bab ii kajian teori a. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/bab ii.pdf · permendikbud no 79 tahun 2014...

20
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Muatan Lokal a. Pengertian Muatan Lokal Pelestarian dan pengembangan budaya dan keanekaragaman tiap daerah merupakah salah satu alasan bagi pemerintah untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal (Kusumawati dan Rulviana, 2017) . ketetapan ini terdapat pada Permendikbud No 79 Tahun 2014 telah menyatakan bahwasanya muatan lokal merupakan salah satu mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi tentang potensi daerah dan keanekaragamannya dengan maksud tujuan membekali siswa tentang pengetahuan keanekaragaman budaya daerahnya sehingga siswa dapat memahami dan mengerti keunggulan yang dimiliki daerah tempat tinggal serta melestarikan dan mengembangkannya. Menurut jurnal penelitian Sutarsyah (2017) muatan lokal merupakan sebuah tindakan kajian secara lokal yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lokal, dengan artian segala tindakan atau kajian dari mata pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan setempat yakni dengan cara menambah mata pelajaran yang sesuai dan dianggap perlu bagi siswa di sekolah dasar untuk membekali siswa kemampuan yang dianggap perlu di daerahnya. Sependapat dengan Sutaryah dalam jurnal penelitian dengan judul pembelajaran bahasa Inggris sebagai muatan lokal di propinsi lampung, (Nasir, 2013) juga mengungkapkan makna muatan lokal dalam

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Muatan Lokal

a. Pengertian Muatan Lokal

Pelestarian dan pengembangan budaya dan keanekaragaman tiap

daerah merupakah salah satu alasan bagi pemerintah untuk mengembangkan

kurikulum muatan lokal (Kusumawati dan Rulviana, 2017) . ketetapan ini

terdapat pada Permendikbud No 79 Tahun 2014 telah menyatakan

bahwasanya muatan lokal merupakan salah satu mata pelajaran pada satuan

pendidikan yang berisi tentang potensi daerah dan keanekaragamannya

dengan maksud tujuan membekali siswa tentang pengetahuan

keanekaragaman budaya daerahnya sehingga siswa dapat memahami dan

mengerti keunggulan yang dimiliki daerah tempat tinggal serta melestarikan

dan mengembangkannya.

Menurut jurnal penelitian Sutarsyah (2017) muatan lokal merupakan

sebuah tindakan kajian secara lokal yang disesuaikan dengan keadaan dan

kebutuhan lokal, dengan artian segala tindakan atau kajian dari mata

pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan setempat yakni

dengan cara menambah mata pelajaran yang sesuai dan dianggap perlu bagi

siswa di sekolah dasar untuk membekali siswa kemampuan yang dianggap

perlu di daerahnya.

Sependapat dengan Sutaryah dalam jurnal penelitian dengan judul

pembelajaran bahasa Inggris sebagai muatan lokal di propinsi lampung,

(Nasir, 2013) juga mengungkapkan makna muatan lokal dalam

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

12

penelitiannya yaitu muatan lokal adalah seperangkat rencana berdasarkan

keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing sebagai penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar. Materi kajian dari muatan lokal tidak dapat

dikelompokkan dengan mata pelajaran lainnya, sehingga muatan lokal

selalu berdiri sendiri dan merupakan standar isi dari kurikulum satuan

pendidikan dengan penentuan materi yang diajarkan pada pembelajaran

muatan lokal yakni disesuaikan berdasarkan pada kebutuhan di lingkungan

daerah masing-masing. Pembelajaran muatan lokal tidak hanya terpaku

pada seni budaya saja, namun juga terdapat ketrampilan, aspek bahasa, dan

teknologi yang sedang berkembang.

Dengan demikian muatan lokal adalah materi yang terdapat pada

standar isi kurikulum satuan pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan

dengan kebutuhan dan karakteristik daerah lingkungan disekitarnya. Materi

dari muatan lokal tidak hanya terpatok pada budaya saja, namun dapat

berupada bahasa daerah, bahasa Inggris dan kesenian daerah yang dianggap

perlu dan menjadi standar isi dari kurikulum satuan pendidikan.

b. Tujuan Muatan Lokal

Tujuan umum dari penerapan muatan lokal ini telah disebutkan dalam

Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk

perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas mengenai kebudayaan

daerahnya serta dapat melesatrikan dan mengembangkannya dalam rangka

menunjang pembangunan negara Sedangkan tujuan khusus dari penerapan

muatan lokal pada satuan pendidikan yakni :

