bab ii kajian teori 2.1 kriminologi -...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kriminologi
Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kejahatan.Nama kriminologi yang di tentukan oleh P.Topinard (1830-1911)
seorang antropologi prancis,secara harfiah berasal dari kata”crimen”yang berarti
kejahatan atau penjahat dan “logos”yang berarti ilmu pengetahuan,maka
kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat1.
Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami
dari berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat
menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda
satu dengan yang lain,contohnya kekerasan yang mengatasnamakan agama.Dalam
pengalaman kita ternyata tak mudah memahami kejahatan itu sendiri.
2.2 Teori-teori kriminologi
A.Membuka pintu teori kriminologi
Menurut williams III dan marilyn Mcshane teori kriminologi itu
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.Teori abstrak atau teori-teori makro(macrotheories). Pada
asasnya,teori-teori dalam klasifikasi ini mendeskripsikan kolerasi antara kejahatan
1 Topo santoso, S.H,Mh & Eva Achjani Zulfa, S.H, “Kriminologi”, Rajawali pers, Jakarta, 2001, hlm
9
dengan struktur masyarakat.kedalam macrotheories ini adalah teori anomie dan
teori konflik
2.Teori-teori micro (microtheories) yang bersifat lebih konkrit. Teori ini
ingin menjawab mengapa seseorang atau kelompok orang dalam masyarakat
melakukan kejahatan atau menjadi kriminal (etiologi criminal). Konkritnya, teori
teori ini lebih bertendensi pada pendekatan psikologis atau biologis. Termasuk
dalamteori-teori ini adalah social control thory dan social learning theory.
3.Beidging Theories yang tidak termasuk ke dalam kategori teori makro
atau mikro dan mendeskripsikan tentang struktur sosial dan bagaimana seseorang
menjadi jahat.Namun kenyataanya,klasifikasi teori-teori ini kerap membahas
epidemiologi yang menjelaskan rates of crime dan etiologi pelaku jahat.termasuk
kelompok ini adalah subculture theory dan Differential Opportuniti theory.2
B.pendapat-pendapat para ahli tentang kriminologi.
1. Mulyono mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
ditunjang oleh berbagai ilmu yang membahas kejahatan sebagai masalah
manusia
2. Bonger mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya
3. Sutherland mengatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan ilmu
pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial
2 Yesmil anwar & Adang”kriminologi”refika aditama,bandung,2010,hlm 73
dan mencakup proses-proses perbuatan Hukum, pelanggaran Hukum dan
reaksi atas pelanggaran Hukum
4. Wood mengatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman yang bertalian dengan perbuatan
jahat dan penjahat dan,termaksud didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap
perbuatan jahat dan para penjahat.
5. Noach mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang
perbuatan jahat dan perilaku tercela yang menyangkut orang-orang terlibat
dalam perilaku jahat dan perbuatan tercela itu.
6. Wolfgang mengatakan bahwa kriminologi adalah kumpulan ilmu pengetahuan
tentang kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengartian tentang gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisa
secara ilmiah keterangan-keterangan, keseragaman-keseragaman, pola-pola
dan faktor-faktor kausal yang berhubungan dengan kejahatan,pelaku kejahatan
serta reaksi masyarakat terhadap keduanya.
7. Michael dan Adler berpendapat bahwa kriminologi adalah keseluruhan
keterangan mengenai perbuatan dan sifat dari para penjahat, lingkungan
mereka dan cara mereka sacara resmi diperlakukan oleh lembaga-lembaga
penertib masyarakat dan oleh para angota masyarakat.3
Dari berbagai jenis definisi kriminologi dapat disimpulkan bahwa.kriminologi
mempelajari suatu proses dan penyebab terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh
sesorang,yang mengalami berbagai masalah hidup yang dihadapi.
