bab ii kajian pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/bab ii.pdfpesan dan media...

35
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Makasenda dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul “Makna Pesan Komunikasi Tradisional Kesenian Masamper (Studi Pada Kelompok Masamper yang ada di Kecamatan Tuminting Kota Manado)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pesan dan simbol komunikasi tradisional kesenian masamper pada kelompok masamper yang ada di Kecamatan Tuminting. Penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Tuminting Kota Manado, dengan objeknya kelompok kesenian masamper yang ada di kecamatan tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dan penentuan informan menggunakan purposive sampling, sehingga yang menjadi informan adalah ketua-ketua kelompok masamper, anggota kelompok yang mengetahui secara mendalam tentang masamper. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah, pesan-pesan yang disampaikan melalui kesenian masamper menggunakan simbol nyanyian, gerakan, dan pakaian. Dalam nyanyian, telah ditetapkan beberapa tema yang dapat dibawakan dalam setiap pementasan, antara lain: tema pertemuan, pujian rohani, sastra daerah, perjuangan, percintaan, dan tema perpisahan. Sedangkan simbol gerakan hanya sebagai kombinasi dalam setiap penampilan. Simbol pakaian hanya sederhana yaitu menggunakan pakaian bebas dalam pementasan biasa dan meggunakan pakaian adat Sangihe dalam perlombaan. Kesimpulannya adalah masamper secara sosial merupakan sarana komunikasi dengan berbagai pihak

Upload: vuongnga

Post on 29-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Makasenda dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul “Makna Pesan

Komunikasi Tradisional Kesenian Masamper (Studi Pada Kelompok Masamper

yang ada di Kecamatan Tuminting Kota Manado)”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui makna pesan dan simbol komunikasi tradisional kesenian masamper

pada kelompok masamper yang ada di Kecamatan Tuminting. Penelitian

mengambil lokasi di Kecamatan Tuminting Kota Manado, dengan objeknya

kelompok kesenian masamper yang ada di kecamatan tersebut. Penelitian

menggunakan metode kualitatif, dan penentuan informan menggunakan purposive

sampling, sehingga yang menjadi informan adalah ketua-ketua kelompok

masamper, anggota kelompok yang mengetahui secara mendalam tentang

masamper. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik, observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah, pesan-pesan yang

disampaikan melalui kesenian masamper menggunakan simbol nyanyian, gerakan,

dan pakaian. Dalam nyanyian, telah ditetapkan beberapa tema yang dapat

dibawakan dalam setiap pementasan, antara lain: tema pertemuan, pujian rohani,

sastra daerah, perjuangan, percintaan, dan tema perpisahan. Sedangkan simbol

gerakan hanya sebagai kombinasi dalam setiap penampilan. Simbol pakaian hanya

sederhana yaitu menggunakan pakaian bebas dalam pementasan biasa dan

meggunakan pakaian adat Sangihe dalam perlombaan. Kesimpulannya adalah

masamper secara sosial merupakan sarana komunikasi dengan berbagai pihak

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

8

yang berisi pesan-pesan sosial yang mengacu pada aspek kehidupan sepanjang

masa yang di dalamnya menggunakan simbol-simbol komunikasi.

Iqbal dan Yohana (2017) melakukan penelitian dengan judul “Makna

Pesan Budaya Dalam Seni Pertunjukan Musik Tradisional Calempong di Desa

Kuok Kabupaten Kampar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di

Desa Kuok Kabupaten Kampar. Penelitian ini mengggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan interaksi simbolik. Informan penelitian adalah pemain

calempong, pelatih sanggar, masyarakat dan tokoh desa Kuok Kampar. Data

dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa makna situasi simbolik dalam seni pertunjukan calempong di

Desa Kuok Kabupaten Kampar terdiri dari alat utama, alat musik, calempong,

drum, saluang, sedangkan objek sosial seni pertunjukan calempong adalah

perilaku non verbal dalam bentuk gerakan dan kronemik. Makna produk interaksi

sosial seni pertunjukan calempong dalam bentuk pemain yang baik, tokoh

masyarakat dan penonton. Pemain menafsirkan seni pertunjukan memiliki nilai

seni budaya. Tokoh masyarakat Kampar menafsirkan seni pertunjukan memiliki

nilai solidaritas. Sedangkan penafsir menafsirkan seni pertunjukan sebagai

motivasi, sekaligus perasaan senang dan bangga. Tindakan terbuka pemain

calempong meliputi ekspresi wajah pemutar musik calempong melawan ritme

musik dan sikap pemain calempong dalam melakukan seni pertunjukan

calempong.

Prihatini (2017) melakukan penelitian dengan judul “Dakwah Melalui

Kesenian (Deskripsi Pesan Dakwah Dalam Kesenian Topeng Ireng di Desa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

9

Kuwaderan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang)”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan isi dan pesan-pesan dakwah yang terkandung

dalam kesenian topeng ireng di Desa Kuwaderan Kecamatan Kajoran Kabupaten

Magelang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field

research). Subjek penelitian ini adalah grup kesenian Topeng Loreng Macan

Kawedar yang ada di Desa Kuwaderan Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

Objek penelitian ini adalah seniman topeng ireng. Penelitian ini difokuskan pada

permasalahan yang berkaitan dengan pesan-pesan dakwah dalam syair lagu yang

dinyanyikan dan juga gerakan tari kesenian topeng ireng. Data yang diperoleh

dengan teknik pencatatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian topeng

ireng dapat ditinjau dari tiga aspek, yakni: (1) pesan aqidah yang mengacu pada

rukun iman, (2) pesan syariah yang meliputi ibadah, thaharah, shalat, zakat,

puasa, haji, dan mu’amalah, (3) pesan akhlak yang mencakup mahmudah dan

madzmumah.

B. Konsep Komunikasi Pembangunan

1. Komunikasi

Komunikasi secara terminologi berasal dari bahasa Latin communico yang

artinya membagi, dan communis yang artinya sama, sama disini diartikan sebagai

sama makna (Effendy, 2007:9). Jadi berkomunikasi berarti berusaha untuk

mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti antara kedua belah pihak yang

berkomunikasi. Agar orang mempunyai kesamaan makna maka komunikasi tidak

hanya bersifat informatif saja, melainkan juga harus bersifat persuasif. Menurut

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

10

Gie, komunikasi adalah penyampaian warta yang mengandung macam-macam

kepentingan dari seseorang kepada orang lain (Somad dan Priansa, 2014:115).

Dalam hal ini terdapat penyaluran gagasan dari seseorang ke orang lain guna

mendapatkan pengertian yang sama serta menimbulkan suatu tindakan.

