bab ii kajian teori a. 1.eprints.umm.ac.id/50644/3/bab ii.pdf · permendikbud no 79 tahun 2014...
TRANSCRIPT
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Muatan Lokal
a. Pengertian Muatan Lokal
Pelestarian dan pengembangan budaya dan keanekaragaman tiap
daerah merupakah salah satu alasan bagi pemerintah untuk mengembangkan
kurikulum muatan lokal (Kusumawati dan Rulviana, 2017) . ketetapan ini
terdapat pada Permendikbud No 79 Tahun 2014 telah menyatakan
bahwasanya muatan lokal merupakan salah satu mata pelajaran pada satuan
pendidikan yang berisi tentang potensi daerah dan keanekaragamannya
dengan maksud tujuan membekali siswa tentang pengetahuan
keanekaragaman budaya daerahnya sehingga siswa dapat memahami dan
mengerti keunggulan yang dimiliki daerah tempat tinggal serta melestarikan
dan mengembangkannya.
Menurut jurnal penelitian Sutarsyah (2017) muatan lokal merupakan
sebuah tindakan kajian secara lokal yang disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan lokal, dengan artian segala tindakan atau kajian dari mata
pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan setempat yakni
dengan cara menambah mata pelajaran yang sesuai dan dianggap perlu bagi
siswa di sekolah dasar untuk membekali siswa kemampuan yang dianggap
perlu di daerahnya.
Sependapat dengan Sutaryah dalam jurnal penelitian dengan judul
pembelajaran bahasa Inggris sebagai muatan lokal di propinsi lampung,
(Nasir, 2013) juga mengungkapkan makna muatan lokal dalam
12
penelitiannya yaitu muatan lokal adalah seperangkat rencana berdasarkan
keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing sebagai penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. Materi kajian dari muatan lokal tidak dapat
dikelompokkan dengan mata pelajaran lainnya, sehingga muatan lokal
selalu berdiri sendiri dan merupakan standar isi dari kurikulum satuan
pendidikan dengan penentuan materi yang diajarkan pada pembelajaran
muatan lokal yakni disesuaikan berdasarkan pada kebutuhan di lingkungan
daerah masing-masing. Pembelajaran muatan lokal tidak hanya terpaku
pada seni budaya saja, namun juga terdapat ketrampilan, aspek bahasa, dan
teknologi yang sedang berkembang.
Dengan demikian muatan lokal adalah materi yang terdapat pada
standar isi kurikulum satuan pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan
dengan kebutuhan dan karakteristik daerah lingkungan disekitarnya. Materi
dari muatan lokal tidak hanya terpatok pada budaya saja, namun dapat
berupada bahasa daerah, bahasa Inggris dan kesenian daerah yang dianggap
perlu dan menjadi standar isi dari kurikulum satuan pendidikan.
b. Tujuan Muatan Lokal
Tujuan umum dari penerapan muatan lokal ini telah disebutkan dalam
Permendikbud No 79 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 yaitu untuk membentuk
perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas mengenai kebudayaan
daerahnya serta dapat melesatrikan dan mengembangkannya dalam rangka
menunjang pembangunan negara Sedangkan tujuan khusus dari penerapan
muatan lokal pada satuan pendidikan yakni :
1. Mengenal lebih dekat dengan keadaan alam dan sosial di
lingkungan sekitar siswa
13
2. Memiliki bekal pengetahuan serta kemampuan ketampilan
daerahnya yang berguna bagi siswa
3. Memiliki sikap yang senilai dan sesuai dengan kebudayaan di
daerah lingkugan sekitar
c. Bahasa Inggris sebagai Muatan Lokal
Penerapan muatan lokal pada setiap sekolah dasar yaitu mempunyai
tujuan agar siswa dapat meningkatkan dan mengembangkan
kemampuannya berdasarkan lingkungan sosial tempat tinggal mereka baik
dalam kesenian, ketrampilan dan bahasa. Kota malang merupakan kota
pariwisata yang dikunjungi banyak sekali turis lokal ataupun mancanegara.