3 topo santoso & eva achjani”kriminologi”rajawali pers.jakarta.2001.hlm 9-12
2.3 Pengertian tindak pidana
Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam kepustakaan tentang
hukum pidana sering mempergunakan istilah delik, sedangkan pembuat undang-
undang merumuskan suatu undang-undang mempergunakan istilah peristiwa
pidana atau perbuatan pidana atau tindak pidana. Tindak pidana merupakan suatu
istilah yang mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai
istilah yang dibentuk dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada
peristiwa hukum pidana. Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dari
peristiwa-peristiwa yang kongkrit dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak
pidana haruslah diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas
untuk dapat memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut prof Moeljatno, SH yang berpendapat bahwa pengertian tindak pidana
yang menurut istilah beliau yakni perbuatan pidana adalah:
”Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai
ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar
larangan tersebut.”4
4 Pengertian tindak pidana (online) http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-tindak-
pidana-dan-unsur.html (20-desember-2013)
2.4 Pengertian terorisme
Persoalan pertama yang muncul manakala berbicara terorisme adalah
definisi terorisme itu sendiri, karena hingga saat ini belum ada definisi terorisme
yang diterima secara universal (there is not universsaly accepted definition of
terrorism). Hikmahanto juwana mengatakan, terorisme sulit didefinisikan
meskipun secara faktual dapat di rasakan dan dapat dilhat adanya karakteristik
tertentu dari terorisme. Hal yan sama uga di kemukan oleh Walter Laquer yang
menyatakan bahwa tidak akan mungkin ada sebuah definisi yang bisa meng-cover
ragan terorisme yang pernah muncul dalam sejarah.5
Kondisi ini tentu saja akan menimbulkan masalah dalam upaya
penanggulangan tindak pidana terorisme karena masing-masing negara memiliki
pandangan sendiri tentang perbuatan-perbuatan apa yang di kategorikan sebagai
terorisme dan yang tidak di kategorikan sebagai terorisme. Walaupum telah
banyak kovensi interNasional yang mendefinisikan terorisme, tetapi hal itu
ternyata bulum mendapat hasil yang memuaskan. Semakin terorisme diberikan
definisinya,semakin terbuka interpretasi lain tentang definisi terorisme.
Secara etimologis, terorisme terdiri dari dua kata, yaitu”teror”dan”isme”
kata”teror” memiliki arti kekejaman, tindak kekerasan, dan kengerian, sedangkan
kata”isme” berarti suatu paham. Ada juga yang mengatakan bahwa kata”teroris”
5 mahrus ali”Hukum pidana teroriseme teori dan praktik ”gramata publishing.jakarta.2012 hlm 1
dan terorisme berasal dari kata latin”terrere” yang kurang lebih berarti membuat
gemetar atau mengetarkan.kata teror juga bermakna menimbulkan kengerian.6
Didalam Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 tantang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme,Pasal yang mengatur tentang tindak pidana terorisme yaitu:
Pasal 6
Setiap orang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
menimbulkan suasana terror atau yang menimbulkan korban yang bersifat
masal,dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda
orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek
vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas public atau fasilitas
interNasional, dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
Pasal 7
Setiap orang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang
secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal dengan cara
merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain,atau
untuk menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang
strategis, atau lingkungan hidup,atau fasilitas public, atau fasilitas interNasional,
dipidana penjara paling lama seumur hidup.
6 Ibid hlm 2
Dan dalam KUHP terdapat beberapa Pasal yang menyangkut kejahatan
yang membahayakan keamanan umum dan bagi orang atau barang diatur pada bab
VII yaitu Pasal
Pasal 187
Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir
diancam:
1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun,jika keran perbuatan
tersebut diatas timbul bahaya umum bagi orang;
2. Dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun,jika karena
perbuatantersebut diatas timbul bahaya bagi nyawa orang lain;
3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling
lama dua puluh tahun, jika jika karena perbuatan tersebut di atas timbul
bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.
Pasal 187bis
Ayat 1
Barang siapa membuat, menerima, berusaha memperoleh, mempunyai persediaan,
menyembunyikan, mangangkut atau memasukan ke Indonesia bahan-bahan,
benda-benda atau perkakas-perkakas yanhg diketahui atau selayaknya harus
diduga bahwa diperuntukan,atau kalau ada kesempatanakan diperuntukan, untuk
menimbulkan ledakan yang memebahayakan nyawa orang atau menimbulkan
bahaya umum bagi barang,diancam dengan pidana penjara paling lama delapan
tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
Di dalam black law dictionary, disebutkan bahwa terorisme didefinisikan
sebagai the use threat of violence to intimidate or cause panic; especially as a
means of affecting political conduct, penggunaan ancama kekerasan untuk
mengintimidasi atau menimbulkan kepanikan; terutama di gunakan sebagai alat
untuk mempengaruhi prilaku politik sedangkan menurut T.P Thornton, terorisme
didefinisikan sebagai penggunaan teror sebagai tindakan simbolis yang di rancang
untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstra
normal, khususnya dengan penggunaan kekerasan dan acaman kekerasan.
