.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
25
Media model merupakan media tiruan dari beberapa objek
nyata, seperti objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek
yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang
terlalu rumit untuk dibawa kedalam kelas dan sulit dipelajari siswa
wujud aslinya. Media model menurut Herry, Badru, dan Cepi (2008:
31) adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Media model terdiri dari bebrapa jenis, antara lain
model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model
susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up, dan
diorama. Berdasarkan beberapa jenis media model yang ada, peneliti
memilih diorama dengan alasan diorama sesuai dengan kriteria media
pembelajaran yang akan peneliti buat.
Diorama menurut Herry, Badru, dan Cepi (2008: 32) adalah
sebuah bentuk tiruan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu suasana atau keadaan yang
sebenarnya. Diorama biasanya terdiri atas objek-objek yang
ditempatkan pada suatu pentas mini yang berlatar belakang suatu
lukisan yang mendukung penyajiannya. Diorama yang disajikan
merupakan gambaran keadaan objek sesungguhnya yang dikemas
dalam bentuk minatur menyerupai bentuk dan keadaan sesungguhnya.
Tujuan utama diorama yang dibuat adalah untuk memperkenalkan
keadaan yang sesungunya di lapangan serta menyampaikan suatu
informasi yang penting kepada siswa.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
26
e. Manfaat Media
Manfaat media pembelajaran salah satunya adalah dapat
mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dikelas.
Herry, Badru, dan Cepi (2008: 13) mengatakan bahwa guru dapat
mengefektifkan pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran
melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki
nilai dan manfaat yang sangat menguntungkan, diantaranya:
1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak
2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil
4) Memperlihatkan gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau lambat
f. Kriteria Pemilihan Media
Dasar pertimbangan sebelum memilih media yang sesuai
sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai
tujuan yang diinginkan peneliti terhadap media yang dikembangkan.
Menurut pendapat Mc. Connel (1974) (Sadiman, 2008: 84)
mengatakan bila media itu sesuai pakailah (If The Medium Fits, Use
It!). Pernyataan dari bila media itu sesuai pakailah maka dapat
disimpulkan bahwa media yang akan digunakan dalam pembelajaran
hendaknya disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa dan
juga disesuaikan dengan karakteristik siswa. Media yang dibuat tidak
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
27
hanya bersifat menghibur tapi juga melihat sisi kebermanfaatan media
itu sendiri, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat merupakan faktor
utama dalam pemilihan sebuah media pembelajaran, tidak semua
media pembelajaran dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Faktor yang dipertimbangkan dalam pemililhan media menurut Dick
dan Carey (1978) (Sadiman, 2008: 86) menyebutkan ada empat
faktor, antara lain:
1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus
dibeli atau dibuat sendiri.
2) Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri ada dana,
tenaga dan fasilitasnya.
3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media
bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di
sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
4) Efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.
4. Permainan
Melaksanakan proses pembelajaran di kelas dapat dilakukan
melalui beberapa cara, salah satunya adalah dengan permainan.
Permainan (games) menurut Sadiman (2008: 75-76) adalah setiap kontes
antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
28
aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pemain
harus memiliki empat komponen utama, yaitu:
a. Adanya pemain (pemain-pemain)
b. Adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi
c. Adanya aturan-aturan main
d. Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai
Penggunaan permainan pada saat pembelajaran di kelas dapat
membuat proses belajar menjadi lebih menyanangkan. Kelebihan dari
permainan (games) menurut Sadiman (2008: 78-80), antara lain:
a. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan
sesuatu yang menghibur.
b. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk
belajar.
c. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.
d. Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-
peran kedalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.
e. Permainan bersifat luwes. Keluwesan berarti dapat mengadaptasikan
permainan ke kondisi-kondisi khusus yang ada. Permainan dapat
dipakai untuk:
1) Mempraktikan keterampilan membaca dan berhitung sederhana
2) Mengajarkan sistem sosial dan sistem ekonomi
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
29
3) Membentu siswa atau warga belajar meningkatkan kemampuan
komunikatifnya: memahami pendapat orang lain, memimpin
diskusi kelompok yang efektif, dan sebagainya
4) Membantu siswa atau warga belajar yang sulit dapat belajar
dengan metode tradisional
f. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran media
permainan dalam pembelajaran dapat membuat siswa seolah-olah mereka
sedang bermain sehingga rasa tegang dan jenuh dalam diri siswa dapat
dikurangi. Proses pembelajaran di sekolah pada akhirnya dapat berjalan
dengan lancar dan optimal. Tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai
dengan harapan yang diinginkan. Media permainan dalam pembelajaran
digunakan seperti layaknya permainan pada umumnya, yaitu permainan
tetap disajikan dengan cara yang menarik, mudah di mainkan, sehingga
siswa merasa senang dan tidak merasa bosan.
