bab ii kajian pustaka a. penelitian...

24
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pertama, Skripsi oleh Rizki Melia Novika Sari, Jurusan Sosiologi FISIP UMM pada tahun 2015 tentang Program Bank Sampah dalam Pemberdayaan Komunitas (Studi Nasabah M 20 Bank Sampah Malang di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang 11 . Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Program yang dilakukan Bank Sampah Malang memberikan inovasi tersendri yang dapat memberikan komtribusi dalam menyelesaikan permasalahan sampah. Program tersebut telah memberikan manfaat pemberdayaan kepada masyarakat yang menjadi bagian dari komunitas tersebut, serta memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas lingkungan di sekitar mereka dalam pemberdayaan komunitas dikembangkan pada nasabah M20 di Kelurahan Polehan. Program tersebut dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah pada khususnya sampah rumah tangga. Berbagai program yang ada bukan hanya untuk mengatasi permasalahan sampah saja, tetapi juga memberikan pemberdayaan baik pembedayaan secara ekonomi, sosial, maupun budaya yang dilakukan dengan menggerakkan masyarakat setempat sesuai dengan fungsi dan struktur yang ada. Kedua, Skripsi oleh Lidia Anitasari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, 11 Sari, Rizki Melia Novika. 2015. Program Bank Sampah dalam Pemberdayaan Komunitas (Studi Nasabah M 20 Bank Sampah Malang di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Upload: others

Post on 07-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis memaparkan beberapa hasil penelitian

terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pertama,

Skripsi oleh Rizki Melia Novika Sari, Jurusan Sosiologi FISIP UMM pada

tahun 2015 tentang Program Bank Sampah dalam Pemberdayaan Komunitas

(Studi Nasabah M 20 Bank Sampah Malang di Kelurahan Polehan Kecamatan

Blimbing Kota Malang11. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Program

yang dilakukan Bank Sampah Malang memberikan inovasi tersendri yang dapat

memberikan komtribusi dalam menyelesaikan permasalahan sampah. Program

tersebut telah memberikan manfaat pemberdayaan kepada masyarakat yang

menjadi bagian dari komunitas tersebut, serta memberikan manfaat dalam

peningkatan kualitas lingkungan di sekitar mereka dalam pemberdayaan

komunitas dikembangkan pada nasabah M20 di Kelurahan Polehan. Program

tersebut dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah pada khususnya

sampah rumah tangga. Berbagai program yang ada bukan hanya untuk

mengatasi permasalahan sampah saja, tetapi juga memberikan pemberdayaan

baik pembedayaan secara ekonomi, sosial, maupun budaya yang dilakukan

dengan menggerakkan masyarakat setempat sesuai dengan fungsi dan struktur

yang ada. Kedua, Skripsi oleh Lidia Anitasari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

11Sari, Rizki Melia Novika. 2015. Program Bank Sampah dalam Pemberdayaan Komunitas (Studi Nasabah M 20 Bank Sampah Malang di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

13

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang pada tahun 2012 tentang

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah (Studi Kasus di Bank

Sampah Malang). Hasil penelitian yaitu peneliti mendeskripsikan tentang

definisi kelembagaan Bank Sampah Malang baik fungsi dan tujuannya serta

sosialisasi gerakan bank sampah dalam memberdayakan masyarakat12. Ketiga,

Skripsi oleh Pandu Sukma Wijaya, Prodi Ekonomi dan Studi Pembangunan,

Jurusan Ekonomi Pemambungan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Malang pada tahun 2014 tentang Implementasi Program Bank Sampah Malang

(BSM) dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sukun

Kecamatan Sukun Kota Malang. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu peneliti

menerangkan tentang implementasi program pemberdayaan ekonomi

Masyarakat Bank Sampah Malang (BSM) melalui kegiatan berupa: (1)

pemilahan sampah, (2) pelatihan daur ulang, (3) pembuatan kompos dan biogas,

(4) budidaya cacing. Kemudian menjelaskan tentang dampak pelaksanaan

program Bank Sampah Malang (BSM) dalam memberdayakan ekonomi

masyarakat di Kelurahan Sukun yaitu adanya peningkatan pendapatan

masyarakat Kelurahan Sukun melalui pengolahan daur ulang sampah. Selain

itu, masyarakat Kelurahan Sukun semakin sadarakan kebersihan, kemajuan, dan

semakin tinggi partisipasi terhadap kegiatan memberdayakan lingkungan13.

