bab ii kajian teori 2.1 konsep museum ... -...

22
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Museum 2.1.1 Pengertian Museum Kata “Museum” berasal dari bahasa Yunani kuno, “Mouseion” yang artinya, Kuil atau rumah ibadah tempat menyembah 9 Dewi Muze, Kuil atau tempat-tempat ibadah pemujaan dewi-dewi Muze inilah yang disebut “Muzeum”. Dengan demikian kata museum pada awalnya berasal dari kata “Muze” kemudian dalam bahasa Yunani menjadi “Mouseion” lalu ditransfer ke dalam bahasa latin dan Inggris menjadi kata “Museum”. Sesuai dengan perkembangannya arti kata “Museum” dalam Ensiklopedia Indonesia jilid ke 4 mengartikan Museum adalah gedung yang dipergunakan sebagai tempat pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian. Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Pasal 1 ayat 1 PP. No. 19 Tahun 1995). Namun museum dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya mempunyai arti yang sangat luas. Koleksi museum merupakan bahan atau obyek penelitian ilmiah. Museum bertugas mengadakan, melengkapi dan mengembangkan tersedianya obyek penelitian ilmiah itu bagi

Upload: hoangdiep

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Museum

2.1.1 Pengertian Museum

Kata “Museum” berasal dari bahasa Yunani kuno, “Mouseion” yang artinya, Kuil

atau rumah ibadah tempat menyembah 9 Dewi Muze, Kuil atau tempat-tempat ibadah

pemujaan dewi-dewi Muze inilah yang disebut “Muzeum”. Dengan demikian kata

museum pada awalnya berasal dari kata “Muze” kemudian dalam bahasa Yunani

menjadi “Mouseion” lalu ditransfer ke dalam bahasa latin dan Inggris menjadi kata

“Museum”. Sesuai dengan perkembangannya arti kata “Museum” dalam

Ensiklopedia Indonesia jilid ke 4 mengartikan Museum adalah gedung yang

dipergunakan sebagai tempat pameran tetap benda-benda yang patut mendapat

perhatian.

Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat

penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil

hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya

perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Pasal 1 ayat 1 PP. No. 19

Tahun 1995). Namun museum dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan

kebudayaan pada umumnya mempunyai arti yang sangat luas. Koleksi museum

merupakan bahan atau obyek penelitian ilmiah. Museum bertugas mengadakan,

melengkapi dan mengembangkan tersedianya obyek penelitian ilmiah itu bagi

siapapun yang membutuhkan. Selain itu museum bertugas menyediakan sarana untuk

kegiatan penelitian tersebut bagi siapapun, di samping museum bertugas

melaksanakan kegiatan penelitian itu sendiri dan menyebarluaskan hasil penelitian

tersebut untuk pengembangan ilmu pengetahuan umumnya.

Museum dalam menjalankan aktivitasnya, mengutamakan dan mementingkan

penampilan koleksi yang dimilikinya. Setiap koleksi merupakan bagian integral dari

kebudayaan dan sumber ilmiah. Museum dapat didirikan oleh instansi pemerintah,

yayasan, atau badan usaha yang dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku

di Indonesia. Misalnya Surat Keputusan bagi museum pemerintah dan akte notaris

bagi museum swasta. Bila perseorangan ingin mendirikan museum, maka terlebih

dulu harus membentuk yayasan.

2.1.2 Tugas, Fungsi, Dan Tujuan Museum

a) Tugas Museum

Museum mempunyai tugas yaitu:

a. Mengumpulkan, merawat, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan

bukti material manusia dan lingkungannya.

b. Melayani masyarakat dan perkembangganya.

c. Untuk tujuan pendidikan dan perkembanggannya.

b) Fungsi Museum

Museum menurut ICOM mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan pengaman warisan alam dan budaya.

2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah.

3. Konservasi dan preservasi.

4. Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum.

5. Pengenalan dan penghayatan kesenian.

6. Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa.

7. Visualisasi alam dan budaya.

8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.

9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c) Tujuan Museum

Tujuan museum dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan fungsional dan tujuan

institusional.

1. Tujuan Fungsional

Memberikan peringatan kepada Bangsa Indonesia melalui generasi muda tentang

kebudayaan yang pernah ada, hal ini merupakan watak kesadaran Bangsa Indonesia

sangat agung, juga sebagai pelindung dan pemelihara dari pengaruh budaya asing

yang tidak sesuai.

