bab ii kajian teoretis 2.1 hakikat guru -...

33
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus yang memenuhi berbagai kriteria sebagai profesi. Namun yang dimaksudkan adalah guru yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberi bimbingan dan pengajaran kepada para siswa. Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal dari bahasa India yang artinya “orang yang mengajarkan tentang kelepasan dan kesengsaraan” (Shamsudin, Republika, 25 Nopember 1997), Selanjutnya dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala BAKN No. 57686)/MPK/1989 menyatakan bahwa “guru adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. (dalam Samsudin, 2011). Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 ayat 1). Dari pengertian di atas jelas bahwa guru itu memiliki peranan yang strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena guru adalah pengelola KBM bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan 5

Upload: danglien

Post on 13-Jun-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Hakikat Guru

Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus

yang memenuhi berbagai kriteria sebagai profesi. Namun yang dimaksudkan adalah

guru yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam

arti memberi bimbingan dan pengajaran kepada para siswa.

Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal dari bahasa India yang artinya

“orang yang mengajarkan tentang kelepasan dan kesengsaraan” (Shamsudin,

Republika, 25 Nopember 1997), Selanjutnya dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud

dan Kepala BAKN No. 57686)/MPK/1989 menyatakan bahwa “guru adalah pegawai

negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab oleh pejabat

yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. (dalam Samsudin,

2011).

Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 ayat 1). Dari

pengertian di atas jelas bahwa guru itu memiliki peranan yang strategis dan

merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena

guru adalah pengelola KBM bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan

5

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

efektif apabila tersedia guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah baik jumlah,

kualifikasi maupun bidang keahliannya. Tanggung jawab ini direalisasikan dalam

bentuk melaksanakan pembinaan kuikulum, menuntut para siswa belajar, membina

peribadi, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisa kesulitan belajar, serta menilai

kemajuan belajar para siswa.

Hamalik (2004:40) agar guru mampu mengemban dan melaksanakan

tanggung jawabnya ini, maka setiap guru harus memiliki berbagai kompetensi yang

relevan dengan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Dalam proses belajar

mengajar guru adalah orang yang memberikan pelajaran. Dalam kamus bahasa

Indonesia, guru diartikan “orang yang kerjanya mengajar” Hamalik (2004:40). senada

dengan itu Purwanarminta (1984: 335) mengungkapkan guru adalah salah satu

komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan serta dalam

usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Menurut Sardiman, (2001:123) Guru adalah semua orang yang berwenang

dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual

maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah”. Pada sisi lain,

Djamarah (2000:32). berpendapat “guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara

individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah”

Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (2000:24) merumuskan sepuluh

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru; a) Menguasai bahan, b)

Mengelola program mengajar, c) Menggunakan media/sumber belajar dan mengelola

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

kelas, d) Menguasai landasan pendidikan, e) Mengelola interaksi belajar mengajar, f)

Menilai prestasi belajar mengajar, g) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan serta

penyuluhan, h) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, i) Memahami

dan menafsirkan hasil penelitian.

Pada hakikatnya guru dalam tugasnya sebagai pengajar dan pendidikan harus

memenuhi kebutuhan itu merupakan tugas guru yang tidak ringan dan jika terpenuhi

akan sulitlah dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, hal

seperti itu tidak dihadapi oleh profesi lainnya. Kehadiran guru sangat bermanfaat

untuk membentuk watak generasi Indonesia. Guru dituntut untuk lebih profesional

dalam memberikan kaidah-kaidah keilmuan,

2.2 Tugas dan Peran Guru

Yoesoef (2010:45) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas

pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic

mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama

berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.

1. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui

anak dan seharusnya diketahui oleh anak.

2. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi

tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian

tentang diri sendiri.

Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian

bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya

seperti yang telah digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan

kedua harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya

dengan melalui pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan

daya berpikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta

secara kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi

perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup.

3. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang

baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh

bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.

Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan

organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas

saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator

pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.

Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus

memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa

yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan

yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada

akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh

karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara

manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat

juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui

warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui

simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.

Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu

mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi

manusia, person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers (pengajar) atau

(pendidik) educator, dan orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian

menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk

manusia dengan makhluk hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan

berbudaya, tetapi kita dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya,

artinya di sini jelas kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi

guru, membuatnya menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi

manusia yang berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan sendininya orang

menjadi berbudaya, sebab seorang yang dididik dengan baik tidak dengan sendininya

menjadi manusia yang berbudaya. (Yoesoef, 2010:45)

Memang lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia terdidik atau

terpelajar, akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak dengan sendirinya

berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan pra jabatan yaitu di

satu pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi guru dan di lain pihak membuat

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

mereka menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya, kiranya perlu

dikemukakan mengapa guru itu harus menjadi rnanusia berbudaya. Oleh karena

pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat berfungsi

melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya

juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini tergantung

3 elemen pokok, pertama logika dan estetika, kedua dan ketiga berkaitan dengan

etika:

Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training)

harus mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di

sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak pendidikan formal. Tidak mungkin

seseorang dapat dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang baik di satu

bidang pengetahuan kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik. Ini

bukan berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan baik dapat

menjadi guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun mengajar adalah seni. Tetapi

sebaliknya biar bagaimanapun mahirnya orang menguasai seni mengajar (art of

teaching), selama ia tidak punya sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan

pantas dianggap menjadi guru. (Yoesoef, 2010:45)

Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang

harus dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang

mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk

mampu menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan

dasar pendidikan umum, (Hamalik 2004:40)

Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya

merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam

dirinya (secara ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan.

Mengapa perlu pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah

seni, (Yoesoef, 2010:45).

Connell (dalam Winataputra 2006:80) membedakan tujuh peran seorang guru

yaitu (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar

(learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi,

serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang

berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-

tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan

dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan

sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan

dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh

pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas

dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab

kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan

dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan

spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas

anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan

guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku

pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan

norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai

dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik

harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.

Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di

luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil

belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di

masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku

sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki

pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya,

mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan

pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu

menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan

yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang

dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas

kemanusiaan.

Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru

diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam

mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-

pertemuan resmi maupun pertemuan insidental. Peranan guru sebagai komunikator

pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam

pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan.

Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan

pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.

Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala

pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara

baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar,

mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia

telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru

khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula

dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia

belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang

berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan

yang akan ditransformasikan kepada anak didik.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Seorang Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan

kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya

secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional dan menyenangkan,

dengan memposisikan diri sebagai :1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada

peserta didiknya.2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para

peserta didik. 3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani

peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya. 4. Memberikan sumbangan

pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi

anak dan memberikan saran pemecahannya. 5. Memupuk rasa percaya diri, berani

dan bertanggung jawab. 6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan

dengan orang lain secara wajar. 7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar

antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya. 8. Mengembangkan kreativitas. 9.

Menjadi pembantu ketika diperlukan, (Winataputra 2006:80)

Demikian beberapa peran yang harus dijalani seorang guru dalam

mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Guru yang memahami

fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai

penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas. Menurut

Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru

profesional adalah :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan

dan pengalaman-pengalaman

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara

kita Pancasila

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-

Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983

4. Sebagai prantara dalam belajar

5. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah

kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak

menurut kehendak hatinya

6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat

7. Sebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib

dapat berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu

8. Sebagai adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum

9. Guru sebagai pemimpin

10. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak

Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan

juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana

dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik

yang sekaligus sebagai seorang pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan

pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar

tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya proses pendidikan

kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai yang tak dapat dipisahkan,

Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 39).

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan membimbing dalam

hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembanganya

dengan jelas dmemberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sebagai pendidik guru harus berlaku membimbing dalam arti menuntun sesuai

dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan

tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini yang terpenting ikut memecahkan

persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan

demikian diharapkan menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri anak, baik

perkembangan fisik maupun mental.