Terorisme adalah paham yang berpandangan bahwa pengunaan cara-cara
kekerasan dan menimbulkan ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai
tujuan.7
2.5 Keragaman jenis dan definisi kekerasan.
Kekerasan yang dilakukan perorangan perlakuan kekerasan dengan
menggunakan fisik (kekerasan seksual), verbal (termasuk menghina),
psikologis (pelecehan), oleh seseorang dalam lingkup lingkungannya.
Kekerasan yang dilakukan oleh negara atau kelompok, yang oleh Max
Weber didefinisikan sebagai "monopoli, legitimasi untuk melakukan kekerasan
secara sah" yakni dengan alasan untuk melaksanakan putusan pengadilan,
menjaga ketertiban umum atau dalam keadaan perang yang dapat berubah
menjadi semacam perbuatanan terorisme yang dilakukan oleh negara atau
kelompok yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan ekstrem (antara
lain, genosida, dll.)
Tindakan kekerasan yang tercantum dalam Hukum publik yakni tindakan
kekerasan yang diancam oleh Hukum pidana (sosial, ekonomi atau psikologis.
7 Mahrus ali”Hukum pidana terorisme teori dan praktik”gramata publishing,jakarta,2012,hlm 1
Kekerasan dalam politik umumnya pada setiap tindakan kekerasan tersebut
dengan suatu klaim legitimasi bahwa mereka dapat melakukannya dengan
mengatas namakan suatu tujuan politik (revolusi, perlawanan terhadap
penindasan, hak untuk memberontak atau alasan pembunuhan terhadap raja
lalim walaupun tindakan kekerasan dapat dibenarkan dalam teori Hukum untuk
pembelaan diri atau oleh doktrin Hukum dalam kasus perlawanan terhadap
penindasan di bawah tirani dalam doktrin hak asasi manusia.
Kekerasan simbolik (Bourdieu, Theory of symbolic power),merupakan
tindakan kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan
kultural (Johan Galtung, Cultural Violence) dalam beberapa kasus dapat pula
merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi8.
2.6 KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara
kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.Menurut hasil sensus tahun 2010,
87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96%
Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu,
0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.Dalam
UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk
8 Keregaman dan definisi kekerasan(online)http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan(18 juli
1013)
memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan
kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya".Pemerintah,
bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Dengan banyaknya agama maupun
aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak
terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan
penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi
secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur
Indonesia. Berdasar sejarah, kelompok pendatang telah menjadi pendorong utama
keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India,
Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda.Bagaimanapun, hal ini sudah berubah
sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.
Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad
keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke Sumatera, Jawa dan
Sulawesi, membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada
abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Pedagang juga
mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah
ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti
Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan Sailendra. Sebuah candi Buddha terbesar di
dunia, Borobudur, telah dibangun oleh Kerajaan Sailendra pada waktu yang sama,
begitu pula dengan candi Hindu, Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan
Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi
zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.
sampai pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur pulau
Jawa. Pada periode ini terdapat beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak,
Pajang, Mataram dan Banten Pada akhir.
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 melalui pedagang di Gujarat, India.
Islam menyebarabad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, mencerminkan
dominasi Islam di Indonesia.
Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di
pulau Flores dan Timor.
Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada
abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut
animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan
utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan
Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo,
kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi
target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana
banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan9.
9 Keragaman agama dindonesia(online)
http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=17474 (27 september 2013)
2.7 HUBUNGAN ANTAR AGAMA
Walaupun pemerintah Indonesia mengenali sejumlah agama berbeda,
konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Di masa Orde Baru,
Soeharto mengeluarkan perUndang-Undangan yang oleh beberapa kalangan
dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang
berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama.Sebagai
hasilnya, Buddha dan Khonghucu telah diasingkan.
Antara 1966 dan 1998, Soeharto berikhtiar untuk de-Islamisasi
pemerintahan, dengan memberikan proporsi lebih besar terhadap orang-orang
Kristen di dalam kabinet. Namun pada awal 1990-an, isu Islamisasi yang muncul,
dan militer terbelah menjadi dua kelompok, Nasionalis dan Islam. Golongan
Islam, yang dipimpin oleh Jenderal Prabowo, berpihak pada Islamisasi, sedangkan
Jenderal Wiranto dari golongan Nasionalis, berpegang pada negara sekuler.