2. Tujuan Insitusional

Bermaksud sebagai wadah tujuan institusional agar berlaku secara efektif yang

menjadikan dua kepentingan yang saling berpengaruh adalah :

a. Kepentingan Obyek

Memberikan tempat atau wadah untuk menyimpan serta melindungi benda-benda

koleksi yang mempunyai nilai-nilai budaya dari kerusakan dan kepunahan yang

disebabkan antara lain pengaruh iklim, alam, biologis, dan manusia.

b. Kepentingan Umum

Mengumpulkan temuan-temuan benda, memelihara dari kerusakan, menyajikan

benda-benda koleksi kepada masyarakat umum agar dapat menarik hingga

menimbulkan rasa bangga dan bertanggung jawab, serta dipelihara dan menunjang

ilmu pengetahuan.

2.1.3 Persyaratan sebuah Museum

Dalam buku pedoman pendiriaan museum (Depdikbud 1999/2000), persyaratan

berdirinya sebuah museum oleh Direktorat Permuseuman adalah:

1. Lokasi museum, harus strategis, mudah dijangkau, dan sehat (tidak terpolusi,

bukan daerah yang berlumur atau tanah rawa).

2. Bangunan museum, dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan gedung lama.

Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi agar koleksi museum tetap lestari.

Bangunan museum minimal terdiri atas dua kelompok, yaitu bangunan pokok

(pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor, perpustakaan, laboratorium

konservasi, dan ruang penyimpanan koleksi). Dan bangunan penunjang (pos

keamanan, kios cenderamata, kantin, toilet, tempat parkir.

3. Koleksi museum harus:

a) mempunyai nilai sejarah, nilai ilmiah, dan nilai estetika,

b) harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan fungsinya.

c) harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut bangunan,

d) dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara

historis geografis, genus (untuk biologi), atau periode (untuk geologi),

e) harus dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah,

f) harus merupakan benda asli, bukan tiruan,

g) harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (masterpiece), dan

h) harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.

4. Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana yang berkaitan erat

dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC

dehumidifier), pengamanan, (CCTV, alarm), lampu label, dan lain-lain.

5. Organisasi dan ketenagaan, sekurang-kurangnya terdiri atas kepala museum,

bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi (perawatan),

bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi, dan

pengelola perpustakaan.

Contoh struktur organisasi yang sederhana pada museum

Kepala Museum

Petugas

Administrasi

Petugas

Teknis

(Sumber :Penelitian Skripsi oleh Siti Zulaihah. 2006)

6. Sumber dana tetap, untuk penyelenggaraan dan pengelolaan museum.

2.1.4 Jenis-Jenis Museum

Jenis-jenis museum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Menurut koleksi yang dimiliki:

a) Museum umum, yang koleksinya terdiri atas kumpulan bukti material manusia dan

lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu, dan

teknologi. Contohnya seperti Museum Mpu Tantular yang berada di Sidoarjo Jawa

timur, museum Mpu tantular terdiri dari 12 bangunan yang terdiri diatas lahan seluas

3,28 hektar.

b) Museum khusus, adalah museum yang koleksinya terdiri atas kumpulan bukti

material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang

ilmu atau satu cabang teknologi. Contohnya yaitu Museum Batik, Museum Batik

terdapat diberbagai daerah salah satunya di Yogyakarta, museum ini menyimpan

lebih dari 1.200 koleksi perbatikan.

2. Menurut kedudukannya:

a) Museum Nasional, yaitu museum yang koleksinya berasal dari seluruh

wilayah nusantara. Contohnya museum nasional atau yang biasa disebut museum

gajah yang berada di Jakarta pusat, museum ini banyak mengoleksi benda-benda

kuno dari seluruh nusantara.

b) Museum Regional, yaitu museum tingkat propinsi. Contohnya seperti

Museum Negeri Propinsi Bali, museum ini terdapat beberapa bangunan utama yang

mewakili kabupaten-kabupaten yang ada di Bali serta mewakili ciri khas seni dari

kabupaten-kabupaten tersebut.

c) Museum lokal, yaitu museum tingkat wilayah kabupaten dan kotamadya.