Sedangkan menurut Hovland komunikasi berarti proses individu mengirim

stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang

lain. Komunikasi merupakan proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua

orang, dimana individu mengirim stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat

disebut sebagai pesan yang biasanya dalam bentuk verbal, dimana proses

penyampaian dilakukan melalui saluran komunikasi, dan terjadi perubahan atau

respons terhadap pesan yang disampaikan (Somad dan Priansa, 2014:116).

Sebagai suatu disiplin ilmu, definisi komunikasi hingga saat ini telah

sangat banyak diutarakan oleh ilmuwan komunikasi itu sendiri. Setiap definisi

memiliki perspektif yang berbeda-beda. Seperti halnya yang disampaikan oleh

Lasswell tahun 1948, dia membuat definisi komunikasi dengan merumuskan

“Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”, dalam

pandangan Lasswell komunikasi meliputi 5 (lima) unsur, yaitu; komunikator,

pesan, media, komunikan, dan efek. Jadi komunikasi adalah proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan

efek tertentu (Effendy, 2007:10).

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan berupa lambang-

lambang yang di dalamnya terdapat unsur rangsangan kepada orang lain dengan

tujuan menyamakan pemikiran antara pengirim dan penerima (Widjaja, 2000:15).

Hal yang sama disampaikan oleh Rogers bersama Lawrence Kincaid bahwa

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

11

komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya

akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 1998:19).

Terdapat banyak definisi komunikasi yang telah disampaikan oleh para

pakar komunikasi. Namun seiring perkembangan zaman membuat pengertian

komunikasi terus berkembang, yang dahulu mendefinisikan komunikasi hanya

sebatas dua orang atau lebih tanpa menggunakan media, kini komunikasi tidak

hanya sebatas seperti itu saja, bahkan media kini menjadi salah satu alat vital guna

kesuksesan komunikasi yang dilakukan. Dari pengertian di atas pula dapat

dianalisis beberapa komponen yang membentuk suatu proses komunikasi. Adapun

komponen-komponen tersebut antara lain:

a. Komunikator, merupakan pelaku yang menyampaikan atau mengirimkan

pesan, baik individu maupun kelompok.

b. Pesan, merupakan ide, gagasan, pendapat, informasi, ataupun materi yang

disampaikan. Sesuatu yang disampaikan harus dirancang sedemikian rupa

sehingga pesan tersebut dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.

c. Channel, saluran komunikasi yang digunakan. Adapula yang mengartikan

channel ini sebagai media komunikasi.

d. Komunikan, pelaku yang menerima pesan. Komunikan dapat bertindak

sebagai komunikan individu ataupun komunikan kelompok.

e. Efek, sesuatu yang timbul karena proses komunikasi, hal ini dapat berupa

tanggapan, respon, ataupun umpan balik (Effendy, 2003:253).

Komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu, juga dapat berhubungan dengan

disiplin ilmu lainnya. Ilmu komunikasi kemudian melahirkan sub-sub baru antara

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

12

lain: komunikasi politik, manajemen komunikasi, sosiologi komunikasi, psikologi

komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran, komunikasi lintas

budaya, hingga komunikasi pemerintahan.

2. Pembangunan

Pembangunan sering dirumuskan sebagai suatu proses perubahan yang

terencana dari situasi satu ke situasi lain yang dinilai lebih tinggi, dengan kata lain

pembangunan menyangkut proses perbaikan (Moeljarto T., 1995:3). Dalam

kehidupan sehari-hari individu akan menemukan terjadi pembangunan di segala

bidang, mulai infrastruktur, keilmuan dan sebagainya. Menurut Rogers,

pembangunan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan kemajuan sosial dan

material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya

yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang

mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Pembangunan sebagai suatu proses

perubahan sosial yang bersifat partisipatori sacara luas untuk memajukan keadaan

sosial dan kebendaan (Nasution, 2004:66). Sedangkan menurut Seers,

pembangunan berarti membangkitkan masyarakat di negara-negara berkembang

dari keadaan kemiskinan, tingkat melek huruf (literacy rate) yang rendah,

penganguran, dan ketidakadilan sosial. Pada kalangan neoekonomi, disepakati

bahwa pembangunan diartikan tidak semata-mata sebagai usaha peningkatan

kehidupan material saja, melainkan sama pentingnya dengan itu, adalah juga

bidang nonmaterial kehidupan manusia. Dalam GBHN pembangunan

didefinisikan sebagai proses meningkatnya kemajuan lahiriah dan kepuasan

batiniah yang dalam keselarasnnya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat

Indonesia (Efffendy, 1997:92).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

13

Pembangunan adalah proses sosial yang direkayasa, yang kata intinya

adalah perubahan sosial, dan rekayasa sosial model pembangunan terjadi secara

besar-besaran. Istilah pembangunan kini menyebar dan digunakan sebagai visi,

teori, dan proses yang diyakini oleh rakyat di hampir semua negara (Harun dan

Ardianto, 2012:4). Setiap pembangunan bukan hanya upaya untuk membangun

hal-hal yang bersifat modern saja. Pembangunan harus kembali pada tujuan

semula bahwa untuk memberi kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat.

Dalam Perang Dunia II gagasan pembangunan mempunyai 2 (dua) tujuan penting:

a. Pembangunan sebagai alat menyebarluaskan tata ekonomi Amerika

Serikat, di mana model ini berdasrkan pada mekanisme pasar dan

liberalisasi perdagangan.

b. Pembangunan bertujuan politis untuk menahan ide dan penerapan

komunisme yang dianggap membahayakan kepentingan Amerika Serikat

dan sekutunya.

Adapun tujuan pembangunan terbagi atas 2 bagian, yaitu:

a. Tujuan umum pembangunan adalah suatu proyeksi terjauh dari harapan-

harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik atau

masyarakat ideal terbaik yang dapat dibayangkan.

b. Tujuan khusus pembangunan ialah tujuan jangka pendek, pada tujuan

jangka pendek biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran

dari suatu program tertentu.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

14

3. Pola Komunikasi

Menurut Effendy (2007:32) bahwa pola komunikasi terdiri atas 3 (tiga)

macam, yaitu:

a. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa

media, tanpa ada umpan balik dari komunikan dalam hal ini komunikan

bertindak sebagai pendengar saja.

b. Pola Komunikasi dua arah atau timbal balik (two way traffic

communication) yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling tukar

fungsi dalam menjalani fungsi mereka, komunikator pada tahap pertama

menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi.

Namun pada hakikatnya yang memulai percakapan adalah komunikator

utama, komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses

komunikasi tersebut, prosesnya dialogis, serta umpan balik terjadi secara

langsung.

c. Pola komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu

kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan

saling bertukar pikiran secara dialogis.