5. Permainan Edukatif
a. Permainan Edukatif
Permainan edukatif bertujuan untuk merangsang siswa supaya
dapat bermain sambil belajar. Educational games (permainan
edukatif) menurut Ismail, (2006: 119) adalah suatu kegiatan yang
sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan
yang sifatnya mendidik. Permainan yang digunakan dalam proses
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
30
pembelajaran dan dalam permainan tersebut mengandung unsur
mendidik atau nilai-nilai pendidikan.
b. Permainan Monopoli
Monopoli adalah suatu media pembelajaran siswa yang
dikemas dalam suatu permainan berbebtuk papan persegi. Permainan
monopoli merupakan permainan yang paling banyak peminatnya
mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Permainan monopoli,
pemain berlomba untuk mengumpulkan kekayaan yang melibatkan
pembelian, penyewaan, dan pertukaran tanah dengan menggunakan
uang mainan. Pemain mengambil giliran untuk melemparkan dadu
dan bergerak di sekeliling papan permainan mengikuti angka yang
diperoleh pada saat melempar dadu.
c. Permainan Monopoli Peta Budaya
Monopoli peta budaya adalah suatu media permainan berbasis
kebudayaan Kabupaten Banyumas yang dikemas dalam suatu
permainan monopoli. Konsep permainan monopoli peta budaya
adalah penggabungan dua media menjadi satu antara permainan
monopoli dengan diorama berupa miniatur kebudayaan.
Penggabungan dari dua media ini berisi tentang eksplorasi
kebudayaan yang berkembang di wilayah Kabupetan Banyumas.
Permainan monopoli peta budaya pada dasarnya sama dengan
permainan monopoli pada umumnya. Perbedaannya adalah dalam
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
31
media monopoli peta budaya terdapat diorama yang terletak ditengah
monopoli.
Monopoli dan diorama padukan menjadi permainan edukatif
yang bertujuan agar siswa kelas IV dapat bermain serta dapat
memahami kebudayaan Banyumas lebih dekat. Permainan monopoli
dalam permainannya hampir sama dengan permainan monopoli pada
umumnya, hanya saja dalam permainan ini pemain dituntut untuk siap
menjawab pertanyaan yang nantinya akan muncul pada saat
permainan berlangsung. Pertanyaan yang akan muncul didalam
permainan berisi ilmu pengetahuan kebudayaan yang berkembang di
wilayah Kabupaten Banyumas. Permainan monopoli peta budaya
memerlukan pengetahuan tentang kebudayaan Banyumas.
B. Penelitian yang Relevan
Efendi (2014) dengan penelitiannya yang berjudul “Implementasi
Kearifan Budaya Lokal pada Masyarakat Adat Kampung Kuta sebagai
Sumber Pembelajaran IPS” melakukan penelitian tentang kearifan budaya
lokal dan pentingnya kebudayaan bagi siswa. Penelitian yang dilakukan Agus
Efendi telah dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kemampuan penyerapan kebudayaan asing yang datang secara selektif,
artinya disesuaikan dengan suasana dan kondisi setempat. Nilai-nilai budaya
lokal mulai terabaikan dalam kehidupan masyarakat pada jaman sekarang.
Menanggapi permasalahan yang timbul dari arus globalisasi adalah usaha
mencari solusi alternatif guna menyikapi dampak globalisasi yang makin
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
32
menghawatirkan. Dampak dari globalisasi diperlukan berbagai pendekatan
dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki sebuah bangsa, termasuk
kearifan lokal suatu masyarakat. Sistem budaya lokal merupakan modal sosial
(social capital) yang besar, telah tumbuh dan berkembang secara turu-
temurun yang hingga kini kuat berakar-akar di masyarakat. Kearifan lokal
mempunyai peranan yang penting dalam menyelamatkan kebudayaan dari
arus globalisasi.
Issa (2012) dengan penelitiannya yang berjudul “Crosss Cultural
Differences In Management” melakukan penelitian tentang perbedaan lintas
budaya dimana perbrdaan sikap, perilaku, dan sikap yang menjadi latar
belakang adanya perbedaan lintas budaya di kalangan pelajar, mahasiswa, dan
pekerja dalam mengolah menagement. Penelitian yang dilakukan Tagreed
Issa Kawar telah dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
budaya hendaknya dikenalkan mulai dini pada masa kanak-kanak. Masa
kanak-kanak merupakan masa dimana anak memiliki kemampuan untuk
menyerap norma-norma budaya dari lingkungan budaya dimana anak itu
tinggal dan bermain. Budaya dapat membantu manusia untuk dapat
beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, walaupun dalam
lingkungan tersebut berbeda kebudayaannya. Budaya menjadi ciri khas dalam
membedakan manusia satu dengan yang lainnya.