Semasa era Soeharto, program transmigrasi di Indonesia dilanjutkan,
setelah diaktifkan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada awal abad ke-19.
Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat
seperti pulau Jawa, Bali dan Madura ke daerah yang lebih sedikit penduduknya,
seperti Ambon, kepulauan Sunda dan Papua. Kebijakan ini mendapatkan banyak
kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang Jawa dan Madura, yang
membawa agama Islam ke daerah non-Muslim. Penduduk di wilayah barat
Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan Kristen merupakan minoritas
kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih
besar dibanding populasi orang Islam. Hal ini bahkan telah menjadi pendorong
utama terjadinya konflik antar agama dan ras di wilayah timur Indonesia, seperti
kasus Poso pada tahun 2005.
Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan
tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama, Kementerian Luar Negeri,
bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, yang
dipegang oleh Sarjana Islam InterNasional, memperkenalkan ajaran Islam
moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut. Pada 6
Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi
Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara
yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota ASEAN,
Australia, Timor Timur, Selandia Baru dan Papua Nugini, yang dimaksudkan
untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di
dalam meminimalkan konflik antar agama di Indonesia. Pemerintah Australia,
yang diwakili oleh menteri luar negerinya, Alexander Downer, sangat mendukung
konferensi tersebut10
.
10Analisis dan identitas agama(online)
http://alsofwah.or.id/?pilih=indexanalisa&id=508§ion=an53 (27 september 2013)
2.8 DEFINISI AGAMA
Agama adalah risalah yang di sampaikan tuhan kepada nabi sebagai
petunjuk bagi manusia dan Hukum-Hukum sempurna untuk dipergunakan
manusia dalam menyelenggaraka tata cara hidup yang nyata serta serta mengatur
hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai hamba
Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya.11
Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada nabi
muhammad, untuk ditersuskan kepada seluruh ummat manusia, yang mengandung
ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan
mu‟amalah (syari‟ah), yang menentukan proses berfikir, merasa dan berbuat dan
proses pembentukanya kata hati.12
`Upaya mendistorsikan Islam terus dilakukan oleh pihak-pihak yang benci
terhadap Islam. Seringkali mereka mengahalalkan segala cara untuk menyerang
Islam dan pemikirannya. Isu terorisme merupakan isu dipandang paling memiliki
nilai strategis diangkat suatu saat untuk menyudutkan umat Islam beserta ajaran
jihadnya.13
Dituduhkan bahwa ajaran jihad-menurut versi mereka- adalah tindakan
amoral sekaligus menjadi akar kekerasan yang terjadi dimasayarakat seperti
beberapa peristiwa pengeboman yang kian marak terjadi ditanah air. Hasilnya
umat-yang mengalami kemunduran taraf berfikirnya- termakan oleh isu murahan
tersebut. Seakan-akan Islam sebagai pihak tertuduh.dalam posisi yang lemah
11
Zakia daradjat”dasar-dasar agama Islam”universitas terbuka.jakarta.2002.hlm 60 12
ibid hlm 60 13
Mencegah aksi kekerasan atas nama agama(online) http//elistrasi.wordpress.com(29 september
2013)
akhirnya umat bersikap defensif apologetic, yakni sebuah sikap terbalik, inginnya
memang membela Islam -sebagai pihak tertuduh- akan tetapi justru pembelaan
tersebut menjauhkan dirinya dari Islam dengan cara menginterpretasikan Hukum-
Hukum Islam sesuai dengan kehendak (kongklusi) sang penuduh. Seperti
contohnya, Islam itu agama damai tidak mengajarkan kekerasan. Agama Islam
disebarkan keseluruh dunia dengan cinta kasih. Jihad maknanya bukan semata-
mata perang, tetapi lebih bermuatan luas dan positif yaitu bersungguh-sungguh
dalam mengejar ilmu, mengentaskan kemiskinan, melawan hawa nafsu atau jihad
teknologi. Begitulah mereka mencoba menakwilkan Islam-khusunya jihad- sesuai
dengan kehendak penuduh. Dengan demikian realitanya umat Islam akan semakin
terjauhkan dari kernihan fikrah dan thariqahnya (mabda‟ Islam). padahal kedua
variabel tersebut menjadi point peting kembalinya umat kepada kebangkitannya.14
Akan timbul bahaya yang sangat membahayakan banyak orang ,apabila
seseorang memahami ayat Al – Quran dengan arti zahir saja ( terjemahan
harfiyah), sehingga dia menjadikan perintah urusan perang atau menyerang tidak
lagi menunggu putusan dari hasil kebijakan seorang pemimpin tertinggi sebuah
Negara seperti perdana menteri, presiden ( dalam bahasa Arab disebut Amir
Daulah Islamiyah ) atau seorang kholifah. Karena dia menganggap Al – Quran itu
adalah kitab tuntunan untuk setiap pribadi muslim yang punya kewajiban
melaksanakan ayat di dalam Al – Quran. Akibatnya pelaksanaan perintah Al –
Quran itu semua akan dianggap sama yang dibebankan terhadap setiap individu
muslim, pemahaman itu adalah jelas tidak benar.