1. Mengenal lebih dekat dengan keadaan alam dan sosial di

lingkungan sekitar siswa

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

13

2. Memiliki bekal pengetahuan serta kemampuan ketampilan

daerahnya yang berguna bagi siswa

3. Memiliki sikap yang senilai dan sesuai dengan kebudayaan di

daerah lingkugan sekitar

c. Bahasa Inggris sebagai Muatan Lokal

Penerapan muatan lokal pada setiap sekolah dasar yaitu mempunyai

tujuan agar siswa dapat meningkatkan dan mengembangkan

kemampuannya berdasarkan lingkungan sosial tempat tinggal mereka baik

dalam kesenian, ketrampilan dan bahasa. Kota malang merupakan kota

pariwisata yang dikunjungi banyak sekali turis lokal ataupun mancanegara.

Sehingga dengan pembelajaran bahasa Inggris yang dimulai dari sekolah

dasar dapat menunjang kemampuan verbal linguistik siswa dalam

berkomunikasi bahasa Inggris, dengan meningkatnya kemampuan verbal

linguistik siswa dari sekolah dasar dan ditingkatkan pada pendidikan

selanjutnya dapat memudahkannya berkomunikasi bahasa Inggris dengan

wisatawan mancanegara. Bahasa Inggris dimasukkan sebagai muatan lokal

di sekolah dasar sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa siswa terutama dalam bahasa Inggris sehingga

mereka dengan mudah mempelajari bahasa Inggris pada sekolah

selanjutnya.

Terdapat beberapa pendapat ahli dalam penerapan bahasa Inggris

sebagai muatan lokal di sekolah dasar, yaitu teori Language Acquistion

Device (LAD) dalam jurnal Aksara Bahasa dan Sastra oleh Cucu Sutaryah.

Menurut Chomsky (1965) dalam Pembelajaran bahasa Inggris Sebagai

Muatan Lokal pada Sekolah Dasar di Propinsi Lampunng oleh (Sutaryah,

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

14

2017) berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai sarana untuk belajar

bahasa yang disebut dengan Language Acquistion Device. Setiap manusia

mempunyai sarana untuk pemerolehan bahasa pertamanya, sekolah dan

lingkungan merupakan sarana untuk mengembangkan tingkat kemampuan

penguasaan bahasa yang dimiliki oleh masing-masing manusia. Proses

belajar bahasa asing tidak jauh berbeda dengan proses belajar bahasa

pertama, sehingga pengenalan bahasa asing dapat dimulai sejak dini.

2. Keccerdasan Verbal Linguistik

Kecerdasan manusia menurut Gardner dalam (Tanuwidjaja, 2009)

terdapat 7 jenis kecerdasan manusi yang memiliki peranan yang sama

pentingnya dengan IQ (Inteligence Quotient) salah satunya yaitu kecerdasan

verbal linguistik yang berkaitan dengan kepandaian membaca, menulis,

membaca dan berbicara.

Verbal linguistik merupakan kecerdasan dalam membaca, berbahasa,

menulis dan berbicara yang dapat mengembangkan kemampuan life-skill

(Tanuwidjaja, 2009). Kecerdasan verbal linguistik siswa apabila ditingkatkan

akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan life-skill

siswa dalam sehari-hari.

Pengertian verbal linguistik yang telah disampaikan oleh Tanuwidjaja

sejalan dengan pendapat dari (Husamah, dkk 2018) yaitu verbal linguistik

adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk menjelaskan dirinya kepada

orang lain, memahami bahasa orang lain dan memperlajari bahasa baru.

Kecerdasan ini berupa kemampuan memanipulasi tata dan struktur bahasa,

fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa dan penggunaan

bahasa.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

15

Berdasarkan pendapat ahli diatas mengenai pengertian dari kecerdasan

verbal linguistik dapat disimpulkan bahwasanya verbal linguistik merupakan

kemampuan dalam berbicara mengenai dirinya kepada orang lain, membaca

dan menulis pendapat mengenai orang lain, memahami bahasa orang lain dan

mempelajari bahasa baru.