Penelitian ini menggunakan bentuk pola komunikasi satu arah, yaitu

proses penyampaian pesan dari komunikator (Pemerintah) kepada komunikan

(masyarakat) dengan menggunakan media pentas kesenian ludruk, tanpa ada

umpan balik dari masyarakat penonton kesenian ludruk, karena dalam hal ini

masyarakat penonton tersebut bertindak sebagai pendengar dan penonton saja.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

15

4. Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan seperti halnya dengan komunikasi bisnis,

komunikasi pendidikan, dan sebagainya dimana terdapat 2 (dua) disiplin ilmu

yang dikombinasikan menjadi suatu disiplin ilmu. Dalam hal ini 2 (dua) disiplin

ilmu tersebut antara lain: komunikasi dan pembangunan. Quebral dan Gomez

telah merumuskan komunikasi pembangunan, dimana komunikasi pembangunan

adalah disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara

berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk mencapai peubahan sosial yang

berencana. Komunikasi pembangunan ini lebih mengutamakan kegiatan mendidik

dan memberi motivasi kepada masyarakat agar menjadi lebih baik. Komunikasi

pembangunan ini bertujuan untuk menanamkan gagasan-gagasan, sikap mental,

dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan arti sempit.

Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi

(sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal-balik) di antara semua pihak

yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara pemerintah dengan

masyarakat. Dalam hal ini bukan hanya dalam proses pembangunan saja,

melainkan dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap

pembangunan itu sendiri. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi pembangunan

merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan

keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang

memprakarsai pembangunan kepada masyarakat luas. Dalam arti sempit ini

kegiatan komunikasi pembangunan bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

16

memahami, menerima, dan berpartipasi dalam melakasanakan pembangunan

(Nasution, 2004:92).

Sedangkan Effendy (2007) merumuskan komunikasi pembangunan adalah

proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak

guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya guna meningkatkan kemajuan

lahiriah dan kepuasan batiniah yang dalam keselarasannya dirasakan secara

merata oleh seluruh rakyat.

Keberhasilan pembangunan berawal dari adanya komunikasi dalam

pembangunan. Komunikasi memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan.

Hedebro mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang

berkaitan dengan tingkat analisanya (Nasution, 2004:79), yaitu:

a. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan

bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini,

politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum

merupakan objek studi, sekaligus masalah-masalah yang menyangkut

struktur organisasional dan pemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk

studi jenis ini, sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan

merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat general (umum).

b. Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk memahami peranan media

massa dalam pembangunan nasional, namun lebih jauh spesifik. Persoalan

utama dalam studi ini adalah bagaimana media dapat dipakai secara

efisien, untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu

bangsa.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

17

c. Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu

komunitas lokal atau desa. Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas

komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas

akan ide-ide dan produk baru.

Dalam pembangunan, komunikasi berperan penting, tidak hanya

menginformasikan pembangunan saja, melainkan komunikasi memiliki 12 (dua

belas) peranan dalam pembangunan, seperti halnya yang disampaikan Hedebro.

Mulai dari komunikasi dapat membentuk iklim perubahan, komunikasi dapat

mengajarkan keterampilan, hingga komunikasi dapat mempermudah perencanaan

dan implementasi program-program pembangunan (Nasution, 2004:86). Tujuan

komunikasi pembangunan adalah untuk memajukan pembangunan. Dalam suatu

pembangunan, Sanders meilhat komunikasi dari 4 (empat) perspektif, yaitu

komunikasi sebagai proses, metode, program, dan gerakan sosial.

Dalam penelitian ini, setiap pentas kesenian ludruk terdapat komunikasi

pembangunan yang dilakukan kelompok ludruk Karya Budaya guna menyebarkan

pesan-pesan pembangunan dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto kepada

khalayak. Artinya terdapat suatu proses komunikasi pembangunan yang dilakukan

oleh kelompok ludruk Karya Budaya guna menyampaikan tujuan sebenarnya dan

menyerap aspirasi dari masyarakat.

5. Bentuk Komunikasi Pembangunan

Bentuk komunikasi pembangunan hampir sama dengan dengan bentuk

komunikasi pada umumnya. Hanya saja dalam komunikasi pembangunan hanya

pada pesan yang disampaikanlah yang membedakannya. Bentuk-bentuk

komunikasi (Nurdin, 2013:119), antara lain:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

18

a. Komunikasi Persona

Komunikasi persona terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi

interpersona (antar pribadi) dan komunikasi intrapesona. Komunikasi

interpersona menurut Deddy Mulyana adalah komunikasi antara orang-

orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun

non verbal. Bentuk komunikasi interpersonal ini dapat dibedakan menjadi

dua; pertama, komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung

antara dua orang. Dan yang kedua adalah komunikasi triadik, yakni

komunikasi yang berlangsung antara tiga orang, satu orang sebagai

komunikator dan dua orang lainnya sebagai komunikan (Nurdin,

2013:121).

Sedangkan komunikasi intrapersona menurut Ronald L. Applbaum

adalah komunikasi yang berlangsung pada diri seorang individu, baik

berupa kegiatan berbicara kepada diri sendiri, mengamati, serta memberi

makna terhadap lingkungan. Dari segi psikologis, komunikasi intrapersona

meliputi:

1. Aspek kognitif

Aspek kognitif ini meliputi sensasi dan persepsi. Sensasi berasal dari

kata “sense” yang diartikan alat penginderaan yang menghubungkan

organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan proses

penginderaan yang kemudian diubah menjadi bahasa yang dapat

diterjemahkan oleh otak. Sedangkan persepi merupakan pengalaman

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

19

tentang suatu objek, peristiwa, yang diperoleh dan kemudian

disimpulkan sehingga membentuk suatu informasi.

2. Aspek afektif

Dalam aspek afektif ini terdapat motivasi dan kebutuhan. Motivasi

merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri untuk melakukan

sesuatu. Motivasi dapat diterpakan dalam setiap segi kehidupan. Tidak

sering manusia termotivasi karena suatu kebutuhan. Sedangkan

kebutuhan itu merupkan sesuatu hal yang harus terpenuhi oleh manusia

itu sendiri. Setiap manusia memiliki kadar kebutuhan yang berbeda-

beda. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi: kebutuhan fisiologis, rasa

aman, kasih sayang, harga diri, prestasi, dan sebagainya.

3. Aspek konatif

Aspek ini berhubungan dengan kecenderungan seorang manusia untuk

bertindak, menggambarkan jiwa seseorang yang aktif dan dinamis.

b. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara

seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari

2 orang (Effendy, 2003:75). Komunikasi kelompok terbagi menjadi

komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi

kelompok kecil adalah komunikasi yang ditujukan kepada kognisi

komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Dalam komunikasi

kelompok kecil komunikator menyampaikan pesan lebih kepada pikiran

komunikan, misalnya kuliah, ceramah, seminar, dialog interaktif.