14
Jihad(online) http//artikel.jw.it/jihad/bentu.terorisme(22 september 2013)
Padahal jihad yang berarti perang dicontohkan oleh Rasulullah Saw tidak
pernah hanya terjadi dengan hanya dilakukan oleh satu orang atau dua sampai 3
orang saja tetapi jihad perang yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw adalah
sebuah pasukan yang terorganisir rapi dibawa satu komando.15
Definisi terorisme tinggallah definisi. Terorisme pada kenyataannya
ditafsirkan sekehendak hati Negara-negara tertentu untuk menhantam organisasi,
maupun pribadi yang disinyalir sebagai teroris menurut versi mereka siapapun
yang membuat marah AS-karena sebab apapun akan dianggap sebagai teroris keji
yang mesti diperangi dan dimusnakan. Selain itu, juga mesti di beri sanksi milai
dari sanksi militer,politik,ekonomi,bahkan sosial budaya.
Allah SWT berfirman;”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang tambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu mengatarkan musua
Allah,musuhmu,”(QS.Al-Anfal[8]:60). Inilah irhab (terror/menggetarkan) yang
justru di anjurkan ,yaitu sebagai upaya menggetarkan musuh-musuh Allah dan
umatnya.
Teror yang terlarang adalah teror yang meresahkan keamanan masyarakat
luas. Membunuh orang yang tidak bersalah sebagai tumbal bagi dosa yang tidak
mereka lakukan mengucurkan darah, melululantahkan rumah,dan mengganggu
kehormatan orang-orang tidak berdosa tanpa perasaan bersalah sedikitpun16
15
Nasir abas”Membongkar jamaah Islamiyyah”Grafindo,Jakarta selatan,2007,hlm 288 16
Yusuf Qardhawi”menjadi muslim par excellence”grafindo,Jakarta,2004,hlm 178
MENURUT PENDAPAT MAZHAB HANAFI
“Mengerahkan seluruh kemampuan untuk berperang di jalan Allah, baik
langsung, atau membantu dengan harta, pandangan, memperbanyak jumlah
pasukan ataupun yang lain..” (Lihat, Ibn „Abidin, Hasyiyah Ibn
„Abidin,juzIII,hal.336).
MENURUT PENDAPAT MAZHAB MALIKI
.
“Perang orang Islam melawan kaum Kafir yang tidak mempunyai perjanjian
untuk menegakkan kalimah Allah, atau keikutsertaannya untuk berperang, atau
masuk ke negerinya [kaum Kafir] untuk berperang..” (Lihat, Syaikh Muhammad
„Ilyas, Manhu al-Jalil, Mukhtashar Sayyidi Khalil, juz III, hal. 135)
Berlakunya Hukum Islam di Indonesia untuk sebagian besar adalah
tergantung pada umat Islam yang menjadi pendukung utamanya.umat dalam
artian sebagai komunitas penganut suatu agama yang di tuntut melaksanakan
kewajiban agamanya.padahal secara teoretik orang selalu mengkaitkan berlakunya
Hukum dengan kekuasaan terutama sekali kekuasaan Negara. Indonesia bkanlah
sebuah Negara Islam tetapi sebuah Negara Nasional yang tidak memberikan
tempat pada umat Islam untuk melaksanakan Hukum Islam tetapi juga pada umat-
umat penganut agama lain dalam hal ini Kristen protestan, katholik,hindu dan
budha.akan tetapi,secara formal Negara juga tidak sepenuhnya menutup mata dari
pelaksanaan Hukum Islam sehingga di samping punya landasan dogmatic pada
ajaran agama,kebradaan Hukum Islam juga di dukung oleh umatnya dan untuk
sebagian mempunyai landasan formal dari kekuasaan Negara Republik Indonesia.