Kemampuan atau kecerdasan verbal linguistik ini dapat ditingkatkan dan

dikembangkan oleh guru maupun orang tua, dalam pembelajaran guru

bertanggung jawab penuh dalam meningkatkan kemampuan verbal linguistik

siswa, sehingga guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan

inovatif dan kreatif sehingga kecerdasan verbal linguistik siswa dapat

meningkat dan berkembang.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian media

Kata “media” berasal dari bahasa latin (medius) yang berarti “tengah”

atau “perantara” (Arsyad, 2014) yang berarti perantara dari sumber pesan

kepada penerima pesan, media merupakan salah satu komponen yang harus

ada dalam proses penyampaian pesan agar pesan tersebut dapat

tersampaikan dengan baik. Menurut Gerlach dan Ely dalam (Arsyad Azhar

2014) alat atau benda yang dapat menyalurkan informasi secara visual

maupun verbal. Pengertian media menurut Gagne dalam penelitian

(Mahnun, 2012) yaitu berbagai jenis komponen yang berada dilingkungan

sekitar siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dalam penelitian

Mahnun juga membahas bahwasanya Henich dan kawan-kawan (1982)

mengemukakan bahwasanya media ialah segala sesuatu yang dapat menjadi

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

16

perantara untuk mengantarkan informasi dari penyampai pesan kepada si

penerima pesan.

Dari beberapa pengertian ahli diatas dapat kita pahami bahwasanya

para ahli membatasi pengertian dari media yaitu segala sesuatu benda

disekitar siswa dalam proses belajar, kemudian informasi yang diberikan

atau disampaikan melalui benda disekitar siswa, dan yang terakhir yaitu

tujuan pesan tersebut ditujukan kepada siswa sebagai perangsang selama

proses pembelajaran.

Jadi, dapat disambil kesimpulan dari definisi menurut para ahli yaitu

media adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara dalam

menyampaikan informasi dari sumber informasi kepada penerima agar

informasi tersampaikan dengan baik.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata “mengajar” dengan asal kata “ajar”

dengan penambahan kata depan “pem” dan diakhiri dengan “an” yang

berarti sebuah proses ajar atau mengajar sehingga siswa dapat belajar dan

mau untuk belajar (Susanto Ahmad, 2013).

Kegiatan mengajar dan belajar yang terjadi antara guu dan siswa

dengan tujuan memberikan informasi kepada siswa agar dapat

mengembangkan ketrampilan yang dimilikinya merupakan suatu

pembelajaran (Restian Arin, 2015). Fathurrohman Muhammad juga

mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan proses belajar

mengajar (2017) . Makna dari pembelajaran yaitu usaha guru untuk merubah

sikap dan tingkah laku serta kemampuan peserta didik untuk menguasai

kemampuan baru (2017).

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

17

Proses kegiatan yang dirancang oleh guru untuk mengetahui dan

mempelajari suatu kemampuan yang baru dengan beberapa tahapan yang

berhubungan dengan konteks belajar disebut dengan pembelajaran

(Lefudin, 2014), sehingga guru merupakan orang yang bertanggung jawab

atas proses belajar siswa di sekolah, sehingga keberhasilan suatu

pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana guru membimbing siswa untuk

belajar ataupun menyelesaikan masalahnya.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwasanya

pembelajaran adalah kegiatan mengajar dan belajar yang dirancang oleh

guru untuk siswa dengan tujuan mengembangkan kemampuan siswa.

c. Pengertian Media Pembelajaran

Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang dapat

menunjang berhasilnya proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan

media pembelajaran sseperti yang dikemukakan oleh Hamalik dalam

Arsyad Azhar (2014). Sejalan dengan pendapat ini Haryono Ari Dwi (2015)

juga mengemukakan bahwasanya media dikatakan sebagai alat yang dapat

membantu guru menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran Sutrianawati (2018) mengungkapkan

bahwasanya media pembelajaran adalah segala bentuk alat atau bahan yang

digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung untuk

menyelesaikan masalah ataupun untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pengertian media pembelajaran juga diungkapkan oleh (Jalmur, 2016) yaitu

semua software dan hardwarea yang dapat menyampaikan isi materi dari

sumber pembelajaran disebut dengan media pembelajaran.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

18

Pendapat mengenai media pembelajaran juga di ungkapkan oleh

Briggs dalam Oka Gede Putu Arya (2017) sebagai sebuah motivasi yang

dapat merangsang siswa untuk belajar. Segala sesuatu yang digunakan

menyalurkan pesan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar mencapai

tujuan pembelajaran (Oka, 2017)