12Anitasari, Lidia. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah (Studi Pada

Bank Sampah Malang). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang 13Wijaya, Pandu Sukma. 2014. Implementasi Program Bank Sampah Malang (BSM) dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

14

Dari ketiga penelitian diatas, belum ada penelitian yang secara khusus

meneliti pemberdayaan masyarakat melalui Bank Sampah Malang (Studi Pada

Nasabah ‘Mitra Mandiri’ Unit M 183 Kelurahan Bandungrejosari Malang). Jadi

penelitian yang dilakukan oleh Rizki Melia Novika Sari, Lidia Anitasari, dan

Pandu Sukma Wijaya berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Perbedaan tersebut antara lain :

1. Lokasi tempat penelitian

Lokasi yang diteliti oleh penulis berada di BSM ‘Mitra Mandiri’ Unit M

183 RW 03 Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang

2. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini yaitu: (a) model pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh BSM ‘Mitra Mandiri’ Unit M 183 dan (b) partisipasi nasabah

dalam kegiatan atau program BSM. Fokus penelitian tersebut belum ada

yang membahas pada penelitian sebelumnya.

B. Konsep Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)

Menurut Hadi, pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilah empowerment

berkembang di Eropa mulai abad pertengahan, terus berkembang hingga diakhir

70-an, 80-an, dan awal 90-an. Konsep pemberdayaan tersebut kemudian

mempengaruhi teori-teori yang berkembang belakangan14. Dibawah ini adalah

penjelasan tentang definisi pemberdayaan masyarakat:

14Hadi, Agus Purbathin. 2009. Konsep Pemberdayaan, Partisipasi, Dan Kelembagaan Dalam

Pembangunan. Jurnal Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya (PPMA) http://suniscome.50webs.com/32%20Konsep%20Pemberdayaan%20Partisipasi%20Kelembagaan.pdf (diakses 1 februari 2017)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

15

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan menurut Suhendra adalah suatu kegiatan yang

berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua

potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.

Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife adalah meningkatkan kekuasaan

atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the

power of disadvantage)15. Sedangkan menurut Widjaja16 pemberdayaan

masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang

dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri,

harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan

mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama

dan budaya. Suharto melihat pemberdayaan sebagai sebuah proses dan

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah

kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

bertisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksakan tugas-

15 Suhendra, 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta. Hal

74-76 16 Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada. Hal 169

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

16

tugas kehidupannya17. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemberdayaan adalah suatu rangkaian proses dalam pembangunan

masyarakat yang memiliki tujuan-tujuan atau target untuk tercapainya

kebutuhan hidup melalui kemampuan yang dimiliki oleh individu

masyarakat itu sendiri, yaitu berupa kesadaran, pengetahuan, dan

kemampuan, pemberdayaan merupakan sebuah langkah untuk menuju

kesejahtaraan masyarakat.

Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, tentunya dibutuhkan

upaya-upaya agar esensi pemberdayaan tidak terlepas dari tujuannya.

Menurut Mardikanto dan Soebiato, upaya memberdayakan masyarakat

dapat dilihat dari 3 sisi, yaitu : (a) menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan masyarakat berkembang, (b) memperkuat potensi atau daya

yang dimiliki masyarakat (empowering), (c) memberdayakan mengandung

arti melindungi18. Dengan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

upaya pemberdayaan masyarakat mencakup pada suasana disekitar

masyarakat yang harus dibangun agar terbentuknya motivasi masyarakat

dalam memberdayakan diri melalui potensi-potensi atau daya masyarakat

yang diperkuat. Selain itu melindungi atau menjaga masyarakat dari sifat

ketergantungan sangatlah mendasar sifatnya, karena sesuai dengan tujuan

pemberdayaan yaitu menjadikan masyarakat yang mandiri.