Sedangkan komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

20

kepada afeksi komunikasn dan prosesnya berlangsung linear. Komunikasi

kelompok dapat berupa diskusi panel, simposium, seminar, brainstroming,

general study, komunikasi dalam kelompok kecil ataupun besar (Somad

dan Priansa, 2014:121).

Kelompok menurut Devito terbagi menjadi 5 (lima), kelompok kecil,

kelompok nominal, kelompok pengembangan ide, kelompok

pengembangan pribadi, dan kelompok pendidikan. Kelompok kecil adalah

merupakan sekumpulan perorangan yang relatif kecil, yang masing-masing

memiliki hubungan dan beberapa tujuan yang sama. Untuk kelompok

nominal merupakan suatu kelompok yang dapat diuraikan dengan cara

mengikuti suatu prosedur dalam suatu masalah yang spesifik. Sedangkan

kelompok pengembangan ide merupakan kelompok yang memiliki dua

tahap, yaitu tahap sumbang saran dan tahap evaluasi. Kelompok

pengembang diri merupakan kelompok yang dibentuk untuk mengubah

aspek kepribadian atau perilaku yang mendasar. Kemudian kelompok

pendidikan merupakan kelompok yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi dan keterampilan baru melalui pertukaran pengetahuan.

c. Komunikasi Massa

Komunikasi massa menurut Effendy (2003) adalah komunikasi

melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai

sirkulasi yang luas, siaran radio, dan televisi yang ditujukan kepada umum,

dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi

massa ini lebih kepada komunikasi satu arah, sehingga umpan balik secara

langsung tidak dapat dirasakan oleh komunikator. Penyebaran pesan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

21

melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Pesan

ini mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama apabila

didokumentasikan (Cangara, 1998:37).

Oleh karena komunikannya bersifat massa yang tentunya memiliki

kepribadian berbeda-beda, maka sifat pesan yang disampaikan pun lebih

bersifat umum, tidak memihak kepada kepentingan pribadi komunikan.

Setiap pesan dalam komunikasi massa mengandung citra komunikator,

karena dalam pesan tersebut khalayak umum akan juga menilai

bagaimanakah komunikator.

C. Pesan Dalam Komunikasi

1. Pengertian Pesan

Pesan adalah serangkaian isyarat/simbol yang diciptakan oleh

seseorang untuk maksud tertentu dengan harapan bahwa penyampaian

isyarat/simbol itu akan berhasil dalam menimbulkan sesuatu (Cangara,

2004:14). Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari seseorang

kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat

berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap (Tasmara,

1997:9).

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu

yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan merupakan

seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan (Effendy, 2007:18). Sementara Susanto (1997:7)

mengatakan bahwa pesan adalah, ide, gagasan, informasi, dan opini yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

22

dilontarkan seorang komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk

mempengaruhi komunikan ke arah sikap yang diinginkan oleh

komunikator.

Berdasarkan pengertian-pengertian masyarakat di atas, dapat

disimpulkan bahwa pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mempengaruhi

komunikan ke arah sikap yang diinginkan oleh komunikator.

2. Unsur Pesan

Effendy (2007:18) menyatakan bahwa pesan dapat diartikan

pernyataan yang dihadirkan dalam bentuk lambang-lambang/simbol-

simbol yang mempunyai arti. Hal tersebut dapat terbentuk melalui

beberapa unsur di antaranya:

a. Verbal simbol diucapkan/tertulis.

b. Non verbal simbol disampaikan tertulis dan diucapkan juga dalam

bentuk gerak-gerak garis dan isyarat/gambar lukisan dan warna.

Jadi, pesan merupakan suatu hal yang dijadikan sebagai isyarat dalam

kegiatan berkomunikasi, karena dengan suatu pesan hubungan

komunikasi seseorang dengan lainnya akan berjalan dengan baik untuk

mencapai tujuan yang dinginkan.

Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode pesan, isi

pesan dan wujud pesan.

b. Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa

sehingga bermakna bagi orang lain. Contoh bahasa Indonesia adalah

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

23

kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun

sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.

c. Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan

oleh komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya.

d. Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri,

komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi

pesan di dalamnya (Siahaan, 1991:62).

3. Bentuk Pesan

Pesan juga dapat dilihat dari segi bentuknya, menurut Widjaja dan

Wahab (2000:61) terdapat tiga bentuk pesan, yaitu:

a. Informatif, yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data

kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri,

dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil

dibandingkan persuasif.

b. Persuasif, yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan

kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan

sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan

seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan

keterbukaan dari penerima.

c. Koersif, yaitu menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan

menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian

secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan

tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk

perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

24

4. Kriteria Penyampaian Pesan

Untuk menciptakan komunikasi yang baik dan tepat antara

komunikator dan komunikan, pesan harus disampaikan sebaik mungkin,

hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian pesan, yaitu:

a. Pesan itu harus cukup jelas (clear). Bahasa yang mudah dipahami, tidak

berbelit-belit tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.

b. Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct). Pesan itu

berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak meragukan.

c. Pesan itu ringkas (concise) tanpa mengurangi arti sesungguhnya.

d. Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensive). Ruang lingkup pesan

mencakup bagian-bagian yang penting yang patut diketahui komunikan.

e. Pesan itu nyata (concrete), dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan

data dan fakta yang ada dan tidak sekedar kabar angin.

f. Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis.

g. Pesan itu menarik dan meyakinkan (convinsing). Menarik karena

dengan dirinya sendiri menarik dan meyakinkan karena logis.

h. Pesan itu disampaikan dengan segar.

i. Nilai pesan itu sangat mantap, artinya isi di dalamnya mengandung

pertentangan antara bagian yang satu dengan yang lainnya (Siahaan,

1991:73).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

25

D. Media Tradisional

1. Pengertian Media Tradisional

Penggolongan media dari segi sifatnya menurut Aziz (2004) dapat dibagi

menjadi dua golongan. Pertama, media tradisional, yaitu berbagai macam seni

pertunjukan yang secara tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak)

terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk,

wayang, drama, dan sebagainya. Kedua, media modern, yang diistilahkan juga

dengan “media elektronika” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Media

yang termasuk media modern antara lain televisi, radio, pers dan sebagainya.

Menurut Everertt M. Rogers bahwa selain media modern, juga terdapat

media tradisional di antaranya adalah teater rakyat, juru dongeng keliling, dan juru

pantun (Effendy, 2007:20). Media tradisional tidak bisa dipisahkan dari seni

tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat

dengan memakai media tradisional. Media tradisional sering disebut sebagai

bentuk folklor (Nurudin, 2004).