Definisi media pembelajaran menurut para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua alat yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan

infromasi sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

d. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Manfaat utama dari pengguaan media pembelajaran yaitu membantu

guru untuk menjelaskan informasi kepada siswa sehingga siswa termotivasi

untuk belajar dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka

agar hasil belajar siswa meningkat dalam waktu singkat. Sejalan dengan

pendapat beberapa ahli, manfaat media juga telah disimpulkan oleh (Arsyad

Azhar 2014) yaitu :

1. Memperjelas informasi sehingga membuat proses pembelajaran

menjadi lancar dan meningkatkan hasil belajar

2. Membuat siswa memperhatikan sehingga memotivasi siswa untuk

belajar dan berinteraksi langsung dnegan lingkungannya

3. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan indera manusia

4. Memberikan pengalamn yang sama kepada siswa mengenai

peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar mereka

Manfaat media juga diungkapkan oleh (Susilana dan Riyana, 2009)

diantaranya :

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

19

1. Mengkonkritkan konsep yang abstrak. Penjelasan konsep materi

yang berupa abstrak dapat diperjelas penyampaiannya dengan

menggunakan media

2. Menghadirkan objek – objek yang dinilai terlalu berbahaya dan

tidak memungkinkan dibawa ke dalam kelas

3. Menampilkan objek yang terlalu besar dan terlalu kecil. Benda

yang dianggap terlalu besar dapat disisati dengan penggunaan

media sehingga siswa dapat belajar dengan media yang telah

disediakan

4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan

penggunaan slow motion dalam media film dapat digunakan pada

materi tertentu.

Manfaat penggunaan media pembelajaran juga dibahas oleh Ely

dalam Danim pada penelitian Nunu Mahnun (2012) menyebutkan beberapa

manfaat dari penggunaan media pembelajaran yaitu :

1. Meningkatkan mutu pendidikan dari kecepatan pembelajaran

2. Memberikan pendidikan yang kemungkinan bersifat individual

3. Memberikan dasar pengajaran yang bersifat lebih ilmiah

4. Pengajaran dapat dilakukan dengan lebih mantap

5. Meningkatkan kedekatan dalam proses pembelajaran

6. Memberikan penyajian materi yang lebih luas

Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi media

pembelajaran diungkapkan oleh (Susilana dan Riyana 2009) yaitu

1. Memperjelas proses pembelajaran agar tidak berpaku pada metode

verbalistis

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

20

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga

3. Menimbulkan motivasi belajar dan interaksi langsung dengan

siswa

4. Memberikan pengalaman yang sama pada masinng-masing siswa

sehingga menimbulkan persepsi yang sama.

Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh (Sumiharsono

& Hasanah, 2017) diantaranya yaitu:

1. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran

2. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses

pembelajaran

3. Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujua

pembelajaran

4. Media pembelajaran bukan sebasgai alat hiburan ataupun

pelengkap

5. Media pembelajaran digunakan agar siswa lebih cepat memahami

dan mengerti materi yang diajarkan

6. Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran

e. Kriteria Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat

menunjang keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, oleh karena itu

sebelum menggunakan media berikut kriteria media pembelajaran menurut

(Jalmur, 2016) yaitu :

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

21

1. Tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan materi

3. Karakteristik siswa

4. Gaya belajar siswa

5. Lingkungan dan

6. Ketersediaan sarana pendukung

Pemilihan media tidak boleh dilakukan dengan asal karena terdapat

beberapa pertimbangan dalam menentukan media pembelajaran yang akan

digunakan selama proses pembelajaran, sehingga Aqib (dalam Haryono Ari

Dwi, 2015) mengemukakan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan

guru dalam menentukan media yang akan digunakan, diantaranya : (1)

Kompetensi pembelajaran, (2) karakteristik peserta didik, (3) karakteristik

media pembelajaran, (4) waktu yang tersedia, (5) biaya yang diperlukan, (6)

ketersediaan fasilitas dan peralatan, (7) konteks penggunaan, (8) mutu

teknis media.

Kriteri pemilihan media merupakan syarat yang harus dimiliki guru

untuk menunjang hasil belajar siswa. penggunaan media yang kurang tepat

akan memperngaruhi tingkat berhasilnya proses pembelajaran dan hasil

belajar siswa.