Proses pemberdayaan masyarakat yang utama adalah menjadikan

masyarakat sebagai subyek dalam upaya pembangunan bukan hanya

17Suharto, Edi. Opcit. hlm 59-60 18Mardikanto, Totok Dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Prespektif

Kebijakn Pulik. Bandung: Alfabeta. Hlm 31

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

17

sekedar menjadi objek dari adanya proses pemberdayaan itu sendiri. Sesuai

dengan pandangan Subejo dan Narmo bahwa proses pemberdayaan

merupakan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal

dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang

dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya

mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi,

dan sosial19.

Pemberdayaan masyarakat dibidang lingkungan cukup menarik

untuk dikaji. Pada dasarnya pemberdayaan dibidang lingkungan memiliki

hubungan yang erat dengan beberapa elemen kehidupan masyarakat seperti

ekonomi, ekologi, dan sosial. Rukminto melihat pemberdayaan memiliki

variasi berdasarkan tujuan pembangunan sehingga bentuk pemberdayaan

dibidang lingkungan belum tentu sama dengan pemberdayaan bidang

budaya, namun, berbagai macam bentuk pemberdayaan dapat dipadukan

dan saling melengkapi guna menciptakan kesejahteraan masyarakat. Bagan

2.1 menunjukkan adanya relasi antara pemberdayaan dengan kesejahteraan

sebagai berikut20 :

19Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. Ibid. hlm 32 20Rukminto, Adi. Opcit. Hlm 79-80

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

18

Bagan 2.1 Relasi Antara Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Sumber: Rukminto, Adi.2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 79-80

Dari bagan 2.1 menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat dapat

tercipta melalui berbagai macam bentuk pemberdayaan sesuai dengan

tujuannya.

Pendapat para ahli diatas sangat singkron dengan apa yang akan

diteliti oleh penulis tentang pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan

masyarakat melalui pengelolaan sumberdaya lingkungan tidak hanya

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat

terhadap lingkungan, melainkan menciptakan nilai ekonomi baru melalui

pengelolaan lingkungan yang mana prosesnya berkelanjutan.

2. Model Pemberdayaan Masyarakat

Model merupakan rencana, atau representasi yang menjelaskan suatu

objek ataupun konsep tertentu berupa penyederhanaan. Dalam

Kesejahteraan Masyarakat

Pemberdayaan sosial budaya

Pemberdayaan politik

Pemberdayaan Spiritual

Pemberdayaan Ekonomi Pemberdayaan

Kesehatan Pemberdayaan

Lingkungan

Pemberdayaan Hukum

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

19

pemberdayaan masyarakat ada beberapa model yang menjadi dasar dalam

memahami konsep pengembangan masyarakat.

Ada tiga model yang berguna dalam memahami konsepsi

pengembangan masyarakat21 :

(1) Pengembangan masyarakat lokal.

Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan

menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui

partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat itu sendiri. Pengembangan

masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses interaksi antara

anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial,

pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan

mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan

yang diharapkan. Pengembangan masyarakat lokal lebih berorientasi

pada tujuan proses dari pada tujuan hasil. Setiap anggota masyarakat

bertanggung jawab untuk menentukan tujuan dan memilih strategi

yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

(2) Perencanaan sosial

Menunjuk pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan

menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu

seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta

huruf), kesehatan masyarakat yang buruk (rendahnya usia harapan

hidup, tingginya tingkat kematian bayi, kekurangan gizi).

21Suharto, Edi. Opcit. Hal : 42

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

20

Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan

sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas. Sistem klien perencanaan

sosial umumnya adalah kelompok-kelompok yang kurang beruntung

atau kelompok rawan sosial ekonomi. Keterlibatan para penerima

pelayanan dalam proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan dan

pemecahan masalah bukan prioritas, karena pengambilan keputusan

dilakukan oleh para pekerja sosial di lembaga-lembaga formal.