2. Ragam Media Tradisional

Nurudin (2004) mengatakan bahwa membicarakan media tradisional tidak

bisa dipisahkan dari seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari

cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media tradisional sering

disebut sebagai bentuk folklor. Bentuk-bentuk folklore tersebut antara lain:

a. Cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng);

b. Ungkapan rakyat (peribahasa, pemeo, pepatah);

c. Puisi rakyat;

d. Nyanyian rakyat;

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

26

e. Teater rakyat;

f. Gerak isyarat (memicingkan mata tanda cinta);

g. Alat pengingat (mengirim sirih berarti meminang); dan

h. Alat bunyi-bunyian (kentongan, gong, bedug, dan lain-lain).

Ditinjau dari aktualitasinya, ada seni tradisional seperti wayang purwa,

wayang golek, ludruk, kethoprak, dan sebagainya. Saat ini media tradisional telah

mengalami transformasi dengan media massa modern. Dengan kata lain, media

tradisional tidak lagi dimunculkan secra apa adanya, melainkan sudah masuk ke

media televisi (transformasi) dengan segala penyesuaiannya. Misal acara seni

tradisional wayang kulit yang disiarkan oleh oleh suatu televisi swasta.

3. Fungsi Media Tradisional

William Boscon (dalam Nurudin, 2004) mengemukakan fungsi-fungsi

pokok folklor sebagai media tradisional adalah sebagai berikut:

a. Sebagai sistem proyeksi. Folklor menjadi proyeksi angan-angan atau

impian rakyat jelata, atau sebagai alat pemuasan impian (wish fulfilment)

masyarakat yang termanifestasikan dalam bentuk stereotipe dongeng.

Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini

hanya rekaan tentang angan-angan seorang gadis desa yang jujur, lugu,

menerima apa adanya meskipun diperlakukan buruk oleh saudara dan ibu

tirinya, namun pada akhirnya berhasil menikah dengan seorang raja, cerita

ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain

dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.

b. Sebagai penguat adat. Cerita Nyi Roro Kidul di daerah Yogyakarta dapat

menguatkan adat (bahkan kekuasaan) Raja Mataram. Seseorang harus

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

27

dihormati karena mempunyai kekuatan luar biasa yang ditunjukkan dari

kemampuannya memperistri “makhluk halus”. Rakyat tidak boleh

menentang raja, sebaliknya rasa hormat rakyat pada pemimpinnya harus

dipelihara. Cerita ini masih diyakini masyarakat, terlihat ketika masyarakat

terlibat upacara labuhan (sesaji kepada makhluk halus) di Pantai Parang

Kusumo.

c. Sebagai alat pendidik. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan

Bawang Putih, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur,

baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.

d. Sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma

masyarakat dipatuhi. Cerita ”Katak yang Congkak” dapat dimaknai sebai

alat pemaksa dan pengendalian sosial terhadap norma dan nilai

masyarakat. Cerita ini menyindir kepada orang yang banyak bicara namun

sedikit kerja.

E. Kesenian Ludruk

1. Pengertian Ludruk

Menurut Surjadi (dalam Pratignjo, 2017) bahwa ludruk adalah salah satu

kesenian tradisional yang berbentuk drama. Ludruk merupakan kesenian asli dari

Jawa Timur. Pertunjukan ludruk ini diawali dengan adanya tari Ngrema,

kemudian dilanjutkan dengan kidungan, dan yang terakhir adalah drama yang

membawakan sebuah lakon cerita.

Kata ludruk berasal dari bahasa Jawa tingkat ngoko di daerah Jawa Timur

yang berarti badut. Ludruk memiliki makna etimologis yang diperoleh dari

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

28

berbagai informasi yang relevan. Istilah ludruk diperoleh dari tokoh- tokoh

seniman dan budayawan ludruk. Secara etimologis, kata ludruk berasal dari kata

molo-molo dan gedrak- gedruk. Molo-molo berarti mulutnya penuh dengan

tembakau sugi (dan kata “molo”, adalah suatu kegiatan pada saat berbicara masih

ada tembakau sugi di dalam mulut pembicara), kegiatan tersebut seolah-olah

hendak ingin dimuntahkan, dan setelah itu keluarlah kata-kata kidungan dan

berdialog. Sedangkan gedrak-gedruk berarti kakinya menghentak-hentak pada

saat menari di pentas.

Pendapat lain mengatakan bahwa ludruk berasal dari kata-kata gela- gelo

dan gedrak-gedruk. Gela-gelo berarti menghentakkan kaki di pentas pada saat

menari. Unsur bahasa dalam ludruk terdiri atas dua macam bentuk verbal, yaitu

(1) nyanyian (kidungan); dan (2) dialog (narasi). Menurut data statistik Van

Grisse Van 1822 dikatakan bahwa ludruk adalah tari-tarian yang dilengkapi

dengan cerita lucu yang diperankan oleh pelawak dan travesty atau lelaki yang

merias diri sebagi wanita. Ludruk mempunyai unsur tarian, cerita lucu, pelawak

dan pemain yang terdiri dari pria semua, meskipun yang diperankan ada peran

wanitanya. Seiring berkembangnya ludruk, masuk juga pemain wanita.

Ludruk sebagai tontonan yang berasal dari kalangan masyarakat bawah

(Sugiri, 2003:4). Ludruk mengandung arti penari wanita (teledhek) yang suka

meledek/menggoda lelaki atau badhut yang artinya adalah pelawak yang lucu

(Jawoto, 2008:7). Mengenai asal usul kata ludruk terdapat beberapa pendapat. Cak

Markaban, tokoh Ludruk Triprasetya RRI Surabaya mengatakan bahwa ludruk

berasal dari kata gela-gelo dan gedrak-gedruk.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

29

Jadi yang membawakan ludrukan itu, kepalanya menggeleng-geleng (gela-

gelo) dan kakinya gedrak-gedruk (menghentak lantai) seperti penari Ngrema.

Sedangkan menurut Cak Kibat, tokoh Ludruk Besutan bahwa ludruk itu berasal

dari kata molo-molo lan gedrak-gedruk. Artinya seorang peludruk itu mulutnya

bicara dengan kidungan dan kakinya menghentak lantai gedrak-gedruk. Menurut

Widodo (2004:100) bahwa ludruk berasal dari bahasa Belanda. Pada masa itu

banyak anak-anak Belanda muda yang senang menonton. Mereka berkata kepada

teman-temanya, “Mari kita leuk en druk.” Artinya yang penting enjoy, happy

sambil nonton pertunjukan yang lucunya luar biasa ini, begitu kira-kira

maksudnya. Kalau demikian halnya, kesenian itu sudah ada sebelumnya, tetapi

belum punya nama “baku”. Lalu lahirlah ucapan bahasa Belanda “Leuk en Druk”

itu. Lama kelamaan, leuk en druk diadopsi menjadi bahasa sini ludruk.

Kidungan adalah kidung yang sudah diiramakan. Kidung berarti nyanyian;

syair yang dinyanyikan, sedangkan kidungan adalah nyanyian dengan lirik yang

melukiskan perasaan. Secara singkat kidung mempunyai makna yang lebih luas,

yaitu berupa tulisan yang belum mendapatkan tambahan notasi (Indarti, 2008:11).