Dari kriteria media pembelajaran yang telah diuraikan oleh ahli diatas,

dapat diuraikan kriteria media pembelajaran sebagai berikut :

1. Media yang digunakan harus sesuai dengan sasaran kelompok

siswa

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

22

2. Media harus sesuai dengan silabus pembelajaran yang mencakup

kompetensi, tujuan dan materi

3. Ketersediaan waktu, biaya dan SDM di lingkungan belajar siswa

4. Media yang digunakan dapat mempermudah siswa dalam

memahami materi yang disampaikan guru

5. Media yang mudah penggunaannya oleh guru maupun siswa

6. Media yang dapat bertahan dalam waktu yang lama sehingga

media dapat digunakan kapanpun dan dimanapun

f. Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan guru untuk

membantu menyampaikan informasi selama proses pembelajaran. Media

yang dapat digunakan guru selama proses pebelajaran terdapat beberapa

jenis. Jenis dari media pembelajaran (menurut Arsyad Azhar, 2014) adalah

sebagai berikut:

1. Media berbasis Manusia. Proses pembelajaran dengan menggunakan

media manusia dapat dilakukan oleh guru apabila tujuan dar

pembelajaran tersebut berupa sikap sehingga dapat dilihat langsung

oleh siswa

2. Media berbasis cetakan. Media pembelajaran dengan berbasis cetakan

biasa dikenal dengan buku, LKS, majalah, koran dan majalah. Media

ini dapat digunakan guru sebagai contoh langsung mengenai

konsistensi format penulisan dalam sebuah majalah atau koran

3. Media berbasis visual. Media pembelajaran yang berbasis visual

merupakan media yang berperan penting dalam proses pembelajaran

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

23

karena dapat memperlancar siswa untuk memahami informasi dan

memperkuat daya ingat siswa

4. Media berbasis Audio visual. Media yang berbasis audio visual adalah

media yang menggabungkan suara dan visual sehingga menambah

pekerjaan tambahan dalam memproduksinya. Media ini memerlukan

storyboard dan penulisan naskah sehingga memerlukan rancangan dan

persiapan yang banyak

5. Media berbasis komputer. Komputer dianggap dapat dijadikan medai

karena dapat menyajikan infromasi yang dapat membantu siswa

memahami infromasi yang telah disampaikan oleh guru.

Jenis media yang telah diuraikan di atas, media pembelajaran yang

akan dikembangkan oleh peneliti yaitu berupa media pembelajaran audio

visual dengan tujuan meningkatkan kemampuan verbal linguistik siswa

dalam pelajaran bahasa Inggris.

Proses pembelajaran akan lebih mudah mencapai tujuan ketika guru

memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan baik, sehingga

terdapat beberapa jenis media yang harus diperhatikan oleh guru. Usaha

dalam pengelompokan media pembelajaran dilakukan oleh beberapa ahli,

salah satunya ialah Rudy Bretz dalam Jalmur Nizwadi (2016)

mengelompokkan media menjadi delapan kategori yaitu : (1) media

audiovisual gerak (2) media audiovisual diam, (3) media audio gerak, (4)

media vsual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media

audio dan (8) media cetak.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

24

g. Pengembangan Media Pembelajaran

Berdasarkan Undang-Undang no 18 tahun 2002 Bab I Pasal I

mengenai pengembangan yaitu kegiatan pengetahuan yang bertujuan

memanfaatkan teori yang benar untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan

menghasilkan ilmu pengetahuan yang baru. Sejalan dengan undang-undang

tersebut pengembangan menurut (Haryono, 2014) ada dua kategori yaitu

pertama adalah kegiatan memodifikasi dan mengembangkan suatu media

yang telah ada dengan cara memainkan atau memperagakannya setelah

direvisi atau diperbaiki sesuai kebutuhan. Kedua adalah mebuat media yang

baru berdasarkan kreativitas pembuat yang disesuaikan dengan

kebutuhannya. Dari dua teori diatas dapat diatrik sebuah kesimpulan

bahwasanya pengembangan adalah kegiatan dalam memanfaatkan teroi

yang telah teruji kebenarannya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau

hal baru dengan cara memodifikasi dari pengembangan dan teori yang telah

ada.