Contohnya seperti museum Cakraningrat di Kabupaten Bangkalan, museum ini

menyimpan benda-benda koleksi keluarga keraton yang kemudian diserahkan kepada

pemerintah untuk dikelola di museum.

3. Menurut Penyelenggara:

a) Museum Pemerintah, yaitu meseum yang diselengarakan dan dikelola oleh

pemerintah. Contohnya seperti museum Bank Indonesia, museum Bank Indonesia

menyajikan peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa.

b) Museum Swasta, adalah museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh

swasta. Contohnya seperti Museum Barli yang terletak di Bandung, museum ini

didirikan oleh pelukis ternama Barli Sasmitawinata untuk menyimpan memorabilia

dan lukisannya.

Kondisi ideal dari sebuah museum yaitu dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan

permuseuman (Pedoman Pendirian Museum, Depdikbud 1999/2000) yang meliputi:

Pameran, kegiatan pendidikan, kegiatan konservasi dan pengelolaan koleksi, kegiatan

pelayanan tekhnis, kegiatan tata usaha/ administrasi.

Pengertian Museum menurut Atmadjaja (2002), Museum merupakan bangunan

publik berorientasi kebudayaan, baik ditinjau dari fungsi utama sebagai sarana

pendokumentasian benda-benda bersejarah dan objek penelitian lain, pusat penelitian

dan pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya, maupun ditinjau dari

perkembangannya yang dipengaruhi oleh dinamika kondisi lingkungan sosial, politik,

budaya dan ekonomi.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Museum adalah

sebuah gedung atau lembaga yang menyimpan benda-benda yang mempunyai nilai

dan arti untuk dapat dilihat oleh banyak orang.

2.2 Konsep Galeri

2.2.1 Pengertian Galeri

Galeri berasal dari bahasa latin (Galeria) yaitu ruang beratap dengan satu sisi

terbuka. Di Indonesia Galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri

yang digunakan untuk memamerkan karya seni, (Ensiklopedia Nasional Indonesia).

Galeri diartikan sebagai ruang/bangunan tersendiri yang digunakan untuk

memamerkan karya seni. Lalu selain itu juga memberi pelayanan dalam bidang seni

baik itu konsultasi ataupun workshop yang dapat menumbuhkan jiwa seni dalam

masyarakat.

Dalam Wikipedia Galeri adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan benda

atau karya seni seperti, galeri foto, koleksi lukisan, patung, dan lain-lain. Istilah

galeri biasanya merujuk pada sebuah tempat milik pribadi yang dibuat untuk dapat

mewakili para seniman atau masyarakat yang mempunyai hasil karya ataupun koleksi

barang-barang untuk dipamerkan didalam sebuah galeri. Meskipun galeri sering

dikaitkan dengan ruangan yang disediakan untuk menampilkan karya-karya seni rupa,

namun galeri kadang-kadang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan artistik,

seperti seni pertunjukkan, konser musik, membaca puisi, dan lain-lain.

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003), Galeri adalah selasar

atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga

dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau bisa juga didefinisikan

sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni.

Dalam kamus Oxford (2005) Galeri adalah:

Sebuah ruangan atau bangunan untuk menampilkan atau menjual karya-karya

seni.

Tempat yang menyediakan ektestensif karya-karya foto-foto oleh fotographer

dan lukisan oleh seniman.

Ruang yang disediakan untuk tempat yang memproyeksikan interior atau

tema untuk penyanyi, musisi, penonton, gereja, alat-alat musik, dan tempat untuk

bermain film.

Sebuah ruangan untuk tempat teater dan menyediakan kursi-kursi untuk

penonton.

Galeri sebagai tempat memajang karya biasanya juga dikelola secara profesional.

Galeri memiliki nama, ada kepengurusan, kegiatan terjadwal/kalender kegiatan dalam

satu tahun dan publikasi dari setiap pameran yang diselenggarakan. Galeri juga

difungsikan sebagai pusat pengumpulan, registrasi/dokumentasi, perawatan dan

penyimpanan karya.

2.2.2 Fungsi Galeri

Perkembangan galeri dapat dilihat bahwa fungsi awalnya adalah memamerkan

hasil-hasil seni agar dapat dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian terlihat adanya

usaha :

Mengumpulkan hasil-hasil karya seni sebagai koleksi.

Memamerkan hasil karya seni agar dikenal masyarakat.