Pada pertunjukan ludruk, kidungan biasanya dibawakan oleh satu atau dua orang.

Apabila satu orang, maka orang yang sedang ngidung tidak ada bedanya dengan

orang yang sedang menyanyi. Namun, apabila dua orang maka mereka bersahut-

sahutan kidung, dan seperti terjadi dialog di antara keduanya. Bahasa yang

digunakan pada pertunjukan ludruk ini adalah bahasa Jawa dialek Surabaya, akan

tetapi tidak jarang pula terdapat bahasa Indonesia pada lirik-lirik kidung dan juga

dialog dramanya. Pada setiap dialog atau monolog dalam pertunjukan ludruk,

bahasa yang digunakan adalah bahasa yang lugas dan sederhana. Pilihan kata

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

30

yang lugas dan sederhana ini membuat setiap dialog, monolog dan kidung dalam

ludruk ini mudah dimengerti, dipahami, dan dinikmati semua lapisan masyarakat.

Menurut Surjadi (dalam Pratignjo, 2017) bahwa ludruk menyajikan sebuah

bentuk kesenian yang sarat dengan adat tradisi masyarakat Surabaya dan

sekitarnya, dan seperti karya sastra pada umumnya, ludruk bercerita tentang

segala aspek hidup dan kehidupan masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Cerita

yang dimainkan di dalam pertunjukan ludruk mengambil kisah dari kehidupan

sehari-hari, cerita perjuangan, dan juga cerita legenda. Walaupun mengambil

cerita dari kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan ataupun legenda, tetap saja

dialog dan monolog yang ada pada pertunjukan ini disampaikan dalam bentuk

bahasa yang jenaka.

2. Sejarah Ludruk

Seni pertunjukan di Indonesia berangkat dari suatu keadaan yang

berkembang di dalam lingkungan etnik yang berbeda satu dengan yang lain.

Perubahan-perubahan dan pengaruh dari luar adat bisa membawa suatu

pertunjukan tradisi mengalami perubahan-perubahan bentuk maupun konsep

(Sedyawati, 1981:41-52). Hal tersebut terjadi juga pada kesenian dan seni

pertunjukan yang ada di Surabaya dan daerah di sekitarnya. Daerah Surabaya,

sesuai dengan letak geografisnya memiliki sejarah perkembangan kebudayaan

yang unik. Dalam hubungannya dengan perkembangan kebudayaan pada

khususnya kesenian, kedudukan daerah Surabaya memang istemewa, karena

dalam beberapa hal Surabaya telah mengembangkan coraknya tersendiri.

Perkembangan corak khas Surabaya atau dapat disebut Surabayaan, baik di bidang

kebudayaan maupun kesenian, memang sukar (diganti sulit) untuk diterangkan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

31

(diganti, dijelaskan) mungkin sekali hal tersebut disebabkan karena kedudukan

Surabaya sebagai kota besar pantai dengan masyarakatnya yang sangat heterogen,

melebihi heterogenitas masyarakat kota-kota pantai tentangnya. Kontak pengaruh

berbagai macam kebudayaan dan kesenian inilah yang membentuk corak khas

Surabaya-an.

Selain itu, dipandang dari segi kebudayaan kawasan Selat Madura. Kota

Surabaya merupakan titik temu dari berbagai macam pengaruh kebudayaan.

Pengaruh kebudayaan tersebut ialah kebudayaan jawa yang bersumber dari Jawa

Tenga, Kebudayaan Madura, kebudayaan Bali, maupun kebudayaan asing seperti

Islam, Cina, dan Eropa. Unsur-unsur ini tampak jelas pada cabang-cabang budaya

yang berkembang dikawasan ini, terutama bentuk-bentuk kesenian, seperti seni

bangun, seni ukir, seni suara, seni tari dan seni pertunjukan rakyat.

Salah satu bentuk seni pertunjukan yang dihasilkan dari percampuran

berbagai macam pengaruh kebudayaan di Surabaya adalah Ludruk. Pada mulanya

ludruk adalah suatu bentuk pertunjukan rakyat yang dibawa oleh kaum urban dari

daerah Jombang. Setelah sampai di Surabaya, seni pertunjukan tersebut

mengalami perkembangan dan mendapat bermacam-macam pengaruh dari daerah

lain, sehingga akhirnya menjadi satu bentuk kesenian tradisional yang berbentuk

drama.

a. Ludruk Bandan

Pada mulanya ludruk Bandan merupakan istilah untuk menyebut

suatu pertunjukan yang berbeda dengan drama tradisional yang dikenal

sebagai ludruk pada saat ini. Ludruk Badan, adalah pertunjukan yang

mengawali kelahiran suatu bentuk pertunjukan rakyat, yang kemudian

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

32

mengalami beberapa kali perubahan dan mendapat tambahan bermacam-

macam unsur dari kesenian yang berbeda. Ludruk Bandan tidak diketahui

penciptanya, proses kelahirannya dan kapan timbulnya. Akan tetapi hanya

di ketahui bahwa ludruk bandan dimainkan pada sekitar abad ke-15.

Bentuk kesenian yang ada pada saat ini dan diperkirakan sebagai sisa

ludruk Bandan adalah pertunjukan jaran dhor, yang ada di Tulungagung,

Blitar, Jombang, dan daerah sekitarnya.

Pada pementasan ludruk Bandan dipertontonkan Ilmu kesaktian,

kemahiran bela diri, dan kekuatan tenaga batin. Ludruk Bandan

dipentaskan di halaman rumah, di tanah lapang, atau ditempat keramaian

masyarakat. Pemain beratraksi dengan diiringi musik yang sangat

sederhan, mirip dengan musik pengiring pertunjukan reog atau jaran dhor

sekarang. Penonton berdiri melingkari disekeliling pemain ludruk dan

pemain musik. Pada sekitar abad XVII ludruk Bandan berangsur-angsur

menghilang. Kemudian muncul pertunjukan yang disebut Lerok

(Adjiwongsokoesoemo, 1985:312).

b. Ludruk Lerok

Ludruk lerok diperkirakan muncul pada abad ke-16 sampai sekitar

abad ke-18. Pergantian nama ludruk Bandan menjadi ludruk Lerok

ditandai dengan pemakaian alat musik semacam sitar dan beberapa alat

musik (gamelan) yang lain. Kalau dalam ludruk Bandan pertunjukan tanpa

disertai nyanyian, maka pada pertunjukan ludruk Lerok mulai dilagukan

nyanyian-nyanyian. Nyanyian tersebut kemudian terkenal sebagai

gandhangan. Dalam pementasan ludruk Lerok, atraksi yang disajikan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

33

mirip dengan atraksi pada pertunjukan ludruk Bandan, yaitu permainan

yang mempertontonkan kesaktian dan kekuatan tenaga batin pemainnya.