2.9 Agama dan Tindak Kriminal.
Masalah juga dihadapi oleh manusia dan masyarakat adalah tindak
kriminal yang hampir selalu terjadi, baik sembunyi-sembunyi atau tenang-tenang.
Indonesia adalah Negara yang termasuk tinggi tindak pidana korupsinya di dunia.
Manusia,bukan saja memiliki otak dan hati nurani, tetapi juga hawa nafsu.
Marxisme dan Thomas hobbes memandang manusia mempunyai pembawaan
jahat.Supaya pembawaan jahat itu tidak membahayakan orang lain, negara harus
mengatur tindak dan kreativitas manusia.
Pemikiran filsafat mengajarkan berbagai norma moral untuk mengatur
kehidupan bersama manusia supaya tidak menjadi homo homini lupus satu sama
lain.Agama primitive juga mengajarkan berbagai macam taboo dan aturan yang
harus di patuhi di dalam kehidupan sehari-hari.pelanggaran tehadap aturan dan
taboo itu dikaitkan dengan kehendak dan sanksi spiritual. Aliran kebatinan juga
menjadi budi luhur sebagai salah satu pokok ajaranya.
Agama-agama besar juga mengajarkan berbagai norma moral untuk mengatur
kehidupan bermasyarakat. Agama Kong Hu Cu dan agama Buddha lebih
merupakan kumpulan ajaran moral dari pada kepercayaan kepada tuhan.Agama
hindu juga mengajarkan norma moral dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan
mengaitkan pelanggaranya dengan sanksi darma pala dan reingkarnasi. Agama
hayudi lebih menonjolkan aspek moral dan Hukumnya dari pada aspek
spritualisme. Agama Kristen lebih menonjolkan aspek spritualisme dalam
menanamkan moral. Agama Islam mengajarkan ahlak terhadap diri
sendiri,terhadap orang lain,terhadap flora dan fauna, sertak ahlak terhadap Allah
dan Rasul-nya. Aspek ahklak dalam ajaran Islam di konkritkan menjadi aspek
Hukum pelanggaran moral dan Hukum Islam tidak hanya dikenai sanksi
supernatural (dosa, murka tuhan dan neraka), tetapi juga di ancam berbagai sanksi
Hukum. Fikih jinaya khusus membahas sanksi pidana terhadap perbuatan manusia
yang harus di jalankan oleh pemerintah17
.
2.10 Arti penting Hukum Islam bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia dapat kita lihat dari 3 aspek:
1.Secara factual umat Islam di Indonesia bukan hanya sekedar merupakan
kolompok mayoritas di Indonesia tetapi juga merupakan kelompok terbesar dari
umat Islam di dunia.Hukum Islam sebagai Hukumyang dibuat dan berlaku bagi
umat tersebut adalah merupakan dengan subjek yang besar. Sehingga betapapun
dalam kondisi yang demikian Hukum Islam menempati posisi yang sangat
strategis bukan saja bagi umat Islam di Indonesia tetapi bagi umat Islam pada
umunya dan sekaligus menempati pada posisi yang strategis dalam system Hukum
Indonesia.akan tetapi,arti pentingnya yang demikian akan sangat tergantung pada
posisi dan kedudukan umat Islam untuk siapa Hukum itu berlaku. Ia akan
mempunyai nilai yang lebih penting bilamana umat Islam tersebut
memperlakukan dan melaksanakan ketentuanya dengan sebaik-baiknya,
17
Bustanudin agus”Agama dalam kehidupan manusia”rajawali pers,Jakarta,2oo6,hlm 280
sedangkan kalau ia bersikap sebaliknya dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kedudukan Hukum Islam itu sendiri.