Pembuatan media selalu diawali denga perencanaan menurut

(Susilana Rudi dan Riyana, 2009) salah satu dari perencanaan tersebut yaitu

mencocokkan materi dan tujuan dengan media pembelajaran, sehingga

apabila media yang seusai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran

belum tersedia maka perlu adanya sebuah pengembangan media yang cocok

digunakan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai, karena aspek penting

dalam mengembangkan media yaitu membantu proses pembelajaran

menjadi lebih jelas.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

25

Pengembangan media pembelajaran dilakukan secara sistematis

berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa agar tujuan

pembelajaran tercapai. Dalam pengembangan media pembelajaran terdapat

beberapa prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Susilana Rudi

dan Riyana Cepi (2009)

Berikut adalah bagan dari prosedur pengembangan media

pembelajaran dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa

Tahap awal dalam pengembangan media pembelajaran yakni

mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa. kebutuhan yang

dimaksud yaitu katidakseimbangan antara kemampun dan ketrampilan

siswa dengan ketrampilan dan kemampuan yang kita inginkan. Apabila

Gambar 2.1 : bagan prosedur pengembangan

(Sumber : Susilana Rudi dan Riyana Cepi (2009)

ya

tidak

Perumusan butir-butir

materi

Perumusan alat

pengukur keberhasilan

GPBM

Penulis naskah media

Tes uji coba

Identifikasi

kebutuhan

&

karakteristik

Perumusa

n tujuan

Revisi

Naskah

siap

produksi

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

26

terdapat ketidakseimbangan dalam pembelajaran maka media

pembelajaran akan dibutuhkan untuk menyeimbangakan kemampuan

dan ketrampilan siswa sesuai dengan keinginan kita karena masing-

masing siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda.

2. Perumusan tujuan intruksional

Perumusan tujuan pembelajaran merupakan salah satu prosedur dari

pengembangan media pembelajaran, karena dengan adanya tujuan akan

mengarahkan siswa menguasai dan mengembangkan kemampuan

sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut dengan bantuan media

pembelajaran.

3. Perumusan butir-butir materi terperinci

Perumusan materi pembelajaran merupakan titik tolak ukur dari

perumusan tujuan pembelajaran. Materi harus disusun dengan

memperhatikan syarat yang berlaku yaitu:

a) Sahih dan valid

b) Tingkat kepentingan mater

c) Kebermanfaatan

d) Learnability

4. Mengembangkan alat ukur keberhasilan

Pembelajaran yang telah dilaksanakan harus diukur untuk mengetahui

apakah pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Pengukuran

keberhasilan proses pembelajaran menggunakan alat pengukur hasil

belajara siswa yaitu dengan tes, penugasan dan daftar cek perilaku

siswa.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

27

5. Menuliskan GPBM

Penulisan GPBM (Penulisan Garis Besar Program Media) merupakan

petunjuk dalam merancang media yang akan dibuat. Menulis GPBM

harus mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan dan materi. Untuk

merancang media pembelajaran, penulisan GPBM dilakukan apabila

telah menganalisis topik yang akan digunakan untuk merancang media

pembelajaran.

6. Menuliskan naskah media

Penulisan naskah media digunakan untuk merencakan program media

pembelajaran sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam

pembuatan media pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan, karena media

pembelajaran mengandung isi dan tujuan dari pembelajaran, sehingga

melalui penulisan naskah media ini dapat melihat kesesuaian anatar

materi, tujuan dan media yang akan dibuat.

4. Media Maket Animal

Pengertian media pemebalajaran maket menurut Sudjana dalam

Nuraisyah Fitriani (2017) yaitu tiruan tiga dimensi dari benda nyata yang

terlalu besar, jauh, kecil, mahal dan rumit untuk dibawa guru ke kelas untuk

dipelajari siswa. pengertian maket menurut Sudjana sejalan dengan pendapat

Prastowo Andi ( 2018 ) yang mengemukakan bahwasanya maket ialah segala

bentuk tiruan yang memiliki skala. Pengertian maket juga tertulis dalam

KKBI yaitu bentuk tiruan dalam tiga dimensi dengan skala kecil yang biasa

terbuat dari kayu dan tanah liat.

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian dari maket ialah bentuk tiruan benda yang tidak memungkinkan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

28

dibawa ke dalam kelas karena berbagai faktor dengan bentuk skala lebih kecil

dan tiga dimensi.

Maket animal yang dikembangkan oleh peneliti yaitu maket yang

bertemakan kebun binatang yang dibuat pada materi kosakata wild animal

untuk meningkatkan kemampuan verbal linguistik siswa khususnya dalam

pengucapan kosakata. Media maket animal ini di rancang dengan audio

sehingga siswa mengetahui cara pengucapan kosakata animal dengan tepat,

selain itu siswa juga mencoba dan berperan langsung dalam menjalankan

media maket animal agar siswa paham dan mudah mengingat kosakata yang

telah dipelajarinya.

