bab ii kajian pustaka a. model pembelajaran 1. pengertian...

16
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Adi (dalam Suprihatiningrum, 2013: 142) memberikan definisi model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Winataputra (1993) mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajar (Suyanto dan Jihad, 2013: 134). Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan pola pilihan para guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dan

Upload: phamphuc

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Joyce & Weil (dalam

Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Menurut Adi (dalam Suprihatiningrum, 2013: 142) memberikan definisi model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur

dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam

merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Winataputra (1993)

mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

belajar-mengajar (Suyanto dan Jihad, 2013: 134).

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan pola pilihan para guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

9

efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan. Model

pembelajaran merupakan suatu prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Berfungsi sebagi pedoman

bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan

proses belajar mengajar.

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Rusman (2012: 136) mengemukakan bahwa model pembelajaran memiliki

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai

contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan

berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi

dalam kelompok secara demokratis.

2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,

misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam

pembelajaran mengarang.

4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; (4)

sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila

guru akan melaksanakan suatu mkodel pembelajaran.

5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut

meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)

Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

10

6. Membuat persiapan mengajar (desain instrusional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

Rofa’ah (2016: 71) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran

secara khusus daintaranya adalah:

a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa mengajar.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

dengan berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Ciri-ciri model pembelajaran yang baik yaitu adanya keterlibatan intelektual

dan emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat,

dan pembentukan sikap, adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif.

Selama pelaksanaan model pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator,

koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik.

B. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat

bagi peserta didik. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran

yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli

pendidikan. Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

11

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012: 202).

Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep,

menyelesaikan persoalan atau inkuiri (Yensy, 2012: 26). Sanjaya (dalam Rusman,

2012: 203) memberikan definisi cooperative learning merupakan kegiatan belajar

siswa yang dilakukan dengan cara kelompok. Model pembelajaran kelompok

adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pembelajaran yang

menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Konsep pembelajaran ini

yaitu siswa bekerja sama dalam belajar kelompok dan masing-masing kelompok

bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh

anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Banyak anggota

suatu kelompok dalam belajar kooperatif biasanya terdiri dari empat sampai enam

orang dimana anggota kelompok yang terbentuk diusahakan heterogen berdasarkan

perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin dan etnis.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Arrends (dalam Suprihatiningrum, 2013: 197-198) menyatakan bahwa the

cooperative learning model was developed to achive at least three important

instructional goals; academic achievement, acceptance of diversity, and social skill

development, yang maksudnya adalah model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai sekurang-kurangnya tiga tujuan pembelajaran,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

12

yaitu hasil pembelajaran akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan

pengembangan keterampilan sosial.

a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif memberikan keuntungan baik pada siswa

kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menyeleseikan

tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa

kelompok bawah. Jadi, siswa kelompok bawah memperoleh bantuan dari teman

sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Siswa kelompok atas

akan meningkat kemampuan akademiknya, karena memberikan pelayanan

sebagai tutor membutuhkan pemikiran yang mendalam tentang hubungan ide-

ide yang terdapat pada materi tertentu.

b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Pembelajaran kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari berbagai latar

belakang dan kondisi, untuk bekerja dan saling bergantung satu sama lain atas

tugas-tugas bersama.

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja

sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki dalam

masyarakat. Keterampilan-keterampilan khusus dalam pembelajaran kooperatif,

disebut keterampilan kooperatif dan berfungsi untuk melancarkan hubungan

kerja dan tugas.

Pembelajaran kooperatif mengembangkan diskusi dan komunikasi dengan

tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling

menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

13

kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan

diri sendiri maupun teman lain.

3. Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2012: 212) menyebutkan

ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu

sebagai berikut:

a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyeleseian tugas tergantung

pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja

kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh

karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling

ketergantungan.

b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan

kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh

karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interacdtion), yaitu memberikan

kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka

melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi

dari anggota kelompok lain.

d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication, yaitu melatih siswa

untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

14

e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

C. Tipe Pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD)

1. Pengertian Tipe Pembelajaran Students Team Achievement Division

(STAD)

Model STAD ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (dalam Rusman, 2012: 213-214) model

STAD (Student Team Achievement Divisions) merupakan variasi pembelajaran

kooperatif yang paling banyak diteliti. Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa:

“Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong

dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.

STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau

teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota

4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan

perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah (Suprihatiningrum, 2012: 202-203).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam implementasinya sangat

memerlukan tekad, inovasi dan kesabaran guru dalam merancang pembelajaran

sehingga peserta didik benar-benar menjadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru merasa lebih ringan

pekerjaannya, karena untuk memahami materi pelajaran guru sudah dibantu oleh

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

15

siswa sehingga penanganan kesulitan belajar siswa lebih mudah (Sunilawati, dkk,

2013: 3).

Terkait pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

tipe STAD merupakan pembelajaran dengan sistem belajar kelompok dan

beranggotakan siswa yang beragam kemampuan, jenis kelamin, karakter dan suku

(heterogen). Pada setiap kelompok siswa saling membantu satu sama lain untuk

menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Model STAD menekankan peserta

didik mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain.

2. Langkah-Langkah Tipe Pembelajaran Students Team Achievement Division

(STAD)

Deskripsi mengenai langkah-langkah pembelajaran STAD seperti yang

dikemukakan oleh (Rusman, 2012: 215-216) adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut

dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri

dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam

prestasi akademik, gender/ jenis kelamin, ras atau etnik.

c. Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan

tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok

bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar

dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

16

demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan

dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara

mengerjakannya.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan

lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota

menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru

melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila

diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

e. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang

dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-

masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan

bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu

bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru

menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,70, 84, dan

seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

f. Penghargaan Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan

angka dengan rentang 0-100. Trianto (dalam Lubis, 2012: 30), menjelaskan bahwa

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-

langah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Fase-fase dalam

pembelajaran ini seperti tersajikan dalam tabel.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

17

Tabel 2.1 Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa.

Fase 2

Menyajikan atau menyampaikan

informasi.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar.

Fase 5

Evaluasi.

Fase 6

Memberikan penghargaan.

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai

pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien.

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat

mereka mengerjakan tugas mereka.

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun

hasil belajar individu maupun kelompok.

D. Pembelajaran Tematik

1. Hakikat Pembelajaran Tematik

Penetapan pembelajaran tematik (kurikulum 2013) oleh pemerintah tidak lepas

dari perkembangan akan konsep dari pendekatan terpadu itu sendiri. Pembelajaran

tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instrusction)

yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara

individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-

prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Majid, 2014: 80).

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam

berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi

sikap, keterampilan dan pengetahauan dalam proses pembelajaran, dan integrasi

berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

18

sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian

pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia (Shobirin, 2016: 90).

Menurut Gorys Keraf (dalam Majid, 2014: 86), kata tema berasal dari kata

Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata

itu mengalami perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema.

Menurut arti katanya, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu

yang telah ditempatkan”. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu

mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

Pembelajaran tematik berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak artinya

menolak drill sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual

anak. Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional maka pembelajaran

tematik lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif baik kognitif maupun skill

dalam proses pembelajarannya (Karli, 2010: 45).

Pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah

pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu dengan menghubungkan

berbagai bidang studi yang berkaitan. Adanya pemaduan tersebut peserta didik akan

memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi

lebih bermakna. Pembelajaran tematik mengembangkan keterampilan berpikir

siswa dan mengembangkan keterampilan sosial pada siswa.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut (Syafaruddin,

2012: 153-154) :

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

19

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai

dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai

subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu

memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas

belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa

(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada

sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yanglebih

abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang

paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami

konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan

bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

20

mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah

dan siswa berada.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Karakteristik pembelajaran tematik sebagai suatu proses pembelajaran harus

bermakna artinya konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep lain

akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari, siswa memahami langsung

prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya dan menekankan keaktifan siswa dalam

pembelajaran.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mustikasari (2014) dengan judul “Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Gaya Magnet melalui Model Student Teams

Achievements Division di Sekolah Dasar Negeri 02 Loning Kabupaten

Pemalang”. Penelitian ini menjelaskan bahwa penerapan model Student Team

Achievement Division di SDN 02 Loning dapat meningkatkan hasil belajar,

keaktifan siswa, dan performansi guru dalam pembelajaran. Hasil penelitian

menunjukkan nilai rata-rata sebelum menerapkan model STAD yaitu 58,81,

sedangkan nilai rata-rata pada siklus I mencapai 76,92 mengalami peningkatan

18,11 poin. Siklus II nilai rata-rata mencapai 87,04 mengalami peningkatan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

21

sebesar 10,12 poin dari siklus I. Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus

I memperoleh nilai rata-rata 64,20 sedangkan siklus II memperoleh nilai 82,47

mengalami peningkatan 18,27 poin. Nilai rata-rata performansi guru pada siklus

8I,17 sedangkan pada siklus II memperoleh nilai 88,73 meningkat 7,56 poin.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Jasman (2013) dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar IPS Pada Materi Perjuangan Melawan Penjajah dan Pergerakan Nasional

Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD) Pada Siswa Kelas V

SDN Saladang Kecamatan Lampasio”. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa

penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi perjuangan

melawan penjajah dan pergerakan nasional Indonesia. Hasil pengamatan

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik pada aktivitas guru

maupun siswa, hasil analisis data menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus

I mencapai 70% sedangkan siklus II mencapai 95% dan nilai rata-rata siswa pada

siklus I adalah 70,25 sedangkan pada siklus II mencapai 76,75.

Mengacu pada penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa bila penelitian

terdahulu membahas tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran IPA dan IPS (kurikulum KTSP), sedangkan pada penelitian yang akan

dilakukan memfokuskan pada pembelajaran tematik (kurikulum 2013).

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir analisis model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran tematik di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 Malang adalah sebagai

berikut :

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

22

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

1. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

2. Pembagian Kelompok

3. Presentasi dari Guru

4. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

5. Kuis (Evaluasi)

6. Penghargaan Prestasi Tim

Siswa

Pembelajaran di Kelas

Pembelajaran

Tematik

Keaktifan & Interaksi

Kelompok Meningkat

Prestasi Belajar

Meningkat

Efektifitas Pembelajaran Model

Kooperatif Tipe STAD

Guru

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian ...eprints.umm.ac.id/35563/3/jiptummpp-gdl-kurniadwir-48115-3-babii.pdf · Pengertian Model Pembelajaran . Model pembelajaran

23

Keterangan :

Pembelajaran di kelas menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Team Achievement Divisions) yang diterapkan dalam pembelajaran

tematik (kurikulum 2013). Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

STD ini memiliki 6 langkah pembelajaran yang meliputi: penyampaian tujuan dan

motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim

(kerja tim), kuis (evaluasi), dan penghargaan prestasi tim. Kegiatan belajar dan

mengajar tidak terlepas dari adanya guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

peserta didik. Pembelajaran ini berpusat pada siswa (student centered) yang lebih

banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada

siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Model pembelajaran tersebut dapat

meningkatkan keaktifan dan interaksi kelompok karena sistem pembelajarannya

yang menekankan pada kegiatan diskusi dan kegiatan berkelompok dengan anggota

yang heterogen. Model pembelajaran tersebut juga dapat meningkatkan prestasi

belajar karena di dalam kelompok siswa saling membantu satu sama lain untuk

menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Oleh karena itu, terjadi efektivitas

pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tematik.