Memelihara hasil-hasil karya seni agar tidak rusak (bersifat

memelihara/konservasi)

Terjemahan dan fungsi baru yang terjadi adalah sebagai berikut:

Sebagai tempat mengumpulkan karya seni, yaitu dengan melakukan penyimpanan

karya seni pada ruang penyimpanan yang pada akhirnya dapat dipamerkan kembali.

Sebagai tempat memamerkan hasil karya seni agar dikenal masyarakat, ini

merupakan fungsi utama sebuah galeri, sehingga pada umumnya ruang yang

digunakan sebagai tempat memamerkan karya seni memiliki bentuk-bentuk ruang

yang menarik, baik dari segi pencahayaan yang membuat karya seni itu hidup.

Sebagai tempat memelihara hasil karya seni agar tidak rusak. Ruang yang

digunakan untuk memelihara karya seni ini biasa disebut dengan ruang restorasi-

konservasi.

Sebagai tempat mengajak, mendorong, meningkatkan apresiasi masyarakat.

Dimana pada umumnya karya-karya seni yang dipamerkan tersebut memiliki arti

yang ingin disampaikan oleh seniman kepada masyarakat, sehingga dengan itu

masyarakat dapat mengapresiasi karya-karya yang dipamerkan tersebut apakah

berlebihan atau tidak. Ruang-ruang yang digunakan sudah tentu merupakan ruang

pameran itu sendiri dimana karya seniman dipamerkan untuk masyarakat.

Sebagai tempat transaksi jual beli untuk merangsang kelangsungan hidup seni

2.2.3 Macam-macam Galeri Seni

Belum ada klasifikasi yang jelas mengenai macam-macam galeri seni terlebih

akan materi khusus yang dipublikasikan, akan tetapi dengan pendekatan bentuk, sifat,

dan isinya yang menonjol, dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Galeri seni berdasarkan bentuk

Tradisional art gallery yaitu suatu galeri yang aktifitasnya diselenggarakan

pada selasar-selasar atau lorong-lorong panjang. Walaupun bentuk galeri ini yang

tradisional tetapi belum tentu juga karya seni yang dipamerkan berupa karya-karya

yang dinilai sebagai karya seni yang lama atau kuno sehingga berkesan tradisional.

Modern art gallery, yaitu suatu galeri dengan perencanaan ruang secara

modern atau merupakan kompleks bangunan. Kompleks bangunan ini biasanya terdiri

dari beberapa ruang pameran. Karya-karya yang dipamerkan pada modern art gallery

biasanya adalah sebuah karya seni yang modern atau kontemporer.

b. Galeri seni berdasarkan sifat kepemilikan

Private art gallery, merupakan suatu galeri yang merupakan milik

perseorangan atau sekelompok orang. Pada galeri ini biasanya karya-karya yang

dipamerkan berasal dari pemilik galeri itu sendiri yang merupakan seniman. Seniman

ini sudah tentu adalah seorang seniman yang sudah terkenal, sehingga mereka berani

untuk membuka galeri sendiri yang karyanya juga hasil karya mereka sendiri tanpa

takut galeri tersebut akan dikunjungi banyak orang atau tidak, karena setiap orang

memiliki pandangan masing-masing terhadap karya mereka. Pemilik lain privat galeri

ini biasanya merupakan sebuah institusi dimana karya-karya yang dipamerkan berasal

dari institusi itu sendiri, baik dari siswa maupun staf-staf pengajarnya.

Public art gallery, yaitu suatu galeri yang merupakan milik pemerintah dan

terbuka untuk umum. Untuk galeri ini karya-karya yang dipamerkan bermacam-

macam sesuai sesuai dengan keinginan seniman untuk membuat suatu karya seni.

Sehingga karya yang dipamerkan biasanya sesuai dengan kondisi atau trend yang

pada waktu itu sedang muncul. Pengguna dari galeri berasal dari bermacam-macam

seniman baik yang sudah terkenal maupun yang belum terkenal, tua atau muda dan

dengan berbagai macam bentuk aliran yang dianutnya.

c. Galeri seni berdasarkan isi atau materi seni

Gallery of primitive art, yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni primitive. Hal ini biasanya digunakan untuk mempertahankan budaya

suatu bangsa yang muncul pada saat jaman prasejarah hingga dikenal sampai luar

negeri. Yang mana kebudayaan ini mungkin menjadi Sesuatu yang menarik

dikalangan pecinta seni dari luar dan dalam negeri tersebut. Karena bentuk kesenian

ini masih natural dan belum terjamah dari luar pada saat budaya tersebut ada.