(3) Aksi sosial

Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat

sistem klien yang seringkali menjadi ‘korban’ ketidakadilan struktur.

Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan

fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui

proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan.

Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil.

Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan, dan

tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar

lebih memenuhi prinsip demokratis, kesetaraan dan keadilan.

3. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Suharto, pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan dapat

dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat

menjadi 5P, yaitu: Penguatan, Perlindungan, Penyokongan dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

21

Pemeliharaan22. Berikut penjelesan yang lebih rinci dari pendekatan-

pendekatn tersebut:

1) Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus

mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kutural dan

struktural.

2) Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan

segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka

3) Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara ynag kuat

dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap

kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan

seagal jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan

rakyat kecil.

4) Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.

Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh

ke dalam keadaan danposisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

22 Suharto, Edi. Ibid. halaman 67-68

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

22

5) Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangn distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarsan dan

keseimbangan yang memungkinkan ssetiap orang memperoleh

kesempatan berusaha.

Kemudian Arthur Dunham23 dalam membagi tiga klasifikasi

pemberdayaan masyarakat (community development), yaitu: Development

For Community, Development With Community, dan Development Of

Community.

1. Development For Community, adalah pendekatan yang menempatkan

masyarakat pada posisi sebagai ibjek pembangunan. Karena itu,

inisiatif, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh aktor

dari luar. Pendekatan seperti ini relevan dilakukan pada masyarakat

yang kesadaran dan budayanya terdominasi. Namun berbagai temuan

lapangan memperlihatkan bahwa pendekatan ini akan sangat mudah

menimbulkan ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.

2. Development With Community, adalah pendekatan yang dilakukan

dalam bentuk kolaborasi antara aktor luar dan masyarakat setempat.

Keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, dan sumber

daya yang dipakai berasal dari kedua belah pihak. Bentuk CD ini adalah

yang paling popular banyak diaplikasikan oleh berbagai pihak. Dasar

23 Riyadi, Nanang. 2012. “Transformasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (CSR) Dalam

Pengembangan Masyarakat (Community Development)”. Dosen Pada Fakultas Ilmu administrasi UB. Hal 6-7 (online) http://interaktif.ub.ac.id/index.php/interaktif/article/viewFile/126/123 (diakses 2 Februari 2017)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

23

pemikiran bentuk CD ini adalah perlunya sinergi dari potensi yang

dimilki oleh masyarakat lokal dengan yang dikuasai oleh aktor luar.

Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunanjuga diharapkan

dapat mengembangkan rasa memiliki terhadap inisiatif pembangunan

yang ada sekaligus membuat proyek pembangunan menjadi lebih

efisien.

3. Development Of Community, adalah pendekatan yang menempatkan

masyarakat sendiri sebagai agen pembangunan, sehingga, inisiatif,

perencanaan, dan pelaksanaan dilakukan sendiri oleh masyrakat.

Masyarakat menjadi pemilik dari proses pembangunan. Peran kdari luar

dalam kondisi ini lebih sebagai sistem pendukung bagi proses

pembangunan.

4. Tahapan Pengembangan Masyarakat

Dalam melaksanakan pemberdayaan tentu tidak terlepas dari

bagaimana tahapan pengembangan agar program ataupun kegiatan bisa

berjalan dengan fokus sesuai tujuan. Tahapan pengembangan masyarakat

memiliki beberapa versi. Secara sederhana Adi menjelaskan tahapan-

tahapan tersebut dapat dicakupkan sebagai berikut :

1. Tahapan persiapan, mencakup pada tahapan persiapan petugas dan

persiapan lapangan. Persiapan petugas yang dimaksud yaitu adanya

tenaga petugas yang mampu mengkoordinir perencanaan

pengembangan, dan persiapan lapangan yang dimaksud adalah sejauh

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

24

mana lokasi lingkungan masyarakat berpotensi untuk dijadikannya

tempat pengembangan masyarakat.