2.Sekalipun Negara Indonesia bukan merupakan sebuah Negara Islam
akan tetapi dengan menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara dan satu-satunya
Asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Hukum Islam menempati posisi
yang sangat penting sekali.Sila ketuhanan yang maha esa adalah sejalan dengan
ajaran tauhid yang merupakan sendi pokok dari ajaran Islam dan Hukum Islam
telah memberikan landasan idiil yang cukup kokoh untuk melaksanakan ketentuan
Hukum Islam dalam Negara Hukum yang berdasarkan Hukum Islam. Kemudian
dalam Undang-Undang dasar 1945 di tegaskan pula bahwa Negara menjamin tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agama dan kepercayaan itu.landasan konstitusional itu adalah merupakan
jaminan formal bagi setiap muslim dan umat Islam di Indonesia untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan Hukum Islam dalam hidup dan kehidupannya
di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia serta dalam kehidupan
bernegara.hal ini juga telah di buktikan dalam kurun waktu hamper setengah abad
berdirinya Negara Indonesia.
3.Bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dalam rangka kegiatan
pembangunannya telah menempatkan pembinaan Hukum Nasional sebagai salah
satu bidang garapanya.selama beberapa abat ini kita masih di sibukan dengan
berbagai kegiatan merancang apa dan bagaimana Hukum Nasional yang akan kita
bentuk nanti.dalam proses yang demikian Hukum Islam mempunyai peluang yang
besar untuk dapat masuk sebagai salah satu bahan pokok yang sangat di perlukan
untuk membina Hukum Nasional tersebut.di samping bahan-bahan Hukum
lainnya seperi yang berasal dari Hukum barat dan Hukum adat dalam hubungan
ini bilamana Hukum Islam ingin mendapatkan tempat yang lebih luas dalam
kehidupan Hukum Nasional yang akan datang ia harus dapat menunjukan
keunggulan komparatifnya dari berbagai Hukum lainnya.bilamana hal ini tidak
bisa di wujudkan akan mempengaruhi luas lingkup dari berlakunya Hukum Islam
di masa mendatang.arahan dari politik Hukum Nasional mengenai hal tersebut
sebenarnya cukup banyak membuka peluang bagi Hukum Islam untuk meraih
peran penting yang di maksud18
.
2.11 Pengertian antar umat beragama.
Terminologi”kerukunan umat beragama” pertama kali dikemukakan oleh
K.H Mohammad dachlan beliau menyatakan.19
“Adanya kerukunan antar gelongan beragama adalah merupakan syarat
mutlak terwujudnya stabilitasi politik dan ekonomi yang menjadi program
kabinet ampera. Oleh karena itu kami mengharapkan sungguh adanya
kerjasama antarpemerintah dan masyarakat beragama untuk menciptakan
iklim kerukunan umat beragama ini, sehingga tuntutan hati nurani rakyat dan
cita-cita kita bersama ingin mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
yang dilindungi tuhan yang maha esa itu benar-benar dapat terwujud.”
Dalam peraturan bersama menteri agama dan menteri Dalam Negeri No.9 dan 8
tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepada daerah/wakil kepala
daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum
kerukunan umat beragama ,dan pendirian rumah ibadat, definisi dari kerukunan
18
H.Abdurrahman,SH,MH,”Komplikasi Hukum Islam di Indonesia”,Akademika
pressindo,Jakarta,2010,hlm 2 19
.rahman s.doholio.skripsi”kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur kerukunan antar
umat beragama.malang.2012.hlm 24
umat beragama di jelaskan pada Pasal 1 ayat (1),yakni keadaan hubungan sesama
umat yang dilandasi toleransi,saling pengetian, saling menghormati,menghargai
kesetaraan dalam pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di dalam negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar negara Republik
Indoneseia tahun 1945.
Oleh karena itu kerukunan umat beragama yang terjalin baik akan
memberikan toleransi, begitu pun sebaliknya sikiap toleransi akan menghasilkan
kerukan umat beragama. Toleransi keagamaan merupakan hal yang mutlak dalam
kehidupan masyarakat yang pluralis di indonesia. Agama dalam masyarakat
indonesia merupakan masalah yang tidak dapat di tawa-tawar, apalagi berganti
dengan paksa, sehingga jika seseorang memeluk keyakina, maka keyakinan itu
tidak dapat pisah darinya.20
20
rahman s.doholio.skripsi”kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur kerukunan antar
umat beragama.malang.2012.hlm 25