Gallery of classical art, yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni klasik. Seni ini menggambarkan bentuk-bentuk budaya tradisional di

suatu bangsa. Untuk Indonesia sendiri memiliki banyak sekali suku sehingga ragam

budaya yang muncul juga semakin banyak.

Gallery of modern art, yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni modern. Dalam seni modern bentuk karya seni yang dipamerkan biasanya

mengandung maksud atau arti yang mengkritik sesuatu baik itu budaya, sosial,

atupun politik suatu bangsa dan dengan itu maka karya seni tersebut pasti sejalan

beriringan dengan perkembangan jaman. Sehingga dengan adanya karya ini

seseorang dapat mengerti tujuan dari karya itu dibuat.

Berdasarkan macam seni yang disajikan beberapa galeri (yang sudah umum)

biasanya merupakan galeri seni terwujud (2 dimensi atau 3 dimensi) dengan macam

karya seni rupa, berupa seni lukis (galeri seni lukis), fotografi (galeri fotografi), batik

(galeri/museum batik), instalasi-instalasi dan sebagainya.

2.2.4 Lingkup kegiatan Galeri

Ada beberapa penggolongan kegiatan yang biasa dijumpai di galeri, antara lain :

a. Kegiatan Rekreasional

Pameran sebagai alternatif tujuan rekreasi yang mendidik bagi masyarakat,

diadakan secara rutin dan menjadi kegiatan utama yang bertujuan untuk

memperkenalkan dan menjual hasil karya seni lukis kontemporer.

b. Kegiatan pendidikan

Di ikuti oleh masyarakat umum peminat seni atau para seniman muda lewat

kursus pendalaman seni.

Para pengamat seni yang ingin melakukan studi baik secara teori maupun

praktek.

Pengadaan seminar acara diskusi, studi literatur lewat perpustakaan maupun

melalui dunia maya yang menunjang perkembangan seni lukis kontemporer.

Eksperimen-eksperimen yang dapat dilakukan di workshop atau studio yang

disediakan setelah menambah wawasan melalui studi demi memantapkan ide-ide baru

bagi seniman.

c. Kegiatan pendukung

Adanya sebuah pagelaran seni yang dapat dijadikan sebagai pembukaan pameran dan

juga menarik peminat pengunjung untuk datang.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Galeri

adalah bangunan untuk memamerkan benda-benda seni dan dapat dijadikan juga

sebagai tempat kegiatan pertunjukkan seni.

2.3 Konsep Penamaan

Penamaan amat penting dalam pengunaan bahasa sehari-hari. Penamaan diartikan

sebagai perjanjian antar sesama anggota masyarakat berupa bahasa terhadap sesuatu

atau obyek agar obyek bisa diingat. Hal ini untuk mempermudah mobilitas sosial.

Dalam pembicaraan mengenai hakikat bahasa, dikatakan bahwa bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang bersifat arbiter yaitu antara suatu satuan bahasa sebagai

lambang, misalnya kata, dengan sesuatu yang dilambangkannya bersifat sewenang-

wenang dan tidak ada hubungan “wajib” di antara keduanya. Jika sebuah nama sama

dengan lambang untuk sesuatu yang dilambangkannya, berarti pemberian nama itu

pun bersifat arbiter, tidak ada hubungan wajib sama sekali. Walaupun demikian,

secara kontemporer masih dapat ditelusuri sebab-sebab atau peristiwa-peristiwa yang

melatarbelakangi terjadinya penamaan atau penyebutan terhadap sejumlah kata yang

ada dalam leksikon bahasa Indonesia.

Penamaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti proses, cara,

perbuatan menamakan. Sementara oleh kridalaksana (1993) penamaan diartikan

sebagai proses pencarían lambang bahasa untuk mengambarkan objek konsep, proses,

dan sebagainya, biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada, antara

lain dengan perubahan-perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata

atau kelompok kata.