2. Tahapan assessment, yaitu melakukan pengidentifikasian masalah

untuk menemukan fokus masalah sesuai kebutuhan yang dirasakan oleh

masyarakat dan pelaku pemberdayaan dan sumber daya yang dimiliki.

3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan, yaitu pelaku

perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir

tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.

4. Tahap pemformulasian rencana aksi. Dalam tahap ini pelaku perubahan

membantu kelompok masyarakat untuk merumuskan dan menentukan

program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan guna mengatasi

permasalahan yang ada.

5. Tahap implementasi program. Tahap pelaksanaan ini merupakan salah

satu tahapan yang paling krusial dalam proses pengembangan

masyarakat, karena suatu perencanaan dapat melenceng dalam

pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerjasama antar pelaku perubahan

dengan warga masyarakat.

6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai pengawasan dari warga dan petugas

terhadap program yang sedang berjalan. Pengawasan diharapkan

melibatkan warga yang menjadi subjek pemberdayaan agar dapat

terbentuk suatu system komunitas dalam pengawasan secara internal.

7. Tahap terminasi, yaitu tahapan pemutusan atau perpisahan secara formal

dengan komunitas sasaran. Pada tahapan ini pelaku perubahan tidak

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

25

serta merta langsung melepas namun tetap melakukan kontak meskipun

tidak secara rutin24.

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Hikmat, tujuan dari pemberdayaan menunjuk pada

keadilan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perilaku sosial yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupan25. Menurut Ibrahim, konsep pemberdayaan bertujuan untuk

memberdayakan masyarakat, baik dalam bentuk kelompok sebagai strategi

utama tanpa mengabaikan pemberdayaan perorangan26.

Dari pandangan-pandangan ahli diatas, tujuan dari pemberdayaan

masyarakat pada intinya menginginkan masyarakat memiliki keberdayaan

baik berupa pengetahuan, kemampuan dan mandiri, dan tentunya

pemberdayaan mencakup perubahan pada skala masyarakat luas tanpa

mendeskriminasikan masyarakat manapun.

24Rukminto, Isbandi. Opcit . Hlm 244-258 25 Hikmat, Harry.2010. Strategi pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Hal 14 26 Abjul, Abdul Rajak. 2013. Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Petani

Jagung Di Desa Ilheluma Kecamtan Boliohuto Kabupaten Gorontalo. Skripsi tidak diterbitkan. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo http://eprints.ung.ac.id/3193/5/2013-1-87205-221408005-bab2-01082013112705.pdf (diakses 2 Februari 2017). Hlm 10

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

26

6. Partisipasi Masyarakat

Menurut Willie Wijaya, istilah partisipasi berasal dari bahasa Inggris

‘participate’ yang artinya mengikutsertakan, ikut mengambil bagian27. Partisipasi

menurut Isbandi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani

masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, keterlibatan mesyarakat

dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi28. Makna dari partisipasi

adalah menempatkan diri pada suatu kegiatan yang melibatkan mental dan emosi

serta fisik seseorang dalam memberikan respon terhadap kegiatan serta

mendukung tercapainya tujuan. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat,

partisipasi masyarakat merupakan salahsatu proses terbentuknya modal sosial

masyarakat yang memiliki tujuan dalam lingkup pemberdayaan. Partisipasi

masyarakat juga bisa dibilang sebagai proses perubahan sosial yang sangat

berpengaruh. Partisipasi yang tumbuh karena pengaruh atau karena tumbuh adanya

rangsangan dari luar, merupakan gajala yang dapat diindikasikan sebagai proses

sosial yang eksogen (exogenous change). Karakterisitik dari proses partisipasi ini

adalah semakin mantapnya jaringan sosial baru yang membentuk suatu jaringan

sosial bagi terwujudnya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan29.

Partisipasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang dapat

ditentukan oleh tiga unsur pokok, yaitu30 :

27 Bahaddur, Muslikh. 2012. Partisipasi Orang Tua Siswa Dalam Pembelajaran Di Sd Islam Terpadu Salman Al Farisi Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UNY.

Hlm 12 28 Rukminto, Isbandi. Opcit . Hlm 27 29Mardikanto. Opcit. Hal 81 30Mardikanto. Ibid. hal 91

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

27

1) adanya kesempatan masyarakat;

2) adanya kemauan masyarakat;

3) adanya kemampuan masyarakat.

Adanya kesempatan yang diberikan menjadi faktor pendorong

tumbuhnya kemauan, dan kemauan akan angat menentukan

kemampuannya. Menurut Ife partisipasi merupakan suatu bagian penting

dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran, karena pengembangan

masyarakat arus selalu berupaya untuk memaksimalkan partisipasi dengan

tujuan membuat setiap orang terlibat aktif dalam proses-proses dan kegiatan

masyarakat31. Dalam memandang sebuah partisipasi, Ife membagi

partisipasi menjadi dua yaitu sebagai alat dan tujuan. Oakley et al.

menyajikan perbandingan partisipasi sebagai berikut32:

Tabel 2.1

Partisipasi Sebagai Cara Dan Tujuan

Partisipasi Sebagai Cara Partisipasi Sebagai Tujuan Berimplikasi pada penggunaan

partisipasi untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya

Merupakan suatu Upaya pemanfaatan sumber daya yang ada untuk mencapaitujuan program atau proyek

Penekanan pada mencapai tujuan dan tidak terlalu pada aktivitas partisipasi itu sendiri

Berupaya memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan mereka sendiri secara lebih berarti

Berupaya untuk menjamin peningkatan peran rakyat dalam inisiatif-inisiatif pembangunan

Fokus pada peningkatan kemampuan rakyat untuk berpartisipasi bukan sekedar mencapai tujuan-tujuan proyek

31 Ife, Jim Dan Frank Tesoriero. 2014. Community Development (Alternatif Pengembangan

Masyarakat Di Era Globalisasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal: 285 32Ibid. Hal 296

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

28

Lebih umum dalam program-program pemerintah,yang pertimbangan utamanya adalah untuk menggerakkan masyarakat dan melibatkan mereka dalam meningkatkan efisiensi system penyampaian

Partisipasi umumnya jangka pendek

Partisipasi sebagai cara merupakan bentuk pasif dari partisipasi

yang sudah ditetapkan sebelumnya

Pandangan ini relatif kurang disukai oleh badan-badan pemerintah. Pada prinsipnya LSM setuju dengan pandangan ini

Partisipasi dipandang sebagai suatu proses jangka panjang

Partisipasi sebagai tujuan relative lebih aktif dan dinamis.

Sumber: Ife, Jim Dan Frank Tesoriero. 2014. Community Development (Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal: 296

Dengan demikian dari pengertian partisipasi yang telah

dikemukakan diatas dapat dirangkum indikator partisipasi masyarakat

dalam pembangunan sebagai berikut : a) ikut serta mengajukan judul atau

pendapat mengeani usaha-usaha pembangunan baik yang dilakukan

langsung maupun melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada; b)

ikut serta bermusyawarah dalam mengambil keputusan tentang penentuan

program mana yang dianggap cocok dan baik untuk masyarakat; c) ikut

serta melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah termasuk

dalam hal ini memberikan sumbangan, baik berupa tenaga, iuran uang dan

material lainnya; d) ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan bersama

termasuk didalam mengajukan saran, kritik dan meluruskan masalah yang

tidak sesuai dengan apa yang tekah diputuskan tersebut; e) dengan istilah

lain ikut serta bertanggung jawab terhapad berhasilnya pelaksanaan

program yang telah ditentukan bersama; f) ikut serta menikmati dan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