Park, Hyungsung (2012) dengan penelitiannya yang berjudul
“Relationship between Motivation and Student’s Activity on Education
Game” melakukan penelitian tentang hubungan antara permainan pendidikan
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
33
dengan meningkatkan motivasi pembelajaran di kalangan mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan Hyungsung Park telah dikatakan berhasil. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa dalam peranan permainan pendidikan dalam
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, keefektifan, serta meningkatkan
pengetahuan siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru. Siswa lebih
menyukai pembelajaran dengan cara bermain, dengan bermain dapat
membantu siswa meningkatkan motivasi untuk belajar. Hasil utamanya
adalah pembelajaran dengan menggunakan permainan (games) siswa lebih
termotivasi untuk belajar.
Berdasarkan hasil jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya
mengenalkan kebudayaan kepada anak mulai sejak kecil. Manfaat dari
mengenalkan kebudayaan sejak kecil kepada anak dapat memberikan dampak
yang positif bagi kebudayaan lokal dan kearifan lokal. Kearifan lokal
mempunyai peranan yang penting dalam menyelamatkan kebudayaan dari
arus globalisasi. Budaya dapat membantu manusia untuk dapat beradaptasi
dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, walaupun dalam lingkungan
tersebut berbeda kebudayaannya. Kebudayaan berkembang secara turun-
temurun, apabila tidak dilestarikan maka akan menurunkan nilai-nilai budaya
dalam masyarakat. Budaya menjadi ciri khas dalam membedakan manusia
satu dengan yang lainnya. Penurunan nilai-nilai kebudayaan salah satunya
adalah adanya arus globalisasi yang dapat menurunkan nilai budaya asli
daerah dan menggantinya dengan kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan masyarakat Indonesia. Mengajarkan kebudayaan kepada anak
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
34
atau siswa dapat menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah dengan
menggunakan media permainan (games) yang sesuai dan menarik untuk
siswa. Media permainan (games) dapat merangsang siswa untuk berfikir
sportif, kreatif, dan mandiri.
C. Kerangka Pikir
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang
dilakukan di luar strtktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran agar
dapat memperluas wawasan pengetahuan siswa dan kemampuan siswa. Sebab
itu, guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga membuat siswa merasa senang saat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan salah
satunya adalah belajar dengan cara permainan. Permainan dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, karena siswa menerima materi melalui
permainan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pada kegiatan
ekstrakurikuler belum tersedianya media permainan yang tentang
kebudayaan. Hasil yang telah didapat peneliti pada saat obervasi berupa
informasi dari siswayang wawancara bersama guru bahwa siswa akan merasa
senang dan antusias mengikuti pembelajaran pada saat guru dalam
memberikan materi menggunakan media. Media pembelajaran berupa
permainan edukatif bernama monopoli peta budaya berbasis pengetahuan
kebudayaan. Melalui permainan siswa akan lebih cepat memahami materi
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
35
yang disampaikan, karena dalam memahami kebudayaan dibutuhkan
pemahaman mulai dari dasar salah satunya menggunakan media.
Rencana dan desain pengembangan media yang akan dilakukan
peneliti adalah dengan menyesuaikan materi kebudayaan, merencanakan
media seperti apa yang dapat menarik perhatian siswa, serta menyusun dan
merencanakan desain pengembangan yang cocok digunakan pada siswa kelas
IV. Peneliti melakukan evaluasi berdasarkan latar belakang masalah untuk
menciptakan dan mengembangkan media yang belum tersedia dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Bentuk media yang akan dibuat meliputi dari pengembangan
desain, bentuk, ukuran, uang-uagan, tata cara permainan, dan peraturan
permainan.
Proses pengembangan akan melalui tahap validasi dan uji coba untuk
menghasilkan media pembelajaran yang baik. Proses validasi akan dilakukan
dengan 2 validator yaitu validasi ahli materi dan validasi ahli media. Setelah
proses validasi telah selesai dan tidak ada revisi maka media monopoli peta
budaya dapat diujicobakan. Proses uji coba siswa akan mengerjakan pretest
dan posttest untuk mengetahui keefektifan media monopoli peta budaya guna
meningkatkan pengetahuan siswa tentang kebudayaan sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan media. Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa
akan memberikan respon terhadap media pembelajaran monopoli peta
budaya. Akhir dari proses penelitian ini diharapkan pengetahuan siswa
tentang kebudayaan Banyumas meningkat.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
36
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Kondisi faktual pemanfaatan media pembelajaran monopoli peta budaya
berbasis pengetahuan budaya Banyumasan .
2. Bentuk pengembangan media pembelajaran monopoli peta budaya
berbasis pengetahuan budaya Banyumasan.
3. Validasi pengembangan media pembelajaran media pembelajaran
monopoli peta budaya berbasis pengetahuan kebudayaan.
4. Respon guru terhadap media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis
pengetahuan kebudayaan.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017
37
5. Respon siswa terhadap media pembelajaran monopoli peta budaya
berbasis pengetahuan kebudayaan.
6. Pengaruh media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis
pengetahuan budaya Banyumasan.
7. Kelayakan media pembelajaran monopoli peta budaya berbasis
pengetahuan budaya Banyumasan.
Pengembangan Media Monopoli…, Annisa Maulida, FKIP, UMP, 2017