Nama merupakan kata-kata yang menjadi label setiap makhluk, benda, aktivitas, dan

peristiwa di dunia. Nama-nama itu muncul akibat dari kehidupan manusia yang

kompleks dan beragam, alam sekitar manusia berjenis-jenis.

2.3.1 Sebab-sebab Penamaan

Ngusman (2008) menyebutkan asal-usul pemberian nama dikarenakan sebab-sebab

atau peristiwa-peristiwa tertentu, diantaranya:

1. Peniruan bunyi

Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang terbentuk dari hasil peniruan bunyi.

yaitu nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk berdasarkan bunyi dari benda itu

atau suara yang ditimbulkan oleh benda tersebut. Kata-kata yang dibentuk

berdasarkan tiruan bunyi ini disebut kata peniru bunyi atau onomatope.

2. Penyebutan bagian

Penamaan suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda itu, biasanya

berdasarkan ciri khas yang dari benda tersebut dan yang sudah diketahui umum.

Misalnya kata kepala dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan beras 10 kg.

Bukanlah dalam arti ‘‘kepala“ itu saja, melainkan seluruh orangnya sebagai satu

kesatuan (pars prototo, menyebut sebagian untuk keseluruhan).

3. Penyebutan ciri khas

Adalah penamaan suatu benda berdasarkan sifat khas yang ada pada benda itu yang

hampir sama dengan pars prototo. Gejala ini merupakan peristiwa semantik karena

dalam peristiwa ini terjadi transposisi makna dalam pemakaian yakni perubahan dari

kata sifat menjadi kata benda. Di sini terjadi perkembangan yaitu berupa ciri makna

yang disebut dengan kata sifat itu mendesak kata bendanya karena sifatnya yang amat

menonjol sehingga akhirnya kata sifat itulah yang menjadi nama bendanya.

4. Penemu dan pembuat

Nama benda dalam kosa kata bahasa Indonesia yang dibuat berdasarkan nama

penemunya, nama pabrik pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah disebut

dengan istilah appelativa.

5. Tempat asal

Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda tersebut.

6. Bahan

Adalah sejumlah benda yang namanya diambil dari nama bahan pokok benda itu.

7. Keserupaan

Dalam praktek berbahasa banyak kata yang digunakan secara metaforis. Artinya kata

itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya dipersamakan atau

diperbandingkan dengan makna leksikal dari kata itu.

8. Pemendekkan

Penamaan yang didasarkan pada hasil penggabungan unsur-unsur huruf dan beberapa

suku kata yang digabungkan menjadi satu.

9. Penamaan baru

Penamaan baru dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada

karena kata atau istilah lama yang sudah ada dianggap kurang tepat, kurang rasional,

tidak halus atau kurang ilmiah.

Penamaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti : 1) kata atau

gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,

atau sifat yang khas dalam bidang tertentu, 2) sebutan, nama. 3) kata atau ungkapan

khusus.

Menurut Chaer (2009:43) Penamaan adalah proses pelambangan suatu konsep untuk

mengacu pada suatu reperen yang berada diluar bahasa.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan penamaan adalah

penyematan untuk menyebut suatu hal atau benda dengan kata-kata, melalui

persetujuan bersama antara masyarakat.

2.4 Konsep Objek Wisata

Dalam dunia kepariwisataan Objek dan Daya tarik wisata memiliki peranan penting

yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk

berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Pengertian objek dan daya tarik wisata

adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

daya manusia, sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan

sebagi daya tarik untuk menjadi sarana wisata atau objek wisata yaitu, semua hal

yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau

bersumber pada alam saja.

Obyek dan daya tarik wisata menurut Undang – undang No. 10 Tahun 2009, Daya

Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan,

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Menurut Yoeti (2008) suatu Obyek Pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar

obyek tersebut diminati pengunjung yaitu:

1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang

bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek

tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari

wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.

2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana

bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia,

bersantai berupa fasilitas sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk

tinggal di sana.

3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada

umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan

sebagai oleh-oleh.

Pengertian Daya tarik wisata menurut Pendit (2002) obyek wisata atau tempat wisata

adalah sebuah tempat rekreasi atau tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa

obyek wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau berupa objek

wisata bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan pengertian Objek wisata

atau daya tarik wisata yaitu suatu tempat yang memiliki daya tarik tersendiri untuk

dijadikan daerah tujuan wisata.