29

memelihara hasil-hasil dari kegiatan pembangunan33. Adapun beberapa

bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu program

pemberdayaan menurut Hamijoyo diantaranya yaitu partisipasi uang,

partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan,

partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi dalam proses

pengambilan keputusan, dan partisipasi representatif34:

a. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-

usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan

bantuan.

b. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang

harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.

c. Partisipasi tenaga adalah parisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga

untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan

program.

d. Partisipasi keterampilan adalah partisipasi yang memberikan dorongan

melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain

yang membutuhkan. Dengan maskud agar orang tersebut dapat

meningkatkan kesejahteraan sosialnya.

e. Partisipasi buah pikiran yaitu lebih merupakan partisipasi berupa

sumbanan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk

33 Rizqina, Finna. 2010. Partisipasi Masyarakat Dalam Implementasi Kebijakan Manajemen

Berbasis Sekolah Di Kecamatan Kalideres Kotamadya Jakarta Barat. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 19

34 Usmaniya, Desi. 2014. Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Program Pelaksanaan Kelompok Usaha Bersama(KUBE) di Kelurahan Dompak Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Skripsi tidak diterbitkan. Tanjungpinang : FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji. Hlm 23

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

30

menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program

dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan

pengetahuan guna mengembagkan kegiatan yang diikutinya.

f. Partisipasi sosial diberikan oleh partisipan sebagai tanda paguyuban,

yaitu menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan. Dan dapat juga

berupa sumbangan perhatian atau tanda kedekatan dalam rangka

memotivasi orang lain untuk berpartisipasi.

g. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, yaitu masyarakat

terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil

keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama.

h. Partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan

kepercayaan/mandate kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi

atau panitia.

Dengan berbagai bentuk partisipasi yang telah disebutkan diatas

bentuk partisipasi dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk

partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga

bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak).

Bentuk partisipasi nyata ialah uang, harta benda, tenaga, dan keterampilan.

Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata ialah partisipasi buah pikiran,

partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representatif.

C. Sampah dan Pengelolaannya

Pada dasarnya sampah merupakan bahan yang tak terpakai dan dibuang.

Sampah tersebut memiliki berbagai macam jenis dan kemudian memiliki

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

31

pengelolaan sampah sesuai dengan jenis-jenis zat yang ada. Dibawah ini akan

dijelaskan pengertian dari sampah beserta penggolangan jenisnya, dan juga

bagaimana pengelolaan sampah terpadu yang terkandung dalam praktek 3R,

berikut penjelasannya:

1. Pengertian sampah

Sampah merupakan benda dari berbagai macam jenis yang tidak

terpakai. Menurut undang-undang no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam

yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik

bersifat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna

lagi dan dibuang ke lingkungan35.

Sampah adalah buangan berupa bahan padat yang merupakan

polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai esettika lingkungan,

membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya,

menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan berbagai akibat negative

lainnya36.

2. Penggolongan sampah

Dari uraian pengertian sampah diatas, sampah dapat digolongkan

sesuai dengan jenis-jenisnya. Menurut Damanhuri dan Padmi, di Indonesia

penggolongan sampah yang sering digunakan adalah (a) sampah organik,

atau sampah basah, yang terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton,

35 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 36 Nasution, Bunga. 2013. Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah Di

Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

32

tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah, dan lain-lain, dan sebagai (b)

sampah anorganik, atau sampah kering yang terdiri atas kaleng, plastik, besi

dan logam-logam lainnya, gelas dan mika37. Di negara industri, jenis

sampah atau yang dianggap sejenis sampah, dikelompokkan berdasarkan

sumbernya seperti38:

Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang

ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil,

kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga,

limbah berbahaya dan sebagainya

Daerah komersial: yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,

perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara

lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah

berbahaya dan beracun, dan sebagainya

Institusi: yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan

lan-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah

pada daerah komersial

Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan

konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang

ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain

37 Damanhuri, Enri Dan Tri Padmi. 2010. Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL-3104. Bandung:

Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Halaman 07. http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/diktatsampah-2010-bag-1-3.pdf (diakses 2 Februari 2017)

