bab ii kajian pustaka dan pengembangan hipotesis …eprints.umm.ac.id/39640/3/bab ii.pdfkusumawati...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dasar-dasar berupa teori dan temuan-temuan melalui hasil berbagai
penelitian sebelumnya merupakan hal yang penting dan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam penelitian ini. Salah satu pendukung yang perlu untuk
dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini. Dalam penelitian ini, penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai acuan berfokus pada City Branding, City Image, dan keputusan
berkunjung. Peneliti melakukan kajian terhadap beberapa hasil penelitian
berupa tesis dan jurnal. Berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul penelitian Nama Peneliti Variabel Metode
penelitian Hasil
1 Pengaruh city
branding
“shining batu”
terhadap city
image dan
keputusan
berkunjung
wisatawan ke
kota batu
Lita Ayu
Wandari,
Srikandi
Kumadji,
Andriani
Kusumawati
(2014)
1. city
branding
2. city image
3. keputusan
berkunjung
Deskriptif dan
path analisis
1.City branding berpengaruh
signifikan terhadap city image
2.City branding berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
berkunjung
3.City Image berpengaruh
tidak signifikan terhadap
keputusan berkunjung
10
Lanjutan Tabel 2.1
No Judul penelitian Nama
Peneliti Variabel
Metode
penelitian Hasil
2 Pengaruh city
branding dan city
image terhadap
keputusan
berkunjung
wisatawan ke
Banyuwangi
Bidriatul
Jannah, zainul
Arifin,
Andriani
Kusumawati
(2014)
1. city
branding
2. city image
3. keputusan
berkunjung
1.kuantitatif 1. City branding
berpengaruh signifikan
terhadap city image
2. City branding
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
berkunjung
3. City image berpengaruh
tapi tidak signifikan
terhadap keputusan
berkunjung
3 Pengaruh city
branding “enjoy
jakarta” terhadap
citra kota dan
keputusan
berkunjung youth
traveller ke
jakarta
Siti Zumroh
Nur Ivani
(2015)
1. city
branding
2. citra kota
3. keputusan
berkunjung
deskriptif dan
analisis jalur
1.city branding berpengaruh
langsung terhadap citra kota.
2.city branding berpengaruh
langsung terhadap keputusan
berkunjung
4 Pengaruh
advertising dan
daya tarik wisata
terhadap
keputusan
wisatawan
mengunjungi
obyek wisata
pantai firdaus di
kabupaten
minahasa utara
Stephany q.
W. Lapian,
silvya
mandey,
sjendry
loindong
(2015)
1.advertising
2.keputusan
berkunjung
Kuantitatif Iklan dan citra merek
berpengaruh terhadap
keputusan wisatawan
berkunjung ke daerah wisata
pantai Firdaus
Sumber: Wandari 2014, Jannah (2014), Ivani (2015), Lapian (2015)
B. Kajian Teori
1. Pengertian Promosi
Promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang
digunakan untuk memberitahu, membujuk dan mengingatkan tentang
produk dan jasa dari perusahaan. Menurut Sunyoto (2015:158) promosi
merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk bertujuan
11
memengaruhi konsumen agar mereka mengetahui akan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan melalui iklan dan kemudian mereka menjadi
menyukai lalu membeli produk atau jasa tersebut.
Promosi adalah sarana atau alat komunikasi dimana perusahaan
berusaha untuk menginformasikan, memperoleh perhatian, membujuk
dan mengingkatkan kepada konsumen untuk membeli terhadap produk
atau jasa yang mereka jual (Alma 2006:179). Dari pemaparan diatas
dapat dinyatakan promosi adalah salah satu alat dalam bauran pemasaran
yang harus dilakukan perusahaan untuk memberikan informasi kepada
konsumen atas produk dan jasanya.
a. Pengertian Iklan
Iklan merupakan alat komunikasi antara produsen dengan
konsumennya, dengan iklan produsen dapat menawarkan produk
atau jasa kepada konsumen tanpa mereka harus bertatap muka. Iklan
adalah segala bentuk kegiatan promosi kepada semua khalayak
ramai untuk memberikan informasi produk atau jasa yang dimiliki
oleh senuah perusahaan (Kotler&Keller,2007:244).
Menurut Sunyoto (2015:162) Iklan merupakan sebuah alat
perantara komunikasi antara pengusaha dengan konsumennya untuk
memengaruhi pemikiran konsumen supaya membeli produk atau
jasanya tersebut. Dari pemaran diatas iklan merupakan alat
mempromosikan sebuah produk atau jasa yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan untuk merka jual.
12
b. Tagline
Sebuah tagline, slogan adalah frase pendek yang
merangkum merek dan menandai komunikasi perusahaan. Menurut
Arnold (2009) mengemukakan bahwa tagline merupakan ungkapan
(frase) pendek yang menyampaikan ide penting kepada pelanggan.
Penggunaan tagline ini adalah untuk memperkuat kemampuan iklas
dalam mencapai sasarannya yaitu mem[engaruhi konsumen untuk
membeli produk dan jasa yang telah diiklankan (Susanto dan
Wijanarko, 2004:86)
1) Tujuan tagline
Altsiel dan Grow (2007:166) mengemukakan bahwa tujuan
utama dari tagline adalah untuk membangun atau memperkuat
merek, untuk melakukan hal ini, tagline harus melakukan hal
berikut:
a) Menyediakan kontinuitas untuk periklanan, tagline salah
satunya kompponen umum dari suatu periklanan multimedia
yang bisa menjadikan iklan berbeda.
b) Memperoleh kejelasan mengenai suatu produk dengan
menyiratkan suatu pesan produk.
2. Teori Mendasari City Branding dan City Image
City branding saat ini sedang ramai diperbincangkan di setiap
pemerintahan kota. Hal ini yang mendasari pemerintah kota untuk
13
melakukan branding dalam upaya meningkatkan citra kota. Menurut
Prophet (2006:7) terdapat delapan langkah pengembangan merek kota.
a. Menetapkan tujuan yang jelas dari city branding
Dalam membranding kota dibutuhkan aspek-aspek yang harus
diperhatikan yang menjadi faktor pendukung, diantaranya
mengetahui konsep dan tujuan brand
b. Memahami sasaran pengunjung
Memasarkan brand kota tersebut agar satu kota itu bisa menjadi
objek yang layak dipasarkan.
c. Mengidentifikasikan citra merek yang ada saat ini
Untuk memahami bagaimana khalayak merasakan dan menilai
tempat tersebut sehingga antara kondisi faktual dan keadaan yang
diinginkan tidak terjadi kesenjangan.
d. Mengatur identitas aspiratif merek
Manajemen merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek
yang unik yang mewakili tujuan dan janji merek kepada pelanggan
melalui sebuah citra
e. Mengembangkan langkah penilaian positioning
Positioning adalah bagaimana sebuah merek dengan segala nilai-
nilai yang ditawarkannya menjadi selalu nomer satu dibenak
konsumen.
14
f. Menciptakan nilai proposisi
Nilai proposisi muncul karena langkah positioning yang tercipta
dengan sukses. Aspek ini menjadi penting karena menyangkut
alasan mengapa target audience harus membeli produk yang
bersangkutan.
g. Menjalankan langkah dari strategi brand
Merancang media promosi agar pesan yang ingin disampaikan dapat
tersebar luas. Strategi tersebut bisa berupa komunikasi primer atau
sekunder.
h. Mengukur keberhasilan
Dalam pelaksanaan strategi city branding tentu diperlukan cara
mengukur keberhasilan. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari
banyaknya wisatawan yang datang.
3. City Branding
Negara Indonesia memiliki banyak pulau baik pulau besar
maupun kecil yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Hal
tersebut menjadikan Indonesia mendapat julukan dari negara-negara
lain sebagai negara seribu pulau. Tidak hanya negara yang mendapat
julukan tetapi daerah-daerah di Indonesia pun juga mendapatkan
julukan seperti halnya Kabupaten Banyuwangi yang memiliki julukan
sun rise of java.
Pemasaran sebuah kota, daerah, dan negara telah menjadi sangat
dinamis, kompetetif, dan penting pada saat ini. Dalam keadaan ini, para
15
pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri agar lebih menonjol
daripada kompetitor mererka. Kota daerah, dan negara menemukan
bahwa gambaran yang baik dan implementasi penuh dari brand
strategy memberikan banyak manfaat dan keuntungan.
Lokasi geografis, seperti produk dan personal, juga dapat
dijadikan acuan untuk membuat brand dengan menciptakan dan
mengkomunikasikan identitas bagi suatu lokasi yang bersangkutan.
Kota, negara bagian, dan negara masa kini telah aktif dikampanyekan
melalui periklanan, direct mail, dan perangkat komunikasi lainnya.
(Kotler, 2003, h40).
Menurut Dinnie (2011) city branding adalah mengidentifikasi
suatu set brand attributes yang dimiliki sebuah kota sesuai urutan
untuk membentuk sebuah dasar yang digunakan untuk menghasilkan
persepsi positif dari banyak audiences. City Branding juga dapat
didefinisikan sebagai manajemen citra suatu destinasi melalui inovasi
strategis serta koordinasi ekonomi, sosial, komersial, kultural, dan
peraturan pemerintah (Simon Anholt dalam Moilanen dan Rainisto
2009:7).
Menurut Kavaratzis (2004:65) menganggap bahwa city
branding mirip dengan merek perusahaan. Dalam hal ini, kota dan
perusahaan sama-sama ingin menarik perhatian berbagai pemangku
kepentingan dan kelompok pelanggan. Mereka berdua memiliki akar
multidisiplin, dan kompleksitas yang tinggi. Keduanya harus
16
mempertimbangkan tanggung jawab sosial, sekaligus merencanakan
pembangunan jangka panjang.
Selain itu merek daerah didefinisikan sebagai aktivitas
pemasaran untuk mempromosikan citra positif suatu daerah tujuan
wisata demi mempengaruhi keputusan konsumen untuk
mengunjunginya (Blain, et.al., 2005:332). Dari pemaparan diatas,
tentang pengertian City Branding dapat diambil kesimpulan bahwa City
Branding merupakan manajamen citra suatu destinasi melalui inovasi
strategi bagaimana suatu kota atau kabupaten memperkenalkan potensi
daerahnya kepada para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Menurut Kotler & Keller (2012) Brand dapat meiliki enam level
pengertian yaitu:
a. Atribut
Atribut merupakan sebuah persepsi di benak masyarakat terhadap
suatu merek.
b. Manfaat
Manfaat berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi
manfaat fungsional dan emosional,
c. Nilai
Nilai berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai
produsen.
d. Budaya
Budaya berarti bahwa merek juga mewakili budaya tertentu.
17
e. Kepribadian
kepribadian berarti bahwa merek juga mencerminkan kepribadian
tertentu.
f. Pemakai
Pemakai berarti bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang
membeli atau menggunakan merek tersebut.
1) Tujuan City Branding
Beberapa kota melakukan strategi dengan
menerapkan City Branding.. Hal ini dianggap mi dianggap
menguntungkan bagi para pemangku kepentingan. Berikut
City Branding perlu dilakukan menurut Handito (dalam
Sugiarsono, 2009) yaitu:
a) Memperkenalkan kota atau daerah lebih dalam
Penerapan City Branding, suatu kota akan
memperkenalkan dirinya lebih dalam, karena pihak
eksternal harus mengetahui keberadaan suatu kota. Yang
kemudian peningkatan kunjungan terhadap suatu kota
semakin tinggi.
b) Memperbaiki citra
Citra suatu kota yang sudah dinilai buruk oleh
pengunjung maupun penduduk sendiri, cukup sulit suatu
kota memiliki daya tarik bagi pihak yang berkepentingan,
namun salah satu stragtegi mengembalikan citra positif
18
kota yaitu dengan City Branding yang diimbangi dengan
implementasi komprehensif, maka akan meningkatkan
daya tarik kota sebagai tujuan para pemangku
kepentingan.
c) Menarik wisatawan asing dan domestik
Penerapan City Brand yang tepat dapat menarik
pemangku kepentingan eksternal kota termasuk
wisatawan domestik maupun asing. Hal ini dikarenakan
wisatawan memandang merek merupakan pembeda satu
dengan yang lainnya sehingga akan memilih suatu tempat
dengan keunikan atau ciri khas yang tidak dimiliki kota
lain.
d) Menarik minat investor untuk berinvestasi
Tujuan lain dari City Branding untuk mendapatkan
investasi guna meningkatkan pengembangan kota baik itu
dari sektor ekonomi, social atau yang lainnya.
e) Meningkatkan perdagangan
Melalui penerapan City Branding suatu kota akan
dikenal luas oleh masyarakat bsik itu dalam negeri
maupun luar negeri, maka akan tercipta suatu transaksi
yang dilakukan oleh pihak eksternal kota maupun pihak
internal kota yang menyebabkan terjadinya peningkatan
perdagangan.
19
4. Citra Kota
Citra Kota merupakan gambaran atau persepsi masyarakat baik
itu positif maupun negatif terhadap suatu kota atau kabupaten. Dari segi
lingkungan, baik setiap orang akan dapat menggambarkan citra (image)
dalam hubungan fisiik antara satu dengan lingkungan lainnya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra berarti, rupa, gambar, gambaran.
Gamabaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan,
organisasi atau produk.
Menurut soemirat dan Ardianto (2010:111) citra adalah kesan
yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang
tentang fakta-fakta dan kenyataan. Definisi dari kota sangat beragam,
namun secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga atau
masyarakat, tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi,
politik dan berjalannya pemerintahan suatu daerah.
a. Pengukuran Citra
Menurut pendapat Keller (2013:343) pengukuran citra
merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek yaitu
Strenghtness, Uniqueness dan favorable.
1) Strenghtness (kekuatan)
Kekuatan dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak
ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu
pada atribut-atribut fisik atau merek tersebut sehingga biasa
20
dianggap sebagai sebuah kelebihan dibandingkan dengan merek
lain, yang termasuk pada kelompok strength ini antara lain:
fisik produk, fungsi semua fasilitas produk, harga produk,
maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut.
2) Uniqueness (Keuinikan)
Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan merek
diantara merek-merek lainnya. Kesan unik ini muncul dari
atribut produk menjadi kesan unik berarti terdapat diferensiasi
antara produk satu dengan yang lainnya. Kelompok unik ini
antara lain: variasi layanan yang biasa diberikan sebuah produk,
variasi harga dari produk yang bersangkutan maupun
diferensiasi dari penampilan fidik sebuah produk.
3) Favorable (kesukaan)
Kesukaan mengarah pada kemampuan bagaimana suatu
merek mudah diingat oleh konsumen, yang termasuk kelompok
kesukaan ini antara lain; kemudahan merek tersebut untuk
diucapkan, kemampuan merek untuk diingat oleh pelanggan,
maupun kesesuaian antara kesan nmerek di benak pelanggan
dengan citra yang diingingkan perusahaan atas merek yang
bersangkutan.
Dari pemaparan diatas, tentang pengertian citra kota
atau City Image dapat diambil kesimpulan bahwa citra kota atau
city image merupakan pandangan atau gambaran persepsi
21
seseorang terhadap suatu kota atau daerah baik itu positif
maupun negatif . Sebuah kota memiliki pemangku yang relatif
banyak baik internal yang meliputi warga, pihak swasta, dan
pemerintah kota. Dari segi eksternal, yaitu calon investor, turis,
pemerintah pusat dan lain sebagainya. Kota juga tempat
pertumbuhan ekonomi sebuah daerah, citra kota dipandang baik
maka ekonomi akan berjalan lancar.
5. Keputusan Berkunjung
Dalam melakukan kunjungan wisata, wisatawan seringkali
dihadapkan pada beragam pilihan tujuan tempat wisata yang
menyebabkan wisatawan harus mempertimbangkan tujuan sebelum
mengambil keputusan berkunjung ditempat wisata. Keputusan adalah
suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara
sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari
alternatif tersebut bersama konsekwensi. Menurut Koltler (2002:251)
keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap suatu produk atau jasa. Keputusan
pembelian adalah rasa yakin pada diri konsumen atas produk yang
diambilnya adalah keputusan yang benar.
Kotler dan Keller (2009) menyatakan terdapat lima proses
keputusan pembelian, yaitu :
22
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
a. Pengenalan masalah
Proses kunjungan wisatawan dimulai dari individu atau
sekelompok orang yang mempunyai keinginan untuk
melakukan kunjungan wisata yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pertemuan, perjalanan untuk bisnis,
perjalanan untuk bersenang- senang.
b. Pencarian informasi
Wisatawan akan mencari informasi berbagai destinasi
tempat wisata yang sedang diperbincangkan oleh para
traveler. Informasi tentang destinasi tempat wisata dapat
diperoleh dari berbagai sumber, seperti: teman, keluarga,
media social, iklan dan lain sebagainya.
c. Evaluasi Alternatif
Pada proses ini wisatawan memiliki beberapa alternatif
pilihan yang akan di evaluasi. Konsep dasar yang membantu
dalam memahami proses evaluasi, yaitu :
1) Wisatawan ingin memuaskan hasrat untuk berwisata
2) Wisatawan mencari kepuasan tertentu dari pilihan tempat
wisata yang ada.
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
23
3) Wisatawan melihat berbagai tempat wisata sebagai atribut
untuk mencapai kepuasan dalam berwisata.
d. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, wisatawan membandingkan
anatara tempat wisata satu dengan yang lainnya. Tujuan
memilih tempat wisatawa yang paling diminati.
e. Perilaku pasca pembelian
Setelah melakukan kunjungan wisata, wisatawan akan
merasa puas atau tidak puas terhadap tempat yang telah
dikunjungi. Wisatawan merasa puas maka wisatawan akan
berkujung kembali di tempat tersebut, dan apabila wisatawan
merasa tidak puas akan mencari alternative tempat lain untuk
di kunjunginnya.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara City Branding dan City
Image terhadap keputusan berkunjung. Model konsep yang akan digunakan
dalam penelitian ini disajikan pada gambar dibawah ini:
Didalam tagline terdapat variabel independent yaitu City
Branding dan City Image
24
H1
H2
Gambar 2.2. Pengaruh City Branding dan City Image terhadap
keputusan berkunjung
Berdasarkan kerangka pikir diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
melakukan keputusan berkunjung, wisatawan dihadapkan pada beberapa
faktor, diantaranya adalah bagaimana kabupaten atau kota menciptakan
city brand dengan baik dan city image yang positif sehingga wisatawan
memutuskan untuk berkunjung di kabupaten atau kota tersebut.
D. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara yang belum terbukti
dan digunakan untuk menerangkan suatu fakta. Pengembangan hipotesis
dari penelitian ini, dijelaskan seperti berikut ini :
1. City Branding dan keputusan berkunjung
Pemasaran sebuah kota, daerah, dan negara telah menjadi sangat
dinamis, kompetetif, dan penting pada saat ini. Dalam keadaan ini,
kota, kabupaten dan Negara memerlukan brand atau ciri khas untuk
daerah masing-masing, hal ini bertujuan untuk menanamkan persepsi
di benak masyarakat supaya mengunjungi daerah tersebut. Menurut
Keputusan berkunjung
city image(X2)
City branding(X1)
25
Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7), City Branding
merupakan manajemen citra suatu destinasi melalui inovasi strategis
serta koordinasi ekonomi, sosial, komersial, kultural, dan peraturan
pemerintah.
Hal ini didukung oleh penelitian dari Wandari dkk tahun 2014
tentang “pengaruh City Branding Shining Batu terhadap city image
dan keputusan berkunjung wisatawan ke kota Batu” menyimpulkan
bahwa variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap
keputusan berkunjung. Menurut Ivani (2015) tentang “ pengaruh City
Branding enjoy Jakarta terhadap citra kota dan keputusan berkunjung
youth traveler ke Jakarta” menyimpulkan bahwa variabel City
Branding berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti dapat
mengajukan hipotesis yang pertama sebagai berikut:
H1. City Branding dan City Image berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan berkunjung di Kabupaten Banyuwangi.
2. City Image dan keputusan berkunjung
City Image adalah gambaran atau persepsi masyarakat baik itu
positif maupun negatif terhadap suatu kota atau kabupaten. Dari segi
lingkungan, baik setiap orang akan dapat menggambarkan citra (image)
dalam hubungan fisiik antara satu dengan lingkungan lainnya. Menurut
Bidriatul Jannah dkk tahun 2014 tentang “ pengaruh City Branding dan
26
City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Banyuwangi”
menyimpulkan bahwa City Image berpengaruh tetapi tidak signifikan
terhadap keputusan berkunjung.
Menurut Wandari dkk tentang “pengaruh City Branding Shining
Batu terhadap City Image dan keputusan berkunjung wisatawan ke Kota
Batu” menyimpulkan bahwa City Image berpengaruh tetapi tidak
signifikan terhadap keputusan berkunjung. Berdasarkan hasil penelitian
terdahulu, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis yang kedua sebagai
berikut:
H2. City Branding dan City image berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan berkunjung di Kabupaten Banyuwangi..
3. Variabel yang Dominan dalam keputusan berkunjung
Dalam penelitian yang dilakukan Ivani (2015) menyimpulkan
bahwa variabel yang paling besar dalam mempengaruhi keputusan
berkunjung adalah variabel City Branding (X1). Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu, maka peneliti mengajukan hipotesis yang ketiga
sebagai berikut:
H3 : City Branding merupakan variabel yang berpengaruh paling besar
terhadap keputusan berkunjung.