Di obyek-obyek wisata terdapat jenis-jenis wisata yang menjadi latar belakang

dari didirikannya obyak-obyek wisata tersebut. Dalam dunia kepariwisataan dikenal

beberapa jenis-jenis wisata, yaitu: Wisata Alam, Wisata Kebudayaan, Wisata

Pendidikan, Wisata Pertanian, Wisata Perbandingan, Wisata Keagaamaan, Wisata

Bahari, dan Wisata Minat khusus. Wisata minat khusus termasuk diantaranya Wisata

Sejarah.

Dalam berbagai Literatur kepariwisataan, wisata sejarah belum mendapatkan

definisinya sendiri. Wisata sejarah masih merupakan bagian dari wisata pusaka

(Heritage Tourism). Organisasi Wisata Dunia (World Tourism Organization)

mendefinisikan Pariwisata pusaka sebagai kegiatan untuk menikmati sejarah, alam,

peninggalan budaya manusia, kesenian, filosofi, dan pranata dari wilayah lain. Wisata

Sejarah sangat berkaitan erat dengan pengelolaan pusaka (Heritage) sebagai warisan

kebudayaan masa lalu atau peninggalan alam. Dalam konteks Indonesia, heritage ini

diatur dalam UU No.5 tahun 1992 tentang benda cagar budaya baik buatan manusia

maupun benda alam adalah benda yang diangap mempunyai nilai penting bagi

sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Dalam kamus Inggris-Indonesia susunan Echols dan Shadily, heritage berarti warisan

atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford (2005), heritage ditulis sebagai sejarah,

tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun

dan diangap sebagai bagian penting dari karakter mereka.

Howard (2009) memaknakan, heritage sebagai segala sesuatu yang ingin

diselamatkan orang, termasuk budaya material maupun alam. Selama ini warisan

budaya lebih ditujukan pada warisan budaya secara publik, seperti berbagai benda

yang tersimpan di museum. Merujuk pada Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia yang

dideklarasikan di Ciloto 13 Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka.

Pusaka (heritage) Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya, dan Pusaka

Saujana. Pusaka Alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka Budaya adalah

hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah

air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam

interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka Budaya

mencakup pusaka berwujud (tangible) dan pusaka tidak berwujud (intangible).

Pusaka Saujana adalah gabungan Pusaka Alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan

ruang dan waktu. Pusaka Saujana dikenal dengan pemahaman baru yaitu cultural

landscape (saujana budaya), yakni menitikberatkan pada keterkaitan antara budaya

dan alam dan merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang berwujud dan

tidak berwujud.

Setiap heritage memiliki sejarahnya masing-masing. Heritage tidak selalu

berupa benda mati, namun dapat berupa makhluk hidup ataupun yang sejenis.

Heritage dapat digunakan sebagai ikon suatu daerah tertentu yang melambangkan

peristiwa besar ataupun peninggalan yang ada pada suatu daerah tersebut. Heritage

merupakan bukti/ tanda petunjuk aktivitas yang dimiliki dan masih terus mempunyai

nilai sejarah yang penting. Heritage merupakan bagian dari nilai sosial catatan

kehidupan keseharian masyarakat. Disamping itu, nilai-nilai yang dimiliki heritage

juga merupakan catatan yang mengisi kenangan dan adat-istiadat masyarakat.

Tiga ciri-ciri heritage, yaitu:

1) Nilai Sosial, yaitu mempunyai makna bagi masyarakat.

2) Nilai Komersial, yaitu berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomis.

3) Nilai Ilmiah, yaitu berperan dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Pengertian Wisata Sejarah menurut Cahyadi (2009), Wisata sejarah merupakan

atraksi pariwisata minat khusus bukan pariwisata bersifat massal, jika pariwisata

massal menekankan pada kesenangan, wisata sejarah lebih menekankan pada aspek

pengalaman dan pengetahuan

Dengan demikian Wisata Sejarah dapat didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan

minat khusus untuk menikmati dan mempelajari sejarah melalui berbagai peninggalan

yang terdapat dalam suatu daerah tertentu. Berdasarkan pengertian diatas maka

penulis menyimpulkan bahwa Wisata Sejarah adalah kegiatan perjalanan ke suatu

tempat yang memiliki sejarah untuk mengetahui nilai-nilai sejarah dan peradaban di

masa lalu.