38 Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. Ibid. Halaman 8

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

33

Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi,

dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish,

sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya

Pengolah limbah domestik seperti Instalasi pengolahan air minum,

Instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang

ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan, debu, dan sebagainya

Kawasan Industri: jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses

produksi, buangan non industri, dan sebagainya

Pertanian: jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan busuk,

sisa pertanian

Selain jenis-jenis sampah diatas, menurut Bahar, sampah dapat

diidentifikasikan menurut jenis-jenisnya sebagai berikut39:

Garbage atau sampah basah yaitu sampah yang berasal dari sisa

pengolahan, sisa pemasakan, atau sisa makanan yang telah

membusuk, tetapi masih dapat digunakan sebagai bahan makanan

organisme lainnya

Rubbish atau sampah kering yaitu sampah sisa pengolahan yang

tidak mudah membusuk dan dapat pula dibagi atas dua golongan

yaitu:

a) sampah yang tidak mudah membusuk tetapi mudah terbakar

39 Fadhilah, Arief dkk. 2011. “Kajian Pengelolaan Sampah Kampus Jurusan arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro”. Modul, Vol. 11 no 12/2011. Hal 66-67 (online) http://eprints.undip.ac.id/32520/1/2.Jurnal_Kajian_Pengelolaan_Sampah_Kampus_-_Edo_dkk.pdf (diakses 2 januari 2017)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

34

b) sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah

terbakar

Ashes dan Cinder, yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal

dari kegiatan pembakaran

Dead animal, yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan

Street sweaping, yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di

sepanjang jalan

Industrial waste merupakan sampah dari kegiatan industry, sampah

jenis ini biasanya lebih homogen bila dibandingkan dengan sampah

jenis lainnya

3. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah saat ini sangat efektif dengan menggunakan

metode 3R yaitu terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle.Reduce adalah

proses mengurangi barang-barang yang bisa menimbulkan sampah, berarti

memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan dan memiliki jangka

pemakaian yang panjang agar sampah tidak menumpuk pada waktu singkat.

Menurut Fadhilah dkk, Pengelolaan sampah dengan metode 3P dapat

dimasukkan sebagai pilihan untuk mengelola sampah dikarenakan dapat

mengurangi masalah-masalah sampah secara efektif. Dalam Vesilin

dijelaskan metode 3P sebagai berikut40:

a. Pengurangan (Reduce) adalah pengurangan sampah. Ada tiga cara dasar

dalam mengurangi sampah:

40 Fadhilah, Arief dkk. Ibid. hlm . 68

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44141/3/jiptummpp-gdl-miqbalhabi-48734-3-babii.pdf · pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

35

1) Mengurangi jumlah bahan yang digunakan per produk tanpa

mengorbankan fungsi produk

2) Meningkatkan masa hidup produk

3) Menghilangkan kebutuhan untuk produk

b. Penggunaan Reuse adalah penggunaan kembali barang-barang yang

sudah tidak digunakan sebagaimana mestinya. Konsep pengelolaan

Reuse tidak sesulit yang dipikirkan, cukup menggunakan barang-barang

bekas untuk keperuan tertentu tanpa harus mengolahnya

c. Pendaurulangan (Recycle) adalah mengelola kembali barang-barang

yang tidak berguna lagi. Agar daur ulang dapat berhasil, perlu proses

sebagai berikut:

Konsumen pertama harus dapat memilih barang-barang berdasarkan

karakteristik tertentu (pilih yang dapat didaur ulang atau mudah

membusuk) dan kemudian dikumpulkan di kotak-kotak atau tempat

khusus

Bagi sampah yang bisa didaur ulang, proses daur ulang dapat dapat

dilaksanakan seperti contohnya kertas, kita dapat menjual kembali

kertas-kertas bekas kemudian di daur ulang di pusat pendauran

ulang.

Sampah organik diolah menjadi kompos yang bisa digunakan

sebagai pupuk.