Pengembangan media maket animal ini memiliki kelebihan yaitu siswa

mencoba langsung sehingga mengetahui kosakata dari masing-masing

binatang yang telah di tancapkan pada media, kemudian siswa mengetahui

cara pengucapan kosakata binatang terebut dengan tepat. Konstribusi siswa

dalam menjalankan media maket animal ini akan menunjang kemampuan

verbal linguistik siswa dalam mengucapkan kosakata dan juga menuliskan

kosakata bintanag tersebut.

5. Materi Animal

Materi wild animal pada bahasa Inggris meliputi:

1. Menirukan pengucapan kosakata wild animal 10 binatang yang tertulis

pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Materi Animal

No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Pengucapan

1 Gajah Elephant ‘eləfənt 2 Rusa Deer dir

3 Singa Lion ‘laiən

4 Badak Rhino ‘rainow

5 Jerapah Giraffe jə′ræf 6 Buaya Crocodile ‘krȧkədail

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

29

7 Zebra Zebra ‘ziebra

8 Gorila Gorilla gə’rilə

9 Kanguru Kangaroo kænggə’ruw

10 Harimau Tiger ‘taigər

2. Melengkapi huruf dalam kosakata

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian pengembangan yang akan dikembangkan oleh peneliti

terdapat beberapa penelitian yang relevan diantaranya :

Tabel 2.2 Penelitin yang Relevan

No Nama & Judul Persamaan Perbedaan

1 Ghea Putri Fatma

Dewi (2012) dengan

judul “Pengembangan

Game Edukasi

Pengenalan Nama

Hewan dalam Bahasa

Inggris Sebagai Media

Pembelajaran Siswa

SD Berbasis

Macromedia Flash”

Materi kosakata

animal dalam

pelajaran bahasa

Inggris

Dalam penelitian Ghea Putri

Fatma Dewi yaitu

mengembangkan media

macromedia flash sedangkan

dalam penelitian yang akan

dikembangkan oleh peneliti

yaitu media pembelajaran

berupa maket animal

Dalam peneliti terdahulu

materi pembelajaran sebatas

pada pengenalan hewan,

sedangkan pada penelitian

yang akan dilakukan yaitu

meningkatkan kemampuan

verbal linguistik pada materi

animal

2 Rizty Sholichah

(2016) dengan judul

“Pengembangan

Media Card English

Vocabulary dalam

Pembelajaran

Kosakata Bahasa

Inggris Untuk Siswa

SD/MI”

Materi kosakata

animal dalam

pelajaran bahasa

Inggris

Dalam peneliti terdahulu

yaitu mengembangkan media

kartu sebagai media

pembelajaran sedangkan

dalam penelitian ini,

mengembangkan media

pembelajaran berupa maket

animal

C. Kerangka Pikir

Berikut adalah kerangka berpikir dari penelitian pengembangan media

pembelajaran maket animal

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/BAB II.pdf · Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas

30

Pembelajaran Muatan Lokal

Bedasarkan Permendikbud no 79 tahun 2014

Kondisi di Lapangan

1. Siswa belum berperan aktif dalam

proses pembelajaran

2. Guru menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab

3. Siswa bosan sehingga 15 dari 40

siswa tidak memperhatikan proses

pembelajaran

4. Kemapuan verbal linguistik siswa

masih kuranng

Penekanan

1. Model pembelajarabn yang berpusat pada siswa dalam proses

pembelajaran agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingungan

sekitar

2. Media pembelajaran yang membantu guru dalam meyampaikan materi

Kondisi Ideal

1. Siswa berperan aktif dalam proses

pembelajaran

2. Guru menggunakan media sebagai

alat bantu dalam penyampaian

materi

3. Siswa memahami materi yang

diberikan

4. Kemampuan verbal linguistik siswa

pada materi kosakata

Analisis Kebutuhan

1. Keterbatasan media yang digunakan

2. Penerapan media kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan

verbal linguistik siswa

Pengembangan media “maket

animal” Model pengembangan

ADDIE

Hasil produk pengembangan media maket animal

Evaluasi Implement

asi Analisis Desain Pengemban

gan