Akan tetapi dalam pementasan ludruk Lerok pemain beratraksi sambil

bernyanyi, bahkan kadang juga melucu. Pada sekitar tahun 1990 terkenal

sebuah ludruk Lerok yang bernama Luduk Lerok Pak Santik, kelompok

tersebut berasal dari daerah Jombang, beranggotakan hanya dua orang,

yaitu Pak Santik dan pembantunya. Dalam pementasan Ludruk Lerok Pak

Santik tanpa menggunakan gamelan sebagai pengiring. Musik

pengiringnya hanyalah bunyi-bunyian mulut (Surjadi dalam Pratignjo,

2017).

c. Ludruk Besutan

Setelah ludruk lerok menghilang kemudian muncul ludruk Besutan,

yang muncul pada sekitar tahun 1911. Pada awalnya ludruk Besutan

sangat mirip dengan ludruk Lerok, hanya sedikit berbeda dengan tambahan

pemakaian unsur drama dalam pementasannya. Drama hanya terdiri dari

dua pemain, yaitu Besut dan istrinya Ning Asmonah.

Sekitar tahun 1920 ludruk Besutan mengalami perubahan besar

dengan penambahan beberapa pemain, yaitu paman Jamina, Somagambar,

dan beberapa tokoh tambahan yang tidak pasti namanya. Gamelan

pengiringpun bertambah lengkap, seperti perangkat gamelan yang

mengiringi pentas ludruk sekarang. Cerita dan nyanyianyang disajikan

dalam pentas Ludruk Besutan umumnya berisi pelajaran tentang hidup dan

kehidupan, maka pemain yang memerankan tokoh Besut haruslah orang

yang berilmu, ilmu agama, bermasyarakat dan memiliki wawasan hidup

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

34

yang luas. Tokoh Besut dalam suatu pementasan, bertanggung jawab atas

kelancaran cerita dan kesuksesan pertunjukan. Selain itu tokoh Besut harus

mempunyai cita rasa dan kemampuan seni tinggi, karena dia merupakan

pemain sekaligus sutradara dalam pementasan Ludruk Besutan.

Ludruk Besutan pada dasarnya merupakan kelanjutan Ludruk Lerok

yang mendapat pengaruh dalam gaya dan pementasan dari Komedie

Stamboel Jawi. Komedi Stamboel Jawi adalah kelompok drama modern

yang pertama kali hadir dipanggung pertunjukan Indonesia, yang berdiri di

Surabaya pada tahun 1891. Pengaruh Komedie Stamboel Jawi ternyata

juga sangat kuat dalam perkembangan Ludruk Besutan, sehingga Ludruk

Besutan akhirnya mengalami perubahan besar, terutama dalam pemasukan

unsur-unsur drama yang bersifat lebh modern. Misalnya dalam penokohan

dan lakon yang dipentaskan. Adapun ciri-ciri Ludruk Besutan yang

kemudian terdapat pada ludruk yang selanjutnya adalah penari ngrema,

kidungan, dan tokoh pelawak.

d. Ludruk Sandiwara

Pada tahun 1932 Ludruk Besutan mengalami perubahan besar,

sehingga dalam pementasannya mirip dengan kelompok sandiwara

Komedie Stamboel Jawi. Akhirnya ludruk yang ada pada saat itu disebut

Ludruk Stamboel Jawi. Ludruk Stamboel Jawi hanya berumur satu tahun,

tahun berikutnya ludruk berganti nama sebagai Ludruk Sandiwara atau

Ludruk Senidrama. Meskipun hanya hidup selama satu tahun Ludruk

Stamboel Jawi membawa perubahan besar pada bentuk pemetasan ludruk.

Ludruk Stamboel Jawi mementaskan bermacam-macam lakon, tidak hanya

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

35

berkisar pada keluarga Besut, tetapi juga mulai melakoni cerita rakyat,

lengenda, bahkan juga cerita yang diambil dari buku roman dan cerita dari

luar negeri. Beberapa tahun kemudian sebutan Ludruk Sandiwara atau

Ludruk Senidrama berganti menjadi Ludruk saja tanpa tambahan

sandiwara atau senidrama. Penamaan tersebut digunakan sampai sekarang.

Penamaan ludruk tanpa tambahan sandiwara atau senidrama pertama

kali dipergunakan oleh kelompok ludruk pimpinan Cak Gondo Durasim.

Ludruk Cak Gondo Durasim akhirnya disebut sebagai kelompok ludruk

modern pertama kali yang muncul di Surabaya. Setelah Ludruk Cak

Gondo Durasim, maka muncul beberapa kelompok ludruk yang lain,

misalnya Ludruk Jawa Timur, Ludruk Sekar Mulya, Ludruk Marhein,

Ludruk Masa, yang semua meniru bentuk konsep dan pertunjukan dari

Ludruk Cak Gondo Durasim. Mulai saat itu ludruk menyebar ke berbagai

wilayah di sekitar Surabaya sebagai kesenian rakyat khas Surabaya.

F. Teori Kredibilitas Sumber

Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Hovland, Janis

dan Kelley, yaitu Teori Kredibilitas Sumber (Source Credibility Theory) dalam

buku Communication and Persuasion pada tahun 1953. Asumsi dasar dari teori

ini adalah menyatakan bahwa seseorang dimungkinkan lebih mudah dipersuasi

jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. Individu biasanya akan lebih

percaya dan cenderung menerima dengan baik pesan-pesan yang disampaikan

oleh orang yang memiliki kredibilitas di bidangnya. “High credibility sources had

a substantially greater immediate effect on the audience’s opinions than low

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

36

credibility sources” (Hovland, 2007:270). Artinya bahwa sumber dengan

kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap opini audiens daripada sumber

dengan kredibilitas rendah. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak

menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki

kredibilitas rendah.

“When acceptance is sought by using arguments in support of the

advocated view, the perceived expertness and trustworthiness or the

communicator may determine the credence given them” (Hovland, 2007:20).

Ketika penerimaan bisa diterima dengan argumen dalam mendukung pandangan,

maka keahlian dan kehandalan komunikator bisa menentukan kepercayaan yang

diberikan kepadanya. Keahlian komunikator adalah kesan yang dibentuk

komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik

yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap

sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih.

Kepercayaan, kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan

sumber informasi yang dianggap tulus, jujur, bijak dan adil, objektif, memiliki

integritas pribadi, serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi (Venus,

2009:57).

Hovland menggambarkan peranan kredibilitas dalam proses penerimaan

pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan

dengan bukan ahli. Suatu pesan persuasif akan lebih efektif apabila kita

mengetahui bahwa penyampai pesan adalah orang yang ahli di bidangnya (Azwar,

2011:64-65). Seorang komunikator dalam proses komunikasi akan sukses apabila

berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

37

bagi komunikan. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan

yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan.