Sehingga dengan pembelajaran bahasa Inggris yang dimulai dari sekolah
dasar dapat menunjang kemampuan verbal linguistik siswa dalam
berkomunikasi bahasa Inggris, dengan meningkatnya kemampuan verbal
linguistik siswa dari sekolah dasar dan ditingkatkan pada pendidikan
selanjutnya dapat memudahkannya berkomunikasi bahasa Inggris dengan
wisatawan mancanegara. Bahasa Inggris dimasukkan sebagai muatan lokal
di sekolah dasar sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa siswa terutama dalam bahasa Inggris sehingga
mereka dengan mudah mempelajari bahasa Inggris pada sekolah
selanjutnya.
Terdapat beberapa pendapat ahli dalam penerapan bahasa Inggris
sebagai muatan lokal di sekolah dasar, yaitu teori Language Acquistion
Device (LAD) dalam jurnal Aksara Bahasa dan Sastra oleh Cucu Sutaryah.
Menurut Chomsky (1965) dalam Pembelajaran bahasa Inggris Sebagai
Muatan Lokal pada Sekolah Dasar di Propinsi Lampunng oleh (Sutaryah,
14
2017) berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai sarana untuk belajar
bahasa yang disebut dengan Language Acquistion Device. Setiap manusia
mempunyai sarana untuk pemerolehan bahasa pertamanya, sekolah dan
lingkungan merupakan sarana untuk mengembangkan tingkat kemampuan
penguasaan bahasa yang dimiliki oleh masing-masing manusia. Proses
belajar bahasa asing tidak jauh berbeda dengan proses belajar bahasa
pertama, sehingga pengenalan bahasa asing dapat dimulai sejak dini.
2. Keccerdasan Verbal Linguistik
Kecerdasan manusia menurut Gardner dalam (Tanuwidjaja, 2009)
terdapat 7 jenis kecerdasan manusi yang memiliki peranan yang sama
pentingnya dengan IQ (Inteligence Quotient) salah satunya yaitu kecerdasan
verbal linguistik yang berkaitan dengan kepandaian membaca, menulis,
membaca dan berbicara.
Verbal linguistik merupakan kecerdasan dalam membaca, berbahasa,
menulis dan berbicara yang dapat mengembangkan kemampuan life-skill
(Tanuwidjaja, 2009). Kecerdasan verbal linguistik siswa apabila ditingkatkan
akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan life-skill
siswa dalam sehari-hari.
Pengertian verbal linguistik yang telah disampaikan oleh Tanuwidjaja
sejalan dengan pendapat dari (Husamah, dkk 2018) yaitu verbal linguistik
adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk menjelaskan dirinya kepada
orang lain, memahami bahasa orang lain dan memperlajari bahasa baru.
Kecerdasan ini berupa kemampuan memanipulasi tata dan struktur bahasa,
fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa dan penggunaan
bahasa.
15
Berdasarkan pendapat ahli diatas mengenai pengertian dari kecerdasan
verbal linguistik dapat disimpulkan bahwasanya verbal linguistik merupakan
kemampuan dalam berbicara mengenai dirinya kepada orang lain, membaca
dan menulis pendapat mengenai orang lain, memahami bahasa orang lain dan
mempelajari bahasa baru.
Kemampuan atau kecerdasan verbal linguistik ini dapat ditingkatkan dan
dikembangkan oleh guru maupun orang tua, dalam pembelajaran guru
bertanggung jawab penuh dalam meningkatkan kemampuan verbal linguistik
siswa, sehingga guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
inovatif dan kreatif sehingga kecerdasan verbal linguistik siswa dapat
meningkat dan berkembang.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian media
Kata “media” berasal dari bahasa latin (medius) yang berarti “tengah”
atau “perantara” (Arsyad, 2014) yang berarti perantara dari sumber pesan
kepada penerima pesan, media merupakan salah satu komponen yang harus
ada dalam proses penyampaian pesan agar pesan tersebut dapat
tersampaikan dengan baik. Menurut Gerlach dan Ely dalam (Arsyad Azhar
2014) alat atau benda yang dapat menyalurkan informasi secara visual
maupun verbal. Pengertian media menurut Gagne dalam penelitian
(Mahnun, 2012) yaitu berbagai jenis komponen yang berada dilingkungan
sekitar siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dalam penelitian
Mahnun juga membahas bahwasanya Henich dan kawan-kawan (1982)
mengemukakan bahwasanya media ialah segala sesuatu yang dapat menjadi
16
perantara untuk mengantarkan informasi dari penyampai pesan kepada si
penerima pesan.
Dari beberapa pengertian ahli diatas dapat kita pahami bahwasanya
para ahli membatasi pengertian dari media yaitu segala sesuatu benda
disekitar siswa dalam proses belajar, kemudian informasi yang diberikan
atau disampaikan melalui benda disekitar siswa, dan yang terakhir yaitu
tujuan pesan tersebut ditujukan kepada siswa sebagai perangsang selama
proses pembelajaran.
Jadi, dapat disambil kesimpulan dari definisi menurut para ahli yaitu
media adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi dari sumber informasi kepada penerima agar
informasi tersampaikan dengan baik.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata “mengajar” dengan asal kata “ajar”
dengan penambahan kata depan “pem” dan diakhiri dengan “an” yang
berarti sebuah proses ajar atau mengajar sehingga siswa dapat belajar dan
mau untuk belajar (Susanto Ahmad, 2013).
Kegiatan mengajar dan belajar yang terjadi antara guu dan siswa
dengan tujuan memberikan informasi kepada siswa agar dapat
mengembangkan ketrampilan yang dimilikinya merupakan suatu
pembelajaran (Restian Arin, 2015). Fathurrohman Muhammad juga
mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan proses belajar
mengajar (2017) . Makna dari pembelajaran yaitu usaha guru untuk merubah
sikap dan tingkah laku serta kemampuan peserta didik untuk menguasai
kemampuan baru (2017).
17
Proses kegiatan yang dirancang oleh guru untuk mengetahui dan
mempelajari suatu kemampuan yang baru dengan beberapa tahapan yang
berhubungan dengan konteks belajar disebut dengan pembelajaran
(Lefudin, 2014), sehingga guru merupakan orang yang bertanggung jawab
atas proses belajar siswa di sekolah, sehingga keberhasilan suatu
pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana guru membimbing siswa untuk
belajar ataupun menyelesaikan masalahnya.
Dari pengertian beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwasanya
pembelajaran adalah kegiatan mengajar dan belajar yang dirancang oleh
guru untuk siswa dengan tujuan mengembangkan kemampuan siswa.
c. Pengertian Media Pembelajaran
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang dapat
menunjang berhasilnya proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran sseperti yang dikemukakan oleh Hamalik dalam
Arsyad Azhar (2014). Sejalan dengan pendapat ini Haryono Ari Dwi (2015)
juga mengemukakan bahwasanya media dikatakan sebagai alat yang dapat
membantu guru menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran Sutrianawati (2018) mengungkapkan
bahwasanya media pembelajaran adalah segala bentuk alat atau bahan yang
digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung untuk
menyelesaikan masalah ataupun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian media pembelajaran juga diungkapkan oleh (Jalmur, 2016) yaitu
semua software dan hardwarea yang dapat menyampaikan isi materi dari
sumber pembelajaran disebut dengan media pembelajaran.
18
Pendapat mengenai media pembelajaran juga di ungkapkan oleh
Briggs dalam Oka Gede Putu Arya (2017) sebagai sebuah motivasi yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Segala sesuatu yang digunakan
menyalurkan pesan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar mencapai
tujuan pembelajaran (Oka, 2017)
Definisi media pembelajaran menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua alat yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan
infromasi sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
d. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Manfaat utama dari pengguaan media pembelajaran yaitu membantu
guru untuk menjelaskan informasi kepada siswa sehingga siswa termotivasi
untuk belajar dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka
agar hasil belajar siswa meningkat dalam waktu singkat. Sejalan dengan
pendapat beberapa ahli, manfaat media juga telah disimpulkan oleh (Arsyad
Azhar 2014) yaitu :
1. Memperjelas informasi sehingga membuat proses pembelajaran
menjadi lancar dan meningkatkan hasil belajar
2. Membuat siswa memperhatikan sehingga memotivasi siswa untuk
belajar dan berinteraksi langsung dnegan lingkungannya
3. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan indera manusia
4. Memberikan pengalamn yang sama kepada siswa mengenai
peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar mereka
Manfaat media juga diungkapkan oleh (Susilana dan Riyana, 2009)
diantaranya :
19
1. Mengkonkritkan konsep yang abstrak. Penjelasan konsep materi
yang berupa abstrak dapat diperjelas penyampaiannya dengan
menggunakan media
2. Menghadirkan objek – objek yang dinilai terlalu berbahaya dan
tidak memungkinkan dibawa ke dalam kelas
3. Menampilkan objek yang terlalu besar dan terlalu kecil. Benda
yang dianggap terlalu besar dapat disisati dengan penggunaan
media sehingga siswa dapat belajar dengan media yang telah
disediakan
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
penggunaan slow motion dalam media film dapat digunakan pada
materi tertentu.
Manfaat penggunaan media pembelajaran juga dibahas oleh Ely
dalam Danim pada penelitian Nunu Mahnun (2012) menyebutkan beberapa
manfaat dari penggunaan media pembelajaran yaitu :
1. Meningkatkan mutu pendidikan dari kecepatan pembelajaran
2. Memberikan pendidikan yang kemungkinan bersifat individual
3. Memberikan dasar pengajaran yang bersifat lebih ilmiah
4. Pengajaran dapat dilakukan dengan lebih mantap
5. Meningkatkan kedekatan dalam proses pembelajaran
6. Memberikan penyajian materi yang lebih luas
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi media
pembelajaran diungkapkan oleh (Susilana dan Riyana 2009) yaitu
1. Memperjelas proses pembelajaran agar tidak berpaku pada metode
verbalistis
20
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga
3. Menimbulkan motivasi belajar dan interaksi langsung dengan
siswa
4. Memberikan pengalaman yang sama pada masinng-masing siswa
sehingga menimbulkan persepsi yang sama.
Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh (Sumiharsono
& Hasanah, 2017) diantaranya yaitu:
1. Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran
2. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses
pembelajaran
3. Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujua
pembelajaran
4. Media pembelajaran bukan sebasgai alat hiburan ataupun
pelengkap
5. Media pembelajaran digunakan agar siswa lebih cepat memahami
dan mengerti materi yang diajarkan
6. Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran
e. Kriteria Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat
menunjang keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, oleh karena itu
sebelum menggunakan media berikut kriteria media pembelajaran menurut
(Jalmur, 2016) yaitu :
21
1. Tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi
3. Karakteristik siswa
4. Gaya belajar siswa
5. Lingkungan dan
6. Ketersediaan sarana pendukung
Pemilihan media tidak boleh dilakukan dengan asal karena terdapat
beberapa pertimbangan dalam menentukan media pembelajaran yang akan
digunakan selama proses pembelajaran, sehingga Aqib (dalam Haryono Ari
Dwi, 2015) mengemukakan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan
guru dalam menentukan media yang akan digunakan, diantaranya : (1)
Kompetensi pembelajaran, (2) karakteristik peserta didik, (3) karakteristik
media pembelajaran, (4) waktu yang tersedia, (5) biaya yang diperlukan, (6)
ketersediaan fasilitas dan peralatan, (7) konteks penggunaan, (8) mutu
teknis media.
Kriteri pemilihan media merupakan syarat yang harus dimiliki guru
untuk menunjang hasil belajar siswa. penggunaan media yang kurang tepat
akan memperngaruhi tingkat berhasilnya proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa.
Dari kriteria media pembelajaran yang telah diuraikan oleh ahli diatas,
dapat diuraikan kriteria media pembelajaran sebagai berikut :
1. Media yang digunakan harus sesuai dengan sasaran kelompok
siswa
22
2. Media harus sesuai dengan silabus pembelajaran yang mencakup
kompetensi, tujuan dan materi
3. Ketersediaan waktu, biaya dan SDM di lingkungan belajar siswa
4. Media yang digunakan dapat mempermudah siswa dalam
memahami materi yang disampaikan guru
5. Media yang mudah penggunaannya oleh guru maupun siswa
6. Media yang dapat bertahan dalam waktu yang lama sehingga
media dapat digunakan kapanpun dan dimanapun
f. Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan guru untuk
membantu menyampaikan informasi selama proses pembelajaran. Media
yang dapat digunakan guru selama proses pebelajaran terdapat beberapa
jenis. Jenis dari media pembelajaran (menurut Arsyad Azhar, 2014) adalah
sebagai berikut:
1. Media berbasis Manusia. Proses pembelajaran dengan menggunakan
media manusia dapat dilakukan oleh guru apabila tujuan dar
pembelajaran tersebut berupa sikap sehingga dapat dilihat langsung
oleh siswa
2. Media berbasis cetakan. Media pembelajaran dengan berbasis cetakan
biasa dikenal dengan buku, LKS, majalah, koran dan majalah. Media
ini dapat digunakan guru sebagai contoh langsung mengenai
konsistensi format penulisan dalam sebuah majalah atau koran
3. Media berbasis visual. Media pembelajaran yang berbasis visual
merupakan media yang berperan penting dalam proses pembelajaran
23
karena dapat memperlancar siswa untuk memahami informasi dan
memperkuat daya ingat siswa
4. Media berbasis Audio visual. Media yang berbasis audio visual adalah
media yang menggabungkan suara dan visual sehingga menambah
pekerjaan tambahan dalam memproduksinya. Media ini memerlukan
storyboard dan penulisan naskah sehingga memerlukan rancangan dan
persiapan yang banyak
5. Media berbasis komputer. Komputer dianggap dapat dijadikan medai
karena dapat menyajikan infromasi yang dapat membantu siswa
memahami infromasi yang telah disampaikan oleh guru.
Jenis media yang telah diuraikan di atas, media pembelajaran yang
akan dikembangkan oleh peneliti yaitu berupa media pembelajaran audio
visual dengan tujuan meningkatkan kemampuan verbal linguistik siswa
dalam pelajaran bahasa Inggris.
Proses pembelajaran akan lebih mudah mencapai tujuan ketika guru
memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan baik, sehingga
terdapat beberapa jenis media yang harus diperhatikan oleh guru. Usaha
dalam pengelompokan media pembelajaran dilakukan oleh beberapa ahli,
salah satunya ialah Rudy Bretz dalam Jalmur Nizwadi (2016)
mengelompokkan media menjadi delapan kategori yaitu : (1) media
audiovisual gerak (2) media audiovisual diam, (3) media audio gerak, (4)
media vsual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media
audio dan (8) media cetak.
24
g. Pengembangan Media Pembelajaran
Berdasarkan Undang-Undang no 18 tahun 2002 Bab I Pasal I
mengenai pengembangan yaitu kegiatan pengetahuan yang bertujuan
memanfaatkan teori yang benar untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan
menghasilkan ilmu pengetahuan yang baru. Sejalan dengan undang-undang
tersebut pengembangan menurut (Haryono, 2014) ada dua kategori yaitu
pertama adalah kegiatan memodifikasi dan mengembangkan suatu media
yang telah ada dengan cara memainkan atau memperagakannya setelah
direvisi atau diperbaiki sesuai kebutuhan. Kedua adalah mebuat media yang
baru berdasarkan kreativitas pembuat yang disesuaikan dengan
kebutuhannya. Dari dua teori diatas dapat diatrik sebuah kesimpulan
bahwasanya pengembangan adalah kegiatan dalam memanfaatkan teroi
yang telah teruji kebenarannya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau
hal baru dengan cara memodifikasi dari pengembangan dan teori yang telah
ada.
Pembuatan media selalu diawali denga perencanaan menurut
(Susilana Rudi dan Riyana, 2009) salah satu dari perencanaan tersebut yaitu
mencocokkan materi dan tujuan dengan media pembelajaran, sehingga
apabila media yang seusai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran
belum tersedia maka perlu adanya sebuah pengembangan media yang cocok
digunakan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai, karena aspek penting
dalam mengembangkan media yaitu membantu proses pembelajaran
menjadi lebih jelas.
25
Pengembangan media pembelajaran dilakukan secara sistematis
berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa agar tujuan
pembelajaran tercapai. Dalam pengembangan media pembelajaran terdapat
beberapa prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Susilana Rudi
dan Riyana Cepi (2009)
Berikut adalah bagan dari prosedur pengembangan media
pembelajaran dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
Tahap awal dalam pengembangan media pembelajaran yakni
mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa. kebutuhan yang
dimaksud yaitu katidakseimbangan antara kemampun dan ketrampilan
siswa dengan ketrampilan dan kemampuan yang kita inginkan. Apabila
Gambar 2.1 : bagan prosedur pengembangan
(Sumber : Susilana Rudi dan Riyana Cepi (2009)
ya
tidak
Perumusan butir-butir
materi
Perumusan alat
pengukur keberhasilan
GPBM
Penulis naskah media
Tes uji coba
Identifikasi
kebutuhan
&
karakteristik
Perumusa
n tujuan
Revisi
Naskah
siap
produksi
26
terdapat ketidakseimbangan dalam pembelajaran maka media
pembelajaran akan dibutuhkan untuk menyeimbangakan kemampuan
dan ketrampilan siswa sesuai dengan keinginan kita karena masing-
masing siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda.
2. Perumusan tujuan intruksional
Perumusan tujuan pembelajaran merupakan salah satu prosedur dari
pengembangan media pembelajaran, karena dengan adanya tujuan akan
mengarahkan siswa menguasai dan mengembangkan kemampuan
sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut dengan bantuan media
pembelajaran.
3. Perumusan butir-butir materi terperinci
Perumusan materi pembelajaran merupakan titik tolak ukur dari
perumusan tujuan pembelajaran. Materi harus disusun dengan
memperhatikan syarat yang berlaku yaitu:
a) Sahih dan valid
b) Tingkat kepentingan mater
c) Kebermanfaatan
d) Learnability
4. Mengembangkan alat ukur keberhasilan
Pembelajaran yang telah dilaksanakan harus diukur untuk mengetahui
apakah pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Pengukuran
keberhasilan proses pembelajaran menggunakan alat pengukur hasil
belajara siswa yaitu dengan tes, penugasan dan daftar cek perilaku
siswa.
27
5. Menuliskan GPBM
Penulisan GPBM (Penulisan Garis Besar Program Media) merupakan
petunjuk dalam merancang media yang akan dibuat. Menulis GPBM
harus mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan dan materi. Untuk
merancang media pembelajaran, penulisan GPBM dilakukan apabila
telah menganalisis topik yang akan digunakan untuk merancang media
pembelajaran.
6. Menuliskan naskah media
Penulisan naskah media digunakan untuk merencakan program media
pembelajaran sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam
pembuatan media pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan, karena media
pembelajaran mengandung isi dan tujuan dari pembelajaran, sehingga
melalui penulisan naskah media ini dapat melihat kesesuaian anatar
materi, tujuan dan media yang akan dibuat.
4. Media Maket Animal
Pengertian media pemebalajaran maket menurut Sudjana dalam
Nuraisyah Fitriani (2017) yaitu tiruan tiga dimensi dari benda nyata yang
terlalu besar, jauh, kecil, mahal dan rumit untuk dibawa guru ke kelas untuk
dipelajari siswa. pengertian maket menurut Sudjana sejalan dengan pendapat
Prastowo Andi ( 2018 ) yang mengemukakan bahwasanya maket ialah segala
bentuk tiruan yang memiliki skala. Pengertian maket juga tertulis dalam
KKBI yaitu bentuk tiruan dalam tiga dimensi dengan skala kecil yang biasa
terbuat dari kayu dan tanah liat.
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian dari maket ialah bentuk tiruan benda yang tidak memungkinkan
28
dibawa ke dalam kelas karena berbagai faktor dengan bentuk skala lebih kecil
dan tiga dimensi.
Maket animal yang dikembangkan oleh peneliti yaitu maket yang
bertemakan kebun binatang yang dibuat pada materi kosakata wild animal
untuk meningkatkan kemampuan verbal linguistik siswa khususnya dalam
pengucapan kosakata. Media maket animal ini di rancang dengan audio
sehingga siswa mengetahui cara pengucapan kosakata animal dengan tepat,
selain itu siswa juga mencoba dan berperan langsung dalam menjalankan
media maket animal agar siswa paham dan mudah mengingat kosakata yang
telah dipelajarinya.
Pengembangan media maket animal ini memiliki kelebihan yaitu siswa
mencoba langsung sehingga mengetahui kosakata dari masing-masing
binatang yang telah di tancapkan pada media, kemudian siswa mengetahui
cara pengucapan kosakata binatang terebut dengan tepat. Konstribusi siswa
dalam menjalankan media maket animal ini akan menunjang kemampuan
verbal linguistik siswa dalam mengucapkan kosakata dan juga menuliskan
kosakata bintanag tersebut.
5. Materi Animal
Materi wild animal pada bahasa Inggris meliputi:
1. Menirukan pengucapan kosakata wild animal 10 binatang yang tertulis
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Materi Animal
No Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Pengucapan
1 Gajah Elephant ‘eləfənt 2 Rusa Deer dir
3 Singa Lion ‘laiən
4 Badak Rhino ‘rainow
5 Jerapah Giraffe jə′ræf 6 Buaya Crocodile ‘krȧkədail
29
7 Zebra Zebra ‘ziebra
8 Gorila Gorilla gə’rilə
9 Kanguru Kangaroo kænggə’ruw
10 Harimau Tiger ‘taigər
2. Melengkapi huruf dalam kosakata
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian pengembangan yang akan dikembangkan oleh peneliti
terdapat beberapa penelitian yang relevan diantaranya :
Tabel 2.2 Penelitin yang Relevan
No Nama & Judul Persamaan Perbedaan
1 Ghea Putri Fatma
Dewi (2012) dengan
judul “Pengembangan
Game Edukasi
Pengenalan Nama
Hewan dalam Bahasa
Inggris Sebagai Media
Pembelajaran Siswa
SD Berbasis
Macromedia Flash”
Materi kosakata
animal dalam
pelajaran bahasa
Inggris
Dalam penelitian Ghea Putri
Fatma Dewi yaitu
mengembangkan media
macromedia flash sedangkan
dalam penelitian yang akan
dikembangkan oleh peneliti
yaitu media pembelajaran
berupa maket animal
Dalam peneliti terdahulu
materi pembelajaran sebatas
pada pengenalan hewan,
sedangkan pada penelitian
yang akan dilakukan yaitu
meningkatkan kemampuan
verbal linguistik pada materi
animal
2 Rizty Sholichah
(2016) dengan judul
“Pengembangan
Media Card English
Vocabulary dalam
Pembelajaran
Kosakata Bahasa
Inggris Untuk Siswa
SD/MI”
Materi kosakata
animal dalam
pelajaran bahasa
Inggris
Dalam peneliti terdahulu
yaitu mengembangkan media
kartu sebagai media
pembelajaran sedangkan
dalam penelitian ini,
mengembangkan media
pembelajaran berupa maket
animal
C. Kerangka Pikir
Berikut adalah kerangka berpikir dari penelitian pengembangan media
pembelajaran maket animal
30
Pembelajaran Muatan Lokal
Bedasarkan Permendikbud no 79 tahun 2014
Kondisi di Lapangan
1. Siswa belum berperan aktif dalam
proses pembelajaran
2. Guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab
3. Siswa bosan sehingga 15 dari 40
siswa tidak memperhatikan proses
pembelajaran
4. Kemapuan verbal linguistik siswa
masih kuranng
Penekanan
1. Model pembelajarabn yang berpusat pada siswa dalam proses
pembelajaran agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingungan
sekitar
2. Media pembelajaran yang membantu guru dalam meyampaikan materi
Kondisi Ideal
1. Siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran
2. Guru menggunakan media sebagai
alat bantu dalam penyampaian
materi
3. Siswa memahami materi yang
diberikan
4. Kemampuan verbal linguistik siswa
pada materi kosakata
Analisis Kebutuhan
1. Keterbatasan media yang digunakan
2. Penerapan media kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan
verbal linguistik siswa
Pengembangan media “maket
animal” Model pengembangan
ADDIE
Hasil produk pengembangan media maket animal
Evaluasi Implement
asi Analisis Desain Pengemban
gan