Program pembelajaran di kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan

menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya

sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas . Secara etimologi

atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas

adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau

kelas. Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai

kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang

yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan

tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif

dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya. Untuk menjadi anggota

masyarakat sebagai orang dewasa. peran guru kelas Setiap guru harus memahami

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat

dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di sekolah maupun di kelas.

Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan mendasari

pola kegiatannya dalam menunaikan profesi sebagai guru. Menurut Mulyasa

(2000:56) Kompetensi guru yang dimaksud antara lain mengenai kompetensi-

komptensi pribadi, kompetensi profesi dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi

itu berkenaan dengan kemampuan dasar teknis edukatif dan administratif sebagai

berikut:

Penguasaan bahan pengelolaan program belajar mengajar mengelola kelas

penggunaan media/sumber mampu mengelola dan mempergunakan intraksi belajar

mengajar Memiliki kemampuan melakukan penilaian prestasi belajar anak secara

obyektif. Memahami fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di

sekolah. Setiap guru sebagai petugas profesional ikut bertanggung jawab pada

tercapainya tujuan pendidikan secara efektif. Oleh karena itu guru harus ikut dalam

menentukan kebijakan kependidikan di kelas/sekolah.

Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik

profesional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang sebagai perwujudan

perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidik persiapan yang telah diterimanya.

Dan sebagai pernyataan dari kesadarannya terhadap perkembangan dan kemajuan

bidang tugasnya yang harus diikuti, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam

mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khusus nya

berupa sekolah. Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang

sangat penting artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis. Setiap murid harus

memiliki perasaan diterima (membership) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta

dalam kegiatan kelas. Kelas merupakan unit tersendiri yang pengelolaannya secara

maksimal harus dilakukan dengan mengikutsertakan murid. Pengelolaan kelas yang

berhasil akan menumbuhkan kebanggaan kelas sehingga meningkatkan rasa

solidaritas dan keinginan untuk ikut berpartisipasi di kalangan murid di kelas.

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru

yang harus dilakoni Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh

Pullias dan Young, Manan serta Yelon dan Weinstein (dalam Mulyasa. 2000:56).

Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

Guru sebagai pendidik , adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan

identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus

memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri

dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman

lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang

dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan

keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan

jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab

pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku

anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

Guru sebagai pengajar Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam

kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,

kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat

kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor

di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.

Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil

dalam memecahkan masalah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam

pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis,

Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan

pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar,

Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. (Mulyasa.

2000:56)

Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus

senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah

dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

Guru sebagai pembimbing guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing

perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab

atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan

spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi

untuk melaksanakan empat hal berikut. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan

mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat

keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa

peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi

mereka harus terlibat secara psikologis.Ketiga, guru harus memaknai kegiatan

belajar.Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

Guru sebagai Pemimpin Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu

pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.

Guru sebagai pengelola pembelajaran Guru harus mampu menguasai berbagai

metode pembelajaran. Selain itu ,guru juga dituntut untuk selalu menambah

pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang

dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.

Guru Sebagai Model dan Teladan, guru merupakan model atau teladan bagi

para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat

kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk

ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan

guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang

menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja,

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses

berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum

Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani

mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.

Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan

dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang

bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak

mengulanginya.

Guru Sebagai anggota masyarakat, peranan guru sebagai komunikator

pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam

pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan

kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga memiliki

kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain

melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus

dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang

bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

Guru sebagai administrator, seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan

pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.

Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena itu

seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam

kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab

administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Guru Sebagai Penasehat, guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik

juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai

penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.

Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan

dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya

sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami

psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), Guru menerjemahkan pengalaman yang

telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini,

terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,

demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek

kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari

pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam

pendidikan.

Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga

ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik.

Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah

pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas, kreativitas merupakan hal yang sangat

penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat

universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas

ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan

tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan

sesuatu.

Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang

lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya

bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas

menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari

yang telah dikerjakan sebelumnya.

Guru Sebagai Emansipator, dengan kecerdikannya, guru mampu memahami

potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan

insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa

pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari

“self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan

rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik

yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan

kembali menjadi pribadi yang percaya diri.

Guru Sebagai Evaluator, evaluasi atau penilaian merupakan aspek

pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan

hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan

konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang

jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

Guru Sebagai Kulminator, guru adalah orang yang mengarahkan proses

belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya

peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap

peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu

dengan peran sebagai evaluator.

Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu.

Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara

yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik. Begitu banyak peran yang

harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru

hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-

peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus

menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak,

maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan

akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran

2.3 Kompetensi Guru

“Kompetensi berasal dari bahasa inggris, yakni “Competency” yang berarti

kecakapan, kemampuan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompetensi adalah

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu” Kalau

kompetensi berarti kemampuan atau kecakapan, maka hal ini eratkaitannya dengan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

pemilikan pengetahuan, kecakapan atau keterampilan sebagai guru. (Djamarah,

1994 : 33). Dengan demikian, tidaklah berbeda dengan kemampuan kompetensi yang

dikemukakan oleh abdul kadir Munsyi (1994 : 33).Yang mengatakan bahwa

“Kompetensi sebagai suatu tugas yang memadai atau memiliki pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang”

Terkait dengan pendapat di atas, Ametembun (1994 :33) megemukakan

bahwa “Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap

pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah

maupun luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru, minimal harus memiliki dasar-

dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa kompetensi guru merupakan

suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-

murid yang di asuhnya,sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik dapat terlaksana

dengan baik.

Untuk mendapat pengertian dan pengetahuan mengenai kompetensi guru ini,

pembahasan berikut akan membahas sepuluh kompetensi propesional guru yang

harus dimiliki dan bahkan dikuasi dalam dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai

pengajar.

Dalam hal inilah guru perlu mengetahui dan memahami kompetensi sebagai

guru dengan segala seluk beluknya. Kompetensi guru yang dikatan sebagai modal

dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran banyak macamnya. Secara garis besar

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

dapat di lihat dari dua segi yaitu dari segi kompetensi pribadi dan dari kompetensi

professional. Adapun macam-macam kompetensi tersebut ialah:

1. Mengembangkan kepribadian

2. Berintraksi dan berkomunikasi

3. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

4. Melaksanakan administrasi sekolah

5. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran

6. Menguasi landasan kependidikan

7. Menguasi bahan pengajaran

8. Menyusun program pengajaran

9. Melaksanakan program pengajaran

10. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan (Usman,

1999: 16).

Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat

kompentensi, antara lain:

1) Kompetensi Padegogik, a) - Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan intelektual, b) Menguasai teori

belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik, c) Mengembangkan

kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu. d) Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik, e) Memanfaatkan TIK untuk kepentingan

pembelajaran, f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik, g)

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik. h)

Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.

2) Kompentensi Keahlian, a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,

social dan budaya bangsa, b) Penampilan yang jujur, berakhlak mulia, teladan

bagi peserta didik dan masyarakat. c) Menampilkan dirisebagai pribadi yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, d) Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri,

e) Menjunjjung tinggi kode etik profesi guru.

3) Kompentensi Sosial, (1) bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak

diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar

belakang keluarga, dan status sosial keluarga. (2) Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua dan masyarakat. (3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh

wilayah RI yang memiliki keragaman social budaya, (4) Berkomunikasi

dengan lisan maupun tulisan.

4) Kompentensi Profesional, (1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu, (2) Mengusai

standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang dimampu, (3) Mengembangkan materi pembelajaran

yang dimampu secara kreatif, (4) Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. (5) Memanfaatkan TIK

untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

2.4 Hakikat Cinta Tanah Air

Cinta tanah air ialah perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya

sendiri.Usaha membela bangsa dari serangan penjajahan. Dalam cinta tanah air

terdapat nilai-nilai kepahlawanan ialah:Rela dengan sepenuh hati berkorban untuk

bangsa dan Negara.

Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai,

rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat

dimana ia tinggal, yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan

melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,

mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan

melestarikan alam dan lingkungan.

Cinta Tanah Air merupakan pengalaman dan wujud dari sila Persatuan

Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah

dan masyarakat. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan negara, syarat-syarat pembelaan negara diatur dalam Undang - Undang.

Kesadaran cinta tanah air itu pada hakikatnya berbakti kepada negara dan kesediaan

berkorban membela negara.

Suratna (2008:23) mengemukakan bahwa untuk menumbuhkar rasa cinta

tanah air perlu kembangkan dalam jiwa setiap individu sejak usia dini yang menjadi

warga dari sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.

Salah satu cara untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan. Rasa

bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan

dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh

karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah

alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya

rasa cinta tanah air.

Salah satu cara untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air adalah

dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan.

Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan

dan dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh

karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah

alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya

rasa cinta tanah air. (Winataputra2006:79)

Menurut Sutan (2007:34) bahwa cinta Tanah Air merupakan pengalaman dan

wujud dari sila Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-

hari di keluarga, sekolah dan masyarakat. selanjutnya Rudian, (2007:34) menjelaskan

bahwa cinta tanah air adalah sama saja rela berkorban demi kepentingan Negara.

Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi dalam

rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya dari Negara yang kecil,

berkembang sampai menjadi Negara yang maju. Menghayati arti dari cinta tanah air

memanglah bukan masalah yang mudah, perlu kesabaran dan kerendahan hati untuk

menjalankan hal tersebut, dikarenakan banyak ancaman dan tantangan yang dapat

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

datang dari mana saja, baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu

datang dari dalam negri maupun datang dari luar negri, tetapi asal kita mempunyai

tekad yang kuat untuk mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan sepenuh

hati, pastilah kita akan di mudahkan oleh yang Maha Kuasa dalam segala halnya

terutama dalam tindakan yang positif. Perlu diingat bahwa mencintai dan menjaga

tanah air Indonesia negaranya sendiri dengan sepenuh hati adalah bentuk perbuatan

yang merupakan bagian dari iman.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Cinta tanah air

ialah perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Usaha membela bangsa

dari serangan penjajahan. Dalam cinta tanah air terdapat nilai-nilai kepahlawanan

ialah, rela dengan sepenuh hati berkorban untuk bangsa dan Negara.

2.5 Manfaat Cinta Tanah Air

Manfaat cinta terhadap tanah air itu sendiri menurut Winataputra (2006:78)

adalah :

a. Kita dapat memperbaiki negara yang kita cintai ini agar menjadi semakin baik

lagi.

b. Agar negara kita dapat bersaing dengan negara-negara maju yang lain.

c. Anak akan mempunyai sikap tanggung jawab, memahami kewajibannya untuk

melakukan sesuatu sepenuh hati tanpa merasa terpaksa atau terbebani, seperti

anak mengakui tindakannya jika berbuat kesalahan dan menyelesaikan tugas

hingga tuntas.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

d. Jujur dalam perbuatan, anak akan bersikap tulus untuk berbuat benar.

e. Tertanam disiplin yang berkaiatan dengan ketertiban dan ketaatan pada peraturan,

seperti mengantri, meletakkan sesuatu pada tempatnya atau mengikuti aturan

yang ditetapkan.

f. cinta dan kasih sayang adalah suatu keadaan seseorang memiliki rasa suka pada

sesuatu, dalam lingkup ini anak akan mencintai oranglain, anak akan berbagi

dengan orang lain, bermain bersama dengan temannya dan anak mau membantu

kesulitan orang lain.

2.6 Wujud Cinta Tanah Air

Perwujudan rasa persatuan dan cinta tanah air harus kita laksanakan di

lingkungan keluarga, sekolah, tempat tinggal kita, bahkan di manapun kita berada.

Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita dapat mewujudkan sikap dan

tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat yang merugikan diri

sendiri atau masyarakat. Sebagai generasi mudak kita juga harusnya dapat berperan

seperti para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Para pahlawan berani

mengorbankan diri karena mereka mencintai tanah airnya. Mereka mencintai rakyat,

bangsa, dan negara Indonesia.

Menurut Winataputra (2006:78) rasa cinta tanah air bisa diwujudkan dengan

berbagai macam cara antara lain adalah:

1) Sebagai pelajar kita harus bertanggung jawab. Dengan belajar sungguh –

sungguh dan tekun.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

2) Mencintai produk-produk dalam negeri. Karena sekarang ini banyak sekali

produk asing. Untuk itu sebagai warga negara yang cinta tanah air tetap

mencintai produk dalam negeri.

3) Bangga sebagai bangsa Indonesia. Kebanggaan itu antara lain diwujudkan

dengan menggunakan bahasa Indonesia, mencintai dan mempertahankan

budaya Indonesia.

4) Upacara setiap hari senin dan hari – hari besar Negara.

Mengenang kembali jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan dan melakukan

intropeksi pada diri kita mengenai kontribusi yang diberikan untuk mengisi

kemerdekaan, merupakan cara yang dapat kita lakukan sebagai bangsa Indonesia

yang mempunyai rasa cinta Tanah Air dalam memaknai kemerdekaan. Mengenang

jasa pejuang kemerdekaan bukan hanya mengetahui sejarah perjuangan mereka. Kita

harus bisa menjadikan perjuangan mereka sebagai motivasi untuk berjuang

memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa Indonesia. (Winataputra2006:79)

Cara memaknai kemerdekaan Indonesia yang diraih dengan susah payah oleh

pahlawan kemerdekaan dengan membuktikan rasa cinta Tanah Air kita, yaitu dengan

ikut berpartisipasi dalam kegiatan negara, mencintai produk dalam negeri, dan belajar

dengan tekun.

2.7 Peran Guru dalam Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air

Sikap cinta tanah air harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar

dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

dengan upacara sederhana setiap hari Senin dengan menghormat bendera Merah

Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila. Meskipun

lagu Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi

dengan membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin, maka anak akan

hafal dan bisa memahami isi lagu.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah memperingati hari besar

nasional dengan kegiatan lomba atau pentas budaya, mengenalkan aneka kebudayaan

bangsa secara sederhana dengan menunjukkan miniatur candi dan menceritakannya,

gambar rumah dan pakaian adat, mengenakan pakaian adat pada hari Kartini, serta

mengunjungi museum terdekat, mengenal para pahlawan melalui bercerita atau

bermain peran.

Menciptakan kedamaian bangsa adalah juga perwujudan rasa cinta tanah air.

Sehingga suatu saat nanti, dan saat tumbuh dewasa mereka dapat menghargai betapa

pentingnya mencintai tahan air ini, negeri ini, khusnya bagi bangsa dan negara, dan

bisa berwarganegara dengan baik, mempunyai rasa cinta yang tinggi terhadap

negaranya, dan sekaligus bisa mengharumkan bangsa dan negaranya.

Diharapkan bahwasaanya menjadi manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan

negara. dan tidak terpelosok ke dalam lubang salah slama ini, banyak sekali saat ini

kejadian - kejadian yang mencengangkan bagi kita, yang menurtnya tidak layak

menjadi layak, ini dikarnakan mempunyai pengetahuan yang kurang cukup baik di

dalam lingkungan sekitar oleh karna itu kita harus bisa menanamkan rasa cinta tanah

air, yang tidak kalah menariknya adalah menanamkan rasa cinta tanah air melalui

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

lagu. Dengan menyanyi apalagi jika diiringi dengan musik, anak akan merasa senang,

gembira, serta lebih mudah hafal dan memahami pesan yang akan disampaikan guru.

Jika lagu wajib nasional dianggap masih terlalu sulit untuk anak, maka guru bisa

menciptakan lagu sendiri yang sesuai untuk anak usia dini.

Guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya di sekolah

termasuk dalam menciptakan lagu. Lagu untuk anak usia dini biasanya dengan

kalimat yang sederhana, mudah diucapkan, mudah dipahami dan dihafalkan. Lagu

sebaiknya yang bernada riang gembira, karena hal ini akan merangsang

perkembangan otak anak, anak terbiasa untuk selalu riang dalam bekerja, cepat dalam

menghadapi dan memutuskan masalah, tidak cepat putus asa, sedangkan jika

tujuannya hanya untuk memperdengarkan musik pada anak, bisa dengan lagu atau

instrumen musik yang lebih halus dan tenang. Misalnya, lagu Kebangsaan Indonesia

Pusaka, Syukur, Tanah Air dan Bagimu Negeri.

Selain itu keluarga juga berperan dalam menanamkan rasa cinta tanah air

karena keluarga adalah fondasi utama dalam pengasuhan, perawatan, dan pendidikan

anak (pembentukan karakter anak dan manusia) sangatlah penting. Ketika ibu

mengandung, kemudian melahirkan anak, anak sudah mulai melihat dunia ini secara

global. Anak sudah dibekali kemampuan fisik dan psikis sejak dini. Kemampuan

dalam diri anak itu perlu dikembangkan. Untuk mengembangkannya anak

membutuhkan lingkungan yang dapat memberi stimulasi pada semua aspek

perkembangannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik dan

lingkungan sosial.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Keluarga merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat

dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya, sebagian besarnya bersifat

langsung dan disitulah berkembang individu dan disitulah terbentuknya tahap-tahap

awal proses sosialisasi bagi anak-anak. Orang-orang yang berada dalam sebuah

keluarga termasuk dalam lingkungan sosial. Interaksi yang terjadi di dalam keluarga

menjadi suatu pergaulan yang dapat mendidik atau tidak mendidik bagi anak. Jadi

pergaulan di dalam keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Lingkungan fisik menyangkut

fasilitas, sarana/ prasarana, sandang, pangan dan papan yang disediakan orang tua. Ini

juga menjadi kebutuhan dasar bagi anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Cara menanamkan rasa cinta tanah air kepada anak dapat dilakukan dengan

cara, menanamkan nilai-nilai kebudayaan kepada anak, menceritakan sejarah dan

tokoh-tokoh pahlawan/Pejuang Indonesia agar anak dapat menghargai dan

mempunyai rasa cinta yang tinggi terhadap negara serta menjadikan perjuangan

mereka sebagai motivasi untuk berjuang memberikan sesuatu yang terbaik bagi

bangsa Indonesia, mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan dan kelestarian

lingkungan, menyayangi sesama penganut agama, menyanyangi sesama dan makhluk

Tuhan yang lain, tenggang rasa dan menghormati orang lain, mengamalkan sikap dan

tingkah laku hemat, disiplin dan bertanggung jawab dalam mewujudkan keutuhan dan

kebersamaan agar tercapai kebahagiaan lahir batin Menciptakan kedamaian bangsa

adalah juga perwujudan rasa cinta tanah air.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal

Selanjutnya masyarakat juga berperan untuk mewujudkan atau menanamkan

sikap cinta tanah air pada anak TK dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan-

kegiatan nasionalisme. Salah satu contohnya adalah seperti upacara pada hari senin,

upacara hari-hari besar Negara, memperingati hari Kemerdekaan, lomba dan

sebagainya, memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba atau pentas

budaya, mengenalkan aneka kebudayaan bangsa secara sederhana dengan

menunjukkan miniatur candi dan menceritakannya, gambar rumah dan pakaian adat,

mengenakan pakaian adat pada hari Kartini, serta mengunjungi museum terdekat,

mengenal para pahlawan, mengenalkan semangat persatuan dan kesatuan di

lingkungan masyarakat kepada anak melalui kegiatan-kegiatan seperti siskamling,

kerjabakti dll.

Mengenalkan anak mengenai berbagai macam suku, agama ,ras, budaya,

dan golongan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Namun hal itu bukan menjadi

suatu perbedaan di dalam bangsa Indonesia untuk kehidupan bermasyarakat seperti

semboyan Bhineka Tunggal Ika. meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai luhur

budaya bangsa kepada anak adalah sarana untuk membangkitkan semangat

nasionalisme dan cinta tanah air, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk

rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan bernegara dalam kehidupan

bermasyarakat.Serta untuk mewujudkan nasionalisme nasional.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5619/6/2012-1-86207-153408254-bab2-29082012030133.pdf · Secara etimologi (asal-usul kata), guru berasal