Kepercayaan bagi komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian

komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya.

Kredibilitas komunikator terbentuk oleh keahlian komunikator dalam menguasai

informasi mengenai objek yang dimaksud dan memiliki keterpercayaan terhadap

derajat kebenaran informasi yang ia sampaikan.

Rakhmat dalam Azwar (2011:76) mengatakan bahwa Seorang

komunikator menjadi source of credibility disebabkan adanya “ethos” pada

dirinya, yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga kini tetap

dijadikan pedoman, adalah good sense, good moral character, dan goodwill.

Adanya daya tarik adalah sebagai salah satu komponen pelengkap dalam

pembentukan kredibilitas sumber. Apabila sumber merupakan individu yang tidak

menarik atau tidak disukai, persuasi biasanya tidak efektif. Kadang-kadang efek

persuasi yang disampaikan komunikator yang tidak menarik bahkan dapat

mengubah ke arah yang berlawanan dengan yang dikehendaki. Source Credibility

Theory adalah sebuah pendekatan yang mengizinkan setiap individu untuk

memberikan pandangannya masing-masing terhadap suatu objek. Secara nyata

teori ini memberikan penjelasan semakin kredibel sumber maka akan semakin

mudah mempengaruhi cara pandang audiens. Dengan kata lain kredibilitas

seseorang mempunyai peranan yang penting dalam mempersuasi audiens untuk

menentukan pandangannya.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

38

Penelitian yang dilakukan Hovland, Janis dan Kelley dalam Venus

(2009:57-60) menemukan tiga aspek yang mempengaruhi kredibilitas sumber,

yakni:

1. Keterpercayaan (trustworthiness)

Berkaitan dengan penilaian khalayak bahwa sumber informasi

dianggap tulus, bijak dan adil, objektif, memiliki integritas pribadi, serta

memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Umumnya penilaian

dilakukan berdasarkan pada perilaku sumber pada masa lalu dan dugaan

akan perilakunya pada saat sekarang. Dengan kata lain track record

seseorang akan menjadi acuan apakah yang bersangkutan dianggap

memiliki keterpercayaan atau tidak. Yang menarik, ialah tentang

konsistensi, yang ternyata juga menjadi salah satu kriteria keterpercayaan.

Khalayak percaya pada sikap sosok yang konsisten, dan sebaliknya hilang

kepercayaan pada sosok yang tidak konsisten.

2. Keahlian (expertise)

Faktor keahlian berhubungan dengan penilaian dimana

sumberdianggap mahir dalam berkomunikasi antar internal organisasi dan

eksternal dengan organisasi yang lain.

3. Daya Tarik (attractiveness)

Secara umum konsep ini meliputi penampilan fisik dan identifikasi

psikologis. Harap dipahami, pada konteks ini daya tarik berbeda dengan

karisma. Seseorang mungkin saja menarik, tapi tidak karismatik.

Sebaliknya seseorang bisa saja berkarisma tapi nilai-nilai yang ada pada

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

39

orang tersebut sangat berbeda dan tidak menarik hati orang lain untuk

melakukan identifikasi psikologis.

a. Daya tarik fisik

Penampilan fisik seseorang akan mempengaruhi bagaimana

khalayak mempersepsi sumber. Berbagai penelitian dalam bidang

persuasi menyimpulkan bahwa orang yang menarik secara fisik dapat

lebih mempersuasi orang lain. Penelitian menyatakan bahwa daya tarik

fisik bukanlah hal yang dapat diremehkan. Daya tarik fisik mampu

menciptakan karakteristik kepribadian yang berbeda. Orang yang

mempunyai daya tarik fisik secara sosial lebih mendapat perhatian,

lebih dihargai dan lebih diterima. Mereka juga lebih banyak

mendapatkan umpan balik yang positif pada setiap awal interaksi yang

dilakukan.

b. Daya tarik psikologis

Komponen daya tarik psikologis biasanya menyangkut kesamaan

(similarity). Artinya kemiripan antara pembicara dengan khalayak dapat

meningkatkan daya tarik, yang membuat upaya persuasi menjadi lebih

efektif.

G. Definisi Konsep/Ruang Lingkup

Pesan : Adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan yang bertujuan untuk

mempengaruhi komunikan ke arah sikap yang

diinginkan oleh komunikator. Komunikator yang

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

40

dimaksud adalah anggota kelompok ludruk atau

subyek penelitian, dan komunikan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah masyarakat penonton

ludruk tersebut.

Komunikasi : Adalah suatu proses penyampaian pesan berupa

lambang-lambang yang di dalamnya terdapat unsur

rangsangan kepada orang lain dengan tujuan

menyamakan pemikiran antara komunikator dan

komunikan.

Pesan Komunikasi : Adalah proses penyampaian ajakan dari Pemerintah

untuk menyebarkan informasi pembangunan kepada

masyarakat agar dapat mengubah sikap dan perilaku

masyarakat menjadi lebih baik.

Pembangunan : Adalah suatu proses perubahan sosial yang bersifat

partisipatori sacara luas untuk memajukan keadaan

sosial (pemberdayaan, kesejahteraan) dan kebendaan

(fasilitas umum, sarana prasarana) masyarakat.

Pesan Pembangunan : Adalah ajakan-ajakan yang disampaikan oleh

kelompok Ludruk Karya Budaya dalam pementasan

ludruk agar masyarakat mengikuti atau berpartisipasi

dalam program-program pembangunan yang

dicanangkan oleh Pemerintah. Pesan-pesan

pembangunan yang sering disampaikan oleh

kelompok Ludruk Karya Budaya dalam pementasan

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40878/3/BAB II.pdfpesan dan media komunikasi budaya di dalam musik tradisional calempong di Desa Kuok Kabupaten Kampar

41

ludruk adalah ajakan untuk berpartisipasi dalam

program Keluarga Berencana (KB), Pilkada, dan

hemat energi listrik.

Bentuk Pesan : Adalah bentuk pesan yang disampaikan komunikator

yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu: pertama,

informatif yang memberikan keterangan fakta dan

data; kedua, persuasif yang berisi bujukan dengan

membangkitkan pengertian dan kesadaran

komunikan; ketiga, koersif yang menyampaikan pesan

yang bersifat memaksa, keharusan, agitasi

(menghasut) dalam bentuk perintah atau instruksi.

Ludruk : Adalah salah satu kesenian tradisional dari Jawa

Timur yang berbentuk drama yang diawali dengan

adanya tari ngremo, kemudian dilanjutkan dengan

kidungan, dan yang terakhir adalah lawakan dan

drama yang membawakan sebuah lakon cerita.

Kelompok ludruk yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kelompok Ludruk Karya Budaya dari Desa

Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto.